Tumgik
#ias classes in surat
competitionpedia · 7 months
Text
Top IAS Coaching in Surat | IAS Coaching Fees in Surat | CompetitionPedia
Join CompetitionPedia, the best ias coaching in surat. We offer ias coaching fees in surat for students willing to learn. To know more please call us at 9510011074 or visit our official website competitionpedia.in
0 notes
bubnas-ias · 2 months
Text
GPSC Coaching in Surat: Achieving Excellence with Bubna’s IAS
Do you aspire to become a civil service officer in Gujarat? The Gujarat Public Service Commission (GPSC) exam is your pathway. This specialized exam, conducted under the guidance of the UPSC in Gujarat, is a three-stage test required to achieve this goal. GPSC coaching in Surat, such as Bubna’s IAS, provides the necessary preparation to excel. This blog will explore how Bubna’s IAS can help you achieve outstanding GPSC results.
Why Choose GPSC Coaching in Surat?
When preparing for GPSC exams, Surat is an excellent choice. The city offers several advantages:
Tumblr media
Diverse Libraries and Study Centers: Access a variety of resources.
Advanced Material in Gujarati: Benefit from comprehensive study materials in the local language.
Established GPSC Classes: Learn from well-established coaching centers.
Civil Officers’ Community: Connect with a supportive network of civil officers.
Affordable Living Standards: Enjoy a cost-effective lifestyle suitable for students.
Less Crowded than Metros: Experience a peaceful environment conducive to studying.
Friendly Neighborhoods: Relax and rejuvenate in welcoming communities.
Surat’s educational infrastructure and leisure activities create a balanced environment ideal for GPSC preparation.
How Bubna’s IAS Helps with GPSC Coaching in Surat
Bubna’s IAS is a premier GPSC coaching institute in Surat, offering a structured approach to GPSC preparation. Here’s how we support our students:
GPSC Coaching for Preliminary Exams
The preliminary exam screens candidates for the GPSC. It includes two general studies papers with multiple-choice questions on subjects like history, geography, economics, science, and politics.
Study Material: Access well-curated materials and reference books.
Structured Study Plan: Break down subjects into manageable topics.
Mock Tests: Regularly test your skills and identify areas for improvement.
GPSC Coaching for Mains Exams
Candidates who pass the prelims can take the GPSC Mains exam, a written test assessing their ability to articulate ideas in writing. The Mains exam includes:
Essay Writing
English Paper
Gujarati Paper
General Studies Paper I
General Studies Paper II
General Studies Paper III
An Optional Subject
Expert Faculty: Learn from experienced civil service officers and subject matter experts.
Personalized Attention: Identify strengths and weaknesses with individualized support.
Mock Tests: Deepen knowledge and improve writing skills through practice tests.
GPSC Coaching for the Interview Round
The interview is the final stage, assessing the candidate’s personality, critical thinking, and communication skills.
Mock Interviews: Experience realistic interview scenarios to build confidence.
Experienced Panelists: Receive personalized feedback from seasoned interviewers.
Skill Enhancement: Refine your abilities to excel in the interview.
Conclusion
Clearing the GPSC exam is essential to becoming a civil service officer in Gujarat. Surat, with its supportive environment and affordable living standards, is an ideal location for GPSC preparation. Bubna’s IAS, with its experienced faculty, curated study materials, and comprehensive support, offers the best GPSC coaching in Surat. Join us for a free demo class and embark on your journey to success.
FAQ
What study material should I refer to for GPSC exams?
Refer to NCERT textbooks for foundational knowledge and advanced reference books recommended by Bubna’s IAS. Stay updated with current affairs through news and magazines.
How can Bubna’s IAS help me prepare for GPSC exams?
Bubna’s IAS offers specialized courses for UPSC and GPSC, providing quality study material, regular mock tests, personalized attention, and mock interviews with experienced panel members.
Can I prepare for GPSC without any GPSC coaching?
Yes, it is possible to prepare for GPSC exams independently with the right study material and guidance. However, GPSC coaching helps maintain motivation, accountability, and significantly enhances preparation.
0 notes
yashikamaroon · 5 years
Link
Tumblr media
0 notes
sherloct · 5 years
Text
Sleep Trainingnya Faishal
Tiba-tiba di group pregnancy wa class yg menemani saya dari hamil Faishal hingga saat ini diributkan tentang sleep training. Tiba-tiba saya ingat memori mengajarkan Faishal sleep training. Faishal terbilang terlalu cepat untuk sleep training. Yap, usia 2 bulan.
Waktu itu Mama baru saja pulang ke Padang. Dan setelah sebulan lahir tak pernah tidur bersama Papanya akhirnya tidur bersama Papanya. Mungkin tak pernah terbayangkan di benak suami, malam-malamnya yang lelah setelah bolak-balik Bogor-Jakarta-Bogor setiap harinya untuk mencari nafkah harus diganggu dengan tangisan bayinya. Belum lagi waktu itu dia dikejar target karena mengambil proyek tambahan. Beliau bisa tidur jam 3 subuh, sedangkan Faishal akan bangun saat beliau akan beranjak tidur hingga azan Subuh.
Suatu hari, hari itu weekend, disaat alarm tubuhku berkata bahwa ia tak sanggup lagi dari pagi hingga bertemu pagi, hanya seorang diri menyusui dan menimang-nimang Faishal akhirnya subuh itu aku kesal sekali pada suami. Besok weekend tho, nggak ada salahnya dia yg menimang Faishal dan tugasku cukup menyusui. Hingga mendekati azan Subuh, Faishal yang tak berhenti menangis ku letakkan disamping telinga papanya, persis di samping telinganya. Ajaib! Beliau tak bangun sama sekali. Akhirnya beliau hanya bangun ketika dengar azan Subuh. Sebentar ia hanya melihat anaknya kemudian pergi shalat subuh berjamaah di mesjid. Betapa kesal dan marahnya diriku waktu itu.
Setelah marah dan menangis akhirnya aku diberi waktu untuk tidur oleh suami. Jam 10 pagi aku terbangun dan melihat tak ada bayi dan papanya di rumah. Aku mulai berfikir macam-macam. Oh ternyata dia sedang main di rumah neneknya.
Hari-hari yang sama berjalan lagi, hingga suatu hari Faishal tidak berhenti menangis. Mau ditimang, disusui tetap saja menangis. Akupun tak kuasa menahan kantuk, dan aku selalu ingat pesan mama; kalau lagi ngantuk jangan gendong bayi. Akhirnya aku letakkan Faishal di kasur dan akupun yang tak kuasa menahan kantuk tertidur. Sekitar jam 4an, aku terbangun teringat Faishal nggak tidur saat aku tertidur, kasihan sekali. Namun nyatanya diapun tertidur lelap. Semenjak saat itu akupun percaya teori bayi tidak akan menangis lebih dr 20 menit selama tidak ditanggapi.
Di umur 3 bulan kurang sedikit, sleep training pertamapun aku mulai. Lampu kamar aku matikan semua. FAISHAL setelah disusui, dipasangkan pampers, diselimuti aku biarkan berbaring di sebelahku. Lalu aku katakan pada Faishal, "Yuk kita baca doa sebelum tidur dulu". Saya membaca doa sebelum tidur, sambil memegang tangan Faishal dengan posisi sedang berdoa. Selesai berdoa saya usapkan tangan dia ke wajahnya. Lalu mulailah saya putarkan lantunan ayat suci Al-quran yang dilantunkan muzammil. Ya, kalian taulah selembut apa suara muzammil. Saya cium pipi Faishal, sambil berpura-pura tidur saya gosok-gosok kepalanya. Faishal menangis dan menangis. Saya meyakinkan diri, tidak akan lebih dari 20 menit ia menangis. Stopwatchpun saya nyalakan, karena kalau lebih 20 menit ia menangis saya akan timang ia langsung dan minta maaf, berarti teori tersebut salah. Dan ternyataaaa di menit 17 dia berhenti menangis dan tertidur sendiri 😁.
Hari kedua sayapun melakukan treatment yg sama, namun sedikit terganggu karena saya membukakan pintu Papanya yg baru pulang. Di menit ke 19 dia baru diam dan tertidur.
Tega? Sebenarnya nggak tega, merasa bersalah. Tapi ibu juga manusia, mesti waras untuk membesarkan anak-anaknya dan terlebih saya akan mulai masuk kerja lagi. Betapa tidak terbayangkan ketika saya sudah masuk kerja dan jadwal tidur anak berantakkan. Oh ya, tentu saja saya menetapkan waktu tidur yg sama yaitu jam 8.
Di usia 3 bulan menjelang 4 bulan Faishal sudah terbiasa dengan treatment matikan lampu, gosok-gosok kepala/tepuk-tepuk pantat dan lantunan ayat suci Al-quran. Bahkan saat mama datang ke bogor, sayapun melarang mama masih bermain-main dengan Faishal jam 8. Faishal akan saya masukkan ke kamar, susui sampai kenyang, kemudian saya akan tutup pintu kamar, matikan lampu, nyalakan murattal (dan surat yg plg cepat bikin Faishal tidur yaitu Yunus, that's why saya bilang itu adalah surat favoritnya Faishal karena kalau dia lagi nangis nggak jelas sebabnya, diapun anteng setelah murrottal surat Yunus diputarkan) dan berpura-pura tidur disebelahnya sambil menepok pantatnya atau mengusap kepalanya. Oh ya sebelum tidur saya selalu ajarkan Faishal untuk baca doa, selain sebagai pertanda waktu tidur dimulai, juga untuk menanamkan adab. Masih bangun dan menyusu di malam hari? Ya sesekali masih, tapi jaraaaaanggg sekali. Faishal biasa bangun jam 3 atau setengah 4. Dan saya dengar dari ustad, bayi memang sudah diatur oleh Allah (sifat alami) selalu bangun pagi, hanya saja orang tua yang kadang mengajarkan untuk bangun siang karena pas bangun subuh ditidurin lagi sehingga nanti besarnya sulit bangun subuh. Biasanya kalau Faishal bangun, diapun minum susu. Dan memang sudah jadwalnya juga, karena ia memang berada dlm pengawasan dokter gizi sehingga jadwal minum ASIpun diatur. Baru setelah itu Faishal kadang dipaksa tidur lagi kalau ibu lagi ngantuk banget 😂🙄 atau dilanjut dengan fisioterapi, berjemur pagi, mandi, makan dan bermain sebentar kemudian tidur di jam 9 pagi.
Dan aku tak bisa membayangkan saat Faishal di HCU kalau dia belum kuajarkan sleep training betapa sulitnya untuk tidur. Ya karena saat ia di HCU dirikupun hanya bisa masuk saat jam besuk dan perawatnya bilang, Faishal tidur kok di malam hari dan tak terlalu rewel. Rewel justru saat ibunya datang 😘
3 notes · View notes
satish-21 · 3 years
Text
Best IAS Coaching in Surat
A Top IAS Coaching in Surat will always provide all the expert teaching and guidance to crack the UPSC exam. Though it is able to clear the exam through self-preparation, the importance of Best IAS Coaching in Surat cannot be denied. Also, many IAS/IPS officers give credit to their teachers, the quality of study knowledge, and mock series. But, it can be a really hard thing to search the Best IAS Coaching in Surat. In this research post, you will through some of the IAS Coaching in Surat and then select the Top IAS Coaching in Surat as per your comfort. Best IAS Coaching in Surat, Contact details, Address, Faculty, Batch size, Batch time, Location, Infrastructure, fee structure, Facilities, Subject lists, Test series, Optional subject- their faculties, Online/ offline classes & Top IAS Coaching in Surat.
Tumblr media
What you’re about to go through carries a lot of valuable information about the Best UPSC Coaching in Surat. So read with the utmost attention. Many UPSC Exam aspirants were asking which is the Best IAS coaching in Surat. So we have written a full-length research article to help you choose UPSC Coaching classes in Surat.
The UPSC Civil Services Exam is one of the most challenging exams in India. This exam is used to recruit IAS, IPS, IFS, and other officers for allied services. It is attempted by lakhs of people every year across the country however only a small number of people can qualify for this exam due to its lengthy syllabus and highly unpredictable nature.
Preparing for UPSC is not a cakewalk. It requires the right guidance, proper education, and consistent effort to become an IAS officer. The reason you’re reading this article right now is that you’re willing to do what it takes to become an IAS officer. We believe in you and we are here to help you.
Tumblr media
Surat will be the world's fastest growing city from 2019 to 2035, according to a study conducted by Economic Times. The city registered an annualized GDP growth rate of 11.5% over the seven fiscal years between 2001 and 2008. Surat was awarded "best city" by the Annual Survey of India's City-Systems (ASICS) in 2013. Surat is selected as the first smart IT city in India which is being constituted by the Microsoft City Next Initiative tied up with IT services majors Tata Consultancy Services and Wipro. The city has 2.97 million internet users, about 65% of total population. Surat was selected in 2015 for an IBM Smarter Cities Challenge grant. Surat has been selected as one of twenty Indian cities to be developed as a smart city under PM Narendra Modi's flagship Smart Cities Mission.
Surat is listed as the second cleanest city of India as of 21 August 2020 according to the Swachh Survekshan 2020 on 20 August. It suffered a major pipeline fire which caused some damage.
Surat is listed as the second cleanest city of India as of 21 August 2020 according to the Swachh Survekshan 2020 on 20 August. It suffered a major pipeline fire which caused some damage.
Surat, famous for its diamond cutting and polishing, is known as the Diamond City of India. The city has various engineering plants like Essar, Larsen and Toubro and RIL. Surat won the Netexplo Smart Cities Award 2019 with UNESCO in the resilience category. Surat's mayor will receive the award at the UNESCO House in Paris, France in March next year.
Tumblr media
The Union Public Service Commission, commonly abbreviated as UPSC, is India's premier central recruiting agency for Group 'A' officers of Government of India under union government civil services, union government defense services, union government engineering services, union government health science services, union government natural resources services, union government architecture services, union government functionality services and union government law services . It is responsible for appointments to and examinations for Group A posts of the union government under different professions. While Department of Personnel and Training is the central personnel agency in India.
The agency's charter is granted by Part XIV of the Constitution of India, titled as Services Under the Union and the States. The commission is mandated by the Constitution for appointments to the services of the Union and All India Services. It is also required to be consulted by the Government in matters relating to the appointment, transfer, promotion and disciplinary matters. The commission reports directly to the President and can advise the Government through him. Although, such advice is not binding on the Government. Being a constitutional authority, UPSC is amongst the few institutions which function with both autonomy and freedom, along with the country’s higher judiciary and lately the Election Commission.
The commission is headquartered at Dholpur House, in New Delhi and functions through its own secretariat. Pradeep Kumar Joshi has been the Chairman of UPSC since August 2020.
Established on 1 October 1926 as Public Service Commission, it was later reconstituted as Federal Public Service Commission by the Government of India Act 1935; only to be renamed as today's Union Public Service Commission after the independence.
Tumblr media
Pros of a Best IAS Coaching in Surat
A well-balanced arrangement with books and also syllabus tailored for the specific exam
A hungry competitive mindset will also be boosted
Moreover, growth of confidence via group discussions
Also, coaching guides and orients the students in the right direction and makes sure that they do not get misled.
An individual learning experience with an expert will also enrich the student’s critical thinking ability.
Furthermore, personalization of studies.
Likewise, technology-aided learning.
Similarly, you will get smart study tips.
Online portals to impart education so students do not lag behind even if they miss classes or are unable to join the classroom program at cheaper rates.
Development of the ability to manage time and also studies.
Cons of a Best IAS Coaching in Surat
However, an additional cost of education will come into the scene
Furthermore, not all teachers of the particular institute will use the best teaching methods.
Tumblr media
The city of Surat attracts countless UPSC/ IAS aspirants from all over Gujarat every year. The city is full of several coaching institutions for IAS. Along with that, there are many hostels and mess facilities available for students. The atmosphere is also pollution-free. Here is everything you need to know about IAS coaching in Surat.
How do I Choose the Best UPSC Coaching in Surat?
If you are looking for the Best IAS Coaching in Surat, then you should judge a coaching institute based upon the following criteria:
Address, Faculty, Batch size, Batch time, Location, Infrastructure, fee structure, Facilities, Subject lists, Test series, Optional subject- their faculties of Top IAS Coaching in Surat.
List of Best IAS Coaching in Surat:
Tumblr media
Rank – 1 - LK Academy
Rank – 2 - Chahal Academy
Rank – 3 - Career First IAS Academy
Rank – 4 - Omkar Academy
Rank – 5 - Ramani Institute for Civil Services
Rank – 6 - Indian IAS Academy
0 notes
surya-431 · 3 years
Text
Best IAS Coaching in Surat
If you are searching Best IAS coaching in Surat then you are at the proper post. In this article we discuss about the core part of choosing the Top IAS Coaching in Surat. For that we have to focus on the faculty which they are expert on this field, because the best faculty of field will guide you to proper track to crack challenging UPSC exam. Best IAS Coaching in Surat, Contact details, Address, Faculty, Batch size, Batch time, Location, Infrastructure, fee structure, Facilities, Subject lists, Test series, Optional subject- their faculties, Online/ offline classes & Top IAS Coaching in Surat.
Tumblr media
The Union Public Service Commission, commonly abbreviated as UPSC, is India’s premier central recruiting agency for Group ‘A’ officers of Government of India under union government civil services, union government defense services, union government engineering services, union government health science services, union government natural resources services, union government architecture services, union government functionality services and union government law services . It is responsible for appointments to and examinations for Group A posts of the union government under different professions. While Department of Personnel and Training is the central personnel agency in India.
The agency’s charter is granted by Part XIV of the Constitution of India, titled as Services Under the Union and the States. The commission is mandated by the Constitution for appointments to the services of the Union and All India Services. It is also required to be consulted by the Government in matters relating to the appointment, transfer, promotion and disciplinary matters. The commission reports directly to the President and can advise the Government through him. Although, such advice is not binding on the Government. Being a constitutional authority, UPSC is amongst the few institutions which function with both autonomy and freedom, along with the country’s higher judiciary and lately the Election Commission.
Tumblr media
The commission is headquartered at Dholpur House, in New Delhi and functions through its own secretariat. Pradeep Kumar Joshi has been the Chairman of UPSC since August 2020.
Established on 1 October 1926 as Public Service Commission, it was later reconstituted as Federal Public Service Commission by the Government of India Act 1935; only to be renamed as today’s Union Public Service Commission after the independence.
IAS Eligibility Overview
IAS Exam Age Limit — 21 to 32 years
Educational Qualification for IAS — Graduation
Nationality — Indian citizens only
UPSC Age Limit — Minimum and Maximum Age for IAS
UPSC Exam Age Limit For Civil Services Exam 2021
As per the Civil Services Age Limit, the candidate Should be between 21 and 32 years, he/she must have been born not earlier than 2nd August 1989 and not later than 1st August 2000.
UPSC Age Limit for Civil Services Exam 2022
The candidates must have attained 21 years of age and be less than 32 years of age as of 1st August 2022. *The official notification will carry UPSC Age Limit 2022 details. The official notification will carry the details about the age for UPSC Exam 2022.
IAS Eligibility- Educational Qualification
The various academic requirements as per the IAS Eligibility Criteria are given below:
Minimum qualification for UPSC exam: The candidate must hold a degree from Government recognized Universities or possess an equivalent qualification.
Candidates who are in their final year or awaiting results are also eligible to appear for UPSC preliminary Examination. All such candidates who are likely to appear for IAS exams must produce proof of having passed the said examination along with the application for the main IAS examination.
Candidates having professional and technical qualifications recognized by the Government as equivalent to professional and technical degrees.
Medical students who have passed the final year of MBBS, but are yet to complete their internship also have eligibility for IAS. Although, along with the Main Examination application, a certificate of course completion (including internship) from the concerned authority of the University/Institution has to be submitted.
List of Best IAS Coaching in Surat:
Tumblr media
#1 Online UPSC Coaching — The Prayas India
Rank — 1 — LK Academy
Rank — 2 — Chahal Academy
Rank — 3 — Career First IAS Academy
Rank — 4 — Omkar Academy
Rank — 5 — Ramani Institute for Civil Services
Rank — 6 — Indian IAS Academy
0 notes
preeti-shetty · 3 years
Text
Best IAS Coaching in Surat
In this post, we will talk about the Best IAS coaching in Surat. A list of Top IAS Coaching in Surat has been prepared after a endless work. Most of you reading this post want to become IAS IPS, an IRS officer. For this you want a good guide to perceive your dream of becoming an IAS officer. The ranking of the Top IAS coaching in Surat is done on various research. So if you are the one looking for IAS Coaching in Surat then you are at the Right article. Best IAS Coaching in Surat, Contact details, Address, Faculty, Batch size, Batch time, Location, Infrastructure, Fees, Facilities, Subject lists, Test series, Optional subject- their faculties, Online/ offline classes & Top IAS Coaching in Surat.
Tumblr media
Surat city of you has started thinking about government jobs and government exams. With Narendra Modi as Prime Minister Gujrat doing good at all fronts, Students and people from Gujrat are also trying to be part of government sections and thus desire of students has increased towards civil services.
UPSC exams are conducted to select the candidates for there all India services in various departments of Government exams. The IAS exams are also called the Civil Service Exams (CSE). If you are interested in joining the Best IAS coaching in Surat, then this report is for you. Before joining the Top IAS coaching in Surat, you need to know more knowledge about the UPSC exams and eligibility in detail. Services like Indian Administrative Services (IAS), Indian Police Services (IPS), and Indian Forest Services (IFS) will be filled with the candidates who have got the highest marks in the UPSC exams.
Tumblr media
Choose Best IAS Coaching in Surat
Union Public Service Commission(UPSC) is very tough Examination in India. Every Year lakhs of students prepare for the IAS Exam in India so competition in Civil services Exam is very tough. This is the Reason, It is important to take the Best Guidance from Top IAS Coaching in Surat. The trainers of the IAS Exam has good years of experience in Coaching the students for the IAS Exam and they are the UPSC expert.
Tumblr media
A Top IAS Coaching in Surat will be able to provide all the excellent teaching and guidance required to crack the UPSC exam. Though it is possible to clear the exam through self-preparation and we will help you to prepare to crack UPSC exam, the relevance of Best IAS Coaching in Surat cannot be denied. Also, many IAS/IPS officers give credit to their teachers, the quality of study knowledge, and mock series. But, it can be a really hard task to find the Best IAS Coaching in Surat. In this report, you will be able to go through some of the Best IAS Coaching in Surat and then choose the Top IAS Coaching in Surat as per your requirements. So, the purpose of this post is to guide people who are looking for the Best IAS Coaching in Surat.
Pros of a Best IAS Coaching in Surat
A well-balanced arrangement with books and also syllabus tailored for the specific exam
A hungry competitive mindset will also be boosted
Moreover, growth of confidence via group discussions
Also, coaching guides and orients the students in the right direction and makes sure that they do not get misled.
An individual learning experience with an expert will also enrich the student’s critical thinking ability.
Furthermore, personalization of studies.
Likewise, technology-aided learning.
Similarly, you will get smart study tips.
Online portals to impart education so students do not lag behind even if they miss classes or are unable to join the classroom program at cheaper rates.
Development of the ability to manage time and also studies.
Cons of a Best IAS Coaching i Surat
However, an additional cost of education will come into the scene
Furthermore, not all teachers of the particular institute will use the best teaching methods.
Despite the shortcomings which are a few, coaching institutes play a very crucial role in determining a candidate’s future to a great extent and these cons can be overcome with hard work and dedication.
List of Best IAS Coaching in Surat:
Tumblr media
#1 Online UPSC Coaching -The Prayas India
Rank – 1 - LK Academy
Rank – 2 - Chahal Academy
Rank – 3 - Career First IAS Academy
Rank – 4 - Omkar Academy
Rank – 5 - Ramani Institute for Civil Services
Rank – 6 - Indian IAS Academy
1 note · View note
belebelfer · 4 years
Text
Hari itu sudah malam. Pukul dua belas lebih tiga puluh menit. Jalanan sudah terlihat sepi. Tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan yang cukup memadai. Deru mesin kendaraan bermotor hanya terdengar sesekali. Diiringi dengan desir angin malam yang memainkan dedaunan rimbun lagi, lagi dan lagi.
Dari sudut jalan itu, sesosok pemuda dengan pakaian bermotor lengkap masih tampak melaju dengan kecepatan sedang. Suara knalpotnya lamat-lamat memenuhi jalan raya, seakan dengan jelas menentang suasana malam yang terlampau sunyi.
Tak berapa lama berkendara, pemuda itu akhirnya memutuskan untuk menepi, menghentikan motor Honda Beat-nya di pinggir jalan layang. Jika saja hari masih sore, pemuda itu tidak akan dengan sengaja mengabaikan penanda dilarang parkir yang berada tak jauh di depannya. Sudah jelas polisi akan menilangnya, memaksanya mengeluarkan surat-surat berwajib yang bahkan ia tak ingat lagi di mana tempat terakhir ia menaruhnya.
Malam itu, sebagian besar orang sudah keburu berkunjung ke alam mimpi. Setelah seharian memaksa diri mencari penghidupan, aktivitas memejamkan mata dan menempelkan tubuh ke atas bantal terasa jadi amat menyenangkan. Barangkali, malam memang adalah waktu yang tepat untuk mengistirahatkan diri sejenak sebelum esoknya kembali lagi, melakukan rutinitas yang sama sehari-hari, dalam lelap menanti datangnya pagi.
Setelah mematikan mesin, pemuda itu lalu membuka helm dan masker motornya. Gurat-gurat kelelahan terlihat jelas di sekitar wajahnya yang dipenuhi dengan jejak debu knalpot dan keringat yang sudah hampir mengering. Pemuda itu mengambil sapu tangan yang warnanya sudah tidak karuan dari kantong celana dan mengelapnya ke wajah. Mencari kesempatan untuk menghela napas setelah seharian bergumul dengan padatnya ibukota. Dengan penampilan semacam itu, tidak ada yang akan mengira bahwa pemuda itu baru berusia tiga puluh lima tahun. Sosoknya yang kurus dan perawakannya yang tidak terlalu besar membuat ia tampak lebih ringkih paling tidak lima tahun dari usia aslinya.
Seperti yang diketahui rekan sejawatnya, Haryanto, pemuda itu, adalah seseorang yang giat bekerja. Tak lama setelah subuh ia sudah bangun, bergegas membenahi diri sebelum lalu berangkat ke sebuah restoran cepat saji yang tidak begitu jauh dari rumahnya. Sore harinya, ia akan mampir sebentar ke rumah untuk sekedar mandi, istirahat lalu minum kopi, menikmati datangnya senja dengan pemandangan bocah-bocah tanggung yang berlari kesana-kemari. Segera setelah Isya, ia sudah akan siap dengan menaiki motor Honda-nya, beralih profesi menjadi supir ojek untuk mencari penghasilan tambahan. Pekerjaannya ini akan dilakukan hingga tengah malam. Kadang-kadang menjelang pagi. Tergantung masih ada atau tidaknya penumpang yang mencari kendaraan untuk kembali pulang.
Pandangan Haryanto beralih ke sekitarnya, mendapati pemandangan kota di malam hari. Lampu-lampu jalan dan gedung berkelap-kelip menemani gelapnya malam di sela-sela bangunan yang menjulang tinggi, bersama sepi menyimpan beragam cerita yang tersembunyi di setiap lini. Malam itu, harusnya ia tidak di sini. Haryanto harusnya sudah berada di rumah bersama dengan anak dan istri. Ia tidak tahu bagaimana keadaan mereka sekarang. Tadi sore sebelum berangkat, istrinya minta dibawakan nasi goreng jika pulang tidak terlalu malam. Anak perempuannya, yang baru naik kelas empat di sekolah dasar, juga meminta dibelikan penganan kecil untuk sekedar mengemil.
Setelah seharian berlalu-lalang membanting tulang, mungkin harusnya ia memang sudah pulang sekarang. Istri Haryanto tadinya adalah seorang tukang cuci keliling sekaligus penjaja kue di sekitar rumahnya. Namun, semenjak sakit, hanya ia yang bekerja. Haryanto memaklumi keadaan istrinya dan berusaha menghidupi mereka berdua dengan segala kemampuannya. Tapi memang dasar perempuan susah diatur, ia masih ngotot ingin menjajakan dagangannya hingga sakitnya bertambah parah. Ujung-ujungnya, Haryanto harus bekerja ekstra untuk menambah biaya pengobatan.
Haryanto menghela napas. Ia tidak menyalahkan istrinya, sungguh. Tanyakan saja rekan sejawatnya, temannya sesama pramusaji, Haryanto tidak pernah mengeluh barang satu kalipun dalam hidupnya. Orang tuanya hanya pernah mengajarkannya untuk bersyukur. Tidak pernah ada yang namanya penyesalan, karena hidup nantinya tidak akan datang dua kali.
Haryanto ingat betul petuah kedua orangtuanya. Petuah yang dulu amat dipegangnya dan dijanjikan akan terus ada hingga akhir hayat hidupnya. Namun, kedua dari mereka kini sudah mati. Tinggallah Haryanto dengan kebutuhan sehari-hari yang harus terpenuhi, cicilan rumah, biaya pengobatan istri, perlengkapan sekolah anak, dan masih banyak lagi. Barangkali memang hidup seringkali memaksa batasan diri yang sebenarnya tidak ingin dilewati. Kalau sudah begini, ia tidak ingin mengerti lagi kenapa yang diajarkan padanya hanya perihal mensyukuri.
Haryanto terdiam. Ia turun dari motornya tanpa mengindahkan kuncinya yang masih menggantung. Jalanan itu sepi dan kecil kemungkinan akan ada seseorang yang akan mengambil motornya. Selain itu, cicilannya belum lunas dan ia juga tidak ingin bertemu dengan pembegal leher yang tidak dikenal. Membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduk berdiri. Namun, rasa-rasanya untuk saat ini ia tidak terlalu peduli.
Haryanto berjalan pelan mendekati pinggiran jembatan itu sebelum terdiam cukup lama. Harusnya ia tidak di sini. Tidak ada untungnya berdiam dan menikmati sepi seorang diri. Seharusnya ia sudah menyalakan mesin motornya lalu melaju pergi, mempersiapkan diri sebelum kembali bangun pada subuh nanti. Tapi tidak ada salahnya juga ia membuat pengecualian khusus untuk hari ini, Haryanto berpikir. Sesekali, ia ingin mencari jeda pada rutinitas hariannya yang begitu padat dan tanpa henti. Lagipula, pemandangan kota ini terasa begitu sayang untuk dilewatkan.
Desir angin malam mengenai rambut tipisnya, mengangkat tiap helainya seakan mengajaknya bermain bersama. Haryanto masih ingat betul petuah kedua orangtuanya, untuk terus mensyukuri hidup yang tak datang dua kali.
Namun orangtua Haryanto tidak mengajarkannya satu hal lain.
Haryanto beranjak naik dari tempatnya ke atas pinggiran jembatan itu, terdiam sebentar, kemudian melompat.
Hari ini Haryanto telah sampai pada batas itu, dan ia mengerti.
Hanya untuk hari ini saja, ia ingin berhenti.
***
A short story I did for Popular Writing Class back in college. Still lack of so many things here and there since I made this in a rush due to the tight deadlines, lol.
0 notes
apoorvablogger · 2 years
Text
Top IAS Coaching in Surat
Top IAS Coaching is the best choice for you because you can take here class recordings for revision or in case you miss any class. JiGurug is the best platform for providing Top IAS Coaching Institutes in Surat. For More Detail Visit Here - https://jigurug.com/best-ias-coaching-in-surat/
0 notes
themukesh008 · 5 years
Link
I would like to suggest that if you want to join any class in Surat for IAS is the short form of Indian Administrative Service. Surat is the largest city of Gujrat. Surat is not a metro city but surat is the best place for education because winter is not a more cold and summer place is also good. The report has descriptions of Career First IAS, IAS Clinic, ProTalent IAS Academy, Ramani Institute, Drona IAS Academy, Chahal IAS Academy, Liberty Carrer IAS Academy, and LK IAS Academy. Go to the Best IAS Coaching in Surat
0 notes
pustakailmusunnah · 5 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
ARKITEK JALANAN (Siri Jalanan 2)
Penulis: Teme Abdullah
Jumlah Muka Surat: 333
Saiz: 14.8 cm x 21 cm x 2.5 cm
Berat: 340 gram
Format: Kulit Nipis (Paperback)
Cetakan: Ketujuh, Mei 2018
🏷 Harga: RM 30
📨 Poslaju: RM 8 SM / RM 12 SS
------------ WhatsApp -------------
Santai Ilmu Bookstores (002791563-M)
WhatsApp: 010 - 456 0203 ( wasap.my/60104560203 )
------- Shopee (Diskaun 10%) -------
Shopee: "Santai Ilmu" @SantaiBooks
shopee.com.my/SantaiBooks/2444743232
_________________________________
● SINOPSIS
Pelukis Jalanan dan Arkitek Jalanan adalah adaptasi catatan hidup seorang Teme, yang datang dan duduk bercerita di hadapan kita seperti seorang teman yang mesra Kalian yang sudah membaca Pelukis Jalanan, pasti sudah biasa dengan 'kedegilan' Teme,
Jika Pelukis Jalanan sebelum ini lebih memfokuskan kepada kesusahan Teme mencari sumber pendapatan untuk menampung biaya pengajiannya di kota London, Arkitek Jalanan pula lebih menceritakan kisah suka duka Teme bersama rakan karibnya, Ahmad dalam menempuhi hidup sebagai pelajar tahun akhir sebelum bergelar graduan.
"Aku dah mulakan, aku tiada pilihan lain selain tamatkan ia dengan cara yang terbaik. Atau semuanya sia-sia."
Arkitek Jalanan adalah sambungan kisah kedegilan dan kegilaan Teme, dan kali ini bersama 'partner-in-crime'nya, Ahmad yang dahulu muncul hanya sebagai watak sampingan. Dalam Arkitek Jalanan, bukan hanya kronologi hidupnya yang dibebelkan, tetapi lebih banyak juga lontaran fikiran dan kritikan sosial - yang boleh sahaja kita bersetuju atau tidak bersetuju, tetapi yang pasti, menjentik kita untuk melihat dunia pada satu perspektif yang berbeza.
To be honest, aku bosan dah dengar orang cakap, “Belajarlah kerana Allah.”
Setiap kali aku mengadu down, setiap kali aku mengeluh nak give up...
Aku diam sajalah, acah-acah makan dalam. Yalah, orang picisan macam aku ni,
mana layak membantah ayat-ayat daripada budak-budak usrah.
Tapi sebenarnya kan…
Aku tak pernah faham pun maksud ‘belajar kerana Allah’ tu.
● KANDUNGAN
Penghargaan
Nota Penerbit
Bab 1: Bateri
Bab 2: Back
Bab 3: Exhibition
Bab 4: Nasihat
Bab 5: Pelukis Jalanan
Bab 6: Studio
Bab 7: Portugal
Bab 8: Stop
Bab 9: Tua
Bab 10: Crit
Bab 11: Lari
Bab 12 Tolong
Bab 13: Sampah
Bab 14: Pengecut
Bab 15 First Class
Bab 16 Lupa
Bab 17: Pen
Bab 18: Offer
Bab 19: Aku Ahmad
Bab 20: Architectural Assistant
Bab 21: Pulang
Bab 22: Aku Loh
#arkitekjalanan #temeabdullah
0 notes
competitionpedia · 7 months
Text
Best UPSC Classes Fees in Surat| IAS Coaching Fees in Surat
Best IAS Coaching in Surat with low fees and high guidance. Join UPSC Classes in Surat, Vadodara, Baroda, Majura gate, Varachha and embark on the journey to become an IAS officer.
0 notes
Text
Musim Semi di Universitas Negeri Jakarta
Tumblr media
Sebuah surat cinta yang sederhana untuk kawan-kawan UNJ*
Sepuluh, bulan lima. Sebuah konsolidasi besar kembali hadir di UNJ. Ratusan wajah baru yang tak pernah kulihat sebelumnya datang berbondong-bondong, hingga berdesak-desakan mengisi lantai-lantai kosong di Arena Prestasi Fakultas Ilmu Sosial. Mereka yang datang mayoritas adalah angkatan-angkatan muda; mulai dari 2014, 2015 sampai angkatan 2016.
Untuk angkatan baru 2016, kuucapkan selamat datang di kampus impianmu. Tempat yang akan menemanimu berpetualang menimba ilmu, bergulat dengan ide-ide, dan memberitahumu sebuah pengertian kalau tugas seorang terpelajar bukan hanya untuk mengejar IPK dan jadi Sarjana. Melainkan ikut berperan dalam memecahkan permasalahan bangsa, juga jadi bagian untuk menciptakan perubahan.
Bertemu dengan wajah-wajah baru seperti kalian membuatku mengembalikan sehelai potret yang sudah lama lusuh dan masih tersimpan di dalam ingatan. Maka izinkan aku bercerita tentang sesuatu, masa dimana aku pernah menjadi sepertimu. Memasuki gerbang pendidikan tinggi dengan wajah lugu dan polos, menggenggam sejuta harapan, hingga keyakinan kalau hidup akan berubah setelah kita masuk dan studi di dalam kampus ini.
Tahun 2012 masa dimana aku diterima kuliah di Jurusan Sejarah FIS UNJ. Sajadah Masjid alumni jadi saksi bagaimana sujud syukurku menempel di atasnya, karena hasil pengumuman menyebutkan Andika Ramadhan lolos di kampus UNJ. Namun, impian kuliah di UNJ hampir saja kandas ketika aku mengetahui nominal biaya UKT yang harus kubayarkan cukup besar, dan kuyakin besarannya tak akan bisa dilunasi oleh anak-anak yang berlatarekonomi tak mampu.
Kalimat ala motivator tentang kau lahir miskin bukan salahmu terbantahkan ketika dibenturkan dengan fenomena ini. Kau itu miskin, salahmu lahir dalam keluarga miskin, kau tak akan bisa kuliah di tempat yang layak, karena kalau mau layak harus kuat bayar. Disinilah aku mulai melihat pendidikan hampir mirip seperti jalan tol; siapa yang membayar, maka ia yang diberikan jalan.
Kala itu kampus belum seperti sekarang, belum seramai sekarang. Isu-isu elitis di tataran nasional jauh lebih diminati, ketimbang mahasiswa di kampus ini mengajukan sebuah pertanyaan ke Rektor mereka; jika tujuan Uang Kuliah Tunggal ialah untuk keadilan, lantas kenapa masih ada anak-anak miskin yang terhambat kuliah karena tak bisa bayaran?
Cita-cita kita pada akhirnya hanyalah setinggi tanah, ketika yang melangit adalah biaya kuliahnya. Pada saat-saat genting seperti ini kau harus ingat mendiang dari Paulo Freire, tanggungan pendidikan yang mahal hanya akan melahirkan kaum-kaum terpelajar yang mau membantu dan menolong sesama jika dibayar mahal pula.  Karena pendidikan yang mahal hanya akan melahirkan sarjana-sarjana yang individualis, mereka berusaha mengembalikan modal yang mereka bayarkan semasa kuliah.
Maka tak perlu heran kenapa masih banyak orang-orang miskin yang mati karena tak mampu berobat, anak-anak desa yang semakin bodoh karena sekolahnya kekurangan guru, hingga kilang minyak dan tambang yang tak pernah bisa kita kelola secara mandiri. Negeri ini jeblos dalam lubang kemunduran bukan karena kekurangan sarjana.
Pendidikan kita harus terjangkau! Bahkan mungkin gratis, pendidikan yang rusak harus segera diperbaiki, agar sarjana-sarjana kedokteran siap membantu sesama tanpa perlu memikirkan balik modal, sarjana pendidikan rela mengajar di desa-desa demi mencerdaskan anak-anak bangsa, dan juga lulusan-lulusan teknik-tambang tak hanya bercita-cita bisa kerja di Freeport dan Chevron, tapi punya cita-cita agar segera menasionalisasinya!
Tahun 2012, di UNJ benar-benar tak ada keramaian – ketika ribuan mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman di Purwokerto melempari gedung Rektorat mereka dengan bom Molotov karena mahasiswa disana menganggap Rektor mereka sudah kehilangan nurani dan berkhianat kepada mahasiswa karena telah menerapkan UKT yang jelas-jelas malah menutup kesempatan banyak orang susah untuk kuliah.
Itulah yang membuat gerakan di UNJ tak pernah besar dan selama beberapa waktu berjalan di tempat. Karena kita amatlah ego, menganggap mahasiswa adalah mesiah bagi masyarakat tanpa sadar kalau mahasiswa UNJ telah mengalami kekalahan besar di kampus nya sendiri.
Pernahkah diajak memilih Rektor sendiri? Pernahkah dilibatkan dalam pengambilan keputusan? Kita tak pernah sadar kalau kita tak tahu apa-apa. Level pengambilan keputusan amatlah jauh dan rahasia.
Pemilihan Rektor yang tak pernah melibatkan mahasiswa adalah bukti bahwa kekuasaan masih menganggap kalau mahasiswa hanyalah anak-anak, sadarkah kawan kalau kita tak berdaulat atas kampus sendiri? Efek tak dilibatkannya mahasiswa dalam pemilihan Rektor adalah kebijakan-kebijakan Rektor bukanlah cerminan keresahan mahasiswa, karena ia tak pernah merasa dipilih oleh mahasiswa. Itulah barangkali yang menyebabkan Rektor ambil jalan pintas ketika kekurangan anggaran; yaitu dengan cara menaikan biaya kuliah mahasiswa.
Gerakan Mahasiswa di UNJ mulai-mulai bangkit dari tidur panjangnya di tahun 2015, berbekal pengetahuan tentang kasus perkosaan dan besaran biaya kuliah yang mahal, konsolidasi-konsolidasi besar dibuat. Rapat-rapat mahasiswa di kampus digelar. Puncak dari tuntutan-tuntutan mahasiswa ialah di Drop Out nya Ketua BEM UNJ di awal tahun 2016, sebagai respon penguasa kampus terhadap gerakan mahasiswa UNJ.
Kawan-kawan yang tercium sebagai pelopor gerakan dipanggil satu persatu oleh petinggi kampus, dipaksa meminta maaf kepada Rektor jika tak mau dipolisikan. Ada yang memilih minta maaf, tak sedikit pula yang menolak. Mereka yang menolak minta maaf memilih menjadi martir, karena tak pernah merasa melakukan kesalahan.
Satu persatu kawan-kawan UNJ dipanggil ke polisi karena dilaporkan oleh kampusnya sendiri. Suasana UNJ yang terik ketika itu mendadak mendung, ia menjadi kelabu. Seraya langit ikut bertanya; masih pantaskah UNJ mengejar-mengejar status World Class University jika kebebasan berpendapat saja sangat dibatasi?
Sebuah puisi dari Wawan, aktivis mahasiswa yang mati tertembak di Tragedi Semanggi kupersembahkan untukmu, kawan;
“Jangan takut, Ibu! Jangan mau digertak, Jangan mau diancam, Karena ketakutan meningkatkan penjajahan. Jangan sampai sungai waktu menghanyutkan ingatan-ingatan yang meranggas.”
(Aku bermimpi tentang Reformasi dan Demokrasi – Wawan, Puisi 1998)
Rektor UNJ hari ini seharusnya mau belajar dari Prof. Conny Semiawan, yang juga pernah menjabat sebagai Rektor UNJ di era-era 1980-an. Pada era kepemimpinannya di UNJ, Prof. Conny pernah memasang badannya untuk melindungi mahasiswa ketika militer masuk ke kampus untuk menangkap mahasiswa-mahasiswa IKIP Jakarta yang demonstrasi untuk menentang rezim Orde Baru. Namun hari ini, di tanah yang sama, di atas kampus yang sama, menyalakan kebenaran justru bisa mematikan kehidupan. 
Kita bisa menilai kalau pelaporan pak Ubaedillah Badrun karena kritiknya terhadap kampus lewat tulisan berjudul “Wajah Kampus Mulai Bopeng?” ke polisi adalah kematian nurani Rektor, sekaligus kematian kultur akademis di kampus UNJ. Laporan terhadap dosen ini ialah rangkaian dari laporan belasan dosen UNJ yang sudah lebih dulu dipolisikan oleh pihak kampus. Mereka dilaporkan bukan karena korupsi atau bertindak cabul, tetapi karena mengkritik kampus yang membuat telinga kekuasaan memerah.
Melihat permasalahan ini, hanya kata-kata Edward Said yang ada di benakku; Kau adalah seorang intelektual. Intelektual itu adalah sosok pengasingan dan marjinal, sebagai amatir, dan sebagai pengarang sebuah bahasa yang mencoba membicarakan kebenaran kepada kekuasaan. Kalau kau ingin menjadi Intelektual sejati, kau harus siap risiko dibakar di tiang, dikeluarkan dari komunitas, atau disalibkan. 
Sayyid Quthb mati di tiang gantung, Che Guevara dan Hasan Al Banna mati ditembak, Jose Rizal dieksekusi oleh rezim kolonial Filiphina, Munir diracun di udara, Wiji Thukul dihilangkan tanpa jejak. Sementara Mohamed Bouazizi, seorang aktivis di Tunisia memilih membakar dirinya untuk memprotes rezim tiran di negerinya, yang kelak tindakannya membakar kemarahan rakyat di negeri-negeri Arab untuk menggelorakan Arab Spring.
Nyatanya memang seperti itu, di masa pergerakan nasional, Soekarno, Agus Salim, Sutan Sjahrir hingga Tan Malaka pernah merasakan diasingkan, dipenjara dan dijauhkan dari keluarga mereka, dari lingkungan mereka.
Penjara, kelaparan, ancaman pembunuhan hingga pukulan pernah dirasakan oleh mereka yang sepanjang hidupnya diabdikan untuk memerdekakan orang lain. Mereka menolak menjadi pragmatis, tidak mau bekerja untuk pemerintahan Belanda, berapapun gajinya. Masa muda mereka digunakan untuk menolong bangsa-nya yang dihina sebagai “monyet” dan “kerbau” oleh Belanda.
Menyaksikan petani-petani kurus dan buruh-buruh tambang yang di tembak oleh penjajah membuat Soekarno Muda ketika itu bertekad untuk mengeluarkan bangsanya dari kekejaman kolonialisme.
Maka datanglah ke pojok-pojok kantin, parkiran belakang, tongkrongan spiral dan sudut-sudut Musolah. Masuklah ke dalam warkop-warkop dan caffe. Kabarkan kawan-kawan yang sedang mentoring di Masjid maupun yang sedang diskusi di bawah pohon-pohon rindang. Bahwa jarak kemenangan itu hanya berkisar antara kening dan sajadah. Hasta La Victoria Siempre, Haya Alal Falah..
Di tahun 1977’78 militer pernah memasuki kampus IKIP Jakarta (UNJ), mereka memburu aktivis mahasiswa, mengawasi gerak-gerik mahasiswa agar tak melakukan demonstrasi di jalan, hingga menangkap dan memenjarakan mahasiswa IKIP Jakarta, dan kampus-kampus besar lain selama beberapa waktu. 
Sungguh menyedihkan, ketika melihat aksi-aksi protes yang datang dari mahasiswa justru ditanggapi dengan cara kekerasan oleh pemerintahan saat itu. Anak-anak muda terbaik diculik, dipukuli, dipenjara hingga dihilangkan paksa untuk menebar ketakutan agar tak ada lagi gerakan protes terhadap rezim yang berkuasa. Mahasiswa saat itu mengubur dalam-dalam cita-cita kemapanan dan imajinasi menjadi young urban professional. Sebagai gantinya, mereka justru tumpah-ruah ke jalan dan berbaur bersama kaum marjinal yang saat itu dilupakan oleh rezim Orde Baru. Mereka tidak takut berdiri di hadapan moncong senjata aparat negara sekalipun, tanpa satu bendera primordialisme di belakang mereka. Anak-anak muda itu bersinar bagai seberkas cahaya di malam hari.
Maka kusimpulkan kampus ini sudah terbiasa dengan ancaman. Justru gerakan di UNJ akan terus membesar seiring dengan makin kerasnya sikap penguasa terhadap mahasiswa. Kampus ini seperti hidup dalam sebuah prosa dari seorang kawan di Yogyakarta;
“Kau boleh saja menghancurkan taman bunga, tapi kau tak akan bisa menghalangi datangnya musim semi..”
Aktivis-aktivis di UNJ tak akan pernah bisa dihilangkan dengan mudah. Satu hilang, seribu terbilang. Musim semi akan segera datang, ia akan menumbuhkan bunga-bunga baru yang aromanya tercium harum sampai ke luar. Jangan takut kawan, jangan pernah takut! Karena Wiji Thukul pernah berucap kalau ketakutan hanya akan memperpanjang barisan perbudakan. 
Angkatan dan generasi selanjutnyalah yang akan meneruskan perjuangan angkatan-angkatan sebelumnya. Dan kami tak akan pernah bisa dikalahkan dengan mudah. Akan hadir mahasiswa-mahasiswa dalam sosok baru, wajah baru, juga spirit perjuangan yang baru, yang siap berdiri untuk menentang penguasa yang lalim, meruntuhkan kekuasaan yang dzalim. Selamat datang Musim Semi Universitas Negeri Jakarta. Jadilah bunga-bunga yang bersemi..
Andika Ramadhan Febriansah Cibubur, 17 Mei 2017
9 notes · View notes
clinophilecat · 7 years
Text
A pre-celebration
#NP: I’m So In Love With You - Jill Andrews, Seth Avett
“Menurutmu ini cocok untuknya?”
Satu pertanyaan itu kerap ia ulangi setaip kali ia melihat model yang baru. Semuanya tampak cantik dan sangat pas jika dipakai oleh kekasihnya. Daniel melirik layar telepon genggamnya dan membandingkan wallpaper dengan ada yang tengah ia lihat. Lantas ia ditunjukkan dengan yang baru lagi. Kali ini ada perpaduan beberapa warna dan ia langsung tertegun. Bayangkan saja jika Maddy memilikinya, pasti cantik sekali.
“I’ll take that one.”
Dua jam kemudian, ia sudah berada di aula fakultas tempat Maddy kuliah—yang mana tak jauh dari fakultasnya—sambil membawa bunga daisy putih, krisan ungu kecil dan tiga tangkai mawar merah dalam satu buket. Ia sudah tidak sabar untuk memberikannya kepada Maddy.
Hari itu adalah hari kelulusan kekasihnya, jadi tentu saja semua harus spesial. Daniel yang baru masuk langsung menarik napas dan segera mencari tempat duduk. Ditunggunya nama Maddy dipanggil dan setelah gadis itu dinyatakan lulus, Daniel langsung berdiri sambil tersenyum. Mata mereka bertemu dan langsung saja jantungnya berdetak cepat. Selalu seperti itu walaupun mereka sudah cukup lama berkencan.
“Danyul!” Maddy menghambur ke pelukannya setelah para wisudawan keluar gedung dan serta-merta Daniel mengangkat sang gadis dan berputar satu kali. “Is that for me?” tanya dara Lovett itu.
“Uhuh. Tapi kamu lebih cantik dari bunganya,” ujar Daniel seraya memberikan buket itu kepada gadisnya dan langsung disenggol oleh yang menerima karena orangtuanya sedang ada di tempat. Ucapan-ucapan selamat berdatangan dan tentu saja Barbara cukup heboh dengan pelukan dan cium-pipi-kanan-kirinya. Mereka juga bahkan difoto; dan foto itu, dengan foto-foto yang lain, nantinya dipajang di mading kelulusan selama satu minggu.
“Maddy, Daniel... jangan lupa ya nanti malam. 7PM sharp!” ujar Nyonya Lovett yang datang bersama suaminya.
Pemuda Weiland yang membalas dengan anggukan dan senyuman itu lantas digandeng oleh Maddy yang dengan semangat berkata, “Yes, Mom! Ayo, Danyul! Kita kembali dulu ke apartemen, aku ingin bersih-bersih.” Weiland itu hanya tersenyum geli melihat betapa antusiasnya sang gadis akan acara makan malam nanti malam. Hype kelulusan masih sangat terasa.
 Tidak lama, keduanya sudah sampai ke studio apartemen tempat mereka tinggal bersama. Daniel langsung mendaratkan banyak ciuman mesra di wajah kekasihnya. “Aku sangat bangga padamu, Maddy! Bagaimana rasanya lulus? Apa menurutmu sama seperti kelulusan SMA?” Pertanyaan Daniel disambut dengan kekehan dan balasan kecupan di pipi dan leher.
“Rasanya? Sangat lega! Tidak ada beban dan akhirnya akan akan menghadapi dunia pekerjaan... ah, mungkin akan berat.”
“Masa? Kau pasti mudah mendapatkan pekerjaan, Maddy. Percaya dirilah saat wawancara pekerjaan nanti.”
“Menurutmu aku bisa? Bekerja, bukan kuliah?”
Daniel mengacak-acak rambut sang gadis dan segera menyuruhnya bersih-bersih sementara ia membuatkan smoothies buah sebagai camilan yang mana adalah sebuah dalih agar Maddy tidak menanyakan atau curiga akan keberadaannya. Lima menit setelah Maddy di kamar mandi, Daniel langsung mempersiapkan semuanya di atas kasur agar kejutannya lah yang pertama kali Maddy lihat.
Dan begitulah kenyataannya.
“Danyul?” panggil Maddy yang kepala dan badannya berbalutkan handuk putih basah. “Itu... apa? Kok ada gaun dan sepatu? Kotak itu apa, Nyul?” Gadis itu mendekati ranjang dan menyentuh gaun berwarna putih dengan pita biru di bagian pinggangnya. Matanya tertuju pada strapped high heels berwarna biru gelap dengan bahan velvet yang nyaman. “Danyul?” Yang dipanggil akhirnya datang dan tersenyum.
“Tentu saja itu hadiah kelulusanmu, Maddy. Apa lagi? Apa kau suka?”
“For me? Like, for real, Danyul?”
“Iya, aku nggak bohong. Dan yang di kotak ini spesial.”
Daniel membuka kotak itu pelan dan sebuah liontin dengan bandul clover berdaun empat—tanda keberuntungan—dan sebagi pengganti daunnya, batu mulia berwarna hijau, biru, merah, dan putih ditahtakan di bentuk daun tersebut. “For good luck in the future.” Pemuda Weiland itu memposisikan diri di belakang sang gadis dan mulai mengalungkan liontin itu di leher Maddy.
“It’s pretty...”
“You’re pretty.”
“Danyul... thank you so much. I don’t know what to say. I just, thank you, Nyul.”
Akhirnya mereka saling bertatapan lagi dan pemuda itu tersenyum sebelum berkata, “I know what to say:
 I know you had a very rough time on finishing your research. I know you were very tired and on some points, you said you just want to leave it for a few days but you knew you couldn’t. I know you needed a lot of support and I always supported you when you had your bad days. I know you missed your parents and wanted to go home. I know you just wanted to lie on bed and sleep whenever you got back from class. I know you really wanted to finish your duty and feel free at last; making everyone who supported you proud.
 You did it.
You finished it and you made all of us—family and friend—proud of you.
You made you proud of yourself.
 I know you are strong and able to face what life has in stock for you. I know you. I know I am very proud of you, and I love you. Congraduation, Maddy.”
 Penuturan panjang yang hampir mirip surat itu diakhiri dengan sebuah ciuman manis di bibir dan pelukan hangat. “You really do know me, Coach,” ujar Maddy yang sontak membuat Daniel tertawa. “I love it. Everything that you have for me and said. I love you, Mr. Weiland. Thank you!”
   “Umm, Maddy? I think I also know that we don’t really need these until 6:20.” Tangan yang selalu dibilang jahil oleh sang gadis melepaskan kain putih tebal yang membuat kulit putih Maddy terasa dingin karena lembabnya tadi.
“I thinnk I know that too, Danyul. Is it another present?”
“It sure is.”
1 note · View note
yashikamaroon · 5 years
Link
0 notes
adwiyatunnafisah · 8 years
Text
Membina: Bukan Sekedar Pengajaran #2
Namun perubahan yang menurut saya cukup signifikan ketika saya sudah belajar di psikologi, karena lebih mengetahui pengetahuan tentang anak dan cara mendidik secara menyeluruh. Setidaknya ada beberapa hal yang saya jadikan patokan dan beberapa nilai yang saya perhatikan dalam pengajaran.
Susah-susah gampang memang mengajar kelas yang rentang usianya cukup beragam, mulai dari usia 2,5 tahun sampai 12 tahun. Total (jika lengkap) anak-anak saat ini, 14 anak. Enam anak usia 2,5-6 tahun, dua anak usia 7-8 tahun, dan enam lainnya usia 9-12 tahun. Ketiga kelompok usia ini tentunya berbeda, anak kelompok yang lebih kecil akan sangat aktif dari mulai sampai berakhirnya pengajian, mulai dari menggelayut di leher, berebut dipangku, nangis, memperebutkan pensil atau buku, sampai memanggil-manggil gurunya yang Cuma satu ini dan tidak berhenti kalau tidak ditanggapi “Kak mia.. kak mia.. kak mia.. kak miaaa”. Kelompok kedua cenderung tidak aktif dalam bentuk fisik, tapi usilnya minta ampun, teman yang satu sedang mengaji, yang lain menarik-narik jilbab temannya, kemudian usil menggelitiki telapak kaki teman yang lebih besar, setelah itu? Mulai deh gurunya yang repot melerai kalau mulai ada yang bertengkar. Kelompok ketiga, kelompok paling besar, yang sudah mulai menuju remaja sudah tidak usil dan aktif, tapi kerjaannya nge-go-sip sambil memamerkan follower, atau  mainan terbaru milik mereka. “Eh si A kan kemarin suka sukaan sama si B tau, Aku follower instagramnya udah 25 dong, eh kan si C di film mermaid pacaran sama si Z” Gurunya? Telinganya harus multitasking sambil mendengarkan obrolan mereka, kalau sudah mulai “keluar batas”, mau tidak mau harus ditegur.  Belum lagi kalau sudah mulai ada kecemburuan sosial, “Kakak lebih sayang sama yang kecil-kecil ih” “kakak, itu caca ga diomelin sssih”. Duh, menjadi wajib diakhir pengajian semuanya harus dijelaskan dan dipahamkan.
Dalam proses pengajaran, saya memperhatikan beberapa hal dan menerapkan beberapa prinsip dan nilai.
1.      Its Our Class!
Meskipun mereka belum dewasa, saya mencoba menghargai pendapat mereka semua. Melibatkan semua anak dan membangun rasa kepemilikan kelas akan memudahkan mereka dalam menentukan kontrak belajar.  Kontrak belajar diusahakan diperbarui setiap setahun sekali, seperti peraturan makan ketika belajar, hukuman untuk mengganggu temannya, sampai kepada uang kas kelas. Untungnya memakai kontrak belajar yang sudah mereka sepakati dan ajukan sendiri adalah mengajarkan mereka tentang konsisten dan bertanggungjawab atas apa yang mereka telah sepakati. Meskipun mereka masih anak-anak, saya berusaha untuk melibatkan semua anak sesuai dengan porsinya.
 2.      Apresiasi
Setiap hari sebelum pulang, semua anak akan melingkar dan akan diberikan apresiasi berupa ‘Prok prok wush’ atau ‘Tepuk Love’ untuk masing-masing anak. Apresiasi ini diberikan kepada anak-anak yang menjalankan sholat 5 waktu, atau untuk kebaikan-kebaikan yang telah mereka lakukan hari ini seperti membantu ibu menjaga adik, membuang sampah di tempatnya, sholat dhuha, memakai jilbab, bersedekah, dan lain-lain sesuai dengan usia anak.
Untuk anak yang lebih kecil, standard akan diturunkan sesuai dengan kemampuannya, misalnya untuk usia anak 3 tahun, cukup sholat maghrib bersama ibunya akan diberikan prok-prok wush, sedangkan untuk anak usia yang lebih besar sudah harus menjalankan 5 waktu. Selain prok-prok wush, lawan prok-prok wush adalah tepuk semangat. Tepuk semangat akan diberikan kepada anak yang menunjukkan proses yang tidak lebih baik dari hari sebelumnya, misalnya anak usia 11 tahun yang biasanya shalat 5 waktu, ia shalat 4 waktu. Dengan sendirinya mereka tahu bahwa mereka harus meningkatkan shalatnya di hari selanjutnya agar mendapatkan prok-prok wush.
3.      Punishment
Selain apresiasi, punishment juga diberikan kepada anak, tujuannya agar perilaku yang tidak diinginkan bisa turun frekuensinya atau bahkan hilang. Punishment yang diberikan biasanya berupa harus pulang terakhir, tidak diberikan apresiasi (langsung pulang), menunggu di luar beberapa waktu atau diberikan surat (berupa sticky notes) yang akan diberikan kepada orangtua mereka.  Punishment diberikan untuk anak-anak yang mengganggu temannya dan tidak ingin minta maaf, merusak barang temannya, atau hal-hal lain yang melanggar peraturan yang telah ditetapkan sebelumnya.
4.      Refleksi
Refleksi diri biasanya dilakukan dengan cara sederhana, biasanya hal ini dilakukan seminggu  sekali, atau jika ada hal-hal luar biasa yang terjadi saat proses pembelajaran. Tujuannya agar anak sadar akan momen-momen yang terjadi saat belajar mengajar dan dapat mengambil hikmah dari kejadian tersebut.
“Hari ini apa ya yang harus diperbaiki?”
“Sholatnya ga boleh sambil bercandaaaa”
“Ngomongnya ga boleh kasaaaar”
“Jadi boleh ga yaa kita sholat sambil bercanda?”
“Ngga boleeeeh”
“kenapa yaa?”
“soalnya mengganggu temaaaaan”
“Boleh diulang ga yaaa minggu depaan?”
“Ga boleeeeeh”
“Oke, berarti kita sepakat ya, minggu depan semua sholatnya tertib?”
“Iya kaaak”
Karena membina bukan sekedar pengajaran, tentu proses belajar mengajar jadi lebih bermakna dan mengasyikkan.
To be continued
3 notes · View notes