Tumgik
pemerhatihikmah · 27 days
Text
MENYIMAK
Dulu ketika kecil, orang tua selalu berusaha menyimak apa yang kita bicarakan. Hal sekecil apapun dan sereceh apapun.
Ketika anak ini sudah tumbuh semakin besar dan dewasa, tugas itu berganti kepada kita.
Sudah saat nya kita menyimak setiap tutur kata dan cerita yang keluar dari lisan orang tua kita.
Berhenti untuk memasukkan segalanya sampai ke hati, meskipun di antara banyak cerita mereka, mungkin seringkali kamu merasa tersudutkan. Tapi posisikan saja dirimu sebagai penyimak yang antusias, senangkan hati mereka.
Mungkin kamu bukan anak yang baik, bukan anak yang selalu di puja seperti adik adik kamu, yap kamu hanya anak biasa yang selalu bercita cita membahagiakan kedua orang tua dengan cara mu, yang mungkin sampai detik ini cara itu sama sekali belum dirasakan dengan kedua orang tua.
Tapi percayalah, setiap ikhtiar yang di sandingkan dengan doa tidak akan ada yang sia sia.
Allah tidak pernah tidur, Allah tau apa yang sedang kamu upayakan, Allah itu Maha tau, Allah tau apa yang sedang kamu niatkan.
Cukup respon dengan senyuman membanggakan di setiap ceritanya.
Berharap semoga usaha sekecil ini bisa membahagiakan kedua orang tua, dan berharap semoga hal ini bisa mereka kenang ketika jarak sudah kembali memisahkan.
Semoga setiap doa bisa sampai, semoga setiap harapan bisa terwujud, dan semoga setiap amalan yang diniatkan untuk kedua orang tua bisa sebagai pemberat amalan kedua orang tua kelak di yaumul hisab
0 notes
pemerhatihikmah · 2 months
Text
CUKUP
Yang terjadi sampai detik ini ternyata mengajarkanku tentang makna
حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ
(Cukuplah Allah menjadi penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baiknya pelindung)
Yaa Rabb, ternyata engkau satu satunya dan tak ada tempat terbaik untuk kembali selain kepadaMu .
Bahkan ketika saudara kami di bumi syam menjerit pun dunia seakan bungkam, tapi keyakinan mereka pada pertolonganMu tidak sama sekali berkurang.
Yaa Rabb, ternyata Engkau lah yang benar benar akan selalu ada untuk kami hambaMu ini. Bahkan disaat kami datang dengan berlumuran dosa.
300 hari mereka hadapi hari hari yang sulit, tapi tidak sama sekali mengurangi rasa syukur mereka ,tidak sama sekali membuat mereka berpaling dari Mu.
Yaa Rabb, betapa lemahnya diri ini yang baru saja di uji sehari dua hari, sebulan dua bulan, tapi rasanya sudah terlalu banyak mengeluh sampai lupa untuk mengingat betapa banyak nya nikmat mu yang masih bisa di syukuri.
Hidup mereka penuh ancaman, perjalanan mereka rasanya penuh dengan mata mata , peluru dan bom bisa sampai kepada mereka kapan saja. Tapi semua ini tidak sama sekali membuat mereka berpaling dari Mu.
Yaa Rabb, malu rasanya mengeluhkan ujianku yang tidak ada apa apanya ini.
Mereka bertaruh nyawa untuk agama dan tanah mereka , mereka kehilangan segala yang mereka cintai, dan mereka ikhlas dengan segala yang sudah menjadi garis takdirnya. Mereka memahami bahwa semua milik Allah dan akan kembali kepada yang memilikinya.
Sedangkan diri ini, masih saja seringkali merasa memiliki sesuatu yang sebenarnya bukan miliknya.
Yaa Rabb , maafkan diri ini
Yaa Rabb , palingkan diri ini pada segala hal yang sifatnya fana
Yaa Rabb, lapangkan dada ini
Yaa Rabb , teruslah bersama ku, mendengar setiap doa dan keluh kesah ku, mengampuni setiap dosa ku.
Yaa Rabb, cukup engkau bagi ku
0 notes
pemerhatihikmah · 2 months
Text
Sendu
Dua hari lalu tepatnya ketika sedang membaca update telegram tentang p4l3stina . Tiba tiba dikejutkan dengan kabar yang ntahlah cukup membuat hati ini bergetar.
Ia kini sudah selesai dalam perjuangannya , menyusul guru, prajurit, anak dan cucu cucunya yang sudah lebih dulu Allah panggil.
Allah istirahatkan ia dalam dekapan yang abadi setelah bertahun tahun ia berjuang untuk agama ,negara beserta rakyatnya.
Ku baca tentangnya, mencoba menggali lebih dalam tentang sosoknya yang gugurnya mampu menggemparkan dunia.
Tak heran, perjuangannya ternyata sudah sejauh ini, di korbankan segala yang ia miliki, ia memimpin dengan sepenuh hati, ia jalani hari yang berat dengan terus berhusnudzon dengan takdir Allah.
Wajahnya yang syahdu dan penuh ketenangan, tapi memiliki karakter yang begitu tegas.
Semoga Allah limpahkan RahmatNya untuk engkau, dijadikan setiap perjuangan dan pengorbanan yang akan membuat mudah langkah mu menuju JannahNya. Selamat berjumpa dengan Allah , semoga Allah kumpulkan kembali engkau dengan para syuhada ditempat terbaik dan tertinggi di sisiNya.
Selamat beristirahat yaa syeikh syahid ismail haniyeh.
Kepergianmu membuat mata dunia semakin terbelalak, semoga setelah ini, akan lahir banyak haniyeh untuk meneruskam perjuangan mu.
0 notes
pemerhatihikmah · 2 months
Text
Ali Al-Qaradaghi:
Kesyahidan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh bukanlah hal yang tidak terduga dalam konteks pertempuran selama puluhan tahun antara rakyat Palestina dan organisasi penjajah teroris. Gerakan ini sedang berbenturan dengan musuh yang paling berbahaya dan tercela.
Keyahidan para pemimpin Hamas selalu melahirkan generasi baru yang memiliki tekad dan komitmen terhadap perjuangannya, yang membuat gerakan ini semakin kuat dan bertekad.
Pemimpin Ismail Haniyeh memenangkan janji setia kepada Allah, dan dicintai oleh jutaan orang yang memiliki hati nurani yang bebas. Dia terbukti layak bahwa dia adalah orang yang jujur, teguh, dan berkomitmen pada tujuan rakyatnya, dan bahwa sampai saat terakhir beliau tetap menjadi pembela kebebasan dan keadilan bagi rakyat Palestina.
Meskipun mengalami banyak kehilangan dan kesakitan, kesyahidan Haniyeh akan selalu menjadi simbol perlawanan dan pengorbanan yang tak ternilai harganya.
Kesyahidan Komandan Haniyeh menegaskan sekali lagi bahwa perjuangan Palestina tidak akan hancur, dan bahwa perlawanan dan ketabahannya akan tetap ada sampai kebebasan dan keadilan tercapai.
Ismail Haniyeh dan simbol perlawanan Palestina lainnya akan tetap diingat masyarakat dan menjadi sumber kebanggaan bagi generasi mendatang.
Tumblr media
0 notes
pemerhatihikmah · 2 months
Text
PILIHAN
Kita memang tak bisa memilih ingin keluar dari rahim seorang ibu yang seperti apa, dan dilahirkan dalam keluarga yang bagaimana.
Tapi setiap orang tua pasti memiliki pilihan ingin seperti apa dan dengan cara bagaimana ia tumbuhkan anak yang ia lahirkan itu sampai kelak ia tumbuh menjadi seseorang yang mampu memahami kehidupan yang sebenarnya.
Pilihan ini lah yang nanti nya akan membedakan kerakter, sifat , sikap bahkan kebiasaan disetiap anak.
Ada yang benar benar di didik untuk disiplin, mengutamakan ibadah, mengutamakan pendidikan, sopan santun, hidup penuh syukur, dan masih banyak lagi. Tapi tidak bisa di pungkiri, adapula orang tua yang berlepas diri dari tanggung jawabnya, dan memilih untuk “terserah kamu aja, yang penting kamu masih saya kasih makan”
Jadi jangan heran dengan keanehan keanehan yang akan ditemui di luaran sana, yang mungkin untuk kamu itu adalah hal yang tabu, tapi untuk mereka itu sudah menjadi kebiasaan yang wajar, atau mungkin untuk kamu ada hal yang sudah menjadi kebiasaan, tapi untuk mereka yang tak biasa sudah pasti mereka merasa aneh.
Semakin besar, kita akan semakin dibuat paham bahwa pendidik sebenarnya itu adalah kedua orang tua beserta segala hal yang di bangun dalam rumah, bukan sekolah ataupun instansi lainnya.
Guru hanya menjalankan tugasnya untuk mengajar materi sesuai dengan kurikulum yang ia dapatkan, menjadikan anak yang belum tau menjadi tau tentang apa yang ia pelajari.
Jadi jangan heran kalau ada orang yang ilmunya tinggi tapi ga beradab dan beretika.
Itulah kenapa ulama mengatakan bahwa
Mendahulukan adab sebelum ilmu. Karna percuma pendidikan tinggi tapi ga beradab
Lantas kalau sudah begini ceritanya kita harus bagaimana ?
Menyalahkan anaknya tidak selamanya menjadi jalan keluar yang baik.
Dan yang sering terjadi pun, bukan hanya di salahkan dari luar, tapi dari dalam pun dia lebih banyak mendapat tekanan. Padahal kalau mau duduk bersama dan berbicara dari hati ke hati. Sumber masalah itu pasti ada di dalam rumah.
Pilihan yang seperti apa yang dipilih oleh pendidik utamanya ? Pilihan yang bagaimana ? Padahal sedari kecil itu sudah seharusnya anak di gembleng dengan adab dan cara ber etika dengan baik. Tapi banyak orang tua yang tidak sadar akan itu .
Sebagian besar mereka berfikir bahwa “nanti juga mereka faham”, “wong masih kecil ngapain di ajarin begitu” ,daan alasan alasan lainnya.
Padahal itu sangat penting untuk keberlangsungan hidup mereka kelak. Ingatlah bahwa anak kita tidak selamanya hidup dalam rumah bersama orang tuanya.
Ada masanya di mana nanti mereka akan bertemu dengan banyak orang.
Jadi sampai sini kita mau pilih akan menjadi pendidik dalam rumah yang seperti apa ?
Tidak apa-apa kita tegas pada anak, tegas bukan berarti kasar . Itu sangat berbeda.
Kalau pada akhirnya nanti pilihan kita dalam mendidik ini akan membentuk karakter yang matang pada anak kita.
Dari pada kita terlalu kalem dan santai, bahkan bisa sampai tidak peduli, memang terlihat nyaman dan aman, tapi hal ini justul akan membahayakan kita dikemudian hari.
Jadi pandailah dalam memilih langkah yang seperti apa yang kamu mau, cara yang bagaimana yang mau kamu gunakan.
Jangan pernah abai dengan sebuah pilihan kalau tidak mau merasakan penyesalan yang berkepanjangan
Selamat beristirahat
0 notes
pemerhatihikmah · 2 months
Text
UPAYA..
ketenangan yang seperti apa yang ingin kau cari jika cara-cara yang kau tempuh saja semakin membuatmu jauh dari Allaah. kebahagiaan yang seperti apa yang ingin kau dapatkan jika dalam proses menujunya saja semakin membuatmu lupa apa itu penghambaaan kepada Allaah. lalu, senyum yang seperti apa yang ingin kau upayakan jika dalam mewujudkannya kau lupa apa itu kejujuran.
semua hal yang kau tempuh dan kau upayakan adalah semu jika hal itu tak sesuai dengan syariat yang telah ditetapkan. jalan kebenaran memang melelahkan dan sedikit banyak berkelok ataupun sangat jauh. namun percayalah, jalan itu adalah jalan keselamatan yang mungkin pada hari ini banyak dari kita yang lupa bahwa perjalanan yang abadi dan sangat panjang itu bernama akhirat.
dunia ini sementara, ambilah peran dan bekal secukupnya untuk menuju akhirat. secukupnya ialah engkau tak merasa tamak pada apa-apa yang bukan menjadi bagianmu, dan engkau merasa cukup dan bersyukur pada apa-apa yang telah ditetapkan untukmu.
ketenangan, kebahagiaan, senyum tulus hanya akan hadir setelah jalan yang tempuh adalah sebuah jalan yang murni. yang benar-benar karena Allaah semata engkau melakukan itu semua. sebab konon katanya, jalan-jalan yang tidak sesuai syariat yang telah Allaah tetapkan. semuanya hanya bersifat sementara dan tak pernah benar-benar akan terasa sampai hatimu.
maka percayalah pada syariat yang telah ditetapkan, meski kamu sendiri, meski sedikit jauh dan berkelok, meski mungkin membutuhkan waktu yang sedikit berbeda dengan orang-orang di sekitarmu. setelah Allaah memberimu kelembutan hati dan hidayah kepadamu. jaga baik-baik hal itu dengan tetap menempuh pada jalan kebenaran. teruslah berjalan dan teruslah meminta pertolongan Allaah dalam segala hal..
134 notes · View notes
pemerhatihikmah · 2 months
Text
Bukankah ada banyak luka yang harusnya memang terbuka agar ia cepat kering dan sembuh? Luka kita mungkin sama, cara menyembuhkannya adalah dengan membiarkannya tetap terbuka, dan kita membiasakan diri dengan sakit dan perihnya, hingga ia hambar dan tidak terasa lagi. Berdamai itu membiasakan, sebab mustahil untuk melupakan.
Melupakan itu hal yang sulit dan rumit, sebab memang begitulah memori otak kita dirancang, agar selalu mengingat pada peristiwa penting dalam hidup kita, entah baik atau pun buruk.
Tidak ada yang bisa mengatur lisan dan tindakan orang lain bukan? Kitalah yang seharusnya bisa mengatur bagaimana untuk meresponnya, tidak memang, tapi begitu seharusnya.
Untuk setiap luka yang hari ini kita dapatkan dan masih membekas, berdoalah pada Tuhan, agar diberikan hati yang lapang dan sabar. Ujian itu mustahil ada jika tanpa jawabannya, dan kita pun harus belajar agar lulus dari ujian tersebut, dan sebaik-baik belajar adalah dengan berkaca pada pengalaman. Entah pengalaman kita atau orang lain.
Dewasa itu rumit ya... Gapapa, insyaallah serumit-rumitnya menjadi dewasa, ia akan berbuah kebaikan. Selalu sertakan Allah ya, untuk setiap langkah kita.
@jndmmsyhd
397 notes · View notes
pemerhatihikmah · 3 months
Text
Time so fast
Terhitung dari 2018 sampai hari ini di tahun 2024, Alhamdulillah ini semua karna Allah yang menjaga dan menguatkan.
Mengingat sebuah nasihat bahwa pernikahan bukan lah solusi untuk kita keluar dari masalah kita, tapi pernikahan akan membuka ruang masalah baru diluar ekpektasi kita
7 tahun berjalan , rasanya belum berhenti disitu saja untuk bisa berproses. Karna masih banyak sekali yang harus di benahi, dan ku katakan bahwa air mata dan tawa itu sangat melekat sekali dalam setiap proses yang dilalui.
Menikah mengajarkanku tentang harapan dan kekecewaan. Dimana seringkali manusia itu reflek sekali dengan berharap pada manusia, terlebih setelah menikah dan memiliki pasangan. Berfikir bahwa sudah ada yang bisa diandalkan, dan kerap melupakan bahwa Allah yang sudah mulai ia duakan.
Menikah menuntut diri ini untuk memiliki sabar yang luas, dan hati yang mudah untuk ikhlas disetiap ketentuan. Karna yang terjadi nanti seringkali diluar nalar kita. Hati yang belum terbiasa untuk sabar dan ikhlas pasti akan merasa berat dan berakhir dengan menyalahkan sebuah keputusan.
Menikah itu melatih rasa syukur. Selalu bersyukur dengan apa yang sudah kita dapatkan. Adapun kita harus bisa faham bahwa tidak ada kehidupan yang sempurna dan selalu indah. Dan tidak ada pula kehidupan yang terlalu cacat dan sangat buruk. Hanya saja semua ini tergantung dengan hati kita yang terlalu sempit dan pelit untuk besyukur atau kita usahakan untuk meluaskan dan melapangkan hati untuk lebih banyak menyadari segala kebaikan dan nikmat yang sudah Allah berikan, agak kita bisa lebih meluaskan rasa syukur kita.
Menikah mengajarkan diri ini untuk mengatur ego, sangat sulit tapi harus, karna semua demi kebaikan dan kenyamanan bersama.
Banyak sekali yang bisa di petik dari beberapa tahun menjalani pernikahan ini, tapi pada akhirnya yang perlu di sadari bahwa ketika kamu mengatakan “siap untuk menikah” , Tandanya kamu harus siap dengan apa yang terjadi setelahnya .
Menikah itu siap berkorban, karna setiap apa yang terjadi nantinya itu pasti menuntut sebuah pengorbanan.
Dan,
Jangan pernah putuskan hubungan pada Allah, tapi teruslah mendekat. Karna sebaik baiknya pasangan , itu semata mata karna Allah yang menggerakkan hatinya untuk baik pada kita, tetap Allah yang memegang kendali semuanya.
Karna sebaik baiknya kehidupan adalah yang menghantarkan kita bisa lebih dekat pada Rabb kita, dan sebaik baiknya pernikahan adalah yang menjadikan kita semakin dekat dengan Allah.
0 notes
pemerhatihikmah · 3 months
Text
Membutuhkan tujuan
Sesuatu yang sifatnya continue atau berkelanjutan biasa membutuhkan sebuah alasan. Karna dengan alasan itulah seseorang bisa merasa tanggung jawab dengan apa yang ia jalani, dan alasan itu biasanya menghantarkan pada sebuah tujuan akhir.
Dalam pekerjaan, dalam program pembelajaran, dalam berumah tangga, bahkan dalam segala aspek dikehidupan .
Seseorang agar mampu dan mau bertahan untuk terus bergulat dengan kerasnya kehidupan karna dia memiliki alasan yang kuat demi mencapai tujuan akhir yang tepat.
Mencapai akhir yang bahagia itu tidak mudah, mendapatkan husnul khotimah itu butuh perjuangan, pengorbanan dan kesetiaan.
Perjuangan untuk bisa istiqomah dalam ketaatan, pengorbanan untuk bisa menerima sebuah taqdir yang seringkali tidak sesuai dengan keinginan hati manusia, dan kesetiaan pada Allah ta’ala dalam keadaan apapun dan dimana pun.
Hal ini yang membuat aku berfikir bahwa sebuah pernikahan pun sama sifatnya.
Pernikahan adalah ibadah terpanjang karna akan di jalani seumur hidup, sangat mungkin dalam perjalanan ada saja ujian yang dihadapi, lelah, suntuk, bosan, bahkan sampai merasa putus asa, meskipun dalam perjalanan juga pasti banyak bahagianya, senang2nya. Tapi tidak menutup kemungkinan juga hal hal yang kurang enak di hati itu terjadi.
Maka pernikahan tanpa sebuah alasan dan tujuan yang jelas akan lebih rentan putus asa ketika dihadapkan dengan suatu ujian dan perasaan diluar skenario dan harapan.
Berbeda dengan mereka yang menikah dengan alasan dan memiliki sebuah tujuan akhir yang jelas, selalu ada alasan untuk mereka menjalani hari hari bersama, selalu ada kerinduan di saat ada jeda untuk bertemu, selalu ada usaha untuk mempertahankan, apapun ujiannya, apapun kendalanya, karna mereka percaya, tujuan akhir itu akan sampai dengan orang yang tepat, dan orang yang tepat adalah yang saat itu sudah Allah takdirkan untuk menemani perjalanan panjang ini.
Berjuang bersama untuk menghadapi segala situasi dan kondisi, berkorban demi kebaikan rumah tangga , istri suami ataupun anak, dan kesetiaan yang di jaga untuk satu nama dalam satu hati sampai Allah takdirkan cinta itu kembali bersemi di SyurgaNya nanti .
3 notes · View notes
pemerhatihikmah · 3 months
Text
Yaa Rabb 🥹🤲🏻
Tumblr media
50 notes · View notes
pemerhatihikmah · 3 months
Text
HABITS
Seseorang itu akan tumbuh sesuai dengan apa yang dia dapatkan dari keluarganya.
Mulai dari bagaimana keluarganya memperlakukan dia, merespon dia , memberikan kebiasaan dan contoh. Semua bermula dari dalam rumah.
Lingkungan luar itu adalah faktor lain yang hanya merubah kebiasaan dan bukan karakter. Karna seseorang yang keluar dari rumahnya dengan memiliki karakter yang matang, maka mereka akan lebih mudah berbaur tanpa melebur.
Seseorang yang tumbuh dengan minimnya rasa kepedulian , maka dia akan mudah untuk acuh tak acuh pada sekitarnya
Seseorang yang tumbuh dengan kasih sayang dan perhatian yang kurang, maka dia akan sulit untuk memberi kasih sayang dan perhatian yang utuh pada sekitarnya.
Seseorang yang tidak pernah merasa di hargai , maka dia akan sulit sekali menghargai seseorang.
Seseorang yang terbiasa tidak didengar pembicaraannya , maka dia akan tumbuh menjadi seseorang yang sulit untuk bisa mendengarkan pembicaraan orang lain .
Seseorang yang terbiasa diacuhkan dalam berbicara , dia akan tumbuh menjadi seseorang yang sulit menjaga komunikasi.
Yaa begitulah kurang lebih, yang pada intinya semua kembali kepada rumus
“apa yang kau tanam itulah yang akan kau tuai”
Dan ini sangat berlaku untuk semua orang tua termasuk saya.
Bahwa sekecil apapun yang anak terima dalam rumah, itu sangat besar pengaruhnya untuk keberlangsungan hidup dia kedepannya bersama dengan orang orang yang akan dia hadapi nanti.
Karna semua itu berangkatnya pasti dari rumah :)
Salam sehat
2 notes · View notes
pemerhatihikmah · 3 months
Text
Tumbuh dan Bercerita
Tidak semua masalah kita harus diketahui orang lain, bukankah ada banyak masalah yang kemudian semakin membesar hanya karena kita salah bercerita?
Lelah ya berproses menjadi dewasa itu, tapi setidaknya kita bisa lebih bijaksana dalam bersikap. Sebab dewasa itu adalah akumulasi dari kumpulan masalah yang bisa kita lewati dan hadapi, bukan menghindar atau mengabaikan.
Selamat bertumbuh, tidak apa-apa, insyaallah semua akan baik-baik saja.
Sederas-derasnya hujan, ada juga masa ia reda. Seterik-teriknya matahari, ada masa pula ia akan teduh dan rindang. Tak apa, dunia ini berputar, tak ada kesulitan yang abadi, sebagaimana tak ada pula kenyamanan yang kekal.
Selamat bertumbuh dan dewasa :)
@jndmmsyhd
618 notes · View notes
pemerhatihikmah · 3 months
Text
Nyatanya bisa juga saya muak dengan omongan orang “anaknya udah gede , ko ga nambah? Kapan nambahnya? Kasian ga punya temen anaknya, tuh si itu aja udah sekian, nambah lagi lah, inilah itulah, wes was wos pokoknya” , dari mulai ngeladenin sampe akhirnya jawab pake senyum aja dan mari kita tinggalkan 🫠 , berapa tahun hidup di luar , tiap papasan sama orang kagak pernah tuh dapet pertanyaan begini, yaa kita saling paham aja lah yaa.
Disini baru juga sebulan lebih, udah muak bat dengernya Allahuakbarr pokoknya lah. Bahkan orang yg ga dikenal, yang hanya ga sengaja duduk sebelahan atau papasan gitu, sempet aja loh di tanya 😂 jadi buat yang sudah terlalu nyaman hidup di luar, mari lapangkan dada ketika sudah harus memasuki zona yang isinya begitulah.
Tapi cuman muak doang ko ya, ga sampe kebawa perasaan, karna emang sejauh ini gue hepi dan masih enjoy banget aja dengan anak toddler 1 ini 🤣 jadi kalo masalah gini doang kek paansi kayak ga ada bahan aja heraan. Dahlah pokoknya gitu haha
0 notes
pemerhatihikmah · 3 months
Text
“Bukti cinta adalah perjuangan”
Apalah arti sebuah rasa tanpa perjuangan. Setiap tahun selalu rutin ngeliat live di mekkah, dan selalu saja dibuat terpukau ketika melihat jutaan manusia berkumpul dalam satu tempat.
Tidak peduli seberapa panas dan lelahnya yang mereka lalui, mereka jalani sepenuh hati, mereka penuhi panggilan CintaNya itu dengan hati yang gembira dan menggebu.
Dari situ aku pun melihat bahwa tidak ada pembuktian rasa tanpa sebuah usaha dan tidak ada akhir yang indah tanpa sebuah pengorbanan.
Bagaimana mungkin mereka rela panas panasan , menempuh perjalanan berbelas kilo , dengan rentan usia yang sangat bermacam, bahkan dengan memaksimalkan segala kemampuan yang mereka miliki. Demi mereka bisa menyambut panggilan cinta itu, demi mereka bisa membuktikan rasa cinta itu, dan dengan harapan mereka mendapatkan balasan cinta itu dengan sebuah pengampunan.
Demi Allah, ini indah.
Memang tidak seharusnya manusia ,kita posisikan di atas Allah, dalam hal apapun itu. Apalag tentang perasaan.
Tapi dari sini kita pun seharusnya bisa memaknai, bahwa untuk membuktikan cinta kepada yang Maha Pengasih saja kita harus dengan sungguh sungguh dalam berkorban, padahal Allah itu sangat Maha Pengasih, Cinta Allah itu luas dan tanpa alasan kepada setiap hambaNya . Ampunannya pun benar benar tidak terbatas .
>> continue
0 notes
pemerhatihikmah · 4 months
Text
Datang dan Pergi
Ini tentang bagaimana proses kehidupan itu berjalan , datang dan pergi adalah dua hal yang selalu beriringan. Mereka seakan menjadi paket lengkap didalam kehidupan ini.
Kembali menyadarkan bahwa tidak ada keabadian dalam hidup yang sementara ini. Semua ada masanya.
Perihal kehidupan, rezeki, kebahagiaan, kesedihan, ujian, kenikmatan, keburukan maupun kebaikan, dan segala hal yang terjadi dalam hidup ini.
Maka sudah seharusnya, kita mengisi hidup kita dengan terus beryukur, menyandarkan segal hal hanya pada Allah , meluapkan aegala rasa hanya pada Allah, menjadikan doa sebagai tempat ternyaman untuk menceritakan segala hal, menjadikan al quran sebagai jalan keluar, menjadikan sedekah sebagai tabungan, besarkan rasa tawakkal kepada Allah, agar setiap yang di jalani akan terasa lebih nikmat, sehingga hidup yang sementara ini pun bisa dijalani dengan lebih tenang.
Sama
0 notes
pemerhatihikmah · 4 months
Text
Itu kamu dan aku suka
Dulu jauh sebelum memutuskan untuk menikah, aku memandang cara romantis seseorang itu sama. Standarnya ada dan rata ditiap orang.
Tapi dengan pandangan aku yang seperti itu tidak serta merta aku menyimpulkan bahwa nikah sudah pasti bahagia. Ada begitu banyak kemungkinan yang aku siapkan sebelumnya, bahkan hal terburuk sudah ku fikirkan dan ku pelajari.
Aku hanya tidak ingin membuka perjalanan baru ku dengan rasa kecewa jika ternyata yang ku hadapi nanti tidak sesuai dengan harapan indahku. Aku hanya ingin setelah akad itu terucap hanya akan ada rasa syukur yang memenuhi lisan dan hati ku, tak ada penyesalan atau perandaian jika menemukan sesuatu yang tidak memuaskan.
Tidak sampai situ saja ,
Rupanya dalam satu tahun perjalananku sudah dihiasi begitu banyak rasa. Wajar saja, masih satu tahun pasti masih banyak hal yang harus di sesuaikan, terlalu banyak rasa yang bergemuruh dalam hati saat itu.
Padahal kalu di fikir-fikir, aku menikah bukan tidak menyiapkan kemungkinan terburuk, sangat menyiapkan, bahkan bisa di bilang isi fikiran ku menjelang pernikahan itu sebagian besar memikirkan hal-hal yang tidak menyenangkannya 😅 semua ini aku lakukan pun bukan tanpa alasan, kayak ga mau aja gitu terlalu terbuai dengan hal hal indah yang justrul nantinya ketika tidak sesuai malah berujung kecewa yang berkepanjangan.
Kita lanjut lagi, jadi pada intinya tahun pertama adalah tahun aku mempelajari seperti apa pasangan yang Allah takdirkan untuk aku ini. Sedikit demi sedikit dan dari hal hal yang kecil. Sampai nanti ke tahap yang lebih dalam.
Dan mengenali, mempelajari dan menyesuaikan itu ternyata tidak mudah, dan butuh waktu yang tidak sebentar. Bayangkan , 5 tahun berlalu aku baru tau dan sadar kalau ternyata cara romantis pasanganku ini berbeda dan selalu dengan cara yang unik.
Jadi bayangin aja 4 tahun lebih selalu ada waktu untuk memikirkan “kenapa dia ga romantis ya” beserta dengan ovt lainnya (biasalah yaa wanita kalo lagi gabut) .
Tapi setelah menyelami lebih dalam, mencoba untuk berdamai dengan romantis itu sendiri, memahami bahwa setiap orang pasti memiliki caranya sendiri, dan berhenti untuk berfikir muluk muluk. Dan yay finally aku pun menemukannya.
Dan setelah menemukan dan mulai menyadari tuh jadi kayak “yaa Allah ini jauh diluar ekspektasiku sebelum nikah loh” dan lagi lagi Allah isi hati ini dengan rasa syukur.
Dari situlah, salah satunya yang merubah mindset ku tentang apa yang dimiliki setiap pasangan tidaklah sama, dan semua tidak akan pernah sebanding dan tidak akan pernah bisa dibandingkan.
Belajar menerima dan mencintai apa yang sudah Allah titipkan untuk kita dengan sepenuh hati, karna dengan rasa tulus itulah bukti dari rasa syukur kita pada Allah
2 notes · View notes
pemerhatihikmah · 5 months
Text
Ketahuilah bahwa jiwa yang lelah itu tidak akan kembali pulih dengan tidur atau tempat yang mewah, sungguh jiwa yang lelah itu hanya butuh kedekatan dengan Tuhannya. Menangis dan meminta kekuatan pada pemilik dunia dan seisinya.
Sebab pundak yang memikul beban ini pasti akan lemah dan tak sekuat masa muda, maka mintalah kekuatan agar seberat apapun beban yang harus dipikul ia tetap kokoh dan kuat membawanya, sampai kapan? Sampai Allah ambil beban itu atau Allah menyuruh kita untuk meletakkannya.
Serindu ini hati dan jiwa ini pada sepertiga malam yang sudah lama ditinggalkan, serindu ini hati dan jiwa ini untuk kembali menangis dan mengadukan semua perihal lelucon dunia ini pada-Nya.
Mari kembali, barangkali jiwa dan hati kita butuh pulang, butuh merendah, butuh sujud dengan tangisan. Tidak ada yang tahu kecuali kita dan Tuhan kita saja.
@jndmmsyhd
609 notes · View notes