Tumgik
#pedoman hidup
segudangpikiran · 8 months
Text
14 Pedoman Hidup Manusia
Musuh terutama manusia adalah dirinya sendiri.
Kegagalan terutama manusia adalah kesombongan.
Kebodohan terutama manusia adalah sifat menipu.
Kesedihan terutama manusia adalah iri hati.
Kesalahan terutama manusia adalah mencampakan dirinya.
Dosa terutama manusia adalah menipu dirinya dan orang lain.
Sifat manusia yang terkasihan adalah rasa rendah diri.
Sifat manusia yang paling dapat dipuji adalah semangat keuletannya.
Kehancuran terbesar manusia adalah rasa keputus-asahan.
Harta terutama manusia adalah kesehatan.
Utang terbesar manusia adalah utang budi.
Hadiah terutama manusia adalah lapang dada dan mau memaafkan.
Kekurangan terbesar manusia adalah sifat berkeluh-kesah dan tak memiliki kebijaksanaan.
Ketentraman dan kedamaian terutama manusia adalah suka berdana dan beramal .
6 notes · View notes
lasealwin · 2 years
Text
Hari Kelam Tidak Gelap Gulita Diterangi Standar Kehidupan
Hari Kelam Tidak Gelap Gulita Diterangi Standar Kehidupan
Hari-hari kelam tidak segelap malam selama kita punya standar yang menjadi sisi terang pedoman kehidupan di dalam Tuhan dan dalam bermasyarakat.Cerita singkat. Waktu yang damai, waktu yang tenang, waktu yang menyenangkan: adalah terang. Waktu kesusahan, waktu khawatir dan waktu bersedih: adalah kelam. Tanpa kita sadari, sesungguhnya hidup kita seperti hari-hari siang dan malam yang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kurniawangunadi · 1 month
Text
Ramadan #14
Di zaman ini, kita akan semakin dipertemukan dengan beragam pemikiran-pemikiran manusia. Mulai dari yang lurus dan menyimpang, dari yang baik hingga penuh muslihat, dan banyak sekali pemikiran yang akan kita temui.
Memahami kebenaran menjadi sesuatu yang penting untuk dipelajari, dipahami dasarnya. Sebab, sesuatu yang salah tidak akan menjadi benar hanya karena banyak orang yang membenarkan, apalagi jika pikiran membenarkan itu lahir dari kepala kita sendiri.
Hal yang perlu dievaluasi besar adalah pemikiran apa saja yang kita miliki, sesuatu yang kemudian menjadi landasan perilaku dan cara pandang kita pada hidup. Apakah pemikiran itu berdasarkan pada keinginan kita sendiri atau merujuk pada pedoman hidup yang final, Al Quran? Jangan-jangan, selama ini, pikiran kita sendiri yang kita anggap paling benar selama ini adalah sesuatu yang menyelisih Al Quran. Bagaimana mungkin kita merasa akan aman terjamin dalam menjalani hidup jika demikian?
37 notes · View notes
ceritajihan · 11 months
Text
Tumblr media
"Pada awalnya Manusia menciptakan kebiasaan, dan Pada akhirnya kebiasaan itu membentuk Manusia"
Saat kita menciptakan kebiasaan yang di lakukan terus menerus secara otomatis, maka kebiasaan itu akan membentuk kita secara tidak langsung
Ya kalau kebiasaan kita adalah tiap hari scrolling Instagram, atau apk tiktok misalnya, secara ga langsung akan membentuk diri kita untuk malas-malasan ga produktif sama sekali.
Jadi ketika kita memutuskan untuk merubah rutinitas kebiasaan secara tidak langsung sama hal nya merubah hidup kita.
Untuk Merubah Kebiasaan harus memerlukan Mindset, Motivasi, Sikap dasar, Pengulang
Yang Jelas nya Ketika kita memutuskan untuk berubah membentuk kebiasaan baru yang mesti di perbaiki lebih dulu adalah mindset kita,
Alasan yang jelas akan memberikan Pedoman dan tujuan hidup yang jelas. Tujuan yang jelas di perlukan saat kita mulai mengevaluasi semua rutinitas dalam hidup kita.
@ceritajihan
Luwuk ,27-05-2023
168 notes · View notes
yunusaziz · 5 months
Note
halo kak, kamu ada saran soal seseorang yang menghadapi dunia tapi dari keluarganya tidak cukup membuat dia punya prinsip yang kuat ? mungkin sesuatu yang harus dia lakukan atau cari, karena tidak semua kesalahan harus dicoba kan untuk tau itu benar-benar salah ?
Prinsip hanya akan dikatakan prinsip apabila ia teguh terjaga dan mengakar, setelah diuji banyak hal yang menggoyahkan. Memang, ada beberapa case dimana prinsip yang kita coba jaga berkompromi dengan keadaan yang mendesak. Akan tetapi pada dasarnya, yang namanya prinsip itu harus mengakar. Karena ia jadi pedoman dalam menentukan sikap dan ucap.
Agar mendapatkan prinsip yang kuat, harus mulai dari alasan kenapa kamu memilih prinsip itu. Misal nilai yang kamu mau perjuangkan, tujuan yang ingin dicapai, dst. Dalam proses mencari, jangan berpangku pada satu sumber aja. Misalnya harus nyobain kesalahan dulu biar tahu, nggak harus begitu.
Kamu bisa cari referensi dari orang lain, bacaan-bacaan, yang punya vibes positif dan menambah sisi objektifitasmu. Nggak harus dari keluarga. Pentingnya kenapa punya mentor atau guru, biar kamu ga perlu nyicipin paitnya pengalaman hidup, buat tahu kalau hidup kadang pahit.
27 notes · View notes
Text
Ketiak Rafeeqahiew
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Ketiak instafamous Malaysia, Rafeeqahiew. Dia ni sebenarnya baru pulih dari penyakit anorexia yang menyebabkan badan dia terlalu kurus sampai menampakkan tulang badan dan tengkorak, so sebagai seorang yang baik, admin tak sampai hati nak tulis benda2 kasar kat dia dan hanya nak tulis benda2 baik serta berikan motibasi kepada orang ramai supaya jadilah macam dia. Kalau dulu takde siapa pandang dia, sebiji macam rangka dan tengkorak hidup tapi sekarang tengok la dia, dia berjaya lawan penyakit tu dan akhirnya berjaya jadi sundal melayu yang berjaya, memang betul2 inspirasi, boleh jadi ikon dan contoh yang baik untuk negara, agama dan bangsa. So kepada perempuan2 melayu kat luar sana, contohi la kisah sedih penuh pedoman sundal ni, supaya korang pun mampu jadi sundal dan anak haram yang berjaya macam dia. 😍
107 notes · View notes
auliasalsabilamp · 10 months
Text
Dunia adalah bagian dari diri Saya
Aku teringat dengan salah satu buku yang menginspirasiku "Indonesia bagian dari Desa Saya" yang ditulis oleh Cak Nun.
Beliau dengan bukunya memberikan kita pesan, bahwa kita harus memiliki visi, cara berpikir dan bertindak yang besar.
Maka apa yang menjadi catatan di sana?
Bahwa Indonesia harus merasa kaya dan digdaya dengan segala potensi dan karunia yang telah diberikanNya.
Dunia bagian dari Indonesia,
Indonesia bagian dari kota Saya,
Kota saya bagian dari desa Saya, dan
Desa saya bagian dari Saya.
- Cak Nun -
Inspirasi tersebut mengajak cara berpikir saya untuk memaku sebuah visi yang sejatinya harus diemban oleh setiap insan manusia.
“Dunia adalah bagian dari desa saya”.
Bukankah pedoman hidup kita (Al-Qur-an) menitipkan pesan kepada kita dalam QS. Al-Baqarah ayat 30 bahwa:
Allah menurunkan manusia untuk menjadi pemimpin di muka bumi. Menjaga perdamaian, menegakkan keadilan, menjungjung kemanusiaan dan menjadi rahmat untuk alam semesta.
Karena itulah sejatinya apa yang menjadi orientasi kita tidak pada sebatas selesai dengan urusan pribadi.
Bermimpilah yang besar, mimpi yang besar adalah mimpi yang melibatkan manusia lainnya dalam pencapaian.
Referensi:
Dokumen Essay Pendaftaran LMDN 209, Zakky Musthofa Zuhad (Universitas Sebelas Maret Surakarta).
15 notes · View notes
standbymeee · 2 months
Text
AKU INGIN JATUH CINTA SEPERTI ORANG-ORANG
Sejak SMA aku mulai berkomitmen untuk tidak menaruh banyak ekspektasi kepada orang lain, tidak menjalin hubungan yang tidak jelas arahnya akan kemana, dan juga tidak memberi harapan kepada siapapun. Karena hal-hal itulah yang pada akhirnya membuatku lebih banyak menahan diri. Setiap kali aku menyukai seseorang, aku selalu merasa berpikir terlalu jauh yang ujungnya adalah pertanyaan "Apakah ia orang yang tepat untuk aku nikahi nanti? ". Sehingga banyak hal yang selalu ku tanyakan pada diriku sendiri.
"Apakah benar ia orang yang ingin ku ajak hidup untuk seumur hidup? Apakah aku mampu menerima kekurangannya? Apakah dia orang yang aku butuhkan? Apakah aku sudah siap kalau memutuskan menikah dalam waktu dekat? Dan banyak pertanyaan lainnya yang muncul dan ku pikirkan"
Pertanyaan-pertanyaan yang pada akhirnya membuatku menahan diri untuk jatuh cinta pada ia dengan sepenuh hati. Pertanyaan yang pada akhirnya akan membuatku kembali fokus kepada diriku sendiri. Fokus terhadap hal-hal yang ingin aku lakukan, fokus kepada mimpi-mimpi yang aku punya, dan fokus untuk kembali mengenal dan memperbaiki diriku sendiri.
Terkadang aku juga ingin jatuh cinta seperti orang pada umumnya, ingin merasakan diantar dan dijemput oleh seseorang, ingin punya seseorang yang bisa diandalkan dalam berbagai hal, ingin berbagi cerita dan mimpi dengan ia setiap hari, ingin merasakan hati yang berbunga-bunga karena sikap manisnya.
Terkadang aku bertanya-tanya "Apakah tidak ada satupun orang yang menyukaiku? Apakah tidak ada orang yang berpikir ingin menghabiskan seluruh waktunya untuk bersamaku? Apakah aku tidak semenarik itu? Atau apakah aku tidak terlalu peka?"
Aku ingin jatuh cinta seperti orang-orang. Orang yang dengan mudah mencintai dan juga melupakan. Orang yang tidak perlu berpikir terlalu jauh untuk menjalin sebuah hubungan. Orang yang mudah memulai, memulai, dan memulai lagi tanpa takut jatuh karena cinta. Aku ingin seperti orang-orang yang tak perlu takut jatuh karena cinta dan menjalaninya tanpa banyak berpikir bagaimana nanti?.
Dulu aku pernah ditanya oleh saudara dan beberapa kenalanku. "Dek kamu ga pernah suka sama orang apa? Ka kamu pernah suka sama orang ga si? Terus kalau lu ga pernah menjalin hubungan, gimana cara lu belajar untuk menjalin hubungan yang serius dengan orang lain? Dan pertanyaan lainnya yang membuat aku bertanya pada diriku sendiri "Kenapa aku terlalu takut untuk jatuh cinta? Kenapa aku terlalu menahan diri? Kenapa sulit sekali untuk mengekspresikan perasaan kalau aku menyukainya? Aku harus apa kalau suka dengan seseorang? Normalkah aku ini?"
Aku ingin jatuh cinta seperti orang-orang. Tapi seperti apa? Siapakah standar yang aku jadikan patokan ini? Apakah memang benar itu yang terbaik? Apakah itu memang hal yang aku inginkan?
Siapakah standar yang aku jadikan pedoman dalam hidup ini? Perintah Tuhankah? Ataukah penilaian manusia yang bias dan semu?
Bukankah ini adalah cara Allah untuk menjagaku dari banyaknya keburukan yang akan hadir dalam suatu bentuk hubungan sebelum pernikahan? Bukankah seharusnya aku bersyukur karena mampu menahan diri untuk tidak terburu-buru dalam menjustifikasi perasaaan seakan-akan ini hal yang benar untuk aku lakukan? Seakan-akan ini adalah bentuk suatu kebutuhan?
Mungkin kesendirian ini adalah bentuk penjagaan Tuhan untuk aku memperbaiki diriku sendiri, untuk aku belajar makna cukup dalam kesendirian dan kesepian.
Aku memang tidak punya seseorang yang membawakan ku bunga dan coklat pada hari kasih sayang. Aku memang tidak punya orang yang selalu jadi teman cerita dalam perjalanan mengarungi kehidupan. Aku memang tidak punya seseorang yang mendukung dan menguatkan dikala dunia tidak dalam genggaman.
Tapi bukankah aku punya Allah yang dariNya aku memperoleh ketenangan? Yang dariNya aku memperoleh kekuatan? Yang juga dariNya aku memperoleh kebahagian?
Bukankah seharusnya orang-orang yang ku jadikan panutan adalah ia yang selama kesendiriannya mampu menjaga diri dari buruknya hubungan sebelum pernikahan?
Ya, memang aku ingin jatuh cinta seperti orang-orang. Orang-orang yang tak perlu takut dalam kesendirian dan kesepian, orang-orang yang percaya bahwa yang ditakdirkan untukmu akan tetap untukmu betapa pun irasional dan tidak mungkinnya suatu pertemuan dan kebersamaan.
Aku ingin jatuh cinta seperti orang-orang, orang-orang yang menjadikan perintah Allah sebagai pedoman hidupnya. Aku ingin jatuh cinta seperti orang-orang, orang-orang yang hanya mencintai pasangan halalnya. Aku ingin jatuh cinta seperti orang-orang, orang-orang yang mampu menjaga dirinya dalam kesendirian menanti ia yang ditakdirkan untuknya.
Semoga akulah orang itu, orang yang Allah jaga dan jauhkan dari kemaksiatan yang tidak seharusnya dilakukan sebelum pernikahan.
4 notes · View notes
coklatjingga · 1 year
Text
Viralkan Al-Quran
Ketika agamamu diserang, kitab yang menjadi pedoman hidupmu dibakar dan dirusak, balikkan keadaan dengan memviralkannya.
Salah satu bentuk pembelaan terhadap agama adalah dengan semakin bersemangat menegakkannya. Tegakkan salat, hidupkan Al-Quran, dan perbanyak kebaikan.
Viralkan ayat demi ayat surat cinta Allah untuk diterapkan dalam kehidupan. Agar orang yang tadinya selalu menilai dan memandang sebelah mata jadi terbuka penglihatan juga hatinya.
Agar tidak ada lagi orang-orang yang menyuarakan kebebasan tapi malah menyoal kehidupan orang lain.
Selain untuk membangunkan rasa persatuan umat, kejadian ini ternyata juga mengingatkan kita yang mengaku beriman agar tidak lagi lalai membaca dan mengamalkan Pedoman Hidup yang sudah Allah berikan.
Jadikan Al-Quran sebagai teman di dunia, agar kelak di akhirat ia tidak memberatkanmu karena berjarak dengannya.
23 notes · View notes
mencobaberakal · 9 months
Text
Tumblr media
Yakin sudah merdeka?
Dalam rangka menyambut kemerdekaan dengan pemaknaan yang lebih mendalam. Tentang, apa sih merdeka itu? Yakin kita sudah merdeka? Terlebih dalam koridor pedoman yang perlu diterapkan.
...
Dalam filsafat islam, Dr. Faiz menyebutkan ada dua makna kemerdekaan berdasar pemaknaan dalam bahasa arab.
(1) Istiqlal, freedom from
(2) Hurriyah, freedom for
Dari kedua term tersebut, yang seringkali tampak lebih susah untuk dipraktikkan adalah, kemerdekaan hurriyah, karena di dalamnya, kita perlu memikirkan secara lebih matang, kita merdeka untuk apa sih sebenarnya. Apa saja pedoman yang perlu kita tuju untuk mencapainya. Berikut 3 pedomannya
1. Ta'alluq, mengisi kemerdekaan dengan menyambungkan hidup hanya pada Allah, yang berarti manusia secara sadar, ridho menjadi budak Allah. Bagaimana mengacukan secara terus menerus kehidupan, hanya untuk Allah.
2. Takhalluq, mengisi kemerdekaan dengan budi yang mulia, akhlaq. Tentu ini sangat beririsan dengan sudah sejauh mana manusia mampu melawan penjajahan dari manusia kepada manusia itu sendiri, penjajahan oleh hawa nafsunya, yang Rosul SAW pun sempat mengingatkan tentang betapa melawan hawa nafsu adalah jihad terbesar bagi manusia.
3. Tahaquq, tentang bagaimana manusia perlu merdeka dengan menjalankan amar ma'ruf nahi munkar. Dengan kata lain, ngga omdo aja, praktik adalah kuncinya.
---
Semua pedoman adalah dasar, yang selintas terpikir adalah, terkait pedoman takhalluq, tentang akhlaq, dan hawa nafsu yang terkadang masih dinormalisasi oleh diri kita. Yang kemudian menjadi reminder adalah,
Sudah seberapa merdeka kita melawan hawa nafsu? Bukankah ia penjajah tertangguh, punya kekuatan super yang setiap saat siap berlabuh? Sudah seberapa besar tameng kita untuk melawannya?
Karena sebagaimana akhlaq adalah pondasi. Menjadi merdeka dari hawa nafsu sudah seperti kunci untuk membuka kemerdekaan2 lain yang menjadi hak kita sebagai manusia di bumi ini.
#17agustus2023
7 notes · View notes
wardhanikusuma · 1 month
Text
Takdir Tuhan
Ternyata oh ternyata selamat datang dikejutan kehidupan yang kesekian kalinya. Perjumpaanku dengan nya kala itu tidak di sengaja, di sebuah angkutan umum atau angkot, merupakan titik temu yang mengantarkanku pada serangkaian pengalaman hidup yang bagiku sangat menakjubkan, bagaimana tidak!.
Aku yang awam ini akan di hadapkan dengan berbagai persoalan hidup yang rumit, pelik, membuat hati dan pikiran tidak selaras serta tidak sejalan, bahkan otakku saja sudah tidak bisa membedakan dengan benar, mana yang tulus dan kamuflase.
Awal cerita ini dimulai dari perkenalanku dengan nya, seorang teman satu kampus, sebelum nya aku tak terlalu akrab dengan nya, bahkan aku secara langsung tak tau kepanjangan namanya, namun ternyata aku sudah di jadikan target, dan sialnya kala itu aku tidak menyadari hal itu.
Kembali lagi ke keadaan bahwa aku adalah anak rantau, sendiri di kota baru, tak mengenal satu sama lain dan jika memiliki seorang teman tentulah sangat senang, aku yang tak berpengalaman dalam hidup mandiri, seolah terbuai dengan kebaikan-kebaikan palsu yang aku rasakan, mereka yang menurutku sangat baik dan perhatian ternyata menyimpan perangkap mulus.
Awal berjumpa dan perkenalan semua terlihat wajar dan biasa saja, tidak ada yang aneh, hingga suatu ketika dia mengajak ku menemaninya bertemu dengan temannya, dia akan mengembalikan buku yang di pinjamnya, karena malas sendirian maka dia mengajakku, suatu alasan yang wajar dan nalar kan?.
Aku yang sedang bosan di kos-kosan secara otomatis mengiyakan ajakannya, tidak berfikir curiga sama sekali dan waktu yang di siapkan oleh mereka telah tiba, kami pergi mengantar buku ke sebuah tempat makan, aku tak menyangka ternyata tidak hanya teman nya temanku saja yang ada disana, di tempat makan tersebut ada dua orang lain lagi, yang jelas tidak aku kenal, seorang yang pertama usianya di atas kami, dua yang lain sepantaran dan akhirnya kami berkenalan, mengobrol ngalor-ngidul, mereka sangat pandai dalam mencairkan suasana, sampai disini aku tak menaruh curiga apapun.
Sebelum pulang ada satu bahasan yang menarik hatiku, karena sudah sore obrolan itupun berhenti, kami sepakat akan melanjutkannya esok hari, kebetulan besok hari libur jadi kami bisa mengobrol seharian bahasan yang tertunda. Hari esoknya kami bertemu lagi dan membahas kelanjutan topik perbincangan kami kemarin yang menurutku sangat menarik, lama dan panjang pembahasan topik itu, hingga akhirnya pikiran dan rasaku tak bisa di kendalikan, aku mengikuti semua kesimpulan dari topik utama itu.
Bagiku kala itu semua benar, terasa normal tidak ada yang salah, dan jika dipadu padankan dengan buku pedoman dan aturan yang ada, semua tidak ada yang menyimpang, bahkan aku melakukan serangkaian kegiatannya tanpa paksaan, karena kala itu aku merasa ini adalah jalan yang Tuhan berikan atas doa- doa ku. Semua prosedur telah aku jalani, awalnya aku merasa biasa saja, menerima semua aturan yang ada, hingga suatu hari semua berubah. Tabir yang mereka tutup rapat, perlahan terbuka pelan-pelan.
Di saat itu hatiku mulai goyah, mulai tak tenang, mulai bertanya-tanya dalam hati, tapi semua aku kesampingkan dan abaikan, seolah tak terjadi apa-apa dan biasa saja, padahal kala itu batinku sudah bergejolak, benarkah semua ini? Kenapa semakin kesini semakin tak jelas rasa dihatiku. Hingga kejadian demi kejadian naas yang aku alami perlahan mulai membuatku tersadar, bahwa semua ini salah besar, pelan-pelanku rasakan dengan hati, lambat namun pasti semua kuamati dengan teliti, semua dilakukan agar hati ini semakin jelas terasanya. Dan aku bisa mengambil kesimpulan terkahir bahwa aku akan pergi dari semua ini.
Kepergianku kala itu sangat tidak mudah penuh tarik ulur dan akhirnya ku akhiri semua dengan cara kasar, karena cara halus sudah tidak mempan, tidak mudah keluar dari lingkaran itu, dan bahkan ada yang berakhir tragis jika menjauh dari mereka. Butuh kemantapan dan keyakinan yang kuat agar semua bisa di akhiri meski dengan cara kasar, namun hasil yang baik.
Awalnya aku tak bisa menerima semua yang telah terjadi, karena itu menorehkan banyak luka, kehidupan ku berubah drastis, tetapi lambat laun aku berproses menerima, bahwa perjumpaan ku dengan kejadian mengerikan itu membawa berkah untukku saat ini. Kata orang "nek ora kaya kuwe , ora kaya kiye" , ambil hikmahnya. Ini lah takdir dari Tuhan, perih dan menyakitkan di awal tetapi baik di akhir, hingga akhirnya kini aku menemukan kebahagian yang sejati...
2 notes · View notes
aisyahnuraeni · 2 months
Text
Ya Allah, aku titipkan masa depanku pada-Mu. Masa depan keluargaku, rumah tanggaku. Masa depan anak dan cucuku. Engkau Sebaik-baik Perencana, Sebaik-baik Penulis Takdir, Sebaik-baik Pemberi Rahmah.
Jangan biarkan aku dan keluargaku berjuang dengan tangan-kaki kami sendiri tanpa bantuan-Mu, tuntunan-Mu, dan petunjuk-Mu.
Sesungguhnya kami lemah, tidak berdaya, dan amat membutuhkan pertolongan-Mu. Sesungguhnya kami payah dalam membuat rencana dan paling handal menciptakan bencana bagi diri kami sendiri.
Ya Allah, jangan bebankan pada kami ujian-ujian yang melebihj kapasitas kami, kekuatan kami, dan kesanggupan kami. Jadikan setiap ujian pembelajaran bagi kami, mampukan kami untuk melewati dan melaluinya dengan senantiasa berprasangka baik pada-Mu.
Jadikan al-Qur'an petunjuk kami, penyejuk hati kami, pedoman hidup kami. Jadikan al-Qur'an senantiasa di dalam hati kami, tercermin dalam perilaku kami, penerang bagi hati kami.
Kelilingi kami dengan cahaya-Mu ya Allah, dengan cahaya yang telah dibawa dan diwariskan oleh Rasul-Mu, Muhammad SAW. Jadikan kami cahaya bagi sekeliling kami, tenangkan hati orang-orang sekeliling kami dengan kehadiran kami.
Aamiin ya Rabbal alamiin.
3 notes · View notes
atifadhilah · 1 year
Text
Tentang pemikiran.
Di tengah berbagai perbedaan pemikiran global, kita tetap harus punya batasan, rule, punya pedoman, agar arah kita juga jelas bertujuan.
Kita memang sedang mencari, tapi bukan dengan memungkiri apa yang sudah dan seharusnya kita pahami. Tadinya ga mau komen banyak hal tentang isu yang lagi naik, karena aku siapa? cuma pengen denger alasannya tapi juga tetap mengingkari dalam hati. Ternyata gatel pengen sharing juga hehe.
Udah banyak influencer juga yang udah against statement itu. But as a human being who have faith, aku cuma berdoa dan berharap semoga akal logika dan emosi kita yang terbatas ini tidak mengalahkan keberimanan kita terhadap aturan Allaah yang udah jelas dikasih.
Kalau ga paham tanyalah pada orang yang berilmu sesuai kepakarannya. Kalau bener bener belum nemu alasannya Allaah ciptain, nyuruh, dan ngelarang ini itu ya cukup dengar dan taat.
Jangan sombong seperti cerita iblis yang menolak sujud karena merasa lebih baik dari manusia, sedang Allaah lebih mengetahui.
Cukup bertauhid, insya Allaah hidup kita tidak sulit.
24 notes · View notes
yunusaziz · 8 months
Note
Assalamualaykum mas, mau tanya karena belakangan ini jadi bahasan di tulisan mas.
Di saat apa, seseorang disebut siap menikah, mas? Dan gimana meyakinkan diri soal pernikahan kalau kita sudah siap dan mampu menikah?
Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh
Sayangnya tidak ada buku atau pedoman paripurna tentang kapan seseorang bisa dikatakan siap/layak menikah. Sebab semua harus melalui refleksi pribadi yang didasari dengan kejujuran dan kedewasaan dalam mengambil keputusan.
Tapi berhubung sudah tanya, saya jawab. Ini jawaban saya di ask yang sama sebelumnya....
Ini saya coba jawab sebatas kafakiran ilmu yang saya miliki aja ya. Monggo misal ada yang mau menambahkan... atau mungkin saya coba jawab lewat perspektif saya secara garis besar, diluar konteks keagamaan saja ya.
Yang pertama, ketika dia sudah mendapatkan dan sebisa mungkin memahami fiqh menikah. Baik itu dari hukumnya, syarat-rukun, hak dan kewajiban, dst sampai peran dari masing-masing anggota keluarga.
Misal, diksi qowwam yang akhir-akhir ini sering muncul di medsos kita—barangkali dikaitkan karena muncul banyak berita tentang kasus perselingkuhan, perceraian, dsb—, maka seberapa siap untuk laki-laki memahami apa esensi dan bentuk implementasinya. Pun juga perempuan, memahami fitrah penciptaannya, yang akan menjadi turunan dari fungsi, hak-kewajiban dan perannya.
Kedua, dilihat dari bagaimana kesiapan finansial. Terutama dari segi laki-laki —salah satu turunan dari konsep qowwam—, bukan harus kaya raya baru dikatakan siap, tapi minimal dia punya planning yang matang soal finansial. Baik dari revenue-expenses-allocation. Memang rezeki dari Allah, tapi semua harus diiktiarkan. Makanya, saran saya bagi siapapun yang belum menikah, mulai perlahan belajar literasi finansial dan praktik dari level dasar.
Ketiga, kedewasaan emosional dan mental. Berangkat dari hadits yang berbicara mengenai “Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya.”. Maka kalau saya punya paramater sendiri, saya akan mantap mengatakan bahwa saya siap kalau saya bisa berlaku baik kepada keluarga saya. Terutama kepada kedua orang tua, dan kakak adik perempuan saya.
Ini kadang nggak begitu diperhatikan, hal-hal kecil semisal disuruh ortu masih 'nggersulo' (bahasa jawa : ngeluh) enggak, atau sikap kedewasaan dan sabar ketika menghadapi adik atau kakak lagi 'rewel', dsb. Kalau interaksi dari segi keluarga sendiri kok masih belum beres, artinya ada hal lebih prioritas buat diselesaikan dulu.
Keempat, dia sudah—at least kenal dengan dirinya. Masih sedikit bersinggungan dengan poin sebelumnya. Tapi penting bagi seseorang untuk kenal dengan dirinya, terutama pada value yang dipegang dalam hidup. Ini akan sangat menentukan bagaimana kamu mengonsep rumah tangga ideal nantinya (mulai dari karakter pasangan, visi misi rumah tangga, dsb).
Itu aja, monggo misal ada yang mau menambahkan..
Wallahua'lam bish showab.
26 notes · View notes
nadyagifary · 4 months
Text
Mumpung masih muda, mumpung masih single, belum dapet peran tambahan di jenjang lebih tinggi setelah ini.
Nda ada tuh konten romanticizing, tanpa adanya meromantisasikan masa ini, masa single itu masa terindah untuk belajar walaupun banyak banget tantangan.
Pertama, pelajari dan cintai Al Quran. Baca, pahami, hafalkan, juga maknai.
Kedua, pelajari adab sebelum ilmu bisa pakai Ta'lim Muta'allim
Ketiga, pelajari Aqidah sebagai dasar dari segala dasar apa yang terjadi di dunia, dasar iman, juga dasar ketenangan atas qada dan qodhar kita yang sudah Allah tentukan
Keempat, pelajari :
a. Fiqh : sebagai pedoman hidup, pedoman melangsungkan segala bentuk ibadah dari mulai bangun tidur sampai dengan tidur kembali, juga peristiwa² yang akan, telah, dan sedang terjadi pada kehidupan. Bisa pakai Matan Abu Syuja' atau Fiqh Taghrib atau Syarah nya yaitu Syarah Fathul Qorib (doakan Nadnad bisa mendalami ini ya)
b. Tasawuf : sebagai dasar mencintai Allah, sebagai penguatan bentuk penghambaan, yang akan mendekatkan diri langsung kepada Allah, bisa menggunakan kitab hadist Riyadhus Shalihin atau juga kitab terkenal sepanjang masa : Al Hikam Ibnu Athoillah
c. Pelajari Sirah : pelajari sirah untuk mengetahui bagaimana kisah kisah Rasul juga sahabat sahabat terdahulu dalam menegakkan agama juga memperjuangakn Islam sebagaimana kita bisa merasakannya sekarang juga menjadi teladan dalam menjunjung tinggi nilai iman dalam diri. Bisa pakai kitab : Madzmumah Muniroh atau Sirah Sirah lainnya.
Dari kesemua itu, bisa kembali lagi ke Nomor 1. Jangan pernah dilupakan, karena satu satunya kitab yang memberikan syafaat di hari akhir adalah al Quran. Dan orang yang mencintai Al Quran adalah orang orang yang sudah pasti mencintai Allah dan Rasulullah. Baca, pelajari, hafalkan, dan maknai tafsirnya.
Semangat selalu, semoga kita termasuk dalam bagian orang orang yang mencintai Al Quran juga mencintai ilmu pengetahuan ya
Semangat
3 notes · View notes
literasicici · 1 year
Text
Tegasnya Pena Buya Hamka, Cendekiawan Inspiratif Kebanggaan Urang Minang
#3-sepintas figur
"Dima Bumi Dipijak Disinan Langik Dijunjuang"
Apa yang anda pikirkan saat mendengar atau membaca kalimat tersebut? Secara spontan kebanyakan orang akan mengatakan 'itu adalah bahasa Minang' atau 'itu adalah prinsip hidup Urang Minang'. Kalimat tersebut memang dinilai sangat menggambarkan budaya Urang Minang yang gemar untuk merantau. Dimanapun urang Minang merantau, mereka akan berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan disekitarnya, menghargai dan bahkan mencoba menyelami budaya di tanah rantau. Sejalan dengan pernyataan tersebut, salah satu Cendekiawan yang berasal dari Ranah Minang menggoreskan perjalanan hidupnya yang telah terbingkai dalam layar lebar bertajuk 'Buya Hamka'.
Tumblr media
Buya Hamka yang lahir pada 17 Februari 1908, mewarisi darah ulama dan pejuang yang kokoh pada pendirian dari ayahnya yang dikenal sebagai ulama pelopor Gerakan Islah (tajdid) di Minangkabau serta salah satu tokoh utama dari gerakan pembaharuan yang membawa reformasi Islam pada kaum muda. Nama Hamka sendiri merupakan akronim dari namanya, Haji Abdul Malik Karim Amrullah, sedangkan sebutan Buya adalah panggilan khas untuk orang Minangkabau yang berarti ayahku atau orang yang dihormati. Buya Hamka adalah salah satu sosok jurnalis yang sangat kritis dan tegas dalam menanggapi kemajuan ilmu pengetahuan serta peradaban dengan tetap berlandaskan pada keyakinannya.
Pada tahun 1928, Buya Hamka ditunjuk sebagai redaktur majalah Kemajuan Zaman, yang diterbitkan sebagai hasil konferensi Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada tahun 1932 Buya Hamka juga sempat menerbitkan majalah Tentera, majalah Al-Mahdi, hingga majalah pengetahuan Islam bulanan ketika diutus menjadi mubaligh ke Makassar. Empat tahun setelahnya, Buya Hamka kembali ke Medan dan mendirikan majalah Pedoman Masyarakat yang membuat namanya melambung di dunia pers sebagai tokoh jurnalistik beraliran islami. Pada akhir periode tahun 1950-an, Buya Hamka juga mendirikan terbitan majalahnya yang diberi nama Panji Masyarakat (Panjimas). Panjimas berdiri secara independen, menitikberatkan soal-soal kebudayaan dan pengetahuan agama Islam. Dengan berbagai kesempatan yang diperolehnya, Buya Hamka menjadikan media sebagai corong dakwah untuk umat. Mulai dari kisah, syiar agama hingga opini politik disampaikan selama petualangannya di ranah media. Hal inilah yang menjadikan Buya Hamka patut disematkan sebagai sosok Cendekiawan Inspiratif Kebanggaan Urang Minang.
__________
“Apa yang tersebar acak didalam kepala, tuangkanlah melalui goresan pena.” (cici - sepintas figur)
8 notes · View notes