fhmdnn
17 posts
Mengabadikan setiap moment dengan memotret dan menulis. Mari berdiskusi bersama.
Don't wanna be here? Send us removal request.
Text
Perjudulan
Kalo ada masalah memang paling enak kita ceritakan ke orang lain, bahkan tak sedikit orang juga menceritakan masalahnya dengan cara dibuat story pada sosial media. Rasanya lega, bercerita tanpa saran adalah hal yang mumpuni. Saat merasa punya masalah pun, kadang rasanya semua orang kayak ngejauh tanpa peduli sama kita, padahal sebenarnya enggak, mereka peduli hanya saja kita tertutup maka siapa orang yang bisa menebak kita sedang kenapa dan karena apa. Saat sama-sama nggak mau mengalah sama pasangan kita, eh bukan sama-sama nggak mau ngalah namun lebih tepatnya berdiri pada ego masing-masing, rasanya kayak mau berpisah aja namun lama-lama timbul rasa ingin tidak mau kehilangan.
"Aku nggak mau hidup kok diatur..." semua orangpun sepertinya begitu, inginnya selalu diatas, inginnya selalu dinomor satukan, inginnya selalu diprioritaskan, inginnya selalu semua orang sayang sama kita. Aku.
Jujur, saya lemah dalam hal hati. Ada yang menyinggung saya sedikit saja bikin lemah hati, bikin nangis, bikin kepikiran. Kadang masih mikir, apa saya tidak berhak mendapatkan sebuah kasih sayang dari selain orang tua saya? Apa saya kurang beribadah? Apa hanya orang-orang yang cantik/ganteng yang bisa mendapatkannya? Egois memang saya ini.
Saya hanya ingin dimengerti. Nggak diatur. Berjalan pada rencana saya sendiri. Tapi saya juga tak ingin kehilanganmu
Kalo memang kamu malu dengan saya, ya bilang tidak perlu menyembunyikan "saya" pada "hal-hal disekitarmu". Sebenarnya saya ingin menuntut; apa benar hatimu sudah mencoba untuk saya? Lalu bagaimana dengan orang-orang yang mempermasalahkanku dengan cara mengirimimu hal-hal yang bukan urusan mereka namun itu mengenai diriku? Apakah kamu malu dengan saya sehingga kamu menyembunyikanku? Jawabannya ada pada dirimu. Saya hanya ingin tidak mau ketidakjelasan.
0 notes
Text
RENTAN
Mencoba biasa saja seperti hari-hari yang pernah dilewati waktu belum bersama seseorang itu adalah hal yang tidak mudah. Sudah mulai memikirkan hal-hal positif yang lebih baik dan enggan mengeksplor hati yang lain. Huh. Sementara hati tak kuasa menahan beratnya cobaan saat hubungan berada di jarak tak selalu bertatap. Dan ketika hati sedang jatuh, ketika emosi sedang terpacu, dan hanya diri sendiri yang mampu menerima ketika kesedihan ingin bercerita.
"Bagaimana? Pertahanin ya!" terima kasih. Namun kata-kata itu hanya menghasut beberapa detik dalam pikiran ini. Segalanya sudah tak seperti semula. Saya hanya ingin kembali saat semua baik-baik saja. Semuapun inginnya begitu. Dan kepercayaan sudah bukan kunci utama. Aku hanya kurang ibadah atau bagaimana ini?
"Sudah lama ya kita tidak bersua" monologku yang tak terucap. Getir sendiri ketika mengingat hal-hal yang manis dan belum bisa terulang. Bahkan tak mungkinpun
Saya mudah rentan; rentan rindu dan kamu. Sementara semesta belum membolehkanku untuk bersobok denganmu. Padahal ketika jumpa tidak menjamin juga kita akan terlihat baik-baik saja. Namun paling tidak, sedikit senyuman akan terpancar dalam raut muka ini. Tidak mudah memang.
0 notes
Text
Pagi Dingin
Hawa yang lumayan menusuk di pagi ini. Rasanya saya tak ingin beranjak dari tempat tidur.
0 notes
Text
ANTUSIAS
Semua sudah diatur sesuai takarannya. Tak ada yang lebih indah selain pertemuan, dan tak ada yang lebih menyedihkan selain perpisahan. Jikalau kau datang dengan niat mengajakku terbang dengan akhirnya menjatuhkan, lebih baik tidak mengenal dari awal. Luka susah terobati walaupun bisa. Antusias dalam hati untuk tetap selalu tegar dan menerima. Yang sudah lama memang bisa terkalahkan dengan yang baru dikenal. Namun untuk menyesuaikan dengan hal baru itu butuh proses yang asing. Setiap fase memang berbeda. Semua ingin masalah hati tak pernah kacau; saya pun.
Suatu hubungan itu harus ada dua pihak, jikalau hanya satu yang berusaha namanya individualis. Introvert maupun extrovert sama saja, semua punya hak yang sama dengan kisah yang berbeda. Semoga kebahagiaan menyertai kita semua.
[Maaf lagi mager karena masih keinget adek]
0 notes
Text
ASAD

Sehari sebelum kepergianmu, dek. Ada seseorang memasang di bio dating app nya, nama orang tersebut juga Asad, di dalam bio nya bertuliskan "My name is asad but i can make ahappy" butuh lumayan lama saya memahami, ternyata sepele namun mudah membuat yang membaca tersenyum. Begitu pula kehadiranmu di keluarga besar, yang selalu memberi warna ketika berkumpul bersama. Saya, dek efa, dan kamu adalah cucu yang kelahirannya dengan tahun yang sama, kita dulu sebelum tumbuh dewasa tidak pernah ada rasa jaim-jaiman, sering waktu masih belum memasuki usia balegh, kita kejar-kejaran dan mainan yang lain, membuat salah satu menangis mungkin sudah masuk passionmu ya dek, hehe. Beranjak dewasa sudah mulai sibuk dengan kuliah masing-masing. Mentok ketemu paling sering saat idul fitri.
Tak ku sangka, kau pergi dengan cara yang biasanya saya hanya melihat di tv; kena lemparan batu setelah menonton bola di Jogja.
Singkat ceritanya: Sekitar waktu habis isya, dek asad keburu balik ke rumah Klaten setelah menonton sepak bola di Jogja karena ada acara muda/i di kelompok, dek asad boncengan dengan dek aflah. Saat di dekat di daerah dekat rsi pdhi kalasan, dek asad menyalip mobil dan beberapa suporter bola. Dari arah yang berbeda ada yang melempar batu kira-kira sebesar kepala orang mengenai dada bawah bagian liver, lalu dek asad sein ke kiri yang dikira dek aflah mau mengecek motornya ada yang rusak apa tidak. Ternyata sebelum memarkirkan motor, dek asad sudah tergeletak di pinggir jalan sembari memegang bagian perut bawah yang terkena hantaman batu dengan posisi tidak sadarkan diri. Lalu dek aflah meminta tolong. Dibawa ke rsi pdhi kalasan lalu dirujuk ke sarjito. Sampai di sarjito dibedah, saat dibedah ternyata sudah banyak kehabisan darah dengan posisi hati sobek-sobek. Akhirnya jam 11 lebih sudah tak tertolong.
Tak perlu waktu 24 jam Allah jemput kamu, dek. Berangkat dengan sehat jasmani rohani, kembali dengan keadaan yang sudah berbeda. Semua kehilangan, semua tak percaya. Di umurmu yang masih 19 tahun, kamu sudah pergi duluan. Kata orang "Allah mengambil orang-orang baik" dan saya percaya itu. Kamu dikenal baik disemua kalangan, dek. Allah saya dek asad. Umur tak bisa jadi patokan. Nasehat terbaik memang kematian.
Semoga, tidak ada korban lagi setelah kejadian adek saudara saya. Jadilah suporter cerdas untuk tim yang kalian banggakan. Kami sudah ikhlas siapapun pelakunya kami sudah memaafkan. Minta terbaik untuk saudara saya ya semua, semoga doa terbaik kalian kembali ke kalian semua. Aamiin. Al-fatihah 🙏
0 notes
Text
HIATUS
Renggang. Sudah saatnya ada jarak. Ini bukan keinginan, namun pilihan. Pilihan yang bukan termasuk rencana. Bagaimana lagi? Ketika alasan "jarak terjauh bukanlah LDR, tetapi ketika kamu berucap Assalamualaikum dibalas dengan senyuman" tak bisa dilawan. Ketika saya tak bisa mengingkari keyakinanku, begitupun kau. Ini saatnya kita berada di jalan masing-masing.
"Kita berteman ya?" adalah cara halusmu yang ketika semua orang membaca sudah dapat mentafsirkan. Sore itu sedang menemaniku, kisahku tak pernah semulus sinetron. Apalagi saat pertama berjumpa dikau, tak semulus orang-orang yang bertemu pasangannya ketika match di dating app lalu saling bertukar kontak. Butuh bertahun-tahun untuk memahamimu dan menyesuaikan perihal hati yang bagaimana bisa menaklukkan hati batu sepertimu; wanita lebih mudah mengetahui tentang hati pria, kalaupun pria menganggap wanita itu tidak peka berarti wanita itu sedang belaga bodoh. Sampai saya bisa menaklukkan beberapa pria namun tetap hati saya masih tertuju padamu saat itu.
Pertama mulai mudah menumbuhkan rasa dihatimu untukku, saya tak pernah sesekali mempermasalahkan kepercayaanmu. Saya yakin, perasaan jatuh karena terbiasa. Namun ternyata, saya terlalu egois mengenai tak mempermasalahkannya. Ini memang masuk akal.
"Terima kasih sudah singgah" ucapmu sembari memegang gelas kopi yang tepat berada didepanmu.
"Kita ini teman. Sudah jadi kewajiban teman untuk saling membantu" jawabmu sembari membatin -membantu mengisi kehampaan hatimu yang sudah lama saya ingin isi-
Senyum mu mudah. Semoga hatimu juga begitu. Saya harap ini demi kebaikan kita kedepan. Bukan karena -aku bosan-
Saya masih mau mendengarkan setiap cerita-ceritamu, bisa menerima seperti dulu pula. Sifatku masih yang dulu, awal berjumpa denganmu lebih tepatnya. Kisah memang tak selalu indah, hanya kasih yang selu mengobati. Ini salah satu cara Tuhan menyiapkan hatiku begitu pula hatimu untuk orang yang lebih tepat kedepannya, masa depan, selamanya. Tuhan mempertemukan kita untuk saling menjaga. Sudah saatnya kita menjaga masing-masing kembali. Artinya, Tuhan lebih sudah mempercayai bahwa kita berjalan sendiri-sendiri untuk mengatur masa yang lebih indah. InsyaAllah saya ikhlas, tak ada luka yang membekas karena perbuatanmu. Ini sudah disepakati. Lebih-lebih kita sudah bertahun bersama, sudah saatnya saling pisah. Jangan lupa beribadah. Masih ada waktu apabila kita masih berjumpa. Di lain kesempatan.
(19 Januari 2019, keren ya angkanya)
0 notes
Text
EUFORIA
Allah itu begitu hebat, menciptakan segalanya yang berada di alam semesta ini dengan indahnya dan tertata. Jika kita memperjauh untuk berfikir lebih dalam, otak kita pasti tak sampai, Allahu Akbar, kuasa Allah benar-benar diluar akal kita. Kita tinggal menyukuri dan taat terhadapNya saja, Allah malah memberi kita pahala yang berlipat ganda.
Begitu pula dengan Allah menciptakan seseorang untuk berpasang-pasang, aduh baper nulis ini. Entah kapan untuk dipertemukan, tidak ada yang tahu. Hanya Allah. Manusia hanya perlu usaha dan doa.
Euforia. Ya kini yang saya rasakan saat ini, banyak sebabnya memang. Salah satu yang saat ini saya alami adalah mengagumi seseorang tanpa orang tersebut mengetahuinya. Hebatku dalam diam seperti ini, hehe. Entah ini hasil bentuk rasa penasaranku atau bagaimana, namun ketika saya hanya melihat namanya sudah berlebihan bahagia bahkan bisa salah tingkah tanpa sepengetahuannya. Sebelum saya mengenalnya lebih jauh, sebelumnya saya sudah mengetahui tentang asal muasalnya, bakatnya, dan kelebihannya, tanpa mencari tahu darinya ataupun dari orang lain. Lalu kita pernah berjumpa sekali, ia bercerita mengenainya, semua yang ia ucapkan sudah saya ketahui sebelumnya, dan hasilnya sama, hehe bakatku ternyata ada hasilnya. Setelah itu kita tak pernah lagi saling sapa melalui pesan. Saya tak masalah. Saya seperti detektif jarak jauh yang tanpa ke lokasi langsung berhasil memecahkan misteri. Bahagia memang tak harus memiliki dan tak harus selalu memandang.
Entah apa ada perasaanmu terhadapku, saya tak mengetahui itu. Kalaupun ada, seharusnya ada timbal balik paling tidak kau lakukan sama seperti yang saya lakukan. Namun saya tak berharap lebih. Kebahagiaanku cukup tahu siapa kamu dan sebegitu menariknya kamu dalam simpanan saya. Allah maha membolak-balikkan hati, itu semua rahasia Allah.
Namun saya takut apabila saya menyukaimu diam-diam karena prestasimu, karena rambut lurus indahmu, karena kamu pernah terbang ke negara orang untuk memberitahu Indonesia mempunyai kesenian, karena ibadahmu lancar, karena saya diam-diam mengetahui.
Terucap jatuh cinta, namun saya tak ingin jatuh cinta. Lalu apa ini namanya. Euforia euforia euforia, cukup dengan ini saya bahagia, paling tidak jika kehilangan tak merasa sakit berkeseluruhan namun malah berkepanjangan, hehehe.
Saya benar-benar tak berharap lebih, apabila kita dipertemukan lagi, alangkah senangnya hati ini. Namun coba ikhlaskan hati saya ya Allah apabila tidak memiliki adalah jawabannya. Euforia sepihak. Terima kasih hati, semoga tertata baik. Kuat-kuatin agar dapat berkepanjangan untuk menerima kenyataan. Bismillah.
#fhmdina
0 notes
Text
Senja Tak Nampak
Kali ini hujan jatuh mengguyur lumayan derasnya. Membuat matahari malu-malu memperlihatkan sinarnya. Di dalam mobil, saya mulai berfikiran ke segala arah, otakku kacau, keadaanku tak tentu. Lalu mulai terlintas angan-angan yang sulit ku gapai. Angan-angan yang tak mampu juga ku tuliskan dalam cerita digital ini. Mobilku melaju cepat beriringan dengan hujan yang kian semakin keras suaranya.
Sore tidak cepat berlalu, seperti ada irama yang mengiringinya; wahai senja perlihatkan elokmu. Namun, sore ini tak begitu beruntung. Ku tengok ufuk barat tak ada warna jingga yang semerbak, hanya ada langit petang dan tangisnya. Semarang sedang diguyur kerinduan, hehe. Sama halnya hatiku yang sedang banyak rindunya, entah dengan siapa dan dimana.
Terima kasih Tuhan saya masih utuh sampai saat ini, tanpa kurang apapun itu. Hanya sore ini tak dapat melihat ciptaanMU yang menawan itu. Tak apa. Masih ada hari selanjutnya dan semoga saya juga mempunyai umur berlebih untuk melihat senja-senja berikutnya. Indah sekali.
Qobla maghrib masih saya nanti ujung cantikmu, senja. Namun memang hari ini kau sedang tak mau tampak. Hujan tidak sedang curang, kan? Hehe tidak, maafkan saya hujan, lagaknya menyalahkanmu terus-terusan. Terima kasih ya, saya mengurangi merindu seseorang karenamu. Namun hujan membuatku mengingat seseorang, hehe. Senja, besok perlihatkan cantikmu saat saya merindu ketinggian ya. Senja hari ini tak tampak.
(Semarang, 17 Januari 2019)
#write #writing #catatan #catatanhariini #menulis
0 notes
Text
Cewek Ngrokok Tuh Buruk? Hadeeeh~
Rokok sudah beredar dimana-mana, bisa dibeli dimana saja dan kapanpun itu. Menurut saya, merokok dapat membuat kanker, kantong kering, alias duit habis hanya untuk dibakar doang. Tapi menurut teman-teman, tanpa merokok hidup mereka seperti kehilangan salah satu pujaan hati mereka, betul begitu?
Merokok saat ini memang bukan hal yang negatif lagi, karena waktu saya kecil masih banyak orang tua yang sembunyi-sembunyi menggunakan rokok agar anak-anaknya tidak mengetahui kebiasaan orang tuanya, namun berbeda dengan saat ini, merokok didepan anaknya bahkan dimuka anaknya sudah menjadi hal biasa dilakukan. Padahal kebiasan tersebut tidak hanya merusak kesehatan diri si orang tua, si anak pun juga perlahan terkena dampak buruknya. Kasian ya, belum lagi kalo si anak tumbuh dewasa lalu malah menjadi perokok aktif, hm.
Dampak buruknya merokok apa saja sih? Dampak paling kecilnya sih bau mulut dan gigi bernoda, dan untuk bahaya besarnya bisa membuat serangan jantung, stroke, kanker, osteoporosis, dan masih banyak lagi. Lalu apa sih yang membuat perokok sulit untuk berhenti? Karena ada zat nikotin, zat yang murni ada dalam tembakau, yang membuat para perokok menjadi candu, kecanduannya ini sama kuatnya dengan heroin. Nikotin sendiri membuat perasaan orang yang awalnya emosi bisa membuat menenangkan dan gembira. Jadi tak salah apabila masih banyak orang yang berusaha berhenti merokok namun gagal.
Di kemasan rokok ada embel-embel "Merokok Membunuhmu", padahal dalam hal nyata embel-embel yang benar adalah "Merokok Membunuhmu, Tidak Merokok Juga Membunuhmu" haha.
Apakah merokok itu hanya untuk laki-laki? Tentu saja tidak. Saat ini tak sedikit wanita juga merokok, karena dalam kemasan yang tidak boleh merokok hanya yang sedang hamil dan menyusui, tidak berlaku untuk wanita yang tidak apa-apa. Lalu apakah wanita perokok itu adalah seburuk-buruknya wanita? Menurut saya tidak. Tanda wanita buruk versi saya adalah yang berzina, minum-minuman keras, menggunakan obat-obat terlarang alias narkoba, dan sudah tidak pernah beribadah. Jadi jangan mudah mengecap wanita dengan mudahnya karena covernya, karena kalian tidak mengetahui yang sedalam-dalamnya tentang wanita itu. Jadi sah-sah saja kalau wanita itu mau merokok, hak wanita itu sama dengan hak laki-laki. ASAL KITA TIDAK. Mudah bukan?
Selayaknya, sejatinya teman tak bisa sama persis kita, kita hanya punya hak memberitahu tanpa melarangnya.
(Klaten, 16 Januari 2019)
#fhmdnn #catatan #catatanhariini #writer #writing
0 notes
Text
Apabila yang engkau cintai sudah mulai berbicara "lagi pengen sendiri" itu bukan salahmu. SELANGKAH UNTUK SELINGKUH.
fhmdnn
0 notes
Text
redUP
Sore pada hari ini begitu cerah, 'sembribit' angin yang tak mudah dijumpai di lain tempat. Saya mempunyai banyak cerita untuk diceritakan ulang. Namun menurut saya, cerita-cerita itu tidak asyik lagi apabila hanya diceritakan tanpa menyaksikan sendiri. Haha. Bersyukur hari ini masih bisa menikmati pemandangan depan rumah yang belum tersentuh teknologi modern --tak tahu apabila beberapa tahun kedepan sudah menjadi gedung-gedung tinggi, rusaklah alam sekitar.
Setelah asyik menikmati melihat anak lecil bersepedaan didepan rumah, orang berlalu lalang menyambar, tetangga menyangkul sawahnya, dan orang diam yang melintas tanpa bertegur sapa, handphone saya berbunyi menandakan ada telefon masuk melalui aplikasi whatsapp. Ternyata nomor tersebut tidak berada dalam kontak saya. Ku angkat lalu ku diamkan beberapa detik, mungkin sekitar 10 detik ada.
"Assalamualaikum..." sapanya pelan dalam kesunyian,
"Waalaikumsalam" jawabku singkat dengan berfikir, saya tak asing dengan suara ini.
"Apa kabar? Gimana kuliahnya? Kita sekota namun tak pernah jumpa ya, hehe"
"Maaf mas." jawabku menahan agar tak memaki-maki karena mengingat waktu SMA ia meninggalkan begitu saja --ya walau dulu kita memang tidak ada status.
"Mas bulan ini skripsi, mau nemenin mas pas lagi resah nggak?" tanya nya,
"Boleh. Nanti saya datang mengajak teman-teman saya" ujarku sambil menghela nafas panjang. Saya tidak ingin, luka lama timbul kembali. Jatuh tiba-tiba, diobati dengan sendirinya, mulai sembuh, sudah sembuh, lalu muncul kembali.
"Tapi mas cuma butuhnya kamu" pintanya,
"Mas maaf, saya menghindari fitnah." sebenarnya agak jijik dengan jawaban sendiri, karena saya tahu bahwa yang datang pasti tidak hanya saya, haha.
"Baiklah. Nanti mas kirim jadwal sidang mas. Kamu harus dateng ya, plis"
"Insyaallah" jawabku sembari menutup percakapan kita.
Memang halsepele, namun apabila kita sudah lupa bahkan sudah terbiasa tanpa hadirnya seseorang yang pernah singgah, lalu tiba-tiba ia datang dengan memberi harapan baru, kalian tidak bisa menyingkir. Kalian hanya perlu menyapa dan selanjutnya terserah. Tidak semua yang kembali itu buruk, hanya saja masih banyak yang kembali namun juga mengembalikan luka lama. redUP. red-UP. UP.
Tak bersinar namun kembali bangkit.
(Klaten, 15 Januari 2019)
#fhmdnn #story #storyoftheday #cerita #ceritahariini #tulisan
1 note
·
View note
Text
"Semakin tua semakin ngerti mana yang harus dipertahankan dan yang harus dilepaskan. Makanya sebelum tua-tua banget kencan sama semua laki-laki !!! HAHAHAHA"
Afiana
0 notes
Text
Sosial Media Era Milenial
Malam ini, saya mendapatkan salah satu request dari teman saya, mbak Fitri. Beliau meminta saya, menulis beberapa pendapat saya mengenai sosial media saat ini yang banyak sekali bertebaran dan pendapat mengenai banyaknya artis yang mulai mengibaskan sayapnya di media youtube dengan menjadi vlogger.
Sebelum membahas dijudul yang saya ambil saat ini, izinkan saya memperkenalkan salah satu teman saya yang hanya menggunakan whatsapp dan line sebagai kegiatan gabut hariannya, karena ia tak mau disebutkan nama sepenuhnya maka saya sebut disini namanya X. X adalah mahasiswa UGM tahun tua dari program studi Ilmu Komunikasi. Ia sama sekali tidak menggunakan dating app (seperti tinder, badoo, tantan, dan sejenisnya), media sharing networks (seperti twitter, facebook, dan instagram), social publishing platforms (seperti blog), dan media-media lain yang seperti berinteraksi dengan orang baru.
"Kok kamu bisa sih hidup tanpa sosial media yang sekarang lagi ngetren gitu?" tanyaku benar-benar ingin tahu karena latar belakang dia yang dari Komunikasi.
Lalu dengan santainya ia menjawab "Emng aneh yo bgt yo?Nek ga main sosmed?" (Emang aneh banget ya kalau tidak main sosial media?) Jawabnya tanpa pengurangan dan penambahan huruf dari saya. Dan ditambah dengan "To lazy to do something on my social media" yang ada pesan terselip dalam tulisan tersebut adalah jika sosial media tidak penting-penting amat, tidak perlu menggunakannya, dijawab dengan penuh candaan.
Jadi sosial media menurut saya pribadi adalah tempat dimana saya mengenal banyak hal baru, dari mulai saya tidak tahu jadi tahu, dari mulai mempertimbangkan apakah ini benar adanya dan bingung enggak iyanya, mengenal yang tak dikenal, belajar menyesuaikan bahasa independent dengan bahasa mayoritas, dan bertukar pikiran dengan teman online yang bahkan belum kenal sekalipun. Tinggal kita menggunakan sosial media dengan selayaknya atau tidak karena itu kembali pada pribadi masing-masing. Menurut riset kecil-kecilan yang saya lakukan, zaman sekarang bermain sosial media tak kenal waktu dan usia, kapanpun dan dimanapun dapat diakses dengan mudah dan cepat, dulu waktu zaman saya masih memasuki SMP sekitar tahun 2011 saat facebook nge-hype, mau membuat akun saja masih dibantu sama yang sudah bisa. Saat ini, independen tanpa bantuan orang lainpun sudah bisa dilakukan, bahkan pemalsuan identitas agar bisa mendaftar di akun yang mempunyai batasan usia tertentu. Sehari tanpa sosial media mungkin kehampaan tersendiri untuk hidup di era milenial ini. Apabila paketan habis, buru-buru membeli atau kalau tidak ya mencari wifi. Andai saja mendengar adzan itu seperti peringatan paketan habis, pasti banyak yang berbondong-bondong pergi ke masjid. Dan bicara mengenai artis yang mulai banyak menjadi vlogger guna menambah penghasilan dan eksistensi, ada yang berbagi ilmu, berbagi tentang kegiatan positif, dan hal banyak yang mereka lakukan. Namun juga tak sedikit artis yang seperti sengaja berbuat vulgar demi bertambahnya pengikut dia dan secara tidak langsung merusak generasi selanjutnya apabila sampai menyaksikan tontonan yang tidak patut ditonton anak usia dibawah umur, naudzubillah.
Pesan saya disini adalah apabila ingin membuat konten harap dipertimbangkan lagi apakah ini bermanfaat untuk orang lain, pergunakan sosial media sebutuhmu bukan karena kegabutanmu. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya apabila otak ini harus dirusak dengan konten yang tanpa kita ingin lihat terlintas didepan kita. Semoga yang baik lebih menjadi baik, dan yang kurang baik berubah menjadi baik. "Serap yang baik-baik untukmu 🌈🌹-afiana"
(Klaten, 14 Januari 2019)
#fhmdnn #tulisan #story #storyoftheday
0 notes
Text
Ternyata dokar dan delman itu berbeda guys. Kata teman saya inisialnya Hendi, kalau delman roda 4 tapi kalau dokar roda 2. Fyi aja sih.
0 notes
Text
Awal liburan semester 3
Pagi ini tidak seperti biasa. Yang kebiasaan di Jogja bangun siang karena tiap malem banyak project kerjaan dan kegiatan lainnya, disini dituntut bangun pagi karena ya harus sadar diri bahwa perempuan harus tahu apa yang seharusnya dilakukan dirumah, tanpa disuruh dan dimaki-maki terlebih dahulu. Lalu disambutlah pagi tadi dengan suara tangisan saudara kecil saya, Hakim. Sebenarnya, saya terlalu pusing jika pagi-pagi sudah ada yang menangis, bukan karena berisik namun karena berisik banget. Begitulah.
Pagi ini, saya bangun lebih awal dari matahari. Menghirup udara pedesaan yang segar di pagi hari yang saya rindukan. Jika saat di kosan setelah keluar pemandangannya hanya rumah-rumah dan gedung tinggi, disini setiap saat bisa melihat pematang sawah yang begitu luas.
"Wah, wis mulih nduk? Prei wisan?" (Wah, sudah pulang dik? Sudah libur?) Sapa beberapa tetangga yang kata ibu selalu melakukan ritual sehatnya setiap pagi, yaitu jalan-jalan. Kehangatan ini yang saya rindukan disini, selalu ada senyum saat berpapasan dengan orang lain, tak kenal pun tak membuat mereka enggan menyapa. Hidup harus saling menyapa. Kalian hidup harus bersosialisasi. Karena kita tidak tahu, kapan kita membutuhkan bantuan mereka tanpa meminta.
"Kula mboten purun diterne mbak, mbak galak!" (Saya tidak mau diantar sekolah sama mbak, mbak galak!) Ucap adek saya setiap pagi jika saya sedang libur dirumah. Saya tidak galak, hanya saat mengantarkan adek ke sekolahnya merasa gemas karena jauh sebelum sampai sekolah biasanya helm yang digunakan adek sudah dicopot karena seperti ingin menghindari saya secepat mungkin, haha. Lalu kegemasan saya terhadap adek yang lainnya adalah, ketika saya ingin berbelok "nikung" adek saya tidak mau membantu menengok ke belakang, adakah kendaraan yang mau menyalip atau tidaknya. Setelah itu, biasanya saya melakukan mantra-mantra yang membuat adek saya jengkel sendiri, setelah pulang sekolah baru diadukan dengan ibu, haha.
Sambutan-sambutan yang jarang banget saya dapatkan ketika melakukan aktivitas di tanah rantau, tak jauh memang tempatku mengenyam ilmu. Namun rasanya tetap rindu akan hal-hal yang biasanya dilakukan di rumah namun tidak dilakukan di Jogja. Kali ini liburanku berbeda. Saya akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama orang-orang terdekat untuk mengobati rasa rindu saya selama ini. Jogja, terima kasih ya. Saya balik kapan pun bisa, karena saya juga mudah rindu denganmu, Jogja.
(Klaten, 14 Januari 2019)
#fhmdnn #ceritahariini #storyoftheday #story
0 notes
Text
Memulai menulis di Tumblr
Dari banyak hal yang telah saya lalui, beberapa rintangan yang saya lewati, akhirnya saya membuka niat untuk memulai menulis di Tumblr. Terima kasih kepada diri saya sendiri, semoga tidak ada rasa malas untuk membuat sedikit kisah yang saya alami atau sekedar berbuat cerita yang membuat saya sendiri senang, hehe.
Oiya, orang-orang bercakap bahwa bahwasanya "Tak Kenal Maka Tak Sayang". Sebuah peribahasa yang pasti kalian semua sudah sering dengar. Baiklah, sebelum merambah ke cerita-cerita yang akan saya buat, disini saya akan menceritakan siapa saya dan motivasi saya apa memilih menulis di Tumblr daripada di blog.
Halo semoga kalian bisa memanggilku dengan panggilan “waktu pertama saya kenalan”, namun nama panggung saya Fhmdnn atau Acin. Saya berasal dari sebuah desa yang masih terbilang asri dan sehat di kaki gunung paling bawah di Gunung Merapi. Status ilmu saya yang saat ini dikejar adalah mahasiswi S1 jurusan Manajemen Informasi. Untuk umur di tahun ini menuju 20 tahun (periode 4 April 1999 -jangan lupa ya teman-teman, wkwk). Saya mempunyai banyak hobi yang mungkin sampai lupa harus ditulis disini, salah satunya adalah membaca, memasak, mageran, dan stage fotografi. Sudah cukup perkenalan saya? Jikalau belum merasa cukup, kalian bisa mempertanyakan dikolom komentar atau di beberapa sosial media yang saya punyai (instagram.com/fhmdnn dan twitter/mening9al)
Lalu mengapa saya memilih menulis di Tumblr daripada di blog adalah karena saya termasuk jam terbangnya tinggi (tidak bermaksud sombong ya) maka saya ingin melakukan hobi yang mudah di jangkau. Blog tidak ribet, namun hanya harus mengakses sendiri karena belum ada aplikasinya, saya sendiri juga mempunyai blog kok hehe. Dan apa ya alasannya, ya karena memilih Tumblr. Oke alasanku bagus. Doakan ya, saya dapat berkarya dengan baik agar saya tidak mempunyai hobi malas. Terima kasih sudah membaca embel-embel ini 😊
(Yogyakarta, 13 Januari 2019)
1 note
·
View note