Tumgik
#akal sehat
asharitv · 1 year
Text
Kartini Bukan Kartono, Puan Maharani Bukan Ganjar Pranowo
https://youtu.be/H0Tx6fPDMcQ
0 notes
sm1618 · 7 months
Video
youtube
PEDAS! Soal Dugaan Kecurangan, OSO: Pemilu Gila Ini!
0 notes
yaudahgituaja · 1 year
Text
Disonansi Kognitif: Logical Fallacy Vs Berfikir Kritis Memulihkan Akal Sehat Publik
Whatever the mind of man can conceive and believe, it can achieve.. “Apapun yang dapat dipikirkan dan diyakini oleh pikiran manusia, itu dapat dicapai”. Ya Udah Gitu Aja – Disonansi Kognitif terjadi ketika keyakinan dan perbuatan tidak selaras. Dalam dunia psikologi, disonansi koginitif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan tidak nyaman saat dua kognisi yang kita miliki…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
paomungbeans · 2 months
Text
Was she really trustworthy?: urging you to squeeze your brain with me in this case. 
The one and only rule: To maintain a respectful environment, I expect all discussions to be constructive and healthy. Suspicion and inappropriate language are strictly prohibited. It is essential to renavigate our intentions accordingly. May Allah always guide us closer to what is right! 
The story will be delivered in Bahasa Indonesia. 
Halo. Assalamualaikum.
Saya akan mencoba memberikan POV saya, yaa, mengenai akun sedekah di lamanbiru ini. Untuk selanjutnya, saya akan menyebut akun tersebut dengan kata-kata “Ma-eum” (bahasa korea dari “hati”). Kita sebut dengan Mbak Ma-eum.
Saya memulai perjalanan saya dengan tumblr tahun 2021 (kalau nggak salah ingat) di akun @khaylillahtahzanu. Akunnya deactive sekarang. Yuk baca sampai akhir kenapa bisa deactive. Padahal saya aktif share tulisan saya dan branding writing saya disana. Buktinya, akun instagram saya dengan nama @khaylillatahzanu, masih menyimpan history tulisan itu. Kalau mau di-stalk, ada satu foto yang saya pin, captionnya berisi alasan kenapa saya deact tumblr itu. In essence, tumblr itu adalah dunianya saya dalam nulis!
Tahun 2022, Mbak Ma-eum DM saya di akun TUMBLR @khaylillahtahzanu (selanjutnya saya sebut akun K), meminta sedekah untuk adik-adik. Saya saat itu nggak gubris. Perasaan saya justru malah, “Lho, kok dia berani ya nge-DM orang asing untuk minta uang?”. Lobus frontal saya masih dikuasai akal sehat dan butuh bukti untuk dukung keputusan saya. Karena tiba-tiba di DM meminta sedekah, siapa yang nggak kaget, sih?
Tahun 2023, saya buka tumblr lagi. Saya buka lagi history DM itu. Ceritanya saya tergerak untuk sedekah. Wah, kata-kata Mbak Ma-eum tuh manis sekali dan lembut. Akhirnya saya tergerak untuk sedekah rutin (subuh) melalui dia. Semoga ini bukan riya yaa.
Selama 2023 berjalan, saya kadang gak rutin sedekah subuh ke dia juga sih. Tapi saya mulai melihat pola. Kalau saya udah berhenti transfer, dia akan nanya, apakah ada intensi saya untuk sedekah bagi adik-adik lagi. Awalnya saya risih karena “Kok sedekah tuh semacam ditagih ya?” tapi saya hilangkan perasaan itu. Salah saya. Saya nggak acknowledge perasaan saya. May Allah forgive. Tapi selanjutnya, saya mulai merasa nggak nyaman. Baca sampai akhir yaa, ketika saya akhirnya overwhelmed dengan chat dari dia setiap bulan/minggu soal pertanyaan intensi sedekah ini.
CERITA SAYA
Nah, ini dia skenario itu dimulai. Mbak Ma-eum DM saya dan meminjam uang. Iya. Meminjam uang. Ini terjadi di bulan July 2023. Beliau minta ke akun K. Karena akun K saya kan sudah deact, jadi bukti ini saya minta ke mbak @andromedanisa (untuk jelasnya kenapa aku SEMPAT kirim bukti ini ke Kak Nisa waktu itu, baca sampai akhir ya!). Jadi masih ada bukti tertinggal. Terlampir:
Tumblr media
Awalnya saya bingung juga. “Kok berani banget nih? Makin menjadi-jadi? Malah mau minjem uang? Apa sangking susahnya ya hidupnya?” Waktu itu narasinya adalah anaknya (aisha, kalau tidak salah), mau kontrol terapi tumbuh kembang. Suaminya qadarullah sakit. Waktu itu dia bersumpah bahwa dia telah malu meminjam uang kemanapun dan cara dia meminjam uang ke saya adalah cara yang dia akhirnya putuskan. Tadinya sih Mbak Ma-eum katanya malu minjem, tapi dipaksain muka tebel gitu istilahnya.
Yang menarik, disini dia menegaskan bahwa akadnya BUKANlah meminta. Melainkan pinjam. Gini narasinya more or less, “Mbak (saya maksudnya), ini akadnya saya pinjam ya. Saya akan balikin.” berkali-kali dia sebutin soal akad dalam pinjam-meminjam. Walau saya bukan orang finansial, saya paham bahwa akad yang jelas itu merupakan hal yang penting. Salah satu perintah Allah pertama kali juga kan di Surah An-Nisa ayat 29. Surah Madaniyah. Perintah pertama ke muslim at its infancy. (reference: buku Revive Your Heart by Nouman Ali Khan).
“Berarti amanah yaa. Beliau mengerti mengenai akad.” pikir saya. Sampai bulan-bulan selanjutnya pun saya tidak menagih kembali. Saya yakin dia amanah dan akan kembalikan uangnya.
Agustus 2023, saya mulai curiga dan merasa sedikit nggak nyaman. Kenapa? Karena beliau ingin meminjam uang lagi. Nominalnya 900.000. Wow. Sangat besar menurut saya. Walau yang juli 2023 lebih kecil dari itu ya, saya merasa bahwa ini sudah tidak benar. Disini perasaan saya sudah nggak nyaman, tapi saya tetep meminta pertolongan Allah buat nggak cuekin dan say indecency words ke saudara seiman saya saat dia meminta sedekah (salah satu anjuran di Quran juga kalau nggak salah inget).
“Waduh, pinjeman juli 2023 aja belum dibalikin, punya audacity banget kok ya orang ini untuk minjem lagi. 900.000 pula”. Nominal 900.000 itu yang saya ingat ya. Ya justru saya tolak meminjamkan. Saya bener-bener jadi merasa penuh tiap ada DM dari Mbak Ma-eum. Seakan-akan kok jadinya bergantung ya? Astaghfirullah.
Desember 2023, saya akhirnya kirim uang lagi (yaa lagi ada. Buat sedekah). Waktu itu narasinya bahwa ada adek Naya yang ingin paket C atau ingin berangkat les karena ujian. Untuk penjelasan narasi-narasi, saya akan ceritakan di section beda ya.
Lalu, 2024 pun datang. Saya gerah banget nih. Mulai gerah. Mbak Ma-eum kok masih punya audacity untuk chat saya minta sedekah ya? Tapi nggak ada omongan soal akad pinjem uangnya dia? Waduh, disini saya pikir udah nggak bener.
Januari 2024, saya akhirnya minta dia balikin dengan cara cicil. Sudah terlalu lama menurut saya. Juli 2023 sampai januari 2024, hitung aja deh. Dia kirim 50.000 dulu. Dia bilang mumpung uangnya belum kepake apa-apa. Oke, gapapa. 50.000 diterima (nanti section bukti mutasi rekening dan cerita dibaliknya, akan saya tulis dibawah).
Februari, Maret 2024… saya nungguin… kok nggak ada ya kabar lagi? Mbak Ma-eum masih sama. Masih setia ngirim pesan menanyakan kesediaan saya sedekah. Yang saya ingat di Februari, ada adik siapa gitu namanya, butuh sepatu. Yaudah saya gerah. Saya tanyain alamatnya buat kirim sepatu. Ya pada akhirnya ya gak saya kirim sih. Soalnya ternyata gaada sepatu yang sesuai HAHAHA.
Kemudian, saya diemin tuh.. Tapi kayaknya ada lah ya 1-2 hari saya kirim untuk transfer sedekah.
Di maret 2024 juga ada kejadian menarik. Ini dia. Tahan ya bacanya. Saya DM mbak Ma-eum untuk izin.. bahwa saya mau block dia! Kejam? Menurut saya nggak. Soalnya latar belakang keputusan saya tuh gini: 1. Saya udah capek secara hati karena ditagih sedekah terus. 2. Tidak ada itikad untuk bayar hutangnya. 3. Saya merasa takut buka tumblr karena capek liat DM dia yang menanyakan perihal sedekah terus.
Saya overwhelmed.
April 2024, saya memutuskan untuk menagih hak saya. Selain ya karena saya butuh uangnya.. Saya merasa bahwa saya harus nagih hak saya yang ini. Karena akad di awal itu meminjam. Saya gabisa mengkhlaskan gitu aja. Saya buka block tumblr saya ke dia. Eh eh, kok saya nggak bisa check profile dia ya? Apakah saya di-block juga? Ini ceritanya kepanjangan, tapi langsung intinya… saya saat itu akhirnya meminta bantuan Kak Yasir Mukhtar dan Kak Nisa. Saya jelaskan kronologinya dan meminta tolong mereka untuk bantu chat Mbak Ma-eum. Saya sertakan juga bukti Mbak Ma-eum meminjam uang ke saya. Nah, ini menjelaskan alasan yaa, kenapa Kak Nisa masih punya bukti SS diatas.
Kenapa kak yasir dan kak nisa? Ketika kamu search “rumahati” di tumblr, ada interaksi anonim nanya ke akun kak yasir serta ada interaksi antara Mbak Ma-eum dengan Kak Nisa.
Tumblr media Tumblr media
Waktu itu Kak Yasir yang respon saya, dan dia bantu up soal tagihan utang saya ini ke Mbak Ma-eum.
Alhamdulillah, saat itu, 2 April 2024. Saya harap 2 april 2024 ini diingat ya. Karena akan jadi kunci penjelasan selanjutnya. 2 april 2024 itu akhirnya kami (saya dan Mbak Ma-eum) pindah obrolan ke WA. Saya disitu bilang bahwa tolong balikin uang saya dsb. Saya ingatkan baik-baik bahwa itu akad meminjam.
EH, sebelum itu.. Tentu saya sudah tagih yaa di februari-maret 2024 itu (kalau ga salah ingat). Jawabannya? Suaminya sakit dan baru kecelakaan, sedang tinggal di rumah mertua. Jadi dia bilang untuk makan pun, mertua yang menanggung. Keadaannya tidak memungkinkan, jadi mohon maaf belum bisa menggantikan. Nggak persis sih seperti redaksi kata dia. Tapi di period tersebut, dia punya alasan untuk nggak ngirim sisa pelunasan. Semuanya kisah sedih.
Di 2 APRIL 2024 ini, saya udah menegakkan hati. Bahwa apapun alasannya, saya gak peduli. Uang saya harus balik. Kejam? Menurut saya nggak. Karena saya merasa udah gak kuat punya urusan lagi dengan Mbak Ma-eum. It’s better to cut-off someone who drains your energy. You will be in the same room with me for this one.
Akhirnya, dilunasi. Ini bukti MUTASI nya di rekening BSI saya. Dari rekening BSI dia (a.n Sri Wahyuni 7083952778) ke rekening BSI saya:
Tumblr media Tumblr media
Sebelum dilunasi 450.000 nya. Ada yang ngebuat saya curiga dengan Mbak Ma-eum ini. Dia bilang, “Iya mbak, kami lunasi ya. Kebetulan ada uang sedekah tadi.”
Saya gak bisa kasih buktinya. Itu chat yang dia kirim ke WA pribadi saya. History chatnya saya hapus. Kenapa saya hapus? Karena sebelumnya dia guilt-trip saya (well, from my side, I took that as a gaslight or guilt-trip. manipulative!). Salah saya memang... seharusnya saya berpikir jernih waktu itu... seharusnya saya tetep keep chatnya. Tapi ya gimana... sebelumnya aja udah digaslight kayak gitu :((( Sedikit FYI, beneran kaget banget. Sampe beneran kaget. Nangis. (nanti saya lampirkan konsistensi cerita saya ini. Buktinya berupa LIVE CHAT saya 2 april yg reach out ke teman-teman saya. Ada voice note juga pada tanggal 2 april itu, sepertinya mau saya up di file cloud).
Oke, baca sampai akhir ya.
Jadi setelah dia melunasi Rp450.000, saya segera hapus history chat, deact akun TUMBLR khaylillahtahzanu. Kenapa? Saya beneran trauma liat akun itu. Trauma. Saya trauma liat tulisannya yang cenderung akan meng-expose kesedihan adik-adik asuhnya, dsb. Saya pun trauma karena gaslight-nya sangat menyakiti hati saya. Terlebih itu keluar dari jari dirinya. Jari yang ia pakai untuk menulis kalimat-kalimat Allah juga di page tumblr-nya beliau.
Adapun gaslight yang dia kirimkan ke saya melalui chat adalah:
“Mba, maaf banget kalau kami belum bisa bayar. Tapi tolong Mba jangan perlakukan kami seolah2 mencuri uang. Kami tidak tahu apa yang udah menimpa Mba Ervine. Tapi seolah2 kami juga ikut andil atas apa yang menimpa Mba.”
Buktinya? Memang tidak ada bukti chat dia ke saya. Karena history chat WA dia ke saya telah saya hapus. Saya sedih sampai ga sudi lagi untuk liat chatnya, makanya saya hapus (iya saya tau waktu itu langkah saya beneran nggak tepat untuk hapus history chat). Tapi waktu itu saya LIVE CHAT soal penagihan utang ini ke grup yang berisi kakak-kakak saya. Tanggal 2 april 2024. Harap dilihat time-stampnya ya!
Tumblr media
Jam 15.33 itu beneran saya nge-copy langsung dari chat Mbak Ma-eum ke grup. Saya gemeteran. Sangat gemeteran. Sangat-sangat gemeteran. Sampai saya ketik ini, saya masih inget perasaan saya kala itu. Lalu, jam 15.36, dia kirimkan pelunasan 450.000.
Bersambung. Pasti masih banyak pertanyaan mengenai kebenaran cerita saya. Saya akan coba jelaskan di section tulisan terpisah. Yang berisi LIVE CHAT saya dan VOICE NOTE saya ke teman dan kakak-kakak kenalan saya. Saya waktu itu beneran sangat shock, jadi meminta banyak orang untuk mewaraskan diri saya.
Jadi, menurut teman-teman, adab sedekah (yang memberikan ataupun pihak yang diamanahi sedekah) dan meminjam uang itu sebaiknya seperti apa?
58 notes · View notes
malichious · 2 months
Text
diantara karakter jiwa adalah senang ketika mendapati sesuatu yang baru, maka cobalah untuk tidak melulu tentang hal yang sekedar menyenangkan penglihatan pribadi, terlebih memuaskan penglihatan mata-mata lain
Sebab yang demikian biasanya tidak bertahan lama, dan cenderung membuat binasa dan lupa
Sederhananya;
"Bahagianya jiwa ketika dapat Ilmu yang baru di-tau-nya, jelas berbeda dengan bahagianya jiwa ketika dapat mobil baru sekalipun"
Padahal Ilmu itu barangkali sesuatu yang sifatnya seken, atau bahkan sudah "beberapa tangan", kebahagiaannya jauh berbeda ketimbang dapat mobil keluaran terbaru yang paling mewah sekalipun
Hal ini menunjukkan cukup bukti kalau sejatinya jiwa kita amat membutuhkan pengetahuan² baru, terlebih pengetahuan² yang bisa menyelamatkan, tersebab jiwa yang seringnya punya kekhawatiran² dan ketakutan² menghadapi masa depan
Ilmu Agama, Ilmu Syar'i, jiwa kita haus akan itu, ilmu/pengetahuan yang bisa dikelola jiwa untuk dieksekusi guna kebahagiaan Dunia juga Akhirat,
itulah yang disebut dengan Hikmah, Allah bilang
﴿يُؤتِي الحِكمَةَ مَن يَشاءُ وَمَن يُؤتَ الحِكمَةَ فَقَد أوتِيَ خَيرًا كَثيرًا وَما يَذَّكَّرُ إِلّا أُولُو الأَلبابِ﴾
"Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat." [Al Baqarah:269]
36 notes · View notes
mamadkhalik · 8 months
Text
Tumblr media
Al-Faruq
Apa jadinya kalau Umar bin Khatab hidup di zaman sekarang?
Tentu sulit diterima oleh akal sehat. Namun di buku ini Najib Kailani mengalurkan cerita dengan sangat jenius!
Bagaimana ketegasan Beliau terhadap suatu perkara dihadapkan dengan realita umat yang penuh kompromi atau bahkan sangat lemah ketika menghadapi zionis world goverment.
Buku ini begitu banyak mengentakan nurani sebagai seorang muslim. Sang Amirul Mukminin seperti sedang membakar semangat, mengingatkan dengan keras, menasihati dengan lembut, dan menjadi pembeda yang Haq dan bathil, Al-Faruq.
Memang benar, salah satu cara belajar ypaling mudah adalah melihat keteladanan. Mulai dari manusia terbaik Rasulullah Shallalahu alaihi wassalaam dan para sahabat. Mereka-mereka adalah generasi terbaik yang memberikan keteladanan sekaligus peringatan.
***
"𝘛𝘢𝘮𝘱𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘱𝘶𝘯 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢𝘮𝘶 𝘪𝘯𝘪, 𝘬𝘦𝘤𝘶𝘢𝘭𝘪 𝘪𝘯𝘥𝘶𝘴𝘵𝘳𝘪𝘢𝘭𝘪𝘴𝘢𝘴𝘪 𝘣𝘢𝘫𝘢."⁣
"𝘉𝘢𝘫𝘢 𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘥𝘪𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢"⁣
"𝘠𝘢, 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳. 𝘗𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘶𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘢𝘫𝘢," Umar diam sejenak,
"𝘛𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘶𝘮𝘢𝘵 𝘐𝘴𝘭𝘢𝘮 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘱𝘦𝘳𝘬𝘢𝘴𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘣𝘢𝘫𝘢." tambahnya.
60 notes · View notes
nuhashofiya · 5 months
Text
Love Language
Belakangan ini aku merasa lebih nyaman membersamai anak-anak dengan segala kerandomannya. Capek, tentu saja. Tapi rasanya senang bisa menjadi bagian kecil dari perjalanannya. Dan yang baru saja kusadari, segala macam love language terpenuhi.
- Act of service = Ketika aku sedang kerepotan membawa banyak barang, tanpa diminta mereka berebut membantu. Ketika aku turun dari motor, mereka mau membawakan tasku. Menghapuskan papan tulis, mengumpulkan buku, membereskan meja guru, dan masih banyak lagi. Tak jarang ada perdebatan kecil karena berebut ingin membantuku "aku aja bu, aku aja buu" begitu katanya.
- Quality time = Kalau yang ini jelas sekali ya. 6 hari dalam seminggu selalu bersama mereka. Pernah suatu hari, ada anak laki laki yang bertanya di tengah pelajaran yang sedang berlangsung. Matanya berkaca kaca. "Bu, kalau bu guru udah lulus kuliah, apa masih ngajar di sini?". Pertanyaan dan ekspresinya dalam sekali. Di lain cerita, ketika aku sedang mengajar di kelas lain, ada saja anak yang nyusul supaya aku segera kembali ke kelas mereka. Maaf kalo agak gr. Tapi makasih lo ya udah dijemput hehe.
- Words of afifrmation = Sering sekali aku dapet surat cinta dari anak-anak. Dan kebetulan, aku senang membaca. Aku senang mereka menyampaikan di atas kertas. Isi suratnya beragam. Mulai dari "bu guru jangan cape cape ya, bu guru semangat ngajarnya ya, makasih ya udah ngajar kita, makasih ya udah sayang sama kita, bu guru sehat-sehat ya biar bisa ngajar kita terus" dan berbagai gombalan lainnya. Dan yang paling sering mereka sampaikan adalah adalah " I Love You". Love u more, naak
- Receiving gifts = Bukan hanya di hari guru, di hari-hari biasa mereka sering memberi sesuatu. Mulai dari stiker, pulpen lucu-lucu, sampai ciki. Terlihat sepele, tapi mereka memberi apa yang menurut mereka berharga. Makasih ya
- Physical touch = Tiba-tiba ada yang gandeng tangan, ada yang meluk lama. Lama sekali. Mungkin mereka sedang kurang nyaman, cape, atau gelisah sampai sampai minta dipeluk suapaya lebih rileks. Tentu saja hanya berlaku untuk murid perempuan. Murid laki-laki kelas bawah cukup berjabat tangan, sedangkan kelas atas baru belajar untuk tidak berjabat tangan.
Setidaknya, aku sudah lebih nyaman dari sebelumnya. Guru, satu satunya pekerjaan yang aku hindari. Aku lebih tertarik dengan penelitian di laboratorium. Tidak banyak orang, tidak boleh banyak bicara, sepi, memperlakukan sesuatu yang bisa diprediksi. Sedangkan guru, ini seperti kebalikannya. Bertemu banyak orang, harus banyak bicara, rame, dan yang aku hadapi bukan bakteri, virus, dna, sel, dsb. Tapi manusia yang Allah beri akal dan perasaan. Memahami perasaan sendiri saja begitu sulitnya, hehe.
Alhamdulillah, Allah beri kesempatan untuk menuntaskan amanah yang (buatku) tidak mudah ini. Diberi kesempatan untuk menghadapi anak yang tantrum, rewel, ngambek, dan sakit. Aku belajar banyak dari mereka. Sulit sekali menyesuaikan diri dari jurusan awal bioteknologi sampai nyasar ke pendidikan. Tapi bersama mereka, prosesku menjadi menyenangkan. Sekali lagi, terima kasih ya. Entah akhirnya akan seperti apa, tapi aku bersyukur bisa membersamai sejauh ini.
Cerita random yang belum diedit. Jadi maaf kalo berantakan. Simpen di sini, mumpung inget 😁🙏🏻
44 notes · View notes
beningtirta · 8 months
Text
youtube
Tidak ada partai yang bersih, okay fine.
Tapi ada satu gerbong yang kotor dan culas, mengobok-obok konstitusi dan etika.
Simak di sini pakai akal sehat dan secangkir minuman hangat.
46 notes · View notes
gizantara · 4 months
Text
Trustworthy
Lagi scrolling notes, aku keingetan dulu suka nyatet part penting kalau lagi nonton podcast. Ada ucapan menarik waktu nonton podcast Coki Pardede di Close the Door:
Saya sengaja menahan hal-hal tertentu supaya saya paham bahwa inilah konsekuensi dari tindakan saya. Saya enggan semuanya datang dengan smooth.
Manusia itu, saat berurusan dengan pengkhianatan, trust issue-nyalah yang akan kita terima sampai kita meninggal. Dia bukan tidak percaya, dia (masih mau) percaya, tapi dia akan punya banyak exit plan.
Tapi bekerja dengan mindset seperti itu tentu tidak menyenangkan untuk saya dan untuknya. Dan menurut saya, itu konsekuensi yang harus saya terima karena respect dan trust is earn. Kita nggak bisa demand.
It's okay, saya ga bisa tersinggung dalam hal itu. Tapi artinya saya harus membangun ulang bridge itu lagi. Saya perlu re-calibrate untuk sampai ke setelan pabrik.
Yang menarik adalah karena belakangan ini juga lagi sering-seringnya berkontemplasi mengenai betapa fundamentalnya "trust" dalam hubungan dengan siapapun.
Tumblr media
Ini juga jadi ide bahwa move on yang mudah adalah dengan jalur "untrust" bukan "unlove". Sama pula dalam konteks hijrah. Rasul dan para sahabat tuh nggak disuruh "unlove" tanah kelahirannya, tapi "untrust" atau mengingkari sistem yang sedang menguasai tanah kelahirannya.
Artinya apa? Ada andil logika di sini. Idenya adalah, hilangin dulu akarnya, nanti batang dan rantingnya ikut mati kok. Cabut dulu kepercayaannya, nanti perasaan mah bisa ngikut. Logika ini yang jarang dimiliki oleh sebagian orang yang mabuk, kan? (Mabuk idol, mabuk syahwat, mabuk figur, mabuk hobi, dll.)
Ingat Nabi Ibrahim adalah sosok yang memiliki ciri khas dalam keberimanannya, yaitu menggunakan logika dalam argumentasinya sehingga seimbang antara akal dan wahyu. Nabi yang paling kental dengan al-Wala wal Bara. Itulah kenapa pada akhirnya beliau menjadi Nabi yang paling banyak melakukan hijrah. Dari Babilonia, Harran, Mesir, Syam, dan Mekkah.
Balik lagi bahas tentang "trust", kepercayaan yang sehat menurutku adalah yang nggak cuma dilandasi perasaan (feeling) melainkan logika. Bukankah begitu banyak ayat di dalam Al-Qur'an yang menyuruh kita untuk berpikir daripada merasakan?* Karena apa? Karena Allah ingin menjadikan kepercayaan kita sehat. Karena Allah ingin memperkuat logika kita sehingga kita bisa menangani argumentasi dalam diri dengan baik. Karena Allah yang Maha Menciptakan jelas tahu bahwa perasaan itu sifatnya sementara dan nggak stabil. Udah sering denger kan tentang kondisi keimanan lagi futur?
(*funfact: perintah merasakan dalam Al-Qur'an, 90% lebih adalah "rasakanlah azab dan siksaan")
Makanya ada satu ayat menarik tentang "mukmin haqqan" yaitu tingkatan yang berbeda dengan yang Allah seru di ayat-ayat "yaa ayyuhalladziina aamanuu". Kalau menurut tata bahasa Arab, ketika kata kerja (fi'il) dilekatkan dengan pelaku, maka itu udah jadi karakter. Contoh:
Ahmad - Muhammad
Sholat - Mushola
Aamanuu - Mukmin
Jadi bagi seorang "mukmin", futur/fluktuasi keimanan itu udah nggak zaman soalnya keberimanannya adalah identitasnya sendiri. Dan salah satu usaha meningkatkan diri dari "alladziina aamanuu" menjadi "mukmin haqqan" adalah dengan aktivitas berpikir. Tentu berpikir yang baik pun adalah yang nantinya menghasilan sesuatu. Yang namanya ideologi itu kan pasti menuntut aksiologi.
Terus gimana dengan ujian akhir zaman sekarang? Kayanya sehari sekali selalu aja lewat berita tentang perselingkuhan yang sampai ke tahap zina di komunitas marah-marah. Beberapa reply-annya kan pada nyuruh mikir. Nyambung juga kemarin nonton podcast Wendy dan Andhika, katanya gini:
"Gua orangnya suka ngetolol-tololin orang. Karena, men, ini hal kecil kok lu blunder sih? Jadi apa yang di kepala gua planningnya begini, hanya karena hal kecil yang harusnya bisa dihindari, jadinya nggak sejalan (dengan planning). Makanya gua juga susah percaya sama orang lain."
Keblunderan paling mungkin adalah ketika perasaan dan ego mendominasi, kan? Ketika fakta dan logika udah jelas-jelas ngasih tau pertimbangan risiko dan lain halnya, tapi nggak semua "bagian" dalam diri sepakat untuk ikutin logika, dan perasaan malah dijadiin pemimpin dalam mengambil keputusan, itulah blunder.
Kenapa blunder? Karena belum punya pakem terkait kepercayaan. Karena belum ngeh pentingnya punya kerangka logika saat mempercayai sesuatu. Gak sedikit nemu argumentasi denial dari orang twitter yang udah dikhianati dan mereka masih tetep percaya bahwa orang yang dia cintai bisa berubah.
Sepede itukah bisa ngubah orang? Bisa sabar nggak kalau ∆ improvementnya ga signifikan setelah bertahun-tahun? Punya sumber daya, kapasitas, dan waktu yang cukup ga buat ngubahnya? Bisa cukup tough nggak untuk nggak ikut keubah/kebawa selama proses mengubah orang?
Untrust itu mudah, selama logika kamu jalan dan kamu punya standar kebenaran tertentu yang bisa kamu jadiin indikator seberapa trustworthy-nya seseorang.
(Dalam hal ini, ada kata kunci yang nantinya bisa dielaborasi lebih lanjut tentang building blocks of trust)
Oke, jadi dari nonton podcast-nya Coki pas waktu itu, jadi sadar, salah satu yang sangat tidak boleh dipermainkan adalah kepercayaan. Bagiku itu bisa mencakup kepercayaan kita terhadap diri sendiri, kepercayaan orang lain terhadap kita, bahkan kepercayaan kita terhadap Allah dan sebaliknya. Tentu kita ga akan nyaman dong berurusan dengan trust issue atau berurusan dengan orang yang punya trust issue ke kita.
Jadi nanti, pastiin sebelum ketemu seseorang di masa depan, harus udah punya pakem/standar serta kerangka pemikiran yang bisa jadi value bersama, contohnya mengenai: kesetiaan, batasan, kejujuran, kompetensi dan keandalan, integritas, tanggung jawab, keuangan, empati, pemahaman, dll.
Nilai-nilai tersebut juga jangan serta merta diambil secara subjektif dari segi kemanusiaan semata, soalnya tentu harus berkaitan dengan nilai-nilai yang udah diajarkan dalam Al-Qur'an. "Building Blocks of Trust" ala organisator dan psikologi kan bisa jadi analog dengan 4 sifat Rasul: shiddiq, amanah, fathonah, tabligh.
Dalam shiddiq, bisa mencakup: kejujuran, integritas, komunikatif, personal branding = kenyataan (autentik), punya prinsip, menepati janji, kedisiplinan
Dalam amanah, bisa mencakup: keandalan, track record, konsistensi, kapasitas menangani sesuatu, tanggung jawab, memahami batasan
Dalam fathonah, bisa mencakup: IQ, EQ, kompetensi, skill, level understanding
Dalam tabligh, bisa mencakup: empati, komunikatif, dll.
Aku meyakini bahwa kepercayaan adalah proses yang kompleks dan multifaset, dibangun melalui interaksi, observasi, dan pengalaman. Jadi saat nanti bertemu seseorang di masa depan,
"Ask about their principles and boundaries. Trust is only earned once, if they break it, it’s over because there won’t be logical reasons to justify the relationship."
Sebagai catatan terakhir, mungkin kalimat Coki yang "saya sengaja menahan hal-hal tertentu supaya saya paham bahwa inilah konsekuensi dari tindakan saya. Saya enggan semuanya datang dengan smooth," justru akhirnya dipraktekkan dalam hubunganku dengan Allah. Karena sadar bahwa seringkali diriku sendiri mengkhianati apa yang sudah Allah percayakan (amanahkan). Rasa sungkan itu akhirnya ada walaupun tetep yakin kok Allah selalu membuka "tangan" penerimaannya lebar-lebar. Tapi masa mau ngelunjak? Kan engga atuh, malu.
Kadang ada masa-masa pasrah dan siap menerima konsekuensi apapun dari Allah karena emang sadar diri belum jadi hamba yang amanah. It's okay, aku nggak perlu tersinggung ke Allah atas ujian-ujian yang Dia berikan. Barangkali itu harga yang harus dibayar untuk "membersihkan" aku. Harga yang harus dibayar untuk Allah mempercayakan lagi suatu amanah kepadaku.
Mudah-mudahan kita memiliki kepercayaan yang baik dan sehat kepada Allah dan menghormati-Nya dengan menunaikan amanah yang Dia berikan. Jangan sampai Allah "trust issue" terhadap kita dengan cara nggak memberikan amanah lagi ke kita.
— Giza, lagi-lagi bahasan yang melompat-lompat. Semoga ada hal baik yang dapat diambil sesuai relevansi masing-masing.
52 notes · View notes
asharitv · 1 year
Video
Mantan Jubir Gus Dur: Kalau mau kritik yang sopan buatkan juga kebijak...
0 notes
hanamaulida · 1 year
Text
Tepat hari ini, usiaku 29 tahun. Beberapa tahun terakhir --didorong oleh pemahamanku dalam agama yang kuyakini, aku berusaha untuk tidak merayakan ulang tahun.
Meskipun begitu, tidak bisa dipungkiri tanggal lahir adalah tanggal yang spesial bagi kehidupan seseorang. Tidak mungkin dilupakan. Katakanlah untuk kebutuhan administratif, salah satunya. Tanggal akan tersemat di berbagai kebutuhan dokumen kependudukan, pekerjaan , sekolah, dll.
Sehingga eman-eman jika tanggal yang sudah dihapal di luar kepala itu tidak dijadikan 'momentum' akan sesuatu.
Takjub rasanya mengetahui waktu masih bergulir di tanggal yang sama selama 29 kali dalam hidupku. Dan entah kenapa, tiap tanggal lahirku berulang, ingatan pertama yang terlintas dalam benakku adalah teman-teman sebaya (atau bahkan lebih muda) yang sudah wafat.
Siapa yang tidak takut mati? Maksudku, orang2 yang ingin masuk surgapun, yang bahkan amalan + ibadahnya baguspun, pasti terbesit rasa takut akan kematian. Membayangkan gelapnya alam kubur saja tak sanggup rasanya.
Lalu bagaimana kabarnya aku yang hanya inginnya saja masuk surga, tapi amalan dan ibadahnya biasa-biasa saja (atau bahkan minus) :""""""
Maka di momentum 29 kali tanggal 29 Agustus terulang dalam hidupku, aku memilih untuk melakukan ini:
1. Bersyukur
Masih diberi kesempatan oleh Allah atas nafas yang dihirup, melihat dengan mata yang sehat, makan dan minum, tidur nyenyak, keluarga yang sehat (dan sangat banyak nikmat lain yang tentu tidak bisa dihitung!!).
2. Muhasabah diri
Dari sekian ribu jam yang Allah beri, apakah telah digunakan dan dimaknai dengan sebaik-baiknya? Berapa perbandingan antara bermalas-malasan dengan bebenah diri?
3. Mengingat perjuangan Ibu yang melahirkanku
Tanggal lahir sejatinya adalah momen perjuangan seorang ibu melahirkan anaknya. Maka bagiku cukup masuk akal, bahwa jikapun tanggal kelahiran itu dirayakan, maka pastikan hal tersebut ditujukan untuk dia yang Allah percayakan untuk memperjuangkan kehadiran kita di dunia ; IBU (otw beli kado untuk mama).
Ya Allah.... Di titik ini rasanya sudah tidak ada keinginan akan sesuatu yang sifatnya materi seperti dulu.
Ketenangan hati, kesehatan, hubungan yang baik dengan orang-orang terkasih, itulah yang membuat segalanya terasa cukup.
Sisanya, kurasa adalah tinggal bagaimana caranya aku mengekspresikan rasa syukur.
Alhamdulillah 'ala kulli haal..
Terimakasih atas kesempatan hidup ini, Ya Allah. Izinkan aku menjadi manusia yang senantiasa berada dalam lindungan, kasih sayang, dan petunjuk-Mu...
60 notes · View notes
yasmijn · 7 months
Text
01
Udah lama ga nulis di Tumblr tapi di H-1 pemilu ini aku merasa perlu banget menulis dan menyatakan bahwa besok aku akan nyoblos 01. Anies-Muhaimin. Dan siapa tau tulisanku bisa meyakinkan kamu-kamu yang masih belum yakin mau coblos siapa tapi jelas gak mau golput. Dan please, for everyone's sake.... jangan coblos 02.
Alasan utama aku pilih 01 sih karena (1) Asal bukan Prabowo, dan (2) Gak mau coblos PDIP. Cuma ya kalau realistis dan gak gengsi untuk mengakui dan diri mau obyektif, Anies Baswedan memang adalah orang yang paling pantas untuk jadi presiden Indonesia di antara ketiga capres yang kita punya sekarang. Secara pendidikan, rekam jejaknya sedari bangku sekolah, kuliah, menjadi rektor termuda Indonesia, menggagas dan menjalankan Indonesia Mengajar, menjadi Mendikbud walau dicopot tak sampai 2 tahun menjabat, dan yang paling baru adalah Gubernur DKI Jakarta.
Tumblr media
Karena dari awal aku memang condong ke Anies, ya otomatis aku memang lebih ingin mengkonsumsi dan mencari konten mengenai beliau. Awalnya tentu aja kemakan ribut-ribut kontroversi deklarasi Cak Imin yang tiba-tiba maju jadi cawapres Anies padahal (1) awalnya AHY digadang-gadang jadi cawapres beliau, dan (2) awalnya Cak Imin akan dipasangkan jadi cawapres Prabowo. Langsung deh dicap dobel oportunis - yang satu "mengkhianati" Demokrat, dan yang satu lihai oportunistik mengambil kesempatan menjadi cawapres di koalisi yang hampir runtuh karena gak sampai 20% presidential treshold.
Kalau mau denger Pak Anies address tuduhan satu ini, bisa tonton di video berikut:
youtube
Cuma asli deh kalau u emang serius pengen tahu kebenaran dan ingin mendengarkan untuk paham, kalau cari di Youtube semua penjelasan mengenai isu-isu Anies dan Muhaimin semuanya ada, kok. Dan semuanya bisa aku terima dengan akal sehat. Balik lagi, semua tergantung niat.
Banyak banget konten Bocor Alus Politik yang udah w konsumsi di sebulan terakhir haha.
Poin kedua yang bikin aku semakin bulat untuk coblos beliau adalah karena pendekatan kampanye-nya yang.... berbeda. Berbasis dialog, sungguh idealis, menyediakan ruang untuk siapapun, di berbagai kota dan berbagai setting, dengan berbagai partisipan yang dengan bersemangat menyampaikan masalah dan kegelisahan apa yang ingin mereka cari jalan keluarnya. Sebenarnya untuk bisa merasa cukup aman dan nyaman untuk angkat suara di sebuah forum sangat besar, itu juga adalah hal yang nggak semua pemimpin dan calon pemimpin bisa ciptakan.
Ada dua episode Desak Anies yang bikin w nangis selama nonton... yang pertama adalah tentang perempuan:
youtube
Dan tentang buruh dan ojol.....
youtube
Pas denger para audiens ngomong w rasanya sedih banget. Banyak banget ragam masalah yang dihadapi banyak lapisan masyarakat... masalah-masalah yang tak terbayang. Bahwa ada banyak yang masih belum mendapatkan keadilan dan kelayakan hidup seperti "mitra" ojol dan juga pekerja rumah tangga.
****
Cara pikir beliau runtut, punya kerangka pikir yang jelas, berbasis nilai, bisa menyampaikan semua ide dengan baik, jelas, sopan, dan memberikan ruang untuk berdialog. Sempet juga liat video dimana Pak Anies menjelaskan gimana akhirnya dia bisa meyakinkan pemilik lahan untuk menjual lahannya ke pemerintah melalui diskusi... gimana akhirnya dia bisa meyakinkan sebuah musholla untuk memberikan persetujuan pendirian gereja dengan berdiskusi juga... bagaimana cara pikir beliau sampai akhirnya beliau kembali memperbolehkan ojek untuk lewat Jl Thamrin. Dimana sebelumnya Ahok mensterilkan ruas jalan itu dari kendaraan roda dua.
Anies bilang bahwa Jakarta itu untuk semua orang, inilah demokrasi yang sebenarnya, dimana jalan termahal di republik ini bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, dari yang paling miskin sampai ke yang paling kaya sekalipun. W juga jadi mikir, bahwa ya pernah banget w mikir bahwa motor tuh ganggu di jalan, bikin macet - tapi w melupakan bahwa w dan mereka adalah sama-sama penduduk kota ini. Yang haknya seharusnya sama, tidak dibedakan. (Cuma ya tolong lah tetep tau aturan).
Untuk lengkapnya tonton deh di sini (bisa start di menit ke 40):
youtube
Fyi di tahun 2019 w nyoblos Prabowo. Waktu itu sih karena memang gak suka sama Jokowi sekaligus kasian sama Prabowo karena kok kayaknya pengen banget jadi presiden (kasih lah). Cuma ya di 2019 dan 2024 spirit w tetap sama: mencari perubahan.
Di tahun 2024 ini kita sangat beruntung bisa mendapatkan capres seperti Anies Baswedan, yang bikin anak-anak muda bisa lebih kritis dan berpartisipasi melalui dialog dan juga gerakan-gerakan sangat pop seperti kpopification dari fandomo Pak Anies di @aniesbubble dan juga menggerakkan volunteer untuk bikin event-event independent self-funded juga website yang keren banget seperti ini (harus dibuka di hp):
Inti dari intinya adalah.... w takut sih jujur menyambut pemilu esok hari.
****
Semoga Allah merahmati kita semua.
23 notes · View notes
diksibising · 14 days
Text
Berpikir dengan akal yang waras.
Kamu, aku dan mungkin kita semua pernah merasakan ketidak enakan kepada orang yang pernah membantu kita, entah itu berupa moril dan materil ?
Dan seringnya kita menganggap orang yang baik itu ialah mereka yang tutur katanya sopan, suka memberi dan sering membantu kita disaat kita sedang kesulitan, kesusahan dan kesakitan.
Lalu pernahkah melintas dari hati dan pikiran kita rasa ngga enak ingin membalas semua kebaikan itu?
Pasti jawaban semuanya ingin membalas semua kebaikan yang pernah orang lain berikan kepada kita. Dan kita pasti akan mencari cara untuk bisa membalasnya dengan cara yang kita bisa dan mampu, kasarnya walaupun harus mengorbankan segalanya baik itu tenaga, pikiran, waktu dan juga harta semata-mata agar bisa balasbudi kepadanya .
Lalu bagaimana perasaan kita terhadap Allah yang telah memfasilitasi semua secara gratis tanpa meminta kepada kita untuk membayarnya. Apakah perasaan ngga enak itu ada? Jika masih ada perasaan ngga enak kepada Allah, itu tandanya kita masih mau berpikir dengan akal yang waras.
Lalu gimana untuk membalasnya? Membalas kebaikan yang Allah telah berikan kepada kita, cukup dengan cara tunduk dan patuh hanya kepadanya, dengan cara mengikuti aturannya. Dan disaat kita tidak mengikuti aturannya, harusnya perasaan ngga enak itu ada. Jika perasaan ngga enak itu ngga ada, tandanya kita tak ada malu. Disaat kesusahan, kesulitan dan kesakitan memohon dan meminta sambil merengek kepada Allah. Tapi disaat senang, bahagia dan sehat banyak yang lupa kepada yang memberikan menganggap itu semua karena kehebatan dirinya.
وَمَا بِكُمْ مِّنْ نّـِعْمَةٍ فَمِنَ اللّٰهِ ثُمَّ اِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَاِ لَيْهِ تَجْئَرُوْنَ 
"Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 53)
7 notes · View notes
kaktus-tajam · 2 years
Text
Malam Tahun Baru di IGD
Malam tahun baru. Selepas maghrib, suara sirine ambulans memecah keheningan. Aku bergegas turun dari mushala, mendapati seorang lelaki dewasa korban kecelakaan dilarikan ke IGD. Mengerang-ngerang gelisah.
“Dok. Pasien kecelakaan tunggal, terlempar dari motor. Di lokasi sempat muntah darah.” Lapor salah satu warga, yang merupakan satu di antara sekian banyak penolong korban.
Lalu semua terjadi begitu cepat, dari manajemen jalan napas yang terobstruksi darah sampai infus dan monitor. Kesadaran pasien terus menurun.
Aku ikut berdebar, melihat tensi dan saturasi pasien yang tidak kunjung stabil. Sementara keluarga pasien tidak kunjung hadir.
“Keluarga pasien masih dicoba dicari dan dihubungi, Dok.” Kata perawat.
Walau telah sebulan ini resmi menjadi dokter internsip di IGD dan Ditakdirkan beberapa kali mendapat pasien kondisi kritis.. malam ini terasa sangat menguras energi.
Energi akal, emosi dan juga fisik.
Hasil pemeriksaan menunjukkan ada perdarahan dalam rongga dada pasien.
Selepas Isya, seorang bapak usia 50-an masuk ke IGD.
“Dok, saya orang tua dari pasien.”
Akhirnyaa… batinku.
“Baik pak, saya jelaskan dulu kondisi anak bapak ya..” jawab rekan dokterku.
“Gak perlu Dok.. yang penting langkah berikutnya harus seperti apa, Dok.” Jawab sang ayah. Kentara sekali gurat wajah panik dan air suaranya yang bergetar dengan kecemasan.
Kami mencoba menjelaskan kepada keluarga mengenai kondisi pasien serta upaya menstabilkannya, agar dapat dirujuk ke RS lebih besar untuk penanganan lanjutan.
Namun Allah menghendaki skenario lain,
“Apneu!”
Seketika kita semua berdiri, wajah terpalingkan ke bed pasien.
Monitor menunjukkan pasien henti napas. Tensi tidak stabil.
Dokter dan perawat bergegas mengambil posisi dan tugas masing-masing. Aku sempat mengambil giliran CPR 2 siklus. Alat selang napas lalu dipasang. Detak jantung pasien semakin pelan.
Lalu nyawanya berpulang ke sisi-Nya.
Sang ayah terkulai lemas, tidak percaya.
“Dok, tidak ada yang bisa dilakukan?
Dok, anak saya tadi masih pamit pergi.
Dok, ini beneran anak saya sudah nggak ada?”
Ya Allah, siapa sangka? Aku tertampar: memang ternyata kematian tidak dapat diprediksi. Tidak ada jaminan menit depan, masih Allah beri kita kehidupan.
Kadang hadir pasien kritis, prediksi dokter akan perburukan namun pasien justru pulang sehat.
Kadang hadir pasien jauh-jauh dari luar kota, ke Jogja karena menengok cucu.. namun ditakdirkan sakit dan diwafatkan di hari Jumat.
Lalu ada pasien ini, yang ternyata tidak sempat diperlihatkan tahun 2023.
“Permisi, pasien atas nama xx di sebelah mana Dok?”
Kami mendapati beberapa orang silih berganti hadir, entah itu temannya atau keluarganya.
Aku memerhatikan mereka, membuka gordyn, melihat badan pasien terbujur di atas bed, tertutup selimut, lalu sontak menangis atau menarik napas kaget. Seolah tidak percaya, tidak mungkin.
Aku ikut menghela napas.
“Iya Hab, sepertinya beliau orang baik, banyak yang ngunjungin daritadi.” Ujar temanku.
Aku pulang malam itu, masih dalam transisi emosi. Euforia tahun baru, tidak menarik lagi.
Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya. (QS Al A’raf:34)
Untuk kita yang dipertemukan dengan 2023, selamat merindukan akhir husnul khatimah..
-h.a.
110 notes · View notes
arinailma · 2 months
Text
Makin kesini makin lucu aja KKN's Life gw. Lucu dalam arti beneran sama lucu dalam artian sarkas. Yaa kita lucu-lucuin aja lah ya.
Berawal dari akal-akalan kita bikin jadwal ijin yang cuma kita kita aja yang ngatur, tanpa laporan kemana-mana, kecuali pak kepala suku yang nentuin nanana nya. Emang urusan pulang tuh jadi se-bikin ruwet itu ya? Ya maap, anak pondok 7 taun kek gw yang udh biasa dg dinamika perubahan aturan pulang, dan kalo emg bneran lagi senep di pondok akhirnya nekat kabur tpi balik lagi lah. Maksudnya kecemburuan sosial masih musim ya? Di urusan ini, dan umur kita yang udah ga kecil lagi?
Awalnya aku jga gamau peduli sih mo anaknya pulang berapa lama, selama bagian dia udah clear, dia udah nitip dengan jelas amanahnya, terus udzur pulangnya juga karena sakit gitu kan. Karena aku nyadar aku gabisa ngeakomodasiin dia dengan treatment yang pas ketika dia sakit, ya aku better ngizinin dia pulang lah, dibanding gw yang repot ahahah, parah bet lu rin. Kukira temen-temen yang lain berpikiran hal yang sama. Oh, tentu tidak darling:)
Kullu ra'sun, ra'yun dalam apapun itu is real.
Ada yang nanggepinnya dengan sensi penuh keirian, "ya dia pulang karena sakit doang, gua juga mau lah, mending gua sakit aja biar bisa pulang terus dijemput ortu nanana". Aih, aku selalu menghindari jenis orang kayak gini deh, bikin cape. Kompor, tapi argumennya masuk akal juga, tapi agak sedikit jahat memang. Yang lain yang mungkin ga kepikiran sampe situ jadi terpengaruh kan. Yaa gw berusaha senetral mungkin sih. Emang bener kalo apa-apa itu diliat manfaat mudhorotnya dulu. Aela, ini belum memutuskan apapun udah kesulut duluan, ga jernih kan jadinya. Apanya? Pikirannya, hatinya.
"Kelompok kita kemaren kayak gini" Kata salah satu temenku sambil nyatuin tangan kek gesture nya bersatu. "Pekan pertama, pekan kedua, besok, besok" Gesture tangannya lama-lama lepas, kendor lah intinya. Karena menurut ku yang kayak gitu mungkin aja terjadi kalo kita tu iri-irian kenapa sih harus iri-irian, astaga. "Legowo aja deh, sawang sinawang bgt."
Yaudah deh lucu bgt temen-temen enih. Aku ga nganggep ini masala besar si. Tapi kek mereka menyikapi seolah ini masalah besar betul. Padahal kek, yaudah sihh. Aduh, Rin.
Up deh, GWS berad buat pak kepala suku yang sangat andhap asor, sehat selalu dan sabar terus :)
H-berapa pulang yah || Kamis, 25 Juli 2024
4 notes · View notes
mamadkhalik · 1 year
Text
Deskripsikan Dirimu Secara Singkat!
Akan ada masanya kamu menemukan pertanyaan ini dan saat itu juga kamu bingung harus menulis apa.
Menilai atau mendeskripsikan orang lain itu terasa sangat mudah, namun saat melihat diri sendiri, entah kenapa muncul rasa kebingungan atau kadang kurang yakin dengan jawaban yang ada.
Tumblr media
Kawan, ada sedikit nasihat dari Buya Hamka yang barangkali bisa membantu menjawab pertanyaan diatas. Aku temukan ini dalam buku Pribadi Hebat, semoga kau membacanya juga setelah ini.
Satu refleksi awal yang perlu kita tanyakan dalam hati, apakah selama ini kita terlalu terlalu sibuk menilai orang lain? melihat kejelekanya bahkan mengumbarnya ke khalayak umum tanpa tujuan yang jelas, yang bahasa kerennya ghibah, apakah kita termasuk dalam golongan itu?
Noda hitam itu bertumpuk terus menerus menjadi gumpalan keras dalam hati, menciptakan dengki, lalu menutup diri untuk melihat secara jernih, terutama soal pribadi sendiri.
Rasulullah bersabda :
"Barangsiapa orang yang mementingkan memperhatikan cela diri sendiri sehingga tidak sempat memperhatikan cela orang lain.” (HR. Al-Bazzar).
Selanjutnya, pentingnya mengetahui definisi pribadi sebelum menilai diri sendiri, menjadi faktor penting sebagai dasar yang akan kau tulis selanjutnya dan harapanya tanpa dusta.
Beliau mendefinisikannya sebagai berikut :
1. Kumpulan sifat dan kelebihan diri yang menunjukan kelebihan seseorang daripada orang lain sehingga ada manusia besar dan manusia kecil. Ada manusia yang sangat berarti hidupnya dan ada yang tidak berarti sama sekali. Kedatangannya tidak menggenapkan dan kepergiannya tidak pula mengganjilkan.
2. Kumpulan sifat akal budi, kemauan, cita-cita dan bentuk tubuh. Hal itu menyebabkan harga kemanusiaan seseorang berbeda dari yang lain.
Definisi itu hadir bukan dari ruang hampa, namun berdasar dari penghayatan yang dalam dan faktor utamanya adalah kekuatan spiritualitas yang kuat, ketaqwaan kepada Allah Sang Pencipta.
Secara ringkas outputnya adalah seorang Budiman, Cerdas, Orang Masyarakat, Orang Sehat, dan juga Cerdik Pandai. Minimal maksimal yang berat, yang selanjutnya akan mendefinisikan lebih dalam lagi perihal kelebihan juga kekurangan.
Bukan berarti ketika mendalami makna pribadi, lantas kita akan menjadi orang yang paham dan kuat dalam menghadapi segala hal. Tidak sama sekali, bahkan kebalikanya.
Yang terlihat paham masih perlu dipahamkan, yang terlihat kuat masih perlu dikuatkan.
Bertambah besar pribadi seorang bertambah jelas letak lemah dan kekuranganya. Sepeti pepatah arab mengatakan, "Yang berarti apabila sesuatu telah sempurna, jelaslah kekurangaya."
Salah satu output ketaqwaan adalah munculnya pribadi yang hebat seperti yang disebutkan sebelumnya. Ketaqwaan tak bisa ditopang hanya dengan pribadi yang kuat, perlu adanya lingkungan yang mendukung, melengkapi dalam kekurangan, memahami setiap perbedaan, lalu bergerak bersama menuju satu tujuan yang sudah disepakati. Singkatnya, itu definisi pasangan hidup. Begitu.
68 notes · View notes