Tumgik
nafitn4f · 3 years
Text
Tumblr media
Independen yang Bikin Spaneng
Mungkin, kalau saya ditanya hal apa yang paling saya tidak sukai akhir-akhir ini adalah wacana independen. Yah, independen kepengurusan asrama yang sudah saya tempati kurang lebih 7 tahunan lebih ini. Saya juga tidak tahu menahu mengapa lagi-lagi wacana tentang hal yang sentimentil ini gencar dikuak kembali.
Pertama saya dengar akan wacana ini saat rapat asrama pada bulan oktober lalu. Pimpinan asrama (Pak bung) menyampaikan bahwa pengurus asrama putra sempat didhikani salah satu jajaran pengasuh pesantren. Beliau (kyai) meng’intruksi’ bahwa kepengurusan lembaga kami sebaiknya dipisah antara laki-laki dan perempuan. Yah, intinya adalah kepengurusan ini mau tidak mau harus dipisah. Putra berjalan sendiri, begitu pula dengan putri. Wow, sungguh mengejutkan sekali bukan. Tidak ada angin, tak ada hujan moro-moro saja kami harus mendapatkan kabar yang membuat kami auto kaget dan bertanya-tanya. Ada apa gerangan? Mengapa harus begitu? dan seabrek pertanyaan 5W 1H lainnya susul menyusul muncul dalam benakku.
Hingga pada penjelasan Pak Bung bahwa maksud kyai untuk meng’intruksi’ independensi kepengurusan asrama tidaklah tanpa alasan semata. Katanya, wacana ini berangkat dari keprihatinan kyai atas kepengurusan putri yang dinilai tidak bebas bergerak. Juga, berangkat dari alasan itulah mengapa beliau mengajukan agar putri dapat mengelola asrama dengan mandiri dan tak terlalu mengandalkan putra lagi. Selain itu, intensitas antar kepengurusan asrama baik putra maupun putri juga menjadi salah satu alasan wacana ini. Rencananya, sistem yang akan dicoba untuk diterapkan ini seperti halnya pondok lain misal Sidogiri, Gontor dan Al Falah Ploso.
Memang sih, saya akui selama saya turut andil dalam kepengurusan ini sejak tahun 2017 silam, pengurus putra maupun putri seakan tak berjarak. Hal apapun yang dibutuhkan asrama putri pasti larinya ke putra. Dan itu menurutku wajar, dan harus malah. Mengapa? Karena memang dalam segala urusan putri hanya terima jadi. Terdengar egois memang, namun tak mau dipungkiri itulah realitanya. Jadi, karena apa-apa selalu putra yang menghandle jadilah kepengurusan putri selama ini laiknya malam yang tak bisa berpisah dengan bintang. Bagai inai dengan kuku. Tak terpisahkan satu sama lain. Saling menopang dan membutuhkan.
Menurut KBII, kata independen mengandung makna berdiri sendiri, tidak bergantung dan tidak mengikat satu sama lain. Jelas sudah. Ini adalah upaya untuk mulai membuka lembaran baru sebagai dua lembaga yang saling berjalan bersisian. Saling berdiri tapi mandiri. Tetap satu visi misi namun beda aksi.
Saya tak bisa menerawang pasti bagaimana kedepannya. Apakah dengan wacana ini mampu membuat asrama better atau gak tau lah ya. Karena saya tidak punya kuasa apa-apa akan hal itu. Hanya saja, sebagai seorang yang akan menerima dampak dari wacana ini perlulah saya sampaikan beberapa kekhawatiran saya. Pertama, jika memang wacana ini akan-tetap dilaksanakan pastinya yang akan menguras otak kepengurusan putri-saya paparkan keadaan putri karena notabene yang saya tempati yakni asrama putri- . misal salah satu hal penting yaitu bagaimana mencetuskan kembali kurikulum asrama yang tak hanya butuh satu dua kali rapat. Karena tonggak utama asrama yang paling sakral terletak pada pendidikan-meskipun sebenarnya departemen juga tak kalah urgen bagi keberlangsungan asrama-, maka pendidikanlah yang akan kali pertama untuk dipermak total. Mulai dari sistem kurikulum, tenaga pengajar, administrasi dsb. Kedua, terkait adminstrasi. Yah, administrasi asrama juga akan menjadi PR terberat asrama putri karena selama ini seluruh kebutuhan asrama putri menjadi tanggungan putra. Ketiga, dan menurut saya yang menjadi kilas baliknya adalah eksistensi asrama putri kedepan. Apalagi dengan fasilitas yang masih jauh dari ideal tentu akan menjadi salah satu faktor yang entah mengapa saya khawatirkan. Karena jikalau fasilitas yang dimiliki putri tidak sebanding dengan putra tentu sangat tidak adil rasanya bagi kami.
Untuk itu, dengan pelbagai kekhawatiran yang sedang berkecamuk dalam pikiran saya. Tentu saya tidak akan hanya berpangku tangan sambil meratap saja. Ada beberapa hal yang saya kira bisa menjadi alternatif dan juga jalan keluar yang solutif. Pertama, persiapan yang patut kami mantapkan adalah mentalitas. Yah, siap mental untuk bekal. Saling merangkul dan menguatkan satu sama lain. Maka, bermental bajalah. Kedua, mulai mandiri dalam segala hal. Memang tak mudah. Susah malah. Namun, asal tetap ingat niat mengabdi pada pesantren utamanya untuk asrama ini semoga segala lelah yang sedang dirasakan semata-mata lillah. Ketiga, menguatkan pondasi dengan pengkaderan yang matang. Mengapa saya cantumkan tentang pengkaderan ini? menurut saya salah satu faktor untuk lembaga tetap menjaga eksistensinya yakni dengan pengkaderan yang baik. Dengan menyiapkan kader-kader yang hebat untuk melanjutkan estafet selanjutnya berarti kita sudah mampu menjadi pengurus yang baik. Karena seorang leader yang baik yakni leader yang mampu mencetak leader-leader yang jauh lebih baik dari dirinya.
Mungkin kalau dipikir-pikir lagi, keadaan asrama yang pelik kali ini merupakan keadaan yang baru kali ini terjadi. Siapa yang menyangka keadaan yang awalnya dikira baik-baik saja, bahkan seperti aman-aman saja bisa dengan mudahnya Allah bolak balikkan. Karena begitulah kehidupan. Penuh kejutan. Tak mudah untuk dibayangkan bagaimana kedepan. Semua yang terjadi tentu merupakan hak prerogatif Allah yang tak bisa kita ubah sedikitpun. Yang bisa kita rerima sebagai hamba adalah bagaimana menerima dengan lapang dada keputusan yang akan digaungkan nanti. Karena keputusan yang diambil kyai pasti sudah melalui pelbagai macam tahap dan pertimbangan. Tak mungkin kan, kita yang hanya berstatus santri ogah menerima, atau bahkan parahnya terang-terangan menolak. Ada adab yang harus kita pegang meski jauh terkadang tak sesuai dengan keadaan hati. Hikmahnya juga, selain belajar mandiri tanpa bantuan putra lagi kita toh juga sudah bisa lebih bergerak bebas menentukan haluan. Kita juga mampu meningkatkan potensi kita dengan lebih intens mendampingi siswi. Selama masih saling bergandengan tangan, saling bersisian antar pengurus intern insyaAllah kita pasti bisa membawa kapal faqihah fii diin ini tetap menjadi lembaga unggulan yang memilki integritas yang tinggi. Wallahu A’lam.
بالقلام: ندي فطرية
Tumblr media Tumblr media
4 notes · View notes
nafitn4f · 3 years
Text
Check it out
0 notes
nafitn4f · 3 years
Text
Tumblr media
For all of people who feel the same
0 notes
nafitn4f · 3 years
Text
Tumblr media
Edisi lope-lope
Senin, 30 Nopember 2020
1 note · View note
nafitn4f · 3 years
Text
Tumblr media
Who???
1 note · View note
nafitn4f · 4 years
Text
PEREMPUAN DAN STEREOTIP CANTIK
Suatu waktu saya pernah membaca cerita yang sangat membuka cakrawala pemikiran saya tentang arti sebuah kecantikan. Cerita ini berawal dari sebuah kisah tentang anak kecil yang kala itu sedang sendirian di sebuah stasiun. Kemudian salah satu petugas stasiun mendatangi si anak kecil karena dia mulai terlihat kebingungan. Setelah ditanya oleh petugas sedang apa dia disana sendirian. Ternyata si anak kecil sedang menunggu ibunya yang sudah 20 menit tidak kembali dari tolet. Anak kecil ini mulai menangis di pelukan petugas. Petugas pun ikut kebingungan dan ia pun menanyakan perihal ciri-ciri ibunya untuk diumumkan di seluruh peron stasiun. Sang anak pun berkata bahwa sang ibu adalah wanita paling cantik baginya. Bahkan di dunia ini ibunyalah wanita yang sempurna dan tak ada duanya. Setelah beberapa menit kemudian, tampak seorang wanita paruh baya tergopoh-gopoh menuju kerumunan. Wanita itu bertubuh gempal, pendek dan berkulit agak kecoklatan. Melihat wanita itu, sontak si anak kecil segera melompat dan memeluk wanita yang kemudian dipanggilnya Mama. Melihat kejadian itu, para petugas serta orang yang berada di kerumumanan tersebut seakan tersadarkan bahwa definisi cantik tak selamanya bertumpu pada satu stereotip.
Cantik itu relatif. Seringkali kita mendengar kalimat tersebut. Dan tentunya ada banyak pula komentar atau tanggapan akan statemen tersebut. Ada yang setuju, ada pula yang tidak. Dan itu fitrah karena Tuhan menciptakan manusia dengan pikiran yang berbeda-beda. Hingga meskipun sama, terkadang cara penyampaiannya pun pasti berbeda, tak mungkin sama. Begitu pula dengan stereotip cantik yang tak hanya tertuju pada orang yang bertubuh langsing, kulit putih, tinggi semampai serta berbulu mata lentik. Cantik memiliki makna yang luas dan tak terbatas.
Namun, sayang beribu sayang di dunia sering kali cantik fisik merupakan kewajiban yang mutlak dimiliki oleh semua wanita. Wanita dengan kriteria tertentu yang utamanya dilihat dari segi fisik lebih dominan untuk memiliki karir yang bagus dibanding mereka yang berwajah biasa-biasa saja. Kerap kita temui di perusahaan manapun rata-rata jabatan seorang sekretaris dipegang oleh seorang wanita cantik dan tentunya super modis. Begitu pula di pelbagai pekerjaan manapun wanita dalam kriteria “cantik” lebih mujur nasibnya dibandingkan mereka yang berwajah standart. Dan terkadang dari fenomena tersebutlah kerap memunculkan diskriminasi bagi kalangan perempuan. Perempuan dengan wajah biasa walau ia memiliki kecerdasan yang luar biasa kerap kalah pamor dengan wanita yang otaknya biasa namun ia cantik jelita.
“Dan sungguh Kami telah menciptakan manusia dengan paling bagusnya ciptaan”
QS. At-Tiin: 4
           Firman Allah di atas merupakan jawaban mutlak atas kegalauan yan kerap mengganggu manusia sekarang ini, khususnya perempuan. Terkadang dari kita sering lupa bersyukur atas nasib atau takdir yang telah Tuhan berikan pada kita selama ini. memang manusia tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang dimilikinya sekarang karena manusia memang diciptakan dengan nafsu yang seakan tak ada habisnya. Begini, kurang. Begitu, masih saja kurang. Begitulah manusia, ciptaan Tuhan yang paling kompleks. Coba kalau kita mentadabburi ayat di atas tentu takkan ada manusia yang merasa insecure dengan dirinya sendiri. Kalau kita telaah baik-baik, bagaimana proses penciptaan manusia. Bagaimana awal kali Tuhan menciptakan kita dari segumpal darah lalu menjadi daging yang lama-kelamaan berubah menjadi janin dan terus hidup hingga terlahir di dunia ini. Tak terhitung berapa kali Tuhan dengan rahman-rahimnya terus menjaga kita. Apakah Dia pernah meminta kita untuk mengembalikan segala nikmat yang telah diberinya-Nya? Apakah Dia pernah meminta bayaran atas segala kenikmatan yang telah kita rasakan sedari dulu? Tidak. Tuhan bahkan tak butuh apapun dari kita, melainkan kitalah yang akan selalu butuh dan bergantung pada-Nya. Sampai kapanpun itu.
           Karena itu, wanita tak perlu lagi bingung urusan kecantikan yang hanya mengandalkan fisik semata. Bagi wanita, yang utama dan paling utama adalah kecantikan hatinya atau sering disebut dengan inner beauty. Selaras dengan perkataan Shahabat Ibnu Abbas “Sesungguhnya amal kebaikan itu akan memancarkan cahaya di dalam hati, membersitkan sinar pada wajah,  kekuatan pada tubuh, kelimpahan dalam rezeki dan menumbuhkan rasa cinta di hati manusia kepadanya. Sesungguhnya, amal kejahatan itu akan menggelapkan hati, menyuramkan wajah, melemahkan badan, mengurangi rezeki, dan menimbulkan rasa benci di hati manusia kepadanya. Wanita secantik apapun rupanya jika tidak mempunyai perangai atau hati yang baik tentu non sense. Kecantikan jiwa raga menjadi acuan utama selain penampilan fisik.
           Alhasil, menjadi bidadari surga merupakan dambaan semua wanita di manapun mereka berada. Seperti dalam hadis Rasulullah bersabda, “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita yang sholihah.” Wanita sholihahlah yang menjadi penentu sakinahnya sebuah rumah tangga. Wanita sholihahlah yang akan melahirkan generasi-generasi Qur’ani dengan spirit jihad fi sabilillah. Ahmad rifa’i rif’an dalam bukunya The Perfect Muslimah mengungkapkan beberapa karakter wanita hebat nan sholihah yakni; wanita yang indah akhlaknya, teduh parasnya, brilian otaknya, mantab ilmu agamanya, luas pergaulannya, dahsyat prestasinya, serta hebat kontribusinya.
           Telah banyak contoh wanita yang mampu bersaing di kancah global maupun internasional, sebut saja presenter kondang Oprah Winfrey yang mampu menjadi salah satu wanita paling berpengaruh di dunia meski dulu ia kerap menjadi korban bodyshaming karena rasnya yang berkulit hitam. Atau tokoh muda Indonesia seperti Najwa Shihab dan Sherly Annavita yang kerap menghiasi layar televisi kita sebagai influencer generasi millenial saat ini, atau seperti Helvy Tiana Rosa dan Asma Nadia. Kakak adik yang sukses menjadi penulis terkenal di Indonesia maupun di luar negeri. Kesukesesan serta ketenaran mereka mengindikasikan bahwa wanita dengan pelbagai kelebihan dan kekurangannya mempunyai potensi yang sama untuk bisa sukses sesuai dengan passionnya masing-masing. Tidak ada lagi sekat sebagai penentu atas kesuksesan seseorang kecuali satu pertanyaan besar, maukah kalian untuk berjuang atau tidak?
11 notes · View notes
nafitn4f · 4 years
Text
SELAGI MENULIS MASIH GRATIS
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian
-Pramoedya Ananta Toer-
           Seringkali kita temui kalimat pamungkas ini dari pelbagai sumber baik buku, media cetak dan elektronik yang memuat motivasi untuk terus menulis. Ya, Pram telah membuktikan dengan riil bahwa orang yang bisa menulis maka ia akan terkenang abadi dalam sejarah. Banyak orang yang telah wafat berabad-abad lalu namun mereka masih tersohor hingga kini sebab karya-karya monumentalnya. Sebut saja Imam Al-Ghazali dengan Al-Ummnya, Alfiyah karya Ibnu Malik, atau kitab Fathul Qorib karya Syeikh Muhammad bin Ali yang menjadi patokan fiqh hampir diseluruh Pondok Pesantren di Indonesia.
           Problematika yang sering saya temui saat ini adalah krisis kepenulisan yang kerap melanda para pemuda baik santri maupun tidak. Herannya lagi selama saya kuliah, tak jarang saya temui mahasiswa yang lebih suka meluangkan waktunya dengan bermain game atau mahasiswi yang senang bergumul dengan laptop masing-masing. Entah sedang apa, yang jelas tidak ada aktivitas yang menunjang literasi sama sekali. Anggapan bahwa menulis merupakan aktivitas yang menyusahkan, melelahkan dan seabrek alasan lainnya membuat mereka kian enggan untuk berhadapan dengan tulisan. Meski tak jarang juga kerap saya temui orang-orang yang mau menulis namun tak tau apa yang hendak mereka tulis. Mungkin mereka berminat untuk bisa menulis namun tak punya pandangan untuk membuat tulisan seperti apa. Jadilah mereka lambat laun tak memedulikan lagi soal kepenulisan. Beginilah orang saat ini, maunya yang instan saja. Tak mau ribet. Faktor-faktor yang kerap membuat mereka menyerah untuk menulis seperti stagnannya ide, tulisan gak mengalir, tidak bisa menentukan alur serta struktur bahasa yang amburadul.
           Kalau kita perhatikan lagi, menulis merupakan kegiatan yang menurut saya pribadi sangat-sangat menyenangkan. Dengan menulis, kita bisa mengungkapkan apa saja yang ada dalam benak kita. Dengan menulis kita bisa bebas berekspresi. Tak ada kungkungan dalam menulis yang bisa mengerdilkan kreativitas kita. Justru, dengan menulis kita bisa menyalurkan ide, pemikiran bahkan hayalan kita menjadi sebuah karya. Tentu, untuk bisa mencintai menulis kita harus siap untuk terus menambah serta mengembangkan cakrawala pemikiran kita agar tulisan kita bisa fresh dan enak untuk dibaca. Untuk bisa menulis tidaklah harus bisa membuat jurnal atau paper terlebih dahulu. Namun, mulailah dari tulisan-tulisan ringan seperti puisi, cerpen, prosa, esai atau lebih mudahnya lagi mulai dengan menulis diary secara rutin.
           Menulis dapat dilakukan di manapun dan kapanpun. Saat ada ide yang muncul, segeralah untuk ditulis. Abadikan setiap jengkal momen kehidupanmu. Sejatinya, dengan menuangkan kehidupan kita dalam bentuk tulisan, kita telah mengukir sejarah hidup kita sendiri. Apalagi di jaman sekarang, tulisan dalam bentuk apapun sangat dibutuhkan oleh pelbagai media, baik mainstream maupun daring. Kalau dihitung-hitung dalam sebulan media cetak saja membutuhkan pasokan tulisan sebanyak 49.366 tulisan. Dengan rincian 45.750 tulisan untuk surat kabar, 1.584 tulisan untuk tabloid dan 2.032 tulisan untuk majalah. Belum lagi untuk tulisan di media daring. Dari data tersebut, sudah jelas bahwa menulis merupakan ladang emas untuk kita dapat mengembangkan potensi diri kita. Dengan catatan tulisan yang kita sajikan harus unik, kreatif, inovatif serta sesuai dengan kebutuhan media massa yang ingin kita kirimkan. Jika tulisan kita bisa tembuspun, tak dipungkiri lagi honor akan kita dapatkan. Tapi, reward dalam bentuk apapun bukanlah tujuan utama untuk menulis. Reward adalah bonus bagi penulis karena yang terpenting bagi penulis adalah bagaimana ia mampu membuat tulisan yang berguna bagi banyak orang.  
           Untuk lebih memotivasi lagi, saya akan berikan contoh orang-orang yang sukses berkat tulisannya. Kalau kalian suka serial Harry Potter tentunya kalian tak akan asing lagi dengan penulisnya yaitu JK. Rowling. Perempuan kelahiran London itu sukses menuangkan imaginasinya dalam bentuk buku yang kemudian diadaptasi menjadi film layar lebar paling diminati sepanjang sejarah. Di indonesia sendiri mudah sekali kita temui penulis-penulis yang sudah langganan merajai best seller seperti Habiburrahman El-Shirazy, Tereliye, Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, Ahmad Rifa’i Rif’an, Dee Lestari, Ma’mun Affany, Syahid Muhammad dan penulis-penulis bertalenta lainnya. Tentunya tidak mudah menjadi penulis tenar yang sudah go nasional bahkan internasional seperti mereka. Dengan berjubelnya saingan dan krisis kepenulisan saat ini membuktikan bahwa mereka tetap bisa survive.
           Mengacu pada konsep yang dicanangkan Tereliye terkait kepenulisan yakni; Pertama, dalam menulis tidak ada kriteria apapun; Kedua, jika ada kriterianya maka kembali pada ketentuan pertama. Sudah jelas bukan? Bahwa konsep menulis ya menulis, menulis dan menulis. Tulislah apa saja yang ada dibenak kalian. Rangkai kata per kata menjadi sebuah kalimat indah yang nantinya mudah dibaca siapa saja. Jangan takut tulisanmu menjadi jelek atau tak bermakna. Karena sebagus apapun tulisanmu pasti ada yang tidak suka. Begitu juga sebaliknya, sejelek apapun tulisanmu pasti ada yang suka juga. Perihal kaku, gak ngalir, gak nyambung, amburadul itu masalah waktu. Semakin kita mengasah tulisan kita maka lambat laun pun tulisan kita akan semakin enak dibaca. Jangan terlalu memikirkan hasilnya, yang terpenting adalah bagaimana kita melalui prosesnya. Jadi, selagi menulis masih gratis yuk kita tingkatkan literasi kita dengan manulis, menulis dan menulis. Salam literasi!
*) Penulis merupakan santriwati yang bercita-cita sebagai jilbab traveler. Berkeinginan kuat untuk menjadi penggerak literasi bagi seluruh anak muda terutama bagi kalangan perempuan.  
6 notes · View notes
nafitn4f · 4 years
Text
Tumblr media
Anak ini tergolong super duper unik.
Uniknya gak ketulungan. Istimewa dengan segala dramatisnya. Dia teman yang lumayan bikin puyeng. Ada-ada aja tingkah lakunya yang kadang bikin aku dan teman-teman sulit mengerti. Dia orang pertama yang aku tau bahwa all about korea adalah kehidupan yang riil. Semua tentang korea dia sukai, kalau gak mau dibilang gilai. Apalagi kalau udah bahas tentang boy and girlbandnya. Gak ada habisnya deh. Meski kadang diulang-ulang tetap aja mengasyikkan. (Baru nyadar kalau kita dulu kenapa gtu amat yakk, hehe) Dia tuh bisa bersosial dengan siapa saja. Apalagi kalau udah berhubungan dengan sesama alirannya, korean lovers. Dia anak yang periang, aktif, meski kadang bikin jengkel dengan sikapnya yang cenderung kekanak-kanakan. Tapi tanpanya, chume tak punya partner terbaik untuk menyalurkan hobinya gila-gilaan. Menurutku, mereka berdua adalah paket komplit untuk mengubah dunia ini menjadi tawa.
Yang aku kagumi dari teman satuku ini adalah kemampuannya untuk cepat menghafal lagu dan gerakan. Entah itu bahasa apa, pasti dia bisa ikuti. Dia kreatif menyangkut urusan skill yang melibatkan suara seperti yel-yel dan nasyid, dialah ahlinya. Dia expert di bidang seni kayaknya deh. Kelincahannya yang membuat orang kadang terperangah. Lagu apa saja pasti bisa dia nyanyikan dengan baik, apalagi dia punya suara yang lumayan bagus. Arab, inggris, mandarin, jawa, madura apalagi korea udah kayak bahasanya sendiri. Heran banget deh aku. Takjub poll wes.
Tapi kalau udah baperannya kumat, spaneng dah. Kadang aku khawatir dia terjebak dalam bayang-banyang oppa-oppa korea itu. Pernah suatu waktu, dia nagis kejer gegara jungkook BTS yang jadi biasnya dijelek-jelekin ama temen-temen yang lain. Maygattt. Aku takut dia gak bisa bedain mana yang nyata dan ilusi semata. Aku harap anak itu akan sadar suatu saat nanti bahwa kehidupan ini tidak seindah drama korea yang ia kerap tontoni.
4 notes · View notes
nafitn4f · 4 years
Text
Tumblr media
Namanya Thoriqotul Faizah
Aku mengenalnya 7 tahun silam
Pertemuan kami tidak terlalu berkesan karena meski kami sekelas namun kami tak jarang berinteraksi. Dia asing sekali bagiku. Karena memang dia benar-benar orang baru. Seingatku hampir setahun aku belum bisa dekat dengannya. Menurutku dia tipikal orang yang benar-benar menganut paham alonisme. Introver banget. Kadang dia sibuk dengan dunianya sendiri dan jarang gabung bareng teman-teman lainnya. Ngomong pun seperlunya saja. Aku hampir lupa apa aku pernah berkomunikasi dengannya atau tidak saat kami masih kelas X. Emang sih, orangnya cuek bebek gitu. Dan aku kalau udah berhadapan dengan orang cuek pasti lama-lama gak betah. Karena sebenarnya aku juga tipikal yang cuek. Hehehe. Aku hanya akan ngomong dengan orang yang udah aku kenal dari pada orang baru.
Bertahun-tahun berlalu. Dia tetap saja kaku dan beku. Aku juga seperti itu. Tapi, ada satu keistimewaan darinya yang akhirnya aku ketahui. Ternyata, dia lumayan pintar bahkan lebih ke cerdas. Diantara kami sekelas, hanya dia yang tetap bertahan dengan mindset bahwa matematika itu mudah dan tak sengeri yang kami kira. Dia expert banget dalam pelajaran yang bagi kami adalah ilmu pokok, pokok selesai. Paham gak paham urusan belakang. (MasyaAllah, gitu amat dulu aku yah. Baru sadar, hehehe)
Sebenarnya sih aku juga bisa matematika, apalagi waktu SD dulu aku yang paling jago diantara yang lain. (hanya tahaddus binni’mah)Tapi saat matematika mengenalkan anggota keluarganya yang namanya aljabar, algoritma dan semacemnya itu lambat laun kecintaanku mulai pudar. Ditambah lagi gurunya yang sangat membosankan saat KBM. Ya udah, beneran goodbye deh tuh math. (flashback dikit)
Setelah tiga tahun berlalu, status pun berubah. Dari siswi menjadi mahasiswi. Kami akhirnya dipertemukan lagi dalam satu naungan di asrama tercinta. Walau status kami sudah bukan lagi anak didik melainkan pendidik. Disinal kami akhirnya mulai mengenal lebih dekat satu sama lain. Aku mulai tahu kepribadian aslinya. Everything about her, i already know. Ternyata banyak hal baru yang kau tau tentangnya. Dan yang paling aku suka darinya adalah, tulisannya. Sepertinya hanya dia yang selalu istiqomah dengan menulis diary. Tulisannya mengalir dan bersastra. Karena kami sama-sama jaimnya, jadi aku hanya membaca tulisannya diam-diam. Begitu juga sebaliknya.
Sebenarnya dia tidak sekaku yang aku kira dulu. Dia ternayat bisa humble dan friendly banget kok. Asal dalam goodmood. Kalau udah badmood, jangan harap bisa bertegur sapa dengannya. Dia hanya gak bisa mengekspresikan sikapnya di hadapan banyak orang. Lagi-lagi karena “introver” nya yang gak ketulungan. Aku kadang iri dengan keintelektualnya. Sepertinya semua ilmu terlihat gampang sama dia. Herannn. Kok bisa yah ada cewek dengan kadar kecerdasan gak biasa gitu. Apalagi dia juga sedang proses menghafalkan firman Tuhan. Aku sering lihat dia kalau lagi senggang pasti selalu muroja’ah hafalannya. Hafalannya juga cepat banget. Salut banget dah aku.
Akhir-akhir ini kami sudah sering berdiskusi tentang apa saja. kuliah, anak didik kami, keluarga bahkan about si doi. Aku banyak tahu sesuatu darinya. Mulai dari bagaimana memahami pelajaran, cara menghafal dan banyak lagi. Lucky, dia sudah bisa bersosial dengan banyak orang. Itu merupakan kemajuan terbesarnya menurutku selama bareng dia. Sebenarnya dia mempunyai banyak potensi besar. Namun, sayang dia masih saja kurang percaya diri sehingga potensi terpendamnya menjadi kurang terasah dengan baik.(kataku sehh)
Dulu, aku ingat sekali saat di penghujung kelas akhir. Saat ditanya perihal kuliah, kami berdua kompak menjawab Jogja sebagai tujuan. Tapi takdir berkata lain. Hingga akhirnya kami mengubur dalam-dalam keinginan itu dan berharap semoga bisa terwujud di lain kesempatan.
Terima kasih banyak kawan. Bersamamu mengajarkanku untuk terus fokus meraih cita-cita dan mencintai ilmu pengetahuan. Saat ini, tepat pada ulang tahunmu yang ke 21, ku harap Allah mengabulkan semua harap dan pintamu. Melapangkan rizkimu, makin rajin beribadah dan senantiasa selalu menjadi lebanggaan bagi BuMimu. Amin.....
3 notes · View notes
nafitn4f · 4 years
Text
Tumblr media
Namanya Asri, lengkapnya Ifadhah Nasyriyah.
Sesuai dengan namanya, saat melihatnya kau akan senyum-senyum sendiri seakan melihat serumpunan bunga di taman, hehehe (lebay amet yakk)
Kalau diperhatikan lebih detail lagi, wajahnya tuh mirip ikon disney. Apalagi kalau bukan mickey mouse
Makanya, awal kali ketemu dia saat MA aku gak henti-hentinya ngeliatin muka dia
Lucu gimana gitu.
Beda sama yang lain. Really.
Apalagi kalau dia udah ngomong dan pakai aksen daerahnya
Sumpah, geli tapi lucu gitu
Dia bisa mencairkan suasana dengan lelucon yang meski bagiku itu garing tapi tetap aja dia happy-happy wae
Aku punya panggilan khusus untuknya, yakni eonni
Karena temanku saat MA rata-rata pengagum korea alias hallyu lovers jadi apapun yang berkaitan dengan kami pasti ujung-ujung referensinya dari negeri ginseng itu
Saat MA, dia expert di bidang ulumul hadis
Saat aku udah nyerah dengan pelajaran yang berakar-akar itu, dialah yang terus mem-pushku untuk tetap berusaha belajar
Dia juga membantuku untuk paham salah satu ilmu wajib program kami dengan sabar
Kadang, kalau catatanku kurang lengkap dan ada yang masih aku gak pahami
Dia rela ngejelasin apa yang disampaikan guru kami sembari memberi catatannya padaku
Bagiku, dia adalah sosok guru yang telaten walau kami sepantaran
Caranya mengajariku pun tidak sok menggurui. Benar-benar apa adanya
Dia bahkan cenderung santai dan open minded
Meski kadang aku suka usil padanya, tetap saja dia baik hati padaku
Aku sering mengganggunya belajar, dia diam saja.
Kalau usilku kumat, dia hanya diam lalu beranjak pergi mencari tempat aman untuk dia kembali belajar
Hahahaha, dasar aku saja yang kelewat usil padanya. Peace, ni.
Tapi honestly, kalau udah bareng dia gak tau napah aku gak bisa diem aja
Pasti ada aja ide di kepalaku untuk mengusiknya (maaf yah ni,,,)
Sekarang dia sudah kuliah di tempat yang berbeda denganku
Meski tak lagi satu naungan, dia kerap berkunjung padaku dan teman-teman yang masih bertahan di Pondok Pesantren
Gayanya masih sama seperti dulu, tak berubah. Sederhana.
Dan itu yang membuatku kagum padanya
Ia tetap seperti eonni yang dulu
Saat ada pertemuan alumni dan kebetulan dia bisa hadir, dia banyak cerita seputar kehidupannya semenjak di luar
Dia mengambil jurusan ilmu hadis sesuai dengan passionnya, alhamdulillah.
Dari ceritanya, yang aku salut banget dia udah mulai nyari pekerjaan untuk membantu ekonomi orang tuanya
Kata eonni, “Malu lah. Masa mau minta uang terus ke ortu. Jadi sekarang udah waktunya untuk belajar mandiri”.
Dengan seabrek tugas kampus, dia bisa membagi waktunya dengan menjadi guru privat
Dia juga bilang, bahwa kalau ingin hidup enak harus berani susah-susah dulu
Semangat eonni, kisahmu benar-benar menjadi cambuk bagiku untuk tak mudah putus asa dan berani mengambil resiko dalam hidup. Mator sakalangkong kawan.
1 note · View note
nafitn4f · 4 years
Text
Setuju banget dah
“Ada 3 jenis anak muda yang patut diambil keteladanannya. Pertama, anak muda sukses yang bukan karena warisan bapaknya. Kedua, anak muda yang lantang menyuarakan kebenaran di depan penguasa. Ketiga, anak muda yang menyembunyikan amalan sepertiga malamnya.”
— Yang pertama soal dunia. Yang kedua soal dunia dan tanggung jawab akhirat. Yang ketiga itu soal akhiratnya. Ketiganya itu adalah manifestasi dari kesempurnaan seorang hamba–muda.
919 notes · View notes
nafitn4f · 4 years
Text
Tumblr media
Namanya Alfika Paputungan.
Dia dari Manado, nun jauh di Sulawesi sana.
Aku mengenalnya saat kami dipertemukan oleh takdir di kelas yang sama. KPI angkatan 17.
Dia cantik, ramah dan tentunya sangat perhatian ke semua teman²nya. Dia sering membawakan kami makanan apapun yang ia masak. Karena ia seorang haddam kyai, jadi ia agak sedikit leluasa untuk bisa memasak apa saja.
Diantara teman sekelas kami, fika lah sosok wanita yang menurutku sangat mandiri dan sederhana.
Dia salah satu teman yang sangat dekat denganku. Dengannya aku bisa bercerita apa saja dan tentunya kami akan bertukar cerita perihal budaya. Aku selalu mencecarnya dengan pertanyaan²ku seputar orang Manado. Karena diantara kami sekelas dialah orang terjauh, maka setiap kali dosen bertanya perihal namanya. Sontak akan kentara sekali kalau dia bukan orang Jawa.
Di hari ulang tahunmu kali ini. Aku berdoa pada Tuhan agar selalu mengabulkan setiap doa dan harapanmu. Semoga cita, cinta dan harapmu dapat segera Tuhan ijabahi ya fik.
Terimakasih sudah mau berteman denganku.
Wish You All The Best
2 notes · View notes
nafitn4f · 4 years
Text
Bener banget abang ni.
Tumblr media
Adakah seseorang yang sedang kamu kagumi?
Mungkin karena caranya bertutur, menatap, berpikir, atau diamnya saja membuatmu ingin terus memperhatikannya.
Kekaguman yang diam-diam membuat perasaanmu tumbuh, hingga kamu mencari tahu segala hal tentangnya.
Mengikuti aktivitasnya sehari-hari, mengintip status, dan postingan media sosialnya.
Kamu begitu penasaran. Namun saat berhadapan langsung, kamu tidak bisa banyak berkata-kata.
Kamu lebih senang memperhatikannya dalam diam, bermain dengan imajinasi, dan khayalan-khayalanmu sendiri.
Memendam perasaanmu tanpa pernah bisa memiliki. Mencintai tanpa pernah bisa memeluknya.
Kamu takut jika mengungkapkannya, ia malah memilih menjauh dari kehidupanmu.
Entah sampai kapan perasaan itu akan terus kamu simpan.
Kamu sadar bahwa mungkin suatu hari hatimu bisa saja dipatahkan melihat kebahagiannya bersama yang lain.
Tetapi keberanian itu tidak pernah kamu miliki. Kamu justru terlarut dalam kisah yang tidak jelas akan sampai di mana.
Kamu terus memendamnya sendiri dan menatapnya dari kejauhan.
Meski jauh di lubuk hatimu, kamu ingin sekali bertanya bagaimana sebetulnya perasaannya kepadamu.
—ibnufir
474 notes · View notes
nafitn4f · 4 years
Text
Setuju mbak👍😃
“Karena menerima adalah salah satu upaya mendamaikan hati dan cara untuk mendatangkan kebaikan-kebaikan lainnya.”
— @shafira
1K notes · View notes
nafitn4f · 4 years
Text
Temanku satu ini tergolong orang-orang berkelas. Dalam artian, intelektualnya. Sedari dulu yang ku tahu dia yang yang menjadi bintang dimanapun itu. Ambisinya untuk menjadi yang terbaik sukses mengantarkannya menjadi juara apa saja. Dia imut, baik dan termasuk polos. Dia selalu belajar, belajar dan belajar. Memang sih, di balik itu aku paham mengapa dia harus belajar mati-matian. Dengan status sosial yang tinggi karena dia adalah salah satu putri kyai besar. Maka, otomatis dia harus mengemban amanah yang berat kelak saat waktunya mengabdi.
Meski polos, namun dia juga dewasa dalam beberapa hal. Mungkin gara-gara anak pertama dengan dua adik serta orang tuanya yang single parent. Mau tak mau dia harus siap menanggung amanah besar. Dan pastinya, bebannya tak sebanding dengan teman kami yang lainnya. Yang ku tahu, neng dituntut harus bisa mengusai apa saja, karena intelektual santri akan menjadi tanggungjawabnya kelak.
Kalau sudah seperti itu, aku turut merasakan kesedihannya. Dia yang hanya mempunyai satu orang tua yakni umminya saja pasti sangat butuh kehadiran seorang ayah di tengah keluarganya. Aku bersyukur jika mengingat itu.
Aku tak tau kenapa teman-teman terkadang bilang kalau dia pilih-pilih teman. Hanya segelintir orang saja yang bisa berteman akrab dengannya. Aku paham itu. Sejatinya, dia bukan mau pilih-pilih teman. Atau dia tidak mau bergabung dengan kita-kita. Tapi kita saja yang tak mau memahami dia dengan realitasnya. Kita sering menutup mata karena klaim yang tak tentu benar adanya. Menurut hematku, dia pasti tak ada waktu untuk sekedar melakukan hal-hal yang menurutnya unfaedah.
Mungkin dulu, aku menutup mata padanya. Aku membiarkannya dengan segala desas desusnya. Dan aku pun menyesal sekarang jika mengingatnya. Aku lupa kadang ia yang sangat antusias jika teman-teman butuh bantuan, apapun itu. Kecuali pelajaran. Dia sangat antipati akan itu, dan teman-teman tak suka. Mungkin sikapnya yang terlalu tegas itu membuat teman-teman sakit hati, tapi bagiku wajar-wajar saja. Apa yang dilakukannya pastilah yang terbaik. Aku yakin itu.
Jujur, meski aku bukan teman terdekatnya tapi aku bersyukur bisa kecipratan gemilangnya dengan pernah menjadi “teman”. Ku harap dia bahagia. Selamanya.
*Nafi'ah Mardlatillah
0 notes
nafitn4f · 4 years
Text
Teman-teman MTS kami dulu menjulukinya Ambarwati.
Namanya Alya, si multitalenta. Dia bisa apa saja. pidato, puisi, bercerita, akting, semua skill dia kuasai dengan baik. Satu yang menjadi mantra terbaiknya untuk bisa segalanya, yakni PD. Dia tak pernah terlihat malu. Meksi banyak cemohan, cacian dia tetap enjoy aja. Meski kadang hidupnya penuh drama, tapi tetap saja dia bahagia. Dia bukan hanya pembelajar yang cepat namun dia juga bisa berinteraksi dengan baik pada semua orang.
Dia selalu dielu-elukan banyak orang. Meski kadang gayanya nyentrik dan rada bikin kesel, tapi dia masih bisa punya banyak amunisi untuk tetap berkarya. Menurutku, dia salah satu orang yang bisa survive dimanapun dia berpijak dan bersaing dengan siapapun. Meski tak lama berjumpa, kadang kami masih bisa berkomunikasi dengan baik di dunia maya. Sepertinya dia mulai merambah ke dunia literasi. Good luck, kawan. Semoga kesuksesan akan setia membersamai kita.
0 notes
nafitn4f · 4 years
Text
Dia pecinta warna janda.
Sedari dulu hingga sekarang tak henti-hentinya anak satu ini jadi pengagum warna ungu. Meski berkali-kali dibilang warna janda, tetep aja dia lope-lope. Katanya, ungu punya filosofi tersendiri yang hanya dia pahami. Okay, lah terserah. Setiap orang kan gak harus satu persepsi. Temanku satu ini punya keistimewaan terhadap penampilan. Meksi sederhana, tapi tetap saja rapi adalah sebuah kewajiban baginya. Dia gak bakalan mau keluar kamar kalau baju yang dia pakai gak maching dengan kerudungnya. Intinya kalau udah menyangkut penampilan, jangan harap mencoba mengutak atik atau ikut campur, bisa berabe. Lama banget dah pokonya kalau mau dandan.
Dia rapi dalam segala hal. Baik penampilan dan tulisan. Tak ayal, jika sedari dulu dia dipercaya menjadi sekretaris. Dimana saja, lembaga apa saja. seakan-akan tugas menjadi sekretaris sudah mendarah daging untuknya. Heran plus hebat juga. Dia juga pintar dalam matematika. Aku ingat saat kami sekamar dulu, karena kami beda kelas dan dia termasuk kelas MIPA. Jadi, hampir setiap malam saat hendak UN aku selalu menjadi murid setianya. Karena jujur saja, aku menjadi paham matematika saat belajar pada temanku ini bukan dengan guruku sendiri di kelas. Ajaibnya, pernah suatu ketika saat kami belajar buku kisi-kisi UN. Temanku ini menjawab soal math tanpa menghitung sebelumnya, katanya sih insting gitu. Tapi, saat dicocokkan dengan jawaban aslinya ternyata bener. What amazing is it! Baru kali itu aku tau ada yang bisa jawab soal matematika tanpa menghitung sebelumnya, daebak banget gak sih. Herannnn.
Meski terbilang orang serius, namun dibalik itu dia super narsis. Dimana-mana suka foto. Ada spot bagus cekrak-cekrik dulu, habis itu upload. Yaelah,,,, tetap jadi dirimu sendiri yah DP. Chayoo!!!
*Diana Putri
0 notes