Tumgik
#berita bola terbaru
pkvincarqq · 2 years
Text
https://infomainbola.online/?p=75978
Infomainbola Tarik Tuas Ekonomi Keempat, Barcelona Akhirnya Bisa Daftarkan Pemain Baru!
Tumblr media
0 notes
Menjelang laga antara Indonesia Dengan Vietnam
1 note · View note
belitonginfo · 11 months
Text
Water Malun Dan Pokal Juarai Open Turnamen Bola Voli
Tumblr media
BELITUNG TIMUR, belitongingfo.com – Tim Voli Putra Water Malun, Desa Tanjung Kelumpang, Kecamatan Simpang Pesak dan Tim Voli Putri Pokal, Desa Senyubuk Kecamatan Kelapa Kampit menjuarai Open Turnamen Bupati dan Wakil Bupati Beltim 2023, Minggu (16/7/2023). Kedua tim ini memperoleh masing-masing Rp 14 juta rupiah. Hadiah berupa Rp 10 juta uang penghargaan dan Rp 4 juta uang pembinaan, dan juga trophy.   Saat Final di Lapangan Voli Desa Simpang Pesak, Sabtu (15/7/23) Malam, Tim Putra Water Malun berhadapan dengan Tim BSA Kabal Desa Simpang Pesak. Pertandingan berlangsung seru. Kejar mengejar angka terus terjadi hingga mencapai 5 set pertandingan. Kapten Tim Water Malun, Ismail (27) mengaku tidak menyangka bisa memenangkan pertandingan. Mengingat tidak ada persiapan untuk ikut dalam Turnamen.  “Gak ada persiapan atau latihan. Pemain-pemain kami ini kan berasal dari daerah-yang berbeda-beda, mana pas babak penyisihan sempat kalah 3-1,” ungkap Ismail. Saat babak Final, Pria yang bekerja sebagai buruh tambang ini mengakui dapat lawan yang cukup hebat. Membuat timnya hampir kalah. “Luar biasa sangat senang bisa menang, terutama pertandingan malam ini, kami tegang. Apalagi saat kejar mengejar angka,” kata Ismail. Ismail menyatakan senang bisa bermain di turnamen ini mengingat atmosfer pertandingan dan ramainya penonton yang memadati lapangan membuat timnya lebih semangat. “Luar biasa penontonnya. Cuman yang kami minta untuk juri pertandingan agar lebih profesional lagi,” pinta Ismail.
Ratusan Penonton Tiap Hari           
  Ketua Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Kabupaten Beltim Khairil Anwar menyatakan turnamen berlangsung sukses. Hal ini dilihat dari jumlah penonton yang setiap hari memadati lapangan voli Desa Simpang Pesak. “Alhamdulillah selama 34 hari pertandingan dak pernah sepi, ratusan orang selalu hadir tiap hari. Bahkan saat semi final dan final mencapai ribuan orang,” ujar Khairil. Klaim ini bukan tanpa alasan, mengingat saat semi final dan final tiket yang disiapkan mencapai 1.200 tiket, semuanya habis terjual. Bahkan beberapa penonton ada yang terpaksa menonton dari luar lapangan melalui layar yang disiapkan oleh Diskominfo Beltim. Lewat streaming kanal youtube Diskominfo Beltim juga tak kurang dari 500 orang menyaksikan siaran langsung lewat gawai atau telepon pintar. Diskominfo beltim menyiarkan pertandingan semi final, final dan juga eksebisi antara Tim Bank Sumsel Babel melawan Tim Voli Terbaik Kabupaten Beltim. “Untuk itu kami berterima kasih dengan para penonton yang sudah sangat baik dan tertib menyaksikan pertandingan. Juga dengan pihak sponsor, Bank Sumsel Babel serta seluruh tim yang sudah berpartisipasi,” ucap Khairil. Dengan kesuksesan ini Khairil menyatakan turnamen Voli Bupati dan Wakil Bupati akan terus digelar setiap tahun. “Insyallah nanti kita akan rutin menggelar, nanti kita akan mutar ke ganti-gantian lokasi tandingnya di 7 kecamatan,” kata Khairil.
Jauh-Jauh Datang Tak Kebagian Tiket
Antusias penonton yang memadati lapangan Voli Desa Simpang Pesak Kecamatan Simpang Pesak sangat tinggi. Ratusan hingga ribuan penonton hadir setiap harinya. Bahkan saat babak final dan pertandingan eksibisi antara Tim Pro Liga Sumsel Babel dan Beltim All Star banyak penonton yang tak kebagian tiket. Terpaksa harus menonton dari luar lapangan mengingat kapasitas lapangan voli hanya untuk 1.200 orang. Salah seorang penonton yang tak kebagian tiket, Ade Imelda (20) mengaku kecewa. Padahal ini pertama kalinya Dia berkesempatan menonton langsung pertandingan. “Kecewalah. Sudah datang jauh-jauh ke sini, sampai, tiba-tiba katanya tiket sudah habis,” ujar Imelda. (rel) Baca Juga : DPC PBB Serahkan Pengajuan Perbaikan Balon Legislatif Ke KPU Jangan. Lupa. Kunjungi. Facebook (Dengan Kamu. Mengklick. Link. ini. Kamu. Akan. Masuk. ke Facebooknya. Belitong Info). Ayo Klik Sekarang Juga. Atau Kamu Juga Dapat Melihat Instagram , Twitter , Linkedin , Tumblr , Medium Kami. atau. bisa mengunjungi Google News Kami. Kami Juga Ada Channel Youtube Untuk Melihat Berita kami Secara Visual Ayo Sekarang Juga Bergabung Bersama Kami. Read the full article
0 notes
overundergoll · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
dewabola88-situs · 2 months
Text
Tumblr media
Dewabola88 Situs bola menyajikan kabar info berita sepak bola terbaru terhangat, dan terupdate nasional dan internasional terkini di indonesia.
3 notes · View notes
klikbets · 4 days
Text
info main bola Jose Mourinho Ajak Arda Guler Balik ke Fenerbahce
Tumblr media
info main bola – Sebuah manuver menarik dibuat oleh Jose Mourinho. Pelatih baru Fenerbahce itu dikabarkan mencoba untuk merekrut Arda Guler dari Real Madrid.Seperti yang sudah diketahui, Mourinho resmi ditunjuk sebagai pelatih baru Fenerbahce. Pelatih 61 tahun itu mendapatkan mandat untuk menggulingkan Galatasaray di musim depan.Untuk menuntaskan misi itu, Mourinho butuh amunisi yang bagus di timnya. Ia dilaporkan sudah mulai menyusun rencana transfer di musim panas ini.AS melaporkan bahwa Mourinho kini mengarahkan radar mereka ke Real Madrid. Ia ingin mencoba merekrut Arda Guler dari Los Blancos.Di mata Mourinho, Guler bakal jadi aset yang berharga untuk memenangkan Liga Turki di musim depan.Ia tahu sang pemuda punya talenta yang besar. Ia yakin Guler bisa memberikan dampak instan bagi Fenerbahce dengan kualitas yang ia miliki.Itulah mengapa Mourinho sedang menyusun rencana untuk merekrut kembali Guler dari Real Madrid.Menurut laporan tersebut, Mourinho mencoba merayu Guler agar ia mau kembali ke Fenerbahce di musim depan.Sang pemuda bakal dipinjam dari Real Madrid selama satu musim. Ia juga dijanjikan bermain reguler di klub masa kecilnya tersebut.Fenerbahce tahu bahwa Guler kemungkinan besar hanya jadi penghangat bangku cadangan di musim depan. Jadi mereka menawarkan kesempatan bermain reguler pada sang pemain.Menurut kabar yang beredar di Spanyol, Carlo Ancelotti ingin mempertahankan Guler di musim 2024/2025.Namun ia menyadari sang pemuda bakal minim mendapatkan jam bermain, sehingga ia akan duduk bersama Guler untuk mencari solusi terbaik untuk sang pemain.
0 notes
wbo777-daftar · 3 months
Text
Tumblr media
WBO777 Situs bola menyajikan kabar info berita sepak bola terbaru terhangat nasional dan internasional terkini di indonesia.
2 notes · View notes
yaninurhidayati · 1 year
Text
Tumblr media
Jika dirasa-rasa, kehidupan ini lucu juga. Kita yang membuat ekspektasi, ketika tidak tercapai kita marah-marah. Lalu, menyalahkan diri sendiri. Padahal hasil bukanlah kendali kita. Barangkali ekspektasi kita yang terlalu tinggi, belum tersupport oleh kapasitas diri kita yang masih terlalu rendah. Aku jadi teringat dengan sebuah ayat Al Qur’an yang mengatakan, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan untuk mengatakan, 'kami telah beriman' TANPA diuji?!...” Apakah setelah menetapkan ekspetasi, tidak akan ada ujian untuk mengetahui kesungguhan diri untuk mencapainya? Sesuatu yang barangkali selalu ingin dihindari manusia, UJIAN.
Ada hal yang yang pernah terpikir olehku, membayangkannya akan menjadi hal yang menyenangkan jika aku benar-benar berada pada situasi itu. Namun, nyatanya di hari ke-100 aku menjalaninya, mungkin masih hitungan jari aku benar-benar menjalani peran ini dengan bahagia.
Suara riuh anak-anak terdengar hingga dalam rumah. Teriakan goal sesekali terdengar, membuatku ingin sekali segera menontonnya seperti hari-hari sebelumnya. Tinggal sedikit lagi apa yang aku masak siap disajikan di atas meja makan. Menu nutrisi penting untuk tubuh jompo kami, jangan sop. Kuah telah mendidih sempurna, rasa sudah pas, dan wortel sudah cukup empuk untuk digigit. Kumatikan kompor, kuambil eros, kugayung jangan sop beserta isinya dari panci ke mangkok. Kubawa menu terakhir ke atas meja. Voila! Makan malam sudah siap, waktunya bersantai sejenak menonton pertandingan anak-anak di depan rumah.
Tanah luas itu tepat berada di depan rumah kontrakan. Satu-satunya tanah yang paling luas yang ada di perumahan ini. Tanah yang seringkali dijadikan tempat tanding bola, badminton outdoor, sampai acara nikahan tetangga. Fasum serbaguna tempat menjalin silaturahmi antar tetangga, juga tempat berita terbaru dengan cepat menyebar.
“Tante Rayya!!!” suara pertama yang kudengar saat membuka pintu pagar rumah. Mbak Anggun melambaikan tangan si bungsu ke arahku. Kubalas dengan lambaian tangan paling tinggi dan senyum seriang mungkin. Kuberjalan menuju mereka dan membiarkan pintu pagar terbuka sedikit. Kugerak-gerakkan jari jemariku, membuat pertunjukkan sederhana yang membuat si bungsu tertawa riang. Dia mengangkat tangannya seakan-akan memberitahu bahwa aku pengen digendong tante Rayya. Kusambut tangan itu, lalu kugendong putri kecil yang baru berusia enam-belas bulan itu.
“Kok telat, dhek?” tanya mbak Anggun ketika mengalihkan si bungsu kepadaku.
“Iya, mbak. Menu makan malam kali ini sedikit ribet,” jawabku sekenanya.
“Merayakan sesuatu?”
“Enggak. Permintaan paksu.”
“Oh…,” jawab mbak Anggun mengakhiri topik permenuan.
“Itu siapa mbak?” tanyaku sambil menunjuk seorang gadis yang baru muncul dari belokan jalan menuju ke arah lapangan, melewati kami dengan senyuman, lalu masuk ke rumah yang berjarak tiga rumah dari rumahku.
“Itu Gina. Putri sulung Bu Joko. Dia dulu merantau ke Medan. Udah hampir satu bulan ini dia ditugaskan di Surabaya. Jadi, bisa pulang sebulan sekali. Nggak kayak dulu, setahun sekali aja sudah untung.”
Gina. Pertama kalinya ada seseorang yang membuatku teringat akan masa laluku sejak kepindahanku ke perumahan ini. Gadis berkerudung krem, ber-PDL mirip dengan yang pernah kupakai dulu, bersepatu safety dengan besi di bagian atasnya, dan tentu dengan ransel yang barangkali berisikan laptop, takut tiba-tiba si bos besar bertanya mendadak tidak peduli staffnya sedang cuti atau tidak.
***
Tahun lalu...
Menjejakkan sepatu safety di tengah tanah yang lebih sering berlumpur di kala hujan adalah salah satu scene kehidupan yang telah kubayangkan sejak mengenal apa itu praktek kerja lapangan saat kuliah. Bau semen yang begitu khas. Pepohonan yang hampir tidak ada sama sekali. Lonjoran besi di mana-mana. Tentu, tak ketinggalan, tangga scaffolding yang ngeri-ngeri sedap saat menaikinya. Tangga yang kubenci sekaligus kusuka dalam satu waktu. Karena dengannya-lah aku bisa mendapati pemandangan kota dari lantai tertinggi dan menjadi perempuan pertama yang menikmatinya sebelum menjadi viral saat gedung ini telah sempurna.
Bulai Mei yang digadang-gadang akan memasuki musim kemarau, ternyata telah mengalami cuaca yang labil dan upnormal. Sudah seminggu lebih hujan turun terus menerus tanpa henti, menyebabkan pergeseran jadwal pengecoran sangat di luar prediksi. Pawang hujan? Sayangnya itu tidak bekerja. Allah rupanya tidak menulis takdir bahwa pawang hujan itu akan berhasil dalam misinya kali ini. Seminggu lebih kami hanya bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di dalam ruangan. Untungnya, lantai basement, mezzanine, lantai 1, lantai 2 dan lantai 3 telah tuntas proses cor. Pekerjaan arsitek dan Mechanical Electrical (ME) bisa masuk, sambil berharap hujan segera berhenti dan proses pengecoran lantai 5 segera dilakukan.
Hari ini, hari pengecoran pertama setelah off tujuh hari. Dengan semangat yang mulai membara lagi, aku mengikuti proses pengecoran yang memakan waktu satu hari penuh untuk memenuhi separuh bekisting plat lantai 5 yang telah diisi oleh besi-besi yang teranyam.
Roger... roger... Readymix terakhir datang! Readymix terakhir datang! Siap-siap test slump! Akhirnya, sebentar lagi pengecoran hari ini selesai.
"Rayya... Rayya... Rayya...," suara handy talky memanggilku.
"Ya, pak!" jawabku.
"Mbak, kamu order berapa kubik? Ini kenapa sisa banyak sekali?"
Deg! Aku yang mendengar pertanyaan itu langsung menutup mata dengan tangan kiriku. Teringat sebuah kertas berisi rincian BOQ yang digunakan acuan untuk order readymix ke supplier setiap harinya. BOQ yang kubaca adalah BOQ lama untuk pengecoran tertulis untuk pengecoran plat dan balok sekaligus 72 meter kubik. Sedangkan untuk pengecoran hari ini di jadwal baru hanya 65 meter kubik. Artinya tujuh meter kubik tersisa.
"Order tujuh puluh dua meter kubik, pak," jawabku dengan sedikit cemas. Aku telah melakukan sebuah kesalahan dan aku baru tersadar di detik-detik terakhir pengecoran malam ini akan tuntas.
"Gimana sih kamu, mbiaaaak! Kamu baca BOQ lama? Kesepakatan kita kan di rapat kemarin hanya 65 meter kubik!!!"
"Iya, pak! Maaf!" jawabku lemah. Sudah terbayang bagaimana marahnya Pak Roto yang berusaha semaksimal mungkin mempercepat pekerjaan di lapangan, namun, aku mengacaukannya.
"Pak Roto! Pak Roto! Ijin masuk, pak!" Aku mendengar suara yang tak asing masuk menyela percakapan kami.
"Iya, Ryan! Kamu ada area yang bisa dicor malam ini?!"
"Ada, pak. Tujuh meter kubik siap diterima di area tower A sisi utara."
"Oke, Ryan. Yok, semuanya siapkan jalan menuju tower A sisi utara! Segera! Beton makin mengeras. Duit ini! Duit. Yok, segera habiskan! CEPET! CEPET! CEPET!" Seketika nafasku lega. Tujuh meter kubik beton terselamatkan malam ini.  
Suara handy talky masih terdengar riuh. Bintang-bintang yang meramaikan langit malam seakan menyapaku dan bertanya apakah kau baik-baik saja? Lampu-lampu yang memberikan terang cahaya untuk para pencari nafkah di atas anyaman besi di lantai 5 itu seakan memberitahu ini pengecoran terakhir hari ini, sebentar lagi kita akan istirahat. Tenanglah. Sisa tujuh kubik itu telah ada solusinya. Are you okay, Rayya?
"Belum pulang, mbak?" suara di belakangku membuat kuterkejut. Portofon terlepas begitu saja. Buk. Jatuh tepat di luar railing balkon Site Office, untung tidak sampai terpantul ke luar lebih jauh. Aku menunduk dan melihat sebuah tangan sedang mengambil portofon melalui sela-sela railing yang tidak terlalu rapat, lalu memberikannya padaku seraya berkata, "Sampeyan terlihat lelah."
"Hehe. Makasih, pak! Maaf ya, merepotkan. Kalau nggak ada bapak, aku bisa pingsan mempertanggungjawabkan kelebihan orderan malam ini."
"Tenang mbak. Tadi tukangku mau kerja lembur menyiapkan balok dan plat untuk jadwal pengecoran besok. Dan udah diceklist. Kalau bisa dicor malam ini, kenapa nggak! Toh, kita semua yang untung kan," Ryan menoleh ke arahku, 
“He’em.”
"Sampeyan nggak pulang, karena khawatir ta, mbak?
“Nggak. Lagi pengen aja mengamati proses cor hari ini. Udah lama nggak lihat proses cor malam ditemani semarak lampu di atas sana.”
“Hahaha. Apa istimewanya, mbak?”
“Suka aja. Malam nggak selamanya ditemani bintang-bintang. Juga nggak selamanya mendapatkan cahaya rembulan. Lampu-lampu itu selalu menemani proses cor hingga tetes beton terakhir. Seakan pagi atau malam tak ada beda cahayanya. Sama-sama terang.”
“Puitis sekali. Biasanya manusia-manusia yang puitis punya tingkat kekhawatiran yang tinggi.”
“Bisa jadi iya. Bisa jadi enggak. Karena khawatir itu akan selalu ada membersamai manusia. Itu salah satu bentuk ujian manusia.”
“Sampeyan tak perlu terlalu mengkhawatirkan kejadian malam ini! Perjalanan masih panjang. Masih ada sepuluh lantai lagi.”
“Haha! Iya masih sepuluh lantai lagi ya. Masih panjang perjalanan drama proyek ini!”
“Namanya juga hidup, mbak. Kalau nggak ada drama, kata anak muda, nggak asyik,” ucap Ryan menirukan ekspresi anak muda, “Hidup itu ada yang bisa kita kendalikan, ada yang tidak. Dan kita tidak perlu mencemaskan hal yang tidak bisa kita kendalikan.”
"Sepakat! Dan kenyataan bahwa kita punya tingkat kekhawatiran yang tinggi membuat hidup lebih berwarna. Seperti malam ini. Kukira akan mulus, ternyata jantungku berdegub lebih kencang di saat-saat terakhir, ketika mengetahui aku kelebihan order. Antara merasa bersalah membuat kekacauan atau merasa beruntung akhirnya target kita hari ini terlampaui tanpa terencana. Hahaha. Allah itu Maha Baik ya!”
“Hahaha. Jantungku juga berdegub kencang sekarang, mbak."
"Mulai… Udah, ah! Makasih untuk ruang tujuh kubiknya. Jangan kapok kerja satu tim denganku. Ingat istri dan anak di rumah.” Aku menepuk bahunya dan membalikkan badan, melangkah meninggalkannya, dan masuk ke dalam kantor. Aku berjalan menuju meja kerjaku yang terlihat sangat berantakan dari jarak sepuluh meter. Barangkali jika ada orang-baru melihatnya, ia tak akan percaya bahwa pemilik meja itu adalah seorang wanita berkerudung yang dulu sering mendapatkan imej seorang ukhti. Sayangnya imej itu perlahan luntur semenjak aku memutuskan bergabung dengan kontraktor ini tiga tahun lalu. Rok yang biasa kupakai, kini telah menggantung di lemari selama sekian tahun. Aku belum pernah memakainya lagi. Tugas negara yang mengharuskan berteman dengan lumpur, tangga scaffolding, dan tumpukan material, membuatku harus memilih untuk menggantinya dengan celana. Setiap hari. Bahkan di jadwal cutiku, sekalipun.
Kertas berisikan gambar kerja, surat perintah cor, notulen rapat, dan memo-memo lainnya berantakan menutupi hampir seluruh meja hingga menyisakan satu luasan kecil yang telah tertutupi oleh sebuah tas kertas berwarna coklat. Aku berhenti tepat di depan mejaku sendiri. Mulai berpikir, apakah aku memesan makanan dari ojol, kurasa tidak. Tanganku reflek meraih tas itu dan membukanya. Sebuah buku bercover dua manusia yang berada di depan dua lukisan. Lukisan bunda maria dan langit-langit Masjid Hagia Sophia. Buku yang telah lama menjadi incaranku itu telah sampai di mejaku begitu saja. Aku melihat ada sebuah note di dalam tas itu.
"Buku untuk menemani perjalanan bertemu keluarga di kampung halaman. Semoga cutimu menyenangkan ya, mbak!"
Aku pun menoleh ke arahnya dan tersenyum. Dia penyelamat tujuh kubik betonku.
----
Esok harinya…
Bunyi sirine kereta terdengar. Gerbong besi yang konon tingkat keamanannya ditemukan oleh Eyang Habibie saat di Jerman ini bergerak perlahan membawaku menuju kampung halaman yang kurindu. Seperti biasa, tempat favoritku di samping jendela. Rumah-rumah penduduk yang hanya selemparan batu dari rel, terlihat sangat padat. Pemandangan anak-anak berlarian kejar-kejaran membuat senyuman akhirnya mampir di pagi ini. Pakaian yang tergantung pada kawat di pinggir rel pun tak mau kalah tampil dengan anak-anak kicik itu. Kereta semakin mempercepat lajunya ketika telah lepas dari kampung pinggir rel itu. Pemandangan berganti dengan berjajarnya kendaraan yang sedang antre hendak melewati pembatas kereta api. Kereta api sungguh menjadi rajanya kendaraan di darat ini.
Pramusaji mulai berlalu lalang menawarkan sarapan pagi atau sekadar camilan dengan kadar msg yang bikin nagih. Tapi ku hanya melihatnya, tak memanggilnya. Masih enggan untuk menyarap di jam sepagi ini. Ku melihat jam tangan di pergelangan kiriku, masih dua jam lagi kereta ini sampai pada kampung halamanku.
Aku membuka goodie bag yang sedari tadi sudah memanggil-manggil untuk kubuka. Kuraih sebuah buku yang masih dalam bungkusnya. Novel perjalanan 99 Cahaya di Langit Eropa. Aku sudah pernah membaca ulasannya di mana-mana. Itu yang membuatku tertarik untuk membacanya. Tak kusangka, Ryan memberikannya tepat di saat jadwal cutiku tiba dan di tengah huru hara cuaca yang tak menentu penyebab keterlambatan progress di lapangan dan tragedi tujuh kubik beton. Sungguh laki-laki yang jika ia masih single, kuingin sekali berdampingan dengannya seumur hidup.
Hanum Rais Salsabila. Wanita yang pernah kekeuh untuk menjalani LDR dengan suaminya, akhirnya memilih untuk membersamai suaminya, Rangga, yang sedang melanjutkan studi di benua Eropa. LDR? Akankah esok aku juga akan LDR dengan suamiku? Seperti kebanyakan pekerja proyek lainnya? Sebuah pertanyaan yang tiba-tiba muncul dan tanpa tahu kapan akan terjawab, karena hilal imam pun belum nampak. Berkarir terus di dunia perproyekan? Hm…sepertinya cukup empat tahun saja, tidak lebih. Karena aku memilki impian menjadi seorang dosen, dosen yang memiliki pengalaman di lapangan. Menjadi dosen pun artinya menetap di satu domisili. Lalu bagaimana jika mendapatkan suami yang tetap memilih bekerja di proyek? Akankah aku tetap menuju impianku, ataukah berubah haluan mengikuti ke manapun suamiku nanti pergi. Ah…persoalan ini rumit tanpa solusi sebelum bertatap muka dengan my future husband. 
Roda kereta sekali lagi menderit. Berhenti di stasiun S, stasiun ke-5, selama 10 menit. Seperti di stasiun sebelumnya, di stasiun ini juga ramai dengan penumpang naik. Meskipun terhitung stasiun kecil, stasiun ini telah menjadi pusat mobilitas tertinggi di kotanya.
Sepuluh menit termasuk waktu yang pendek. Penumpang yang hendak naik, telah mempersiapkan diri di belakang garis kuning. Ketika kereta benar-benar berhenti, mereka sat set wat wet memasuki gerbong kereta agar tidak tertinggal. Aku yang telah satu jam berada di dalam gerbong kereta mengamati aktivitas di luar yang sudah mulai lengang.
“Hey!” seorang laki-laki tiba-tiba duduk di sampingku. Seketika aku menoleh ke arahnya dan cukup terkejut dengan kehadirannya. “Ga nyangka ya, bisa ketemu di sini.”
“Hey!” jawabku dengan muka bingung. Laki-laki yang sudah empat tahun tak pernah jumpa, hari ini Allah kirimkan tanpa duga di sampingku. Terbesit di pikiranku, anak ini kenapa tahu aku duduk di sini? Dia secret admirer? Stalker ku yang tak pernah kutahu?
“Sebuah kebetulan yang Allah takdirkan ya,” ucapnya sambil menunjukkan tiket kereta yang tertulis nomor kursi beserta gerbongnya. Tiket yang wujudnya berbeda dengan yang kupegang. Tiket yang menunjukkan dia memesannya beberapa jam sebelum kereta ini datang. On the spot. Takdir ilahi.
“Ikutan reuni hari ini?” tanyanya membuyarkan lamunanku.
“Emang ada reuni?” jawabku yang baru sadar dari lamunan dan membetulkan posisi duduk.
“Ada. Kamu ga ikutan ikatan alumni kampus?”
“Nggak.”
“Pantes. Hari ini ada reuni kampus. Kabarnya sih akbar gitu. Mau bareng ke sana?”
“Kamu beli tiket dadakan hanya untuk reuni kampus? Sungguh anak kampus beneran. Nggak berubah, ya?” tanyaku menoleh dengan menghadapkan tubuh sedikit serong ke arahnya.
“Hahaha. Enggak. Dadakan beli tiket karena dipanggil bos besar. Harus segera sampai sebelum adzan dhuhur berkumandang.”
“Kamu kerja di Malang, sekarang?”
“Nggak. Aku kerja di kota ini. Bos besar di kota Malang.”
“Oh…”
“Mau ikutan reuni nggak? Ayo, datang bareng. Udah lama kita nggak dateng acara bareng.”
“Nggak. Aku mau jumpa bapak ibu.”
“Udah, ikut aja. Ntar aku anterin sampe rumah.” Deg! Anak ini! Tetap dengan sifatnya. Tidak berubah. Sekali jumpa denganku, aku harus turut serta dengannya. Dia pun akan rela membayarnya dengan mengantarkanku sampai depan pintu rumah dalam keadaan perut kenyang dan bertemu bapak ibu sekadar menceritakan kegiatanku bersamanya di hari itu. Takut akan dicap sebagai teman putrinya yang nggak baik.
Iya. Teman. Kami hanya teman. Teman yang seringkali memunculkan gosip bahwa kami memiliki hubungan lebih. Gosip itu pun sempat membuatku mempertanyakan kejelasan hubungan kami.
“Yo,” tanyaku saat kami memutuskan belajar bersama di teras perpustakaan.
“Hm,” jawabnya pendek sambil menulis tugas kuliah.
“Kita jadian aja, yuk!” ajakku to the point yang membuat Rio menghentikan gerakan pulpennya. 
Satu detik. Dua detik. Tiga detik. “Nggak, ah!” jawabnya tanpa menatapku.
“Kenapa?” desakku dengan menatapkan mataku ke arah matanya walau aku harus menempelkan pipiku di atas meja dan kakiku sedikit berjinjit. Demi melihat ekspresi wajahnya yang masih menunduk mengerjakan tugas kuliah.
Akhirnya dia meletakkan pulpennya dan menatapku dalam-dalam, “Aku suka kamu. Kamu itu istri-able, bukan pacar-able. Aku lebih seneng ngejaga kamu dengan hubungan seperti ini. Tidak perlu terbebani dengan perasaan kita masing-masing. Karena perasaan yang kita miliki itu sudah fitrah. Kalau pun suatu saat nanti akhirnya kita terpisah jarak dan waktu, kamu nggak perlu mencemaskan aku, aku pun tidak akan mencemaskanmu. Aku punya impian, kamu pun punya impian. Kita raih impian kita masing dulu. Jika sudah waktunya, nanti pasti akan bersama. Percaya!” Ia mengakhiri kalimatnya dengan senyuman menyakinkanku.
Mendengar jawabannya, aku hanya bisa diam. Terpaku. Berpikir keras. Dia suka aku? Sejak kapan? Jadi, selama ini dia menghabiskan banyak waktu denganku, karena dia ingin menjagaku? Kok bisa sih? Momen yang tak akan pernah kulupakan sepanjang hidupku. Dan hari ini ingatan akan momen itu tetiba muncul kembali setelah sekian tahun. Sikapnya. Cara bicaranya denganku. Sama. Tidak berubah.
“Kamu suka baca buku?” sekali lagi dia membuyarkan lamunanku.
“Oh, ini? Nemenin aja. Biar ga bosen di kereta. Ga ada yang diajak ngobrol.”
“Oh… buku bagus itu. Sembilan puluh sembilan cahaya di langit Eropa. Seorang Napoleon Bonaparte yang diduga tertarik dengan islam, sengaja membangun Eropa dengan titik awal di Arc de Triomphe menuju Ka’bah. Jika dugaan itu benar, sungguh Islam benar-benar telah memberikan cahaya di seluruh muka bumi ini. Panglima selevel Napoleon tunduk dengan cahayaNya,” penjelasannya membuktikan bahwa ia masih sama dengan Rio yang dulu. Lelaki cerdas. Suka membaca sekaligus menganalisa. Aku selalu kagum dengan cara dia berpikir.
“Dan negeri Eropa telah sedemikian pesat berkembang dengan mengamalkan nilai-nilainya, sayang mereka belum mengimani agama ini,” tambahku.
“Sepakat!” ucapnya menoleh ke arahku seraya menyodorkan gawainya, “Simpan kontakmu di hape ini ya.”
Pertemuan tak terduga yang menjadi awal hubungan kami terajut kembali. Setahun lagi, satu impianku sempurna aku jalani. Bekal pengalaman di lapangan menambah portofolio dan rasa percaya diriku untuk memulai karir di dunia pendidikan formal. Rio pun begitu, satu impiannya akan sempurna ia jalani, satu tahap lagi menjadi Site Engineer Manager termuda di perusahaan yang sudah ia incar setahun sebelum kelulusan.
***
Calon imam mulai nampak hilal. Namun, jawaban atas pertanyaan, akankah aku menjalani hubungan jarak jauh setelah menikah, bagaikan memasuki taman labirin. Bingung, pusing, serasa masih jauh menemukan muaranya.
Menikah tidak sebercanda itu. Menikah artinya siap untuk membangun sebuah peradaban baru penerus generasi penjaga bumi. Memang, semua-muanya sekarang serba berteknologi, bahkan yang jauh menjadi dekat. Tapi, apakah sebuah pernikahan jarak jauh hanya satu-satunya pilihan, padahal kita masih bisa memilih pilihan lain yang lebih Allah ridhoi? Takut rezeki akan seret karena harus resign dari kerja dan memilih untuk mengusahakan selalu bersama? Bukankah menikah sendiri adalah sebuah rezeki? Rezeki yang harus dijaga. Bukankah Allah menakdirkan seorang manusia yang menjadi pasangan kita untuk menjadi penenang jiwa, pembuka pintu rezeki untuk kita? Tentu, secanggih apapun teknologi, bonding yang paling powerfull adalah ketika bertatap muka langsung, bukan dengan video call. Secanggih apapun teknologi, keberkahan rumah tangga akan lebih banyak turun ketika sepasang suami istri lebih sering bercengkrama di bawah satu atap rumah, bukan dalam satu forum chatting teknologi. Secanggih apapun teknologi, manusia akan lebih merasa tidak sendirian, ketika pasangannya berada dalam jangkauan penglihatannya, walau tidak sedang beraktivitas yang sama. Ah… ketika keduanya menjadi pekerja proyek yang harus berpindah-pindah domisili memang memiliki konsekuensi ini. Menikah dengan LDM atau salah satu bersedia untuk ikut ke manapun pasangannya ditugaskan. Dan itu yang menjadi dilemaku ketika Rio datang kepada orangtuaku memintaku menjadi istrinya, sebulan setelah pertemuan kami di kereta kemarin. Berdiskusi dengan orangtuaku pun serasa ah…sudahlah!
“Kamu bakal resign?” tanya mama terkejut ketika aku menyampaikan rencana resignku.
“Iya, Ma.”
“Kenapa? Kenapa kamu harus resign?” Mama terlihat mulai menunjukkan emosi ketidaksetujuannya terhadap rencanaku.
“Aku nggak mau LDR-an Ma setelah nikah,” terangku.
“Kamu yang nggak mau atau Rio yang nggak ngijinin kamu berkarir?” Mama memulai pertanyaan-pertanyaan menyelidik.
“Rio ngijinin aku berkarir. Akunya nggak mau LDR-an abis nikah, Ma,” aku masih santai menjawab segala pertanyaan Mama.
“Rayya. Menjadi istri itu nggak harus selalu di rumah aja! Kamu bisa berkarya di luar rumah,”
“Ma… ini pilihan Rayya. Rio juga nggak maksa Rayya buat ikut dia ke mana pun penempatannya. Kenapa mama emosi, sih?”
“Karena wanita tanpa kemandirian finansial hanya akan membuat dia tidak berdaya, Rayya!!”
“Tapi kemandirian finansial juga akan membuat wanita tersebut abai terhadap suaminya, Ma!!”
“Rayya!” Plak! Tamparan mendarat di pipiku.
Pertama dalam seumur hidup, mama menamparku. Aku tercengang, wajahku memerah panas, air mataku menggenang. Aku tinggalkan mama di ruang makan, dan BRAK! Aku tutup pintu kamar sekeras yang kubisa. Aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis, tapi gagal. Sekeras apapun aku menahannya, ia tetap jatuh.
Tamparan? Hanya berdiskusi tentang hal itu, mama sampai menamparku? Salahnya di mana? Ketika nggak setuju, haruskah dengan menampar? Toh, apa yang aku utarakan adalah sebuah fakta. Kesibukan mama di luar rumah membuat mama abai terhadap ayah.
Tubuhku terasa tegang dari ujung rambut hingga ujung kepala. Jantungku berdegub kencang, nafasku cepat, membuat aku berjalan mondar mandir entah sudah berapa putaran. Aku paksakan duduk di tepi ranjang, kupaksa bernafas lebih sadar, tapi air mata tetap mengalir dan pikiran secepat kilat me-recall memori-memori masa lalu. Tanganku masih mengepal, emosi tak tertahankan membuatku memukul-mukul bantal dan teriak sekencang mungkin. Aku tidak peduli apa kata tetangga.
Tok! Tok! Tok!
“Rayya… Ayah boleh masuk?”
Aku tidak menyahut panggilan ayah. Tak lama, Ayah sudah duduk di sampingku, di tepi tempat tidur. Kami menghadap ke arah luar jendela, ke titik yang sama.
“Nak, maafkan mamamu ya! Dia sama sekali nggak bermaksud menampar kamu. Itu refleks dari emosinya yang memuncak.” Aku masih sesenggukan, kepalan tanganku mulai merenggang.
“Kamu lihat pohon itu, Nak? Mungkin usianya seusiamu lebih mudah beberapa tahun. Kamu inget nggak, kalau kita yang menanamnya bersama-sama saat kamu umur tiga tahun? Kamu merengek terus untuk ikut ayah merapikan halaman itu. Rengekanmu sungguh membuat gempar tetangga jika ayah tidak menuruti. Akhirnya, ayah mengizinkan kamu ikut menanam beberapa pohon. Salah satunya pohon ini. Dulu, dia hanya setinggi ini ketika di tanam,” ayah memanjangkan lengan kirinya, “sekarang, tingginya sudah melebihi atap rumah kita. Banyak hal yang ia lewati. Panas matahari yang membakar. Hujan badai yang membuatnya basah kuyup. Petir menggelegar yang selalu tertarik dengannya. Lihatlah, ia semakin berdiri kokoh. Dari ranting yang setebal lengan ini, menjadi pohon yang kita peluk pun tak sanggup mempertemukan jari jemari tangan kiri dan kanan kita. Dari daun yang tidak bisa melindungi kita dari terik matahari, menjadi rimbunan daun yang jika kita duduk di bawahnya kita bisa berteduh sepanjang hari. Nggak ada hidup yang santai kayak di pantai terus menerus, Nak. Mungkin ini salah satu badai kecil yang harus kamu hadapi.”
“Trus aku harus gimana, Yah?” tangisku mulai mereda dan kepalan tanganku mulai membuka.
“Kamu boleh marah. Kamu boleh nangis. Terima semua emosi yang menghampirimu. Salurkan semuanya. Nggak ada yang salah dengan emosi itu,” ucap ayah sembari mengelus kepalaku, “Kami, orangtuamu, hanya manusia biasa, Nak. Seringkali kami khilaf terhadap kamu. Marah. Ngomel. Atau sampai memukul kamu. Kami pun sama denganmu, berusaha memahami kamu, tapi terkadang tidak paham jalan pikiran kamu. Ada banyak hal yang berbeda antara kami dan kamu. Suatu saat, ketika kamu sudah menjadi kami, kamu akan mengerti,” ayah merangkulku.
“Tapi sakit, Yah! Mama nggak harus ngomong gitu kan di depan Ayah tadi,” kuletakkan kepalaku di pundak ayah. Sandaran paling nyaman dan paling menenangkan.
“Pssst!”
“Kenapa ayah selalu diam? Kenapa ayah nggak ngomong?” aku menegakkan kepala dan memutar tubuhku sedikit menghadap ke arah ayah.
“Pernah, Nak! Ayah pernah,” ayah tetap menghadap ke arah keluar jendela dengan wajahnya yang tetap meneduhkan. “Tapi, setelah itu, Ayah sadar. Mama kamu hanya seorang manusia biasa, yang asal penciptaannya dari tulang rusuk. Tulang rusuk yang akan selalu bengkok. Tulang rusuk yang jika dipaksa untuk lurus, ia akan patah. Ketika patah, ia tak lagi bisa berfungsi menjaga hati si empunya tubuh. Dan Ayah tidak ingin mamamu patah. Ayah memilih untuk mengalah agar kapal ini tetap berlayar. Jika tidak ada salah satu dari kami yang mengalah, sudah sejak lama kapal ini karam, Nak.”
Dari wajah ayah, aku melihat bahwa pohon yang telah menjadi kokoh dan rimbun itu adalah ayah. Ayah yang menjadi ayah rumah tangga untukku, anak semata wayangnya. Ayah yang menjadi kepala sekolah untuk guruku, mama. Guratan pada wajahnya mengisyaratkan bahwa telah banyak kejadian besar dalam rumah tangganya yang telah ia taklukkan dengan usaha maksimalnya. Telah banyak hal yang tentu ia korbankan agar kapalnya tetap berlayar mengarungi samudra kehidupan yang penuh kejutan.
“Mamamu hanya khawatir dengan kamu, Nak. Ia sadar sekali, walau wajahmu sangat mirip dengan Ayah, namun karakter dan sifatnyalah yang ada pada diri kamu. Mamamu tahu kalau kamu nggak akan betah terus menerus di dalam rumah dengan aktivitas rumah yang monoton. Mamamu tahu kalau kamu suka pekerjaan yang menantang, dan mengurus pekerjaan domestik itu kurang menantang.”
“Trus, yang tentang kemandirian finansial? Selama ini aku melihat mama bertindak seenaknya terhadap ayah. Mentang-mentang menghasilkan duit sendiri, aku nggak mau merasa lebih tinggi dari suamiku nanti, Yah.”
Ayah tersenyum, “Setiap awal pernikahan, tidak semua pasangan baru memiliki finansial yang cukup, Nak. Dulu, Ayah belum seperti sekarang. Ayah belum bekerja dengan penghasilan yang tetap dan cukup setiap bulannya. Sedangkan Mamamu, sudah. Ayah belum bisa memberikan sepenuhnya kebutuhan lahir Mama kamu. Kebutuhan dapur pun kadang sebulan cukup, kadang enggak. Sisanya ditutupi oleh penghasilan Mama kamu. Mama kamu khawatir kalau Rio yang sekarang seperti Ayah yang dulu. Mamamu hanya ingin memastikan kamu tidak perlu mengalami apa yang ia alami dulu di awal pernikahan.”
“Rio kan sudah kerja empat tahun, Yah!”
“Itu belum menjamin pengaturan keuangannya baik, Rayya. Kamu sudah pernah membicarakannya?”
Aku terdiam, karena memang aku belum pernah menyentuh topik itu sama sekali. Aku masih merasa itu hal tabu untuk diobrolin di awal.
“Bicarakanlah, Nak! Agar itu bisa membuat kamu lebih tenang menjalani rumah tanggamu nanti. Mama dan Ayah memiliki sebuah kesepakatan yang kami buat agar Ayah nyaman, Mama nyaman, dan kapal ini tetap ajeg walau badai menghadang. Salah satunya tentang pengaturan keuangan. Di dalam agama kita, berlaku hukum keterpisahan harta antara suami dan istri. Itu yang kami sepakati di awal. Mungkin mama terkesan abai terhadap Ayah, tapi sebenarnya tidak. Kami memiliki waktu bersama untuk membicarakan segalanya dan menyepakati solusinya. Kami menjalankannya dan tidak mempedulikan apa kata orang. Karena kamu adalah buah hati ayah mama, ketika tadi kamu mengeluarkan statement itu, perlu menurut ayah meluruskannya.”
Kalimat-kalimat ayah membuatku makin terdiam. Ada banyak hal yang tidak kutahu tentang pernikahan. Yang kutahu ayah dan mama selalu bertemu setiap hari, setidaknya saat sarapan dan makan malam. Saat itulah kami membicarakan segala hal tanpa distraksi gawai. Setelahnya, mereka tak banyak bicara dan sibuk dengan urusannya masing-masing, walau berada dalam satu tempat. Ternyata itulah cara mereka mendukung satu sama lain, memberikan ruang berkarya untuk menumbuhkan potensi yang ada.
Satu atap. Ruang berkarya. Bertumbuh. Keberkahan. Banyak kata kunci yang berseliweran dalam benakku, memberikan andil pada keputusan besar yang akan kubuat. Menikah, pasti. Rio adalah lelaki yang entah sejak kapan ia berhasil mencuri perhatianku dan membuatku yakin bahwa kami bisa bertumbuh bersama. Berfokus pada rumah, ini yang masih kupertimbangkan. Keinginan paling besar dalam hidup setelah pernikahan adalah bisa sering bertatap muka dengan suami membicarakan banyak hal tentang masa depan keluarga kami.
"Abis nikah, aku resign, ya! Aku bakal ikut kamu di mana pun penempatan kamu," kataku kepada Rio saat kami mulai membicarakan masa depan di teras perpustakaan yang sering kami singgahi dulu waktu kuliah.
"Kamu yakin bakal melepaskan karir kamu, Rayya?" kata Rio yang cukup terkejut dengan pernyataanku.
"He'em. Bulan depan kita sudah menikah. Tepat empat tahun aku menimba ilmu di dunia perproyekkan. Kurasa cukup dan satu impianku telah sempurna tercapai. Waktu yang tepat untuk mencoba hal baru," jawabku mantap.
"Apa yang membuatmu mengambil keputusan itu? Kamu pintar. Kamu punya nilai akademis yang baik. Dan kamu punya kesempatan besar untuk meniti karir di perusahaanmu sekarang. Aku ga masalah kalau kita nanti harus LDM. Toh, aku kerja setiap hari dan hampir selalu lembur. Terus gimana dengan rencana sekolahmu?"
"Aku masih ingin lanjut sekolah, tetapi mungkin itu bisa kita bicarakan lagi. Hal terbesar yang ingin aku capai dalam pernikahanku adalah aku pengen kita jumpa setiap hari nantinya. Aku pengen kita bisa pillow talk mendiskusikan banyak hal untuk masa depan keluarga kita. Tanpa alat komunikasi untuk menghubungkan jarak kita yang jauh. Dan tentunya, aku pengen mencium tanganmu setiap pagi saat kamu berangkat kerja dan mendoakanmu dalam jarak dekat. Urusan rumah serahkan saja padaku," aku menatapnya sambil tersenyum, "tentu dengan satu syarat."
"Apa itu?" tanyanya menyelidik.
"Kasih aku uang jajan khusus, ya! Hahaha," jawabku sambil tertawa.
"Hmm... baik," jawab Rio dengan senyum manyun lalu membetulkan posisi duduknya, "betewe, terima kasih, ya! Sudah mau mengalah untuk selalu bersama saat menikah nanti. Jujur, aku tidak berekspektasi kalau kamu bakal memutuskan hal itu. Tentang sekolahmu nanti, insya Allah akan aku dukung."
"Itu soal prinsip, Rio," jawabku. Keputusan telah dibuat. Ada rasa deg-degan membayangkan seorang Rayya yang suka lembur, sering ngeluh kalau pulang larut, selalu pakai PDL setiap hari, akan menjadi Rayya yang sering berada di rumah, mengerjakan segala hal di rumah agar suaminya senang saat pulang rumah rapi, makan malam sudah tersedia. Uwuuu banget.
***
Hari ke-30 setelah resepsi pernikahan.
Mendapatkan keberkahan, memang harus mengalahkan ego. Surga tak didapatkan hanya dengan tawa riang. Karena tawa riang yang terlihat menyenangkan, seringkali membawa manusianya terjerembab dalam neraka.
Tiga puluh hari berada di rumah saja, ternyata memang bukan Rayya yang sebelumnya. Benar kata ayah dan mama. Pekerjaan rumah itu monoton dan kurang menantang bagiku. Tak seperti hari-hari sebelum menikah, awal pagi selalu terisi dengan semangat membara, ada perasaan bahwa aku akan menemui sesuatu yang menyenangkan di tempat kerja. Setelah pernikahan, awal pagi seperti itu hanya bertahan seminggu. Selebihnya, aku harus terus mencari hal yang membuatku bisa tetap bersemangat mengawali hari. Mulai dari nonton Youtube Devina Hermawan untuk menemukan resep simple tapi endeus, sampai cek out peralatan mbenthel untuk menemani sore yang kadang gabut. Tapi semuanya tetap tidak bertahan lama. Aku harus terus mencari sesuatu yang membuat Rayya yang dulu kembali. Rio pun merasakannya.
“Yang,” ucap Rio suatu saat makan malam di hari ke-50 pernikahan kami.
“Hm…,” jawabku pendek sambil mengunyah makanan.
“Nggak pengen balik kerja?” tanyanya agak kurang jelas karena sedang mengunyah makanan.
“Kenapa, yang?” tanyaku balik ketika suapan terakhir telah sempurna kutelan.
“Biar kamu bisa ceria seperti dulu.”
“Emang sekarang nggak ceria?” tanyaku sambil merapihkan meja makan dan menunggu Rio selesai dengan makanannya.
“Enggak,” jawabnya menggeleng. Ia telah menghabiskan seluruh makan malamnya.
“Kok bisa?” aku menyandarkan diri ke kursi makan.
“Yang… gapapa banget lho, kalau kamu mau kerja lagi. Aku dukung. Dulu kan aku pernah bilang, gapapa banget kalau kamu mau meniti karir dan kita LDRan.”
“Tapi aku tetep nggak mau LDRan, Yang.”
“Oke, kamu nggak mau LDRan. Kamu cari kerja yang bisa kerja dari rumah aja. Karena kamu yang sekarang seperti bukan kamu. Ga bisa diajak bercanda seperti dulu. Bawaannya sensi mulu. Padahal dulu kalau aku becandain, reaksi kamu ga seserius itu. Aku nggak tau ya, kamu ada pikiran apa. Ini hanya dugaanku. Kamu kangen kerja ya?”
“Aku nggak tau aku kangen kerja atau nggak, Yang. Tapi rasanya aku useless di rumah ini. Ya…meskipun pekerjaan domestik setiap hari ngantre, tapi masih ada perasaan yang nggak bisa aku jelasin dengan kata-kata.”
“Hayuk, aku bantu menemukannya.”
“Apa?”
“Yang bikin kamu bingung.”
“Yakin?”
“Emang kamu sudah tau?”
“Kemarin aku mulai menuliskan apa yang bikin aku kayak gini. Hanya, ini perlu divalidasi sama kamu.”
“Coba apa aja?”
“Sepertinya karena aku terbiasa untuk menghasilkan uang sendiri, Yang. Mendapatkan uang bulanan dari kamu, seharusnya bisa sama bahagianya ketika mendapatkan uang dari keringat sendiri. Nominal besarannya sama. Beban kerjanya lebih ringan.”
“Hey, mengurus rumah itu nggak ringan, Sayang.”
“Ringan. Hanya monoton. Itu yang membuat tantangannya tak sebesar ketika aku di proyek dulu. Selain itu, aku tidak berjumpa dengan manusia lain. Tidak ada yang bisa kuajak ngobrol.”
“Kamu nggak pernah maen ke rumah mbak Anggun, istrinya mz Pras, teman kantorku? Kan rumahnya di depan kita.”
“Pernah. Tapi feelnya berbeda.”
“Fix, kamu memang butuh kembali ke dunia sipil, Yang.”
“Gitu, ya?”
“Iya. Kamu rindu dengan duniamu, Yang.”
“Kamu ga papa?”
“Aku nggak papa. Aku ridho. Asalkan aku tetap menjadi prioritas pertama kamu,” jawabnya memberikan senyuman menyakinkan itu lagi.
Berada di tempat asing, tanpa teman dan keluarga, membuatku lebih memilih untuk berdiam diri di rumah. Ingin sonjo, tapi mulai dari mana. Seringnya, bukan aku yang mendahului, tetapi para ibu-ibu tetangga yang memulai. Tanah luas yang di depan kontrakan menjadi penyelamatku dari kesendirian. Ibu-ibu tetangga tiba-tiba menyapa dan mengajak bergabung menonton anak mereka bertanding. Seringkali aku iyakan. Setidaknya aku telah mencoba untuk membaur dan memperkenalkan diri kepada mereka. Tapi, tetap saja ada sebuah ruang yang kosong tak bisa terisi oleh hal-hal itu. Entah apa itu.
Hingga, suatu ketika ada yang menelponku. Di hari ke-100, di pagi hari setelah Rio berangkat kerja. “Halo, Assalamu’alaikum,” aku menjawab telepon dari nomor yang asing bagiku.
“Wa’alaikumsalam, Rayya. Ini Bu Kris,” suara empuk di seberang sana membuatku teringat akan masa lalu yang menyenangkan. Ada rasa yang mulai mengisi ruang kosong itu. Tapi aku belum tahu apa.
“Eh, bu Kris. Apa kabar? Maafkan nomornya belum tersave,” jawabku basa basi.
“Nggak papa. Kamu sekarang di mana?”
“Di Banyuwangi, Bu. Ibu di Banyuwangi?”
“Iya. Ibu di Banyuwangi. Sekarang sedang di hotel Amaris. Kalau Rayya tidak sibuk, boleh kita bertemu?”
“Jam berapa ibu senggang?” aku langsung mengiyakan. Sudah lama aku tidak berjumpa dengan Bu Kris. Sudah lima tahun berlalu.
“Rayya senggang jam berapa?”
“Sekarang senggang, bu.”
“Sekarang aja, yuk! Ibu tunggu di restoran hotel, ya.”
“Baik, bu,” kataku bersemangat. Bu Kris. Wanita yang pernah menjadi atasanku saat aku magang di kantor BUMN besar. Wanita yang sudah seperti ibuku sendiri. Ibu ideologisku.
Tak banyak kata, kulaju motor menuju Hotel Amaris. Ada banyak hal yang terlintas di dalam ingatan. Pengalaman magang pertama selepas lulus kuliah. Pertama kali mengenal dunia kerja yang nyatanya mengharuskan kita memberikan toleransi terhadap hal-hal yang tidak sesuai teori di perkuliahan. Pertama kali gejolak batin muncul begitu hebat dan Bu Kris lah yang memegang tangan ini agar tidak masuk dalam pusaran kegalauan yang terlalu dalam. Semoga hari ini pun Bu Kris membawa berita baik. 
“Hai, Rayya,” teriakan Bu Kris membuatku menoleh, lalu menuju ke arahnya.
“Assalamu’alaikum, bu!” aku meraih dan mencium punggung tangannya.
“Wa’alaikumsalam. Wah, Rayya makin bersinar saja wajahnya. Sini, duduk!” bu Kris menepukkan tangan ke kursi sebelah tempat ia duduk.
“Makasih bu. Ada agenda apa, bu di sini?” tanyaku basa basi di sampingnya.
“Ada yang harus ibu urus di sini. Tapi ibu nggak bisa lama-lama di kota ini.”
“Ibu sudah berapa hari di sini?”
“Sejak kemarin siang. Turun pesawat, ibu langsung menuju lokasi. Ibu mikir, siapa ya yang bisa ibu delegasikan untuk melanjutkan tugas ini. Semalaman ibu mikir. Iseng ibu buka instagram dan story kamu muncul. Jadilah, pagi ini ibu telpon kamu. Untung nomor kamu nggak ganti,” ucap Bu Kris dengan logat bugisnya yang khas, “Terus terang, kerjaan ibu di kantor pusat sedang menumpuk dan harus selesai akhir bulan ini. Dan agenda ini permintaan pak Bos.”
“Kerjaannya tentang apa?” ruang yang kosong itu terasa mendapatkan angin segar.
“Jadi, pak Bos punya lahan di sini. Beliau ingin membuat rumah lengkap dengan kebun pangannya. Apa ya istilah yang sedang in sekarang ini, per..per…”
“Permaculture, bu?”
“Nah, iya! Rayya tahu tentang permaculture?”
“Sedikit bu.”
“Bagus. Belajar yang banyak tentang itu ya! Tugas ini rencananya ibu delegasikan ke kamu. Pak Bos juga sudah tahu kinerjamu. Kukira dia akan setuju kalau project ini kamu yang handle. Kamu masih di sini dalam jangka lama kan?”
“Insya Allah begitu. Nanti saya diskusikan dengan suami ya, bu!”
“Kenapa? Suamimu melarang kamu kerja?”
“Oh, nggak, bu. Malah sebaliknya. Saya dulu yang terlalu keukeuh untuk berhenti bekerja dan memilih untuk mengurus rumah saja. Ternyata, mengurus rumah lebih melelahkan dan membosankan. Tantangannya tidak sesuai dengan saya. Hehe”
“Haha. Rayya… Rayya,” Bu Kris menepuk bahuku, “seringkali Allah menguji hambaNya dengan ekspetasi yang ia buat sendiri.”
Aku bengong mendengar kalimat bu Kris. Allah sedang menguji keinginanku? Apakah aku serius menjadi ibu rumah tangga yang hanya mengerjakan pekerjaan rumah, ataukah aku bisa berpikir lebih realistis bahwa berkarya pun tak masalah bagi seorang istri?
“Okeh, nanti bicarakan dengan suamimu ya. Semoga apapun keputusan kalian, ridho Allah menyertai.”
“Amin.” 
Pagi yang membawa angin segar, walau Banyuwangi di atas jam 10 pagi sudah sangat membuat gerah. Sepulang dari Hotel Amaris, aku beraktivitas melanjutkan pekerjaan rumah yang belum selesai. Kali ini, mengerjakan rumah lebih menyenangkan dari sebelumnya. Aku merasakan ada yang berbeda dalam diriku. Apakah benar adanya bahwa aku rindu dunia sipil? Ah, jika sepulang dari berjumpa Bu Kris membuatku lebih bersemangat, artinya benar. Aku memang rindu.
“Yang,”
“Hm…”
“Tadi aku jumpa dengan Bu Kris.”
“Bu Kris siapa?”
“Ohya, aku belum cerita ya. Jadi, dulu setelah lulus kuliah, aku mendaftar magang di perusahaan A. Nah, Bu Kris ini atasan aku.”
“Oh… iya. Trus?”
“Dia menawariku kerjaan.”
“Kerjaan apa?”
“Kamu tahu permaculture kan? Salah satu list impian yang aku tuliskan bulan lalu?”
“Kemandirian pangan?”
“He em. Nah, Pak Bosku dulu itu punya tanah di sini. Mau bangun permaculture itu. Luasnya memang hanya 500m2. Rumah tinggalnya juga maunya dibangun sederhana aja. Mendengar itu tadi, seakan gayung bersambut tau nggak, Yang?”
“Kamu mau mengambil kesempatan itu?”
“He em.” jawabku tersenyum mantap.
“Nah, kita dong! Cahaya mata yang selalu kurindukan sudah kembali.”
“Heh?”
“Iya, aku ijinin kamu mengurus project itu. Aku percaya, kamu bisa atur waktu antara pekerjaan, suami, dan rumah.”
“Aaaah, terima kasih, Sayang!” kupeluk Rio dan kucium pipinya. Barangkali jika ku ditanya, hal apa yang aku syukuri saat ini, aku akan menjawab, memiliki Rio sebagai teman hidup sekaligus teman bertumbuh.
17 notes · View notes
lilanathania · 1 year
Text
Ins(t)an
Duduklah diam sejenak tanpa melakukan apapun. Tak perlu lama-lama, mulailah dari 1 menit. Rasakan keheningannya. Bingung? Ingin meraih ponsel? Wajar, mungkin kita semua merasakannya. Betapa insan telah mewujud menjadi instan.
Tumblr media
Saat ini, konsep hiburan dan kepuasan begitu dipengaruhi oleh apa yang kita konsumsi di media sosial. Bosan? Lihat medsos. Makan? Sambil nonton YouTube. Acara keluarga? Tetap tidak lepas dari ponsel. Berapa jam dalam sehari kita pakai untuk melihat layar smartphone? Apakah kita sudah begitu kecanduan hingga panik bila ponsel kita tertinggal?
Bukan hanya tentang waktu yang terbuang, hiburan di medsos sendiri sebetulnya tidak sehat. Di dunia maya, kehidupan gemerlap selalu terlihat instan dan mudah. Influencer bisa tiba-tiba terkenal dalam semalam karena konten yang viral. Selebritas pamer wajah sempurna dan barang-barang mewah. Teman-teman rajin liburan ke luar negeri dan punya couple goals. Sementara kita? Terkurung di kamar, tiduran sambil mindlessly scrolling.
Aktivitas ini membuat kita mau tak mau jadi membandingkan. Kapan ya aku bisa begitu? Kapan ya bisa ke sana? Enak ya hidup seperti mereka? Mungkin hal ini sepele bagi orang yang bermental kuat, tapi bisa jadi stressful bagi mereka yang sensitif. Melihat segalanya yang indah di luar sana dapat membuat kita merasa kecil dan buruk.
Konten medsos bukan hanya mencemari generasi muda, namun juga anak-anak. Bandingkan hobi anak zaman dahulu dengan anak zaman sekarang. Di tahun 2000-an awal, mereka main sepak bola atau lompat tali ketika istirahat sekolah, kegiatan yang bagus untuk kebugaran fisik dan menjalin interaksi langsung dengan teman. Sekarang, anak-anak sibuk membuka medsos yang isinya penuh foto-foto artis dengan OOTD keren dan hidup ala kisah film. Pantas saja Gen Z dan Gen Alpha menjadi jauh lebih rentan terkena penyakit mental. Orang dewasa saja kadang bisa kena mental, apalagi mereka yang masih anak-anak dan remaja.
Lebih mirisnya lagi, dulu sifat hiburan tidaklah instan, kita harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan kepuasan. Contoh, kita perlu berolahraga atau bersenda gurau dengan teman-teman untuk mendapatkan kesenangan. Kita perlu membaca buku dan berimajinasi untuk mendapatkan keseruan. Sekarang? Buat apa susah-susah berusaha? Cukup goler-goleran di kamar yang nyaman, hiburan instan langsung didapat dari ponsel.
Kelebihan utama medsos memang juga kengerian utamanya; aksesibilitas. Kita bisa membuka medsos di mana saja, kapan saja. Mulai dari kita membuka mata hingga terlelap dengan ponsel di genggaman. Bisakah kita beristirahat dan melepaskan diri dari kenikmatan yang begitu mudah ini?
Dipikir-pikir lagi, kehidupan dan perilaku manusia sepertinya sudah sepenuhnya disetir oleh media sosial. Di luar kecanduan untuk terus mengonsumsi konten medsos, perilaku kita pun terpusat pada kegiatan 'demi konten' dan eksistensi. Mau makan, jepret. Jalan-jalan, jepret. Olahraga, jepret. Aktivitas apapun seakan perlu diabadikan dan dibagikan ke teman-teman dunia maya yang entah peduli tidak dengan detail terkecil hidup kita.
Renungkan lagi, berapa banyak waktu yang Anda habiskan di medsos untuk mencari hiburan, membaca informasi, dan mempersiapkan serta mengunggah konten terbaik. Bandingkan dengan waktu yang Anda sisihkan untuk ngobrol dengan orang tua, telepon sahabat, membaca buku, melakukan hobi, mengembangkan diri. Mana yang lebih banyak? Sudah idealkah proporsinya?
Pasanglah pengingat untuk diri sendiri: 1. Aku tidak perlu posting untuk membuktikan apapun ke siapapun. Kebahagiaan, kegiatan, percintaan, masalah, opini - semua boleh disimpan sendiri tanpa mengurangi esensi dan signifikansinya.
2. Aku tidak perlu tahu segalanya di media sosial. Tren terbaru, berita terpanas, update teman-teman dan keluarga - tanpa itu semua, hidup akan baik-baik saja. Jangan sampai overwhelmed demi stay up to date.
3. Aku bisa break kapanpun dan mute/unfollow siapapun. Hindari konten dan orang yang membuat frustrasi atau rendah diri. Mungkin kita tak sanggup terus-menerus diterpa konten tertentu dan itulah tandanya untuk berani membuat batasan.
Jika ada anjuran dokter untuk mewaspadai kolesterol, lemak, dan gula, seharusnya ada juga aturan pakai media sosial. Sama-sama berbahaya dan membuat kecanduan, mengapa tidak diperlakukan serupa? Bermain Instagram atau TikTok memang menyenangkan, tapi konsumsi berlebihan akan berdampak buruk untuk kita.
Sesekali, berdirilah dalam diam. Jika perlu, ambil satu langkah ke belakang. Lihatlah bahwa di dunia yang serba cepat dan dinamis ini, kita selalu punya pilihan untuk menarik diri dari kebisingannya.
Tarik napas panjang.
inhale ~ exhale
Kita ini masih insan, jangan melulu mencari yang instan.
5 notes · View notes
criminal-trail · 4 months
Text
Jejak Kriminal News : Sumber berita hari ini, terupdate sumber kami terpercaya berita terkini, berita hari ini, berita, berita bola, berita ac milan, berita terbaru, berita mu, berita chelsea, berita arsenal, berita persib, berita juventus, berita motogp, berita liverpool, berita manchester united, chord berita kepada kawan, berita timnas, berita inter milan, berita internasional, berita timnas indonesia, berita real madrid, berita satu, berita rusia, teks berita, berita as roma, berita terkini hari ini, berita viral, berita bantuan langsung tunai, contoh teks berita, berita persija, berita terbaru terpopuler hari ini, berita barcelona, berita man city, berita gempa hari ini, berita terkini 2023, berita bank bri, berita politik, contoh berita acara, berita persebaya, berita manchester city, berita terbaru hari ini, berita liga inggris, contoh berita, berita messi, berita bola terbaru, struktur teks berita, berita bola indonesia, berita gempa terkini, berita bola terkini, berita viral hari ini, berita inter,
1 note · View note
retorikadyf · 1 year
Text
Apakah Penolakan Terhadap Timnas Israel Sudah Tepat?
Fenomena terbaru kali ini dimana Indonesia dipilih menjadi tuan rumah sepak bola piala Dunia U-20 mendengar berita itu pastinya semua orang sangat bersuka cita dimana harapan yang dari dulu ada akhirnya tercapai juga untuk timnas Indonesia biar bermain di Piala Dunia walaupun U-20. Namun pada kali juga ada kebimbangan yang muncul dimana salah satu timnas yang bermain di Piala Dunia itu ada timnas Israel. Untuk bermain di Piala Dunia adalah kesempatan emas dan disisi lain itu adalah sebuah masalah yang besar karena harus menerima musuh kemanusiaan, musuh, dunia, musuh seluruh agama, musuh islam, musuh dalam falsafah bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia menolak sebuah bangsa penjajahan untuk bersuka cita di negeri ini sungguh sakitnya hati bangsa ini jika bangsa penjajah itu hadir di tanah perdamaian ini.
Ini bukan saja tentang masalah Untung rugi, ini bukan saja tentang politik ataupun agama , ini bukan saja tentang kemanusiaan tetapi ini tentang wajah dan idealisme bangsa Indonesia yang sejak awal mengharamkan bangsa penjajah dimuka bumi hal ini sudah termaktub dalam pembukaan UUD 1945 di alenia pertama.
Miris sekali melihat banyaknya orang diluar sana yang mencaci maki orang yang menolak kehadiran timnas Israel dengan alasan rugi dan lain lain. Saya heran apakah budaya anti kolonialisme sudah luntur di tatanan masyarakat Indonesia dan lebih mementingkan untung dan rugi hal inilah yang berbahaya jikalau rakyat bahkan sampai pejabat hanya memikirkan untung dan rugi membuat semua apapun yang di kerjakan hanya melihat dari sudut pandang itu tetapi tidak melihat sudut pandang pemahaman idealisme negara yang sudah dibangun para pendahulu, semua hanya tentang untung dan rugi itulah alasannya banyak pelaku korupsi di tanah air ini. Kalo kita bandingkan harus memilih antara menerima bangsa penjajah (Israel) atau menolaknya maka, yang harusnya dipilih adalah penolakan karena tidak mungkin menggadaikan idealisme, falsafah bangsa hanya karena pengen untung dan pengen terlihat toleran open minded seperti negara lain, jika paradigma ini terus ada itulah alasannya negara tidak maju dan banyak korupsi di negara ini. Selain itu juga muncul narasi
A = apasih hubungannya sepak bola dengan kebijakan politik seperti itu? Kan bola gak ada kaitannya
B = jangan campur adukan politik dan sepak bola apalagi dengan agama atau masalah negara lain
C = gak usah urusin negara lain, negara sendiri aja blm maju
Padahal realitanya sepak bola adalah media yang kuat untuk menyebarkan pemahaman dan politik yang kental. bagaimana orang uni Eropa mensosialisasikan dan mengiklankan terang terangan LGBT di Piala dunia, Eropa menolak rusia di Piala dunia dan masih banyak lagi.
Sekali lagi ini bukan tentang untung rugi negara, politik, agama, kemanusiaan saja tetapi lebih dari itu jika kita menerima Israel sama saja kita menggadaikan idealisme bangsa tanah air kita ini untuk menolak bangsa penjajah dimuka bumi ini maksudnya ikut serta dalam menghentikan penjajahan dimuka bumi ini dan salah satu sikap yang tepat adalah tolak bangsa yahudi Israel dimanapun berada dan boikot.
Pembukaan UUD 1945 berbunyi, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
5 notes · View notes
Text
Livescorepialadunia.com – Kumpulan berita bola terlengkap
Livescorepialadunia menyajikan berita sepak bola, terbaru dan Informasi terhangat dari semua pertandingan, lengkap dengan jadwal pertandingan, klasemen & hasil.
Ajang Piala Dunia 2022 Qatar hanya dalam hitungan beberapa hari lagi, livescorepialadunia tepatnya kurang dari satu pekan. Dan akan diselenggarakan pada tangga 20 November 2022. Dalam liga domestik dunia juga telah dihentikan sementara supaya para pemain dapat bersiap menjelang Piala Dunia 2022.
Adapun salah satu liga domestik yang telah dihentikan adalah Liga Inggris. Dan seluruh klub di Liga Inggris sendiri telah menyumbang sebagian besar pemainnya untuk bisa bermain di Piala Dunia 2022 Qatar.
Dilansir dari situs resmi Liga Inggris, hingga tanggal 13 November 2022 kemarin telah ada 124 pemain dari 20 tim Liga Inggris yang sudah dipanggil untuk membela negaranya di ajang Piala Dunia 2022. Dan di bawah ini adalah liga klub Liga Inggris yang paling banyak menyumbang pemainnya di Piala Dunia 2022
Manchester City
Tumblr media
Klub bola Manchester City total telah mengirimkan sebanyak 16 pemain ke ajang Piala Dunia 2022 dari seluruh lini dalam pemain. Mulai dari striker Julian Alvarez (Argentina), Kiper Ederson (Brasil) hingga gelandang Kevin De Bruyne (Belgia).
Para pemain Man City yang juga berangkat ke Qatar adalah Manuel Akanji (Swiss), Ederson (Brasil), Ilkay Gundogan (Jerman), Kevin De Bruyne (Belgia), Kalvin Phillips, John Stones, Kyle Walker, Jack Grealish, Phil Foden (Inggris)
Terdapat juga Ruben Dias, Joao Cancelo, Bernardo Silva (Portugal), Rodri dan Aymeric Laporte (Spanyol) dan juga Julian Alvarez (Argentina).
Sebelumnya juga terdapat jeda dalam jadwal piala dunia yaitu Manchester City masih berada pada posisi kedua dalam Liga Inggris. Klub bola ini terpaksa harus menelan sebuah kekalahan 1 hingga 2 dari brentford dalam laga terakhir sebelum Piala Dunia berlangsung.
Manchester United
Tumblr media
Dalam posisi kedua ada lawan dari Man City yakni MU atau Manchester United. MU telah menumbang total 14 pemain dari banyak negara untuk bisa bermain di ajang Piala Dunia 2022 Qatar.
Dan diantaranya yaitu terdapat Fred, Casemiro, Antony (Brasil), Raphael Varane (Prancis), Christian Eriksen (Denmark), Marcus Rashford  Luke Shaw, Harry Maguire (Inggris), Cristiano Ronaldo, Diogo Dalot, Bruno Fernandes (Portugal), Tyrell Malacia (Belanda), Facundo Pellistri (Uruguay), Lisandro Martinez (Argentina).
Baca Juga:
Apakah Messi Akan Menjadi Pemain Terbaik Piala Dunia 2022
Aturan Ajang Piala Dunia 2022 Qatar
Hampir seluruh pemain memperoleh menit bermain reguler dari sang arsitek yaitu Erik Ten Hag. Hanya terdapat Facundo Pellistri yang belum bisa bermain sama sekali serta Tyrell Malacia yang cuma dipercaya untuk bermain sebanyak 9 kali dalam Liga Inggris.
Di Liga Inggris sendiri, Man United menempati posisi ke 5 dalam klasemen hingga pekan terakhir sebelum dihentikan sementara waktu. Cristiano Ronaldo sendiri beserta kawan – kawan berhasil mengunci sebuah kemenangan 2 hingga 1 atas Fulham sebelum jeda.
Chelsea
Tumblr media
Pada peringkat ketiga terdapat tim London, yaitu Chelsea yang telah menyumbangkan 12 orang pemain ke dalam laga Piala Dunia 2022 Qatar. Dan kebanyakan para pemain yang dipanggil negaranya tersebut memang menjadi andalan bagi pelatih Chelsea yaitu Graham Potter.
Thiago Silva (Brasil), Mateo Kovacic (Kroasia), Christian Pulisic (USA), Denis Zakaria (Swiss), Kai Havertz (Jerman), Hakim Ziyech (Maroko), Mason Mount, Raheem Sterling (Inggris), Conor Gallagher, Kalidou Koulibaly, Edouard Mendy (Senegal), dan Cesar Azpilicueta (Spanyol).
Dan dari ke 12 nama pemain Chelsea tersebut yang dipanggil negaranya dalam Piala Dunia, hanya nama Denis Zakaria lah yang belum pernah bermain barang satu menit pun di Liga Inggris. Lalu, ada Ziyech yang telah menjadi andalan dari Maroko juga dan hanya bermain sebanyak 5 kali dari 15 pertandingan.
Hingga sebelum jeda di Piala Dunia, performa Chelsea dalam Liga Inggris juga akan terus menurun. Dalam tim asuhan Graham Potter tersebut juga turun ke dalam peringkat delapan saat dikalahkan oleh Newcastle United 0-1.
Tottenham Hotspurs
Tumblr media
Dalam peringkat keempat terdapat tim London Utara, yaitu Tottenham Hotspur yang juga telah mengirimkan sebanyak 11 orang pemain ke dalam Piala Dunia 2022. Dan diantara 11 orang pemain tersebut, terdapat dua untuk Timnas Inggris yaitu Harry Kane serta Eric Dier.
Tak hanya Kane dan Dier, adapun satu nama untuk satu negara yaitu Ivan Perisic (Kroasia), Pierre – Emile Hojbjerg (Denmark), Ben Davies (Wales), Richarlison (Brasil), Rodrigo Bentancur (Uruguay), Cristian Romero (Argentina), Pape Matar Sarr (Senegal), serta Son Heung-min (Korea Selatan).
Dan seluruh pemain yang telah dipanggil tersebut adalah starter dalam Liga Inggris untuk Tottenham. Tak terkecuali pemain berusia 20 tahun Senegal, Pape Matar Sarr yang belum sekalipun dapat dimainkan di Liga Inggris.
Arsenal
Tumblr media
Klub London Utara lainnya yaitu Arsenal berada dalam posisi kelima dengan 10 orang pemain yang juga berangkat ke dalam Piala Dunia 2022 Qatar. Dan dari 10 orang pemain tersebut, ada tiga diantaranya untuk Timnas Inggris.
Aaron Ramsdale, Bukayo Saka (Inggris), Ben White, Gabriel Martinelli, Gabriel Jesus (Brasil), Granit Xhaka (Swiss), Takehiro Tomiyasu (Jepang), Matt Turner (USA), William Saliba (Prancis) serta Thomas Partey (Ghana).
Hingga jeda dalam Piala Dunia, The Gunners juga masih menempati posisi puncak klasemen dalam Liga Inggris dengan raihan 37 poin dalam 14 pertandingan. Dan Arsenal juga telah terpaut sebanyak 5 poin dari Manchester City di posisi kedua.
Tumblr media
Bruno Fernandes, yakni Gelandang Portugal tak senang sama sekali tentang keadaan seputar Piala Dunia 2022 yang akan segera dilangsungkan di Qatar. Pemain MU tersebut mengatakan bahwa Piala Dunia harus dilakukan dengan cara yang lebih baik.
Dirinya pun berkomentar pedas terkait pembangunan stadion di Qatar yang telah menewaskan banyak orang. Ia pun ingin sepak bola bisa dirasakan oleh semua orang. Dan ingin semua kalangan disertakan dan terlibat. Sebab ajang Piala Dunia merupakan pesta bagi para penggemar.
2 notes · View notes
belitonginfo · 1 year
Text
PT Timah Tbk Dukung Open Turnamen Bola Voli Bupati dan Wakil Bupati Belitung Timur
Tumblr media
BELITUNGTIMUR, belitonginfo.com - PT Timah Tbk terus berkomitmen mendukung kemajuan olahraga di Pulau Belitung. Salah satunya dengan mendukung beragam turnamen olahraga yang dilaksanakan Pemerintah maupun kelompok masyarakat, Selasa (13/6/2023). Kali ini, PT Timah Tbk kembali mendukung open turnamen bola voli Bupati dan Wakil Bupati Belitung Timur 2023. Turnamen yang berlangsung di lapangan voli Desa Simpang Pesak pada, 11-23 Juli 2023. Wakil Bupati Belitung Timur, Khairil Anwar mengatakan, event itu merupakan kerja sama Dispora Beltim dan PBVSI Belitung Timur serta Pemdes Simpang Pesak. "Nah, jadi nama even ini bupati dan wabup Beltim Cup 2023 karena diikuti tim dari Pulau Belitung," kata Khairil Anwar. Menurutnya, puluhan tim akan bertanding dalam ajang ini seperti 30 tim peserta putra dan 17 tim putri. Kejuaraan itu juga sebagai ajang uji tanding tim Porprov Beltim. Guna menghadapi Porprov Babel Agustus mendatang. "Jadi ini uji tanding tim porprov Beltim, persiapan tim Beltim," ujarnya. Khairil Anwar mengapresiasi PT Timah Tbk yang telah mendukung terlaksananya kejuaraan bola voli itu. "Saya selaku PBVSI Beltim juga mengapresiasi atas bantuan PT Timah Tbk," ujarnya. Ia juga menyarankan, kedepan PT Timah Tbk agar membuat event kejuaraan bola voli di Beltim, seperti dalam rangka HUT PT Timah Tbk. "Kami harapkan PT Timah Tbk membuat event serupa di Beltim. Dan kami pasti dukung nanti," tandasnya. (rel) Jangan. Lupa. Kunjungi. Facebook (Dengan Kamu. Mengklick. Link. ini. Kamu. Akan. Masuk. ke Facebooknya. Belitong Info). Ayo Klik Sekarang Juga. Atau Kamu Juga Dapat Melihat Instagram. Twitter , Linkedin , Tumblr , Medium Kami. atau. bisa mengunjungi Google News Kami. Kami Juga Ada Channel Youtube Untuk Melihat Berita kami Secara Visual Ayo Sekarang Juga Bergabung Bersama Kami. Read the full article
0 notes
verrazen · 2 years
Text
AKU SEDIH.
Dari pagi sampai sore tadi memilih untuk tidak membuka sosmed dengan tujuan mau rehat sejenak dari berita hari ini yang sungguh bikin sesak di dada.
Ku habiskan waktu dengan ngegame, nonton film, bikin kue, atau ngapain aja asal ga buka sosmed dan baca berita.
Sampe ku rasa cukup dan siap untuk update terkait pemberitaan duka Arema, baru aja pegang hp dan buka sosmed, Sired update katanya, "mah udah 174 nih beritanya". Buru-buru ku baca semua berita. Ku cari info terbaru. Ga cuma di sosmed, di grup komunitas ku pun semua sedang membahas tragedi ini.
Sedih? Sangat! Ga perlu ditanya.
Sampe ku putuskan untuk menulis ini.
Mungkin bisa dibilang ini tulisan dari penggemar bola abal-abal yang sangat sedih atas tragedi yang terjadi.
~~
Bukan hanya karena banyak memakan korban jiwa, tapi tragedi kanjuruhan ini jadi pembelajaran seumur hidup bahwa mencintai sesuatu berlebihan itu sungguh tak ada baiknya sama sekali.
Kekecewaan supporter atas kekalahan harusnya jadi ajang pendewasaan bagi siapa saja yang belajar mencinta, agar lagi-lagi tak berlebihan.
Jauh dari itu, belajar mencinta (re-supporter) harusnya juga belajar untuk bisa menerima kekurangan yang dicintai
(dalam hal ini tim kebanggaan). Harusnya menjadi supporter bisa menerima kekalahan dan memberi dukungan agar kelak tak kalah lagi. Bukan lantas melampiaskan kekecewaan dengan bertindak bodoh.
Sungguh, 1 nyawa melayang saja sudah menyedihkan, apalagi sampai 174 jiwa melayang (update Emil Dardak).
Dari pemberitaan semua membahas kenapa sampai bisa terjadi.
Berbagai spekulasi dan adu argumen mulai bermunculan.
Rasanya semua pihak tidak mau disalahkan atas tragedi ini. Semua saling tuduh.
Mulai dari seharusnya tidak diselenggarakan malam hari, penjualan tiket yang melebihi kapasitas, tindakan kepolisian semprot gas air mata, personil penjagaan terlalu minim, ahhh masih banyak lagi.
Aku sebagai penggemar bola abal-abal coba merunut ke belakang. Tanpa ada pembelaan kepada pihak siapa pun, sebab ini tulisan juga ku buat dari pemberitaan yang beredar.
1. Di runut ke belakang kenapa ini bisa terjadi, tentunya karena kekalahan Arema.
Atas kekalahan ini supporter tidak terima. Selain karena bermain di kandang sendiri, tentunya juga karena rival bebuyutan yang mengkalahkannya.
Tidak terima lantas turun ke lapangan. Memprovokasi. Jelas ini seperti bola salju. Supporter lain yang juga merasa kecewa tersulut untuk ikut turun ke lapangan. Ricuh. Sungguh menurut ku ini adalah golongan supporter yang abal-abal dan tidak berkelas.
2. Pengamanan, dalam hal ini dilakukan kepolisian, tentunya ambil tindakan. Saat ambil tindakan untuk meredam kericuhan, puluhan supporter lain ikut turun dan meramaikan kericuhan.
Jujur dalam keadaan seperti ini, menurut kalian harus diredam seperti apa? Selain tembakan gas air mata. Ya meski tindakan ini dilarang FIFA. Tapi coba kasik tau cara terbaik meredam masa yang mulai kalap mericuh selain tembakan gas air mata.
Sebagai penggemar abal-abal, sejak pemberitaan keluar aku berpikir keras bagaimana seharusnya polisi meredam? Aku tidak sama sekali membela kepolisian dengan tindakan yang dilakukan, hanya saja bertanya terkait solusi seharusnya juga penting untuk dicari tau.
Karena buatku pemberitaan yang menyudutkan kepolisian karena tembakan gas air mata menarik untuk dikulik. Sebab rasa-rasanya kondisi ini bisa menjadi ancaman bagi aparat kepolisian yang kondisinya sedang tidak baik-baik saja.
Bisa saja ini menjadi alat untuk semakin menurunkan trust masyarakat terhadap kinerja kepolisian. Seakan semuanya salah kepolisian yang dalam hal ini bertugas mengamankan.
Kalau sampai beneran, ngeri sih.
3. Beberapa lembaga pada akhirnya turun tangan mendesak dan meminta pemerintah bertanggungjawab atas tragedi ini.
Ini aku semakin bingung. Maklum kan penggemar bola abal-abal. Hehe
Bisa tolong ada yang bisa menjelaskan?
Atas kejadian ini aku sedih.
Tapi lebih sedih kalau sampai tragedi ini justru jadi ajang saling menyalahkan dan saling tuduh.
Kalaupun harus ada yang bersalah, aku sebagai penggemar bola abal-abal menyalahkan SUPPORTER. Iya supporter yang katanya cinta tapi justru menyakiti. Yang katanya mendukung sepenuh hati justru jadi pemicu hingga bikin sesamanya mati.
Pliss, jadi supporter cerdas yang paham kalau bertanding itu tak melulu harus menang, tapi juga siap dengan kekalahan.
~ ve ~
021022
4 notes · View notes
newssooccer · 2 years
Text
2 notes · View notes
hahatoto · 10 days
Text
Portal Berita Nasional & Internasional - HahaToto
HahaToto adalah portal berita online yang membahas kabar terbaru dari seluruh dunia. Kami mengutamakan sumber yang terpercaya. Di sini, Anda bisa menemukan berita terkini mengenai politik, ekonomi, dan olahraga.
Tumblr media
Portal kami tidak hanya tentang serius saja. Kami juga menyediakan konten tentang gaya hidup. Kami memberikan berita yang akurat dan terpercaya setiap saat. Ini semua dijamin sesuai kebutuhan Anda.
Apa itu Portal Berita Online?
Portal berita online adalah tempat digital mengumpulkan berita. Berita datang dari berbagai bidang dan sumber tepercaya. Ini memudahkan akses informasi terkini dari mana saja, kapan saja, lewat komputer, handphone, atau tablet.
Manfaat Portal Berita Online
Portal berita online punya banyak manfaat. Beberapa di antaranya adalah:
Memberi informasi terkini dengan mudah.
Menyediakan berita dari segala sudut.
Berinteraksi dengan pembaca lewat komentar dan berbagi.
Membantu hemat waktu cari informasi terbaru.
Fitur-fitur Unggulan Portal Berita Nasional & Internasional
Portal berita terkemuka menawarkan berita terkini dan terlengkap. Kini Anda bisa merasa update dengan topik-topik penting, seperti politik, ekonomi, dan olahraga. Berita-berita ini datang secara rinci dan valid, membantu Anda mengerti isu-isu saat ini.
Liputan Langsung dari Berbagai Wilayah
Bagaimana kalau portal berita memberikan liputan langsung, dari mana saja di dunia? Ya, portal ini akan bawa info dari dalam dan luar negeri. Saatnya lihat berita dari perspektif yang lebih luas.
Analisis Mendalam dari Para Ahli
Ada lagi, penyajiannya tidak hanya sampai situ. Portal ini juga menyuguhkan analisis mendalam langsung dari para ahli. Ini membantu Anda lebih mengerti isu-isu krusial dan menghadapi kompleksitasnya dengan lebih bijak.
Portal Berita Nasional & Internasional - HahaToto
HahaToto adalah pilihan utama banyak orang untuk portal berita online nasional dan internasional. Situs ini unggul dalam beberapa hal. Misalnya, HahaToto selalu memberikan berita terbaru dan komprehensif.
Mereka juga memberikan informasi yang akurat dan terpercaya. Jika Anda mencari analisis mendalam, HahaToto juga bekerja sama dengan para pakar. Akses ke informasi sangat mudah, baik lewat website portal berita maupun aplikasi mobile.
Ragam Kategori Berita yang Lengkap
Tumblr media
HahaToto menawarkan ragam kategori berita indonesia. Anda bisa menemukan berita nasional, internasional, olahraga, dan lainnya. Dengan begitu banyak opsi, pembaca dapat menemukan berita sesuai dengan minatnya.
Berita Populer di HahaToto
Portal berita terkemuka HahaToto menawarkan berita dari berbagai kategori. Kategori berita yang paling diminati adalah berita olahraga terkini dan berita internasional terpercaya.
Berita Olahraga Terkini
Dunia olahraga selalu jadi yang terdepan di HahaToto. Pembaca dapat menemukan informasi terbaru tentang berbagai cabang olahraga. Ini termasuk sepak bola, bola basket, dan Formula 1.
Para pembaca bisa mengikuti kabar dari tim favorit mereka. Mereka juga pasti menemukan analisis dari pakar olahraga.
Berita Internasional Terpercaya
HahaToto tak hanya berfokus pada olahraga. Mereka juga menawarkan berita internasional terpercaya.
Pembaca bisa mendapatkan info terkini mengenai politik, ekonomi, dan bencana alam global. Berita disaring oleh tim ahli, untuk memastikan keakuratan dan pemahaman yang baik.
Mengakses Portal Berita HahaToto
Kunjungi portal berita online HahaToto di www.hahatoto.com. Situs ini menawarkan cara navigasi yang simpel. Ini memudahkan kamu mencari dan membaca berita terbaru.
Melalui Website
Portal berita Indonesia, HahaToto, juga bisa diakses lewat aplikasi untuk iOS dan Android. Aplikasi ini membuat membaca berita jadi lebih seru dan cepat.
Melalui Aplikasi Mobile
Aplikasi HahaToto memungkinkanmu akses ke berita terbaik dan terpercaya. Kamu bisa memantau berita dimana pun dan kapan pun. Akses portal berita gratis dan tetap update dengan berita terbaru.
Berlangganan Portal Berita HahaToto
Jika kamu ingin selalu tahu berita terbaru dari HahaToto, kamu bisa berlangganan. Caranya gampang, bisa lewat situs resmi HahaToto. Atau, download aplikasinya yang bisa digunakan di iOS dan Android.
Dengan berlangganan, kamu akan dapat notifikasi tentang berita penting. Kamu juga akan bisa akses berita eksklusif dan mendalam dari tim redaksi HahaToto. Jadi, kamu akan tahu info terbaru tentang politik, ekonomi, olahraga, dan gaya hidup.
Ingin terus up to date dengan berita terpercaya dari HahaToto? Jangan sampai kelewatan untuk terus terhubung. Jadi segera berlangganan, nikmati pengalaman membaca berita yang interkatif. Dan, tentunya berita yang memperluas wawasan kamu. Ayo, jadi pelanggan sekarang juga lewat situs atau aplikasi HahaToto.
1 note · View note