Tumgik
#Hampir Final
dinisuciyanti · 8 months
Text
Debat capres #3 [FINAL]
Akhirnya sesi debat pamungkas hadir, membawa meme-meme lucu di bumi X wkwkwk.
Performa Pak ganjar bagus, lebih bagus malah dari sesi terakhir, takjub dengan counter argumen beliau soal isu stunting makan gratis. Kasih paham PAKKKKKK!!!!! Kalo bukan Pak ganjar yang mulai nyerang, mungkin sesi debat 2.5 jam itu anyep kek sayur kurang garem. Closingnya bagus banget, nyindir petahana, dan mengingatkan masyarakat bahwa seseorang itu pasti berubah, menjadi lebih buruk lebih tepatnya.
Sementara, bapak kemeja biru, yang kalau ditanya A, jawabnya B, ngalor ngidul kemana-mana, duh kasihan, udahlah pak miara ayam aja di rumah, istirahat. Kalo HILIRISASI jadi kata favorit nepo baby, MAKAN GRATIS adalah jawaban pamungkas beliau. MAKAN. MAKAN. MAKAN. Ya memang sih urusan perut itu penting, tapi ratusan trilliun untuk program makan siang? udah kebayang jadi lahan korupsi. Hadeh.
Hampir 3x debat, kaya gak niat debat, atau emang kapasitas nya hanya segitu? gak ngerti dah. Tapi di saat yang sama, banyak banget influencer yang dukung, yang meskipun bukan sekelas Dian Sastro atau Daniel Mananta :) yang penting kan influencer jutaan followers yah? hehe.
Juga seperti biasa, Pak anies selalu bagus dengan kalimat dan gagasan yang ciamik. Opening statement bagus, ada bahasa isyarat juga! Keren! Jawaban soal bansos, apalagi, JLEB banget. Lebih dari itu, isu perlindungan perempuan dan UKT yang diangkat, brilliant banget. Closing speech nya juga bagus. Gak ada nyerang-nyerang kinerja kaya sesi terakhir, dan berhasil mengambil hati banyak penduduk Indonesia yang bisa berpikir.
Yah, udahlah, he is only 1 out of million Indonesian people, yang terlalu cemerlang untuk dilewatkan. Kalau menang, alhamdulillah, kalau enggak, mungkin memang negara ini belum siap jadi negara yang membahagiakan rakyatnya.
Oya, resume ada disini ya:
Debat capres 1
Debat capres 2
Debat cawapres 1
Debat cawapres 2
6 Februari 2024
53 notes · View notes
azmiputra16 · 7 months
Text
Finally. Akhirnya selesai lalang buana ku menjelajahi bumi Allah ini. Tugasku mempertahankan keluarga kecilku sudah hampir selesai, hingga akhirnya ku kasih sedikit amanah ke adik ke 2 ku, untuk melanjutkan misi keluarga kecil ini. Aku akan menjalani dunia baruku dengan memulai bisnis kecilku. Sembari menjaga ayah bunda, karna aku sadar sudah terlalu lama aku meninggalkan mereka. Kini aku tak ingin jauh dari mereka berdua, aku yg akan merawat mereka sampai akhir hayat.
Shah Alam, 21 Februari 2024
38 notes · View notes
extenler · 2 years
Text
Backstage
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Semua orang kelihatan sibuk di belakang panggung. Masing-masing punya urusan dan alasan tersendiri untuk mondar-mandir atau meneriaki satu sama lain. Atau lebih tepatnya, Mbak Didi lah yang sekarang kelihatan stres karena harus memastikan semua hal sudah sesuai dengan rencana supaya tidak ada yang kurang lagi ketika Bu Rosa melakukan final check.
Setengah jam lagi pagelaran busana untuk New Year Collection Rosalina Amerta akan segera dimulai. Jadi, hiruk-pikuk seperti ini adalah hal yang amat sangat normal. Make-up artist yang berlarian ke sana kemari untuk mengecek dan last touch up make up masing-masing model, fotografer yang sibuk menabrak orang di sana-sini untuk dokumentasi persiapan di backstage, dan masih banyak lagi yang sibuk dengan jobdesk-nya masing-masing.
“Axel, ambil accessories box yang ada di atas meja saya. Cepet ya,” titah Mbak Didi yang langsung dituruti Axel. Dalam sekejap teman seperjuangan magangnya di tempat ini pun langsung melesat menerobos orang-orang yang menghalangi jalannya.
Genaya sendiri sedari tadi sibuk membantu salah satu model bernama Celia. Perempuan berumur dua puluh lima tahun yang sudah menekuni profesi sebagai model sejak usia muda. Oleh karenanya, Genaya tidak begitu kesulitan ketika membantu Celia. Justru dia malah agak tidak enak hati karena Celia lah yang banyak memberitahunya ini-itu berhubung dia masih merasa kagok karena ini adalah kali pertamanya bergabung dalam pekerjaan ini.
“Genaya,” panggil Mbak Didi dengan suara nyaring.
“Go. Before she gets mad and starts yelling,” ucap Celia penuh pengertian pada Genaya yang kemudian buru-buru menghampiri Mbak Didi.
“Iya, Mba—“
“Kamu susulin Axel sana. Lama banget gini,” potong Mbak Didi sebelum Genaya sempat bicara. Dan sama seperti yang Axel lakukan tadi, Genaya pun langsung ngacir secepat kilat tanpa menunggu Mbak Didi memerintahkannya dua kali.
Ketika langkah Genaya hampir mencapai pintu menuju kantor Mbak Didi, pintu tersebut lebih dulu terbuka dan sosok Axel pun muncul. “Minggir, Ge, gue udah mau mati nih lari-lari. Awas sebelum ibu tiri ngamuk!” teriak Axel sambil berlari melewatinya.
Mau tak mau Genaya jadi tertawa karena ucapan sembarang Axel. Sudah genap satu bulan mereka magang di kantor Rosalina Amerta, dan selama itu pula sudah banyak omelan aplagi teriakan yang mereka terima dari Mbak Didi. Sampai-sampai, Genaya dan Axel diam-diam memanggil Mbak Didi dengan sebutan ibu tiri. Meski begitu, semua omelan Mbak Didi tidak pernah mereka ambil hati, lantaran mereka sadar kalau memang begitu lah cara Mbak Didi menegur. Dan lagi, setiap Mbak Didi mengomel pun, beliau pasti memberitahu apa yang salah dan bagaimana cara memperbaikinya.
Karena apa yang diminta oleh Mbak Didi sudah dalam perjalanan, Genaya pun memutar balik arah tujuannya untuk kembali membantu Celia. Meski sudah tak berlari seperti tadi, dia tetap berjalan cepat. Mana bisa dia bersantai kalau acara belum selesai. Apalagi hanya tersisa waktu lima belas menit lagi sebelum kesibukan yang sebenarnya dimulai.
Namun saat dia mempercepat langkahnya, tiba-tiba saja ada yang menarik tangannya untuk masuk ke dalam salah satu ruangan yang digunakan untuk menyimpan manekin dan barang-barang lain. Dia nyaris berteriak kalau saja mulutnya kini tak ditutup rapat-rapat oleh si pemilik tangan yang juga menariknya tadi.
Sewaktu melihat sosok Jules di hadapannya, Genaya langsung melotot. Dengan cepat dan ganas dia memukul-mukul tangan Jules yang masih menutup mulutnya.
“Kamu ngapain di sini?!” seru Genaya.
Tapi Jules malah membalasnya dengan meletakkan telunjuk di depan bibir. Isyarat bagi Genaya untuk tidak berisik.
“Kamu ngapain di sini?” tanya Genaya lagi, kali ini sambil berbisik.
Lagi-lagi Jules tak menjawab. Lelaki itu cuma tersenyum dan menyerahkan sesuatu padanya.
Kening Genaya berkerut. Kepalanya tertunduk untuk melihat bungkusan yang kini ada di tangannya. “Snack bar?”
“Aku tau kamu belum makan.”
“Memangnya aku bakal kenyang cuma makan snack bar?” balas Genaya bercanda. Namun segera berterima kasih pada Jules.
Dia memang belum makan sejak siang tadi. Selain karena tidak sempat, entah bagaimana ceritanya, perutnya pun tidak merasa lapar sama sekali. Mungkin karena terlalu bersemangat akan acara tersebut, sekaligus terlalu nervous lantaran takut membuat salah.
“I have bubblegums too if you want,” ucap Jules lagi.
“Kamu mau aku diomelin sama Mbak Didi ya?”
Jules langsung terkekeh. “Hari ini udah dimarahin berapa kali sama Mbak Didi?”
“Dua!” Genaya berseru, namun kemudian menutup rapat mulutnya karena teringat kalau dia tidak boleh berisik karena mereka sedang bersembunyi. Dipikir lagi, sejak kapan dia setuju dengan acara ngumpet bersama pacarnya ini yang seharusnya ada di luar dan bersiap untuk pagelaran busana tersebut.
“Capek nggak?”
Genaya meringis sambil mengangkat jari telunjuk dan jempol, membuat sedikit ruang di antaranya sebagai tadi ‘sedikit’. “Eh, mau ngapain?” tanyanya buru-buru saat melihat Jules mengambil satu langkah maju dengan kedua tangannya yang terbuka.
“Giving you a hug,” jawab Jules santai. Siap untuk kembali maju mendekatinya.
“Nggak usah macem-macem! Kalau baju kamu jadi kusut, yang diomelin nanti semua orang termasuk aku!” Jules pun diam di tempat, dan tak lama menurunkan kedua tangannya. Genaya jadi tertawa melihat hal itu. “Kamu harus balik sekarang sebelum semua orang nyariin.”
“Can I take you to a dinner after this?”
“Kalau beres acara dan nunggu aku kelar sih bukan dinner lagi namanya, tapi makan tengah malem.”
Jules tersenyum lebar. “Ya, nggak apa-apa. I have to make sure kalau kamu tetep makan sebelum pulang ke rumah. Daripada sakit. Aku tunggu ya nanti?”
Setelah diam dan berpikir selama beberapa detik, Genaya pun mengangguk. “Tapi nanti tunggu—“
“Mas Jules! Ada yang liat Mas Jules nggak?” teriak seseorang dari luar sana. Refleks membuat Genaya dan Jules sama-sama melirik ke arah pintu. Genaya tahu betul kalau itu suara Mbak Oliv, asisten model yang membantu Jules bersiap sedari tadi.
“Di toilet kali, Mbak!” timpal seseorang lagi, yang kemudian kembali disahuti oleh Mbak Didi dengan, “Tolong lihatin ke toilet dong saya kan nggak mungkin masuk toilet cowok. Aduh, ini orang ke mana sih, bisa mati gue digorok Bu Rosa.”
Dari suaranya yang terdengar begitu dekat dan jelas, Genaya yakin kalau Mbak Didi ada tepat di balik pintu tersebut. Jantungnya jadi berdegup kencang, takut kalau tiba-tiba saja Mbak Didi membuka pintu dan mendapati dirinya sedang ngumpet di dalam dengan Jules. Bisa-bisa Genaya diomeli habis-habisan. Jules sih jelas tidak akan dimarahi. Paling mentok-mentok hanya dipelototi oleh Mbak Oliv.
“Mbak Oliv, Mas Jules di depan kayaknya!” seru seseorang lagi, dan derap langkah pun terdengar mengisi lorong, menandakan kalau Mbak Oliv sudah pergi menuju sosok yang berseru tadi.
Setelah diam beberapa saat, memastikan kalau tidak ada lagi orang di balik pintu tersebut, Genaya pun kembali menoleh pada Jules yang ternyata malah tengah memperhatikannya. “Gih sana. Kasian Mbak Oliv sedikit lagi stres.
Jules pun mengangguk. Tapi masih diam di tempatnya berdiri. Baru saja Genaya hendak mengusirnya lagi, tahu-tahu saja kedua tangan Jules menangkup pipinya dan sebuah ciuman singkat mendarat di bibirnya.
“I love you,” ucap Jules sembari tersenyum. Lalu kembali menciumnya selama beberapa detik, sebelum akhirnya tersenyum dan bicara, “Bye, Genaya. Gonna miss you, and kiss you again when I can.”
155 notes · View notes
penaimaji · 11 months
Text
Charge Energi
Hari minggu aku kedatangan tamu dari Buntok. Satu guru dan satu murid di sekolah tempat mengajarku kemarin. Waktu aku masih disana, Si A ini kuliah di Banjarmasin lalu penelitian skripsi di sekolah tempatku. Kebetulan saat itu komunikasinya denganku. Setelah dia wisuda, balik ke Buntok dan mengajar disana. Kalau si B ini muridku
Ga nyangka bisa ketemu lagi. Tahun lalu, aku mendampingi murid-muridku persiapan Olimpiade Bahasa Arab. Alhamdulillah ada satu murid yang lolos ke babak final di Jakarta. Saat itu aku tidak ikut, karena masih punya baby yang gak bisa ditinggal
Eh lucunya tahun ini, aku pindah ke Jakarta. Bertemu dengan kontingen OBA Kalimantan Tengah dan jalan tipis-tipis. Semua angkutan umum Jakarta dicoba, juga datang ke tempat-tempat ikonik. Mereka senang sekaliiii, tentu saja karena ini momen langka dan pertama kalinya
Aku pun juga senang, karena setelah 20 bulan lamanya, baru pertama kali jalan-jalan seharian tanpa anak. Emak juga butuh jeda sesekali kali yeee. Anak sama suami di rumah, padahal suami juga lagi butuh istirahat dikarenakan beberapa hari mengurus event kantor. Makasiiii banyak paksuuu :') love u tumpeh tumpehhhh
Eh pas banget juga ketemu teman kampus dulu. Jadi kangen!!! Sekangen itu sama tementemen kuliah. Ya Allah.. setelah menikah, apalagi masih punya anak kecil, memang effort banget kalau mau jalan-jalan jauh buatku. Kenapa? Karena bocil punya jadwal rutin, ga bisa luwes, belum lagi kalau bosan dan rewel. Sedangkan kita gini gas aja mah jalan-jalan, makan bisa sambil kannn. Bisa beda schedule kalau ada bocil, keluar duit juga jadi lebih banyak
Saat anakku masih usia di bawah setahun, beberapa kali aja kami ajak jalan jauh, karena ga pengen jadwalnya berantakan. Nanti malah emaknya yang tantrum huaaaa wkwkwk. Yang penting tetep jalan-jalan rutin bareng anak. Aku selalu ajak hampir setiap hari, untuk ngisi tangki gerak dia yang cepet banget kosongnya wkwk
MasyaAllah. Rasanya bersyukur bisa charge energi ekstrovertku hahaha. Pikiran jauh lebih fresh dan enjoy, buat lebih memaknai masa-masa bersama anak. Ternyata emak juga butuh kalibrasi untuk kembali dengan rutinitas biasanya
Aku mengambil perenungan untuk diriku sendiri, bahwasannya tidak ada yang berjalan lambat atau cepat. Setiap hidup tentu melewati fase yang bermacam-macam. Kuncinya ialah bersyukur, memahami prioritas, mendalami hal-hal duniawi yang bukan sekadar dunia, melainkan bagaimana agar jalannya mendulang pahala dan bermanfaat untuk akhirat kelak
Jakarta, 6 November 2023 | Pena Imaji
30 notes · View notes
arinailma · 5 months
Text
Mau cerita manifestasi cintanya Allah part kesekian
Yah namanya juga hidup di dunia ya, ya gais, pasti jadi pengembaraan kita dalam menemukan hal-hal tersembunyi yang sebenarnya udah Allah rancang sedemikian rupa. Kita bikin romantis, dengan apa? Dengan meyakini secara total kalo apa-apa yang kita temukan hari ini, kemaren atau besok adalah hadiah terbaik yang Allah kasih. Tau kan kalo orang mau ngasih hadiah itu perlu ngapain dulu? Mikirin dulu orangnya lagi butuh apa ya, nanya-nanya dulu ke temennya, eh dia sukanya apa ya, pasti pengen hadiah kita tu bakal kepake dan jadi manfaat buat yang nerima.
Ya mungkin analoginya ga gini sih kalo Allah yang kasih hadiahnya. Kan Allah udah tau duluan yak. Tapi gitu deh gampangnya wkwk.
Sama kayak pas kita mau dikasih hadiah, katakan hadiahnya ujian. Apapun itu bentuk ujiannya. Mau musibah, mau nikmat. Aku baru ngerasain akhir-akhir ini sih, kayak Allah tu nyari celah buat ngasih kita tanda-tanda kek ngode lah macem orang yang pura-pura nanya "kamu lagi butuh apa" kalo mau ngasih hadiah. Kan ntar yang ditanya pasti jadi menebak-nebak tuh. Nah dari nebak-nebak aja nih, kalo kita anggep itu manifestasi cintaNya Allah, rill insyaallah hatinya tenang.
Jadi aku pernah cerita pas akhir tahun lalu Allah ijinin aku buat masuk final lomba esai, ya walaupun ga seberapa, tapi buat aku dalam setiap prosesnya dari awal niat sampai nggarap esai kelar, dan tiba-tiba maju ke panggung buat ambil piala tu kek "waw, bisa-bisanya aku bisa" wkwk. Walaupun aku sadar ini di akhir, tapi tu beneran Allah tu beneran ada loh di setiap proses kita. Allah tu beneran bantuin loh. Allah tuh beneran sebeneran itu buat nganterin kamu sampe situ. Dari semua kejadian yang aku ceritain disini, ternyata gong nya tuh ini toh. Allah mau aku menang toh.
Sama halnya kayak kejadian yang belakangan ini baru kejadian. Mungkin ini bakal rada aneh tapi ini beneran ada. Jadi singkat cerita hampir sepekan aku ga pegang hp. Well setelah drama yang tidak drama akhirnya hp reward wisuda tahfidz ku pas dulu kelas 10, wassalam. Rest in peace my antique blue lovely phone. Hp dengan segala kenangannya dari yang ngurusin umat sampe maksiat hwhw. Oke aku gapapa wkwk.
Lucunya, yang aku baru sadari. Sebelum kejadian hp ini mati, ternyata Allah udah mau ngasih tau kayak seolah "esok hari dalam waktu deket kamu bakal gabisa megang hp terus". Berawal dari hilangnya orang yang biasanya bikin intens megang hp mulu, terus tetiba mager ngisi paketan sampe sepekanan aku gamo ngisi paketan. Sampe ada cerita lucu waktu itu di stasiun, saking gapunya nya paketan tapi aku lagi butuh banget buat janjian sama orang, udah panik tuh. Gatau nya Allah masih nyempetin ngirim satu orang yang kukenal dengan makjegagignya tiba-tiba lewat di depanku. Terus dari dia akhirnya aku bisa sebentar mengkoneksikan internet ke hp. Ngehubungin manusia-manusia jam karet yang janjian jam sekian tapi tidak datang-datang wkwk. Yasuda alhamdulillah.
See? Kayak Allah tu mau seolah-olah ngebiasain aku dulu kalo, you're fine even without holding a phone tho. Ya walaupun dalam beberapa kondisi emang perlu banget tapi nyatanya kita bisa kok ga sebergantungan itu sama setan gepeng ini. Mungkin itu sih, yang mau Allah coba pahamin ke aku. Entah juga alur cerita next nya bakal gimana. Tapi menurutku ini juga bentuk cintanya Allah, iya ga si wkwk. Ya gitu deh. Selamat mengais hikmah, rin.
Cerita apasi || Selasa, 16 April 2024
4 notes · View notes
audadzaki · 2 months
Text
Alasan Laki-laki Menangis
Viktor Axelsen atlet tepok bulu peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu kini lolos lagi ke final Paris. Tampak usai memenangi laga semifinalnya kontra Lakshya Sen, pemain India, ia menangis di lapangan ungu.
Tangisan pemain tunggal unggulan Denmark ini mungkin dipertanyakan, sebab kemenangannya mudah diprediksi. Axelsen memiliki rasio menang hampir 80% selama karirnya. Ia meraih rekor tertinggi 39 kemenangan beruntun dalam event BWF World Tour melangkahi jejak Lin Dan dan Lee Chong Wei. Seharusnya, lolos final Olimpiade untuk kedua kalinya bukan lagi barang yang seemosional itu.
Tapi tidak.
Di hadapan awak media ia mengutarakan alasan air matanya tumpah, “A man like me must show emotions, because I'm very passionate about what I'm doing.”
Badminton adalah bagian fundamentalnya dalam hidup, ia harus melibatkan emosinya. Mungkin hal yang sama juga berlaku untuk semua atlet di pagelaran olahraga terbesar di dunia itu.
Laki-laki memang tidak dilarang menangis. Untuk membuktikan gairahnya pada hal-hal yang fundamental luapan emosi itu menjadi wajar, bahkan harus.
"If men can't cry, what world do we live in?" Kata Axelsen.
Kita mungkin perlu menangis meskipun tidak ada yang terlalu mengejutkan. Tapi pikirkan, pada bagian fundamental hidup manakah yang perlu kita suguhkan emosi itu di sana?
Rasulullah SAW, sebagai contoh, pernah menangis di perang Badr. Beliau begitu takutnya pertempuran itu menjadi akhir bagi umat Islam bila harus kalah di tangan musuh. Kalau itu terjadi lalu siapa yang akan melanjutkan agamanya ini?
Ali bin Abi Thalib bercerita bahwa Nabi menangis di bawah pohon saat pasukan istirahat di malam hari. Tangannya terangkat berdoa dan gemetaran. Ibadahnya tak putus-putus.
Padahal perang Badr itu sudah dijamin menang. Allah tidak akan membiarkan Islam hilang apalagi sebelum risalahnya selesai tersampaikan. Pertolongan Allah itu pasti datang. Rasulullah juga tahu sejak Allah mengizinkan beliau berperang meskipun winrate masih 0% probabilitas kemenangannya sudah melonjak menjadi 100%.
Tapi Rasulullah menangis sebab agama ini adalah bagian paling krusial dalam hidupnya. Umat ini adalah potongan yang tak terpisahkan dari nyawanya. Beliau meletakkan emosinya di sana.
Rasa emosional pada umatnya itu sama terluapkannya seperti saat beliau membaca kata-kata Nabi Isa dalam Al-Quran, “Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.”
Beliau terisak-isak di sini sambil berbisik, “Ya Allah, umatku, umatku,” nasib umat adalah gemuruh batinnya.
Kepedulian pada agamanya tergambar pula dengan tangisan beliau di malam-malam lainnya meskipun tahu dosanya telah diampuni, “Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang bersyukur?” Ibadah pun telah menjadi hal yang fundamental bagi jiwanya.
Hari ini seperti perang Badr, umat Islam sudah dijamin menang, Yahudi sudah dijamin kalah. Kemenangan ini hanya soal waktu dan alur takdir yang naik turun sebelum sampai ke titik klimaksnya.
Tapi saat kita melihat pembantaian Gaza dan kita tidak pernah menangis, tanyakan, sereceh itukah maslahat umat Islam dalam hidup kita?
Kalau bukan itu, lalu di bagian hidup manakah emosi kita mendapatkan ruang ekspresinya?
Mari mengingat-ingat, sebenarnya selama ini kita menangisi apa?
@audadzaki
AUC Avenue, 4 Agustus 2024.
2 notes · View notes
nashmufblog · 1 year
Text
Bukan semesta yang banyak bercanda, tapi memang proses dewasa tidak pernah mudah badai yang datang, masalah yang tidak kunjung padam, selalu ada aku yang melewati itu sendirian. ya, menutup luka dengan tawa, mengganti air mata dengan senyum di wajah.
Sudah banyak perih yang ku lalui, peperangan batin dan banyak kekhawatiran yang selalu menjadi riuh dikepala, mereka pikir aku baik-baik saja, nyatanya dibalik rasa tenang, aku hampir gila menghadapi berbagai hal menyakitkan ini sendirian.
Entah perihal masa depan yang tampak harap harap cemas, perihal kebahagiaan orang tua karena harus dipaksa berpacu pada angka usia, perihal harapku memiliki seseorang yang bisa menjadi rumah disaat dunia tidak baik baik saja, dan lainnya yang tampak sulit diucapkan seperti air mata yang jatuh dibawah deras air hujan, dan kencangnya tangisan ditengah keramaian, tidak ada seorang pun yang menyadari bahwa luka ini kian membuatku menderita.
Terus berjalan dan menguatkan diri adalah satu satunya cara untuk tetap bisa bertahan, meski lelah, nyatanya memang hanya diri sendiri yang bisa memahami. tidak ada orang lain yang sehebat itu untuk mengerti.
Banyak dari mereka yang menawarkan tempat untuk bercerita "kalau ada apa apa bilang ya", ternyata mereka hilang. tampak seperti omong kosong. selalu berusaha menjaga perasaan manusia lain, tapi tidak ada satupun yang bertanya "pagaimana hari ini? ada cerita apa? kamu baik baik saja kan?"
Final chapter, aku terus tumbuh menjadi dewasa meski prosesnya menderita dan membuat luka, nyatanya pelajaran hidup tidak melulu dengan kata bahagia. terkadang perlu menangis untuk mencari versi terbaik diri.
Terlepas dari apapun itu, terimakasih untuk diriku sendiri, terimakasih karena selalu kuat ditengah banyak rasa kehilangan yang datang, ditengah harap yang masih belum terwujudkan. meski sulit mencari kata "tenang" diri ini mampu untuk terus bertahan hidup meski nyatanya sudah tidak ingin hidup.
12 notes · View notes
cocotangaje · 2 months
Text
17 July 2024
Gue kayaknya mau memutuskan untuk menceritakan ini disini wkwk.
Belakangan ini gue deket sama orang. Udah hampir menjelang dua bulan sejak putus gue rutin telfonan tiap malem. Intens. Di beberapa waktu bahkan nyampe sleepcall subuh yang berakhir dia yang matiin callnya. Udah seintens itu saking segala halnya diobrolin.
Yang bisa gue tangkep dari orang ini adalah, dia lumayan demen flexing tapi pasif agresif dalam mengakuinya.
Ada kebutuhan diakui disana yang bisa gue isi. Guepun punya kebutuhan ditemenin sama seseorang sebagai distraksi karena ketidakmampuan gue menghadapi rasa sakit hati atas perpisahan mendadak yang terjadi karena keputusan gue sendiri. Match dah tuh.
Tapi di malem kemarin, gue mulai mencoba mundur perlahan dengan mengurangi intensitas pertanyaan dan validasi rutinan gue ke dia. Mau tau aja sepanjang kita deket, dia ngeuh gak ya kalo sebenernya dia itu gak tau banyak tentang gue. Buat reality check juga memastikan bahwa perasaan nyaman gue ini terjadi secara sepihak atau engga.
Turns out, canggung di call selama beberapa menit, wkwk.
Gue diem, dia diem. Padahal sebelumnya gue mengajukan beberapa pertanyaan tuh, tapi dia gak ada inisiatif untuk menanyakan balik terkait hal itu ke gue. Cuma dia aja yang jawab, jawab, jawab. Bahkan setelah itu topik diarahkan ke persoalan yang tentang dia, dia, dia.
Disitu titik gue mulai merasa ada yang salah dengan ini. Paginya, dia chat manis banget. Gue gak langsung bales, malah tadinya gak berniat buat bales. Tapi karena gue juga gak bisa munafik kalo gue udah mulai terbiasa dengan kehadiran dia dan ngerasain kangen, gue bales sorenya. Sekalian nyoba ngeluh capek, untuk kali pertama.
Dan dia gak bales apa-apa nyampe sekarang. Wkwkw.
Untungnya hari ini gue mau nonton NIKI di GBK. Finally ada salahsatu wishlist 2024 gue yang keceklis satu; ketemu NIKI dan sing along lagunya dia. Meskipun ya dia jadi guest star juga sih bukan di eventnya dia gitu.
Gue udah mulai merasakan titik capeknya nih terkait cowok. Apa yaudah nyerah gitu aja lah ya dan hidup sendiri aja selamanya? Kek damn sangat melelahkan banget dunia ini.
4 notes · View notes
queenshittt · 1 year
Text
Feeling aroused while having your first day of period is the worst ever. Rasanya keram perut sakit, but the only way to “please” yourself is just pressing your thighs together that ended up pressing your lower ab as well. Enak tapi sakit.
Sambil mainin boobs juga ternyata sakit, all bcs of the fucking hormones messed up your body. Nipple kaya perih dipegang, boobs feeling sore as ever, kesenggol dikit sakit.
But finally your bf came home at dawn. Chan indeed the best bf ever, he aksed whether you need a warm water to compress your lower ab to ease the pain. You’re being so whiny, geleng-geleng ga mau bcs that’s not what you needed.
After explaining what happened sampe hampir nangis (( lebay lagi mens )) he giggles in reply, padahal Chan juga capek dari studio pulang subuh but he offered to pet you since you’re using a mens cup.
He spread her legs spit on her cunt, pumping his dick to get it harder, and rubbing it on you clit. He also took your nips to his mouth and suck it softly, don’t want you to feel hurt or uncomfortable.
Km moan makin horny pengen dimasukin, but he gently whispered to your ear.
“Iya sayang- nanti ya sabar abis mens” terus kepalanya dielus-elus 😔
14 notes · View notes
lamyaasfaraini · 10 months
Text
Day 16 - A song by an artist whose voice you love
30 days song challenge
Legend atuh Stevie Wonder mah. Suaranya emas! Itulah namanya gift dari Tuhan. Ngga bisa melihat tapi dikasih talenta yg luar biasa dari suara dan bikin lagu, selalu enaaak. Ini salah satu lagu kesukaanku. Super enaaaak bisa on repeat terus!
Wouter Hamel, penyanyi pria solo pop jazz ini berasal dari Walanda yg mana kenal musiknya dari adik sepupuku ngerekomenin. Ih taunya masuk telingaku. Lagunya enak2 hampir semuaaaa. Suaranya enak jg empuq dan merdu huhu. Alhamdulillah kami udah pernah liat live performnya di Java Jazz 2013, live vocalnya sama bagusnya haaaa. Oiya aku nonton beliau ke 2x nya di Erasmus huis, Kedutaan Besar Belanda di Jkt. Free! Cuma selang bbrp bulan dari JJF aku nonton lg konsernya hahaha.
Ari Lasso! Vocalist dewa ter fav sih. Walaupun once jg bagussss. Aku ttp milih Ari Lasso. Dan lagu ini ter fav jg, kalo karokean selalu ada di list haha.
Suara Ari Lasso yg melengking tinggi gt, tp mukanya kaya no effort tp suara yg dihasilkan warbiyasak. Aku udah pernah liat live perform nya Ari Lasso wkt itu blio Solo ngga sama dewa thn 2014 di JCC senayan. Jadi setlistnya kebanyakan lagu2 solo blio yg ngga kalah enak sama lagu dewa dong ah, oiya lagu dewa jg diselipin di setlistnya. Seneng bgt sing along sampe sereeek, live vocalnya sama kaya rekaman baguuussss haaaa. Semoga nanti bisa nonton bareng dewa 19 sama suamiikkk.
Fadli! Waaah ini sama aja warbiyasaknya. Kalo liat manggung di tv, suara live nya kaya rekaman. Raut muka no effort tp suara yg dihasilkan menggelegar. Sengaja pilih lagu Hitam soalnya disini blio nyanyi nada tinggi terus haha.. Mau juga ini nonton live perform padi, belom pernah huhu
Yunaaaa.. Malaysian singer that i luvvv. Suaranya lembut dan merdu! Apalagi saat genre musiknya masih indie pop aja gt awal2 blio muncul. Ada judulnya Fireworks itu lagu pertama yg aku tau dan suka. Siapa iniii penyanyi cewe pake hijab sederhana nan kece. Lirik2nya manis ttg keseharian bgt. Blio tinggal di Amrik, rekaman disana, aku suka 2-3 album awal, seleranya msh kusuka. Duet sama Pharrell, lalu sama Usher.. Keren yakk. Album Nocturnal aja aku msh kudu adaptasi, lebih suka yg album self titled abisnya. Tp lama2 suka karena pas promo album Nocturnal blio manggung di Jkt dan aku nonton! Waaaaa suara live nya baguuussss.. Nah, bbrp album setelahnya genrenya mengikuti jaman bgt jd aku kurang tertarik dan sudah mengalami music paralysed kali ya haha.
Yuna adalah iparnya BCL, nikah sama Adam Sinclair adik kandungnya Ashraff Sinclair. Ditunggu bgt sih pdhl duet Yuna BCL keknya lucu uga.
4 notes · View notes
journeyofken · 1 year
Text
Another Kok Bisa Yaaaa ? (2)
Barusan liat story WA temenku SMA yang share kesehariannya sama anak dan suaminya. Terus (again) mikir dan heraaaaan, kok dia bisa ya memutuskan untuk menikah di usia muda, nikahnya udah hampir 2 tahun lalu jadi waktu itu usianya sekitar 21 tahun.
Kok bisa yaaaa? Apa yang buat dia mantep gitu. Padahal dulu waktu SMA dia (temenku yg perempuan) kayak belum ada pandangan gitu mau nikah beberapa tahun setelah lulus SMA. Waktu tau dia punya pasangan aja aku kaget, eh heran.
Ya anaknya emang pendiem, tapi jadi emang bisa ngebuktiin "diam-diam menghanyutkan" itu nyata adanya.
Apa ya yang ngebuat dia mantep dan finally memutuskan untuk have a go?
Her family support? I mean both family support? Her own decisions? Her own thoughts?
Sejauh yang aku tau dia emang tipe orang yang ga begitu mikirin ini itu, maksudnya ga nge-overthink-kan semua hal, ga kayak...hmmm sayaaa😭✋🏻. Makanya kadang tu, kadangg, suka request ke diri sendiri buat ga terlalu take things deeper, tapi tetep belum bisa.
Apa ya yang ngebuat dia begitu mantap memutuskan bahwa "dia" orangnya, "laki-laki" itulah yang akan menggenapkan separuhnya. Ia yang akan menemani perjalanan seumur hidupnya.
Apakah aku yang terlalu rumit? Apakah karena aku yang masih melihat pernikahan adalah sesuatu yang teramaaaat besar?
Pertanyaan yang sudah ku tau jawabannya: Ya.
Padahal aku ingin menemukan cinta yang sederhana, cinta yang menenangkan, cinta yang mendamaikan segala badai gemuruh yang lalu lalang. Tapi, rasa-rasanya kenapa seringnya aku yang merumitkan segala hal ya, huhu.
Di sela-sela mikir mau ngerjain tugas yg mana dulu Rabu, 26 April 2023
16 notes · View notes
wordsformyworld · 1 year
Text
Udah hebat nad sejauh ini.
Hampir 6 bulan LDM. Ya kerja.. pulang sore, bibi langsung pulang, jadi kamu langsung gantian ngurus 2 bocah. Ya siapin makannya juga, siapin bekelmu dan bekel Fahima, ya nemenin main.. Sofi yang langsung nyamper ngajak main petak umpet, padahal baruu juga nyampe belum ganti baju, abis macet 2 jam. Sofi yang suka adaaa aja tantrum heboh ga beres2.
Masih juga terapi seminggu 2x biar kaki semakin kuat... juga ngurus barang ini itu yang mau dijual... juga nemenin teteh kerjain PR dan siapin final test... nyupir bulak balik tiap hari, kalo lagi rejeki ya ngga sampe sejam bisa... kalo lagi hujan ya macet bisa 2-3 jam.
Urusan dari galon, gas, mobil motor, ganti oli, cek angin, servis rutin hingga cuci mobil motor. Sampe terkorban Fahima ngga bisa taekwondo karena ngga kebadanan say.
The only support adalah bibi yang datang pagi pulang sore.
Kata Luthfi, lagi masanya kita harus melewati ini Bun. Nanti insya Allah akan ada juga masanya bisa bareng2 lagi.
Tolong diamiinkan.
7 notes · View notes
ariekdimas · 1 year
Text
Arga, Garuda Berkaki Satu (Bab 1 - Mimpi)
Tumblr media
Sorak penonton menggema di tribun lapangan Stadion Mahanan, Solo. Semua penonton berteriak ramai menonton laga pertandingan perempat final sepak bola antar sekolah nasional. Terdengar suara hingar-bingar para penonton yang saling menabuhkan drum, membunyikan terompet dan meneriakkan yel-yel. Sebagian lainnya ada yang mengibarkan bendera dan mengenakan atribut khusus untuk mendukung timnya masing-masing.
Hari ini berlangsung pertandingan antara Tim SSB (Sekolah Sepak Bola) Macan, Jakarta melawan Tim SSB Angkasa, Salatiga untuk memperebutkan posisi di babak semifinal. Laga ini menjadi penting bagi kami, karena tim sekolah yang menjadi juara nanti berkesempatan untuk bergabung dalam Timnas U-17 Indonesia. Siapa sih yang tidak ingin masuk dalam tim inti sepak bola Indonesia untuk membela negeri ini di kancah internasional.
Walaupun masih jauh jaraknya, setidaknya aku melangkah maju untuk mewujudkan mimpiku sedari kecil. Yakni mimpi untuk membawa harum nama bangsa dengan menjadi juara nomor satu sepak bola dunia. Selain itu, aku sudah berjanji sama Ibu dan Ayah bahwa aku pasti bisa untuk bermain dalam tim sepak bola profresional dan membuat mereka bangga. Agar nanti ketika ku bisa menjadi pesepak bola yang sukses, aku bisa membahagiakan mereka dengan membelikan tempat tinggal yang lebih layak, serta bisa memberangkatkan mereka untuk pergi haji.
"ARGA JANGAN MELAMUN TERUS! BERSIAP TANGKAP OPERANKU!" teriak seorang rekan tim dari belakang kepadaku.
"Baik, serahkan padaku." Aku yang memakai jersey bernomor punggung 10 segera berlari mengambil operan dari temanku ditengah lapangan.
Zap!!! Bola kini ada dikakiku, aku pun langsung melesat ke arah gawang lawan. Di sisi pertahanan lawan ada tiga orang bek yang menjaga. Dua orang bek menghampiri untuk mengunci lajuku, sedangkan satu orang berjaga-jaga di dekat kiper. Beruntung aku melihat temanku Rio dalam posisi kosong disisi sebrang lapangan.
"Rio! Pakai combo spesial kita." Dengan kaki kananku aku segera mengoper bola melambung membentuk parabola sejauh 50 m ke arah kanan.
Dengan dadanya, Rio berhasil menerima bola operan dari ku tersebut. Aku dan Rio sudah bermain bola bersama sejak kecil. Kemampuan sepak bola kami bisa dikatakan hampir sama, akan tetapi ia memiliki kemampuan trapping bola yang diatas rata-rata. Ia bahkan mampu menerima bola tanpa mengurangi kecepatan larinya. Karena itu kami sering menjadi partner pemain penyerang yang bisa saling mengandalkan. Orang-orang sering menyebut kami sebagai Dynamic Duo, Arga-Rio.
Rio menggiring bola maju dan berhasil melewati satu bek di dekat kiper. Dengan cepat ia segera melakukan shoot bola dari jarak 13 m depan gawang lawan. Bola yang ditendang Rio menargetkan ke sudut kanan atas gawang. Bola melaju kencang itu ternyata berhasil di tepis oleh sang kiper lawan. Namun bola tidak bisa ditangkap dan memantul ke arah tengah tanpa ada bek lawan yang mengambilnya. Aku yang dalam posisi terdekat dari sana segera menyambar dan menendang bola.
Shoot dan "Goooaaal!!!"
Bola berhasil masuk. Skor saat ini menjadi 2: 1 untuk tim SSB Macan dan tim SSB Angkasa. Aku yang senang karena berhasil membobol gawang lawan langsung melakukan selebrasi sui ala Cristiano Ronaldo. Teman-teman pun mengerubungi ku dengan bangga.
"Kerja bagus Arga! Sekarang tinggal beberapa menit lagi sebelum pertandingan selesai. Ayo kita bisa bertahan sampai akhir." Kata Rio.
Priiittt!!! Pertandingan berakhir. Dan benar saja, tim SSB Macan berhasil mempertahankan skor nya sehingga unggul dan lolos untuk maju ke babak semifinal.
"Yosh! Tinggal dua pertandingan lagi untuk bisa masuk menjadi timnas U-17. Dengan kemampuan sepak bola dan kaki super ku ini, aku yakin 100 persent kita bisa lolos."
"Hahaha.. awas jangan terlalu PeDe Arga. Kita harus tetap berhati-hati, mengatur strategi dengan baik dan tidak meremehkan lawan selanjutnya. Ingat! Fokus pada mimpimu bro. Jangan terlalu berbangga diri dulu di awal." Ujar Rio kepada Arga.
Perkataan Rio ada benarnya. Lebih baik saat ini aku beristirahat dan mempersiapkan diri kembali untuk pertandingan semifinal minggu depan
Oh iya, ngomong-ngomong aku belum memperkenalkan diriku dengan lengkap ya. Namaku Arga Zidane Prasetyo biasa dipanggil Arga.
Nama ini diberikan oleh kedua orangtuaku dengan makna yang indah. Apalagi arti nama Arga cocok sekali disematkan untuk calon jagoan, sekaligus menjadi do'a agar kelak aku bisa menjadi anak yang tumbuh kuat dan tangguh seperti halnya gunung tinggi.
Kemudian nama Zidane itu disematkan karena Ayah suka banget dengan tim sepak bola Perancis tiap nonton Piala Dunia, terutama dengan pemain legendarisnya yaitu Zinadine Zidane. Kedua orangtuaku berharap agar nanti aku bisa jadi orang hebat, berpretasi dan menjadi seorang juara layaknya Zidane.
Kesukaan Ayah menonton sepak bola ternyata menular kepadaku. Benar rupanya bahwa nama adalah do'a. Aku sudah mencintai sepak bola sejak masih kecil. Kalau dikasih mainan pasti yang kupilih adalah bola, aku nggak peduliin mainan lain seperti mobil-mobilan atau robot dengan suara "fire-fire" yang khas itu.
Aku ingat ketika usiaku menginjak 5 tahun, Ayah selalu mengajak aku bermain bola di lapangan dekat rumah setiap hari minggu pagi. Ayahku memang bukan seorang pemain, pelatih bola atau guru olahraga profesional, beliau hanya sekedar bisa bermain bola dari hobinya bermain futsal bersama teman-temannya. Namun dari nya lah aku mampu menguasai dasar sepak bola seperti menggiring (dribbling), mengoper (passing), menembak (shooting), menyundul bola (heading), menerima bola (juggling), dan menghentikan bola (trapping)
Selain itu aku juga sering diajak sama Ayah nonton pertandingan bola di televisi terutama saat Piala Dunia dan aku sangat menyukainya. Aku yang masih kecil sangat suka melihat saat tim pemain dari negara pemenang mengangkat tropi emas dan merayakan kemenangannya. Ingin rasanya bisa mengangkatkan piala emas itu juga. Namun ketika usiaku semakin bertambah aku menyadari bahwa Indonesia belum pernah ada dalam daftar negara yang bermain dalam pertandingan sepak bola dunia. Saat itu lah aku mulai tertantang dan mempunyai tekad untuk bisa membawa Indonesia bermain dalam piala dunia. Terdengar mustahil memang tapi siapa yang tahu.
Aku bukan dari keluarga yang berkecukupan lebih, Ayah hanya seorang PNS golongan 2b sedangkan ibu hanya seorang ibu rumah tangga. Untuk bisa membeli sepatu bola aku harus berjualan donat atau kue-kue jajanan pasar buatan ibu ke sekolah. Tapi beruntungnya aku memiliki orang tua yang supportif. Ketika usiaku menginjak 9 tahun, mereka memasukkan aku ke SSB (Sekolah Sepak Bola) Macan Jakarta agar kemampuan sepak bola ku dapat terpoles dengan baik.
Di SSB Macan inilah pertama kali aku bertemu dengan sahabat dan rekan timku, Rio Faturahman. Kami menjalani latihan bersama di sekolah bola selama 3 jam dalam satu minggu. Rumah Rio pun tidak jauh dari rumahku. Selain bermain bola, aku sering diajak Rio untuk pergi mengaji bareng tiap sore. Jadi tidak heran jika aku memiliki kemistri yang kuat dengan Rio ketika bermain bersama dalam suatu pertandingan sepak bola.
Selama berada di SSB Macan, berbagai gelar juara pertandingan kelas junior telah berhasil aku raih seperti Dondone Cup, Piala Dispora DKI Jakarta serta Indonesia Junior League (IJL) U-11 dan IJL U-13. Bisa dibilang saat ini aku dianggap seperti bintang di sekolah, karena selalu membawa tim sekolah juara. Bahkan aku rasa jika tidak lolos Liga Nasional penentu ini, aku yakin dari PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) juga pasti notis dengan keberadaanku.
Tapi tidak boleh berandai-andai terus Arga. Pertandingan berikutnya akan tiba sebentar lagi. Kini saatnya untuk fokus agar bisa bermain dengan baik.
(Bersambung)
#5CC #5CC22 #bentangpustaka #writingcareerclass #cerpencareerclass #tugasbesarwritingcareerclass
7 notes · View notes
meiinar · 2 years
Text
PULIH
Tumblr media
Maybe one day, we’ll meet again and explain to each other what really happened. Maybe one day we’ll finally understand.
Senin, 7 Maret 2022
*Ping*
Layar komputer itu menyala disertai dengan bunyi notifikasi yang menandakan bahwa terdapat sebuah pesan masuk di surel.
Aidan yang baru saja menyelesaikan rutinitas berdoanya setelah sholat Zuhur, kemudian beranjak dan bergegas menghampiri meja kerjanya. Ia sedang menunggu approval dari atasannya terkait proposal proyek yang dia ajukan tempo hari.
Namun, ia terkejut setelah melihat nama pengirim pesan tersebut, Antari.
Ya, sebuah nama yang tidak asing lagi bagi Aidan. Antari atau orang-orang biasa memanggilnya dengan sebutan Tari, adalah sosok perempuan yang pernah ada di kehidupan Aidan.
Dengan perasaan yang tidak menentu, Aidan mengarahkan kursornya untuk membuka pesan tersebut. Ia mulai membacanya dengan perlahan,
"Teruntuk Mas Aidan,
Hai mas, bagaimana kabarnya? Apakah kamu baik-baik saja? Semoga kamu dalam keadaan sehat dan selalu berada dalam lindungan Allah SWT.
Masih ingatkah kamu denganku?
Ini aku, Tari. Rasanya sudah lama ya kita tidak pernah lagi saling menghubungi, padahal dulu hampir setiap hari kita saling bertukar kabar. Menyempatkan waktu untuk sekedar makan siang atau menonton film bersama di akhir pekan. 
Aku mengirim pesan ini karena aku ingin mengucapkan terima kasih dan meminta maaf kepadamu. Terima kasih ya mas karena sudah pernah hadir dan mengizinkanku untuk masuk ke dalam hidupmu. Maafkan aku jika selama kita saling mengenal, ada sikap maupun perkataanku yang menyakitimu. Selain itu, aku juga minta maaf karena aku sudah cukup lancang memaksakan diriku untuk menemanimu menyembuhkan 'lukamu'. Tapi ternyata, aku gagal. Maafkan aku.
Salam hangat,
Antari
P.S: Jika pesan ini akhirnya sampai kepadamu, berarti aku sudah benar-benar siap untuk melepaskanmu pergi dari kehidupanku, mas."
Aidan hanya duduk terdiam di kursi kerjanya. Pikirannya melayang pada kejadian tiga tahun lalu, hari dimana untuk pertama kalinya Aidan berkenalan dengan Antari.
Bersambung..
11 notes · View notes
lebensmoode · 1 year
Text
Love is Blind
Ini akan sedikit spoiler yak. Dari awal nonton acara dating ini, aing udah punya satu couple favorit. Cewek yang manis, imut, tapi dewasa, plus cowok yang bertampang "badung" tapi aslinya ramah, loving, dan heartwarming banget. Seiring berjalannya waktu, mereka satu-satunya couple yang hampir gak merasa waswas soal hubungan mereka dan masa depan. They truly enjoyed each other company, while pasangan lain sibuk sama kecemasan mereka. Damai banget pokoknya ngeliat pasangan ini, less conflict.
So pria dari pasangan ini tu berambut pirang, dan itu belum lazim mereun ya di jepang. Si cewe agak kaget awalnya pas ngeliat rambut cowo ini, but since he is a hairdresser, si cewe bisa maklum dan gak mengurangi rasa sukanya sama si cowo. But, lain soal dengan orang tuanya si cewe. The woman said that her father was strict and quite conservative. Jadi punya kekhawatiran tuh soal rambutnya si cowo yg pirang, yg bisa jadi akan dicap buruk sama ayah si cewe. On the other hand, si cowo kekeuh gamau ngerubah warna rambutnya jadi hitam. He wanted to show that "this is me" gitu. He wanted to be apa adanya di depan camer nya.
Trus si cowo menambahi keyakinannya itu dengan bilang "I'm more than just my hair color."
Wow 👏🏻👏🏻Di situ gw merasa mengerti and wishing the girl to accept the way he values himself. Dan ternyata si cewe bisa memahami itu, cuma masih watir tentang pandangan orang tuanya aja.
Finally, the day to meet the girl's family came. Trus gw kaget dong. THE BOY COLORED HIS HAIR BLACK OEMJI !!! Trus pas diwawancara, beliau bilang alasannya. "Saya mau nunjukkin kalau saya serius." AAAAAAAKKKK MGNGSS 😭😭😭
Apa ya, even changing your hair color can consider a struggle loh. Padahal harusnya wajar seorang hair dresser punya gaya rambut yg beda dari khalayak ramai. But the boy.... THE MAN set aside his prinsip, his ego, just because he wanted the family meeting to go smooth. Because it could make his girl stop worrying. Because he wanted to keep this girl beside, like no matter what.
Tumblr media
At the meeting, he succeeded. The girl's father had good impression on him. He succeeded showing his sincerity and true self, even tho his hair color was black 🥲
Trus mereka akhirnya meniqa and 3 months after the marriage, si cowo balik ngecat rambutnya pirang lagi DAN RAMBUT CEWE NYA JUGA IKUTAN PIRANG OMO OMO OMO I CAANN'T 🙈🙈 Sweet banget mereka pokoknya dari awal sampe akhir huhu couple goals gak tuh yg begitu tuuuh
Sooo yaaaa aing udah menamatkan serial dating show jepang ini gengs. For me yang akan masuk kepala tiga akhir tahun nanti, yg juga masih having no clue about keyakinan untuk menikah (karena selama ini gw mikirnya pengen nikah itu karena pengen escape from home, gak lebih), yg masih labil soal kepribadian diri sendiri, this show is such a blessing. Lyke, I feel lucky to find this show when I was scrolling on netflix, searching what movie to watch. Banyak pelajaran soal mengenal diri sendiri, memantapkan visi hidup ke depan, dan komunikasi dengan orang lain. I can surely say that this is not all about love. Literally much more than that. 9/10 ✨
N.B: Maybe later I will post some of the thoughts resulted from watching this show, and what value I think has changed my perspective.
3 notes · View notes
kartikawidya · 1 year
Text
Finally aku merasa someday,aku butuh kamu tuan yang bisa memberiku arahan. Tidak hanya menuntutku harus jadi seperti A tanpa memberikan opsi jalannya. Benar adanya aku sudah cukup terbiasa melakukan banyak hal sendiri. Menyelesaikan masa-masa tidak menyenangkan sendiri.
Tpi sejujurnya sesekali aku perlu orang yang memberiku gambaran langkah bukan sekedar memberiku target-target saja. Benar adanya sejauh ini hampir semua target bisa aku selesaikan sendiri. Tapi cukup melelahkan jika harus mengambil semua dari perspektif diri sendiri
Jadi tuan, nantinya hadirlah sebagai sesorang yang berarti yang mampu memenuhi ruang yang kosong. Sehingga nantinya denganmu "cukup".
Ah agaknya bukankah normal adanya aku mulai memikirkan hal ini, karena bahkan waktu 3, 4 atau 5 tahun yang akan datang bukan waktu yang lama jika melihat hiruk pikuk kesibukan di realita.
2 notes · View notes