Tumgik
hitamdidalambuku · 8 years
Text
[Non-Review] Pemenang Giveaway Kesetiaan Mr. X
So today is the day.
*hening dulu biar dramatis*
Jadi setelah membaca komentar-komentar yang ada, saya ‘tersentuh’ dengan komentar ini:
Sejauh apa kamu akan berbuat demi cinta?
Sejujurnya saya tidak begitu mengerti dengan jelas definisi akan cinta. Tetapi bila berani melewati tempat pemakaman umum sendirian saat tengah malam padahal sangat penakut hanya untuk memenuhi panggilan telepon seorang sahabat yang mengatakan bahwa kucing kesayangannya baru saja mati dan dia kebingungan tidak tau harus berbuat apa selain membutuhkan kehadiran saya bisa disebut dengan cinta, maka sepertinya saya adalah tipe orang yang akan berbuat tanpa pikir panjang dalam melakukan hal apapun demi seseorang yang berharga dalam hidup saya meskipun harus mengambil banyak sekali resiko.
Waktu kecil mbah saya pernah bilang yang kalau tidak salah begini, ''jadilah seseorang dimana keberadaanmu membuat orang-orang disekitar menjadi merasa beruntung dan lega- untung ada kamu- tetapi dalam hal positif. Mulailah, bantulah, cintailah''
Saya tidak 100% mengerti maknanya tetapi sampai sekarang saya sudah terbiasa lebih sering membantu dan mendahulukan orang lain dan merasakan kepuasan tersendiri saat mereka bisa tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada saya.
apakah yang seperti itu bisa dikatakan sebagai perbuatan karena cinta?
Ya, selamat untuk Maila!
Silakan kirim email ke nurauliafina(@)gmail(.)com yang berisi nama, alamat lengkap, dan no. HP. :D
Terima kasih untuk yang sudah berpartisipasi, sampai bertemu di blog tour selanjutnya! ^^
- Aul
1 note · View note
hitamdidalambuku · 8 years
Text
[Review + Giveaway] Kesetiaan Mr. X
Tumblr media
Ketika si mantan suami muncul lagi untuk memeras Yasuko Hanaoka dan putrinya, keadaan menjadi tak terkendali, hingga si mantan suami terbujur kaku di lantai apartemen. Yasuko berniat menghubungi polisi, tetapi mengurungkan niatnya ketika Ishigami, tetangganya, menawarkan bantuan untuk menyembunyikan mayat itu. Saat mayat tersebut ditemukan, penyidikan Detektif Kusanagi mengarah kepada Yasuko. Namun sekuat apa pun insting detektifnya, alibi wanita itu sulit sekali dipatahkan. Kusanagi berkonsultasi dengan sahabatnya, Dr. Manabu Yukawa sang Profesor Galileo, yang ternyata teman kuliah Ishigami. Diselingi nostalgia masa-masa kuliah, Yukawa sang pakar fisika beradu kecerdasan dengan Ishigami, sang genius matematika. Ishigami berjuang melindungi Yasuko dengan berusaha mengakali dan memperdaya Yukawa, yang baru kali ini menemukan lawan paling cerdas dan bertekad baja. 
Jadi begini, karena saya sudah kelamaan gak menulis review dan lebih sering menulis laporan, gak lengkap rasanya kalo gak ada kata pengantar.
Pertama, terima kasih untuk Mas Dion dari BBI yang sudah memilih saya sebagai host dari blog tour ini.
Kedua, terima kasih untuk Mbak Ira selaku penerjemah buku ini, karena sudah menyelenggarakan blog tour ini.
Ketiga, terima kasih kepada tim blog host; Mbak Sulis, Rico, Mbak Dani, dan Mbak Muhajjah.
Yak.
Ada orang yang gak suka dikasih spoiler buku atau film, katanya gak seru kalo udah tahu akhirnya gimana.
Ada juga orang yang malah suka dikasih spoiler, katanya biar bisa lihat bagaimana ceritanya berjalan.
Di buku ini, siapa yang membunuh, dan bagaimana dia membunuh, bukan lagi rahasia penulis. Pembunuhan Togashi, mantan suaminya, ini tidak direncanakan, dan Yasuko Hanaoka harus memilih: masa depan dia, atau masa depan putrinya?
Tapi dering telepon itulah yang memutuskan.
“Hanaoka-san,” Ishigami kembali berkata. “Pasti sulit bagi wanita untuk menyingkirkan mayat sendirian.” -- hal. 33
Detektif Kusanagi menemui jalan buntu saat melakukan penyelidikan mayat Togashi. Dia mencurigai Hanaoka, tapi alibinya sempurna, dan bisa dibuktikan. 
Sementara itu, Ishigami, tetangga Hanaoka yang membantu wanita itu, bertemu teman lama: Manabu Yukawa, atau Profesor Galileo, yang juga sering diminta bantuan oleh Kusanagi dalam penyelidikan. Termasuk penyelidikan ini.
Pembaca sudah tahu siapa dan bagaimana, tetapi bagaimana Profesor Galileo dapat mengungkap kebenaran? 
“Mana yang paling sulit: menciptakan soal yang sulit atau memecahkannya?” -- hal. 139
Waktu kapan hari itu, saat kopdar dengan BBI Bandung featuring Mbak Dinoy (yang bikin saya inget saya masih hutang satu review buku GPU), saya bertemu Mbak Ira untuk pertama kalinya. Iya, akhirnya. Setelah sekian lama menghuni angkot Bandung, akhirnya kami bertemu Mbak Ira juga.
Beliau sempat membocorkan satu proyeknya.
“Yang pasti novel Jepang,” ujarnya. “Buku ketiga, tapi buku-buku sebelumnya belum pernah diterjemahkan.”
Dan, oh ternyata buku ini toh.
Saya senang membaca cerita detektif, saya senang mengikuti tokoh utama mengumpulkan bukti, menganalisis segala kemungkinan.
There is no perfect crime, begitulah yang saya tangkap dari cerita-cerita detektif yang pernah saya baca. Selalu ada celah yang ditinggalkan pelaku, untuk dilihat, dan diambil oleh si detektif lalu dijadikan bukti, yang akan membawa kebenaran.
Tapi buku ini berbeda, karena tokoh utamanya bukanlah seorang detektif. Detektif Kusanagi hanyalah side character, dan dari sudut pandang pelaku pembaca diajak untuk mengerti dan berempati.
Jujur, saya agak kecewa dengan buku ini. Karena tidak se-hype yang dibayangkan, twist pada akhirnya pun bisa ditebak. Kepingan puzzle yang melengkapi kebenaran juga sudah saya tahu dari awal.
Apakah twist dalam buku ini? Silakan baca sendiri untuk tahu.
Atau, menangi giveaway ini untuk mencari tahu.
Tumblr media
Syarat mengikuti giveaway ini gampang sekali:
Follow @blackinbook dan @Gramedia di Twitter.
Share giveaway ini di Twitter dengan menggunakan hashtag #MrXBlogTour 
Berikan komentar yang berisi jawaban pertanyaan, link share di Twitter, serta alamat email.
Pertanyaannya: Sejauh apa kamu akan berbuat demi cinta?
Jangan baper.
Pemenang akan dipilih berdasarkan jawaban yang paling menarik, dan giveaway akan ditutup tanggal 27 Agustus.
Pemenang akan diumumkan tanggal 29 Agustus bersama dengan host lainnya.
Semoga beruntung!
1 note · View note
hitamdidalambuku · 9 years
Text
[Non Review] Becoming 20: a Personal Reading Challenge
11 Desember nanti saya berulang tahun ke 20. Iya, sekarang saya masih 19 tahun, tapi sering dikira udah 20-sekian. Beberapa bulan sebelumnya, saya berpikir untuk membaca buku-buku yang selalu ingin saya baca di umur 19 tahun ini.
Seperti Watanabe di Norwegian Wood yang membaca The Great Gatsby saat dia berumur 19 tahun.
Jadi, ini adalah personal reading challenge, untuk melihat berapa banyak buku yang bisa saya habiskan dalam 2 bulan. Bukan masalah kuantitas, tapi kualitas. Selain itu, praktikum semester ini lebih gila dibanding semester-semester sebelumnya. Yah, kita lihat saja nanti.
Sekarang, saya sedang membaca Si Parasit Lajang, oleh Ayu Utami. Udah lama saya ingin membaca buku-bukunya beliau, saya punya Saman, tapi Si Parasit Lajang ini lebih menarik minat saya dari halaman pertama.
Lalu saya juga ingin menyelesaikan Tetralogi Buru. Tinggal 2 buku terakhir yang belum dibaca.
Saya ingin membaca Catatan Seorang Demonstran.
Saya juga ingin seperti Watanabe, membaca The Great Gatsby di umur 19.
Saya ingin membaca sastra-sastra lokal yang sudah ditimbun.
Bulan Desember nanti, semoga aja saya bisa update hasil akhir dari RC ini. Sengaja saya gak tulis buku-buku apa aja yang rencananya mau dibaca, selain 5 judul yang saya sebutkan tadi, biar spontan. /halah
Sampai bertemu dua bulan lagi! 
- Aul
0 notes
hitamdidalambuku · 9 years
Text
[Review] Happiness
Tumblr media
SInopsis:
“Berarti nggak masalah, dong, kalau Ceria masuk MIPA tapi ambil Biologi?” “Bisa aja, sih. Tapi kalau kamu tanya Mama, yang banyak hitung-hitungannya itu lebih spesial. Nggak sembarang orang bisa, kan?” Bagi Mama yang seorang dosen Matematika, hitung-hitungan itu spesial. Mama selalu membanding-bandingkan nilai rapor Ceria dengan Reina—anak tetangga sebelah yang pandai Matematika—tanpa melihat nilai Bahasa Inggris Ceria yang sempurna. Karena itu, sepanjang hidupnya Ceria memaksakan diri untuk menjadi seperti Reina. Agar Mama dan Papa bangga. Agar ia tak perlu lagi dibayang-bayangi kesuksesan Reina. Agar hidupnya bahagia. Ceria bahkan memilih berkuliah di jurusan Matematika tanpa menyadari ia telah melepaskan sesuatu yang benar-benar ia inginkan. Sesuatu yang membuat dirinya benar-benar bahagia.  
Saya baca YARN ngacak. Banget. Saya cuma beli buku dengan sinopsis yang menurut saya paling menarik untuk dibeli. Sudah ada empat buku yang saya baca, ketiga buku tersebut berhasil melampaui ekspektasi saya. Lalu ada satu buku yang... yah, begitulah. Dan, Happiness ini adalah salah satu dari ketiga buku itu. Buku bagus, memang sepantasnya diberi perhatian yang layak. Apalagi, temanya cocok dengan kegalauan para mahasiswa-mahasiswa baru: jurusan kuliah, keinginan orangtua, keinginan dan kemampuan diri sendiri. Ceria, hanya ingin kedua orangtuanya bangga. Dan yang mereka pikirkan hanyalah ekstakta, mau itu matematika, fisika, kimia, atau bahkan akuntansi, yang penting nilai-nilai Ceria bagus. Syukur-syukur Ceria seperti Mamanya, seorang dosen Matematika. Masa anak dosen jurusan itu, nilainya jelek, begitu kata orangtuanya. Tidak hanya itu, tekanan yang dialami Ceria juga berasal dari perkataan Mamanya yang kerap kali membandingkan Ceria dengan Reina, tetangganya yang menjadi juara dalam Olimpiade Matematika. Ceria hanya ingin kedua orangtuanya menerima Ceria apa adanya; menyukai mata pelajaran Bahasa Inggris, menyukai berbicara di depan umum, tidak menyukai rumus matematika, apalagi memahami rumus-rumus tersebut. Masalah tidak berkurang ketika Ceria lulus sekolah, justru sebaliknya. Farhan, kakaknya, sudah berusaha meyakinkan Ceria untuk mengambil jurusan yang benar-benar sesuai dengan kemampuan dan keinginan Ceria. Tapi, apalah impian bila tidak melihat senyum bangga yang terulas di bibir Mama dan Papa? Apalah impian bila Mama terus membandingkan Ceria dengan Reina? Apalah impian bila Ceria bisa melihat kekecewaan yang terpancar di mata Mama? Kovernya bagus ya, ngomong-ngomong. Hitam-putih, berbeda dari kover novel YARN sebelumnya yang berwarna-warni. Terlihat gelap, dan memang ceritanya agak gelap bagi saya, padahal nama tokoh utamanya Ceria. Sayangnya, Ceria memang tidak ceria. Penulis bisa menceritakan perjuangan Ceria, perkembangannya dengan baik. Meskipun ditulis dari sudut pandang orang ketiga. Adanya adegan-adegan flashback juga gak bikin kagok, dan penting untuk melihat bagaimana Ceria bisa menjadi dirinya seperti sekarang. Selamat, gak banyak penulis yang bisa menggambarkan perkembangan tokoh dengan baik dalam 222 halaman. Oh ya, tapi lantas hal itu tidak membuat Ceria jadi tokoh yang bisa membuat orang simpati, lho. Karena saya juga sebenarnya gak suka-suka amat sama dia. Lha. Terus, saya juga suka sama dinamika hubungan kakak-adik antara Farhan dan Ceria. Lucu saja sih, dan bikin saya mikir apa gadis lain yang punya kakak laki-laki kayak gini hubungannya. Karena jujur saja, saya perempuan, punya kakak laki-laki beda 5 tahun, dan kami gak saling bergantung satu sama lain. Okelah, kami sering curhat tentang masalah yang kami punya. (Kecuali masalah cinta-cintaan. Kakak saya gak protektif, tapi terakhir kali saya cerita tentang kegalauan saya soal senior yang sudah lulus, dia langsung meminta saya buat gak bercerita lagi soal kehidupan percintaan saya, dan dia akan melakukan hal yang sama.) Dan dulu sekali, waktu kami masih belum dewasa (memang sekarang sudah?) kami sering bertengkar. Hal-hal seperti itulah. Jadi, lucu saja melihat hubungan kakak-adik yang saling akur dan menjaga di novel. Yang saya gak suka itu epilognya. Memang penyelesaiannya ditulis dengan rapi dan masuk akal dan menyelesaikan semua masalah, kecuali satu dan itupun gantung. Ya, sudah deh. Daripada spoiler Mungkin saya perlu baca All You Need is Love. Terima kasih, Fakhrisina Amalia, sudah menulis novel ini dan mengingatkan saya akan kecintaan terhadap Matematika. Hu, sayang di semester 5 mata kuliah yang ada hitungannya gak sebanyak di 4 semester sebelumnya.
Judul: Happiness
Penulis: Fakhrisina Amalia
Penerbit: Ice Cube (imprint dari Kepustakaan Populer Gramedia)
223 halaman, ISBN 9789799109071
0 notes
hitamdidalambuku · 9 years
Text
[Review] Konstelasi Rindu
Tumblr media
Sinopsis:
Akhirnya Rindu Vanilla menyandang status mahasiswa arsitektur. Ia akan belajar mendesain bangunan menakjubkan seperti Menara Eiffel, atau gedung pertunjukan seperti Sydney Opera House, atau taman buatan Gaudi, mungkin juga mendesain barisan pencakar langit yang menghutan di New York City, atau mal, atau... rumah, tentu saja. Untuk seseorang yang ia kasihi. Namun di hari pertama kuliah, ia sadar menjadi arsitek tidak semudah yang dibayangkan. Berkutat dengan garis lurus selama seminggu penuh, lembur hanya untuk mengarsir, bukan bagian dari impian indahnya. Menjadi arsitek juga menjadi impian Djo, Bening, Langit, Sherin, dan Saras. Bersama-sama mereka menjadi bagian dari konstelasi Rindu dalam menjalani kehidupan kampus. Bagaimana mereka belajar memaknai setarik garis yang menghubungkan impian mereka masing-masing?
Berawal dari agenda merah hati, sketsa rumah, dan kehilangan. Rindu Vanilla memiliki alasannya tersendiri untuk membohongi ayahnya dan berkuliah di Jogjakarta, bukan di Surabaya, seperti yang dia katakan kepada ayahnya. Alasan yang sama juga dia katakan demi berkuliah di jurusan Arsitektur. Di jurusan tersebut, dia bertemu teman-temannya yang memiliki impian dan masa lalu yang berbeda. Dan dia, mencoba menerima. Menerima masa lalunya, menerima persahabatan baru, dan menerima cinta dari laki-laki dengan kacamata kucing hutan. Langit. Tentu saja, jalan yang dia tempuh tidak akan mudah. Berawal dari membuat garis sebagai tugas pertama dalam kuliah Arsitektur, Rindu akan menarik garis dalam mencapai impian, dan cita-citanya. -- Tiga kata untuk menggambarkan Konstelasi Rindu: Anak kuliah banget. Saya gak merasakan beratnya kuliah Arsitektur, tapi saya merasakan membuat tugas menggambar, asistensi, revisi gambar, begitu terus sampai akhirnya gambar tersebut di-ACC asisten. Sungguh perasaan lega dan senang ketika tulisan "ACC" lengkap dengan tanda tangan asisten dibubuhkan di atas lembar asistensi, tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata. Iya, lebay. Tapi percayalah, perasaan itu pasti dirasakan semua mahasiswa Teknik. Saya gak tahu ya kalau di fakultas lain gimana. Ini pertama kalinya saya mengenal nama Farah Hidayati. Dan, wow, Konstelasi Rindu ini membuat saya jatuh cinta. Saya jadi tidak sabar untuk membaca sekuelnya. KR ini ceritanya sederhana: tokoh utama ingin menggapai cita-citanya, dan di perjalanan dia bertemu teman-teman baru. Sudah, gitu aja. Tapi dari kesederhanaannya ini, terdapat kalimat-kalimat indah, yang membuat pembaca terus tertarik untuk mengetahui kelanjutan kisah Rindu. Berhasilkah Rindu? Apakah kebohongannya akan terungkap? Bagaimana dengan teman-temannya? Dalam persahabatan, selalu ada cekcok dan beda pendapat, apa mereka bisa melaluinya? Bagaimana dengan Langit? Tahun 2014 saya membaca KR, dan ketika saya menemukan buku ini saat sedang bersih-bersih timbunan, saya tidak bisa menahan diri untuk tidak berhenti dan membaca beberapa bagian favorit. Buku ini sederhana, namun meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya. Dan saya rindu untuk bertemu dengan Rindu, Bening, Djo, Sherin, dan Langit. Ah, saya tidak sabar membaca sekuelnya!
Judul: Konstelasi Rindu
Penulis: Farah Hidayati
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Paperback, 352 halaman
ISBN 9786020300122
0 notes
hitamdidalambuku · 9 years
Text
[Non Review] Selamat Ulang Tahun, Bebi
Tumblr media
Halo Bebi.
Selamat ulang tahun.
Yang keempat, ya? Wah, waktu memang sudah berlalu cepat dan lama, dan sepertinya baru kemarin aku--seorang anak SMA yang masih berpikiran lugu dan sempit--memutuskan untuk mengenalmu, setelah melihat salah satu followers di akun fanbase yang aku pegang, yang sebelumnya telah mengenalmu. Ah ya, namanya Mba Sulis.
Waktu sudah berlalu, Bebi, cepat sekali. Rasanya baru kemarin aku mengenakan seragam putih dengan rok abu-abu panjang, bergegas ke warnet demi mengupdate blog, bahkan aku tidak sempat untuk mengganti baju. Uhuk, bukannya tidak sempat, tapi sebenarnya aku malas.
Dan rasa malas itulah yang membuatku semakin jauh darimu, Bebi. Maaf.
Sudah tiga tahun, dan aku berubah. Bebi juga pasti berubah, bukan? (Aku harap Bebi masih menyukai bakpao dan fanta biru--ngomong-ngomong, apa fanta biru masih dijual, Bebi? Aku jarang minum soda, karena membuatku semakin haus dan aku lebih suka minum air mineral saja.)
Yah, blog-ku bukan di Blogspot lagi, Bebi. Sekarang, kupindahkan semua ke Tumblr. Situs ini lumayan, kalau saja para staff-nya tidak seperti orang yang baru belajar membuat website, berganti-ganti tampilan terus.
Bebi, sebelum aku lupa, aku ingin mengucapkan terima kasih. Karena setelah mengenalmu (ini terdengar seperti sebuah judul buku terjemahan) aku jadi mengenal banyak orang yang membuatku merasa tidak sendiri.
Kau tahu, Bebi, aku bukanlah seorang yang memiliki banyak teman dan senang keluar rumah untuk berjalan-jalan. Aku lebih menyukai keheningan dibandingkan keramaian. Keramaian membuatku tuli, membuatku merasa lemah tanpa pertahanan. Dan itulah mengapa aku lebih suka berada di rumah yang hening, dengan suara TV dari kamar Nenek, atau suara lagu dari speaker komputerku. Atau, keheningan di perpustakaan dan masjid kampusku yang selalu jadi pelarian apabila aku menginginkan sedikit keheningan di tengah-tengah keramaian aktifitas kuliah.
Terkadang, keheningan itu membuatku kesepian.
Itu sebelum aku membuka buku, tentu saja.
Dan itu sebelum aku mengenalmu, Bebi.
Kau telah mengenalkanku kepada orang-orang yang mengerti caraku mengagumi kata-kata, menggemari seseorang yang tidak nyata, dan mereka tidak lantas menghakimiku karenanya.
Tahu tidak, Bebi, ada berapa banyak pintu di dunia ini? Pintu yang terbuka ke berbagai macam dunia, pintu untuk mereka yang mencintai keheningan atau mengagumi keramaian, untuk mereka yang menjadi mayoritas atau menjadi minoritas... semua pintu itu
ada dan terbuka! Satu-satunya yang perlu kita lakukan adalah membuka kover depan buku dan voila! Kita sudah ada di dunia baru!
Kita bisa menangkap Snitch!
Kita bisa memberitahu Aragorn kalau musuh membawa para Hobbit ke Isengard!
Kita bisa mengenal Will seperti Lou mengenal Will!
Kita bisa memburu hantu bersama Lockwood dan kawan-kawan!
Bebi, yang memberitahuku bahwa masih ada banyak pintu-pintu lainnya adalah orang-orang yang mengenalku darimu.
Mereka tidak menghakimiku, karena mereka mengerti.
Aku akan selalu berterimakasih, Bebi.
Mungkin sekarang pun aku masih akan jarang bercakap-cakap denganmu tentang buku yang baru aku baca. Ah, aku selalu berdalih bahwa aku sibuk--ini AGAK benar--tapi sebenarnya aku malas. Maafkan aku, Bebi.
Tapi, aku pasti akan kembali. Dan kita akan berbincang tentang pintu yang baru saja kubuka. Tentang teman-teman dan dunia baru di balik pintu itu. Aku tidak sabar.
Sekali lagi, selamat ulang tahun.
Aulia
P.S.: Sebenarnya sekarang aku tengah membaca Les Miserables bersama Mas Tezar dan Kak Linda. (Sebenarnya, Mas Tezar sudah selesai--tentu saja, beliau membaca versi lebih pendek dan terjemahan bahasa Indonesia pula. Sial, kenapa juga aku memiliki versi lengkap dan berbahasa Inggris?) Tapi aku malah membaca banyak buku-buku Young Adult lokal. Hahaha, jangan bilang-bilang mereka berdua, ya? Biar ini jadi rahasia di antara kita.
P.P.S.: Duh, Bebi, kenapa aku bisa lupa bercerita tentang ini? Aku sebenarnya ingin sekali bisa menjadi salah satu yang menciptakan dunia di balik pintu itu. Doakan aku ya.
0 notes
hitamdidalambuku · 9 years
Text
[Review] Landline
Georgie McCool knows her marriage is in trouble;it has been in trouble for a long time. She still loves her husband, Neal, and Neal still loves her, deeply — but that almost seems beside the point now.
Maybe that was always beside the point.
Two days before they’re supposed to visit Neal’s family in Omaha for Christmas, Georgie tells Neal that she can’t go. She’s a TV writer, and something’s come up on her show; she has to stay in Los Angeles. She knows that Neal will be upset with her — Neal is always a little upset with Georgie — but she doesn't expect him to pack up the kids and go home without her.
When her husband and the kids leave for the airport, Georgie wonders if she’s finally done it. If she’s ruined everything.
That night, Georgie discovers a way to communicate with Neal in the past. It’s not time travel, not exactly, but she feels like she’s been given an opportunity to fix her marriage before it starts . . .
Is that what she’s supposed to do?
Or would Georgie and Neal be better off if their marriage never happened?
When Neal smiled, he had dimples like parentheses—stubbly parentheses.
Georgie sudah menikah dengan Neal selama 15 tahun dan dikaruniau 2 anak perempuan bernama Alice dan Noomi—Noomi, bukan Naomi.
Pernikahan mereka bukannya tidak memiliki masalah.
Beberapa hari sebelum Natal, Georgie membatalkan kepergiannya ke Omaha karena pekerjaannya sebagai penulis naskah sitcom.
Mungkin, masalah di pernikahan mereka dimulai ketika Neal memutuskan untuk menjadi stay at home dad, menggantikan Georgie menjaga anak-anak mereka?
Mungkin, masalah mereka dimulai ketika Georgie menjadi sangat sibuk dan sering pulang malam?
Mungkin, masalah mereka dimulai bahkan sebelum menikah, ketika Georgie memutuskan untuk bekerja sebagai penulis naskah? Bagaimana jika masalah itu sudah ada tanpa mereka mengetahuinya?
Apapun itu, Neal tetap pergi ke Omaha untuk mengunjungi ibunya, membawa serta kedua putri mereka.
“My marriage isn’t over, Heather, and I don’t need your support.”
“So Neal didn’t leave you and take the kids to Nebraska?”
“He took them to see their grandmother. It’s not like he’s fighting me for custody.”
“Neal would totally get custody, don’t you think?”
Tapi, benarkah pernikahan mereka belum berakhir? Neal dan Georgie tidak saling berbicara sejak dia dan anak-anak sampai dengan selamat di Omaha…
…hingga Georgie menelepon rumah di sana menggunakan telepon kuning berukuran besar, yang terletak di kamar lamanya di rumah ibu Georgie. Telepon yang sama yang Georgie gunakan ketika dia masih berpacaran dengan Neal.
Tapi ketika telepon itu diangkat oleh Neal, ternyata itu bukan Neal yang sama. Yang mengangkat telepon itu adalah… Neal 15 tahun yang lalu, ketika mereka belum menikah, dan terancam putus.
Apa ini berarti, Georgie memiliki kesempatan kedua untuk memperbaiki rumah tangganya? Atau… merusak kesempatan untuk menikahi Neal?
And, Neal, if you don’t come back to me, you’ll never see what a good dad you are.
And it won’t be the same if you have kids with some other, better girl, because they won’t be Alice and Noomi, and even if I’m not your perfect match, they are.
--
So Rainbow Rowell did it again.
Buku-buku beliau kayaknya gak ada yang saya kasih 3 bintang. 4 bintang semua.
Karena saya suka penulisannya: tidak ada metafora yang berlebihan. Semuanya pas dengan kadar kemanisan yang gak bikin sakit gigi.
Sudut pandang orang ketiga terbatas juga cukup bagi pembaca untuk merasakan ketakutan dan kekhawatiran Georgie, jatuh cinta dengan Neal, stres karena deadline. Merupakan angin segar bagi saya yang akhir-akhir ini baca buku bahasa Inggris dengan sudut pandang orang pertama. I-I­-an terus kan bosen.
Suka duka Georgie dalam menjalani bidang sesuai passion­-nya juga tergambar dengan jelas: ada harga yang harus dibayar untuk mengejar cita-citanya menjadi penulis sitcom bersama Seth, sahabatnya. Harga tersebut terlihat jelas ketika dia pulang malam sehabis lembur, ketika dia menghabiskan waktu bersama anak-anaknya…
Tokoh favorit saya adalah: Heather! Adik perempuan Georgie yang umurnya terpaut jauh ini kocak dan unik, dengan caranya sendiri sebagai remaja berumur 17 tahun.
Lalu—spoiler gak ya?—kenapa telepon tersebut tidak pernah dijelaskan dapat tersambung ke masa lalu? Atau mungkin, tidak perlu dijelaskan karena some things are meant to be left unexplained? Siapa yang tahu?
Menunggu buku Rainbow Rowell yang lainnya untuk diterjemahkan di sini dengan kover yang lebih menarik.
3/5
Review ini ditulis untuk mengikuti Baca Bareng BBI 2015 bulan Februari: Profesi.
Judul: Landline
Penulis: Rainbow Rowell
Penerbit: St. Martin's Press
Format: e-book
ISBN 1250049377
0 notes
hitamdidalambuku · 9 years
Text
[Non Review] 2015 Reading Challenge
Belum ada kata terlambat, kan, untuk ikutan Reading Challenge?Setelah melihat-lihat banyaknya Reading Challenge yang beraneka ragam—hei saya baru tahu ada Comic Reading Challenge juga—saya memutuskan hanya mengikuti tiga RC saja.
Tumblr media
Goodreads Reading Challenge. Pastinya. Bisa dibilang, ini sudah semacam kewajiban setiap tahun. Rencananya, saya akan membaca minimal 75 buku.
Joglosemar Babat Timbunan. Saya sudah bikin post-nya di sini, dengan tambahan yang akan saya jelaskan.
Tumblr media
Projek Baca Buku Cetak. Timbunan buku saya kayaknya sudah mencapai… dua ratus. Kayaknya lho, ya. Bisa lebih.
Terus, ada perubahan untuk rule Joglosemar Babat Timbunan. Setelah membaca kurang-lebih delapan belas buku, saya tidak sanggup hanya membeli satu buku setelah membaca lima. Jadi,
I pledge to buy two books after reading five books.
Oh ya, di post ini juga bakal ada daftar buku-buku yang saya baca untuk tahun ini. Dipisah berdasarkan bulan.
Tulisan bold menandakan termasuk buku untuk Project Baca Buku Cetak.
Januari:
Coupl(ov)e – Rhein Fathia
Blue Heaven – Mahir Pradana
Sharp Objects – Gillian Flynn
Robohnya Surau Kami – A. A. Navis
Wonderstruck – Brian Selznick
The One Plus One – Jojo Moyes
Before I Go to Sleep – S.J. Watson
Marriageable – Riri Sardjono
Will Grayson, Will Grayson – John Green and David Levithan
And Then There Were None – Agatha Christie
Gadis Kretek – Ratih Kumala
Orang Asing – Albert Camus
Never Never – Colleen Hoover and Tarryn Fisher
Amba – Laksmi Pamuntjak
Entrok – Okky Madasari
Februari:
Kastil Es dan Air Mancur yang Berdansa – Prisca Primasari
I Find It in Your Eyes – Sabrina Zee
Looking for Alaska – John Green
Unwind - Neal Shusterman
Days of Blood and Starlight - Laini Taylor
Saving Francesca - Melina Marchetta
Nights of Cake and Puppets - Laini Taylor
Inkspell - Cornelia Funke
Unplanned Love - Jenny Thalia Faurine
Satin Merah - Brahmanto Anindito dan Rie Yanti
0 notes
hitamdidalambuku · 9 years
Text
[Review] Walking After You
Masa lalu akan tetap ada.
Kau tak perlu terlalu lama terjebak di dalamnya.
Semua orang mempertanyakan keputusan An untuk bekerja di Afternoon Tea, toko kue yang dikelola Galuh sepupunya. Mereka tahu, tangan An tidak cocok untuk membuat kue. Mereka tahu, tangan An lebih cocok untuk membuat adonan pasta dibanding adonan kue.
Pada kisah ini, kau akan bertemu An.
Perempuan dengan tawa renyah itu sudah lama tak bisa keluar dari masa lalu.
Ia menyimpan rindu, yang membuatnya semakin kehilangan tawa setiap waktu.
Membuatnya menyalahkan doa-doa yang terbang ke langit.
Doa-doa yang lupa kembali padanya.
  Hey, An, bagaimana rasanya kehilangan separuh dirimu? Bagaimana rasanya selalu bersama dengan seorang yang amat berarti sejak masih di dalam kandungan ibumu—hingga suatu hari kebersamaan kalian berakhir?
  An tahu, seharusnya ia tinggalkan kisah sedih itu sejak berhari-hari lalu.
Namun, ia masih saja di tempat yang sama.
Bersama impian yang ternyata tak mampu ia jalani sendiri, tetapi tak bisa pula ia lepaskan.
  An tahu dia tidak berbakat membuat kue. Dia tahu, Julian tahu, Gen tahu, Galuh tahu. Tapi itu tidak menghentikannya untuk membuat kekacauan di dapur, mengundang decakan kesal dari Ju—Julian. Karena Afternoon Tea bukan impian An, tapi Arlet. Saudara kembar An yang sudah lama pergi.
  Pernahkah kau merasa seperti itu?
Tak bisa menyalahkan siapa-siapa, kecuali hatimu yang tak lagi bahagia.
Pernahkah kau merasa seperti itu?
Saat cinta menyapa, kau memilih berpaling karena takut bertemu luka?
  Di Afternoon Tea, An belajar. Belajar membuat souffle, belajar mencintai apa yang Arlet cintai, dan… belajar untuk melepaskan masa lalu.
  Mungkin, kisah An seperti kisahmu.
Diam-diam, doa yang sama masih kau tunggu.
   Walking After You mengingatkan saya akan Memori; menyimpan rasa kesepian untuk tokoh utama. Jika di dalam Memori, Mahoni mencari arti kata rumah dan keluarga, maka di Walking After You, An mencari cara untuk melepaskan masa lalu. Melepas, bukan melupakan. Adegan-adegan flashback juga ada untuk menunjukkan apa yang membuat An menjadi seperti sekarang.
Meskipun novel ini juga menyimpan berbagai perasaan suram—sedih, berkabung, dan bersalah—tapi novel ini tidak suram. Hangat, malah. Berkat interaksi An dan Ju.
Sudah terlihat bahwa penulis melakukan riset dengan maksimal; Afternoon Tea terasa nyata. Ditambah dengan ocehan An kala menggoda Ju, jawaban Ju yang terdengar marah padahal dia hanya malu, dan tawa Galuh dan Gen ketika mendengar mereka berdua… semuanya terasa hangat, dan nyata.
Saya membeli Walking After You di BukaBuku. PO, untuk mendapatkan tandatangan penulis. Yang saya tidak sangka, ternyata ada pesan kecil di dalamnya.
Well, I still hope I can—will—experience love that is as sweet as cakes are.
4/5
Judul: Walking After You
Penulis: Windry Ramadhina
Penerbit: GagasMedia
320 halaman
ISBN 9789797807726
0 notes
hitamdidalambuku · 9 years
Text
[Review] Every Day
Tumblr media
I wake up.
Immediately I have to figure out who I am. It’s not just the body—opening my eyes and discovering whether the skin on my arm is light or dark, whether my hair is long or short, whether I’m fat or thin, boy or girl, scarred or smooth. The body is the easiest thing to adjust to, if you’re used to waking up in a new one each morning. It’s the life, the context of the body, that can be hard to grasp.
Every day I am someone else, I am myself—I know I am myself—but I am also someone else.
It has always been like this.
Penggalan tersebut seharusnya sudah bisa menunjukkan beginilah tulisan David Levithan. Untuk yang pernah membaca bukunya, pasti sudah familier dengan tulisannya tentang kegalauan remaja dan angst. Every Day pun bukan pengecualian.
A tidak punya tubuh. Setiap hari, dia terbangun di dalam tubuh orang lain, menjalankan aktivitas pemilik tubuh itu seperti biasa. Dia tidak memikirkan apa yang bisa diubahnya di dalam tubuh itu. Dia tidak memikirkan untuk terlalu dekat dengan orang-orang di sekitarnya karena dia tahu, keesokan harinya dia tidak akan melihat mereka lagi.
Sampai dia bertemu dengan Rhiannon di hari dia berada di dalam tubuh Justin. Rhiannon adalah pacar Justin. Gadis itu sebenarnya tidak bahagia dengan hubungan mereka, tetapi untuk alasan yang bahkan A tidak mengerti, Rhiannon masih tetap bersama Justin.
She is so lost in her sadness that she has no idea how visible it is. I think I understand her—for a moment, I presume to understand her—but then, from within this sadness, she surprises me with a brief flash of determination. Bravery, even.
Di hari yang sama pula, A jatuh cinta. Kepada Rhiannon.
Kesalahan yang besar, karena siapa yang tahu besok A akan bertemu dengan Rhiannon lagi? Dan bagaimana dengan Rhiannon yang masih bersama Justin?
Pernah dengar kutipan dari buku To Kill a Mockingbird?
You never really understand a person until you consider things from his point of view… until you climb inside of his skin and walk around in it.
Seperti itulah A setiap hari. A adalah narator yang cerdas dan bijak, didapatkan dari pengalamannya setiap hari. Orang-orang yang A pinjam tubuhnya untuk sehari adalah orang-orang yang mungkin kita temui setiap hari; gadis populer di sekolahmu, pemuda pendiam yang setiap hari duduk di kursi paling belakang, atau bahkan gadis berumur 16 tahun yang seharusnya bersekolah tapi malah bekerja membersihkan rumah kita? A pernah berdiri di atas sepatu mereka semua.
David Levithan menulis buku ini dengan indah tanpa kalimat-kalimat klise untuk menggambarkan perasaan A kepada Rhiannon, dan banyak kutipan-kutipan indah di novel ini.
Ketika A jatuh cinta, saya juga ikut jatuh.
Ketika A ingin tahu bagaimana rasanya terbangun di tubuh yang sama setiap hari, saya juga ikut bertanya-tanya.
Ketika A berharap bahwa hari esok adalah hari ini, saya juga ikut berharap bersamanya.
Saking terhanyutnya saya membaca kisah A, saya sudah tidak peduli lagi A ini apa; apa dia laki-laki atau perempuan, straight atau gay karena perasaannya terhadap Rhiannon, iblis yang merasuki manusia atau manusia yang tidak punya tempat… some things are better left unexplained.
Saya juga suka dengan ending-nya, akhir yang pas dan sempurna untuk pembaca yang memang tidak menginginkan jawaban mengenai kelanjutan kisah A.
Sebenarnya Every Day sudah cukup untuk menjadi stand-alone­, tapi ternyata ada sekuelnya yang berjudul Another Day, ditulis dari sudut pandang Rhiannon. Saya gak tahu apa Another Day adalah Every Day dari sudut pandang Rhiannon, atau murni kelanjutan Every Day.
Tapi Every Day akan selalu jadi salah satu novel favorit saya. Bahkan ketika saya membuka novel ini kembali untuk menulis review, rasanya seperti mengobrol dengan teman lama. Rasanya saya ingin menyapa A. Hello, A. How are you? How’s Rhiannon? Are you feeling okay there? Dan saya akui, tidak banyak novel yang bisa membuat saya seperti itu.
4/5
Judul: Every Day (Every Day #1)
Penulis: David Levithan
Penerbit: Knopf Books for Young Readers
322 halaman, ISBN 9780449815533
1 note · View note
hitamdidalambuku · 9 years
Note
(masih anon yg tadi) Di gramedia bargain book kisaran harganya brp kak? Dan aku pernah nih kalo gasalah tahu dari mana ya, lupa, pokoknya kakak beli tfios di Books itu yg di baltos. Bener ga? Kalo iya kaka disana dapet dengan harga berapa?
bukunya bisa dari 50k-80k, tapi segitu kan udah lumayan murah buat buku impor. dan saya sebenernya gak pernah dapet YA di Books, beli TFiOS itu di Gramedia Mall Taman Anggrek Jakarta, waktu libur lebaran tahun 2012 (masih inget, soalnya dulu jarang beli buku impor).
0 notes
hitamdidalambuku · 9 years
Note
Permisi kakak, mau tanya dong jawab ya! Pernah ke toko buku imported books di Baltos? Kayak gimana sih didalamnya? Apakah harganya murah dan koleksinya memuaskan? Kakak pernah gaksih nemu disana buku buku populer kaya the hunger games, divergent, bukunya john green tp secondhand atau baru tapi murah bgt? I need those krn aku mau kesana tp jauh banget jadi ya butuh info pasti. Makasih:)
halo~karena ibu saya buka toko di baltos, jadi saya lumayan sering ke Books (mau belanja baju di toko ibu saya juga boleh, lantai 2 depan lift tengah ya #shamelesspromotion).kalo ke Books itu, mengutip kata teman saya--mba Ira kalo ga salah--harus saat waktu luang. karena di sana banyak buku-buku impor yang enggak dikategorikan berdasarkan nama penulis atau judul. memang ada section-nya sih untuk novel & buku anak-anak, tapi kita harus teliti buat lihat-lihat. saya pernah nemu The Giver di sana.untuk buku-buku mainstream, kayaknya jarang ya ada di Books. terutama YA, jarang ada. saya seringnya nemu Stephen King, Agatha Christie, bukunya Jojo Moyes juga pernah lihat.Anon tinggal di Bandung? kalo males nyari di Books, di gramedia merdeka suka ada buku-buku impor di waktu tertentu, letaknya di bargain books, depan yang jualan makanan. buku-bukunya biasanya dari Books, dan saya pernah nemu The Messenger-nya Markus Zusak dan The Lovely Bones-nya Alice Sebold. semoga ini menjawab pertanyaan Anon ya, saya kalo ke Books cuma buat nyari buku dewasa--maksudnya kayak buku Stephen King atau Jhumpa Lahiri. kalo YA saya sering nyarinya di gramed merdeka bagian bargain books itu. ^^
0 notes
hitamdidalambuku · 9 years
Text
[Non Review] Joglosemar Tantangan Babat Timbunan
RC pertama saya di tahun 2015. *joget joget*
BBI-ers Joglosemar terkenal akan kemampuan menimbunnya. /DIKEPLAK SEJOGLOSEMAR
Eh tapi RC ini kreatif, menantang peserta buat gak impulsif saat datang ke toko buku. UHUK AUL UHUK.
Ini peraturannya:
Tidak perlu membuat Master Post. Tapi kalau mau buat, itu akan sangat membantu dalam mendata buku untuk sementara. Sekaligus jadi semacam reminder bahwa kalian sudah berjanji untuk diet beli buku dan babat timbunan.
Pasang banner JOGLOSEMAR Tantangan Babat Timbunan di sidebar blog kamu dan link-kan ke Master Post. Kalau nggak buat Master Post, silakan link ke post ini.
Daftarkan blogmu (atau facebook) ke linky dibawah ini. Ajak yang lain, semakin banyak teman, semakin besar tingkat keberhasilanmu.
Tetapkan target, minimal habiskan 5 timbunan (buku). Selebihnya boleh kamu tetapkan sendiri, mau pasang target 7 buku, 10 buku, atau 15 buku sebelum beli buku baru no problem, silakan aja kalau kuat hehe.
Be self-dicipline. Buat rulesmu sendiri (cek opsi rules di bawah). Flexibel aja, semampunya, tapi disiplin. 
Tantangan ini berlaku sepanjang tahun 2015, di mulai dari  1 Januari 2015 - 31 Desember 2015
Di akhir tahun, silakan buat wrap up post untuk mereview hasil tantanganmu. Sukses atau nggak?
Enjoy the challenge.
Make your OWN RULES:
OPSI RULES
1. BUY 1 book after read 5 books 2. BUY books after read 5 books
3. Add 1 ebook after read 5 books 4. Add ebooks after read 5 books 5. Borrow/swap 1 book after read 5 books 6. Borrow/swap books after read 5 books 7. Collect 1 book after read 5 books 8. Collect books after read 5 books
So, I pledge myself to read 5 books before buying one book, adding ebooks, borrowing or swapping one book, and collecting one book.
Yap, untuk buku cetak, sudah hampir gak ada tempat lagi. Saya butuh tempat penyimpanan plastik baru (karena saya gak punya rak buku). Kalo ebook, bisa ditaruh banyak di ponsel. XD
Tertarik untuk ikutan? Silakan meluncur ke blog ini. ;)
0 notes
hitamdidalambuku · 9 years
Text
[Non Review] Reader Problems
Image Source.
Shamelessly tagged myself from Mba Sulis' post. Hahaha.
QUESTIONS
  1. You have 20,000 books on your TBR. How in the world do you decide what to read next?
Ngasal. Hahaha. Kadang lagi lihat-lihat timbunan, kalo tiba-tiba kepikiran, “Ah ini udah lama ada tapi belum dibaca. Baca, deh.” Langsung comot, padahal sebenernya gak tau dibaca gak tau enggak. Kadang berhubungan sama apa yang sebelumnya dibaca. Kayak saya baru baca Every Day-nya Levithan, terus kepengen baca yang sesedih buku itu, saya comot P.S. I Love You-nya Ahern deh.
  2. You’re halfway through a book and you’re just not loving it. Do you quit or are you committed?
Saya pernah baca buku: Dance, Dance, Dance. Murakami. Tinggal beberapa halaman lagi, tapi karena keselang sama buku lain (lupa apa judulnya), pas saya kembali lagi ke Dance, Dance, Dance… saya udah gak dapet feel-nya, terus saya ngulang dari awal. HAHAHAHA. Jadi, saya ini orangnya kalo memang gak suka sama satu buku, saya langsung selesai saat itu juga. No turning back. Saya baca Ugly Love dan Shatter Me itu DNF, alias Did Not Finish. Saya gak suka, ilfeel sama tokoh dan gaya penulisannya. Tapi kalo kejadiannya kayak Dance, Dance, Dance, saya gak bakal ragu-ragu buat baca dari awal. Karena dari awal memang saya suka dengan buku itu.
  3. The end of the year is coming and you’re so close, but so far away on your Goodreads reading challenge. Do you try to catch up and how?
Duh saya gak pernah harus ngejar GR challenge tuh. (Sombong.) Hahaha, enggak deng. Di awal-awal tahun 2014 itu saya ketinggalannya banyak banget, yang langsung dikejar ketika libur kuliah selama 3 bulan. Jadi, ketika menentukan banyaknya buku yang mau dibaca buat GR challenge, saya membayangkan dulu kira-kira apa yang akan terjadi tahun itu. Jadi yah, 50 buku itu cukup kok. Syukur-syukur lebih dari itu.
  4. The covers of a series you love do. not. match. How do you cope?
Jujur, saya bukan tipe orang yang peduli kovernya match atau enggak. Selama buku itu ada di tangan saya, saya gak peduli lagi sama kondisinya.
5. Every one and their mother loves a book you really don’t like. Who do you bond with over shared feelings?
Kayaknya kita semua pernah ya jadi satu-satunya orang yang ngasih rating kecil di Goodreads, sementara teman-teman kita yang lain ngasih rating yang besar. Saya biasanya melihat dari dua sisi; sisi yang membuat teman-teman saya suka, dan sisi yang membuat saya gak suka.
  6. You’re reading a book and you are about to start crying in public. How do you deal?
Look down, don’t look at anyone. Just look down. Avoid anyone’s gaze. Atau izin ke belakang, lalu nangis sepuasnya di sana. Works every time.
  7. A sequel of a book you loved just came out, but you’ve forgotten a lot from the prior novel. Will you re-read the book? Skip the sequel? Try to find a synopsis on Goodreads? Cry in frustration?!?!?!?
Hahaha sebenarnya saya belum pernah sampai lupa cerita di buku sebelumnya tentang apa. Tapi kalo itu terjadi, saya bakal skimming buku sebelumnya itu biar ada yang inget.
  8. You do not want anyone. ANYONE. borrowing your books. How do you politely tell people nope when they ask?
Ngg, saya sih oke-oke aja kalo ada yang mau pinjem buku. Saya malah seneng. Dan… karena saya sebenernya gak peduli tentang kondisi buku setelah dipinjamkan… call me whatever you want, but I don’t really care if my book-spine is broken after I lent it to my friend.
  9. Reading ADD. You’ve picked up and put down 5 books in the last month. How do you get over your reading slump?
Baca ulang buku-buku favorit. Atau baca buku dari genre yang memang selalu saya suka. Apa pun buku yang sudah saya baca sebelumnya, saya selalu kembali ke YA. Karena YA tuh kayak comfort zone saya.
  10. There are so many new books coming out that you’re dying to read! How many do you actually buy?
Haha. Hahaha. Hahahaha. HAHAHAHAHAHAHAHA. Tau kan kalo dulu saya punya book haul meme namanya Buying Monday yang diberhentikan karena pesertanya cuma saya sendiri. Nah setelah BM diberhentikan, keinginan buat beli buku itu makin gak bisa dibendung. Hahaha, karena waktu SMA saya mampunya buat minjem di taman bacaan, dan sekarang, begitu punya uang, pengennya uang itu dibelikan buat buku teruuus. Tapi akhirnya saya bikin perjanjian ke diri sendiri kalo saya boleh beli buku kalo: a) Tugas udah beres, semacam reward ke diri sendiri. b) Buku yang sebelumnya dibeli udah dibaca. Dan itu pun dibatasi, maksimal 3 buku. Meskipun sekarang… err, bulan Desember sih ya….
11. After you’ve bought the new books you can’t wait to get to, how long do they sit on your shelf before you get to them?
Kalo saya saking gak sabarnya pengen baca, saya akan baca SAAT ITU JUGA. Di jalan mau pulang, atau di rumah, saya bakal langsung lahap habis buku itu. Kalo saya gak begitu kepengen baca, paling nunggu beberapa hari, beberapa minggu, beberapa bulan, beberapa tahun…
  BONUS QUESTIONS
Dari mba Sulis
  12. Berapa jumlah timbunanmu? Kapan semua timbunan berhasil dibaca semua?
ADUH BERAPA YA JUMLAHNYA. Sekarang saya hampir gak pernah masukin jumlah timbunan ke Goodreads. Malu, banyak aib. Hihihi. Jadi sekarang saya masukin timbunan ke aplikasi yang saya bikin, sebenarnya aplikasi itu terinspirasi dari Goodreads sih. Tapi lumayan, karena timbunan itu seperti aurat, harus ditutup.
  13. Bila ada beberapa penerbit yang menawarkan buku untuk direview, buku mana yang akan diprioritaskan terlebih dahulu untuk dibaca?
Saya sekarang jarang dapet buntelan. #kode
Biasanya begitu dapet buntelan, saya akan langsung baca saat itu juga, biar ke sananya saya gak repot sendiri menjelang deadline.
  Dari Aul alias saya sendiri:
  14. Gimana cara mencari waktu buat baca di kala sedang sibuk-sibuknya?
Biasanya saya baca buku di mobil, saat berangkat atau pulang. Terus saya juga punya kebiasaan untuk membawa satu buku di tas, atau selalu menyediakan ebook di HP. Biasanya yang saya suka baca akhir-akhir ini tuh ebook, karena saya biasanya pulang malem, gak memungkinkan untuk baca buku cetak. Dan sekarang saya kepengen punya e-reader, Nook Simple Touch lumayan murah lagi…
  15. Ada buku yang kamu gak terlalu suka, mau dihibahkan untuk dijual atau swap, atau disimpan?
Mau dihibahkan. Kebetulan saya lagi sortir buku-buku yang mau dijual atau buat swap, barangkali ada yang tertarik, kalo halaman ini udah di-update, saya bakal woro-woro.
Saya nge-tag semua orang yang tertarik untuk melakukan ini. :D
0 notes
hitamdidalambuku · 9 years
Text
[Non-Review] Baca & Opini Bersama BBI
Halo, halo!
Karena tahun 2014 ini saya sering mangkir dari posbar, jadi resolusi tahun 2015 saya adalah: ikut posbar!
Apalagi, di tahun 2015 ini, posbarnya bukan cuma review buku, tapi ada opini juga.
Tema Baca Bareng:
Januari: Buku Secret Santa, dipos tanggal 30 Januari 2015. Karena saya gak ikut SS, jadi saya skip yang bulan Januari.
Februari: Profesi, yaitu buku-buku yang di dalamnya dijelaskan cukup rinci mengenai profesi tokoh-tokohnya. Misalnya, Twivortiare Ika Natassa yang menjelaskan profesi bankir. Dipos tanggal 27 Februari 2015.  Review Aul: Landline-nya Rainbow Rowell.
Maret: Adaptasi buku ke film atau film ke buku, misalnya The Fault in Our Stars, Supernova, dll, dipos tanggal 31 Maret 2015. Review Aul: Percy Jackson & The Lighting Thief.
April: Buku yang sudah diterbitkan yang sebelumnya dipos online (wattpad, blog, forum, dll), misalnya Coup(L)ove Rhein Fathia, Kambing Jantan Raditya Dika, dll., dipos tanggal 30 April 2015. Review Aul: Red - Fhily Anastasya
Mei: Buku bertema Hak Asasi Manusia dan kritik sosial, misalnya I am Malala, Kumpulan Puisi Wiji Thukul, A Time to Kill John Grisham, dll., dipos tanggal 29 Mei 2015. Review Aul: err, saya belum menentukan buku apa yang mau dipilih. Mungkin nanti. :p
Juni: Budaya dan setting Indonesia, misalnya Laskar Pelangi Andrea Hirata, Lampau Sandi Firly, dll., dipos tanggal 30 Juni 2015. Review Aul: Montase - Windry Ramadhina
Juli: Kenakalan anak-anak, misalnya serial Malory Towers Enyd Blyton, serial Anak-anak Mamak Tere Liye, dll., dipos tanggal 31 Juli 2015. Review Aul: Hetty Feather - Jacqueline Wilson
Agustus: Seputar Perang Dunia I dan II, misalnya Code Name Verity Elizabeth Wein, A Farewell to Arms Ernest Hemingway, dll., dipos tanggal 28 Agustus 2015. Review Aul: The Storyteller - Jodi Picoult.
September: Sastra Eropa, misalnya buku-buku Jane Austen, Leo Tolstoy, dll., dipos tanggal 30 September 2015. Review Aul: Pride and Prejudice - Jane Austen.
Oktober: Horror, misalnya buku-buku Eve Shi, R.L. Stines, dll., dipos tanggal 30 Oktober 2015. Review Aul: belum dipilih juga. Kalo Click Clack the Rattlebag-nya Gaiman boleh gak ya? >,<
November: Detektif / Thriller / Misteri, misalnya Gone Girl Gillian Flynn, Da Vinci Code Dan Brown, Agatha Christie, dll., dipos tanggal 27 November 2015. Review Aul: Sharp Objects - Gillian Flynn.
Desember: Baca bareng 1 judul, ditentukan kemudian, dipos tanggal 28 Desember 2015.
Tema Opini Bareng
Januari: Ekspektasi
Pernahkah kamu ingin membaca suatu buku karena mendengar buku itu bagus atau merasa sepertinya buku itu “gue banget”? Bagaimana setelah kamu akhirnya membaca buku yang kamu inginkan itu? Atau pernah sebaliknya, menyangka tidak akan suka suatu buku tetapi ketika kamu selesai membacanya kamu malah menikmatinya?
Februari: Karakter Tokoh Utama
Apakah kamu lebih menyukai karakter utama yang serbasempurna, mirip dengan kepribadianmu, atau yang hidupnya penuh dengan masalah dan ketidaksempurnaan? Apakah kamu menyukai tokoh utama yang cerewet atau pendiam?
Maret: Alur Cerita
Apakah kamu tipe yang ingin alur cerita maju teratur atau melompat-lompat? Buku dengan alur yang paling menyenangkan dan paling menyebalkan yang pernah kamu baca?
 April: Hubungan dengan Pembaca
Apakah kamu pernah merasa terhubung dengan suatu bacaan? Apakah kamu pernah mendapati buku yang pesan moralnya sama sekali bertentangan dengan pendapatmu? Bagaimana menyikapinya?
Mei: Realita Sosial
Pernah merasa buku yang kamu baca sangat jauh dari kenyataan? Sangat sesuai dengan kenyataan? Kemungkinan akan menjadi kenyataan dalam waktu dekat?
Juni: Setting dalam buku
Bagaimana penulis menuliskan latar buku yang kamu baca? Apakah membuatmu dapat membayangkan tempat itu pada waktu itu?
Juli: Side-kick characters
Pernah membaca buku di mana karakter utama memiliki teman baik? Apakah si teman baik itu berhasil mencuri perhatianmu? Apakah si teman baik berpengaruh besar pada si tokoh utama?
Agustus: Amanat
Apakah buku yang kamu baca membuatmu belajar sesuatu dan sampai kini kamu terapkan dalam kehidupanmu?
September: Peran Wanita
Pernahkah kamu membaca buku di mana wanita tampil sebagai tokoh yang sangat kuat dan patut dikagumi? Atau justru sebaliknya, tak berdaya dan menyusahkan? Dari buku yang kamu baca, bagaimana peran wanita dalam buku itu?
Oktober: Klimaks
Apakah buku yang kamu baca memiliki titik di mana rasanya kamu sangat deg-degan, geregetan, dan sebagainya? Ataukah datar saja? Mana yang lebih kamu suka?
November: Logika dalam Cerita
Apakah buku yang kamu baca masuk akal? Apakah kamu tidak keberatan membaca buku yang tidak masuk akal secara logikamu?
Desember: Bebas
Pilih satu hal yang menurutmu menarik untuk dibahas. Bisa terkait selera bacaan pribadimu secara umum bisa juga terkait bacaanmu bulan ini.
0 notes
hitamdidalambuku · 9 years
Text
[Non Review] Blog Tour: Winterflame
Tumblr media
Pertama kalinya ikut blog tour. Hore!
*tebar bunga* *tebar konfeti* *tebar buku gratis* *untuk yang satu ini, silakan baca terus*
Winterflame is coming.
Musim dingin ini, semuanya berawal dari informasi yang Sasha dapatkan. Dia, Rhys, dan Algisarra terjebak dalam konflik antara Ortheva dan Pandora, dan juga pencarian senjata Winterflame. Mereka bertiga hanya pencuri agar bisa bertahan hidup di kota Porzar. Mampukah mereka bertahan dengan kecerdikan Sasha, kekuatan Algisarra, dan ketangkasan Rhys?
Awalnya, Vandaria terkenal karena card game-nya; Vandaria Wars. Kemudian, tim Vandaria menerbitkan novel-novel yang ber-setting di dunia Vandaria, dunia tempat adanya manusia dan frameless hidup. Sukses menerbitkan novel, Vandaria kembali hadir dengan card game terbaru: Arkana. Selain itu, Winterflame tidak hanya terbit sebagai buku, akan ada game-nya juga!
Tumblr media
P.S.: Buat baca Winterflame, gak harus baca novel-novel Vandaria sebelumnya kok.
Tumblr media
Whoa, hello there, Rhys!
Tumblr media
Nah, poster yang ini udah sering saya lihat, tapi belum tau nama tokohnya siapa. :3
Tumblr media
"Rhys si pendiam adalah pencuri berbakat yang hidup di Porzar, kota pelabuhan yang berantakan di Ortheva. Orang-orang di Porzar tidak pernah saling mempertanyakan latar belakang, tapi tutur kata dan sikap Rhys yang sopan membuatnya dicurigai berasal dari kalangan atas. Entah kenapa Rhys bahkan tahu banyak tentang Winterflame, dan dia sadar bahwa membiarkan orang yang salah memegang Winterflame dapat mengakibatkan kehancuran."
Rhys tampan, semoga di novel baik-baik aja. Udah gitu aja komentar saya tentang dia
Dan sekarang, waktunya bagi-bagi buku!
Tumblr media
Hadiahnya selain novel Winterflame, ada booklet Vandaria dan poster Winterflame. Wih, menarik ya. Saya kepengen posternya.
Tertarik? ;) Caranya:
Kumpulkan potongan puzzle yang tersebar di 5 blog peserta blog tour ini.
Susun lima potongan puzzle menjadi satu ilustrasi. Boleh dengan photoshop, boleh diprint>gunting>tempel>foto.
Kirim hasilnya via message ke fanpage Vandaria
Pemenang diundi dari semua orang yang memberikan susunan puzzle yang tepat
Pemenang diumumkan di fanpage Vandaria.
Tumblr media
Kumpulkan potongan puzzle lainnya di
24 Nov 2014 http://fantasindo.blogspot.com/
25 Nov 2014 http://bibliough.blogspot.com/
27 Nov 2014 http://hitamdidalambuku.tumblr.com/
29 Nov 2014 http://dionyulianto.blogspot.com/
30 Nov 2014 http://kubikelromance.blogspot.com/
  Oh ya, ada launching Winterflame lho, di Bandung dan Jakarta. Untuk di Bandung, saya kepengen dateng tapi gak bisa karena ada kuliah. Huhuhu. Yang ke sana tolong tanyain ke penulisnya kali ini ada berapa banyak tokoh yang beliau bunuh.
Selain launching, ada juga acara mengenai creative writing atau penulisan kreatif, dan bidang desain. Oh ya, karena acaranya di kampus, tolong berpakaian yang sopan ya! Dan jangan lupa yang dateng ke acara di Bandung tolong tanyain penulisnya tentang yang tadi saya sebutkan.
Untuk di Bandung, acaranya tanggal 28 November 2014, jam 1 siang, di Ruang Studio Ciung Wanara FSRD Universitas Kristen Maranatha.
Untuk di Jakarta, acaranya tanggal 29 November 2014, jam 10 pagi, di panggung GAT Festival 2014, Kampus Anggrek, Binus University.
Tumblr media
Info lebih lengkap bisa ke sini.
Semoga beruntung! :D
1 note · View note
hitamdidalambuku · 9 years
Text
[Review] Ghost Knight
Tumblr media
From international phenomenon Cornelia Funke, the bestselling author of Reckless and Inkheart. Eleven-year-old Jon Whitcroft never expected to enjoy boarding school. Then again, he never expected to be confronted by a pack of vengeful ghosts, either. And then he meets Ella, a quirky new friend with a taste for adventure... Together, Jon and Ella must work to uncover the secrets of a centuries-old murder while being haunted by terrifying spirits, their bloodless faces set on revenge. So when Jon summons the ghost of the late knight Longspee for his protection, there's just one question: Can Longspee truly be trusted?
All of sudden, he started seeing ghosts that threatened to kill him. Then he met Ella, a very pretty girl who had some interest in ghost, because she also could see them. She also had a grandmother knowing everything about ghost—well, not everything. Zelda, the grandmother, said ghost couldn’t hurt living people. Yet, Jon could feel the sword pressed against his neck by the ghost.
What is going on here? he asked to himself, to Ella, to Zelda, even to his mother (he didn’t ask it out loud, though).
And that was only the beginning.
The real story began when Jon had summoned the ghost of a knight, William Longspee, who swore an oath to protect people from the bad.
Before reading Ghost Knight, I read Liesl & Po first, so I couldn’t help but comparing one to another. I have to admit I like Ghost Knight more. It made more sense.
While Liesl & Po is fairytale-alike, Ghost Knight is for children who like Joshua Files, and Chronicles of Ancient Darkness.
I, for once again, was surprised to read Cornelia Funke’s writing here. It’s different from Inkheart, and I was reading a couple of pages from Reckless, a darker story for older readers.
Ghost Knight had some witty writing I always found in some middle-grade fantasy books—and I’m glad. Although I was rather annoyed by Jon at the beginning, but the more I read, the more I liked him—which is surprising to me to see his character development.
I don’t really like the illustrations, though. The story will still do any good without it.
3.5/5
Title: Ghost Knight
Author: Cornelia Funke
Pages: 330 pages
Publisher: Little, Brown
0 notes