fortunecandy

[fortunecandy]

HAL YANG HARUS DIKETAHUI SEBELUM MEMELIHARA KUCING RAS JANTAN

Udah sebulan lebih dikit nih. Gue masih cari-cari topik yang pas buat dipublikasi di sini. Lagi getol banget soal keuangan sih. Tapi kalau bahas yang itu-itu mulu, blog gue jadi nggak variatif, ya nggak sih? Berhubung punya kucing yang super lucu, si Kuro, gue mau sharing hal-hal penting seputar merawat kucing ras terutama kucing jantan.

Kuro udah berumur 2 tahun sekarang (di foto header masih 1 tahun). Dia tumbuh menjadi kucing yang badung, aktif, gemesin, lincah, sama genit pisan sama betina. Cepet gede banget ya bund. Kayak baru kemarin ukuran dia cuma setelapak tangan gue. Sekarang badan gue udah kalah sama panjang badannya dia. Jadi makin sayang  ♥ Saking gedenya, kalau lagi jadwal datang ke dokter hewan, pet lovers yang lihat nyangkanya Kuro itu ras maine coon. Sebetulnya gue sempet curiga juga. Selain corak bulunya yang mirip ras maine coon, waktu baru lahir badan dia emang paling gede sendiri dari saudara-saudaranya. Padahal anak bungsu. Walaupun suka kucing, tapi nggak segitu pengennya punya kucing segede itu. Serem lho wkwkwk.

Kuro termasuk telat untuk vaksin. Dia mulai vaksin waktu umur dia 1 tahun. Pertama gue ngutamain vaksin dari penyakit kucing yang paling mematikan dan paling sering menjadi mimpi buruk para cat lovers, yaitu panleukopenia. Vaksinnya udah satu paket sama rhinotracheitis dan calicivirus. Vaksin ini sendiri dilakukan setiap setahun sekali. Kenapa gue memutuskan untuk memberi vaksin ini duluan ke Kuro? Karena tiap Kuro sakit, gue selalu takut dia kena penyakit itu soalnya Kuro sering main di luar rumah dan interaksi dengan banyak kucing liar yang kesehatannya dipertanyakan.

Contohnya kejadian sekitar bulan november tahun lalu. Kuro muntah-muntah terus, warna cairannya kuning. Dia juga lemes dan nggak nafsu makan. Tiduraaan terus di kasur gue (Kuro punya kebiasaan yang menenangkan buat gue sebagai adopter yaitu kalau sakit dia selalu tidur di kasur gue). Which is, semua tanda-tanda itu termasuk ciri-ciri kucing terkena panleukopenia. Biasa, gue nyari referensi sendiri di internet dan berakhir dengan parnoan. Akhirnya gue galau nggak ketulungan. Gue sama sekali nggak fokus sama apa yang harus gue kerjakan. Bawaannya sediiihhh terus. Pas dibawa ke dokter, ternyata Kuro punya infeksi di saluran kemihnya. Bukan hal-hal menakutkan yang dibentuk oleh pikiran gue sendiri. Itulah gaes, jangan pernah self-diagnose berdasarkan apa yang kita lihat di internet. Kita harus langsung tanya sama yang berpendidikan di bidang itu.

Infeksi saluran kemih memang tak seberbahaya panleukopenia dan leukimia. Tapi ini juga termasuk penyakit mematikan bagi kucing-kucing jantan jika tidak ditangani dengan benar. Dokter udah wanti-wanti banget jangan sampai Kuro kena penyakit ini karena aku lalai dan anggap enteng. Yang paling penting adalah MENCEGAH guys. Kalau keburu sakit duluan kemudian makin parah, ngobatinnya susah. Kita harus jauh-jauh ke rumah sakit hewan (kalau berdomisili jabodetabek, ada RSHJ di dekat ragunan) karena dokter hewan biasa atau klinik hewan biasanya tidak memiliki alat yang lengkap untuk menanganinya. Untungnya Kuro setelah diberi antibiotik dia sembuh perlahan. Berangsur-angsur bertambah nafsu makannya dan udah bisa pipis juga. Gue terharu banget. Kuro kucing kuat, akunya juga kuat. Bolak-balik ke dokter hewan setelah pulang kerja demi kesayangan aku ini bisa sembuh.

Setelah banyak drama yang dilalui, gue langsung tersadarkan bahwa pentingnya menjaga kesehatan Kuro. Soalnya kan nggak ada ya asuransi khusus hewan peliharaan. Bah, ngayal aja. Selain vaksin, kucing jantan juga sangat disarankan untuk rutin sebulan sekali check up ke dokter dan diberi anti parasit (My Revolution). Makanan yang dikonsumsi juga harus diperhatikan. Ketiga hal ini berperan penting bagi kesehatan kucing jantan karena mereka rentan sekali terkena infeksi kantung kemih.

Gue akhirnya memperlakukan Kuro berbeda dengan kucing-kucing lain yang pernah gue pelihara yang semuanya adalah kucing domestik. Gue sadar kalau imun Kuro lebih lemah daripada kucing liar pada umumnya karena dia lahir dan dibesarkan di lingkungan yang aman dan nyaman seperti rumah. Gue jadi rajin rutin sebulan sekali ke dokter hewan cuma buat tahu berat badannya dan sekalian kasih anti parasit (yang padahal bisa kita kasih kesendiri). Enaknya ke dokter tuh bisa konsultasi langsung. Kayak nanya hal-hal penting nggak penting seputar makanan, suplemen penggemuk dan perlebat bulu yang biasa dijual di pasaran sebenarnya aman apa nggak, atau obat-obatan P3K yang wajar dan bagus kalau tiba-tiba Kuro sakit pas tengah malam. Bahkan gue pernah diomelin sama doi karna ngaku ngasih Kuro susu kucing yang gocengan itu wkwk. Bukan karena bahayanya. Karena kebutuhan nutrisi kucing dewasa berbeda. Susu kucing itu diperuntukkan untuk bayi kucing di bawah 1 tahun.

Setelah vaksin dan rutin anti parasit, hal yang perlu diketahui ketika memutuskan untuk memelihara kucing ras jantan adalah asupan makanan. Merek makanan yang wajib distok adalah Royal Canin Skin Hairball, Royal Canin Sensivity Control, dan Royal Canin Gastrointestinal. Semua makanan ini memiliki fungsi yang berbeda-beda. Dokternya menyarakan 3 jenis makanan kering ini untuk Kuro. Ngasihnya juga harus lihat kondisi kucingnya dulu. Misalnya waktu Kuro sakit infeksi kantung kemih kemarin, dokter nyaranin untuk ngasih Royal Canin Urinary S/O. Menurut dokternya, makanan kucing yang terbaik itu yang ada label S/O indeksnya.

Bagaimana cara memberi makan kucing berdasarkan kondisi kucingnya?

1. Royal Canin Skin Hairball

Makanan jenis ini diberikan ketika kucing jantan dalam keadaan fit dan memiliki berat badan normal. Makanan kering ini merupakan makanan normal terbaik untuk kucing jantan karena mencegah gumpalan yang nantinya akan menyumbat saluran kencing si kucing dan berpotensi membahayakan.

2. Royal Canin Sensivity Control

Ini diberikan ketika berat badan kucing menurun. Kemungkinan besar ada sesuatu yang men-trigger dia sehingga berat badannya turun kayak kurang nafsu makan, sedang birahi, stress, atau makanan yang biasa dikonsumsi tidak tercerna dengan baik. Maka inilah saatnya memberi makan yang jenis ini. Makanan yang ini emang paling mahal dibanding dua jenis lain yang ada pada list di sini. Namun cukup berpengaruh penting, khususnya ketika kucing sedang birahi.

3. Royal Canin Gastrointestinal

Semacam penyelamat kucing anda saat sakit. Terutama saat kucing diare dan muntah-muntah atau memiliki masalah pada pencernaannya. Nggak perlu dikasih obat macam-macam. Cukup kasih ini aja sudah cukup kok. Formula yang ada pada makanan ini terbilang sangat mudah dicerna oleh pencernaan kucing. Jadi jika kucing memiliki masalah pencernaan, nutrisi pada makanan ini akan tetap tercerna dengan baik. Makanan ini juga mampu me-recovery pencernaan kucing. Menurut gue, semua pemilik jenis kucing, betina maupun jantan wajib banget ngestok royal canin yang satu ini.

Itu semua starter pack untuk memelihara kucing ras jantan berdasarkan saran dokter. Ada sedikit cerita nih. Tempo lalu, Kuro turun drastis berat badannya. Dari 4,08 kg ke 3,80 kg. Padahal dia masih sehat-sehat aja, aktif kayak biasanya, dan nafsu makannya normal. Cuma berhubung si Kuro udah lebih suka main di luar ketimbang di rumah, jadi gue sulit memantau kebiasaan dia. Even kayak hal yang cukup penting like merhatiin pup dan pipnya. Dari sana kita bisa tahu anak bulu kita dalam keadaan sehat walafiat atau nggak.

Jangankan dokternya, gue pun kaget. Doi sampai heran dan terus-terusan nanya ke gue “beneran kucingnya nggak kenapa-kenapa?”. Gue sebagai emak Kuro yang kalau lihat dia sakit dikit langsung panik ya super duper yakin. Karena penurunan berat badan yang luar biasa itu, dokter nggak saranin untuk dikasih anti parasit. Kuro harus naik berat badannya dahulu dalam kurun waktu seminggu. Ketika sudah naik, baru boleh dikasih anti parasitnya. Nah, ini pentingnya check up rutin. Kita bisa pantau langsung kesehatan kucing dan dengan anjuran yang benar. Bukan main asal self-diagnose terus nyari obatnya lewat google huft.

Selama seminggu itu, gue cuma boleh ngasih Kuro yang Gastrointestinal. Sama kalau bisa, Kuro harus terus ada di rumah supaya bisa terpantau. Ya jadinya Kuro gue kurung. Malamnya ketahuan deh kalau Kuro lagi kena diare. Pantas saja berat badannya turun drastis tapi masih aktif kayak biasa. Akhirnya setelah seminggu kemudian, berat badan Kuro naik jadi 4,16 kg dan udah boleh dikasih anti parasit. Yeay! Lihat deh perbandingan berat badan setelah dikasih Gastrointestinal sama belum. Jauh banget ya. Itu dia fungsinya gaes. Pupnya Kuro juga nggak cair lagi.

Semenjak kejadian itu, gue selalu antisipasi seminggu sebelum ke dokter buat jadwal check up, ngasih makan Kuro dengan Gastrointestinal biar nggak bolak-balik ke dokter. Capek soalnya kalau ternyata berat badan nggak memenuhi syarat, ujung-ujungnya nggak boleh di vaksin dan disuruh pulang huhu.

[fortunecandy]

JANGAN SEPELEKAN DANA DARURAT

Akhir-akhir ini gue udah mulai malas buat nulis blog. Nggak, gue masih cinta sama kegiatan menulis. Menulis tetap menjadi sarana utama buat menyalurkan uneg-uneg gue. Ini lebih disebabin karena meningkatnya self-privacy gue. Termasuk dalam cara berpikir gue yang cukup liberal ini. Gue udah mulai nggak nyaman mempublikasikan mindset gue, planning gue, progress hidup gue, apa aja yang udah dicapai dalam waktu dekat ini, bahkan hanya sekedar bicara ngelantur sekalipun gue udah nggak se-enjoy dulu.

Tapi tetep kok, mungkin sebulan sekali gue bakal stay mengisi blog ini dengan planning gue yang 100% done atau bahas opini yang kesannya lebih proper untuk dikonsumsi supaya menjadi inspirasi buat kalian dan mudah-mudahan kedapetan manfaat positif lainnya juga.

Ngomong-ngomong, kayaknya gue nggak pernah ya bahas soal keuangan di sini. Dalam finansial, gue termasuk orang yang streak banget soal itu. Bahkan udah ketingkat yang koret, medit, apalah itu istilahnya. Gue bener-bener memperhatikan cash flow gue. Dengan bantuan sebuah aplikasi yang super duper bagus yang kutemukan via playstore (jelas gratis), sangat ngebantu gue buat me-manage keuangan. Namanya Money Manager. Dari segi UI emang nggak terlalu menarik, tapi fiturnya nggak ada tandingan deh! Dari sekian banyak aplikasi keuangan yang gue donwload, ini tuh paling juara. Gue suka karena lengkap banget. Terutama yang paling penting adalah kita bisa bikin banyak account disitu. Jadi kita bisa akalin untuk membuat alokasi keuangan kita kayak pembagian pengeluaran ataupun wishlist. Ada yang pakai metode 30%-50%-10%-10% ada yang lain juga. Tapi paling sering metode itu tadi sih.

Gue punya cara sendiri buat memelihara keuangan. Karena gue pelit, sebisa mungkin pengeluaran untuk kebutuhan dan keinginan nggak mencapai 50% kayak metode barusan. Gue anti banget sama yang namanya ngutang ataupun cicilan. Sebisa mungkin nabung atau cash karena gue kurang suka dengan konsep bunga bank yang kesannya lebih bikin untung mereka daripada kita. Gue juga anti belanja hedon, tapi gue suka shopping. Kalau ada diskon, gue orang yang paling nggak gampang terpengaruh. Sebesar apapun diskonnya kalau gue rasa barang itu kurang useful buat gue, ya nggak bakal dibeli. Kecuali ada barang yang gue pengen dan kebetulan lagi diskon. Gue cuma berpikir kalau gue lagi hoki.

Namun sekonsumtifnya kalian, tahu nggak sih ada hal yang PATUT BANGET kalian miliki dari keuangan kalian? Mumpung lagi pandemi gini, coba deh kalian amati lingkungan sekitar kalian. Atau mungkin sialnya kalian malah jadi korban pinjam uang oleh temen-temen kalian. Eh atau... jangan-jangan kalian lah pelaku nyari hutang sana-sini? Hayo. Kira-kira kenapa ya?

Disclaimer ya, gue nggak menyamaratakan keuangan seluruh insan. Karena beberapa individu, ada yang penghasilannya hanya cukup untuk keperluan sehari-hari. Ini untuk range menengah-keatas saja. Apalagi untuk kalian yang masih tinggal dengan orang tua yang masih produktif dan mandiri dalam finansial hingga sekarang.

Menurut gue, perencanaan keuangan paling utama adalah DANA DARURAT. Yep. Kalian kudu, wajib, fardhu ‘ain memiliki dana persiapan ketika situasi genting menghadang. Contoh mudahnya ketika pandemi seperti ini kita bisa memetik sesuatu. Nggak ada yang tahu kalau kamu bakal kena PHK dan kehilangan penghasilan. Atau tiba-tiba kamu (amit-amit) kecelakaan, ada yang sakit keras, mobil tertabrak, mesin air rusak... Keadaan seperti ini kan tidak terduga. Bayangin jika kalian dihadapkan oleh situasi ini dan sialnya nggak punya uang sama sekali.

Idealnya rumus dana darurat adalah 6 x pengeluaran bulanan jika kalian tidak memiliki tanggungan dan 12 x pengeluaran bulanan jika kalian memiliki tanggungan seperti punya istri dan anak, ikut membantu peran finansial orang tua, bayar listrik, bayar cicilan, dan lain sebagainya. Pengeluaran bulanannya ini juga untuk kebutuhan survival aja ya. Nggak include kebutuhan tersier kayak uang jalan-jalan atau belanja barang yang diinginkan.

Kalau gue, karena pengeluaran bulananku tidak menentu jadi gue mengambil kasarannya saja sekitar 2,5 juta. Walaupun nggak mungkin banget gue menghabiskan uang sebanyak itu dalam kurun waktu sebulan, tapi untuk jaga-jaga makanya banyak dilebihkan. Secara perhitungan, gue termasuk individu yang belum memiliki tanggungan dan orang tua masih produktif. Jadi uang darurat yang harus gue persiapkan adalah 6 x 2,5 jadi sekitar 15 juta.

Untuk instrumen penyimpanan, dana darurat harus diletakkan di akun yang sifatnya liquid atau mudah dicairkan. Beberapa ahli keuangan menyarankan setengah dari dana darurat kita sebaiknya disimpan di instrumen investasi seperti pasar uang agar tidak tergerus inflasi. Kalian bisa mengikutinya. Kalau aku masih lebih prefer disimpan di tabungan biasa karena walaupun pasar uang memiliki sifat yang pas untuk kita menyimpan dana darurat karena fluktuasinya rendah, tapi kita tetap butuh 3-7 hari untuk mencarikan dananya. Akhirnya gue memutuskan untuk membuka rekening baru untuk memisahkan dana darurat gue dengan uang yang gue pakai sehari-hari. Selain itu juga mengambil langkah antisipasi aja kalau-kalau amit-amit dompet gue kecurian saat hangout kemudian uang beserta kartu-kartuan gue pun lenyap (belajar dari pengalaman hiks), gue masih punya uang di rekening lain sebagai sarana transaksi sementara setelah gue blokir kartu debit yang ikut hilang bersama dengan dompet. Rekening ini nggak boleh gue bawa kemana-mana dan harus disimpan di sudut kamar yang paling aman.

Saat ini gue cuma punya 2 rekening. Yang satu rekening BCA dan satu lagi Jenius, tempat gue menyimpan dana darurat gue. Alasan gue pilih Jenius adalah dia punya fitur Flexi Saver. Menurut gue fitur ini cucok banget gue jadiin alat penyimpanan dana darurat gue. Pertama, sifatnya cair banget mirip tabungan biasa. Kalau butuh kita tinggal top up aja ke saldo utama (tanpa biaya top up!) dan saldo utamanya pun bisa di-nol-rupiahkan. Kedua, return perbulannya lumayan tinggi. Gue nyimpen dana darurat di situ, perbulan saldo gue bisa nambah hingga 30 ribu. Dia tuh kayak deposito tapi nggak ada jangka waktunya. Jadi kalian bisa tarik saldonya kapan aja kalian butuhkan. Terus di Flexi Saver ini, kalian bisa bikin hingga 3 akun lho. Gue udah ada 2 akun. Yg satu untuk dana darurat, yang satu lagi untuk kumpulan tabungan gue dari alokasi wishlist yang udah gue lakukan di Money Manager. Pokoknya worth it banget deh.

Sebelum kalian memutuskan sesuatu seperti vacation, membeli barang, membeli aset, mewujudkan keinginan orang yang kita cintai, alangkah baiknya jika dana aktif kalian dipisahkan dari dana darurat. Dan kalian wajib memilikinya untuk kepentingan survival kawans karena itu yang paling penting di dunia ini yaitu bertahan hidup supaya kalian bisa mandiri secara finansial dan tidak merugikan orang-orang sekitar. Ingat lho, uang memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang. Bahkan kalian bisa merusak hubungan kalian dengan pasangan bahkan teman (yang paling sering) karena masalah hutang dan ekonomi. Pengennya sih punya prinsip kayak bang Raditya Dika. Nggak mau ngutang dan nggak mau dihutangin. Dan gue nggak nyangka dia beli rumah (segede gaban itu) pun cash. Seketika saldo rekening gue menjerit.

📷: Bungalow

[fortunecandy]

#22 I LEFT SOCIAL MEDIA FOR ALMOST 3 MONTHS

Hai!

Udah sekitar sebulan lebih nggak update blog. Banyak banget hal yang berubah terutama dalam cara gue berpikir atau cara gue memandang sesuatu setelah gue meninggalkan sosial media yang durasinya belum seberapa. Oke pertama, gue nggak akan pakai kata “aku” lagi karena terkesan kurang membaur dan cenderung polos. Kedua, seharusnya work from home menjadi kesempatan gue untuk lebih banyak berkarya karena bisa colong work hour untuk menulis. Tapi nyatanya nggak. Selama karantina, waktu gue habis untuk dua project kantor yang gue pegang (yang sebentar lagi bakalan ada tiga). Bisa selesai paling banter sekitar jam 8 malam. Sounds crazy, right?

Kali ini beneran banyak hal yang nggak bisa gue tahan. Rasanya kepala gue mau meledak. Orang-orang bilang gue harus bersyukur karena di tengah pandemi seperti ini banyak orang yang tidak bisa mencari rezeki atau bahkan tidak memiliki pendapatan sama sekali. I don’t think so. Menurutku semua orang memiliki masalahnya masing-masing. Haruskah kita terus melihat ke bawah padahal kondisi kita sedang tidak baik-baik saja? Misalnya kita sedang berada di lingkungan toxic parenting. Kemudian ada yang mengingatkan “lo harus bersyukur, masih banyak yang nggak memiliki orang tua”. Bukan itu poinnya, kawan. Lagipula yang nggak punya orang tua bisa merubah mindset-nya bahwa mereka harus bersyukur tidak memiliki orang tua karena media bertambahnya dosa telah berkurang. Memangnya kenapa Tuhan memberi takdir Rasulullah sebatangkara di usianya yang masih belia?

Sepanjang gue puasa media sosial, hal yang paling berasa adalah jiwa gue udah mulai adem. Gue pikir selama ini dengan menahan godaan untuk melihat postingan orang lain bisa merubah image sosial media yang tadinya toxic menjadi lumayan nggak toxic. Gue salah. Ternyata gue juga kepikiran apa aja yang udah gue posting di sana, mostly di twitter, tempat gue nyerocos nggak ada filter. Efeknya cuma sementara aja karena ada media buat gue menampung luapan emosi buruk. Gue melupakan satu elemen penting, yaitu efek jangka panjangnya.

Alasan gue lebih seneng ngobrol langsung sama orang lain ketimbang chat via messenger, selain agar terkesan lebih connect deeper adalah karena gue nggak meninggalkan jejak. Jejak digital yang diam-diam menjadi boomerang buat kita kapan saja. Sama halnya dengan memposting sesuatu di media sosial. Gue orangnya suka sharing thought, jadi media seperti twitter sangat tepat buat gue share everything i want secara direct. Pasalnya saat gue protect akun, gue semakin lebih liar dalam mengungkapkan isi pikiran gue. Akibatnya gue jadi mikirin apa yang gue share sebelumnya. Padahal berubah opini atau cara pandang adalah suatu hal yang lumrah. Entah mengapa semua hal yang gue share itu seolah-olah nilainya menjadi mutlak kesannya bagi orang lain. Mungkin gue bisa ‘memaafkan’ diri sendiri atas cara berpikir atau cara gue mengutarakan sesuatu yang kurang proper. Namun bagaimana dengan orang lain?

Ini bukan hal yang besar buat gue sebelumnya. Gue rasa karena gue mulai kekurangan amunisi hiburan saat itu. Mall, tempat rekreasi, bahkan beberapa daerahpun tidak bisa dilewati karena lockdown. Jezz! Dengan pekerjaan yang menguras pikiran setengah mati ini, nggak bisa liburan tuh rasanya mencekam sekali. Setelah PSBB dilonggarkan, gue udah bisa melipir ke mall which is jam operasionalnya lebih bantet daripada saat-saat normal. Tapi lumayan. Tapi juga, bukan itu yang membuat gue semakin tenggelam oleh rasa gelisah. Gue nggak tau apakah bakal ada rekan kerja gue yang baca atau nggak but... masalah utamanya adalah gue kepingin banget berhenti kerja.

Oke, katakanlah berkarir di dunia IT menjadi opsional lo buat mendapatkan gaji tinggi. Namun sayangnya bukan itu yang menjadi awal gue akhirnya memutuskan untuk menyemplungkan diri ke korporasi. Alih-alih menghabiskan waktu dengan ambisi “ingin mengisi waktu luang dengan sesuatu yang memiliki nilai untuk diri sendiri” (dan menghasilkan uang tentunya), gue malah mengorbankan hal yang sangat krusial buat gue yaitu waktu.

Yang paling menyakitkan adalah gue nggak ada media buat cerita. Meskipun itu ke pasangan sendiri. Gue nggak menyangka dengan berkoar-koarnya gue soal betapa stressful-nya kerjaan ini, gue malah bikin doi makin stress (which is kerjaan dia punya stress level yang lebih tinggi lagi). Dia stress karena tahu gue stress! Itu yang bikin gue sadar kalau gue nggak bisa cerita soal dunia karir gue ke doi dan kayaknya gue udah kurang curhat ke temen-temen terdekat gue. Sebab secara nggak sadar hampir semua hal gue mengandalkan pasangan gue.

Namun ada hal yang bikin gue berpikir lagi. Bahwa nggak baik jika terus berada di situasi demikian. Mungkin bakal ada temen yang menjadi wadah untuk cerita. Tapi kalau terus-menerus menceritakan hal yang sama, mereka akan muak juga. Dan itu hal yang dapat dimaklumi karena terkesan gue selalu ada di pusaran yang sama dan nggak mau menolong diri sendiri untuk keluar dari lingkaran setan itu. Ujung-ujungnya paling mereka menyarankan gue untuk resign dan cari pekerjaan baru. Saran yang cukup rasional namun tidak semudah itu untuk dilakukan.

Ketika gue menggambarkan kondisi lingkungan pekerjaan gue ke pasangan, ada satu ungkapan dari dia yang masih nempel banget di kepala. Yang intinya dia lebih suka saat-saat aku nganggur dulu karena setiap hari dia tahu aku melakukan semua hal yang aku suka dan dia yang selalu menjadi sumber ‘pengeluaran’ waktu kita jalan atau ketika aku minta dibelikan sesuatu. Rasa itu buatnya penting menurutnya sebagai laki-laki. Sekarang aku bisa membeli apapun dengan uang yang gue hasilkan sendiri.

Gue sedih mengingat di kala itu gue masih jadi perempuan yang ‘kalem’ karena tahu pasangan adalah orang yang karirnya tidak luput dari kata hectic. Sekarang karena gue selalu butuh dia di saat down karena pekerjaan, dia nyaris selalu nggak bisa dan pada akhirnya gue ngerasa kekurangan perhatian. Kalau dipikir-pikir, justru frekuensi guenya yang meminta dia untuk selalu hadir atau menuntut dia untuk melakukan ini-itu yang semakin besar dibanding saat gue nganggur / masa kuliah dulu. Ternyata guenya yang udah mulai berubah jadi pasangan toksik. Karena lifestyle gue juga udah mulai menggerogoti pikiran dan tubuh gue sendiri.

📷: society6

[fortunecandy]

THE NEW NORMAL | Intermezzo #20

Hampir 3 bulan sudah kita menaati aturan untuk menerapkan social distancing. Banyak hal yang berubah dalam hidup kita dikarenakan kegiatan lebih banyak dilakukan di rumah. Kita semua pasti mengalami krisis pada masa-masa ini. Dari mulai ekonomi sampai masalah kesehatan mental. Beberapa dari kita pasti memiliki planning yang nggak jalan karena aturan PSBB yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Sebenarnya ini request temen yang minta aku share soal “the new normal” dari sudut pandangku. Aku juga baru tahu soal ini dari dia karena aku udah lamaaa banget berhenti buat update soal corona. Semenjak kasus orang yang terinfeksi ini mencapai 1000, aku memutuskan untuk “dah lah nggak usah dicari tahu lagi cuma bikin makin stress”. Bener aja, angkanya meningkat cukup tajam. Apalagi kalau udah denger berita soal semakin banyak dokter dan perawat yang gugur dalam ‘pertempuran’. Aduh, sedih nggak sih. Kayak mikirin nasib, gimana ya kalau sampai kena terus nggak ada lagi dokter-dokter yang kompeten. Tiap aku tahu soal itu, rasanya tuh pengen marah aja sama yang mangkir buat melakukan social distancing. Bikin kerumunan nggak jelas, memperlama masa karantina pula. Lu pikir nggak stress gini mulu?? Lu pikir gue juga nggak capek sama kayak elu??

Waktu aku dengar kalimat “the new normal” ini, pikiran awal yang terlintas adalah PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar akan segera berakhir. Akhirnya masa-masa krisis ini akan segera berakhir. I think mungkin nggak akan semua orang bisa secara mudah begitu saja kembali ke aktivitas normalnya. Salah satunya adalah orang-orang yang kehilangan pekerjaannya karena perusahaan tempat mereka mencari penghasilan kena imbas corona, jadi terjadi pembatasan besar-besaran jumlah karyawan. Beruntungnya aku tidak termasuk dalam posisi itu. Sayangnya ada beberapa teman yang mengalami. Aku tahu betapa sulitnya cari uang pada masa ini, jadi mau share sesuatu yang bikin aku seneng karena penghasilanku aja (kayak beli makanan, minuman, atau belanja online) rasanya beraaat banget. Karena aku tahu mereka saat ini sedang berusaha bertahan hidup dengan pinjam sana pinjam sini.

Terakhir yang aku dengar soal PSBB ini, bulan juni seluruh kesibukan akan normal kembali dengan catatan tetap harus mengikuti standar keamanan kesehatan yang sudah dibuat. Dan hanya untuk kalangan berumur 45 tahun ke bawah saja. Yah pastinya kita mengira selama ini pemerintah kurang kompak dan cenderung labil dalam mengeluarkan kebijakan soal pandemi ini. Menurutku ini memang sesuatu yang baru bagi pemerintah dan juga tantangan berat karena keputusan yang dibuat harus lebih cepat tanggap daripada biasanya. Jadi wajar aja bila mereka gagap. Waktu presiden kita juga akhirnya memutuskan agar Indonesia tidak lockdown juga aku bisa memaklumi. Walaupun banyak yang protes bahwa kesehatan masyarakat lebih penting daripada ekonomi negara dan banyak hastag-hastag jahat mengkritik pemerintah bermunculan di sosial media. Masalahnya tidak sesimpel itu.

Coba deh kita lihat orang-orang yang mengandalkan penghasilan harian. Atau orang-orang yang mendapat penghasilan melalui project yang mengacu ke perkumpulan sosial. Tapi gila aja sih sampai ada yang komentar “dana darurat itu perlu” atau semacam “siapa suruh nggak nabung”. Ya gimana dong ya. Mungkin soal dana darurat itu lebih mudah dilakukan untuk orang-orang yang memiliki pekerjaan tetap atau yang penghasilan hariannya sangat cukup untuk keperluan sehari-harinya hingga ada sisa yang bisa disimpan. Bagaimana dengan orang-orang yang “dapat uang dalam satu hari itu untuk makan saja sudah untung”. Mereka hanya bisa mengandalkan bantuan sosial dari pemerintah atau pada akhirnya terjerat dalam lingkaran perhutangan.

Namun negara kita tidak bisa terus menerus memberikan sumbangan. Ekonomi kita saja sedang bobrok karena efek corona kok. Makanya aku berpikir mungkin itu alasan presiden kita akhirnya memutuskan untuk tidak melakukan lockdown. Kalau lockdown, seluruh aktivitas dalam bentuk apapun pasti dilarang. Dan ekonomi kita bisa lebih lumpuh daripada sekarang.

Balik lagi soal the new normal, aku rasa arti dari kalimat ini adalah “balik ke aktivitas normal dengan kebiasaan baru”. Kebiasaan barunya ini mengarah kepada standar kesehatan dan perbatasan sosial dari pemerintah. Dari aku sendiri mungkin ya nggak akan banyak. Soalnya kayak pakai masker setiap keluar rumah itu selalu aku lakukan. Di kantor pun kalau ingin beli makanan atau ke minimarket aku selalu pakai masker. Handsinitizer juga. Aku termasuk orang yang jarang pakai handsinitizer kalau di rumah, selama pandemi ini juga sama aja. Kecuali kalau di kantor. Di kantor aku selalu nyimpen handsinitizer di laci untuk aku pakai setiap habis ke toilet dan mau makan. Mungkin akan ada yang berubah dari cara aku menjaga jarak dengan orang lain? I don’t know. Tiap pulang kerja aku juga selalu mandi. Jadi i don’t think so akan adanya the new normal di kehidupanku.

Sumpah sih aku ngerasa selama pandemi ini aku orang yang termasuk santai dalam menanggapi standar kesehatan yang sedang berlaku. Paling hanya mencuci tangan setelah ke warung atau minimarket. Sisanya udah, kayak biasa aja. Not so kayak harus menjaga kebersihan ruangan segala macam sampai disemprot-semprot disinfektan segala. Nggak sama sekali. Nyapu ngepel sama aja frekuensinya. Malahan ya di saat orang-orang menyetok handsinitizer berharap agar mengurangi kemungkinan terkena penyakit ini, aku malah nyetok autan sama soffel. Soalnya kalau lagi suntuk, aku selalu ngerjain tugas kantor atau sekedar main laptop di teras depan sampai malam -_-

Oh ini, aku rasa akan banyak perubahan waktu berkegiatan di luar rumah kayak belanja di supermarket, jalan-jalan ke mall, atau naik kendaraan umum. Sekarang aja sebelum masuk ke supermarket udah ekstra ketat. Di suruh cuci tangan dulu, dicek suhunya, dan beberapa lokasi pelayanan masyarakat juga menghimbau agar memakai masker selama di dalam ruangan. Ke dokter hewan pun juga diwajibkan memakai masker.

Lalu prediksiku tetap akan ada perubahan jam produktif bagi tiap instrumen bisnis. Yang biasanya tutup jam 9 malam, akan dipercepat menjadi jam 5 sore misalnya. Sebenarnya yang begini nyusahin banget sih. Soalnya nggak semua orang sempat datang dan free sebelum jam segitu. Kemudian ada cutting jadwal habis-habisan dengan tujuan mengurangi interaksi sosial. Contohnya kayak provider center atau dokter hewan. Provider center yang buka cabangnya hanya beberapa aja karena mall pada tutup. Kemudian dokter hewan yang biasanya buka dari senin-sabtu dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore, sekarang hanya buka senin rabu jumat dari jam 11 pagi sampai jam 2 siang. Alig.

Kalau misalnya kita lihat sisi positifnya dari PSBB ini ya, untukku pribadi aku jadi lebih dekat dengan keluarga. Biasanya hanya ketemu pas malam (itu juga pas mereka mau tidur) atau sebagian dari waktu weekend, sekarang bisa full seharian, saban hari ketemunya mereka terus. Itu suatu anugerah. Kemudian aku jadi lebih banyak memakai waktuku di dapur, nyoba resep-resep aneh atau sekedar ikut nyokap masak. Eh pasti kalian juga kaan hayo ngaku! Ulah siapa yang bikin stok nescafe coffee sama oreo di berbagai supermarket habis, hah?? Resep-resep mudah dengan menggunakan kurang dari 5 bahan jadi gencar banget di youtube. Paling banyak dicari deh pokoknya.

Yang paling sulit dalam hal ini adalah soal kewarasan. Gimana sih rasanya elo stress kerja, tapi lo nggak bisa refreshing ke luar rumah cari pemandangan baru atau sekedar cuci mata. Soalnya pikiran terus-menerus numpuk di rumah. Malahan rasanya jam kerjaku jadi panjaaang banget. Seolah weekend pun juga dihitung. Jadinya capek batin aja gitu. Biasanya kalau mumet kerjaan, aku selalu jalan-jalan, kulineran, atau belanja. Sekarang ya mana bisa. Aku juga bukan tipikal yang seneng belanja online karena fisik dari barang yang ingin ku beli itu nggak bisa dilihat. Lebih enak keliling-keliling lihat kondisi barang-barangnya kayak gimana, worth it atau nggaknya, secara langsung dari tokonya. Di online kalau misalnya ada kesalahan dari penjual, repot returnya. Mana nggak berasa belanja juga, entahlah mengapa.

Namun aku masih berharap WFH tetap dipraktekkan. Kebijakan ini menurutku membawa perubahan. Khususnya dari segi meningkatkan produktivitas. Soalnya sebenarnya beberapa divisi jika menerapkan WFH, akan tetap berjalan secara normal. Kecuali jika memang ada keperluan pernting di kantor seperti koordinasi dan kontrol secara penuh atau pertemuan bisnis.

Semoga kita dan keluarga selalu diberikan kesehatan... Corona nggak akan hilang dan aman sampai vaksinnya launching tahun depan. Memang seperti kata pemerintah, mau tidak mau kita harus berdamai dengan corona. Karena tidak mungkin kita terus-menerus melakukan karantina hingga dirasa benar-benar aman. Ekonomi kita sudah menjerit. Apakah PSBB akan tinggal kenangan? Atau akan ada PSBB sesi kedua? Keputusan apapun itu semoga itu menjadi hal yang terbaik untuk kita. Amin...

[fortunecandy]

THE HUNGER GAMES

Lagi kepengen nonton yang pasti-pasti aja akhir-akhir ini. Biasanya kan nge-random aja kalau nonton film. Apa aja aku tonton asal ada yang rekomendasiin. Tapi beberapa minggu ini, aku ngulang film yang sama terus. Film mainstream favorite-ku selain Harry Potter adalah seri dari The Hunger Games. Yang bikin kesemsem sama film ini selain ceritanya itu adalah karakter dari Katniss Everdeen. Dan ternyata she has the same personality type with me!

Banyak yang bisa kita ambil dari cerita ini. Termasuk teori konspirasinya wkwk lol. The Hunger Games ini merupakan film yang diadaptasi dari sebuah novel trilogi best seller karya Suzanne Collins. Mengingat film ini banyak sekali peminatnya, aku rasa tidak perlu panjang lebar untuk menjabarkan cerita yang ada pada filmnya. Singkat saja ya.

Film ini berlatar tempat di negara fiksi bernama Panem. Panem sendiri terdiri dari 12 distrik dan dikuasai oleh pemerintahan secara diktator di Capitol. Untuk menunjukkan kekuasaan Capitol itulah maka The Hunger Games ini diadakan. Game ini diadakan setiap tahun dan diikuti oleh ke-12 distrik. Calon pesertanya adalah anak-anak remaja (yang bahkan sepertinya jika suka berumur 10 tahunan sudah dianggap mampu mengikuti game tak manusiawi ini). Cara menentukannya adalah dengan mengundi 1 wanita dan 1 pria pada tiap distriknya. Kemudian 12 pasangan (yang ditotal menjadi 24 orang) ini akan dilepas ke arena game di mana mereka harus saling membunuh satu sama lain hingga tersisa 1 orang saja. Yang hidup tentunya. Dan ia dinobatkan sebagai pemenang. Jaminan seorang pemenang Hunger Games adalah kehidupan yang aman, tentram, dan pastinya merdeka dari segala kesulitan ekonomi. Pemenang tidak akan menjadi calon peserta lagi pada Hunger Game selanjutnya.

Game sadis ini sebetulnya adalah sebuah acara TV di Capitol. Namun semua distrik yang melingkarinya juga bisa mengaksesnya jika permainan sudah dilangsungkan. Nah, salah satu tribute atau peserta Hunger Games ini adalah si Katniss itu. Dia tidak terpilih, melainkan menjadi relawan untuk menggantikan adik perempuannya yang sialnya terpilih untuk mengikuti permainan. Keberanian dan ketulusannya patut kita acungi jempol.

Yang kita nikmati dari alur ceritanya adalah melihat Katniss dalam ‘berperang’ melawan Capitol dan menghilangkan pengadaan Hunger Games untuk selama-lamanya. Dulu waktu jaman aku belum paham banget soal film, nonton ini ya seru-seru aja dan bahkan kayak nggak ninggalin kesan apa-apa. Semenjak bisa menggali lebih mendalam soal film, nonton movie series ini jadi suka mewek deh. Bukan karena drama romantis antara Katniss dan Peeta. Tapi melihat orang-orang yang telah tertindas selama ini melawan balik dan semuanya kompak serta saling menjaga satu sama lain. Ya Allah soal nilai kemanusiaannya itu lho di sini. Bikin hati ini nyess.

Karakter Katniss Everdeen

Tahu MBTI kan? Masih banyak perdebatan soal karakter dari Katniss karena menurut netizen karakter Katniss di novel dan di film itu berbeda. Aku pribadi belum baca novelnya sih. Kepengen beli series Harry Potter dari dulu nggak kesampaian gara-gara COVER-NYA! Hellawww plis dong diganti. Aku kurang suka novel fantasi grafis cover-nya kek gitu huhu gemes aku tuh lama banget perbaharui cover-nya #jadicurcol.

Yang mendebatkan Katniss lebih masuk ke ISTP atau INTP. Bahkan ada yang bilang doi ISFJ juga karena dia punya mata elang dan mampu beradaptasi dengan cepat hmmm. Namun beberapa orang, bahkan website resmi MBTI resmi pun mengelompokkan sifat Katniss ke dalam INTJ. Ya kebiasaan sih, kalau udah disamain sama karakter yang disukai mah terima aja hahaha. Pokoknya Katniss INTJ!

Kehidupan sosial Katniss

Katniss merupakan orang yang senang menyendiri. Terlihat dari kegemarannya yang suka berburu di hutan. Dia tidak memiliki banyak teman bahkan dia berinteraksi hanya dengan orang-orang terdekatnya saja. Bahkan dia mengakui kalau ia tidak pandai bergaul. Namun dibalik sifatnya yang dingin, dia orang sangat peduli pada orang lain dan memiliki empati yang besar.

Sosok pelindung dari seorang Katniss tuh kental banget. Terlihat dari cara dia menyayangi adik perempuannya (Prim), melindungi seorang gadis kecil yang ikut bermain dalam Hunger Games (Rue), merawat Peeta saat ia nyaris mati dalam permainan, atau yang pasti konyol adalah dia memilih orang-orang yang terlihat lemah untuk dijadikan sekutunya pada Quarter Quell. Yang jelas orang-orang waras tidak akan memilih mereka karena hanya akan menyusahkan saja.

Fondasi kepribadian Katniss

She’s the strong woman ever in the entire movie world. Kesan dia adalah perempuan tangguh, kuat, dan tegarnya tak luput dari perhatian. Setiap sudut pengambilan gambar, menerangkan bahwa Katniss adalah cewek jagoan tapi sisi feminisnya nggak hilang. Aku sih salut banget sama yang milih Jennifer Lawrence sebagai Katniss. Cocok banget! Soalnya boring juga kalau ngeliat pemeran utama perempuan wajah dan penampilannya nggak jauh beda.

Tahu nggak sifat dari Katniss yang paling aku senangi apa? Dia pemberontak dan pemberani. Sulit mengikuti aturan namun cekatan dalam setiap situasi yang dia perbuat. Kayak dia udah siap aja gitu menanggung risiko akibat sifatnya yang senang berbuat semaunya. Kalau dipikir-pikir hampir semua sifat pemeran utama tuh kayak gini deh. Soalnya orang-orang seperti ini walaupun menjengkelkan, tapi mereka yang sering membuat perubahan. Contohnya aja karakter Thomas dalam film seri The Maze Runner. Yang selalu ingin tahu, berlaku sesukanya, suka menimbulkan masalah sekaligus membawa perubahan, dan berani mengambil risiko. Menurutku itu yang menjadi daya tarik seorang pemeran utama dari suatu cerita dan pastinya sering kita jumpai di beberapa sinema layar lebar Hollywood.

Seperti apa Katniss sesungguhnya

Katniss ini orangnya realistis banget. She’s not a dreamer type. Jika ia memiliki impian paling-paling hanya apa yang ingin dia capai pada saat itu, bukan orang yang terlalu memikirkan masa depan. Dia lebih fokus ke tujuan dari misi yang ia jalankan sekarang.

Dia juga obvious dan tipe menganalisa sesuatu. Kelihatan ada aja akalnya. Apalagi yang paling keren tuh waktu dia menemukan satu kelemahan besar dari game Quarter Quell. Terus dia berani aja buat ngedobrak sistemnya dong aseli. Sinting sih tapi cinta lah. Salah satu adegan dari Katniss yang bikin terpesona. Pikiran-pikiran tidak waras juga aku alami tapi tak seberani Katniss yang beneran membuat ide gilanya menjadi kenyataan. Jenius? Ya bisa dibilang demikian. Nekat dan terlalu gegabah adalah kata yang paling tepat.

Oh iya ketinggalan. Satu lagi, sifat Katniss yang aku sukai. Dia yang tidak berminat untuk membuat orang lain nyaman padanya. Dia bener-bener murni apa adanya. Juteknya nggak dibuat-buat. Ketulusannya nggak dipaksa-paksa. Ngeliatnya adem bener dah.

Apa yang Ada di Film Terkadang Adalah Representasi Dari Dunia Nyata

Orang yang memiliki kekuasaan akan lebih mudah mencapai keinginannya termasuk membalaskan dendam

Sebel banget deh sama ending di seri pertama di mana Presiden Snow memanfaatkan kedudukannya yang tinggi untuk ‘mengerjai’ Katniss. Jahatnya nggak ada obat. Terlihat dia mengetahui gelora asmara yang terjadi antara Katniss dan Peeta hanyalah palsu. Kemudian terjadilah, semua pemenang dari Hunger Games sebelumnya akan menjadi kandidat dari tribute dari Hunger Games selanjutnya yang dinamakan Quarter Quell.

Tapi tak apa. Dengan begitu aku jadi melihat rancangan Hunger Games paling mematikan yang dibuat oleh Plutarch Heavensbee, game maker yang menggantikan posisi Seneca Crane (meninggal karena dibunuh oleh Snow). By the way pemeran Plutarch, Philip Seymour Hoffman, meninggal seminggu sebelum film-nya selesai dibuat.

Terus di Quarter Quell aku bisa belajar dari kalimat “ingatlah siapa musuh kita sebenarnya”. Di sini kita bisa lihat kerjasama antara para tribute dan pemberontak dari Capitol yang berencana untuk menobatkan Katniss sebagai pemenang dan menjadikannya sang Mockingjay. Mereka semua tahu bahwa musuh mereka sebenarnya adalah presiden Snow.

Harapan adalah hal yang terkuat dalam diri manusia

Dipilihnya Katniss sebagai icon pemberontakan adalah karena sejak Hunger Games pertamanya, ia membawa harapan bagi seluruh orang-orang dari seluruh distrik. Termasuk warga Capitol yang menentang keras adanya permainan ini. Harapan yang menunjukkan bahwa permainan keji ini bisa dimusnahkan jika mereka melawan. Secercah harapan itu terbentuk dari sikap beraninya dalam ‘menantang’ orang-orang jahat di Capitol dengan melakukan hal yang di luar batas kewajaran.

Apakah kita sepemikiran? Adegan ‘usil’ dari Katniss pertama yang paling ikonik itu waktu ia dengan nekat meluncurkan panahnya ke arah juri-juri (tepatnya ke buah tomat yang ada di mulut babi panggang) yang menilai kemampuannya saat masih masa pelatihan. Tak ayal, dia hanya merasa kesal karena tak diperhatikan wkwk alig lah. Walaupun bikin semua juri terkejut dan langsung melemparkan pandangan “Oh my God” mereka ke Katniss saat itu, Katniss jadi berhasil meraih nilai tertinggi.

Tugas the Peace Keepers tak semulia namanya

Untuk ukuran si penjaga kedamaian, mereka sama sekali tidak melakukan hal yang mencerminkan. Malahan mereka selalu melakukan aksi yang tak pantas dilakukan sebagai kelompok militer yang melindungi. Seperti membunuh warga sipil. Mungkin arti “penjaga kedamaian” di sini adalah dengan menakuti semua orang yang sedikit saja membangkang aturan. Udah kayak di Korea Selatan. Salah dikit dor. Iya sih damai tapi semua orang jadi takut dan nggak respek dengan pembuat kebijakan tuh.

Seperti yang kita ketahui, peace keepers di sini rada-rada mirip dengan uhuk yang katanya ada untuk melayani masyarakat. Nggak semua lho ya. Pasti ada yang bijak dan melaksanakan tugasnya dengan baik juga. Tapi yang namanya aliansi begini pasti ada aja yang ‘keluar jalur’. Misalnya yang rela dibayar menjadi tameng untuk melindungi dari beberapa oknum. Nggak masalah sih. Tapi kalau urusannya dengan justice?

Propaganda pada media mainstream

Nyatanya sekarang media-media seperti surat kabar atau berita yang kita lihat di layar televisi kita sering dijadikan alat cuci otak bagi para petinggi negara. Salah satunya adalah untuk mengadu domba. Caranya dengan memancing emosi massa dengan hal-hal yang kontroversial. Seperti yang ditampilkan dalam film ini. Tepatnya pada seri ketiga dan keempat. Pada masa-masa dilakukannya pemberontakan.

Bisa kita lihat dari kubu Snow dan kubu Coin (di mana Katniss berada) sengaja membuat video propaganda untuk menarik massa. Sampai-sampai Peeta dijadikan boneka oleh Snow agar Katniss dan para pendukungnya mengurungkan niatnya untuk merubah keadaan. It’s f*cking crazy, right? Padahal ini yang sering kita alami lho. Makanya aku rasa kita nggak boleh terlalu tenggelam dalam suatu berita. Contoh simpel-nya aja saat pandemi seperti ini. Banyak berita yang membuat kita paranoid akan virus ini. Sampai-sampai terjadi panic buying, berlebihan untuk soal kebersihan dan keamanan tubuh dari virus (kayak pakai APD waktu belanja di supermarket), dan yang paling parah adalah penimbun barang-barang penting bin langka wan-kawans.

Kalau soal lifestyle atau trend gitu mungkin pengaruhnya nggak seberapa ya. Bayangkan deh jika propaganda ini dipakai saat pesta demokrasi atau politik. Bukan hanya sekedar hoax. Hoax mudah kita deteksi. Namun propaganda bermain dengan lebih licik dan bersih. Dia menutupi dan memanipulasi data asli sehingga orang-orang yang mencari kebenaran informasi menjadi masuk dalam perangkapnya seolah-olah itu adalah fakta. Biasanya yang menjadi sasarannya adalah orang-orang yang data oriented dan terkesan kaku dalam mencari informasi. Intuisi dan sense of logic-nya kurang diperankan. Mainan orang propaganda mah beda gaes sama krucil-krucil penyebar hoax. Propaganda dimainkan oleh penguasa. Sulit bagi kita untuk mengetahui kebenaran apalagi untuk melawan. Karena kita hanya rakyat.

AKHIR KATA...

Aku tuh lupa kalau ternyata belum nonton seri final dari The Hunger Games. Aneh bet dah kenapa selama ini kayak udah ngerasa kelar nonton semua serinya. Awas spoiler jahat!!! Presiden Snow akan mati di sini, begitu juga presiden Coin. Siapa yang bunuh? Sudah pasti Katniss wkwk. Habis nyebelin. Ternyata ada batu dibalik udang. Seperti biasa, Katniss selalu memberikan kejutan.

Adik Katniss, Primrose Everdeen di sini juga mati. Asli sih sedih banget waktu dia sampai di rumah dan nemu kucing kesayangan adiknya sampai diusir dan dilempari barang-barang segala. Karena kucing adiknya mengingatkan dia akan adiknya. Aktingnya JL keren banget sumpah. Emosi dari Katniss bisa aku rasakan juga. Bayangin deh. Selama ini dia hidup buat melindungi keluarganya. Dia juga terlibat dalam Hunger Games hanya untuk adiknya. Ujung-ujungnya adiknya mati karena ulah presiden Coin. Nggak, nggak sengaja. Prim gugur di medan perang karena kebijakan presiden Coin. Aduh, menyayat hati banget.

Katniss tak hanya memberi harapan bagi karakter-karakter dalam film. Ia juga memberi harapan ketika aku sedang dalam masa mentally down. Yang secara nggak langsung memberiku pompaan keberanian dan ‘ketidakbodoamatan’. Jiwanya yang rebel ikut memberi sengatan kecil di jiwaku yang memiliki sifat sama. Ketika aku sedang terpuruk, film ini yang selalu aku tonton. Favorite-ku seri yang kedua (Catching Fire). Soalnya ada adegan Katniss yang paling epic buatku. Terus juga Hunger Games di situ kelihatan mematikan banget, yang bikin aku mikir “bagaimana kesadisan pada game itu diibaratkan dengan kesulitanku sekarang?”. Lalu, aku ingin tegar seperti Katniss ♥

Walaupun aku nggak setulus Katniss yang boro-boro dalam keadaan susah mau nolongin orang karena udah dibikin pusing sama masalah sendiri. Namun setidaknya aku berusaha untuk bangkit.

📷: Vanity Vair

[fortunecandy]

MAY 2020 BEAUTY PRODUCTS

Baru kepikiran untuk bikin topik haul di blog setelah puasa sosial media. Sebenarnya udah banyak sih produk-produk beauty care yang aku cobain. Beberapa ada yang cocok tapi kurang sreg. Udah kayak nyari jodoh. Eh tapi ada lho istilah jodoh skincare. Katanya nyari skincare yang cocok di kita itu sesulit nyari pasangan hidup yang pas. Ketika udah cinta, rasanya kayak ada yang kurang aja gitu. Terus beralih ke yang lain. Sama kayak skincare. Yang cocok di orang lain belum tentu cocok di kita.

Yak apalagi di jenis kulit wajah yang aneh bin ajaib kayak aku ini. Yang biasa orang pakai mana cocok di gueh. Jadi susah deh mau percaya sama rekomendasi orang huhu. Mau nggak mau semuanya harus dicobain pelan-pelan. Namun tak jarang selalu berpas-pasan dengan sang jerawat. Nah ini nih yang bikin keki. Kesel bukan main. Kalau udah tahu cara ngobatin jerawat kita dengan produk yang sesuai kan enak. Masalahnya belum nemu tjuy. Ada sih, cuma ternyata pas berhenti pakai malah jerawatan lagi. Oke lah fix, produknya malah bikin kulit ketergantungan sama produk tersebut. Jadinya sampai sekarang belum ada yang nempel di hati deh kalau soal perawatan kulit jerawat.

Dah lah curhatnya. Kita bahas 5 produk skincare bulan mei ini sesuai review pemakaian dari akyu~

Hanasui – Body Spa Exfoliating Gel with Collagen (Rainbow)

Baru tahu cara pakai yang bener setelah pemakaian ketiga dong. Azlay amat. Beli produk ini karena ikut-ikutan adik perempuan. Faktanya, si adik lebih rajin merawat diri daripada kakaknya. Super. Tapi emang sih perawatan itu harus dilakukan sedini mungkin. Karena saat remaja, kulit kita lebih cepet regenerasi. Jadi kalau perawatan, efeknya bakal lebih signifikan dibanding saat usia kepala dua. Percayalah adik-adikku yang manis...

Ceritanya beli ini pas iseng banget di masa karantina gini banyak waktu luang (yang dicuri-curi pas lagi WFH), jadi keracunan si adik yang saban hari maskeran sama luluran teroz tiap di rumah. Iya ya, kan bisa WFH sambil skincare-an kalau misalnya nggak ada jadwal meeting. Terjadi lah waktu si adik ke DanDan, aku nemplok. Ngeliatin produk-produk yang dia beli. Jadi kecantolan juga deh mau nyoba-nyoba produk aneh. Padahal ya kalau nyoba produk baru sekaligus kan ribet gitu. Jadi nggak tahu sebenarnya hasil yang ditimbulin itu karena produk yang mana. Udah gitu nggak tahu hasil jangka panjang sama bikin kecanduannya apa nggak. Makanya kalau coba-coba skincare itu kudu sabar supaya nggak ngerusak kulit kata kak Suhay Salim.

Produk ini kubeli seharga 23 ribuan. Banyak pilihan parfumnya. Karena mau coba-coba, aku pilih yang campuran aja deh alias yang Rainbow. Dia isinya ada 4 jenis yang ditumpuk gitu. Di tumpukan paling bawah (yang warna merah) itu apel, di atasnya lemon, kemudian aloe vera, dan yang paling atas itu blueberry. Cara kerjanya adalah membalurkan gelnya ke tubuh saat kering kemudian gosok-gosok hingga dakinya keluar. Setelah itu basuh dengan air.

Di keterangannya “jika perlu basuk dengan air”, aku sih pasti bersihin lagi pakai air. Soalnya agak lengket gitu gelnya. Dan yang perlu diketahui adalah, pakainya harus buanyak. Gak bisa disamain dengan cara kita pakai handbody atau lulur. Waktu itu sih pernah tester produk yang sejenis dengan ini tapi keluaran dari Safi keknya nggak butuh pakai sebanyak produk ini. Udah gitu gosoknya susah. Bikin pegel tangan. Daki sedikit banget yang muncul.

Itu kalau kupakai di tangan. Pas aku pakai di kaki, dakinya baru banyak. Timbunan kotoran yang biasanya ada pada sela-sela jari kaki juga rontok. Kayaknya emang tergantung tempatnya. Pada akhirnya produk ini cuma bakalan aku pakai di kaki. Soal jangka panjangnya belum tahu. Dan untuk efek ke kaki yang kasar, bisa bikin halus apa nggak ku juga nggak tahu. Soalnya kakiku nggak kasar jadi nggak bisa ngasih testimoni deh hiks. Tapi buat harga segini cukup worth it lah buat perawatan kaki. Re-purchase? No.

Emina – Micellar Water (Bright Stuff)

Micellar water dari Emina ada dua jenis. Yang biru untuk lebih deep cleansing, yang aku pilih ini lebih ke mencerahkan. Sejujurnya ini micellar water pertama yang aku coba dan masih aku gunakan sampai sekarang. Soalnya nggak nemu masalah selama pakai ini. Udah nemu comfort zone begitu, jadi malas buat cari produk lain. Yah buat cleansing doangan. Selama nggak berulah ya lanjut aja.

Aku nggak tahu sih tektur dari micellar water lain umumnya gimana. Emina ini setelah dipakai kayak oily banget gitu. Bikin nggak nyaman. Dibasuh sama air kayak aneh jadinya pas kulitku disentuh. Tapi sih overall dia nggak nimbulin masalah kayak jerawat. Aku selalu pakai ini setiap hari buat ngangkat debu dan kotoran setelah beraktivitas. Bahkan, walaupun lagi pandemi ini yang #DiRumahAja nggak ada jaminan kulit wajah klean bakal aman dari serangan partikel-partikel jahat di udara. Jadi minimal ada double cleansing setiap hari.

Aku beli ini harganya sama dengan produk sebelumnya, sekitar 28 ribuan aja. Score-nya 6 dari 10 lah.

Snail Truecica – Miracle Repairing Serum

Produk ini nih yang pengen banget aku bahas!!! Karena kecanggihannya dalam memperbaiki kulit wajah? Oh tentu tidak pemirsah. Emang dasar kulitku yang aneh pakai ini malah nggak cocok tjuy ya Allah sedih mana mehong. Aku terdorong untuk memakainya berkat kak Suhay Salim yang mendewakan sekali produk ini.

Padahal yaa packing-annya indaaah banget. Semi-semi skincare premium gitu. Kalau klean lihat nih ya kardusnya kayak ada pantulan cahaya gitu like keknya kardusnya aja mahal gitu. Udah gitu ada segelnya pula jadi terkesan barang berharga yang kudu dijaga. Sayang sekali ya diriku tidak cocok.

Penemuan ketidakcocokan ini bermula ketika pemakaian pertama. Keesokan harinya ada jerawat kecil-kecil kayak pasir gitu di tempat yang emang biasanya di mana jerawatku tumbuh subur. Kupikir kan karena aku stress atau apa gitu, tetep dah aku pakai. Eh pas pemakaian keempat, mulai bermunculan jerawat-jerawat yang nggak nimbul sempurna. Jadi cuma di dalam aja kayak jerawat telur gitu. Kan sakit, kesel aku tuh. Bingung ngilanginnya gimana. Dan nggak cuma satu atau dua, tapi keroyokan. Oh bagus lu yaa. Cukstaw aja.

Aku beli ini di official store-nya jadi you can judge deh yaa harganya berapa. Sedih banget asli waktu coba produk ini dimana muka gueh lagi kinclong-kinclongnya tak bernoda dibikin jerawat lagi. Yak, you had one job Lid.

Haple – Rose Water

Salah satu produk kecintaankuhhh~ Aku menemukan dia saat sedang random buka stories dari akun-akun instagram yang sudah ku follow nyaris sampai 1000 itu. Luar biasa gabutnya. Ini bener-bener 100% air mawar tanpa campuran apapun dan chemical free guysss. Aman sekali untuk kulit wajah yang sensitif. Aku suka nyampurin ini dengan masker atau hanya sekedar bersihin wajah setelah pakai double cleansing.

Wanginya enak soalnya nggak ada campuran parfum, jadi nggak nyengat gitu. Jadi pas disemprotin ke muka, ada sedikit sensasi relaksasi. Aku udah langganan di toko ini. Mereka ada jual di shopee. Nih yaa link-nya kalau mau ganti air mawar ke yang lebih aman: Haple Store Shopee. Dari segi harga emang terbilang mahal untuk ukuran air mawar yang nggak penting-penting banget dalam dunia per-skincare-an. Tapi worth it kok!

Acnes Creamy Wash

Kalau kulit hampir muncul jerawat, aku selalu pakai ini. Membantu mengurangi pertumbuhan jerawat banget. Tapi sekarang aku lebih suka pakai produk ini pas bangun tidur kalau lagi libur kerja. Biasalah ya hari libur masa langsung mandi gitu. Kan mubazir lol. Pas karantina gini, jadinya pakai setiap hari.

Iya, pas bangun tidur entah kenapa produksi minyak di wajahku meningkat banget. Apakah setiap tidur aku mimpi mandi minyak nggak tahu juga. Jadi pas bersihin wajah pakai ini am-puh-ba-nget buat menghilangkan minyak-minyak itu. Muka jadi lebih seger dan kenyal pas disentuh. Lebih halus juga. Dasar ya kulitku ini. Giliran produk murah aja dia cocok dong. Kampungan sekalih.

Produk ini kisaran 20 ribuan. Murah meriah kaan buat side face wash. Wanginya juga lumayan enak kok aselik. Apalagi pas bangun tidur gitu pasti indra penciuman cenderung lebih sensitif.

[fortunecandy]

Pure

Pekan olahraga keluarga di sekolahku memakan korban. Kala itu sedang lomba lari estafet. Ketika semuanya bersorak-sorai menyemangati para kontestan, sebuah truk besar menerobos masuk ke lapangan dan menghancurkan gerbang sekolah. Banyak jiwa melayang. Salah satunya adalah ibuku, yang sedang mencoba menjadi pelari terakhir.

Rasanya tak percaya, kehilangan figur seorang ibu di saat kami sedang bersenang-senang. Ingin menangis namun tak dapat kukeluarkan. Kumohon, menangislah. Kau akan merasa lega. Tidak baik memendam perasaan terus menerus. Ah, lihatlah sekelilingku. Masih banyak kendaraan berlalu-lalang di jalan raya, orang-orang masih bergerak melakukan aktivitas mereka, ada yang tertawa sembari bercanda dengan teman-temannya. Ternyata dunia masih berjalan walaupun dunia milikku sedang runtuh.

Tiga hari kemudian, terdengar suara dentingan logam. Datangnya dari arah dapur. Ada yang sedang memasak. Mungkin adik perempuanku. Kutengok jam di dinding ruang keluarga. Masih jam 2. Memang dia sudah pulang? Kuhampiri ia karena ingin ‘sekalian’ dimasaki juga karena lapar.

Mataku membelalak, tak menyangka yang kutemui bukanlah adik perempuanku. Melainkan ibuku. Ibuku yang belum lama ini kulihat dengan mata kepalaku sendiri jasadnya sudah dikebumikan di pemakaman dekat perkampungan sekitar sini. Mimpikah aku di siang bolong seperti ini? Kalau menurut kepercayaan mistis, roh dari orang yang sudah meninggal akan melakukan aktivitas seperti almarhum lakukan ketika masih hidup. Atau hanya aku yang mengigau? Kuputuskan untuk mendiamkannya saja. Biarpun hantu, tapi itu ibu. Biarkan saja seperti itu. Aku rindu dapur sibuk karena ulah ibuku.

Selang beberapa lama. “Eh, makan nggak? Tuh ada semur”.

Tanpa sadar aku memakan masakannya. Ada rasanya. Perutku kenyang. Ku alihkan pandanganku ke arah ibu yang sedang mencuci baju. Terlalu nyata untuk sebuah khayalan tak berdasar. Sorenya kulihat ibuku bercengkrama dengan ibu-ibu lainnya sambil berbelanja di warung. Kelihatannya ibu-ibu itu tidak takut. Aku yakin mereka tahu kalau beliau sudah meninggal 3 hari lalu. Ini bukan mimpi. Ibu kembali!

Masih merasa janggal dengan kedatangan ibu, tiba-tiba aku ingin mengunjungi makam ibu. Ibu tidak dimakamkan di pemakaman samping masjid karena terlalu dekat dengan kompleks. Ketika ku datangi, ada nama ibu di nisan. Benar ibu sudah meninggal. Makamnya masih rapi. Tidak ada tanda-tanda orang mati bangkit dari kubur seperti di film-film zombie.

Beberapa hari berselang, ibuku melakukan kegiatannya seperti biasa. Aku senang ibu berada di sisiku lagi, namun masih bercampur perasaan takut. Bagaimanapun, ibu kan sudah tiada. Aku menghampiri ibu-ibu yang suka diajak mengobrol oleh ibuku. Kebetulan beliau sedang lewat depan rumah. Setelah agak jauh dari gerbang rumah, aku berbisik, “Bu, kenapa ya ibu saya tiba-tiba bangkit lagi?”.

Ibu itu menjawab dengan santainya seolah sudah terbiasa, “biasanya kalau begitu karena nggak tenang atau ada yang mau disampaikan sama keluarga”.

Jantungku berdegup. Perasaan sedih bersinyalir kembali. Di sisi lain aku ingin ibu tenang di alam sana, tapi sekaligus aku tidak ingin semua ini akan ditinggalkan lagi olehnya untuk kedua kalinya.

Dengan suara parau aku bertanya lagi, “ibu nggak takut sama ibu saya?”.

“Nggak Neng. Yang begituan mah di sini udah biasa.”

Sebenarnya aku masih ingin bertanya banyak. Salah satunya apa yang akan terjadi jika misi dari ibu sudah terselesaikan. Aku tidak mau menangis di depan orang lain. Tak ada jaminan aku akan tegar setelah mendengar jawabannya. Jawaban yang sudah aku tahu. Jadi sebelum ibu pergi lagi, kuputuskan untuk menikmati semua waktu yang tak dapat terulang ini.

Malam itu, ibu membangunkanku. Parasnya menyeramkan, membuatku bisu dan semua ototku kaku. Matanya melotot sembari menarik tanganku.

“Ayuk ikut ibu. Sudah nggak ada waktu lagi.”

Apa? Apa maksudnya? Malam-malam begini?

Pagi menjelang, kami sampai di sebuah perumahan kecil. Lebih mirip seperti kavling villa. Di sana terdapat sekitar 7 rumah yang saling berderet. Semua arsitekturnya mirip. Masing-masing rumah memiliki kolam renang di halaman depannya. Agak aneh untuk sebuah rumah yang tidak memiliki gerbang.

Ibu mulai tidak bisa mendengar apa yang kubicarakan. Penglihatannya juga sudah mulai pudar. Dengan keadaan seperti itu, ibu mengajakku berkeliling. Kemudian memasuki salah satu rumah di paling pojok kiri. Kami melihat ke dalamnya. Ruangannya terdapat tiga sekat. Entah mengapa walaupun kecil, berada di dalam sini terasa tentram sekali.

Kemudian dia berkata, “Ini hadiah”.

Aku menangis dan menjerit saking pilunya yang kurasakan. Ibu tiba-tiba menghilang. Tangisanku semakin menjadi-jadi. Ternyata selama ini, itu yang ingin ditunjukkan oleh ibu. Hal yang diam-diam dia ingin lakukan. Nafasku tersendat-sendat, tak kuasa menangung kesedihan yang terlalu mendalam.

Aku terbangun dari tidur. Sadar karena mengigau memanggil ibu dalam tidurku. Ketika itu aku langsung menghampiri ibu. Tidak tahu mengapa aku sangat sedih dan ingin sekali memeluk ibuku. Dalam pelukannya aku menangis tersedu-sedu sambil melantangkan panggilan “ibu”. Lalu aku terbangun lagi. Aku bersyukur sudah berada di atas kasurku. Sisa tangis itu terbawa, meninggalkan beberapa tetes air mata. Sekarang sudah pukul 7:45. Aku melihat ibuku di dapur.

The End - My Lucid Dream

📷: eleven on pngtree

[fortunecandy]

MENGENAL CHLOROXYLENOL | Intermezzo #19

Udah karantina hari ke berapa ya ini. Nggak ngitungin lagi. Capek juga lama-lama mendekem di rumah terus begini. Sekalinya keluar paling cuma ke minimarket atau beli bahan-bahan buat eksperimen makanan. Terus hiburan pas weekend cuma ke supermarket aja, nyari-nyari produk makanan atau minuman yang belum pernah dicicipin. Asli sedih bat.

Di masa-masa karantina gini, pasti kalian nggak asing dengan rangkaian kimia Chloroxylenol atau si pemilik nama panjang 4-Cloro-3.5-dimenthylphenol. Salah satu dari ‘pahlawan kesehatan’ yang membantu kita berperang melawan virus corona. Singkatnya chloroxylenol ini biasa digunakan untuk mengontrol bakteria, algae, fungi (jamur), dan virus. Biasanya bahan kimia ini dijadikan bahan pembersih peralatan kedokteran di rumah sakit atau cairan pembersih lantai pada rumah tangga. Jobdesk si choloxylenol ini kebanyakan mengacu ke cleaning atau sanitation.

Jika kalian memiliki stok produk yang mengandung bahan tersebut, kalian bisa lho menjadikannya disinfektan homemade. Salah satu produk mainstream yang memiliki choloxylenol adalah cairan Dettol Antiseptic Liquid. Caranya hanya dengan melarutkannya dengan air kemudian dimasukkan ke botol penyemprot. Kelihatan praktis banget ya.

Namun beberapa waktu lalu, salah satu selebgram(?) memakai cairan Dettol ini sebagai diffuser dengan mencampurkannya dengan air mineral. Di mana air mineral ini menurut netizen bukan merupakan air yang cocok untuk dicampur dengan essential oil untuk diffuser karena bukan termasuk air yang higenis. Harus menggunakan air khusus katanya (aku juga nggak tau soalnya nggak punya ._.). Tapi yang paling dipermasalahkan adalah soal si Dettol yang digunakan ini. Chloroxylenol dalam Dettol tidak baik untuk kita karena dapat menginfeksi mukosa saluran pernafasan jika dijadikan aerosol jika dihirup orang. Dan tentunya juga akan beracun jika tertelan oleh kita. Ya bayangin aja jika bahan itu dijadikan diffuser kemudian partikel-partikelnya melayang ke seluruh kamarmu dan kemudian kamu hirup. Yang bersemayan di paru-paru kamu bukannya corona, chloroxylenol iya.

Namun gaes jangan kebawa emosi dulu. Video tiktok si selebgram yang menjadikan dettol sebagai cairan diffuser ternyata merupakan re-upload dari seseorang yang entah siapa. Klarifikasinya, video itu dibuat bersamaan dengan video tutorial mendeteksi virus korona dengan menahan nafas selama beberapa detik. Setelah sebelumnya dihujat dengan video-video tutorialnya yang ngawur kemudian minta maaf, munculnya video ini (literally nggak di-upload sama dia) seakan-akan dia melakukan kesalahan yang sama. Cuma menjelaskan saja karena kadang apa yang kita lihat dengan mata-kepala sendiri belum tentu itu adalah kenyataan yang sebenarnya.

Ngomong-ngomong nih soal chloroxylenol ini, ada sebuah situs yang menyebutkan bahwa Dettol ini tidak dapat dijadikan disinfektan lho. Selama ini yang beredar di media adalah salah kaprah seseorang yang membaca komposisi bahan pada cairan tersebut salah satunya disebutkan produk itu dapat membunuh Human Coronavirus. Namun pihak Dettol-nya sendiri mengungkapkan Human Coronavirus yang tertera pada produk bukanlah covid-19 yang sedang melanda kita saat ini. Kita ketahui ada banyak jenis dari coronavirus ini. Yang menjadi garisbawah pada Dettol tersebut adalah lebih ke virus MERS dan SARS. Juga belum diuji klinis apakah produk ini beneran dapat membunuh covid-19 atau tidak. Jadi belum tahu tuh apakah beneran efektif menangkal covid-19 atau tidak.

Untuk akhiran, kutaruh referensi produk-produk rumah tangga yang dapat kita jadikan disinfektan buatan sendiri. Bersumber dari LIPI. Link: Daftar Sementara Bahan Aktif dan Produk Rumah Tangga untuk Disinfeksi Virus Corona Penyebab COVID-19.

📷: MedChemExpress

[fortunecandy]

MY CHILDHOOD ROLE MODEL: THE BRILLIANT MATILDA

Ketika anak-anak perempuan lain menyukai barbie atau seniman-seniman eye-catchy dari layar kaca, aku jatuh hati dengan karakter gadis perempuan dari film Matilda. Judul film ini diambil dari nama pemeran utama pada film tersebut. This is will be a whole spoiler buat yang belum nonton. Ini film keluaran lama sih. Sinematografinya juga masih klasik ala-ala tahun 90-an. Tapi kisahnya ringan dan menarik lho. Ada sentuhan fantasi dan komedinya juga. Nggak bakal ngebosenin deh.

A Whole Story

Matilda ini seperti si jenius yang terlahir di lingkungan yang salah. Sejak ia masih berada di inkubator bayi di rumah sakit, seakan-akan orang tuanya tidak suka dengan kehadirannya. Kelihatannya orang tuanya tidak menginginkan seorang anak perempuan. Tidak, tidak ada kekerasan fisik dari orang tuanya di sini seperti yang sering kita lihat pada FTV atau dongeng Bawang Merah Bawang Putih. Orang tuanya tetap merawat dan memenuhi segala kebutuhannya, hanya saja Matilda dianggap seperti ‘mainan’ oleh mereka. Tak ada sentuhan kasih sayang maupun perhatian.

Sejak umur 3 tahun, Matilda sudah terbiasa ditinggal sendirian di rumah ketika kedua orang tuanya bekerja dan kakak laki-lakinya pergi sekolah. Berkat keadaan itu, Matilda tumbuh menjadi anak yang sangat mandiri pada usia belia. Dia membuat sendiri panekuknya, bahkan dia bisa mencari alamat suatu tempat dari buku daftar telpon dan alamat. Kemudian setiap menjelang siang, dia menyusuri jalanan umum sendirian menuju perpustakaan.

Yup, Matilda senang sekali membaca buku. Awalnya dia hanya membaca majalah-majalah di meja ruang keluarganya atau buku-buku yang ada di rumah seadanya. Ketika asupan bacaannya habis, dia berencana untuk mencari sumber buku terbesar yaitu perpustakaan. Semakin lama, literasinya meningkat. Yang awalnya hanya membaca buku-buku dongeng dan cerita anak-anak, dia mulai tertarik membaca buku-buku yang lebih berat. Dia haus akan pengetahuan yang ada di dunia.

Oh iya mengenai keluarganya, ibunya berprofesi sebagai penjudi dan ayahnya menipu konsumen dengan menjual mobil-mobil bekas dan memodifikasinya menjadi seperti baru. Keseharian keluarganya ketika sudah selesai beraktivitas adalah menonton TV sambil menikmati makan malam. Jelas, Matilda sangat berbeda dengan keluarganya. Ketika melihat Matilda dengan keluarganya, rasanya sangat kontras. Ayahnya pun tidak suka dengan kebiasaan Matilda yang suka membaca buku dan sok pintar.

Matilda ini sangat nggak sabar buat sekolah, sama kayak aku dulu pengen cepat-cepat sekolah. Dalam bayangan pasti menyenangkan banget ya dapat teman-teman baru, ilmu-ilmu baru, dan guru-guru yang sangat penyayang. Kenyatannya? Zonk wkwk it is fu*king boring dan jadi bikin malas buat sekolah lah pokoknya. Namun Matilda lebih sial. Ayahnya mendaftarkannya ke sekolah yang sangat buruk dan punya kepala sekolah kejam yang membenci anak-anak. Kenapa? Karena murah. Mungkin beberapa ketidakberuntungan itu membawa sesuatu hal positif lain untuk Matilda. Dia punya banyak teman-teman yang ramah dan tentunya wali kelas yang cantik dan baik hati.

Wali kelasnya biasa dipanggil miss Honey oleh murid-muridnya. Dia punya cara mengajar yang berbeda dengan standar kepala sekolah. Pembawaannya saat mengajar sangat sabar dan bisa memompa semangat anak-anak dalam belajar. Ruang kelas ia buat semenyenangkan mungkin dengan menempelkan hasil prakarya, origami-origami, manik-manik, dan lain-lain. Namun ketika si kepala sekolah melakukan pemeriksaan kelas, semua hiasan-hiasan kelas disembunyikan oleh wallpaper membosankan agar mereka semua yang terlibat tidak kena imbas amarah menyeramkan dari orang yang paling berkuasa di sekolah itu.

Seperti kebanyakan anak jenius pada umumnya, Matilda mendapat perhatian lebih dari miss Honey. Dia bisa menghitung angka matematika rumit yang orang dewasa pun harus menghitungnya dengan kalkulator. Sangat semangat jika diberikan soal-soal pelajaran. Miss Honey melihat Matilda adalah seorang anak yang berbakat dan patut mendapat perlakuan khusus agar kemampuannya semakin terasah. Ketika miss Honey datang ke kediaman Matilda untuk memberitahu orang tuanya bahwa Matilda adalah anak yang jenius, orang tuanya tidak tertarik karena orientasi mereka uang. Mereka pikir buat apa memiliki anak cerdas namun tidak bisa menghasilkan uang.

Yang buat menarik lagi, Matilda juga memiliki kemampuan supernatural! Mungkin kejeniusannya lah yang membuatnya bisa mengendalikan sesuatu dengan kekuatan pikiran. Awalnya power-nya hanya sedikit, namun intensitasnya semakin kuat ketika ia terus berlatih. Matilda memanfaatkan keistimewaannya itu untuk menolong teman-temannya dari kecaman ibu kepala sekolah yang galak, miss Agatha, atau kadang untuk ‘balas dendam’ ke orang tuanya. Matilda hanya membocorkan rahasianya itu ke guru favorite-nya, miss Honey.

Misi utamanya adalah mengusir miss Agatha dari sekolah. Matilda sudah tidak tahan lagi dengan kekejamannya. Semua itu bermula ketika Matilda memberanikan diri untuk memasuki rumah miss Agatha diam-diam bersama miss Honey untuk mencari boneka kesayangan miss Honey. Mereka nyaris ketahuan dan untungnya berhasil keluar dari rumah itu dengan selamat walaupun boneka itu tak sempat ditemukan.

Nekat, Matilda memutuskan untuk pergi sendirian kembali ke kediaman miss Agathadi malam dingin. Angin pun bertiup sangat kencang kala itu. Dengan kekuatan ajaibnya, Matilda menakut-nakuti miss Agatha yang takut dengan hantu. Membuat seolah-olah rumah yang ditinggalinya, yang sesungguhnya adalah rumah kediaman orang tua miss Honey itu dihantui oleh mendiang ayah dari miss Honey. Pikir Matilda ia telah menyelesaikan misinya. Ia berhasil mengambil boneka kesayangan miss Honey dan sempat-sempatnya mengambil dua butir cokelat milik miss Agatha. Namun naasnya, pita Matilda lepas dari ikatannya. Kemudian terbang terbawa angin dan tersangkut di spion mobil butut miss Agatha. Miss Agatha tau Matilda lah pelakunya! Sudah dapat dipastikan bahwa esok hari, Matilda akan mendapatkan nasib buruk.

Esok hari miss Agatha mengumpulkan anak-anak dari kelas Matilda. Memancing mereka untuk mengakui perbuatan nakal kemarin malam. Oh aku lupa, miss Agatha juga suka mengurung anak-anak tak bersalah di ‘penjara anak’ buatannya. Tempatnya seperti peti mati. Banyak paku-paku besar menyembul dari kayunya yang sudah lapuk. Ditambah lagi baunya. Seperti kaus kaki orang gemuk yang bertahun-tahun tidak dicuci. Matilda pernah dikurung di sana. Alasannya tidak ada. Hanya sedang sial saja tiba-tiba menjadi sasaran emosi sang kepala sekolah. Untungnya miss Honey menyelamatkannya.

Akan tetapi bukan soal itu sekarang. Matilda mulai blak-blakkan soal kekuatannya. Ia menggunakannya saat itu untuk memberi pelajaran kepada kepala sekolahnya itu. Setelah miss Agatha setengah babak belur, seisi sekolahpun ikut-ikutan melemparnya dengan berbagai macam makanan hingga berjalan pontang-panting keluar dari sekolah. Yeah para murid menang! Kebebasan di tangan mereka!

Kehidupan sekolah Matilda sudah damai. Ia sering bermain ke rumah miss Honey. Namun tiba-tiba orang tuanya menjemputnya, diikuti suara sirine mobil polisi di belakangnya. Kedok orang tuanya ketahuan! Matilda tidak ingin ikut dan meminta orang tuanya agar ia diadopsi oleh miss Honey. Kesepakatan disetujui dan berkas-berkas sudah ditandatangani. Matilda sudah resmi menjadi anak asuh miss Honey. Kini mereka berdua hidup bahagia selama-lamanya.

Hal yang Kusukai dari Matilda

Memiliki hobi membaca buku

Lihat deh gambar ini. Matilda yang dari kecil suka membaca buku bikin aku ingin memiliki kegemaran yang sama. Auranya kalem dan jenius gitu kan. Waktu itu aku juga jadi ikutan suka baca buku karena dia. Jika ke sekolah selalu membawa buku bacaan. Sok-sokan pengen punya hobi membaca padahal mah yeelah buku itu hal yang membosankan dan sukar dimengerti untukku kala itu. Habis ngeliat Matilda baca buku rasanya keren aja gitu. Saat itu teman-temanku kagum dengan kelakuanku yang selalu membaca novel tebal setiap hari. Katanya “buset, kuat Lid bacanya?”. Kenyatannya aku nggak kuat. Niat bawa buku tebal cuma pengen dianggap pintar aja hahaha. Semakin kebiasaan itu tertanam, rasanya ada yang kurang jika kemana-mana tidak membawa buku. Jenis bacaanku semakin berat dan aku selalu haus akan pola pikir baru. Kegiatan membaca tidak lagi menjadi sesuatu yang sulit untukku. Aku juga memiliki jurus-jurus dan kiat-kiat sendiri saat membaca buku dengan topik-topik berat.

Memakai pita merah

Tidak hanya membaca buku, ciri khas Matilda lain yang aku ikuti adalah memakai pita merah. Asesoris yang menjadi keunikan Matilda ini nyaris mengambil alih caraku dalam berpakaian. Pokoknya apapun bajunya, pakainya pita merah. Mungkin teman-teman yang satu sekolah denganku saat masih SMP engeh dengan ‘caper’nya gayaku waktu itu. Berpura-pura menjadi gadis berpita merah, suka membaca buku, jenius, dan punya kepribadian yang swag adalah jalan ninjaku sebelum aku ditampar dengan realita wkwk. Sekarang warna merah dalam fashion-ku tak melulu soal asesoris kepala. Aku tipe perempuan yang untuk urusan penampilan lebih gampang untuk jatuh cinta sama tas. Jadi tiap lihat tas merah selalu deh lapar mata.

Berbeda sendiri dari keluarganya namun dia memiliki pendirian

Sempet mikir kayaknya Matilda itu anak yang tertukar deh. Kok bisa-bisanya dia dilahirkan di lingkungan yang seperti ini. Dan kelihatannya tak satupun dari kedua orang tuanya yang memiliki genetik untuk menghasilkan anak secerdas Matilda. Matilda tidak menyukai apa yang disukai oleh keluarganya. Pikirannya tidak teracuni oleh pola pikir materialistik orang tuanya. Dia memiliki dunianya sendiri. Bahkan dia siap menjawab dengan sarkas jika dia memiliki pendapat yang berbeda dengan orang tuanya.

Mandiri sejak kecil

Ini salah satu sifat Matilda yang ingin kumiliki juga. Scene Matilda kecil yang sedang membuat panekuk di dapur saat ditinggal oleh kedua orang tuanya bekerja dan kakak laki-lakinya sekolah atau mencari lokasi gedung perpustakaan sendirian bikin self-esteem-ku meningkat. Ingin bisa mengandalkan diri sendiri dalam segala hal. Salah satunya bepergian seorang diri. Kelihatannya kemandirian Matilda menularnya berlebihan untukku. Namun positifnya, aku merasa nyaman jika sendirian. Aku jadi bisa mengandalkan diriku sendiri oleh berbagai situasi.

Saking jeniusnya, dia bisa mengendalikan barang-barang dengan kekuatan pikiran

Siapa sih yang masa kanak-kanaknya tidak memiliki impian memiliki kekuatan ajaib? Entah robot, pahlawan super, atau ibu peri. Sayangnya yang begituan impossible banget untuk manusia-manusia normal kek kita-kita. But I still believe it, di luar sana ada manusia dengan kekuatan ini. Hei, dunia ini penuh dengan hal-hal supranatural. Dulu saking sukanya sama magic, aku suka beli barang-barang yang mirip tongkat sihir lalu berpura-pura mengucapkan mantra. Bahkan... Aku sampai memakai sayap kupu-kupu mainan milik adik saking sukanya. Umurku saat itu 12 tahun btw.

Kejailannya bikin kita semua nyengir

Beberapa kali Matilda suka mengisengi orang-orang yang suka bikin dia gondok. Yang paling sering menjadi sasarannya adalah ayahnya. Jailnya dia ini cerdik. Bikin kita mikir “eh kok bisa ya kepikiran hal kreatif kayak gitu?”. Favorite-ku sih teteup pas dia meracik minyak rambut milik ayahnya. Kesannya kayak pintar aja gitu tahu bahan-bahan kimia jika disatukan akan seperti apa. Hasilnya bikin terpingkal-pingkal.

Pelajaran yang dapat kita petik dari film Matilda

Orang tua Matilda memiliki skill parenting 0

Kita semua tahu bahwa meninggalkan anak bayi di bawah satu tahun sendirian di dalam mobil adalah suatu tindakan yang amat bodoh. Atau membiarkan anak menjaga rumah di bawah umur 5 tahun juga sangat berisiko. Atau... memiliki anak yang pandai dan suka membaca adalah impian semua orang tua. Namun itu tak berlaku untuk mereka. Mereka hanya mengurus Matilda sebagaimana anak-anak manusia pada umumnya. Memberi makan, memberinya kamar, membelikannya barang-barang dan pakaian yang layak. Sayangnya untuk psikis dan bobot perkembangan karakter anak sangat-amat underrated. Satu-satunya kebijakan orang tua Matilda adalah dengan menyerahkan hak asuh anak gadis mereka satu-satunya kepada miss Honey.

Menjadi seseorang yang independen itu bagus

Kamu bisa menjadi seorang yang independen sejak usia belia. Namun bukan berarti kamu completely loss dari pengawasan orang tua. Anak kecil rentan menjadi korban kriminal seperti penculikan. Keuntungan menjadi seseorang yang independen adalah kalian lebih mudah untuk mandiri dan berani melakukan segalanya sendiri. Kamu akan merasa lebih percaya diri ketika sedang berhadapan dengan masalah dan tidak ada orang yang bisa kau andalkan.

Kita bisa memilih circle pertemanan kita tapi tidak bisa memilih di keluarga mana kita akan dilahirkan

Matilda sangat berbeda dengan keluarganya. Seringnya seorang anak yang awalnya jenius ‘dibunuh’ karakternya oleh orang tuanya sendiri. Kita bisa melawan ketika yang menyerang adalah orang di luar rantai keluarga inti kita, tapi sulit ketika itu adalah orang yang sedari kecil sudah menjadi panutan untuk dijadikan contoh serta nasihat-nasihat darinya. Ketika kita lihat film Matilda, sepertinya sangat jarang kita menemukan anak seperti ini. Mental Matilda seolah terbentuk dengan sendirinya sehingga memiliki fondasi pembentukan karakter yang anti goyah. Tapi kutipan bijak yang sering kita dengar adalah, anak emas selalu lahir di lingkungan yang salah. Atau anak emas selalu memiliki masalah yang berbeda.

Seorang guru dapat membentukmu menjadi seseorang yang lebih baik lagi atau malah menghancurkanmu

Waktu anak-anak biasanya lebih banyak dihabiskan di lingkungan sekolah daripada di rumah. Belum lagi jika setelah pulang sekolah dimanfaatkan untuk bergaul lebih banyak seperti mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Bayangkan jika seorang guru yang kita harapkan akan menjamin terdidiknya anak-anak kita malah justru menghancurkan masa depannya. Guru adalah orang tua kedua bagi anak-anak. Sepatutnya mereka melindungi dan megontrol perkembangan murid-muridnya. Kita bisa melihat dedikasi yang tinggi profesi seorang guru dari miss Honey, yang patut kita teladani dan pantas menjadi idola para murid. Atau sialnya anak-anak kita mendapat guru seperti miss Agatha?

Jangan mencari pekerjaan yang membuatmu berakhir di penjara

Mencari uang dengan cara tidak jujur memang cepat membuat kita kaya raya. Namun yakin apakah dengan kehidupan itu kalian bisa tidur dengan tenang setiap malamnya bersama perasaan insecure kalau-kalau dosa kalian akan ketahuan? Selain merugikanmu, kamu juga akan merugikan anak cucumu. Karir orang tua Matilda tidak patut kita contoh.

Nah itu dia semua yang bisa aku jabarin dari film kesayanganku yang satu ini. Panjang ugha ya. Mungkin suatu saat nanti kalau aku punya anak, aku bakal mengenalkan sosok Matilda pada mereka. Kalau punya anak perempuan, bakal aku dandanin seperti Matilda haha.

📷: Reena’s Blog

[fortunecandy]

LANGIT MALAM

Lubang kelam tak berdasar itu terbuka kembali Bekas luka lama telah menganga lagi Jurang itu menungguku Siap untuk menelanku hidup-hidup Menghantarkanku untuk menyerahkan diri Tenggelam pikiran pada warna indah namun menyedihkan itu

Tubuhku terisi dua jiwa Merah yang bersemangat, biru yang melankolis Keduanya dijaga oleh seekor monster jahat Siap menerkam kami kapan saja

Tak jarang terdapat perseteruan Sang monster hanya menyaksikan, menikmati melodi anyar Menunggu saat yang tepat untuk menyerang Selalu pintar dalam mencari celah Rongga yang cukup untuk dirasukinya

Hidupku penuh cinta Namun mereka menuntutku untuk selalu berjuang Ketika mereka memberi api, si Merah meredup kekurangan sumbu Terus berusaha menyulut dengan sia-sia

Biru telah bertransaksi dengan sang monster Menyeretku untuk melukai diri “Kau butuh istirahat”, katanya Berjuta rencana sinting bergerumul “Aku janji tidak akan menganggu lagi, hidupku hanya di sini” katanya lagi

Aku sempat terlena Tapi aku tidak ingin menjadi tersangka Aku akan menyakiti banyak orang Bahkan Tuhan akan geram

Tak bolehkah aku mengambil jalan pintas? Aku letih berjalan di jalan setapak yang redup ini Kerikil tajam terus menusuk Aku hampir kehilangan kaki Belum juga kutemukan titik cahaya itu Semakin terperosok, harapan kian terkikis Mungkinkah benar soal surga duniawi itu? Dalam kehampaan ini, rasanya seperti dongeng

Banyak tangan yang terulur Banyak mulut yang meneriaki Banyak air mata yang menetes Aku tetap berteriak: “Tolong aku!” Bukankah itu bodoh?

Merah terus digerogoti Biru semakin subur Waktu akan habis Aku akan menghilang

📷: istockphoto

[fortunecandy]

CLASSICAL PIANO, CLAVINOVA, DAN KEYBOARD

Alasan aku suka banget sama piano karena suaranya indah. Dentingan-detingan melodinya seakan membawa kesan misterius yang nggak bisa dijelaskan. Alunan instrumennya membuat sebagian diri masuk ke dalam dimensi lain, melihat dunia ini dari sisi yang lain. Kadang aku membayangkannya seperti tarian daun-daun diujung ranting yang bermandikan sinar matahari, kadang seperti masuk ke dunia putih abu-abu layaknya melihat putaran film dari masa lalu, kadang aku menjadi melihat dunia ini seakan dirundung duka yang tak henti-hentinya menampakkan awan mendung pada lapisan langit, kadang juga membangkitkan khayalanku di mana aku sedang berada di dalam istanaku di masa depan yang banyak jendela besarnya dan aku sedang duduk santai di atas sofa empuk nan nyaman sambil membaca buku.

Berbagai jenis piano memang nyaris sama jika dilihat secara langsung. Sama-sama ditekan menggunakan jari serta memiliki komponen instrument yang sama seperti susunan tuts berwarna putih dan hitam. Ternyata memiliki bentuk yang berbeda-beda bukan berarti namanya sama walaupun secara harafiah sama-sama piano. Contoh mudahnya saja alat musik bawaan piano yang sering kita pakai untuk belajar di sekolah, yaitu pianika. Bentuknya sama seperti piano namun secara teori itu adalah pianika sebab selain ditekan alat musik ini juga ditiup dan memiliki nilai oktaf yang lebih sedikit dibandingkan piano asli.

Piano klasik merupakan jenis yang paling cantik dari semua jenis piano yang eksis di muka bumi ini #ciah. Penampakan piano klasik suka dipakai buat dark-photopraphy atau aesthetic seperti foto header di atas. My favorite too! Piano klasik dapat dibunyikan tanpa listrik dan memiliki 7 oktaf. Keyboard adalah jenis piano yang suka dimainkan sama bapak-bapak buat dangdutan di acara-acara tertentu kayak kondangan misalnya. Jenis yang sangat familiar oleh kita. Tentunya di rumah kalian juga pasti ada yang punya. Including me. Nada di keyboard cuma sampai 5 oktaf. Biasanya ada juga yang nyebut keyboard dengan organ. Padahal mereka berdua jenis piano yang berbeda. Keyboard hanya memiliki satu tingkat, sedangkan organ memiliki dua tingkat. Kalau kalian sering lihat acara panggung musik di televisi pasti ngeh wujudnya seperti apa. Lihat foto di atas paragraph ini ya. Yang nomor 1 itu keyboard dan yang nomor 2 adalah organ.

Clavinova seperti gabungan antara piano classic dan keyboard. Dia memiliki dashboard musik seperti keyboard namun memiliki nilai oktaf dan jenis tuts yang sama seperti piano classic. Jadi untuk membunyikan clavinova kalian harus menggunakan aliran listrik. Ini jenis piano yang aku latih dan aku mainkan. Kalau keyboard asal pencet aja udah bunyi, lain lagi sama tuts-nya piano classic dan clavinova. Menekannya kudu pakai teknik. Apalagi kalau sampai jarinya kaku, nggak akan bisa bunyi atau bunyinya akan lemah. Terjawab sudah kenapa tiap aku dengerin instrumental, volume pianonya kadang suka naik turun. Kuncinya ada pada tekanan tuts-nya.

Kenapa pilih clavinova? Karena bingung mau belajar keyboard atau piano klasik haha. Keyboard lebih mudah tapi bisa belajar di rumah, piano klasik nggak luas jangkauan 'appearance'nya dan nggak bisa dibawa kemana-mana. Kalau keyboard kan jadi bisa iseng main sama teman-teman karena semua bisa belajar dan lebih familiar. Alhasil aku pilih clavinova aja walaupun aku belum pernah sama sekali tahu clavinova apa saat itu.

Aku pernah main piano klasik di rumah teman, tapi suaranya sudah cempreng karena udah pianonya sudah agak tua. Jadi agak kurang nyaman saat memainkannya. Setidaknya aku punya pengalaman bermain piano klasik walaupun hanya beberapa kali. Tapi pengalaman tersebut ada bagusnya juga. Saat aku menekan tuts clavinova nggak perlu diajari lama-lama. Langsung dibenerin semua sama guru musikku waktu itu dari posisi tangan sampai bentuk jari saat menyentuh tuts. Padahal aku nggak tau lho yang benar gimana. Aku begitu ya karena posisi begitu yang nyaman lol. Belajar clavinova juga paling sulit dari piano klasik dan keyboard. Soalnya dasarnya dari keyboard tapi isiannya piano klasik. Jadi belajarnya double.

Kalau kalian lebih senang belajar yang mana?

📷: GoodFon.com

[fortunecandy]

#21 MENCARI TUHAN

Mungkin kalian sering dengar istilah agnostik. Orang yang percaya Tuhan, namun tidak memiliki agama. Ada lagi istilah lain, di mana ada seseorang yang mungkin sudah berpegang keyakinan dengan suatu agama namun tidak percaya dengan Tuhan. Mereka disebut sebagai atheis. Correct me if I’m wrong. Bagaimana jika percaya Tuhan, memiliki agama, namun tak percaya dengan agama yang sejak lahir sudah melekat pada dirinya? Itu aku.

Bukan tidak percaya sih, tapi lebih ke meragukan. Kalian pasti sudah tahu sekarang telah banyak penganut islam radikal, uztad-uztad kondang yang mengajarkan agama dengan cara memprovokasi terhadap orang yang berdosa, atau banyak orang yang berhijrah namun akal serta akhlaknya tak ikut serta. Islamku yang damai dan indah telah dirusak oleh mereka. Bahkan aku kesulitan untuk mencari penceramah yang cara berdakwahnya sejuk, netral, dan sesuai dengan kehidupan sosial masa kini.

Selama ini aku mengerjakan perintahnya, sholat 5 waktu, berpuasa, bersedekah, membaca Al-Qur’an, namun aku tak tahu apa yang sedang kulakukan selain “ya memang ini suatu kewajiiban” atau “tidak dikerjakan maka akan dosa”. Aku tidak dapat menemukan arti sesungguhnya dari beragama. Bahkan aku biasa-biasa saja terhadap Tuhan. Ikhlas mengerjakannya? Tentu. Namun aku tidak bisa menjelaskan kekosongan dalam hati ini. Ada sesuatu yang salah dari caraku menunaikan apa yang sudah diperintahkan oleh-Nya. Bahkan jujur, aku sulit sekali menangis karena dosa yang telah kuperbuat, menangis karena mendengar ayat-ayat Al-Qur’an dilantunkan, atau memuja-muja Tuhan dalam doa yang mereka ucapkan lantang-lantang sambil menangis seperti di dalam sinetron dan acara kerohanian. “Lebay!”, kataku.

Sialan sekali mereka, bagaimana caranya mereka mencintai Tuhan dengan hati yang teracuni azab-azab-Nya jika berbuat dosa? Malahan aku menggambarkan Tuhan adalah zat yang penuh dengan amarah karena sejak kecil aku diajari kalau kita tidak boleh takut selain dengan-Nya. Sehingga tidak ada muncul rasa ketertarikan untuk menyembah-Nya. Aku terus melakukan kewajiban dengan hati yang kosong.

Aku menghormati orang-orang yang tidak percaya dengan Tuhan maupun agama. Sebab mereka adalah orang yang paling rajin mencari kebenaran. Bahkan jika kebenaran yang pada akhirnya ia yakini itu salah, saya tetap respect selama itu tidak membawa kebencian dan kerusakan. Mereka tergolong masih ‘sehat’ untuk ukuran manusia tak beragama dibandingan dengan saudara-saudara seimanku yang mabuk agama.

Ketika aku senang dan hidupku penuh dengan kebahagiaan, aku lupa dengan-Nya. Berpikir bahwa semua ini atas usahaku sendiri. Namun ketika aku ditimpa kesialan, aku marah pada-Nya. Rasanya duniaku sudah runtuh. Seperti bocah ngambek, saking bencinya, aku tidak mau melaksanakan perintah-Nya dalam kurun waktu yang lama dan menangis terus-menerus. Aku jadi orang yang suka menghindar. Menghindar dari dosa dan kesalahan. Padahal itu instrumen yang sangat bagus untuk pengembangan diri. Itu terjadi ketika aku berumur 14 tahun. Dulu aku anak yang sangat tekun dan disiplin. Semenjak itu sholatku mulai bolong-bolong. Parahnya saat menginjak sekolah menengah atas, 2 tahun aku benar-benar meninggalkan sholat. Hidupku perlahan kacau balau karena kegiatan spiritualku tak diseimbangkan dengan duniawi.

Menginjak kuliah, merasa bersalah karena telah menghilangkan sholat dari keseharian, aku mulai melakukannya lagi. Sangat tidak mudah. Diriku masih merasa “what the f*** am I doing”. Ketika melaksanakan sholat, aku tidak merasa tenang atau apapun seperti yang para pemuka agama bilang. “Bohong!” umpatku. Aku mulai latihan untuk tidak sholat bolong-bolong. Sayangnya dengan hati yang tidak ikhlas. Berpikir bahwa ini tidak ada artinya dan sulit membagi waktu untuk sholat.

Puncakku merasa geli dengan tingkah orang-orang (yang mengaku) sangat beriman ini ketika aksi di bulan desember itu digelar. Berjuta-juta orang muslim turun ke jalan beratasnamakan membela agama. Begitukah seharusnya aku jika agamaku kuat? Apakah islam gemar mengkafir-kafirkan dan menjatuhkan orang lain seperti ini? Menjijikkan, semuanya berlandaskan kebencian. Orang berdosa selalu dibenci. Percaya diri sekali dirimu akan masuk surga, aku salut.

Ah, mengerikan sekali jika disebutkan bahwa negeri ini semakin konservatif. Semuanya bawa-bawa agama. Tidak, sadarkah bahwa hanya kaum muslim yang seperti itu? Memangnya agama islam seperti itu ya? Aku selalu tidak habis pikir. Takut diriku selama ini salah, namun menurutku cara belajar agama mereka yang salah. Apakah seharusnya aku berhijrah kemudian aku menatap sinis orang-orang yang menyimpang dan melakukan dosa? Wajarkah?

Aku selalu ingat beberapa pecahan kisah Rasulullah yang memberi minum orang kafir yang awalnya bertujuan untuk membunuhnya atau menyuapi seorang nenek buta di jalan yang setiap harinya mengatakan bahwa Rasulullah adalah orang gila. Ironi, seharusnya agamaku tidak seperti yang tercerminkan di negara ini sekarang. Harusnya kita menyayangi sesama seperti yang Rasulullah teladani. Itu sebabnya aku sangat rindu, walaupun belum pernah bertemu, ingin tahu seharusnya beriman dan beragama yang benar itu seperti apa. Aku selalu melakukan segalanya karena ‘keterpaksaan’, karena sudah diajari sejak kecil bahwa itu kewajiban. Namun hatiku tetap tidak mau terbuka dan mengisi ruang hampa yang sudah lama tidak disinggah.

Aku bersikeras mengenal Tuhan dengan caraku sendiri. Aku tidak mau pikiranku mengkonsumsi dakwah-dakwah dari pemuka agama yang salah. Bahkan, aku tidak sudi jika keluargaku melempariku nasihat-nasihat karena aku telah melakukan kesalahan dari sudut pandang agama. Seperti berteman dengan non-muslim contohnya. Keterlaluan. Sungguh, mulut mereka ketika itu isinya seolah-olah hanya sebab-akibat yang tidak berdasar. Imajinasi Tuhan yang murka karena dosa yang telah diperbuat menggerogoti mereka.

Cara mengenal Tuhan paling mudah adalah dengan menjalani hidup sebenar-benarnya hidup. Tidak berusaha sekali untuk menghindari dosa atau melakukan yang terbaik. Seperti berpacaran misalnya. Karena tuntutan masa kini. Mengenal seseorang tidak cukup hanya 3-5 bulan saja seperti dalam ta’aruf. Dalam waktu sesingkat itu bisa saja calon pendamping hidup kita sedang berakting, menutup-nutupi aib, dan menahan mengeluarkan sifat buruk terbesarnya. Atau aku suka sekali mencicipi makanan tanpa mencari tahu dulu kalau itu halal atau tidak.

Alhasil? Aku sangat tertarik mencari makna dalam setiap hal yang aku rasakan setiap hari. Aku selalu ingin tahu apa yang Tuhan lakukan untukku. Ketika aku sedang berada di posisi bawah dan mental breakdown, aku jadi ingin mempelajari mengapa Tuhan memberi kesialan ini. Kadang aku ‘bentak’ saja Tuhan jika aku merasa kesal. “Aku benci Tuhan!” kataku. Seolah dia memang bersamaku setiap waktu. Setiap hari, dalam hidupku, yang aku pedomankan adalah Tuhan. Aku tidak menggambarkan Tuhan lagi sebagai zat yang penuh amarah dan kemurkaan jika aku berbuat dosa. Tapi ialah sang pencipta yang penuh rasa kasih sayang. Walaupun aku berbuat dosa, ia selalu memberiku pelajaran, entah pelajaran yang membuatku bahagia hingga aku merasa riya hingga cobaan berat yang membuatku merasa tidak berharga. Aku bertumbuh, menemukan diriku, serta mengenal Tuhan-ku. Benakku mengatakan, harusnya semua orang hidup seperti ini.

Walaupun pada akhirnya jika di akhirat nanti aku dihukum dan dijebloskan ke neraka karena mengenal-Nya dengan cara aneh seperti ini, berarti agamaku selama ini benar. Tuhan penuh dengan kebencian. Aku pun pasti akan membencinya. Dan aku sangat ingin melemparkan pertanyaan ini kepada-Nya, “mengapa menggembor-gemborkan kedengkian dan tampil sombong ingin membuktikan bahwa kita taat dalam beragama merupakan hal yang terpuji di mata-Mu? Bukankah sombong itu hanya milik-Mu yang memang seharusnya pantas memilikinya?”.

Masa bodo jika ada yang bilang aku penganut pemikiran liberal. Mau tahu dalam padanganku Tuhan itu apa? Tuhan itu adalah hukum alam. Dia hanya pemilik skenario dalam skala besar tentang bagaimana kehidupan ini akan berjalan. Namun ia tak punya kendali sepenuhnya atas hal-hal buruk yang mencelakakan. Semua ini tak lain untuk keseimbangan alam. Jika ada yang baik, maka pasti ada yang jahat. Jika ada yang miskin, pasti ada yang kaya. Jika ada yang putih, pasti ada yang hitam. Jika ada yang subur, pasti ada yang gersang.

Maka dari itu tak ada yang pernah jika ada seseorang yang melakukan dosa besar dia langsung terkena azab, seperti kena petir misalnya. Yang jelas, keajaiban pasti ada. Namun tak semudah itu Tuhan akan memberikannya. Jika keajaiban di dapat dengan mudah, orang-orang pasti akan manja, tak menganggap beriman adalah hal yang sangat berharga yang patut kita pegang. Bayangkan jika semua orang beriman layak mendapatkan ‘keajaiban’ Tuhan. Beberapa orang pasti akan menyalahgunakan. Untuk balas dendam misalnya. Dan kemudian akan berkata seperti ini “Rasakan itu! Kau makhluk berdosa. Pantas mendapatkannya! Kau harus kembali ke jalan Tuhan!”. Pada akhirnya mereka beriman hanya untuk mendapatkan ‘keajaiban’, bukan murni untuk menganggungkan-Nya.

Semakin aku belajar dari kehidupan, semakin aku mengenal Tuhan, aku semakin paham dengan seluruh hal yang terjadi di dunia. Ketika semua orang takut dengan tanda-tanda kiamat yang mulai banyak muncul dan kalang kabut untuk bertobat, aku justru pasrah dan membiarkannya saja. Memang sudah saatnya. Aku sudah siap dan tetap menyayangi Tuhan sebagaimana mustinya. Apakah kalian tahu jika umur Islam hanya mencapai 2000 tahun? Coba tebak alasannya kenapa dengan mengesampingkan pikiran “itu sudah takdir-Nya, kita tidak berhak untuk menerka-terka!” atau “tahu dari mana? Tak ada yang tahu Tuhan berkehendak!” Aku punya dan tak bisa kukatakan.

📷: postimage

[fortunecandy]

KURIKULUM PENDIDIKAN USANG DAN UJIAN NASIONAL | Intermezzo #18

Kita ngobrolin yang lagi seger-segernya. Gebrakan yang diusung oleh pak Nadiem Makarim alias mas menteri atas pendidikan Indonesia banyak menuai respon. Ada yang mendukung, bahkan tak sedikit yang memprotes. Aku termasuk yang mendukung. Dan yang paling menjadi pucuk perhatian kita-kita ini adalah penghapusan ujian nasional-nya. Hei, sepertinya semua orang tertipu dengan headline news yang mengacu ke click bait dan sangat kontroversial itu. Ujian Nasional tidak dihapus melainkan diganti dengan kebijakan lain yang dari sudut pandangku lebih sesuai dengan perilaku dan kesadaran tentang kehidupan masyarakat masa kini.

Memang penting untuk mengukur kompetensi siswa dalam hal berhasil atau tidaknya mereka dalam belajar. Itu juga sebagai penentu keberhasilan pendidikan di suatu negara. Tapi Ujian Nasional yang menerapkan cara mengerjakan soal-soal kaku dan terlalu berpatokan dengan teori sudah ketinggalan jaman. Karena yang lebih penting sekarang adalah bagaimana cara para siswa berpikir menggunakan nalar sendiri sehingga mereka bisa lebih kritis dan melahirkan gagasan-gagasan baru.

Sebagai pihak yang mendukung pergantian ujian nasional, aku sangat kesal mendengar kata “Jika ujian nasional dihapus akan menghasilkan generasi yang lembek” dari seorang pelaku politik yang pasti sudah sangat familiar oleh kita. Yang satu pemikiran dengan beliau tersebut diundang ke Mata Najwa untuk menyuarakan apresiasinya. Ia berpendapat bahwa ujian nasional dibuat untuk melatih daya saing siswa dan sekaligus membangun mentalnya agar bisa bersaing dengan anak-anak yang berpendidikan dengan standar internasional.

Oke kita serap dulu sudut pandang dari sisi yang berbeda agar kita sama-sama bersikap netral. Secara garis besar, opininya terdengar masuk akal untuk melatih mental dan menganalisanya dari sisi global. Gimana jika kamu dihadapkan oleh satu pilihan karena keterpaksaan dan itu tidak sesuai dengan kepribadian dan minatmu. Ketika ingin keluar dari lingkaran setan itu, kamu harus menghadapi suatu ujian yang bukan spesialisasimu. Setuju daya tahan kita terhadap situasi dan lingkungan sosial itu penting. Lalu daya saing itu juga sama penting untuk meningkatkan sumber daya manusia yang lebih kompeten dan bisa memajukan perekonomian negara. Namun ini harusnya secara dunia industri. Bukan dunia pendidikan. Terlebih lagi hanya untuk bersaing secara individual. Karena ranah pendidikan formal itu sebuah jalan satu arah dan harusnya lebih mengutamakan si siswa itu sendiri dengan dibekali soal berpikir kritis serta beragumen, kecerdasasan sosial (seperti manner atau menghargai perbedaan), bagaimana cara menghadapi kegagalan, manajerial untuk pribadi dan di dunia luar, dan menggali kepribadian serta bakatnya.

Kita semua tahu bahwa nilai-nilai di sekolah kita sama sekali tidak berpengaruh saat selesai menempuh dunia pendidikan. Itu hanya dijadikan landasan sementara agar bisa melompat sedikit lebih jauh daripada titik awal yang seharusnya. Kemudian ujung-ujungnya balik lagi ke diri kita sendiri. Kita dituntut untuk berpikir di luar kotak yang sama sekali tidak dipelajari di sekolah. Ilmu itu penting, nilai dalam bentuk kertasnya yang tidak penting. Ironi pendidikan saat ini telah kita sadari bahwa harapan siswa, guru, bahkan orang tua sendiri dari hasil sekolahnya adalah nilainya, bukan ilmu itu sendiri apakah siswa ini betulan sudah paham atau tidak, bukan hanya sekedar menghafal dan tidak dipedomankan kemudian dilupakan begitu saja. Itu bukan esensi dalam berpendidikan dan mengejar ilmu. Maka jangan heran jika masih ada orang-orang yang memiliki gelar sarjana bahkan doktor tidak memiliki pemikiran yang kritis, terlalu mengagungkan suatu teori (tidak berani memperbaharui, merancang teori sendiri, atau menbedah teori yang ia pelajari), bahkan memiliki attitude yang buruk. Yang masih berpikir berpendidikan tinggi = pasti menjadi pintar sebaiknya dihilangkan saja.

Dari 4 kebijakan yang diusulkan mas menteri ini ada satu yang sangat menarik perhatianku, yaitu proses belajar-mengajar itu sendiri. Pihak sekolah dan guru dibebaskan untuk membangun KBM-nya sendiri. Dengan begitu aku rasa akan lebih efektif mengingat cara belajar setiap siswa yang berbeda-beda dan pasti kegiatan bersekolah akan terasa lebih menyenangkan. Dunia sekolah yang penuh dengan imajinasi dan gambaran siswa yang haus ilmu-ilmu baru akan bersinar lagi.

Saranku sih, sistem ranking dihapus juga dan siswa bebas memilih mata pelajaran. Sistem ranking ini juga perlu dihilangkan karena orang-orang di luar pendidikan acap kali melabel-labeli antara kubu si pintar dan kubu si bodoh dan tak jarang orang tua yang menge-push anaknya supaya dapat ranking. Challenge is more important than competition when you are learning. Sebab semua orang ingin mendapatkan posisi nomor satu. Pada akhirnya proses belajar menjadi tidak menyenangkan karena memaksa memasukkan paham-paham baru karena terlalu fokus untuk menang dan menjadi yang terbaik daripada menikmati esensi menuntut ilmu itu sendiri. Ini yang membuat harga diri si ‘siswa bodoh yang dapat nilai pas-pas’ ditelan bumi. Bisa jadi dia akan menjadi anti sosial dan malas berkumpul dengan keluarganya. Atau stress ketika kumpul keluarga selalu yang dibahas soal nilainya di sekolah. Bukannya malah ikut dalam membangun semangat, seringkali malah perlakuan tidak mengenakan yang didapat seperti dibanding-bandingkan oleh anaknya si itu yang punya ranking satu.

Ujian nasional juga demikian. Untuk mendapatkan pendidikan lanjutan yang baik, siswa harus mendapat nilai di ijasah yang baik. Ini sebetulnya menurutku bertentangan dengan ideologi yang mengatakan bahwa “setiap anak patut mendapatkan pendidikan yang baik”. Bukankah instansi pendidikan itu dibangun untuk mencerdaskan dan bukan untuk yang pintar saja? Joki kunci jawaban ujian nasional dan bisnis bimbingan belajar merajalela dimana-mana. Bukankah itu sudah menjadi suatu petanda bahwa ada yang salah dari pendidikan di Indonesia? Guru, siswa, dan orang tua pasti juga ada yang menyadarinya. Masalahnya di pemerintahnya yang tidak pernah mau membuka mata dan hanya memperbaharui kebijakan yang sudah usang. Sebab cikal bakal suatu sistem pendidikan dipegang seluruhnya oleh mereka. Ketahuilah itu wahai para legislatif yang memang ingin mementingkan rakyat.

Mereka bukannya tidak mau berusaha untuk belajar. Mereka pernah mencoba, namun kurikulumnya terlalu kejam. Mau tahu kunci mendapat ranking di posisi tiga besar yang kupelajari? Belajar, pokoknya hanya belajar, kerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh gurumu, dan lupakan soal menemukan jati diri serta bakat terpendammu. Patuh dengan aturan sekolah dan guru, jangan jadi murid yang memiliki substansi pemikiran sendiri dan menemukan sisi buruk dari suatu sistem yang berlaku. Jangan melawan, karena kamu bukan anak nakal, pokoknya orang tua selalu benar. Berpakaian rapi, jauhi aksesoris yang tidak normal nan tidak diterima oleh lingkungan sekitar, dan lupakan soal bagaimana caramu memperlihatkan karakteristikmu. Pendidikan formal usang ini sukses membuatmu kehilangan dirimu sendiri. Setelah itu kalian menyadari pendidikan jadul ini hanya melatihmu menjadi robot.

Coba mana yang katanya ingin menciptakan generasi yang kuat mental? Cara melatih mental seperti itu hanya berlaku pada zaman penjajahan. Tidak di generasi yang semuanya serba praktis. Di era sekarang lebih banyak yang menjadi pekerja seni. Tidakkah kalian lihat itu bahwa beberapa orang mampu menjadi seorang creator dan menciptakan sesuatu? Tidakkah kalian lihat sebenarnya banyak dari mereka yang memiliki inovasi yang fresh jika tidak ditekan oleh sistem yang hakiki? Paham akan mental juga sudah bergeser mengingat sudah banyak yang aware akan kesehatan mental. Tolong lah pak pemerintah Anda sudah tua. Gagasan yang Anda buat hanya bisa dipresentasikan di zaman Anda. Apakah kalian lupa bahwa anak mudalah yang membuat Indonesia merdeka? Anak muda lebih berani untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Memang beresiko, namun patut dicoba. Dan mereka selalu siap menghadapi resiko itu.

Tak urung ujian nasional yang membuatku suka pada matematika. Mata pelajaran ekstakta yang bisa kita buat sendiri rumusnya. Selama ujian nasional kelas menengah pertama, yang aku pelajari hanya matematika. Bahkan aku menemukan rumus menghitung keliling bangunanku sendiri. Ayahkulah yang mengajariku hingga aku berpikir matematika tidak semenyebalkan itu. Namun ayahku guru matematika, ibuku pernah mengajar bahasa inggris, aku bisa tanya kapan saja jika aku sedang kesulitan kepada orang tuaku yang punya latar belakang profesi dalam bidang akademik. Lalu bagaimana dengan anak didik yang tidak terfasilitasi dengan baik? Tidak ada uang lebih untuk mengeruk waktu tambahan untuk bimbel?

Pada hakikatnya pendidikan nasional tidak adil dan tidak merata. Itu yang menjadi masalah. Kita butuh terobosan dengan menggali bakat dan karakter para siswa sehingga mereka melihat peluang untuk masa depannya. Hentikan standarisasi kaku yang mengatasnamakan “benar” dan “salah” itu. Semua orang tidak sama. Seperti yang Albert Einstein bilang “jika ikan dituntut untuk memanjat pohon, maka ia akan merasa bodoh seumur hidupnya”.

📷: Menguji Ujian Nasional - Mata Najwa

[fortunecandy]

INVESTASI 1 MINGGU MINUM AIR PUTIH SETELAH BANGUN TIDUR

Topik ini aku searching-searching nggak ada-ada. Kebanyakan cuma manfaatnya aja. Mana copas (-_- ). Giliran dapat yang bagus walaupun penjelasannya singkat, format tulisannya amburadul banget huhu. Jadinya aku sajalah yang buka pembahasan duluan. Ini mungkin nggak lengkap kalau dilihat dari segi sains. Cuma aku harap sih kalian yang sedang menerapkan gaya hidup sehat merasakan hal yang serupa.

Berawal dari bertemunya diriku dengan salah satu aplikasi self-development yang super awesome. Sayangnya aplikasi ini berbayar dan kita harus berlangganan. Seharga spotify perbulan. Rela deh kalau buat aplikasi ini mah. Eh tapi, sifat peliharaan rangorang Indonesia jangan sampai dilupakan: demennya yang gratisan lol. Jadi kucoba yang versi trial dulu selama 7 hari.

Selama 2 hari aku nggak bisa pilih challenge maupun task development lain selain “Drink A Water” (ini bayangin kalimatnya diangkat terus ngeluarin cahaya gitu ya). Sama kayak aku dulu waktu bikin agenda perbaikan lifestyle, dimulainya dari minum air putih. Melewati task ini mudah saja buatku. Aku udah biasa minum air putih 3 jam sekali dan nggak boleh minum minuman manis lebih dari sekali per hari. Cuma aku nggak berniat menjadwalkan minum air putih setelah bangun tidur ke dalam agenda. Soalnya sudah terbiasa minum-minuman hangat saat bangun tidur. Aku suka banget teh hijau hangat. Teh tubruk lebih baik dari segi kesehatan.

Mumpung ‘disuruh’ oleh aplikasi ini, aku coba minum 1 gelas air putih dengan suhu ruangan setelah bangun tidur. Malam sebelumnya aku juga direkomendasikan sama aplikasinya untuk menyiapkan air putih itu dan ditaruh di meja. Aplikasinya ini sudah otomatis menjadwalkan jam 10 malam untuk mengisi segelas air. Tergantung kebiasaan malam kita. Keren ya.

Efeknya? Di hari pertama perutku mules setelah minum air putih itu. Mulesnya nggak wajar. Kayak nanggung gitu. Nggak aku hiraukan akhirnya langsung aja pergi kerja. Pas di kantor lama-lama hilang mulesnya. Hari kedua, si mules yang setengahnya lagi datang. Komplit sudah. Akhirnya sebelum berangkat kerja aku bertapa dulu sekalian mandi.

Seminggu aku ikutin rutinitas itu, buang air besar jadi lancar. Nyaris setiap hari dan setiap pagi. Semacam pembersihan pencernaan. Lalu aku merasa tubuhku lebih ringan dan lebih fokus kerja. Ajaib.

Jika aku ringkas artikel-artikel yang aku baca, ada beberapa manfaat yang langsung dirasakan oleh kita jika meminum segelas air putih saat bangun tidur. Yang aku jelaskan hanya berdasarkan apa yang aku rasakan saja ya. Salah satu organ yang paling terkena dampak positifnya adalah usus besar. Mungkin ini alasan kenapa setiap hari aku membuang kotoran yang menumpuk pada tubuh hampir setiap hari. Jadi ketika kita tidur, proses pengeluaran racun dalam tubuh masih berjalan. Racun itu masih mengendap di dalam tubuh saat kita terbangun. Jika kita minum air putih setelah bangun tidur itu akan membantu proses pengeluaran racun itu menuju saluran pembuangan didorong oleh air yang kita minum. Setelah itu kita merasa perut kita terasa lebih bersih. Ketika sudah bersih, penyerapan nutrisi dari makanan yang kita konsumsi akan menjadi lebih baik. Katanya itu juga bermanfaat untuk mencegah kanker usus besar.

Selain itu, minum air putih setelah bangun tidur dapat meningkatkan energi. Hal itu dapat merangsang sel darah merah untuk tumbuh lebih cepat sekaligus memperlancar asupan oksigen ke dalam darah. Sepertinya manfaat ini bagus ya buat orang yang punya anemia cukup parah kayak aku. Hanya saja aku lebih prefer ngobatinnya dengan makan daging kambing. Soalnya aku suka banget hehe.

Ada lagi yang pernah kudengar. Minum air putih dapat menolong metabolisme karena saat tidur, tubuh kita dianggap sudah berpuasa selama berjam-jam. Jadi air putih teman yang sangat cocok buat menemani perut yang kosong sebelum kita mengisinya dengan yang lain.

Begitulah singkatnya. Mungkin dari kalian ada yang mau mulai ikut diriku menerapkan challenge self-development ini sampai jadi kebiasaan sehari-hari? Secara penelitian, sebuah kegiatan baru akan menjadi kebiasaan kita jika melakukannya terus-menerus selama sebulan. Ketika sudah sebulan, hal itu sudah melekat pada kita. Saat ingin ‘berpaling sementara’ dari kebiasaan itu, kita merasa ada yang kurang dari diri kita. Nanti kubagi challenge lain kalau kita sama-sama berhasil melewati yang satu ini ya!

Di bawah ini sumber-sumber dari ringkasan di atas. Yang paling bawah artikel bonus ya. Penjelasannya bagus. Berkaitan dengan challenge ini. Kalian wajib baca.

Sumber 1: Dari medcom.id Sumber 2: Dari CNN Indonesia Artikel bonus: Dari Liputan 6

📷: WeHeartIt

[fortunecandy]

LET ME TELL YOU ABOUT MY FAVORITE NOVEL SERIES: LOCKWOOD & CO

Ngomongin yang santuy dulu. Indonesia lagi banyak drama. Capek ngomongin yang bikin leher tegang mulu. Kali ini kumau review novel series-ku yang paling ter-zheyenk: Lockwood & Co. Ini review ala-ala sih. Lebih banyak curhatnya ketimbang menelisik poin-poin penting yang terdapat dalam novel ini. Boamz, yang penting ini recommended, dan klean harus baca! Nggak serem kok beneran deh walaupun genre-nya termasuk horror. Lebih kayak Ghost Buster.

Nunggu setiap series yang udah diterjemahin tuh kayak nunggu yang nggak pasti. Kalau dikira-kira mah setahun lebih dah pokoknya dari launching awal. Saking penasarannya, aku sampai ngubek-ngubek google cuma buat nyari free e-book-nya. Ketemu sih. Tapi bahasa inggris-nya itu lho. Banyak idioms dan kata kiasan yang susah buat dicerna. Masih mending disuruh baca jurnal english yang kalimatnya formal dan full grammar daripada baca novel english deh.

Pengarang buku ini Jonathan Stroud. Namun karakter utama pada series ini perempuan. Namanya Lucy Carlyle. Karakter perempuan remajanya nggak hilang walaupun dibuat oleh sentuhan laki-laki. Lucy di sini adalah seorang cenayang dari kota terpencil yang memutuskan untuk meninggalkan tanah kelahirannya ke kota besar London. Berharap mendapat kesempatan menaikkan karirnya, Lucy mendatangi satu per satu agensi besar di kota tersebut. Niat besarnya tidak disambut dengan baik. Hingga akhirnya Lucy mendatangi satu agensi cenayang kecil dan tidak terkenal itu, Lockwood and Co.

Di sinilah awal tiga sekawan itu berjumpa. Lockwood, Lucy, dan George. Setelah melewati tahap percobaan, Lucy diterima menjadi kelompok di agensi yang diwenangi sekaligus dimiliki oleh Lockwood sendiri. Ini agensinya cuma ada mereka bertiga lho isinya. Alasan mengapa anggotanya cuma sedikit karna si Lockwood ini punya standar yang agak aneh untuk merekrut seorang agen. Jadi banyak yang nggak lolos pada tes yang dilakukan untuk calon anggota. Syukurlah Lucy lulus! Cocok sama kriteria agensi ini: ‘BEING REBEL’ wkwk.

Oh iya jadi novel ini ada 5 seri:

The Screaming Staircase

The Whispering Skull

The Hollow Boy

The Creeping Shadow

The Empty Grave

Ini semua mau ku ceritain! So review ini bakalan banyak mengandung spoiler fufufu. Dari awal aku tertarik sama ceritanya sampai hal-hal yang bikin aku suka sama karakternya termasuk Lockwood yang aku... uhuk, cintai. Eh ini pertama kalinya aku jatuh cinta sama karakter di novel lho hahaha. Habis gimana yaaa. Pertama dia pemimpin, jiwa kolerisnya kental banget. Tapi kolerisnya yang aku suka. Yang agak arogan tapi tetep karismatik gitu dan ada kesan belagunya sedikit tapi yang bikin pengen gigit doi. Terus juga dia orangnya tukang nekat gitu tapi kayak dia yang si pemegang skenario. Selalu tenang dan bisa membuat keputusan yang normal sampai yang ajaib dalam situasi apapun. Gemeessshhh!!!

Di seri pertama lebih memperkenalkan karakter Lucy. Lockwood belum nunjukkin keistimewaannya di sini. Juga memunculkan siapa saja tokoh antagonis yang ada dalam kisah. George adalah si jenius-gendut-berkacamata namun selebor. Dia yang mencari data-data dari kasus yang mereka ambil sebelum mereka pergi beraksi. Kemampuan menyisir dokumen-dokumen tidak perlu diragukan. Dalam analisa juga dia yang paling bisa diandalkan. Pada kasus tertentu, George adalah orang yang pertama sadar jika ada sesuatu yang aneh. Jiwa skeptis dan kritis melekat banget pada diri George.

Lucy sendiri? Di seri pertama belum ada hal darinya yang menonjol. Namun Lucy sudah memiliki bakat istimewa yang belum terasah sejak kecil. Indra pendengarnya tergolong paling sensitif di antara Lockwood & George. Lucy juga bisa merasakan gaungan memori jika dia menyentuh barang yang memiliki sejarah kelam walaupun tidak kuat. Di buku kedua, terlihat dia mulai menyadari keganjilan dari kemampuannya merasakan hantu. Dia mampu berkomunikasi dengan hantu tengkorak di dalam stoples.

Mulai dari sini serunya! Ini ada di buku kedua. Si tengkorak sama sekali nggak nyeremin, bahkan lebih ngejengkelin. Dia suka ngeluarin kalimat sarkas yang lucu dan kadang juga terlalu sering negosiasi soal pembebasannya dengan Lucy. Tak jarang dia juga membantu Lockwood dan timnya dalam menyelesaikan kasus bikos dia hantu. Pasti sangat sensitif dengan kehadiran entitas lain yang akan mendekat ke mereka. Hanya saja yang bisa mendengarkannya cuma Lucy seorang. Jadi mau tidak mau Lucy menjadi perantara komunikasi antara teman-temannya dan si Tengkorak.

Sifat si tengkorak yang bermulut besar, bikin rindu deh kalau misalnya dia nggak ada. Sepi gitu. Ikatan Lucy dan tengkorak tanpa sadar sudah kuat dan bahkan menjadi teman tanpa mereka sadari. Akhir dari seri keempat dan awal seri kelima, si tengkorak mendapat ‘musibah’ dan membuat Lucy kehilangan sosok yang sudah menjadi bagian dalam kesehariannya. Kerasa sih. Nggak ada joke sarkas lagi. Soalnya Lucy dan si tengkorak suka cek-cok oleh banyak hal. Apa aja dikomentarin. Gimana Lucy nggak mau gondok. Kocaknya si tengkorak suka cengin si Lucy yang mulai suka sama Lockwood wkwkwk gela sih gemaz.

Bumbu-bumbu romansa juga ada di sini cuma nggak ditonjolin banget soalnya genre ini kan sebenarnya mystery sama horror yak hiks. Aku jadi mendukung kisah cinta antara Lucy dan Lockwood. Aku juga rela Lucy menjadi pengganti atas perasaanqu ke Lockwood. Habis Lucy tipe yang tsundere gitu sih. Terus Lockwood juga bukan orang yang berpikir cinta adalah nomor satu. Nikmatin kisah mereka berdua jadinya cute plus gregetan sendiri. Soalnya adegan agresifnya jarang banget! Rasanya tuh pengen bujuk penulisnya buat nulis edisi khusus Lucy dan Lockwood!

Percayalah, alasanku beli seri lengkap Lockwood & Co salah satunya karena mau ngikutin perkembangan pedekate mereka berdua. Pada akhirnya, di seri terakhir, semuanya masih gantung. Si Lucy cuma dikasih liontin sama Lockwood yang merupakan peninggalan mendiang ibunya. Terus udah. Maksudnya apaan? Alasan Lockwood ngasih liontin itu terlalu logis. Aku sebagai perempuan tydac terima huuuhhh.

Dari mulai dia salah tingkah di saat kedatangan Lucy yang tiba-tiba waktu asisten baru di agensi, Holly, sedang bercengkrama dengannya dan George, kemudian saat dia bilang “oh ayolah, aku rela mati untukmu” ke Lucy waktu dia menyusul Lucy ke lubang besar di toko serba ada Ackmere, sampai punya kepercayaan lebih ke Lucy untuk membawa gadis itu ke tempat istimewanya. Bahwasanya Lockwood adalah orang yang tertutup dan penuh misteri. Sisi karismatik Lockwood yang lain. Dengan semua itu, kenapa nggak ada penjelasan yang mengatakan bahwa Lockwood suka dengan Lucy yaaa. Aku gregetan pengen Lockwood nyatain perasaannya ke Lucy soalnya.

Eh iya ada!!! Di seri terakhir, kayaknya Lockwood mau mengatakan sesuatu ke Lucy tapi kepotong sama laporan dari Kipps bahwa musuh mereka sudah muncul. Ey kenapa bikin gemay gini! Mister Jonathan Stroud, please dong lanjutin seri Lockwood & Co dengan cerita khusus huhuhu.

Okey sekarang kita masuk ke ceritanya ya. Petualangan mereka di seri pertama memang belum seseru seri kelanjutannya. Ceritanya masih ringan. Lebih ke pengenalan istilah-istilah yang ada dalam novel tersebut. Sampai dibikin glosarium segala lho di halaman belakangn. Semua unsur-unsur saat kita merasakan kehadiran suatu spirit tak kasat mata, dijelaskan dengan logis walau sudah tercampur oleh fantasi sang penulis.

Contohnya saat si hantu mulai muncul, ada yang dinamakan miasma. Yaitu perasaan yang membuat kita tidak bisa bergerak dan keringat dingin. Biasanya disertai dengan rasa dan bau tidak enak. Rasa itu biasanya kalau orang Indonesia bilangnya “bulu kuduk berdiri” atau “merinding”. Kemudian disusul dengan malaise. Ini dampak akibat emosi yang ditimbulkan oleh sang spirit. Para agen harus terbiasa dengan fenomena ini sebab ini salah satu dasar untuk menghadapi para hantu.

Jenis hantu di novel ini ada 3. Yang pertama adalah tipe 1. Tipe yang seluruhnya pasif dan sifatnya tidak menyerang. Tipe 2, tipe yang lebih agresif. Bisa disebabkan oleh cara meninggalnya yang tidak wajar atau si arwah punya dendam tersimpan yang belum diselesaikan. Tipe 3 adalah yang paling langka. Dia mampu berkomunikasi dengan manusia. Hanya sekali tipe 3 ini muncul. Dan yang pertama kali bercengkrama dengan tipe ini adalah Marissa, penemu dan ketua dari agensi terbesar di London sekaligus wanita paling berpengaruh pada aktivitas dunia lain. Tapi tiba-tiba saja Lucy tanpa sengaja bisa mendengar ocehan sebuah spirit menjijikkan dari dalam stoples di sudut rumah.

Spirit ini tak memiliki nama khusus. Lucy hanya memanggilnya Si Tengkorak. Di setiap perburuan, Lucy selalu membawanya. Karakter si Tengkorak seperti yang sudah aku sebutkan sebelumnya. Walaupun untuk ukuran hantu dia bermulut besar, namun saat perburuan sangat berguna. Hingga pada seri ketiga, anggota Lockwood & Co. bertambah satu. Molly menjadi asisten di agensi Lockwood. Dia perempuan bertubuh kecil, manis, langsing, dan berkulit hitam. Sangat lincah dan dapat diandalkan dalam memanage kekacauan yang terjadi di Lockwood & Co. Ini menjadi awal baru bagi Lucy. Sebelumnya hanya dia sendiri anggota wanita yang ada. Hal ini melahirkan kecemburuan tak berdasar pada dirinya. Terlebih menyadarkan dia akan perasaannya ke Lockwood. 

Lockwood & Co. punya teman spesial dari bawah tanah. Dia adalah Flo si pencari artefak terbengkalai yang masih memiliki nilai jual di pasar gelap. Pekerjaannya yang memakan sebagian besar waktu di sungai dan tempat-tempat kumuh, tak heran jika penampilannya sangat tidak sedap dipandang mata. Badannya pun mengeluarkan bau yang tidak bersahabat untuk indra penciuman kalian. Meskipun begitu, Flo selalu mengantongi berbagai informasi berharga. Oleh karena itu, Lockwood selalu menjaga koneksinya dengan Flo.

Menurutku, cerita yang paling seru itu saat perburuan ke toko serba ada Ackmere. Ada di seri ketiga. Itu menjadi awal dari banyak something di series ini. Pertama, asmara Lucy & Lockwood (Wkwkwk ini yang paling bikin gregetan soalnya). Kedua, terbongkarnya petunjuk pertama dari wabah Chelsea. Ketiga, ini yang bikin eug sampai mau mati penasaran nunggu novel translate-annya: Ramalam kematian Lockwood! Jadi tuh pas Lucy jatuh ke lubang bawah tanah Ackmere yang disebabkan oleh kekuatan hantu Poltergeist, dia sempat bertemu dengan Fetch. Hantu yang bisa membaca wujud dari pikiran manusia. Saat Lucy berada dalam lubang itu sendirian dan digelayuti perasaan takut, Lucy memikirkan Lockwood yang akan menyelamatkannya. Itu yang membuat Fetch merubah wujudnya menjadi sosok Lockwood. Yang dikhawatirkan oleh Lucy yaitu ramalan dari Fetch dibenarkan oleh teman hantunya, si Tengkorak. Dia bilang selain mengambil memori terdalam manusia, Fetch dapat mempresentasikan memori itu berdasarkan apa yang akan terjadi di masa depan. Sedih nggak siiihhh. Pinter banget kan Mr. Jonathan bikin penasaran huft.

Dimulai dari kemampuan dengar Lucy yang semakin kuat. Dia mencoba berbagai eksperimen yang sebetulnya sangat riskan dan membahayakan nyawanya. Caranya adalah dengan menjauhi semua komponen yang dapat menghalangi bakat dengarnya dan yang dapat mengurangi kekuatan dari si hantunya seperti perak atau besi. Dimaksudkan supaya Lucy lebih memahami apa yang akan disampaikan oleh si hantu. Pada percobaan yang pertama terbilang sukses. Si hantu menghilang setelah pesannya tersampaikan. Di percobaan yang selanjutnya tidak begitu beruntung. Karena yang dia hadapi tergolong tipe dua. Pasti memiliki niat jahat. Kecerobohan Lucy ini yang membuat Lockwood jatuh dan harus mendapat perawatan intensif. Ini yang membuat pikiran Lucy akan kematian Lockwood menjadi-jadi. Apakah Lockwood akan terus menyelamatkannya hingga mati? Mati karena melindunginya?

Nah dibuku keempat makin seru lagi. Lucy mengundurkan diri dari agensi dan Kipps (musuh bebuyutan Lockwood) kalau tidak salah sudah mulai bergabung dengan agensinya di buku ini. Terus juga udah mulai kelihatan siapa musuh dan biang keladi atas wabah hantu yang terjadi di London. Ditambah lagi Lockwood dan Lucy berduaan berpetualang ke alam orang mati dengan menyusup ke markas penelitian milik cucu Rottes kiw kiw. Btw di sini Lucy kehilangan si Tengkorak hiks. Dia dicuri oleh mata-mata Penelope. Pas itu rasanya sepi banget. Nggak ada yang suka ngoceh sarkas lagi. Mendadak unsur komedinya berkurang gitu.

Ternyata eh tenyata, si Tengkorak sudah lama mengenal Penelope. Penelope ini sangat dikenal oleh warga kota London sebagai penerus dua agensi besar yang saat ini beroperasi. Dia juga mewarisi darah Marissa, alias dia adalah cucunya. Si Tengkorak bilang Penelope tidak lain adalah Marissa sendiri. Kok bisa dia awet muda selama bertahun-tahun?? Jawabannya ada di seri selanjutnya, seri terakhir...

Mereka otomatis kepo dong dengan pernyataan yang sangat mengejutkan dari si Tengkorak itu. Jadi mereka nekat masuk ke pemakaman Marissa, buat mencari tahu sebenarnya siapa sih yang ada di dalam peti matinya. Bahwasanya semua orang melihat jasad Marissa ada di dalam peti ketika hari pemakaman. Lalu setelah hari berkubung selesai, apa yang terjadi? Apakah jasadnya diganti? Dan yang mereka temukan di dalam peti tersebut bukanlah Marissa. Melainkan entitas lain dan juga jebakan.

Sampai pada akhirnya Penelope alias Marissa dikalahkan, markas ilegal Rottes hancur, dan kasus wabah London yang sudah lama memberikan ancaman setiap malam akhirnya selesai sudah. Ending-nya sedih tau. Setelah sekian lama membujuk Lucy agar mengeluarkannya dari dalam stoples, ketika keadaan terdesak Lucy terpaksa mengeluarkannya mengingat posisinya sedang tidak bagus. Tak berapa lama pasca dibebaskan, si Tengkorak justru lebih memilih menyelamatkan Lucy. Dan pada akhirnyaaaaa roh dia ikut tertelan bersama Marissa versi kedua. Terus rasanya jadi krik-krik gitu. Hambar banget wkwk. Si Tengkorak menurutku menghidupi sebagian besar ceritanya masa. Eh tapi Lockwood tetep memesona deng~ *Lid plis jangan cringe.

Walaupun dah kelar rasanya kayak ada yang gantung gitu. Selain cerita bucinnya si Lucy ke Lockwood, aku masih kepo sama kehadiran Tengkorak. Soalnya terakhir kali Lucy mengenang stoples pecah yang masih meninggalkan tengkorak itu, pendar kehijauan menjijikkan milik Tengkorak kadang masih menyelubungi tiba-tiba. Tak lama, hanya sebentar. Itu yang membuat Lucy yakin Tengkorak masih ada. Akupun berharap demikian.

Oh iya kabarnya novel ini mau dijadikan TV series. Belum tahu lauching-nya kapan. Cuma aku nemu trailer-nya di youtube. Entah official atau bukan. Aku paham sih perasaan yang udah baca novelnya kemudian novelnya mau diadaptasi ke movie atau serial TV wkwk. Takut menghancurkan imajinasi dan ekspetasi yang sudah dibangun. Apalagi kalau outlook dan karakter Lockwood sampai crash kan. Sedih tau. Ini aja dari trailer-nya nggak sesuai sama yang ada di cerita. Nggak ada nih adegan Lucy ketemu hantu model beginian di tangga sendirian lol. Kalau Lockwood tahu harusnya dia marah soalnya Lockwood sayang Lucy itu sudah menjadi aturan operasional agensi. Semoga beredar di netflix atau youtube deh ya. Ku kepo juga soalnya.

[fortunecandy]

PEMAKAI NARKOBA | Menjadi Manusia #1

Ku mau bikin segmen baru ah. Jiplak judul dari channel youtube sih. Kebetulan aku suka juga. Cek di sini yaw kalau iseng: klik. Tadinya maunya “kadang kita lupa bahwa kita semua adalah manusia” tapi kepanjangan. Jadi kubikin buat ending aja. Promotor lahirnya segmen ini adalah rasa akan terancamnya jiwa toleransi di tanah air kita. Yeah banyak dari kita yang udah begah melihat demo sana-sini, rasa kemanusiaan yang turun dengan main hakim sendiri, cyber bullying, and everything like that.

Di segmen ini aku nggak cuma bahas soal fenomena sosial di Indonesia, melainkan juga kita belajar psikologi sama-sama. Ah gila sih seru banget! Siapa yang bukan ahlinya atau nggak ambil studi ini di universitas tapi tertarik banget? AKU! Hahaha. Kayaknya segmen ini sama nasibnya kayak Intermezzo dan Shower Thoughts: bakalan sering nulis dengan tema ini. Awalnya sih pengen aku jadiin satu dengan ST, tapi kayaknya akan lebih menarik dan lebih rapi jika pisah bagian.

Aku bawakan topik pertama soal narkoba karena media mainstream sedang hangat-hangatnya bawain isu selebriti pemakai narkoba. Jadi aku rasa omongin ini nggak tabu lah ya. Percaya atau nggak, aku juga punya pikiran buat pakai jenis dari salah satu obat terlarang ini. Terlepas dari bahayanya karena bisa bikin kecanduan dan merusak otak, kalian tahu nggak sih alasan kenapa orang-orang bisa terjerumus ke ruang lingkup yang bisa merusak masa depannya ini?

Coba deh kita telaah dengan menulusuri jalan pikir mereka yang punya mental issue. Semua orang tahu narkoba tuh berbahaya. Sekonyong-konyongnya slogan “Say No To Narkoba” dan banyak artikel serta media yang menggembar-gemborkan dan menekankan bahwa narkoba itu buruk, merusak masa depan, merusak kesehatan, tapi ada beberapa orang yang terpaksa melakukannya. Kenapa? Mungkin cara mengayomi masyarakatnya yang salah. Soalnya pendekatannya terlalu banyak menyebutkan efek-efek negatif pemakaian narkoba. Kalau memang disebutkan alasan mengapa seseorang bisa memakai narkoba, alasannya kurang srek sih untukku. Terlalu sederhana. Kayak ngajarin anak-anak sekolah dasar supaya nggak melakukan perbuatan tidak terpuji.

Contohnya? Untuk dapat diterima di lingkungannya, sebagai pelarian atau bersantai, mengurangi kebosanan, supaya tampak dewasa, memberontak, dll. Karena tak dijelaskan dengan memahami dari sudut pandang psikolog, efek sampingnya masyarakat malah melabeli narkoba sebagai perbuatan yang amat hina. Ya nggak salah sih, emang buruk. Masalah besarnya emang dasar manusia di negara ini kurang melek akan kesehatan mental sih ya. Jadinya jika mengetahui ada pemakai narkoba di lingkungannya, mereka mencapnya “kok bodoh ya pakai gituan udah tau bahaya dan merusak!”. Terjerumus ke dalam dosa nggak sesederhana itu lho. Semudah “kayaknya enak, mau coba ah” kemudian menjadi ketagihan. Trust me, mereka pasti ada perasaan teraduk-aduk dulu dan pasti merasa bersalah pada akhirnya :(

Tapi berkat informasi yang kita dapat dengan mudah dengan modal kuota tetangga, perlahan-lahan generasi ini mulai tumbuh sebagai orang yang peduli kesehatan mental. Banyak kok. Yang paling sederhana banget tuh mereka capek main instagram karena sadar ada ‘something’ yang membuat mereka merasa insecure. Ya, sesederhana itu. Akhirnya mulai banyak yang detox atau malah beralih ke media sosial lain yang lebih ‘menyehatkan’. Eh btw pelopor detox sosial media di Indonesia itu Awkarin deh kayaknya hahaha. Sebenarnya orang luar udah banyak yang melakukannya soalnya disana kesadaran akan health mental lebih tinggi dibanding kita. Malahan lomba gengsi di sana lebih parah. Ykwim, kalau cewek biasanya pamer bokong dan dada besar kalau cowok pamer otot dan yaaa gitu dah :V

Jadi latar belakang aku yang ingin mengetahui psikis para pemakai narkoba, karena diriku yang nggak tahan dengan mood swing yang perubahannya nggak wajar. Orang normal mungkin biasa merasakan mood jika ada suatu kejadian yang merangsang hormon-hormon tertentu. Aku? Nggak ada apa-apa tahu-tahu depresi, anxiety, kehilangan minat dengan semua hal (rasa bosan yang nggak wajar gitu), tapi besoknya aku secara praktis bisa ngerasa fulfilled dan inspired lagi. Kadang juga ada perasaan bahagia yang berlebihan padahal aku tuh nggak tahu kenapa. Kejadian apa atau aku inget suatu hal apa yang bikin aku seneng tuh nggak ada. Nyiksanya karena lo merasakan emosi tapi lo nggak tahu kenapa. Dampaknya bisa ke aktivitas dan kesibukan sehari-hari.

Udah menerapkan cara apapun supaya emosi itu hilang, tapi nggak menunjukkan hasil yang signifikan. Misalnya kalau lagi depresi ya aku jalan-jalan sendirian ke tempat baru supaya rasa insecure akan ‘woy lo anak hilang nih’ muncul atau kadang nonton horror malam-malam sendirian dengan lampu mati dengan dalih supaya aku kaget yang pada akhirnya surprisingly, aku nggak kaget sama sekali. Pada saat emosi nggak stabil begitu, aku biasanya makan coklat atau minuman manis karena gula dan cokelat punya senyawa khusus yang merangsang hormon bahagia tersebut.

Namun kadang nggak cukup dan sebenarnya aku sudah tidak tahan makan makanan manis. Apalagi terlalu banyak. Aku butuh yang lebih. Suatu hari aku bilang ke pasanganku “kayaknya aku butuh obat yang bikin seneng gitu deh”. Katanya, “kayak apa contohnya? Bahaya nggak? Minum obat-obatan begitu susah, berat lho nanti”. Kalimat “kayak apa” yang bikin aku searching tentang obat-obatan yang bisa merangsang hormon bahagia. Aku temukanlah berita soal flakka ini: klik.

Terlepas dari obat terlarang yang paling berbahaya, di situ disebutkan bahwa narkoba jenis ini bisa merangsang hormon dopamin dan serotonin. Bisa juga untuk meningkatkan kepercayaan diri. Kesimpulan sederhananya, orang-orang yang memakai narkoba nggak semuanya memiliki alibi tak masuk akal seperti iseng atau yang diajarkan kepada kita. Aku yakin mayoritas pemakai narkoba adalah orang-orang yang memiliki metal issue dan kesulitan mengendalikan dirinya sendiri. Mungkin aku termasuk salah satu yang nggak begitu parah dan masih ada orang yang peduli dengan aku sehingga masih bisa ‘mem-protect’ jika aku mulai ‘berulah’ ketika depresi.

Ibuku sendiri yang awalnya tabu banget soal ini, waktu lihat berita orang depresi bisa meningkatkan resiko bunuh diri ya langsung aja dia tau pas aku lagi stress sampai teriak-teriak dan nangis-nangis wkwk. Ya emang parah sampai begitu. Aku ngerasa level mental issue aku masih low. Gimana yang lingkungannya sama sekali nggak mendukung dan dirinya sendiri nggak paham kalau dia lagi sakit secara psikologis? Mungkin dia akan mengambil jalan pintas atau pelarian ke narkoba.

Coba saja kita telik kasus mbak Nunung. Beliau diamankan pihak berwajib karena mengonsumsi sabu. Banyak dari kita yang terkejut dan menyayangkan kelakuan dari komedian besar satu ini dan tak sedikit juga yang justru mendukung untuk beliau segera sembuh. Selebritis yang mengonsumsi narkoba sebenarnya tidaklah aneh. Selain jadwal yang padat, waktu istirahat yang kurang, kadang pasti ada di saat-saat merasa down tetapi pekerjaan menuntut tampil fresh, dan mungkin pekerjaan di bidang ini yang termasuk keras tidak sesuai dengan idealismenya sehingga berdampak pada kesehatan mentalnya. Peluang profesi ini untuk memakainya cukup tinggi.

Sifat sabu yang dapat membuat tubuh menjadi prima dan kuat menjalani aktivitas sehari-hari yang melelahkan dengan semangat menjadi pilihan banyak dari entertainer di Indonesia, termasuk beliau. Selain itu sabu juga menjadi pelarian instan untuk orang-orang yang kurang percaya diri, memiliki anxiety dan depresi. Cara kerjanya dengan memacu hormon ‘positif’ yang membuatnya tidak merasakan perasaan menyakitkan itu lagi.

Lucunya, masyarakat diayomi dengan ditakut-takuti kalau narkoba akan merusak otak, merusak kejiwaan (biasanya orang nangkapnya tuh kalau bersangkutan dengan kejiwaan ya orang gila), dan bisa menyebabkan kematian. Pada akhirnya mereka yang menurut tidak memakainya karena ya mereka merasa takut menjadi manusia yang buruk saja, tidak mau menerima bahwa pasti ada di antara kita yang terpaksa memakainya. Catat ini. Orang yang memiliki mental issue dan memilih mengonsumsi narkoba tidak takut akan kematian. Mereka merasa dirinya tidak berharga. Kemudian orang-orang normal menasehatinya bahwa narkoba itu akan merusaknya, ya mana mempan. Bahkan mereka memiliki pikiran “lebih baik mati saja” dan sudah tidak peduli dosa apa saja yang akan dilakukannya kepada diri sendiri.

Untuk meningkatkan rasa peduli kita dengan pemakai narkoba, aku punya link yang bagus nih agar kita lebih memahami motif seseorang memakainya: klik. Tapi ya tidak bisa dipungkiri pasti ada yang memakainya hanya untuk sekedar bersenang-senang karena merasa mereka memiliki uang. Namun ketahuilah, ada di antara mereka yang butuh kita tolong. Penjara bukan solusi terbaik untuk membuatnya jera. Mereka memakai narkoba yang memungkinkan kehidupan ke depannya suram dan aparat mewujudkannya lebih cepat dengan memasukkan mereka ke terali besi? Hebat.

Aneh saja rasanya mengurung mereka di penjara karena sudah merusak dirinya sendiri dengan memakai narkoba. Apalagi jika mereka tidak merugikan pihak lain sama sekali. Soalnya sepengetahuanku memakai narkoba ada dosisnya supaya tidak menjadi pecandu dan ada penetralnya juga. Aku pribadi nggak tahu apa saja kebijakan yang terjadi di dalam penjara untuk mereka yang sudah terjerumus. Berharap sih ada semacam terapi agar tidak terus ketergantungan. Karena menurutku pecandu narkoba dengan motif pemakaian seperti mental issue atau seperti yang menimpa mbak Nunung, lebih butuh direhabilitasi ketimbang harus dibui.

Memang sulit menerapkan hukum yang fleksibel. Jika diringankan mungkin saja yang menyalahgunakan narkoba untuk sekedar sebagai pemuas diri dan bersenang-senang malah menjadi ‘ngeyel’ dan meminta untuk disembuhkan juga. Dalam undang-undang soal narkotika juga tidak dibedakan secara jelas antara pengedar dan pemakai. Sehingga pengedar dan pemakai dipukul rata dalam penegakan hukum karena sama-sama dianggap menyimpan, menguasai, memiliki, kemudian berpotensi untuk mengedarkan. Kalau tidak salah UU No. 23 Tahun 2009 tentang narkotika sedang direvisi tahun-tahun ini. Alasannya konsumsi narkoba mulai meningkat dan kebanyakan pemakainya adalah kalangan muda.

Aku harap sih, di luar hukum, setelah kita sama-sama memahami kesulitan mereka hingga larut dalam godaan obat terlarang, kita tidak lagi memandang mereka sebagai seonggok manusia yang penuh dosa dan amat hina hingga menjadi kandidat yang perlu dijauhi. Bagaimanapun manusia memiliki keterbatasan. Mereka memang melakukan perbuatan buruk, namun kita tidak perlu terus-menerus menghakimi kesalahan mereka. Ingat: kadang kita lupa bahwa kita semua adalah manusia.

📷: 123RF

[fortunecandy]

JANGAN JADI TRUTH SEEKER | Intermezzo #17

Aku paham kalau konten-konten kayak gini tuh sensitif. Jadi yang sering kuulangin, ini pure opini ya. Semacam analisa sotoy. Tukar pikiran sangat terbuka. Btw udah lama ya nggak konsisten ngisi tumblr. Kayaknya sih kreatifitas dengan aturan malah jadi ‘terkekang’ dan nggak bebas ya. Jadi tuh sebelum intermezzo #16, harusnya aku mempublikasi travel story. Cuma karna kena writer’s block dan nggak ada waktu, itu project nggak kelar-kelar. Padahal udah 75%. Mulai sekarang nulis udah suka-suka aja deh.

Seberapa tabu kata “teori konspirasi” di pikiran kalian? Beberapa orang menganggap kata ini sebagai suatu yang sangat negatif. Tak mengherankan sih. Biasanya yang insecure banget itu orang-orang yang memiliki pemikiran konservatif. Aku yang punya pemikiran liberal gini agak susah buat memahami emosi mereka yang terlalu anti dengan konspirasi. Maksudnya kenapa banget gitu harus di’tolak mentah-mentah’. Aku berharap mereka membuka pikiran sedikit. Lebih bagus lagi bisa menyampaikan alasan khusus kenapa mereka tidak begitu setuju dan dengan cara yang baik, seperti berdiskusi namun masih menghargai perbedaan pendapat yang ada.

Ohiya yang mau tahu soal pemikir konservatif dan pemikir liberal, pengetahuan singkatnya bisa dibaca di thread twitter ini: klik. Menarik banget nggak sih belajar ilmu psikolog? Rasanya pengen balik kuliah lagi dengan mengambil jurusan itu. Tapi pas udah semester 8, cabut relasi. Nggak pakai skripsi karna diriku nggak mau gelarnya, mau ilmunya aja. Setelah dipikir-pikir kalau begitu malah jadi sayang duit. Ada nggak sih semacam kursus atau platform yang ngajarin kita ilmu lain dari level dasar sampai intermediate. Nggak apa-apa deh berbayar. Asal nggak semahal kuliah aja -_-

Yang di video ini benar. Orang-orang yang telah mengetahui pusaran membosankan kehidupan manusia yang dirancang oleh ‘mereka’, akan merasa kesulitan untuk beradaptasi. Kita bisa melihat ada yang salah dengan sistem yang diterapkan, namun orang lain tidak dapat menerima karena merasa segala sesuatunya harus mengikuti standar dan ketetapan yang berlaku. Tipe orang masa kini sekali. Terlalu patuh dan tidak mau memberanikan diri melihat dunia dari sisi lain.

Aku truth seeker tapi tipe yang nggak main depan. Aku suka kalau ada suatu teori yang mengungkap kejahatan freemasonry, tapi aku juga nggak paranoid. Keparahan yang aku rasakan, aku menjadi benci diriku yang membuang-buang waktu untuk sekolah. Gila nggak? Soalnya aku yang ego manusianya berpusat sama waktu. Jadi aku paling nggak suka buang-buang waktu buat hal yang nggak ada feedback-nya dari segi improvement, pengorbanan untuk orang-orang yang aku cintai, atau kesehatan mental diri sendiri. Jadi menurutku sih mengetahui rahasia dunia nggak gampang. Soalnya mental kita diacak-acak. Belum lagi jika dilabeli dengan “orang gila” atau “penggila konspirasi”.

‘Seru’nya sih kita jadi bisa melihat dunia dari sisi lain. Pandangan kita akan suatu sistem, fenomena, atau kebijakan jadi berbeda banget. Biasanya diriku membatin. Menyangkal, marah, dan murka akan semua kejahatan ini. Sekarang aku tidak menanggapinya dengan serius lagi. Selain capek, ini juga prediksi Yang Maha Kuasa. Sudah ada di dalam kitab Al-Qur’an. Aku sebagai manusia bisa apa? Alhasil jika lihat tanda-tanda pergerakan para pengikut dari musuh seluruh umat ini, aku cuma bisa ketawa aja. Salah satunya ngetawain karena orang-orang di sekelilingku pada nggak sadar. Lain lagi kalau aku surfing twitter. Ada yang kritis banget tapi orang yang ditunjuk bersalah, dia kurang tepat. Jadi semacam ada hiburan selingan tapi mirip dark joke gitu (._.)

Tetep sih masih pengen mencurahkan keresahan di sini. Yang aku khawatirin, karena topik yang aku resahkan ini sensitif, orang-orang konservatif ini balik menyerang. Padahal aku cuma curhat doang :(

Gitu aja sih. Konspirasi ada positif dan negatifnya. Yang paling penting itu persiapan mental. Soalnya emang efeknya nggak main-main.