Tumgik
#konferensivirtual
halidew · 3 years
Text
Bijak Berstrategi di Era Teknologi
Siapa yang bisa menahan rasa penasaran terhadap sesi Konferensi Ibu Pembaharu bersama salah seorang leader di perusahaan sekelas Google? Kok bisa Perempuan Indonesia menorehkan namanya sebagai Head of Google Play Retail and Payments Activation for Southeast Asia and Australia? Apa kualifikasi yang diperlukan dan bagaimana kesannya menapaki karier yang konon hanya ditawarkan kepada talenta-talenta terbaik dunia?
Sesi siang itu dimoderatori oleh Ara Kusuma, perempuan muda yang tak hanya mencintai sapi dan organisasi, tetapi juga sangat melek teknologi. Tampaknya putri kedua dari founder Ibu Profesional ini memang paling tepat didaulat sebagai teman bicara sang tamu istimewa. Menghadirkan Anna Maria Maurieta, atau dikenal juga dengan nama Anna Soemarmo, panggung Konferensi Ibu Pembaharu lagi-lagi dibanjiri inspirasi.
Tumblr media
Berawal dari mindset
Anna baru saja resmi meraih gelar MBA dari University of Illinois Urbana-Champaign 18 Desember silam. Namun, sejak bertahun-tahun sebelumnya ia sudah dipercaya memimpin tim yang terdiri dari lulusan kampus-kampus ternama. Sekalipun kemampuannya sudah diakui, ia tetap ingin mendapatkan pengesahan di belakang namanya. Rupanya, pengalaman menempuh studi sambil tetap bekerja penuh waktu membuat ia kian tertantang untuk mengejar pendidikan lebih tinggi.
Di era digital, pintar dan kerja keras saja tidak cukup. Kesuksesan itu ibarat gunung es, banyak aspek tak tampak yang perlu dilalui sebelum mencapai keberhasilan. Perempuan penjelajah empat negara ini kemudian berbagi soal pentingnya growth mindset dan juga ketekunan (perseverance). Kalau belum bisa ya belajar. "Learning is your superpower," ujarnya.
Dengan growth mindset, kita tidak membatasi kemampuan diri. Kita berani mencoba hal baru, berani belajar dari kesalahan, pantang menyerah, dan terus berkembang menjadi lebih baik seiring latihan.
Anna sendiri mulanya hanya menempuh jurusan komunikasi. Akan tetapi, pekerjaannya membutuhkan ia untuk menguasai bahasa pemrograman. Belajarlah alumna UGM ini secara otodidak di Khan Academy. Profesinya juga menuntut softskill kepemimpinan. Dengan senang hati ia meningkatkan bekal diri dengan "transferable skills" yang penting seperti strategic thinking serta project & stakeholder management melalui kursus dan studi lanjutan.
Pivot framework
Jika kita sudah mengetahui apa yang ingin kita peroleh, ada 4 tahapan yang Anna sarankan yang kemudian ia sebut sebagai pivot framework. Kerangka tersebut digunakan di Google untuk membantu para perempuan menentukan langkah berikutnya supaya bisa terus berkembang. Antara lain:
Plant
Scan
Pilot
Launch
Di tahap plant kita lakukan penilaian dulu, apa saja kekuatan kita? Apa saja yang selama ini berhasil menjadi bahan bakar kita meraih kesuksesan? Hal ini bisa kita refleksikan dari pencapaian sebelumnya atau dari bagaimana orang lain memandang kita. Untuk bidang apa kita diandalkan dan dipercaya oleh orang-orang terdekat kita? “Itu sign bahwa you’re good at that,” ungkap Anna. Refleksikan juga apa yang membuat kita tertarik, ingin kita pelajari, atau dampak apa yang ingin kita hasilkan. Paksakan diri untuk membuat target misalnya yang ingin dikerjakan dalam satu tahun ke depan.
Setelah melakukan refleksi dan penilaian, kita akan tahu di mana posisi kita saat itu. Apakah kita termasuk orang-orang yang inaktif? Proaktif? Reaktif? Atau inovatif? Jika kita inaktif (tidak mencari perubahan, sering ragu-ragu, punya kebiasaan yang tidak sehat) bagaimana caranya supaya menjadi proaktif? Lalu scan, apa yang dilakukan orang lain sehingga mampu mencapai target yang kita inginkan? Tetapi jangan sampai membandingkan diri, cukup ketahui dan jadikan inspirasi. Jika memungkinkan, bertanyalah dan minta diajari oleh orang tersebut. Atau, cari kelas-kelas dan kursus yang bisa membuat kita menambah skill. Kita juga bisa memulai mereka-reka suatu proyek jika kiranya bisa membuat kita belajar dan melangkah lebih dekat menuju target yang ingin diraih. 
Ketiga, pilot. Gunakan kemampuan, kekuatan, jejaring yang kita miliki, untuk melaksanakan proyek-proyek kecil sebagai uji coba. Di tahap ini, bayangkan saja kita tidak akan gagal.“Kalau kita tahu kita nggak bakal gagal, kira-kira kita mau ngapain? Itu caranya punya growth mindset,” pesan Anna.
Tumblr media
Terakhir, launch. Tetapkan satu hal yang akan kita tekuni dari hasil plant-scan-pilot. Proyek kecil sebagai pendahuluan yang baik akan membantu kita memahami 3E: enjoy, expert, dan expand. Namun, tak perlu menunggu segalanya sempurna. Empat tahapan ini bisa kita jalankan sebagai siklus yang artinya setelah launch pun kita bisa kembali ke tahap sebelumnya. Tentukan batas waktu dan bagaimana kita mengukur sukses dari hal tersebut? Sumber daya apa lagi yang dibutuhkan? Putuskan dan mulai bergerak!
Langkah pertama selalu paling berat
Anna mengakui bahwa memulai perubahan adalah sesuatu yang kerap menimbulkan kegamangan. Banyak sekali yang mungkin timbul di pikiran. Akan tetapi, kita tetap harus melakukannya. Dengan memulailah kita bisa membuka wawasan. Kita bisa mengetahui kesempatan-kesempatan apa saja yang bisa kita peroleh.
Beranilah belajar hal baru, membuat koneksi baru, sebab once you become fearless, life becomes limitless. Kamu akan mendapatkan pengetahuan baru, teman baru, bisnis baru, segala kemungkinan terbuka ketika kita meniadakan rasa takut.
Tidak dimungkiri, setiap orang termasuk Anna juga terkadang mengalami rasa minder atau insecure. Apalagi dengan lingkungan kerja yang memang kompetitif. Banyak orang pintar dan pekerja keras di sekitarnya yang bahkan harus diperintahkan untuk liburan agar tidak terus-menerus bekerja. Jika perasaan tersebut menghampiri, tipsnya adalah fokus pada hal yang bisa kita kontrol. Perilaku kita, cara komunikasi, juga hasil kerja kita terlepas bagaimana pandangan atau persepsi orang lain.
Memiliki mental yang tepat, ketekunan, dan keberanian adalah bekal penting untuk terus tumbuh dan berkarya. Adanya teknologi dan perkembangan era digital tidak seharusnya membuat kita gentar atau merasa tersaingi. Yakinlah bahwa kita bisa bersahabat dengan teknologi dan menaklukkan tantangannya untuk bertransformasi menjadi pribadi yang lebih bermanfaat.
Mari jadikan momentum hari ibu sekaligus 1 dekade Ibu Profesional ini sebagai langkah awal kita melepaskan keraguan dan membuka pintu-pintu peluang tanpa batas!
Tambahan referensi: https://www.linkedin.com/pulse/how-pivot-successfully-my-interview-jenny-blake-connie-wang-steele
37 notes · View notes
halidew · 3 years
Text
Belajar Apa dari Pendiri Single Moms Indonesia?
Salah satu sesi Konferensi Ibu Pembaharu yang sudah kusimak adalah sesi bersama Maureen Hitipeuw. Ini adalah sesi privat, artinya hanya seribu orang pemilik tiket VIP saja yang bisa menyaksikan. Dipandu apik oleh direktur IpediaTV, Fajrina Addien, sembilan puluh menit bergulir santai, hangat, dan akrab.
Senin, 20 Desember 2021, mulai pukul 14.00 WIB founder dari Single Moms Indonesia telah siap di belakang panggung untuk menyapa para peserta konferensi yang terdiri dari member Ibu Profesional dan juga umum. Acara 1 dekade ibu profesional tersebut memang terbuka untuk para perempuan, baik ibu maupun calon ibu, yang terpanggil menjadi seorang change-maker alias pembuat perubahan.
Sebab tiket VIP terbatas dan diumumkan lebih dahulu di kalangan internal Ibu Profesional, tak heran jika kemudian lebih banyak peserta Konferensi Ibu Pembaharu dari member komunitas ibu profesional itu sendiri. Namun, jangan khawatir. Ibu Profesional membuka pendaftaran member baru secara berkala seperti yang sedang berlangsung sejak pembukaan konferensi kemarin sampai 14 Januari 2022 nanti. Silakan mendaftar di tautan berikut agar tidak ketinggalan informasi menarik lainnya, atau kunjungi media sosial Ibu Profesional di Facebook dan juga Instagram.
Tumblr media
Konteks single mom atau ibu tunggal yang kupahami adalah perempuan yang menjalankan perannya sebagai pengasuh anak tanpa keberadaan laki-laki sebagai suami. Hal ini bisa terjadi karena perceraian, kematian, atau sedari awal membesarkan buah hati dari hasil hubungan biologis di luar pernikahan. Ketiganya cenderung menjejakkan stigma negatif di masyarakat. Namun, bagaimanapun, perempuan yang menjalani peran sebagai single mom tetaplah manusia. Ia berhak hidup dengan baik, menjaga kualitas hidup diri dan anaknya, juga memperoleh dukungan dalam hal pemenuhan kebutuhan yang mendasar.
Tidak ada perempuan yang menginginkan kegagalan dalam rumah tangga. Oyen, begitu Maureen biasa dipanggil, pun memimpikan pernikahan yang happily ever after. Apa daya, bekal cinta saja tak cukup menaklukkan badai dan ombak yang menghantam. Pada 2010, ia mengakhiri hubungan sah yang diakui agama dan negara itu dan memulai hidup baru sebagai ibu tunggal.
Bangkit, berdaya, berkarya. Itulah pesan yang ingin ia sampaikan di sesi talkshow siang itu. Menjadi ibu tunggal bukanlah hukuman mati. Layaknya anjuran saat penerbangan yang meminta kita menyelamatkan diri sendiri dulu sebelum membantu orang lain, ketika dihadapkan dengan kondisi ini yang pertama-tama perlu dilakukan juga selamatkanlah diri sendiri. Kita perlu menyelamatkan diri dengan bersikap proaktif (dalam mencari dukungan, termasuk dari tenaga profesional) dan tanamkan mindset positif. Dengannya kita akan memiliki lebih banyak harapan dan keberanian untuk bertahan di tengah cobaan hidup. “Selama ibu baik-baik saja, percaya dan yakin anak pun akan baik-baik saja,” pesan Maureen.
Usia yang masih bergulir mengandung makna bahwa kita masih punya suatu misi yang perlu dituntaskan dalam hidup ini. Maka, raih kembali semangat kita, tetapkan visi yang ingin kita tuju. Lalu tentukan langkah-langkah apa saja yang perlu kita tempuh dalam kurun waktu yang lebih pendek, setahap demi setahap.
Fokuslah pada prioritas dan jangan terkecoh pada kerikil-kerikil kecil yang mengganggu. Kita perlu pahami bahwa ada hal yang bisa kita kontrol, tetapi ada juga yang berada di luar kendali kita. Kesampingkan ketakutan dan kekhawatiran. Jangan jadikan stigma sebagai batasan, apalagi persoalan yang belum tentu terjadi. Majulah bersama apa yang ingin kita lakukan dan pusatkan energi pada bagaimana kita menggapainya.
Pada akhirnya perceraian tidak lagi menjadi soal yang Maureen sesali dalam hidup, bahkan justru membuatnya bersyukur. Jika tidak mengalami hal tersebut, tentu ia tidak bisa menjadi dirinya saat ini: mendirikan SMI, mendapat sertifikasi dari Facebook, juga mengenal para perempuan dan tokoh-tokoh hebat sepanjang hidupnya.
Agar dapat bangkit dan berdaya, kita perlu belajar melepaskan masa lalu dan membuka diri terhadap berbagai kemampuan baru yang bisa kita capai. Kembangkan diri sesuai arah yang ingin kita tuju dan berani katakan, “Tidak,” pada persoalan yang tidak membahagiakan serta membuat tidak nyaman.
Sejujurnya, sebagai penonton aku merasa tips yang disampaikan mbak Oyen sungguh menancap ke hati. Tak perlu mengalami jadi ibu tunggal terlebih dahulu untuk bisa menduplikasi kiat yang berhasil membawa mbak Oyen menjadi dirinya saat ini. Kita semua perlu saling menyemangati agar bangkit, berdaya, dan kemudian mantap melangkahkan kaki untuk berkarya di tengah bagaimanapun cobaan yang kita lalui.
Aku juga suka sekali setiap mbak Oyen merespon pertanyaan-pertanyaan yang masuk dengan, “Wah pertanyaannya bagus sekali,” atau, “Ini pertanyaannya keren banget.” Dilanjutkan dengan nada bicaranya yang tenang dan tertata, tak heran lebih dari 6500 member telah bergabung dengan komunitas yang didirikannya sejak 8 September 2014 itu. Tak sekadar menyediakan ruang yang aman untuk saling dukung dan menguatkan, Maureen Hitipeuw juga memesona dengan keteladanannya.
Banyak yang penasaran dengan kegiatan di SMI maupun cerita pengalaman pribadi Maureen. Namun, aku tidak bermaksud untuk menjabarkannya di sini, hehe. Untuk tahu lebih lanjut, cek akun SMI di Facebook dan Instagram Single Moms Indonesia serta akun pribadi mbak Oyen @maureen.hitipeuw. Terakhir jangan lupa pesan pamungkas ini, “Kita semua memiliki kemampuan untuk bangkit dan berdaya. Tolong jangan pernah melupakan itu, seberat apapun beban hidup kita.” Go, girls, kita semua berharga!
2 notes · View notes
halidew · 3 years
Text
Apakah Konferensi Ibu Pembaharu Terlalu Padat?
Tumblr media
Dari empat belas sesi webinar, talkshow, dan workshop yang diselenggarakan selama Konferensi Ibu Pembaharu, ada 9 yang belum kutonton. Hahaha. Aku memprioritaskan menonton sesi privat yang tidak semua orang bisa mengaksesnya. Ternyata, sudah lewat 9 hari dari puncak 1 dekade Ibu Profesional dirayakan, belum ada satu pun tayangan materi yang kutambah. Aku justru menonton siaran ekshibisi dan mengulang tayangan materi untuk memastikan informasi yang kutulis di blog ini tidak meleset, hehehe.
Walau baru resmi dibuka tanggal 18 Desember, sebetulnya Konferensi Ibu Pembaharu ini sudah dimulai tanggal tujuh belasnya. Ada satu sesi materi dari Ines Setiawan dengan audiens terbatas sore itu. Hari-hari berikutnya diisi dengan empat sesi siaran dengan durasi rata-rata 90 menit.
Jika kita hitung jumlah 14 materi plus 8 ekshibisi, totalnya 22 x 90 = 1980 menit siaran berlangsung. Ini setara dengan 33 jam! Tidak sampai sih, karena kebanyakan sesi ekshibisi hanya berkisar 40-50 menit. Akan tetapi, 45 booth yang bisa kita kunjungi juga menyajikan tayangan-tayangan menarik beserta oleh-olehnya. Belum lagi marketplace yang menarik untuk diintip-intip, fitur chat yang bisa jadi tempat rumpi baru, dan tentunya waktu memuat alias loading situsnya kalau lagi banyak pengunjung perlu kita pertimbangkan. Wah, butuh berhari-hari lamanya nih jika ingin melahap semua menunya.
Anggaplah jatah nonton dalam kehidupan kita normal 2 jam per hari, kira-kira kita butuh setidaknya 17-18 hari menamatkan petualangan di Konferensi Ibu Pembaharu. Kalau situs hanya dibuka sampai 31 Desember 2021, sudah pasti tidak cukup kan ya? :’)
Nah, kabar baiknya, akses situs https://konferensiibupembaharu.id diperpanjang nih! Katanya jadi sampai 15 Januari 2022. Yuk manfaatkan kesempatan ini, sebab tentunya menyimak sendiri sesi yang disampaikan bisa jauh lebih seru daripada sekadar mendapat cerita. Walau, barusan kucoba situsnya sedang tidak bisa diakses sih … mungkin sedang pembaruan sistem supaya bisa tayang rekamannya lebih lama. Mudah-mudahan saja lekas pulih dan bisa diakses kembali.
Jika sudah bisa login, langsung meluncur saja ya! Sesi yang dibuka untuk umum antara lain:
Sesi 4 “Perempuan Kepala Keluarga: Masalah, Tantangan, dan Solusinya” bersama Nani Zulminarni
Sesi 5 “Perempuan dan Lingkungan: Praktik Baik dan Kiat Produktif #SustainableLiving” bersama Deasi Srihandi
Sesi 9 “Permakultur: Cara Bertanam dengan Mengikuti Alam” bersama Listriana Suherman
Sesi 12 “Bermain yang Tidak Main-main” bersama Farha Ciciek
Sesi 13 “Disabilitas Unggul” bersama Nicky Clara
Sesi 14 “Saya Ibu Rumah Tangga dan Saya Bangga” bersama founder Ibu Profesional, Septi Peni Wulandani
InsyaAllah jika memungkinkan aku akan mencoba menuliskan ulasannya juga nanti. Doakan kuat, supaya lebih banyak yang merasakan manfaatnya ketika rekaman sudah tidak bisa diakses lagi nanti. Hanya, prioritasku untuk sesi yang terbatas dulu, ya. Hehe.
Sebetulnya aku kurang mengerti mengapa ada sesi yang dibuka untuk umum dan ada yang terbatas, padahal kalau sekilas mengintip sama-sama kerennya dengan cara masing-masing. Setiap pemateri berbagi sesuai kapasitasnya. Mereka menceritakan apa yang benar-benar mereka lakukan sehingga tanpa penampilan yang “wah” pun pesannya bisa sampai.
Jadi, apakah acara Konferensi Ibu Pembaharu yang diselenggarakan oleh Ibu Profesional kemarin terlalu padat?
Ya, ya, ya! Padat jadwal, padat isinya juga. Ini adalah konferensi virtual pertama yang kuikuti dalam bahasa Indonesia. Jika sebelumnya (di konferensi berbahasa asing) aku pasrah menyaksikan beberapa tayangan saja, di Konferensi Ibu Pembaharu ini rasanya aku ingin menonton semuanya :”)
Sekalipun ada tema-tema yang aku tidak terlalu tertarik, aku percaya para pengisi acara yang sudah dipilih oleh panitia dari Institut Ibu Profesional bersinar dengan pesonanya yang beraneka warna. Dan aku menyaksikannya, bukan untuk menjadi seperti mereka. Justru agar kutemukan warnaku sendiri yang semoga kelak membuat diriku tersenyum saat memandang lembaran yang sudah lalu.
0 notes
halidew · 3 years
Text
Belanja Ide di Booth Ekshibisi Konferensi Ibu Pembaharu
Zaman sekarang, berkarya tidak lagi harus dalam bentuk fisik. Dalam bentuk psikis pun boleh. Eh, salah. Maksudnya dalam bentuk digital. Hehe. Banyak, lo, karya digital yang bisa kita buat dan bermanfaat untuk orang lain. Hemat biaya produksi, tapi tetap berdaya guna tentunya.
Mampir yuk ke booth ekshibisi Konferensi Ibu Pembaharu. Ada banyak booth yang penuh inspirasi siap menyambut kedatangan teman-teman semua sampai 31 Desember 2021. Yuk, buruan meluncur sebelum terlambat!
Untuk sekilas informasi tentang Konferensi Ibu Pembaharu silakan baca di artikel berikut: https://halidew.tumblr.com/post/670921915309981696/siap-siap-menang-banyak-di-konferensi-ibu 
Untuk tutorial masuk Lobby-nya, bisa cek di sini: https://halidew.tumblr.com/post/671061834500046848/cara-masuk-lobby-konferensi-ibu-pembaharu 
Konferensinya sendiri berlangsung di situs https://konferensiibupembaharu.id 
Dua lokasi booth ekshibisi
Setelah masuk ke Lobby gelaran acara 1 dekade Ibu Profesional ini, kita akan disuguhkan tiga pintu. Ada pintu Exhibition Hall, Conference Hall, dan juga SKUI Hall. Conference Hall adalah tempat berlangsungnya materi webinar, workshop, dan talkshow. Sementara dua ruang lainnya adalah tempat booth-booth menarik berada.
Ngomong-ngomong, sedikit ralat ya, hehe. Sebelumnya kukira jumlah tenant yang bisa dikunjungi ada 48, ternyata 45. Lalu, aku lebih sering menyebutnya sebagai stand pameran, ternyata booth. Beda-beda dikit tapi bisa dimengerti lah, ya ….
Berikut adalah daftar booth yang ada di Exhibition Hall: 1. A Home Team, 2. Pandu 45, 3. Board Game Land, 4. Aha! Project, 5. Keluarga Kita, 6. Erau by Rumah Ulin, 7. IFI Dry Food, 8. Disaster Management Dompet Dhuafa, 9. UMKM Perempuan, 10. Lentera Ibu, 11. Permata Hati, 12. Manakana.id, 13. TAFKO, 14. Beautylogic.Academy, 15. Time Warriors, 16. seTjiwa, 17. Temani Indonesia, 18. Alunan Bunda, 19. Rumah Bijak Digital, 20. Sewaktu, 21. DNA Bermain, 22. Bengkel Bunda, serta 23. Daily Fun.
Tumblr media
Di SKUI Hall ada booth: 1. Sekretariat Nasional, 2. RCIP,  3. KIPMA,  4. Institut Ibu Profesional,  5. Sejuta Cinta,  6. Kampung Komunitas,  7. IPedia,  8. Saudagar Kipma, 9. Perempuan di Era Digital, 10. Aku Berdaya Aku Berkarya, 11. Saya Ibu Rumah Tangga dan Saya Bangga, 12. Lingkungan yang Berkelanjutan, 13. Ibu dan Anak Bahagia, 14. Narasumber KIP 1, 15. Narasumber KIP 2, 16. KIPMA (Jakarta), 17. KIPMA (Yogyakarta), 18. KIPMA (Pekanbaru), 19. Kampus Ibu Pembaharu, 20. Ibu Inklusif, 21. Bronze & Sister Hood, dan 22. Sisterhood.
Tumblr media
Nah, buat bocoran nih, kalau kita sudah login di situs Konferensi Ibu Pembaharu, kita bisa juga mengetikkan langsung di address bar browser untuk langsung masuk booth tersebut. Caranya adalah ketik konferensiibupembaharu.id/tenant/(lokasi)-(nomor booth)/. Untuk lokasi SKUI Hall ketik sh, untuk Exhibition Hall ketik eh untuk menggantikan (lokasi). Sementara nomor booth-nya sesuai dengan nomor yang kutuliskan di atas. Jangan lupa, tambahkan angka 0 untuk nomor booth satuan.
Contoh, ketik:
https://konferensiibupembaharu.id/tenant/sh-06/ untuk berkunjung ke booth Kampung Komunitas
https://konferensiibupembaharu.id/tenant/eh-14/ untuk mengintip booth dari Beautylogic.Academy.
Intip isi di dalam booth
Umumnya, di setiap booth akan ada 1 video perkenalan atau penjelasan mengenai pemilik booth, beberapa poster yang penjelasan, tautan kontak pemilik booth, tautan ke marketplace, dan juga keranjang oleh-oleh digital.
Coba perhatikan baik-baik gambar berikut, ya. Ini adalah salah satu contoh tangkapan layar suasana di booth ekshibisi. Di pojok kanan bawah ada lingkaran oranye yang jika kita klik akan tersambung ke marketplace. Di serong kiri atasnya ada ikon yang mirip dengan logo WhatsApp, ketika kita tekan akan terhubung ke contact person dari booth yang sedang kita kunjungi. Lalu, ada tanda panah untuk bergerak mendekat ke layar. Terakhir, keranjang rotan di sisi kiri, adalah tempat mengunduh oleh-oleh digital.
Tumblr media
Sudah berhasil intip? Sudah coba buka oleh-olehnya?
Beragam karya member Ibu Profesional beserta sponsor yang berpartisipasi dalam perayaan 1 dekade Ibu Profesional ini menghiasi booth ekshibisi Konferensi Ibu Pembaharu. Ada aneka ebook, video tutorial, templat printable, artikel-artikel tips, katalog jualan, dan belum tahu ada apa lagi karena aku belum sempat keliling ke semua booth juga, nih. Hahahaha.
Yuk selagi ada waktu kita berangkaaaat. Kumplit banget kan sarana belanja idenya? Mulai dari merancang program keren sampai bikin media kece, bisa lo dilakukan secara digital bahkan oleh ibu rumah tangga dari dalam rumahnya saja. Uh wow! Siap ikut berkarya juga? :)
0 notes