#musabaqah
Explore tagged Tumblr posts
Text
Gorontalo Catatkan Prestasi di MTQ KORPRI Nasional
Hargo.co.id, GORONTALO – Provinsi Gorontalo berhasil mencatatkan prestasi pada ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Korpri Nasional 2024. Prestasi tersebut diraih Kafilah Korpri Provinsi Gorontalo pada ajang MTQ Korpri Nasional 2024 yang berlangsung sejak tanggal 4 hingga 9 November 2024 di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Penjabat Gubernur Gorontalo yang diwakili oleh Kepala Dinas…
0 notes
Text
Membersamai Al-Qur'an; proyek seumur hidup
Beberapa hari terakhir ini saat mengikuti even musabaqah Al-Qur'an, terasa berbeda dari even-even sebelumnya. Hafalan Qur'an terasa sangat berat dan susah masuk, terasa seperti ada yang menghalangi, padahal ini bukan kali pertama even yang diikuti, tapi sudah berkali-kali.
Hasilnya pun sangat jauh menurun dari yang sudah-sudah. Namun bukan hasilnya yang aku sesali, tetapi diri ini. Sejenak mundur ke 10 tahun yang lalu, saat menyelesaikan hafalan terakhir satu per satu teman dan guru-guru menyelamati dan mendoakan. Tapi tidak dengan guru tempat aku menyetorkan hafalan, padahal aku sangat ingin mendengarkan ucapan selamat darinya.
Waktu terus berjalan, dalam perjalanan menjaganya hingga saat ini, baru aku paham kenapa beliau tidak mengucapkan selamat. Sebab, saat ayat terakhir dihafal, saat itu pula perjalanan bersama Al-Qur'an dimulai.
Menjaganya tak cukup hanya rutin muroja'ah setiap hari. Ada amalan-amalan sunnah apalagi wajib yang mesti dijaga. Ada diri yang mesti dijauhkan dari maksiat, dan maksiat ini sangat banyak ragamnya. Seringkali syaitan menjadikannya tampak biasa-biasa saja, sehingga tak terasa diri mulai terbiasa dengan perbuatan tersebut. Perlahan hafalan pun mulai menjauh. Bukan kita yang menjauh, tetapi ia-nya menjauh tak bisa menyatu dengan diri jiwa yang berkawankan maksiat.
Alhasil, even musabaqah kali ini benar-benar menjadi tamparan bagi diri ini. Sesekali kita butuh jatuh, butuh kehilangan, agar tau betapa berharganya sesuatu yang pernah kita sia-siakan.
38 notes
·
View notes
Text
Tersesat dalam Kebaikan
Selepas menonton pertandingan antara Indonesia melawan Uzbekistan dalam laga semifinal AFC kelompok umur U-23, aku sejenak rehat dan bersandar ke dinding mushalla. Satu demi satu orang-orang meninggalkan lokasi nonton bareng dengan raut wajah kecewa karena Indonesia gagal meraih kemenangan. Bagiku itu hal sah-sah saja jika ada yang melemparkan raut wajah kecewa karena tim favoritnya kalah. Tetapi, bukan itu yang ingin aku ceritakan. Aku bersandar sembari membuka pesan WhatsApp. Membalas pesan yang masuk satu per satu dari teman-teman. Saat sedang mengalihkan pandanganku dari layar HP, ternyata di sampingku adalah adik tingkatku di kampus. Sudah lama rasanya tidak mengobrol dengannya semenjak aku sudah lulus dari pendidikan strata 1 ku di kampus. Aku mencoba membuka obrolan dengan menyapa. “Akh, gimana kondisi dakwah di fakultas? Abang lihat di grup tidak ada pergerakan sama sekali. Biasanya rame dengan berbagai macam masalah yang disampaikan oleh penghuni grup”, tanyaku kepadanya. Kemudian, “Itulah bang. Ana juga kurang tahu kondisi adik-adik di kampus semenjak selesai dari kampus”. Setelah itu terjadilah obrolan yang cukup panjang kurang lebih setengah jam. Inti dari obrolan yang cukup panjang tadi adalah saling bertukar infoemasi mengenai keberlangsungan dakwah di kampus. Selama aku mendengarkan informasi perkembangan adik-adik di kampus, rasanya ada rasa sedih yang bertengger di hati ini. Ingin rasanya turun tangan untuk menjadi penambah sedikit solusi dari masalah yang ada. Namun, aku sadar bahwasanya itu bukan lagi ranahku untuk terlibat lebih jauh. Biarlah mereka yang mencari solusi dari permasalahan yang ada sekarang.
Mencoba menghela nafas dan kembali mengingat perjuangan bersama teman-teman di kampus dulunya. Banyak kenangan yang menyenangkan, tetapi yang menyesakkan lebih banyak. Bagaimana ketika dulu mengangkatkan suatu kajian keagamaan di kampus dengan jumlah pendengarnya yang sangat sedikit. Berulang kali seperti itu. Sempat aku berpikir apakah kajian ini membosankan sehingga tidak banyak yang tertarik untuk hadir mendengarkan nasehat-nasehat agama. Tidak hanya itu, saat di kampus beberapa teman-teman ada yang mendapatkan respon yang tidak baik dari mahasiswa lainnya. Dikatakan orang sok alim, orang-orang ekslusif dan lain sebagainya. Itu sedikit pengalaman pahit yang aku dan teman-teman lainnya rasakan. Masih banyak pengalaman pahit lainnya tetapi tak tega aku menuliskan di sini. Biarlah yang pahit itu menjadi cerita rahasia bagiku. Berharap hal-hal yang pahit aku dan teman-teman rasakan tidak terulang kepada adik-adik sekarang.
Sepulangnya aku dari tempat nonton bareng dan setelah emngobrol dengan salah satu adik tingkat tadi, aku tersadar ternyata aku butuh nasehat. Sesampainya di rumah, ku hidupkan lampu belajarku dan ku buka laptop. Kemudian ku buka kembali catatan-catatan kecil di notes HP ku. Aku menemukan tulisan yag diambil dari taujihnya KH. Hilmi Aminuddin rahimahullah, isinya seperti ini.
"Kalau sudah jadi kader tapi tidak mau memikul beban, ya jadi onta sayur saja..." Sebagai organisasi kader, kita jelas harus mengandalkan vitalitas, stamina, dan dinamika. Kalau tidak punya stamina yang tinggi, vitalitas yang tinggi, dinamika yang tinggi, kita ketinggalan. Wong jumlah kita secara kader sedikit. Dinamika ini, (hayawiyatul harakah) merupakan tuntutan yang rabbani dari Allah SWT. Bagaimana Allah meminta kita untuk wasari'uu (bersegeralah). Falyatanafasil mutanafisun. Fastabiqul khairat, Dimana kita dituntut terus bergerak dan memiliki semangat kompetitif, semangat musabaqah, semangat berlomba. Kalau tidak mempunyai vitalitas dan dinamika, jelas itu tidak mungkin. Rasulullah mengatakan innama an-naasu kal ibilil miah, manusia itu bagaikan onta seratus. Yang, la takaadu tajidu fiiha rahilah, yang hampir saja di antara onta seratus itu tidak ditemukan onta pemikul beban. Artinya yang ada onta pedaging, onta sayur semua. Proses tarbiyah itu adalah proses pemilihan untuk melahirkan onta pemikul beban itu. Maka, kalau sudah jadi kader tapi tidak mau memikul beban, ya jadi onta sayur saja. Dinamika adalah tuntutan Al-Quran dan sunnah. Kita ini harus memiliki vitalitas, dinamika dan energi yang tinggi. Tentu kekuatan yang kita harapkan adalah kekuatan yang rabbani yang nahnu aqwiya bi rabbina (kita menjadi kuat bersama Tuhan kita). Bahwa kita menjadi kuat karena Allah, karena kedekatan dengan Allah, dengan ma'iyatullah. Qawiyun bi rabbina, qawiyun bi jama'atina wa qawiyun bi ikhwatina. Dengan ukhuwah dengan berjamaah kita ini menjadi kuat. Sebab secara individu manusia susah untuk menjadi kuat. Back-up dari Allah, back-up dari jamaah, back-up dari ikhwah, dengan ta'awun, dengan takaful, dengan takamul, insya Allah kita bisa memenuhi tuntutan itu.
Inilah pesan yang aku cari selama ini. Sadar akan lemahnya hati sehingga mudah untuk futur, mudah pula semangat kembali. Sadar bahwasanya tidak banyak orang yang diberi kesempatan menjadi pengabdi Rabbul ‘alamiin. Karena konsekuensi yang akan diterima bukan konsekuensi murahan. Karena lingkaran pertemanan akan semakin sempit, waktu yang tersedia rasanya sangat sedikit dibandingkan tugas-tugas yang harus dituntaskan. Belum lagi nantinya harus meluangkan tenaga dan pikiran ketika harus mendiskusikan perkara-perkara yang diputuskan dalam disksi bersama.
Ya rabbuna, sekiranya memang ini cara terbaikmu mengingatkan kami yang lalai terhadap masalah yang ada. Ikhlaskan hati kami menerima dan menjalankannya. Jangan Engkau jadikan kami orang-orang yang mudah menaruh rasa harap kepada manusia lain yang kemudian terjatuh dalam rasa kecewa yang mendalam. Jangan pula Engkau jadikan kami orang-orang yang merugi di antara yang lainnya. Yaa muqallbal quluub, tsabbit qalbii ‘ala diinik wa ‘alaa thaa’atik.
7 notes
·
View notes
Text
Mata
Cerita ini aku rahasiakan dulu di Tumblr sebelum aku post dan nulis buku.
Tiga tahun yang lalu, aku adalah seorang aktivis muslimah yang penuh dengan kegiatan. Aku suka menulis dan mengajar. Tak tanggung-tanggung aku aktif di tiga organisasi sekaligus, dan beberapa organisasi lainnya yang aku join ketika senggang. Aku pulang ke asrama tempat singgahku hanya untuk istrahat dan tidur saja. Selain berorganisasi, tentu saja aku memiliki kewajiban untuk berkuliah karena statusku sebagai seorang mahasiswa. Aku disibukkan dengan segala kegiatan yang membuatku lupa dengan satu hal, yaitu urusan cinta.
Sebagai muslimah yang sedang belajar taat, saat itu aku ingin membatasi diri dari memiliki perasaan spesial kepada lawan jenis. Meskipun mungkin ada, dan itupun suka (belum cinta ya) dalam diam dengan seseorang yang pertama kali membuatku kagum di kampus.
Kami bertemu ketika ada acara Musabaqah Quran, aku menjadi panitia di belakang layar dan dia leadernya. Aku kagum dengan caranya bertutur dan berinteraksi dengan akhwat, sangat menjaga dan tidak pernah kontak mata secara langsung. Pun sama ketika beberapa waktu yang lalu, yayasanku mengadakan sebuah event. Aku terkejut dia tiba-tiba hadir lalu menyampiriku untuk mengisi registrasi. Sempurna, dia tak menatapku secara langsung. Tapi lucunya aku yang keterlaluan salah tingkah. Haha.
Diantara kisah cinta yang paling kusyukuri adalah aku pernah menjauh dengan seseorang setelah mengetahui perasaanya kepadaku. Saat itu aku sedang ada kelas yang digabung dengan kelas lain. Aku mendapati sosok laki-laki tinggi, putih dan fasih bahasa Inggris menyorot mataku dalam waktu lama. Aku tahu dia seseorang yang cukup terkenal di jurusanku yang mungkin banyak yang menyukainya.
Aku mencoba menunduk saat ia menatapku tapi tetap saja matanya terus menyorotiku dalam waktu yang cukup lama. Setelah selesai kelas dan masing-masing pulang ke kosnya. Aku mengecek HP dan melihat storynya. "Matanya sangat indah"
Kurang lebih seperti itu ia menulisnya dalam bahasa Inggris. Kukira hanya sekali tapi ternyata ia sering membuat story tentang perasaan kagum baik berbentuk puisi, majas, atau Quotes. Saat itu aku berpikir itu bukan untukku, mungkin saja ia sedang merangkai kata dalam bahasa inggris untuk meningkatkan skillnya. Aku merasa tidak peka dengan apapun yang ia tulis.
Namun suatu ketika rasa penasaranku semakin meningkat. Apa iya kata-kata begini hanya ditujukan padaku? Aku pun menanyakannya kepada teman teman kelasnya tentang storynya apakah di hide atau untuk semua orang. Dan ternyata benar, itu hanya untukku.
Namun lagi-lagi setelah aku tahu itu, aku tetap tidak merasakan apa-apa. Aku merasa bahwa tidak mungkin orang yang luar biasa seperti dia bisa mengagumiku yang perihal skincare saja tidak tahu apalagi memakainya. Aku memilih menjauh darinya, memblokir nomor hingga unfollow sosial medianya. Aku takut saja jika kekagumannya berlarut-larut pada orang yang banyak dosa seperti diriku.
Pun kalau saja aku merespon perasaanya, lalu setelah itu apa? meresmikan dengan pacaran?
Big no... Posisiku dalam lini dakwah saat itu cukup penting sehingga untuk berpacaran saja sudah benar-benar melanggar marwah sebagai aktivis dakwah. Aku tidak mau menggubris perasaanya, itu sama saja aku siap meluncur kedalam jurang yang mungkin membuatku tidak bertemu lingkungan kebaikanku saat ini.
Aku bersyukur karena memilih menjauh darinya meski ada perasaan iba dan tetap ingin dicintai namun prinsipku sangat kuat untuk tidak meresponnya. Hingga sampai saat ini, tak ada lagi komunikasi diantara kami, tidak pernah saling tahu sosial media masing-masing, nomor juga tidak saling save. Semua aman terkendali.
Tapi aku curiga ia datang dengan versinya yang baru, bukan untuk mengajakku pacaran tapi untuk ke jenjang yang serius seperti yang ada di cerita-cerita hehe. Canda, ini hanya kehaluan saja.
Namun yang pasti, di posisiku saat ini sebagai seorang muslimah yang aktif dan diharuskan berinteraksi dengan ikhwan sehari-hari, aku memang perlu berpikir untuk memliki tambatan hati. Karena jujur saja, aku merasa risih dengan beberapa laki-laki yang mendekatiku. Aku bisa merasakan mereka mengagumiku meski belum 100% pasti. Tapi karena mungkin tindak polosku yang membuat mereka salah paham sehingga bebas saja mereka menaruh rasa.
Perasaan ini menyiksaku. Aku rindu seseorang yang namanya tertulis dalam lauhul mahfudz. Aku rindu kehadirannya. Dia adalah satu-satunya orang yang akan menyelamatkanku, menjadi orang yang paling kucinta dan satu-satunya teman hidupku selamanya.
Kapankah kau akan menjemputku?
Semoga Allah menjagamu dalam ketaatan, melindungimu dari segela keburukan dan dosa. Semoga Allah jadikan perasaan rindu kita sebagai jihad cinta menuju SyurgaNya....
10.12.23 ~ Menunggumu disini.
3 notes
·
View notes
Text
Siska Karina Imran Optimistis Kendari Ukir Prestasi di STQH Tingkat Provinsi
Kendari, JurnalSultra.com – Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran, bersama Wakil Wali Kota Sudirman, dan Ketua TP PKK Kota Kendari Ny. Shintya Putri Anawula, menghadiri acara pembukaan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al Hadis (STQH) Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara ke-XXVIII yang berlangsung di salah satu hotel di Kota Kendari, Sabtu (21/6/2025).Acara resmi dibuka oleh Gubernur Sulawesi…
#AlQuran#Hadis#JurnalSultra#KendariBerprestasi#MTQDigital#PemprovSultra#PrestasiDaerah#SiskaKarinaImran#STQHSultra2025#WaliKotaKendari
0 notes
Text
Ribuan Peserta Warnai Pawai Ta’aruf Pembukaan STQH Sultra
Kolaka, BuletinNews.com – Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Al Hadis (STQH) ke-28 Tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara resmi dimulai. Kegiatan diawali dengan pelaksanaan pawai ta’aruf yang dilepas langsung oleh Sekretaris Daerah Provinsi Sultra, Asrun Lio, mewakili Gubernur Sultra, di Kota Kendari, Sabtu (21/06/2025).Pawai ta’aruf yang diikuti sekitar 1.000 peserta ini mengambil start dari…
#BeritaKolaka#HotelSahidAzizahKendari#MusabaqahHadis#PawaiTaAruf#STQH2025#STQHSultra#SyiarIslam#TilawatilQuran#BuletinNews#Kendari#Sultra
0 notes
Text
Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional Dorong Pesantren Peduli Lingkungan
SURAU.CO. Kementerian Agama (Kemenag) membuat gebrakan besar tentang menjadikan ekoteologi sebagai tema Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional (MQKN) 2025 kali ini. Harapannya dengan mengusung isu lingkungan untuk pesantren menjadi garda terdepan dalam kesadaran lingkungan global. Hal ini sejalan dengan tema besar “Dari Pesantren untuk Dunia: Merawat Lingkungan dan Menebar Perdamaian dengan Kitab…
#Dirjen Pendis#Ekoteologi#Featured#Hari Santri 2025#Hifzh Al-Bi&039;ah#Kemenag#Kesadaran Lingkungan#Kitab Kuning#pesantren#Transformasi Digital
0 notes
Text
Rapak Lambur Siap Jadi Tuan Rumah MTQ Kecamatan Tenggarong ke-12 Tahun 2025 https://kliksamarinda.com/rapak-lambur-siap-jadi-tuan-rumah-mtq-kecamatan-tenggarong-ke-12-tahun-2025/
0 notes
Text
Bupati Purwakarta Uji Langsung Hafalan Kafilah MTQH Sebelum Diberangkatkan ke Tingkat Provinsi
LOCUSONLINE, PURWAKARTA – Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein menguji langsung tiga peserta Musabaqah Tilawatil Qur’an dan Hadis (MTQH) perwakilan Kabupaten Purwakarta yang akan berlaga di tingkat Provinsi Jawa Barat ke-39. Pengujian berlangsung di Pendopo Pemkab Purwakarta, Sabtu (14/6/2025), menjelang pelepasan resmi para kafilah. Tiga peserta tersebut masing-masing merupakan penghafal…
0 notes
Text
Gelar Pawai Takbir, Pj Wali Kota Ajak Jaga Ketertiban Malam Lebaran
SABANG|METRO ACEH – Pemerintah Kota Sabang menggelar kegiatan Musabaqah Pawai Takbir dalam rangka menyambut Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1446 Hijriah. Kegiatan ini secara resmi dilepas oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Sabang, Andri Nourman, yang menyampaikan harapan agar pawai takbir menjadi sarana syiar Islam yang bermartabat serta mempererat silaturahmi antarwarga. “Musabaqah Pawai Takbir merupakan…
0 notes
Text
Sebanyak 19 Peserta Wakili Gorontalo Pada MTQ KORPRI Nasional
Hargo.co.id, GORONTALO – Sebanyak 19 peserta Musabaqah Tilawatil Qur’an Korps Pegawai Republik Indonesia (MTQ KORPRI), siap mewakili Gorontalo di tingkat nasional. Para peraih peringkat pertama MTQ KORPRI tingkat Provinsi Gorontalo ini akan mewakili Gorontalo di MTQ KORPRI Nasional ke – VII yang akan digelar pada 3-10 November mendatang. Dalam keterangannya, Wakil Ketua IV KORPRI Provinsi,…
0 notes
Text
MTQ XX Kabupaten Nunukan 2025 Resmi Ditutup, Kecamatan Nunukan Kembali Raih Juara Umum
DPNTimes.com, Nunukan – Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) XX tingkat Kabupaten Nunukan tahun 2025 sukses diselenggarakan di Kecamatan Sembakung. Acara penutupan yang sempat diguyur hujan tersebut tetap berlangsung dengan meriah di Lapangan Sepak Bola Desa Atap, pada Selasa (22/04/2025) malam. Kegiatan ini mendapat apresiasi besar dari berbagai pihak yang terlibat, terutama dari Pemerintah…
0 notes
Text
Hadiri Pembukaan STQH Ke-XXIII, Bupati Gowa Harap Peserta Tampil Maksimal
JALURINFO.COM, GOWA, – Bupati Gowa, Sitti Husniah Talenrang menghadiri langsung pembukaan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Musabaqah Hadist (STQH) XXIII Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan yang digelar di Kabupaten Luwu Utara, Minggu (13/4) malam. Kedatangannya tersebut untuk memberikan dukungan langsung kepada para Kafilah asal Gowa yang mulai bertanding. “Saya hadir disini untuk memberikan dukungan…
0 notes
Text
Alhamdulillah Selamat kepada anada Wardah Safira Dwirenita atas prestasi yang diraih yakni Juara 1 Lomba Thafidz Juz 1 dan Juz 30
Dalam kegiatan Musabaqah Hifdzil Qur'an (MHQ) Se Madura yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Nurul Qur'an Laden Pamekasan
Semoga prestasinya menjadi motivasi bagi semua.
#spansakeren #spansaselamanya #timkreatifspansa

0 notes
Text
Darmodihardjo, Aktivis Pergerakan di Masa Kolonial
Ambil kemudi keluar dari pintu tol Subang belok kanan, dan lurus terus hingga menemui pertigaan lampu merah. Melesat ke arah selatan berarti tak lama lagi sampai di Alun-alun dengan masjid Al Musabaqah sebagai titik spiritualnya. Sedangkan putar kemudi ke arah kanan menuju terminal Subang yang saat ini sedang direnovasi. Bus, elf, dan angkot seringnya berjejer di sana. Menunggu penumpang lalu mengantarnya ke tujuan masing-masing.
Ruas jalan di sepanjang terminal itulah sampai patung mobil setum dinamai Jalan Darmodihardjo. Diambil dari nama seorang aktivis pergerakan di wilayah Subang pada masa kolonial. Dari penelusuran sejumlah surat kabar saat Jepang belum datang ke Indonesia seperti Sipatahoenan dan Pemandangan, Darmodihardjo seangkatan dengan Djajawisastra dan Marsinu. Dua aktivis lokal Subang yang lain. Darmodihardjo menurut sebagian sumber merupakan seorang pegawai yang bekerja di kantor pos Subang dan konon kemudian naik kariernya menjadi kepala kantor pos Subang beberapa tahun kemudian.
Menjadi pegawai kantor pos di masa kolonial Belanda adalah sebuah previlege, karena suasana zaman saat itu tak mudah untuk bekerja di birokrasi kolonial. Darmodihardjo bisa dikatakan seorang priyayi terpelajar yang berhasil mendapatkan kedudukannya imbas dari bersekolah di masa penjajahan. Politik balas budi oleh kolonial dalam bidang pendidikan memunculkan kelompok terpelajar yang kemudian menjadi gerbong pergerakan nasional.
Cara-cara baru seperti berdirinya sejumlah organisasi dan pers menjadi pemantik bagi terwujudnya sebuah negeri yang benar-benar merdeka, bebas dari kolonialisme dan imperialisme. Jumlah priyayi terpelajar di masing-masing wilayah, dengan sendirinya menjadi minoritas kreatif dan menggerakkan massa. Ia dengan sadar mempunyai tanggung jawab lebih. Tak terkecuali Darmodihardjo dan kawan-kawan aktivis seangkatannya.
Nahdlatul Ulama yang didirikan oleh Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari pada tahun 1926, dengan segera menancapkan benderanya di Subang, menurut sebagian sumber sejarah sembilan tahun kemudian pada 1935.
Ihwal pendirian NU di Subang ini bermula dari tablig terbuka yang diadakan oleh NU cabang Bandung yang bertempat di Subang.
Sipatahoenan 9 April 1935 yang melaporkan bahwa “N.O. tjabang Bandoeng masamoan deui. Dina powe Minggoe tg. 7 April 1935 di Soebang geus diajakeun saperti noe kaseboet di loehoer sarta anoe ditempatkeunana di sakola Aedjoena. Noe daratang katjida loba anoe teu kabagean tempat…Kira-kira satengah sapoeloeh diboeka ku voorzitter joerg: Darmo”. Kemungkinan besar yang dimaksud oleh Sipatahoenan adalah Darmodihardjo, seorang tokoh aktivis pergerakan di Subang.
Di akhir tabligh tersebut, seorang wakil komite yang bernama Ajengan Haji Thohir yang menyebutkan bahwa “Engkena kahareup bakal dipenta ka hoofdbestuur noe ajana di Soerabaja soepaja di Soebang diajakeun tjabang N.O”. Mungkin dari peristiwa inilah yang kemudian menjadi patokan berdirinya NU cabang Subang dengan aktivisnya yakni Darmodihardjo.
Hal ini kemudian diperkuat dalam laporan Pemandangan 27 November 1939 tentang Konferensi Cabang NU regional Karawang di mana Subang termasuk didalamnya. Dalam konfercab tersebut, NU Subang memilih dan menetapkan, ketua adalah O. Soetaatmaja, wakil ketua Darmodihardjo, sekretaris O. Djajawisastra, dan bendahara adalah S. Kartadiredja.
Tak hanya berkecimpung dalam ormas keagamaan Nahdlatul Ulama, Darmodihardjo juga ikut menginisiasi dan menjadi ketua dari Partai Indonesia Raya (Parindra) cabang Subang yang diresmikan pada 3 Desember 1939. Berselang beberapa hari sejak Darmodihardjo menjadi pengurus NU cabang Subang, ia juga menjadi ketua Parindra. Mungkin hal yang lumrah pada saat itu karena orang-orang terpelajar masih belum banyak seperti sekarang.
0 notes
Text
Bupati Kukar Dukung Lomba MTQ Jenjang SMP: Wujud Pendidikan Berbasis Nilai Rohani https://kliksamarinda.com/bupati-kukar-dukung-lomba-mtq-jenjang-smp-wujud-pendidikan-berbasis-nilai-rohani/
0 notes