Tumgik
#cela
Text
Ultimate Word Tournament!
Season 2
cirmos (Hungarian) [ˈt͡sirmoʃ] 1. a tabby cat 2. brindled; of a gray color with brown streaks or spots; used for cats, poultry, and dogs.
𐌂𐌄𐌋𐌀 (Faliscan) cela No IPA :( a burial chamber; tomb.
85 notes · View notes
mossrotts · 2 years
Text
Tumblr media Tumblr media
Commission for @haptism of his character, Celadon! When she sent me the refs I was absolutely enamored by handsome Cela is 😍😍😍. I enjoyed working on this so much and getting lost in his details, thank you again for commissioning me!
151 notes · View notes
dandanjean · 6 days
Text
Cela
Entre deux nuages il y a un intervalle, et cet intervalle est le ciel bleu ! Ralentissez les pensées et regardez les intervalles ! C’est bien ça ! Examinez les intervalles et soyez plus concentré sur les intervalles que sur le nuage ! La première pensée est partie, l’autre n’a pas surgi. Ceci est la Conscience, Ceci est la Liberté. C’est votre propre place, votre propre demeure. Vous êtes…
Tumblr media
View On WordPress
3 notes · View notes
informativoar · 25 days
Text
La Cela advierte sobre robos de material eléctrico en zonas rurales
Tumblr media
View On WordPress
2 notes · View notes
celadonch · 1 year
Text
Tumblr media
A "Wild" Cela appears. Really enjoying the aesthetics of Wild Hearts so far., KT and EA really did wonders, their envrionment team REALLY did some work!
13 notes · View notes
visionj-journal · 5 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Celandia's Magic
Getting back into digital sketching with a Celandia sketch-painting. She's definitely my go-to for a relaxing sketch session.
No footage of this one, I was just vibing on my own
I really like how the final turned out! I did obsess over details a bit too much perhaps, but not as much as I usually do - so I'm getting better at letting things go for sure!
.
COMMISSIONS - KO-FI - CARRD - WEBSITE - REDBUBBLE SHOP - TWITTER - INSTAGRAM - YOUTUBE
.
5 notes · View notes
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Silver, Cela, and Octopus comic This is the first comic in which Cela is featured, and he ends up beating Silver's tail. You better swim for the hills, Silver, because Cela doesn't think your joke is very funny. That poor little octopus. As the violence ensues between the mermen, the little octopus runs away and hides in the kelp forest. (They will all be fine though: Silver will find a way to make it up to his friend.) This comic was inspired by the Netflix documentary called My Octopus Teacher.
Pillowfort | Webtoons | Patreon | Etsy
5 notes · View notes
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
6 notes · View notes
cemeterystories · 2 months
Video
Cementerio de Adina de Iria Flavia - Igrexa de Santa María a Maior de Iria Flavia
flickr
Cementerio de Adina de Iria Flavia - Igrexa de Santa María a Maior de Iria Flavia by Carlos Sánchez
1 note · View note
infinitolaranja · 9 months
Text
Tumblr media
0 notes
sashacela · 4 months
Text
Tumblr media
more of me
7K notes · View notes
Tumblr media
celana korset wanita murah, cari celana korset wanita, celana dalam korset wanita, harga korset celana wanita, korset celana untuk wanita
Bahan Body Nylon Spandex, tidak gampang melar, sangat nyaman dipakai setiap hari Terdapat 4 tulangan di bagian atas korset
RENDA CANTIK DIBAGIAN PAHA
One Size (Estimasi BB 48 Kg – 80 Kg) Panjang Korset 49cm Lingkar PInggang 66 – 100 CM Lingkar paha MAX 60 cm Material: Nylon + spandex
Memberikan efek ‘SLIM’ atau langsing secara maksimal
Terbuat dari bahan rajut yang lembut halus sehingga tidak gatal dan tidak sakit pada saat dipakai
Desain jahitan untuk ventilasi sehingga sirkulasi udara adem sehingga sangat nyaman meskipun dipakai lama
Bahan menyerap keringat dengan baik
Menyembunyikan / menekan lemak di area perut, bagian sekitar pinggang maupun pinggul
Mengencangkan paha dan bagian bokong/pantat agar terlihat lebih ketat, padat dan seksi
0 notes
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Maha Menerima Tobat. Aku Jadi Kesayangan Alloh Saat Tobat Dari "Mencela Rosululloh Dan Sahabat-Sahabat Beliau" #Dakwah #Islam
Tumblr media
Para sahabat –radhiyallahu ’anhum ajma’in– mendapatkan kemuliaan karena bertemu langsung dengan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam. Mereka memiliki kesempurnaan cinta dan pengagungan yang mengungguli manusia lainnya. Belum ada dan tidak akan pernah ada orang-orang sesudah para sahabat ini yang menyamai cinta mereka. [Pertama] Ali bin Abi Tholib –radhiyallahu ’anhu– pernah ditanya, ”Bagaimana cinta kalian kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam?” Ia menjawab, ”Demi Allah, beliau lebih kami cintai daripada harta, anak-anak, ayah, dan ibu kami serta kami juga lebih mencintai beliau daripada air dingin pada saat dahaga.” Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Maha Menerima Tobat. Aku Jadi Kesayangan Alloh Saat Tobat Dari "Mencela Rosululloh Dan Sahabat-Sahabat Beliau" [Kedua] Abu Sufyan bin Harb –saat ia masih kafir- pernah bertanya kepada Zaid bin ad-Datsinah –radhiyallahu ’anhu-, (ketika dia dikeluarkan penduduk Mekkah dari al-Haram untuk dibunuh dan dia menjadi tawanan mereka): ”Katakanlah, demi Allah, wahai Zaid! Apakah kamu suka apabila Muhammad sekarang menggantikan kedudukanmu lalu kami memukul lehernya, sedangkan kamu berada di tengah keluargamu?” Dia menjawab,”Demi Allah, aku tidak rela bila Muhammad sekarang berada di tempatnya saat ini terkena sebuah duri yang menyakitinya, sedangkan aku duduk di tengah keluargaku.” Abu Sufyan berkata, ”Aku tidak pernah melihat seorang pun yang mencintai seseorang seperti kecintaan para sahabat Muhammad kepada Muhammad.” [Ketiga] Dari Anas bin Malik –radhiyallahu ’anhu-, dia menuturkan, “Tatkala perang Uhud, para penduduk Madinah melarikan diri sambil berteriak, ’Muhammad terbunuh’ sehingga banyak teriakan di penjuru Madinah, maka keluarlah seorang perempuan dari Anshar dengan berikat pinggang. Kemudian ia diberi kabar mengenai kematian anak, ayah, suami, dan saudaranya. Saya tidak tahu siapakah di antara mereka yang terbunuh terlebih dahulu. Ketika perempuan ini melewati salah seorang dari mereka, ia bertanya, ”Siapakah yang mati ini?” Mereka menjawab, ”Ayahmu, saudaramu, suami, anakmu!” Namun dia malah bertanya, ”Apa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam?” Mereka menjawab, ”Majulah ke depan.” Setelah sampai kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, ia memegang ujung baju beliau kemudian mengatakan, ”Ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, wahai Rasulullah. Aku tidak peduli, asal engkau selamat dari orang yang jahat.”[1] Dalam sebuah riwayat, ia mengatakan,”Setiap musibah terasa ringan setelah melihatmu selamat.”[2] [Keempat] Amr bin al-Ash –radhiyallahu ’anhu– berkata, ”Tidak ada seorang pun yang lebih aku cintai daripada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan tidak ada yang lebih mulia di mataku dibandingkan beliau. Aku tidak mampu menatap beliau demi mengagungkannya. Seandainya aku ditanya, tentang sifat-sifat beliau, tentu aku tidak sanggup menyebutkannya, karena aku tidak pernah menatap beliau dengan pandangan yang tajam.” [Kelima] Di antara keinginan menggebu-gebu para sahabat –radhiyallahu ’alaihim ajma’in- untuk memuliakan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dan tidak menyakiti beliau ialah perkataan Anas bin Malik: ”Sungguh, pintu-pintu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dahulu diketuk dengan kuku[3].” Tatkala turun firman Allah Ta’ala: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.” (QS. Al Hujurat: 2) Ibnu az-Zubair berkata, ”Umar tidak pernah memperdengarkan suarany
a kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sesudah turun ayat ini, kecuali bila ingin meminta penjelasan pada beliau.”[4] Sementara Tsabit bin Qais, orang yang suaranya sangat keras, pernah mengeraskan suaranya di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dia duduk di rumahnya dengan kepala tertunduk karena dirinya merasa sebagai ahli neraka dengan sebab kerasnya suara tersebut, sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan kabar gembira kepadanya dengan surga.[5] [6] Lihatlah bagaimana teladan dari para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam memuliakan beliau! Sudah sepantasnya kita bisa meneladani hal ini. Ketika beliau telah wafat, maka bentuk pengagungan kita adalah dengan memuliakan hadits beliau dan memperjuangkannya dari berbagai bentuk penyimpangan. Hanya Allah yang beri taufik. Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel http://muslim.or.id Wisma MTI, Siang hari, 28 Jumada Tsaniyah 1428 [1] HR. Ath-Thabrani dalam al-Ausath, dan disebutkan dalam Majma’ Az Zawa’id, al-Haitsami, dan ia menyebutkan bahwa para perawinya terpercaya kecuali satu orang yang tidak dikenalnya. [2] HR. Ibnu Hisyam dalam as Sirah; diriwayatkan pula oleh Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wan Nihayah. [3] Hal ini karena pengagungan sahabat pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. (-ed) [4] Al Bukhari [5] Lihat Al Bukhari [6] Bab ini diringkas dari Huququn Nabi bainal Ijlal wal Ikhlal, hal.70-73. Bisa pula dilihat pada edisi terjemahan berjudul ‘Setetes Air Mata Cinta’, hal.90-94, penerbit Darul Haq. Sumber https://rumaysho.com/865-teladan-sahabat-dalam-mencintai-nabi.html Ini salah satu prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah, kita tidak boleh mencela sahabat Nabi. Imam Al-Muzani rahimahullah berkata, وَنُخْلِصُ لِكُلِّ رَجُلٍ مِنْهُمْ مِنَ المحَبَّةِ بِقَدْرِ الَّذِي أَوْجَبَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ التَّفْضِيْلِ , ثُمَّ لِسَائِرِ أَصْحَابِهِ مِنْ بَعْدِهِمْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ أَجْمَعِيْنَ وَيُقَالُ بِفَضْلِهِمْ وَيُذْكَرُوْنَ بِمَحَاسِنِ أَفْعَالِهِمْ , وَنُمْسِكُ عَنِ الخَوْضِ فِيْمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ , فَهُمْ خِيَارُ أَهْلِ الأَرْضِ بَعْدَ نَبِيِّهِمْ اِرْتَضَاهُمُ اللهُ لِنَبِيِّهِ وَجَعَلَهُمْ أَنْصَارًا لِدِيْنِهِ فَهُمْ أَئِمَّةُ الدِّيْنِ وَأَعْلاَمُ المسْلِمِيْنَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ أَجْمَعِيْنَ Kita pun diperintahkan untuk mencintai mereka dengan kadar yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tetapkan karena keutamaan yang ada pada mereka. Kemudian sahabat yang lain selain itu. Semoga Allah meridai mereka semua. Keutamaan dan kebaikan perbuatan mereka disebut-sebut. Kita tahan diri dari membicarakan perselisihan di antara mereka. Karena mereka adalah sebaik-baik manusia di muka bumi sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah rida kepada mereka karena nabi-Nya. Allah menjadikan mereka penolong untuk agama ini. Mereka adalah para imam dalam agama ini. Mereka yang paling berilmu di antara kaum muslimin. Semoga Allah meridai mereka semuanya.Daftar Isibuka Keyakinan Tentang Sahabat dalam Penjelasan Imam Al-Muzani Pertama: Wajib setiap muslim mencintai para sahabat Nabi karena mereka telah membantu agama ini dan telah berjuang terlebih dahulu, juga karena mereka telah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terlebih dahulu dan mendengar hadits-hadits dari beliau. Walaupun dalam mencintai para sahabat tergantung keutamaan dan kemuliaan mereka. Mencintai sahabat adalah bagian dari iman, sedangkan membenci sahabat adalah bagian dari kemunafikan. Sebagaimana hadits yang menyebutkan, آيَةُ الإِيْمَانِ حُبُّ الأنْصَارِ، وَآيَةُ النِّفَاقِ بُغْضُ الأنْصَارِ “Di antara tanda iman adalah mencintai Anshar. Di antara tanda kemunafikan adalah membenci Anshar.” (HR. Bukhari, no. 16) Dalam hadits disebutkan, لاَ يُحِبُّهُمْ إِلَّا مُؤْمِنٌ ، وَلاَ يُبغِضُهُم إِلَّا مُنَافِقٌ ، مَنْ أَحَبَّهُمْ فَأَحبَّهُ اللَّهُ ، ومَنْ أَبْغَضَهُمْ فَأَبْغَضَهُ
اللَّهُ “Tidaklah mencintai para sahabat kecuali mukmin. Tidaklah membenci mereka kecuali munafik. Siapa yang mencintai para sahabat, maka Allah mencintai mereka. Siapa yang membenci para sahabat, maka Allah membenci mereka.” (HR. Muslim, no. 75) Kedua: Menyebut kebaikan dan keutamaan para sahabat Nabi. Sampai-sampai ulama salaf itu begitu semangat dalam mengumpulkan keutamaan para sahabat dalam hadits maupun tulisan-tulisan mereka supaya kaum muslimin mengetahui keutamaan para sahabat tadi. Ketiga: Menahan diri dari perselisihan yang terjadi di antara para sahabat. Dalam hadits disebutkan, إِذَا ذُكِرَ أَصْحَابِي فَأَمْسِكُوْا “Jika para sahabatku disebut-sebut (selain dari pujian), maka tahanlah diri.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, no. 1427 dan disahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 34) Karena ahli bid’ah sibuk membicarakan perselisihan antara para sahabat Nabi dengan membawa kisah-kisah dan hikayat yang dusta. Catatan: Adapun berita sahih tentang perselisihan para sahabat itu amatlah sedikit. Namun ingat, karena para sahabat Nabi, mereka adalah ahli ijtihad. Jika keliru, akan dimaafkan dan diberi pahala. Jika benar, maka akan mendapatkan dua pahala. Dalam hadits disebutkan, إِذَا حَكَمَ الحَاكِمُ فَاجْتَهَدَ فَأَصَابَ، فَلَهُ أَجْرَانِ، وَإِذَا حَكَمَ فَاجْتَهَد فَأَخْطَأَ، فَلَهُ أَجْرٌ “Jika seorang hakim berhukum, lalu ia berijtihad, kemudian benar, maka baginya dua pahala. Namun, jika ia keliru dalam ijtihadnya, maka baginya satu pahala.” (HR. Muslim, no. 1617) Kenapa tiga hal tadi kita lakukan pada para sahabat Nabi? Imam Al-Muzani rahimahullah berkata, “Karena mereka adalah sebaik-baik manusia di muka bumi sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah rida kepada mereka karena nabi-Nya. Allah menjadikan mereka penolong untuk agama ini. Mereka adalah para imam dalam agama ini. Mereka yang paling berilmu di antara kaum muslimin. Semoga Allah meridai mereka semuanya.” Merenungkan Sifat Mulia Para Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Sifat mulia para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam termaktub dalam ayat berikut setelah Allah memuji Rasul-Nya yang mulia. Allah Ta’ala berfirman, مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآَزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Fath: 29). Mula-mula ayat ini berisi pujian Allah Ta’ala kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau tidak diragukan lagi adalah benar. Lalu beliau dipuji sebagai utusan Allah, di mana pujian ini mencakup semua sifat yang mulia. Kemudian setelah itu, barulah datang pujian kepada sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apa saja pujian bagi para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Pertama: Mereka keras terhadap
orang kafir, tetapi begitu penyayang terhadap sesama mereka yang berimansebagaimana disebutkan dalam ayat di atas, وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ “Dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” Pujian seperti itu terdapat pula dalam ayat lainnya, فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ “Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir.” (QS. Al-Maidah: 54). Inilah sifat yang semestinya dimiliki oleh orang beriman. Mereka keras dan berlepas diri dari orang kafir dan mereka berbuat baik terhadap orang-orang beriman. Mereka bermuka masam di depan orang kafir dan bermuka ceria di hadapan saudara mereka yang beriman. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا فِيكُمْ غِلْظَةً “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah: 123). Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu. ‘anhuma, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan, maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam.” (HR. Muslim, no. 2586). Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْض��ا “Seorang mukmin dengan mukmin yang lain seperti sebuah bangunan yang bagian-bagiannya saling menguatkan satu dan lainnya.” (HR. Bukhari, no. 6026 dan Muslim, no. 2585). Kedua: Para sahabat nabi adalah orang yang gemar beramal saleh, juga memperbanyak shalat dan shalat adalah sebaik-baik amalan. Ketiga: Mereka dikenal ikhlas dalam beramal dan selalu mengharapkan pahala di sisi Allah, yaitu balasan surga. Kedua sifat ini disebutkan dalam ayat di atas, تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا “Kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya” Keempat: Mereka terkenal khusyuk dan tawadhu’. Itulah yang disebutkan dalam ayat, سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ “Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.” Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan bahwa yang dimaksud adalah tanda yang baik. Mujahid dan ulama tafsir lainnya mengatakan bahwa yang dimaksud adalah khusyuk dan tawadhu’. Ulama pakar tafsir lainnya, yaitu As-Sudi berkata bahwa yang dimaksud adalah shalat telah membaguskan wajah mereka. Sebagian salaf berkata, مَنْ كَثُرَتْ صَلاَتُهُ بِاللَّيْلِ حَسُنَ وَجْهُهُ بِالنَّهَارِ “Siapa yang banyak shalatnya pada malam hari, maka akan berserilah wajahnya pada siang hari.” Sebagian mereka pula berkata, إِنَّ لِلْحَسَنَةِ نُوْرًا فِي القَلْبِ، وَضِيَاءً فِي الوَجْهِ، وَسَعَةً فِي الرِّزْقِ، وَمَحَبَّةً فِي قُلُوْبِ النَّاسِ. “Setiap kebaikan akan memancarkan cahaya di hati dan menampakkan sinar di wajah, begitu pula akan melapangkan rezeki dan semakin membuat hati manusia tertarik padanya.” Karena baiknya hati, hal itu akan dibuktikan dalam amalan lahiriyah. Sebagaimana kata ‘Umar bin Al-Khaththab, مَنْ أَصْلَحَ سَرِيْرَتَهُ أَصْلَحَ اللهُ عَلاَنِيَتَهُ. “Siapa yang baik hatinya, maka Allah pun akan memperbaiki lahiriyahnya.” Niat para sahabat radhiyallahu ‘anhum 
dan amal baik mereka adalah murni hanya untuk Allah. Sehingga siapa saja yang memandang mereka, maka akan terheran dengan tanda kebaikan dan jalan hidup mereka. Demikian kata Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya. Kelima: Para sahabat dipuji oleh umat sebelum Islam dan mereka adalah sebaik-baik umat. Imam Malik rahimahullah berkata bahwa telah sampai pada beliau, jika kaum Nashrani melihat para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menaklukkan Syam, mereka berkata, “Demi Allah, mereka sungguh lebih baik dari Hawariyyin (pengikut setia Nabi ‘Isa ‘alaihis salam), sebagaimana yang sampai pada kami.” Kaum Nashrani telah membenarkan hal ini. Ini menunjukkan bahwa umat Islam adalah umat yang dalam anggapan umat-umat sebelum Islam sebagaimana termaktub dalam kitab-kitab mereka. Umat Islam yang paling mulia dan utama adalah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, dalam ayat yang kita bahas di atas disebutkan, ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآَزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ “Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya.” Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Demikianlah sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka menguatkan, mendukung dan menolong Nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga mereka selalu bersamanya sebagaimana tunas yang selalu menyertai tanaman.” Tunas itulah ibarat para sahabat dan tanaman itulah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam panutan mereka. Kafirnya Orang yang Mencela Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Setelah disebutkan sifat-sifat mulai para sahabat, kemudian Allah menyebutkan sifat mereka yang selalu menolong Nabi mereka shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana halnya tunas pada tanaman, lalu disebutkan, يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ “Tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir.” Sebagaimana dalam salah satu riwayat dari Imam Malik rahimahullah, beliau mengafirkan Rafidhah (Syi’ah) di mana mereka menaruh kebencian pada para sahabat. Imam Malik berkata, لِأَنَّهُمْ يُغِيْظُوْنَهُمْ، وَمَنْ غَاظَ الصَّحَابَةَ فَهُوَ كَافِرٌ لِهَذِهِ الآيَةِ “Karena para sahabat membuat hati mereka jengkel. Siapa yang jengkel (murka) pada para sahabat, maka ia kafir berdasarkan ayat ini.” Sekelompok ulama sependapat dengan Imam Malik dalam hal ini. Juga banyak hadits yang menunjukkan keutamaan para sahabat dan larangan mencela mereka sebagai pendukung. Cukup dengan pujian dan rida Allah atas mereka sebagaimana terbukti dalam ayat ini. Pujian Tinggi pada Para Sahabat Di akhir ayat, Allah menyebutkan pujian tinggi pada para sahabat, وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا “Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” Siapa saja yang mengikuti para sahabat dalam sifat mulia mereka, ia akan mendapatkan keutamaan demikian. Ya Allah, berilah kami petunjuk untuk mengikuti jejak mulia para sahabat dan moga kami menjadi orang-orang yang mencintai mereka. Kami tutup tulisan ini dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, لاَ تَسُبُّوا أَصْحَابِى ، فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلاَ نَصِيفَهُ “Janganlah kalian mencela sahabatku. Seandainya salah seorang di antara kalian menginfakkan emas semisal gunung Uhud, maka itu tidak bisa menandingi satu mud infak sahabat, bahkan tidak pula separuhnya.” (HR. Bukhari, no. 3673 dan Muslim, no. 2540). Wallahu waliyyut taufiq was sadaad. Referensi:
Syarh As-Sunnah. Cetakan kedua, Tahun 1432 H. Imam Al-Muzani. Ta’liq: Dr. Jamal ‘Azzun. Penerbit Maktabah Dar Al-Minhaj. Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Cetakan pertama, Tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Tahqiq: Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. 6:699-701. — Diselesaikan di @ Darush Sholihin, 14 Februari 2021 (3 Rajab 1442 H) Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Rumasyho.Com Sumber https://rumaysho.com/27164-syarhus-sunnah-tak-boleh-mencela-sahabat-nabi.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Maha Menerima Tobat. Aku Jadi Kesayangan Alloh Saat Tobat Dari "Mencela Rosululloh Dan Sahabat-Sahabat Beliau"
0 notes
dandanjean · 7 months
Text
Que reste-t-il ?
Ce qui nous semble propre est impermanent et ultimement, au terme de notre vie, sans substance. J’aime à penser que pour réellement me définir, il faudrait prendre en compte l’ensemble des interdépendances qui me nourrissent et qui existent dans le monde dans lequel je vis. Le visage que j’ai aujourd’hui est en perpétuel changement. Dans quelques jours, il y aura de nouveaux éléments. D’une…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
informativoar · 23 days
Text
Cobran boletas de luz en Cerro Azul
Los días jueves 11 y 25 de abril durante la mañana. Esos días habrá cortes del servicio en caso de deudas.
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
superjaiba · 1 year
Video
0 notes