Tumgik
fitriaasposts · 1 year
Text
Karena yang dipikirin belum tentu terjadi
Coba untuk tenang, satu satu dirasakan, pelan pelan dijalani dan diselesaikan
Coba lapangkan hatinya agar luwes pikirannya
7 notes · View notes
fitriaasposts · 2 years
Text
Yuk mulai bareng-bareng 😃
Mulailah berbuat kebaikan sekecil apapun. Bangun lebih awal, lebih disiplin, berdoaa sebelum beraktifitas, dan lain-lain.
Bukan tentang atau untuk orang lain, tapi diri kita.
0 notes
fitriaasposts · 2 years
Text
Menangislah, langit yang birupun pernah menangis. Gunung yang tinggi juga menangis. Agar dunia tau, cara menjadi kuat bukan dengan berpura-pura kuat.
263 notes · View notes
fitriaasposts · 2 years
Text
Menebus belantara hutan bisa saja ditaklukkan. Menembus belantara hati seseorang hampir tak mungkin dilakukan.
90 notes · View notes
fitriaasposts · 2 years
Text
Harapan adalah penyumbang besar rasa kecewa
Tapi.. sebagai manusia kita ga bisa hidup tanpa harapan
Uniknya, kecewa yang kita rasa bisa jadi penguat untuk lebih melangkah, kemudian berharap lagi, kecewa lagi, sampai capai di titik tuju
Hal buruk ga selamanya buruk, dan ga selalu berakhir buruk.
Berharaplah sama yang kekal, sesering apapun kecewa datang kepadamu
Kamu akan tetap punya alasan untuk hidup
9 notes · View notes
fitriaasposts · 2 years
Text
لكل من يقول انه قليل الحظ، الم يكفيك حظك أنك ولدت مسلما؟
"Untukmu yg sering mengatakan kurang beruntung dalam kehidupan, tidak cukupkah engkau merasa menjadi orang yg sangat beruntung dengan dilahirkan sebagai seorang muslim?"
(Syaikh Mutawalli asy-Sya'rawi Rahimahullah Ta'ala)
179 notes · View notes
fitriaasposts · 2 years
Text
Laki-laki
"Kak, aku mau nanya deh. Kakak kan friendly, baik ke semua orang. Apa kakak gak takut kalau ada seseorang yang suka sama kakak?"
Tentu butuh keberanian yang besar untuk menanyakan ini kepadamu. Tentang pemikiranmu terhadap apa yang selama ini aku rasa. Tentang bencinya aku terhadap sikap baik kakak yang sudah meluluhkan hati ini.
"Lah, ngapain takut? Yang penting kita ngelakuin kebaikan itu dengan niat yang bener. Urusan perasaan itu urusan masing-masing. Kalau ada yang suka sama kita, yah itu urusan dialah. Adapun kita, harus selalu berusaha untuk terus melakukan kebaikan dengan niat yang benar."
Aku tersenyum tapi merasa pedih membaca chatmu kak. Benar memang, perasaan ini urusanku. Tapi bagaimana bisa begitu saja lepas tangan sedangkan kakak sudah keterlaluan memberi harapan.
"Dek, laki-laki itu, selama dia belum mendatangimu dan menyatakan perasaannya kepadamu, maka jangan pernah mengartikan segala kebaikan dan perhatiannya. Itu terlalu membuang waktu. Jika dia cinta, maka dia akan mengatakan dengan caranya sendiri. Jadi, jangan berasumsi dan memikirkan suka atau tidaknya dia kepadamu.".
Aku menelan ludah dan berulang kali coba meresapi kata-kata yang kakak kirim. Agar ia benar-benar menyadarkan diri ini yang sudah terlanjur menaruh harapan. Kakak benar, aku saja yang terlalu mengartikan semua kebaikan kakak dengan perasaan cinta.
270 notes · View notes
fitriaasposts · 2 years
Text
If Allah doesn’t give you what you want, be sure that, it is not what you need. Allah knows exact your need, and we don’t know.
68 notes · View notes
fitriaasposts · 2 years
Text
"Bila luka itu menuntun hatimu kepada Allah, maka tidak apa. Kadangkala kita harus dibuat kecewa dulu agar tau siapa yang harus kita prioritaskan sejak awal."
@terusberanjak
300 notes · View notes
fitriaasposts · 2 years
Text
Bila saat ini kamu merasakan lelah wahai diri, lelah terhadap rutinitas yang sedang dijalani, bila itu adalah kebaikan yang mampu mengundang takjub-Nya Allah, maka kuatlah. Mohon pertolongan kepada Allah agar selalu bersemangat dan kuat menjalani hal-hal baik.
Sebab bila kamu berhenti wahai diri, ketahuilah Allah tak pernah rugi. Justru kamulah yang rugi menyia-nyiakan kesempatan baik, menyiakan-nyiakan pintu pahala yang Allah berikan kepadamu. Sebab kita tidak pernah tau kebaikan kita yang mana yang mampu mengundang ampunan Allah untuk kita. Sebab kita buta perbutan kita yang mana yang mampu mengundang tercurahnya kasih sayang Allah terhadap kita.
Lelah? Berdoalah kepada Allah agar selalu diberikan lelah yang tak berakhir mengeluh. Berdoalah agar jiwa raga selalu kuat menahan nafsu yang mengajak kita untuk berhenti melakukan kebaikan.
Hei diri, istirahatmu nanti. Bayangkan Surga yang tiada bandingannya sedang menunggumu dengan manis. Terlebih bayangkan Allah sedang tersenyum bahagia melihatmu berupaya keras melawan nafsu demi meraih ridha-Nya. Lelah? Mohon kepada Allah agar selalu dikuatkan. Kuat ya. Semua lelahmu buah manisnya untukmu dan tempat pulangmu nanti. Bertahanlah.
@terusberanjak
115 notes · View notes
fitriaasposts · 2 years
Text
Segala sesuatunya tidak ada yang abadi. Karena memang ini dunia. Segala sesak dan kerapuhan memang akan terjadi. Sebab ini dunia. Apa yang kau harapkan dari dunia? Berlari mengejarnya hanya akan membuatmu semakin lelah saja.
Yang perlu kau didik adalah hatimu. Untuk tetap menerima takdir Allaah dengan penuh lapang. Jangan mengharapkan apapun dari dunia, sebab dunia tempatnya untuk berlelah dan bersusah payah.
Dunia memang melelahkan, sayang. Maka ambilah secukupnya saja. Jangan pernah menaruh dunia, apapun itu kedalam hatimu ya. Jangan. Cukupkan segala sesuatunya. Agar kamu tenang, agar tidak sakit sendirian.
159 notes · View notes
fitriaasposts · 2 years
Text
Everything comes to you at the right time. Be patient and trust the process.
159 notes · View notes
fitriaasposts · 2 years
Text
"Suatu saat akan ada yang menepis keraguanmu. Akan ada yang mampu meredam kekhawatiranmu. Mengajakmu meraih mimpi-mimpi yang semulanya kamu berpikir begitu sulit untuk mencapainya. Mengajakmu untuk sama-sama belajar bersabar terhadap apa-apa yang meresahkanmu. Menanamkan keyakinan baik terhadap Allah. Ia tidak takut jatuh bersamamu. Sebab, ia yakin ada Allah yang senantiasa begitu setia menemani perjalanan kalian. Lantas untuk apa khawatir?"
@terusberanjak
373 notes · View notes
fitriaasposts · 2 years
Text
Terkadang kebaikan memang harus dipaksakan, terkhususnya memperbaiki diri
1 note · View note
fitriaasposts · 2 years
Text
Tidak ada yang benar-benar terlambat untuk merubah arah, mungkin kamu sudah kehilangan kesempatan, tapi sebenarnya kamu tetap memiliki pilihan untuk memperbaiki atau membiarkan penyesalan itu tetap ada.
Pada kesempatan yang sudah terlewat akhirnya menyadarkanmu soal jangan lagi memilih karena nafsu dan terburu-buru. Pada pilihan yang salah dan ternyata kamu malah memilihnya, ternyata ada pesan bahwa apapun itu pilihanmu maka kamu harus tetap tanggung jawab, jangan pergi dan menghindari.
Kamu tidak pernah benar-benar sendirian, ada banyak manusia yang pernah salah langkahnya, ada jutaan orang yang pernah menyesal dengan pilihannya, dan ternyata ada jutaan manusia yang akhirnya tetap memilih sabar dalam menjalani hari-harinya dengan baik, sebagai bentuk tanggung jawabnya pada Tuhan.
Jika salah jalanmu maka segeralah berbalik, jika salah niatmu maka segera ubah kemudian luruskan. Ajaklah hatimu untuk berdiskusi soal menentukan langkah dan tujuan masa depan, bicarakan padanya soal mana yang lebih menenangkan.
"Sebab tidaklah mudah menjalani keputusan yang hati saja menolak untuk menerimanya, apalagi soal keputusan-keputusan besar dalam hidupmu, libatkan hati dalam berdoa. Ia penting, namun sering dilupakan"
Kira-kira, kapan terakhir kali kamu berbicara dengan hatimu?
Ajak bicara, ya :')
@jndmmsyhd
531 notes · View notes
fitriaasposts · 2 years
Text
Tumblr media Tumblr media
Starting Point
Awal tahun ini seperti awal baru buat hidup saya. Tabungan tetep tipis banget. Yang bisa saya syukuri adalah, saya sudah tidak rutin konsultasi ke psikolog karena kondisi mental yang jauh lebih sehat. Di sisi lain, hutang yang saya cicil sejak empat tahun lalu sudah selesai. Benar-benar seperti memulai hidup lagi dari nol.
Pas makan di kafe ini, saya ngobrol sama temen saya. Sama-sama cewek. Sama-sama di atas tiga puluh tahun dan sama-sama belum menikah juga. Cuman beliau sudah bisa beli rumah tahun ini. Saya seneng banget sama pencapaian beliau.
Tiap ngobrol soal ini sama temen-temen saya, kami jadi bicara soal titik start yang beda banget. Bukan buat bandingin sih. Tapi namanya anak, kadang kalo dibantu orang tua buat beli rumah, tetep masih ada kepikiran:
"Udah gedhe gini masih dibantu ortu"
"Syukurin aja. That's your privilege. Tidak semua orang dikasih rezeki kayak gitu. Orang dewasa tuh perlu ninggalin rasa gengsi. Kita perlu punya awareness tentang apa aja yang bisa kita manfaatin untuk hidup dengan baik. Selebihnya, kalau kita punya kelebihan, kita bisa bantu lingkungan"
"Kamu habis ini ngapain? Mikir rumah juga?"
"Aku mikir escape plan biar ga hidup dalam survival mode terus"
"Ngapain?"
"Coming soon..."
Perjalanan hidup itu sangat personal. Kita tidak bisa membanding-bandingkan diri kita dengan teman kita. Saya keinget dulu pas kuliah, saya tuh sering banget bantuin temen ngitung RAB untuk bisnis plan. Sampe sekarang kerjapun akhirnya juga bikin RAB untuk penelitian. Tahun ini pengen ikut pelatihan untuk nyusun RAB juga biar bisa nurunin visi dan misi prodi atau lab jadi list barang belanjaan. Sering banget ada orang nanya:
"Kamu kenapa nggak bikin usaha sendiri sih? Aku rasa kamu bisa lho kalo mau bisnis. Itungan kamu soal resiko biasanya matang"
Dulu, saya mikir mau berbisnis juga. Tapi since kondisi keuangan itu personal, profil resiko juga sangat personal. Temen-temen saya sering mengkritik saya karena saya tidak mau mengambil resiko besar. Saya males debat dalam hal ini. Akan tetapi, saya ngerasa perlu menulis ini juga agar kalau kita nanti berbisnis, kita bukan cuman ikut-ikutan aja tanpa mikir untung rugi.
Ada orang-orang yang lahir dalam kondisi seperti punya asuransi. Kalo mereka gagal, akan ada backupnya. Tapi ada juga orang yang lahir tanpa backup dan harus berusaha keras untuk hidup mandiri. Saya ada di golongan kedua. Maka dulu saya berpikir bahwa kalau saya investasi ke reksadana, saya hanya menjaga uang saya dari inflasi. Enggak lebih. Investasi yang sebenernya ya ada di skill. Gimana caranya, agar dalam kondisi apapun, saya tetep bisa punya duit dengan cara yang halal. Jadilah saya beberapa tahun freelance serabutan. Pekerjaan resmi jadi dosen. Tapi gajinya dipotong untuk bayar hutang. Sementara buat makan, kadang-kadang harus kerja jadi programmer freelance atau freelance writer. Survival modenya begitu.
Ini jangan dianggap sebagai keluhan ya. Cuman apa ya.....
Dalam unggahan instagram, twitter, tiktok dan media sosial lain, kita tuh sering ngelihat sesuatu yang indah dan bersinar terang. Kita lantas terbebani banget buat punya achievement yang sama.
Padahal hidup tuh tidak bekerja dengan cara seperti itu. Kita terbiasa dibesarkan di sekolah yang "sangat teratur". Kalau kita belajar rajin, kita bakal dapet nilai bagus. Entah karena kita beneran bisa atau karena gurunya nggak tega ngasih nilai jelek. Di dunia nyata tidak selalu berlaku seperti itu. Kita perlu belajar menjadi realistis dan tetap menikmati hidup. Tetep berusaha keras. Tidak judgemental ke orang lain, entah itu di atas kita atau di bawah kita. Tetep berusaha waras meskipun dalam fase survival mode.
Sejak dulu, saya berusaha banget untuk melihat kondisi saya dan hal-hal yang ada di sekitar saya tanpa penghakiman sama sekali. Karena hakim yang paling jahat adalah pikiran kita sendiri. Meskipun sempet ada pikiran:
"Apa aku yang nggak bisa mengelola duit ya?"
Nggak juga sebenernya wkwk. Emang selama ini bisanya sebatas itu tapi toh ya, selama hidup happy-happy aja.
Pertanyaan yang paling sering ditanyain orang lain ke saya adalah:
"Bagaimana kamu bisa tetep berpikir positif ke badan kamu meskipun terlahir berbeda?"
Saya pernah merasakan insecure karena fisik. Tapi itu di masa puber. Setelah itu, nggak pernah lagi. Tubuh, bagi saya tuh kendaraan. Dikasih kondisi seperti apapun, akan saya rawat dengan baik. Manusia itu makhluk fisik, rasional dan spiritual. Fisik memudahkan kita untuk beramal, rasio membantu kita memperbaiki kualitas amal dan spiritual membantu kita berkomunikasi dengan Allah sehingga kita bisa berdiri tegak.
So, saya nggak pernah berpikir untuk membenci titik nol saya.
Akan tetapi....
Kalau kita bicara lebih jauh lagi, ada banyak sekali orang yang tidak mampu mengakses saran pendidikan dan kesehatan karena keadaan, karena kemiskinan struktural dan seterusnya. Saya sendiri sampai sekarang nggak terlalu percaya sama sistem meritokrasi karena bagaimanapun kita tidak bisa menerapkan tolak ukur yang sama untuk orang-orang yang punya titik start dan tumbuh di lingkungan yang berbeda. Kesadaran ini yang kadang bikin mikir, gimana seharusnya orang-orang di sekitar kita dan generasi anak cucu kita kelak bisa mulai di titik start yang mungkin nggak bakal bisa sama, tapi setidaknya .... kebutuhan dasar mereka sebagai manusia tercukupi dulu. Agar waktu mereka tidak habis untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Iya, kerja tuh berpahala. Menahan lapar tuh berpahala. Menahan sakit juga berpahala. Tapi alangkah baiknya jika kita kelak bisa membantu orang lain mencari ladang pahala yang lebih menyenangkan bagi mereka.
Penderita kanker di bangsal RSUD Dr Soetomo dan di kamar VIP graha amerta tuh sama-sama sakit. Akan tetapi, kalau generasi kita dan sesudah kita bisa menyediakan perawatan kesehatan yang lebih baik tentunya dunia juga bakal lebih indah.
Sudah waktunya kita perlu mengoreksi sudut pandang kita yang membandingkan diri kita dengan pencapaian orang lain. Tentunya tidak mudah untuk berusaha bahagia kalau kita sudah terlanjur punya tolak ukur. Tapi belajarlah punya awareness yang baik tentang kekurangan dan kelebihan diri, lalu berusahalah hidup sebagai manusia. Cari uang sampai hidup mandiri. Setelahnya, mari merawat "kebun-kebun kebaikan" kita pelan-pelan. Agar hidup kita lebih damai dan hasilnya, meskipun tidak banyak, masih bisa dinikmati orang-orang di sekitar kita.
203 notes · View notes
fitriaasposts · 2 years
Text
Life is a choice. Kehidupan pasti dihadapkan dengan kesulitan, lagi lagi kenyataan memang pilu. Sehingga kita dipaksa memilih untuk bertahan dan mencoba lagi, atau menyerah...
Semua itu mungkin terjadi, mundur selangkah memang bukan arti tak memiliki tujuan
Rasa takut tak akan pernah takluk apabila percobaan tak pernah dilakukan...
Pilihlah yang selayaknya dipilih, ketika engkau ragu cobalah bersadrah di sajadah..
Tenang atau senang...
1 note · View note