putterflypea24
putterflypea24
butterfly pea (https://medium.com/@ButterflyPea)
14 posts
Don't wanna be here? Send us removal request.
putterflypea24 · 5 years ago
Text
Apakah tidak ada lagi cukup alasan untuk menahan kepergiannya? Tahu apa kamu tentangnya? Apa kamu sudah cukup memberi perhatianmu padanya ?
Apa kamu tahu betapa dia ingin memelukmu ? Apakah kamu tau bahwa dia sungguh-sungguh ingin mendengar kalimat "tinggallah, jangan pergi", kenapa kamu se-egois itu ? Apa panca inderamu itu tak pernah kau pakai ? Apa kau tidak cukup pandai untuk melihat dia yang tiap hari terseok seok untuk sekedar berjalan. Apa pendengaranmu tak cukup jelas untuk mendengar setiap rintihan dan tangisannya?
Kemana rasa-mu ? Apakah kamu memang tidak sepandai itu hingga tak pernah sadar bahwa dia berkali kali kau hancurkan ?
Kemana hati-mu? Apa memang kau tak punya ? Apa kamu memang tidak memberikan ruang di duniamu yang luas itu, untuk dia tempati biarpun sekedar singgah ?
Kau kejam , mungkin kau sudah mati rasa..
Padahal dia hanya ingin mendengarmu untuk memintanya tinggal.
Kamu menyesal sekarang? Terlambat, dia sudah pergi, dia tidak akan kembali, dia rapuh dan dia sudah hancur. Dia pun tidak akan meminta kau mengejarnya sekarang.
Dia sudah pergi, dan kau terlambat
-1 Mei 2020-
3 notes · View notes
putterflypea24 · 5 years ago
Text
Jarak
"Apa kabarmu hari ini "
Sebuah pertanyaan yang selalu hadir setiap petang menjelang. Sebelum tidur, layaknya menulis Diary, kami saling mencurahkan kekesalan, merangkai kata untuk mengabadikan kisah kisah sehari-hari. Seperti sebuah brangkas yang menyimpan mimpi-mimpi, rahasia-rahasia, dan setiap bentuk keresahan, yang akan selalu terjaga akan tersimpan dalamnya. Saling menguatkan untuk tetap berpikir bahwa semua harus baik-baik saja dalam segala kondisi.
"Kamu ngapain aja ?"
Yaah, pertanyaan sepele yang membosankan, namun tak pernah terasa bosan jika itu tentang kita. Kamu dengan kesibukanmu, dan aku dengan rutinitasku yg membosankan , adalah cara kita untuk saling melibatkan diri dalam keseharian kita.
"Kamu ga ngantuk ?"
Ini caraku untuk memintamu berhenti berpikir, cara kami untuk saling mengingatkan bahwa jangan terlalu khawatir dengan hari esok. Tidurlan dan biarkan malam-malam ini segera berlalu, agar rasa kesepian segera pergi, dan rasa rindu tidak semakin menyiksa.
"Kamu ngga apa-apa?"
Hal yang sudah dipastikan sangat sulit untuk dijawab. Ada kalanya berpura-pura akan lebih menenangnkan dan menyenangkan. Disisi lain sangat melelahkan. Bersembunyi dari pertanyaan pertanyaan yang kadang terlalu sulit ditanyakan. Bahkan menghindari jawaban yang akan membuat semakin tersiksa.
"Sentuhan virtual "
Menyenangkan , tapi kadang menjengkelkan, seperti menyiram pupuk pada benih kerinduan, kemudian menangis kadang karena keterbatasan
Yaah, jarak adalah masalah terbesar. Namun jarak juga memberi kami ruang untuk berproses menyingkirkan keraguan. Jarak adalah cara kami untuk memelihara rindu. Jarak pula yang mendekatkan kami, hingga hal2 sepele menjadi penting dan membuat tersentuh. Mudahnya membicarakan jarak dalam satuan kilometer, tidak semudah membicarakan jarak dalam satuan rasa.
Tak pernah mudah, sangat tidak mudah.
1 note · View note
putterflypea24 · 5 years ago
Text
Bisakah kita seperti ini saja?
Tanpa ada tanya, tanpa logika
Entah apa yg akan terjadi nanti
Aku hanya ingin memelukmu lebih lama lagi
0 notes
putterflypea24 · 5 years ago
Text
Tolong jangan bertanya sebesar apa hatiku, yang berusaha selalu ingin memberi kasih dan berusaha untuk tidak meminta itu darimu.
Bukannya aku tidak mengharap, aku hanya lelah berekspektasi, akupun lelah untuk ber-angan-angan.
Jadi tolong biarkan aku menyayangi sebagaimana aku ingin disayangi. Aku menyayangimu sebagaimana aku menyayangi diriku sendiri. Dan aku akan baik-baik saja saat kau baik-baik saja. 
0 notes
putterflypea24 · 5 years ago
Text
Izinkan aku membencimu hari ini. Hingga aku bisa mengurangi kecanduanku padamu.
Buat aku melupakanmu hari ini, Hingga aku bisa bersiaga jika saja kau tiba tiba pergi kelak.
Tapi jangan minta aku untuk berhenti menyayangimu, karena terlalu berat untukku melawan perasaan yang aku sendiri tak bisa meredamnya.
29/02/2020
1 note · View note
putterflypea24 · 5 years ago
Text
Bisikan Dari Bilik Kiri
Ada saja yang pura-pura datang
Pura-pura peduli
Pura-pura memberi sayapnya
Pura-pura meminjamkan lengan dan dada untuk bersandar
Kenapa harus pura-pura ? Kenapa tidak bilang kalau niatnya bersinggah untuk sementara ?
Mengapa harus menjanjikan titik bila ternyata ujungnya selalu koma ?
Untung saja hati ini lebih kuat dari batu bata
Untung saja perasaan ini tak mudah tertaut
Untung saja jantung ini tak pernah lelah berdetak
Aku bisa apa ?? Bila ternyata kata2 manis yang pernah kau ucap cuma menguap di udara
Beruntungnya kau hanya meminta raga, bukan jiwa, jadi silahkan saja
Kecewaku hanya sementara, biarlah biarlah
Aku bisa apa . . .
16/01
27/02/2020
0 notes
putterflypea24 · 5 years ago
Text
Terima Kasih
Terima kasih
Untuk hadir di saat yang tepat,
Memberiku kehangatan lewat lagu lagumu,
Membuatku tersenyum saat tangisku
Menghadirkan tawa dalam setiap sesakku
Terima kasih untuk membiarkanku sebentar bersandar di dada bidangmu
Terima kasih mengajariku tentang berbagi.
Terima kasih membawaku ke rumah imajinasi yang kita ciptakan dalam narasi-narasi yang kita bangun dalam angan.
Terima kasih untuk mengingatkanku tentang memberi kasih.
Terima kasih untuk ruang dan waktu yang kau sisakan sebelum tidurmu.
0 notes
putterflypea24 · 5 years ago
Text
Malam
Mungkin saja malam sedang tidak bersahabat denganku, dia tidak mengijinkanku terlelap dengan pulas..
Padahal seharusnya dia tahu aku benci hening, aku benci gelap, aku benci dengan kegelisahanku.
Aku benci tentang rasa yang tak kuasa untuk ku uraikan,
Tentang kalimat yang terlalu sulit untukku rangkai
Tentang rindu ini sudah amat sangat menyiksa sayangku... Ruang-ruang dalam relung ini penuh sesak. Rintihanku tersumbat ditenggorokan dan berusaha mencari celah untuk berkoar dengan lantang.
Aku benci, aku sangat membenci malam kali ini
0 notes
putterflypea24 · 5 years ago
Text
"Lara yang tercipta dalam angan, kerinduan yang hadir karena sosok ilusi
Aku dan kamu yang ketakutan untuk membuat tawa juga cerita
Benci pada pikiran pikiran buruk yang belum terlewat
Rapuh yang entah datang bagaimana untuk menguatkannya"
Masih saja aku dan kamu menahan langkah untuk mengusir rindu.
Masih selalu saja aku dengan imajinasi tentangmu, dan kamu dengan ekspektasi-ekspektasi tentangku.
Aku menggenggam tangan dalam khayal
Kamu mengecup dan mengusap kepalaku dalam asa
Langkah ku dan kamu masih tertahan di titik yang sama, dan terlalu takut untuk mewujudkan menjadi "kita"
"Kita" yang entah sementara atau selamanya
Sekali lagi aku dan kamu takut dengan lara yang belum tentu tercipta..
Aku dan kamu yang tenggelam bahkan sebelum sampai pada tepian sungai
Pengecut yang bertemu dengan pecundang
0 notes
putterflypea24 · 5 years ago
Text
Februari .
Jatuh hati sebelum mata saling bertatap, lalu putus cinta sebelum raga saling terikat...
Jatuh cinta pada sosok imaginasi. Kemudian patah hati sebelum pernah mencoba untuk mencintai.
0 notes
putterflypea24 · 5 years ago
Text
Merencanakan Pembunuhan
28 januari 2020,
Jam 11 siang tepatnya, di sudut salah satu coffeeshop daerah Duren Tiga, aku menghabiskan waktu untuk menunggu dan bertanya-tanya. Akankan seseorang datang untuk sekedar menemaniku meminum minuman yang kupesan.
2 jam aku duduk dengan menunggu balasan dari seseorang yqng kuharapkan akan datang, tapi yaaah tidak ada seorangpun yang datang.
Rasanya sudah lima tahun lebih aku tidak berpikir untuk menunggu seseorang, tapi kenapa hari ini aku menunggu ? Entahlah..
Dengan percaya diri aku merasa akan ada yang datang dengan senyuman ramah, sekedar duduk berdua, membicarakan tentang segala hal untuk menertwakan kisah kisah lalu yang mungkin beberapa belum tuntas.
Dia tidak datang...
Dengan sedikit rasa kecewa dan dengan harapan yang meredup aku pun menghabiskan es kopi yang kupesan lalu aku pergi begitu saja.
Aku berusaha melupakan kekecewaanku di siang hari tadi. Aku mencoba menghibur diri dengan mencari gelas-gelas kopi lain untuk menemaniku bercerita.
Malam ini aku akhirnya bertemu dengan dua gelas kopi. Di dalam gelas ini aku melihat pantulan wajahku yang masih menyimpan semburat kekecewaan, si gelas pun bertanya sambil tersenyum ; " hey, kenapa kamu kecewa ?" Apa kamu salah menaruh harapan ?" Apa kamu menyimpan rasa ke tempat yang salah ?"
Aku seketika tertampar, saat mendengar ejekan si gelas. Aku saja bingung dengan apa yang kulakukan. Aku heran kenapa aku kembali menyiram air raksa pada luka yang belum sepenuhnya kering ?
Aku pun mendekati si gelas dan berbisik ;
"Eh gelas, apa kamu mau membantuku ?"
Gelas berkata ;
"Apa?"
Aku kembali berbisik ;
"Bantu aku membunuh perasaanku"
Gelas tak bisa menjawab apapun, mungkin Si Gelas tidak mau melakukan hal yang belum tentu membuat kondisiku lebih baik. Si Gelas mungkin lebih bijaksana daripada yang akan kulakukan. Di keheningan, aku pun beranjak meninggalkan Si Gelas ini.
Aku pergi dengan rencanaku untuk "membunuh perasaanku", hanya ini cara yang kuyakini untuk membuat kondisiku lebih baik. Ketakutanku akan rasa kekecewaan yang menumpuk2 akan kembali membuat sakit. Aku memutuskan membunuh dan lari.
0 notes
putterflypea24 · 5 years ago
Photo
Tumblr media
518K notes · View notes
putterflypea24 · 5 years ago
Text
"Dengan mendengarmu saja sudah lebih dari cukup"
Pagi yang biasa-biasa saja , sapaan selamat pagi yang beberapa hari ini ku terima lewat pesan sudah cukup menjadi bekal dan semangat untuk beraktifitas.
Tapi siang ini ada yang berbeda , chat darinya terasa kosong, mungkin lebih tepatnya "dingin". Siapa bilang tulisan tidak selalu menunjukkan perasaan ? Bahasa tertulis memang perlu tanda baca untuk memberi penekanan dan tanda. Tapi kali ini tidak melulu mengenai tanda baca. Ada sesuatu yang berbeda entah apa...
Aku pun mulai berfikir ada yang aneh, sampai muncul kekhawatiran-kekhawatiran yang tidak masuk akal. Bukan melulu tentang perubahannya padaku, tapi tentang apa yang membuat dia seperti ini ? Apa yang mengganggu pikirannya ? Aku tiba2 ingin mendatanginya, tapi apa daya ratusan kilometer itu tidak semudah jajan ke warung sebelah.
Tidak seperti sore sebelumnya, aku tidak ingin mengganggunya, aku memberinya waktu untuk hening. Aku diam, dan menunggunya bercerita. Kemudian malamku pun tak bisa bersahabat, aku terlalu rindu. "Aaah ini cuma ego-ku" , kupikir seperti itu.
Hal magis pun terjadi, dia bercerita bahwa perasaannya sedang campur aduk. Hingga percakapan malam ini akhirnya penuh rengekannya yang kesulitan untuk tidur, mendadak dia susah untuk terpejam ,merasa sesuatu yang mengganggu perasaannya. Ada semacam rasa cemas, perasaan tidak tenang yg tidak bisa dia ungkapkan, tentang apa dan kenapa...
Aku yang tadinya diam-pun, tidak kuasa menahan keinginan untuk mendengar suaranya. Dan seketika berubah, hanya dengan mendengar tawaku via telephone pun seketika dia ikut tertawa. "Apa suaraku cukup menenangkan? Apa ini hal magis ?" Sebahagia itukah suara tawaku di benaknya hingga bisa mengusir gangguan di hatinya? Entahlah. Mungkin saja Keberadaanku layaknya candu. Tapi aku yakin kami tidak sedang saling tergila-gila, kami juga sangat jauh dari obsesi, entah apa yang membuat kami seperti ini.
Kubiarkan saja euforia-euforia ini, kubiarkan imajinasi liarku tentang sosok belahan jiwa yang kutunggu adalah dia. Dia yang bisa merasa apa yang ku rasa. Dia yang penuh penerimaan. Aku tidak tau tentang esok, lusa atau seterusnya. Biar kunikmati saja yang terjadi saat ini tanpa perlu berpikir panjang tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kelak.
0 notes
putterflypea24 · 5 years ago
Text
Masih takut mengekspresikan cinta ?
Kemarin aku ketemu sama salah satu sahabat dekat waktu kuliah dulu. Aku iseng-iseng aja tanya; "kok sampe sekarang kamu masih single aja sih ?" Dia pun terdiam lalu mulai bercerita tentang kenapa dan bagaimana sampai akhirnya dia memilih untuk single dan tidak mau mengambil resiko untuk menjalin hubungan dengan siapapun (pacar/suami). Singkat cerita, inti dari permasalahannya adalah dia terlalu takut untuk kehilangan orang-orang yang dia cintai.
Lalu kemudian aku bertanya kembali, ;"apa kamu tidak merasa kesepian?" Dia pun menjawab ;"aku mengisi kesepianku dengan bekerja dan mencari banyak kegiatan sampai tidak ada waktu untuk memikirkan kesendirianku". Well, aku seketika melemparkan pendapatku tentang betapa kesepiannya dia, lalu aku pun bertanya ; "apa kamu tidak ingin lagi mencintai ataupun dicintai ?" Dia pun menjawab ; "kadang-kadang sempat berfikir, namun aku selalu mengalihkan keinginan2 itu"
dari sini aku menyampaikan opiniku.. ada beberapa orang yang memang takut mencintai karena takut kehilangan. Padahal rasa ketakutan itu hanya sekedar ketakutan yang belum tentu akan terjadi di kemudian hari. Semakin seseorang menjauh dari cinta maka semakin besar tembok yang dia bangun sehingga hal-hal positif dalam kehidupanpun semakin jauh. Hidup akan terasa flat, dan lama kelamaan akan muncul rasa tidak puas terhadap diri sendiri.
Bahkan ketika seseorang tidak ingin mencintai dan dicintai maka bisa jadi dia akan tidak mencintai diri sendiri, merasa tidak layak dan tidak bisa lagi menikmati hal-hal indah yang ada pada dirinya dan hal indah disekitarnya.
Akupun berfikir, kenapa harus takut untuk mencintai ? Mencintai itu anugrah, mencintai bagiku adalah sebuah bentuk aprediasi rasa kagum terhadap keindahan dan kebaikan. Kalau hanya takut ditinggalkan atau kehilangan, adalah alasan ketakutan dalam mencintai atau menunjukkan cinta, lalu apakah itu benar2 cinta?
Aku rasa mungkin rasa takut ditinggalkan adalah tentang obsesi bukan tentang cinta. Cinta buatku adalah tentang memberi kasih, memberi perhatian, memberikan penghargaan.
Jika ada orang yang beranggapan bahwa cinta itu adalah tentang memberi dan menerima, aku pun sebenarnya setuju. Tapi ketika kita memberi, apakah harus selalu kita menerima balasan langsung dari orang yang kita beri? Tentu tidak kan ?
Bayangkan saja ketika kita memberikan pertolongan pada orang yang sedang kesusahan / terkena bencana alam dengan ikhlas, apakah kita akan menerima imbalan dari orang tersebut?tidak kan ?
Dunia ini penuh dengan hukum tarik menarik, sebab akibat. Terkadang saat kita gemar memberi, maka kita juga akan sering menerima. Itupun berlaku dalam cinta.
Jika kita memberikan kasih sayang, cinta, perhatian, penghargaan, maka sekitarpun akan memberikan hal yang sama. Menutup diri dan membangun tembok pada diri sendiri akan hanya membuat seseorang itu kesepian dan kehilangan esensi sebagai bagian dari alam semesta.
Jadi menurutku saat kamu ingin dicintai, belajarlah untuk selalu mencintai, mencintai diri sendiri, menunjukkan cinta pada sekitar, menunjukkan cinta pada sesuatu atau seseorang yang tepat, dan selalubpercaya juga bahwa semua hal disekitar kamu, akan memberikan rasa cinta kasih kepadamu. Dengan begitu hal-hal positif akan selalu datang kepadamu. Buang jauh jauh keluhan dan rasa sakitmu, fokus pada kebaikan dan kebahagiaan.
Selalu bedakan antara obsesi dan cinta, karena jika hanya obsesi yang muncul, bisa jadi kekecewaan yang akan kamu dapat.
Distraksi Meja Kerja
13 januari 2020
#love #lawofattraction #positivevibes #cinta #hukumtarikmenarik #sebarkancinta #cintaisesama #cintaidirimu #janganlupabahagia #unity #semestabicara
1 note · View note