Tumgik
#bersahaja
belitonginfo · 11 months
Text
Pertemuan Sandiaga S.Uno Dan Ganjar Pranowo Terlihat Bersahaja
Tumblr media
JAKARTA, belitonginfo.com - Potret pertemuan antara Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sandiaga Salahudin Uno bersama Bakal Calon Presiden (Bacapres) dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Ganjar terlihat sangat sangat bersahaja, Minggu (23/7/2023). Senyum mereka begitu alami, orisinil, renyah dan menggambarkan keakraban, ketulusan. Dan yang terpenting adalah kenyamanan mereka satu sama lain saat bertemu. The gesture does not always need to be grand.Sometimes the little things count more than the big, atau Gestur tidak selalu harus megah. Terkadang hal kecil lebih berarti daripada hal besar. Begitu mungking perumpamaan yang dapat dijelaskan dalam pertemuan mereka. Ini bukan kali pertama pertemuan mereka dalam waktu dekat ini. Tetapi ini sudah berkali kali dan gambarannya jelas sekali, mereka sekali lagi nyaman satu sama lain, tidak ada kekikukkan, tidak ada basa basi. "Kejernihan inilah yang dibutuhkan dalam melanjutkan kepemimpinan nasional pasca kepemimpinan Presiden Jokowi nanti di akhir 2024," ujar Juru bicara Sandiaga S.Uno, Isyak Meirobie.
Tongkat Estafet Kepemimpinan Harus Berada Di Tangan Yang Tepat
Menurutnya, Presiden Jokowi mengukir prestasi yang luar biasa dalam kemajuan Indonesia. Karena itu harus dipastikan tongkat estafet dilanjutkan percepatan pembangunan ini kepada kepemimpinan yang tepat. Keharmonisan, chemistry yang terbangun secara orisinil akan memudahkan akselerasi melanjutkan pembangunan tersebut menjadi lebih Gaspol, Gercep dan Geber. "Indonesia tidak boleh kehilangan momentum pertumbuhan yang sudah dicapai saat ini , untuk menuju Indonesia emas 2045," kata Isyak Meirobie. Karena itu pula kekompakkan duo kepemimpinan antara Presiden dan Wakil Presiden yang bertugas membantu Presiden dengan kemampuan bidang ekonominya, yang energik dan gercep, yang sanggup menjaga kolaborasi yakni geber serta sanggup meningkatkan percepatan yakni gaspol adalah jawaban akan kebutuhan masyarakat Indonesia yang sangat puas dengan kepemipinan Presiden Jokowi. "Kita berharap agar para pimpinan partai politik terkhusus Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai ketum PDI Perjuangan yang juga pemimpin koalisi bersama Presiden Jokowi dapat merumuskan dan mengabulkan harapan rakyat Indonesia. Yakni keberlanjutan percepatan pembangunan melalui kepemimpinan Ganjar Pranowo dan Sandiaga S.Uno, semoga," tandasnya. Baca Juga : Dituduh Lakukan Pungli? Ini Tanggapan DLH Belitung Jangan. Lupa. Kunjungi. Facebook (Dengan Kamu. Mengklick. Link. ini. Kamu. Akan. Masuk. ke Facebooknya. Belitong Info). Ayo Klik Sekarang Juga. Atau Kamu Juga Dapat Melihat Instagram , Twitter , Linkedin , Tumblr , Medium Kami. atau. bisa mengunjungi Google News Kami. Kami Juga Ada Channel Youtube Untuk Melihat Berita kami Secara Visual Ayo Sekarang Juga Bergabung Bersama Kami. Read the full article
0 notes
feanoriangrindset · 9 months
Text
Going INSANE. listening to letto this shits is soooo good
0 notes
cikguazmi · 5 months
Text
anak saudara part 2
E nam bulan selepas aku dikerjakan oleh anak saudaraku yang berdua itu, aku sekali lagi diajak oleh suamiku pulang ke kampung. Kali ini bagi menghadiri kenduri majlis khatan Zaidin dan sepupunya. Aku bersetuju kerana bercuti ke kampung seronok juga. Suasana kampung yang tidak sesak dan sunyi sungguh nyaman.
“Mak Ngah, besok Zaidin akan bersunat. Boleh nak rasa burit Mak Ngah malam ni?”
Aku terkejut mendengar suara itu dan aku menoleh ke belakang. Terkejut aku melihat Zaidin yang sedang tersengih padaku. Waktu itu aku baru saja satu jam sampai di kampung. Aku sedang melihat-lihat buah rambutan yang sedang ranum di hadapan rumah ibu mertuaku.
“Tak boleh... tak boleh. Banyak orang di sini, Zaidin tak takut ke??” Jawabku dengan suara agak keras.
“Kenapa nak takut Mak Ngah, benda tu kan sedap.” Bersahaja saja Zaidin menjawab kata-kataku.
“Mak Ngah kata tak boleh, tak bolehlah,”jawabku memperlihatkan muka bengis.
“Ini ‘last’ lah Mak Ngah. Mak Ngah boleh rasa burung Zaidin yang tak sunat ni. Esok Zaidin dah nak sunat, Mak Ngah dah tak berpeluang rasa pelir kulup.” Zaidin masih menggodaku.
“Sudah. Mak Ngah tak mau layan Zaidin.”
“Mak Ngah tak takut rahsia Mak Ngah bocor?” Zaidin tersenyum ke arahku.
Aku berjalan ke arah rumah kakak iparku, emak Zaidin. Hatiku gelisah juga mendengar ugutan Zaidin itu. Kalaulah rahsiaku bocor, mati aku di tengah keramaian ini. Puluhan pasang mata akan tertumpu kepadaku. Aku belum sedia memikirkan alasannya. Aku risau.
Oleh kerana ramai orang di rumah kakak iparku maka aku di suruh tidur di rumah ibu mertuaku. Suamiku tidak bersamaku malam itu kerana dia masih seronok berbual dengan kawan-kawannya di rumah kakaknya. Biasalah bila ada keramaian seperti kenduri kendara di kampung maka mereka akan berbual sambil bekerja hingga ke pagi.
Malam itu aku terasa haus, aku berjalan ke dapur untuk minum. Semasa melalui sebuah bilik aku dengar suara nafas yang agak memburu dan desah tertahan. Suara desahan itu semakin jelas ketika aku mendekat, kulihat pintu bilik tidak tertutup rapat dan ada sedikit celah yang memungkinkan aku boleh melihat ke dalam bilik. Aku tergamam, dari pantulan cermin kulihat Zaidin telentang di atas katil telanjang dan tangannya sedang menggenggam kemaluannya, bergerak teratur naik turun, tentu saja aku tahu kalau anak itu sedang melancap.
Aku pernah membaca suatu artikel bahwah remaja seusia Zaidin sedang memasuki masa puber. Mereka mulai tertarik dan menyukai lawan jenisnya. Remaja seusia itu sedang berkembang organ reproduktif. Angan-angan dan fantasi seks membawa mereka untuk melakukan masturbasi. Namun yang membuatku terpukau adalah ukuran kemaluan remaja itu Pelir Zaidin sangat besar dan panjang bahkan terlalu besar untuk ukuran budak seusianya. Aku pernah melihatnya dulu tapi rasanya sekarang lebih panjang. Kepunyaan suamiku pun tak sepanjang itu.
Sekilas terlihat genggaman tangan budak itu sama sekali tak menutupi kepala kemaluannya yang tampak merah dan belum disunat. Zaidin masih mendesah perlahan dan tiba-tiba ia mempercepat gerakan tangannya lalu tubuhnya mengejang dan dari lubang kencing kepala kemaluannya keluar dengan pancutan yang cukup kuat melambung ke udara dan cairan itu mendarat di dadanya, beberapa kali kepala kemaluan itu menyemburkan cairan dan akhirnya dengan lesu tangan pemuda berusia 13 tahun itu mengendur.
Suatu perasaan ‘menggeletek’ menerpaku turun ke bawah ke pangkal pahaku. Aku merasai kemaluanku seperti mengemut dan farajku terasa lembab kerana menyaksikan pemandangan itu. Aku baru menyedari kalau celana dalamku ternyata sangat basah. Aku yang terpukau segera sedar dan cepat-cepat kembali ke bilikku, Aku terlupa untuk minum dan perasaan hausku seperti hilang.
Malam itu aku tertidur cepat, rasanya kepalaku begitu berat dan mengantuk. Begitu mengantuknya hingga aku lupa mengunci pintu kamarku. Mungkin juga kerana keletihan perjalanan jauh dari ibu kota ke kampung mertuaku. Lama setelah terlelap sampai aku dihinggapi sebuah mimpi. Aku merasakan sesuatu terjadi pada diriku, dimulai dengan munculnya rasa geli yang aneh pada kelangkangku. semakin lama yang kurasakan geli itu berangsur menjadi rasa nikmat yang dahsyat yang belum pernah kurasakan selama ini. Kini rasa nikmat itu semakin tak tertahankan menjalar ke sekujur tubuhku. Sampai akhirnya aku terjaga.
Mulanya aku hairan kerana rasa nikmat tadi masih terasa bahkan lebih hebat. Bila aku sepenuhnya tersedar, hampir menjerit bila aku dapati Zaidin sedang berada di antara kedua paha mulusku. Wajahnya terbenam berada tepat di hadapan kangkangku. Zaidin menyingkap ke samping celana dalam yang tipisku. ia begitu asyik menjilat taman rahsia ku. Lidahnya menjilat setiap jengkal daging kemaluanku yang mulai basah bagai seekor ibu kucing sedang memandikan anaknya.
“Apa yang kamu buat, Zaidin …ouhhhh?”
Budak itu tidak menghiraukan pertanyaanku, ia tetap asyik dengan kelakuan tak senonohnya itu. Tak guna aku merapatkan pahaku, tak guna aku menolak kepalanya kerana bibir mulutnya telah menguasai bibir daging kemaluanku sepenuhnya. Yang kurasakan kini hanyalah sensasi gatal nikmat yang menggila.
“Aaahhhh... oohhhh....”
Aku membiarkan Zaidin menguasaiku. Mataku terpejam tak sanggup menahan malu, aku tak berdaya menolak seorang budak yang belum bersunat mencabulku. Tubuhku mengeliat menahan birahi kerena cumbuan Zaidin kini berpindah ke dadaku, secara bergantian Zaidin menghisap hisap kedua puting susuku yang kenyal itu bagaikan bayi yang kehausan.
“Aaahhhh... oohhhh....”
Suara rintihanku tak dapat lagi kutahan. Budak ini benar-benar pintar merangsangku.
Kemaluanku mulai terasa basah dibuatnya. Perlahan kurasakan Zaidin menarik celana dalamku kebawah, hingga akhirny tubuhku yang indah sudah tak tertutup seurat benangpun. Aku mengeluh pasrah ketika Zaidin mendorongku hingga rebah terlentang di atas tilam. Aku berusaha merapatkan kedua kakiku agar kepala Zaidin menjauh dari celah pahaku. Namun semuanya percuma. Zaidin berhasil membenamkan wajahnya pada kangkangku, lidahnya menemui apa yang ia cari dan inginkan dengan penuh cekap dia melahap dan menghisap-hisap vaginaku yang sudah basah itu.
Lidahnya dengan liar menjilat bibir buritku yang sensitif dan kelentitku yang memekar. Rasa geli dan sengatan birahi membuatku semakin tak mampu menahan aksi ghairah Zaidin. Aku terpekik-pekik kecil dibuatnya, budak ini benar-benar sudah sangat berpengalaman. Perlakuannya sungguh membuat diriku serasa terbang, tubuhku menggelinjang-gelinjang geli diiringi erangan nikmat. Sampai akhirnya kurasakan otot vaginaku mengejang dahsyat.
“Aaahhhh... oohhhh....” pekikku tak kuasa menahan rasa geli dan nikmat yang ditimbulkan jilatan-jilatan lidahnya.
Inikah yang disebut orgasme? Begitu dasyat kenikmatan yang kurasakan. Dan aku memperoleh orgasme pertamaku dari seorang budak kecil di bawah umur yang sedang membelaiku. Seorang budak kecil yang akan bersunat esok hari. Ketika itu kurasakan seluruh tubuhku menggeletar, pandanganku kabur, terasa jiwaku melayang tinggi, badanku seperti terendam ke dalam samudera kenikmatan syurgawi yang tak bertepi. Kesedaranku seperti hilang, yang kulihat hanya warna putih yang berpinar di mataku lalu menjadi kabur.
Entah berapa lama aku tak sedar. Lalu perlahan-lahan dapat kurasakan kesedaranku telah hampir sepenuhnya pulih. Kurasakan lidah itu masih saja bekerja menjilat dan menjalar di lurah vaginaku. Tanpa sedar pula aku malah membuka kedua belah kakiku seolah-olah berharap Zaidin menjilat dan menghisap isi vaginaku yang membanjir.
“Sluurrpp… sluurpp.. sshhrrpp..” bunyi yang timbul ketika Zaidin menghisap habis tiap titik cairan cintaku tanpa sisa.
Sesaat setelah itu seperti terlambat kusadari bahwa Zaidin telah mengambil posisi menindihku, pinggulnya tepat di atas pinggulku yang terbuka, dan tubuhnya di antara kedua kakiku yang masih terbentang lebar.
“Sekarang Mak Ngah rasa kulup Zaidin.”
Aku hanya menunggu, aku pasrah. Aku mula merasai daging kelaki-lakiannya telah menyentuh alat kelaminku. Badanku masih lunglai selepas orgasme dan benar-benar tak mampu menghindar lagi. Kedua kakiku yang telanjang begitu lemah ketika ia membukanya lebar-lebar dan melipat lututku, sehingga aku mula merasai kelopak kewanitaanku mula bergeseran dengan kepala pelirnya tanpa penghalang sedikitpun. Lalu kurasakan dengan perlahan Zaidin mulai mendorong pinggulnya ke arahku berusaha memasuki pintu kemaluan dan kurasakan bibir buritku tertekan ke dalam.
Zaidin mendorong pinggulnya lagi ke arahku sehingga hujung pelirnya mulai menyelinap membelah kelopak kewanitaanku. Zaidin yang sudah berpengalaman mendorong tubuhnya ke depan sehingga separuh batang pelir yang akan disunat esok hari itu terbenam dalam rongga buritku.
Zaidin menarik batangnya dan menekan lagi dengan penuh birahi.Tubuhku yang putih mulus kini tak berdaya di bawah himpitan tubun Zaidin yang kecil. Di tarik dan ditekan lagi lebih kuat hingga tundunnya menekap ke tundunku. Terasa kepala kulupnya mula menyentuh pangkal rahimku. Dia merendamkan batangnya seketika tapi mulutnya lincah menjilat dan mengisap puting tetekku. Aku mengerang kesedapan.
Zaidin meneruskan goyangannya. Pinggulnya digerak maju mundur. Batang kulupnya bergerak keluar masuk dalam lubang kemaluanku yang menyepit kuat zakar budak belasan tahun. Pelir Zaidin kurasakan cukup besar menikam vaginaku yang masih sempit. Setiap geseran butuh Zaidin menimbulkan rasa sedap yang membuatku merintih-rintih. Semakin lama batang pelir Zaidin semakin lancar keluar masuk menggesel vaginaku bila cairan cintaku makin banjir. Anak nakal ini ternyata memang pintar membangkitkan nafsuku. Hisapan-hisapan lidahnya pada putingku menyebabkan benda itu makin mengeras saja. Aku makin kuat mengerang kenikmatan.
“Ooooh… , oooouugh… , aahhmm… , ssstthh!” Erangan panjang keluar dari mulutku yang mungil.
Akhirnya aku biarkan diriku terbuai dan tenggelam dalam goyangan birahi Zaidin. Aku memejamkan mata berusaha menikmati perasaan itu. Aku membiarkan tubuhku dicumbui seorang budak berumur 13 tahun. Pelirnya kini mulai meluncur lancar sampai menyentuh rahimku. Aku mengerang setiap kali dia menyondolkan pelirnya. Geserrn demi geseran, sondolan demi sondolan sungguh membuatku terbuai dan semakin menikmati persetubuhan ini. Sambil bergoyang menyetubuhiku bibirnya tidak henti-hentinya menyantap bibir dan puting susuku, tangannya pun rajin menjamahi tiap lekuk tubuhku sehingga membuatku mengeliat kenikmatan.
Rintihan panjang akhirnya keluar lagi dari mulutku ketika mulai mencapai klimaks, sekujur tubuhku mengejang beberapa detik sebelum melemas kembali. Keringat bercucuran membasahi tubuhku yang polos itu sehingga kulitku yang putih bersih kelihatan mengkilat membuat Zaidin semakin bernafsu menggomolku. Aroma tubuhku semakin semerbak bersama keringat yang mengalir keluar. Ghairah Zaidin semakin membara bila dia semakin geram menghidu aroma tubuhku. Kedua ketiakku yang tak berbulu dicium dengan geramnya. Aku mengerang kegelian.
Birahi Zaidin semakin menggila melihat tubuhku yang begitu cantik dan mulus itu tergeletak pasrah tak berdaya di hadapannya dengan kedua paha yang halus mulus terkangkang dan bibir kemaluanku yang mungil itu menyepit dengan ketat batang pelirnya yang cukup besar itu. Sungguh aneh rasanya. Seorang isteri muda yang sepatutnya mendapat nikmat dari suaminya tapi malam ini aku sedang menikmatinya dari seorang remaja yang akan bersunat esok hari.
“Ouughh..oohhh… ooohhhh…” Hanya suara-suara seperti itu saja yang keluar dari mulutku.
“Sedapnya Mak Ngah, sedapnya....” Itu pula suara yang keluar dari mulut anak saudaraku.
Aku merintih halus ketika kurasakan batang pelir Zaidin masih bersarang di vaginaku sementara hujungnya menyentuh rahimku. Rintihanku semakin kuat ketika Zaidin mulai menyantap buah dadaku sehingga menimbulkan perasaan geli yang amat sangat setiap kali lidahnya memyapu-nyapu puting susuku. Kepalaku tertengadah ke atas, pasrah dengan mata setengah terkatup menahan kenikmatan yang melanda tubuhku sehingga dengan leluasanya mulut Zaidin melahap bibirku yang agak basah terbuka itu. Setelah beberapa ketika puas menikmati bibirku yang lembut dia mulai menggerakkan tubuhnya naik turun.
“Ouuhhh… sempitnya burit Mak Ngah. Sedapnya...”
Suara Zaidin sayup-sayup kudengar di telingaku. Aku tak memperdulikannya lagi, waktu ini tubuhku tengah tergoncang-goncang hebat oleh goyangan pinggul Zaidin yang semakin cepat. Aku hairan dengan kemampuan remaja ini. Dia masih mampu bertahan sedangkan aku sudah berkali-kali mengalami orgasme. Sesekali budak ini melakukan gerakan memutar sehingga vaginaku terasa seperti diaduk-aduk. Aku dipaksa terus mempercepat goyanganku karena merasa sudah mau keluar, makin lama gerakannya makin liar dan eranganku pun makin tidak keruan menahan nikmat yang luar biasa itu. Dan ketika orgasme kedua itu sampai, aku menjerit histeria sambil mempererat pelukanku. Pinggulku terangkat sedikit tanpa sedar kerana takut pelir Zaidin terlepas dari cengkaman vaginaku. Ternyata nikmat sekali sensasi ini.
Benar-benar dahsyat yang kuperoleh walaupun bukan dari lelaki dewasa. Walau pun masih kecil tapi Zaidin masih mampu menakluk wanita dewasa sepertiku. Rasaku Zaidin pasti kerap melakukan seks dengan kawan-kawan perempuannya seperti yang dia ceritakan dulu. Gerak lakunya seperti orang yang banyak pengalaman. Kali ini dia membalikkan badanku hingga posisi tubuhku menungging lalu mengarahkan kemaluannya di antara kedua belah pahaku dari belakang. Dengan sekali sentak Zaidin menarik pinggulku ke arahnya, sehingga kepala pelirnya membelah dan tersepit dengan kuat oleh bibir-bibir kemaluanku.
“Oooooouh… ouuuhhgh!” Erangku dengan suara tertahan.
Untuk kesekian kalinya pelir anak saudaraku membolos masuk ke dalam liang vaginaku dan Zaidin terus menekan pantatnya sehingga perutnya yang kurus itu menempel ketat pada pantat mulusku. Selanjutnya dengan ganasnya Zaidin memainkan pinggulnya maju mundur dengan cepat sambil mulutnya mendesis-desis keenakan merasakan batangnya tersepit dan tergesel-gesel di dalam lubang vaginaku yang masih rapat itu. Walaupun berusaha bertahan aku ahirnya kalah juga menghadapi Zaidin yang ganas dan kuat itu. Budak itu benar-benar luar biasa tenaganya.
Sudah hampir satu jam ia menggoyang dan menyetubuhiku tetapi tenaganya tetap prima. Tangannya terus aktif menjalar ke seluruh lekuk-lekuk tubuhku. Kuakui sungguh hebat anak lelaki seumur dia dapat bertahan begitu lama dan membuatku orgasme berkali-kali. , Aku pasrah saja ketika tubuhku kembali di terlentangkan Zaidin diatas tilam dan digomolinya lagi dengan penuh birahi. Rasanya tak ada lagi bagian tubuhku yang terlepas dari jamahannya. Zaidin terus melakukan gerakan maju mundur beberapa kali, yang awalnya perlahan, lalu semakin cepat dan beberapa minit kemudian terasa badannya mula mengejang.
Ougggggh…Mak Ngah!!!” Zaidin terpekik nikmat sambil memuntahkan spermanya di dalam rahimku.
Ada rasa hangat di dalam rahimku ketika dia menyemborkan benih-benihnya itu. Gerakannya semakin melemah lalu rebah di dadaku. Kemaluannya sudah kembali keukuran semula dan terlepas dari celahan bibir buritk. Aku yang keletihan lalu mendorongnya ke sampingku. Ia pun rebah di sana. Aku lihat di sampingku tergolek tubuh hitamnya. Ia terlihat sangat nyenyak, juga di wajahnya terpancar kepuasan. Aku pandangi wajah keanak-anakannya. Mulai dari kepalanya, hingga perutnya yang hitam juga benda panjang yang baru saja mengaduk-aduk kewanitaanku. Batang berkulup itu biasa-biasa saja tapi anehnya ia mampu memberi kepuasan tak terhingga pada diriku.
Aku terlentang terkedip-kedip kerana mataku tidak mengantuk. Tiba-tiba Zaidin terjaga lalu ia membelai bahuku dan menghembuskan nafasnya yang hangat. Aku sedar ia ingin merangsangku kembali. Aku biarkan saja tingkahnya itu. Ia semakin meningkatkan rabaanya di bahu dan payudaraku. Aku merinding saat itu, dan berusaha menghalangi dia mencium tengkukku. Usahaku tidak berhasil, malah dia yang semakin berusaha membalikkan wajahku untuk berbalik ke arah wajahnya. Dalam keadaan itu akupun terpaksa menghadap wajahnya. Lalu ia meraih daguku dan bibirku diserbu dengan ciuman. Tangannya tak tinggal diam, meramas dan membelai buah dadaku. Aku semakin merintih menahan rasa geli dan hangatnya belaian tangan kecilnya.
“Mak Ngah, Zaidin nak lagi. Zaidin mau betul-betul puas sebelum bersunat esok,” Zaidin berbisik di telingku. “Mak Ngah suka tak pelir belum bersunat?” tanyanya.
Aku tidak menjawab tapi mengangguk tanda aku menikmatinya. Lalu tangan kirinya turun ke bawah, ke arah liang kewanitaanku. Membelai-belai kelentitku lalu dengan jari tengahnya ia menjolok bahagian dalam liang kewanitaanku yang kini sudah mulai becek lagi. Aku semakin tak kuasa menahan setiap gerakan jarinya. Aku sudah mulai terbakar birahi lagi. Mukaku kembali memerah dan keringatku kembali timbul kerana dibakr birahi. Zaidin beranjak bangun sambil menyingkirkan selimut yang menutupi diriku. Kini tubuhku dan Zaidin sudah sama-sama bogel. Ia berusaha membuka kedua pahaku kembali dan memposisikan tubuhnya tepat di antara pahaku. Aku tahu ia kembali ingin menghabiskan malam itu denganku dengan melakukan hubungan badan lagi. Dan dia juga tahu aku sudah siap untuk disetubuhi lagi.
Aku sedar diriku tak perlu membantah lagi. Alang-alang menyeluk pekasan biar sampai ke pangkal lengan. Malah kini aku membantunya dengan membuka kedua pahaku lebih lebar untuk di masukinya. Kini kami sudah berhadap-hadapan, siap untuk melakukan keintiman. Berhati-hati Zaidin mulai mengarahkan kemaluannya ke dalam vaginaku. Terlihat bahagian kepalanya sudah terjengul keluar dari kulupnya. Aku kini merasakan sensasinya amat dalam. Mula-mula hanya kepala kemaluannya yang menyentuh bibir kemaluanku, lalu beransur-ansur tenggelam bila Zaidin makin merapatkan badannya ke badanku. Aku kini merasakan sentuhan kemaluan Zaidin yang keras masuk ke dalam liang vagina hingga menyentuh rahimku.
Zaidin bergerak maju mundur mendayung dengan teratur. Kini ia tak tergesa-gesa seperti tadi. Kali ini dia melakukan dengan penuh perasaan dan kelembutan. Matanya bercahaya memandang mataku. Malah aku merasa malu diperhatikan begitu oleh anak saudara sendiri. Budak kecil yang sedang mencari nikmat dari tubuh wanita dewasa isteri bapa saudaranya. Lalu gerakannya kembali beransur cepat dan cepat. Aku merasakan ada sesuatu yang akan meledak di dalam kewanitaanku. Aku berusaha menahan rasa itu hingga tanpa mampu aku halangi, kini malah tubuhku serasa mengejang dan otot-otot diseluruh persendianku mengeras.
“Aahhh... ooohhhh....” pekikku nikmat.
Aku mendapatkan orgasmeku, namun Zaidin masih saja tetap masih dalam gerakan mengepam semakin cepat. Tangannya tak tinggal diam sambil meramas kedua payudaraku. Aku semakin tak mampu mengendalikan diri lagi. Aku raih bahunya, dan aku lingkari kedua kakiku di pinggangnya. Hingga beberapa minit kemudian tubuh Zaidin mula mengejang dan gerakan pinggulnya seakan mendorong kemaluannya ke dalam rahimku. Ia seakan ingin memasukan kemaluannya lebih dalam lagi. Tanpa mampu aku cegah lagi, ia pun menyemburkannya benihnya dalam rahimku. Ia lalu memelukku amat erat, seakan tak mau terpisah dari tubuhku. Keadaan kami masih dalam posisi melekat dengan tubuhku di bawah tindihan tubuh kurusnya tanpa melepas ikatan kelamin kami. Dengan tubuh masih basah oleh keringat dan lendir sisa sisa persetubuhan, aku pun akhirnya tertidur bersama Zaidin sambil berpelukan di katil rumah mertuaku.
Aku tak tahu berapa lama aku tertidur. Bila mendengar bunyi kokokan ayam aku terjaga. Aku memerhati tubuh Zaidin yang terlentang nyenyak. Jelas terlihat batang pelirnya mengecil dan kepala pelirnya kembali bersembunyi dalam kulupnya. Kulit kulup itulah yang akan di potong besok hari. Dan berakhirlah keseronokanku menikmati zakar tak bersunat..
1K notes · View notes
nalza73 · 10 months
Text
KaK LiaH
Ianya bermula semasa aku berumur 20 tahun. Semasa itu aku masih dalam menjalani perkhidmatan negara. Ketika itu, aku baru saja habis berkerja dan terus pulang ke rumah. Sampai sahaja di bawah block, aku bertemu dengan kak Liah yang berumur 38 tahun. Dia seorang janda yang tinggal di sebelah rumah aku. Kak liah mempunyai sepotong badan yang seksi dengan mempunyai dua belah tetek yang besar dan tegang. Bontot kak Liah sangat bulat dan sederhana besarnya. Aku jadi tidak menentu bila melihat potongan yang indah ini. Apalagi, setelah melihat potongan badan kak Liah, butoh aku terus berdiri dengan tegap.
Aku mempunyai butoh yang agak besar dan keras, lebih kurang 8 inch. Kak Liah dapat merasakan kelainnan dari diri aku dan sempat ia melihat butoh aku yang sedang tegang dan menolak-nolak seluar tentera yang aku pakai. Aku pun senyum dengan muka merah apabila kak Liah melihat sinar mataku.
Anyway, akupun tegur dia dan bertanya dari mana dan hendak ke mana. Kak Liah memberi tahu yang ia baru pulang dari kerja dan sangat kepenatan. Kami pun sama-sama naik lift untuk ke rumah masing-masing. Sampai saja di pintu aku terus ketuk berkali-kali. Sementara itu kak Liah sudah pun masuk ke dalam rumah, tinggal aku yang masih lagi ketuk pintu. Setelah 10 minit menunggu, aku bercadang untuk tumpang saja di rumah kak Liah sehingga keluarga aku pulang. Lagi pun, aku masih ingin melihat potongan kak Liah yang montok itu.
Apalagi aku terus ke rumah kak Liah dan terus ketuk. Lebih kurang 5 minit, kak liah pun buka pintu. Aku amat terkejut apabila melihat kak Liah hanya menutupi badan dia dengan sehelai tuala kecil. Ianya sangat kecil sehingga aku dapat lihat kebesaran dan keputihan kedua bukit kecil kak Liah itu. Peha kak liah sangat gebu dan sejuk mata memandang.
Aku beritahu kak Liah yang keluarga aku keluar dan tidak ada orang di dalam untuk buka pintu dan beritahu dia yang aku ingin menumpang di rumahnya. Dengan senyum ia menjemput aku masuk dan tutup pintu. Kak Liah suruh aku duduk di sofa sementara ia membuat air kopi. Aku dapat melihat kak liah dengan sahaja memasuki dapur dengan berjalan mengelek gelekkan bontotnya yang padat. Dengan itu butoh aku terus tegang dengan gagah.
Aku merasa sangat susah hendak duduk diam, lantas aku ikut kak Liah ke dapur. Aku berdiri di pintu sambil berbual-bual dengan kak Liah. Sementara itu pula mata aku tidak pernah lepas dari melihat bontot dan teteknya yang cantik itu. Butoh aku terus tegang dan aku dapat merasakan yang kak Liah sedang jeling-jeling ke arah seluar tentera aku yang sedang mengembang besar akibat dari ketegangan butoh aku itu.
Kak Liah tahu yang aku sedang melihat tubuh badannya. Tapi dia bersahaja aje berjalan ulang alik di depan aku. Kadang-kadang dengan sengaja ia membongkokkan badan untuk mengambil sesuatu supaya tuala yang ia pakai akan terselak naik hingga ke pangkal bontot. Apa lagi, terbeliak biji mata aku bila melihat bulu hitam yang lebat di pukinya. Aku juga boleh nampak dengan jelasnya lubang puki kak Liah yang merekah tersenyum.
Kak Liah melihat mata aku tertumpu tajam pada pukinya yang sedang basah menggeluarkan air maninya yang sungguh lazat. Dengan tak tunggu-tunggu lagi, aku terus mendekati kak Liah dan terus benamkan muka aku di pukinya yang sedang tunggeng tunggeng. Dengan lahapnya aku jilat di sekeliling puki itu sambil menggigit-gigit bibir merekah di situ. Kak Liah menjerit- jerit kesedapan sambil mendorong aku menjilat dengan lebih pantas. Air maninya tak henti-henti keluar dari lubang pukinya. Namun habis air puki kak Liah aku minum. Sementara lidah aku pula tak henti-henti keluar masuk di sekeliling puki.
Tak lama kemudian dengan ganas pula aku menarik tuala kak Liah dan melontarkannya ke atas meja. Maka berdirilah kak Liah di situ dengan keadaan bertelanjang bogel. Aku membawa dia ke meja dan menyuruh dia baring meniarap sementara aku menjilat kedua puki dan jubornya yang lazat itu. Kak liah merengik-rengik kesedapan, “ah…! aah…! Sedap sayang…! Ah.. oh.. oh…!” Begitulah bunyi yang keluar dari mulutnya.
Setelah puas menbaham puki kak Liah, aku terus junamkan mulut ku kepada kedua teteknya yang tegang itu. Sementara aku hisap tetek kak Liah, jari tangan kanan aku terus mengentil-gentil biji kelentiknya dengan enak. Tangan kak Liah terus mencari sasaran yang ia idamkan dengan membuka baju dan seluar tentera yang aku pakai.
Apabila tangan kak Liah dah dapat apa yang ia cari, ia meramas-ramas dengan kemas supaya ia tidak terlepas dari gengamman. Naik syok butoh aku bila kak Liah goncang turun naik dengan berkata “keras…! Besar…! Panjang…! Sedap… panas.. oh.. ah…!!! Kak Liah dah tak sabar lagi dan terus ia tarik butoh aku ke mulutnya. Dijilatnya disekeliling kepala butuh aku. Sekali-kali ia memasukkan semua butoh aku ke dalam mulutnya. Aku tak sangka yang kak Liah pandai sunggoh dengan permainnan karaoka ataupun oral sex. Aku lantas terus naik ke atas kak Liah dengan posisi 69 dan kami masing masing menikmatinya sehingga puas.
Setelah enak merasa kesedapan, kak Liah suruh aku memasukkan butoh aku yang besar keras ke dalam pukinya yang sudah berair lecak itu. Kaki kak Liah aku kangkangkan dan kakinya aku letak di atas bahu aku. Sementara butoh besar aku tu dihalakan ke arah puki dan mengosok-gosokkan kepalanya di sekeliling bibir.
“Ah…. ah…! Sedap sayang…! Cepat sayang…! Oh… sedap…! Cepatlah masukkan ke dalam puki. Kak Liah sedang gatal sangat ni…! Kak nak rasa sangat butoh besar kamu tu.” Kata rayunya itu amatlah membangkitkan nafsu berahi aku. Maka dengan geramnya aku junamkan keseluruh butoh aku ke dalam puki kak Liah. Sambil itu jari aku pula bermain-main di lubang jubor dia. Sambil aku pam butoh keluar masuk ke dalam puki kak Liah, sambil itu jugalah aku masukkan jari aku ke dalam lubang jubornya.
Kak Liah meronta kesedapan sambil menjerit, “Oh… oh…! Oh.. ah.. sedap….! Sedap sayang….! Oh sunggoh besar butoh kamu ni sehingga terasa di ulu hati kak Liah…!” Aku dengan ganasnya pam keluar masuk dengan kuat sambil jari aku terus bermain di jubornya. Terpekik kesedapan kak Liah apabila air maninya keluar membasahi butoh aku. Lalu aku suruh kak Liah pusing tunggeng doggie stail, supaya aku dapat junam butoh aku dari arah belakang pula. Sambil itu aku dapat penumpuan yang lebih baik pada bontot kak Liah yang padat itu.
Aku sondol dan aku hayunkan berkali-kali butoh aku keluar masuk ke puki kak Liah sambil memuji-muji kesedapan pukinya. Sedang kami kesedapan menghenjutkan persetubuhan, aku dengan tidak segajanya terbenamkan butoh aku masuk ke dalam lubang jubor kak Liah. Apa lagi… tepekiklah kak Liah kesakitan kerana belum pernah ada butoh yang memasuki jubornya itu. Kena kena pulak tu dirasmikan oleh butoh aku yang bersais besar…!
Aku pun pamlah dengan perlahan-lahan supaya kak Liah dapat menikmati kesedapannya. Aku memang tak berhajat nak cabut keluar butoh aku walaupun sudah tersalah masuk. Apatah lagi apabila aku rasakan lubang jubor kak Liah sungguh sedap rasanya. Setelah keluar masuk beberapa minit, barulah kak Liah rasa sedap. Dia mula menggelek-gelekkan bontotnya dengan keadaan lubang jubornya yang sedang kena tikam dengan butoh aku . Punyalah sedap aku rasakan bila kak Liah buat begitu. Semakin kemas butoh aku terbenam di situ.
Sambil itu jemari tangan kak Liah bermain dengan buah pelir aku. Berdenyut denyut butuh aku dilimpahi kenikmatannya. Tindakkan kak Liah itu telah mengheret hawa nafsu aku sampai ke kemuncaknya. Aku pun lepaskanlah segala air mani ke dalam lubang jubor kak Liah. Sambil itu jari-jari aku meramas-ramas tetek kak Liah dengan kuat dan ganas. Kak Liah meronta-ronta kesedapan bila dia merasakan air mani aku mula mengalir masuk ke dalam jubornya.
Kami sama-sama kepenatan lalu baring bogel bersama-sama. Kak Liah mengucapkan terima kasih kerana aku telah memenuhi tuntuan hawa nafsunya. Dia mempelawa aku supaya datang lagi ke rumahnya pada bila-bila masa saja. Menurut kak Liah sudah 5 tahun dia tidak merasa butoh di dalam pukinya setelah kematian suami dulu. Tambahnya lagi bahawa akulah teruna pertama yang telah menikmati tubuh badannya sejak sekian lama.
Setelah adengan itu, aku selalu ke rumah kak Liah apabila ada masa lapang dan kadang-kadang aku tidur di sana. Berbagai stye telah kami lakukan dan kak Liah pun mula pakai pakaian seksi apabila aku bersama dia.
889 notes · View notes
kaktus-tajam · 4 months
Text
Cara Terbaik Membalas Jasa Guru
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh dr. Detty.. apa kabar dok? semoga dalam keadaan sehat dokter & keluarga🙏🏻
Terima kasih banyak inspirasi dokter selama ini, terutama percakapan dengan dokter di Melbourne saat 2019. Mungkin dokter lupa namun bagi saya sangat berkesan, sebagai murid yang saat itu sedang exchange namun berkesempatan berdialog bahkan jalan-jalan dengan dokter Detty.. belajar banyaak hal saat itu.
Saya hendak memberi kabar baik dokter, insyaAllah saya akan melanjutkan studi S2. Alhamdulillah saat ini sudah diterima di Harvard Medical School dengan beasiswa LPDP. Mohon doa restu dan nasehat dokter..
Setelah beberapa hari lalu mendapat letter of acceptance dari Harvard, aku mengabari beberapa guru dan dosen. Salah satu dosenku yang kuhubungi adalah dr. Detty Siti Nurdiati, MPH, PhD, SpOG(K).
Beberapa jam kemudian, ada pesan masuk.
Ternyata beliau sedang berada di tanah para Nabi, bumi yang diberkahi Allah. Tanah Syams: Palestina.
“MasyaAllah Tabarakallah. Saya merinding membacanya. Doa terbaik saya untuk dr. Habibah dari tanah para nabi yg diberkahi Allah, Palestina”
Beliau kemudian menambahkan:
Tumblr media
Aku yang jadi merinding.
Kilas balik ke 2019 ketika dirizqikan berjumpa beliau di Melbourne tanpa sengaja. Allah memang pembuat skenario terbaik. Saat jauh di negeri seberang justru bisa bertemu secara eksklusif, karena di kampus kami terpisah oleh kesibukan. Hanya dapat mengagumi Director of Cochrane Indonesia ini di kelas, saat lecture-lecture beliau.
"Dulu saya bela-belain menjadi asisten dosen untuk 3 departemen, demi menghidupi diri saat kuliah."
Sore itu, sambil menysuri St. Hilda Beach diiringi angin kencang, Allah mengajarkanku tentang kegigihan.
Kegigihan dr. Detty meniti pendidikan. Dengan latar belakang keluarga beliau yang kurang mampu, dokter Obgyn ini harus berjuang dengan beasiswa sejak bangku sekolah.. hingga S3.
Jadi asdos satu departemen aja berat, ini tiga. Batinku.
Setelah lulus menjadi dokter, beliau mendapat beasiswa dari Dikti untuk studi S2 di Swedia. Maka setelah menyelesaikan program wajib kerja 5 tahun sebagai obsgyn, beliau berangkat. Ternyata, setelah lulus.. beliau ditawarkan melanjutkan S3 oleh pemerintah Swedia.
Wah semangat sekali ya beliau sekolah terus.. MasyaAllah..
Awalnya beliau enggan karena harus meninggalkan anak-anak di Indonesia untuk periode waktu yang panjang. Namun berbekal ridha suami, beliau akhirnya mengambil tawaran tersebut.
Suami saya justru yang memotivasi saya. Kata suami saya: kesempatan tidak datang dua kali.
Alhamdulillah selama perkuliahan beliau diizinkan untuk pulang ke Indonesia dan menemui keluarga. Tidak hanya sekali, dua kali: 4x! dan itu semua dibiayai.
Beliau tersenyum sambil berkata,
Mungkin jarang yaa saat itu, ada seorang wanita, berjilbab pula, yang mau sekolah jauh-jauh (di tempat yang musim dinginnya -44 derajat Celsius).
Maka saya disekolahkan, tanpa harus ada tanggung jawab moral dan syarat mengabdi ke pemerintahan Swedia. Alhamdulillah.
Ternyata dengan niat yang baik, Allah mudahkan beliau mengikuti banyak courses di kota lain di Eropa (Geneva, London, dll.) secara cuma-cuma, selama studi S3 tersebut.
Kami terus mengobrol bahkan ketika di atas tram (kereta listrik di Melbourne). Aku sungkan dan canggung. Maklum, ini kali pertama aku belajar networking. Hehe. Apalagi dengan prestasi dr. Detty yang luar biasa. Minder sekali.
Namun.. beliau adalah dokter yang keibuan, rendah hati dan bersahaja. Terbukti dari hangatnya beliau menyimak cerita-cerita recehku tentang exchange hehe..
Wah, alhamdulillah ya dek masih muda sudah bisa dapat banyak pengalaman di luar negeri. Saya jadi ingat, pertama kali saya berangkat ke luar negeri. Saat itu saya kuliah semester 3. Saya diminta mewakili Indonesia untuk konferensi di Bangkok. Saat berangkat di bandara Adisucipto, saya diiringi seakan saya hendak berangkat haji.
dr. Detty tertawa mengenang ramainya keluarga dan dosen (dosen-dosen legendarisnya FK UGM) yang melepas kepergian beliau saat itu ke bandara. Memang di era tersebut, masih sedikit sekali orang Indonesia yang dapat berangkat ke luar negeri. Apalagi dengan ekonomi keluarganya saat itu.
Pertemuan itu membekas sekali. Aku terharu, juga tertampar. Ya Allah, banyak hal yang perlu kusyukuri. Banyak privilege yang Allah berikan padaku. Hari itu aku membatin, ingin mensyukuri nikmat ini dengan terus menuntut ilmu. Dengan terus mencari ladang amal yang bermanfaat untuk ummat. Hari itu terbersit di hati (dari Allah): semoga bisa bersekolah lagi, jika memang studi tinggi dapat meluaskan kebermanfaatan diriku.
Beliau satu dari sekian banyak guru-guru yang berjasa dalam hidupku.
Seorang kakak dulu mengingatkanku: jasa guru dan dosen tidak akan dapat terbayar,
Maka cara terbaik membalas jasanya adalah dengan mengamalkan ilmu yang diberikannya. Cara terbaik membalas jasanya adalah dengan mendoakannya. Doa agar Allah melipatgandakan kebaikan untuknya dan keluarganya.
Maka jika sekarang aku berdiri di titik ini, tidak lain dan bukan adalah akumulasi dari jasa banyak sekali manusia. Hanya Allah-lah yang dapat membalas kebaikan mereka, keikhlasan mereka.
Selamat terus bertumbuh, merely standing on the shoulders of giants.
-h.a.
Saya tidak pintar, namun saya dibiasakan dan dimudahkan mengamalkan satu amalan ketika saya belajar. Dari kecil, saya selalu belajar dalam keadaan berwudhu.
-dr. Detty Siti Nurdiati, MPH, PhD, SpOG(K)
Mohon doa untuk guru-guru kami..
44 notes · View notes
aydhana · 1 year
Text
Selalu lebih
Tumblr media
Sepanjang perjalanan dari rumah menuju ke tempat pemberhentian angkot, salah satu doa yang di lafadzkan adalah meminta semoga Allah perjalankan dengan angkot yang ga lama ngetemnya 😅, karena cukup memakan waktu meskipun kesempatan yg ada membuka kesempatan untuk hal lainnya. Tapi ya, nunggu angkot ngetem itu lumayan.
Sampai di tempat angkot biasa berhenti, Alhamdulillah ada angkot yg sudah siap berangkat. Rasanya doa kontan Allah jawab. Didalamnya diisi anak² SDN pulang sekolah. Sepanjang perjalanan cukup terhibur dengan jokes antara abang supirnya dengan anak-anak. Mereka saling timpal menimpali. Riuh tawa memenuhi.
Sampailah ketika angkot berhenti di depan SDN lainnya, sang supir meneriaki beberapa anak yg menunggu angkutan untuk pulang.
"Ga ada uang bang" sahut seorang anak yg diajak menaiki angkotnya.
"Dah pada masuk aja. Gratis" Dengan keramahan hatinya sang supir menawarkan tumpangan.
Spontan beberapa anak segera menaiki angkot abangnya. Memenuhi tawaran abangnya.
Satu persatu turun, dan anak² yang turun membanyarnya dengan "Makasi bang", bukan berupa uang.
Hah? Kebaikan macam apa ini?
Seorang supir yang barangkali (dan biasanya begitu) perlu menyetorkan uang nariknya, dengan ringannya memberi tumpangan secara gratis kepada para anak² thalabul ilmi!
Ah! Kalau bukan karena hidayah yang Allah ilhamkan untuk menghadirkan kebaikan ke hati sang supir, tentu pemandangan ini tak akan semenakjubkan ini.
Kebaikan yg barangkali dilihat kecil tapi menakjubkan secara batin.
Anak² yang ditumpangi pun tak sedikit yg membekali doa pada sang abang, "semoga kaya raya bang!" "Semoga hari ini lu dapet banyak bang" "gw doain abis nganter gw penuh ntar angkot lu bang", dan lain sebagainya.
Wah, bukan kah doa mereka yg dosa nya masih sedikit akan lebih mudah sampai pada pengabulan? Bukankah doa seorang penuntut ilmu akan mendatangkan keberkahan ? Bukankah doa seorang saudara kepada saudara lainnya akan diaminkan para malaikat di sekelilingnya, apalagi telah disenangkan hatinya, doa nya akan semakin tulus terpanjatkan, kan?
Kebaikan kecil yang sederhana selalu bersahaja diterima jiwa. Ia langsung menyentuh rasa. Kontan memberikan kesan keteladanan yang menghadirkan panjangnya kebaikan pada yang lainnya.
Begitulah Allah, doa "curhatan" sederhana yang dipanjatkan selalu di kabulkan dengan kebaikan yg berlipat. Tak hanya dikabulkan angkot untuk laangsung jalan, tapi di berikan pula keteladanan yang mengagumkan. Yang lahir dari sebuah kesederhanaan, tapi melahirkan kebahagiaan bagi banyak hati yang membayarnya dengan doa keberkahan.
Sebuah teladan nyata bahwa kebaikan—infaq, tak terbatas bentuknya. Wujudnya beragam, yang jelas ia lahirnya dari hati, sehingga Allah karuniakan sampai ke hati.
114 notes · View notes
glyhndzkr · 13 days
Text
Tulisan Ayah
Bapak saya orangnya emang suka menulis (sepertinya) dan juga sering mengirimkannya ke grup My Family My Team ataupun 2nd room dengan tag saya, kakak, dan adek saya, (tergantung siapa terget pembacanya) sebagai bentuk caranya untuk tetap care dan keep in touch dengan anaknya agar kalau belok, ya antara balik lagi langsung atau besok, gak pernah cuma agar belok ga kejauhan, pasti tujuan akhirnya agar balik lagi, saya yakin.
Setidaknya itu yang saya simpulkan, entah ada maksud lain atau tidak, itulah yang ingin saya simpul dan harapkan. Tapi jujur, kadang saya hanya sekedar scamming atau scanning atau apalah namanya itu, hanya membaca kalimat pertama paragraf awal, tengah, dan akhir, dilanjutkan kirim stiker atau react sebagai lapor sudah baca, atau ya scrol scroll, react :D. Cuma yang akhir ini agak beda,
Bukan isi utama yang saya bahas, tapi lain, tentang ibu yang bersahaja.
Setelah dipikir pikir, walau mungkin beberapa kali sempat jadi ribut ribut di rumah tentang pengelolaan finansial, pada akhirnya Ibu tetap orang yang sederhana.
Ditengah gengsi orang orang di luar sana mengejar barang 'ori' dan tentu 'branded', ibu tanpa ragu tetap memilih apa yang terjangkau dan cukup ia butuhkan.
Ibu jarang atau bahkan ga pernah beli fashion ke Mall ke butik terkenal atau ke distro, Luis Vitton, Zara, Rabbani dan dsb. Atau membeli bahan pangan di Hypermart, Superindo, dsb. Engga, ibu ga pernah punya keinginan muluk yang aneh dan mempersulit diri sendiri, mungkin karena udah kesulitan ngurus 4 orang afk di rumah kali ya.
Ibu lebih memilih ke PGS, ke Beteng, ke temen jahit yang tidak seterkenal butik butik lain atau ke pasar, dan maksimal luwes yang Palur. Tanpa ragu atau bahkan dengan excitement.
Mungkin, ini emang karena ibu tidak dipaparkan dengan lingkungan yang mendorong untuk mengejar rasa gengsi yang berlebihan atau yang tidak diperlukan karena menurutku ibu orangnya suka bersaing atau mengikuti orang orang di sekitarnya. Tapi kalo kenyataan lingkungannya sebenarnya mendorong tapi ibu tetap kekeh, ibu emang luar biasa.
Eh, tapi kayaknya emang kekeh deng, atau? dorongan lingkungannya emang belum cukup adekuat mengintervensi gengsi ibu sampai ke sana. Karena beruntungnya di batas lingkungan terkecilnya ibu punya ayah yang ngirit dan suka membulan bulanankan orang yang beli hoka dan sepatu diatas 1 juta buat lari :)
Dari ayah saya belajar, ungkapan rasa banyak bentuknya, dan dari ibu saya belajar beli ga branded yo gapapa asal tetap masuk nilai dan fungsinya serta didukung pembulanan yang handal
11 notes · View notes
tuanpoetry · 4 months
Text
Sényà.
Tumblr media
14.30 15/02/24
sukma ini harusnya bersahaja sebab pemiliknya cantik jelita. sayangnya riasan yang menyenangkan ini tida mampu membalut rupa yg pasih. raganya kering dan dingin, dadanya membara dipenuhi bongkahan es dan kuku-kukunya telah menjadi kristal.
katanya, "selamat tinggal. tetaplah abadi dalam keasingan ini."
rambutnya yang panjang menyapu bersih seluruh angin dingin sesaat ia berbalik badan memunggungi pemuda itu. wajahnya yang merona perlahan berubah menunjukkan mendung yang sulit ditebak kemana cuaca akan merubahnya.
pemuda itu masih diam mematung melihat punggungnya semakin jauh. terlihat raut penyesalan diwajahnya setelah kalimat terakhir yang menggaung ditelinganya. wajah pasih itu memenuhi seluruh saraf sehingga tiada lagi dapat pemuda itu membalas perpisahan yang menyedihkan ulu hatinya.
"benar, kau bilang. seharusnya tidak kubiarkan kau tenggelam di dalam pusaran kebingungan ini. seharusnya aku tidak membuatmu menunggu lama. kembali... ah- tidak mungkin ucapanku ini akan terdengar olehnya yang sudah berubah menjadi benua antartika itu." pemuda itu kini tengah membayangkan bilamana jika dia ingin kesempatan itu ada sekali lagi.
sedang aku, terus berjalan tanpa menoleh lagi kearahnya, tanpa takut lagi ia pergi. aku menang melawan perasaan yang akan membawa kebodohanku sekali lagi. tidak akan lagi aku yang akan terperangkap dalam penjara buaian laki-laki.
senyum kentara tertera dengan jelas dalam raut lelahku. menantimu bukanlah hal yang bisa kau sederhanakan seperti permainan daring di dalam ponselmu. mataku tertutup tapi hatiku masih terbuka menunggumu kembali dalam pelukku kini sudah tidak tersedia lagi seperti biasanya. lelapku akan pulas tanpa harus menunggu kepulanganmu.
kembalilah pada tempat yang seharusnya tidak kubiarkan diriku berhenti. jadilah asing yang dulu pernah paling kucintai.
14 notes · View notes
puspadwin · 8 months
Text
Setiap kita, cinta.
Ternyata bukan hanya diri sendiri yang berpesan mengenai hal ini, yang dekat pun yang jauh telah sama-sama mengamini.
Tetaplah menjadi dirimu sendiri, Pus. Tetaplah menjadi pengemis cinta dari langit teduh. Tetaplah berupaya baik, tulus, dan menyejukkan. Mencintai seharusnya tak mengubahmu menjadi diri lain, yang dilebihkan satu dua sisi, memaksa sempurna, agar tak tersingkap, busuk noda yang kau tutup rapat. Cukuplah kita rangkai cinta kasih yang bersahaja tanpa karena. Sebab pada seluruh nadi dunia ini, detaknya mengalun atas nama cinta yang penuh ikhlas.
Pun kebencian yang tanpa sengaja menyusup, tak lantas merombak dirimu menjadi sosok yang rombeng sana sini. Mereka tak akan terluka, justru racun pekat yang akan gelapkan kita. Cukuplah kita hapus kata 'benci' yang beredar pada orbit diksi dalam kepala. Dengan frasa 'memahami untuk memaafkan' sebagai gantinya. Karena bukankah setiap nyawa selalu memiliki haknya untuk dicinta?
Tumblr media
Perihal rasa yang letaknya dalam hati, serahkan padaNya yang Maha Memiliki. Tugas kita hanya merawat cintaNya, agar bermekaran bunga dan ranum bebuahannya. Membersamai bumi yang menghamparkan nala hingga waktunya tiba.
12 notes · View notes
dominoelse · 4 months
Text
Aku akan menikah dengan nuansa yang aku mau, dihadiri banyak manusia dan doa, penuh keberkahan serta kasih, aku akan menikah, dengan perasaan yang penuh dan utuh.
Setelah menikah, aku akan menjalani hari dengan penuh, berusaha selalu berdampingan dengan syukur, melakukan hal2 kecil yang bisa aku lakukan, memenuhi apa yang suami butuhkan dalam rumah.
Setelahnya aku akan banyak belajar, banyak memahami, banyak pula mengalami perubahan yang baik.
Aku akan memiliki satu orang anak, dan akan mengurusnya dengan sepenuh hati, aku akan memberikan serta mengusahakan apapun yang aku punya, segala yang aku bisa.
Setelahnya aku akan fokus untuk dirumah dengan berbagai macam kegiatan.
Aku akan berniat untuk mempunyai dua orang anak yang shalih dan shalihah. Anak2 yang akan menjadi kebanggaan keluarga terlebih diri ini.
Aku akan menjalani kehidupan dengan sejahtera, tenang, bersahaja, dan bahagia.
Akan ada banyak ujian di dalamnya, dan semoga, segala baik atau buruk yang terjadi, bisa dilewati dengan penuh rasa syukur. Dapat berlalu dengan mudah dan sederhana.
Aku percaya tidak ada yang tidak mungkin. Aku hanya perlu untuk terus berusaha, berdoa. Ikhtiarkan segala yang terbaik. Terus bergerak. Dan semoga, selalu ada jalan. Selalu Allah tuntunkan.
Aamiin.
4 notes · View notes
lilishd · 1 month
Text
My Virtual Diary: Catatan di Hari Kartini
"...May everything we touch, bloom."🌱🌼🌹🌸🌷⚘🏵🌾 - Qintari Ditha
Merawat adalah fitrah kita. Semoga senantiasa diberi mampu untuk merawat setiap cita, cinta, rasa dan karsa yang kita punya. Semoga setiap apa yang kita rengkuh dalam doa, sentuh dengan upaya -- bermekaran; harum aroma kebaikan, sarat akan kebermanfaatan -- melalui jalan dan peran apapun yang Tuhan titipkan. 🦋🤍🌻
Bersinar tanpa meredupkan yang lain;
Benderang tanpa menyilaukan pandangan;
Teduh dan bersahaja;
Sederhana dengan kebijaksanaanya;
Semoga senantiasa ada pada setiap kita.🦋🤍🌻
Let's bloom together!🧚‍♀️🧝‍♀️🌹🌱❤
2 notes · View notes
hai-cahaya · 1 month
Text
Tadi pagi ibu nyuruh pergi ke salah satu rumah kerabat yang letaknya di desa yang asri banget. Aku motoran bareng adek. Kami benar-benar ga tau dimana letak rumahnya, cuma bermodalkan nama dari ibu saja kami mencoba bertanya pada penduduk setempat. Akhirnya setelah bertanya ke beberapa orang, mengantarkan kami pada sebuah sekolah SD yang siswa-siswanya sedang beristirahat di luar halaman sekolah. Karena lingkungan pedesaan, sepertinya tiap lahan adalah halaman mereka. Mereka menyambut aku dan adekku dengan ramai wkwk.
Aku mencoba bertanya pada perkumpulan anak laki-laki di sana, "Dek, mau tanya. rumah Bu Mar sebelah mana ya?" mereka langsung antusias. Ada salah satu anak nyletuk, "Bu Mar itu nenek saya". Lainnya menimpali, "Iya, ini cucunya mbak". "Hoo, sebelah mana rumahnya?" "ayo saya antar mbak" jawabnya sambil berjalan menuju rumah yang akan dituju. Seorang anak laki-laki yang sepertinya berumur 9-10 tahunan mengantar kami dengan seragam merah putih tanpa alas kaki. Padahal jalanan di sana bebatuan. Alih-alih merasa prihatin karena takut kakinya terkena bebatuan sana, aku malah melihat adanya kebebasan di diri anak tersebut. pun, anak-anak lain yang sekolah di sana. Sekolah berlatar belakang pepohonan hijau yang mengelilingi desa tersebut. Salah satu privilej anak-anak ini adalah udara segar dan kebebasan bermain, gumamku dalam hati yang akhirnya juga ku utarakan pada adikku.
Rasanya kapan-kapan pengen ke desa ini lagi. Hanya sekedar berkeliling. Menikmati dusun-dusunnya yang bersahaja, sungai-sungainya, juga melihat lebih dekat sekolah tempat anak-anak ramah tadi menyapaku dan adekku. ya, semoga suatu saat nanti bisa.
Senin, 22 April 2024
2 notes · View notes
segudangpikiran · 9 months
Text
Dibalik ceria ada duka yang bersahaja. Ada canda tak bisa tertawa dan ada tangis yang tak mengeluarkan air mata. Bahkan ada cerita tanpa sepatah kata. Apalah yang tersisa di dunia ini. Yang ada hanyalah serpihan kenangan.
Selamat jalan buat rekan kerjaku, Mbak Vina yang sudah seperti sohib bagiku. Mbak Vina sudah sehat sekarang dan sakit yang dialami sudah berakhir. Kini, sedih rasanya bila melihat kembali foto bersama mbak Vina. Aku jadi teringat masa-masa nongkrong serta curhat bersama Mbak dan Puji, bersama-sama mengerjakan proyek dan juga ngopi bareng Puji. Saat ini, yang tersisa hanyalah kami berdua di dalam grup, Mbak. 🥲
Terima kasih, Mbak Vina atas kontribusi yang telah Mbak berikan untuk tim. Banyak hal yang ku pelajari darimu, Mbak. Salah satunya kegigihan Mbak dalam bekerja. Mbak yang juga selalu ceria walau terkadang suka kesal sama Puji dan aku sering menjadi pendengar dikala itu terjadi. Dibalik semua itu, hal itu menjadikan hari-hari berwarna untuk pertemanan kita di dunia kerja. Semoga tenang dan berbahagia di sana ya, Mbak. 🥲😭
8 notes · View notes
aydhana · 2 years
Text
Hati penduduk syurga itu sungguh sederhana dan bersahaja saat memandang urusan dunia, mereka membuat urusan dunia lebih mudah dan tidak pusing dengan urusan duniawi semata.
Hati penduduk syurga memiliki rasa syukur yang besar saat mendapatkan sesuatu, dan jika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan, mereka senantiasa mempertebal rasa sabar.
-Homeland of Shalihin
63 notes · View notes
galerikatahonnurizza · 3 months
Text
Tumblr media
Berusaha saja untuk selalu tampil dan menunjukkan apa adanya. Tidak mengesankan hidup yang selalu sempurna, selalu punya segalanya, selalu bisa, padahal tidak seperti itu kenyataannya. Tidak berusaha mendapat pujian, sanjungan, dan validasi orang lain. Hidup sebagaimana dirinya sendiri. Sederhana. Bermanfaat. Bersahaja.
2 notes · View notes
aprilliouz · 1 year
Text
Teruntuk kamu,
Yang sudah mengusahakan yang terbaik tapi jarang diberi ucapan selamat,
Yang sudah sebisa mungkin untuk membantu tapi masih sering tidak diucapkan terima kasih,
Untuk yang sudah berusaha untuk selalu ada namun tidak dipedulikan,
Selalu bertanya kabar tapi tak pernah ditanya,
Terima kasih ya.
Terima kasih karena sudah berani jadi manusia yang membuat perubahan.
Jadi orang baik memang sering melelahkan karena semua risiko itu.
Risiko menghadapi orang-orang yang tidak punya penerimaan yang sama,
Orang yang tak sadar bahwa kebaikan itu spesial,
Menghadapi orang-orang yang merasa kamu sudah sepantasnya memberi kebaikan sehingga tak harus diberi apresiasi.
Jika setelahnya atau saat ini kamu kelelahan, rehatlah sejenak.
Kalo kamu kecewa, sakit hati, dan kesepian, itu manusiawi.
Aku takkan menghakimimu. Aku takkan menyalahkanmu atas kekecewaanmu, karena itu adalah bagian dari ciri yang menjadikanmu manusia.
Tapi, aku mau kamu tau bahwa kamu tak harus berhenti total untuk berbuat kebaikan. Cukup kurangi intensitas, dan seimbangkan dengan berbuat baik pada dirimu sendiri.
Tetaplah jadi orang yang peduli,
Sambil tetap tau batasan dan tau kapan untuk menolak.
Tetaplah bersahaja. Membantu, sambil tetap memilih siapa yang menurutmu pantas untuk kamu bantu.
Aku mau kamu tau, bahwa tidak ada yang sia-sia dengan semua kebaikanmu.
Kamu yang peduli,
Kamu yang melayani,
Kamu yang terus mendengar dan menanyakan kabar.
Sesekali berharap diperlakukan dengan sepadan itu manusiawi.
Tapi, kebaikan itu akan datang lagi dari arah lain.
Jangan berhenti berbuat baik ya.
Cukup kelola ekspektasimu,
Cukup dengan terampil memaafkan dirimu,
Cukup dengan pandai mengetahui batasan kedekatan dengan orang-orang yang kamu hadapi.
Tapi, jangan berhenti melakukan kebaikan sesuai kemampuanmu.
Oke?
12 notes · View notes