Tumgik
nanananski · 3 years
Quote
Nothing can harm you as much as your own thoughts unguarded
Buddha
2 notes · View notes
nanananski · 7 years
Text
[Review] Jejak Rasa Nusantara: Membongkar sejarah selera Indonesia
Tumblr media
Karena sudah lama nggak nulis review buku, jadi kali ini saya review Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia. Sebuah buku sejarah tentang perjalanan kuliner dan/atau gastronomi di Indonesia karya Fadly Rahman. 
Sebenarnya, saya agak berat nulis review ini. Bukan karena malas, tapi berat karena ilmu dan kemampuan otak saya yang tak seberapa pintar ini, trus sok-sokan review buku. Buku sejarah lagi yang di-review dan buku ini pengembangan dari tesis (kalo bener yaaa
) sang penulis.  
Jadi bahasa dalam buku ini seperti bahasa tesis, ilmiah. Buat saya dengan kemampuan pas-pasan (millennial yang nggak pintar), agak susah mencerna. Harus baca berulang-ulang, karena bingung, dalam hati bilang: “ini maksudnya gimana sih?”. Hahaha. Tapi, nggak masalah sih, soalnya banyak informasi penting di dalamnya. 
Menurut saya, buku ini seperti membongkar sejarah makanan –yang tersaji di meja makan, meja warung juga boleh– yang disantap orang Indonesia setiap hari. Mulai dari cikal bakal benih, daerah surplus biji-bijian, penyebaran tanaman & hewan ternak, berbagai jenis makanan seluruh Nusantara, cara mengolah makanan, pengaruh makanan Eropa, kemunculan buku resep masakan. 
Jangan sedih, buku juga membahas soal penelitian gizi makanan, Kebun Raya Bogor sebagai pusat penelitian botani, informasi ekspor-impor produk Indonesia ke mancanegara atau sebaliknya, makna sebuah makanan bagi orang-orang kolonial dan rakyat jelata –saya banget nih rakyat jelata–, selera makan orang Belanda dan Nusantara, krisis pangan zaman Jepang sampai pemerintahan Soekarno, hingga pembahasan swasembada beras era Orde Baru.
Tumblr media
Setelah membaca buku ini, saya jadi tahu dari mana asal kecap. Jadi kecap itu berasal dari kedelai. Kabarnya, kedelai merupakan biji-bijian yang dibawa oleh orang Tiongkok yang bermigrasi ke Nusantara. Mereka juga memperkenalkan cara menanam dan mengolahnya. Alhasil mereka sakses mengolah tahu, tempe, tauco, dan kecap.
Mungkin mereka juga yang mengenalkan keripik tempe ke kita, mungkin loh ya.
Makanan yang ada saat ini di Indonesia –berdasarkan penulis– adalah hasil percampuran budaya Eropa (Portugis, Prancis, Belanda), Arab, India, dan Tiongkok. Ada sih makanan khas Indonesia, tetapi lambat laun beberapa makanan asli atau pendatang menyesuaikan diri, baik dari segi rasa, bahan, bentuk, dan cara memakannya. Sehingga membentuk selera yang disukai masyarakat Indonesia. Soal selera, penulis sedikit menjelaskan kenapa masakan Sumatera cenderung pedas, kuliner Jawa cenderung manis, atau makanan Sulawesi ekstrim/nggak lazim.
Dulu, orang Indonesia kalo makan cuman pakai daun pisang dan makan dengan tangan. Satu pincuk –wadah berbentuk kerucut dari daun pisang– untuk satu orang. Setelah kedatangan kolonial Belanda, masyarakat mulai kenal penggunaan piring, sendok, dan garpu. Kedatangan orang Arab, makan pun secara komunal. Jadi ada piring segede Optimus Prime diisi nasi dan lauk-pauk, makanan tersebut disajikan untuk beberapa orang. Mereka makan bersama-sama –dengan tangan– dalam satu tempat. Sebelumnya harus cuci tangan dulu, loh.
Ngomongin soal makanan, nggak lengkap kalo nggak nyinggung soal buku resep masakan. Tahu nggak, apa judul buku resep pertama di Hindia Belanda? Kokki Bitja atau Kitab Masak Masakan India, Jang Bahroe dan Semporna pada 1857 karya Nonna Cornelia. Nggak tahu siapa dan bagaimana sosok bu Cornelia ini. Sampai kini masih misterius dan mungkin hanya dia, penerbit, dan Tuhan yang tahu. Setelah itu bermunculan buku resep satu per satu. Para penulis membukukan resep Belanda, Indonesia, dan Tiongkok. Tapi ada juga yang membagi antara resep pribumi dan Belanda. Resep masakan saja ada diskriminasi, sis.
Nah, buku resep masakan nasional pertama –setelah Indonesia merdeka– adalah Mustika Rasa pada 8 Februari 1967. Ini merupakan buku resep gagasan Presiden Soekarno yang bertujuan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Soekarno ingin menonjolkan ke-bhinekaan-an Indonesia dan pembentukan citra diri melalui makanan. Proses pengumpulan buku memakan waktu tujuh tahun. 
Tumblr media
Ironi. Peluncuran Mustika Rasa bertepatan dengan mundurnya Soekarno sebagai presiden. Nggak tepat banget sih. Soekarno menyerahkan kekuasaannya kepada Soeharto pada 20 Februari. Jadi buku resep nasional pertama warisan Soekarno terbit pada akhir kepemimpinannya. Fyi, buku kembali diterbitkan oleh Komunitas Bambu. Siapkan Rp 400 ribu buat beli buku setebal 1.123 halaman. Berat? Memang. Karena pengumpulan resepnya juga berat, panitia pusat mengirimkan surat ke petugas daerah seluruh Nusantara, nanti mereka mencatat makanan khas dan resepnya ke ibu-ibu yang ahli masak. Setelah itu baru dikirim balik ke pusat. Nggak heran kan, kalo prosesnya butuh waktu tujuh tahun dan jumlah halamannya melebihi buku diktat Psikologi Perkembangan-nya Elizabeth B. Hurlock!
Kalo mau membaca buku sejarah nggak tebal, mengulas sepak terjang buku resep, kekayaan boga, seluk-beluk makanan Indonesia baca saja Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia. Inget, ini bukan endorsed, cuma review pada umumnya. Harganya sih, nggak semahal Mustika Rasa. Apalagi kalo beli online atau bentuk digital, kemungkinan besar lebih murah. 
Udah lah beli saja. Mosok setiap hari makan makanan Indonesia, tapi nggak tahu bagaimana sejarah di balik itu? 
Detail:
Judul: Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia Karya: Fadly Rahman Penerbit: Gramedia Pustaka Utama Halaman: 428 Harga: Rp 125 ribu 
1 note · View note
nanananski · 7 years
Video
[Video] Java Jazz Festival 2017  3-5 Maret 2017 JIExpo Kemayoran, Jakarta, Indonesia
MLD Spot: Art and Sound Experience.
1 note · View note
nanananski · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
[Foto] Java Jazz Festival 2017 (2)
Java Jazz Festival 3-5 Maret 2017 JIExpo Kemayoran, Jakarta, Indonesia
Hari ke-2, 4 Maret 2017 Selain ada Andy /rif, Ipang Lazuardi, Indro Hardjodikoro, dan Iwa K, #JJF2017 juga menampilkan Idang Rasjidi Syndicate, Gugun Blues Shelter (gak foto karena jauh banget dari panggung -__-), dan DW3.
Di Gazebo stage #JJF2017, om Idang bicara begini. "Saya senang tampil di #JJF meskipun 10 hari lalu, ia kena stroke.” DUH! 
Kaget, nggak percaya. Tapi penampilan tetap mereka memukau. Sehat terus om Idang dan kawan-kawan. Sampai bertemu di #JJF2018. Ketjup!
0 notes
nanananski · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
[Foto] Java Jazz Festival 2017 (1)
Java Jazz Festival  3-5 Maret 2017 JIExpo Kemayoran, Jakarta, Indonesia
Hari ke-2, 4 Maret 2017 Para musisi yang tampil di antaranya: MLD Jazz Project: Indonesia Legendary (Andy /rif, Aryo Wahab, Ipang Lazuardi, Adra Karim, Indro Hardjodikoro, MLD Jazz Project) dan 90's Hip Hop All Stars (Iwa K-NEO-Sweet Martabak).
Ketjup!
0 notes
nanananski · 7 years
Text
[Musik] JJF2017: Nostalgila bersama rapper 90-an!
Tumblr media
Akhirnya, saya mencetak rekor (untuk diri sendiri). I’ve attended the annual music festival three years in a row! Ya, meski cuma datang sehari dari tiga hari rangkaian acara sih. 
Yes, saya menghadiri Java Jazz Festival --salah satu festival jazz terbesar di dunia-- yang baru saja usai digelar selama tiga hari, 3-5 Maret 2017, di JIExpo, Kemayoan, Jakarta, Indonesia. 
Dalam tulisan ini, jangan anggap saya nulis review musik, apalagi musik jazz. Siapa juga yang nganggap gitu? 
Karena nggak jago musik dan nggak mudeng juga kalo harus mengamati teknik soal musik. Jadi tulisan ini hanya sekadar curhat sepanjang mata memandang. Apa sih maksudnya?!!
Jadi, saya ke #JJF2017 dalam rangka menikmati musik yang pas di hati (nggak usah dipaksakan kalo nggak sreg sama musik Nik West atau Sergio Mendes), menikmati suasana (maklum Saturday night), dan merayakan kebersamaan bareng pacar. Asseekkk!
Tumblr media
Penonton Indonesia antusias nonton musisi lokal 
Percaya atau tidak, musisi lokal mendapat tempat di hati penonton. Entah karena music director JJF pintar memilih musisi --mengundang musisi yang sedang nge-hits-- atau orang Indonesia memang suka musisi Indonesia atau penonton menghargai dan sadar dengan musisi dalam negeri??? Tapi setiap penampilan Tulus, Tompi, Andien, atau Dira Sugandi, pasti ramai penonton! Bukan berarti penampilan musisi internasional sepi. Panggung Sergio Mendes, DW3, atau Bebel Gilberto juga dipenuhi jazz lover kok.
Musisi Indonesia non-jazz banjir penonton
Nah, ini yang nggak kalah epic! Penonton membanjiri panggung musisi Indonesia non-jazz. Yang saya ingat:
#JJF2015, Sheila on 7 jadi salah satu penampil yang ditunggu-tunggu. Bahkan band jazz yang sedang main --di stage yang sama dengan So7--- disuruh turun penonton! Untung mereka orang luar, nggak ngerti bahasa Indonesia. Jadi mereka nyantai, tetap main gitu. Pas So7 main, penonton langsung berdiri, histeris, & ribut deh, termasuk saya sih. Hehe. Biar ada sentuhan jazz, So7 kolaborasi dengan Ron King Big Band. Pecah deh.
Kalo penampilan Raisa, Isyana Sarasvati, atau Afgan banjir penonton, ya sudah lah ya. Memang musik mereka oks, nge-pop oks, nge-jazz juga oks, fisik dan baju yang aduhai sekali. Nggak usah diragukan lagi deh.
Tumblr media
#JJF2016. Barasuara bikin geger! Pecah. Pertama kalinya mereka manggung di Java Jazz Festival dan banjir penonton! Edan. 
#JJF2017, mereka tampil lagi dan kolaborasi dengan Ron King Big Band. Sayang, saya nggak bisa lihat. Maklum cuma punya tiket Sabtu, 4 Maret. Tapi bukan berarti di #JJF2017 nggak ada penampil non-jazz yang pecah. Adalah 90's Hip Hop All Stars terdiri dari Sweet Martabak, NEO, dan Iwa K --plus DJ Ethnic-- mampu menggaet penonton, terutama generasi 90an. Mereka --saya juga-- sing along dan goyang waktu Sweet Martabak --penampil pertama-- menyanyikan Cewek Matre dan Tididit. Bahkan ada beberapa fotografer yang sibuk foto pake DSLR, terus update Insta story/status WA pake handphone. Ribet bener, bang?
Penampil selanjutnya, grup rapper NEO disusul Iwa K. Waktu NEO nyanyi lagu baru --nggak baru banget sih, mungkin dua/tiga tahun lalu-- penonton nggak nyanyi, sibuk foto-fotoan, ada yang diam, dan asyik tiduran di beanbags. 
Tumblr media
Yes, perbedaan #JJF2016 dan #JJF2017 adalah beanbags di beberapa stage. Tapi di mana ada beanbags, di situ ada orang posesif. Penonton selonjoran, sambil dengerin musik, mainin handphone, serasa mereka nggak rela nyerahin beanbags ke orang lain. Ya gitu deh.... Selain itu, perbedaan lainnya: penambahan food truck di sebelah Gazebo stage, layout TKP berubah, dan lapak bir Bintang --yang kecil-kecil itu tuh-- digantikan oleh Djarum Super MLD. Tapi bir Bintang punya lapak besar di tengah-tengah bareng Avrist, Jack Daniel’s, dan lain-lain.
Saya cuma bengong, dalam hati ngomong: ”Ini lagu apaan sih?”. Nah, penonton kembali heboh pas penampilan Iwa K. Tanpa komando om Iwa, kami pun koor Bebas, Malam Ini Indah, sampai Ku Ingin Kembali. Suasana tambah ramai, riuh-rendah. Ceileh bahasanya. Gimana nggak ramai bin epic, kalo om Iwa ngbawain lagu rap 90-an dan penonton rata-rata generasi 90-an.
Nonton Iwa K dkk. serasa nostalgia. Nostalgia atau nostalgila ya? Kayak balik ke masa SD-SMP, nonton tayangan musik di RCTI tiap pukul 09.00 WIB (bukan Dahsyat loh...), baca majalah Mode dan Aneka (punya kakak), dengerin lagu-lagu Iwa K, Humania, Jingga, ME, Andre Hehanusa, apa lagi ya? Duh, kangen masa-masa itu. Iwa K itu benar-benar idola masa kecil gitu deh. Nostalgila! Om Iwa memang rapper idola banget dah.
Tumblr media
Salah satu penampil paling akhir hari itu, Soundwave, juga begitu. Pecah! Grup duo DJ-singer ini juga bisa meraup penonton loh. Saya nggak lihat langsung, cuma lihat di Insta story teman. Hoho.
Idang Rasjidi
Entah sudah berapa kali, om Idang Rasjidi tampil di panggung #JJF. Tentunya pakai nama Idang Rasjidi Syndicate, yang ada Ricad Hutapea --salah satu saksofonis muda Indonesia-- itu tuh. Kayaknya sih sering banget. #JJF2016, ketika tampil di panggung, ia sempat mengatakan --kalo nggak salah ingat, soalnya sempat interview-- jadi musisi harus tampil pol dan mempersiapkan segalanya, nggak peduli apapun yang terjadi. Pada hari itu, sebelum manggung, salah satu saudaranya meninggal dunia, tapi karena harus tampil, ia harus menyelesaikan pekerjaannya lalu langsung pulang ke rumah duka. 
Pada #JJF2017, om Idang bicara soal hal pribadi. Menurutnya, ia senang tampil di #JJF meski 10 hari sebelum hari H, ia terkena stroke. OMG! Semoga selalu sehat dan bahagia, om. Seperti tahun lalu, om Idang and friends tampil di dua panggung. Panggung Citilink dan Gazebo (tahun lalu Java Jazz Coffee) alias panggung #JJF paling depan.
Tumblr media
Sampai segini saja catatan #JJF2017. Nggak usah percaya sama tulisan amatir ini, baca sumber terpercaya yes. Hehe. Sampai jumpa #JJF2018!
0 notes
nanananski · 7 years
Text
[Ngobral] Chaos@work: Alasan nyaman menjadi karyawan (4)
Tumblr media
Ini adalah Ngobral terakhir bareng Kerani. Setelah sebelumnya baca soal kegeraman Kerani terhadap Bossman, di sini kita diajak untuk sedikit serius. Sedikit doang. 
Ini penting buat kita. Ya, kita sebagai kaum proletar, buruh, atau para pekerja di perusahaan. By the way, nggak salah kok menjadi proletar. Menjadi proletar punya kesempatan untuk mendapatkan pengalaman, teman, ilmu, dan jaringan untuk menghadapi tantangan di perusahaan berikutnya, loh. Hehehe. 
Mosok semua orang mau jadi pengusaha? Ntar siapa yang jadi golongan proletariat? Siapa yang bakal kerja/jadi bagian operasional? Toh, setiap manusia kan punya kemampuan dan rencana hidup yang berbeda. Berbahagialah, hey para proletar! Bukan begitu, bu Kerani?
Apa sih arti ‘menjadi seorang karyawan’?
Security. Gue bukan tipe orang yang berani take risk dengan doing business. Nggak bisa juga take risk dengan selling something. Gue itu kerja dari (umur) 15 tahun. Jadi gue udah kerja selama 30 tahun. Ada yang bilang, “kok nggak capek sih kerja?”, “lo nggak mau bisnis?”, tapi dengan bekerja, gue merasa secure banget. Kalo kerja, lo bisa dapat duit bulanan, gaji. Kalo bisnis, lo harus bangun lebih awal, tidur lebih lambat dari yang lain, dan gue nggak mau. Gue sudah nggak punya visi dan misi untuk apa begitu ya
. Nah, dengan nulis, gue udah happy.
Lo merasa terjebak di comfort zone?
Ya, apalagi sekarang kan, gue udah nggak ada suami, anak-anak masih sekolah. By the way, di buku anak gue dua ya. Anak gue itu satu, yang kedua itu udah nggak ada. Tapi gue hidupkan lagi di buku and I feel good aja. Jadi anggap aja anak gue dua. Ya, gue terjebak di comfort zone and it’s okay.
Sekarang dunia digital semakin maju, kenapa nggak mengarah ke sana?
Gue sudah tidak punya room in my brain to think for that. Gue tidak mau memforsir. Kalo gue masih muda, oke. Contohnya Raditya Dika, dia cukup agresif, dia begini, begitu, karena dia bangun branding. Banyak yang bilang, “kok lo nggak bangun branding?”. Gue sih bukan nggak mau bangun branding, gue bukannya males atau apa gitu, cuma gue tidak punya room in my brain for that, kecuali ada yang mau ngurusin. 
Gue udah terlalu lama, jauh dari Indonesia, apa yang lagi nge-trend, model seperti apa, bahkan gaya Gojek, gue baru tahu belakangan ini namanya startup bisnis. Ketidaktahuan itu karena gue kurang membaca, semakin ke sini semakin kurang, karena kerjaan gue itu memakan banyak waktu. Gue kerja di dua negara, Malaysia dan Australia, jadi gue bolak-balik. Pikiran gue udah kesedot. Gue terjebak di comfort zone, gue nggak mau keluar and I dont think I have to ya kan? Apalagi dengan anak yang kuliah, ya udah gue terusin aja. Kecuali ada yang mau ngurusin, ada yang mau kasih ide, ya why not?
Kondisi kantor sekarang se-menyebalkan yang dulu?
Nggak. Masalahnya beda-beda aja. Kalau dulu office politic-nya kelas kampungan banget, sekarang kelas tinggi. Karena ini kan perusahaan internasional, international skill, office politic-nya udah cross country, udah bukan lokal antara gue dan boss gue. Gue sama bos gue udah nggak ada masalah, saking nggak ada masalahnya gue nggak pernah lihat dia. Nggak pernah ketemu muka, nggak tahu dia itu yang mana. Jadi masalah kantor yang sekarang nggak sama dengan yang dulu. Tapi ada beberapa kejadian di kantor sekarang masuk buku.
Karena MSB 1 keluar 2009 dan itu gue udah mau berhenti dari dia (Bossman). Gue total berhenti itu 2010. MSB 2, 3, 4 ada beberapa cerita dari situ (perusahaan yang sekarang) gue masukin. Contohnya Tung Wu On, dia itu pekerja Bossman. Bossman bilang, “si Tung Wu On ini budeg”, akhirnya dipanggil Bossman, “Tung Wu Oon”.
Dia bertahan tiga hari doang. Nggak ada yang sanggup. Mr. Chang, Mr. Kho itu keluar jauh sebelum gue keluar. Sikin (Norahsikin) masih di sana sampai sekarang, Adrian masih, Mr. Chia masih, semua yang Bangla-Bangla itu masih, yang nggak ada Samir. Mr. Kho, Mr. Chang tahu. Dia (Mr. Kho) kepengen banget nonton, tapi tiga hari sebelum premiere, dia meninggal. Si Bossman pengen banget dateng, tapi dia nggak boleh masuk lagi ke Malaysia. Karena dia utang, nggak bayar 1,7 juta ringgit. Hahaha.
Tumblr media
Kerani saat meet and greet bersama die hard fans di bilangan Kuningan, Jakarta, Januari 2017.
Catatan:
Buat die hard fans Kerani --yang tentunya punya lima seri noda My Stupid Boss-- pasti pernah membaca kalimat bijaknya. Entah ini kalimat bijak atau pembenaran atau menenteramkan hati karena nggak bisa lolos dari kontrak kerja. Ini pernah saya tulis di sini plus review noda dan film. Kira-kira begini tulisannya: 
Kita tak bisa keluar kerja begitu saja, karena kita harus bertanggung jawab dengan segala urusan yang dipercayakan ke kita ~ Kerani Chaos@work.
Jadi kalo mau resign, pikir-pikir dulu. Karena pekerjaan kita bersinggungan dengan banyak orang. Kalo resign, bagaimana mereka melakukan pekerjaannya? Kecuali Anda memang sudah nggak betah banget & sistem perusahaan sudah stabil, nggak masalah Anda resign as soon as possible.
Kalo merasa nggak pernah baca quote di atas, jangan ngaku die hard fans Kerani deh! 
Baca juga: Ngobral pertama, kedua, dan ketiga yah. Mamacih teman-teman. :*
0 notes
nanananski · 7 years
Text
[Ngobral] Chaos@work: Larangan temui suami sakit dan tuduhan korupsi (3)
Tumblr media
Percaya atau tidak, energi yang memancar dari seseorang (aura) itu menular ke orang lain. Hal itu terjadi pada Kerani dan Bossman. Ya, mereka ditakdirkan menjadi sahabat setia. Meski harus gontok-gontokan, teriak-teriak, sampai saliva nyembur ke buku laba-rugi.
Bossman memang kejam. Tetapi dia punya kebaikan. Kejam untuk kebaikan atau kejam karena nggak mau rugi karyawannya bolos kerja? Btw, dia juga sempat menuduh Kerani korupsi loh!
Oiya, bagian ketiga ini lumayan panjang. Jadi betah-betahin baca ngobral bagian ketiga ini yah, gaes. Kerani ngobral soal larangan menemui suami yang sedang sakit kritis, tuduhan korupsi, dan memutuskan resign dari international company wannabe tersebut.
Nular ya auranya?
Auranya nular. Aslinya, kalo gue udah mulai curhat soal Bossman, dia nggak suka.
[Percakapan Kerani dan suami]
“Kok lo yang tersinggung sih, emang lo ada apa sama dia? Gue kan bini lo, lo belain gue, lo tinggal sama gue, lo nggak tinggal sama dia, gue yang masak buat lo, bukan dia yang masak buat lo, kok lo bete kalo gue gossip?” omongan Kerani ini ibarat istri kesal setengah cemburu gitu.
“Saya kenal dia lebih lama dari kamu, dari dia umur 19, saya udah kenal.”
Karena S1 dan S2 mereka bareng terus kan. Jadi suami gue lulus kuliah, kerja, Bossman masih kuliah terus tuh, nggak kelar-kelar. Karena dia cuti, nggak lulus, skripsi gagal, master aja lima tahun, berkali-kali (wisuda) diundur loh, karena failed terus.
Balik lagi ke pertanyaan lo, kok gue nggak keluar aja? Itu karena kontrak. Kalo ada pertanyaan berikutnya, udah tahu begitu, kok lo tanda tangan lagi kontraknya? Itu karena suami gue udah nggak ada (meninggal). Saat itu gue nggak ada kerjaan, gue susah cari kerja waktu itu. Gue pikir, ya udah lah gue tanda tangan aja. Suami gue meninggalnya udah cukup lama, 2007.
[Percakapan Kerani-Bossman]
“Pak, saya cuma mau dua tahun.”  
“Ya udah lah bu, kamu nggak usah ke mana-mana, saya akan jaga kamu,” ucapnya merajuk.
Lo tau kan kasusnya suami gue meninggal, dia nggak ngasih gue untuk jagain suami gue. “Kamu kerja”. Kejem banget sih, gue itu mau nungguin suami gue. One good thing about him, tanpa gue tahu, dia lah yang nungguin suami gue.
Tahunya dari mana?
Suster. Setelah (suami) meninggal, dia baru ngomong. Saat itu Bossman baru dateng sama gue dan susternya lebih banyak ngomong ke dia, nggak ngomong ke gue. Tapi susternya tahu, gue ini bininya, tapi laporannya ke Bossman. Dia yang bayar, dia yang jagain, setidaknya sehari itu empat jam, dia aktif. Sepertinya dia menyiksa pihak rumah sakit dengan gaya dia yang nanya-nanya. Hahaha. Tahu-tahu bilang
.
[Percakapan Kerani-Bossman]
“Bu, ini kepala suami kamu harus dibor!”
Suami Kerani sempat mengalami pembengkakan otak.
“Dan saya sudah setuju,” kata Bossman dengan yakin, sure, pasti.
“Lho kenapa bapak yang setuju?”
“Percaya saja dengan saya, saya sudah pelajari penyakitnya.”
“Oh ya udah lah pak, terserah bapak.”
Dia yang ngurus, dia yang telepon jabatan kebajikan agama islam (mungkin maksudnya Jabatan Kemajuan Islam Malaysia), segala macam dia yang ngurus, dia bilang, “Udah kamu diam aja, semuanya saya yang urus.” Seminggu gue nggak kerja, dia telpon gue.
[Percakapan Kerani-Bossman]
“Kapan kamu mau masuk kerja?”
“Pak, saya lagi temenin anak-anak, jadi kasih waktu saya.”
“Saya mau ketemu kamu.”
Dia ke rumah gue.
[Percakapan Kerani-Bossman] 
“Pak, saya tahu bapak yang ngurusin suami saya. Saya terima kasih.”
“Kamu tahu nggak kenapa saya suruh kamu tetap kerja? There’s nothing you can do at the hospital, you can not help. Kalo kamu di sana, dia bisa apa? Yang ada kamu resah, lebih baik kamu di rumah, jaga anak-anak, kamu kerja karena dia tidak ada harapan lagi. So you need to care your life, move on. Karena dia sudah cripple, jadi tanggung jawab kamu bukan dia, tanggung jawab kamu itu anak-anakmu. Makanya saya ngotot kamu tetap kerja aja, kamu boleh berpikir saya kejam. I have to be cruel to be kind, saya harus kejam sama kamu, untuk kebaikanmu sendiri.”
Tapi bukan berarti penyiksaan dia berkurang. Tetep. Tapi gue lebih santai, karena udah tahu sifat dia. Jadi gue ambil dari sisi positif dia. Contohnya 1. selalu menghitung uang kembalian, gue tuh nggak pernah, 2. Kalo ke pasar nggak usah nawar lah, bayar aja, lo nggak nawar kok kalo ke mal-mal, 3. Dia pinter nawar, di mal pun nawar (kontradiktif dengan poin sebelumnya), 4. Jangan pernah mencoba sekali. Coba beberapa kali. Waktu gue bikin SIM, kan gue gagal. Gue minta ijin ke polisi buat tes keesokan harinya.
Kenapa memutuskan keluar? Karena ada yang baru?
Iya, ada yang baru.
[Percakapan Kerani-Bossman]
“Ini kamu mau berhenti kerja ya, bu?”
“Iya pak.”
“Ya udah, jadi kamu ngantornya Kamis-Jumat gitu?”
“Nggak pak. Saya udah nggak bisa.”
“Kamu udah nggak bisa ngantor lagi?”
“Ya nggak bisa dong pak, saya udah kerja di tempat lain,” jawab Kerani mulai kesal.
Itu dia baru diem. Dia kayak shocked, dia diem aja.
[Percakapan Kerani-Bossman]
“Ya udah.”
“Jadi kontrak saya sudah selesai pak.”
“Emang kamu dapet gaji berapa?”
“Kenapa mau tahu?”
“Nggak, serius saya mau tanya ini. Kalo gaji kamu di sana lebih bagus, saya bahagia. Kalo gaji kamu kurang, gimana kamu lanjutin hidup?”
“Emang sih kenapa pak?”
“Ya kalo gaji kamu kurang di situ, sebaiknya kamu kerja sama saya, kan saya bisa gaji kamu dengan baik.”
“Tapi kan tiap bulan selalu kurang 30%, 40%, bapak masih ada utang sama saya 22 ribu loh!”
“Ya udah, kamu selalu bahagia di tempat yang baru.”
Mendadak lupa. Karena menurut dia, gaji gue terlalu gede, dia bilang, “Saya gaji kamu segitu karena saya mandang suami kamu aja, karena dia temen saya padahal kamu nggak pantes dapet gaji segitu!”.
Tapi setelah itu, Kerani masih bantu si Bossman?
Ya karena gue masih mandang suami gue juga. Gue tiap bulan masih ngitungin berapa gaji, berapa lemburan, berapa petty cash mereka.
Belum pakai sistem komputer?
Nggak ada. Dia tidak percaya. Kalo pake sistem komputer, lo bisa delete, nggak ada buktinya. Jadi masih manual. Kalo lo mau tip-ex, mau coret, ada buktinya. “Kenapa kamu edit?”, maksudnya ini kenapa. Dia nggak pernah percaya. Seperti gue bilang, trust no one suspect everyone.
Dia lagi meeting sama adik-adiknya. Ada gue di situ, gue notulen.
“Kita tidak percaya siapapun di dunia ini, semua di dunia ini kecuali kita adalah maling!”
“Hheemm, saya di sini pak, saya juga denger. Emangnya gue mesin fotokopi?”
“Semuanya maling kecuali kita!”
Dia nggak peduli. Dia jelas-jelas menuduh gue maling, tapi dia nggak peduli. Lo bayangin yah, gue kan ganti mobil nih. Nggak usah ditanya gimana dia mata-matain gue. Dia dateng diem-diem ke rumah gue, lihat-lihat, gue tahu, anak gue juga tahu.
Tumblr media
Dia pikir Kerani korupsi?
Dikira gue korupsi. Jadi dia nuduh gue ada main dengan supplier. Kan supplier dia yang pilih, dari mana gue bisa main sama supplier. Karena dia nggak percaya supplier pilihan gue, dia sendiri yang nentuin supplier, dia yang nentuin harganya. Korupsinya dari mane? Padahal semua itu, mobil baru, ya karena Gradien, karena kamu-kamu.
Ngobral akan berlanjut sekaligus berakhir pada bagian keempat. Tapi kalo ingin baca ngobral sebelumnya, hanya di sini dan di sini nih.
Ilustrasi: Dokumen Gradien Mediatama
0 notes
nanananski · 7 years
Text
[Ngobral] Chaos@work: Terjebak kontrak kerja Bossman (2)
Tumblr media
Terjebak kontrak kerja. Itulah yang dialami oleh Kerani a.k.a Chaos@work. Dia sempat protes kenapa kontrak kerja mengikat lima tahun. Tapi hal itu dianggap wajar bagi orang asing bekerja di Malaysia. Nggak cuma masalah kontrak kerja, dia juga harus menghadapi ujian Bossman.
Mulai dari skill tawar menawar hingga emosi nggak stabil dan masalah hormon. Hahaha. Keahlian Kerani sedikit-sedikit mulai teruji.
Kontraknya berapa tahun?
Kontraknya pertama lima tahun. Jadi kenapa terjadi perang ini, terus-menerus, gila-gilaan? Dia berusaha membuat gue resign, gue berusaha buat dia pecat gue. Siapa yang menghentikan kontrak, dia membayar sisa bulan kerja.
Lo bayangin ya, kalo gue baru kerja satu tahun. Kontraknya kan lima tahun, jadi gue harus membayar 4 x 12 gaji. Terus gue mikir, kok gue bego’ banget ya mau tanda tangan kayak gitu? Ternyata itu normal di Malaysia. Kata suami gue, “Lho itu normal, that’s why I can encourage you to just say yes”. Cuma Bossman itu orangnya kayak gini, “Ngapain kata-kata gue bikin lo tersinggung. Lo ngomong apa aja, gue nggak pernah tersinggung.” Emang dia nggak tersinggungan orangnya. Kita mau ngomong apa, dia palingan juga misuh-misuh, tapi nggak pernah dimasukin ke hati. Dia menganggap, semua orang seperti dia.
Satu-satunya cara adalah gue nggak mau mikirin dia ngomong apa. Sifat dia kan, dia nggak percaya sama gue, jadi apapun yang gue propose, dia nggak akan percaya. Misalkan harga aslinya satu barang RM 100, gue nggak akan bilang RM 100, gue bilang RM 150, karena gue tahu dia akan suruh gue nawar. Nanti gue nggak nawar, harganya udah 100. Ya ngapain gue pusing-pusing kan.
[Percakapan Kerani-Bossman]
“Harganya 150 pak.”
“Tawar dong!”
“Iya,” kata Kerani dengan tatapan licik. Beberapa menit kemudian, dia ngomong ke Bossman.
“Udah pak, udah turun, 130.”
“Oh nggak bisa! Tawar lagi!” ujar Bossman dengan oktaf tinggi bak Celine Dion.
“Sampe berapa?”
“Sampe 110 kek, 120 kek!”
Beberapa jam kemudian
.
“Pak, nih saya udah dapet harganya, 100.”
“Wah kamu pinter banget nawarnya.”
Tumblr media
Kerani dan die hard fans di gala premier My Stupid Boss the movie sekaligus meet and greet sekadarnya, Jakarta, 2016.
Cuman yang masih nggak bisa nglawan dia itu
 (Kerani sambil menerawang jauh, sepertinya dia kangen sabahat setianya > Bossman).
Jadi awalnya gini, gue kan office manager saja. Satu keluar, kerjaannya buat gue, yang satu keluar, kerjaannya buat gue, gue protes dong.
“Kok mereka-mereka kerjaannya jatuhin ke saya, pak?”
“Iya, karena saya melihat kamu mampu”.
Tapi dia ngomong ke Mr. Kho.
“Saya nyesel gaji gede ke dia!”
Nah, karena gue mental kuli, gue berpikir kerjaan gue itu terlalu mudah untuk gaji segede itu. Sehingga gue terima terus kerjaan yang dibebankan dia ke gue. Kok gue mau diperbudak terus sama dia? Gue nggak bisa jadi mental kuli kayak gini. Dan akhirnya selesai tuh lima tahun. Untuk ngeluarin unek-unek gue nge-blog dong.
Kerani nge-blog setelah kerja berapa tahun?
Setelah dua tahun kerja. Dan suami gue nggak tahu. Suami gue itu orangnya lembut, dia paling nggak suka kalo gue mulai meledak-ledak. Gue aslinya spontan ya, impresif. Kalo urusan kerja, gue nggak pernah meledak-ledak, emosi gue stabil. Setelah gue kerja sama dia (Bossman) tuh, emosi gue gimana gitu.
[Percakapan Kerani dan suami]
“Kayaknya kamu ada masalah hormon deh,” ucap sang suami dengan tenang.
“Gue dapet pasokan hormon dari temen lo!”
Ngobral berlanjut ke bagian ketiga. Di sana, Kerani cerita bahwa Bossman sungguh amat-teramat kejam! Bahkan ketika suami Kerani sakit, dia masih kejam terhadap karyawannya. Padahal suami karyawan Kerani adalah sahabat kuliahnya! Sahabat, loh. Sahabat. 
Bagian pertama bisa dibaca di sini.
Ilustrasi: Dok. Gradien Mediatama. Foto: Dok. pribadi
0 notes
nanananski · 7 years
Text
[Ngobral] Chaos@work: Tujuh tahun “tertindas” Bossman (1)
Tumblr media
Ngobral edisi perdana! Seperti janji saya minggu lalu, Ngobral pertama akan menampilkan obrolan saya dengan seseorang yang cantik, jelita, muda, mirip Megan Fox, multitalenta, berprestasi, bertenaga besi, hingga mampu memantik api. Dia juga penulis noda (novel canda) yang saat ini sudah memasuki seri kelima. Best seller.
Seperti umumnya buku best seller, rumah produksi mengangkat kehidupan sang penulis ke layar lebar. 
Meski ceritanya tak terlalu menarik --menurut saya-- tapi sambutan penonton sangat fantastis loh. Alhasil film meraup tiga juta penonton. Tiga juta penonton, bro, sis! Tahu dong, siapa dia? She’s, the one and only, Chaos@work!
Yes, saya beruntung dapat berbincang dengan Chaos@work a.k.a Kerani. Pertama kali bertemu Kerani, ketika acara premier My Stupid Boss the movie. Atas prakarsa tim Gradien Mediatama (pak Tri, pak Lukito, dkk), die hard hars Kerani berjumpa dengan idolanya. 
Tumblr media
Kerani (markah biru) jumpa fans pertama kali saat premier My Stupid Boss the movie, Grand Indonesia, Jakarta, 2016. 
Sesama kaum proletar, saya --mungkin juga Anda-- terwakili dengan membaca kisah-kisahnya di My Stupid Boss (MSB). Akhir Januari lalu, dia banyak cerita tentang kehidupan sebelum dan setelah “abused” and/or “oppressed” by Bossman. Dia juga ahli menghadapi sifat Bossman yang culas nan licik. Namun, ada beberapa kalimat yang telah diedit dalam artikel. Tapi nggak mengurangi obrolan. Begitu pula dengan foto, saya akan menutup wajah Kerani dan para fans-nya. Hal ini menghindari ketidaknyamanan pihak-pihak tertentu plus tidak etis.
Artikel cerita Chaos@work akan terbagi beberapa bagian. Karena ceritanya panjang lebar, multidimensi, ngalor-ngidul. Okay. Let’s take a look her torture turns into our happiness.
Secara legal, berapa tahun kerja di kantor Bossman?
Tujuh tahun, mulainya akhir tahun 2002 lah. 2010, gue udah berhenti. Sebenarnya gue, begitu pindah ke Malaysia nggak langsung kerja (di tempat dia), sebelumnya gue kerja di tempat lain.
“Bini lo buat kerja sama gue deh,” pinta Bossman dengan bibir manyun komat-kamit kepada suami Kerani. Maklum Bossman dan suami Kerani adalah sahabat saat remaja hingga dewasa.
Di MSB, Kerani sering nulis dirinya teraniaya, tertekan. Apa yang Kerani lakukan?
Gue itu sebenarnya mental karyawan. Bos-nya selama ini bener-bener aja. Jadi si Kerani ini selama di Indonesia kerjanya pasti di perusahaan internasional. Satu-satunya perusahaan yang tidak internasional, (tidak) multinasional itu cuma di Bossman. Nah karena (perusahaan sebelumnya) bos-nya bener, dia mental karyawan, mental budak Belanda banget, saat ketemu sama Bossman yang kayak gini, dia masih nggak mau ngelawan sebenarnya. Jadi dia mikir, tiap dia bangun, tidur itu rasanya udah nggak mau kerja.
Gue nggak pernah mengalami kayak gitu seumur hidup gue. Nggak nyaman banget. Mau tidur nggak nyaman, tiap hari Minggu udah nggak nyaman. Gue bilang, “Nggak bisa begini terus.” Ya terus gue mulai atur.”
Jadi, banyak yang bilang di MSB 1 (MSB the movie 2016, by the way akan ada MSB 2 loh) ini BCL (Bunga Citra Lestari) kurang galak. Ya karena Kerani begitu awalnya. Kan MSB pertama dia nggak galak. Di My Stupid Boss berikutnya dia nggak peduli, dia mengharap dia akan buat sesuatu, yang penting lo pecat gue.  Nah Bossman berpikir, “Gue akan siksa lo, sampai lo ngundurin diri.”
Di buku kayaknya udah give up, kenapa Kerani nggak resign?
Kontrak.
Nah, kontrak rumah atau kontrak kerja? Yang pasti kontrak tersebut bikin mual-muntah-begah. Nggak cuma setahun, tapi langsung lima tahun! Curang? Ya gitu deh. Ikuti Ngobral bagian kedua. Oiya, nantikan pula petuah-petuah bijak Kerani yang wajib-kudu-mesti dibaca, direnungkan, dan dijalankan. Terima kasih buat Kerani Chaos@work, tim Gradien Mediatama, dan Gank Somplak atas terlaksana meet and greet ini. Ketjup!
Ilustrasi: Dok. Gradien Mediatama. Foto: Dok. pribadi. 
0 notes
nanananski · 7 years
Text
Ngobral: Ngobrol bareng ahli
Tumblr media
Ada yang baru pada awal tahun baru 2017. Meski sudah satu-bulan-lebih-satu-minggu berlalu, tapi masih dalam suasana pergantian tahun lah ini. Dan, yang baru itu adalah NGOBRAL a.k.a. Ngobrol Bareng Ahli. 
Akronimnya terdengar maksa? Ya sudahlah, nggak masalah. Yang penting bisa Ngobral. Bukan ngobral janji seperti politisi atau calon pemimpin daerah loh. Ini adalah rubrik --dih, ngikutin media banget sih, padahal cuma pake Tumblr-- ngobrol/interview/tanya jawab antara saya dan seseorang yang ahli di bidangnya. 
Anda jangan berpikir, saya bakal ngobrol bareng ilmuwan, dosen, atau pengusaha multinasional. Orang ahli yang dimaksud adalah orang yang mahir atau piawai di bidanganya. Misalnya jago buat kerajinan tangan, ahli jualan, piawai menulis, mahir meracik jamu, paham sekali soal olahraga, atau ahli menghadapi office politics. Pokoknya, sang ahli yang akan dihadirkan dalam artikel ini datang dari berbagai latar belakang, tanpa melihat suku, agama, ras, dan orientasi seksual. Topik obrolannya pun bisa bermacam-macam.
Nah, artikel pertama Ngobral akan menampilkan hasil tanya jawab dengan seseorang yang cantik, jelita, muda --ya hampir mirip Megan Fox lah-- dan yang pasti dia ahli soal administrasi kantor, office politics, dan menguasai bahasa Inggris berbagai aksen. Oiya dia juga penulis novel canda (noda) nge-hits di Indonesia. Bahkan hasil noda-nya pernah di-film-kan dan meraup tiga juta penonton! Siapa dia? 
Buat penggemar noda, pasti sudah tahu lah siapa sang ahli ini. Kalo belum nangkep siapa dia, simpan saja rasa penasaran Anda. Karena artikel akan tayang pada minggu depan. Tepatnya pada Senin, 13 Februari 2017, atau dua hari jelang Pilkada 2017 tingkat provinsi, kabupaten, dan kota di beberapa wilayah di Indonesia. Fyi, Pilkada tingkat provinsi akan berlangsung di D.I. Aceh, Bangka Belitung, D.K.I. Jakarta, Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.
Dari pada perang urat syaraf soal calon pemimpin di medsos, lebih baik baca Ngobral. Tapi satu hal yang pasti, Anda wajib memilih demi jalannya demokrasi dan berperan aktif dalam membangun daerah. Tjakep!
Oks, tunggu NGOBRAL edisi perdana minggu depan yah!
Ketjup,
#nanananski
1 note · View note
nanananski · 7 years
Text
[Cerita] Cokelat: Pipiltin, jagoan cokelat dan milenial (3)
Tumblr media
Masih ingat cerita cokelat bagian pertama? Di sana, ada seorang pengusaha cokelat yang berani berpolemik dan berpolitik dalam industri cokelat Nusantara. Nah, saya akan membahas tentangnya dan usaha miliknya. Let’s start!
Tissa Aunilla. Adalah pemilik cafe dan pabrik cokelat di Jakarta. Jika familier dengan Pipiltin Cocoa, itulah cafe miliknya! She’s a sister of the Anomali Coffee owner. Di Pipiltin, kita nggak cuma bisa pesan iced or hot chocolate loh. Tapi ada deretan chocolate bar plus tester, cookies, cake, praline, truffle, maccaron, jam, dan masih banyak lagi. Jadi sebelum beli, kita bisa mencicipi cokelatnya. 
Saya pernah menikmati segelas iced chocolate. Enak bin nikmat. Cokelatnya tak terlalu pekat dan creamy --karena ditambah susu-- dan ada aroma kayu manis. Kalau nggak ingin manis, bisa minta less sugar atau no sugar. Pokoknya barista bisa diajak kompromi deh. 
Tumblr media
Nggak lengkap rasanya, kalau ke Pipiltin nggak beli chocolate bar. Buat pencinta cokelat ber-budget rendah --macem saya ini--, Anda pasti bakal bingung mau beli yang mana dulu nih... Soalnya, mereka punya 12 varian chocolate bar! 12 varian loh, sis. Kalau nggak salah hitung. Harganya pun nggak murah, 50 gram dibanderol Rp 60 ribu. Mayan pricey kan buat proletar kayak saya ini? Tapi saya akui, Pipiltin jago bin mahir meracik cokelat alias chocolatier Indonesia itu ya Pipiltin.
Saya beli chocolate bar Tabanan Bali 60%, Seasalt & Almond 60%, dan Nibs. Di TKP, saya sempat mencicipi macadamia, cashew, almond, Aceh Pidie, Flores (NTT), Glenmore (Banyuwangi, Jawa Timur), dan potato chips. Kalau chocolate bar yang bersanding dengan kacang-kacangan nggak usah ditulis lagi lah ya. Udah pasti enak, gurih, klop! Kalau Aceh Pidie, rasanya pahit, sepahit-pahitnya politik kantor deh. Sama sekali nggak ada jejak fruity-nya. By the way, jangan tanya rasa cokelat Flores dan Glenmore. Soalnya rasanya itu bernuansa berry, pekat, nikmat, lezat! Tapi yang paling aneh adalah potato chips. Semacam makan remahan Lay’s + pasta cokelat, terus ngganjel di tenggorokan. Buat saya, paling favorit itu chocolate bar Tabanan, olahan kokoa pekat, nge-blend dengan cacao butter, gula, dan ada lintasan fruity. Nibs juga enak, mirip chocolate bar plus potongan raw cocoa beans. Katanya nibs ini superfood loh, gaes. 
Tumblr media
Soal packaging, Pipiltin mengarah pada contemporary design, away from Indonesian touch. Tapi lebih artsy, playful, dengan sentuhan alam. Jadi warna yang digunakan mengarah ke pastel, nggak segonjreng packaging Pod (ada di bagian kedua). Lambang jenama ini mirip ukiran suku Asmat. Cocok buat konsumen milenial ibukota.
Menurut Tissa, nasib cokelat sama seperti teh. Nasib mereka ditentukan tengkulak. Kualitas bagus pasti untuk komoditas ekspor. Pada akhirnya, kebanyakan industri cokelat Indonesia cuma menggunakan cokelat kualitas nomor dua bahkan nomor tiga atau empat. Dengan semangat menggebu ala milenial, Tissa menyakinkan petani agar memberikan cokelat kualitas Pertamax --kualitas Premium udah lewat-- ke pihaknya. Meski mereka terhitung startup --berdiri pada Maret 2013-- skala kecil-menengah, mereka ingin memiliki dan memberikan hasil se-maksimal kepada pecinta cokelat. Hasil terbaik dalam negeri harus dinikmati orang kita dong, ya.
Tumblr media
Setelah mendapatkan biji kokoa pilihan, Pipiltin akan mem-fermentasi dalam kurun waktu tertentu. Alasannya, biji kokoa yang difermentasi menghasilkan rasa unik, salah satunya fruity. Rasanya bakal “keluar”, yang pasti lebih kaya rasa. Setelah ubek-ubek situs pertanian, bisa ditarik kesimpulan bahwa proses fermentasi untuk mengenyahkan lendir yang nempel di biji kokoa, menghasilkan aroma dan rasa fruity/nutty, dan mengubah warna biji.
Pipiltin juga menyediakan factory tour, baking class, dan cocoa cooking class. Find more info at Pipiltin. Oiya, setelah ada tiga cerita cokelat, Anda masih bilang cokelat terbaik dari Swiss dan Belgia? Kalo ada yang bilang, cokelat terbaik ada di Ghana atau Pantai Gading sih masih masuk akal. 
Pipiltin Cocoa Jl. Barito 2 No.5 021-72800011
Jl. M. H. Thamrin No.11 Ground Floor 0821 14048617
0 notes
nanananski · 7 years
Text
[Cerita] Cokelat: Pod miliki cokelat pekat dan nikmat (2)
Tumblr media
Dalam cerita sebelumnya sudah disinggung soal Pod Chocolate. Nah, sekarang saatnya kita ngulik soal mereka. 
Saya termasuk orang yang terlambat tahu soal Pod Chocolate. Tahunya waktu berkunjung ke Bali. Itupun waktu di Bandara I Gusti Ngurai Rai, pas pulang lagi! Jadi pas jalan-jalan di bandara --maklum bandara Bali udah bagus banget jadi norak deh-- nunggu boarding time, pas lewat cafe Pod, pas ada deretan cokelat melambai-lambai.
Saya sempat mampir sebentar. Karena banyak banget pilihan chocolate bar dan chocolate bean, jadi saya memutuskan membeli tiga chocolate bar. Si mas-masnya sempat menawari saya paket chocolate bar 45 gram, isinya sembilan! Tapi saya tolak. Lo bikin boros gue deh mas, batin saya. Terus muka mas-nya langsung berubah, dari ramah menjadi muram. Bodo’ amat deh mas! Don’t be a fake person in front of me ya.
Tumblr media
Saya beli dark chocolate 64%, milk chocolate 44%, dan white chocolate 29%, masing-masing sebesar 45 gram, Rp 40 ribu. Netto 100 gram dibanderol Rp 60 ribu. Sepertinya, angka persen menunjukkan kadar kokoa dalam chocolate bar tersebut. Waktu itu, saya belum tahu siapa itu Pod. Sampai di rumah, saya cicipi cokelatnya dan googling tentang Pod. Wow! 
Ya, kata pertama ketika mencicipi hanya: WOW. Cokelatnya enak, berkualitas deh. Pertama, saya mencicipi dark chocolate. Teksturnya padat dan agak keras, jika bandingkan dengan chocolate bar jenama pabrik-an. Rasanya strong atau pekat, fruity, dan manisnya moderat. Mungkin bisa disimpulkan, rasanya klasik dan nikmat. Cocok bagi pencinta bahkan pencinta cokelat. Oiya, penyebab rasa fruity bisa karena faktor tanam, tapi proses fermentasi paling menentukan. Chocolatier Pod memang layak diacungi jempol.
Tumblr media
Buat yang suka manis, saya rekomendasikan buat mencecap white chocolate. Lalu milk chocolate? Rasa hampir mirip dark chocolate, hanya saja cokelat tak terlalu pekat dan ada rasa susu. Rasanya tetap nikmat, kok. Ada juga cokelat rasa cabai, rosela, jahe dan serai, kayu manis, sampai goji berry dan kelapa. Kayak gimana tuh rasanya? Well, I’m not really pretty sure about cocoa beans they planted came from Tabanan or Gianyar (Ubud) regency. For packaging, Pod memberikan sentuhan simple yet still influenced by Bali shades. It can be seen on the cover of chocolate bar. Desainnya kotak warna-warni dengan hitam plus gambar landscape khas Indonesia.
Selain chocolate bar, Pod memiliki cacao bean, cookies, praline, truffle, sampai patisserie. Saya sempat menikmati cacao bean --dalam kemasan nectar pouches --, di antaranya Bali cacao beans, Flores coffee beans, dan roasted almonds. Jadi biji-bijian atau kacang-kacangan dibalut oleh kakao, yang sudah dicampur gula lontar organik --all chocolate processed with organic nectar of lontar flower, it means low glycemix index--. Sehingga pencinta cokelat akan merasakan sensasi menikmati cokelat dengan biji kopi atau biji kokoa itu sendiri! Manis cenderung pahit, seperti kehidupan ini lah. Pod juga menyediakan chocolate tour (semacam agrowisata kebun kokoa gitu deh), factory visit, and cafe. For more info click > Pod.
Tumblr media
Pada prinsipnya, orang kan ingin untung, laba, penjualan naik. Begitu pula dengan produsen cokelat. Kalau ingin untung, produk harus berkualitas. Dan yang tak kalah penting, bisnis memerhatikan etika kerja, kelestarian lingkungan, memberdayakan dan memperkaya ilmu para petani setempat, sehingga menciptakan sustainable business. Sok bijak banget sih tulisan ini??? Dan nilai itu semua tertanam dan dilakukan oleh Pod, sejak berdiri pada 2010-sekarang.
Overall, I really enjoyed craving some chocolates. It made boosting my mood and brainpower. Oh gosh! Lebay. Oks, the story continues into part three.
Pod Chocolate Jalan Tukad Ayung, Carangsari, Petang, Kabupaten Badung, Bali
1 note · View note
nanananski · 7 years
Text
[Cerita] Cokelat: Kokoa Indonesia paling juara! (1)
Tumblr media
Pernah dengar pernyataan: “Cokelat terbaik dunia ada di Belgia”, “Cokelat paling enak cuma ada di Swiss”? Benarkah demikian? 
Lalu ada yang bertanya, “Emang pohon cokelat bisa ditanam di negara empat musim?”. For your info, lokasi terbaik untuk menanam cokelat --disebut juga cocoa-- di negara tropis, loh. Salah satunya INDONESIA. 
Menurut Wikipedia dan situs pertanian --yeng ternyata jumlahnya segambreng--, cocoa bean atau biji cokelat (Theobroma cacao) merupakan biji penghasil cacao powder (bubuk kakao/cokelat), cocoa butter, chocolate bar, sampai permen cokelat pada umumnya. 
Oiya, cocoa (kokoa) dan cacao itu berbeda. Kalau cocoa (bean) itu biji cokelat yang masih mentah. Sedangkan cacao (powder) adalah cocoa yang sudah dipanggang dengan suhu tinggi dan diolah menjadi bubuk. Singkatnya, cocoa itu mentah, kalau cacao itu matang. Tapi ada yang menyamakan antara cocoa dan cacao. Oks, it’s crystal clear enough.
Masih menurut Wikipedia, faktor tanah dan iklim menjadi penentu tumbuhnya pohon kokoa. Jadi biar pohon kokoa sehat, kuat, dan menghasilkan biji-biji berkualitas VIP harus ditanam di: tanah yang banyak mengandung humus, punya unsur hara tinggi, dan pH tanah 6-7,5. Untuk iklim, pohon harus: berada di hutan hujan tropis karena butuh kelembaban dan suhu, maksudnya pohon butuh sinar matahari tapi nggak bisa banyak-banyak. Nah hutan hujan tropis kan nggak banyak sinar matahari tuh, jadi mereka cocok hidup di sana. Mereka juga cocok ditanam pada suhu 18-32 derajat celcius, punya curah hujan 1,100-3,000 mm per tahun, ada yang menyebutkan juga ketinggian lahan untuk kokoa 1-600 mdpl, mentok 1,200 mdpl lah. Heh, Koa, lo rempong ye?
Tumblr media
Dari sini sudah jelas, kalau pohon kokoa cocok ditanam atau dibudidayakan di daerah tropis. Seperti negara di Afrika Barat dan Asia Tenggara. Tiga negara penghasil kokoa terbesar dan terbaik di dunia adalah PANTAI GADING, GHANA, dan INDONESIA. Lagi-lagi negara kita tercinta masuk dalam daftar penghasil biji-bijian kan.
Waktu saya menghadiri launching buku Khazanah Arsip Perkebunan Teh Priangan, Agustus tahun lalu, ada seorang pengusaha cafe cokelat yang membeberkan polemik (dududu sok-sokan berpolemik) dan politik cokelat di dalam negeri. Ia adalah Tissa Aunilla. Ketika ia jalan-jalan ke Swiss (atau Belanda atau Belgia, saya lupa deh), ia mampir ke kedai yang menjual cokelat terbaik di dunia. Selain menjual cokelat, kedai juga memajang biji kokoa (kalau nggak salah ya) dari berbagai negara tropis penghasil kokoa. Salah satunya dari Tabanan, Bali. Iya, BALI.
Memang diakui, kata moderator, orang Eropa paling jago soal dokumentasi atau kearsipan dan mengolah bahan mentah. Biji kokoa dari Indonesia dibawa dan diolah ke Eropa, sehingga menghasilkan produk cokelat nan lezat. Entah chocolate bar, permen, bubuk cokelat, esens, atau dicampur ke kue dan susu. Mungkin maksud kalimat > “Cokelat terbaik dunia ada di Swiss, Belgia, Paris, atau Belanda” mengacu pada chocolatier a.k.a ahli pembuat dan/atau pengolah cokelat.
Tumblr media
Bicara soal hasil bumi Nusantara, segelintir pengusaha sukses memproduksi biji kokoa menjadi chocolate bar yang berkualitas. Juara! Maksud berkualitas -- setidaknya ini menurut saya-- rasanya cokelat pekat (slightly strong-middle-strong atau strong-stronger-strongest), ada sentuhan fruity (rasa asam seperti berry), dan nggak kebanyakan gula. Ada chocolate bar Indonesia yang kayak gitu? ADA banget. Bukan, bukan, Monggo Chocolate. Ada yang lebih dari itu.
Pod Chocolate a.k.a. Pod Bali dan Pipiltin Cocoa.
Pod Chocolate berasal dari Bali. Mereka menggunakan kokoa Bali sebagai bahan bakunya. Sedangkan Pipiltin Cocoa dari Jakarta. Mereka memanfaatkan kokoa Aceh, Jawa Timur, Tabanan (Bali), dan Flores (Nusa Tenggara Timur). 
Sudah mencoba cokelat dari dua jenama di atas? Belum? Duh, sayang sekali! Chocolate bar mereka tiada duanya! Juara. Oks, saya akan bahas keduanya dalam cerita cokelat bagian kedua. 
Foto: Dok. Pod Chocolate di Facebook
0 notes
nanananski · 7 years
Text
[Jalan-jalan] Jambi: Kedai kopi Ahok yang multi etnis (5)
Tumblr media
Inilah bagian paling akhir dari cerita jalan-jalan Jambi. Meski masih merasa kurang, tapi mau gimana? Esok harus pulang. Jadi dua hari terakhir, culinary tour!
Day 6: Kedai kopi Pagi. Kami menuju Jl. Panglima Polim (nama jalan di sini mirip di Jakarta) untuk menikmati Mie Akheng. Mi yang bikin saya penasaran dan sampai nyasar! Baca bagian pertama. Saya pesan mi pangsit, suami nasi tim. Review singkat: tekstur mi pangsit (mi khas Jambi itu mi-nya langsing) agak padat dan sedikit lebih tebal dibanding mi Alex; kuah kurang gurih dikit; irisan daging sama, seiprit; tempatnya rame banget, mungkin karena tempat ini terkenal dan cukup tua kali ya.
Tumblr media
Kalau nasi tim, kata suami sih enak, manis-gurihnya itu pas. Porsi nasi cocok buat mereka yang punya usus sampai jempol. Potongan daging ayam dan pangsit babi (atau apalah itu, yang dipotong kotak-kota) juga melimpah, ditambah ada telur bacem dan acar plus kuah. Di sini ada juga roti panggang dan cakue! Sepertinya di sini nggak buka sampai malam. Kalau malam, persis samping Mie Akheng, ada Kwetiau Sunheng yang nggak kalah lezat.
Tumblr media
Setelah itu, kami lanjut ke Kedai Kopi Ahok, Jl. Hayam Wuruk, persis di (perempatan) Simpang Jelutung. Jangan berpikir kedai ini punya Basuki T. Purnama aka Ahok, Gubernur Jakarta (2012/2014-2017). Bukan, karena nggak ada hubungannya. Kebetulan saja, nama mereka sama. Kedai ini nggak cuma jual kopi, tapi ada mi celor, gado-gado, soto, dan kudapan agar-agar singkong, pempek, plus cakue yang tersaji di meja. Namanya sih kudapan, tapi saya nyebutnya makanan berat. 
Tumblr media
Kami ke sini langsung pesan es kopi susu. Saya kan nggak gitu suka kopi, tapi pas minum es kopi susu di sini kok suka ya? Bisa oks gitu racikannya, nancep di hati. Soalnya lebih terasa susu, tapi rasa fruity dari kopi juga muncul loh. Kata suami, “Kalau tugas ke Jambi, aku mau tiap pagi ngopi di situ”. Mungkin kedai ini pakai kopi Jambi: AAA. Ini analisis sok tahu, karena di rumah ada kopi itu tapi saya nggak pernah minum.
Buat mi celor, saya nggak gitu suka sama kuah santan (udah dikasih perasan jeruk limau) dan tekstur mi yang tebal. Mungkin ini efek kekenyangan mi Akheng & es kopsus. Padahal irisan ayamnya gurih manis gitu, makin enak kalau ditambah sambal. Untuk tempat, di sini rame banget. Kebanyakan dari mereka adalah bapak-bapak, multi etnis, multi profesi, multi kepercayaan, tetap akur duduk berdampingan. Inilah Indonesia. Kedainya nggak begitu besar, cuma ada beberapa set meja, satu meja buat duduk dua-empat orang. Tapi, lantai agak kotor dengan tisu dan plastik makanan berserakan. 
Tumblr media
Kalau baca tulisan food blogger dan media lokal, kedua tempat di atas menjadi rujukan culinary tour. Keduanya dianggap kuliner legendaris, yang patut dinikmati ketika Anda ke Jambi. Keduanya juga usaha kuliner yang dijalankan keluarga secara turun temurun. Malam. Saya nonton Passengers di Mal WTC Batanghari --lagi-lagi nonton--, suami dan teman-temannya karaoke.
Oiya, sebelum nonton, kami makan di restoran yang menjual Chinese food. Nah, saya pesan kwetiau pedas manis. Rasanya enak loh! Tekstur kwetiau-nya beda dibanding kwetiau Jakarta. Menurut saya sih, itu kwetiau berbahan dasar tepung beras, mirip kwetiau Semarang. Kalau kwetiau di Jakarta kan kenyal kayak permen Yuppie. Kayak kebanyakan pati kanji gitu.
Tumblr media
Setelah beberapa kali lewat Simpang Jelutung, saya sadar kalau jarak cafe --tempat saya neduh-- ke Jl. Hayam Wuruk itu lumayan. Ya sekitar 700 meter lah. Lumayan lah buat orang yang sok-sokan jadi petualang. By the way, di sini ada layanan ojek online loh. GrabMe. Saya belum pernah menggunakan layanannya, tapi sudah unduh aplikasinya. Kalau ke Jambi lagi, saya bakal gunain GrabMe plus nyicip mi pangsit sekitar Jl. Hayam Wuruk. Oiya saya juga mau mencicipi ragam boga di Jl. Orang Kayo Hitam plus city tour yang belum terlaksana.
Day 7: Pulang! Karena siang ini pulang, jadi kami beli oleh-oleh di rumah makan pempek Selamat. Ada sebagian oleh-oleh saya titip ke suami, karena saya ke Semarang, dia ke Jakarta.
Buat teman-teman terkasih yang belum sempat membaca bagian pertama-keempat, bisa di baca di sini. Monggo:
[Jalan-jalan] Jambi: Nyasar ke hotel remang-remang (1)
[Jalan-jalan] Jambi: Sarolangun-Merangin (2)
[Jalan-jalan] Jambi: Merangin Geopark, kondangan, dan durian (3)
[Jalan-jalan] Jambi: Mencari mi pangsit (4)
0 notes
nanananski · 7 years
Text
[Jalan-jalan] Jambi: Mencari mi pangsit (4)
Tumblr media
Hari kelima saya putuskan untuk mencari mi pangsit. Sayang carinya sudah malam, jadi cuma menikmati mi dari satu rumah makan. Nggak masalah, yang makan makanan peranakan.
Day 5: Mi pangsit Semalam, saya menginap di kantor suami. Karena kantornya ada kamar-kamar buat karyawan yang menginap. Mau nyari guest house, tapi malam sudah larut. Saya sarapan susu kotak dan jajanan pasar khas Jambi. Kalau dilihat dari bahan bakunya sih nggak ada beda dari Jawa, bedanya cuma pengemasannya. 
Misalnya agar-agar singkong (sentiling kalau di Jawa Tengah) berbentuk sate –dipotong kotak atau bulat–, padamaran (mirip bubur sumsum tapi teksturnya agak padat, lembut, gula merah cair ada di bawah, berwadah daun pisang berbentuk kotak. Mudeng nggak maksudnya?), dan gorengan apa lah gitu –menurut saya nggak menarik–. Setelah googling, padamaran merupakan kudapan khas Jambi. Kudapan tersebut gluten free, karena pakai tepung beras (nggak usah pake Rose Brand).
Tumblr media
Sore. Kami check in ke guest house dekat kantor. Sehari cuma 150 ribu plus kamar mandi –bonus plafon bolong–, AC, dan tv. Lumayan hemat kan?
Malam. Saya memaksa suami pergi ke Jl. Hayam Wuruk, daerah Simpang Jelutung. Oiya perlu saya tulis, orang sini kalau nyebut nama lokasi bukan berdasarkan nama jalan, tapi nama daerah –semacam nama kelurahan atau kecamatan–. Sebagai tamu saya cuma bisa bilang, “Mana gue tahu daerah yang lo sebutin?”. Andalan saya kan cuma GMaps, di situ adanya nama jalan, ketika mereka menyebut nama kelurahan, yo madyar'o wae. Pasca insiden nyasar, saya sempat ngubek-ngubek informasi dan tanya-tanya soal khazanah boga Jambi (ceileh bahasanya).
Tumblr media
Akhirnya, pencarian mi pangsit berlabuh di Mie Pangsit Alex, Jl. Hayam Wuruk, dekat perempatan. Review singkat: tempat khas rumah makan Chinese food, satu meja bisa buat lima-enam orang, bersih, rapi; tampat mi di piring, mi memiliki toping irisan daging babi manis panggang seiprit (sumpah dikit banget deh), kuah di mangkok, rasanya cukup gurih, dilengkapi sawi, bakso ikan, bakso babi/sapi, dan lemak-lemak babi; rasanya gurih cenderung asin. Buat sambal, sambal di sini rasanya asam pedas, kayak ditambah cuka, dan teksturnya seperti pasta tomat. Setelah dari sini, saya berhasrat mencicipi mi di rumah makan lain, tapi sayang banyak rumah makan yang tutup pukul 18.00 bahkan ada yang 15.00. Untung mi Alex tutupnya malam. Gila ya, jam segitu udah nutup warung? Di Jakarta, penjual nasi bebek di Cikini baru buka lapak, ini malah nutup warung. Lalu sempat nongkrong di cafe, Hangout, masih di jalan yang sama. Tapi ya gitu deh.
Bersambung bagian kelima. Kalau ingin membaca artikel sebelumnya, klik bagian ketiga.
0 notes
nanananski · 7 years
Text
[Jalan-jalan] Jambi: Merangin Geopark, kondangan, dan durian (3)
Tumblr media
Sudah baca bagian pertama dan kedua? Kalau sudah, mari melipir ke cerita jalan-jalan Jambi bagian ketiga. 
Day 4: Merangin Geopark, kondangan, dan durian Merangin Geopark Morning and the adventure begins. Setelah mandi, ganti baju, dandan (itu cuma saya doang), kami melanjutkan perjalanan ke Merangin Geopark --geopark alias taman bumi--. Berdasarkan eksplorejambi.com & geoparks.id, Merangin Geopark merupakan kawasan geologi yang memiliki fosil flora dan fauna berusia 290 juta tahun (lebih). 
Geopark seluas 1.699 km2 ini memiliki fosil batu tertua di dunia dan membuktikan tanah tua Merangin menjadi penyebaran flora Cathaysian, plus menjadi acuan dalam setiap rekonstruksi pergerakan lempeng. Geopark yang mengalir pada aliran (Sungai) Batang Merangin berada di Desa Air Batu, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin.
Tumblr media
Menurut Antara, pemerintah Indonesia bakal mengsulkan geopark menjadi warisan dunia ke UNESCO (Januari 2016). Kalau rencana sakses, kawasan ini akan dikelola pihak swasta. Pemerintah cuma melakukan pembinaan dan pendampingan. Tahun sebelumnya -- nggak tahu tahun berapa-- juga pernah diajukan, tapi ditolak UNESCO karena infrastruktur tidak memadai <<< setuju banget dengan alasan ini. Soalnya, jalan menuju geopark seperti $%&*#@$+=?!\.
Tumblr media
Seingat saya, ada tiga atau empat gerbang masuk. Tapi kami masuk ke gerbang pertama dan ketiga --atau kedua ya-- dari tempat saya menginap. Nah kan! Bego-nya keluar, tempat menginap di daerah mana juga nggak tahu. Dari pintu masuk ke lokasi lumayan jauh, jalannya terbatas, dan seadanya. Maksudnya bukan jalan aspal mulus ala tol dalam kota. Jadi sudah pasti terjadi guncangan kanan-kiri depan-belakang, untung mobil yang kami kendarai waras loh, ban juga nggak bocor, cuma pengemudi yang lelah tak berperi. Ya iyalah lelah, nyetir ratusan kilometer belum lagi mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah ke samudra (Ninja Hatori banget nih?). Eh iya, perjalanan ini bukan buat ibu hamil. Kalau dipaksakan bakal lahiran cepat loh. Etapi gimana ceritanya, kalau ada warga setempat yang hamil dan harus lahiran di kota?
Tumblr media
Di geopark gerbang pertama, ada lahan parkir, toilet nggak berfaedah (rusak), lapak yang belum buka, terus ada owa kuning keemasan bergelantungan di pohon-pohon. Mereka kira aktor Bollywood kali ya? Nah, kalau mau melanglang buana di geopark, kita harus menuruni anak tangga yang ukurannya nggak sama, lalu melewati jembatan --di bawah mengalir sungai-- yang menghubungkan ke fosil bebatuan. Sekitar bebatuan tumbuh pohon rimbun. Jangan tanya jenis pohonnya, karena saya nggak tahu. Yang pasti ukuran pohon nggak segede gaban (kayaknya), daunnya rimbun, ada yang hijau muda dan hijau tua. Untuk ukuran batunya jangan ditanya, besar sekali dan tebal. Nah, kalau ingin foto atau selfie, tolong perhatikan keselamatan diri sendiri dan orang lain dan barang bawaan. Nggak lucu dong, orang mau foto eh hp-nya jatuh ke sungai atau mau menepi ke bebatuan malah kepleset, nggak mau kan kepala kejedot di fosil batu? Jangan sampai deh, jangan. Fokus.
Tumblr media
Di gerbang kedua atau ketiga --pokoknya gerbang besar dan bagus dibanding lainnya -- agak berbeda. Jarak dari gerbang ke lokasi lebih jauh --perasaan sih gitu-- dibanding yang pertama, jalan lebih terjal, dan setelah sampai kita dipertemukan peradaban manusia. Maksudnya ada perkampungan gitu, nanya saja ke penduduk setempat, nanti salah satu atau dua dari mereka mau menunjukkan jalan yang benar. 
Tumblr media
Dari perkampungan ke bebatuan, kita harus melewati kebun karet, palawija, kali (atau anak sungai?), lalu lewat pepohonan rimbun, kadang kebun lagi, lalu pepohonan lagi, dan lagi, baru deh sampai di bebatuan yang mengapit mesra sungai. Jauh. Buat saya yang nggak memiliki jiwa adventurous, pasti ngeluh jauh. Untung tempaan hidup di ibukota menguatkan tekad saya. Pengalaman berdiri dan berdesak-desakan di KRL Depok-Tanah Abang membuat kuat body dan hati. Belum lagi sapuan debu-debu Kecamatan Gambir dan aroma kali Cideng yang harum semerbak bikin kebal imun. Jadi kalau cuma asap dari kebun --ada yang bakar sampah di kebun-- sih lewat.
Tumblr media
Kata abangnya, kami bisa rafting di sini (start) dan finish di pintu gerbang pertama. Mayan jauh loh itu. Biaya? Lupa. Pokoknya nggak nyampe Rp1 juta buat lima orang deh. Kalau dilihat dari foto di Google, banyak yang rafting di sini bahkan ada yang menawarkan paket tour berjuta-juta. Padahal nggak segitunya. Kalau tempat ini didaulat sebagai eco tourism atau history tourism sih bisa. Tapi masih jauh panggang dari api. Dengan kata lain, taman bumi Merangin ini nggak terurus dan butuh perawatan kheses, perbaikan infrastruktur, plus menyiapkan mental masyarakat, pemerintah, dan swasta soal sustainable tourism and environment management. Yaelah, karyawan Tenabang soktau banget soal ginian sih.
Tumblr media
Waktu kami di sini, kondisinya matahari lagi bersinar cerah ceria sepanjang masa, serasa nempel di pipi gitu deh. Jadi ada yang duduk (tahu dong, siapa dia?), sibuk sama action camera, loncat dari batu satu ke satunya, dan ada juga yang mengoperasikan drone (niat banget ini orang). Nggak terasa badan berkeringat, ketek basah, muka serasa perawatan setrika wajah. Setelah dari sini --istirahat dulu, minum teh gelas dingin dulu--, lalu lanjut ke Sarolangun!
Tips: Kalau ke sini jangan lupa bawa sunscreen. Oiya, kalau mau eksis di medsos, pastikan operator telepon Telkomsel. Di Merangin, Anda bisa mendapatkan sinyal 4G.
Tumblr media
Kondangan Ternyata lokasi kondangan di Sarolangun itu dekat SPBU. Di SPBU itu, kami sempat pipis kemarin malam. Pas lewat, kami juga tahu ada tenda warna-warni, ya ciri-ciri orang mengadakan kenduri lah. Di sini, kami ganti baju, padahal maksud hati: "Gue pengen mandi". Soalnya rambut lepek, kulit lengket, berkeringat, satu-satunya jalan biar terlihat oke adalah pakai lipstick oranye. Buat saya: Nggak masalah bedak luntur, asal lipstick tetap akur. Oiya, di sini, saya ketemu teman suami yang mengajak keluarganya.
Seperti acara nikah pada umumnya, ada tamu, makanan, dan hiburan. Yang paling saya suka dari kondangan ini adalah es timun! Siang bolong minum es timun itu seperti “Lo udah putus asa sama permintaan klien yang mengada-ada, tiba-tiba ada yang ngaku bertanggung jawab atas itu semua, dan lo nggak perlu revisi”. Selain itu, dekorasi pernikahan itu loh, eye catching. Memang, dekorasi pernikahan antara Jawa dan Sumatera berbeda. Kalau di Jawa, dekorasi memilih satu warna atau paduan dua warna. Misalnya cokelat keemasan, biru, putih, merah dan hijau, pink dan putih, dan lainnya. Di sini, mereka pakai dekorasi bernuansa merah, kuning, hitam, dan keemasan. Ada yang mendekor pelaminan dan aula dengan warna senada, tapi ada juga yang beda. Di nikahan teman tersebut, dekorasi aula 4 warna di atas, dekorasi pelaminan didominasi putih dan biru, padahal baju pengantin hitam merah. Eye catching kan?
Tumblr media
Durian Setelah itu, kami nggak langsung pulang. Karena ada yang pengen banget durian, jadi hunting durian ke daerah lain. Pantang pulang sebelum makan durian. Perjalanan dimulaui dari Sarolangun ke arah Lubuk Linggau. Saya nggak tahu nama daerahnya, tapi sempat baca tanda kota atau toko yang tertulis Desa Karang Jaya, tapi ada yang bilang di Rupit. Ya apalah itu, which is the area's in Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan. Omaigat! Akhirnya melancong ke propinsi lain, meski cuma di jalur perbatasan. Terus kalau nanya, “Ini masih Jambi atau masuk propinsi lain?”, ada yang jawab, “Ini udah masuk Sumatera Selatan!”. Nggak sia-sia jalan jauh, daripada kemarin, jalan jauh tapi masih di Jambi juga (ih BM deh!).
Sampai di penjual durian, penjual membuka buah berduri tajam satu per satu. Saya nggak tahu jenis duriannya, kata penjualnya sih durian daerah sana. Bentuk kecil, tapi daging durianya tebal, rasanya manis ada semburat pahit. Semua duriannya enak-enak loh. Makan berapa buah? Nggak tahu, pokoknya berhenti sebelum enek. Karena banyak beli durian, sedangkan kapasitas perut terbatas dan perjalanan masih ribuan kilo (ya kaliii), jadi durian dibawa ke kantor. Selesai makan, kami kembali ke kota. Yey!
Yuk, bergeser ke cerita selanjutnya, bagian keempat.
0 notes