Tumgik
#dilan1990
cinderleila · 5 years
Text
Cemburu (3)
"Kamu cemburu?"
"Cemburu itu hanya untuk orang yang tidak percaya diri.... Dan kini aku sedang tidak percaya diri."
----------------------------------------------------
Dialog Dilan dan Milea masih begitu melekat di otakku. Tapi aku tahu, kamu tidak menonton Dilan. Jadi, anggap saja aku yang bicara begitu. Karena sekarang aku benar-benar tidak percaya diri.
Ayolah, kembalikan lagi kepercayaan diriku. Tidak mudah merasakan semua ini. Kamu tidak mengerti kan, bagaimana dirimu cemburu tapi tidak tahu pasti penyebabnya?
Bahkan kini aku semakin bertanya-tanya. Memangnya kamu tahu kalau aku cemburu? Memangnya kamu peduli?
Kalau tidak,
Percuma saja.
4 notes · View notes
serbaqq-blog · 5 years
Video
Dilan 1991 Full Movie
1 note · View note
elviawhyn · 5 years
Text
(bukan) Dilan-ku
"Kamu udah makan? "
"Belum."
"Yaudah makan sana. Kasian lambungmu. Lambungmu itu harus dijaga. Biar nanti bisa dijual buat beli rumah, kebun, mobil. Kan bisa jadi kaya kita"
"Asseeemmm"
"Hahahaa.. Jangan lupa makan, nanti aku lupa kamu"
.
.
Sekilas terlihat seperti Dilan-nya Milea, oh atau Dilan-nya ayah Pidi Baiq. Yang menyebalkan, juga menyenangkan. Yang manis, walau kadang juga bikin nangis.
Tapi kamu adalah kamu, bukan Dilan atau siapapun itu. Kamu adalah bait dari puisiku.
Rindu jangan?
19 notes · View notes
pandawabs-blog · 5 years
Text
Sadar Mengalir
Sumedang, 11 April 2019
Menulis dalam keadaan emosi memang akan membuat kekonyolan ketika membaca hasilnya kelak. Namun aku tidak peduli. Ekspresi layak untuk diungkapkan, bahkan dalam bentuk tulisan sekalipun. Aku jarang menulis tulisan, lebih sering menulis apa yang aku ingin ucapkan; Ucapan yang terkadang aku harus telan sendiri. Lebih sering mendengar, sangat banyak mendengar. Mungkin aku cukup handal untuk menjadi mata-mata, bisa mencerna cukup banyak informasi hanya dengan mendengar. Maaf, perihal mata-mata itu hanya bercanda. Tapi, aku memang suka mendengarkan; mendengarkan musik, suara-suara alam, cerita orang-orang, bahkan suara-suara yang ada di dalam otakku. Ketika aku menulis ini, aku mendengar kedalam diriku sendiri yang kemudian aku tuangkan ke dalam tulisan ini. Keren, bukan? Mungkin tidak. Itu biasa saja. Tapi jika kamu sadar akan hal itu, aku rasa itu keren. Sepakat?
Ngomong-ngomong kesadaran, aku sadar menulis ini benar-benar tanpa direncakanan; tidak terstruktur dan benar-benar mengalir begitu saja. Aku hanya ingin bermain jari saja, sembari menunggu mata menginginkan tempat tidurnya. Entah mengapa, keinginan menulisku selalu muncul ketika malam hari, seperti jam kantor saja; rutin. Tapi kembali ke pembukaan, aku jarang menulis. Harus ada stimulasi dulu yang memicu aku untuk beraksi. Ya seperti tulisan ini. Hari ini banyak yang menstimulasi aku untuk menulis. Pertama, aku mendengarkan OST Album dari RADWIMPS untuk film-nya Makoto Shinkai yang berjudul “Your Name (Kimi no Na wa)”. Kedua, aku menonton Dilan 1990. Ya, aku baru saja menontonnya (film Dilan 1990) karena tidak sempat untuk menonton di bioskop. Aku cukup mengikuti beberapa karyanya “Ayah” Pidi Baiq. Aku senang, karena film Dilan 1990 ini cukup sesuai dengan imajinasiku ketika membacanya. Suasana dan set tempatnya sesuai, karakter setiap pemainnya juga dapat. Aku ingin segera menonton Dilan 1991, namun sepertinya aku harus menunggu tayang di televisi. Tidak apa, aku baca ulang novelnya saja; yang langsung dilanjut dengan sekuel berikutnya Milea yang aku pinjam dari temanku. Tinggal Milea yang belum aku baca.
Dua stimulasi tersebut benar-benar membuat aku bersemangat. Kalau dibayangkan secara visual dan rasa, emosi ini seperti cengkeh; harum, hangat nan menenangkan. Mungkin ada korelasinya dengan idealisme yang ingin ada di kehidupan masa mudaku sepertinya. Percaya diri, berprinsip, dan berani; dengan sedikit bumbu romantis. Dan ada satu hal idealisme yang aku inginkan, yaitu .............................................. (maaf, aku lelah. Sekian.)
2 notes · View notes
pengelanakisah · 5 years
Text
Dilan,
Kamu dan aku di Dilan 1990. Kamu dan dia di Dilan 1991. Secepat itu hati berpindah.
2 notes · View notes
printiarti · 5 years
Text
Dilan 1990 - a long review
Akan di posting ketika penontonnya melebihi 3jt kali ya. | faktanya setaun setelahnya baru di-post
Aku bukan seorang yang suka banget nonton film, hanya sesekali menulis tentang film; yang ku ingat waktu itu belajar dari sabtu bersama bapak, adaptasi dari novel adithya mulya. Yang baru aku sadari, ketika aku searching #dilan1990 twit Aditya mulya yang keluar pertama. (twitnya aku sertakan diakhir ya)
Mari mulai dengan Dilan, dia adalah dilanku 1990. Aku menahan untuk tidak menulis ini, tapi, ah sebentar ini. Dari Dilan pun aku dapat motivasi, pelajaran, gak cuma baper.
Berkenalan dengan novel Dilan ku mulai ketika ada novel nganggur dirumah, dibeli sama kakak entah kapan tepatnya, aku yang suka novel pun membaca novel itu. Eh, ada novel kedua Dilan 1991. Di novel kedua, aku ngerasa kok sketsa cover bukunya mirip seseorang ya, yang memang ternyata Vanesha Prescilla (Sasa), apa akan dia juga yang main jika benar di film-in? Ternyata sejak 2015, novel ini sudah ada wacana untuk di film-kan, tahun berikutnya mulai casting pemeran Dilan, yang belum juga ketemu. Aku ga ngikutin dari proses syuting, release pemain (lupa yang mana duluan), hingga sampai pada kondisi entah kapan dan kenapa jadi penasaran sama film-nya.
Aku bukan tipe yang suka nonton drama remaja, drama korea juga kurang tertarik, paling nonton FTV aja, (FTV termasuk drama juga ya? wkwk). Daya tarik film ini ada di 1990-nya (mungkin) jadi kepengen nonton dan juga iqbaal ‘cjr’ ramadhan yang sebenernya aku mah netral-netral aja, not fangirling, just he’s good, he smart (aku pernah nonton live di line ruang guru talkshow Iqbaal-Teh Ody-Ka Belva, dan termotivasi kembali) dan juga penasaran gimana film yang diadaptasi dari novel best seller.
Maaf kalau kemana-mana pembahasannya.
Release pemain film Dilan, khususnya sang tokoh ‘Dilan’ menghadirkan kontroversi yang begitu besar (atau biasa aja ya sebenernya), yang jelas ada aja yang ragu dengan mantan anggota boyband cilik ini, apa bisa menghidupkan Dilan, sesuai dengan imajinasi pembaca Dilan.
Kalau dari interview yang aku sempat dengar, Iqbaal bilang yang intinya, tiap pembaca Dilan punya imajinasi, ekspektasi masing-masing terhadap Dilan, begitu pula dengan Iqbaal, Pidi Baiq, Fajar Bustomi (Sutradara) dan banyak lainnya. Jadi, tonton dulu baru komen. Ah! Mungkin karena ini gue jadi nonton.
Di twitter juga, ga sengaja buka akun managernya Sasa, @irmaragasti,
18 Juli 2017 : Mantengin twitter @pidibaiq yang menjawab semua pertanyaan tentang kenapa iqbal cjr yang di pilih buat jadi dilan. Awalnya pas gue tau iqbaal yang dipilih buat jadi Dilan, gue juga cukup kaget dan betul itu karena image iqbaal yang lekat sebagai boyband. Tapi waktu nemenin @Vaneshaass jalan ke bandung bareng iqbaal, diperjalanan kita ngobrol banyak hal, dan gue jadi pny penilaian sndr ttg dia. Menurut gue Iqbaal seru, gak bisa diem banget, cukup matang dlm berfikir dibanding anak lain yg seumuran, dan soleh. Keren! Ni anak nyalinya lumayan sih, teruji dgn kejadian saat shooting dilokasi, ada hal yg bkn gw ykn bhw pilihan @pidibaiq insyaAllah tepat.
Aku baca twit ini setelah nonton dan jadi makin setuju sama penikmat dilan bilang ‘ga kebayang kalo dilannya bukan Iqbaal’ yang seserius itu menjalani amanah dari ayah pidi baiq buat jadi Dilan.
Buat gue yang udah baca novelnya, akan tahu kalau film akan selesai setelah scene proklamasi, yang ada dipikiran gue pas tadi nonton ‘eh ini udah beres? Gue dapet apa ya?’, tapi bakal ada kelanjutan yang 1991 kan? Lalu kepikiran juga, jadi puncak ceritanya dimana ya? Alur ceritanya ngalir gitu aja, dibilang kurang greget, gak juga sih. Filmnya sederhana, sesederhana hidup di 90-an (Padahal gue belum lahir juga di 1990 mah). Walau bandung udah banyak perubahan, tapi tetep dijaga 90-annya.
Coba bahas dari awal filmnya yaa..
Satu hal yang ga terduga, ternyata narasi dari milea dewasa itu dibacainnya sama kakaknya Sasa, Sissy Prescilla. Lalu masuk Dilan ngeramal Milea di jalan yang nantinya nama jalan itu diganti sama Dilan jadi Jalan Milea. Terus Dilan ngasi surat, kalo ternyata ramalannya salah. Besoknya Dilan ke rumah Milea ngasi surat lagi, dan dialognya sama banget kayak di novel. Disaat itu Milea masi punya pacar di Jakarta, yang akhirnya putus pas di TVRI, Beni gak banget, mending Dilan kemana-mana. Haha. Dilan yang suka nelfon ke rumah Milea, dengan cerita ‘ajaib’nya, nelfon dari telfon umum, yang ‘nyusup’ ke kelas Milea, yang nguping dari kelas sebelah sampai ..., dilan yang ngirim bi asih waktu Milea sakit, Dilan yang nurut nemenin Milea pas Milea tau Dilan bakal nyerang, Dilan yang nemenin Milea pulang di angkot (belum ada gojek cuy), Dilan yang ... *selengkapnya nonton aja deh sama baca bukunya*. Sampai akhirnya proklamasi terjadi, yang tadinya gue mikir ‘eh gitu aja langsung jadian ya, ga ada kata-kata pertanyaan lagi dari Dilan kayak ‘maukah kamu jadi pacarku’. Ya emang dari awal Dilan udah sering banget bilang, kalau Milea akan jadi pacarnya, bahkan di depan Nandan yang ngegebet Milea juga.
Dilan1990 bikin gue inget lagi, dulu tuh bandung-jakarta lewat puncak ya (belum ada cipularang, diliat dari scene pergi ke TVRI); komunikasi belum ada internet, email, ya pake surat-suratan, telfon rumah (jadi inget jaman gue SD tahun 2000an juga masi berlaku surat-suratan), inget sama bibi pijit langganan dari kecil (belum ada go massage), sesekali ngangkot dari/ke sekolah (sampe sekarang ini masi sih). Nonton film yang settingnya di kota gue tinggal sekarang itu menyenangkan ya, mungkin kalo jaman dulu ada film jomblo, sekarang Dilan!
Dari tadi udah nyebut Dilan-Milea terus, karena ya emang ceritanya kan sebagai Dilan-Milea, bukan Iqbaal-Vanesha. Artinya? Mereka berdua sukses! 
Pemain lain apa kabar? Semua porsinya pas, walo pas gue udah nyampe rumah baru ngeh ‘akew tadi ngomong ga sih?’ dan langsung keinget cerita akew mah ada di dilan1991 kalo ga salah.
Balik ke twit managernya Sasa, dan ucapan iqbaal ‘nonton dulu baru komen’, sekali lagi sih, ga kebayang apa jadinya Film Dilan kalo Dilannya bukan Iqbaal, walau lama pencariannya, tapi manis banget film-nya.
Setelah film selesai, gue masih agak lama buat notice ‘filmnya udah selesai’, lalu gue dapet apa ya dari film ini??
Sebelum ngetik gini, gue udah nulis di kertas, ada 2 hal poin penting yang bisa gue ambil, yaitu
1.       Kenapa sih Milea mau sama Dilan? Selain cara dilan yang ‘unik’ gak konvensional (dari interview cast Dilan di media-media), Dilan itu yakin dan percaya diri banget, dilan yakin sama milea dari awal ketemu. Sama halnya dengan Iqbaal yang yakin juga bisa menjaga, mengemban amanah yang udah dikasi dari ayah pidi baiq.
2.       Karya, sebuah karya baik buku maupun film punya tempat-nya masing-masing di penikmat karya, dan salah satu cara mengapresiasi dengan menonton dan mengambil sebanyak-banyaknya kebaikan. Kalau buku hasil 1 tangan aja (penulisnya, diluar ada editor dll), film merupakan suatu hasil kerja keras banyak pihak, ‘Don’t judge book by it’s cover’ bener banget, image boyband cilik di diri Iqbaal ‘CJR’ bisa lepas kok.  Film yang sukses diadaptasi dari novel ya dilan ini.
Kalau kata Milea sendiri di novelnya dan juga narasi akhir cerita adalah bersama Dilan memberi aku pelajaran bahwa cinta sejati adalah kenyamanan, kepercayaan, dan dukungan; kalau kamu tidak setuju aku tidak peduli.
Kalau tahun2 kemarin mah cinta sejati itu kayak Habibie-Ainun, yang dinyanyiin sama BCL, hehehehe
Yang jelas, tiap orang punya kisahnya masing-masing, dan akan nemuin cinta sejatinya sendiri😉
 Ps. Sebenernya gue ga mendukung namanya pacaran sih, tapi ketertarikan, rasa suka antara pria dan wanita pasti ada, dan ini diangkat dari kisah nyata. Dari cerita kita bisa tau apa saja yang bisa terjadi di dunia yang luas banget ini. Mungkin, karena itu juga (ga mendukung pacaran sebelum nikah) pas akhir film beres baru ngeh ‘satu novel dan satu film emang nyeritain tentang PDKT yang unik dari Dilan, kelanjutannya? Di 1991.
 Alhamdulillah. Last yang hampir kelewat, di film Dilan juga banyak nilai-nilai moral baik ke orangtua, sesama teman, ke guru, ke wanita khususnya; terlebih Dilan juga soleh, selalu ngucap salam ‘Assalamu’alaikum’, nulis surat pake bismillah.
 Terakhir banget (semoga), kalau di interview media ditanya ‘ada kesamaan antara peran di film dan individu cast sehari-hari, kayak iqbaal dan dilan ada samanya ga? Milea-vanesha pun.’
Kalau milea itu udah vanesha banget, Iqbaal (kalo g slh) ga pernah bilang dia mirip sama dilan, tapi gue kayak nemu ‘pribadi Dilan yang baik itu ya ada di iqbaal, kayak santun-nya, pinternya dll’ Iqbaal emang bukan Dilan, tapi Iqbal berhasil memvisualisasikan Dilan.
 Kurangnya apa ya? Duh bingung nyari-nyari kekurangan. Semoga ditulisan lain bisa didapat atau tonton sendiri dulu, then tell me apa kekurangannya~
- Tulisan ini lupa ditulis kapan, baru diedit ulang 2 Februari. 26 hari sebelum dilan 1991 tayang!
3 notes · View notes
shantygus · 5 years
Text
Tumblr media
Dilan dan Milea.
Jujur aja aku adalah fans karbitan Dilan dan Milea. Aku belum pernah baca novelnya yang ternyata sudah terkenal dari dulu. Bahkan, aku juga belum pernah baca karya ayah Pidi sama sekali. Begitu nonton filmnya, aku langsung ngefans banget, bahkan jadi shipper Dilan dan Milea baik di film maupun di dunia nyata.
Kenapa aku suka banget film ini? Selain karena Iqbaalnya yang ganteng dan mempesona banget (hehehe), aku juga merasa bisa relate dengan cerita mereka. Karena karya yang bagus adalah karya yang bisa menyentuh hati para penikmat karyanya, bukan?
Menurutku, cerita Dilan dan Milea adalah kisah cinta yang realistis. Anak sekolah, jatuh cinta, merasa dunia milik berdua, ada masalah, menjauh, putus. Dilan yang tidak berakhir bersama Milea, yang seperti ini banyak ditemui di kehidupan nyata.
Aku yakin banyak orang yang menyukai film ini karena merekapun bisa relate, baik dengan suasana 90an atau dengan cerita cinta dilan-milea. Tidak bisa dipungkiri, masing-masing dari kita pasti punya sosok “Dilan” dan “Milea”nya masing-masing. Begitupun aku.
Menonton film ini serasa dibawa lagi ke masa-masa itu, saat semuanya sangat sederhana. Hanya dengan rasa sayang kemudian bahagialah kita. Tidak perlu pusing memikirkan masa depan, cukup menikmati kebersamaan yang kita miliki. Dengan percaya diri menganggap kalau kita akan bersama selamanya, oh how naive I was back then.
Tapi melalui cerita ini juga disampaikan, kalau masa lalu yang indah hanya untuk dikenang. Hidup harus tetap berjalan. Dilan yang tidak berakhir bersama Milea, hanya karena kesalahpahaman yang baru mereka sadari di kemudian hari, harus tetap bertanggung jawab dengan pasangan yang telah mereka telah pilih sebelumnya. Dilan dengan Ancika, Milea dengan Mas Herdi. 
Meskipun sudah tau jalan ceritanya (karena sekarang sudah baca novelnya), tapi aku tetap excited menunggu film-film selanjutnya, yaitu Dilan1991 dan Milea. Mau lihat acting dua dedek gemes ini, sekaligus merenungkan pesan bahwa apa yang kita anggap indah bukan berarti harus kita miliki dan apa yang menurut kita terbaik belum tentu adalah yang terbaik untuk kita :)
2 notes · View notes
arnamee · 6 years
Text
"Tidak mencintai, tidak berarti membencinya."
Pidi Baiq, Dilan 1990
61 notes · View notes
fasihrdn · 6 years
Quote
Sungguh, yang berat bukanlah rindu. Tapi ketika kebersamaan justru membuat hati menjauh dari Allah.
Fasih Radiana (@fasihrdn)
66 notes · View notes
yasirmukhtar · 6 years
Text
Maaf nih, saya ngga ngikutin dan sedang mencari cara mudah untuk catch-up. Jadi, mengapa Dilan ini istimewa?
Nanya serius
48 notes · View notes
tetehkiki · 6 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Dilanda rangga
34 notes · View notes
angieozil30 · 6 years
Quote
Kata Dilan rindu itu berat. Kataku rindu itu kamu.
Karena kamu alasanku untuk merindu
38 notes · View notes
rifatpryga · 6 years
Text
"Bingung, gatau gimana caranya berhenti mikirin kamu soalnya bikin aku seneng terus."
- tiada berkesudahan
22 notes · View notes
ahsalma · 6 years
Text
Jangan rindu, berat. Aku juga tidak akan kuat. Biar Dilan saja.
18 notes · View notes
puzzlekei-blog · 6 years
Text
Dilan, apakah kamu tidak lelah melarang orang yang rindu untuk tidak rindu dan membiarkan kamu melawan beratnya rindu sendirian tanpa dirindukan?
13 notes · View notes
designmasalalu · 6 years
Photo
Tumblr media
asics onitsuka tiger mexico 66 for womans Premium Quality Made in Japan Idr 750,000 Free box ONITSUKA Free ongkir jabodetabek dan jawa barat Diluar itu SUBSIDI ongkir s.d 15rb size ready 37-38-39-40 Order wa O857-1978-9955 #clouds #beautifuldestinations #beaman #louistomlinson #woman #girls #shoes #sepatu #2019presidenbaru #2019gantipresiden #sepatusantai #transjakarta #dilan1990 #dilanmilea (di Ciledug, Indonesia)
1 note · View note