Tumgik
#domisili
yyuuraii · 1 year
Text
just got the "i know you from Tumblr" experience at a convention yesterday it was so jarring
22 notes · View notes
bantennewscoid-blog · 5 months
Text
Cara Mengurus Pindah Domisili ke Kota Tangerang untuk Pendatang Baru
TANGERANG – Fenomena pendatang di sejumlah wilayah Pascalebaran selalu terjadi, tak terkecuali di Kota Tangerang. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Tangerang mengimbau, para pendatang yang berencana menetap di Kota Tangerang untuk segera mengurus administrasi kependudukannya. Kepala Disdukcapil Kota Tangerang, Irman Pujahendra menjelaskan, para pendatang dari berbagai daerah…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
Tumblr media
0 notes
rubahlicik · 2 months
Text
Kalo ketemu Uni, lantas apa?
Halo warga Tumblr yang hendak berakhir pekan~
Aink mau cerita progres dikit. Setelah seminggu ke belakang ini rame soal dugaan penipuan yang dilakukan rumahati alias Sri Wahyuni, atau yang biasa dipanggil uni, aink dkk mencoba mengumpulkan beberapa informasi soal uni.
Ada beberapa hal yang bisa aink share, berikut diantaranya:
- uni dan keluarga ada di bandung (nama suami dan anak anaknya Uda ada),. Alamat terakhir (tahun 2022) Uda dipegang. Insyaallah ada rekan Tumblr yang weekend ini mau kesana
- uni punya 3 nomor hape berbeda dan semuanya ga bisa dikontak. Satu nomor diantaranya terdaftar bukan atas nama Sri Wahyuni atau pun nama suaminya.
- tahun 2019, aink pernah ngirim tanaman ke klinik Alfaiha Medika Cisaranten, bandung. Paket atas nama Sri Wahyuni, dikirim kesana karena th 2019 suami uni kerja disana. Klinik itu beroperasi mulai Juli 2019, Aink ngirim paket November 2019. Kemarin aink coba kontak admin klinik, tapi pihak klinik mengaku tidak kenal Sri Wahyuni atau pun suaminya.
- uni mulai mengumpulkan sedekah online dari 2017. Dari laporan yang curhat ke aink, seenggaknya Uda masuk lebih dari 10juta, 2 hp dan 2 laptop yang masih layak pakai. Tapi, ga pernah sekalipun ada pelaporan bukti penggunaan dana yang masuk. Baik itu struk belanja kebutuhan orang yang uni bantu atau pun bukti yang menunjukkan kalau orang yang uni bantu bener bener ada.
Poin poin diatas itu fakta, plus hilangnya akun tumblr rumahati membuat dugaan penipuan semakin kuat. Tapi, itu semua tetap akan jadi dugaan Ampe ada fakta yang bisa menyangkal atau bisa memastikan kebenarannya.
Oleh karena itu, rencananya weekend ini bakal ada yang nyari uni dan keluarganya ke alamat yang Uda di dapat. Semoga uni masih bisa ketemu disana.
Buat yang berdomisili bandung atau ada kenalan anak Tumblr domisili bandung, boleh dong di sounding. Biar banyak yang nyari, takutnya ga langsung ketemu. Boleh pm aink aja buat teknisnya.
Kalo ketemu mau apa?
Kalo aink sih pesennya buat yang berangkat besok, utamanya buat mastiin, Ini uni bener nipu apa engga
Itu kan ini masalahnya? Kalo misal ngotot bener, coba buktiin itu aliran dananya kemana, beneran ada ga orangnya? Mumpung ada yang bisa ke lokasi. Pastiin kalo ibu2, nenek, anak2 yatim yang selalu dia sebut itu beneran ada.
Trus yang ga kalah penting, uni makan uang sedekahnya ga? , kalo misal iya, apa Uda dapet persetujuan dari yang ngasih sedekah?
Coba para donatur komen, kalo misal bener uni nyalurin sedekahnya, tapi ikut make duitnya juga, kalian ridho ga?
Kalo aink sih engga... Haram tuh uang sedekah yang aink kasih kalo misal dikasih buat keluarganya. Kotor tuh perabot yang dia beli buat keperluan sehari hari kalo emang dibeli dari uang sedekah yang katanya buat anak yatim.
.
.
Nah, kalo ternyata uni ga bisa buktiin kalo bener dia nyalurin sedekah ke yang berhak lantas apa?
Aink yakin duit dari orang yang pernah ngasih ga akan balik. Sorry to say, pelaku scam mana ada yang sanggup balikin duit yang ditilepnya.
Aink pribadi cuma nuntut dia minta maaf, bikin video klarifikasi kalo ternyata emang dia ngemis buat keluarganya atas nama sedekah. Biar apa?
Biar para donatur bisa settle. Ternyata bener selama ini ditipu, ternyata bener uang yang disisihin buat sedekah dipake buat bayar kontrakan, beli sprei atau bahkan DP rumah.
Donatur harus tahu faktanya. Uni tuh sebenernya siapa, make duit sedekah buat apa aja, biar secara mereka yang jadi korban secara personal bisa nentuin langkah selanjutnya.
Kalo Uda terbukti uni bohong, ya Aink pribadi cuma bisa pasrah aja, sambil doain yang jelek jelek buat keluarganya uni. Biar semua cerita sedih yang dia jual buat narik simpati emang beneran menimpa keluarganya..
Aink ga akan bawa ini ke jalur hukum. Ribet, Aink ga mau berurusan sama polisi. Tapii,.. kalo ada yang mau lapor ya silakan. Aink bisa bantu ngumpulin bukti chat dia minta sedekah dan bukti trf donatur yang ketipu. Silahkan yang punya waktu dan kemampuan untuk maju ke jalur hukum, Aink dukung.
Terakhir, Aink berharap setelah kasus ini dapet closure, para warga Tumblr bisa jadi lebih makin deket lagi. Deket dalam artian punya cukup banyak kenalan yang bisa dicurhatin, bisa diajak sharing. Syukur syukur bangkit lagi komunitasnya.
Kejadian kayak gini ga bakal muncul kalo calon korban yang curiga ada wadah buat bertanya. Alih alih mengambil keputusan setelah dimanipulasi tanpa sadar, komunitas bisa bantu ngumpulin fakta yang akurat. Dari curhatan yang masuk, uni ini bisa dibilang manipulatif dalam berdialog dengan donaturnya.
.
.
Semoga yang mau berangkat dilancarkan, segera ketemu sama ybs. Biar kita semua dapet kejelasan.
Sekali lagi, Aink sangat berharap ada lebih banyak orang yang bisa ikut nyari di bandung. Aink Masi ada agenda di Majalengka, meskipun Uda gatel banget pengen ke bandung.
Boleh bantu reblog atau kontak lagi temen temennya~
Terimakasih buat temen-temen yang Uda bantu seminggu belakangan ini. Semoga cepat dapat kesimpulan soal perkara sedekah online ini. Karena sebelum semuanya terang, kita harus selalu menyematkan kata dugaan pada kasus penipuan sedekah online yang telah uni lakukan.
121 notes · View notes
hanadiah · 4 months
Text
Ya Allah Ya rabb..
berikan aku kesempatan membanggakan ummi abi didunia dan akhirat aamiin🖤✨🤲🏻
Di Dunia 🌏:
✅🛬🕋 Memberangkatkan Umroh dan Haji kedua Orangtua dan adik adik.
✅Membelikan Rumah 🏠 untuk Alamat domisili sekeluarga ( Ummi Abi hana Dihya Dadan iki)
✅Memberikan nafkah untuk Ummi abi pas masa tua.
Di Akhirat :
✅ memberikan Mahkota Cahaya untuk Ummi abi👑
✅Menggandeng Ummi abi ke surga.
18 notes · View notes
shabrinana · 3 months
Text
18 ke 18
18 Mei menjadi tanggal baru yang masuk ke dalam daftar pengingat. Konon katanya angka 1 dan 8 pada angka 18 memiliki makna menjadi satu selamanya, sehingga dipilih sebagai tanggal sakral dimana ijab dan kabul diucapkan dalam hari pernikahan. Sebut saja pemaknaan barusan berasal dari si ahli cocoklogi, tiga detik yang lalu sambil membuat tulisan ini.
Dalam waktu 31 hari, 18 Mei ke 18 Juni tahun ini berjalan dengan mode ultra cepat. Saking cepatnya, cukup sulit untuk menjalani setiap momen dengan penuh kesadaran hingga menyelami rasa dan emosi yang muncul. Sampai ke tanggal 18 Mei saja rasanya surreal, apalagi sampai ke 18 Juni yang tiba-tiba sudah berbeda 11 jam lamanya dengan rumah sehari-hari.
Kalau ditanya apa rasanya, cuma bisa bilang alhamdulillah kayak mimpi. Nggak pernah terbayang ternyata pengalaman merantau pertamaku langsung mode ekstrem ke belahan dunia yang jarang sekali tersebut dalam daftar melancong impianku, apalagi menetap walau sementara.
Tumblr media
Rasanya kemarin masih duduk bernafas sejenak sambil memandang lapangan timur Masjid Salman, jajan baso tahu bersama teman-teman di seberang kantor, mencoba gerakan pose pilates ala-ala bersama guru pilates yang empat tahun lebih muda, jalan kaki bersama ibu di kompleks sebelah, ketiduran di mobil ketika dijemput bapak malam-malam, membantu enin troubleshooting HP yang katanya error padahal kepencet, menyapa kucing kuning (menolak memanggil dengan kucing oren) di jalanan rumah yang awalnya dikira hanya satu ternyata ada empat, dan momen tak terhingga lainnya bersama familiar faces yang sekarang sedang berjauhan.
Kota tempat aku tinggal saat ini terbilang sepi, katanya karena penduduknya banyak mahasiswa dan sekarang sedang libur musim panas. Menurut suami, kota ini less entertaining jika dibandingkan Bandung atau Jakarta, domisili asal kami. Menurut temannya yang dulu berkuliah di ITB Jatinangor, kota ini seperti Jatinangor, tapi masih lebih ramai Jatinangor. Tentu saja lebih ramai Jatinangor, di area yang sangat padat terdapat tiga (atau lebih?) perguruan tinggi. Pusat perbelanjaan dulu hanya ada satu (Jatos), sekarang sudah ada waralaba-waralaba ibukota yang jumlahnya satu-satu, kebayang kan kemana-mana sepertinya ketemu orang yang kenal. Ini semi-semi hiperbola, sebenarnya kotanya ramai-ramai saja lho.
Dibekali dengan diri yang masih minim riset namun bermental letsgo dulu weh, ternyata Ann Arbor (yak ini dia namanya) memiliki daya tarik tersendiri untuk orang yang tidak suka ramai-ramai sepertiku. Meskipun datang bukan sebagai mahasiswa, setiap kali diajak eksplor kampus rasanya ingin ikut membaca, menulis, belajar hal-hal yang sudah lama tertunda, laptopan, drafting ide-ide yang muncul di kepala.
Perpustakaan kampus ada berbagai macam dengan arsitekturnya yang menarik mata dan boleh dimasuki oleh siapa saja, belum lagi district library yang jumlahnya ada lima dalam satu kota. Di area downtown, terdapat toko buku bernama Literati yang sangat bikin betah dan berbagai toko buku bekas yang belum aku jelajahi semuanya. Dulu sering ngebatin pengen deh di kota tempat tinggal ada lebih banyak tempat umum buat baca atau ber-produktif-ria, dengan fasilitas yang nyaman dan bisa diakses seluruh warga kota. Alhamdulillah di sini diberikan rezeki itu, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Ayo gunakan kesempatannya buat banyak baca dan dalami ilmu-ilmu yang ingin dipelajari, Shab!
Masih banyak aspek kota yang belum dieksplor, tapi insya Allah akan menyenangkan untuk disinggahi satu per satu. Sekilas cari-cari di Instagram dan juga pamflet yang ditempel di sudut-sudut kota, ada banyak komunitas dan kegiatan kerelawanan yang bisa diikuti, salah satu yang menarik adalah relawan taman kota. Bagi yang suka blusukan, banyak sudut kecil di jalanan tempat para seniman mural berkarya. Selain itu banyak sekali event lokal yang dibangun dengan semangat komunal, yang tidak harus ramai-ramai dan tetap disyukuri berapapun peserta yang akan hadir.
Jalan dua minggu di sini aku masih harus bekerja ngalong, alias bekerja dengan jam kebalik karena mengikuti WIB. Alhasil jalan-jalan di waktu "normal" dengan tenang baru bisa dilakukan Mulai dari Jumat sampai Minggu. Berhubung judul tulisan ini adalah review perubahan secepat kilat dari tanggal 18 ke 18 lainnya, adaptasi adalah hal yang sedang diupayakan sebaik-baiknya. Bukan hanya pindah domisili, tapi juga pindah kartu keluarga yang mana sekarang ada peran baru sebagai istri dalam rumah tangga.
Buat seseorang yang selama 28 tahun hidupnya tinggal bersama keluarga di rumah, mengurus rumah tangga sendiri rasanya seruuu sekali (dalam arti yang sebenar-benarnya). Rasanya tiap hal kecil, tiap aktivitas, tiap hari ada aja hal baru yang perlu dipelajari dan dievaluasi. Sangat rawan jadi overwhelming, tapi bismillah tarik napas ayo ingat jalani semuanya satu per satu. Gapapa kalau masih melakukan kecerobohan-kecerobohan lucu, yang penting tahu berikutnya agar lebih hati-hati lagi.
---
Dengan ini mari kita akhiri dulu tulisan pertama dari Ann Arbor! Satu bulan lebih sembilan hari sudah dilewati, semoga hari-hari yang akan datang bisa dijalani dengan lebih berkesadaran, juga diisi dengan mencari berkah dan menemukan makna.
Have a good day!
Tumblr media
7 notes · View notes
ribrid · 2 months
Text
Untuk Ayahku
Dalam hampir 2 tahun tinggal di Jakarta, banyak sekali Allah memberikan humbling experiences. Anehnya, setelah hampir 2 tahun, aku baru tersadar dan memutuskan mencari komunitas pertemanan muslim sekarang. Tidak bisa dipungkiri. Aku butuh ini. Butuh ada yang mengingatkanku tentang cita-cita besar seorang muslim. Butuh ada yang mengingatkanku tentang melibatkan Allah dalam setiap proses.
Bertemu beragam orang, bertemu kenyataan yang kadang tidak sesuai ekspektasi, adalah humbling experiences. Tidak semua orang akan cocok menjadi teman, tapi pertemanan shaleh tetap perlu diusahakan. Aku sedang berusaha seimbang di antara keduanya. Mencintai Allah, sekaligus mencari teman yang juga mencintai Allah, tanpa menggadaikan cintaku sendiri pada Allah.
Ke depannya aku tahu aku akan banyak merasa kelelahan meluangkan waktu di Rabu malam. Akan berkurang uang untuk biaya transport yang mungkin tidak akan sedikit. Akan berkurang waktu luang di hari Minggu untuk pergi ke Menteng. Tapi tak apa-apa. Dibanding dengan masa ketika aku punya banyak waktu luang dan sendirian, perasaan hambarnya pun juga banyak. Mengambang di udara kamar kos yang lama-lama menyesakkan.
Semalam, aku telpon Ayah dan bercerita tentang itu. Air mata langsung ambrol ketika Ayah bilang, "Ibu mungkin belum siap. Tapi Ayah insyaAllah siap."
Ayah, mungkin Ayah masih heran kenapa aku hobi membuat diriku capek belajar dan ikut ini itu. Ibu mungkin juga kurang memahaminya. Tapi kekosongan yang dirasakan ketika sendirian itu sangat besar. Dan bertemu teman-teman shaleh sungguh dibutuhkan agar kembali terus mengingat tentang value hidup yang harus terus diperjuangkan, meski sekali waktu atau seringkali lupa ketika lagi keenakan.
Bertemu banyak orang, mendapat wawasan yang tak aku dapatkan di keluargaku sendiri, sungguh humbling experiences. Keluargaku memang bukan terdiri dari sekumpulan orang-orang shaleh yang tinggi literasinya. Berkumpul dengan mereka mendatangkan rasa tenang dan nyaman, tetapi kadang jiwa yang mendekap cita-cita besar ini merasa kesepian.
Mungkin aku kecewa. Tapi aku pun tidak kecewa karena Ayah dan Ibu mencukupkan segala kebutuhan, memberikan segala fasilitas, dan memberi izin agar aku bisa merasakan hal-hal yang telah kurasakan sampai saat ini, sampai menemukan kesadaran ini.
Tapi, sungguh, sebanyak-banyaknya komunitas dan kumpulan orang shaleh di Jakarta, aku tetap ingin pulang ke rumah dan membangun daerah. Sounds like utopia, right? Tetapi jika semua orang berpindah domisili ke kota besar, maka bagaimana dengan saudara-saudara kita di kota-kota kecil?
Ketika mulai mendewasa, aku mulai melihat hal-hal tak sempurna dari orangtua. Mulai melihat hal-hal tidak ideal dari orangtua. Tetapi, bagaimanapun, mereka tetap orangtua yang memberikan cinta yang penuh dan tak bersyarat. Ketika mulai mendewasa dan berbincang heart to heart pada orang tua, bukan aku saja yang mengkhawatirkan jalan hidup ke depan, tetapi juga orangtua. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki saat sekarang : fase paska pensiun yang mengurangi pemasukan, mengurangi kesempatan, pertambahan usia yang mengurangi kesehatan. Ayah khawatir tak akan bisa menjaga anak-anaknya dalam waktu yang lama.
Aku menyadari tidak lama lagi semua 'alat' penopang hidup yang diberikan orangtua akan dilepas. Perlu tegak berdiri di atas kaki sendiri. Perlu belajar berjalan sendiri, meraba-raba sendirian, karena aku pun menyadari, bahwa hingga di usia saat ini, Ayah dan Ibu pun kadang masih meraba-raba. Bagaimanapun, semua manusia hanya punya satu kali kesempatan untuk hidup dan mencecap pengalaman utuhnya dari lahir hingga liang lahat.
Ya Allah, terangkanlah jalan di hadapanku. Langkah kaki manusia ini terlalu kecil untuk menuju-Mu.
Terangkanlah jalan di depanku dan tenangkan hati Ayah Ibuku. Izinkan aku mampu membawa kebaikan untuk banyak orang, terutama izinkan aku mampu membawa kebaikan untuk keluargaku dahulu. Untuk Ayah, untuk Ibu, untuk Mak dan Mbah Kung, untuk sepupu-sepupuku, paklik-bulikku.
Aku ingin menjadikan keluargaku sebagai generasi Shalahudin. Tapi langkah kaki ini terlalu kecil. Maka berikan pertolongan-Mu, Ya Allah.. Jika belum bisa anakku, izinkan agar cucu, cicit, dan keturunanku selanjutnya mampu segera melihat musim semi peradaban Islam kembali.
Jadikan kami untuk terus berada dalam barisan ini, hingga bergenerasi-generasi selanjutnya...
Jakarta, 9 Agustus 2024.
5 notes · View notes
penaimaji · 2 years
Text
Memahami Orang Lain
Kadang, ada orang bisa berbalik membenci pada kita hanya karena satu hal; yaitu karena kita tidak bisa memenuhi permintaannya. Bukan semata-mata kita menolak, melainkan sudah mencoba memberi pengertian, memberi alternatif, namun tetap saja nihil dan tidak diterima
Mungkin kita mengira dengan memberikan alasan dan alternatif lain meski dia tetap tidak mau terima, itu semua sudah selesai. Kita mengira mereka akan berusaha memahami; kita juga mengira, mereka akan menghargai keputusan kita
Namun ternyata tidak, justru semakin keruh. Sampai ia pun menghasut orang lain juga. Entah kenapa sampai bisa sebegitu marahnya dan sakit hati, padahal kita berusaha membantu dan berbuat baik. Kita bahkan tidak pernah sengaja menyakiti, berusaha selalu ada disaat mereka tidak baik-baik saja
Melihat mereka berbuat seperti itu, kita berusaha untuk memahami kondisi mentalnya; memahami karakternya; memahami latarbelakang keluarganya, kebiasaan dan didikan keluarga besarnya; lalu tetap berusaha untuk berbaiksangka. Namun, jika pada akhirnya di satu titik kita merasa relasi ini tidak sehat dan toxic, maka buatlah jarak
Pertemanan yang baik bukanlah yang suka cemburu, iri dengki, aku-akuan, kompetitif, juga suka menggosip dan menghasut. Yah, kadang susah sekali menemukan teman yang relasinya sehat, apalagi kalau kita pindah domisili dan memulai hari-hari yang baru. Kita yang awalnya tidak seperti itu, bahkan bisa perlahan berubah, karena terbawa pengaruh negatif
Sikap mereka yang sudah mulai terlalu sering merendahkan diri kita, membuat kita tak habis pikir, "bisa gitu banget ya. Orangtua kita kalau nuntut aja nggak sampai segitunya sama kita"
Namun, begitulah kehidupan dan orang-orang yang kita temui. Akan selalu ada karakter begini dan begitu; akan ada hal-hal yang mungkin tidak sesuai dengan persepsi kita. Hal-hal tersebut tentu di luar kontrol kita
Lalu, apa yang bisa kita lakukan?
Apakah memaksa mereka untuk memahami kita?
Apa harus menjelaskan pada mereka bagaimana diri kita, dan kenapa kita begini dan begitu?
Hehe tidak perlu ya..
Pada akhirnya, yang harus kita lakukan adalah menerima dengan lapang dada; tidak membalas perbuatannya; mengendalikan pikiran kita untuk memberi udzur pada orang lain; membatasi diri untuk tidak terlalu dekat dengannya. Jadi sewajarnya, ya sekadarnya
Kehidupan setelah menikah itu luas dan kompleks sekali, kita tidak langsung bisa berada di lingkungan yang sehat dan supportif; kita tidak langsung mendapati pertemanan yang sehat tanpa drama. Tidak mudah dicari saat seperti single dulu
Terkadang, kita baru menyadari betapa nikmat memiliki pertemanan yang sehat, disaat kita sudah lama tak merasakan itu lagi. Semoga tetap kuat menghadapi apa yang sudah digariskan oleh Yang Kuasa. Jangan pernah lari, hadapi, karena kalau kita lari, bisa jadi kita akan bertemu dengan hal yang sama lagi nanti
Buntok, penghujung tahun 2022 | Pena Imaji
91 notes · View notes
rainingyuki · 29 days
Text
Haji 1445H - d's story part 2
Setelah menerima info porsi haji masuk untuk berangkat tahun ini, aku harus mengurus banyak hal. Karena dulu mendaftar haji di Pekanbaru, sementara sekarang kerja di Jakarta dan berencana berangkat dari Padang karena keluraga di sana, aku perlu mengurus mutasi dari Pku ke Padang. Tapi sebelum mengurus mutasi, aku harus melunasi biaya haji dulu dan mengurus surat istitha'ah atau tes kesehatan. Paspor aktif juga harus sudah ada.
Somehow pasporku sudah expired sejak 6 bulan lalu dan belum diperpanjang haha. Saat mengecek jadwal pengurusan paspor via app, jadwal yang tersedia paling cepat itu satu bulan lagi di Bogor. Kalau mau mengurus yg sehari jadi, selisih biayanya satu juta. Setelah refresh app M-Paspor berhari2 karena berharap ada jadwal yg lebih cepat atau di lokasi yg lebih dekat namun tidak berhasil, akhirnya aku mengambil lokasi di Bogor. Well, jangan ditunda2 ya perpanjang paspornya kawans. Supaya lebih nyaman dan tenang haha
Sembari mengurus surat Istitha'ah. Awalnya aku bingung harus tes kesehatan di mana, karena porsi hajiku di Pku, sementara nggak mungkin PP Pku untuk urus tes kesehatan yg nggak sebentar. Alhamdulillah setelah tanya Kemenag katanya bisa di Jakarta aja. Tapi nggak jelas juga dimananya Jakarta aku bisa tesnya. Akhirnya pergi ke Puskesmas kecamatan tempat seniorku dulu tes kesehatan haji. Udah izin dari kantor, berangkat ke puskesmas kecamatan itu, tapi ternyata ditolak karena katanya harus di kecamatan domisili sekarang. Padahal udah ngantri wkw. Akhirnya berangkat ke puskesmas kecamatan area kosan, kemudian ngantri lagi hihi. Dokumen2 haji juga perlu dibawa, untungnya keluarga sudah mengirim dokumen hajiku ke Jkt.
Nah habis tes kesehatan di puskesmas, juga perlu tes di RS. Nggak semua tes kesehatan bisa selesai di puskesmas. Dan kalau datang ke puskesmas or rs kadang bingung dgn sistem antriannya. Kan awalnya kita ke loket, dikasih nomor antrian, tapi setelah itu ada yg nomor antriannya perlu dikasih dulu ke dalam ruangan dan ada juga yg nggak. Kalau antriannya nggak jelas, ini yg bikin deg2an di sana karena kan nggak enak banget nunggu lama terus didahului orang lain. Jadi, tanya aja ke bapak ibu yg ikut ngantri di luar yah. Walaupun sebagian keliatan galak (?) tapi nggak apa kok haha
Tes kesehatan di puskesmas bisa ambil waktu setengah hari bahkan lebih, karena antriannya panjang dan pos2 yg kita datangi juga ada beberapa. Di sini aku ngga menemukan privilege wanita disilakan duduk di kursi karena pasien yg lain adalah bapak ibu yang sepuh hehe. Beberapa kali saat mengurus tes kesehatan ini hari sedang hujan, aku pernah juga kehujanan. Kadang mikir bagaimana ya dgn jamaah yg udah lansia, pasti nggak mudah juga bagi mereka mengurus dokumen2nya. Yah, insya Allah ada kemudahan dan semoga kita diberi kesabaran
Akhirnya setelah beberapa hari bolak balik puskesmas dan RS, surat istitha'ah keluar dan alhamdulillaah aku dinyatakan sehat bisa berangkat haji. Anyway aku bersyukur banget atasanku sangat baik memberikanku izin buat ngurus berbagai macam hal di jam kerja. Semoga menjadi pahala.. Aamiin
Kemudian urus pelunasan biaya haji. Setoran awal 25 juta di tahun 2012, kemudian setoran pelunasan 27 jutaan jadi total BPIH untuk embarkasi Pekanbaru di tahun 2024 adalah 52jutaan. Aku pergi ke kantor cabang muamalat untuk mengurus pelunasan. Alhamdulillah karena istitha'ah sudah ada, pembayaran juga lancar. Kalau tidak salah jamaah diberikan waktu 2-3 bulan untuk pelunasan biaya haji, jadi sebaiknya memang dicicil tabungan untuk pelunasan ini.
Okeh, panjang ya prosesnya haha. Tapi ini belum termasuk proses mutasi LOL yang cukup drama juga karena diriku di Jkt dan urusannya lebih banyak di Pku & Pdg. Kalau didetailin jadi kepanjangan wkwk intinya keluarga besarku banyak membantu proses mutasi ini. Pusing juga ngurusnya, deg2an ada alur yg terlewati sehingga proses mutasi nggak berjalan sukses sebelum waktu keberangkatan. Tapi alhamdulillah akhirnya ada titik terang dan kejelasan, dan akhirnya aku berhasil mutasi ke Pdg. Semoga menjadi pahala bagi semua yg membantu pengurusan administrasi hajiku. Aamiin
Takeaways-nya apa? Bersabarlah.. hehe karena banyak drama yg tak terelakkan
Insya Allah akan terlewati juga, dan biasanya kita (atau aku aja?) akan sedikit menyesal tidak melewati episode2 drama itu dengan lebih lapang dada
Kira2 begitu lah persiapan hajiku, semoga bermanfaatt
Insya Allah next sharing pengalaman di asrama haji dan berangkat haji
'Til next post
3 notes · View notes
bantennewscoid-blog · 8 months
Text
Daftar Pemilih Tambahan di Kota Serang Sudah Capai 1.858
SERANG – Calon pemilih yang bukan berdomisili di Kota Serang atau disebut Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) di Kota Serang sudah mencapai 1.858. Mereka kebanyakan merupakan calon pemilih yang tidak bisa memilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) asal saat waktu pencoblosan pada 14 Februari mendatang. Sebanyak 1.858 calon pemilih tersebut didominasi perantau dari luar Kota Serang, sedangkan untuk calon…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
maitsafatharani · 2 years
Text
Bersyukur dan Bersabar
Kemarin lusa, agenda kami di Terus Membaca adalah ulas buku personal yang disajikan oleh Mbak Mahar. Buku yang diulas berjudul: Karena Menikah Tidak Sebercanda Itu karya Amar ar Risalah.
Aku baru berkesempatan untuk ikut serta setelah ulasan berakhir, dan sesi sharing antar anggota tengah berlangsung. Sebagai salah satu anggota klub yang sudah menikah, sesuai prediksi, aku jadi salah satu ‘narasumber’ yang ditanyai.
“Gimana Maitsa, pengalamannya setelah berumah tangga, apa masih ada males-malesnya kayak waktu single, atau jadi lebih rajin?”
Pertanyaan ini dilontarkan kepadaku, karena sebelumnya ada statement: “bangun pagi saja malas, gimana mau bangun rumah tangga?”
Polemik setiap manusia single sepertinya, yang bawaannya kepingin nyantai terus begitu, kan. Lalu dihadapkan pada realita rumah tangga yang semua jadi tanggung jawab sendiri, alias tanpa backup-an dari orangtua lagi, cukup membuat ketar-ketir. Bisa tidak, ya?
Aku merasakan hal yang sama, by the way.
Sebelum menikah, aku juga punya banyak kekhawatiran. Kekhawatiran ini muncul karena aku yang memahami diriku sendiri. Aku sangat tahu, bahwa aku punya banyak kekurangan disana-sini. Dan kekhawatiran ini, di beberapa momen tertentu bisa memicu overthinking dan perasaan bersalah. Iya, perasaan bersalah. Aku pernah merasa khawatir, besok kekurangan-kekuranganku menjadi sesuatu yang menjadi penyebab masalah di rumah tanggaku kelak. Khawatir, pasangan tidak bisa menoleransi kekurangan-kekurangan itu. Ekstremnya, aku bisa merasakan takut, jika nanti menjadi istri dan ibu yang tidak berguna dan bertanggung jawab. Lalu pasanganku yang harus kerepotan membenahi ini-itu.
“Aku merasa, setelah menikah aku dapat banyak pertolongan Allah.” Jawabku. “Ada banyak ketakutan, ini aku cerita ya, salah satunya karena kekuranganku yang sulit sekali mendengar bunyi alarm.”
Teman-temanku sedikit kaget mungkin mendengarnya, karena aku pernah menjadi penanggung jawab program bangun pagi di komunitasku. Ada pula beberapa orang turut mengamini bahwa mereka juga punya keluhan serupa.
“H-2 menikah aku masih sulit mendengar bunyi alarmku. Aku kadang terpikir, bagaimana jika besok berumah tangga masih begini. Lalu saat besok punya anak, orangtua harus sigap saat anak terbangun di tengah malam. Aku sering bertanya-tanya, dan ketakutan, apakah aku bisa melakukan hal-hal seperti itu di saat pendengaranku seperti tidak berfungsi saat aku benar-benar terlelap. Bukan karena malas, tapi karena memang tidak kedengaran.”
Bahkan, kekuranganku yang satu ini pernah kusebutkan dalam doa. Sudah berbagai cara kutempuh rasanya, supaya bisa bangun dengan bunyi alarmku. Tetapi cara-cara itu hanya berfungsi sekali dua kali. Tidak bisa selamanya. Di titik tertentu, aku merasa hanya Allah yang bisa menolongku.
“Anehnya, setelah menikah dan pindah domisili, tiba-tiba pendengaranku seakan kembali berfungsi. Dia bisa mendengar suara alarm.” Lanjutku.
“Aku mengira, keajaiban ini hanya karena aku yang baru pindah, sehingga telingaku belum bisa ‘tidur pulas’. Tapi ternyata, berlanjut ke hari-hari berikutnya, dan sampai saat ini, aku masih bisa mendengar alarm dengan baik. Biasanya semasa single aku hanya bisa mendengar alarm ke-5 - dari serangkaian serial alarmku - menjelang subuh, sekarang sejak alarm pertama, aku bisa mendengarnya. Ya Allah, alhamdulillah.”
Selain ini, masih ada banyak hal lain yang kurasa impossible kulakukan setelah berumah tangga. Nyatanya bisa, dan tidak semenakutkan itu. Tapi namanya manusia, memang senang memperkeruh pikiran sendiri. Kekhawatiran yang memudar, kini berganti. Bagaimana jika besok diamanahi anak dan aku tidak mampu merawat dan mendidiknya dengan baik? Bagaimana jika besok kesibukan kami dalam sekolah dan bekerja menjadi batu sandungan untuk membesarkan anak kami? Dan begitu seterusnya.
Tapi sekarang, aku belajar dari pengalamanku. Aku banyak berdoa, semoga Allah juga membantu kami untuk seterusnya. Tanpa pertolongan-Nya, kami mungkin tidak akan sanggup.
Kemudian kami membahas tentang kriteria pasangan. Cari pasangan terbaik, tapi jangan lupa, dia tetaplah manusia biasa yang Allah tutupi aibnya. Adalah kalimat yang juga mengena bagiku.
Aku merasa, kebaikan yang selama ini orang lain lihat dariku, itu semata karena Allah yang Maha Baik menutupi aib-aibku. Pembahasan ini membuatku teringat akan sebuah nasihat dari Mbak Hajiah, sebelum aku menikah dan seringkali mengutarakan kekhawatiranku.
“Besok setelah menikah, banyaklah bersyukur atas kekurangannya, dan bersabarlah atas kelebihannya.”
Konsep ini unik, mungkin terkesan terbalik. Biasanya kita cenderung akan bersyukur jika melihat kelebihan, dan harus berupaya bersabar jika melihat kekurangan. Tapi, sampai hari ini aku merasa konsep ini benar-benar berlaku. Kalau kata yang memberi nasihat, konsep ini perlu ditanamkan supaya rumah tangga lebih terasa adem.
Saat melihat kekurangan pasangan, bersyukurlah, pasanganmu masih manusia biasa, dia bukan malaikat. Kekurangannya, syukuri sebagai kesempatanmu untuk membantunya. Sebaliknya, saat melihat kelebihannya, bersabarlah, ini saatnya kamu menerima dengan lapang dada pemberian pasanganmu. Jangan merasa bersalah karena merasa banyak diberi dan dibantu. Karena rumah tangga sendiri isinya memang tolong-menolong, kan?
Semoga tulisan ini menjadi pengingat, kalau nanti dalam perjalanannya akan ada hal-hal yang berjalan tidak mulus, ada emosi yang naik dan turun, ingat-ingat selalu tentang syukur dan sabar. Dan semoga, selalu ingat bahwa bukan hanya kita yang harus berusaha menjaga keutuhan rumah tangga dengan segala cara. Tapi juga, libatkan Allah di setiap langkah kaki kita. Pada urusan-urusan yang bahkan, kita anggap remeh pada mulanya.
Pamekasan, 16 Oktober 2022
77 notes · View notes
rubahlicik · 2 months
Text
Nanya dong, apakah ada temen2 yang domisili di bandung?
*kenalan Tumblr aink yg di bandung Uda pada pindah
** mau dimintain tolong kalo bisa ehe
18 notes · View notes
r26yz · 4 months
Text
Tumblr media
[Reshares are appreciated]
Hi hi Indo peeps!
Perkenalkan aku Rasie, mahasiswa DKV dan untuk Tugas Akhir ini berencana untuk membuat komik tentang ilmu astronomi 😁
Sebelumnya aku minta tolong kawan-kawan berumur 12-15 tahun untuk mengisi kusioner ku ya, domisili dimana saja boleh (warga Indo tapi ya) boleh tolong bantu sebarkan ke adik-adik kalian dan teman-teman mereka 🙏
🔗 bit.ly/KomikAstro
Makacii semuanya 😇🙏 tolong bantu saya keluar dari institut gajah duduk ini dengan selamat
Tumblr media
3 notes · View notes
mutiarafirdaus · 10 months
Text
Selamat siang Anak Baik. Wah, tumben kita bertemu di siang hari. Biasanya ketika malam sudah menggulita kau baru memanggilku.
Kamu sedang capek sekali ya? Atau sudah di tahap muak? Haha jangan berlebihan seperti itu anak baik. Ingat rumus jitu yang kau ulang terus ketika isi kepalamu mulai ribut, All is Well.. All is Well..
Coba ingat kembali, momen ini yang kamu tunggu sejak berbulan bulan lalu kan? Momen ini yang selalu menghiasi doa di akhir perkumpulan bersama anak halaqah asrama kan? Amunisi dan aneka fasilitas untuk mengerjakannya sudah tersedia dengan mudah kan?
Kita sudah berpindah domisili dari Depok ke Sukabumi kemudian kembali ke Depok lagi, berpindah gaya belajar dari luring ke daring hingga luring lagi. Dan kamu tetap bertahan di tempat ini, tidak lain tujuannya adalah untuk menuntaskan apa yang sudah kita mulai.
Memang capek, tapi setidaknya pembimbingmu seorang yang luar biasa baik. Memang banyak sumber yang harus dibaca, tapi Alhamdulillahnya topik itu sudah kau pahami dan geluti beberapa tahun terakhir ini. Memang menyenangkan jika bersantai saja di rumah, tapi Surga mana yang kamu mau perjuangkan jika memilih hanya yang senang-senang?
Segala sesuatu pasti ada yang pertama kalinya. Kamu pertama kali mengerjakan skripsi, kalau pusing tidak mengapa. Itu wajar, wajar sekali. Ingat ketika kamu pertama kali akan bepergian dengan pesawat? Atau pertama kali mengajar langsung kelas private? Atau pertama kali bertemu dengan calon suamimu tanpa sekat?
Takut. Pusing. Bingung. Dan tumpah ruah semua. Tapi dengan kebaikan dari Allah semua terlewati. Dengan baik. Dengan mudah. Dengan lancar. Alhamdulillah.
Ayo anak baik. Kita bisa insya Allah sepekan ini menyelesaikan proposalnya. Kemudian kau akan mendaftar sempro, lalu penelitian. Alhamdulillah kau sudah ditunggu di tempat penelitiannya kan? Alhamdulillah pihak kampus tidak menarget waktu yang lama untuk penelitian di lokasi sekolah. Lalu kamu akan kembali melanjutkan penulisan. Dan sesudah itu menjalani sidang.
Insya Allah bisa. Tidak usah terpaku pada tenggat waktu yang tersisa 2 bulan lagi. Tapi ingatlah kamu punya 60 hari lagi. Juga punya 1.440 jam lagi. Hey, ayo bahagia. Waktu yang kamu punya banyak sekali! Ayo dikerjakan anak baik!
Banyak doa terlangitkan untukmu. Banyak orang yang menunggu senyum lebarmu. Banyak adik-adik yang menanti bimbingan darimu. Tuntaskan urusanmu, agar kau bisa bantu orang-orang lain tuntaskan urusan mereka. Ayo kerjakan lagi, Anak Baik!
8 notes · View notes
hanadiah · 4 months
Text
Ya Allah, mengingat rumah rasanya aku sudah tak sanggup..
Aku tidak sanggup untuk pulang saat aku belum membawa keberhasilan terhadap orangtuaku..
Tolonglah jaga orangtuaku dari segala macam fitnah, marabahaya dari setiap orang yang punya rasa iri dengki terhadap kami..
Berikan orangtuaku balasan surga karena mereka telah mendidikku sejauh ini hingga bisa mengenalMU lebih dalem lagi..
Tolong berikan rezeki kepada orangtuaku yg luas dan berkah ..
Kuatkan beban mereka berdua dengan adanya penyejuk mata yaitu diriku sendiri..
Tolong jangan buat orangtuaku menderita ya allah..
Berikan kami tempat tinggal yg aman, nyaman dan tentram untuk alamat domisili kami..
Izinkan aku dan ummi berangkat kerumahMU.. Yaitu Baitullah Mekkah..
Tolong jagalah orangtuaku selalu..
Maafin aku yg selalu keliatan tidak peduli dan cuek terhadap mereka berdua..
Sungguh sungguh aku menyayangi mereka berdua hanya Karena-MU..
Ya Allah disaat aku ingin menyerah tolong ingatkan aku bahwa didepan sana ada keajaiban yg sangat indah dan mengagumkan..tolong jadikan aku sebagai penyejuk mata untuk mereka berdua..
Tolong angkat beban mereka ya allah..
5 notes · View notes
unimiff · 4 months
Text
Kurban dan Ujian Pembuktian Cinta
Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang memiliki kelapangan (rezeki) dan tidak berkurban, maka janganlah dia mendekati tempat salat kami.”
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah. Al-Hakim mensahihkannya. Akan tetapi, ulama lainnya mengatakan bahwa hadis ini mauquf, yaitu hanyalah perkataan sahabat.
Sumber https://rumaysho.com/3623-hukum-kurban-itu-sunnah.html
Bismillah. Teman-teman, jadi aku mau cerita. Beberapa waktu yang lalu, kepikiran sama hadis tadi, dan rasanya jadi wake up call akan urgensi berkurban. Kalau dipikirkan secara mendalam, rasanya ngejleb banget, sih.
"Maka, janganlah dia mendekati tempat salat kami." Kalimatnya kuat sekali.
Bayangkan kita berada dalam suatu circle, lingkungan yang udah nyaman banget, deh. Orang-orangnya baik dan asyik, terus kita jadi sahabatan sama mereka. Tiba-tiba, suatu hari, kita di-exclude, disingkirkan, tidak dianggap bagian dari komunitas itu, disuruh jangan dekat-dekat ke basecamp tempat kita biasa ngumpul. Rasanya sedih nggak, sih?
Nah, ini yang menyampaikan jangan dekati tempat salat kami, bagi orang yang mampu berkurban tapi nggak mau, bukan sembarangan orang, melainkan makhluk terbaik sealam semesta. Ngeri nggak, tuh?
Memang, berkurban itu tidak wajib, "hanya" sunah muakadah, sunah yang sangat dianjurkan, dan bagi yang mampu. Namun, kita perlu mendefinisikan ulang tentang sunah. Bukan jika dikerjakan berpahala dan jika ditinggalkan tidak berdosa, melainkan jika dikerjakan berpahala dan jika ditinggalkan rugi betul rasanya.
Demikian juga tentang kemampuan. Kemampuan itu perlu diusahakan. Apalagi, saat ini banyak pilihan paket kurban yang tersedia di pasaran. Kalau di sekitaran domisili kita paketnya rada mahal, kita bisa memilih paket lainnya. Ada yang di bawah 2 juta rupiah, di mana nominal ini bahkan di bawah nominal anggaran skin care tahunan sebagian orang. Nah, untuk ibadah tahunan ini, salah satu ibadah terbaik di bulan Zulhijah selain haji tentunya, sudahkah kita mengusahakannya?
Apakah kita benar-benar tidak mampu, atau karena kita eman-eman, terlalu sayang untuk mengeluarkan harta di jalan Allah? Tentu, yang tahu jawabannya hanyalah kita. Bukankah harta itu sejatinya hanyalah titipan, pemberian dari Ar-Razzaq, Allah yang Maha Memberi Rezeki.
Maka, kurban ini merupakan ujian pembuktian cinta.
Apakah kita meletakkan harta itu hanya di tangan kita, atau memasukkannya ke hati kita.
Apakah kita lebih mencintai harta, daripada pemberinya.
Apakah kita menjadikan harta itu sebagai tujuan akhir, atau hanya jadi alat, jadi wasilah untuk mencari rida-Nya, membelanjakannya di jalan-Nya.
Zulhijah sebentar lagi. Semoga kita bisa lulus dalam ujian pembuktian cinta ini. Pun jika tahun ini kita belum mampu, semoga pengingat ini menjadi wake up call juga dan pada tahun-tahun selanjutnya kita usahakan berkurban setiap tahun itu.
Semoga dengan pembuktian itu, Allah pun melihat usaha kita, memberikan kepada kita amanah dan keberkahan yang lebih besar lagi. Menunaikan umrah dan haji, misalnya, karena kita sudah dianggap lulus dalam ujian yang lebih kecil bernama kurban.
Terakhir, aku juga teringat firman Allah pada awal juz 4, atau akhir juz 3, Ali Imran (3:92)
"Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan, tentang hal itu, sungguh Allah Maha mengetahui."
Sungguh, Allah Maha Mengetahui.
Ini adalah pengingat untukku, sebelum untuk orang lain. Semoga bermanfaat juga untukmu :)
Simpang Empat, 5 Juni 2024
3 notes · View notes