Tumgik
#muadzin
chillinaris · 2 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Pelajaran Subuh
1 note · View note
hidayatuna · 2 years
Text
Syarat-syarat Adzan, Iqomat dan Muadzin
Syarat-syarat Adzan, Iqomat dan Muadzin
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Berikut ini syarat-syarat adzan dan iqomat serta syarat orang yang yang melakukannya. Adapun orang yang menguandangkan adzan disebut muadzin. Jika anda hendak menjadi muadzin, simak syarat muadzin berikut ini. Adzan sendiri secara bahasa berarti al-i’lam yang artinya pemberitahuan. Sedangkan menurut istilah, adzan adalah ucapan atau bacaan tertentu untuk mengetahui…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
mamadkhalik · 16 days
Text
Catatan Kemenangan : Amanah Rasul
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainya. Begitu perintah Rasulullah Shallalahualaihi Wassalam kepada kita para umatnya.
Satu mindset penting yang ditanamkan oleh guru kami adalah ketika kita menyelamatkan satu orang dan mengajaknya dalam kebaikan, sesungguhnya kita sedang menyelamatkan satu peradaban suatu hari kelak.
Cerita Abdur tentang membaca buku Saksikan Aku Seorang Muslim tulisan Ustadz Salim ini menyadarkan tentang bagaimana ikhtiar kita untuk memberikan kebermanfaatan pasti akan menemukan jalan kebaikan lainya, dan tentu akan kembali kepada kebermanfaatan untuk pribadi baik dunia dan akhirat.
Ustadz Salim dengan dinamika penulisan buku tersebut, mungkin tak akan pernah berpikir akan mempengaruhi satu komika yang cukup berpengaruh di skena Stand Up Comedy Indonesia saat ini. Beliau hanya mengazamkan diri untuk bermanfaat melalui tulisan.
Memang benar, kebermanfaatan itu akan terkapitalisasi dengan sendirinya. Tugas kita itu sederhana, bermanfaat dengan mengoptimalkan apa yang kita miliki saat ini untuk mengajak dalam kebaikan mendekat kepada takwa.
Tentu dalam perjalananya pasti akan muncul perasaan takut, ragu, dan akhirnya mengurungkan niat. Namun Ustadz Salim memberikan analogi yang menarik dengan mencontohkan seorang Muadzin. Dia belum menjalan sholat dan belum memperoleh 'kemenangan' tapi tetap menyeru untuk mengajak kepada 2 hal tersebut. Itu menjadi dasar kenapa kita harus tetap yakin dalam menyeru dan mengajak dalam kebaikan, syaratnya tetap dibarengi dengan niat tulus yang ikhlas.
Jadi seorang muslim memang semudah itu. Tinggal kita saja yang mau bergerak dengan apa yang kita yakini, tentunya mengharap apa yang kita lakukan menjadi hujjah untuk masuk di SurgaNya kelak. Semoga.
Surakarta, 05 Syawal 1445 H.
youtube
15 notes · View notes
yunusaziz · 2 years
Text
Kenapa Kita Harus Minta Hidayah
Kalau kita sudah tahu bahwa suatu amalan itu baik dan benar, lalu kemudian kita amalkan, maka hal yang perlu dipastikan selanjutnya adalah bagaimana cara menjaga keistiqomahan dalam melaksanakannya. Sebab tidak ada garansi dari amalan kebaikan bahkan keimanan sekalipun yang kita lakukan dan yakini hari ini, menjadi gambaran akhir dari kehidupan kita.
Bukankah banyak sirah yang memberi kita banyak hikmah akan hal itu. Misalnya kisah tentang seorang muadzin yang saat itu hendak adzan di menara tinggi, dari ketinggian dia melihat seorang wanita cantik Nasrani, karena terbuai dengan pesona cantiknya, lantas dia tinggalkan agamanya hanya untuk menikahinya. Ia meninggal di hari pertama pernikahannya, bahkan sebelum mencampuri istrinya.
Atau pula, kisah seorang hafidz Qur'an di zaman tabi'in yang terkenal kezuhudannya, puasa Daudnya, keilmuan syar'i-nya dan lain segala bentuk ketakwaan lainnya. Ketika panggilan perang digaungkan, justru ia malah terbuai dengan pesona seorang wanita. Ia gadaikan semua keimanan dan ketakwaannya itu hanya untuk seorang wanita. Di akhir hayat, dari seluruh hafalannya tersisa dua ayat saja yang ada di kepalanya.
Dan masih banyak lagi kisah yang dapat kita selami hikmahnya. Kisah seorang sholih di zaman nabi Musa yang doanya tidak pernah tertolak, sahabat utusan Rasulullah sebagai delegasi sunnah, Ubaidillah bin Ja'syi ditugaskan untuk menyelamatkan agamanya ke Habasyah, dan masih banyak lagi, semua kisah-kisah itu memiliki ujung yang sama, mereka murtad, menggadaikan keimanannya.
Dilain sisi, ada yang justru sebaliknya. Semasa hidupnya dipenuhi dengan kemaksiatan, lari dari satu dosa ke dosa lainnya, jatuh ke lubang kehinaan, akan tetapi di akhir hayat, Allah selamatkan dia, diberikan hidayah padanya hingga dia kembali ke jalan kebenaran.
Akhirnya kita sadar, betapa mahalnya hidayah itu. Maka, ketika kita sudah tahu bahwa satu amalan itu baik dan benar, kemudian kita amalkan, kewajiban selanjutnya adalah bagaimana menjaga keistiqomahan itu, dengan cara apa? Berdoa. Minta kepada Allah untuk memberikan kita hidayah. Teruslah minta hal tersebut, agar Allah senantiasa menjaga diri kita pada jalan kebenaran, jalan yang akan mengantarkan diri kita nanti, pada jannah yang merupakan janji pastinya.
Semoga Allah senantiasa menjaga diri kita, keluarga kita, teman dan orang-orang yang kita sayangi berada dalam hidayah dan taufik dari-Nya. Aamiin yaa Robbal ‘alamin.
Wallahua'lam bis showab.
139 notes · View notes
bayuvedha · 2 years
Text
BELAJAR JADI BESAN SEJAK DINI
Tumblr media
Catatan Buat Calon Besan
Ust. Budi Ashari, Lc.
Ini memang bukan zaman Siti Nurbaya. Ya, karena ini zaman yang akan mengembalikan kebesaran Islam. Kehadiran kembali generasi sehebat generasi terbaik; Shahabat Rasulullah. Dan tema kita ini merupakan salah satu konsep parenting nabawiyah.
Gara-gara kalimat ini bukan zaman Siti Nurbaya, para orangtua merasa ‘tertekan’ oleh anak-anaknya. Akhirnya keluarlah kalimat ‘menyerah’ para orangtua: Terserah kamu, asal kamu bahagia, ayah dan mama tinggal merestui saja.
Saya mengkhawatirkan kalimat yang terlihat sangat bijak itu, maknanya kelemahan orangtua dan ketidakmampuan memberi masukan kepada anaknya. Karena anak-anaknya telah kalah oleh zaman yang bukan lagi zaman Siti Nurbaya.
Memaksa anak sehingga tidak mempunyai hak suara juga tidak dibenarkan oleh Rasulullah. Tetapi jangan hanya berhenti di sini. Lihatlah apa yang dilakukan oleh Rasulullah dalam kehidupan beliau soal mencari menantu atau menjodohkan.
Konsep mencari jodoh telah disampaikan secara lisan oleh Rasulullah di hadapan para shahabat. Tetapi Nabi tak berhenti sampai di situ. Nabi pun langsung terjun ke lapangan perjodohan untuk mengawal langkah pertama sebuah peradaban itu. Agar tidak salah langkah.
Ada kisah siroh sederhana yang sering kita dengar tetapi terlewatkan pelajarannya.
Coba ingat kembali 4 shahabat paling mulia Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali –radhiallahu anhum-.
Dan lihat komposisi menarik dari ke-4 shahabat tersebut:
Abu Bakar = Mertua (Nabi menikahi Aisyah)
Umar = Mertua (Nabi menikahi Hafshah)
Utsman = Menantu (Nabi menikahkan Ruqoyyah kemudian Ummu Kultsum)
Ali = Menantu (Nabi menikahkan Fathimah)
2 mertua dan 2 menantu.
Jadi ikatan Nabi dengan keempat Khalifah sepeninggal beliau tak hanya ikatan Nabi dan umatnya, guru dan muridnya. Tetapi hingga ikatan menantu dan mertua, mertua dan menantu.
Hal seperti ini tak hanya berhenti pada kisah keluarga-keluarga mulia tersebut. Nabi juga ikut menentukan perjodohan yang terjadi di beberapa shahabatnya.
Bacalah kembali proses perjodohan Bilal muadzin Nabi yang berkulit hitam dan mantan budak itu dengan Halah binti Auf, saudari Abdurahman bin Auf saudagar kaya dari Quraisy. Nabi yang berkali-kali mengatakan kepada keluarga Abdurahman bin Auf: Kemanakah kalian dengan Bilal? Bagaimana kalian dengan calon penghuni surga itu?
Dan perjodohan itupun terjadi.
Baca juga proses perjodohan Fathimah binti Qois, wanita Quraisy yang terhormat itu. Saat ia dilamar oleh Muawiyah dan Abu Jahm, Nabi mengatakan bahwa keduanya tidak ada yang cocok untuk Fathimah binti Qois. Dan Nabi pun memberi saran: Menikahlah dengan Usamah.
Dan perjodohan itupun terjadi.
Renungi juga penolakan tawaran awal Nabi yang meminta seorang gadis dari keluarga Anshor untuk dinikahkan dengan Julaibib, lelaki miskin dan jauh dari kata tampan.
Dan perjodohan itupun terjadi.
Antara shahabat pun terjadi saling menjodohkan. Lihatlah antara dua orang besar: Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib. Ali kelak menjadi mertua untuk Umar bin Khattab. Karena putrinya Ali yang bernama Ummu Kultsum dinikahi oleh Umar. Umar berkata: Sesungguhnya aku menikahinya karena teringat sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “Semua sebab dan nasab terputus kecuali sebab dan nasabku.” Karena itulah Umar sangat memuliakan Ummu Kultsum binti Ali dengan mahar pernikahan: 40.000 Dirham. (Lihat Al Bidayah Wan Nihayah, Ibnu Katsir)
Demikian juga tanggung jawab seorang ayah; Umar bin Khattab saat melihat putrinya Hafshoh menjanda karena suaminya meninggal. Umar mendatangi Abu Bakar untuk menawarkan putrinya agar dinikahi oleh Abu Bakar. Tapi Abu Bakar hanya diam saja. Kemudian ditawarkan kepada Utsman, tetapi Utsman menolak. Hingga Umar mengadu kepada Rasulullah dan kemudian dinikahi oleh Rasulullah.
Contoh seperti ini bertebaran sangat banyak di dalam sejarah orang-orang terbaik itu. Sebenarnya banyak pelajaran dari kisah-kisah tersebut. Tetapi tulisan ini hanya ingin menyoroti satu hikmah saja. Yaitu: mereka saling menikahkan anak-anak mereka dengan orang dan keluarga yang sudah sangat dikenalnya bahkan telah dekat karena ikatan kebersamaan satu pengajian di majlis Rasulullah dan ikatan persahabatan imani antar mereka.
Inilah sebenarnya solusi parenting dan jawaban dari kegundahan para pencari mantu hari ini. Sekaligus mengembalikan peran dan fungsi orangtua dalam pemilihan jodoh anaknya.
Cobalah tengok ke kanan dan kiri tempat anda duduk mengaji bersama. Ada teman-teman kita yang sama rajinnya dengan kita dalam menuntut ilmu Islam. Sudah lama kita mengenal kebaikan, ilmu dan semangatnya membentuk keluarga Islami. Kalau di keluarga itu ada pasangan yang tepat untuk anak kita, bisikkan kepadanya:
YOK KITE BESANAN....
😃😃😃
36 notes · View notes
woototheisa · 2 years
Text
Maghrib Tersunyi Para Jamaah
Tumblr media
Senja itu, matahari enggan menjadi jingga karena tertutup awan kelabu. Dengan mengayuh sepeda, yang setia menemani sejak usia dua belas—ku lajukan menuju surau sederhana yang kini menjadi lebih luas karena renovasi. Perasaan senang, karena akhirnya bisa ke surau lagi. Tak lupa, perasaan sedih pun telah menggelayuti hati, sejak setibanya di rumah. Sedih, karena Sang Guru kita tidak bisa hadir maghrib itu. Kemana pula beliau? Apa yang terjadi?
Maghrib itu, menjadi maghrib paling sunyi yang pernah terjadi. Jamaah laki-laki hanya satu baris, begitu pula yang perempuan. Anak-anak kecil ada, tapi tak sebanyak biasanya. Setelah adzan berkumandang, sekitar sunyi. Hanya terdengar rintik hujan di luar. Imam sudah bersiap di tempat, dan bersiap tidak seperti biasanya. Ada sepatah dua patah kata dari Sang Imam sebelum shalat Maghrib diselenggarakan. Perkataan apa pula? Bukankah seperti biasa imam shalat jamaah selalu mengingatkan para makmum untuk merapatkan barisan? Tidak. Tidak hanya perkataan itu.
Baik, kejadian tak diinginkan telah menimpa Sang Guru kita Subuh tadi. Bahkan, kala itu masih sebelum Subuh. Sang Guru tiba di surau dengan niat seperti biasa, untuk tadarus Al-Qur'an sebelum Subuh. Beliau selalu menjadi orang pertama yang tiba di surau. Tak disangka, ternyata sudah ada satu orang yang mendahuluinya tiba di surau. Orang tersebut, kadang kala menjadi muadzin di surau itu. Tapi, ini tidak biasa. Karena, muadzin ini, mengumandangkan adzan lebih cepat dari waktu yang seharusnya.
Sang Guru tentu saja tidak diam begitu saja. Sang Guru berniat baik, memberitahu jika ini belum waktunya adzan dikumandangkan. Sang Guru mengingatkan muadzin kala adzan baru sampai pada lafadz "Allahu Akbar.. Allahu Akbar". Suara muadzin yang telah terdengar oleh beberapa warga sekitar, mendadak terputus. Padahal, tidak mati listrik. Apa yang terjadi dalam rentang waktu itu?
Sang Guru kita, telah berdarah-darah di tangan sang muadzin yang telah dikuasai emosi iblis. Ia merasa tidak terima, karena memang seharusnya ia adzan pada detik itu juga. Sang Guru yang telah tua renta tak mampu melawan, dan hanya mengatakan sepatah kalimat, "Kau mau membunuhku? Bunuh saja", dan benar. Muadzin itu telah menghabisi Sang Guru, di rumah Allah. Saat ini, Sang Guru masih berjuang melawan sakitnya, dan belum sadarkan diri.
Kembali pada imam shalat Maghrib. Sepatah dua patah itu berisikan perintah untuk mendoakan Sang Guru yang tengah berjuang antara hidup dan mati. Dalam kesunyian Maghrib, suara sang imam terdengar parau, gemetar hebat menahan tangis. Tiba saat membaca surat pendek, sang imam sempat berhenti, terisak. Para jamaah pun sama. Kami semua merasakan kesedihan yang sama. Dalam sunyi itu tiada suara anak kecil yang biasanya berisik. Hanya terdengar suara isak tangis tertahan dari para jamaah di surau. Entah ibadah kami diterima atau tidak kala itu.
Shalat Maghrib usai, semuanya diam. Sibuk dengan bait doa masing-masing. Sibuk menangis dengan tangan menengadah. Mengharapkan satu keajaiban untuk Sang Guru kita. Berbarengan dengan itu, hujan turun. Seolah semesta pun turut bersedih atas kabar yang tak diinginkan. Kami yang seusai shalat Maghrib bergegas tadarus Al-Qur'an, kala itu masih tetap terdiam. Masih tidak percaya, atas apa yang sudah terjadi. Sibuk dengan pergulatan kesedihan masing-masing.
2 notes · View notes
arroomsstuff · 2 years
Text
✍️ *SESEORANG MENINGGAL SESUAI DENGAN KEBIASAANYA*
.
Tentunya setiap kita berharap dianugrahi husnul khotimah… ajal menjemput tatkala kita sedang beribadah kepada Allah… tatkala bertaubat kepada Allah…sedang ingat kepada Allah… , akan tetapi betapa banyak orang yang berharap meninggal dalam kondisi husnul khotimah akan tetapi kenyataan yang terjadi adalah sebaliknya…. Suul khootimah… maut menjemputnya tatkala ia sedang bermaksiat kepada Penciptanya dan Pencipta alam semesta ini…
 
Bagaimana mungkin seseorang meninggal dalam kondisi husnul Khotimah sementara hari-harinya ia penuhi dengan bermaksiat kepada Allah… hari-harinya ia penuhi tanpa menjaga pendengarannya… pandangannya ia umbar… hatinya dipenuhi dengan beragam penyakit hati… lisannya jauh dari berdzikir dan mengingat Allah…
 
Ingatlah para pembaca yang budiman… sesungguhnya seseorang akan dicabut nyawanya berdasarkan kehidupan yang biasa ia jalankan…
 
Kisah Aamir bin Abdillah Az-Zubair. Mush’ab bin Abdillah bercerita tentang ‘Aamir bin Abdillah bin Zubair yang dalam keadaan sakit parah : ‘
 
Aaamir bin Abdillah mendengar muadzin mengumandangkan adzan untuk shalat maghrib, padahal ia dalam kondisi sakaratul maut pada nafas-nafas terakhir, maka iapun berkata, “Pegang tanganku ke mesjid…!!” merekapun berkata, “Engkau dalam kondisi sakit !” , Diapun berkata,”Aku mendengar muadzin mengumandangkan adzan sedangkan aku tidak menjawab (panggilan)nya? Pegang tanganku…!
 
Maka merekapun memapahnya lalu iapun sholat maghrib bersama Imam berjama’ah, diapun shalat satu rakaat kemudian meninggal dunia. (Lihat Taariikh Al-Islaam 8/142)
 
Inilah kondisi seorang alim yang senantiasa mengisi kehidupannya dengan beribadah sesegera mungkin… bahkan dalam kondisi sekarat tetap ingin segera bisa sholat berjama’ah…. Bandingkanlah dengan kondisi sebagian kita… yang tatkala dikumadangkan adzan maka hatinya berbisik : “Iqomat masih lama…., entar lagi aja baru ke mesjid…, biasanya juga imamnya telat ko’…, selesaikan dulu pekerjaanmu.. tanggung…”, dan bisikan-bisikan yang lain yang merupakan tiupan yang dihembuskan oleh Iblis dalam hatinya.
.
.
🌐 Firanda.com
📷 @ittiba.id
.
2 notes · View notes
straline · 2 years
Text
Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk!
Penulis merasa menjadi orang yang sok sibuk di hadapan Tuhannya. Aktivitasnya sehari-hari telah membuat jarak yang kian jauh antara ia dan Rabb-nya. Ia merasa berulang kali mengutamakan urusan dunianya ketimbang menghambakan diri kepada Rabb-nya. 
Menata Hati, Membenahi Nurani.
Tuhan, Maaf, Kami Sedang Sibuk.
“Tuhan, maaf, kami orang-orang sibuk. Kami memang takut neraka, tetapi kami kesulitan mencari waktu untuk mengerjakan amalan yang dapat menjauhkan kami dari neraka-Mu. Kami memang berharap surga, tapi kami hampir tak ada waktu untuk mencari bekal menuju surga-Mu.”
Berapa banyak waktu yang kau sempatkan untuk beribadah?
Berapa banyak penghasilan yang kau sisihkan untuk bersedekah?
Kita bagaikan seorang yang sangat sibuk, bahkan untuk beribadah kepada Allah pun kita masih harus menyempatkan bukannya memprioritaskan.
Kita bagaikan orang yang pelit karena menyedekahkan harta yang tersisa.
Seluruh hidup kita seharusnya kita persembahkan dalam pengabdian kepada Allah.
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Tuhan kita Mahaadil. Tetapi mengapa kita tak adil kepada-Nya? Ketika ada SMS masuk, kita begitu bergegas membaca dan membalasnya, tetapi mengapa ketika Tuhan memanggil-manggil untuk menghadap-Nya, kita begitu berani menunda-nundanya?
Ketika bos kita memanggil, betapa takutnya kita sehingga dengan cepat kita menghadapnya, namun ketika panggilan Tuhan berkumandang, betapa berani dan lamanya kita untuk menghadap-Nya. Padahal yang memanggil kita adalah Tuhannya bos, Atasannya atasan.
Dengarlah panggilan Tuhan yang dikumandangkan oleh muadzin, Hayya ‘alashsholah. Mari menunaikan shalat. Tak cukup hanya itu, tetapi dilanjut dengan balasan yang indah, Hayya ‘alal falah. Mari meraih kemenangan. seolah Tuhan berkata, “Wahai manusia, berhentilah dari rutinitas kerjamu, istirahatlah sejenak dari kesibukanmu. Shalatlah dan sambutlah kemenangan. Shalatlah dan sambutlah kesuksesan. Shalatlah dan yakinlah kerjamu akan membuahkan keberhasilan dan lebih berkah.”
“Semua umatku akan masuk surga kecuali yang enggan memasukinya. Siapa yang menaatiku akan memasuki surga, dan siapa yang mendurhakaiku, maka dialah orang yang enggan masuk surga.” (HR. Bukhari)
4 notes · View notes
nrachma · 26 days
Text
Rahmat Allah itu selayak air, yang setia mencari hati yang rendah (2/3)
Eps 22 : 30 Kisah Mempesona
Kisah orang yang bertabur dengan ketaatan tetapi matinya justru menjadi suul khatimah.
Kisah pertama, Rasul pernah bercerita dari bani israil ada seseorang yang melakukan ibadah selama 500 thn, lalu suatu ketika dia tergoda dengan Wanita, lalu Wanita itu hamil dan untuk menutupinya maka dibnuhlah wanita itu bersama bayinya. Ketahuanlah perbuatan orang tersebut lalu disiksa oleh Masyarakat. Ia yang 500 thn beribadah justru diakhirnya ia kufur, menyangka dengan kufur itu bisa meringankan penderitaan yang dia tanggung. Meninggal dalam kondisi murtad pdhl 500 thn beribdah.
Kisah kedua, Seorang muadzin shalih tidak pernah tertinggal sholatnya. Suatu hari ia tergoda dengan wanita ketika keatas bukit untuk azan dia melihat ada perempuan dan tergoda dengannya, kemudian turun menghampiri Wanita tersebut, singkat cerita ia melamar, tetapi wanita itu nasrani, akhirnya lelaki itu murtad agar menikahi Wanita itu dan paling tragis ketika hari pertama nikah, ia sbelumnya membenarkan atap rumah bocor jatuh akhirnya meninggal. Ia menggadaikan iman, murtad, dan hari pertamanya dengan wanita tersebut justru meninggal.
Kisah ketiga, Ulama besar tahun 1900an Namanya Abdullah al-Qasemi terkenal dgn karangan momental, tapi jd atheis karna tergoda dgn Wanita atheis, padahal ulama besar dgn karangan luar biasa.
Kenapa ada orang ibadahnya bagus, ketaatannya bagus tapi akhirnya ujungnya adalah menjadi murtad? Karena meereka beribadah kepada Allah dengan ibadah yang mereka kerjakan tapi justru hati mereka ujub, dibalik 500 thn ibadahnya dia sombong, tinggi hatinya jumawa. Perasaan ujub itulah yang menjadikan Allah tidak berkenan untuk menerima amal siapapun. Allah biarkan mereka porakporanda dibalik ketaatan yang mereka lakukan, meninggalnya tragis murtad.
0 notes
yayusyru · 1 month
Text
╔═┄┄┄┉┉✽̶◆◇◇◆✽̶┉┉┄┄┄═╗        *✒️ FAIDAH TSIRWAH*╚═┄┄┄┉┉✽̶◆◇◇◆✽̶┉┉┄┄┄═╝🅃🅂🄸🅁🅆🄰🄷 🄸🄽🄳🄾🄽🄴🅂🄸🄰Pesantren Digital, Malang, Jatimhttps://tsirwah.com_22 Februari 2024_📚 *BERDOA KETIKA MENDENGAR MUADZIN DAN MENJAWAB ADZAN NYA*👳🏼‍♀️ _Ustadz Nabil Amru Fawwaz_وسمعته رضي الله عنه يقول إذا سمع المؤذن :مرحباً بالقائل عدلا، وبالصلاة مرحباً وأهلا. اللهم افتح أقفال قلوبنا لذِكْرِكَ، وأتمم علينا نعمتك بفضلك، واجعلنا من عبادك الصالحين. ثم يجيب المؤذن. _"Aku pernah mendengar Sidi Al-Habib Ahmad bin Umar bin Smith berdo'a ketika mendengar Muadzin:_ *مَرْحَبًا بِالْقَائِلِ عَدْلاً، وَبِالصَّلاَةِ مَرْحَبًا وَأَهْلاً* *اللّٰهُمَّ افْتَحْ أَقْفَالَ قُلُوْبِنَا لِذِكْرِكَ، وَأَتْمِمْ عَلَيْنَا نِعْمَتَكَ بِفَضْلِكَ، وَاجْعَلْنَا مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ* _Kemudian baru beliau menjawab adzannya muadzin."_ Referensi : _Majmu' Mawaid Wa Kalam Al-Imam Al-Allamah Al-Habib Umar bin Umar bin Smith, hal: 280._ 🅦🅐🅛🅛🅞🅗🅤 🅐🅛🅐🅜________________________________________✍🏻 _*FREE SHARE, TANPA MENGUBAH FORMAT PENULISAN*_🏛️ *©® Tsirwah Indonesia*KOMUNITAS ISLAMI : tsirwah.com/komunitas
View On WordPress
0 notes
cinnamon-eggroll · 2 months
Text
Menyiapkan amalan terbaik di bulan Ramadhan
Ustadz Adi Hidayat
Berkah itu bertambahnya dan konsistensinya nilai-nilai kebaikan
Kalau orang biasa menambah value kebaikan dalam dirinya dan konsisten menjaga itu dimaksudkan itu orang yang diberkahi
Kapan harta itu berkah? Bisa mendorong kita untuk menggunakannya dalam kebaikan
Kapan usia itu berkah? Kalau kita mengerjakan segala aktivitas yang baik
Kenapa adaptasi kebaikan itu penting? Ada keistimewaan yang dibentangkan Allah selama 24 jam, baru semalam pun kalo kita mendapat itu itu bisa  jadi lebih baik dalam sbeelumnya
Keberhasilan orang mendapat ramadhan yaitu terjadi perubahan dirinya dalam kebaikan
Puasa masuk ke frame taqwa, perintah puasa turunnya senin, bulan ke 8 sya’ban, tahun ke 2 hijrah (saat rasulullah tinggal di madinah)
QS Al baqarah 183
Tumblr media
Ramadhan bukan tentang seberapa banyak ayat yang kita khatamkan, shalat yang ditunaikan. Namun, ayat dan shalat itu yang dapat merubah kita menjadi lebih baik
Tattaqun diawali dengan la’allakum
Tidak smeua orang yang mendapat Ramadan itu dapet taqwa kecuali orang yang bersungguh-sungguh dan serius dalam menjalaninya
Kecerdasan datang dengan kebaikan, akal yang sehat itu gabisa memutuskan, bisa merumuskan, yang memberi perintah keputusan itu qalbu kita
Qalbu -> ada sifat dua potensi fujur (nafsu) dan taqwa
Taqwa kebutuhan dasar menusia, jd kita diciptakan fitranya baik cenderung ke kebaikan
5 bahasa manusia di al qur’an
Basyar (kemampuan memanage waktu)
Insan (totalitas aktivitas kita)
Bani adam (melajak gen dari nabi adam dan belajar dari nabi adam di surga sebelum turun ke bumi)
Naas (manusia hidup sosial)
Ins (memahami karakter kita saat diciptakan)
Maka kita adalah ins yang  terlahir dalam kondisi baik à maka dijaga supaya dalam tubuh ini selalu dalam kondisi baik. Yang menjaga itu adalah taqwa
Di sebut manusia ada 3 hal berikut :
Fisik (jasmani)
Akal (aqlani)
Ruh (ruhani)
Muslim itu intelektual, maka semakin belajar islam semakin bertambah kepintarannya. Bilal tidka pernah cemburu dengan hartanya Utsman. Pernah dulu ditawari menjadi hakim agung sepeninggal nabi. Namun, Bilal menolak dengan kejeniusannya. Utsman ibadah dengan harta, Ali dengan ilmunya, maka Bilal memilih dengan tenaganya. Beliau ibadah dengan menjadi muadzin sudah terdengar terompahnya di surga. Tapi utsman memilih passion yang lain.
Kita itu umar riset, umat baca maka baca itu yang ada di Al Qur’an. Kalau kita ngaku muslim, Kadar keimanan kita itu rendah apabila sehari saja tidak baca
Maka sebagai muslim itu harus seimbang fisik diisi, akal diisi, dan ruh diisi. Kalau nggak gelisah. Ini yang bahaya.
Kenapa sakinah didahulukan sebelum mawaddah, warahmah?
Mawaddah dari kata maddah -> limpahan materi yang mmebuat dukungan rumah tangga lebih bahagia. Ex: senang dapat rumah baru, diberikan materi2 lain. Tidak apa2 ini standar
Kenapa sakinah? Karena sakinah itu tenang. Karena harta yang tidak diiringi oleh ketennagan dapat membuat rumah tangga menjadi hampa.
Allah tahu sebelum kita berkeluh kesah, agar ditanamkan taqwa di dalam diri.
Kita diminta “tingkatkan taqwa, tingatkan taqwa”. Taqwa kita sudah sampai mana? Contoh: Sebagai anak, wujud taqwa berbakti kepada ornag tua seperti apa?
Kalau disebutkan tentang taqwa itu adalah standar evaluatif yang merubah kita menjadi lebih baik.
Maka dibuatkan Allah menu2 taqwa yang disebut dengan ibadah. Maka ketika disuruh beribadah itu bukan menambah beban kita. Tidak. Tapi membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik dan bahagia
Allah itu punya sifat Rahman, saking kasihnya kita diberikan agar bahagia. Maka ‘dipaksa’ kita melakukan ibadah.
Orang yang konsisten shalat -> kalau shalatnya benar maka kita dijaga sama Allah agar sellau menjadi baik. Shalat itu pasti menjadikan kita pribadi yang lebih baik
Kalau kita ngingetin anak kecil 1 2 kali gimana? Kalau ga dilakuin sampe 5 kali gimana? 5 kali kita diingatkan diperdengarkan dan tidak putus seruan adzan. Hayya ‘ala shala, hayya ‘ala falah. Falah itu sukses dan bahagia. Kenapa shalat? Supaya engkau bahagia, tenang, sukses, dan jadi baik. Itulah pancaran taqwa.
QS Fathir:32
Tumblr media
Ada orang yang dianugrahkan menghafal mempelajari qur’an. Qur’annnya tidak merubahnya menjadi baik. Contoh : hafal qur’an namun menganggap semua agama sama itu dzolim namanya.
Yang berhasil siapa? Ada yang dengan izin Allah ia mendapat perubahan setiap ayat yang dia baca. Ukuran standar bukan seberapa banyak yang dihafal. Hafal banyak bagus. Tapi yang diukur oleh Allah, berapa ayat Al Qur’an yang merubah kita menjadi baik?
Ada satu amalan yang mempercapat pancaran taqwa kita -> PUASA
Karena saat puasa, semua amalan ibadah akan ikut.
Puasa itu bisa menekan fungsi2 nafsu. Taat meningkat, maksiat ditekan
Tidak semua yang masuk ramadhan berubah menjadi baik kecuali yang serius. Bagaimana menjadi serius sesuai standar ramadhan yang disampaikan?
Persiapan memasuki ramadhan
Riwayat muslim no. 2357
Persiapan dari sya’ban, adaptasinya di sya’ban. Saat masuk sya’ban, semua amal kita yang dicatat. Sekecil apapun dicatatan. Di bulan sya’ban, catatan amal itu langsung di bawa naik.lalu ditampilkan di hadapan Allah. Allah itu sebelum dinaikkan catatan amalnya sudah tau isinya apa. Kenapa ada redaksi ini diangkat ditampilkan? Memberikan motivasi kepada kita yang tidak tahu itu.
Maka nabi pun bilang “aku tidak ingin jika saat amalku diangkat aku sedang tidak baik-baik saja, itulah sebabnya aku menyiapkan diri”. Makanya nabi sering puasa di bulan sya’ban
Sya’ban penting karena akan datang ramadhan. Ramadhan keistimewaanya lebih besar lagi. Maka sebelum ke ramadhan dilatih dulu, kalau sudah masuk ramadhan takutnya adaptasinya lambat. Orang sudah meraih kemenangan. Kita masih adaptasi.
Orang yang beriman saat masuk ke ramadhan dibagi Allah 3 golongan
Ada yang imannya masih tipis = cirinya jauh dari Allah
Cara ngukur iman ada di QS 8:2 -> bergetar hatinya ketika disebut nama Allah
Tumblr media
Pendalamannya ada di QS 4:103
Lihat ujung ayatnya. Orang beirman itu pasti sadar waktu shalat. Tapi menyikapi sifatnya ada 3
Pertama, jam 4.45 waktunya adzan subuh. Begitu dipanggil siap-siap itu imannya standar. Kedua, jam 4.45, tp jam 3 sudah bangun. Sebelum mengerjakan yang waajib sudah siap. Tahajud, istigfar, agar shalat subuh nya optimal. Itu imannya kuat. Tapi ada kondisi yang sebaliknya. 4.45 dipanggil, 5.45 baru sadar. Ini imannya tipis.
Diberikan anugrah oleh Allah yaitu saat Ramadhan. Allah ga peduli seberapa besar kualitas iman kita. Yang lemah akan Allah naikkan sehingga menjadi kuat, yang menengah semakin lekat, dan yang dekat semakin mendekatt. Itulah anugrah yang Allah berikan dipembuka ayat di awal ramadhan. Di awal ramadhan Allah berikan modal kepada semua orang beriman, semangat menunaikan ibadah ramadhan.
Awal ramadhan banyak orang bersemangat. Namun, kalau kita tidak siapkan, persiapan yang nabi siapkan dari sya’ban. Nanti modal yang Allah berikan tidak bisa dijaga sampe akhir. Ini yang melahirkan kisah klasik, kalau di masjid nanti shafnya akan semakin maju (re: jamaahnya makin dikit). Maka sebelum ramadhan, nabi memerintahkan menyiapkan kurikulum ramadhan sebelum memasukinya, supaya jelas kegiatan apa yang akan dilakukan selama ramadhan.
5 agenda persiapan, dioptimalkan saat ramadhan!
Meningkatkan shalat
Dijaga 40 rakaat (standar) = 17 fardhu, 12 rakaat sunnah rawatib, 11 rakaat shalat malam (shalat tarawih)
2. Meningkatkan interaksi dengan Al Qur’an
3. Memperbanyak sadaqah
4. Memperbanyak doa
5.Memperbanyak taubat
0 notes
ultrapostniche · 2 months
Text
Malam Hanya Milik Seorang Maling
Adzan subuh sudah ada di tenggorokan muadzin, hanya perlu menunggu beberapa jam lagi sampai kampung ini menjadi wadah yang penuh sesak. Seperti seorang perawan, pasar telah merapihkan wajahnya. Aku dan Rinto berjalan menyusuri gang-gang becek di bawah remang lampu rumah warga, ia jalan mendahuluiku, hanya berjarak dua kaki kiranya. Kemudian sampailah kami di depan jendela rumah yang sedari siang telah kami awasi. Bangunannya buruk sekali, hanya ada satu jendela dan tanpa kunci pengait. Rinto mengambil obeng dari kantong, ia mencongkel jendela seolah-olah ini rumahnya. Terkutuklah kecerobohan pemilik rumah yang tak pernah mempertimbangkan keberadaan kami.
“Kamu masuk duluan, Bar. Aku berjaga disini.”
“Batuk yang kencang, To, kalau sekiranya ada yang menyatroni kita.”
“Iya, Bar.”
Dalam gelap dan sunyi ini, aku mendengar napas Rinto yang pelan dan terputus-putus, ia pandai membuat dirinya tak dihiraukan, bahkan oleh malam sekalipun. Aku masuk dengan licinnya, di dalam aku ditimpa oleh cahaya terang redup yang berasal dari ruang tengah. Kalau boleh jujur, rasanya aku benar-benar ingin pulang saja, fokusku buruk sekali jika dalam keadaan seperti ini.
Aku membuka handel pintu yang tak jauh jaraknya dari tempatku berdiri, ya ampun, pemilik rumah benar-benar ceroboh, tak ada pintu yang terkunci, bahkan lemari. Sepasang suami istri tidur saling membelakangi, dengan mulut menganga, membuatku ingin terkekeh saja melihatnya, tapi segera aku tahan. Jorok sekali kamar ini pikirku, pakaian kotor bertumpuk di dekat tempat mereka tidur. 
Aku bukanya lemari yang tidak di kunci tadi dan mulai mengeruk apa saja yang sekiranya berharga. Cincin, hanphone, laptop dan dua potong kaos, benar, sebuah kaos. Suaminya mengorok keras sekali persis seperti mesin parut kelapa, benar nasib buruk anak dan istrinya. Sebenarnya sudah terbilang cukup barang yang aku ambil ini, tapi entah mengapa, semakin haus rasanya aku dalam kewaspadaan ini.
Aku kembali berjingkat pelan keluar kamar dan mencari sesuatu yang bisa aku ambil lagi, di jalan menuju dapur aku melihat sesuatu berserakan diatas meja, bentuknya kecil-kecil, aku ambil semuanya. Jam tangan, batu giok, anting-anting, tidak peduli seberapa tidak berharganya ini. Aku juga mulai merogoh kantun celana suaminya yang tergantung. Aih, benar-benar jorok sekali sepasang suami istri ini. Daster, celana dalam, kaos oblong dan segala pakaian bersampir di mana-mana, bau apek merangsek ke lubang hidungku, bau menyengat, lebih-lebih tumpukan bangkai pikirku.
Aku mulai mencari sesuatu yang sekiranya bisa menampung semua barang curian ini, aku menjumpai tas bergambar kura-kura ninja, mungkin punya anaknya yang masih kecil, tidak terlalu besar tapi cukup rasanya menampung semua ini. Kini aku diruang tengah, beberapa langkah lagi aku sampai pada jendela tempatku masuk tadi, jendela yang menghubungkanku ke dunia luar.
“Tembak, serang, awas mereka!”
Sumpah mati kaget bukan kepalang aku karena igau suami itu, brengsek, kataku. Tapi Rinto kepalang lari, aku bingung, karena apa dia lari, igau suami pemilik rumah atau ada orang yang menangkap basah Rinto sedang berjaga? Aku melihat gerakan lari tubuhnya cepat sekali. Terkutuk, terkutuk Rinto karena kepanikannya. Aku mempercepat langkahku menuju jendela, aku memastikan tidak ada siapa-siapa diluar sana. Sungguh benar perkiraanku, Rinto salah sangka. Kaki kananku melangkahi jendela dan “dubrak!” kaki kiriku tersandung, nyala senter dari warga yang hendak ke masjid bersilang-silang.
“Siapa itu?”
“Hey! siapa itu?”
“Malingggggggg.” teriak orang itu kencang sekali
Ia melihatku, sial betul kataku. Aku bangun dan berlari sambil tak henti-hanti menyumpai Rinto dengan kata-kata yang buruk. Dengan cepat kampung yang tadinya bisu ini jadi gemuruh, warga mulai terbangun dengan suara ribut orang yang melihatku tadi. Rinto pasti sedang bersembunyi di gubuk tengah lapangan yang sudah kita rencankan, bajingan tengik. Tapi aku tidak bisa kesitu karena aku berlari pada jalan yang lain. Kencang sekali aku berlari, tas dan isinya ini cukup memberatkanku tapi entah dari mana aku punya kekuatan berlari sekencang ini. Untung sepanjang gang ini gelap, dan matahari belum muncul jadi aku bisa berlari sambil bersembunyi dalam kegelapan ini. Aku benar-benar berharap agar matahari tak muncul hari ini. 
Dibelakang aku mendengar suara kaki bertalu-talu, aku memperkirakan setidaknya ada 20 puluh orang yang mengejarku. Kalau sampai tertangkap bisa jadi campuran pecel kangkung wajah ini. Gang ini hanya lurus, sebuah neraka untuk golongan maling.
Dengan cepat aku melihat kelokan dan segera berbelok. Berlari diantara malam dan jalan becek yang mencetak bentuk bulan.
Tenggorokanku kering sekali, tidak tersisa lagi liur di mulut untuk aku telan. Aku masih berlari, aku tahu sebagaimana aku tahu bahwa di ujung gang ini ada kali besar, aku terjebak kecuali aku berenang untuk menyebranginya. Tidak ada belokan lagi. Suara kejaran itu masih membuntutiku. Ya Tuhan, aku benar-benar takut. Persetan Rinto, kau adalah keparat, ucapku dalam hati. Segera aku tenangkan diriku, aku akan menceburkan diri ke kali depan, tak usah meloncat. Sekarang aku hanya perlu berlari kencang dan turun dengan tenang ke kali.
Tapi lamat-lamat aku tidak lagi mendengar suara kaki-kaki itu, tapi peduli setan, aku segera turun ke kali dan menunggu semua orang ini pergi.
Aku menenggelamkan diri kedalam kali, hanya menyisahkan hidung, mata dan ubun-ubunku saja. Tak peduli lagi harus bercampur dengan taik atau sampah, yang penting aku tidak di pukuli warga. 
“Ampun, Paaakk. Ampun”
“Halah, tidak usah ampun-ampunan kamu, brengsek.”
“Pukul lagi, Pak, pukul, biar mampus.”
“Injak batang lehernya, Pak.”
“Mampus kamu bajingan.”
“Geret saja, Pak, ke pos ronda.”
“Nih makan bogemanku, anjing.”
Darahku berdesir mendengar suara-suara itu. Siapa yang mereka tangkap? Untunglah langit dan kali ini sama hitamnya hingga orang-orang itu tak bisa melihatku. Terpujilah Tuhan yang menciptakan kegelapan ini, ucapku.
“Kita habisi saja sekaligus.”
“Pukul lagi, pukul.”
“Jangan kasih bajingan ini ampun.”
“Pukul lagi.”
Suara orang yang dipukuli itu meraung-raung disusul suara bogem mentah dan tendangan dari warga. Dia akan mati, aku yakin, dia pasti mati.
Kalau saja aku yang di posisi itu, amboi, sudah tidak terbayang lagi bagaimana bentuk wajah ini. Aku makin gemetaran saja membayangkannya. Lama aku berendam di kali itu, aku berdoa mereka cepat bubar, aku takut pagi datang dan ada orang yang menyadari keberadaanku disini.
Aku tidak mendengar lagi suara kerumunan itu, mungkin mereka benar-benar sudah pergi untuk mengarak orang yang mereka tangkap itu ke kantor RW. Aku celingak-celinguk sebelum akhirnya naik keatas. Comberan menempel di sekujur tubuhku. Segera aku berjalan pelan, tak lama dari itu, suara adzan subuh pecah, orang berlalu-lalang antara masjid dan pasar.
Aku jalan sambil bersembunyi, takut-takut ada orang yang mencurigai keadaanku, segera saja aku ke masjid, menumpang membersihkan tubuhku yang penuh comberan ini. Untung saja masjid belum ramai, hanya ada muadzin dan beberapa jama’ah. Masuk ke kamar mandi dan menyiram tubuhku. 
Jam enam pagi kiranya aku mulai berani berjalan seperti seolah-olah tak ada apa-apa, laptop, hanphone dan tas yang aku curi telah aku buang, menyisahkan benda yang bisa aku kantungi saja. Barang-barang elektronik itu selain mungkin sudah rusak karena terendam juga akan membuatku terlihat mencolok. Belum tahu mau aku apakan barang-barang curian ini, yang pasti tidak akan aku bagi kepada si brengsek Rinto itu barang sepeserpun.
0 notes
dreamnews64 · 4 months
Text
Membanggakan! Ismail Lobang, Muadzin Masjid Agung Al-Fatah Kalabahi, Putra Terbaik Alor meraih juara 1 di Ajang Adzan Tingkat Nasional dan akan ke Internasional
DREAMNEWSALOR – Keindahan dan kekhusyukan azan dari Masjid Agung Al-Fatah di Kota Kalabahi semakin mempesona dengan pencapaian luar biasa yang diraih oleh Ismail Lobang, seorang muadzin berbakat dan putra terbaik Alor asal Batu Putih. Ismail Lobang berhasil lolos dalam lomba adzan tingkat nasional meraih juara 1 yang digelar di bogor, 03 – 05 Januari 2024 dan akan mewakili Indonesia dalam ajang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
sufimuda · 6 months
Text
RINDU KEPADA RASULULLAH SAW
Sepeninggalan Rasulullah SAW, Bilal tidak pernah lagi mau menjadi Muazzin, tidak sanggup baginya untuk mengingat kenangan-kenangan indah bersama Rasulullah SAW yang membuat hatinya menjadi semakin sedih. Ketika Sayyidina Abu Bakar Shiddiq mendesak Bilal untuk menjadi muazzin, Dengan kesedihan yang mendalam Bilal berkata : “Biarkan aku hanya menjadi muadzin Rasulullah saja. Rasulullah telah tiada,…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
pashterlengkap · 6 months
Text
Sosok Riski Rohmadhani, Pemuda yang Menghasilkan Omset Belasan Juta Rupiah dari Bisnis Rekber (Rekening Bersama) & Jasa Digital
Sosok Riski Rohmadhani, Pemuda yang Menghasilkan Omset Belasan Juta Rupiah dari Bisnis Rekber (Rekening Bersama) & Jasa Digital. Jupa Group atau yang dikenal dengan nama lain sebagai "PT. JUPA DIGITAL GROUP" telah memberi peluang bisnis yang sangat menjanjikan pada era digital saat ini. Hal ini sudah dibuktikan oleh seorang pengusaha muda dalam bidang digital yang bernama Riski Rohmadhani. Riski Rohmadhani (lahir di INHU 1 Agustus 1998) adalah Pengusaha Muda asal Riau yang memiliki ide cemerlang untuk mendirikan PT. JUPA DIGITAL GROUP pada tahun 2020, yang pada saat itu perekonomian indonesia anjlok dikarenakan virus Covid-19. Hingga saat ini Jupa Group sudah memiliki 3 Aplikasi Seperti : JupaFazz, Pulsa Dana, dan REKBERiN, yang sudah berjalan dan dapat di download di Google Play Store langsung melalui genggaman tangan kita. Soal Izin dan Legalitas Usahanya Sudah berbadan Hukum, Seperti SIUB, SIU, NIB, dan SK PT Peluang bisnis ini mulai dimanfaatkan dan mulai dikelola semenjak awal Covid-19 3 tahun silam, dimana saat itu platform pertama yang ia kelola bertujuan untuk memberikan peluang kepada masyarakat yang memiliki usaha mikro, seperti berjualan pulsa, token listrik dan tagihan lainnya. Dengan memanfaatkan sosial media, Riski berhasil menyita perhatian pengguna facebook dan instagram untuk menggunakan Aplikasinya menjadi agen pulsa dan transaksi jual beli akun games yang dapat diunduh di playstore. Riski kadang Memberikan Promo Menarik dihari-hari besar, Seperti : Ramadhan, 17 Agustus, dll. Diakuinya bahwa membangun semua ini bukanlah hal mudah yang dapat dikerjakan secara instan, banyak rintangan dan pembelajaran yang harus dilalui hingga mencapai tingkat kepercayaan pengguna seperti sekarang. "Platform Sosial Media memang akan menjadi tempat yang memiliki Penghasilan besar, jika kita bisa memanfaatkan dan memperkenalkan usaha kita dengan baik," ujar Riski yang menargetkan platformnya untuk lebih bisa memanfaatkan sosial media Riski pun memiliki sosial media Facebook dan Instagram yang memiliki banyak pengikut. Sebelum dikenal dan dipercaya oleh para pengguna facebook dan instagram, rintangan yang dihadapinya, misalnya, mulai dari keterbatasan dana untuk pengembangan bisnis, dan lain-lain. Sosok Riski Rohmadhani adalah pemuda yang hidup dalam keluarga yang kurang harmonis, jadi disisi lain dia dari keluarga yang sederhana, Seperti yang kita semua tahu untuk biaya pengembangan berbasis Aplikasi dan Situs Website itu tidaklah murah, jadi dirinya sempat mencari bantuan dari pihak-pihak yang dirasa dapat membantu menanam modal saham Jupa Group, namun akhirnya ia memutuskan untuk menggunakan sebagian tabungan pribadinya yang didapat dari menjadi Muadzin di masjid Raudhatul Jannah Islamic center Pekanbaru untuk memulainya dari nol.  Di masa-masa awal pun, banyak yang menghina dan mengolok-olok usahanya, namun hal itu demi memberikan nilai kepercayaan kepada masyarakat luas, dia tetap semangat dan optimis menjalankan usahanya. Saat ini jerih payah dan kerja kerasnya terbayar lunas. Tiga  platform Aplikasi yang dibangunnya sudah cukup dikenal kalangan pengguna playstore, Selain memiliki Aplikasi Agen Pulsa, ia juga memperkenalkan Aplikasi Rekber yang sudah memiliki banyak member yang ada di seluruh indonesia. Aplikasi yang diluncurkan Jupa Group bisa membantu para agen seller dan buyer bisa menggunakan Aplikasi REKBERiN agar terhindar dari penipuan Online. http://dlvr.it/Sxxvr8
0 notes
ndxaka · 7 months
Text
0 notes