modzarellahuntwrites
modzarellahuntwrites
Naaad
3 posts
• Nad's ideas and writing dump • will write whatever i want to write • multifandom • twitter: @VELVETH4NDR
Don't wanna be here? Send us removal request.
modzarellahuntwrites · 5 years ago
Text
Kuroken one shot
Hello, im back with another one, this time it’s written in bahasa indonesia. It’s quite short, but again, please forgive me if theres the characters are slightly OOC any mistake and spellings error in the fic. Thank you for reading :D
Fandom: Haikyuu!!
Pairing: Kuroo Tetsurou x Kozume Kenma
Language: Bahasa Indonesia
Words: 1442
---
Menurut Kozume Kenma, cinta itu aneh dan ga ketebak.
Kozume Kenma ga tau banyak soal cinta, dia jarang— gak pernah, bahkan— dekat sama perempuan seusianya. Ia terlalu malas, terlalu malu, atau kadang cewek-ceweklebih peduli pada Kuroo daripada dirinya.
Kuroo Tetsurou, sahabat Kenma sejak Ia berumur 4 tahun, Kuroo tetangganya yang satu tahun lebih tua darinya. Mereka sering bermain bersama karena di blok mereka jarang ada anak-anak seusia Kuroo dan Kenma, bahkan Kuroo juga yang mengenalkan Kenma kepada bola voli. Kenma memasuki SD yang sama dengan Kuroo, begitu juga dengan SMP. Setiap ada Kuroo pasti ada Kenma dan sebaiknya terus begitu.
Tapi, tetap saja perpisahan pasti ada, Kuroo setahun lebih tua darinya seperti saat hari kelulusan SMP Kuroo. Jujur saja, agak berat bagi Kenma menyadari bahwa setahun kedepan Ia akan sendirian. Kenma suka sih sendirian, tapi jika tanpa Kuroo rasanya sedikit berbeda. Masa SMP juga berat untuk Kenma, Ia anak yang pendiam dan benci keramaian. Anak-anak diangkatannya kadang menindasnya jika Ia sendirian, tapi jika ada Kuroo, tak ada yang berani untuk iseng padanya.
Dan juga saat ada Kuroo, Ia mengalihkan perhatian orang- orang dari Kenma, Kuroo dengan cepat menjadi pusat perhatian dimanapun Ia berada, secara tak langsung Ia menjadi pelindung bagi Kenma yang benci keramaian.
Kuroo juga mengerti akan dirinya, Ia paham jika Kenma sedang merasa tidak baik, jika Kenma tak mau diganggu, jika Kenma terlalu fokus pada gamesnya. Entah bagaimana, Kuroo bisa membujuk dan memahami Kenma lebih dari Kenma sendiri.
Walaupun Kuroo orang yang sangat berbeda dengan Kenma. Kenma tak pernah merasa terganggu akan kehadirannya.
Dan semakin dekat kelulusan Kuroo, semakin berputar-putar pikiran Kenma.
Kenma tak pernah merasa Kuroo lebih dari sahabat, abang bisa jadi, tapi, rasanya ini bukan kagum yang seperti itu.
Ia tak mau mengakui kalau ini..sepertinya..rasa cinta.
Tidak, suka. Cinta merupakan kata-kata yang kuat.
Sebisa mungkin Kenma mengabaikan perasaanya yang kacau ini, Ia tak mau Kuroo meninggalkannya tapi Ia tau mau tak mau upacara kelulusan pasti terjadi, kan? Dan ini Cuma upacara kelulusan dari SMP, bukannya upacara kelulusan dari kehidupan. Kenma terlalu berlebihan.
“Lu kenapa akhir-akhir ini?” tanya Kuroo saat mereka berada di kereta menuju jalan pulang. 3 hari sebelum upacara kelulusan Kuroo. “Gapapa” balas Kenma singkat, Ia bahkan tak perlu mendongak dari PSP-nya. Kuroo mendengus, “pasti ada apa-apa, lu gabiasanya kayak begini.” Kuroo memainkan rambut hitam Kenma, jantung Kenma seketika itu juga berpacu lebih cepat dari biasanya. “Gak ada, jangan mainin rambut gue” balas Kenma sengit. Kuroo terkekeh, “pokoknya kalau ada apa-apa, bilang ke gue.”
Sejak saat itu Kenma jadi tidak bisa tidur. Ia biasanya memang tidak tidur sih, tapi kali ini alasannya berbeda. Ia terus memikirkan kata-kata Kuroo.
Kata-kata itu tidak asing bagi mereka, Kenma tau Kuroo bisa mengandalkannya dan begitu juga sebaliknya. Harusnya Kenma biasa saja, tapi pikiran dan jantungnya tidak bisa melakukan itu.
Oke, mungkin dia cinta Kuroo.
Mungkin Kuroo juga. Kenma juga selalu memperhatikan Kuroo. Ia sudah hapal semua gerakan-gerakan aneh sahabatnya, dan kemungkinannya tidak kecil jika Kuroo juga memiliki rasa yang sama. ‘Skill Observasi’-nya tidak bisa dianggap main-main, kata Kuroo.
Kan, Kuroo lagi.
Lagian kalau memang Kuroo memiliki rasa yang sama, rasanya tak mungkin Ia pacaran dengan Kuroo, jangankan pacaran, mengakui perasaannya saja rasanya…aneh dan menyeramkan.
 ----
Berapa tahun berlalu, gak kerasa Kuroo sekarang kelas 3 SMA, dan dia kelas 2.
Mereka berdua bergabung dalam klub voli SMA Nekoma, Kenma sebagai setter dan Kuroo sebagai kaptennya tahun ini.
Sejak latihan bersama SMA Karasuno itu, Kuroo jadi sedikit berbeda. Kenma tentu saja tak mau terlalu mengulik privasi Kuroo, walaupun dia tau cowok berambut jabrik itu gaakan masalah dengan rasa ingin tahu Kenma. Jujur saja, Kenma tak terlalu memperhatikan Kuroo saat latihan pertama mereka dengan Karasuno, dan juga saat latihan gabungan pertama tahun itu, Kenma juga agak menjauh dari Kuroo saat itu, Ia lebih tertarik pada Hinata Shoyo, si anak kelas 1 dari Karasuno. Badannya kecil, tapi lompatannya sangat tinggi.
Sejak SMP kelas 3 sampai sekarang, Kenma kurang bergantung pada Kuroo, Ia mulai terbiasa tentunya tanpa ada Kuroo. Mereka tetap akrab, tapi tetap saja ada beberapa hal yang luput dari padangan Kenma.
Sore hari itu mereka di kereta lagi dalam perjalanan pulang. Kenma sibuk dengan gamenya dan Kuroo yang diam menatap langit sore. Rasanya seperti de javu.
“Kuroo” celetuk Kenma, Kuroo mengalihkan pandangannya kearah Kenma, “lu aneh akhir-akhir ini. Kenapa?” tanya Kenma langsung, Kuroo mengerutkan alisnya, “eeh? Kenma yang cuek mulai peduli? Kesambet apa lu?” Kuroo malah tergelak, “gue serius” lanjut Kenma. Kuroo mulai berhenti tertawa, Ia cukup terkejut melihat Kenma yang menutup gamenya, tapi tetap tak melihat ke arah Kuroo.
“Ga ada apa-apa. Semuanya baik-baik aja kok  sangat baik malah” jawab Kuroo akhirnya, Kenma hanya diam, itu tak sepenuhnya bohong, sesuatu yang sangat baik pasti telah terjadi, “hm, lu tau kan, kalau ada apa-apa bisa ngomong ke gue” Kenma tersenyum kecil, aneh rasanya jika Ia mengucapkan itu.
Detik itu juga Kuroo merangkul Kenma dan mengcak rambutnya, “aduuh, terharu banget gue, Kenma sampai segitunya. Udah bisa diandalkan ya sekarang” pujinya heboh, seperti seorang tante-tante rempong ke ponakannya yang masih berusia 5 tahun. Kenma berdecak, “alay.”
 ----
Hari ini latihan gabungan bersama SMA sekitaran Tokyo dan Karasuno. Kuroo bilang Hinata dan Kageyama akan datang telat karena mereka harus mengikuti remedial pagi ini.
“Lu kelihatan terlalu senang buat hal kecil seperti ini” komentar Kenma, Kuroo masih tersenyum, “gue bukan senang karena hal itu kok” balasnya, lalu berlalu untuk mengambil minum. Kenma mengikuti arah tatapan Kuroo, siapa yang membuatnya sesenang ini?
Oh, si kacamata dari Karasuno.
Kayaknya memang iya. Maksud Kenma tingkah aneh Kuroo itu, saat dia suka sama seseorang. Anehnya luar biasa, gak banyak yang sadar tapi Kuroo gampang dibaca sama Kenma. Terakhir kali ini kejadian ya pas itu, pas Kuroo lulus SMP. Karena sikap Kuroo ini Kenma jadi yakin kalau perasaan Kuroo juga sama terhadapnya.
Tapi, Kenma terlalu pengecut untuk menyatakan perasaannya, dan sekarang tentu saja sudah terlambat. Ia menarik napas panjang, lalu menuju samping lapangan saat suara coach Nekomata memanggilnya.
Beberapa hari udah lewat, dan gak kerasa sekarang sudah hari terakhir latihan gabungan.
Kuroo sudah semakin dekat dengan Tsukkishima Kei, si kacamata dari Karasuno, walaupun beberapa kali Kenma bisa melihat kalau Tsukkishima ogah-ogahan didekati Kuroo. Tapi itu bukan berarti Ia benar-benar 100% menolak Kuroo.
Lucu rasanya, Kenma udah meyakinkan dirinya bahwa rasa sukanya pada Kuroo sejak 2 tahun lalu bukanlah apa-apa. Hanya angin lewat yang mengisi masa remaja labilnya. Hanya perasaan aneh yang seharusnya sudah hilang. Kuroo saja sudah melupakan perasaan itu, Ia harusnya juga begitu.
“Kenma, lihat Kuroo gak?” tanya Yaku, Kenma menggeleng, “dia dicariin sama kapnten-kapten yang lain, katanya mau rapat perpisahan, bantu gue cari dong” lanjut seniornya itu. Kenma mengangguk dan berdiri, lagi pula Ia butuh melakukan sesuatu agar tak tenggelam dalam pikirannya.
Kenma mulai mencari, di lapangan, di toilet, di belakang gudang, nihil. Entah dimana Kuroo berkeliaran, Kenma mulai berjalan menuju lapangan luar, mungkin nanti ada yang ketemu Kuroo. Ia melewati salah satu lapangan indoor, di depan pintunya tertulis ‘3rd Gym’. Kenma diam-diam memasuki ruangan itu siapa tau Kapten Nekoma itu ada disana.
Kenma melihat pintu gudang gym yang terbuka sedikit, Ia baru saja akan menutupnya, tapi napasnya tercekat akan sesuatu yang dilihatnya.
Kuroo dan Tsukkishima berciuman di dalam gudang.
Kenma hanya bisa diam, Ia merasakan napasnya yang mulai tak beraturan. Ia yakin mereka berdua masih tidak sadar Ia ada disana, Kenma memutuskan untuk bersikap biasa saja, Ia mengetuk pintunya pelan, “jika kalian udah selesai tolong segera berkumpul di lapangan samping, dan uh, Kuroo, lu dicari kapten yang lain.”
Kenma berlari. Ia tau air matanya mulai mengalir, Ia harus secepat mungkin sampai ke tempat yang sepi, tak boleh ada yang melihatnya menangis seperti ini.
“Ah, kak Kenma-“ Ia terhenti saat mendengar suara Hinata yang ceria, tapi nadanya berubah menjadi khawatir saat melihat Kenma dengan muka basah dan memerah, “kakak gapapa? Kenapa kak?” tanya nya khawatir, berusaha mendekati Kenma. Kenma menggeleng, “gak, gapapa” raut muka Hinata tak kunjung berubah, Ia masih khawatir, karena apa yang Kenma katakan benar-benar berbeda dengan keadaanya saat ini.
“Gue duluan” Kenma kembali berlari. Menjauh dari Hinata. Ia memutuskan untuk menuju ke halaman kosong di belakang sekolah tempat latihan mereka. Jauh dari keramaian.
Kenma akhirnya duduk di lapangan itu, tempatnya sepi, Ia yakin tak ada yang bisa menemukan dirinya disini.
Kenma mulai meringkuk, Ia memeluk lututnya, membiarkan seluruh perasaan dan air matanya mengalir dengan deras.
Ia pengecut, jika saja Ia menyatakan perasaannya saat itu, ini semua takkan terjadi.
Ia bodoh, sudah dua tahun lamanya, seharusnya Ia membiarkan perasaan cinta yang sial itu berlalu.
Ia bodoh, harusnya dia tak membiarkan dirinya jatuh Kuroo sedalam itu.
Ia seharusnya tak bersikap berlebihan seperti ini.
Setelah beberapa menit Kenma akhirnya lelah menangis, Ia mengangkat kepalanya, merasakan sinar matahari sore dan angin yang berhembus dan menerbangkan rambut pirangnya.
Kenma tersenyum kecil, “alay.” Ucapnya pahit.
 --end
4 notes · View notes
modzarellahuntwrites · 5 years ago
Text
KurooTsukki: in & out
notes: so, i love red velvet’s in & out so much, and decided to make a fic out of it (yay). Im sorry if there’s any grammar or spelling mistake bcs im still learning to write in english :D, please enjoy :)
It is 2 am.
And Kei Tsukishima can’t sleep.
It’s a rare occasion that he can’t sleep, usually he stay up late if theres a test, but this time it’s different, he can’t stop thinking of someone.
Tetsurou Kuroo, to be exact.
He can’t stop thinking of him.
“Fuck…” he brushed his face with his palm and go to the bathroom to wash his face, theres no point of sleeping now, might as well just stay up until sunrise and passed out in the noon. He opens his phone, choose a playlist and put up his headset, set it to full volume.
Kei start to open his book and revise his studies, maybe this can take his mind off Tetsurou a few minutes, and then he can sleep.
5 minutes.
10 minutes.
15 minutes.
“I can’t do this” he said to himself. This kind of things never happened before, of course he had a crush on someone in the past, maybe when he was in 7th grade? It was a long time, the girl rejected her tho, he still doesn’t know why, not like Kei still care anyway. This is the first time he had a crush this intense, this is ridiculous. He’s sure Tetsurou put some shitty spell on him.
               Kei closes his eyes.
       --
Since their last training camp, Kei became friends with Keiji, Koutarou and Tetsurou. Kei exchanged numbers with the three of them and they added him to their groupchat. They became close and quickly became a squad-kinda thing. Keiji is the calmest between the two of them, Koutarou is really chatty and doesn’t seems have a turn off button, not in the annoying way, Kei can bare with it.
But Tetsurou, well, he’s…something special, apparently.
Kei actually met Tetsurou earlier than the others, he met him when Karasuno had a practice match with Nekoma. He’s first impression of Tetsurou are he’s the nekoma captain, he’s tall, he’s also a middle blocker, and quite a tease, the first thing he said to Kei he looks like a real highschooler, because Hinata, who is also a 10th grader, acts more like a 5 year old. Well, that first meet wasn’t that special.
At the training it hit him, when he practiced with the three of them. Something change, he doesn’t know what happened or what changed, but he feels it it. He trained blocking with him every night at that time, Tetsurou really helped him to improve his skill, and he's not that lame afterall, kinda cool, Kei could say. But one thing is certain, he’s impression toward Tetsurou changed drastically.
Also when he visit Tokyo again, by himself, for the first time. He told the Tetsurou  that school is off for a few weeks, because it’s the end of the year. Tetsurou said he should visit Tokyo, he can stay at his house and then he will take Kei visit his favorite spots in Tokyo, and then maybe hang out with Keiji and Koutarou if they’re not busy. That doesn’t sound like a n entirely a bad idea, so Kei decided he will spend his weekend in Tokyo.
Days at Tokyo went well, it was really fun. He and Tetsurou had lots of fun there. They meet with Keiji and Koutarou on Kei’s second and third day there. On the first day it’s only him and Tetsurou.
And hell, it changed everything.
It changed Kei impression towards him, his behavior changed around him, Kei let loose himself, he laugh alot, he talk alot . It looks like a date. He still doesn’t sure that Tetsu really mean that to be a date, but if he does, then he succeeded to make it the best date Kei ever went (eventho he’s hardly went on dates BUT STILL.)
They learned more about themselves, he learned more about Tetsu, about his hobbies, about his friends, about things that make him happy. Even the formal “Kuroo-san” dropped at that time, he asked Kei to call him Tetsurou or Tetsu afterwards. Tetsurou is an interesting person, and Kei liked it.
Kei liked him.
Weekend ended sooner than he expected, at Sunday noon Kei has to go back to Miyagi. He doesn’t want to go back, of course. He still want to spend some time here, to spend time with Tetsu, see him often, hang out with him. They lived far away apart, it’ll be months until they can meet again.
“Are you sad, Tsuki? Aren’t you sad you’re going to leave me?” Tetsu teased him at the station, “No?? I can finally have some peace and quiet, you’re too loud, Kuroo-san” he replied sarcastically, theres no way he’ll admit that he doesn’t want to leave Tokyo. Tetsurou laughed, “Anyway, Tsuki, before you go…” he gave him a dinasour key chain.
“What’s this?”
“A little something, so you won’t forget about me.”
“You basically bomb my chat everyday, it’s impossible to forget you, Kuroo-san.”
Tetsurou just smiled, he put his hand on Kei’s shoulder, “It’s Tetsurou from now on, or Tetsu, okay?.”
--
Kei finally opens his eyes again.
Closing his eyes doesn’t make him fall asleep, it make him remember the time he spent with his crush months ago. He stares at the dino key chain that he hangs near his desk, he takes a good look at it.
Kei is really falling in and out for Tetsurou.
It’s now three in the morning, he could wait untill 9 or 10, the time he’s sure Tetsurou already wake up. O Or he could just do it right now.
Kei opens his contact list, searching for the name Tetsurou, and then he press call.
“Hey, Tetsu?”
“Hei, Kei, what’s up? Are you okay? Are you having nightmares again?”
“..no, I have to tell you something”
“Sure, you got me worried tho, I thought something bad happened”
“This is not bad, I think. I like you”
“…”
“Tetsu?”
“Are you serious? This isn’t a prank or something?”
“Hell, why would I call someone at 3 in the morning for pranks.”
“HAHAHHA, right..”
“So…”
“Kei, I love you.”
 ---end.
15 notes · View notes
modzarellahuntwrites · 5 years ago
Text
Random HC
Random HC. Highschool AU
Ship: valcarol (MCU Movies)
Written in Bahasa Indonesia
               Bruce Banner mulai risih melihat kelakuan sahabatnya, Burn- uh, Valkyrie, atau Val. Ia tidak bisa menikmati soto medannya dengan tenang melihat Val memotong bakso jumbonya seakan Ia sedang menyembelih seekor sapi. Suara sendok garpu yang berdenting dengan mangkok membuat orang-orang sesekali melihat kearah meja mereka. Val kalau kesal pasti akan begini, melampiaskannya ke benda apapun yang ada di depan mata.
               Risih tau, itu makanan.
               Bruce menghela napas panjang lalu bertopang dagu, menatap Valkyrie intens dengan tatapan sesinis dan se-judgy mungkin. Ini merupakan salah satu cara ampuh agar sahabatnya ini kalem sedikit. Bruce akan ngeliatin dia terus-terusan sampai Val risih, atau sampai Bruce capek.
               “Apa?” ucap Valkyrie jutek.
               Kali ini Bruce yang menang.
               “Itu sapinya udah mati dijadiin bakso, jangan lu sembelih lagi, ya Tuhan…” balas Bruce, Valkyrie hanya diam menatap mangkok baksonya. Bruce gak salah sih, daritadi dia asik motongin bakso doang, ampe kuahnya muncra kemana-mana. Bruce mengoper segelas es teh kepada Valkyrie, yang disambut dengan baik, saking baiknya, sampai habis setengah gelas dalam satu teguk.
               “Udah keselnya?”
               “Ngeledek ya lu?”
               Bruce ketawa, “gak. Lu mau cerita ga? Siapa tau bikin hati lu tenang. Ada apa nih? Pak Botak lagi?” tebak Bruce iseng, “gak. Lebih parah, botol minum gue hilang,” sungut Val, “dan? Botol minum lo ga cuma satu dirumah” komentar Bruce.
               “Ya, iya! Tapi, masalahnya itu botol minum kesukaan gue, dan ini bukan hilang biasa. Ketuker, botol minumnya persis sama, tapi puny ague dibawahnya ada stiker petir, yang vinyl itu lho, pas kita ke comifuro, inget gak lu? Inget-inget ajalah ya. Pokoknya ketuker sama punya orang, punya dia di bawahnya ada stiker bintang gitu, ketukernya dua hari yang lalu. Gatau kenapa bisa, pokoknya gue kesel.” Ujarnya panjang dan berapi-api. Bruce kalem aja, mendengarkan sambil melahap soto medan.
               “Lu bisa ya, ngomong segitu dalam satu tarikan napas?.” Komentar Brucd datar.
               “Tinju gue ke muka lu juga bisa dalam satu tarikan napas.” Sungut Valkyrie.
               “Maap mba, kalem dah. Gue jadi keinget cerita Thor kemarin, temennya juga nyari botol minum ketuker. Siapa tau punya lu, kan lumayan banget.” Celetuk Bruce, “Thor?’ tanya Val.
               Bruce ngangguk.
               “Kok lu bisa kenal?” Valkyrie makin curiga, “masa gue gaboleh kenal sama cowok-cowok ganteng” balas Bruce risih.
               “Lu suka ya sama dia? Pake dibilang ganteng segala” goda Valkyrie, tanpa basa-basi Bruce membalas terkaan Val dengan sentilan dahi super keras, hal favoritnya, dan hal yang paling Valkyrie benci. Sakit banget, gilak. Ampe bunyi. “Setaaaaaaaan. Sakit bego” keluh Val sambil mengelus dahinya pelan.
               “Lu sih aneh-aneh” balas Bruce, sekarang malah dia yang kesal.
               “Ehehe, cerita lagi lah soal botol minum, siapa tau emang ketuker” bujuk Val, Ia memberikan senyuman terbaiknya agar Bruce tak kesal dan mau berbagi informasi. “Nama temennya Carol Danvers, XI MIPA 1, kenal gak?.” Valkyrie memutar otaknya, mencari-cari wajah Carol Danvers di seluk otaknya.
               “Ga. Mana kenal gue sama anak-anak MIPA.”
               “Ye, tolol.” Bruce meraih hpnya dan membuka instagram, mencari akun Carol, “ini nih, kenal ga?” Ia menunjukkan salah satu postingan instagram Carol. Val mengambil alih hp Bruce dan meng-scroll instagram Carol. “Ga. Tapi cantik, hehe” ucapnya.
               “Pas cantik aja lu melek, pas sosio langsung ilang itu mata.” Bruce mengambil kembali hpnya, Ia meminum es jeruk nipisnya, dan matanya menangkap sesuatu yang menarik di dekat kedai Budhe Bakso. “Itu orangnya, Val, pas banget” Bruce menunjuk kearah kedai budhe bakso, mata Valkyrie mengikuti arah tunjukan Bruce.
               Buset.
               Cantik banget, aslinya lebih cakep daripada di instagram. Bukti kalau doi ga pakai filter.
               “nice.”
               Bruce melihat tatapan Valkyrie dan sontak tertawa, “WOI! Biasa aja liatinnya, kayak ga pernah liat cewe cantik aja lu.” Ledeknya, Valkyrie mengacuhkannya. Bruce tertawa makin heboh, “udah ah, apa perlu gue panggil?.”
               “GAK LAAAAAAH. Titisan setan, jahat banget” detik itu juga kepala Valkyrie berubah arah dan tatapannya kembali menjadi tatapan biasa, tatapan iblis ganas yang galak nan jutek. “Bercanda, cantik-cantik gitu dia atlet lho” Bruce seperti menambahkan bensin kedalam api. Tipe-tipe Valkyrie emang yang kuat dan ganas-ganas gitu.
               “Oh, ya? Atlet apa?.”
               “Taekwondo.”
               DUARRRR.
               Bayangan Valkyrie jadi kemana-mana. Untung banget dia kalau botol minum mereka emang ketuker. Kalau dia bisa kenalan sama Carol, jadi dekat sama Carol. Duel mereka pasti asik banget.
               “Gue udah forward akun dia ke ig lu, tapi, private” omongan Bruce membuyarkan lamunan Valkyrie, “gapapa, udah bermanfaat banget, gue gausah cari-cari akun dia lagi. Sahabat terbaik banget lu.” Puji Valkyrie dan memberikan fist pump kearah Bruce, cowok itu memutar matanya malas, tapi tetap membalas fist pump sahabatnya itu.
“Kalau soal cewek aja dibilang. ‘sahabat terbaik’…”
“Maunya apa? Sahabat ter-asu, gitu?”
“Gak. Sahabat terpinter, terganteng, ter-oke, ter-“
“Udah, diem lu. Jijik gue dengernya.”
2 notes · View notes