neurinanerin
neurinanerin
“Everything starts here, today"
33 posts
“As long as you believe in yourself" -nfi-
Don't wanna be here? Send us removal request.
neurinanerin · 10 years ago
Photo
Tumblr media
皆さん, ありがとうございました! Sampai jumpa di Nagoya! #SurabayaTeam #東京 #名古屋 #夏休み #japan2015
0 notes
neurinanerin · 10 years ago
Photo
Tumblr media
🍴 Top: Halal Wagyu Steak. Bottom Right: Halal Karaage. Bottom Left: Halal Japanese Curry Rice. Two words: Incredibly Delicious. #happytummyhappyme #halalfood #foodporn #nerinsfooddiary #japan2015
0 notes
neurinanerin · 10 years ago
Photo
Tumblr media
Found this quote while chilling at IEEC and somehow, it sums up the life I'm living in right now. Everything will not be the same.
0 notes
neurinanerin · 10 years ago
Photo
Tumblr media
No words needed. Nom nom nom 🍴 #food #nerinsfooddiary #夏休み #EnglishCamp #japan2015 (at 美浜少年自然の家)
1 note · View note
neurinanerin · 10 years ago
Photo
Tumblr media
Bali in Japan! Bener-bener mirip. Bahkan ada warung kecil yang jualan manggis, pisang goreng, dan nasi goreng. Harganya? Jangan ditanya.. haha #japan #littleworldmuseumofman #inuyama (at Little World Inuyama City)
0 notes
neurinanerin · 10 years ago
Photo
Tumblr media
Look at what I have found here! Teh kotak, sari kacang ijo, and buavita! ... tapi harganya... #sakitnyatuhdidompet #halalshop #japan #indonesianbeverage (at Halalya)
0 notes
neurinanerin · 10 years ago
Photo
Tumblr media
The famous Ise Udon. #ise #mie #japan #food #liveinjapan #happytummy #happyme
2 notes · View notes
neurinanerin · 10 years ago
Photo
Tumblr media
Totoro made from dried leaves. Sooo #kawaii only at #todagawapark #springinjapan2015
1 note · View note
neurinanerin · 10 years ago
Photo
Tumblr media
At first glance, it looks like cherry blossom, yet it is #hanamizuki at #todagawapark #springinjapan2015
0 notes
neurinanerin · 11 years ago
Text
England: Land of Hopes and Dreams
Inggris adalah negara yang telah menarik perhatianku semenjak aku duduk di sekolah dasar. Penyebabnya sangat sederhana, saat salah satu teman sekelasku membawa foto-fotonya saat pergi berlibur dan diantara tumpukan foto-foto itu, ada satu lembar foto yang langsung menarik perhatianku. Seorang perempuan berjilbab mengenakan mantel warna cokelat tua dan berkacamata tersenyum lebar ke arah kamera, berdiri di pinggir jalan dengan satu bus merah bertingkat dua tampak di sisi kanan foto, dan agak jauh di belakangnya, tampak satu menara jam yang besar menjulang dengan gagahnya. Baru setelah aku bertanya pada si empunya foto, dia menjawab bahwa menara jam yang besar itu bernama Big Ben. Aku terdiam beberapa saat mengamati foto di tanganku dan tiba-tiba saja keinginan kuat untuk pergi ke Inggris meletup dalam hatiku.
Itulah kontak pertamaku dengan Inggris. Baru setelah bertahun-tahun kemudian, ketika internet sudah menjadi hal yang umum bagi masyarakat Indonesia, aku berhasil mengorek berbagai informasi dari negara penganut sistem pemerintahan monarki tersebut. Inggris langsung saja masuk daftar negara-negara yang harus kukunjungi sebelum aku meninggalkan dunia ini. Sejujurnya, kesenanganku akan Inggris sempat meredup sesaat ketika aku menempuh sekolah menengah atas. Beberapa hal yang lain mengalihkan perhatianku darinya. Sampai akhirnya pada suatu hari aku membuka laman facebook dan menemukan fakta mengejutkan bahwa salah seorang kawanku di SMP tengah melanjutkan kuliahnya di Universitas Northumbria, Inggris! Ya Tuhan, rasanya aku ingin berteriak sekencang-kencangnya di depan layar laptop gara-gara memandangi foto-foto temanku yang muncul di beranda facebook. Ada fotonya sedang berdiri di dekat Big Ben, yang langsung membuatku mengingat foto yang kulihat bertahun-tahun silam, ada fotonya berdiri merentangkan tangan di tengah-tengah jalan yang bersalju, ada juga fotonya bersama teman-teman satu kelasnya yang beraneka rupa.
Harus kuakui, ada rasa iri yang menelusup masuk melihat dia sudah berhasil menggapai harapannya. Melihat dia berpose di negara yang selalu kami gosipkan sejak sekolah menengah pertama, mau tak mau membuatku terlecut untuk mewujudkan mimpi kami. Dulu, kami selalu membicarakan Inggris dan Universitas Oxford dan berandai-andai suatu saat kelak kami berdua bisa menginjakkan kaki di sana, walau pada akhirnya dia berlabuh di Northumbria. Dengan kata lain, akulah yang harus berjuang sekuat tenaga supaya bisa diterima di Oxford. Demi mimpi kami berdua.
Inggris memang magis. Daya tariknya membuatku meringis dan terkesima pada saat yang bersamaan. Inggris menjadi destinasi menggapai mimpi dan harapan bukan hanya bagiku, tapi juga ribuan orang di luar sana. Sudah jelas, Inggris bagiku adalah tempat untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Aku tidak tahu kenapa aku begitu terpikat dengan universitas-universitas di Inggris. Mungkin saja karena kisaran peringkat mereka yang selalu berada di seratus besar universitas seluruh dunia atau ragam disiplin ilmu yang ditawarkan dan banyaknya mahasiswa asing yang belajar di sana, sehingga membuat suasananya kondusif dan kompetitif. Orang waras mana yang bakal menolak kesempatan belajar di Inggris?
Inggris sampai saat ini menjadi mimpi yang terus aku usahakan perlahan-lahan untuk dijadikan kenyataan. Namun, jika aku boleh berandai-andai bisa pergi ke London, ke Inggris lebih tepatnya, aku akan melakukan hal-hal yang kutulis di  bawah ini. Lupakan segala hal tentang Big Ben, London Eye atau Buckhingam Palace karena aku tahu tempat-tempat itu menjadi jujugan wajib bagi mereka yang pergi ke London dan aku pasti akan mengunjunginya. Karenanya, hal-hal yang akan kulakukan di Inggris adalah hal-hal yang mungkin tidak biasa bagi kalian, tapi bagiku, hal-hal ini adalah asupan sempurna untuk pikiran, hati, dan ragaku. Siap mendengar rencanaku?
Baiklah, tempat yang akan kukunjungi dan hal yang akan kulakukan ketika aku berada di Inggris adalah…
1. Beribadah di London Central Mosque Regent’s Park
Salah satu mimpiku sebagai seorang muslim adalah bisa melaksanakan ibadah di masjid yang jauh dari tanah air dan merasakan sensasinya. Sensasi keterasingan. Aneh memang. Tapi aku selalu terobsesi dengan tempat-tempat yang jauh. Semakin jauh semakin bagus. Bukankah orang bilang semakin jauh seseorang dari tempat yang dicintai, maka akan semakin rindulah ia dengan tempat asalnya? Bukan apa-apa, di tempat tinggalku ada tiga masjid yang mengapit rumahku sekaligus. Bisa dibayangkan betapa puyengnya keluargaku bila waktu salat tiba karena azan yang sahut-menyahut? Oleh karena itu, aku ingin menunaikan salat di tempat yang asing, untuk merindui suasana syahdu salat di kampung halaman.
Tumblr media
2. Pergi ke Oxford dan mengelilingi semua kolese Universitas Oxford
Bukan rahasia lagi bila Universitas Oxford adalah universitas yang paling dilirik semua pelajar di seluruh dunia. Kolesenya yang tersebar membuat calon pelajar lebih gampang menentukan kolese yang mereka inginkan. Bagiku, pergi ke Oxford dan mengobservasi kolese-kolesenya adalah satu langkah awal mendekati mimpiku. Paling tidak, aku sudah bisa mengira-ngira, kolese mana yang cocok untukku. Dan satu hal yang tidak boleh ketinggalan adalah berfoto di depan gedung-gedungnya dan memamerkannya pada teman-temanku. Kemungkinannya, mereka akan berteriak-teriak histeris dan menyumpahiku karena iri.
Tumblr media
3. Berbelanja buku sampai gila di The Society Club dan Bernard J Shapero Rare Books
Berhubung aku adalah seorang book junkie kelas kakap, tentunya dimanapun aku berada, aku akan selalu berburu buku-buku yang sesuai dengan minatku. Aku suka sekali dengan novel-novel klasik dan kontemporer, juga buku-buku tentang perjalanan. The Society Club dan Bernard J Shapero Rare Books sama-sama menjual buku-buku terbitan baru dan lama, jadi ada kemungkinan aku bisa menemukan karya-karya literatur yang kubutuhkan. Lagipula, aku bisa bersantai sejenak di kafe kecil milik The Society Club sembari membaca buku yang baru kubeli.
Tumblr media
4. Berfoto bersama figur-figur terkenal di Madame Tussauds London
Haruskah kujelaskan tujuanku ke tempat ini? Apalagi kalau bukan berfoto bersama dengan orang-orang terkenal dari semua belahan dunia. Setidaknya, aku bisa berfoto dengan The Beatles, Mahatma Gandhi, Mohammad Ali, Nelson Mandela, William Shakespeare, Wayne Rooney,dan One Direction walau hanya dalam bentuk patung lilin.
Tumblr media
5. Bersantai di Royal Parks
Royal Parks adalah taman kota milik keluarga kerajaan yang dibuka untuk umum. Jumlahnya ada delapan, tiga taman berada di pinggiran London dan lima lainnya berada di pusat kota. Taman-taman ini menawarkan beragam fasilitas seperti taman bunga, taman bermain, kolam renang, jogging track, dan area berkuda. Bagiku, berkunjung dan berjalan-jalan di taman-taman ini membuatku seakan-akan berperan sebagai seorang putri yang bermain-main di halaman istana yang sangat luas dengan bunga-bunga beraneka warna mengitariku. 
Tumblr media
6. Berkunjung ke Stratford-upon-Avon
Sebagai mahasiswa Sastra Inggris, Shakespeare adalah nama yang sangat dikenal di jagat sastra. Karya-karyanya dijadikan rujukan dan dipelajari dengan saksama oleh mahasiswa seluruh dunia. Dengan mengunjungi Stratford-upon-Avon, aku bisa menapaktilasi perjalanan Shakespeare dari lahir hingga meninggal dunia. Aku bisa melihat bangunan-bangunan bersejarah dari rumah tempat ia dilahirkan hingga gereja tempat ia dimakamkan. Setelah berkunjung ke Stratford-upon-Avon, mungkin saja aku bisa menghasilkan karya sastra yang jauh lebih fenomenal darinya.
Tumblr media
7. Merekam jejak Jack the Ripper
Jack the Ripper, adalah pembunuh legendaris dari kawasan Whitechapel yang tidak diketahui identitasnya sampai sekarang. Dari yang kubaca di artikel-artikel, tempat dilakukannya pembunuhan menjadi tempat dengan nuansa mistis dan mencekam. Kekejian pembunuh ini membuka peluang wisata malam bagi wisatawan untuk merasakan atmosfer Whitechapel yang gelap dan keji. Aku penasaran sekali dengan lokasi dimana Jack mengeksekusi korban-korbannya dan aku ingin merasakan suasana kelam yang melingkupinya. Siapa tahu ketika aku berjalan menyusuri gang-gang kecil Whitechapel, aku akan terlempar ke masa lalu, secara tidak sengaja bertatap muka dengan pembunuh berdarah dingin itu atau Jack sendiri yang akan menampakkan dirinya didepanku.
Tumblr media
8. Mengintip Imperial College London dan berharap bisa menemukan seseorang
Destinasi terakhirku adalah Imperial College London, satu kampus yang mefokuskan diri pada jurusan sains, teknik, manajemen dan kesehatan. Satu-satunya alasan mengapa aku ingin pergi ke sana tak lain dan tak bukan adalah untuk bertemu seseorang yang memerangkap hatiku selama tiga tahun. Dia tengah menyelesaikan tahun keduanya sebagai mahasiswa pascasarjana di kampus ini. Permintaanku tidak muluk-muluk kok, aku hanya ingin bertemu dengannya, mengobrol sebentar, dan berterimakasih karena secara tidak langsung dia menginspirasiku dalam proses penyeimbangan kehidupan akademis dan spiritualku. Hmm…terakhir, kalau aku mengajak dia berfoto bersama, dia bersedia tidak ya?
Tumblr media
9. Observasi Bahan Penulisan Novel
Saat ini, aku tengah menulis sebuah novel berlatar belakang negara Inggris. Sayangnya, aku kurang bisa mendeskripsikan tempat-tempat yang kugunakan dalam novel secara detil. Kadang, ketika naskah kubaca ulang, aku merasa tidak puas dengan deskripsi yang kuberikan. Kurang greget. Kurang menggigit. Kalau dibiarkan, aku takut proyek penulisan ini akan terpending dengan jangka waktu yang tak tentu. Jalan satu-satunya adalah pergi ke Inggris secara langsung dan merasakan dinamika kehidupan di sana, dengan begitu deskripsi yang kutuliskan menjadi lebih hidup dan nyata.
  Itulah 9 hal tidak biasa yang aku lakukan jika berada di Inggris. 9 hal yang menghantuiku. Katakan aku seorang pengkhayal atau apa tapi aku tidak peduli dan aku harus menjejakkan kaki di tanah mimpiku. Setiap orang berhak bermimpi, dan berusaha mewujudkannya sah-sah saja ‘kan? Mimpi membuat seseorang bertahan dari segala hal yang menimpanya. Berusahalah untuk menjadikan mimpi itu menjadi nyata karena Tuhan Maha Mendengar.
Sungguh, Tuhan Maha Mendengar.
Tumblr media
  sumber foto : www.google.com
0 notes
neurinanerin · 11 years ago
Text
Us
To                    : Thomas Peterson [email protected]
Subject           : -
  Hai, Tom. Apa kabar?
Mungkin kamu kaget menerima email ini mengingat kita tak pernah lagi berkomunikasi semenjak aku meninggalkan London. Sejujurnya, aku juga bingung harus mengatakan apa padamu. Tapi sudahlah, kalau email ini sampai padamu, itu artinya aku sudah menuliskan hal yang menghantuiku bertahun-tahun ini. Setidaknya aku sudah merasa sedikit lega.
Sekian tahun aku mengumpulkan keberanian untuk menulis ini dan baru sekarang aku bisa mengirimkannya padamu. Kamu tahu, Tom, aku membutuhkan sekian tahun  untuk berdebat, berbaikan, berdebat lagi, berbaikan lagi, dan akhirnya meyakinkan hatiku. Butuh sekian tahun untuk berdamai dengan perasaanku, Tom.
Kedai Amore, November, buku, dan hujan. Ingat? Ah, mengingatnya saja sudah membuat hatiku basah. Kamu dan aku berdiri bersisian di depan rak buku, tanganmu dan tanganku sama-sama terulur mengambil satu novel yang sama, Norwegian Wood. “Oops!” serumu saat itu. Aku tertawa kecil. Setelah itu kamu mengulurkan tangan padaku, menyebutkan namamu. Lalu kamu tersenyum dan saat matamu yang sewarna samudera bersirobok dengan mataku, aku seakan tertarik ke dalam palung laut terdalam tanpa bisa kembali ke permukaan.
Setelah hari itu, aku tak pernah berani berharap untuk bertemu denganmu lagi. Walau hati pengecutku berdoa setiap harinya. Tuhan mungkin mendengar doa dalam hatiku karena Ia mempertemukan kita kembali di kedai yang sama. Aku ingat, kamu dulu yang menyapaku, membuatku melongo seperti orang bodoh, sesaat sebelum kamu menghampiriku. Dan kamu tertawa, manis sekali, membuatku terkesima dan memberikan bahaya luar biasa untuk kesehatan jantungku.
Ada kalanya saat kamu dan aku pergi ke Hyde Park dan kita duduk di bangku taman sembari memakan sandwich atau berbagi satu porsi besar fish and chips, aku merasa ada sesuatu yang tak terucapkan di antara kita. Atau saat kamu mengajakku ke Buckingham Palace untuk pertama kalinya dan melihatku yang kegirangan menonton parade pergantian pengawal, kamu memandangku yang tersenyum lebar, aku merasa ada satu perasaan tertentu yang keluar dari dirimu dan mengambang di udara. Entahlah…
Yang paling kuingat adalah saat kita berdua melewati menit di Westminster Abbey, mengagumi bangunan gereja yang berdiri megah sepuluh meter di depan kita, tanpa suara. Tiba-tiba, kamu memandangiku, menatapku lurus-lurus tepat di manik mata. Tangan kananmu terangkat membelai pipiku. Setelahnya aku tak ingat, yang aku tahu kita bergandengan tangan sepanjang perjalanan pulang.
Kata cinta tidak pernah terucap sama sekali di antara kita. Iya ‘kan, Tom?
Sampai akhirnya aku harus meninggalkan London dan kembali pulang ke Surabaya. Enam bulan di London, dengan hadirnya dirimu yang menemaniku, membuat segalanya terasa mudah…dan singkat, tapi tak terlupakan. Di bandara, kamu memelukku dengan erat seraya berbisik,”Segera hubungi aku kalau kamu sudah sampai di Surabaya.” Aku hanya mengangguk, dan dengan melambaikan tangan ke arahmu, aku berjalan masuk menuju pintu keberangkatan. Kita berpisah.
Aku tahu Tom kamu marah sekali kepadaku karena aku tak pernah menghubungimu.
Aku punya alasan untuk itu, Tom.
Dulu, kupikir apa yang kurasa hanya sekedar autumn fling. Enam bulan adalah waktu yang sebentar untuk mengenalmu. Dan aku tidak mau mengambil resiko terlalu percaya diri untuk mengatakan bahwa kamu menyukaiku, walaupun kenangan saat kita berjalan bergandengan tangan atau mengusap pipi satu sama lain selalu muncul di otakku.
Tiga bulan pertama kembali di Surabaya aku masih baik-baik saja.
Tiga bulan setelahnya aku merasa ada sesuatu yang hilang, tapi aku tak tahu apa itu.
Tiga bulannya lagi, aku merasa ada rongga di dalam hatiku. Seiring bergantinya bulan, rongga itu semakin membesar. Dan sekarang menyisahkan ruang yang amat lebar.
Baru setelah dua tahun, aku sadar, aku kehilangan kamu. Tapi lagi-lagi, aku tak menghubungimu. Aku hanya takut dengan perasaanku sendiri dan lagipula, aku juga takut memikirkan adanya kemungkinan bahwa kamu sudah melupakanmu.
Ya, ya. Aku salah, Tom. Aku tahu. Kamu tidak pernah melupakanku karena kotak masuk emailku selalu menerima email darimu setiap bulannya. Sampai saat ini.
Sudahlah, Tom. Tak akan habis-habis aku membicarakanmu. Sesungguhnya, lewat email ini, ada satu hal yang ingin kusampaikan.
Kamu tahu, Tom? Aku ingin jujur dan bersikap berani.
Mungkin kejujuran dan keberanianku bisa dimulai dengan mengatakan…
Aku rindu.
Aku rindu kamu.
Aku memang bodoh, karena aku butuh bertahun-tahun untuk mengerti dan sadar sepenuhnya bahwa aku benar-benar cinta kepadamu.
Aku ingin kembali ke London. Aku akan kembali ke London.
Bukan untuk mengulang masa lalu kita. Tapi untuk membuka lembaran baru bersamamu. Menghabiskan waktu bersama. Pergi ke perpustakaan. Berwisata malam. Duduk-duduk di tepi Thames menanti matahari terbenam. Pergi menyusuri taman-taman kota. Menemanimu menonton pertandingan klub bola favoritmu di Old Trafford meski aku tak mengerti bola sedikitpun. Dan masih banyak hal yang ingin kulakukan bersamamu. Kalau kutulis disini pasti akan menghabiskan banyak tempat.
Intinya, Tom,
Aku.Sungguh.Ingin.Bertemu.Denganmu.
Aku tak peduli saat ini kamu memiliki kekasih baru atau apa. Aku hanya ingin memastikan apakah masih ada kesempatan untuk kita berdua. Aku hanya ingin memperjuangkan satu celah untuk memenangkan cintamu. Aku tak mau menjadi pengecut lagi.
Sudah cukup tiga tahun aku bertahan dan membohongi diri sendiri. Sekarang, saatnya aku merangsek maju untuk menyelamatkan hatiku.
Cinta harus diperjuangkan ‘kan, Tom?
Karena itu, aku tak pernah mempermasalahkan jarak yang harus kutempuh untuk bisa bertemu denganmu.
Segala hal yang kutulis disini adalah cerminan hatiku.
Jadi, maukah kamu bertemu denganku?
    Yang tak bisa melupakanmu,
                                                                                                    N
  p.s. pesawatku mendarat di Heathrow hari Senin jam 06.45 p.m.
----
Aku menggeret koper besarku melewati pos pemeriksaan. Lalu berjalan menuju pintu keluar. Langkahku terhenti saat mataku menangkap satu sosok laki-laki yang mengangkat tangannya dan tersenyum ke arahku. Laki-laki itu mengenakan mantel hitam yang kontras dengan kulit putihnya. Kacamata hitam bertengger di hidung lancipnya. Aku berjalan santai menghampiri laki-laki itu. Begitu agak dekat, aku melihat ada tahi lalat kecil di sudut bibirnya yang melengkung ke atas. Jantungku langsung mengeluarkan irama khasnya tanpa diminta. Kini, jarakku dengan laki-laki itu hanya sekitar lima meter. Aku menatapnya dengan perasaan tak terdefinisi. Beberapa orang yang lalu lalang sempat melirik dan melihatku tapi aku tak peduli. Lelaki itu melepas kacamata hitamnya. Memamerkan mata birunya yang mempesona. Refleks, aku menutup mulut dengan kedua tanganku, menutupi wajahku. Menahan teriakan sukacita dan air mata yang terasa mengambang di pelupuk mata. Aku bahkan tak tahu kalau koperku sudah tergeletak di lantai. Detik berikutnya, aku sudah tenggelam dalam pelukan hangatnya.
“Hey, N, it’s been a long time.”
“Yeah.”
“I miss you.”
“I miss you.”
“Do you have one thing to say?”
Kata-katanya membuatku mendongak ke atas. Bertemu pandang dengan matanya yang berkilat-kilat. Aku menarik napas, menarik diriku dari pelukannya, menjulurkan kedua tanganku untuk menangkup wajahnya. Karena tidak cukup tinggi, aku harus berjinjit sedikit. Wajahnya hampir sejajar dengan wajahku.
Bibirku mengeja kata-kata itu tanpa suara, membuatnya tersenyum lagi.
“I’m sorry, I can’t hear you. Come again?” Nada jahil di suaranya begitu kukenal. Aku tertawa. Dia menungguku selesai tertawa dengan sabar. Matanya mengawasiku lekat-lekat.
“Dear my Thomas ‘Tom’ Peterson, I love you.”
Tepat setelah aku menyuarakannya, dia langsung membalas. “I love you. I really do.” Matanya memandangiku penuh cinta. Tanpa aba-aba, dia mengangkat tubuhku lalu memutarnya. Aku berteriak kaget, mencengkeram bahunya. Tawa baritonnya terdengar lepas. Aku ikut tertawa bersamanya. Setelah beberapa saat dia menurunkanku. Aku masih tertawa dan langsung terdiam saat wajahnya hanya berjarak sepuluh senti dari wajahku. Hembusan napasnya menggelitiki wajahku. Kemudian, aku memejamkan mata, menyambut cintaku yang telah terbengkalai sekian lama.
Tumblr media
0 notes
neurinanerin · 11 years ago
Text
Ayam
Di dalam bus yang berjalan dari Semarang ke Surabaya, seseorang yang aku tahu bercerita bahwa dia memberi makan ayam-ayam peliharaannya dengan makanan ini :
Tumblr media Tumblr media
Jelas saja tawa langsung meledak di deretan kursi depan.
"Sangar cak arek iki!"
"Leh, ayammu gak popo ta?"
"Ayam kanibal."
"Hahahaha!"
Yang punya cerita hanya tertawa dan senyum-senyum. Dan aku sendiri tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan ayam-ayam yang diberi makan olehnya kalau mereka tahu makanan yang selama ini dimakan ternyata adalah saudara seperguruan.
Ckckckck... Ayam Makan Telur Ayam.
-N-
0 notes
neurinanerin · 11 years ago
Text
Setelah Sekian Lama
Tumblr berdebu *brb ambil kemoceng*
Empat bulan lebih berlalu.Tanpa coretan. Tanpa tulisan. Tanpa ilustrasi.
Empat bulan yang kosong dan hampa.Tanpa pelampiasan kata. Tanpa pengambilan makna.
Haa, gairah menulis entah kenapa pasang-surutnya sungguh keterlaluan. Sepertinya harus dipantik oleh sesuatu terlebih dahulu.
Setelah sekian lama, sepertinya harus dimulai kembali, supaya deretan huruf yang berseliweran ini tak lagi menjejali otakku secara serampangan.
-N-
0 notes
neurinanerin · 12 years ago
Text
Somewhere Over the Rainbow
Someday I'll wish upon a star And wake up where the clouds are far behind me Where troubles melt like lemon drops Away above the chimney tops That's where you'll find me
0 notes
neurinanerin · 12 years ago
Quote
Someday, you will know how it feels when your friend shoved you aside
0 notes
neurinanerin · 12 years ago
Quote
Miracle does exist, doesn't it?
0 notes
neurinanerin · 12 years ago
Link
Date an AIESECer. Date someone who believes that if their dreams don’t scare them, then they’re not big enough. Date a change maker, a person who believes he was born for a reason. They may not be the perfect flawless people you’ll meet in your life, but you’ll be impressed by how much they’re...
845 notes · View notes