Tumgik
#beban hidup
guratpena · 1 year
Text
bandul
rasa dalam analogi bandul. bergerak lembut, mengayun. seimbang maju dan mundurnya.
rasa dalam analogi bandul. bergerak terbatas, lajunya berkurang seiring masa. melambat.
rasa dalam analogi bandul. bergerak terpengaruh, bobotnya menjaga periodenya.
apa mungkin aku hanya perlu menambah bebannya?
5 notes · View notes
sriani · 2 years
Text
Bagaimana hari mu?
Aku tahu hidup ini berat. Jika kamu bersedia bercerita apa pun yang kamu rasa berat. Aku rasa hal berat itu sedikit berkurang
12 notes · View notes
kurniawangunadi · 2 months
Text
Cara Pandang Baru Saat Dewasa
Menuju dewasa yang kemudian melihat kehidupan ini bergeser Point of View-nya " 1. Mulai memahami kalau nggak ada yang terlambat dalam hidup, selama kita masih hidup. Itu adalah takdir terbaik yang kita miliki, kalau kita baru memulainya sekarang karena memang sekarang saatnya, bukan karena kita terlambat. Namun, itulah perjalanan hidup kita. Jadi, jangan takut kalau orang lain udah sampai mana, kitanya baru mulai
2. Belajar untuk merasa cukup. Dunia ini nggak ada ujungnya kalau dikejar. Nasihat terbaik yang kudapatkan di umur 34 ini adalah kalau kita gagal satu dua hal terkait urusan dunia, kita masih bisa ngulang. Tetapi kalau gagal di akhirat, ngak akan bisa ngulang buat memperbaikinya.
Rezeki kita itu cukup, tapi nggak akan cukup buat ambisi dan ketakutan kita akan kemiskinan. Ya Allah, kita berdoa setiap hari biar dikasih hati yang benar-benar terus bisa merasa cukup. Biar nggak hasad sama orang, nggak iri sama rezeki orang lain, dan lebih bersyukur sama apa yang kita miliki sekarang.
3. Pondasi agama sangat penting. Sebagai generasi yang tumbuh di lingkungan yang biasa-biasa aja dalam beragama, dulu di sekolah negeri juga agama tidak menjadi materi yang prioritas. Di umur sekarang dan menjadi orang tua, baru ngerasa banget kalau pondasi agama sedari kecil itu penting sekali sebagai panduan hidup. Agar melihat dunia ini lebih bijak dan prioritas hidup lebih benar dan terarah.
Mungkin itu yang bikin sebagian besar orang tua di generasiku sekarang yang milih anaknya sekolah di sekolah berbasis agama. Sebab di fase dewasa ini, sadar jika pemahaman hidup atas landasan spiritual ini yang benar-benar menyelamatkan diri dari masalah-masalah anxiety (kecemasan), feeling lonely (kesepian), depresi, dan beragam isu kejiwaan lain. Itu yang kurasain.
4. Belajar jujur sama diri. Badan itu pasti punya sinyal tertentu sebagai respon terhadap situasi/hal yang lagi jadi beban pikiran. Jangan sampai dzalim sama diri sendiri karena hal-hal yang sebenarnya bisa diputus tapi tetap dipertahankan karena rasa nggak enakan. Dan berujung pada langganan IGD, obat antidepresan, dan segala macam.
Jangan lupa menolong diri sendiri dengan kejujuran. Dan jangan takut buat minta tolong ke orang lain, ke profesional, dsb. (c)kurniawangunadi
891 notes · View notes
ajinurafifah · 2 months
Text
Sumber Kebahagiaanku Nggak Cuma Dia
Sekalipun kamu sudah menikah, jangan menggantungkan kebahagian sepenuhnya kepada pasanganmu. Kalau kita gantungkan semuanya sama dia, sepertinya terlalu berat beban "perahu" ini. Dayungnya nggak kuat...
Coba punya hobi atau rutinitas sendiri, sekalipun kita cuma ibu rumah tangga. Milikilah rutinitas, ikutlah komunitas. Supaya kebahagiaanmu nggak cuma berputar di dia.
Kita nggak akan mudah bosan, nggak terus-terusan nunggu dia untuk mewujudkan beberapa hal yang kita inginkan. Maksudku... bisa saja mimpi A diwujudkan bareng pasangan, tapi mimpi B nggak harus menunggu dia. Kita bisa mewujudkannya sendiri!
Andai kata suami lagi sibuk sekali dan berkurang waktunya untuk kita, sambil nunggu dia kembali ke ritmenya lagi--kita bisa mencari kesenangan sendiri.
Aku suka nulis, aku suka nonton film, aku suka berkomunitas. Ini caraku supaya nggak bosan. Masing-masing dari kita punya ruang. Hidup bersama bukan berarti terus menerus bersama, kita juga punya ruang untuk diri. Tinggal bagaimana sama-sama mengerti, menghargai, dan mendukung satu sama lain. Nah perasaan saling ini, juga nantinya bisa menghadirkan kebahagiaan yang lain.
Selamat meniti bahagia, jalannya ternyata banyak! Selamat menata 'ruang' untuk diri!
329 notes · View notes
gadiskaktus · 13 days
Text
Afirmasi pagi :
"Lepaskan apa yang menjadi beban pikiran, relakan apa yang tidak ditakdirkan, maafkan keadaan yang menyakitkan, lupakan hal yang membuat hidup berantakan, mari berdamai dengan segala takdir dan masa yang terlewatkan, fokus saja dengan diri, tak perlu merisaukan apa yang belum menjadi takdirmu."
174 notes · View notes
andromedanisa · 2 months
Text
Berhenti menyalahkan diri sendiri, berhenti merasa menjadi beban, berhenti merasa tidak berdaya, berhenti merasa tidak berguna. Berhenti menyalahkan itu semua kepada dirimu sendiri. Allaah, menciptakanmu dan membiarkanmu hidup sampai detik ini pasti ada maksud dan tujuan. Jadi berhenti merasa dirimu tertinggal..
231 notes · View notes
rubahlicik · 2 months
Text
Dugaan Penipuan berkedok Sedekah di Tumblr
Aink masih tetep bakal bilang dugaan karena belum bisa ketemu langsung dengan ybs. Sore tadi aink di wa sama @jagungrebus yang ngajak bergosip soal akun rumahati yang terindikasi penipuan.
Aink ga kaget, emang Uda mikir dari dulu kalo rumahati (sebut aja uni) emang mencurigakan. Yang bikin kaget, pas aink buka tumblr buat catch up sama beritanya, ternyata orang baik di Tumblr banyak banget,..
Mungkin tulisan aink ga bakal bantu banyak, tapi seenggaknya bisa ngasi tambahan gambaran soal uni.
Aink kenal uni jauh sebelum aink kenal sama istri. Dia salah satu customer tanaman hias aink. Aink inget dia order via pm Tumblr. Dulu nama akunnya birunii. Cukup terkenal di kalangan pembaca yang suka cerita berhikmah dan agamis.
Waktu itu dia masi S2 di UNPAD, ngekos di daerah sekejati. Aink cod tanaman sama dia disana. Setelah beli, aink emang selalu ngasi konsultasi free buat customer. Jadi komunikasi tetep terjalin via wa selama beberapa waktu.
Aink baru denger kabar dia lagi sekitar tahun 2019, istri lagi hamil anak kedua. Dia order paket tanaman lagi via Tumblr. Tapi dari akun rumahati.
Awalnya aink ga ngeh dia uni. Tapi pas trf, liat nama penerima paketnya kok kayak kenal. Pas aink kroscek ternyata bener uni.
Selain dapet orderan, aink juga dapet kontak lagi sama kawan lama. Aink seneng dong.
Dari sana aink mulai follow dan kenalan sama kontennya rumahati versi tahun 2019.
Sedih banget hidupnya. Buat yang ga kenal, aink kasi gambaran singkat.
Uni setelah nikah jadi ibu rumah tangga anak 2. Selain itu, suami dan mertuanya 'somehow' menanggung beban hidup orang di sekitarnya.
Aink ga paham juga gimana ceritanya Ampe keluarga suami uni harus kerja keras menutupi kebutuhan anak yatim, janda dan orang2 susah di sekitar mereka.
Pokoknya sedih tidak berujung lah, Ampe aink mikir kok dia hidupnya gini bangeett.
Tapi karena yang nyerita ini kawan lama, aink ga mikir kesana. Malah jadi pengen bantu. Waktu itu aink sama makarima nai sepakat bantuin rumahati biar beban hidupnya ga berat berat amat.
Tumblr media
Jadi kami bertiga mau bikin writing project gitu buat dibukukan. Nanti hasil penjualan di sedekahin ke rumahati.
Sekali lagi, buat yang ga tau rumahati. Postingannya selalu sedih. Ada aja si anu kecelakaaan, si anu ga bisa sekolah, si anu ga kebeli susu... Yang kalo aink pikir sebetulnya itu bukan masalah dia, tapi dia usahain biar bisa kebantu secara finansial.
Caranya ini yang aink ga suka, dia ngemis di Tumblr.
Kalo opdon, dia cukup bikin postingan di Tumblrnya sama minta tolong direblog. Itu Uda paling banter kalo kata aink. Tapi uni beda, dia Ampe ngepm orang orang yg ga dikenal buat nawarin sedekah.
Dan yang pernah sedekah bakal difollow up terus untuk sedekah selanjutnya.
Aink ga suka, makanya aink pengen dia berhenti ngemis. Aink nyaranin dia jadi konten kreator, atau jual apa gitu. Tapi dia ga mau, bilangnya sehari2 aja pusing, apalagi masih harus ditambah pusing mikirin konten.
Hingga akhirnya aink sama nai berniat bantu dia lewat bikin writing project. Karya terbaik dibukuin dan dijual. Jadi ga perlu harus ngemis lagi kalo hasilnya bsgus.
Ini link postingan event yang mau dibikin waktu itu.
Tapi ga jadi, ..
Jadi sambil nunggu eventnya berjalan, aink inisiatif ngasih sebagian penjualan tanaman aink ke dia. Aink lupa nominal berapa, tapi Uda masuk.
Menjelang event dimulai, aink uni dan nai bikin grup wa untuk memantapkan teknis. Salah satunya soal teknis penyaluran sedekah dari penjualan.
Di awal obrolan project, uni setuju kalo ada dokumentasi penerimaan sedekah ke target penerima. Ya tujuannya biar transparan
Aink sebagai penyelenggara ga mau ada fitnah, pengen jelas aja uang dari mana, jumlah berapa, di salurin kemana. Biar ada pertanggungjawaban ke yang ngasih sedekah.
Uni setuju, awalnya..
Menjelang launching event, uni ngasih tau kalo suami dan mertua ga setuju ada dokumentasi. Alasannya menjaga Marwah penerima bantuan.
Aink sempet adu argumen waktu itu, yauda ga usah foto penerimanya. Foto barang sembako atau bukti sppnya aja.
Tapi ditolak. Ga sesuai prinsip dia katanya.
Event Uda mau dimulai, aink ga enak sama nai yg Uda gembor2in waktu itu. Masa iya ga jadi, kan ya.
Yauda, aink minta struk belanjanya aja deh yang difoto. Bust seragam kek, beras, susu atau aappun lah yang mau di salurkan.
Biar ada bukti nih si uang sedekah jadi apa.
Waktu itu Uni setuju
Tapi beberapa hari kemudian dia tarik lagi. Dia bilang ga bisa.
Kalo pun aink sama nai mundur, gapapa yang sedekah ke dia mah buat yang mau mau aja.
Kesal? Ojelas. Tapi aink tetep ga mau suudzon,. Mungkin cara hidupnya kayak gitu, nyusahin diri sendiri dan banyak orang lain yang ga kenal dia demi orang orang susah yang harusnya bukan tanggung jawab dia.
Maksud aink, kemana RT RW? Kamana bantuan sosial? Yang lebih mampu dan wajib membantu kan bukan dia. Aink sempet mikir dia Hero syndrom
Tapi ada yang bikin aink makin curiga.
Salah satu target bantuan waktu itu adalah bayi yang ditinggal bapaknya, ga kebeli susu dan aneka kebutuhan lainnya.
Istri aink Hamil anak kedua, anak pertama usia sekitar setahunan. Jadi ada baju bayi yang masih layak pakai banget.
Tiap aink nawarin baju bekas yang layak, dia ga pernah mau. Pengen mentahnya aja.
Dia waktu itu rumahnya di Cisaranten kalo ga salah, mencil gitu. Mungkin mbak jagung lebih tau, tapi katanya dia atau suami suka jualan di Gasibu kalo Minggu.
Aink sempet beberpa kali pengen ketemu suaminya yang katanya jualan di Gasibu (bandung) tapi ga pernah bisa (entah ga mau). Kalo aink pengen sedekah berupa barang pun selalu ga diterima, minta mentahnya aja biar gampang.
Ketika event writing project dicancel, aink Uda curiga banget Ampe unfol Tumblrnya. Aink sama nai Ampe minta maaf ke folower yang Uda join karena projectnya batal, tapi uni tetep berikukuh sama prinsipnya dan playing victim (sekaligus Hero untuk orang orang susah yang mungkin saja fiktif).
Aink ga pernah ada niatan buat mencoreng nama uni dan akun rumahati waktu itu. Karena bisa saja aink salah, kecurigaan aink ga berdasar. Apalagi aink sempet meremehkan ketika uni bilang
"ada kok orang orang yang rutin sedekah ke saya tanpa pernah ketemu orang yang mereka bantu atau minta bukti penyaluran sedekah"
Serius, aink anggap uni omong kosong waktu itu. Cuma trik manipulasi biar aink tetep lanjut proyek bantu dia. Ternyata aink salah.
Pas sekarang baca tulisannya @paomungbeans aink jadi ikut ngerasa salah banget. Kalau aink waktu itu berani nanya ke beberapa pihak yang interaksi sama uni, mungkin ga akan banyak korban.
Tapi emang jalan takdirnya gini. Harus ada orang orang baik yang diambil sebagian hartanya lewat sedekah yang bisa jadi fiktif.
Semoga buat temen temen yang terlibat diberi keikhlasan dan diberi pahala sesuai dengan yang mereka niatkan.
P.s banyak orang baik di Tumblr, jodoh kalian juga mungkin orang sini. Tapi jangan lupa, orang jahat juga banyak. Ga ada salahnya curiga dan berhati hati
175 notes · View notes
ibnufir · 5 months
Text
Semua berawal dari ketidakpasarahan
Pernah engga sih merasa beban di pundak tuh berat banget? Merasa semuanya begitu menegangkan dan mengkhawatirkan.
Ketika sesuatu di masa depan terlihat tidak pasti. Sesuatu yang membuat duduk kita pun tidak nyaman, membuat tidur kita pun tidak pulas.
Sesuatu yang seringkali membuat kita membayangkan hal-hal buruk menunggu di depan sana.
Hingga pada akhirnya membuat hari-hari kita berjalan tidak menenangkan.
Kamu tau di mana sebenarnya akar dari masalahnya?
Yaitu, ketidakpasrahan mengembalikan. Merasa punya kendali dan ingin mengendalikan.
Padahal memang tidak apa jika semua tidak berjalan sesuai rencana.
Tidak apa jika kita berbeda nasib.
Tidak apa jika semua berjalan melambat dan tidak sesuai ingin.
Selama tidak berdiam dan mau mengusahakan. Kita juga perlu untuk bersikap pasrah dan mengembalikan.
Kita punya harapan, Allah punya kendali atas keridhoannya kepada hidup kita.
224 notes · View notes
milaalkhansah · 7 months
Text
Saat kita dewasa, kita akan semakin belajar untuk mati rasa pada banyak hal. Hingga satu waktu, hal-hal yang dulu menyakiti kita dengan mudah, semakin menjadi biasa saja dari waktu ke waktu.
Bukan karena kini kita tak lagi punya hati. Bukan karena kini kita tak lagi merasa apa-apa. Kita hanya telah sampai pada pemahaman bahwa, belajar mematikan hati pada hal-hal yang gak benar-benar penting, adalah sumber kunci ketenangan hidup.
Semakin bertambahnya umur kita, hidup kita akan semakin dipenuhi dengan berbagai macam persoalan. Dan kepala kita akan terisi dengan banyak pemikiran. Namun, tak semua hal harus kita masukkan dalam hidup. Tak semua pemikiran harus kita masukkan dalam kepala, dan tak semua rasa harus kita simpan dalam hati. Bijaklah dalam memilih apa yang mau kita simpan, apa yang mau kita lepaskan, dan apa yang mau kita abaikan.
Berikan ruang yang lebih pada hal-hal yang membawa kita pada kebahagiaan dan juga kebaikan hidup. Dan semakin persempit ruang pada hal-hal yang akan jadi beban dalam hidup kita.
Mari jalani hidup kita yang singkat ini dengan mendekat pada hal-hal yang mampu memberikan kita makna lebih.
@milaalkhansah
345 notes · View notes
arsualas · 6 months
Text
Perihal Jodoh
Ketika seseorang menyatakan bahwa orang yang belum menikah di usia 30-an adalah karena terlalu banyak memilih-milih pasangan, itu sama halnya dengan mengatakan kepada penderita asma bahwa selama ini mereka terlalu memilih-milih oksigen untuk dihirup.
Tidak adil rasanya menghakimi hidup seseorang berdasarkan standar dan ekspektasi yang sempit. Mengasumsikan bahwa seseorang belum menikah karena terlalu banyak memilih pasangan menunjukkan kurangnya pemahaman tentang kompleksitas hubungan dan perjalanan hidup setiap orang.
Menyalahkan mereka atas ketidakberhasilan dalam menikah pada usia tertentu hanya menambah beban emosional dan psikis mereka.
Penting untuk diingat bahwa kita tidak tahu apa yang sudah diupayakan oleh mereka untuk menemukan jodohnya. Semua tetap kembali bahwa jodoh itu di tangan Tuhan, dan bahwa semua ini tidak bisa dilepaskan dari takdir. Oleh karena itu, bukannya menyalahkan atau menghakimi, kita seharusnya mendukung dan menghormati perjalanan hidup setiap individu, tanpa memberikan tekanan atau ekspektasi yang tidak realistis.
Hidup dan hubungan tidak selalu mengikuti rencana atau harapan kita, dan itu adalah bagian dari keunikan dari hidup ini.
290 notes · View notes
abubuaa · 5 months
Text
[ Aku Rindu Dengan Zaman Itu ]
Tumblr media
Aku rindu zaman ketika halaqoh adalah kebutuhan, bukan sekedar sambilan apalagi hiburan.
Aku rindu zaman ketika membina adalah kewajiban, bukan pilihan apalagi beban dan paksaan.
Aku rindu zaman ketika dauroh menjadi kebiasaan, bukan sekedar pelengkap pengisi program yang dipaksakan.
Aku rindu zaman ketika tsiqoh menjadi kekuatan, bukan keraguan apalagi kecurigaan.
Aku rindu zaman ketika tarbiyah adalah pengorbanan, bukan tuntutan dan hujatan.
Aku rindu zaman ketika nasihat menjadi kesenangan, bukan su’udzon atau menjatuhkan.
Aku rindu zaman ketika kita semua memberikan segalanya untuk da’wah ini.
Aku rindu zaman ketika nasyid ghuroba menjadi lagu kebanggaan.
Aku rindu zaman ketika hadir di liqo adalah kerinduan, dan terlambat adalah kelalaian.
Aku rindu zaman ketika malam gerimis pergi ke puncak mengisi dauroh dengan ongkos ngepas dan peta tak jelas.
Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah benar-benar jalan kaki 2 jam di malam buta sepulang tabligh dakwah.
Aku rindu zaman ketika akan pergi liqo selalu membawa uang infak, alat tulis, buku catatan dan Qur’an terjemahan ditambah sedikit hafalan.
Aku rindu zaman ketika seorang binaan menangis karena tak bisa hadir di liqo’.
Aku rindu zaman ketika seorang murobbi sakit dan harus dirawat, para binaan patungan mengumpulkan dana apa adanya.
Aku rindu zaman itu, Aku rindu… Ya Allah..
Jangan Kau buang kenikmatan berda’wah dari hati-hati kami.
Jangan Kau jadikan hidup ini hanya berjalan di tempat yang sama.
---
Tulisan ini selalu berhasil membuatku rindu dengan teman-teman yang pernah melingkar bersama, dari awal mengenal tarbiyah hingga dibesarkan oleh tarbiyah saat ini.
Mereka langka, tak akan mudah ditemukan dizaman ini. Sulit, bahkan sudah hampir tidak ada. Zaman betul-betul berbeda. Semoga Allah menjaga kita selalu.
-Abubua | Ustd Tarbiyah Rahmat Abdullah
207 notes · View notes
kurniawangunadi · 4 months
Text
Memaknai Sakit
Untuk pertama kalinya dalam hidup, opname karena ada gejala hipertensi. Tekanan darah cenderung tinggi, sebenarnya hal ini sudah diketahui dari beberapa bulan lalu karena memang ada "bakat". Saran dari dokter untuk melakukan perubahan gaya hidup ternyata kini memang harus diiringi dengan obat-obatan yang mungkin akan dikonsumsi terus menerus untuk menjaga agar tidak melebar ke hal-hal lainnya. Selain dikontrol dengan obat-obatan, jenis asupan makanan juga berubah. Aktivitas juga dimodifikasi. Dan banyak sekali hal yang intinya: diatur ulang. Beberapa refleksi dari keadaan ini pun silih berganti bermunculan. Mau ku tangkap satu persatu. 1. Kalau kita bisa sangat mudah bahagia, itu hal yang sangat baik. Pertanyaannya jadi ke diri sendiri, apakah aku mudah bahagia? Atau untuk bisa bahagia, syaratnya banyak? Misal harus punya uang dulu, harus ada pasangan dulu, harus punya anak dulu, harus pulang kampung, harus jalan-jalan, banyak! Nah, kemudahan kita untuk bisa bahagia itu patut sekali disyukuri karena itu menjaga pikiran kita tetap sehat. Alih-alih dipenuhi dengan beban pikiran entah pekerjaan, cicilan, perkataan orang, dsb. 2. Kesehatan itu mahal banget. Jadi proses penjagaan kesehatan ini jadi ilmu yang penting bagi kita yang akan menjadi orang tua. Karena kesehatan anak-anak kita nanti dimulai dari bagaimana kita menjadi orang tuanya. Aku teringat dulu waktu kecil, sering sekali konsumsi mie instan yang mana itu kandungan natriumnya sangat tinggi. Karena keadaan saat itu yang memang edukasinya berbeda dsb, bukan untuk disesali, tapi jadi pelajaran berharga bagiku saat ini jadi orang tua untuk benar-benar telaten dan memperhatikan apa yang dikonsumsi sama anak-anak. Jujur, ini proses yang melelahkan bagi orang tua terkait kontrol makanan. Tapi, sering kan lihat berita bagaimana faktor makanan saat ini berpengaruh bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak? 3. Jangan takut sama rezeki. Tadi pas berkendara, dengerin kajiannya UAH tentang rumus ketentraman hati. Mungkin nanti jika diberi sakit, ada hal-hal yang harus kita tiadakan dalam hidup kita dan kita ganti dengan baru, misal pekerjaan, makanan, dsb. Karena kondisi tertentu, kamu tidak bisa bekerja lagi dengan model pekerjaan kemarin. Takut buat ganti karena selama ini merasa kran rezekinya di situ. Merasa pesimis bisa bekerja di tempat lainnya misal. Atau mungkin hasilnya khawatir tidak sama dengan hasil yang kemarin. Jangan khawatir. Di kajian tadi di jelaskan, justru saat kita merasa kayak diujung, dititik nadir, itu tanda-tanda dan isyarat dari Allah buat kita berkomunikasi langsung dengan Dia, Dia yang tanpa batas, yang bisa mengabulkan segala permohonan kita. Dan lain-lain. Nanti malah jadi panjang sekali. Mungkin teman-teman yang berprofesi di bidang kesehatan di laman tumblr ini juga bisa memberi saran/edukasi dengan reply. Agar kita-kita yang mungkin masih semangat-semangatnya mengejar mimpi, tidak lupa menjaga diri, menjaga kesehatan badan, pikiran, dan hati <3
142 notes · View notes
ulvafdillah · 1 year
Text
Karena menikah adalah tentang mengubah kebiasaan.
Menikah bukan hanya menyoal menyatukan persepsi. Atau membangun komunikasi.
Bukan pula menyoal maklum-memaklumi. Atau menerima segalanya dengan besar hati.
Menikah adalah perihal nafkah lahir dan batin yang diberikan oleh suami kepada istri. Juga perihal pengabdian dan ketaatan dari istri untuk suami.
Menikah adalah tentang mengubah kebiasaan, mengatur waktu, merencanakan masa depan, mengolah finansial, pun mengambil peran dalam pengasuhan.
Jika segala urusan rumah diberikan sepenuhnya kepada istri, maka bukan penampakan baru lagi. Jika di kemudian hari kita mendapatkan para istri yang hidupnya penuh dengan tekanan, penuh dengan derai air mata, penuh pembangkangan dan penolakan.
Sebab mentalnya rusak, fisiknya lemah akibat dari pekerjaan rumah yang dianggap - oleh hampir keseluruhan manusia - adalah tanggung jawabnya.
Padahal rumah adalah tentang bersama. Pekerjaan yang melingkupi di dalamnya adalah tanggung jawab anggota keluarga.
Pun sama ketika seorang suami hanya memposisikan diri sebagai tulang punggung keluarga, sebagai sumber dana, sebagai pencari nafkah. Sehingga mindset yang tertata hanyalah menyoal uang. Untuk kemudian lahirlah sifat dan sikap yang menggurat luka di dalam diri sang istri.
Tidak ingin berperan dalam urusan rumah dan mendidik anak. Tidak ingin meringankan beban istri, tidak ingin berusaha lebih untuk menyenangkan hati istri.
Karena tidak selalu perihal uang yang membuat seorang istri bahagia.
Adakalanya pelukan hangat, bantuan mengurus rumah dan menjaga anak, waktu-waktu yang dihabiskan berdua, janji-janji yang ditunaikan, perasaan-perasaan yang dihargai; adalah bentuk bahagia yang lain.
Karena menikah adalah upaya mengubah kebiasaan. Mengubah semua hal-hal yang pernah dilakukan seorang diri, menjadi kebiasaan yang harus dilakukan berdua bersama pasangan.
Karena menikah adalah upaya memberikan lebih banyak waktu kepada keluarga. Menomorsatukan mereka, menjadi peka terhadap perasaannya.
Karena menikah adalah perihal saling; saling meringankan beban pekerjaan rumah; saling menghargai dalam setiap keputusan; saling menghormati dalam berbagai keadaan.
Karena menikah adalah tentang mengubah kebiasaan. Menjadi tahu dan paham bahwa begitu banyak kebiasaan yang mesti diubah jika telah hidup berkeluarga.
Bukan malah berlaku seenaknya hanya karena dia adalah kepala rumah tangga. Dan bukan pula bertingkah semaunya hanya karena dia adalah seorang wanita yang mesti dimuliakan oleh suaminya.
Karena sungguh, menikah adalan tentang kesadaran untuk mengubah kebiasaan.
Kesadaran untuk mau memahami bahwa sebaik-baik waktu yang dihabiskan seorang laki-laki adalah bersama keluarga dan istri.
Kesadaran untuk mau mengerti bahwa sebaik-baik ketaatan yang mesti dilakukan oleh seorang perempuan adalah ketaatan kepada suami.
06.13 a.m || 13 Juni 2023
956 notes · View notes
manifestasi-rasa · 11 days
Text
Kemarin temanku ada yg hampir percobaan bunuh diri. Tapi suicidal thoughts udh cukup sering mampir di kepalanya, dan ini adalah rencananya yang kesekian kali. Puncaknya, dia mau memulangkan dirinya bersama kereta-kereta yang melaju kencang di stasiun. Alhamdulillah Allah masih sayang. Alih-alih ke stasiun, dia mau belok ke poli Jiwa utk rehab. Orang tidak akan pernah menyangka jika sosok ini punya problem yg bikin dia pengen mengakhiri hidup. Dari luar dia nampak baik. Sangat baik. Sama aku seringnya kelewat tengil. Sering mancing emosi. Tapi juga berbaik hati utk berbagi lokasi jajan dan jalan.
Tau apa sebabnya? Rumah dan orangtua. Bersyukurlah orang-orang yang dapat merasakan hangatnya rumah dan kasih sayang orang tua. Bersyukurlah sesiapa yang merindukan rumah dan apa-apa yang ada di dalamnya. Bersyukurlah kamu yang menjadikan rumah sebagai tempat berpulang, serta peluk hangat Ayah-Ibu sebagai peluk ternyaman. It's such a blessing. Buat sebagian orang mungkin itu sederhana. Tapi bagi lainnya, rumah yang ramah adalah hal yang luar biasa.
Tapi teruntuk sesiapa yang luka dan trauma bertumbuh dari apa yang kita sebut rumah, percayalah, itu bukan akhir dari segalanya. Kamu boleh pergi dari rumah sejenak, tapi jangan pergi dari dunia. Kamu mungkin berpikir jika kamu adalah beban dan tidak ada yang menginginkanmu sebab perkataan" yang menusuk dari orang² yang kita sebut keluarga itu, tapi sekali lagi, percayalah, ada banyak orang yang bersyukur dengan keberadaanmu, ada orang-orang yang menyayangimu meski tak pernah berucap, ada teman-teman yang diam-diam mengulum senyum akan tingkahmu.
Stay alive and keep your life, pelukku untuk segala pelikmu 🌻
62 notes · View notes
andromedanisa · 8 months
Text
Berhenti menyalahkan diri sendiri, berhenti merasa menjadi beban, berhenti merasa tidak berdaya, berhenti merasa tidak berguna. Berhenti menyalahkan itu semua kepada dirimu sendiri. Allaah menciptakanmu dan memberikan kesempatanmu hidup sampai detik ini pasti ada maksud dan tujuan. Jadi berhenti merasa dirimu tertinggal. kamu berharga, sungguh berharga sayang..
282 notes · View notes
tentangtenang · 10 days
Text
Refleksi Strength Training: Saat Hidup Sedang Riuh-riuhnya, Mungkin Ini yang Butuh Kita Ingat Sekali Lagi
"Jangan lupa napas, ya! Ayooo, jangan lupa napas."
Kalimat ini hampir selalu dikatakan oleh coach saya ketika kami sedang melakukan strength training (olahraga latihan beban). Mungkin ini kesannya lucu, "Kenapa sih napas doang harus diingetin, emang ada orang yang lupa bernapas?" Awalnya saya pikir juga begitu, tapi ketika sedang melakukan strength training, ternyata saya bisa lupa bernapas! Saking fokusnya bertahan dan menstabilkan diri sampai 1 set gerakan selesai, saya sampai lupa bernapas. Terkadang juga bingung, "Ini saatnya tarik napas atau buang napas, ya?" 😂🙏🏻
It’s the little things that matter. Hal kecil, sih. Hal sederhana, sih. Tapi kita lupa~
Kalau dipikir-pikir, hal serupa sering terjadi pada diri kita, ya. Saat hidup dan pernikahan terasa riuh dan tidak baik-baik saja, kita seringkali lupa pada hal-hal kecil dan sederhana (yang sebenarnya tidak sekecil dan sesedehana itu, dan justru memberikan dampak yang besar). Apa saja?
✅ Kesempatan hidup dari Allah. Bahkan sebelum kita membuat list kebaikan yang Allah beri, kesempatan untuk bisa hidup dan memaknai kehidupan saja sudah anugerah, bukan?
✅ Kemampuan untuk bisa bangkit dan bertahan yang Allah berikan. Siapa sih yang sekarang hidupnya benar-benar baik-baik saja? Rasanya nggak ada. Kayak quotes yang sering kita dengarlah, "Everyone you meet is fighthing a battle you know nothing about." Memangnya siapa yang bisa membuat kita tetap bersedia menjalaninya lalu bangkit dan bertahan kalau bukan Allah?
✅ Bahasa-bahasa sayang Allah yang dihadirkan-Nya lewat ujian. Kita suka merasa nggak disayang ya sama Allah, apalagi kalau tema hidup kita isinya lagi banyak sedihnya. Tapi kan itu tanda Allah sayang dan masih merhatiin kita nggak sih?
✅ Bisa menangis dan menemukan kelemahan diri. Terkadang mungkin kita cengeng, tapi, dengan sedikit demi sedikit upaya, sebenarnya setiap tangis dan kelemahan diri yang kita temukan bisa mendorong kita untuk bertransformasi dan menemukan salah satu kunci hidup: bahwa kita memang lemah tanpa pertolongan Allah. Kalau kita nggak merasa lemah, mana mungkin kita akan kembali pulang dan minta tolong sama Allah, kan?
Begitulah. Dalam sendu yang sedang terasakan, sebenarnya hidup kita ini "meriah" dengan seluruh kasih sayang dari-Nya meski mungkin saat ini kita masih berproses untuk memahaminya.
Ini note to myself, kita saling mendoakan yaa. Semoga Allah karuniakan kepada kita jiwa yang lapang untuk menjalani hari-hari ke depan. Wallahu 'alam bishawab.
44 notes · View notes