Text
Setahun Sudah...
Setahun sudah kamu pergi, tapi aku masih ingat rasa es krim caramel yang kamu belikan untukku setelah aku sembuh dari sakit flu berhari-hari. Hari itu, kamu buru-buru menemuiku padahal kamu baru pulang dari luar kota. Kita pun bertemu di warung udon kesukaanmu.
Kamu mulai bercerita soal kerjaanmu kemarin, tentang makanan yang kamu cicipi di kota itu, dan rencana perjalanan berikutnya. Aku mendengarmu dengan seksama tapi sedikit sedih karena tau kamu akan pergi lagi beberapa hari ke depan.
'Janji, kok. Ntar di sana aku sempetin video call, sampe malam...sampe ketiduran kayak biasa.' Katamu sesaat setelah membaca raut wajah sedihku. Kamu selalu tau aku akan sedih tiap kamu sebut jadwal kerjaanmu di luar kota.
'Iya, gapapa, kamu cuma 3 hari kan di sana? Malam minggu pulang? Hmm... Kalo gitu, hari Minggu kita pergi ke resto sushi yang baru buka itu, yuk?' Cerocosku tiada henti. Kamu mengangguk tanda setuju, tersenyum lalu mengacak poniku. Namun, sebelum rambutku acak-acakan seluruhnya, aku menghadang tanganmu lalu kutautkan pada jari-jemariku.
Sebelum aku sadar, tanganmu adalah tangan yang sama yang digenggam oleh perempuan lain, selain aku.
Kamu berangkat 3 hari kemudian. Tapi, tidak ada satu janjimu yang kamu tepati. Aku hanya terpaku menanti kapan whatsapp-ku akan berdering. Tidak ada satu notifikasi sesamar apa pun itu. Hanya sunyi. Menunggu...ternyata bisa se-mematikan itu.
•
Setahun sudah kamu bilang kamu ketemu orang lain, tapi aku masih penasaran 'kenapa gitu?'. Berbulan-bulan, aku menyalahkan diriku dan menangisi hal yang tak mungkin kembali. Aku rindu mengantri membeli minuman boba di kedai tempat kita berkencan dulu. Aku rindu menatap wajahmu yang dulu selalu berjalan di sisiku. Aku rindu melakukan hal yang biasa kita lakukan.
Hingga suatu hari, aku sampai di bagian paling menyakitkan dari segalanya. Aku tau kamu mencintaiku, tapi itu tak berarti kamu tak akan mendua. Aku benci harus tau itu semua. Aku benci membayangkan kamu dengan orang lain. Aku benci karena aku cuma bisa menerima...
Setahun sudah kamu pergi, tapi beruntungnya aku sudah baik-baik saja. Aku mungkin tak menantimu lagi, namun kamu selalu bisa menemukanku di tempat biasa. Setelah satu patah hati maha dashyat ini, hidup membawaku berlayar ke arah lain, hingga aku tak tau lagi apa kabarmu sekarang.
Setahun sudah kamu pergi, dan aku baru bisa memesan kembali es krim caramel kesukaanku.
Tapi, untuk sesuatu yang manis, kenapa ya es krimnya masih saja terasa pahit sampai saat ini?
71 notes
·
View notes
Text
Jalan Pintas (bagian tiga)
Gama hendak membuka pintu ketika seekor Ashera sudah sibuk menggali jendela dari arah dalam. Kucing itu seolah tahu tuannya sudah tiba dan sangat tidak sabar untuk menemuinya.
"Xena selalu tahu bahkan sebelum aku membuka pintu. Tapi dia punya respon beragam dengan orang asing. Berhati-hatilah, aku tak tahu kau ternasuk yang mana."
Gama dan Jo memasuki rumah lalu Gama mempersilakan Jo untuk duduk di ruang tamu. Rumah Gama tidak begitu luas dan mewah, namun suasananya begitu nyaman. Tatanan perabot yang sederhana membuatnya tidak begitu berat untuk dipandang, apalagi ditinggali. Beberapa langkah dari ruang tamu dapat ditemui dapur kecil yang cukup lengkap peralatannya, dengan meja bar dan kursi-kursinya. Di belakang ruang tamu ada kebun kecil, mungkin tempat Xena bermain, pikir Jo.
"Kamarku ada di atas,' ujar Gama bak pemandu wisata, 'kamar bawah diperuntukkan bagi tamu yang berkunjung. Di sebelah kamarku ada perpustakaan kecil, kalau kau tertarik dengan buku-buku akan kuantar ke sana."
"Aneh tiba-tiba kau bercerita soal isi rumahmu."
"Entah. Semuanya spontan keluar dari mulutku. Tak masalah kan'?"
"Tidak. Tidak sama sekali."
"Aku akan pergi ke kamarku dulu. Semoga kalian akrab!" Ucap Gama merujuk pada Jo dan Xena.
Jo masih sibuk mengamati isi rumah ketika Xena melangkah perlahan menuju Jo. Untuk beberapa saat Xena terhenti ketika Jo menunjukkan gelagat untuk mendekatinya. Ketika Jo diam dan mengabaikan Xena, baru ia melangkah lagi. Xena memang bukan kucing yang mudah akrab dengan orang selain tuannya, karena itulah saat Xena sudah melompat naik ke sofa ia tak serta merta meminta Jo untuk mengelusnya. Beberapa kali ia berkeliaran melewati Jo, sesekali turun dari sofa lalu naik kembali. Sekian endusan kemudian, Xena baru yakin bahwa makhluk asing ini bukan sebuah ancaman dan memutuskan untuk duduk tenang di pangkuan Jo.
“Wah, selamat! Kau salah satu orang yang terpilih,” ujar Gama menyadari bahwa peliharaan kesayangannya tidak menyakiti tamunya kali ini.
“Aku tersanjung. Kukira Xena akan membenciku mengingat aku punya aroma kucing asing.”
Pertemuan dan percakapan Gama dengan Jo mengalir begitu alami dan lancar. Mereka perlahan mengenal satu sama lain. Jo bercerita soal pengalamannya bekerja dalam sesi pemotretan pra-pernikahan dengan klien yang sedang hamil tua, tentang kebiasaan buruk Cimo kabur dari rumah dan membawa kucing liar ke rumah saat petang serta keresahannya soal betapa kolot orang tuanya yang terlalu konservatif dari sudut pandangnya. Gama juga antusias berkisah tentang detail kecelakaan yang membuatnya harus hiatus dari karir renangnya, soal adik perempuannya yang lebih sibuk berkencan ketimbang melanjutkan studinya serta perihal rasa rindu pada ayahnya yang telah berpulang 7 tahun yang lalu.
Percakapan mereka semakin terasa santai ditemani dengan anggur koleksi terbatas milik Gama. Atmosfer yang nyaman ini membuat keduanya menjadi lebih dekat satu sama lain. Obrolan-obrolan mulai berubah menjadi kesunyian, kemudian mereka memandangi satu sama lain. Seperti komputer yang sedang memindai data dalam sebuah folder, mereka memperhatikan satu sama lain. Gaya rambut, warna bola mata, bentuk hidung, lengkungan senyum dan banyak lagi. Anggur memberikan perasaan rileks satu sama lain dan perlahan membuat mereka menjadi setengah tak sadar. Pandangan-pandangan itu lalu berubah menjadi sentuhan. Awalnya hanya tangan, lalu beranjak pada pipi kemudian bibir.
Gama memperhatikan Jo lekat-lekat. Pipi Jo memerah akibat anggur yang ia minum, ia jadi lebih banyak diam dan tersenyum. Gama menyukai senyumnya. Begitu polos dan hangat. Begitu berbeda dengan saat pertama menemuinya di kafe sore tadi. Tangan Gama perlahan meraih pipi Jo, mengelusnya beberapa kali dan perlahan mendekatkan bibirnya dengan bibir Jo. Awalnya Jo agak terkejut dengan tindakan Gama yang begitu tiba-tiba, namun ciuman itu terasa lembut dan anehnya menyenangkan. Selama beberapa detik Jo mengindahkan inisiatif Gama untuk bertindak pada bibirnya. Sudah lama ia tak merasakan kesenangan ini, bahkan sejak kekasihnya yang terakhir beberapa tahun lalu.
Ciuman itu tak berakhir lama dan mulus, ketika ingatan Jo akan Dito secara tiba-tiba menyambar kepalanya. Perasaannya kini berubah drastis, ia kembali teringat Dito. Tentang apa yang ia perbuat semalam dan perasaan apa saja yang menyelimuti kejadian itu. Suasana hatinya langsung memburuk, membuatnya tak ingin lagi melanjutkan ciumannya dengan Gama. Jo refleks mendorong tubuh Gama untuk mengehentikan ciuman mereka.
“Maafkan aku, aku kira kau...”
“Tidak,’ potong Jo, ‘ini salahku. Maafkan aku, tapi aku tidak bisa melakukan ini.” Jo lalu beranjak dari rumah Gama dan buru-buru memasuki mobil untuk pulang ke rumah.
Sepanjang perjalanan pikirannya kosong dan tanpa sadar ia mengeluarkan air mata. Ia tidak tahu kenapa ia menangis. Ia merasa begitu bersalah dan tidak nyaman pada Gama karena sudah bertindak tidak sopan padanya. Ia merasa dirinya begitu buruk. Ia lagi-lagi ingat soal Dito dan semakin merasa sedih akan hal itu. Ia merasa begitu kacau dan untuk saat ini, meninggalkan semuanya adalah yang terbaik. Untuk keselamatan Jo, atau lebih tepatnya keselamatan hatinya. Entah ke mana, entah bagaimana, ia tak tahu.
4 notes
·
View notes
Photo
Bunga Beracun Itulah cinta. Ya kisah ini ku tulis dalam lembar yang cukup panjang. Kisah yang membuat jantung ter-iris, air mata berderai hingga luka ternganga. #ceritacinta #kreator #ramadhan #ramadhan2021 #kisahsedih https://www.instagram.com/p/CNsFlyapq5A/?igshid=78hjexrn73bg
0 notes
Photo
U S A I
aku berhenti. sebab sedari awal kesempatan itu tak pernah ada.
sekeras apa pun inginku, tak akan ada yang berubah. karena pada akhirnya aku berdiri seorang diri. menanti sesuatu yang entah bagaimana rupanya.
menguatkan hati, meski telah patah berkali-kali. meyakinkan diri bahwa di satu waktu ia akan merasa cukup dicintai. ternyata aku lelah, hingga tak sadar jika aku telah jatuh dalam lubang yang kugali sendiri.
upaya yang telah kulakukan tak berarti. aku menjadi satu-satunya yang berusaha mengerti. aku berhenti; berhenti mematahkan hati, berhenti menyakiti diriku sendiri.
barangkali memang harus usai, aku akan mengingatmu sebagai kenangan baik. cara terbaik untuk merasakan kehilangan yang bahkan tak sempat kumiliki.
aku, berhenti.
pernah diunggah di akun instagram @ipsnegari
0 notes
Photo
~Impian Si Jelita~ Episode 2 🤗. Aku tak sadarkan diri usai mobil berwarna hitam itu menabrakku. Pencarianku mencari tau dimana Mas Agung, kenapa tidak ada di tempat biasa kita berdua pulang sekolah bersama pun berakhir. .................................................. "Boneka...bon...boneka... Bangun". Suara itu terdengar jelas di telingaku. Mataku perlahan ku buka, dan silaunya lampu diruangan itu langsung menyapaku dengan begitu ganas. Terlihat Mas Agung sudah ada di sampingku dan ternyata suara yang ku dengar tadi adalah suara Mas Agung, iya biasa memanggil aku dengan nama Boneka. "Aku ada dimana Mas", Tanyaku penasaran kepada Mas Agung. "Kamu ada dirumah sakit", jawab mas Agung dengan suara teduh ciri khasnya. "Mas... Ini apa mas". Aku sambil menunjuk ke Arah kakiku yang sudah penuh dengan perban. Mas Agung tampak gugup menjawabnya, "ekhmmm in, in.. ini". Mata mas Agung mulai terlihat pelangi, iya tak kuasa menahan air matanya. Sambil terisak-isak Mas Agung menceritakan apa saja yang terjadi, dan rupanya aku sudah tidak sadarkan diri selama hampir 25 hari di IGD. Ternyata mobil yang menabrakku disekolah itu membuatku mendapatkan luka yang begitu parah. Aku menangis mendengar cerita mas Agung tentang kejadian saat itu, dan tangisku meledak saat mas Agung menjelaskan bahwa ada kemungkinan besar kakiku tidak berfungsi karena kecelakaan itu. Tak bisa kubayangkan jika aku harus hidup menggunakan kursi roda. Mas Agung mencoba memberikan supportnya dengan kemudian berkata "kamu harus kuat Bon, kamu adalah wanita tangguh, dan aku siap selalu ada di sampingmu dengan kondisi seperti sekarang ini, dah jangan nangis, sekarang fokus aja dengan pemulihan dan aku yakin kakimu akan bisa kembali berfungsi dengan baik". Seketika hatiku menjadi tenang sekali usai mendengar ucapan Mas Agung tersebut. ..................................... Hari-hari ku lalui, dan aku mulai belajar membiasakan diri dengan kondisi ini. Kadang aku frustasi dengan kenyataan ini. Bersambung.... Ke Episode 3. #impiansijelita #love #instagram #instagood #cerpen #ceritapendek #belajarmenulis #belajarlagi #kontenkreator #penulis #beautiful #kisahsedih #kisah #kisahromantis https://www.instagram.com/p/CKmshJslFVq/?igshid=1d1zgrez0g07b
#impiansijelita#love#instagram#instagood#cerpen#ceritapendek#belajarmenulis#belajarlagi#kontenkreator#penulis#beautiful#kisahsedih#kisah#kisahromantis
0 notes
Text
hanya hanya untuk sebuah alasan pergi, hingga kau jilat dirimu sendiri,
#sedih#galau#sajak#sajak liar#sajakindonesia#sajakcinta#sajakrindu#kisahsedih#pergi#la perla#perpisahan#akurindu#rinduini#tentang rindu
6 notes
·
View notes
Text
Aku atau purnama?
Ini tentang seseorang yang setia menanti di ruang mimpi yang penuh hasrat. Ketika matahari mulai tergelincir dan malam menjadi gulita seketika, ia duduk di sudut sebuah ranjang dalam diam yang menjadikannya kelabu Pada setiap jengkal dinding ruangan ini ia pernah berbisik dan bercerita perihal seseorang yang tiada pernah memahami apa itu jatuh cinta—meski ia sendiri tak benar-benar mengerti apa jatuh cinta yang sebenarnya—seseorang yang telah mencuri kewarasannya Ditemani temaram lampu tidur ia menuliskan sajak-sajak rindu di secarik kertas kopi yang sengaja ia jadikan buku saku. Menggoreskan pena bermuatan konflik batin yang ditanggungnya, yang semakin hari semakin berkecamuk dan tak pernah berujung Ia tak hentinya menulis hingga pada sepertiga malam pertama. Kemudian ia bangkit menghampiri jendela kayu yang hanya empat langkah darinya. Pandangannya ia lebarkan ke atas. Menerawang malam tanpa ia temui purnama di peraduannya. Semakinlah ia merasa sepi Tanpa purnama malamnya semakin sunyi tak berarti. Purnama yang selama ini ia jadikan kawan nyatanya tak selamanya setia. Dengan berakhirnya tulisan ini, aku ingin ia kembali mengerti bahwa meski tak seindah purnama, aku lah yang lebih pantas berkawan dengannya di setiap malam. Pada malam gulita sekalipun.
#menulissajak#bersajak#belajarmejulis#purnama#dia#sajakcinta#cinta#kesendirian#kesedihan#malampurnama#malam#kisahsedih
7 notes
·
View notes
Text
Solo, 22 Juli 2019
Tanpa kamu sadari, saat kamu kehilangan satu hal dihidupmu. Tuhanmu akan menggantinya dengan beberapa hal yang lebih berarti.
Sayang saja, kau mungkin tak pernah merasakannya.
— Apit Ary Faozan
0 notes
Photo
secuil cerita dari perjalanan kemarin ke rumah Simbah yang dulu pernah momong posisinya di kota sebelah , perjalanan sekitar 2 jam-an dari sini dari dulu memang setiap lebaran menyempatkan datang ke sana, untuk sekedar menengok Simbah dan tentunya menyambung tali silaturahmi walaupun kita sudah tinggal di kota ini hampir 20 tahun ya tapi tetep kita jaga biar tiap kesempatan lebaran main Simbah sekarang sudah ga bisa kemana-mana krn tidak bisa jalan, hanya tiduran dan duduk di tempat tidur walaupun begitu penglihatannya, ingatannya masih kuat, ya kalau pendengaran harus rada kuat ya kalau ngajak ngobrol kemarin pas dateng tuh nangis nangis udah ditunggu-tunggu katanya tiap hari ditanyain ke cucu dan cicitnya udah dateng belum udah kesini belum sampe udah di siapin oleh-oleh khusus buat kita ya Allah rasanya nyess banget walau kita bukan saudara yg ada hubungan darah tapi dianggap seperti itu sampai sekarang waktu kita dateng, simbah keluar dah cerewetnya berasa dia tu ga sakit sehat sehat aja sampe cucu cicitnya juga bingung ternyata simbah beringas gitu kalau lagi seneng gembira kita mah ya kalau bisa ya pengen sering dateng tapi karena disini juga ada kehidupan dan kesibukan apa daya ya semoga Simbah diberikan kesehatan dan umur panjang yang berkah aamiin #ceritamudik #mudik2019 #pulangkampung #kisahku #keluarga #bukansedarah #dramatis #kisahsedih #orangtua #udik https://www.instagram.com/p/Byqu5Mrp9Mt/?igshid=1gv2q18k40ggd
#ceritamudik#mudik2019#pulangkampung#kisahku#keluarga#bukansedarah#dramatis#kisahsedih#orangtua#udik
0 notes
Text
Harapan Yang Ambyar
Kamis, 14 Mei 2020 Sebuah jawaban dengan 85% kepastian telah ku baca , sebuah pesan text yang membuat ku ambyar berkali-kali. Setiap ku mengingat nya membuat hati merasa tercabik-cabik, dan tiba-tiba merasa sesak nafas.
“Do’a kan aku seminggu lagi bisa bayar hutang ya hehe” Sebuah pesan singkat yang tiba-tiba masuk di ponselku, ku baca dengan sangat hati-hati karena setelah seminggu pas kita memang tidak berkomunikasi sama sekali setelah perdebatan yang mungkin membuatnya muak dengan ku. Hati ku seketika bergetarm dari perasaan ku yang sebelum nya baik-baik saja, sumringah dan ceria berubah menjadi sedih hanya dengan satu pesan singkat tersebut.
“Kok aku merasa sedih ya...”
Sebuah balasan pun ku luncurkan ke ponselnya, aku memang tipe orang yang terus terang dengan perasaan, jadi aku utarakan langsung saja ke dia. “Orang kalau piutang nya terbayar itu senang , bukan malah sedih” Jawab nya. “Seperti ada kata perpisahan yang tersirah hehe” balasan ku pun to the point sesuai apa yang aku rasakan dan aku fikirkan saat itu, “Kok reti ,eh kok isoh?” dalam bahasa jawa dia membalas. (Kok rau, eh kok bisa?) Aku berfikir bahwa jawaban pertama merupakan reflek dan jujur, jadi jawaban pertama menurutku sudah mewakili jika tebakan ku memang benar, tiba-tiba tangisan ku pecah dan mengingat-ingat apa yang telah aku perjuangkan 4 tahun terakhir akan berakhir begitu saja hanya dengan sebuah pesat singkat WhatsApp. Ku lanjutkan membalas dengan menjelaskan bagaimana aku bisa berfikiran seperti itu, hingga satu kalimat yang saat itu di malam hari membuat ku merasa sangat-sangat sakit untuk membaca nya. Semua orang mungkin akan berfikiran bahwa aku berlebihan , menangis hanya karena sebuah pesan whatApp dari seorang pria. Dia mengatakan bahwa “Gimana kalau sudahlah dan lupakan”
Pesan itu masih ku balas dengan banyak pertanyaan, kenapa? ada apa ? apa yang salah? hingga pesan berakhir dengan ada nya janjian bertemu besok hari minggu. Rasanya aku tak siap mendengar berita buruk itu, tapi bagaimana lagi? jika aku terlalu lama menundanya aku akan semakin terpuruk dengan ada nya berita buruk-buruk lagi yang datang kan? dan tak akan menyudahinya kan? Pesan itu selalu terngiang-ngiang dalam fikiran dan ingatanku. Mengingat dahulu yang seperti apa bagaimana aku banyak berkorban :( Flashback Awal tahun 2016 sebuah perkenalan terjadi, masih dalam baik-baik saja seperti orang kenalan pertama banyak hal yang belum di ketahui masing-masing, hingga aku tak tau mulai kapan kedekatan ini di mulai, bercerita banyak hal, sharing dan diskusi hal-hal yang menurutku bermanfaat. Hingga di bulan sekitar Agustus atau September, dia di phk dari tempat kerjanya, dalam posisi yang dia belum punya apa-apa. Rasa iba ku muncul, ku tawarkan diri membantu mencari pekerjaan, daftar lah di perusahaan dekat rumahku dan di terima dengan kontrak jangka pendek yaitu 2 Bulan saja. Lumayan fikirnya, dari kota Gemilang menuju ke kota Bersinar tak punya tempat tingal, ku tawari dia untuk kos di dekat-dekat rumah ku, kebetulan rumah ku banyak kos-kosan. “Mas mau kos di tetangga ku?” tanya ku “Aku ga punya uang, aku nanti tidur di masjid aja, kan cuma 2 Bulan” jawabnya Siapa yang tega? aku memberanikan diri bercerita dengan ibuku, btw fyi bahwa aku sangat dekat dengan ibuku, apapun aku ceritakan dengan ibuku, ibuku adalah teman curhat yang sangat baik. hehe Sampainya di tempat kerja ibu aku mengatakan bahwa temanku yang pernah aku ajak kesini itu butuh tempat tinggal tapi tidak punya uang. Ibu ku berkata “yasudah ini uang untuk bayar kos nanti makan ikut kita aja gapapa” Saat itu harga kost perbulan nya 250ribu, oiya fyi ya aku bukan dari keluarga yang mampu dan ibu ku bekerja sebagai [engasuh anak di Jogja dan pulang nya seminggu sekali. Ibuku memiliki hati yang lembut alias ga tegaan jadi ya tau sendiri dong dari hasilnya, bayarin kos orang yang belum di kenal dekat oleh ku dan kedua orang tuaku. Dia pun meng iya kan tawaran ku itu, dengan alasan tidak menolak kebaikan orang lain, meskipun dia selalu berkata bahwa akutidak suka bergantung dengan orang lain dan memiliki utang budi. Untuk keseharian bagaimana? Karena di rumah cuma ada aku dan bapak ku, mengingat aku adalah anak tunggal. Setiap hari aku bangun pagi, membuat sarapan untuk ku, bapak ku dan tentunya dia, serta membuat kan bekal untuk di bawa nya bekerja mengingat dia kesini memang dari nol. Dia bekerja dari jam 07:00 - 22:00 , aku kasihan karena tidak ada yang mencuci kan baju, jadi baju nya pun aku yang mencuci nya, pokoknya udah kayak istri banget lah ya hehe.
Dari sini lah perasaan itu sepertinya dimulai, aku merasa bahwa rasa iba ku ini tiba-tiba berubah menjasi rasa kasih sayang , belum di sebut cinta sih masih dalam tahap yang “kok aku sayang ya sama ini orang, kok jadi sering khawatir ya?” Akupun mulai menyebut namanya dalam doa ku agar dia tetap baik-baik saja. Hingga di Bulan Desember 2016 sebuah tamparan itu terjadi, hal yang tak pernah aku rasakan dan hal yang aku rasakan untuk pertama kalinya ........ -To Be Continue -
1 note
·
View note
Text
Jalan Pintas (bagian satu)
Sudah satu jam Jo mengendarai mobilnya berkeliling kota, namun tak satu tempatpun yang membuatnya tertarik untuk singgah. Gerai hidangan laut yang biasa manggugah seleranya kini tak lagi menggodanya. Ia menghilangkan mall dalam daftar tujuannya sebab tempat itu terlalu bising untuknya yang masih belum sepenuhnya sadar dari mabuk. Ia juga mengurungkan niatnya untuk pergi ke Pub, mengingat apa yang sudah ia perbuat semalam. Lagipula ini masih terlalu siang untuk mabuk, pikirnya. Jo lalu memutuskan untuk pergi lagi ke taman kota, untuk mendapat sedikit keheningan dan tentu saja, merokok.
Di taman, Jo hanya melihat sekeliling sembari sesekali meneguk soda dingin yang ia beli di minimarket terdekat dalam perjalanan kemari. Selama di taman, ia sudah menghisap 4 batang rokok dan dua kaleng soda. Dia sangat tidak bernafsu untuk melakukan apapun dan bertemu siapapun.
Tak lama ada notifikasi muncul di ponselnya. Rupanya dari Matchie, aplikasi kencan buta yang sudah lama tak ia sentuh. Aplikasi itu seolah mengingatkan agar Jo membukanya setelah lama sekali terabaikan. Semenjak memiliki rasa pada Dito, Jo menjadi sangat jarang mengeceknya lagi. Dibukanya akun usang itu dan tak lama matanya sibuk memperhatikan foto-foto yang terpampang di layar
Lihat orang-orang ini, batinnya, mereka begitu putus asa mendamba sebuah hubungan. Terasa begitu menyedihkan. Kali ini Jo merasa sangat iba dengan para pengguna aplikasi kencan buta ini, termasuk dirinya sendiri. Rasa iba itu perlahan menjadi kehampaan pikir. Jo bertanya pada dirinya sendiri, apakah ia harus pergi dengan orang lain? Untuk menghilangkan perasaannya pada Dito. Ia kembali mengecek layar, secara acak ia menekan tanda hati pada salah satu foto. Tak lama ia mendapat balasan hati pula dari foto yang sama. Tertulis Gama di profilnya dengan foto dirinya sedang memegang piala, entah kejuaraan apa yang ia menangi.
“Ah, persetan. Aku sudah sejauh ini,” ucap Jo nekat melanjutkan kencan dadakannya. Ia tak tahu bagaimana Gama, seperti apa sifatnya. Apakah ia seperti yang tertera di foto profilnya? Apakah dia pintar? Apakah dia menarik? Jo tidak tahu. Jo tidak peduli. Satu hal yang pasti: Jo tidak ingin sendirian malam ini dan Dito bukan solusi terbaik untuk jadi pendampingnya kali ini. Ia ingin memecahkan belenggu kasihnya pada Dito, sesegera mungkin. Secepat mungkin agar belenggu itu tak membuat hatinya semakin memar.
1 note
·
View note
Photo
Bunga Beracun Itulah cinta. Ya kisah ini ku tulis dalam lembar yang cukup panjang. Kisah yang membuat jantung ter-iris, air mata berderai hingga luka ternganga. #ceritacinta #kreator #ramadhan #ramadhan2021 #kisahsedih https://www.instagram.com/p/CNsFlyapq5A/?igshid=4eu8jl5brr05
0 notes
Text
Kepada Pria Angin
Tahukah, Merindumu seperti bernapas Ada namun sulit terjangkau dalam genggam Pelukmu seperti kopi Pahit namun kerap jadi candu Tatapmu seperti panah, menghujam namun teduh Bagai berdiri dalam tepian karang
Kepada pria angin, Di sini, ada wanita yang setia dalam tunggu Menanti hadirmu dalam fana Ini lebih abu, jemu
Tapi pria angin, Wanitamu punya batas yang ia sendiri tak tahu ujungnya Berhentilah mencari Dia di sini, masih didekatmu, Di tempat yang sama; masa lalumu.
4 notes
·
View notes
Video
Jangan sampai bully datang ke anak anda !!!! https://mangprop.wordpress.com/2019/08/22/kamis-23-8-2019-dn-mabal-smp-5-hari/ #kemdikbud #kisahinspiratif #kisahku #kisahnyata #kisahnyatatrans7 #kisahnyataindosiar #kisahsedih #kisahsedihringkas #kisahsedihislami https://www.instagram.com/p/B1y61nlHbSO/?igshid=z8bt6916xls6
#kemdikbud#kisahinspiratif#kisahku#kisahnyata#kisahnyatatrans7#kisahnyataindosiar#kisahsedih#kisahsedihringkas#kisahsedihislami
0 notes
Video
Perempuan itu diam membisu, saat cintanya terbujur kaku. . Cahaya jingga menerobos lewat jendela. Untaian kembang pancawarna memberi tanda; separuh jiwanya telah tiada. . #Qoutes #Sajak #Puisi #Kopi #Tulisan #Goresan #Coffee #Senja #KataKata #Rindu #Pena #Tinta #Kasih #kisahsedih https://www.instagram.com/p/BtOOF0DB2Ip/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1pfnjwk7sjfu1
0 notes
Photo
secuil cerita dari perjalanan kemarin ke rumah Simbah yang dulu pernah momong posisinya di kota sebelah , perjalanan sekitar 2 jam-an dari sini dari dulu memang setiap lebaran menyempatkan datang ke sana, untuk sekedar menengok Simbah dan tentunya menyambung tali silaturahmi walaupun kita sudah tinggal di kota ini hampir 20 tahun ya tapi tetep kita jaga biar tiap kesempatan lebaran main Simbah sekarang sudah ga bisa kemana-mana krn tidak bisa jalan, hanya tiduran dan duduk di tempat tidur walaupun begitu penglihatannya, ingatannya masih kuat, ya kalau pendengaran harus rada kuat ya kalau ngajak ngobrol kemarin pas dateng tuh nangis nangis udah ditunggu-tunggu katanya tiap hari ditanyain ke cucu dan cicitnya udah dateng belum udah kesini belum sampe udah di siapin oleh-oleh khusus buat kita ya Allah rasanya nyess banget walau kita bukan saudara yg ada hubungan darah tapi dianggap seperti itu sampai sekarang waktu kita dateng, simbah keluar dah cerewetnya berasa dia tu ga sakit sehat sehat aja sampe cucu cicitnya juga bingung ternyata simbah beringas gitu kalau lagi seneng gembira kita mah ya kalau bisa ya pengen sering dateng tapi karena disini juga ada kehidupan dan kesibukan apa daya ya semoga Simbah diberikan kesehatan dan umur panjang yang berkah aamiin #ceritamudik #mudik2019 #pulangkampung #kisahku #keluarga #bukansedarah #dramatis #kisahsedih #orangtua #udik https://www.instagram.com/p/ByqusoKJCvl/?igshid=1q3t98mtbcaau
#ceritamudik#mudik2019#pulangkampung#kisahku#keluarga#bukansedarah#dramatis#kisahsedih#orangtua#udik
0 notes