#Batenburg

[veiligplekje]

Batenburg, the Netherlands

[pieterserrien]

Moeder der geuzen op OVT (NPO1)

Luister hier naar de podcast over de moeder der geuzen Petronella van Praet, die in 1594 op haar 93 jaar terugkeek naar een woelig geschiedenis. #inopstand #geuzen

Als er één geus is die door bijna alle lezers van In opstand! wordt bewonderd is het wel Petronella van Praet. Zij was de moeder der geuzen en offerde alles op. Toen ze op haar 93 jaar in 1594 overleed had ze de wereld zien veranderen. Ze had zich verzet tegen de katholieke almacht en de centraliserende regering, maar de offers waren te groot. De geschiedenis vergat haar, tot vandaag… Aan Mathijs…

[searchfactory]

J. Batenburg / MI / Brutalist Sideboard / Furniture / 1969

[productionsbyfaith]

[dromik]

BRUTALIST CABINET IN BLACK STAINED OAK BY J. BATENBURG FOR MI, BELGIUM CA. 1969.

[notwiselybuttoowell]

In Europe, Pringles has 34 active flavours in seven can sizes (one of which is called “David” for reasons no one can explain). Not all of these flavours are available in every European country – prawn cocktail only really sells in the UK and Ireland, while bacon is found in most places except Belgium, the Netherlands and strongholds of vegetarianism Austria, Denmark and Sweden. Salt and vinegar has spread everywhere except Norway and Italy. “They don’t have the habit of doing vinegar on their crisps; they just eat them plain with salt,” says Julie Merzougui, lead food designer at Kellanova. If an employee in Italy wanted to explore bringing salt and vinegar to the market, they could – they’d simply have to ask. As of yet, they haven’t.

Multiple times a year, Pringles releases limited-edition flavours known internally as “insanely accurate analogues” – Merzougui and Peremans come up with these for Europe. “People think we have the dream job,” Merzougui says (she has dark hair, round glasses and an easy laugh, a personality akin to an experimental flavour – perhaps a chorizo Pringle). Peremans, who has worked at the company for 26 years, has a salt and pepper beard and a Salt & Shake personality. He speaks quietly and pragmatically, but has a subtle playful streak: “My young son, he wants to become my successor.”

Like Lay’s, Pringles starts with data – in Asia, the company uses a Tinder-like tool with 200 consumers at a time, asking them to swipe left or right on potential flavours. Lucia Sudjalim, a senior Pringles developer in Asia, says she does a lot of “social media listening”, observing trends among influencers and bloggers. Kellanova also uses AI, which Merzougui says can predict trends up to 10 years in advance. Things aren’t always this sophisticated though – both Lay’s and Pringles also look at what’s on the shelves in countries they want to break into, copying flavours and identifying gaps to fill.

Yet just because the world wants a flavour doesn’t mean it’s made. In December 2020, scotch egg sales soared in the UK after Conservative ministers ruled the snack a “substantial meal” (providing punters with an excuse to be in the pub under Covid-19 lockdown rules). Peremans was challenged to make scotch egg Pringles and pulled it off; Merzougui says they tasted “really authentic”. Ultimately, however, the potential order volume was not high enough to justify a production run. (This, incidentally, is why it’s hard to get Salt & Pepper Pringles in the UK, even though they’re delicious.)

Another unreleased flavour was part of a collaboration with Nando’s that petered out for reasons Peremans is unsure about. Sometimes, logistics get in the way: the perfectly blended seasoning might clog the machines or create too much dust, causing sneezing fits in the factory. Belgian legislation mandates that every seasoning has to be put through a dust explosion test – it is set alight in controlled conditions to ensure it won’t blow up.

Inside the plant, manager Van Batenburg shows me giant cube-shaped bags of seasonings that arrive ready to be cascaded on to the crisps. At the end of his video presentation, he made a passing comment that rocked my world. We were talking about other crisp companies, big name competitors. “In essence,” he said, “they’re using the same seasoning houses we do.”

I leave Belgium with the names of three seasoning houses Pringles work with. At home, I discover that their websites are obscure – they speak of flavours and trends, but don’t even mention Pringles. I haven’t so much stumbled upon a conspiracy as been invited into it, but I am still shocked. After two months’ cajoling by the Pringles team, two representatives from a seasoning house agree to speak – but only on the condition of total anonymity, in line with their contractual obligations.

“It’s quite secretive,” food scientist Reuben admits via Zoom, wearing a pink shirt and a thoughtful expression (the only crisp I can compare him to is a Quaver). “Everyone has their own crown jewels that they protect.”

As a marketer, Peggy has always found the company’s secrecy “strange”. She speaks clearly, in a way that is reminiscent of a teacher or a steadfast multigrain snack. “It’s always been a bit of a puzzle to me … I was like, ‘Why aren’t we shouting about this?’ But I was told, ‘Oh, no, we have to keep it very quiet.’”

This is because – just as Van Batenburg hinted in Belgium – the seasoning house Reuben and Peggy work for provides flavours for Pringles and Lay’s, as well as other brands. When asked whether their clients know, Reuben says, “They do and they don’t.” “It’s just not really talked about,” Peggy adds. However, this doesn’t mean that a Salt & Vinegar Pringle is flavoured with the same seasoning as a Salt & Vinegar Lay’s. In fact, the seasoning house is strictly siloed to guarantee exclusivity. Reuben’s team work on the Pringles account; the team making flavours for PepsiCo is in an entirely different country. “So the recipe, if you will, of the Pringles salt and vinegar can’t be seen by the other team,” Reuben says.

[hautecultural]

J. BATENBURG

[chapel-of-ritual]

Credit: Charles Batenburg

[hermannshah]

Warisan Kuno Kerajaan Sriwijaya

Artikel Dapodik Depok kali ini akan membahas tentang pesan bersejarah pemerintahan Sriwijaya yang menjadi bahan sejarah kerabat Indonesia. Negeri Sriwijaya memerankan salah satu pemerintahan terbesar yang ada ketika Indonesia dimana pengaruhnya lawan perkembangan kultur tanah air tercakup besar. Pertambahanpertumbuhan, perubahan, perurutan, urut-urutan, pesat kerajaan Sriwijaya dimulai saat Sri Jayanasa makbul menaklukkan Jawa dan Melayu tahun 671 M. Perkembangannya bukan sendiri di negara saja, tetapi hingga kaum negara ketika Asia. Sekalipun jaman kerajaan sudah habis sejak periode, tetapi sisa-sisa peninggalan bersejarahnya masih ada hingga sekarang. Daftar Warisan Kerajaan Sriwijaya Penasaran segala sesuatu saja warisan dari pemerintahan Sriwijaya yang bisa dijumpai hingga saat ini? Yuk menyimak penjelasan berikut ini. Pertama, Batu bersurat Telaga Batu. Prasasti Waduk Batu terlihat di kecamatan Ilir Timur, Palembang saat tahun 1935 dimana batu bersurat ini diperkirakan sebagai peninggalan dari negara Sriwijaya pada tahun 686 M. Prasasti Telaga Kerikil ditulis ke dalam wujud aksara Pallawa dengan kaidah Melayu Usang dimana prasasti ini berisikan tentang tulah dan kecaman pada setiap manusia yang berani mengamalkan jahat serta tidak tawaduk kepada kepemimpinan kerajaan Sriwijaya. Kedua, Batu bersurat Talang Tuwo. Prasasti itu ditemukan dalam abad di 17 ketika kaki Bukit Siguntang desa Gandus, barat Palembang oleh Louistant Westenek tahun 1920. Warga lebih acap menyebut prasasti ini sederajat prasasti Pongsu Siguntang. Diperkirakan prasasti itu adalah wejangan abad ke 7 dalam masa pemerintahan kerajaan Sriwijaya dimana batu bertulis ini berisikan mengenai memo penting atas Raja pada aksara Pallawa dengan norma Melayu Usang. Pesan ini ditujukan menurut semua rumpun agar terus menjaga juga merawat dunia di tanah tumpah darah agar racun dimanfaat sama semua sosok. dapodikdepok.com , Inskripsi Kota Kapur. Prasasti diartikan sebagai prasasti tertua dengan isyarat Melayu Terbelakang dalam pelataran Dapodik Depok dimana wejangan sejarah berikut bentuknya didefinisikan sebagai tiang berangkal. Prasasti ini ditemukan tahun 1892 oleh J. K Van Drajat Meulensteen tatkala Kota Kapur, pesisir barat Pulau Tegang. Lokasi penemuan prasasti tersebut hampir seolah-olah dengan kerikil berahi serta telaga batu. Isi dari prasasti tersebut adalah sumpah terhadap orang-orang yang bertenggang melakukan tipu di negeri serta tdk tunduk terhadap Raja. Keempat, Prasasti Karang Berahi. Batu bertulis ini terlihat pada tahun 1904 yang Merangin, Jambi oleh L. M Berkhout. Prasasti yang ada isinya ialah naskah usang yang sebelah serupa pada yang tertulis di batu bertulis Telaga Batu. Naskah tersohor ditulis dalam huruf Pallawa dengan memakai bahasa Melayu Kuno. Isinya adalah kritikan serta tulah untuk sapa pun yang bukan tunduk menurut perintah pihak berkuasa. Serta menurut kepada si Raja, sekaligus orang-orang yang memiliki rancangan untuk mengacau dan memberontak. Kelima, Inskripsi Leiden. Batu bertulis ini dibuat sekitar tahun 1005 yang ditulis ke dalam 2 bahasa adalah Sansekerta serta Tamil. Identitas Leiden diambil dari nama kota yang menjadi teritori prasasti tersebut saat ini berpengaruh, yaitu Leiden, Belanda. Inskripsi ini berisi manuskrip yang menuliskan hubungan diplomatik negeri Sriwijaya yang masa Syailendra dengan kerajaan Tamil ketika masa Chola, yang letaknya di India Selatan. Keenam, prasasti kedukan bukit. Prasasti ini terlihat tahun 1920 oleh M Batenburg di Kedukan Busut, Palembang yang mana prasasti ni berisikan piktograf Pallawa yang memuat tiga peristiwa buntal dalam pelancongan kerajaan Sriwijaya. Di sini pun memuat ruang kerajaan Sriwijaya berdiri. Itulah peninggalan impresif kerajaan Sriwijaya yang eksistensinya masih terselip hingga sekarang. Informasi lebih lanjut bisa menjumpai Dapodik Depok.

[grad602and604-jacquelinekan]

Research into Studios - Part 10

Zyber 

Location: Penrose, Auckland 

Their Designers:  

Leonardo Garcia-Curtis, CEO 

Tom Park, Operations Manager 

Waldo Van Niekerk, Digital Strategist 

Fleur Wolstenholme, Project Manager 

Dileep Ratnayake, Senior Developer 

David Visser, Key Account Manager 

Evgenia Bur, Account Executive  

Lucas Machina, Project Coordinator  

Hannah Robinson, Full Stack Developer 

Lisa Ngoy, Account Executive 

Raihanath Bindh Latheef, Front End Developer  

Yubin Chung, Web Designer & Front End Developer 

Tamara Wilmott, Front End Developer 

Ashlea Collett, Web & Graphic Designer 

Rachel Rountree, Senior Marketing Coordinator 

Rene Narayan, Accounts  

Jessa Nova Camacho, Project Coordinator 

James Sampson, Director  

James Monk, Director  

Scale/Size of business: Large 

Skills & Categories (Illustration, Photography, 3D etc.): eCommerce and Business strategists 

List of Projects and images of work, mini portfolios: BedsRus, About Face, G-Shock, The Aromatherapy Co., Redux, Golf Warehouse, Batenburgs, TigerTurf, Juk, AMS Distrigutors 

Opportunities to work with them, white label, internships, mentorships, etc: You can express interst through their website: https://www.zyber.co.nz/careers/ 

[veiligplekje]

Batenburg, the Netherlands

[m1autorepair]

In our world of service repair, over the past decade alone, ICE-powered vehicles are no longer the sole option for drivers. In a tech's lifetime, that change was fast! From this recent Motor Age article, with Hybrids and now pure EVs roaming the streets, our diagnostic approach must adapt alongside the advancements.

Read how Craig Van Batenburg, CEO of ACDC, helps his automotive students switch their brains into EV mode and learn the three-way partnership approach to successful repairs.

[regioonlineofficial]

Kerk-Avezaath - Het vaarseizoen 2023 verliep voor de pontjes van Uit®waarde goed. Dit jaar zijn de waterstanden niet dusdanig geweest dat de pontjes uit de vaart moesten worden genomen. Om het emissieloos varen verder uit te rollen zijn er dit seizoen drie nieuwe pontjes afgeleverd. De verbindingen Rhenen-Lienden, Batenburg-Demen en Ravenstein-Niftrik werden gedurende het seizoen voorzien van een nieuwe e-pont. Alle ponten werden gedoopt en voorzien van een nieuwe naam. Overzettingen Ondanks het wisselende weer waren er veel overzettingen van fietsers en wandelaars. Opvallend is de stijging van de aantallen op het veer Rhenen-Lienden; de Limeslijn. In bijzijn van bemanningsleden en bestuurders van de oevergemeenten zijn gisteren de jaarcijfers bekend gemaakt. De tien toeristische voetveren in het Rivierengebied hebben dit jaar gezamenlijk 119.645 passagiers overgezet. Met dit aantal is het gebruikelijke aantal van voor de Coronacrisis weer bereikt. De fiets- en voetveren over de Waal tussen Varik-Heerewaarden, Druten-Dodewaard en Beuningen-Slijk-Ewijk hebben samen een overzettingspercentage van 41.689 passagiers(in 2022: 26.205). De pont Druten-Dodewaard had dit jaar de meeste overzettingen: 18.148. De Maaspontjes, die varen tussen Batenburg en Demen en Ravenstein en Niftrik alsmede het Pontje Ham, hebben samen 35.463 vervoerd. Iets minder passagiers dan het jaar daarvoor. De pontjes Rhenen-Lienden en het Renkumse Veer (Neder-Rijn) zetten samen 29.057 passagiers over. De Liniepont (Lek), onderdeel van Nieuwe Hollandse Waterlinie heeft 5.232 (2022: 2.990) personen overgezet. Het veertje Heukelum-Galgenwaard dat vaart over de Linge, tenslotte zette 8.204 passagiers over. Dat is iets minder dan het jaar daarvoor. We zijn zeer content met het aantal overgezette passagiers en danken onze vrijwilligers hiervoor. Het nieuwe vaarseizoen start op Koningsdag zaterdag 27 april 2024. Volg ons op Facebook en Twitter of kijk op uiterwaarde.nl voor het laatste nieuws. Oproep: Heeft u een Groot Vaarbewijs of Rijnpatent? Kom dan gezellig varen op één van onze Waalveren. Wij bieden u een leuke vrijetijdsbesteding en stellen daar tegenover een vrijwilligersvergoeding. Heeft u zin om ons vrijwilligersteam te komen versterken, neem dan contact met ons op. In de bijlagen treft u de aantallen passagiers per voetveer aan. Bijgaande foto kunt u vrij gebruiken. Voor vragen kunt u contact opnemen met de heer A.J. Kwakernaak, directeur, T 0344 68 16 44 of per mail ak@uiterwaarde.nl.

[cannabisbusinessexecutive]

Missouri company at center of cannabis recall used hemp instead of marijuana in products

Other business owners say they had no idea they were paying marijuana prices for a ‘synthetic’ THC that had been converted from hemp Richard Batenburg Jr. feels deceived and cheated. His cannabis brand, Colorado-based The Clear, has been partnering with a licensed Missouri manufacturer to produce pre-rolled joints. Some were infused with a THC concentrate, or distillate, purchased from…

[dikkebrommer]

Koffiepauze @ Standerdmolen Batenburg

https://maps.google.com/?cid=1235806237670771203&entry=gps

[rambolineramboloft]

Batenburg v.d. Merwe pigeons Special