Tumgik
#ngosongin lemari
lutfiarifin · 6 years
Text
Arus Sejarah Dunia
Sudah lama saya tidak tersentak dan menikmati vibrasi yang diawali dentuman samar namun mendadak kemudian berkepanjangan dan semakin membesar seperti yang saya alami sejam yang lalu. Sebelumnya, perasaan ini pernah muncul salah satunya karena Cantik Itu Luka, salah duanya oleh Bumi Manusia, dan kini saya menikmatinya lewat karya Yusi Pareanom, dengan tokoh Sungu Lembu-nya. Sungu sendiri sebenarnya tidak menjadi bagian dari judul buku. Tokoh ini berada dalam semesta novel Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi. Meskipun begitu, menurut pendapat saya, seandainya novel ini digarap menjadi sebuah film, atau mungkin sekuel (karena ini buku petualangan layaknya The Hobbit, bahkan dengan cakupan lintas geografi yang jauh lebih luas dibandingkan middle earth yang hanya secuil itu — buku ini mengisahkan petualangan mengelilingi dunia, dunia yang kau tempati kini, tapi terjadi di zaman setelah iesus dipaku dan sebelum jazirah arab haram bagi makanan ternikmat sepanjang sejarah: daging babi panggang), tentu tokoh Raden Mandasia cenderung lebih layak masuk sebagai nominasi aktor pendukung terbaik ketimbang dikategorikan sebagai pemeran utama. Cerita di dalam buku ini adalah milik Sungu Lembu, seorang Raden yang tidak jelas siapa ayahnya dari sebuah kerajaan kecil yang tertaklukkan namun sangat jelas bahwa dialah tokoh utamanya. Dia juga yang berperan sebagai narator. Dialah manusia global yang terliterasi dengan baik sehingga bisa berbicara dengan ragam bahasa. Dialah sang pendamping penyair kerajaan besar dari timur. Dialah saksi dari sebuah perang akbar yang mungkin pernah terjadi di dunia ini, perang antara kerajaan timur dan barat yang terpisah samudera dan daratan yang panjang membentang berjuta-juta depa, demi seorang puteri yang jika dihadapkan cermin kepadanya, niscaya cermin itu akan pecah berkeping-keping. Saya tadi menggunakan kata mungkin karena saya pikir bisa saja Sungu Lembu membual. Namun, karena dunia yang dia reka adalah dunia dengan daratan, lautan, serta kota-kota yang sungguh bisa dideteksi lokasinya di permukaan bumi kita ini, saya menjadi separuh yakin bahwa cerita ini bisa saja pernah benar terjadi. Pram suatu ketika menuliskan pernyataan yang kurang lebih menyebutkan bahwa sejarah tidak mengalir dari utara ke selatan atau barat ke timur, namun sebaliknya. Dulunya saya meremahkan sikap kebanggaan nusantara berlebihan macam itu. Sekarang, barangkali saya harus mulai membuktikannya. Sepertinya, saya bisa memulai dengan membaca Babad Tanah Jawa.
1 note · View note
diarybonekamacan · 3 years
Text
Decluttering
Kadang, kita secara nggak sadar udah berlaku impulsif dalam membeli barang. Terutama waktu baru banget gajian. Liat yang lucu dikit, beli. Liat yang gemes dikit, beli. Padahal barang tersebut mungkin aja nggak dibutuhin, tapi tetep dibeli dengan alasan “ah, nanti juga pasti butuh“, meskipun in the end tetep aja barangnya nggak dipakai. Perilaku impulsif itu kadang yang bikin isi hunian jadi sempit. Atau kita tiba-tiba merasa miskin padahal masih pertengahan bulan.
Aku pribadi suka banget beli barang karena impulsif. Tiba-tiba waktu mau beli baju baru mendadak lemari udah nggak bisa lagi memuat baju. Dan itulah saat yang tepat buatku untuk decluttering barang. Selain untuk “ngosongin“ lemari supaya keliatan lebih lega dan siap untuk diisi barang-barang baru, juga sebagai bentuk menghilangkan sifat mubazir yang bikin dosa makin banyak.
Pernah nggak denger kutipan “sometimes someone's trash is another one's treasure“? Itu juga salah satu dasar aku men-decluttering barang. Biasanya, barang yang udah nggak aku pakai nggak akan aku preloved. Tapi, aku kasih secara cuma-cuma untuk orang yang lebih membutuhkan. Karena pakaian aku mostly masih bagus-bagus dan aku nggak mau lagi pake karena nggak cocok atau karena kesempitan. Tentu aja yang udah nggak bagus atau nggak layak pakai akan aku jadiin lap di dapur.
Konsep decluttering ini udah diajarkan mamaku sejak aku masih kecil. Berbekal penghasilan papa yang cukup untuk beli barang bagus yang kualitasnya oke dan awet, barang-barang itu jadi lebih layak untuk diberikan ke orang lain. Alhamdulillah. Mungkin bagiku, beli baju yang berkualitas tiap bulan bukan hal yang istimewa. Tapi belum tentu begitu bagi orang lain. Jadi, mama selalu ajarkan anak-anaknya untuk berbagi. Karena belum tentu apa yang bisa dengan mudah kita dapatkan, mudah juga bagi orang untuk didapatkan.
Dan hasil decluttering itu sendiri bukan cuma kebahagiaan untukku karena dapat barang baru karena isi lemariku udah berpindah tangan. Tapi juga kebahagiaan orang lain yang menerimanya. Melihat orang lain dengan senang hati memanfaatkan hasil decluttering itu dengan baik, ternyata membawa dampak yang baik juga buat aku. I’m happy for that.
1 note · View note
galuhgalura · 6 years
Photo
Tumblr media
#FREE to adopt! . . . Buku-buku Fiksi: • Semesra Bayangmu - Mira W • Cintapuccino - Icha Rahmanti • Beauty Case - Icha Rahmanti • Indiana - Clara Ng • Memoirs of a Geisha - Arthur Golden . . Silakan dipilih buku yang diminati.. Lagi ngosongin lemari buku ceritanya.. Jadi buku-buku ini gratis tis tis tis untuk diadopsi.. Kecuali buat temen-temen yang diluar kota, bolehlah dikenai ongkir. . . . Untuk yang minat langsung DM yaah.. First DM get the books! 😘🙏🏻 Thank you! . . . . #freebooks #garagesale #novelindonesia #fiksi #mirawnovel #icharahmanti #clarangnovel
0 notes
dwiningtyas-blog1 · 7 years
Text
HUKUM PARETO* dan kaitannya dengan *LoA* sehingga mempengaruhi *KENCANG TIDAKNYA JUALAN KITA*
*Hukum pareto* itu adalah hukum yang ditemukan oleh seseorang yang bernama pareto. Ya iya lah masa' Pak Eko 🤣 Intinya, dikehidupan ini berlaku hukum perbandingan 20:80 Hampir disegala bidang, lihat saja saat kita memakai baju. Ada 100% baju di lemari kita. Tapi secara ga sadar kita hanya memakai baju yang itu itu saja... Hanya memakai 20% baju dari yang kita miliki. Betul? Begitu pula dikehidupan bisnis, kata para mastah nih.. Hanya ada 20% orang yang menguasai 80% kekayaan. Begitu pula dengan stok barang jualan kita Kalau stok barangmu 10,maka lakunya cuma 2 Coba kalau stokmu 20, maka lakunya bisa 4. Demikianlah hukum pareto stok Terkadang kita mikirnya, gimana ngabisin stok, hinggaakhirnya obral murah... Ternyata hukum pareto berlaku juga di stok. Kalau mau laku banyak ya banyakin stok, jangan malah ngosongin etalase(obral murah) Jadi geser mindsetnya ya.. Bukan obral murah.. Tapi banyakin stok biar laku banyak. 😀 *kenapa harus memperbanyak stok?* Saya tidak akan memberikan teori, tapi saya ingin menyampaikan bukti bukti saja Lihatlah para stockis... Mereka jadi stockis karena nyetok, dan semakin banyak stok mereka, mereka semakin kaya... Atau lihat saja di pasar asar tradisional... Pedagang yang kiosnya memiliki stok banyak akan banyak prmbelinya dibanding pedagang yang stok barang di kiosnya sedikit. Ya kan? 😉 Dari sini terbukti, semakin banyak stok semakin laris jualannya Coba kita balik sekarang, Kios yang stoknya sedikit, ketika ada calon pembeli berkunjung, dan tanya produk A, ternyata produk A tidak ada di kiosnya.. Alhasil calon buyer tersebut pindah kios lain. Atau ada produk A tapi stok warnanya sedikit, hal ini juga bisa membuat pelanggan pergi Setuju sampai disini? Intinya... Kalau mau laris... Perbanyak stok, dan berani nyetok Ada lagi yang mengatakan nyetok itu ribet, enakan dropship. Udah ada yang mempacking, kita tinggal fokus jualan saja Memang sih dropship ntu enak, kita tinggal jualan aja. Ga perlu pikirin packing, tapi takutnya kita jadi terbawa di zona nyaman, Zona ya gitu gitu aja Zona Nyaman ini sebenarnya adalah MENTAL BLOCK yang pada akhirnya membangkitkan LAW of ATRACTION Biasanya yang nyaman jadi dropshiper ini mikir nya seperti ini. Klo aku nyetok ntar GAK LAKU RUGI betul? Ketika Anda sudah tertanam pikiran seperti itu maka hukum LoA pun bekerja dan pada akhirnya apa yang anda takutkan...apa yang anda hindarkan benar benar terjadi dan menghambat kesuksesan Anda Beda kalau nyetok, barang dirumah banyak. Otak kita jadi mikir tu gimana cara jualin barang sebanyak itu, ya gak? 😉 Bagi temen temen yang sudah jualan saya sarankan nyetok barang di rumah yang perputaran barangnya cepat Manage Stock dengan membuat kartu stock. Bag atas kartu beri tanda Min: Max: Buat apa min max? Buat mengontrol kapan kita harus order dan berapa yang harus kita order Okay, tadi kita sudah tau hukum pareto stok, jika kita stok 10 barang,.maka yang laku 2 barang Jika ingin laku 4 barang maka stoklah 20 barang. So, intinya perbanyak stok daganganmu. Bayangkan ya..🤔 Kamu ga nyetok, padahal copywriting/seni beriklanmu bagus.. Banyak yang mau beli, tapi stok di supplier kebetulan sudah dikit. Dan malah kadang sering kosong. Nyesek ga sih? 😀 So, pastikan punya stok dan perbanyak stok Klo jualan kamu baju Fashion perbanyak modelnya Untuk awal buat stock @1lusin seumpama Berjalannya waktu melihat perputaran barang kamu bisa atur min max stock kamu mana yang harus ditambah lebih banyak mana yang cukup stock 1 saja sebagai pelengkap Klo jualan bisnis kamu Rumah Makan atau Warkop Banyakin macam macam menunya Mana yang banyak yang suka menunya diperbanyak Banyakin gorengannya klo warkop dll Bagaimana cara nambah stok ya? Apakah kita perlu berhutang untuk nambah stok? Emmm, mas rendy saputra dalam kelas sbdkk nya bsrkata "kalau bisa, jadilah ayam kampung, jangan ayam lehor yang gampang stres" Maksudnya gimana tuh? Ayam kampung itu, kena petir kena hujan, kena matahari panas jarang ada yang stress atau mati Tapi kalau ayam lehor, dikit dikit stress, dipindahkan ke kota lain, stress 😀😀 Pertanyaan selanjutnya, lalu gimana dong kita nambah stoknya? Lha uang hasil jualan aja langsung buat kebutuhan sehari hari Itu belum sempat balik modal udah sering kita pakai untuk kebutuhan Gimana mau nyetok? 🤦🏽‍♂ Berikut ini tipsnya😊 A. Cara tradisional/ konvensional Cara tradisional ini ya kita bagi, setiap dapat profit(bukan omset tapi profit, tau ya bedanya?) Kita bagi tuh, mana buat nambah stok, mana buat saving mana buat hidup Hal ini memerlukan waktu yang relatif cukup lama ketika kita pakai cara tradisional ini. B. Ada usaha lain Bagi yang masih jadi karyawan, jangan buru buru resign sebelum siap beneran. Jika kamu masih jadi karyawan pakai gaji karyawan untuk hidup, profit usaha kita utamakan untuk nambah stok, Atau jika kamu punya usaha yang profitnya 100% malah lebih enak, kebutuhan hidup bisa diambilkan dari usaha yang profitnya 100% atau yang stok barang bisa diambilkan di usaha yang profit 100% ini. Jadi saling melengkapi Apa contohnya usaha dengan profit 100%? Jasa... Ada yang jadi guru les,atau punya bimbel dll Semangat nyetok ya 👍🏼 Jika belum berani nyetok pastikan: Pelayanan suppliermu bagus, Yakni tentang jumlah stok yang banyak(kuantitas) kualitas barang, dan pelayanan 😊 Sekian materi hukum pareto di malam hari ini😄 semoga bermanfaat😁
0 notes
lutfiarifin · 6 years
Text
Suara dari dunia lain, Naguib Mahfouz
Kisah Memuja Kejahatan adalah tentang seorang lelaki asing, dengan kepala dan wajah dicukur bersih, kurus, dan tinggi layaknya pendeta Mesir zaman purba, yang entah datang dari mana, lalu menyambangi kawasan terkutuk Khnum untuk menawarkan obat kejahatan kepada Hakim, dengan seorang kepala polisi bernama Ram yang menjadi saksi. Penggunaan obat kejahatan itu dikabulkan oleh Hakim yang bijaksana dan adil sehingga kedamaian pun menyelimuti kawasan tersebut. Cerita berakhir bahagia tentu saja. Kebaikan selalu menang melawan kejahatan. Bagi saya, kisah ini menunjukkan bahwa Tuhan memang selalu menyertai orang-orang yang baik, bukan mengawal esensi kebaikan. Karena mungkin, Tuhan itu adalah maha karya terbaik orang-orang yang baik. Pokok pikiran ini yang saya rasa coba disampaikan Mahfouz. Kemudian, dia melanjutkan dengan kisah kebajikan lainnya. Tentang Pengampunan Raja Userkaf, seorang raja yang mengundurkan diri dari jabatannya, demi menarik jarak untuk melihat lagi siapa orang-orang di sekitarnya yang benar-benar tulus dan setia. Terasa familiar bukan? Ya, apalagi di dunia tumblr. Saat-saat anda bosan menulis, lalu menjauhi dunia ini karena terus melihat orang-orang konsisten yang persisten – seolah mereka tidak pernah merasa tersakiti, pendatang baru dengan konten yang menyiksa percaya diri, atau mereka yang dulu ada lalu hilang meninggalkan anda sendirian. Tindakan melarikan diri memang diperlukan. Raja Userkaf saja melakukan hal itu, sehingga ia pun mendapat balasan penghinaan dan pengsusiran oleh pejabat-pejabat bawahannya ketika dia meminta tahtanya kembali. Bahkan Putra tercintanya, yang kalau tidak salah bernama sihura, tidak berkenan dengan kehadirannya di lingkungan kerajaan. Kemudian mengusirnya bersama seekor anjing yang setia. Hasil dari melarikan diri tidak selalu memuaskan. Karena tindakan seperti itu hanya menambah-nambah khayalan. Maka, semua ada pada diri kita sendiri. Mau menjadi seperti Raja Userkaf yang maha pengampun dan ikhlas, atau menyediakan diri menjadi sarang kepedihan dan kemurungan, atau bisa juga menjadi seperti Mumi yang bangkit ke dunia dengan murka sambil menyeru, “Hai dunia! Kemana semua penghormatan dan ketundukanmu pada diriku yang agung, hai Kau budak!” seperti yang dikisahkan dalam Bangkitnya Mumi. Mau kisah yang lebih cerah dan indah daripada kicauan bacot di atas? Kembalinya Sinuhe bisa menjadi pilihan. Roman tentang Sinuhe yang tersingkap dari artefak peradaban kuno Mesir ini dapat anda lihat secara garis besar di wikipedia. Namun, dalam cerpen di buku ini, anda akan mendapatkan pengalaman yang berbeda. Kisah cinta yang indah, meskipun biasa-biasa saja. Satu-satunya yang tidak biasa dari buku Suara dari Dunia Lain adalah cerpennya dengan judul yang sama. Terdiri dari tiga babak. Kisah tentang seorang pelayan pangeran firaun yang menghabiskn masa menunggu dengan menuliskan kisah kematiannya. Dari sejak mati, hingga dipisahkan dari penanya sendiri.
Mungkin, kita harus mulai belajar menuliskan kematian kita demi menjaga ilusi indah dan sendu tentang kematian kita nanti. Karena boleh jadi, setelah mati, ritual ratapan orang-orang di sekitar kita hanyalah ilusi kebiasaan dan kebudayaan repetitif semata, mulai dari tahlilan, tangisan, bahkan rasa kehilangan yang mereka elu-elukan.
Boleh jadi.
4 notes · View notes
lutfiarifin · 6 years
Text
Tiga Babak dan Simbolisme Kawabata dalam Vegetarian
Lagi ingin menulis. Dan sudah ingin menulis ini selepas membaca novelnya sebulan yang lalu. Tertahan oleh kebekuan imajinasi ditambah sedikit rasa malas, menghasilkan waktu perenungan yang cukup panjang untuk benar-benar memahami novel Vegetarian ini. Beberapa orang berkata cerita ini bagaikan sebuah dongeng. Betul memang, tapi yang ini merupakan versi realis kalau memang ada yang namanya dongeng realis. Cerita ini tentang seorang wanita yang dibayang-bayangi sebuah mimpi, mimpi yang horor dan tidak surealis, biasa saja. Mimpi tentang hutan, daging dan darah.
Kisah ini merupakan perenungan dari tiga orang tokoh yang berpusing pada sang vegetarian. Saya tidak akan memakai nama, karena saya lupa nama para tokoh dalam novel ini. Menurut saya ini semacam novel erotis, ketika masuk pada penceritaan oleh sudut pandang tokoh lelaki, di beberapa bagian. Membaca novel ini serta-merta mengingatkan saya pada cara Kawabata memainkan simbol-simbol sensual, yang membuat — mungkin hanya saya — merasakan sensasi yang lebih jauh dari sekadar ngaceng. Tidak ada batang yang tegang, tapi otak saya serasa diremaskocok hingga ejakulasi, entah material apa yang dimuntahkan dan pikiran saya langsung kejang-kejang seperti hilang akal.  Di akhir pembacaan, saya berhenti pada perenungan tentang keindahan dan kesenduan di saat yang bersamaan. Lagi-lagi mengingatkan saya kepada novel-novel Kawabata.
 Babak pertama
Anda akan diajak bertamasya mendalami jalan pikiran seorang pria medioker, berperut buncit, berpenghasilan cukup, dan bukan termasuk lelaki yang bergairah -- layak baginya disematkan peribahasa mati segan, udah hidup aja dulu. Dan tentang bagaimana dia menggambarkan istrinya sebagai wanita yang juga tidak menggairahkan (saya bertanya-tanya, mungkinkah gairah pasangan kita itu sebenarnya berasal dari gairah diri kita sendiri?) akan tetapi cukup menenangkan dirinya karena sikap istrinya yang cenderung kalem dan tak pernah komplain. Sang istri tercinta ini hobi sekali tidak mengenakan beha meskipun dadanya sebenarnya rata, yang membuat pria medioker kita ini rada kebingungan. Muncullah pertanyaan dalam arus kesadaran doi dengan formula seperti ini: wahai istriku kenapa engkau begini, mengapa engkau begitu. Lalu diikuti tahap kesekian dalam suatu hubungan pernikahan yang hampir selalu ada. Begini kira-kira ekspresi yang bisa menggambarkan tahap ini: Duh cewek yang itu dadanya gede, suaranya bikin ngaceng pula, semoga deh bisa ada kesempatan. Soalnya istriku mah gitu orangnya. Nah, tahap ini mendapat pembenaran ketika istrinya menjadi semakin konyol karena bertekad menjadi vegetarian. Di akhir babak, saya menemukan pemandangan yang indah lewat burung mati, dada yang tersingkap di musim panas, dan kupu-kupu. Buku ini memang senang menampilkan keindahan. Kalau kata Eka Kurniawan dengan sedikit improvisasi menikmati keindahan fenomena alam seperti daun berguguran, desau angin, air sungai mengalir, sambil merasakan kesenduan ala Kawabata.
 Babak kedua
Tentang jalan pikiran seorang seniman. Sama-sama pria. Tapi yang ini versi seorang seniman, yang tentunya lebih liar, abstrak, dan sangat berbeda dengan cara karyawan swasta memaknai hidup seperti tokoh kita pada babak pertama. Ada lagi kesamaan dengan cerita sebelumnya. Cerita ini tentang seorang lelaki yang mengalami fase yang sebenarnya sama tapi bunyinya berbeda. Istriku dadanya gede, suaranya bikin ngaceng, tapi dia enggak menantang, dia terlalu normal. Terlalu baik… Oh, itu dia. Si wanita dada rata, pendiam, dan aneh. Saya mau yang begitu.
Karena babak ini saya teringat lagi kepada Kawabata dan permainan sensualnya. Demi kenyamanan pembaca, mari lupakan dulu nama Kawabata dan berfokus pada bercak biru pada bokong si wanita dada rata, sang vegetarian.
Berawal dari cerita istri sang seniman yang mengatakan kalau adiknya yang vegetarian itu sejak kecil punya noda biru di bokong. Kemudian seniman kita ini terus diganggu oleh bayang-bayang untuk menikmati noda biru tersebut. Menikmati yang bagaimana? Kebetulan tokoh kita ini adalah seniman sekaligus seorang pria, maka yang ada dalam bayangannya adalah menjadikan noda biru itu sebagai titik vokal dalam instalasi seninya dan menjadikan sang pemilik noda biru itu tunggangan dalam suatu hubungan seksual, yang merupakan potongan mozaik pelengkap dari karya seninya.
 Kalau kita kembali kepada Kawabata, saya jadi teringat novel Beauty and Sadness. Novel itu tentang lukisan. Kawabata jago sekali mengajak kita menikmati hasil sapuan kuas di atas kimono maupun kanvas sembari di saat yang bersamaan menguak seluruh penderitaan di dalam benak tokoh-tokohnya. Dalam semesta Kawabata, keindahan lewat medium ciptaan tangan manusia dijadikan sebagai wujud pelarian diri manusia atas kemuraman hidup, meskipun kita sadar hidup ini tak pernah lepas dari seluruh kesialan didatangi lagi oleh kemuraman yang semakin berlalunya waktu akan semakin membesar.
 Dan kita menemui hal yang sama di babak kedua novel ini. Kita menemukannya pada tokoh seniman. Kita menemukan lukisan-lukisan. Bukan pada kanvas atau kimono, tapi pada tubuh. Tubuh sang vegetarian yang berdada rata. Kita akan disajikan ekspresi wanita itu saat di sekitar putingnya tersapu kuas dengan cat berwarna cerah, tentang bunga-bunga yang mengitari noda biru, dan bagaimana akhirnya si tokoh wanita berkata aku mau begituan dong. Bukan. Ini bukan cerita seks kacangan. Ini melodrama yang berujung tragis. Bacalah.
 Babak ketiga
 Diceritakan dengan sudut pandang wanita. Saya tidak akan membahas banyak. Soalnya, ini adalah akhir novel. Nanti terlalu spoiler bagi anda yang belum baca. Selain itu, saya juga dibuat bingung dan bertanya-tanya oleh babak ini. Bagaimana sih sebenarnya cara kerja otak dan perasaan seorang perempuan? Rasanya alur logika mereka sangat asing, terutama di novel ini, menurut pandangan saya. Selain itu saya juga dibuat takjub oleh Han Kang, penulis novel Vegetarian ini, yang jago sekali mendalami fetis dan dunia khayali pria. Bahkan dua dari tiga babak di novel ini diceritakan oleh tokoh laki-laki. Karena cerita ini juga, akhirnya saya terinspirasi mencari apa sebenarnya yang membedakan semesta isi pikiran wanita dan pria. Dan saya menemukan istilah yang cukup unik, suara maskulin dan feminin. Kemudian saya coba mengikuti jejak penulis-penulis wanita di semesta tumblr. Tujuannya mencari median, modus ataupun rata-rata tema, cara atau apa pun yang mungkin bisa disimpulkan dari para penulis wanita ini. Dan nyatanya suara-suara itu memang benar berbeda dari penulis pria, memiliki kesamaan satu sama lain, bertarikan unik dan natural. Jika anda wanita, tentu otomatis tulisan anda bernada feminin. Itu yang saya temukan, bahkan pada wanita-wanita yang terlalu mencoba menulis kasar dan erotis. Tentu hebat sekali jika seorang perempuan dapat mendalami jalan pikir seorang pria, apalagi dua orang. Eh, kemana kita ini? Oh iya, tulisan ini tentang tiga babak dan simbolisme Kawabata dalam novel Vegetarian. Anda sudah menemukan penjabaran tentang tiga babak dan simbol-simbol Kawabata, kan? Baiklah, berarti tulisan ini sudah seharusnya berakhir.
1 note · View note
lutfiarifin · 6 years
Text
Narasi Deskriptif
Lo suka banget narasi deskriptif ya, Fi.
Maksudnya bagaimana? Begitu saya membalas serta menyelidik pernyataan -- atau pertanyaan -- teman saya ini. Bagi saya nikmat sekali jika karya kita diinterpretasi orang, meskipun dangkal, setidaknya tulisan-tulisan saya tidak tenggelam dan memahat secara independen di dinding maya, hanya untuk ditemukan ratusan tahun kemudian bersama serakan sampah tulisan yang beredar di sekeliling jaringan anak cucu kelak. Dan interpretasi kawan saya ini tidaklah terlalu memukau karena dia hanya membaca sekilas pada satu tulisan saya. Itu pun saya yang memintanya untuk membaca terjemahan tersebut, sebagai ganti teman yang akan menyertai dia menunggu saya yang datang telat dalam suatu pertemuan di malam hari di stasiun manggarai.
“Gua udah baca tautan yang lu kirim ke gua, cerita yang lu terjemahin kan kayak gitu: tangga di ujung sana berwarna putih di atasnya berhamburan bercak darah, di plafon ada laba-laba yang disantap serigala sebagai panganan di waktu malam sebelum memangsa belut di sungai ciliwung, tepat di tapal batas sebelah barat kecamatan pasar minggu.”
Saya menyimpan persangkaan teman saya ini sebagai bahan untuk diulas, karena sangat menarik buat saya, buat seseorang yang (juga) merasa bosan dan hampir tertidur ketika membaca novel Ahmad Tohari, pun Romo Mangun. Menurut perhitungan asal saya pada salah satu novel Tohari, dia baru memulai kemunculan tokoh setelah empat halaman narasi beres. Harus ada burung kuntul, sawah yang menguning, singkong, ikan di selokan, kutu di batu nisan, belalang kawin atau tetek bengek peristiwa alam lainnya, yang jujur saja sangat menjenuhkan. Bukan berarti saya menganggap Ronggeng Dukuh Paruk novel yang banal. Menurut saya buku itu adalah salah satu bentuk prasasti kanon susastra yang berhasil dengan indah dan dramatis merekam salah satu peristiwa kelam bangsa kita, G30S-PKI - nya Pemerintah Indonesia.
Di atas saya juga menyebutkan nama seorang manusia mulia yang pernah hidup di negara ini, guru bangsa (yang tidak masyhur) kita bersama, seorang arsitek merangkap pastor yang muncul sebagai piguran dalam film Ainun Habibie seri sekian, namun menjadi pemeran utama dalam memperkukuh martabat dan ruang tinggal warga tepian kali code, Yogyakarta. Namun, burung-Burung Manyar adalah novel paling membosankan yang pernah saya baca. Bahkan saya belum sempat tamat membacanya hingga sekarang, ukuran novel yang tebal, percakapan yang terlalu mengada-ada, sebut saja bergenre realisme formal kaku parah. Terlalu kosmis, ala-ala teolog dan pemikir ketuhanan. Deskripsi soal pemandangan di kampung kumuh pinggiran sungai, Bukit Olimpus dan Pantai Santorini di Yunani, dikombinasikan dengan percakapan kaku menelusuri jagat raya dan peristiwa kosmis yang disangkut pautkan dengan perasaan dan konsep hidup, duhai bo, sungguh telah membuat setan, iblis, genderuwo, dan dedemit betah berlama-lama main ayunan di bulu mata saya.
Kesimpulannya?
Sangat jelas posisi saya. Bukan seorang penggemar fanatik narasi deskriptif.
Beratap langit, beralas atap rumah, yang biasa dipakai sebagai tempat menjemur pakaian, dan tidak diplester, yang membuat pantat saya menikmati terapi semi-akupuntur kerikil tajam saat duduk di atasanya sambil memangku laptop dan menghirup semilir aroma jajanan takjil. Tidak dari kejauhan, bergema kumandang tadarus santriwan Pondok Pesantren Al-Masthuriyah yang mengganggu kegiatan saya menonton film. Untung ada teknologi bernama penyuara kuping yang lebih populer disebut earphone, membantu saya mengabaikan pahala demi sensasi menikmati film Walter Mitty.
Kala itu adalah saat di mana saya tumbuh sebagai pemuda karbitan pencinta alam, manusia, dan hidup penuh kebebasan mutlak. The Secret Life of Walter Mitty adalah tontonan yang pas bagi pengagum kebebasan. Membantu saya merangkai mimpi untuk berkeliling dunia, terutama pergi ke Islandia. Dulu, ketika pembuatan buku akhir tahun di masa MAN, oleh panitia pembuatan buku disediakan kolom khusus yang akan menampilkan destinasi negara yang ingin dituju setiap murid di masa depan. Dengan konyol saya memilih Islandia. Alasannya? Di negeri itu ada gunung berapi yang letusannya sanggup mengacaukan jadwal penerbangan di seluruh eropa, dan membuat kru dan pemain sepak bola asal negeri Katalan terpaksa naik bus untuk melakoni laga tandang melawan Inter Milan. Tahu apa akibatnya? Tim semagis dan sespektakuler Barcelona, pada saat itu mereka seolah tak tertandingi, terpaksa bertekuk lutut atas kekalahan 1-3 yang dialami. Sebagai penggemar karbit Real Madrid, juga penggemar garis keras AC Milan yang rela mendukung klub rekan sekotanya, saya tentu bersuka cita dalam bentuk memperkuat niat amalan tahajud setiap jam setengah tiga pagi di masjid Ulul Albab Bone Bolango. Namun sayang, saya malah bangun bersamaan dengan siraman air deterjen oleh ustaz bahasa arab sialan, yang insya allah selalu dirahmati Allah, pada pukul lima lima belas. Tidak apa, saya tetap girang bukan kepalang atas kekalahan Messi dkk. Dan membuat saya bertanya-tanya tentang gunung berapi penuh barokah tersebut, serta negara yang beruntung membesarkannya.
Dengan teknologi kamera sudut superlebar, Ben Stiller membuat saya makin terpaku pada kerikil pada alas atap rumah Hifdi dan tidak menyesal memilih Islandia sebagai negara destinasi di masa depan kelak. Bayangkan, jalanan di sana kosong melempong, sampai tokoh Walter Mitty pun tampak sangat menikmati main skate board di sana. Sebagai penggiat tur amatir, tempat seperti itu tentu saja surga dunia. Aspal yang mulus, angin yang kencang, langit gelap, hamparan padang rumput beserta batu karang tajam, oh Tuhan, saya rela menggadai gelar sarjana saya demi tinggal di Islandia, seandainya punya.
Kekuatan latar pada film tersebut didukung oleh penggunaan wide angle camera yang bijak dan anggun. Kisah Walter Mitty sudah terbit dalam bentuk tulisan sejak masa hidup dedengkot lost generation. Menceritakan tentang seorang pria yang tenggelam dalam angan-angan, seorang pelamun. Lalu dia terjebak dalam konflik yang memaksanya melakukan hal-hal gila. Hingga akhirnya dia sadar, kumpulan hal liar dan penuh gelora yang telah ia lakukan ternyata membuat segala lamunannya menjadi kenyataan. Begitulah alur cerita yang berevolusi berkali-kali ini, hingga bertransformasi menjadi film (meskipun bukan untuk pertama kali) asuhan Ben Stiller, yang berperan ganda sebagai sutradara sekaligus pemeran utama. Tentu, untuk menguatkan suasana serta hasrat penonton untuk menikmati seorang tokoh yang keliling dunia, dibutuhkan teknik yang paling baik untuk menampilkan lokasi syuting yang unik dan indah, namanya juga film melancong. Dan itulah yang dilakukan oleh wide angle camera (bodo amat, saya juga tidak tahu kamera yang dimaksud seperti apa, tapi entah kenapa saya senang mengulang-ulang istilah itu).
Sekarang, coba bayangkan film Walter Mitty ditransformasikan ke dalam buku! Sekilas pikir, saya langsung mengambil kesimpulan: narasi deskriptif yang baik, bijak serta anggun diperlukan agar pembacaan novel mengena dan menyentuh hati. Selain penataan konflik serta, ah sudahlah, makin sok tahu saya, capek bacot.
Sampai pada bulan juli, atau agustus, yang telah lewat, saya bertemu buku yang merangkum dua penggalan narasi di atas. Dulu saya pernah berpikir, apa bisa ya sebuah novel yang deskripsinya menumpuk dan berhamburan di mana-mana tetap asyik untuk dibaca. Ternyata pertanyaan saya telah terjawab sejak Indonesia merdeka, tapi dari negeri pemenang perang dunia, Amerika, oleh seorang penulis penuh gaya dan senang berdongeng tentang pertemanan. 
Jawaban itu berupa sebuah kisah yang menjabarkan kehidupan seorang cina pemilik toko kelontong, bajingan-bajingan tuna wisma yang mabuk-mabukan dengan meminum minuman sisa pengunjung bar yang sudah bercampur di tong pembuangan, mulai dari rum, brendi, mungkin juga vodka, entah. Seorang ahli biologi baik hati yang menarik hati masyarakat, sampai tokoh-tokoh yang berserakan di sana, di situ, di atas pohon, di dalam perahu yang tidak pernah berlayar, di bebatuan karang, pabrik pengalengan, belakang laboratorium, anak gila yang jatuh cinta kepada seorang laboran, rumah veteran perang. Dan latar waktu pukul empat pagi, orang tua misterius, juga para lonte serta satpam rumah bordil yang dimusuhi kawanan bajingan.
Eka Kurniawan memang penulis sialan. Dengan kedok tidak ingin bukunya berharga mahal di pasaran, dia rela mendapat persenan murah pada buku terjemahannya sendiri. Dan tebak harga buku itu berapa?
Empat puluh sembilan ribu.
Sesuai janji saya dulu, anda boleh membeli novel Cannery Row karya John Steinbeck punya saya dengan harga lima belas ribu. Dengan uang segitu anda akan mendapat jawaban atas kegelisahan saya yang ternyata sudah terjawab sejak tahun 45.
6 notes · View notes
lutfiarifin · 7 years
Text
Cara menulis diri sendiri
Pertama. Belajarlah menulis. Bagi masyarakat yang beruntung mendapatkan program pendidikan dari pemerintah, rata-rata mulai bisa membaca sekitar kelas 1 atau 2 SD, dan bisa mulai menulis di kelas 3 SD. Hal ini saya simpulkan dari pengamatan zaman masa saya SD dulu. Kevalidan apa yang mau diharapkan dari ingatan masa kecil saya? Masalahnya, saat itu saya ingat mama pernah menggunjing orang tua dan anak-anak tetangga atau teman sekolah saya saat itu, “Lihat Dorang (mereka) itu! So kelas 3 belum bisa ba baca depe anak. Tidak disuruh belajar stau (mungkin) dorang pe anak (anak mereka) itu.” Wajarkanlah pikiran sempit mama saya ini. Dia secara tidak sengaja memiliki anak yang sudah bisa perkalian susun dan membaca buku bacaan solat utuh serta kisah nabi sejak umur 4 tahun. Beliau tidak merasakan susahnya mendidik anak dengan keadaan rata-rata seperti orang tua kebanyakan teman kecil saya. Atau, beliau yang membuat saya sedemikian hebat di umur balita saya. Entahlah. Yang Saya yakini sekarang, anda yang membaca tulisan ini pastinya bisa menulis. Selamat, syarat pertama untuk menulis diri sendiri sudah anda kuasai.
Kedua. Menulis untuk bercerita. Menulis diri sendiri adalah perkara bercerita tentang diri sendiri. Menceritakan kebanggaan diri, aib dan dosa yang pernah dilakukan selama hidup, pencapaian luar biasa dari nol menjadi hebat. Penulis karya fiksi pun selalu terinspirasi dari dirinya sendiri untuk membuat karya rekaan. Terus untuk apa semua itu dilakukan? Ya sekedar untuk bercerita. Apa yang anda lakukan jika bertemu dengan seorang teman lama yang sudah lama tidak pernah bertemu? Bercerita. Apa yang anda lakukan jika dituduh oleh seorang rekan karyawan, bahwa anda diduga selingkuh dengan seorang staf kebersihan karena anda terlihat berduaan di Pantry saat jam istirahat dengan si Janda? Untuk memaparkan alibi anda harus bercerita. Begitu banyak fungsi bercerita. Sehingga anda pun punya seribu lima belas jawaban saat saya bertanya, “Kenapa kau ceritakan padaku makanan, kegiatan, perasaan hatimu setiap harinya, setiap jamnya?” Tidak perlu mendengar jawaban anda, saya akan langsung menjawab : “Itulah gunanya Story (cerita).” Sehingga, apapun motif dibalik tulisan anda tentang diri sendiri, menulislah untuk bercerita.
Saat pulang ke Palu beberapa bulan lalu, saya bertemu karya seorang yang menulis diri sendiri dan saya yakin Dia murni menulis untuk bercerita setelah membaca memoarnya. Kebetulan sekali Dia adalah seorang penulis. Dia menulis beberapa novel. Sayangnya saya belum sempat membaca karya fiksi buatannya. Hanya memoar itu saja yang pernah saya baca dari tulisannya hingga saat ini.
Saya terinspirasi dari Dia saat membuat tulisan ini. Dia menunjukan saya cara melihat orang tua agar tidak melulu dinarasikan sebagai manusia mulia, yang harus selalu diperlakukan dengan baik hanya karena selalu melakukan yang terbaik untuk anak mereka. Dia meyakinkan saya dengan karyanya bahwa mengungkapkan cinta untuk Yang Tersayang, tidak perlu menegasikan dan menjauhkannya dari aib dan keburukan. Tidak perlu seperti penggemar Ibu Mega yang sampai harus memenjarakan seorang penulis yang menyamakan beliau dengan Aung San Suu Kyi. Hal ini bukanlah tindakan cinta. Sebatas cari muka bawahan kepada atasan. 
Memoar buatan Dia pun sangat mengalir. Dibuat dengan kehati-hatian yang minim, membuat karya itu panjang lebar tak karuan, menceritakan isi hati dengan membandingkan segala sesuatu dengan pemandangan yang pernah dilihatnya di kota tempat tinggalnya. Terkadang membosankan tapi tidak sampai membuat saya berpikir, “Simpan dulu lah, baca lain kali saja.” Memoar itu sebenarnya berisi alasan mengapa Dia memilih menjadi penulis. Namun Dia bersembunyi dengan penggambaran soal kota tempat tinggalnya yang muram. Semua dimulai dengan kota kelahirannya. Segalanya dikaitkan dengan Istanbul, yang becek, jalannya dari batu, rumah kayu yang dibakar, atau yang dibiarkan menua, untuk dibakar dikemudian hari. Saat orang-orang melihat Bosphorus sebagai keajaiban dunia oriental, dari masa bizantium, kesultanan utsmaniyah, hingga rezim Erdogan kini, Orhan Pamuk melihatnya sebagai cermin raksasa yang merefleksi kemuraman yang jauh lebih gelap dari pemandangan asli Istanbul. Orang yang melompat ke selat itu untuk bunuh diri, kapal yang terbakar dan kegagalan usaha perkapalan orang tuanya yang hidup hanya mengandalkan warisan. Ironisnya, saat keluarga Pamuk ingin berekreasi, selat Bosphorus dijadikan sebagai objeknya. Entah untuk dijamah dari pantai atau sekedar menjadi pemandangan dari bukit atau jendela rumah bibinya. Bosphorus yang muram adalah inspirasi lukisan Orhan. Bagaimana Dia mengagumi lukisan engraving karya Melling yang dibuat di zaman para Pasha sebelum ditumpas pembaruan kebudayaan yang digagas Ataturk. Bagaimana Dia menggambarkan Ataturk sebagai orang yang paling bertanggung jawab menghilangkan identitas diri orang turki, yang bisa dilihat dari isi ruang tamu tiap apartemen orang istanbul kalangan atas. Meski begitu, Orhan tidak dengan keras mengutuki, bahkan tidak ada kesan menyalahkan bapak revolusi Turki itu. Penulis Memoar Istanbul Kenangan Sebuah Kota ini bahkan terkesan tidak peduli kenapa kotanya begitu suram. Dia hanya peduli pada diri sendiri. Tulisan ini ditempatkan dalam sudut pandang sebagai anak kecil yang belum bersekolah, saat mulai bersekolah dan bertemu teman, masa remaja saat mengenal cinta, dan di masa kuliahnya, saat tidak ada keinginan kuat untuk mengikuti kebiasaan pemuda banyak, yang berkuliah untuk dianggap pantas meneruskan usaha keluarga atau mendapat pekerjaan agar lestari hidup dalam dunia kelas atas. Konflik batin ketika cita-cita yang terbangun dari hobi tidak menemukan pembenaran dari lingkungan, bahkan dari orang tua, yang terlanjur kaya dan akan segera miskin. Kemudian cita-cita itu berubah dengan sendirinya hanya karena satu hal. Keinginan menulis untuk bercerita.
Oleh Lutfi Arifin
2 Oktober 2017
Sumber : Buku Istanbul Kenangan Sebuah Kota. Memoar Orhan Pamuk. Penerjemah : Rahmani Astuti. Terbitan Tahun 2009.
Harga Beli : 83.500 di Toko Buku Ramedia (Bukan Gramedia) Palu.
Tulisan ini saya buat untuk proyek Ngosongin Lemari. Proyek yang saya buat untuk mengosongkan lemari kecil saya di kosan yang menyulitkan saya untuk pindahan kosan. Saya akan membuat resensi dari buku-buku yang saya miliki, untuk mengingatkan saya isi buku yang pernah saya baca. Buku-buku yang telah saya buat resensinya akan saya jual dengan harga murah. 
Untuk buku yang pernah saya beli dengan harga di atas 50 ribu akan saya jual dengan harga 40 ribu.
Buku-buku yang dibawah 50 ribu, akan saya lepas di harga 15 ribu. 
Bagi yang berminat silahkan hubungi saya melalu fitur message tumblr.
3 notes · View notes
galuhgalura · 6 years
Photo
Tumblr media
#FREE to adopt! . . . Buku-buku Fiksi Tema Drama : • 140 Karakter - Fira Basuki • The Architecture of Love - Ika Natassa • In a Blue Moon - Ilana Tan • Passport to Happiness - Ollie • Pre Wedding Rush - Okke 'Sepatu Merah' . . Boleh pilih salah satu buku yang diminati.. Lagi ngosongin lemari buku ceritanya.. Jadi buku-buku ini gratis tis tis tis untuk diadopsi.. Kecuali buat temen-temen yang diluar kota, bolehlah dikenai ongkir. . . . Untuk yang minat langsung DM yaah.. First DM get the books! 😘🙏🏻 Thank you! . . . Fyi, semua bukunya rated dewasa yaaa.. . . . #freebooks #garagesale #novelindonesia #fiksi
0 notes
galuhgalura · 6 years
Photo
Tumblr media
#FREE to adopt! . . . Christian Simamora books : - Come on Over - Guilty Pleasure - All you can eat - Good Fight . . Must take all yaah guys.. Lagi ngosongin lemari buku.. Jadi buku-buku ini gratis tis tis tis untuk diadopsi.. Kecuali buat temen-temen yang diluar kota, bolehlah dikenai ongkir. . . . Untuk yang minat langsung DM yaah.. First DM get the books! 😘🙏🏻 Thank you! . . . Fyi, semua bukunya rated dewasa yaaa.. . . . #freebooks #garagesale #christiansimamoranovel
0 notes