Tumgik
#Kedangkalan
aisndry · 4 months
Text
Efek Domino Viralitas
Orang harus menjalani kehidupan dengan anggapan bahwa tiap suara yang dibuatnya adalah kebenaran dan tiap gerakan yang diikuti menjadi standarisasi untuk menaikkan prestige diri.
Atensi yang dibangun pada tombol "Like, retweet dan share" untuk menaikkan viralitas kecenderungan menjadikannya pada narasi advertising, jualan dan hal ini berpengaruh terhadap skenario instan dan dapat berdampak pada peningkatan kasus depresi, stres, kecemburuan, kesyirikan dan lain-lain.
Mindset viralitas yang terbangun mengakibatkan pasar masyarakat menjadi FOMO, "Kita merasa tidak eksis, kalau tidak tampil maupun viral". Mereka membangun identitas diri melalui hal tersebut.
Aku orang yang berarti atau tidak? Jika postingan yang kubuat viral. Pencitraan dalam membangun identitas diri yang secara instan dapat mengakibatkan kecenderungan untuk kecanduan dalam berselancar pada sosial media
Kita merasa tidak berarti dalam keberadaan jika sedikit yang "like". Konten-konten yang ditampilkan juga tidak tepat sasaran bahkan terjadinya penyimpangan tataran yang bahkan usia yang belum sepantasnya mengonsumsi konten tersebut malah menjadi imbasnya. Seharusnya, ketika bijak dalam sosial media maka juga dibangun kesadaran tataran dan kritis. Paulo Freire pernah menyampaikan opininya bahwa:
"Kesadaran kita masih kesadaran mitis"
Maksudnya adalah ketika ada trending, maka diikuti. Anak-anak muda seperti terhipnotis dalam menggapai proses Top on society maupun kepemimpinan pada masyarakat yang lebih penting adalah BISA JOGET, bukan melakukan intelektualisasi yang akibatnya mencitrakan dirinya biar diikuti oleh orang banyak.
Kalau berpikir instan dengan logika dan mode hidup mudah menginginkan viral, maka kondisi tersebut akan menjatuhkan diri dalam kedangkalan. Kalau dangkal maka hidup pun dipenuhi kedangkalan yang dimana posisinya terdapat pada permukaan dan potensi pun tidak tergarap karena khawatir tenggelam dan tidak dikenali orang lain. Ia lebih milih latihan joget dalam menunjang viralitas pada sosial media. Anak-anak muda pada saat ini hanya berkomunikasi di kalangan mereka saja, namun mereka lupa untuk berkomunikasi pada pendahulu kita yang disebut SEJARAH. Tidak hanya kesulitan berkomunikasi pada dunia pendahulu namun juga pada sekelilingnya saat ini dikarenakan terisolasi di dalam sosial media. Relasi sosial yang terjadi juga tidak terlatih karena hidupnya sendiri tiap hari di depan gadget.
Maka dari itu, penting bagi kita latihan refleksi berpikir secara mendalam dengan belajar filsafat dan membaca untuk membangun kesadaran kritis.
5 notes · View notes
coretanthuf · 2 months
Text
perlu dicatat, menjadi pendiam bukan tanda kelemahan atau rendahnya value seseorang. bahkan dalam banyak hal, banyak bicara yang tak perlu menunjukkan kedangkalan dan tinggi nya ego.
ada begitu banyak hal yang bisa kita pelajari ketika diam. kita ingat pada sosok Bung Hatta. Ia memilih menjadi pendiam namun ketika diberi kesempatan, Ia bicara gagasan penting bagi bangsa dan ditakuti oleh lawan politiknya.
dalam konteks tertentu diam menunjukkan apatis, penolakan, atau cara untuk menghindari tanggungjawab. namun dalam hal lain, diam dibutuhkan sebagai bentuk kehati-hatian dan kesopanan. Bicaralah jika harus bicara. Diamlah jika harus diam.
orang yang tak banyak bicara biasanya punya self control yang baik. disegani. mempunyai arti yang lebih ketika bicara. maka tak jarang pemimpin memegang prinsip "silentium est aureum". silence is golden.
Pak Harto, "The Smiling General", contohnya. Sifat diamnya menjadi hal yang disegani. mukanya yang selalu tersenyum memiliki sejuta arti komando dibalik keheningannya.
sometime speaking is good. but when you know yourself and the situation, saying nothing would be better. telebih di era media sosial, semua orang dapat berkomentar terhadap banyak hal. maka menjadi pendiam terhadap hal yang tak dipahami, lebih mengantarkan pada keselamatan. baik bagi kita maupun orang lain.
sesorang yang memilih menjadi diam butuh self control yang kuat. kemudian akan tumbuh menjadi pribadi yang hati-hati, tidak mudah judge, berpikir luas, dan tak mudah terbawa arus. menjadi diam itu pilihan dan butuh kedewasaan.
"Falyaqul khoiron, au liyashmut", berkatalah yang baik atau diam.
23 notes · View notes
Text
Hati-hati dari ucapan yang menyakitkan. Bagi hati, ia laksana tombak yang mematikan.
Perihalnya dapat melepas ikatan suami-istri, menghancurkan hubungan kekerabatan, dan merusak kemurnian cinta antara 2 orang yang saling berkawan.
Kata-kata menyakitkan bukanlah lambang kegagahan ataupun sikap ketegasan. Sejatinya, ia hanyalah tanda akan akal yang kurang dan kedangkalan etika.
Dalam sebuah hadits dinyatakan, “Siapapun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam”.
✍️ Cuitan Asy-Syaikh DR. Muhammad bin Ghalib hafidzahullah.
28 notes · View notes
telusursejati · 1 year
Text
Tumblr media
Tersesat dalam Kedangkalan • In Between vol 1 - Bab Gelisah dan Lega
10 notes · View notes
lara-lagi · 2 years
Text
Lara Sekeping Hati
Hai para pujangga Tumblr khususnya, apa khabar, entah kalian melihat atau tidak, sadar atau tidak, hadirnya seorang aku di sini, sebentar ada sebentar hilang, dan kadang lama menyepi, kemudian muncul lagi tanpa di tanya,di sapa, atau di cari tentang keberadaan ku.
Tidak mengapa.
seharusnya aku bersyukur, dan berterima kasih pada yang mau membaca ocehan ku. dan ocehan ku tak lain hanyalah, menyuarakan isi hati, yang sudah terlalu lama ku simpan sehingga membentuk bekuan dan takkan pernah mencair dalam jangka waktu yang singkat.
Di Setiap coretan ku, pasti di sulami titik-titik air jernih mengalir di kelopak mata. kadang perih, kadang pilu menyelubungi., semua merangkumi.
kadang tertawa sendiri, mentertawakan kebodohan seorang aku berulang kali, walau sudah di khianati, walau sudah di tinggal pergi, namun tetap saja yang namanya kebodohan, berleluasa dan membuta tuli.
bukan tak pernah di nasihati, bahkan selalu di motivasi, kedegilan kedangkalan, takkan pernah peduli.
Uhh.. itulah ocehan ku : Melaka Malaysia, 14:31 ᵖᵐ ~ ˢⁱᵗⁱ ᵇᵉʳˡⁱᵃⁿ ~
9 notes · View notes
sabaryangindah · 2 years
Text
Mengapa Bencana Terus Melanda?
Bencana demi bencana menimpa negeri ini secara bertubi-tubi; tanah longsor, tsunami, kebakaran, gunung meletus, dan yang sedang marak sekarang ini adalah bencana banjir.
Tentu saja, sebagai seorang muslim kita harus yakin bahwa di balik bencana tersebut terkandung hikmah bagi kita semuanya, di antaranya agar kita semua berintrospeksi dan berbenah diri, bertaubat dan bersimpuh di hadapan Allaah.
Sungguh, termasuk kesalahan yang amat fatal jika kita hanya meyakini seperti kebanyakan orang bahwa bencana banjir dan sejenisnya adalah sekadar bencana alam murni tanpa ada sebab dan hikmah di dalamnya.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin berkata dalam khutbahnya yang berjudul Atsaril Ma’ashi:
“Sesungguhnya kebanyakan manusia sekarang menganggap bahwa musibah yang menimpa mereka baik dalam bidang perekonomian, keamanan, atau politik disebabkan karena faktor-faktor dunia semata.
Tidak ragu lagi bahwa semua ini merupakan kedangkalan pemahaman mereka dan lemahnya iman mereka serta kelalaian mereka dari merenungi al-Qur‘an dan sunnah Nabi.
Sesungguhnya di balik musibah ini terdapat faktor penyebab syar’i yang lebih besar dari faktor-faktor duniawi. Allah berfirman:
ظَهَرَ ٱلْفَسَادُ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِى ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ ٱلَّذِى عَمِلُوا۟ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ﴿٤١﴾
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS ar-Rum [30]: 41)”.
Semoga Allaah merahmati para ulama salaf yang selalu melakukan introspeksi atas segala musibah yang menimpa mereka, lalu segera sadar dan memperbaiki diri.
Ibnu Sirin berkata, “Saya tahu dosa apa yang menyebabkan aku sekarang ini memikul hutang, karena dahulu empat puluh tahun silam saya pernah mengatakan kepada seorang: ‘Wahai muflis (orang yang bangkrut)’”.
Penulis: Ustaz Abu Ubaidah As Sidawi
9 notes · View notes
catatanbumi · 2 years
Text
Senaning, 21 Oktober 2022
Senaning mengawali hari dengan hujan yang mulai sedari dini membasahi. Matahari menyapa dengan penuh malu di antara rintik hujan yang enggan untuk berlalu.
.
Mengapa, ya? Orang dengan kemampuan finansial menengah ke bawah cenderung menggunakan uang yang dengan susah payah mereka kumpulkan malah habis untuk membeli sesuatu yang bersifat konsumtif. Lebih parah dari itu. Ada yang rela sampai berhutang demi mendapatkan sesuatu yang sangat mereka inginkan, alih-alih mereka butuhkan. Ada apa, ya?
Di desa ku, Senaning, khususnya, para muda mudi dan bahkan orang dewasa sedang sangat menggilai motor jenis trail. Alasan mereka jika ditanya mengapa harus beli ialah karena nyaman untuk dibawa hilir mudik. Alasan ini cukup masuk akal. Akses jalan kami menuju ke dalam dan keluar wilayah hanya berupa jalan tanah kuning dan laterit yang jika musim penghujan akses jalan tersebut hancur, bahkan hingga tidak bisa lalui. Kemarin saja ada mobil yang terguling lantaran hancurnya jalan kami menuju daerah perkotaan. Jadi alasan membeli motor tersebut karena tuntutan jalan masih masuk dalam logika.
Namun menurutku jika yang membeli motor trail tersebut adalah anak sekolahan yang mana masing merengek pada orang tua atau remaja dan orang dewasa yang bisa saja telah memiliki penghasilannya sendiri namun motor tersebut sejatinya tidak mendukung pekerjaannya, maka itu merupakan sebuah pemborosan yang mengarah pada kedangkalan berfikir.
Jika memang asalan jalan, maka tidak harus menggunakan motor trail. Motor bebek bapak ku saja yang sudah sangat berumur masih mampu melibas hancurnya jalanan kala musim hujan melanda. Cukup ganti jenis ban yang semula ban aspal menjadi ban lumpur yang di desain khusus untuk jalanan kami yang seperti jalan setapak bagi orang perkotaan. Tidak harus menggunakan trail.
Yang membuatku sangat miris ialah mereka sanggup berhutang (kredit) demi memperoleh sesuatu yang sejatinya mereka tidak benar-benar butuh. Mari kesampingkan dulu mereka yang sudah memiliki kelapangan dalam finansial sehingga boleh saja membeli apa yang mereka inginkan. Mereka bisa saja terlahir dari orang yang super berada atau telah mereka lainnya memang sudah memiliki sumber pendapatan yang sangat baik. Namun bagi anak sekolah yang uang jajannya saja masih merengek pada orang tua, hei! motor itu untuk apa? Atau bagi remaja dan orang dewasa yang motornya tidak mendukung pekerjaannya, untuk apa kamu membeli motor yang bahkan akan menambah cicilan bulanan mu?
Menurutku, tiada alasan yang benar-benar masuk di akal selain hanya ingin terlihat gagah dan berada. Memang ku akui, motor trail itu sangat gagah dan menambah kharisma bagi siapa yang membawanya. Terlebih di desaku dan mungkin hampir seluruh daerah di Indonesian, bahkan bisa saja dunia, penampilan fisik itu menjadi hal yang lebih dahulu diperhatikan. Para wanita sangat senang dengan pria yang berpenampilan gagah dan berada. Perihal isi kepala dan kemapuan, itu adalah nomor 2 dan 3. Alhasil bagi mereka yang berpikir pendek, maka menghiasi diri dengan barang-barang konsumtif menjadi pilihan utama dalam mereka menjalani kehidupannya.
Namun jika dipikir lebih jauh, mereka tidak sepenuhnya salah. Mereka hanya segerombolan manusia yang kurang terpapar ilmu pengetahuan dan kurang diberi minum oleh segelas wawasan. Mereka hanya makhluk hidup yang bergerak berdasarkan insting sedang akal dan logikanya mengalami stanting.
Mungkin ini terkesan sangat tidak etis. Namun mari aku ajak sedikit berfikir. Motor trail itu di desain khusus untuk kegiatan petualangan. Jadinya memang jalanan berlumpur adalah habitat aslinya. Oleh karena itu, motor trail itu tidak cocok untuk berbagai aktivitas produktif, seperti angkut barang dan lain sebagainya. Bahkan jika kamu memiliki usaha minyak eceran, kamu tidak bisa membawa ken minyak ke SPBU. Kamu harus nakal sedikit dengan mengantri minyak menggunakan motor dengan tangki minyak yang memiliki volume yang besar. Motor trail itu tidak bisa di ajak bekerja seperti itu. Tangkinya saja kecil, mana bisa menampung minyak banyak-banyak. Pada intinya, motor itu khusus untuk para petualang, bukan gaya-gayaan saja.
Itu hanya segelintir contoh dari sikap konsumtif mereka yang masih sulit dalam menata finansial. Bahkan ada juga contoh orang yang rela berhutang (kredit) hanya untuk membeli handphone baru. Kok bisa? Sedangkal itu kah pola pikirnya. Banyak di luar sana merek dan jenis HP murah namun memiliki fasilitas yang lumayan lengkap dari pada harus gengsi membeli yang bermerek dan mahal namun dengan cara hutang.
Kasian sekali. Pada akhirnya mereka benar-benar diperbudak oleh keinginan mereka sendiri.
...
2 notes · View notes
careenjournal · 5 months
Text
the new chapter, the analysis
the first meet
Sabtu, 27 April 2024
Diantara
Pertemuan pertama mungkin aku pikir sedikit kaku, banyak membahas hal hal berat yang rasanya mengetes kedalaman dan menepuk permukaan.
kau mengajakku bertemu Bernard, temanmu. lalu kau meninggalkanku ngobrol dengannya sementara kau keluar merokok dan ngobrolin bisnis.
setelahnya aku tau kalau kau pikir aku bisa mengimbangi percakapan absurd, impulsif dan filsafat temanmu. kupikir kau telah menilaiku cukup baik sebagai orang yang berwawasan dan into that things. entahlah.
Antara aku yang mengikutimu, dan mengimbangi temanmu yang datang.
the second meet
Kamis, 02 Mei 2024
Aleng Nusa Indah
aku bertemu temanmu lagi, kali ini sedikit minum di tempat yang becek dan ngobrol tentang uranium dan nuklir yang akan dibangun di kota kita serta rahasia pada desa pedalaman bersama Yadi, temanmu.
Kupikir percakapan di pertemuan kedua akan jadi sedikit lebih dalam, sedikit lebih jauh dan meretakkan kedangkalan. mungkin aku menangkap perasaan sedih, juga menangkap sejarah yang coba kureka reka, pertanyaan-pertanyaan yang mungkin tak pantas kutanyakan, berusaha kubaca pada kata kata yang tersirat, dan kalimat kalimat provokatif.
rasanya sudah cukup tidak sabar, dan sesungguhnya tak tahan menunggu dan berlama lama, ingin segera sampai ke paragraf penutup dan mengetahui penghujungnya.
kali ini aku mencoba lagi, untuk tak tenggelam dalam frame pertemanan, walau kupikir entah kau membawanya terlalu serius atau memang begitulah dirimu. rasanya ada dry jokes yang kutangkap pula darimu.
terlalu banyak kekosongan yang harus diisi, rasanya aku sudah cukup lama tak bicara panjang lebar. mencoba berusaha memahami dan menyelami kedalaman pikiranmu itu.
third act
Friday, 03 April 2024
the architecture of love
work, movie, beers
setelah pertemuan demi pertemuan, yang ketiga mungkin menjadi cukup menarik karena akhirnya kita menghabiskan waktu, benar benar berdua. mencoba berdiskusi dan memahami pemikiran masing-masing, mencari cari apa yang ingin ditemukan pada jawaban jawaban yang dilontarkan.
menjadi cukup salah tingkah akan gestur-gestur yang belum muncul kemarin, saat ada orang lain. mungkin percakapan akan mengantarkan kita, pada sesuatu. ataupun tidak.
tiap orang punya badai di pikirannya masing masing, entah aku akan selamat atau tidak.
0 notes
sunda-akur · 5 months
Text
- Hati-hati dari ucapan yang menyakitkan.
- Bagi hati, ia laksana tombak yang mematikan.
- Kata-kata menyakitkan bukanlah lambang kegagahan ataupun sikap ketegasan.
- Sejatinya, ia hanyalah tanda akan akal yang kurang dan kedangkalan etika.
0 notes
waspadadotid · 6 months
Text
Nelayan Lhokseumawe Keluhkan Kedangkalan Dermaga PPI Pusong
LHOKSEUMAWE (Waspada): Sejumlah nelayan mengeluh kedangkalan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Pusong, Lhokseumawe. Puluhan kapal ikan terpaksa antre melakukan bongkar muat, karena tidak bisa merapat ke bagian lantai dermaga PPI. Panglima Laot Pusong, Kaharuddin kepada Waspada, Senin (25/3) menjelaskan, kawasan sekitar lantai dermaga PPI Pusong telah tertimbun pasir. Akibatnya, kapal ikan milik…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
lavienbleuuu · 8 months
Text
Lakon Episodik Untuk Memaafkan Seseorang
I - Identitas Kesepian
Apakah ini yang kau namakan kesepian? Aku mengulang-ulang pertanyaan yang tidak pernah tamat. Setiap orang memiliki perang yang tak pernah mereka menangkan. Barangkali, mungkin karena itulah, aku merasa sepi. Aku menjadi terobsesi pada kesendirian. Namun semuanya jungkir-balik tak seimbang. Aku mematahkan hatiku sendiri dan meyakini bahwa bahagia adalah pencarian tersembunyi di babak akhir. Keliru. Aku menjelma sebagaimana ia yang membenci masa lalunya tetapi menceritakannya sebagai perayaan terbaiknya.
Apakah ini yang kau namakan kesepian? Aku mengulang-ulang pertanyaan yang tidak pernah tamat. Setiap orang memesan citra diri tiap pekan dan mengenakannya. Sebuah usaha memenuhi lemari dengan koleksi baju yang tak pernah berhasil. Cukup tebal untuk dipakai keluar tetapi terlalu tipis untuk tidur di bawah pelukan tepuk tangan. Setiap orang tertipu oleh kesetiaan yang diciptakan untuk menipu diri sediri. Barangkali, mungkin karena itulah, aku merasa sepi. Aku menjadi terobsesi pada kenangan yang tak kunjung habis kutenggak. Aku tenggelam dari permukaan. Kehidupan bagiku hanyalah kedangkalan-kedangkalan yang tersisa dan digandakan sebagai bagian dari 'rahasia'. Aku menipu orang-orang dengan baju pesanan tetapi tak pernah berhasil menipu diriku sendiri.
II - Sebelum Kau Pergi Bersamanya
Jika aku belum sanggup mencintaimu kembali, jangan meminta penjelasan pada sajak yang kutulis. Kau tak perlu mengingat bagaimana aku menunda begitu banyak kesimpulan dan berharap resah dalam kepalaku hanyalah fiksi belaka. Kau tak perlu mengingat bagaimana aku membuat celah luka-luka menjadi kembang-kempis sesukaku. Akan selalu ada tangan yang sanggup menghapus kata-kata sebelum ia berubah menjadi peluru di kepalamu. Jadi kau tak perlu susah payah mengingatnya.
Jika aku belum sanggup mencintaimu kembali, jangan meminta penjelasan pada sajak yang kutulis. Kau tak perlu berkenalan dengan penyesalan karena mengulang kesalahan pada orang yang sama. Barangkali, aku juga memberi kesempatan pada diriku terluka berkali-kali. Kau tak perlu berkenalan dengan kenangan buruk. Aku akan mengubahnya menjadi senjata dan gagangnya. Kelak, aku akan sanggup membidik diriku sendiri di masa lalu. Jika kau dengar ledaknya, adakah kau siapkan bait untuk menutup sajak ini?
III - Selebrasi Perpisahan
Setelah ini, jangan mengusap punggungku dengan ajaran-ajaran ketegaran. Biarkan aku berpura-pura mampu menanggung semua yang tersisa. Berhentilah mencari luka yang kubiarkan betah menyemai di punggungku. Aku tak ingin kau mencarinya dan mencoba menyembuhkannya. Biarkan aku mengingat cinta sebagai silogisme dari kesepian yang kau serahkan kepada orang yang masih mencintaimu.
Kau tak perlu merasa bersalah sebab aku belum tentu benar. Biarkan malam menyamarkan penjelasan-penjelasan yang tak perlu lagi kita karang. Aku ingin menumbuhkan mawar dan mengubah punggungku menjadi taman. Durinya yang pendendam tetap mencintaimu, meski kita bertanya-tanya di akhir pertemuan:
Apa yang ribut pada kalang kabut dan kelak akan ditenangkan palang degup?
IV - Memaafkan Seseorang
Kau membuatku meninggalkan segala yang kucintai dan berusaha aku benci. Kau membantuku takut memiliki dan enggan dimiliki. Ketika harus pergi, aku baru tahu, rumah adalah aku sendiri. Tak ada tempat dalam tujuan, seperti habisnya aku dalam kau.
Percakapan kini tinggal dering jam pukul lima di tubuh kekasihmu setiap hari Minggu. Kenangan mulai meninggalkan tempat tidur. Namun bagiku, "kenangan adalah bahasa asing yang diterjemahkan seorang martir melalui asisten Google". Aku ingin belajar mencintai kesedihan dengan melibatkan air mata. Melibatkan seluruh kesendirian yang membenci dirinya melalui diriku.
Melakukan hidup setelah kau membuatku menemukanmu dalam kehilangan menyadarkanku bahwa: ada ruang-ruang di dalam aku yang menciptakan batas-batas tanpa masa lalu. Di sana, kau seorang diri, hanya kau sendiri. Di hadapanmu, aku ingin menyesali berkali-kali.
Aku dan lelaki itu kini berhadap-hadapan. Tak ada yang berbicara tetapi keduanya seolah paham. Siapa yang harus pergi dari mengapa dan apa yang hilang dari bagaimana. Keduanya berbalik dan menyemai luka masing-masing tanpa aba-aba:
siapa yang sangka jika memaafkan seseorang butuh rasa asing yang harus dipaksa mengerti dan menutup buku yang kehilangan halaman-halaman terbaiknya? entahlah.
Endnote: What is broken grows, what is lost changes. Aku menulis draf puisi ini setelah membaca buku Struktur Cinta yang Pudar dan mengulang-ulang lagu About You selama 2 jam lebih sambil menulis. Kini, beberapa kuubah dan kusesuaikan. Rasanya agak lain. Mungkin karena aku telah berjarak dan tak lagi mengenangnya sebagai sebuah kenangan buruk. Jika ditanya kenapa kutulis ulang dan kurilis? Jawabannya karena aku sedang mengubah diriku menjadi seorang lain yang saat ini sedang gagal memaafkan seseorang. Mungkin juga, ia sebenarnya gagal memaafkan dirinya sendiri. Seseorang yang kembali berulang-ulang ke tempat yang sama. Seseorang yang tiap minggu memesan citra diri berulang kali dan masih suka hanyut ke sana-ke sini. Aku menerka-nerka: bagaimana cinta tak bisa ia lupakan? Meski begitu aku kasihan dan tak ingin ia terjebak. Aku ingin ia terbang bebas dan percaya bahwa hanya akan ada hal-hal baik setelah ini yang mengitarinya.
1 note · View note
egirliter · 9 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
123123
Ternyata kita tak tahu menahu apa itu hening, karena kita terlalu lama terbiasa akan ruang yang riuh dan nyaman mengisolasi diri dalam keramaian.
123123
Untuk segala definisi indah, kekaguman dan estetika, lengkap dengan kesempurnaan. Kiranya kita tidak lupa akan keberadaan buruk rupa, kengerian dan segala ketidakadilan yang terasa.
123123
Penutupan tahun tidak lengkap rasanya tanpa perayaan persalinan juru selamat. Ironis rasanya ada satu sosok yang begitu lekat dengan sematan keperawanan, kesucian, dan keibuan, akan tetapi kerap kali keadilan reproduksi dikesampingkan serta dikerdilkan porsi fundamentalnya.
123123
Pada akhirnya untuk setiap kesan yang sudah kucoba torehkan namun tak membekas, tak apalah. Karena bukan semata angka dan reaksi saja yang ingin dicapai, untuk setiap ucap ku yang kerap mengundang banyak tanya. Aku memaafkan diriku banyak, lagi dan lagi.
123123
Teruntuk setiap hubungan yang sudah tak lagi selaras, kiranya ampunan bukan semata pinta yang engkau kau jadikan alasan demi menabur garam di atas luka. Ini bukanlah soal benar salah, menegasikan eksternal untuk memvalidasi diri adalah kedangkalan yang sia-sia.
123123
Tak harap lagi riuh.
Gejolak akan kesendirian senantiasa hadir untuk memberi makna, apa, kapan, siapa, mengapa, dimana dan bagaimana.
Meski,
meskipun pada akhirnya tak semua hal perlu muluk-muluk dipahami.
123123
0 notes
aabyesoren · 9 months
Text
Untuk apa kita melawan?
Suasana malam ini sedikit banyaknya merepresentasikan apa yang aku pikirkan tentang sesuatu yang mengganjal akhir-akhir ini, sebuah pikiran tentang suatu perlawanan yang bahkan membuat ku muak karena terus memikirkannya tanpa melakukannya. Tapi aku pada akhirnya selalu bertanya-tanya tentang suatu entitaa yang aku (akan) lawan, dimanakah gerangan dia, seperti apakah dia, apakah dia benar-benar ada atau jangan-jangan akulah yang menciptakan dia seolah-olah dia ada, atau mungkin aku adalah dia?
Entah, apa yang kalian baca adalah sebuah suara kemuakan yang lantang terucup dengan mulut menganga lantaran semua terucap untuk sebuah kedangkalan karena berasal dari kedangkalan juga.
0 notes
kbanews · 1 year
Text
Ganjar Rendahkan Profesi Jurnalis, Eks Ketua PWI Reformasi: Bukti Kedangkalan Berpikir
JAKARTA | KBA – Ganjar Pranowo terus menuai protes bahkan kecaman setelah tampil dalam acara “3 Bacapres Bicara Gagasan” di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Selasa, 19 September 2023. Karena dalam acara yang dipandu Najwa Shihab dari Narasi TV tersebut, capres dari PDI Perjuangan ini dinilai telah merendahkan profesi pembawa acara dan wartawan. Dia menyebut 10 besar lulusan…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
reekaysworld · 1 year
Text
‏عندما يعلو صوت العاطفة على صوت الدليل، تظهر السذاجة.
Ketika emosi mengalahkan bukti, nampaklah kedangkalan.
1 note · View note
meitaaw · 2 years
Text
ketika januari masih menguncup
Tumblr media
bukankah darah kita akan selalu merindukan rahim ibunda, kehangatannya atau senandung nada syahdunya ingin sekali kita sesekali bersembunyi di setiap rumpun tubuhnya
kehangatan itu mengantarkanku kepada sebuah takdir yang terkadang, takdir mempunyai bahasanya sendiri bahasa yang mengigilas ribuan diksi terdengar seperti melipat garis garis bukan? dibiarkan memudarkannya kembali dipotongnya seperti serpihan pualam dan disatukan laiknya mozaik elok sekali
januari masih menguncup, sebagian manusia tetap merayap layap bertahan di tengah kedangkalan dan kegagalan sebagian lagi, bersyukur dipenghujung hari yang dingin dan sementara, usia kita semakin menua
menua dan meranum bagai purnama yang kemerah-merahan itu, dan beribu sayang, menua dengan keranjang yang kosong ilmu pengetahuan masih belum semuanya terjamah belum terbaca, ektalasi bintang menawarkan eonianya dan kita hanya terjaga
petiklah ilmu, katanya setelah apa yang telah dieja sejak belia beberapa hanya tenggelam di otak menjamur bersama kenangan sedari bayi terlihat disana, jauh disana senyum ibunda yang manis dan saat ayahanda mengantar sekolah di hari pertama
ingatan itu, menyeruakan syair cinta, sesekali bersama kepiluan saat ia meluap dan memudar adakah engkau ingin pulang? atau sekedar menghilang seraya menyematkan ucapan selamat tinggal sedikit saja
ah benar, kita ingin sekali pergi ke negari yang bukan antah berantah itu kita ingin sekali pergi ke ruang yang benar benar pulang menemukan kehangatan ditengah kedinginan tapi, kita tak jadi pergi benar, kita tak kunjung pergi bukan? kita tak pergi, setelah menghitung satu per satu detik yang tenggelam kita hidup dengan serpihan kata yang berulang kita ucap meski penuh reruntuhan yang bernama keyakinan
januari 2023
1 note · View note