#eksperimen
Explore tagged Tumblr posts
bisakimia · 9 months ago
Text
EKSPERIMEN BIOAKUSTIK - Analisis Taraf Intensitas Bunyi
Sumber : http://www.freepik.com Apa itu bioakustik? Bioakustik merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses penerimaan pendengaran yang timbul oleh makhluk hidup. Bioakustik berasal dari kata bio yang artinya hidup dan akustika yang artinya getaran atau bunyi. Bunyi adalah suatu getaran yang menimbulkan gelombang longitudinal yang merambat melalui medium perambatnya (zat cair, zat padat dan…
0 notes
bebyarifien · 4 months ago
Text
Deception tanpa batas
Aku katakan apa yang dilakukannya adalah manuver ceroboh seorang kepala keluarga yang mencoba peruntungan dengan pertaruhkan keluarga utuhnya. Sebagian orang katakan ini ujian rumah tangga usia senior di saat anak-anak sudah besar. Sebagian lagi katakan ini diluar logika rasa, tak punya hati nurani dan kufur nikmat.
Di ghosting untuk kepentingan dakwah sudah terbiasa, sering- sering berpisah saat di dunia karena Allah tak apa, nanti di akhirat dikumpulkan dalam kebersamaan yang lebih indah. tiga hari, 10 hari, 40 hari, dua bulan, beda kota, beda pulau, beda negara sudah bukan hal yang susah lagi untuk dilalui. Percaya penuh. Tak ada tuntutan finansial. Karena yakin Allah akan jaga rejeki keluarga yang ditinggalkan untuk dakwah. Everything is fine. Anak-anak juga tenang melihat ibunya tenang. Gak pernah ada gejolak bertahun lamanya. Dia pun selalu memuji kesholehan isteri dan segenap pengorbanan demi jalan dakwahnya.
Namun ada yang keliru dipahaminya, saat ego di taruh diatas respect dan loyality saat bereksperimen menguji kualitas hubungan dengan pasangan dengan hipotesa "ia sudah terbiasa dighosting dan pasti aman karena solehah"
"Sabarin saja, nanti juga balik lagi ke teteh." What?? Gila saja, pasangan sendiri dijadikan object sosial eksperimen... isteri seperti variabel yang dimanipulasi untuk dilihat dampak dari "ekperimen poligaminya" dia lupa, ada etika yang harus terpenuhi...
Ada persetujuan dari subjectnya, ada inform concent
Ada tujuan jelas untuk kebaikan bukan untuk kepuasan ego
Ada batasan yang jelas agar tak ada pihak yang tersakiti.
Yang semakin tak bisa dipahami, ada semacam "konsensus" bahwa isteri pertama akan selalu jadi tempat kembali setelah lelah berpetualang. Ini seperti diberi peran khusus dalam skenario manipulatif suaminya.
Dan ini yang membuat banyak isteri bertahan karena menganggap diri lebih spesial dari isteri lainnya. Karena dampak sering di ghosting, otak memproses di area yang sama seperti kecanduan napza. Diperlakukan tidak adil pun tetap diam padahal terluka. Karena isteri ragu dengan dirinya sendiri.
Pinter ya para suami seperti itu, Mereka sudah merencanakan semua, tidak fokus pada kemampuannya untuk bisa berlaku adil, tapi malah ambil jalan singkat dan mudah, memanipulasi isteri pertama dengan deception tanpa batas.
4 notes · View notes
orbitkronik · 9 months ago
Text
youtube
Area 51 telah lama menjadi salah satu tempat paling misterius dan kontroversial di dunia. Terletak di tengah gurun Nevada, pangkalan rahasia ini menyimpan banyak teori konspirasi, mulai dari uji coba pesawat eksperimental hingga dugaan adanya teknologi alien. Dalam video ini, kita akan menjelajahi sejarah Area 51, klaim dari Bob Lazar, dan bagaimana fasilitas ini memicu teori konspirasi global. Apakah benar pemerintah Amerika Serikat menyembunyikan sesuatu yang luar biasa di sana? Saksikan untuk mengetahui lebih lanjut! Jangan lupa untuk subscribe, like, dan tinggalkan komentar tentang apa pendapatmu mengenai Area 51! #Area51 #MisteriArea51 #KonspirasiArea51 #BobLazar #TeknologiAlien #StormArea51 #RahasiaMiliter #NevadaDesert #UFO #Area51Secrets Area 51, misteri Area 51, Area 51 UFO, konspirasi Area 51, Bob Lazar, alien Area 51, rahasia militer, sejarah Area 51, eksperimen rahasia, Nevada desert, teori konspirasi, piring terbang, teknologi alien, pangkalan rahasia, Groom Lake, Area 51 2024
0 notes
kurniawangunadi · 1 month ago
Text
Tabiat Manusia
Kamu mungkin akan bertemu dengan orang yang suka sekali menyindir orang lain, di manapun.
Kamu mungkin akan bertemu dengan orang yang tidak pernah merasa salah, merasa menjadi korban, padahal dirinyalah pelaku.
Kamu mungkin akan bertemu dengan orang yang merasa dirinya adalah pusat dunia, semuanya tentang dirinya, tidak memiliki empati.
Kamu mungkin akan bertemu dengan orang yang merasa dirinya tak berdaya, penuh kemalangan, merasa tidak beruntung, tidak memiliki niatan untuk mengubah hidupnya sekalipun kamu berkali-kali menolongnya.
Kamu mungkin akan bertemu dengan orang yang tak merasa berutang itu harus segera dibayar, ia merasa itu adalah hak-nya.
Kamu mungkin akan bertemu dengan orang yang keras kepala, tidak hanya keras kepala, tapi bebal. Tidak bisa menerima nasihat.
Semua hal-hal itu terbentuk didiri seseorang begitu lama, melewati masa demi masa, belasan bahkan puluhan tahun. Untuk itu, urungkan niatmu jika kamu bisa mengubahnya sehari semalam. Apalagi berharap ia berubah dalam pernikahan. Terlalu besar taruhanmu. Jangan bertaruh untuk eksperimen, berharap seseorang akan berubah dalam waktu singkat.
Ingat, berharap sama manusia itu adalah sumber kekecewaan terbesar. (c)kurniawangunadi
181 notes · View notes
yasirmukhtar · 5 months ago
Text
Sebagai seseorang yang menikmati proses belajar, saya suka banget mencari dan mengonsumsi unconventional wisdom sebanyak yang saya inginkan.
Tapi, saya sadar bahwa kegiatan konsumsi pengetahuan saya gak sejalan dengan output yang saya hasilkan. Saya pikir dengan semakin banyak saya membaca, mengikuti rasa ingin tahu, mencerna pengetahuan menarik, secara otomatis saya akan memproduksi gagasan, tulisan, eksperimen, atau output lainnya. Tapi ternyata enggak gitu.
Saya jadi ngerasa banyak ilmu yang saya miliki gak bermanfaat. Seolah ilmu yang saya cari cuma sekadar untuk memuaskan intelektualitas saya. Pada taraf tertentu, kayaknya ini sah-sah aja. Tapi kalau kelamaan kayak gini, saya ngerasa ada yang salah.
Saya berefleksi, mungkinkah cara konsumsi pengetahuan saya salah? Mungkin saya sekadar mengeksplorasi namun tak memiliki tujuan, akhirnya menyebabkan cognitive overload.
Makanya saya mau coba tetapkan sebuah objektif belajar. Saya ingin menjadi ..., karena itu saya butuh ilmu bagaimana ... (rahasia).
Terus saya juga mau ngebiasain lagi share refleksi yang saya punya dari proses pembelajaran saya ke internet. Entah Tumblr, Instagram, atau X. Tulisan ini adalah salah satu contohnya.
Saya juga perlu ngurangin noise dari media sosial dengan ngurangin frekuensi pegang HP dan menggantinya dengan sesuatu yang lain, entah buku fisik, kindle, atau sekalian dengan laptop. Kalau pake laptop bawaannya pengen nulis atau ikut course.
Sama ada satu lagi yang saya pikirin. Mungkin udah saatnya saya punya blog serius, misalnya di Medium atau di Subsctack. Isinya structured knowledge dari ilmu yang saya akuisisi. Nanti kalau udah ada tulisannya saya share. Kalau sekarang kosong banget, gak ada value-nya sama sekali.
Bye for now!
94 notes · View notes
cahayaandromeda · 13 days ago
Text
Tumblr media
Tahukah Kamu?
Ada tulisan bagus nih buat kalian baca tentang bagaimana penyusunan kalimat dapat mempengaruhi respon pembacanya.
🧠 “Buruk Dulu Baru Baik: Cara Licik Menyusun Narasi”
(Atau: bagaimana kita sering ditipu lewat susunan kata)
🚨 Pernah nggak kamu membaca kalimat seperti ini—lalu tiba-tiba bingung harus simpati atau benci?
- “Dia memang korupsi sih… tapi selama ini dia banyak bantu orang miskin.”
- “Dia banyak bantu orang miskin, sih… tapi ya ternyata korupsi juga.”
Sama-sama mengandung dua sisi.
Sama-sama bicara tentang dosa dan jasa.
Tapi rasanya? Beda banget.
Yang pertama terdengar seperti pembelaan.
Yang kedua terasa seperti penghukuman.
❗Inilah yang secara diam-diam sering membentuk opini publik kita.
Bukan faktanya yang berbeda—tapi urutannya.
---
🔍 Fenomena ini dikenal dalam psikologi sebagai “Order Effect”,
dan secara spesifik terbagi menjadi dua:
• Primacy Effect – Informasi pertama menjadi kerangka utama dalam menilai.
• Recency Effect – Informasi terakhir lebih membekas dan memengaruhi keputusan akhir.
Artinya:
Manusia ternyata lebih mudah dipengaruhi oleh kapan informasi disampaikan, daripada apa informasi itu sendiri.
📊 Dalam eksperimen klasik oleh Solomon Asch, dua kelompok diberikan deskripsi yang identik tentang satu orang:
• Kelompok pertama: “Cerdas, rajin, impulsif, keras kepala, iri hati.”
• Kelompok kedua: “Iri hati, keras kepala, impulsif, rajin, cerdas.”
Apa yang terjadi?
Kelompok pertama menilai orang tersebut positif.
Kelompok kedua menilainya negatif.
Padahal: isinya sama persis—cuma dibalik urutannya.
---
🎯 Dan ini bukan teori semata—sering banget terjadi dalam kehidupan nyata:
✅ Untuk membela diri:
- “Saya memang pernah salah, tapi saya sekarang sudah berubah.”
- Kalimat ini menyisipkan kebaikan di akhir—membangkitkan simpati dan membuka ruang maaf.
❌ Untuk menjatuhkan orang:
- “Dia sih kelihatannya baik, tapi ternyata suka selingkuh.”
- Kebaikannya dijadikan kontras sebelum dihancurkan oleh fakta terakhir.
📰 Dalam pemberitaan:
- “Meski menuai kontroversi, kebijakan ini dinilai berhasil.”
- vs
- “Kebijakan ini dinilai berhasil, meski menuai kontroversi.”
Kalimat pertama menyoroti masalah.
Kalimat kedua menekankan hasil.
Sama-sama benar, tapi rasa dan reaksi publik bisa sangat berbeda.
---
⚠️ Efek manipulatifnya? Besar.
Digunakan untuk berbagai tujuan, seperti:
• Mencuci citra:
Dosa disebut lebih dulu, lalu dibungkus jasa—seolah-olah “yang penting dia baik sekarang.”
• Menjatuhkan karakter:
Pancing simpati di awal, lalu tutup dengan pukulan telak.
• Menggiring emosi:
Alih-alih fokus pada substansi, kita malah diarahkan untuk merasa sesuatu.
---
🧭 Lalu, bagaimana menyikapinya?
1. Sadar bahwa urutan bukan hal netral.
Kadang yang lebih penting dari apa yang dikatakan adalah kapan dan bagaimana urutannya.
2. Pisahkan isi dari framing.
Jangan terkecoh oleh kalimat yang tampak netral, padahal sengaja dirangkai untuk menggiring perasaan.
3. Waspadai kata “tapi”.
Karena sering kali, kata ini menjadi penghapus diam-diam:
• “Dia baik, tapi…” → Buang semua kebaikannya.
• “Dia korup, tapi…” → Maafkan semua kesalahannya.
---
✍️ Penutup: Urutan Adalah Cermin Niat
Jika kamu mendengar seseorang berkata:
- “Memang dia korupsi, tapi dia banyak bantu rakyat…”
Coba tanyakan dalam hati:
Kenapa yang disebut dulu justru dosanya?
Atau sebaliknya: kenapa jasanya disebut terakhir?
Karena sering kali,
Yang disebut pertama adalah yang ingin dibenarkan.
Dan yang disebut terakhir adalah yang ingin dimaafkan… atau diam-diam disingkirkan dari pikiran.
---
Sumber : Ngopidiyyah, dengan beberapa penyesuaian oleh admin.
Karena itu bener kata mba (nana) najwa. Pemilihan kata seseorang dipengaruhi niatnya dalam hati.
8 notes · View notes
kuumiw · 1 month ago
Text
Hi! Jika ada ruang untuk bisa bercerita dengan tenang tanpa segala pertanyaan dan tuntutan, mungkin disinii tempatnya.
Kamu apa kabar? apa yang sedang diusahakan hari ini? kemarin jalannya apakah sudah cukup baik? aku harap kita tidak selalu berusaha baik-baik saja hanya karena tidak ingin membuat orang lain khawatir, ya.
Kabarku baik, walau satu minggu lebih kemarin seringnya khawatir dan ketakutan karena infeksi lambung yang bertamu mendadak. Ya, seharusnya aku lebih berhati-hati dengan asupan yang aku konsumsi. Tapi terlalu pemilih, rasanya akan menjadi sangat lapar untuk seukuran anak kos yang masih memikirkan "bisa makan apa besok?" haha, ah rasanya ada di fase ini ternyata menjadikan aku lebih bisa bijak untuk memutuskan segala sesuatu. Terlebih itu berkaitan dengan kesehatanku sendiri. Ingat bahwa cita-citaku sebanyak itu, dan tidak akan mungkin terealisasi jika kesehatanku memburuk.
Kabar lainnya, aku masih mengerjakan tugas akhir yang stuck sejak Dosenku meminta untuk mencari 9 teori yang berkaitan dengan penelitianku. Keras kepala untuk mengambil penelitian pra-eksperimen ternyata bisa menjadikan ku untuk membaca lebih banyak jurnal, artikel juga buku-buku digital (maklum belum bisa beli buku langsung). Rasanya cukup menyenangkan, namun seringnya jenuh karena monoton. setiap hari harus berjibaku dengan hal yang sama. Untuk seukuran mahasiswa yang senang berkegiatan, menyusul skripsi adalah salah satu hal yang membosankan. Doakan semoga cepat selesai!
Sebenarnya aku sangat ingin pulang ke rumah, tapi rasanya seperti terlalu mewah untuk menikmati perjalanan pulang hha.
Semoga kamu baik, ya. Jaga sehat selalu!
7 notes · View notes
iradatira · 9 months ago
Text
Aldi Taher was right "semua orang bingung, yang ga bingung kalau udah di surga"
Dulu SMA bingung pilih jurusan dan kampus buat kuliah. Setelah kuliah bingung mau pilih kerja sesuai passion dan impactful walau gaji dikit atau kerja apa aja yang penting layak dan hidup mapan. Setelah bekerja bingung pilih pasangan, bingung siapin modal buat kehidupan pernikahan. Selanjutnya bingung gimana cara punya anak, cara punya rumah, cara didik anak, dan milih sekolah yang baik buat anak, juga bingung biaya hidup harian bahkan sampai tabungan buat pensiun. Kalau dipikir-pikir, hidup tuh ternyata perpindahan dari kebingungan yang satu ke kebingungan lainnya. Never ending "bingung" 😂
Pada malam-malam yang penat dan hampa, muncul pertanyaan yang menghampiri "apa sih yang dikejar?" Entah bergerak menyelami diri, juga bergerak mengeksplor sekitar. Sampai lah aku di titik ini, yang mencoba mewajari kebingunganku sendiri wkwk. Gapapa bingung, kalau bingungnya bikin diri bergerak mencari jawaban.
Pada akhirnya, kebingungan ini juga yang akan mengantarkanku ke filter nilai hidup yang cocok untuk dijalani dan dihidupi. Tentu saja setelah melewati fase uji coba gagalnya, kepentoknya, nangisnya, dan bingungnya, sampai akhirnya ketemu di titik tenangnya. Oh ya, jawabannya ga harus ketemu saat ini juga, atau ketemu dalam waktu dekat.
Ra, kamu harus belajar untuk tetap mindful di antara berbagai kebingunganmu. Caranya? Fokus pada apa yang kamu kerjakan sekarang, pada berkat yang kamu terima hari ini. Cobalah menjadi detektif dari hidupmu, anggap hidupmu sebagai eksperimen, nanti akan ketemu kok polanya!
Kebingungan tentang masa depan memang perlu dipersiapkan, masa lalu memang menjadi pembelajaran. Tapi jangan sampai masa depan dan masa lalu begitu memenuhi pikiran. Sampai kebingungan untuk sekadar mengambil napas dan menikmati hari.
Ah iya, dari sekian kebingungan, pilihlah konsekuensinya yang paling bisa dijalani. Pilihlah yang menghidupi nilaimu, tidak membuatmu kehilangan diri sendiri. Selalu pilihlah hal yang diridhoi Tuhanmu.
Ditulis saat lagi bingung, direvisi sedikit pada malam ini.
Surabaya, 18 September 2024
19 notes · View notes
asrisgratitudejournal · 9 months ago
Text
Buku part 1
Yaampun setelah membaca tulisan terakhir cukup dramatis juga yah, tapi emang semingguan kemarin (sampai sekarang pun) bawaannya mellow terus rasanya ingin quitting, walaupun sudah diketahui alasannya adalah karena sedang pre-menstruation syndrome jadi emang bawaannya depressive mood mulu. Sekarang sudah better kok guys, makasih banyak yah doanya.
Minggu kemarin ditutup dengan ku menangis di uni-park pas pulang sore-sore gara-gara JALAN SAMBIL MAIN HANDPHONE!!! Dan emang uni-park kan jalannya gak rata yah, itu tuh kaya paved trail/footpath gitu loh jadi emang kadang ada jeglogan, kadang wavy, jadi mis-stepped aja terus kecengklak dah tu ankle kaki kanan. Betulan yang dirasakan instan adalah syok/kaget, sakitnya belum kerasa banget sih, tapi badan langsung anget naik kaya ada blood rush gitu ke kepala. Terus mikir kan. Akhirnya minggir dulu ke samping but catching breath sambil berdiri. Setelah semenit atau 2 menit berdiri menenangkan diri, berusaha jalan. Di saat berusaha jalan dan menopangkan beban tubuh ke ankle kanan itulah kerasa SAKIT BANGET. “Ok, gakbisa Non kalau lanjut jalan sekarang, harus duduk dulu dan dilakukan first aid nih ke kaki”, kata aku kepada diriku sendiri dalam hati teh. Untungnya gak jauh dari lokasi ku berdiri itu ada bench, kira-kira 50 m lah. Jalan ke situ pelan-pelan dengan menggunakan ankle kanan-ku seminimal mungkin lalu duduk. Karena habis hujan (dan mulai gerimis juga pas kejadian ini terjadi), benchnya agak basah. Tapi ya mau gimana lagi, nggak sempet banget ngelap-ngelap bench kaki lagi sakit gitu, akhirnya langsung duduk aja basah-basahan. Langsung buka tas, buka sepatu dan kaos kaki, ngeluarin Voltarol, pijet-pijet dikit, liat sebengkak apa, belom bengkak-bengkak banget sih pas kejadian, terus langsung bebat yang kenceng pake elastic band yang memang sudah siap sedia di tas (aku ngalamin sprained ankle ini bukan yang pertama kali gaes, makanya sudah punya first aid kit-nya).
Terus ditengah-tengah ngebebat nangis kenceng banget WKWKW. Itu nangisnya akumulasi dari banyak hal sih, mumpung bisa nangis di luar dan gaada orang yaudah-lah nangisin aja semuanya sekalian. Ya nangis karena sedih tulisan thesis gak maju-maju, data aneh, ngerasa ketinggalan dari teman-teman lain, ya sakit juga, dan kehujanan kebasahan, nggak punya uwang. Pokoknya semua yang lagi pengen ditangisin ditangisin dah itu semua barengan di situ. Beres ngebebat hujannya lanjut makin deras, dan aku juga posisi lagi ga bawa coat dan payung jadi yaudah harus segera move on buat lanjut jalan ke rumah. Posisi uni-park ke rumah tuh ada kali ya 1 km (sebentar cek googlemaps). Oh 1 mile persis aka 1.6 km. Yaudah jalan aja deh tuh pelan-pelan dengan kondisi kaki sudah dililit sejauh 1.6 km sambil meratapi nasib HUHU. Sesampainya di building rumah pun masih harus naik tangga lagi ke lantai 3 (atau lantai 4 kalau pake versi lantainya Indo). Sampe kamar langsung rebahan. Setelah apdet stori (wkwkw harus banget), buka bebatan compression band, ambil es, taroh plastik tik, ambil handuk kecil, langsung kompres ankle pake es.
Itu kejadian di atas terjadi Kamis sore minggu lalu, ku lagi masukkin sampel ke oven 40C overnight buat ngeringin moisture karena habis meeting sama supervisory team dan ngeliat ada data yang aneh banget (TOC aku naik ke atas di eksperimen redeposition, padahal harusnya kalau udah ke-convert jadi CH4 mah ya bisa diekstraksi pake solvent, tapi ini tuh unextractable C-nya). Jadi salah satu suspect terbesar adalah: mungkin sampel-ku kebanyakan moisture, jadinya mass pas analisi over-estimated. Tapi karena kaki begitu bentuknya, udah pasti aku gaakan bisa ke lab buat ngeluarin sampel di hari Jumat kan. Ku juga tapi bersyukur banget sih, at least aku jadi punya 3 hari buat recover: Jumat bisa WFH, Sabtu, dan Minggu tinggal gausah keluar rumah.
Sekarang hari Rabu. Kemarin Senin Selasa udah ke lab lagi udah jalan >6 km/hari lagi selama 2 hari itu. Jalannya pelan-pelan sih, tapi at least kaki udah gak yang sakit-sakit amat lah dipake jalan. Jumat sebetulnya juga jadinya gak kerja banyak-banyak amat, cuma ngeplot-ngeplot, laporan ke postdoc kalau datanya beneran (bukan artefak), terus diambil decision buat Senin nganalisis ulang. “Baiklah”, kata aku teh.
DIH jadi cerita panjang tentang kaki keseleo bukannya nulis tentang buku padahal judulnya sudah dipikirkan dan idenya tuh semalam di kasur pas mau tidur udah kepikiran, tapi semalam males ngeluarin laptop dari tas buat ngetik.
Kayanya melihat ini tulisan sudah 2 page A4, di-break dulu deh ya. Nulis tentang buku-nya dilanjut di part 2. Nggak penting sih, cuma lagi pengen ngalamin nostalgic moment reminiscing buku-buku yang aku baca dulu dan kenapa suka baca buku dan gimana hobi itu sempat hilang dan sekarang mau melanjutkan lagi. Triggernya adalah dari twitter (tentu saja, duniaku kan revolved around twitter) yang entah kenapa lagi rame bahas “seberapa penting baca buku”? Lupa awalnya teh gimana muncul ini di timeline, tapi pasti ada hubunganna sama Gibran lah-ya. OH! Yang ada video dia sama Najwa itu ditanya sukanya baca buku apa, terus dijawab di keluarganya gaada budaya membaca buku. Amit-amit YaAllah… Anyway, iya itu triggernya satu.
Terus juga ada trigger dari kemarin Senin aku habis nonton Pride and Prejudice di common room Linacre sama Oliv dan Puspa gara-gara ku-bilang aku belum pernah nonton Pride and Prejudice (awalnya kita bahas coat a la Mr. Darcy pas lagi hangout minggu lalu, terus I was like… Mr. Darcy who? Ofc, aku pernah dengar tentang Mr. Darcy tapi nggak sampe yang pernah nonton). Terus dari situ jadi bahas banyak hal kayak gimana rasanya jadi wanita di jaman itu (late 18th century, early 19th), Jane Austen dulu terutama juga pas jadi women writer yang belum common (mostly people use male pseudonym atau limited to specific genre aja karena dianggapnya dulu women ya ndak pinter dan mampu untuk menulis). Dari situ convonya evolving jadi ku mikir apakah aku lebih banyak baca cewek atau cowok? Terus pas dipikir-pikir lagi aku lebih banyak baca penulis cewek! YAH tuh kan. Ini mah jadinya udah masuk ke topik part 2. Yaudah nanti kulanjutin lagi. Tapi intinya iya, awalnya buka word tu mau nulis ini: siapa writer fav-ku, gimana genre buku yang kubaca evolve through time, secara statistika aku lebih banyak baca buku tulisan cewe apa cowo…
Untuk pembukaan, mungkin bisa dicek dulu aku habis pamer bookshelf ak di twt: https://x.com/nonioktvn/status/1836037328692723745 (terus ak senang banget dari twt itu aku bs cek qrt-nya dan menemukan orang yang se-taste sama aku bacaannya!!!)
Dah itu dulu aja. Ini mau mandi lalu otw lab sambil call sama Abi. Buh-bye! (Part 2 menyusul).
Rumah Castle Mill
12:31 18 Sept 2024
10 notes · View notes
overthem00nz · 12 days ago
Text
Silence is the eternal curse of those who choose to be blind.
Tumblr media
Dachau tidak pernah membanggakan langitnya. Awan-awan kelabu menampung jeritan yang tak pernah diberi tempat di bumi. Di balik pagar kawat berduri yang berdesis di pagi hari, tubuh-tubuh tanpa nama berdiri, membatu, dan menunggu perintah untuk mati.
Suguru Geto datang sebagai manusia yang telah dilucuti dari segala mantra, segala kebenaran, dan segala harga diri. Nomornya tertulis di dada dengan besi panas yang merobek arteri. Ia dulunya percaya pada kebebasan. Tapi di sini, bahkan desir pun tak pernah berani menyentuh nadi.
Sel-sel di Dachau tidak berbicara. Dan dalam keheningan itu, Suguru menjadi arsitek dari delusi yang disulap menjadi doa.
Ia bernegosiasi dalam pikirannya kepada yang mati—kepada ayah, kepada ibu, kepada semua roh yang mungkin masih mendengar.
"If you still see this place from the veil… don’t look too close. I’m not him anymore."
┈┈┈┈․° ☣ °․┈┈┈┈
Eksperimen itu datang tanpa aba-aba. Mereka menyuntikkan sesuatu ke dalam urat nadinya. Memaksa paru-parunya tenggelam dalam es, seperti membekukan kenangan agar tak pernah kembali.
Lalu ia berdiam di barak. Raganya dibungkus selimut bau kematian. Namun matanya masih hidup.
Ia mulai mencatat di dinding dengan ujung paku yang dicuri. Satu mantra. Satu pengingat. Satu nama. Dinding itu menjadi altar terakhirnya. Dan setiap malam, ada kalimat baru yang ditorehkan:
“If this is God's silence, then He is not worthy of prayer.”
Kemudian di suatu pagi, ketika kabut belum terangkat, seorang penjaga menemukannya dalam posisi duduk. Mata terbuka. Napas tak lagi berembus.
Namun di dinding, dengan darah yang nyaris mengering, tertulis ironinya dalam bahasa Jerman: Das Schweigen ist der ewige Fluch derer, die sich entscheiden, blind zu sein.
┈┈┈┈․° ☣ °․┈┈┈┈
Suguru Geto tidak pernah keluar dari Dachau. Tapi cerita tentang seorang pria dengan rambut kusut, mata gelap, dan suara penuh mantra, tersisa di antara tiupan angin Bavaria yang dingin.
Mereka menyebutnya The Cursed Monk.
Dan di malam paling sunyi, beberapa penjaga bersumpah selalu mendengar suara berbisik dari lorong barak tua.
“Don’t forget me. Or I’ll return where silence dares not dwell.”
3 notes · View notes
lejel-labs-global · 2 years ago
Text
Cryptocurrency di Dunia Nyata: Perkembangan Adopsi dan Tantangan yang Dihadapi
Tumblr media
Cryptocurrency, sebuah revolusi keuangan digital yang diawali dengan peluncuran Bitcoin pada tahun 2009, telah menjadi subjek pembicaraan yang hangat dan kontroversial di seluruh dunia. Sejak saat itu, ribuan mata uang kripto lainnya muncul, menciptakan ekosistem yang terus berkembang dengan cepat. Artikel ini akan mengeksplorasi perkembangan adopsi cryptocurrency di dunia nyata, serta tantangan yang harus diatasi dalam menghadapi penerimaan yang lebih luas.
I. Adopsi Cryptocurrency: Realitas Saat Ini
Seiring berjalannya waktu, adopsi cryptocurrency telah melampaui batas-batas eksperimen dan spekulasi. Banyak perusahaan besar mulai menerima pembayaran dalam bentuk mata uang kripto, memberikan legitimasi kepada teknologi blockchain di mata masyarakat. Selain itu, beberapa negara bahkan mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengatur dan meresmikan penggunaan cryptocurrency dalam kegiatan sehari-hari.
1. Perusahaan dan Toko yang Menerima Cryptocurrency
Perusahaan besar seperti Tesla, Microsoft, dan Shopify telah memperkenalkan opsi pembayaran menggunakan cryptocurrency. Ini menciptakan landasan bagi penerimaan lebih lanjut dan memotivasi pengguna untuk mengadopsi mata uang kripto sebagai bentuk pembayaran yang sah.
2. Negara-negara Pro-Cryptocurrency
Beberapa negara, seperti El Salvador, telah menjadikan Bitcoin sebagai mata uang resmi, membuka jalan bagi penggunaan mata uang kripto dalam berbagai transaksi sehari-hari. Pilihan ini menciptakan pro dan kontra, menggambarkan polarisasi opini terkait keberlanjutan dan keamanan mata uang digital.
II. Tantangan dalam Adopsi Cryptocurrency
Meskipun ada progres yang signifikan, tantangan-tantangan tertentu masih menghalangi adopsi cryptocurrency secara luas.
1. Volatilitas Harga
Salah satu tantangan utama yang dihadapi pengguna dan pedagang adalah volatilitas harga mata uang kripto. Harga yang fluktuatif dapat membuat pengguna enggan menggunakan cryptocurrency dalam transaksi sehari-hari karena ketidakpastian nilai transaksi.
2. Regulasi dan Keamanan
Tingkat regulasi yang berbeda-beda di berbagai negara menciptakan ketidakpastian hukum terkait penggunaan cryptocurrency. Selain itu, isu keamanan terus menjadi keprihatinan, dengan seringnya insiden peretasan dan kehilangan dana pengguna.
3. Penerimaan Masyarakat
Beberapa orang masih ragu untuk mengadopsi cryptocurrency karena kurangnya pemahaman yang memadai tentang teknologi ini. Pendidikan publik yang kurang dapat menjadi kendala utama dalam mendorong adopsi cryptocurrency.
III. Masa Depan Adopsi Cryptocurrency
Meskipun tantangan tersebut ada, perkembangan dalam ruang cryptocurrency terus berlanjut. Potensi untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan keuangan dan teknologi semakin besar. Dengan upaya yang berkelanjutan untuk mengatasi volatilitas harga, meningkatkan regulasi, dan meningkatkan kesadaran publik, masa depan adopsi cryptocurrency tampak cerah.
1. Inovasi Teknologi
Pertumbuhan terus-menerus dalam teknologi blockchain, yang mendasari mata uang kripto, dapat membuka pintu bagi solusi yang lebih aman dan efisien. Inovasi ini akan membantu mengatasi beberapa tantangan utama yang dihadapi oleh mata uang kripto saat ini.
2. Peningkatan Pendidikan Publik
Peningkatan pendidikan publik tentang cara kerja cryptocurrency dan manfaatnya dapat membantu mengatasi ketidakpastian dan ketidakpercayaan yang masih ada di masyarakat. Inisiatif ini dapat dilakukan oleh pemerintah, lembaga pendidikan, dan industri.
3. Regulasi yang Bijak
Langkah-langkah yang bijak dalam merancang regulasi yang sesuai dapat memberikan landasan hukum yang kokoh bagi adopsi cryptocurrency. Dengan regulasi yang baik, konsumen dan perusahaan dapat merasa lebih nyaman menggunakan mata uang kripto dalam transaksi mereka.
Cryptocurrency telah bergerak melewati fase eksperimen dan menjadi bagian integral dari sistem keuangan global. Meskipun ada tantangan yang perlu diatasi, adopsi cryptocurrency di dunia nyata terus berkembang. Dengan inovasi teknologi, pendidikan publik yang lebih baik, dan regulasi yang bijak, mata uang kripto memiliki potensi untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan keuangan dan teknologi dalam waktu yang akan datang.
27 notes · View notes
bisakimia · 9 months ago
Text
Eksperimen Membuat Balon Udara Mini di Rumah
Ada banyak hal hal yang terjadi di sekitar kita memerlukan banyak penjelasan ilmiah, salah satunya adalah fenomena balon terbang. mengapa balon bisa terbang ? kali ini kita akan mencoba Eksperimen Membuat Balon Udara Mini sendiri sehingga kita dapat memahaminya lebih mudah. Continue reading Eksperimen Membuat Balon Udara Mini di Rumah
0 notes
bebyarifien · 4 months ago
Text
Psychology experiment
Bayangkan sebuah hubungan yang awalnya intens, mendapat perhatian penuh, chatnya panjang, deeptalk tiap malam, anytime bisa telepon tanpa khawatir ngeganggu waktunya, dunia seperti slow motion mode on, kita dibuat sangat berharga, everything feels right.  Pada saat seperti itu, otak kita dibanjiri hormon kebahagiaan, yang memberi ekspektasi dan atensi yang tidak putus-putus.
Namun tiba-tiba timbul dopamin rush, ritmenya berubah, intensitas turun drastis, yang tadinya full batery jadi pindah ke mode hemat daya. Kita jadi yang lebih banyak nunggu, cari alasan untuk chat duluan, mulai overthinking, kemudian mulai gelisah “dia sibuk atau aku yang terlalu needy ya?”  atau “dulu dia gak gini, apa aku ada salah ya?”
Fase ini yang disebut chasing phase, kita mulai cari validasi yang dulu diberikan secara berlimpah, dan kini hanya sedikit dan semakin jarang.  Menurut BF Skiner ini yang disebut intermitten reinforcement, perhatian yang muncul tidak teratur, tak bisa ditebak yang membuat kita semakin penasaran.
Situasi ini seperti kita diberi misteri box yang saat dibuka, kadang dapat emas didalamnya, kadang kosong. Tapi justru karena tak bisa diprediksi, kita semakin addict untuk membuka setiap kotak tersebut. Lagi dan lagi, seperti ngasih umpan lumba-lumba, atau lebih tepat seperti sedang di-breadcrumbling, kita mengikuti remah-remah yang ditebarkan sedikit-sedikit.
Kita diberi atensi sedikit-sedikit dan itu bikin kita bertahan, berharap lebih, padahal itu bukan karena mereka care, tapi karena ingin mengendalikan kita dan yakin bahwa kita akan tetap tinggal tak akan pergi.  Dan ini bukan hanya perasaan saja, tapi secara neurologis, otak kita jadi kecanduan, setiap kali mereka memberi atensi, otak kita rilis dopamin lagi dan merasa this is our best moments we’ve  ever had.
Jadi saat mereka cuek, otak kita craving, kacau, seperti withdrawal otak dari efek napza. Kita dibuat kecanduan karena perlakuannya tersebut, sadar atau tak sadar.
Ada roller coaster emotional, mereka cuma ngasih remah-remah, tapi kita masih bisa bertahan. Yang jelas itu bukan hubungan yang baik, ini kinda manipulasi emosional. Mereka seperti sedang melakukan eksperimen psikologi kepada kita dengan sengaja, mereka yakin “kita gak akan marah jika digituin, atau dia mah solehah, gampang diredakan marahnya.”
Jadi saat harus menebak-nebak apakah dia peduli atau tidak, jawabannya kita pasti sudah tahu. Pertanyaannya sekarang adalah “masih mau terus-terusan membuka mistery box yang dia berikan, atau… sudah cukup jadi eksperimen psikologinya?”
74 notes · View notes
cnandini · 3 months ago
Text
Ketika Pulkam dan Masak Dikit Di Dapur
Ibu: kok sekarang bisa masak? Gw: 😶....
Sebenernya gw tuh bisa banget masak, udah dari berapa tahun yang lalu. Apalagi anak rantau kan dituntut buat setidaknya bisa lah masak yang mudah-mudah. Emang kemampuan meningkatnya di 5 tahun terakhir aja sih, pas mulai sering masak kan jadi luwesan.
Cuma tiap kali pulkam ya gw gak masak, wong gw masuk dapur buat nyentuh bahan makanan suka diomelin sama yang punya dapur: "Ngapain ih, bikin penuh aja, jadi gak bisa kerja".
Kalau udah dimasakin dan gw masak juga yang ada jadi double masakannya di meja makan, eh dicemberutin juga. Disangka tidak menghargai masakan yang udah dibuatin. Kan serba salah ya jadinya... Ya mending gak usah masak di dapur orang lain.
Alhamdulillah sekarang tinggal berdua sama suami, lebih leluasa lagi pakai dapur. Mau eksperimen apapun, pakai alat masak milik pribadi, bahan makanan juga beli sendiri hayuk aja! Yang nikmatin ya diri sendiri dan paksu.. hihihi...
Pada dasarnya orang itu cukup diberi kesempatan untuk mencoba, belajar, dan berkembang...
3 notes · View notes
semestamatakuna · 10 months ago
Text
Junk Journaling, Sebuah Perkenalan
Tumblr media
Selama ini di laman media sosial alias Instagram @dinimatakuna maupun @semestamatakuna, aku kerap berbagi foto atau cerita atau penggalan kabar tentang #bebikinanmatakuna yang kusebut “journal” atau “journaling” atau “junk journal” dan sejenisnya. 
Yaaah, sebenarnya kalau ditarik mundur 1,5 tahun terakhir sih (sejak jadi mami), aku memang jauh lebih jarang berbagi tentang aktivitas ini karena kesulitan menyiasati dokumentasi aktivitas journaling-ku.
Yang pasti, aku sadar bahwa selama ini belum pernah secara jelas bertutur tentang journaling, apasih journal itu?. Apalagi tentang junk journal, bebikinan apaan lagi itu junk journal? – mungkin demikian sebagian temans sekilas bertanya dalam hati.
Terlepas dari defisini yang dipatok di dalam bacaan maupun tontonan di luar sana, bagiku journaling alias menulis/membuat jurnal enggak lain adalah aktivitas merekam/mendokumentasikan: ingatan, pengalaman, perasaan, sensasi, eksperimen, bahkan gagasan. Bentuknya bisa naratif, dan bisa juga dominan diwakili elemen visual (garis, pola, gambar, warna, dll), bahkan juga gabungan dari keduanya. 
Selain itu, material yang dipakai juga sangat lentur dan adaptif, menyesuaikan kenyamanan, kebutuhan, ketersediaan, bahkan tergantung tingkat keisengan (baca: kreativitas) masing-masing pegiat.
https://www.instagram.com/tv/CtqsDFtBzrt/?utm_source=ig_web_copy_link&igsh=MzRlODBiNWFlZA==
Nah, dari sana aku coba bahas mengerucut lebih menyoal junk journal ya!
Karena ada kata “junk”, intinya sih ini tentang aktivitas journaling yang memanfaatkan apa yang ada, yang dipunya, dan yang terlintas di kepala. Tiket bekas, bon/struk belanja, kertas sisa, paper bag, kardus, benang, crayon, cat air, foto jadul, kain, dan lain-lain, dan sebagainya!
Aku merasa, melalui junk journaling, secara enggak sadar dan enggak langsung turut membiasakan diriku untuk belajar mengolah apa yang ada. Bisa jadi, itu adalah pengalaman enggak enak dan traumatis, meski bisa juga sebaliknya. 
Dari pengolahan yang berlangsung itu ternyata membantuku memberi pemaknaan baru atas pengalaman yang ada. (Tapi ini opini personal sih, bisa jadi bagi pegiat journaling lain berbeda makna dan rasanya. Yaa enggak apa-apa juga, sama-sama tetep joss! Haha)
Berkerasi atas nama junk journal bagiku sangat luas arenanya. Sky is the limit, ceunah!
So, what is the point of junk journaling? – wotseeeh, keminggris 😛
Lagi-lagi, ini akan menjadi jawaban yang bersifat opini personal. Yang mana bisa selaras dengan pendapat orang tetapi mungkin juga kontra. (Tentu, enggak apa apa juga menurutku kalau ternyata ada yang gak setuju)
Oke, begini, setidaknya ada empat misi yang bisa dipenuhi dari junk journal, antara lain:
Menjadi jurnal harian
Berfungsi sebagai planner
Dokumentasi ingatan/kenangan
Bahkan, cocok juga menjadi kado dan bingkisan
Ada banyak lagi sih sebetulnya, termasuk membantuku menyusuri proses transformasi ala-ala junk to joy. 
Adakah kamu yang kemudian bertanya-tanya;
"kalau ingin nulis jurnal apalagi junk journaling lantas harus mulai dari mana?"
"material yang harus disiapin apa saja?"
dll ???
Sabar-sabar! 
Tulisan kali ini sekilas sampai di sini dulu. Yaah, namanya juga perkenalan. An introduction. Tsaah
Poin-poin lain tentang journaling, aku ceritakan melalui unggahan berikutnya ya. 
Yang pasti, kalau kamu ternyata sedang cari journal kit untuk segera memulai journaling, bisa tengok lapak IG jualanku di @semestamatakuna
Terima kasih sudah menyimak sampai selesai. Moga sama-sama terjaga sehat, banyak berkat, banyak kasih. Joss!
Tumblr media
5 notes · View notes
manifestasi-rasa · 1 year ago
Text
Udah lamaaa pengen mulai journaling, jadi mari kita mulai dari
Day 1
10 Juli 2024
Hari ini cukup asik karenaaa... sepagian sampe siang kegiatanku menguras otak. Pagi aku ujian lisan eksperimen yg mana baru aku pelajari 1 jam sebelum masuk, tapi pas ada pertanyaan "siapa mau maju pertama?" dengan tidak tau diri aku mengangkat tangan dengan cepat. Fortunately, aku cukup jago belajar sks alias sistem kebut sejam, jadi soal yg ditanyakan bisa kujawab dengan mudah (ps: sombonglah selagi ada yg disombongkan T.T).
Abis tu ganti ke jas almet dan lari ke siwal buat Musabaqoh Fahmil Quran Univ. Poinnya cukup bagus, tapi aku di kloter yg salah bcs ambis dan kompetitif semua 🤣 nice try tapi gpp, aku suka proses belajarnya yg kebut kebutan itu bahahah.
Abis dhuhur berniat baca buku di taman depan sudal, tapi di halteng liat ada sosok makhluk yg entah kenapa aku niatnya mampir bentar tapi malah ngobrol hampir tiga jam?! Gajadi baca buku bcs ada janji mw dengerin curhatan percintaan orang dan menggampar dia (read: menyadarkan). Cukup berhasil dibuktikan dengan 'kok kamu bisa tau tanpa kubilang, sih? Oh iya juga ya' tau dong, aku kan cenayang. W juga heran sih sebetulnya bisa tepat nebak pov orang wgwgw.
Abis tu jalan menyusuri solo sama nisa dan berakhir di es Masuk Gajahan. WAH ACC SIH ES TELERNYA. Karena memenuhi syarat minimal es teler versiku: alpukat, kelapa muda, dan nangka, hehe. Udah gitu sup matahari nya juga gurih bangett. Emm bahasa lain dari keasinan dikit. Oke, lain kali aku akan kembali.
Lalu mengakhiri hari dengan mengajar privat, tadi aku kasih tau ttg fikih haid, ilmu yang semua muslimah harus tauuu. Balik balik dan buka HP, dibombardir dengan pertanyaan adek tingkat yang mempertanyakan filsafat dan psikologi yang kata dia banyak syubhat nya, lalu kita harus bagaimana? Maaf dik, aku tida bisa menjawab, kita bertemu guru saja pankapan, yah.
What a nice day, hari ini hampir ngga ngerasain perasaan negatif, setelah kemarin jadi manusya toxic. Mengapresiasi diri juga karena sakjane udh kerasa terintimidasi sama tim lain yg keliatan ambiss poll, tapi aku masih stay cool 😂 (dalemnya kebat kebit)
Bonus dokumentasi tudei
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
8 notes · View notes