Tumgik
#kebatilan
mnwlife · 22 days
Text
#NASEHAT_SYAIKH
Syaikh Prof. Dr. Abdus Salam As Suhaimi حفظه الله [Penulis kitab Kun Salafiyyan alal Jaadah] mengatakan:
"Jika manusia membencimu karena engkau menjelaskan kebenaran kepada mereka, maka itu lebih baik bagimu dari pada mereka mencintaimu karena engkau menghiasi [mendukung] kebatilan untuk mereka".
Sumber: Ustadz Alif El Qibty hafidzahullah
67 notes · View notes
mamadkhalik · 18 days
Text
Mengurangi
Saat awal-awal hijrah, saya pikir perlu ada perubahan total semua aspek kehidupan. Dari ubah penampilan, tidak salaman lawan jenis, puasa senin kamis, dan list amal yaumi seperfect lainya.
Hasilnya? Gagal total hehehe.
Akhirnya, saya menemukan kata kunci dalam merubah hidup adalah dengan mengurangi.
Semua dimulai dari mengurangi hal-hal yang berpotensi melakukan dosa. Karena bisa jadi kemaksiatan yang kita lakukan itu menutupi keberkahan dan malas beribadah.
Dari mengurangi interaksi lawan jenis, mengurangi tebar pesona, mengurangi makan, mengurangi gibah, dan lain-lainya.
Tentu konsep mengurangi ini tak mutlak, perlu diiringi penambahan amal-amal sholeh, cuma porsi lebih sedikit. Untuk ini sudah saya bahas di tulisan sebelumnya.
Bagi saya dengan konsep mengurangi ini jadi lebih memudahkan di pikiran. Hanya pelan-pelan dan cari subtitusi. Sulit kalau harus berubah dalam satu hari.
Pasca covid ini saya coba memulai mindset yang sama. Karena sekarang udah mulai capek dengan amanah lemak yang menggangu tahiyat akhir dan rukuk.
Pelan-pelan mengurangi lagi. Agar ibadah menjadi mantap dan jiwa raga siap berjihad menghadapi kebatilan. Takbir!
Sumeleh Coffee & Tea, 04 September 2024
32 notes · View notes
auliasalsabilamp · 6 months
Text
Straight Path
Ketika kamu mengikuti sunnah,
Banggalah dan angkat kepalamu bersamanya,
Jangan malu untuk mengikuti sunnah,
Jangan malu menutup wajahmu,
Jangan malu memakai hijab,
Jangan malu ketika kamu menjaga kesopanan,
Jangan malu diatas jalan yang haq,
Malulah ketika berada diatas kebatilan,
Malulah atas kesalahan yang dilakukan,
Jika kamu berjalan diatas kebenaran,
Angkat kepalamu!
9 notes · View notes
abubuaa · 1 year
Text
Kita tidak boleh berhenti
Tumblr media
Sayyid Quthb Rahimahullah mengatakan, "Mereka para penegak da'wah tidak boleh berputus asa dan memperbaiki jiwa dan menanamkan respon baik dari hati orang yang dida'wahi. Meski apapun pengingkaran dan pendustaan yang dihadapi. Meski penolakan dan pembangkangan seperti apapun yang muncul. Jika seratus kali, da'wah belum sampai kepada hati. Mungkin akan sampai pada seratus satu kali. Jika seribu kali, da'wah belum masuk di dalam jiwa. Mungkin akan masuk pada seribu satu kali. Dan seterusnya.. Jalan da'wah ini bukanlah perjalanan yang lembut dan mudah. Di sana ada puing-puing kebatilan dan kesesatan. Taqlid dan kebiasaan yang bersemayam dalam hati, yang harus disingkirkan secara perlahan-lahan dengan berbagai cara. Semua lokasi yang sensitif harus disentuh.... " (Fi Zilal Al - Quran, 4/2394)
Kelesuan dan rasa putus asa terkadang menghampiri para juru da'wah saat belum adanya hasil dari apa yang di da'wahi.
Padahal kita tidak akan pernah tau dari sekian banyak ungkapan dan kata-kata maupun ajakan yang kita sampaikan yang mana akan sampai dan menyuntuh hati mereka.
Tetapi perlu kita yakini bahwa kata-kata itu sudah terekam, ia akan melekat dalam benak seseorang dan itu akan muncul kembali di waktu yang berbeda bahkan bisa jadi jauh setelah ungkapan itu di sampaikan.
Ibarat menebar benih, kebaikan itu akan tumbuh dengan seiring berjalannya waktu dan dimana tempat ia jatuh.
Apa yang kita sampaikan sebagai juru da'wah bisa jadi belum menuai hasilnya sekarang, dan kita belum memiliki kemampuan untuk memastikan, tetapi yakinkanlah di dalam hati bahwa di suatu waktu yang mungkin kita sendiri tidak tau kapan, disaat apa dan melalui lisan siapa, da'wah kita mampu tersampaikan dan menyentuh hati mereka.
Kita tidak boleh berhenti dari jalan ini hanya karena kalah dari rasa sabar atas penyampaian kita kepada yang kita da'wahi belum memberikan hasil.
Tersebab semua perjalanan ini membutuhkan waktu, jangan hentikan lisan dalam menyampaikan ungkapan dan kata-kata yang baik kepada mereka yang kita da'wahi.
Kita coba menata kembali hati, keikhlasan, ketulusan, cinta dan sabar didalam diri kita. Terus do'akan mereka dan diri kita.
Benih itu akan tumbuh menjadi pohon yang berbuah dan membawa manfaat yang banyak bagi orang lain, dan kita akan dibuat menangis bahwa pohon berbuah yang bermanfaat itu benih yang pernah kita eluhkan dahulu.
Optimislah..
Bukankah kita hanya diajarkan untuk terus berjuang?
47 notes · View notes
maharindu · 7 months
Text
Ada 3 point yang paling berkesan bagiku...
Tumblr media
Meskipun buku ini cenderung bernuasa spirit positif dan progresif mungkin kurang cocok dengan orang tipe "yang penting ngalir aja" wkwk tapi ga ada salahnya lah ya dapet cara pandang baru, biar hidupnya ada gregetnya dikit wkwk...
1. Amar ma'ruf nahi mungkar
Islam mengajarkan bahwa upaya penyelesaian masalah tidak selalu harus dilakukan dengan membidik masalah, tapi bisa juga dengan mendatangkan kebenaran.
"Telah datang kebenaran dan telah tersingkir kebatilan dan sungguh kebatilan itu pasti tersingkir (QS. Al-Isra : 81)
Ya ternyata kita bisa melakukan nahi mungkar dengan amar ma'ruf
Daripada terfokus membongkar keburukan, lebih baik fokus menyirami dengan kebaikan. Kebaikan itulah yang harus kita yakini menjadi sesuatu yang yang akan membasuh semua borok-boroknya
2. Prioritas amal
Yang diinginkan islam untuk diprioritaskan adalah pada amalan baik bukan pada sedikitnya dosa.
"Barang siapa yang berat timbangan pahalanya, maka ia akan mendapatkan tempat tinggal yang memuaskan di akhirat" (QS. Al-Zalzalah)
Dan barang siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka tempatnya adalah di neraka hawiyah" (QS. Al-Qari'ah)
3. Cinta
Jangan terburu mengajarkan pada anak tentang larangan ini itu. Karena tidak akan menumbuhkan kesadaran dan hanya menimbulkan rasa takut tanpa diiringi rasa cinta sehingga menganggap ibadah hanya sebatas rutinitas kewajiban saja bukan karena penghambaan atas dasar cinta.
5 notes · View notes
sabaryangindah · 1 year
Text
4 Fawaid Hadist Kemuliaan Zikir “Hasbunallah wa Ni’mal Wakiil”.
عن ابْنِ عَبَّاس رضي اللَّه عنهما قال : «حسْبُنَا اللَّهُ ونِعْمَ الْوكِيلُ قَالَهَا إبْراهِيمُ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم حينَ أُلْقِى في النَّارِ ، وَقاالهَا مُحمَّدٌ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم حيِنَ قَالُوا: «إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إيماناً وقَالُوا : حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوكِيلُ »
وفي رواية له عن ابْنِ عَبَّاسٍ رضي اللَّه عنهما قال : « كَانَ آخِرَ قَوْل إبْراهِيمَ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم حِينَ ألْقِي في النَّارِ « حسْبي اللَّهُ و وَنِعمَ الْوَكِيلُ » .
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma, ia berkata bahwa “hasbunallah wa ni’mal wakiil” adalah perkataan Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam ketika beliau dilemparkan ke dalam api. Sedangkan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan kalimat tersebut dalam ayat,
إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
“Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,” maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allaah menjadi Penolong kami dan Allaah adalah sebaik-baik Pelindung”.
(HR. Bukhari no. 4563)
Dalam riwayat Bukhari pula dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata: Ucapan Nabi Ibrahim yang terakhir sekali ketika beliau dilemparkan ke dalam api yaitu: Hasbiallah wa ni’mal wakil artinya: “Cukuplah Allaah itu sebagai penolongku dan Dia adalah sebaik-baik pelindung.”
Faedah Hadist
Hadist ini memberikan faedah-faedah berharga, di antaranya;
1. Kalimat zikir “Hasbunallah wa Ni’mal Wakiil” termasuk dzikir sederhana, namun mengandung makna yang luar biasa. Dzikir ini menandakan tentang keutamaan dan kemuliaan bertawakal dan petingnya hal ini bagi setiap hamba, yaitu ia hanya bertawakal pada Allaah Ta’ala, pasrah pada-Nya, dan menjadikan-Nya sebagai tempat bersandar dalam segala urusan, lebih lagi dalam masalah pelik dan susah.
2. Mengambil pelajaran berharga dan contoh yang sangat baik dari para Rasul yang dekat dengan Allaah Ta’ala, bagaimana mereka menghadapi keadaan dan situasi yang sangat sulit dan berbahaya di dunia ini dengan doa dan bertawakal pada Allaah Ta’ala.
Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad ‘alaihimus shalatu was salam adalah khalilurranman (kekasih Allaah ‘Azza wa Jalla), mereka adalah utusan terbaik dan paling berat cobaannya dari sekian para Nabi.
3. Petunjuk dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada para sahabatnya agar mereka rujuk (kembali) pada Allaah Ta’ala, bersandar pada-Nya, sadar bahwa tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari-Nya.
Kalimat “hasbunallah” adalah tanda bahwa hamba benar-benar butuh pada Allaah Yang Mahapemurah dan itu sudah amat pasti. Lalu tidak ada keselamatan kecuali dari dan dengan pertolongan Allaah Ta’ala. Tidak ada tempat berlari kecuali pada Allaah Yang Mahakuasa.
4. Info sangat penting bahwa musuh-musuh para Rasul selalu berusaha mendatangkan gangguan dan bahaya dalam jalan dakwah, juga tentunya hal ini akan berimbas kuat pada para pengikut setia para Nabi, ini adalah sunnatullah bahwa kebenaran dan kebatilan tidak akan bergandengan dan selalu bertentangan sejak dulu kala sampai hari kiamat.
Wallahu Ta’ala A’lam.
Referensi: Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Shalih al Utsaimin dan Kitab Bahjatun Naadziriin Syarh Riyaadhish Shaalihiin karya Syaikh Salim bin ‘Ied Al Hilaliy.
2 notes · View notes
niakurniatiginting · 2 years
Text
Doa Berlindung Dari Empat Hal
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا
Allaahumma innii a’uudzu bika min ‘ilmin laa yanfa’, wa min qolbin laa yakhsya’, wa min nafsin laa tasyba’, wa min da’watin laa yustajaabulahaa.
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, jiwa yang tidak merasa kenyang (puas), dan dari doa yang tidak dikabulkan.
HR. Muslim no. 2722 dari Zaid bin Arqam.
Pelajaran dan faedah:
• Anjuran kepada kita agar senantiasa berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah ta’ala dari empat perkara yang disebutkan di dalam hadits ini.
• Di dalam hadits ini terdapat petunjuk bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam banyak berlindung kepada Allah dari empat keburukan, padahal beliau adalah hamba Allah yang paling bertakwa dan telah mendapat jaminan dari Allah berupa pengampunan terhadap dosa-dosanya yang telah lalu maupun yang akan datang. Maka kita sebagai umatnya yang menginginkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat agar semakin semangat dalam memperbanyak bacaan doa tersebut.
Keterangan:
• Ilmu yang tidak bermanfaat. Maksudnya: ilmu yang tidak mendatangkan manfaat bagi pemiliknya di dunia dan akhirat. Akan tetapi justru ilmu tersebut menjadi bencana dan penyebab kesengsaraan dan kebinasaannya. Dengan sebab ilmu tersebut dia menjadi orang yang tersesat di dunia dari jalan Allah yang lurus, dan di akhirat menyebabkan dirinya disiksa oleh Allah di alam kubur maupun di dalam api neraka. Nau’udzu billah min dzalik.
Beberapa ilmu yang tidak bermanfaat bagi pemiliknya:
• Ilmu Sihir. Mempelajari, mengajarkan dan mempraktekkan ilmu ini hukumnya haram, dan bahkan merupakan kekufuran. Allah ta’ala berfirman: “Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia…”.
(QS. Al-Baqarah [2]: 102).
• Ilmu Kalam dan Ilmu Filsafat. Ilmu ini termasuk ilmu yang tidak bermanfaat karena banyak mudharatnya. Bahkan dapat menjerumuskan orang yang mempelajarinya ke dalam keragu-raguan terhadap suatu kebenaran, kebingungan dan kesesatan.
Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “Tidak akan beruntung selama-lamanya ahli ilmu kalam”.
Imam Syafi’i menegaskan: “Hukuman yang saya tetapkan bagi para ahli ilmu kalam adalah mereka diarak mengelilingi kabilah-kabilah dan dikatakan kepada mereka, ‘ini balasan bagi orang meninggalkan Al-Quran dan As-Sunnah serta menyibukkan diri dengan ilmu Kalam’.”
Imam Malik mengatakan: “Seandainya ilmu Kalam termasuk kategori ilmu (yang disyariatkan) maka tentu para sahabat yang lebih dahulu membahasnya, akan tetapi ilmu Kalam adalah sebuah kebatilan dan mengajak pada kebatilan”.
• Termasuk ilmu yang tidak bermanfaat adalah ilmu syar’i yang bersumber dari Al Quran dan As-Sunnah namun pemiliknya tidak mengambil manfaat darinya; tidak diamalkan, tidak diajarkan dan tidak merubah perangai dan akhlaknya. Bahkan aqidah, ibadah dan muamalahnya bertentangan dengan ilmu syar’i yang dimilikinya itu.
Seorang ulama tabi’in yang bernama Hasan Al-Bashri pernah mengatakan: “Ilmu itu ada dua macam: ilmu yang ada dalam hati, itulah ilmu yang bermanfaat, dan ilmu yang hanya ada pada lisan yang merupakan alasan bagi Allah untuk menyiksa seorang hamba”.
• Hati yang tidak khusyu’. Maksudnya: hati yang tidak mampu menghayati dan merenungkan ayat-ayat Allah dan tidak merasakan ketenangan di dalam hatinya pada saat berdzikir kepada Allah, serta tidak merasa takut kepada-Nya.
Allah ta’ala berfirman dalam beberapa ayat Al-Qur’an tentang ciri-ciri orang yang beriman: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’ad [13]: 28).
Di dalam ayat yang lain Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan hanya kepada Rabblah mereka bertawakkal.”
(QS. Al-Anfaal [8]: 2).
• Doa yang tidak didengarkan oleh Allah. Jika kita berdoa kepada Allah dengan meminta segala hajat dunia dan akhirat, dan ternyata Allah tidak mendengar doa dan permohonan kita, apalagi mengabulkannya, maka ini termasuk musibah dan kerugian yang paling besar yang menimpa kita. sebab kita semua adalah hamba-hamba-Nya yang sangat fakir di hadapan-Nya.
Doa atau permohonan seorang hamba tidak didengar oleh Allah disebabkan beberapa hal, di antaranya:
• Tidak ikhlas dalam berdoa.
• Doa untuk perbuatan dosa dan memotong tali silaturahim.
• Tergesa-gesa agar Allah segera mengabulkan doanya.
• Memperoleh harta dengan cara yang haram, serta mengkonsumsi makanan dan minuman yang haram.
• Meninggalkan kewajiban amar ma’ruf nahi munkar.
• Jiwa yang tidak kenyang. Maksudnya: jiwa yang tidak pernah merasa qona’ah (puas dan cukup) dan tidak bersyukur atas segala nikmat duniawi yang Allah anugerahkan kepadanya. Adapun tidak pernah merasa puas terhadap kenikmatan ukhrawi dan ingin agar selalu ditambahkan kepadanya, maka hal tersebut tidak tercela, bahkan sangat terpuji dan diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya, sebagaimana firman Allah: “…dan katakanlah: Wahai Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan (yang bermanfaat, pent).”
(QS. Thaha [20]: 114).
4 notes · View notes
risalahmuslim · 2 years
Photo
Tumblr media
▶️ Ikutilah kebenarannya, bukan mengikuti orangnya ◀️ Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizahullah (ulama senior di Kerajaan Saudi Arabia saat) berkata: 📘 Jika mereka tidak berada di atas kebenaran, maka kami tidak mengikuti mereka, walau mereka itu manusia yang terbaik. (Syarh Al-Manzhumah Al-Haiah, hlm. 54) ㅤㅤ Ibnu Mas’ud berkata: 📘 “Yang disebut jama’ah adalah jika mengikuti kebenaran, walau ia seorang diri.” (Dikeluarkan oleh Al Lalikai dalam Syarh I’tiqod Ahlis Sunnah wal Jama’ah 160 dan Ibnu ‘Asakir dalam Tarikh Dimasyq 2/ 322/ 13) ㅤㅤ Sebagian salaf mengatakan: 📘 “Hendaklah engkau menempuh jalan kebenaran. Jangan engkau berkecil hati dengan sedikitnya orang yang mengikuti jalan kebenaran tersebut. Hati-hatilah dengan jalan kebatilan. Jangan engkau tertipu dengan banyaknya orang yang mengikuti yang kan binasa” (Madarijus Salikin, 1: 22) ㅤㅤ Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ㅤㅤ « طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ ». فَقِيلَ مَنِ الْغُرَبَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « أُنَاسٌ صَالِحُونَ فِى أُنَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ » ㅤㅤ 📗 “Beruntunglah orang-orang yang asing.” “Lalu siapa orang yang asing wahai Rasulullah”, tanya sahabat. Jawab beliau, “Orang-orang yang sholih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek (amal kebaikannya), lalu orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada yang mentaatinya” ― HR. Ahmad 2: 177. Hadits ini hasan lighoirihi, kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth. ㅤㅤ 💡 Walau terasa asing, namun begitu indahnya bisa berada di atas kebenaran yang dianut sebelumnya oleh Rasul dan para sahabat, yang jauh dari syirik dan bid’ah. Semoga Allah selalu menunjuki kita jalan yang lurus 🙏 https://instagr.am/p/Ckw-dzlNOhx/
3 notes · View notes
efa-april · 2 years
Text
Tumblr media
"Kebatilan adalah musuh abadi KAMMI" –kredo. _Amanah itu akan datang pada siapa saja yg siap_ –pak ketum PP.
Tidak jauh² di generasi zilenial ini selalu dikait²kan dg yg namanya 'benefit', justru disinilah wadah yg menempa kita utk memberikan benefit/kontribusi kita untuk Islam dan negeri. Sebagaimana visi KAMMI itu sendiri: mencetak leader² muslim yg tangguh. Maka, sebenarnya disitulah istimewanya, dikala yg lain masih memikirkan diri sendiri, kita harus berpikir bagaimana impact kita kpd utk orang lain, islam dan bangsa ini. Kebaikan itu akan selalu hidup dan diwariskan, tinggal kita saja mau memilih jalan yg mana, apakah jd bagian atau justru melewatkannya. Semangat para calon pemimpin !!
#reminder💫
[In Frame: KAMMI Malang with ketum PP, ustadz Zaky R.]
Malang | Senin, 22 Rabiul Awwal 1444 H
2 notes · View notes
bayuvedha · 2 years
Text
من ترك الكذب وهو باطل بني له في ربض الجنة، ومن ترك المراء وهو محق بني له في وسطها، ومن حسن خلقه بني له في أعلاها.
"Siapa yang meninggalkan perdebatan, sementara dia berada di atas kebatilan, maka Allah akan bangunkan sebuah rumah baginya di pinggiran surga. Dan barangsiapa yang meninggalkan perdebatan, padahal dia berada di atas kebenaran, maka Allah akan membangun sebuah rumah baginya di atas surga." (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Anas bin Malik).   
2 notes · View notes
sunda-akur · 12 days
Text
- Orang cenderung mencintai orang yang memiliki sifat yang sama dengan mereka:
- "Orang-orang yang telah lulus dari ujian kaumnya dan dari fitnah yang menimpa mereka, demikianlah kisah kaum kahfi (gua).
- Sesungguhnya para pemuda itu, sebagaimana disebutkan oleh para ulama, - ketika melihat apa yang dilakukan kaumnya dalam hal menyembah berhala dan menyembah patung, mereka menyadari dengan jelas bahwa itu adalah sesuatu yang dibuat-buat oleh kaum mereka dari kebatilan, - dan bahwa menyembah Dzat yang menciptakan langit dan bumi adalah hal yang benar.
- Maka mereka pun bersepakat untuk berpisah dari kaumnya dan menarik diri. - Orang pertama di antara mereka duduk di bawah naungan sebuah pohon. Kemudian orang lain datang dan duduk di sampingnya. Kemudian orang lain datang dan bergabung dengan mereka, kemudian orang lain lagi dan orang lain lagi, hingga mereka semua berkumpul bersama, tanpa seorang pun di antara mereka saling mengenal sebelumnya. - Akan tetapi, Alloh mengumpulkan mereka karena hati mereka telah menyatu dalam iman.
- Ibnu Katsir, semoga Alloh merahmatinya, mengomentari kejadian ini dengan mengaitkannya dengan hadits: - "Jiwa-jiwa itu seperti direkrut Para prajurit. - Mereka yang saling mengenal akan rukun, dan mereka yang tidak saling mengenal akan berselisih.'"
- Selesai.
- Demikianlah orang-orang beriman, kesucian teman-teman mereka menentu kan mereka! - Jadi jika Anda melihat diri Anda berteman dengan orang-orang jahat, - periksalah hati Anda, karena seperti kata pepatah, seseorang dikenal dari orang-orang yang berteman dengannya!
0 notes
mamadkhalik · 2 years
Text
Sebuah Pesan Untuk Ikhwah
Akhirnya, ikhwah, sampailah kita pada hari ini. Ketika kita begitu sukar membedakan, manakah dakwah, manakah hasrat, ambisi, dan cita-cita pribadi semata yang tercampur kedalam kerja-kerja dakwah ini.
Sampai pulalah kita, pada masa-masa saat kepercayaan adalah hal yang paling mudah hilang dari jalan dakwah ini. Kita dipaksa bergantung hanya pada tangan sendiri. Kita dipaksa maklum pada dosa-dosa yang mewabah; yang penyebarannya tak bisa kita hentikan lagi.
Di mana-mana kita dengar orang meratap. Di segala arah, kita mendengar para pejuang kini mengeluh; menjadi orang yang teguh pada filosofi awal barisan ini dirapatkan, rupanya, rasanya sudah sama dengan menggenggam bara api.
Sebuah peristiwa besar mengguncang barisan ini. Sebagian berkata, ini sudah biasa. Sebagian lagi memilih diam. Tetapi, dalam hati semua orang, kita sebenarnya tahu: Ini berbahaya. Orang sudah mulai tak percaya omong kosong rilis, atau betapa membualnya narasi-narasi undangan berkumpulnya kita, setiap beberapa bulan sekali.
Yang kita rindukan, adalah ketulusan dakwah, dan kejujuran amanah. Kita bosan, ikhwah, menyaksikan diamnya barisan ini pada ketololan dan kezaliman.
Kita bosan, ikhwah, pada orang-orang yang mulai mirip penjual janji yang setiap lima tahun sekali akan mengotori jalan dengan spanduk kampanye. Kita ini, ikhwah, ingin sekadar berdakwah tanpa atribut yang terlalu meriah.
Kita, ikhwah; adalah orang-orang yang berbaris karena percaya, gerakan ini ingin memenangkan islam, bukan memenangkan hasrat pribadi; atau sekadar menunjukkan betapa mahirnya orang perorang, daerah per daerah, ataupun marhalah per marhalah mana saat memimpin dakwah.
Kita percaya, ikhwah, bahwa barisan ini akan bersikap tegas pada kebatilan. Kita, bukanlah pelacur murahan yang dibayar segera setelah jasanya yang menjijikan itu selesai. Kita akan bergerak menyampaikan islam ini, meskipun kemiskinan, kelaparan, dan tekanan terus mengancam.
Yang butuh uang banyak, selalu adalah lambung dan lidah kita. Yang butuh undangan dan pengakuan penguasa selalu adalah kecilnya panggung kita di hadapan manusia.
Dengan atau tanpa barisan kita, ikhwah, Allah akan tetap memenangkan agama ini. Dengan atau tanpa bendera kita, Allah akan mengutus orang-orang yang tidak diam pada kemungkaran karena sudah keracunan harta dari kemungkaran itu, atau kakinya dibebani dengan dosa-dosa besarnya sendiri yang tak ia mintakan taubatnya.
*
Ikhwah, angkatlah kepalamu. Abaikanlah mereka yang menggonggongimu dengan ancaman kelemahan, atau kemiskinan.
Berpalinglah dari mereka yang menuduh, bahwa dakwah butuh biaya. Selalu, sahabat, yang butuh biaya adalah kelaparan kita, atau keinginan kita untuk hidup mewah sebagai pejabat-pejabat kecil di barisan ini.
Berhentilah ingin tahu kegaduhan apa yang muncul akibat racun-racun jabatan itu telah mengotori barisan kita.
Berhentilah ingin tahu kejahatan apa yang diperdebatkan jauh di atas sana. Pulanglah, ikhwah, ke bumi ini, ke tengah jalan panas dan sepi ini.
Ajaklah orang-orang kepada syaksyiyatul islam, kepada manisnya iman yang menyelamatkan kita dari kemurtadan, atau dari kesesatan zaman ini.
Ajaklah orang-orang bukan kepada seteru yang tak berguna, tapi kepada manisnya syahadat, yang membawa kita pada sebuah titik untuk memulai hidup yang baru.
Sebagai mahasiswa muslim, yang berpikir, dan bertindak merdeka, berhentilah menagih janji dari mereka yang mengaku mengurus barisan ini. Berjalanlah, peganglah tangan saudaramu, dan jagalah mutaba'ah harian mereka.
Teruslah salat bersama mereka, dan kembalilah puasa bersama mereka. Nasihatilah kembali saf-saf kita untuk bangun malam, dan menepati jumlah ayat yang kerap kita baca.
Bacalah Al-Qur'an kembali bersama mereka, perdengarkan lagi janji-janji Allah untuk menolong kita di saat semuanya menjadi berat. Saat semua orang menuding kita adalah teroris, pendusta, orang gila, atau apa saja agar kita berhenti memanggil orang pada kemenangan islam.
*
Kelambanan, kesenyapan, keheningan, dan kepengecutan, kini nyaris menguasai kita. Kita memasuki masa pandemi.
Di masa ini kita memerlukan kepemimpinan yang jelas. Kita membutuhkan panduan yang detail, tetapi ternyata kegamangan dan sikap diam terlalu jauh merusak barisan ini.
Tetapi, jangan peduli. Engkau, ikhwah, tetap memiliki barisanmu sendiri. Di daerahmu sendiri, di wilayahmu sendiri.
Seharusnya, ikhwah, kita mampu mengajak orang pada syumuliatul islam ini. Kepada manhaj yang sederhana ini. Memang, memang! Harusnya itu tugas yang sedang ribut itu. Harusnya ini kewajiban dari sebuah kepemimpinan.
Mengkaderlah. Ajaklah lagi orang kepada dakwah ini dengan atau tanpa narasi dari atas. Narasi kita, ikhwah, telah dirumuskan sejak kita belum ada di barisan ini.
Narasi itu ada pada prinsip dan paradigma barisan ini. Narasi itu masih terpasang rapi pada kredo dan visi misi barisan ini. Narasi itu bahkan telah dijelaskan di dalam manhaj barisan ini, dengan gamblang dan detailnya.
Mengkaderlah; ajaklah orang memenangkan islam. Ajaklah orang memerangi kebatilan, dan tak perlu peduli pada pertengkaran orang.
Kalau nanti orang menakut-nakutimu dengan kelemahan, atau menahanmu karena ancaman menyusutnya jumlah, atau tak lakunya idealisme dijual di zaman ini:
Berpalinglah. Berpalinglah. Kita tumpas generasi itu di ingatan kita. Kita basmi generasi itu dari percakapan kita.
Dan palingkan saja wajahmu pada generasi baru yang akan datang. Pada generasi yang haus ilmu; yang menemuimu, ikhwah, karena ingin bersalat dalam jamaah, karena ingin berdakwah dalam jamaah.
Palingkan wajahmu pada generasi yang baru ini. Yang mau membersihkan dirinya dengan barisan ini, bukan generasi yang justru mengotori dirinya bahkan saat sedang berdakwah.
Kita, ikhwah, adalah barisan dakwah, bukan barisan politik semata. Kita bukan barisan orang-orang yang suka main-main dengan firman Allah atau sumpah yang kita lakukan setiap kali kepemimpinan berganti.
Pengkhianat, sahabat, selalu akan mengintaimu dari belakang. Sedangkan para pengecut selalu akan membebani langkahmu dengan ketakutan mereka sendiri pada dirinya.
Percayalah pada janji Allah saja. Didiklah generasi itu, ikhwah, yang akan menggantikan kepemimpinan beberapa tahun kedepan.
Kita ubah kepemimpinan yang keracunan, yang lemah, pengecut, pragmatis, dan selalu lapar ini, dengan generasi kepemimpinan yang hanya takut kepada Allah, takzim kepada ulama, dan punya harga diri.
Yakinlah, ikhwah, Allah akan menggantimu dengan barisan lain, jikapun engkau tak lagi mampu menjelaskan siapa dirimu di hadapan musuh Allah.
*
Allah akan menggantimu kalau engkau sudah kikir. Sudah tak mau lagi berpeluh-lelah buat barisan dakwah. Allah akan menggantimu dari jalan dakwah ini, kalau engkau sudah merasa butuh selain Allah, sudah mengajak orang kepada selain Allah, di barisan dakwah ini.
Percayalah, ikhwah, akupun dibuat ragu, dengan apa yang terjadi belakangan ini. Tapi untuk Allah sajalah segala kerja ini, kita sampaikan.
Akupun dibuat menangis, dan terpojok karena kepercayaanku sendiri pada ketulusan dan kesucian sahabat-sahabat seperjuangan. Tetapi Allah akan selalu membuktikan, betapa fananya manusia. Betapa sementaranya manusia.
Kita panggil lagi orang-orang yang sudah berpencar itu kepada Allah saja. Kepada islam saja. Menangislah, menangislah, ratapilah nasib barisan ini.
Mereka yang mampu menangis, adalah orang yang masih memiliki rasa malu kepada Allah, yang selalu bertanya-tanya, sedang berdakwahkah kami ini?
Sedang memperjuangkan Allahkah kami ini?
Sedang menyerukan islamkah kami ini?
Menangislah, ikhwah, menangislah.
Panggil sajalah umat ini kepada kemenangan islam, bukan kepada hawa nafsu yang membuat dakwah tampak sekadar meriah.
Menangislah untuk sebuah barisan yang telah lama tidak memanggil orang membaca Al-Qur'an. Menangislah untuk barisan yang sudah lama tidak melawan musuh-musuh Allah, dan sekadar menjual jasa orasi, berhiaskan takbir, dengan harga murah.
Menangislah untuk perzinaan, homoseksual, dan kejahatan-kejahatan syahwat lain yang mulai merebak, dibiarkan, dan dimaafkan atas nama kekurangan orang.
Menangislah untuk percakapan kita di barisan ini, yang seakan-akan sudah jarang menyebut nama Allah, dan begitu ringan untuk menyebut aib saudara sendiri, atau menagih upah atas "jasa menyerukan orang kepada dakwah ini."
Menangislah, untuk berjalan lebih lama, pada dakwah ini.
Saudaramu,
Amar Ar-Risalah.
*
Tulisan Bang Amar saat pandemi ini jadi pengingat kalau pas lagi futur-futurnya. Perlu rasanya untuk membagikan ini kepada ikhwah sekalian, semoga jadi pengingat bersama!
75 notes · View notes
Text
❀ ﷽ ❀* FAKTOR PENGHALANG KEBENARAN * Banyak sebab yang menghalangi seseorang ...
❀ ﷽ ❀ * FAKTOR PENGHALANG KEBENARAN * Banyak sebab yang menghalangi seseorang untuk menerima kebenaran dan lebih memilih tegar di atas kebatilan yang ada pada dirinya. Kebenaran yang dimaksud adalah ilmu yang didasari oleh al-Quran dan as-Sunnah dengan pemahaman para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Berikut di antara faktor penghalang tersebut yang kami sebutkan secara ringkas. Semoga bermanfaat. 1⃣…
0 notes
sajak-qolbu · 1 month
Text
BISMILLAHI WABIHAMDIHI
Dalam jum'at kali ini terasa isi khutbah yang disampaikan oleh seorang khotib sangat menyentuh, karena mungkin sangat sesuai dengan keadaan hidup pada dewasa ini. Dia menjelaskan tentang kedzoliman-kedzoliman yang menjadi kekhawatiran di kalangan semua orang. Dan dia juga menjelaskan dampak-dampak yang akan terjadi ketika kedzoliman-kedzoliman itu apabila tidak dicegah oleh umat manusia, lebih-lebih oleh orang-orang yang mempunyai wewenang dalam mencegah kebatilan tersebut.
Orang yang berbuat dzolim tidak akan di timpa musibah sendirian ketika orang di sekitarnya acuh tak acuh melihat kedzoliman itu terus menerus terjadi, melainkan semua orang akan tertimpa dengan musibah berjamaah. Azab akan di turunkan oleh Allah SWT. kepada orang-orang soleh, orang-orang alim, orang tua, anak kecil dan semua kalangan. karena tidak mau memberantas kedzoliman tersebut.
Dan sang khotib menjelaskan cara-cara menolak sebuah kedzoliman melalui hadits yang di sabdakan oleh Rasulullah saw, yang artinya;
1. Dengan menggunakan tangan
Orang yang mampu memberantas kedzoliman dengan tangannya, maka wajib baginya ketika melihat sebuah kedzoliman agar dia menghentikan kezdoliman tersebut. Biasanya dalam hal ini yang berperan adalah penguasa/pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat dan orang yang mempunyai wewenang.
2. Dengan menggunakan ucapan.
Pada cara yang kedua ini lebih banyak orang yang bisa melakukannya dari pada dengan cara yg pertama. Karena pada dewasa ini banyak para penda'i, para kiai, tuan guru, ustadz-ustadzah yang berperan sebagai pendakwah agama dalam mengajak kepada kebajikan sekaligus mencegah kepada keburukan, yang biasa dalam agama disebut _amar ma'ruf nahi mungkar_.
3. Dengan menggunakan hati.
Orang yang lemah, yang tidak mampu mencegah dengan tangannya dan juga tidak mampu dengan lisannya, maka hendaknya dia menolak kedzoliman itu dengan tidak bertoleransi kepada kedzoliman tersebut. Dia harus menghindari dan membenci suatu kedzoliman.
Cara ini dikatakan adalah cara yang paling lemah atau dikatakan inilah iman terlemah. Jika dikaitkan dalam hadits Nabi yang mengatakan "Orang mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah dari pada orang mukmin yang lemah", maka hadits tersebut bisa di jadikan dalil untuk cara-cara di atas.
Dan masih banayak lagi isi khutbah yang dibacakan oleh khotib yang bernama Ustadz Habibi, QH., S.Pd. I. namun inilah sekilah yang dapat saya simpulkan pada momen ini. Semoga bermanfaat bagi diri dan semua ummat.
Wassalam.
9/08/24
0 notes
Text
*AMANAH ALLOH TA'ALA*
Termasuk akhlaq mukmin yang benar adalah menunaikan amanah, karena sesungguh iman itu mencegah pelakunya dari khiyanat dan menyia-nyiakan kewajiban-kewajiban. Dan Alloh ta'ala telah memuji orang-orang yang menunaikan amanah (ahlu amaanah) dengan perkataanNya,
وَ الَّذِيْنَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ وَ عَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ
*_"Dan orang-orang yang memelihara amanah dan janji mereka."_*
[ Al Mukminun : 8
◼️ *_Apakah amanah itu ?_*
Alloh ta'ala berkata,
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَ الْأَرْضِ وَ الْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَ أَشْفَقْنَ مِنْهَا وَ حَمَلَهَا الْإِنْسَانُ. إنَّهُ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًا
*_"Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi mereka enggan memikulnya karena takut mengkhianatinya, lalu dipikulah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh."_*
[ Al Ahzab : 72 ]
Syaikh Ibnu Katsir rohimahulloh meriwayatkan dari Ibnu Abbas rodhiyallohu 'anhu "Yang dimaksud dengan amanah adalah ketaatan. Alloh ta'ala telah menawarkan kepada makhluk-makhluk itu (langit, bumi dan gunung) sebelum menawarkan kepada Adam alaihissalam. Maka, Alloh ta'ala berkata kepada Adam alaihissalam, 'Aku telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, akan tetapi mereka tidak bersedia memikulnya. Apakah engkau siap memikulnya ?' Adam pun bertanya, 'Wahai Robb, apakah kandungannya ?' Alloh ta'ala pun berkata, 'Jika engkau berbuat baik, maka engkau akan diberi pahala kebaikan, sebaliknya jika engkau berbuat buruk maka engkau akan dihukum (siksa)'. Maka, Adam pun menerima amanat itu."
Dalam perkataannya yang lain Ibnu Abbas rodhiyallohu 'anhu bahwa amanat adalah faroidh (kewajiban-kewajiban). Sedangkan Abul 'aliyah berpendapat bahwa amanah adalah apa-apa yang diperintahkan dan apa-apa yang dilarang oleh Alloh ta'ala. Kemudian syaikh Ibnu Katsir rohimahulloh menyimpulkan bahwa amanat itu adalah tugas, perintah-perintah dan larangan-larangan (Alloh subhaanah).
Maka, amanah adalah semua hal yang dipercayakan (diwajibkan) Alloh 'azza wa jalla atas manusia. Dan sebesar-besar amanah adalah amanah taklif syar'iyyah (kewajiban syar'i). Intinya amanah itu adalah Islam yang disitulah perintah dan larangan Alloh ta'ala disampaikan.
◾ *_Amanah terbesar_*
Amanah Alloh (taklif syar'iyyah) terbesar adalah amanah tauhid yaitu beribadah kepada Alloh saja dan penunaian semua peribadahan yang Alloh ta'ala bebankan kepada seorang hamba. Alloh subhaanah berkata,
وَ مَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَ الْإِنْسَ إلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
*_"Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepadaKu."_*
[ Adz-Dzariyat : 56 ]
.
Tafsirnya, _tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk tujuan yang jelas yaitu beribadah kepadaKu saja bukan kepada selainNya ('ibaadatii wahdii duuna siwaayaa)._
[ Tafsir Al Muyassar ]
Sesuai dengan misi diutusnya para Nabi yaitu menyerukan tauhid kepada seluruh manusia.
*_" Dan sungguh telah Kami utus seorang rosul pada tiap-tiap umat (yang menyeru), ' Ibadahilah Alloh saja dan jauhi thoghut.' "_*
[ An-Nahl : 36 ]
وَ مَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُوْلٍ إِلَّا نُوْحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُوْنِ
*_" Tidaklah Kami utus seorang rosul sebelummu kecuali Kami wahyukan kepadanya tiada ilaah kecuali Aku, maka ibadahilah Aku."_*
[ Ambiya' : 25 ]
Maka, kehidupan seorang hamba haruslah perwujudan atau realisasi dari tauhid. Hanya memberikan seluruh ketaatan dan ketundukan kepada Alloh ta'ala dan menjauhui, membenci, memusuhi segala bentuk kesyirikan. Hanya meninggikan dan komitmen kepada Dienulloh dan berlepas diri dari segala dien selain Dienul Islam. Karena selain Islam adalah kebatilan, kesyirikan dan kekafiran.
◾ *Diantara amanah Alloh ta'ala*
▪️ *_Amanah Ilmu_*
Ilmu dien adalah ilmu yang paling mulia. Ilmu adalah awal sebelum berfikir dan beramal. Dari ilmulah seseorang muslim akan berfikroh, bersikap dan berbuat dengan benar. Sedangkan kebodohan adalah sumber segala penyimpangan. Faktor utama seseorang jatuh pada kemaksiatan, kebid'ahan, kesyirikan dan kekafiran adalah kebodohan. Karena itu salah satu syarat sah syahadat adalah al ilmu.Dengan ilmu itulah seseorang akan benar dalam merealisasikan kalimat syahadat yang diucapkan lisannya.
Jika tidak berilmu, maka lisannya mengucap syahadat tetapi fikroh dan amalnya bertentangan dengan syahadat yang diucapkannya.
Karena itu belajar ilmu dien adalah kewajiban pertama dan utama.Bahkan ia kewajiban setiap muslim. Terutama belajar pokok dien (tauhid), yang dengan tauhid itulah seorang hamba berstatus mukmin secara hakiki.Ilmu tauhid adalah ilmu ma'rifatulloh (mengenal Alloh ta'ala), mengenal kekuasaan, keagungan dan kebesaran Alloh ta'ala. Yang dengan memahami itu, maka seorang muslim akan bertambah takut dan tunduk kepada Alloh 'azza wa jalla. Alloh subhaanah berkata,
أِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
*_"Sesungguhnya yang takut kepada Alloh hanyalah 'ulama' "_*
[ Fathir : 28 ]
Yang dimaksud ulama' (orang-yang berilmu) adalah orang-orang yang mengetahui keagungan, kemulian, kesempurnaan dan kekuasaan Alloh 'azza wa jalla (ma'rifatulloh/tauhid). Dengan begitu ia takut dan bertaqwa kepada Alloh ta'ala.
Karena itulah Alloh ta'ala dan rosulNya banyak memberikan pujian, pahala dan keutamaan para pencari dan pemilik ilmu (dien). Dan orang-orang sholih sangat antusias dan tamak akan ilmu dien.
*_Ilmu adalah pangkal berbagai kenikmatan_*
وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُودَ وَسُلَيْمَانَ عِلْمًا ۖ وَقَالَا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي فَضَّلَنَا عَلَىٰ كَثِيرٍ مِنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ.
*_" Dan sungguh, Kami telah memberikan ilmu kepada Dawud dan Sulaiman; dan keduanya berkata, “Segala puji bagi Alloh yang melebihkan kami dari banyak hamba-hamba-Nya yang beriman.”_*
[An-Naml : 15]
"فإن الله تعالى آتى داود و سليمان من نِعم الدنيا و الآخرة ما لا ينحصر ولم يذكر من ذلك في صدر هذه الآية إلا العلم ليبيّن أنه [ أي العلم ] الأصل في النعم كلها."
( السبكي : ١/٧٣ )
_" Sesungguhnya Alloh telah memberikan kepada Daud dan Sulaiman berbagai nikmat dunia dan akhirat yang tidak terbatas, namun dari berbagai nikmat itu tidak disebutkan di dalam ayat ini selain ilmu, hal itu untuk menjelaskan bahwasanya ilmu itu adalah pokok dari seluruh nikmat."_
[ As Subki : 1/73 ]
*_Keutamaan belajar dan menyampaikan ilmu_*
Dari Anas bin Malik rodhiyallahu’anhu, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam berkata,
نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِي فَوَعَاهَا وَحَفِظَهَا وَبَلَّغَهَا ، فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ ، ثَلَاثٌ لَا يُغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُسْلِمٍ : إِخْلَاصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ ، وَمُنَاصَحَةُ أَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ ، وَلُزُومُ جَمَاعَتِهِمْ ، فَإِنَّ الدَّعْوَةَ تُحِيطُ مِنْ وَرَائِهِمْ
*_“Semoga Alloh memberikan nudhrah (cahaya di wajah) kepada orang yang mendengarkan perkataanku lalu ia memahaminya, menghafalnya, dan menyampaikannya. Berapa banyak orang yang membawa ilmu agama kepada orang yang lebih paham darinya. Ada tiga perkara yang tidak akan dengki hati muslim dengannya: mengikhlaskan amal karena Alloh, menasihati pemimpin kaum muslimin, dan berpegang kepada jamaah mereka karena doa mereka meliputi dari belakang mereka”._*
[HR. Ibnu Majah no. 2498, Shohih Ibni Majah]
*_Ilmu adalah anugrah bagi hamba yang dicintaiNya_*
Al Imam Ahmad Bin Hambal رحمه الله تعالى mengatakan,
العلم مواهب يؤتيه الله من أحب من خلقه وليس يناله أحد بالحسب .
‏ولو كان لعلة الحسب لكان أولىٰ الناس به أهل بيت النبي ﷺ.
*_"Ilmu adalah karunia yang Alloh berikan kepada siapa yang Dia cintai daripara hamba-Nya. Tidaklah seseorang mendapatkannya karena sebab keturunan yang mulia._*
*_Jika seandainya ilmu itu diperoleh karena faktor keturunan, niscaya yang pantas mendapatkan ilmu dari kalangan manusia adalah ahli bait Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam."_*
[Thobaqot Al-hanabilah (1/75)]
*_Perkataan salaf tentang ilmu_*
🔶 Umar bin Al Khoththob radhiyallahu anhu berkata :
مَوْتُ اَلْفِ عَابِدٍ اَهْوَنُ مِنْ مَوْتِ عَالِمٍ بَصِيْرٍ بِحَلَالِ اللَّهِ وَحَرَامِهِ
*_"Matinya seribu ahli ibadah lebih ringan daripada kematian satu orang ‘alim yang faham halal dan haram terhadap hukum Allah”_*
[Miftah Daaris Sa’aadah, Ibnul Qoyyim 1/398]
🔶 Abdullah bin Mas’ud rodhiyallohu anhu berkata ;
عَلَيْكُمْ بِالْعِلْمِ قَبْلَ اَنْ يُرْفَعَ وَرَفْعُهُ هَلَاكُ الْعُلَمَاءِ فَوَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَيَوَدَّنَّ رِجَالٌ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللَّهِ شُهَدَاءَ اَنْ يَبْعَثَهُمُ اللَّهُ عُلَمَاءَ لِمَا يَرَوْنَ مِنْ كَرَامَتِهِمْ وَإِنَّ اَحَدًا لَمْ يُوْلَدْ عَالِمًا وَإِنَّمَا الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ
*_“Hendaklah engkau belajar ilmu sebelum ilmu itu diangkat dan diangkatnya ilmu itu dengan wafatnya para ulama , maka demi yang jiwaku berada di tangan Nya, sungguh orang orang yang mati di jalan Alloh sebagai syahid berkeinginan untuk dibangkitkan sebagai ulama karena mereka melihat kemuliaan para ulama, dan sesungguhnya seseorang itu tidak dilahirkan dalam keadaan berilmu, sesungguhnya ilmu itu dipelajari."_*
[Miftah Daaris Saadah, Ibnul Qoyyim 1/397]
🔶 Salman al Farisi rodhiyallohu anhu berkata :
اَلْعِلْمُ كَثِيْرٌ وَالْعُمْرُ قَصِيْرٌ فَخُذْ مِنَ الْعِلْمِ مَا تَحْتَاجُ إِلَيْهِ فِيْ أَمْرِ دِيْنِكَ.
*_“Ilmu itu banyak sedangkan umur itu pendek (terbatas), maka ambillah ilmu (yang terpenting) yang engkau butuhkan dalam urusan agamamu.”_*
[Shifatush Shofwah, 1/546]
🔶 Dari Kumail bin Ziyad An Nakho’I berkata : Ali Bin Abi Tholib menarik tanganku, dia membawaku keluar kearah padang pasir, sesampainya di tempat yang luas dia menghela nafas, kemudian berkata :
يَا كُمَيْلُ بْنَ زِيَادٍ الْقُلُوبُ أَوْعِيَةٌ فَخَيْرُهَا أَوْعَاهَا، وَاحْفَظْ مَا أَقُولُ لَكَ: النَّاسُ ثَلَاثَةٌ: فَعَالِمٌ رَبَّانِيٌّ، وَمُتَعَلِّمٌ عَلَى سَبِيلِ نَجَاةٍ، وَهَمَجٌ رَعَاعٌ أَتْبَاعُ كُلِّ نَاعِقٍ، يَمِيلُونَ مَعَ كُلِّ رِيحٍ، لَمْ يَسْتَضِيئُوا بِنُورِ الْعِلْمِ، وَلَمْ يَلْجَئُوا إِلَى رُكْنٍ وَثِيقٍ. الْعِلْمُ خَيْرٌ مِنَ الْمَالِ، الْعِلْمُ يَحْرُسُكَ، وَأَنْتَ تَحْرُسُ الْمَالَ، الْعِلْمُ يَزْكُو عَلَى الْعَمَلِ، وَالْمَالُ تُنْقِصُهُ النَّفَقَةُ، وَمَحَبَّةُ الْعَالِمِ دَيْنٌ يُدَانُ بِهَا
*_“Wahai Kumail bin Ziyad, hati itu adalah bejana, dan sebaik baiknya adalah yang paling banyak menampung (ilmu). Ingatlah apa yang akan aku katakana kepadamu, manusia itu ada tiga golongan, orang berilmu yang sholih (robbani), orang yang terus belajar pada jalan keselamatan, dan orang jahat dan awam, dia mengikuti setiap yang bersuara, selalu berayun kemanpun angin bertiup (tidak punya pendrian), hidupnya tidak disdinari cahaya ilmu, tidak pula berlindung pada pondasi yang kuat. Ilmu itu lebih baik dari harta, ilmu yang menjagamu, sedangkan harta, engkau yang menjaganya. Ilmu itu bertambah ketika diamalkan sedangkan harta berkurang bila diinfakkan. Ilmulah yang menghukumi, sedangkan harta yang dihukumi. Mencintai ahli ilmu adalah bagian dari agama, yang berpahala..”_*
[Al Hilyah, Abu Nu’aim 1/79]
🔶 Imam Al Hasan Bashri rohimahulloh berkata ;
لَأَنْ أَتَعَلَّمَ بَابًا مِنْ الْعِلْمِ فَأُعَلِّمَهُ مُسْلِمًا أَحَبُّ إلَيَّ مِنْ أَنْ تَكُونَ لِي الدُّنْيَا كُلُّهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ تَعَالَى
*_“Sungguh aku mempelajari satu bab Ilmu lalu aku ajarkan kepada seorang muslim itu lebih aku cintai daripada aku memiliki dunia dan seluruh isinya lalu saya infaqkan di jalan Alloh ta’ala”_*
[Al Majmu’ Syaroh Al Muhadzdzab, An Nawawi]
🔷 Dalam gubahan sya’irnya Imam Syafi’i rahimahulloh berkata :
تَعَلَّمْ فَلَيْسَ الْمَرْءُ يُوْلَدُ عَالِـمًــا
وَلَيْسَ أَخُوْ عِلْمٍ كَمَنْ هُوَ جَاهِـلُ
وَإِنَّ كَبِيْرَ الْقَوْمِ لَا عِلْمَ عِـنْـدَهُ
صَغِيْرٌ إِذَا الْتَفَتْ عَلَيْهِ الْجَحَافِلُ
وَإِنَّ صَغِيْرَ الْقَوْمِ إِنْ كَانَ عَالِمًا
كَبِيْرٌ إِذَا رُدَّتْ إِلَيْهِ الْمَحَـافِـلُ
_“Belajarlah, karena tak seorangpun dilahirkan berilmu_
_Dan tidaklah orang yang berilmu seperti orang bodoh_
_Biarpun pembesar bangsa tapi tidak berilmu_
_Ia kecil ketika pasukan mengepungnya_
_Biarpun orang kecil tapi berilmu_
_Ia besar ketika banyak orang merujuk kepadanya”_
[Ad-Diwan As-Syafi’I hal. 69]
Itulah kemuliaan ilmu yang para salaf antusias kepadanya dan menjadi mulia dengannya. Hendaklah setiap muslim mengikuti jejak mereka.
◼️ *_Amanah dakwah dan jihad dijalan Alloh ta'ala_*
Dua pilar penting tegaknya Islam adalah dakwah ilalloh dan jihad dijalan Alloh ta'ala. Keduanya tidak bisa dipisahkan dan saling mendukung. Dakwah adalah pencerahan dari gelap menuju cahaya terang. Proses pelenyapan kebodohan menuju pengetahuan. Proses eliminasi syirik, bid'ah dan maksiat menuju tauhid, sunnah dan ketaatan. Sedangkan jihad dijalan Alloh ta'ala adalah proses penghancuran penghalang-penghalang dakwah sehingga seluruh manusia bisa mendengarkan dakwah, baik dengan sukarela atau terpaksa. Jihad bisa dikatakan sebagai pengawal dakwah.
Begitu banyak perintah Alloh ta'ala didalam Kitabulloh terkait kedua tugas atau kewajiban ini.Kewajiban yang merupakan inti menolong Dienulloh supaya tegak dimuka bumi. Sekaligus keduanya adalah bagian dari perintah Alloh amar ma'ruf nahi mungkar. Dan amar ma'ruf nahi mungkar adalah sifat asasi orang-orang mukmin. Alloh ta'ala berkata,
وَ ادْعُ إِلَى رَبِّكَ
*_"Dan serulah (manusia) menuju (jalan) Robbmu."_*
[ Al Qoshosh : 87 ]
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا كُوْنُوْا أَنْصَارَ اللّٰهَ
*_"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penolong-penolong (agama)..."_*
[ Ash-Shof : 14 ]
*_"Kalian adalah umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, kalian mengajak kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar dan kalian beriman kepada Alloh."_*
[ Ali Imron : 110 ]
*_Dan orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain, mereka mengajak kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar..."_*
[ At-Taubah : 71 ]
*_Wahai Nabi, jihadilah orang-orang kafir dan munafik, bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah jahannam dan (jahannam) adalah tempat yang seburuk-buruknya."_*
[ At-Tahrim : 9 ]
Sangat banyak ayat yang memerintahkan dan menyebutkan keutamaan dakwah dan jihad.
▪️ *_Keutamaan dakwah dan jihad_*
Alloh ta'ala berkata,
🔸 *_"Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang saling berpesan dalam kebenaran dan saling berpesan dalam kesabaran."_*
[ Al Ashr : 1-3 ]
Tafsirnya, *_Alloh ta'ala bersumpah dengan masa bahwa bani Adam sungguh dalam kebinasaan dan kerugian (tidak boleh seorang hamba bersumpah dengan selain Alloh, karena bersumpah dengan nama selain Alloh ta'ala adalah kesyirikan), kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholih dan saling berpesan sebagian mereka dengan sebagian yang untuk berpegang teguh (istimsak) pada al haq dan beramal dengan mentaati Alloh serta bersabar atas hal itu._*
[ Tafsir Al Muyassar ]
🔸 Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam juga berkata,
من دعا إلى هدًى ، كان له من الأجرِ مثلُ أجورِ من تبِعه ، لا يُنقِصُ ذلك من أجورِهم شيئًا . ومن دعا إلى ضلالةٍ ، كان عليه من الإثمِ مثلُ آثامِ من تبِعه ، لا يُنقِصُ ذلك من آثامِهم شيئا
*_"Barangsiapa yang mendakwahkan al huda (ajaran agama yang benar), maka ia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Barangsiapa mendakwahkan kesesatan, maka ia akan mendapatkan dosanya dan dosa orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun"._*
[HR. Muslim no. 2674]
🔸Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam berkata:
مُعَلِّمُ الخَيْرِ يَسْتَغْفِرُ لهُ كُلُّ شيءٍ حتى الحيتانُ في البحارِ
*_"Orang yang mengajarkan kebaikan, dimintakan ampunan oleh semua makhluk sampai-sampai oleh ikan di laut"._*
[HR. Ath Thobroni dalam Al Ausath [2/85], shohih dalam Silsilah Ahadits Shohihah no. 3024]
عن أبى رافع قال , قال النبى صلى الله عليه وسلم لَأَنْ يَهْدِىَ اللَّهُ على يَدَيْكَ رَجُلاً خَيرٌ لَكَ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيهِ الشَّمْسُ وَغَرَبَتْ
🔸 Dari Abi Rofi dia berkata bahwa Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam telah berkata:
*_"Jika ditunjukkan seorang manusia mengikuti jalan Allah melalui daya usahamu, ia adalah lebih baik daripada bersedekah dengan semua harta benda dari naiknya matahari hingga terbenamnya matahari."_*
[HR At-Thobroni No: 18250]
🔸 Dalam hadis yang lain, dari Sahal bin Sa'ad rodhiyallohu 'anhu, Rosululloh berkata:
فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِىَ اللَّهَ بِكَ رَجُلٌ وَاحِدٌ خَيْرٌ لَكَ مِنْ حُمْرِ النَّعَمِ
*_"Demi Alloh, bila ada satu orang saja yang mendapat petunjuk melalui dirimu maka itu lebih baik bagimu daripada memiliki unta-unta merah (semulia-mulia harta orang Arab)"_*.
[HR Bukhori No: 2724]
🔸 *_"Wahai orang-orang yang beriman, maukah kalian Aku tunjukkan pada suatu perdagangan yang akan menyelamatkan kalian dari adzab yang keras ? (Yaitu) kalian beriman kepada Alloh dan RosulNya serta kalian berjihad dijalan Alloh dengan harta dan jiwa kalian. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui."_*
[ Ash-Shof : 10-11 ]
Begitu pula keutamaan jihad banyak disebutkan di Kitabulloh maupun hadits-hadits Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam.
Seluruh kewajiban yang dibebankan kepada seorang hamba adalah amanah Alloh subhaanah. Sholat, zakat, puasa, haji dan lain sebagainya adalah amanah yang wajib kita tunaikan. Dengan menunaikan amanah itulah seorang hamba akan mendapat pahala berupa jannah Alloh ta'ala dan keridhoanNya.
◾ *_Utamakan urusan dien_*.
Maka, wajib seorang mukmin mengutamakan tugas-tugas diennya. Mendahulukannya dari urusan-urusan dunia. Bukannya meniadakan urusan dunianya tetapi mendahulukan urusan akhirotnya, karena akhirot lebih utama dari dunia. Akhirot abadi sedangkan dunia fana dan sementara. Disisi Alloh-lah (diakhirot) kehidupan yang hakiki.
أَ رَضِيْتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْأٰخِرَةِ. فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْأٰخِرَةِ إِلَّا قَلِيْلٌ
*_Apakah kalian sudah riddho dengan kesenangan kehidupan dunia ? Maka, tiadalah kesenangan kehidupan dunia dibanding akhirot kecuali sedikit."_*
[ At-Taubah : 38 ]
Tafsirnya, *_Apakah kalian lebih mengutamakan kesenangan keduniawian kalian dibanding kenikmatan akhirot ? Tiaadalah kalian menikmati kesenangan dunia kecuali sebentar dan akan hilang. Adapun kenikmatan akhirot yang disediakan bagi mukminin mujahidin sangat banyak dan langgeng._*
[ Tafsir Al Muyassar ]
◼️ *_Peringatan Alloh ta'ala_*
*_" Wahai orang-orang yang beriman, janganlah melalaikan kalian harta kalian dan anak-anak kalian dari mengingat Alloh. Barangsiapa yang berbuat demikian, maka ia termasuk orang-orang yang merugi."_*
[ Al Munafiqun : ]
Tafsirnya, *_wahai orang-orang yang membenarkan Alloh dan mengikuti RosulNya, janganlah harta-harta dan anak-anak kalian menyibukkan kalian dari ibadah dan dari mentaati Alloh. Barangsiapa yang disibukkan oleh urusan hartanya dan anak-anaknya dari hal demikian, maka mereka itulah orang-orang yang terlupakan dari kemuliaan Alloh dan rohmatNya._*
[ Tafsir Al Muyassar ]
▪️Dari Abu Musa al-Asy’ari bahwa Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam berkata:
مَنْ أَحَبَّ دُنْيَاهُ أَضَرَّ بِآخِرَتِهِ وَمَنْ أَحَبَّ آخِرَتَهُ أَضَرَّ بِدُنْيَاهُ فَآثِرُوا مَا يَبْقَى عَلَى مَا يَفْنَى
*_"Siapa saja yang mencintai dunianya, dia telah mendatangkan kerugian bagi akhiratnya. Siapa yang mencintai akhiratnya, dia telah mendatangkan kerugian bagi dunianya. Karena itu, pilih dan utamakanlah apa yang kekal daripada apa yang fana"._*
[HR Ahmad, al-Baihaqi dan al-Hakim]
▪️Sahabat Ibnu Mas’ud Rodhiyallohu anhu berkata :
مَنْ أَرَادَ الآخِرَةَ أَضَرَّ بِالدُّنْيَا، وَمَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا أَضَرَّ بِالآخِرَةِ، يَا قَوْمُ! فَأَضِرُّوا بِالفَانِي لِلْبَاقِي
*_“Barangsiapa yang menginginkan akhirat, dia akan mengorbankan dunianya. Barangsiapa yang menginginkan dunia, maka akan mengorbankan akhiratnya. Wahai kaum, korbankanlah yang fana demi sesuatu yang abadi.”_*
[Siyar A’lam An-Nubala, I/496]
▪️Imam Hasan Al Bashri rohimahulloh berkata:
يا ابن آدم، بع دنياك بآخرتك تربحهما جميعًا، ولا تبيعن آخرتك بدنياك فتخسرهما جميعًا».
*_"...Duhai anak Adam, juallah duniamu dengan akhirotmu maka engkau akan mendapat keuntungan pada keduanya, namun jangan sekali-kali kamu jual akhiratmu dengan duniamu karena engkau akan merugi selama-lamanya"._*
[Hilyah Auliyaa', Abu Nu'aim juz 2/143]
◼️Syaikh Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
"أعظم الخلق غرورا من اغتر بالدنيا وعاجلها
فآثرها على الآخرة ، ورضي بها من الآخرة".
*_"Orang yang paling tertipu adalah seseorang yang tertipu dengan dunia dan lebih mementingkan dunia daripada akhirat kemudian dia pun ridha dengan dunia daripada akhirat."_*
[Ad-Daa-u wad Dawaa 79]
Alloh ta'ala telah memberi kita banyak peringatan dalam KitabNya. Alloh ta'ala juga telah menunjukkan nilai akhirot dan dunia, maka janganlah sampai kita tertipu oleh kesenangan atau kesusahan kita sehingga kita lalai dari menjalankan tugas-tugas kita sebagai seorang hamba, tiba-tiba waktu habis dan liang kubur telah dihadapan kita.
*_"Berlomba-lomba dalam banyaknya harta telah melalaikan kalian hingga kalian masuk ke liang kubur.."_*
[ At-Takatsur : 1-2 ]
◾ *_Perbandingan nilai akhirot dan dunia_*
أُنْظُرْ كَيْفَ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ. وَ لَلْأٰخِرَةُ أَكْبَرُ دَرَجَاةٍ وَ أَكْبَرُ تَفْضِيْلًا
*_"Perhatikanlah bagaimana Kami melebihkan sebagian mereka atas sebagian (yang lain). Dan sungguh kehidupan akhirot lebih tinggi derajatnya dan lebih keutamaannya (dari dunia)."_*
[ Al Isro' : 21 ]
وَ مَا أُوتِيْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَ زِيْنَتُهَا وَ مَا عِنْدَ اللّٰهِ خَيْرٌ وَ أَبْقَى. أَ فَلَا تَعْقِلُوْنَ
*_"Dan apa saja yang diberikan kepada kalian, maka itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya, sedang apa yang disisi Alloh adalah lebih baik dan lebih kekal. Tidakkah kalian memahami ?"_*
[ Al Qoshosh : 60 ]
الْمَالُ وَ الْبَنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَ الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَ خَيْرٌ أَمَلًا
*_"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia, tetapi amal kebajikan yang terus-menerus adalah lebih baik pahalanya disisi robbmu yang lebih baik untuk diangan-angankan."_*
[ Al Kahfi : 46 ]
Ayat-ayat senada banyak sekali didalam Kitabulloh.Maka, janganlah salah dalam bersikap terhadap dunia ini yang akan membuahkan penyesalan dahsyat dihari kiamat.
Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam berkata,
الدُّنْيَا فِي الْأٰخِرَةِ إِلَّا كَمَا يَجْعَلُ أَحَدُكُمْ إِصْبِعَهُ هٰذِهِ فِي الْمَلِيْهِ فَلْيَنْضُرْ بِمَا تَرْجُعُ
*_"Perbandingan (kehidupan) dunia dengan (kehidupan) akhirot adalah seperti salah seorang diantara kalian mencelupkan jari telunjuknya didalam air laut, maka hendaklah dia lihat dengan apa jari telunjuk itu kembali."_*
لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللّٰهِ جَنَاحَ بَعُوْضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَآءٍ
*_"Seandainya dunia bernilai disisi Alloh setimbang dengan sayap nyamuk, maka tiadalah orang kafir diberi minum walau pun seteguk air."_*
[ Shohih Tirmidzi : 2243 ]
◼️ *Tujuan akhirot atau tujuan dunia ?*
▪️ *_Jika tujuan dunia_*
Alloh ta'ala berkata,
مَنْ كَانَ يُرِيْدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيْهَا مَا نَشَآءُ لِمَنْ نُرِيْدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُوْمًا مَدْحُوْرًا.
*_"Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (dunia), maka kami segerakan baginya (didunia) ini apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki. Kemudian kami sediakan baginya neraka jahannam (diakhirot), dia memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir."_*
[ Al Isro' : 18 ]
Tafsirnya, *_barang siapa meminta dunia yang segera dan berusaha untuknya semata, serta tidak membenarkan akhirot dan tidak beramal untuk meraihnya, Alloh ta'ala akan menyegerakan dunianya baginya dari apa yang telah ditetpkan di Lauhul Mahfudz, kemudian diakhirot akan memasukkannya di jahannam yang dia akan memasukinya dalam keadaan hina dan terusir dari rohmatNya 'azza wa jalla, disebabkan keinginannya terhadap dunia dan berusaha untuknya tanpa berusaha untuk akhirot."_*
[ Tafsir Al Muyassar ]
▪️ *_Jika tujuan akhirot_*
وَ مَنْ أَرَادَ الْأٰخِرَةَ وَ سَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَ هُوَ مُؤْمِنٌ فَأُوْلٰآءِكَ كَانَ سَعْيُكُمْ مَشْكُوْرًا
*_"Dan barangsiapa menghendaki kehidupan akhirot dan berusaha kearah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik."_*
[ Al Isro' : 19 ]
Tafsirnya, *_dan barang siapa amal sholihnya bertujuan untuk memperoleh pahala akhirot yang kekal dan berusaha untuknya dengan mentaati Alloh ta'ala, dan dia mengimani Alloh dan pahalanya serta besarnya balasanNya, maka mereka itulah orang yang amalnya diterima disisi Robb mereka dan Alloh ta'ala akan memberi pahala atasnya._*
[ Tafsir Al Muyassar ]
◾ *_Carilah akhirot dengan dunia kita_*
وَ ابْتَغِِ فِيْ مَا أٰتَاكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْأٰخِرَةَ وَ لَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَ أَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللّٰهُ إِلَيْكَ وَ تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ. إِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ
*_"Dan carilah (pahala) negeri akhirot dengan apa yang Alloh berikan kepadamu tetapi jangan lupakan bagian duniamu, dan berbuat baiklah sebagaimana Alloh telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dibumi. Sesungguhnya, Alloh tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."_*
[ Al Qoshosh : 77 ]
Tafsirnya, *_raihlah pahala negeri akhirot dengan harta yang diberikan Alloh ta'ala kepadamu dengan beramal dengan harta itu ,dan dengan mentaati Alloh didunia, dan jangan lupakan bagian dari duniamu dengan menikmati yang halal tanpa berlebihan. Dan berbuat baiklah kepada manusia dengan bersedekah sebagaimana Alloh ta'ala berbuat baik kepadamu dengan pemberianNya berupa harta yang banyak, dan jangan kamu berbuat yang diharamkan Alloh ta'ala kepadamu dengan melampaui batas terhadap kaummu. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan._*
[ Tafsir Al Muyassar ]
Maka, haruslah seorang hamba memiliki tujuan yang jelas dalam hidupnya sebagaimana yang ditunjukkan Alloh subhaanah, yaitu meraih keridhoan Alloh dan kebahagiaan di jannahnya. Tidak tertipu oleh dunia dari tugas utamanya menjalankan amanah yang dibebankan Alloh kepadaNya yang berupa ketaatan terhadaNya semata, mentauhidkanNya.
Satu-satunya tujuan hidup seorang mukmin hanyalah meraih kebahagian negeri akhirot yang kekal dan ridho Alloh ta'ala dengan menunaikan segenap amanah yang dibebankannya.
◾ *_Pengkhianat amanah_*
Sifat mukmin adalah menunaikan amanah yang dipercayakanny. Sedang khianat adalah sifat orang-orang munafik. Khianat sifat yang buruk dan tercela. Lebih-lebih lagi khianat terhadap Alloh ta'ala dan RosulNya shollallohu 'alaihi wa sallam. Bisa menjerumuskan pelakunya pada dosa besar atau kekafiran. Karena itu Alloh ta'ala memperingatkan orang-orang mukmin dari perbuatan tersebut,
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوْا اللّٰهَ وَ الرَّسُوْلَ وَ تَخُوْنُوْا أَمَانَاتِكُمْ وَ أَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ.
*_" Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Alloh dan RosulNya dan (juga) janganlah kalian mengkhianati amanat yang dipercayakan kepada kalian sedangkan kalian mengetahui."_*
[ Al Anfal : 27 ]
Tafsirnya, *_wahai orang-orang yang membenarkan Alloh dan mengikuti RosulNya, janganlah kalian mengkhianati Alloh dan RosulNya dengan meninggalkan apa yang diwajibkan Alloh ta'ala kepada kalian dan melakukan apa yang dilarangNya, dan janganlah kalian meremehkan apa yang Alloh ta'ala percayakan pada kalian sedangkan kalian mengetahui bahwa amanah itu wajib dipenuhi._*
[ Tafsir Al Muyassar ]
Mentauhidkan Alloh ta'ala, tunduk kepadaNya, mentaati perintahNya sepenuhnya, meninggikan syariatNya adalah amanah Alloh subhaanah kepada manusia, anak keturunan nabi Adam 'alaihissalam. Bermaksiat kepada Alloh ta'ala dan RosulNya adalah bentuk khianat terhadap keduanya. Lebih-lebih lagi perbuatan syirik, kekufuran dan nifak adalah khianat terhadap Alloh ta'ala yang besar yang menyebabkan adzab kekal di jahannam. Alloh ta'ala berkata,
لِيُعَذِّبَ اللّٰهُ الْمُنَافِقِيْنَ وَ الْمُنَافِقَاتِ وَ الْمُشْرِكِيْنَ وَ الْمُشْرِكَاتِ وَ يَتُوْبَ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ. وَ كَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَحِيْمًا.
*_"Sehingga Alloh akan mengadzab orang-orang munafiq laki-laki dan perempuan, orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan, dan Alloh akan menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Alloh Maha Pengampun dan Maha Penyayang."_*
[ Al Ahzab : 73 ]
Orang-orang kafir, musyrik dan munafiq adalah pengkhianat amanah. Mereka tidak mentauhidkan Alloh ta'ala, tidak tunduk kepadaNya dan tidak mentaatiNya, bahkan mereka memusuhi Alloh ta'ala dan RosulNya. Maka, Alloh 'azza wa jalla akan mengadzab mereka dengan adzab yang kekal di jahannam.
Kita mukminin berlindung kepada Alloh subhaanah dari perbuatan dan sifat khianat. Agar kita bisa kembali ke kampung sejati kita, jannah Alloh subhanahu wa ta'ala, yaitu dengan menunaikan sepenuhnya amanah yang diwajibkan kepada kita, mentauhidkan Alloh 'azza wa jalla.
Wallohu a'lam.
*# Al Bulury*
0 notes
kazamidorishi · 2 months
Text
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
ALLAH MENJAGA SEORANG HAMBA DARI KESESATAN DENGAN ILMU🍃
Hudzaifah bin al-Yaman radhiyallahu anhu berkata:
«لا تضرك الفتنة ما عرفت دينك، إنما الفتنة إذا اشتبه عليك الحق والباطل»
“Fitnah (kesesatan) tidak akan membahayakan dirimu selama engkau mengetahui agamamu dengan benar, fitnah hanyalah membahayakan jika kebenaran dan kebatilan terancukan atasmu.”
Fathul Bary, jilid 13 hlm. 49
🍃
0 notes