Tumgik
#kesamaan
borobudurnews · 2 years
Text
Ganjar : Kesamaan Visi Seluruh Masyarakat Untuk Tetap Menjaga Persatuan
Ganjar : Kesamaan Visi Seluruh Masyarakat Untuk Tetap Menjaga Persatuan
BNews–JATENG– Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan butuh kesamaan visi di seluruh elemen masyarakat untuk menjaga kesatuan dan persatuan bangsa. Khususnya di situasi bangsa yang menghadapi rongrongan perusak ideologi. Hal itu diungkapkan Ganjar usai memberikan Seminar Nasional Kebangsaan, rangkaian kegiatan Muktamar ke 41 PP Al Irsyad Al Islamiyyah, di Purwokerto, Rabu…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kilasjejak · 6 months
Text
Bila salah memilih, maka pihak wanita akan paling di rugikan.
Jangan menggebu-gebu, jangan terburu-buru duhai wanita. Pastikan yang ingin kamu bersamai adalah orang yang tepat, taat dan bermartabat. Dia yang punga visi, misi dan kesamaan frekwnsi.
182 notes · View notes
kaktus-tajam · 5 months
Text
Halo diriku di 10 tahun yang akan datang.
Hai, semoga selalu dalam upaya meluruskan niat ya. Semoga selalu ingat agar cita besar ini dirawat. Mimpi melihat kebangkitan umat, menghantarkan generasi terbaik yang bermanfaat. Dari awal kita tau, bahwa jalan ke depan akan berat. Dari awal kita pun tau, bahwa jalan mimpi kadang terasa sepi.
Maka masihkah berjuang di jalan ini? Jalan ilmu, jalan dakwah dengan ilmu, jalan yang ditapaki Rasulullah dan para pengikutnya yang istiqamah. Jalan terbaik, dengan orang-orang terbaik, yang terpilih selalu dalam petunjuk terbaik.
Ingatlah bahwa mudah sekali bagi Allah untuk mengganti dirimu, karena senantiasa kamulah yang membutuhkan. Kamu yang butuh atas kesempatan beramal shalih. Atas ladang amal shalih berkhidmat tersebut.
Maka untuk diriku di masa depan, rawatlah niatmu, teguhkan langkahmu, jadilah solusi dari masalah, dan jangan ragu dalam kesepian jalan ini.
Dari awal memang kita tau,
Jangan merasa kesepian berada di atas jalan kebenaran hanya karena sedikitnya orang yang berada di sana. – Ali bin Abi Thalib
Dari awal pun kita yakin,
Mati karena mengejar cita-cita adalah permulaan nilai hidup. – Buya Hamka
-h.a.
Hari ini akhirnya kembali ke rumah, masih dalam euforia persiapan keberangkatan calon penerima beasiswa LPDP. Memang PK LPDP selama 5 hari ini menguras baterai sosialku setahun haha. Karena dalam 5 hari 4 malam ini kami diinkubasi dalam satu tempat, bersama 300 calon penerima beasiswa dari seluruh Indonesia, dengan jadwal materi yang amat padat. Tidur 4 jam per malam, namun tetap harus prima karena bertugas pula jadi tim medis. Duduk berjam-jam. (Tapi rasanya tidak ada apa-apanya dibanding para pengurus angkatan yang luar biasa dedikasinya). Setiap hari berkenalan dengan orang baru, menjalin koneksi, membuat persahabatan, menemukan nasihat dalam obrolan. Senang dan terinspirasi dengan kesamaan frekuensi: mengabdi, melayani. Terima kasih teman-temanku di PK-228!
105 notes · View notes
ajinurafifah · 1 year
Text
Tumblr media
Kadang suka bingung sama aku dan kamu yang humornya suka ga nyambung tapi tetap saling bergantung.
Meski selera kita banyak yang nggak sama, tapi kita milih merayakan kesamaan yang sedikit itu.
Meski kamu bukan tipe yang, "mas tau ga sihhhhhhh..." langsung kepo dan ngegosip bareng, yang ada aku malah kena marah, "STOP. Gak boleh ngomongin orang.", tapi nggak tau yaaaa ngobrol sama kamu selalu jadi favoritku.
Kalau bukan Allah yang nolong, 7 tahun sama kamu pasti berat banget ya... kita banyakkk banget bedanya. Tapi alhamdulillah, Allah kasih pertolongan. Allah mampukan.
Semangat saling belajar, meski suka salah. Tapi aku nggak salah nerima kamu ada dalam hidupku. Jiaaaaakhhhhhh 🤣🤣
178 notes · View notes
ichsanfath · 8 months
Text
Diantara alasan bekerja.
Selalu dibangunkan dengan pekerjaan, lalu mulai beraktivitas untuk bekerja. Perlahan namun pasti memudarkan alasan-alasan yang pernah muncul ketika tanda tangan kontrak bekerja. Kenapa begini dan begini. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya akan seperti ini. Diantara alasan untuk bekerja ada yang memilih karena waktu yang pas untuk bekerja dan diri sendiri, ada yang memilih karena lingkungan yang bertumbuh, ada yang memilih karena idealisme, ada yang memilih karena jarak tempuh dan jarak orangtua, ataupun karena nominal. Alasan itu semua adalah pilihan diri masing-masing.
Diantara alasan yang dipilih, prosesnya sulit kadang bikin galau juga, terlebih proses menerima kenapa harus ada disini begini dan begini, sampai pada akhirnya berada di satu titik menyadarkan kalau Allah tuh yang merencanakan jalan cerita ini, yang terbaik menurutNya. Kemudian dihiasi dengan kebaikan-kebaikan. Tinggal memilih mau melanjutkan kebaikan atau cukup saja demikian. Kadang gak sadar aja
Diantara alasan yang dipilih, seharusnya ada kesamaan. yakni sama-sama mendatangkan kebaikan. Kebaikan yang setidaknya untuk sendiri, syukur dapat bermanfaat untuk orang disekitar. Yang baik akan dipertemukan dengan yang baik, Begitu sebaliknya. Menyandarkan hanya satu alasan 'semua karena Allah' saja itu sulit, tapi yakin aja semua pasti ada balasan.
Karena ya siapa lagi yang bisa membalas semua yang kita lakukan kalau bukan Allah yang maha pemberi balasan.
39 notes · View notes
milaalkhansah · 8 months
Text
Menerima Penolakan
Dari kecil hingga beranjak dewasa ini ... Aku menghadapi banyak sekali penolakan. Berasal dari background keluarga yang tidak mampu dan juga fisik yang tak semenawan orang lain membuatku berapa kali harus merasakan sakitnya tidak menjadi "pilihan orang lain".
Akhirnya aku perlahan tumbuh menjadi seseorang yang berusaha untuk selalu "diterima" orang lain. Melakukan apa saja agar aku dianggap, agar aku tak ditolak, dan agar keberadaanku diterima. Tumbuh menjadi seseorang yang selalu berusaha untuk menyenangkan semua orang. Karena menjadi seseorang yang tidak disukai itu sangat menyakitkan diriku kala itu.
Aku pernah punya pengalaman yang berkaitan dengan penolakan yang masih sangat membekas di otakku saat ini. Pengalaman pertama adalah saat SMP. Waktu itu, aku dan ketiga temanku berjalan bersama selepas pulang sekolah. Sepanjang perjalanan, aku merasakan kalau ada seseorang di antara mereka yang sedari tadi menampakkan wajah masam dan tidak pernah melibatkanku dalam percakapan. Selepas orang tersebut pulang duluan karena rumahnya yang lebih dekat ketimbang kami bertiga yang lainnya aku menanyakan hal tersebut kepada temanku yang lain.
"ini perasaanku aja, atau emang dia dari tadi gak suka aku ikut jalan sama kalian gini?"
"iya, dia gak suka. Dia cerita, kalau dia lebih suka jalan bertiga tanpa ada kamu," kata temanku menjelaskan dengan wajah yang tak enak.
pengalaman lain, aku rasakan saat SMA. Dari pengalaman ini juga aku perlahan menyadari bahwa yang namanya "beauty privelege" itu benar adanya. Waktu itu, aku bersahabat dengan seseorang. Dari segi background keluarga dia memang lebih baik dariku. Dan begitu pula dari segi fisik. Aku kalah jauh. Dia adalah salah satu "perempuan tercantik" di sekolahku. Aku sebenarnya heran mengapa dia mau saja berteman dengan seseorang sepertiku. Aku memang tak seburuk itu, tetapi sulit saja rasanya menghilangkan sifat suka menggolongkan pertemanan berdasarkan kesamaan fisik dan ekonomi masing-masing.
Sahabatku mungkin tidak menyadarinya. Tetapi aku sangat merasakan bagaimana perbedaan perlakuan teman-temanku. Aku jarang sekali diajak. Aku tidak pernah diikutkan bila mereka membuat suatu pesta atau perayaan dan berbagai bentuk "penolakan" lainnya. Tak hanya dari lingkup pertemanan. Tetapi hal itu juga aku rasakan dari bagaimana guru-guru di sekolahku memperlakukan kami. Bahkan ucapan seorang guru yang mempertanyakan kenapa kami berdua bisa bersahabat sampai saat ini tidak aku lupakan.
Pernah ada satu kejadian di mana teman-teman sekelasku berencana membuat suatu pesta. Mereka menyampaikan semua orang boleh datang. Aku yang waktu itu rumahnya sangat jauh di banding teman-teman sekolahku yang lain sangat ingin datang. Aku memaksakan diri untuk pergi, Tetapi berakhir aku gak bisa datang, selain karena aku gak punya pakaian yang "pantas" untuk pergi ke pesta, aku juga gak punya transportasi sama sekali. Waktu itu aku menangis sejadi-jadinya. Menyalahkan Tuhan yang menempatkanku pada keadaan di mana aku tak bisa seperti teman-temanku yang lain.
Hingga kini, aku perlahan sadar bahwa berbagai penolakan yang aku terima sejak kecil membantuku untuk menjadi pribadi yang terbiasa olehnya. Allah memberiku berbagai ketidaksempurnaan ini agar aku belajar untuk tidak menempatkan "penerimaan" manusia di atas segalanya. Membentukku menjadi seseorang yang merasa biasa saja jika tak diterima, tak disukai, tak dianggap, dan berbagai macam bentuk penolakan lainnya. Menyadari bahwa aku tidak memerlukan penerimaan orang lain, selama aku sendiri bisa menerima diriku saat ini.
Dan hasilnya? Kini aku berubah menjadi seseorang yang tidak peduli lagi jika kehadiranku tidak disadari. Aku semakin menjadi acuh tak acuh dengan penilaian orang lain, yang membawaku pada ketenangan yang luar biasa. Karena fokusku kini ada pada bagaimana aku bisa menyenangkan diriku sendiri, bukan bagaimana menyenangkan orang lain. Aku semakin tidak takut untuk melakukan sesuatu selama itu membuatku senang. Aku juga semakin tidak takut bila seseorang membenci atau tak lagi menyukaiku.
Jujur, proses menerima sebuah penolakan ini belum 100% bisa kulakukan. Kadang ada kalanya beberapa penolakan yang aku terima—apalagi yang berasal dari orang-orang yang aku pedulikan masih menimbulkan perasaan nyeri. Meskipun di satu sisi aku sadar kalau aku tidak bisa mengontrol bagaimana perlakuan orang lain padaku, termasuk bagaimana orang-orang yang aku sayang memperlakukanku. Tetapi dari hal ini pula aku belajar bahwa seberapa keras pun aku berusaha untuk acuh tak acuh atau merasa biasa saja dengan perlakuan manusia, pada akhirnya perasaan sakit hati itu adalah suatu hal yang lumrah untuk kurasakan sebagai manusia yang masih punya perasaan.
Proses pembelajaran yang aku lakukan dalam mempelajari bagaimana caraku dalam menghadapi manusia lainnya tak serta merta membuatku menjadi seseorang yang ahli dalam melakukannya. Meskipun begitu, setidaknya kini aku lebih pandai untuk menyembuhkan diri dari berbagai perasaan sakit hati itu. Karena berbagai proses pembelajaran itu membentukku menjadi seseorang yang selalu realistis mendahulukan akal sehatku, di banding perasaanku sendiri.
Termasuk dalam hal menerima penolakan.
Sebab ke depannya aku pasti akan menghadapi lebih banyak penolakan. Tetapi dengan pembekalan yang cukup, kini aku bisa lebih legowo dalam menghadapinya. Karena aku telah memahami, penolakan bukanlah suatu hal yang menyedihkan, karena toh sama halnya kita gak bisa memaksakan diri untuk menyukai semua orang, kita juga tidak memaksa orang lain untuk selalu menyukai dan menerima kita. Dan bukankah penilaian manusia tidak berarti apa-apa selama aku bisa menerima diriku sendiri?
24 notes · View notes
nurazisramadhan · 5 months
Text
Kata Lelaki tentang Lelaki
Tumblr media
Di era yang dipenuhi berbagai konten di media sosial saat ini, sering kita mudah sekali mendapat informasi atau pandangan dari orang lain.
Sebagai contoh bagaimana pandangan orang-orang tentang seorang laki-laki. Padahal sering pula kita temukan berbagai pandangan tersebut berasal dari generalisasi atau kesalahan perspektif karena tidak mau menempatkan diri untuk menilai.
Misalnya beberapa pendapat tentang laki-laki berikut :
"Semua laki-laki itu sama aja."
Padahal, setiap orang itu unik dan spesial, termasuk laki-laki. Sehingga tentu akan berbeda satu sama lainnya.
Padahal, setiap laki-laki memiliki kepribadian yang berbeda, tergantung bagaimana latar belakang, minat, lingkungan, serta impiannya. Jika pun memiliki kesamaan, tentu adalah sesuatu hal tak dapat disamaratakan seluruhnya.
Pun ketika seseorang lelaki, misalnya, memberikan pengalaman yang tidak baik untukmu, bukan berarti laki-laki lain akan memberikan hal yang sama, bukan?
"Laki-laki kebanyakan pake logika, gapernah pake perasaan"
Padahal,tidak mungkin seorang manusia hanya menggunakan perasaannya saja atau logikanya saja. Sebab, kedua hal tersebut adalah dua hal yang pasti dimiliki seorang manusia dan akan saling melengkapi satu sama lainnya.
Pun jika kenyataannya lelaki sebagai seseorang yang dominan menggunakan logikanya, bukankah itu juga melengkapi perempuan yang lebih dominan menggunakan perasaannya?
Atau barangkali jika kita tak pernah melihat laki-laki menggunakan perasaannya karena memang kita yang enggan berempati dan berusaha memahami?
" Laki-laki itu harus selalu kuat, tidak boleh lemah apalagi menangis"
Meski memang lelaki acapkali menjadi sosok pelindung dan pemimpin, bukan berarti ia akan selalu baik-baik saja, bukan?
Meski memang laki-laki seringkali menjadi sosok yang keras pada diri sendiri, bukan berarti ia tak dapat untuk rapuh sesekali, bukan?
Sebab laki-laki juga adalah seorang manusia, seperti juga roker, punya rasa punya hati.
Lantas mengapa kita tak coba memanusiakan mereka dengan memaklumi ketidakbaik-baikannya?
Tentu, ada begitu banyak pendapat lain di luar sana yang lahir dari hasil generalisasi dan keengganan orang untuk berempati.
Padahal, apa-apa yang hadir di media sosial belum tentu sesuatu yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan; terlebih jika berasal dari seorang yang tidak berkapasitas pada bidangnya.
Bahwa, laki-laki (juga perempuan)tentu memiliki peran dan tugasnya masing-masing sehingga berbagai perbedaannya tak mesti diperdebatkan.
Bahwa, laki-laki (juga perempuan) tentu memiliki kelebihan serta kekurangan yang bertujuan untuk saling melengkapi, bukan menjadi pemicu untuk berselisih.
Selamat memahami dan mengerti sosok laki-laki.
Meski akan dipenuhi dengan berbagai kekesalan, sebab ketidakpekaannya.
Meski akan banyak memerlukan kesabaran, sebab berbagai sifat kekanakannya
Meski akan membutuhkan waktu, sebab pikirannya yang rumit dan kadang tak tentu
Semoga tak membuatmu berhenti untuk terus memahami dan mengerti, seorang lelaki.
13 notes · View notes
gadiskaktus · 2 months
Text
Aku bukan tipe orang yang mau merepotkan keluarga atau orang lain, selagi aku bisa dan mampu untuk menghadapi sendiri aku bakal hadapi itu. Jika nanti sudah selesai baru deh cerita kepada keluarga atau teman?
Sebenarnya baik ga sih punya sikap seperti itu? Atau salah ga sih dengan sikap seperti itu? tidak tergantung apa-apa sama keluarga atau orang lain. Selagi mampu ya aku selesaikan, sekiranya tidak bisa dan buntu ya..., baru minta bantuan.
Baru sadar kalau punya sikap kayak gitu, Sebenarnya baik ga sih @saarahsatujuan punya sikap kekgitu? Bagaimana menurut mu? Jangan-jangan kita berdua punya kesamaan lagi nih?
8 notes · View notes
kiai-cosmos · 4 months
Text
Kekalahan Rahwana dalam epos Ramayana dan kekalahan Ekalaya dalam epos Mahabarata memiliki kesamaan yang hampir mirip.
Rahwana yang terkenal sakti, seluruh dunia tidak bisa menandingi itu, akhirnya kalah karena ia di panah oleh SriRama dari arah belakang.
Ekalaya yang terkenal terbaik dalam hal memanah, bahkan Arjuna pun tak bisa menandinginya dan pernah dikalahkannya dengan satu jurus, akhirnya kalah dan wafat karena bertarung dengan Arjuna yang mana sebelumnya telah di sabotase oleh Krisna yang menyamar menjadi patungnya Drona, yang menyuruh si Ekalaya untuk bersedia memotong ibu jari Ekalaya, sehingga pertarungan mereka berdua di Baratayudha tidak lagi seimbang.
Disinilah letak, sisi gelap orang atau tokoh yang dikenal baik dan suci itu. 🌻
18 notes · View notes
arsyadhere · 2 years
Text
Membiasakan Istighfar Setelah Beraktivitas
.
1. Apa dzikir yang pertama kali kita baca setelah selesai shalat?
Astagfirullah, memohon ampunan kepada Allah. Selanjutnya..
2. Apa bacaan penutup yang diucapkan setelah selesai menuntut ilmu dalam suatu majlis?
Subhanakallahumma wa bihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta, astaghfiruka wa atuubu ilaik
Coba perhatikan, apa kesamaan yang kamu temui dari jawaban2 diatas? Iyapp, ada bacaan istighfar.
Masyallah, sesuatu yang bernilai ibadah mulia seperti shalat dan duduk dalam majlis ilmu saja, kita dianjurkan memohon ampunan setelah selesai melaksanakannya.
Lantas mengapa sih kita begitu dianjurkan istighfar terlebih dahulu, bukankah shalat juga amalan penghapus dosa?
Jadi, beberapa waktu lalu, dalam suatu sesi sharing dakwah, seorang ustad pernah menyampaikan ilmu nya kurang lebih seperti berikut:
"Ibadah yang bernilai pahala saja kita harus memohon ampunan. Alasannya satu, karena kita tidak tahu apakah ada kekurangan dalam ibadah tersebut."
Dari situ aku sadar, bahwa kita sebagai manusia memang begitu lemah. Kita tidak bisa memprediksi darimana dosa akan menyerang kita, dari penjuru mana ia akan menggoda iman kita.
Termasuk dalam ibadah yang paling agung sekalipun, seperti Shalat.
Akan selalu ada setan yang bertugas merusak amalan baik kita. Semata untuk satu tujuan, agar amalan kita jauh dari kata sempurna.
Sesi sharing dakwah pun dilanjutkan dengan pertanyaan yang cukup menampar diri pribadi..
"Lantas bagaimana dengan amalan istighfarmu, diluar shalat dan majelis ilmu tadi?"
Kerja.. sekolah.. kuliah.. kumpul2 bareng temen.. scrolling medsos.. jalan2 travelling dsb.
Bayangkan, berapa banyak istighfar yang seharusnya kita ucapkan?
Yang bernilai ibadah seperti setelah shalat saja dianjurkan membaca Istighfar, lalu apa kabar dengan rutinitas duniawi kita?
Apakah kita sudah membiasakan beristighfar setelah melakukan aktivitas tersebut?
Atau jangan2 kita sudah merasa pede bahwa tiap aktivitas kita terbebas dari berbagai dosa?
Silahkan jawab dan renungi dalam hati sendiri yaa :)
.
Yuk, semoga tulisan yang singkat ini bisa menjadi reminder untuk kita semua termasuk diri penulis, untuk membiasakan istighfar setelah berbagai aktivitas apapun.
Dan semoga kita termasuk hamba-Nya yang diampuni. Wallahu'alam
336 notes · View notes
audadzaki · 3 months
Text
Sesama Abu-Abu
Perbedaan bukan hanya hitam dan putih. Ia bisa beragam warna atau berupa ribuan gradasi meski sama-sama abu-abu.
Sebelum mengenal seorang sosok kita bisa anti dengan apapun yang berupa unsur pemikiran yang berbeda. Untuk menilai selain golongan kita kadang-kadang selain rasa ingin tahu dasarnya adalah rasa curiga.
Ternyata dengan melompati sejengkal ketidaknyamanan sekat-sekat itu mudah sekali runtuh. Bahkan kita bisa jadi merasa sama meskipun tidak sewarna.
Yang lucu kesamaan saya dengan Ali, kawan sesama petugas masjid, adalah karena sama-sama abu-abu. Dia berlatar belakang Al-Washliyah (corak NU) beririsan dengan Hizb, dan saya adalah Hidayatullah (asalnya Muhammadiyah) beririsan dengan pemahaman Salafi dan secuil pergerakan Tarbiyah.
Sejak dulu saya cukup sering ngobrol dengan Ali, sebagai sesama pelajar hadits, seputar dalil pengamalan. Tapi seharian lalu kami spesifik mengobrolkan perbedaan, dari landasan ideologi para tokoh sampai isu-isu sensitifnya.
Lagi2 kesimpulannya adalah: selagi bertujuan ke Darrasah anda bebas hendak menaiki tremco atau bus 80/. Asal masing-masing sanggup membayar ugrohnya dan kalau kebetulan berpapasan tidak lantas adu bumper.
Kita bersyukur lahir di generasi yang tidak asing dengan perbedaan. Warna-warna itu beririsan di samping kanan-kiri. Tidak ada pertemanan yang harus putus karena pilihan madzhab, apalagi yang sosoknya sebaik Ali.
Hari ini muadzin yang hendak pulang alatul ini mengingatkan saya pada keluhan Abu Firas,
إذا خليلي لم تكثر إساءته ** فأين موضع إحساني وغفراني
“Kalau kawanku tidak banyak berbuat salah, lalu dimana harus kuletakkan kebaik-hatian dan jiwa memaafkan-ku?”
Pun kalau berbeda menyebabkan lahirnya kesalahan di mata, kita masih punya sejuta maaf dan ribuan toleransi untuk tetap bersama. Apalagi yang tak tampak terlalu salah untuk membesar menjadi masalah.
Akhirnya ustadz yang suaranya diidolakan warga Compound Raya ini harus pulang kampung juga.
Tushal bissalaamah sampai ke Singkil ustadz InsyaAllah.
@audadzaki
Gannet Mishr, 15 Juni 2024. Di tengah siang yang muwalla' abangku.
Tumblr media Tumblr media
9 notes · View notes
herricahyadi · 1 year
Note
Bagaimana tanggapan kang Heri tentang jatuh cinta dengan sahabat sendiri yang berbeda keyakinan, tapi dia ga cinta.
Di sini, variabel “berbeda keyakinan” bisa kita keluarkan dahulu karena tanpa itupun jawabannya sudah bisa dijabarkan.
Begini, saya selalu mendorong upaya yang egaliter. Apa itu? Yaitu upaya yang berkemajuan dan berkedudukan sama: sama besarnya, sama bebannya, sama jaraknya. Berkemajuan fokus pada masa depan yang sama-sama. Mengapa demikian? Karena kita bukan pujangga yang lincah merangkai kata. Kita manusia biasa yang juga butuh cinta. Cinta yang biasa saja sudah cukup. Bukan pahlawan super, apalagi kisah-kisah romansa gila. Kita hanyalah kumpulan manusia yang butuh pelukan dan perhatian sederhana. Bagaimana itu semua bisa terwujud? Dari kesamaan visi, tujuan, dan proses yang mau dijalani. Dari ketertarikan yang sama. Dari niat-niat yang dipertemukan melalui banyak jalan.
Jika dia tidak cinta, lalu untuk apa kamu jatuh cinta? Mau fafifu mencintai dalam diam? Kamu mau berpuitis ria dengan perasaan yang diglorifikasi? Merasa cintamu sepenting itu hingga dunia peduli padamu? Tidak. Tidak ada yang peduli dengan kita dan rasa-rasa yang kita khayalkan itu, selain diri kita sendiri. Jika hanya kita yang peduli, apakah layak menyia-nyiakannya? Jangan.
Maksud saya, mengapa kita harus mencintai orang yang tidak mencintai kita? Kita dapat apa? Piala rasa? Ya cari orang yang punya ketertarikan yang sama; punya niat untuk sama-sama membangun “upaya yang egaliter” denganmu. Di sini kamu akan dapat dua piala sekaligus: orang yang mencintaimu sebagaimana kamu mencintainya dan diri sendiri yang menjagamu dengan baik. Rayakan dengan menemukan dia yang juga pegang cermin intensi yang sama. Temukan! Bukan “Tunggu saja, nanti juga datang sendiri”. Engga, dia harus kamu temukan.
36 notes · View notes
kafabillahisyahida · 2 years
Text
Nano - nano Hijrah
Katanya "yang membuat diri kita sekarang berbeda dgn kita di masa lalu adalah orang yg kita temui, buku yg qt baca" dan kalau aku ditambah kajian yg aku ikuti.
Pernah ngobrol sm orang sefrekuensi, ternyata ada kesamaan, ada efek hijrah yang ngebuat orang seperti kita jd lebih membatasi diri, bukan introvert maksudnya.. toh kita ga minder dan anti sosial. Tp lebih menyadari bahwa rasanya mengurangi pergaulan yang tidak berfaedah membuat kita lebih tenang tidak bising dengan kabar miring/ silau dengan pencapaian orang lain dan justru memicu diri untuk semakin produktif.
Seperti menyederhanakan hidup membuat kita lebih fokus pada apa yang penting dalam hidup itu sendiri. Karena ternyata banyak peran yang Allah amanahkan namun belum maksimal dijalankan sementara menyempurnakan yang wajib lebih utama daripada memperbanyak yang sunnah.
Kadang sekarang jadi agak susah masuk kedalam circle obrolan orang kebanyakan. Berusaha nyambung untuk menghormati. Tapi di satu sisi kita seperti memiliki dunia sendiri, sering memikirkan apa yang tidak orang lain pikirkan , menyukai apa yang tidak disukai orang kebanyakan dan itu membuat kita sedikit kesepian. Tapi rasa sepi itu jadi sebuah kenikmatan karena satu2nya tempat yang nyaman untuk berbagi hanya Dia dan kepadaNyalah kita kembali. Pada akhirnya Iman dan Keyakinan yang membuat kita bertahan meski berbeda sendirian.
Kata Ust. Nuzul Zikri Hafidzahullah "orang hijrah itu akan lebih semangat hidupnya karena ada yg dituju sebuah misi yg mulia" Dan outputnya orang2 lihat kita lebih cerah, optimis, banyak tersenyum. Memang betul tapi selain sering bahagia kita juga sebenarnya banyak bersedih, ketika menginsyafi diri yang sering alfa, lupa dan masih saja berbuat dosa. Untungnya kata Ustadzah. Yunda Faizah "Allah jadikan penentu hidup seseorang di akhir hidupnya. Agar diantara kita tidak ada yang tertipu dengan amalnya. Allah rahasiakan diterimanya sebuah amal agar kita merasa cemas dengan status kita yang belum jelas, belum bisa bernafas lega sebelum benar2 menapak kaki di surga, tapi Allah juga selalu buka pintu taubat agar kita selalu punya harapan" semoga kita semua jadi orang sukses dan berhasil mati dalam keadaam Husnul Khotimah.
65 notes · View notes
ceritayaya · 2 months
Text
SELAMAT ULANG TAHUN
Tumblr media
Kuawali tulisan ini dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. 
Di hari istimewamu ini, izinkan aku mengajakmu berlayar kembali ke pelabuhan kenangan membawamu pada perjalanan kali pertama  21 Juni 2024. Saat itu, untuk pertama kalinya, sebuah bintang baru menyingsing di langit hatiku. Cahayamu oh, begitu berbeda dari yang lainnya, memancarkan keindahan. Pesonamu, bagai embun pagi yang menempel lembut di kelopak bunga, begitu memikat hati, walau saat itu perasaan ini bagai ombak yang pasang surut, kadang menjulang tinggi, kadang surut perlahan. Keraguan menyelimuti hati, terbayang pikiran buruk bahwa mungkin engkau tak pernah merasakan hal yang sama. Karena aku mengemasi rasa ini dengan sangat rapih, walau berharap kaupun merasakan hal yang sama, tanpa aku tunjukkan, bukankah aku penyembunyi yang handal ? hihihihi.
10 Juli 2024 kali pertama aku benar benar bisa mengenalmu setelah hanya mengamatimu dari kejauhan selama rapat, dan berbincang denganmu lewat pesan Whatsapp, yaaa kali ini semesta ikut andil dalam perjalananku menemukan kembali cintaku, semesta memberikan kesempatan padaku untuk mengenalmu lebih dalam, aku di bonceng diatas motor kesayanganmu, Perjalanan itu menjadi saksi bisu bagaimana semesta mempertemukan dua jiwa yang seirama. Kau bayangkan jika seirama indah bukan untuk di dengar dan di nikmati ?  begitu banyak yang membuatku yakin atas dirimu, setiap kata yang kau ucapkan, setiap tatapan yang kau berikan, seakan membuka lembaran demi lembaran buku cerita tentang dirimu. Dan di setiap lembaran itu, aku menemukan begitu banyak kesamaan yang menyatukan kita.
Dalam setiap sudut jalanan yang kita lewati, pertanyaan selalu terjawab, dan pertanyaan baru pun bermunculan, seakan tak ada habisnya keindahan yang dapat kita temukan bersama. Semakin aku tahu tentangmu, keyakinan ini semakin menguat. Hatiku mulai menemukan rumah yang selama ini kucari. Aku yakin, engkaulah pelabuhan terakhir yang akan kutinggali. Sejak pertama kali mata kita bertemu, aku bagai kupu-kupu yang terpesona oleh keindahan bunga, hatiku telah tertambat padamu, sejak pertemuan pertama, bagai dua jiwa yang telah lama terpisah, hatiku langsung mengenalimu. Senyummu, bagai mantra magis yang membuai hatiku, menyihirku dalam pesonamu. Tatapanmu, cermin jiwa yang transparan, karena memantulkan keindahan jiwaku sendiri, kau adalah takdirku, 
Kita semakin dekat dan semakin erat, diluar urusan KKN pun kita menyempatkan waktu untuk bertemu, seperti pergi ke jus kode untuk hanya sekedar melepas penat, pergi ke gacoan karena BM ku saat itu, dan sebagai rasa syukur atas acc nya proposalmu, sejak awal perjalanan, senyum tak pernah lepas dari bibirku. Hatiku bagai burung yang bebas mengepak, melayang-layang di antara awan kebahagiaan. Terimakasih telah menjadi pilot dalam petualangan hidupku kali ini, walau hanya sebatas makan dan melihat pemandangan kota. Setiap sudut kota yang kita lewati, setiap pemandangan yang kita saksikan, seakan menjadi lukisan indah yang terpajang di kanvas hatiku. Tak cukup sampai disitu, kau membisikan kalimat-kalimat indah ditelingaku semacam "aku menyayangimu", “jangan berubah”, "dan boleh gak si kamu buat aku aja" kalimat andalan kamu sekali hehehe, percayalah setiap kali kata itu terlontar dari bibirmu, ia berhasil membuat pipiku merah sempurna. Terima kasih telah membuat setiap momen bersamamu terasa begitu istimewa.
Aku menyukaimu karena kau bisa membuat kebahagiaan dalam benang-benang sederhana. Tidak perlu pesta mewah atau hidangan istimewa, cukup senyummu yang menjadi santapan terlezat. Setiap sudut kota menjadi panggung pertunjukan bagi kita berdua, dengan tawa sebagai sorak penonton. Cubitan-cubitan kecil yang berasal dariku dan darimu adalah not-not musik yang mengiringi tarian indah. Tak ada yang lebih indah dari perbincangan dikala kita menunggu mas-mas pelayan menyiapkan makanan kesukaan kita, oh mungkin hanya kesukaanmu, karena jika kau ingin tahu, sudah kubuang rasa suka di hidupku kecuali untuk menyukai segala tentangmu. Dan aku, dengan tulus, telah menyerahkan seluruh hatiku untukmu.
Kemudian kita pulang, dengan rasa bahagia Ditengah gemerlap kota diatas motor peninggalan papamu, ku bersandar di bahumu dengan tanganku di perutmu memelukmu begitu erat karena menahan rasa dingin perjalanan pulang. Sebenarnya aku mempunyai jaket tapi tak ingin aku memakainya, aku tak ingin menggagalkan skenario romantis Tuhan untuk kita. Sakit bisa disembuhkan, dingin bisa dihangatkan, namun pengalaman indah denganmu tak bisa dikembalikan. aghhhh aku sangat melantur.
sayang tulisan ini baru pembuka saja untuk menyambut hari istimewamu, kuharap kau masih antusias membaca tulisanku, juga memaknai setiap paragraf berikutnya.
Di antara riuhnya dunia, di mana waktu senantiasa berlari, ada satu hari yang selalu ku nantikan. Hari di mana bintang-bintang seolah berbisik lantang sebuah melodi cinta, hari di mana hatiku berdendang merayakan kehadiranmu. Ya, hari ini adalah hari ulang tahunmu, kekasihku.
Sayang, haruskah aku menuliskan harapan? Tapi bukankah dirimulah wujud nyata harapanku? Untuk apa merangkai kata demi kata, jika engkau adalah jawaban atas semua harapku?.
Ataukah aku harus memanjatkan doa? Sama saja, dirimulah perwujudan "Aamiin" atas setiap pintaku kepada Sang Pencipta. Ya, aku memang suka menggoda-Nya.
Tapi sayang pertama aku ingin mengucapkan terima kasih kepadamu sang pemilik binar mata yang  teduh, terima kasih telah menjadi oasis di tengah gurun kehidupanku. Sayang harapku kau selalu menjadi penyejuk untukku, karena tak ada yang lebih berarti bagiku selain kehadiranmu,  tak ada yang lebih indah selain saat aku bersamamu, kau tahu denganmu semua akan aku usahakan, tak akan aku membuat celah, kuakhiri segala keraguan.  Dan aku akan menyirami taman kasih kita dengan tulus juga ikhlas, agar tumbuh subur menjadi pohon rindang yang menaungi kebahagiaan kita.
Kedua, aku ingin meminta maaf kepadamu sang pemilik hati yang sabar nan luas, beberapa waktu ini banyak sikap ke kanak kanakanku yang mungkin membuatmu geleng geleng kepala, banyak perilaku dan tindakanku yang tak cukup dewasa dalam menyikapi segala sesuatu, banyak tuntutan yang mungkin membuat kepalamu rasanya ingin pecah hanya karena hal konyolku, atau gerakmu yang menjadi sempit tak leluasa karena egoku.
Hari ini, dengan hati yang penuh syukur, kuucapkan selamat ulang tahun dengan segenap jiwa raga, kepada pria yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupku. Kau adalah hadiah terindah yang pernah kuterima. Semoga panjang umur, juga berkah umur, semoga Allah selalu limpahkan kesehatan yang prima, rezeki yang melimpah, juga kebahagiaan yang tak terhingga, semoga selalu dalam lindungan dan naungan Allah, juga semoga kebahagian dan keberkahan selalu menyertaimu, dan semoga Allah jaga dengan sebaik baiknya penjagaan. Tak banyak doa yang kutulis disini tapi sayang begitu riuh doa yang ku panjatkan kepada sang pencipta untukmu, terlebih untuk kemudahan studymu, dan kesuksesan masa depanmu, sayang jadilah selalu sosok yang membanggakan bagi orang-orang di sekitarmu, seperti yang selalu kau lakukan padaku.”
Sayang, tahun-tahun berikutnya bahkan sampai puluhan tahun terlewati ku harap kita tetap bersama, saling mencintai, membuat dan menciptakan melodi yang lebih indah, berbincang-bincang tentang banyak hal, duduk menemanimu ngopi   di teras rumah, aku bersandar di pundakmu juga duduk di pangkuanmu sambil mengamati kucing- kucing liar yang mengeong ngeong bertengger di atas pagar, sambil sesekali kita iba kepadanya karena kucing tak bisa mencintai seperti kita hehehe, atau kita menertawakan segala hal yang lucu dan konyol, membicarakan hal yang serius, dan saling berharap, kemudian kita satu sama lain menggenggam erat tangan dan aku kembali menjatuhkan tubuhku pada pelukanmu aghhhh menggemaskan. 
Sayang, jika kau bertanya "selayak apa aku memaknai hidup?"
Aku akan menjawab dengan lantang dan penuh keyakinan 
"selayak aku mencintaimu" 
Karena mencintaimu adalah caraku menjalani hidup yang tak akan pernah ku sesali.
Aku tak pernah menyesal telah memilih untuk mencintaimu. Bagiku, mencintaimu adalah menjelajahi labirin perasaan yang paling indah. Setiap tikungannya adalah kejutan baru, setiap lorongnya adalah penemuan cinta yang tak pernah ada habisnya.  “kemarin aku merasa tak ada harganya” kalimat yang berhasil membuatmu sedih, yaaaa kemarin aku tak melihat dan mengenali diriku sendiri, tapiiii itu kemarin. Kini bersamamu, aku merasa seperti pecahan kaca yang akhirnya bersatu menjadi sebuah kristal yang sempurna, berkilau dalam cahaya cinta kita.
Sayang, setiap detak jantungku adalah irama kasih yang menggema untukmu. Setiap hela napasku adalah doa yang terpanjat agar cinta kita abadi. 
Dengan segenap rasa yang telah kucurahkan untukmu, semoga kau bahagia dan tersenyum membaca tulisanku ini. Sayang sekali lagi ku ucapkan SELAMAT ULANG TAHUN MAS ADAM :) 
4 notes · View notes
pupllepai · 19 days
Text
Sudah hampir 3 bulan berlalu sejak kejadian itu. Apa kabar tuan? Selama 3 bulan tanpa kita berkomunikasi, aku diam-diam masih menyimpan segalanya tentangmu tentang kita. Sayangnya semesta tidak lagi berpihak padaku, tadi malam sebelum terlelap tidur, aku melihat hal yang wajar dalam story Instagram mu, sudah ada dia yang kembali mengisi tempat itu ya? Tempat yang dulu sempat kau berikan hanya untukku.
Mengenai kabarmu yang sepertinya baik atau mungkin sekarang kamu sedang merasakan kembali butterfly effect dalam hari-hari mu? Aku turut senang tuan, syukurlah kamu menemukan dia yang memiliki kesamaan denganmu, kamu dan dia layaknya tidak seperti kamu dan aku yang harus melepaskan banyak hal hanya demi berjalan bersisian.
Foto, gelang, scrapbook, sketsa, boneka, jaket, lagu, akun dan tempat yang pernah menjadi bagian dari cerita kita masih ku peluk dengan erat sampai tadi malam, namun akhirnya aku sadar sepertinya kamu tidak akan kembali. Tidak apa tuan, tidak perlu khawatir, bahagiakan saja dia, masih ada aku disini, akan ku pastikan kita baik-baik saja walaupun hanya aku yang masih menggenggam semuanya.
Izinkan aku sembuh tanpa harus memberikan tempat ini pada orang lain dan tanpa pernah meninggalkan bagian yang pernah kita jejaki bersama.
Dariku salam terakhir untuk mu tuan, semoga kelak kamu dan aku telah sembuh sepenuhnya saat kita kembali dipertemukan.
Tasikmalaya, 07 September 2024
2 notes · View notes
nadyagifary · 1 month
Text
Tepat dua tahun
Ternyata tepat dua tahun lalu aku mulai melihatnya secara diam diam dan mengaguminya.MasyaAllah. Untaian cerita ini rasanya begitu menyakitkan namun sarat akan pembelajaran.
Dari mulai menginstall aplikasi laman biru bersimbol T itu, lalu menemukan namamu yang bertengger indah dengan beribu pembaca itu. Selanjutnya, aku membaca kata demi kata juga bait demi bait yang begitu penuh akan ilmu dan pemaknaan.
Aku pun mulai menulis namamu di sosial media dengan nama yang sama yang kau tulisakan di bio.
Aku makin memagumimu, melihat, bagaimana keshalihan, kebijakan, juga kepemimpinan yang terpatri kuat pada dirimu.
"Ah, masyaAllah. Memang boleh sekeren ini?"
Dengan apa yang kau tulis di laman biru, semakin membuatku terinspirasi dengan visimu.
"Apakah aku boleh mengenalmu?" Ucapku dalam hati sambil tertawa, dan mengimbuhi lagi "mana mungkin"
Tapi ternyata, itu sangat mungkin bagi Allah. Satu tahun setelahnya, Allah kirim beberapa alur untukku mengenalmu. Lewat beberapa alur yang 'lucu', lewat sesuatu yang begitu aku sukai bernama, 'buku' dan beberapa obrolan yang rasanya juga sangat terbatas juga penting saja.
Pada titik itu, aku makin kagum dengan kebesaran Allah, yang "mengantarkan mu" dari asing menjadi kenal dan siapa yang bisa menebak, aku bisa memperhatikan mu melalui whatsaap. Padahal tadinya sama sekali tidak mengenal, beda kota juga universitas.
Sampai akhirnya, rasa kagum itu tumbuh subur menjadi barangkali sebuah rasa yang memang belum sepatutnya terjadi saat ini; aku menaruh hati padamu.
Aku jatuh hati padamu tentang bagaimana engkau dijatuhcintakan pada ilmu, kecintaan atas Al Quran, dan tekadmu untuk memberantas kedzaliman lalu mengubahnya menjadi keberkahan. Aku jatuh cinta dengan caramu mencintai ilmu. Sederhana, tapi luar biasa. Ada prinsipmu dalam visiku. Visi dalam kebangkitan umat melalui kacamata ku; kacamata muslimah.
Tapi, ternyata, Allah cemburu dengan rasa ini, hati ini sangat terkagum dengan mu, bukannya Tuhan ku. Rasa tamak dalam hati yang ingin menjadikanmu sebagai imamku. Rasa dalam hati yang menginginkan dirimu menjadi pendampingku atas kesamaan-kesamaan juga melihat kelebihan yang Allah beri kepadaku, dengan percaya dirinya,
Aku pernah menanyakan suatu hal yang sangat krusial melalui murobbi ku, berharap engkau menerima sinyal. Yang walaupun sinyalnya tidak begitu kuat, tapi aku berharap engkau mengetahui.
Tentunya, tidak sesuai dengan harapan, Allah patahkan harap pada makhluk, tangis ini tidak terbendung hingga membuatku sakit hati, sakit akal, juga sakit fisik. Aku jatuh, hancur, dan dunia terasa mendung bagiku.
Hari hari rasanya begitu gelap, berat, juga engap. Aku dan semua rasa harap ku untuk "dinotice" olehmu ternyata jauh lebih besar daripada berharap untuk meraih ridha Nya. Berharap untuk meraih hikmah dari Nya.
Rasa harapan yang tidak tersambut denganmu, rasa acuh yang engaku berikan, dengan nada perasaan yang begitu dingin; makin membuatku mengkerut. Di lain, sisi, aku tetep habis habisan dalam mencari ilmu dan mencintainya, bukan untukmu, tapi untuk Rabbku.
Aku pernah hilang arah, berfikir yang buruk-buruk, putus asa akan itu. Aku jatuh bagai bunga yang layu belum saatnya, bak bunga matahari yang terus menunduk, padahal begitu banyak nikmat yang seharusnya membuatku bersinar, menyinarkan kebaikan atas nikmat Allah berikan kepadaku.
Tangis itu berubah menjadi beku, lalu meleleh, juga sirna atas sinar kasih sayang Allahku.
Sampai detik ini, aku akhirnya menemukan dua kata emas, ikhlas dan pasrah. Hatiku ringan, harapku hilang, dan doa ku berubah, tiada namamu dalam doaku lagi.
Aku kembali pada kesibukanku, mengeyam ilmu di tingkat profesi, menjadi seorang dokter muda yang begitu prima dalam menjalankan tugas dan belajarku, menjadi seorang pembelajar yang taklupa bertekad untuk menjadi ulama yang memiliki skill kedokteran.
Aku memperjuangkan mimpi menjadi seorang dokter yang tidak biasa, tapi dokter yang berilmu akhirat juga dunia, menjadikan modal pekerjaan mulia ini sebagai modal dalam kebangkitan umat; memperjuangkan sehat zhahir juga bathin.
Aku tumbuh dengan beribu ilmu Allah yang Allah anugerahkan lewat ilmu kedokteran, dikelilingi oleh buku-buku, sibuk dengan apa yang menjadi visiku, aku juga berbahagia merayakan fitrah serta peran ku.
Lambat laun, hatiku sembuh, akal ku tumbuh, jiwaku mengutuh, aku kembali kepada pelukan Rabb ku. Hatiku ringan, bak embun pagi yang sejuk dan menyegarkan, aku siap menghadapi tantangan juga pembelajaran sebagai dokter muda interna.
Walaupun di akhir hari, terkadang, aku masih sedikit mengingatmu. Ingin sekali rasanya mengetahui kabarmu, melihat keseharianmu atau sekedar menjadi pembaca diam diam tulisan juga postinganmu. Tapi, maaf Mas, aku harus menahannya, karena sepertinya, cerita ini hanya terjadi dalam diriku seorang.
Aku ikhlaskan rasa juga harap yang mungkin pernah ada. Aku pasrahkan segala lika liku nya, naik turun nya, senang sedihnya, atas rasa yang pernah aku tumbuhkan. Aku kembalikan kepada Rabbku, Tuhan Semesta Alam, kalau pun memang bukan Mas, setidaknya Allah pasti punya banyak sekali kemungkinan yang mempertemukan diriku dengan 'kamu' dengan versi yang lain, yang pasti, yang jauh lebih baik.
Walaupun menyakitkan, pada akhir cerita, aku bersyukur atas kebesaran Allah, mengenalkanku padamu. Dengan hal itu, semangat juga ghirahku dalam mempelajari ilmu akhirnya dapat ku pupuk dan tumbuhkan kembali, tentu dengan memperbarui niat. Mengenalmu adalah anugerah terbesar juga ujian terberat yang aku terima sekaligus.
Hingga saat ini, aku melepas segalanya. Aku ikhlas, aku kembalikan kepada Allahku, sampai jumpa kembali. Hatiku kosong, aku tidak ingin ada nama selain asma Allah, yang memberikan sinar cinta tanpa berkesudahan, yang memberikan pancaran kasih sayang, yang tidak pernah pergi, namun selalu membersamai.
Hingga saatnya nanti tiba, semoga saja pilihan Allah adalah yang terbaik. Aku tidak lagi banyak memikirkan tentang masalah ini Biarlah itu mengalir begitu saja.
5 notes · View notes