Tumgik
#1dekadeibuprofesional
halidew · 3 years
Text
Bijak Berstrategi di Era Teknologi
Siapa yang bisa menahan rasa penasaran terhadap sesi Konferensi Ibu Pembaharu bersama salah seorang leader di perusahaan sekelas Google? Kok bisa Perempuan Indonesia menorehkan namanya sebagai Head of Google Play Retail and Payments Activation for Southeast Asia and Australia? Apa kualifikasi yang diperlukan dan bagaimana kesannya menapaki karier yang konon hanya ditawarkan kepada talenta-talenta terbaik dunia?
Sesi siang itu dimoderatori oleh Ara Kusuma, perempuan muda yang tak hanya mencintai sapi dan organisasi, tetapi juga sangat melek teknologi. Tampaknya putri kedua dari founder Ibu Profesional ini memang paling tepat didaulat sebagai teman bicara sang tamu istimewa. Menghadirkan Anna Maria Maurieta, atau dikenal juga dengan nama Anna Soemarmo, panggung Konferensi Ibu Pembaharu lagi-lagi dibanjiri inspirasi.
Tumblr media
Berawal dari mindset
Anna baru saja resmi meraih gelar MBA dari University of Illinois Urbana-Champaign 18 Desember silam. Namun, sejak bertahun-tahun sebelumnya ia sudah dipercaya memimpin tim yang terdiri dari lulusan kampus-kampus ternama. Sekalipun kemampuannya sudah diakui, ia tetap ingin mendapatkan pengesahan di belakang namanya. Rupanya, pengalaman menempuh studi sambil tetap bekerja penuh waktu membuat ia kian tertantang untuk mengejar pendidikan lebih tinggi.
Di era digital, pintar dan kerja keras saja tidak cukup. Kesuksesan itu ibarat gunung es, banyak aspek tak tampak yang perlu dilalui sebelum mencapai keberhasilan. Perempuan penjelajah empat negara ini kemudian berbagi soal pentingnya growth mindset dan juga ketekunan (perseverance). Kalau belum bisa ya belajar. "Learning is your superpower," ujarnya.
Dengan growth mindset, kita tidak membatasi kemampuan diri. Kita berani mencoba hal baru, berani belajar dari kesalahan, pantang menyerah, dan terus berkembang menjadi lebih baik seiring latihan.
Anna sendiri mulanya hanya menempuh jurusan komunikasi. Akan tetapi, pekerjaannya membutuhkan ia untuk menguasai bahasa pemrograman. Belajarlah alumna UGM ini secara otodidak di Khan Academy. Profesinya juga menuntut softskill kepemimpinan. Dengan senang hati ia meningkatkan bekal diri dengan "transferable skills" yang penting seperti strategic thinking serta project & stakeholder management melalui kursus dan studi lanjutan.
Pivot framework
Jika kita sudah mengetahui apa yang ingin kita peroleh, ada 4 tahapan yang Anna sarankan yang kemudian ia sebut sebagai pivot framework. Kerangka tersebut digunakan di Google untuk membantu para perempuan menentukan langkah berikutnya supaya bisa terus berkembang. Antara lain:
Plant
Scan
Pilot
Launch
Di tahap plant kita lakukan penilaian dulu, apa saja kekuatan kita? Apa saja yang selama ini berhasil menjadi bahan bakar kita meraih kesuksesan? Hal ini bisa kita refleksikan dari pencapaian sebelumnya atau dari bagaimana orang lain memandang kita. Untuk bidang apa kita diandalkan dan dipercaya oleh orang-orang terdekat kita? “Itu sign bahwa you’re good at that,” ungkap Anna. Refleksikan juga apa yang membuat kita tertarik, ingin kita pelajari, atau dampak apa yang ingin kita hasilkan. Paksakan diri untuk membuat target misalnya yang ingin dikerjakan dalam satu tahun ke depan.
Setelah melakukan refleksi dan penilaian, kita akan tahu di mana posisi kita saat itu. Apakah kita termasuk orang-orang yang inaktif? Proaktif? Reaktif? Atau inovatif? Jika kita inaktif (tidak mencari perubahan, sering ragu-ragu, punya kebiasaan yang tidak sehat) bagaimana caranya supaya menjadi proaktif? Lalu scan, apa yang dilakukan orang lain sehingga mampu mencapai target yang kita inginkan? Tetapi jangan sampai membandingkan diri, cukup ketahui dan jadikan inspirasi. Jika memungkinkan, bertanyalah dan minta diajari oleh orang tersebut. Atau, cari kelas-kelas dan kursus yang bisa membuat kita menambah skill. Kita juga bisa memulai mereka-reka suatu proyek jika kiranya bisa membuat kita belajar dan melangkah lebih dekat menuju target yang ingin diraih. 
Ketiga, pilot. Gunakan kemampuan, kekuatan, jejaring yang kita miliki, untuk melaksanakan proyek-proyek kecil sebagai uji coba. Di tahap ini, bayangkan saja kita tidak akan gagal.“Kalau kita tahu kita nggak bakal gagal, kira-kira kita mau ngapain? Itu caranya punya growth mindset,” pesan Anna.
Tumblr media
Terakhir, launch. Tetapkan satu hal yang akan kita tekuni dari hasil plant-scan-pilot. Proyek kecil sebagai pendahuluan yang baik akan membantu kita memahami 3E: enjoy, expert, dan expand. Namun, tak perlu menunggu segalanya sempurna. Empat tahapan ini bisa kita jalankan sebagai siklus yang artinya setelah launch pun kita bisa kembali ke tahap sebelumnya. Tentukan batas waktu dan bagaimana kita mengukur sukses dari hal tersebut? Sumber daya apa lagi yang dibutuhkan? Putuskan dan mulai bergerak!
Langkah pertama selalu paling berat
Anna mengakui bahwa memulai perubahan adalah sesuatu yang kerap menimbulkan kegamangan. Banyak sekali yang mungkin timbul di pikiran. Akan tetapi, kita tetap harus melakukannya. Dengan memulailah kita bisa membuka wawasan. Kita bisa mengetahui kesempatan-kesempatan apa saja yang bisa kita peroleh.
Beranilah belajar hal baru, membuat koneksi baru, sebab once you become fearless, life becomes limitless. Kamu akan mendapatkan pengetahuan baru, teman baru, bisnis baru, segala kemungkinan terbuka ketika kita meniadakan rasa takut.
Tidak dimungkiri, setiap orang termasuk Anna juga terkadang mengalami rasa minder atau insecure. Apalagi dengan lingkungan kerja yang memang kompetitif. Banyak orang pintar dan pekerja keras di sekitarnya yang bahkan harus diperintahkan untuk liburan agar tidak terus-menerus bekerja. Jika perasaan tersebut menghampiri, tipsnya adalah fokus pada hal yang bisa kita kontrol. Perilaku kita, cara komunikasi, juga hasil kerja kita terlepas bagaimana pandangan atau persepsi orang lain.
Memiliki mental yang tepat, ketekunan, dan keberanian adalah bekal penting untuk terus tumbuh dan berkarya. Adanya teknologi dan perkembangan era digital tidak seharusnya membuat kita gentar atau merasa tersaingi. Yakinlah bahwa kita bisa bersahabat dengan teknologi dan menaklukkan tantangannya untuk bertransformasi menjadi pribadi yang lebih bermanfaat.
Mari jadikan momentum hari ibu sekaligus 1 dekade Ibu Profesional ini sebagai langkah awal kita melepaskan keraguan dan membuka pintu-pintu peluang tanpa batas!
Tambahan referensi: https://www.linkedin.com/pulse/how-pivot-successfully-my-interview-jenny-blake-connie-wang-steele
37 notes · View notes
alamakuki · 3 years
Text
Flexing, apa itu ?
Beli dengan uang, yang sebenarnya tidak anda punya. Untuk barang, yang sebenarnya tidak anda butuhkan. Hanya untuk impres seseorang, yang sebenarnya tidak peduli dengan anda.
It's not self reward mbak. It's a fake ((Pakai nada Kinan 😅))
Baru saja lihat YouTube Prof. Rheinald dan Om Deddy tentang fenomena flexing, yaitu pamer kekayaan yang mungkin dia tidak benar-benar kaya, hanya untuk mendapatkan kesan dari orang lain.
Menurut Profesor Rheinald, orang yang benar-benar kaya justru tidak akan memamerkan kekayaannya. Tetap berpenampilan sederhana dan tidak dibuat-buat. Poverty Screams, but Whealth Whispers. Pepatah yang diberikan beliau untuk menggambarkan fenomena ini.
Orang kaya itu berbisik tidak berisik.
Saya teringat suatu kejadian beberapa waktu yang lalu. Saat itu saya dan suami jalan pagi di sekitar rumah, melewati persawahan di dekat rumah. Tiba-tiba ada seorang bapak tua menyapa kami dari belakang. Beliau mengendarai motor tua, tidak pakai helm hanya pakai topi, memakai sandal jepit, memakai kaos yang sudah pudar warnanya.
 “Siapa itu yah? mau ke sawah ya?”, tanya saya
“Lah, itukan pak B”, jawab suami
“Ha....! masa iya?”, tanya saya lagi
Tentu saya kaget dan masih terheran-heran. Karena pak B yang disebut suami adalah salah satu orang kaya di kota kami. Kebetulan kami kenal keluarga beliau, karena suami bekerja di salah satu ponakan beliau. Orangnya ramah dan sederhana, sama sekali tidak terlihat bahwa beliau orang kaya.
Beda dengan para crazy rich yang sering muncul di Instragram dan TV. Para sultan tersebut sering terlihat menggunakan barang mewah, jalan-jalan ke luar negeri, membeli barang branded, punya circle yang juga para sultan dan para artis ternama.
Masih menurut Profesor Rheinald, orang kaya akan membeli barang karena memang barang tersebut dibutuhkan. Tidak untuk dipamerkan. They spend their money to save their time, artinya mereka membeli barang untuk menunjang aktivitas dan produktivitas mereka.
Apakah tidak boleh kita memberikan reward untuk pencapaian yang kita raih. Tentu boleh, tapi pertanyaannya, apakah itu benar-benar untuk kita nikmati atau hanya untuk mendapatkan impres dari teman, kerabat dan orang di sekitar kita.
Kalau jawabannya adalah yang kedua, tentu akan membuat kita lelah alih-alih memberikan self reward atas pencapaian kita.
 Lalu bagaimana kita bisa terhindar dari fenomena perilaku flexing ini.
Saya kutip dari cnnindonesia.com, berikut yang bisa kita lakukan :
1.    Pastikan ekpektasi kita tidak melebihi realita dan kemampuan yang dimiliki
2.    Kontrol diri untuk menunjukkan hal yang penting dan berguna
3.    Mengubah pola pikir dan mindset kita, bahwa memamerkan apa yang kita miliki belum tentu menunjukkan kita hebat.
4.    Coba untuk memahami bagaimana tanggapan orang di sekitar kita terhadap apay kita lakukan
5.    Fokus untuk menikmati setiap momen yang kita lalui dan pencapaian yang kita raih.
Alamkuki
0 notes
izzula · 3 years
Text
Jurnal Kebaikan
Tidur siang kali ini, Muadz terbangun tiba-tiba. Dia langsung duduk dan memanggil “maah..” Aku lambaikan tangan memintanya mendekat. Muadz beringsut ke kasurku dan merebahkan tubuhnya di sampingku. Hmm aku mencium bau tak sedap, sepertinya dia buang angin. Aku sengaja membiarkannya. Pura-pura tidak tahu apa yang terjadi. Hingga bocah kecil itu mengatakan, “mah mau ee” **** Di atas kloset dia…
View On WordPress
0 notes
nikennisita · 3 years
Text
#konferensiibupembaharu
#1DekadeIbuProfesional
#semestakaryauntukindonesia
#darirumahuntukdunia
#ibuprofesional
#akuberdayaakuberkarya
#narasumberkip
4 notes · View notes
halidew · 3 years
Text
Belajar Apa dari Pendiri Single Moms Indonesia?
Salah satu sesi Konferensi Ibu Pembaharu yang sudah kusimak adalah sesi bersama Maureen Hitipeuw. Ini adalah sesi privat, artinya hanya seribu orang pemilik tiket VIP saja yang bisa menyaksikan. Dipandu apik oleh direktur IpediaTV, Fajrina Addien, sembilan puluh menit bergulir santai, hangat, dan akrab.
Senin, 20 Desember 2021, mulai pukul 14.00 WIB founder dari Single Moms Indonesia telah siap di belakang panggung untuk menyapa para peserta konferensi yang terdiri dari member Ibu Profesional dan juga umum. Acara 1 dekade ibu profesional tersebut memang terbuka untuk para perempuan, baik ibu maupun calon ibu, yang terpanggil menjadi seorang change-maker alias pembuat perubahan.
Sebab tiket VIP terbatas dan diumumkan lebih dahulu di kalangan internal Ibu Profesional, tak heran jika kemudian lebih banyak peserta Konferensi Ibu Pembaharu dari member komunitas ibu profesional itu sendiri. Namun, jangan khawatir. Ibu Profesional membuka pendaftaran member baru secara berkala seperti yang sedang berlangsung sejak pembukaan konferensi kemarin sampai 14 Januari 2022 nanti. Silakan mendaftar di tautan berikut agar tidak ketinggalan informasi menarik lainnya, atau kunjungi media sosial Ibu Profesional di Facebook dan juga Instagram.
Tumblr media
Konteks single mom atau ibu tunggal yang kupahami adalah perempuan yang menjalankan perannya sebagai pengasuh anak tanpa keberadaan laki-laki sebagai suami. Hal ini bisa terjadi karena perceraian, kematian, atau sedari awal membesarkan buah hati dari hasil hubungan biologis di luar pernikahan. Ketiganya cenderung menjejakkan stigma negatif di masyarakat. Namun, bagaimanapun, perempuan yang menjalani peran sebagai single mom tetaplah manusia. Ia berhak hidup dengan baik, menjaga kualitas hidup diri dan anaknya, juga memperoleh dukungan dalam hal pemenuhan kebutuhan yang mendasar.
Tidak ada perempuan yang menginginkan kegagalan dalam rumah tangga. Oyen, begitu Maureen biasa dipanggil, pun memimpikan pernikahan yang happily ever after. Apa daya, bekal cinta saja tak cukup menaklukkan badai dan ombak yang menghantam. Pada 2010, ia mengakhiri hubungan sah yang diakui agama dan negara itu dan memulai hidup baru sebagai ibu tunggal.
Bangkit, berdaya, berkarya. Itulah pesan yang ingin ia sampaikan di sesi talkshow siang itu. Menjadi ibu tunggal bukanlah hukuman mati. Layaknya anjuran saat penerbangan yang meminta kita menyelamatkan diri sendiri dulu sebelum membantu orang lain, ketika dihadapkan dengan kondisi ini yang pertama-tama perlu dilakukan juga selamatkanlah diri sendiri. Kita perlu menyelamatkan diri dengan bersikap proaktif (dalam mencari dukungan, termasuk dari tenaga profesional) dan tanamkan mindset positif. Dengannya kita akan memiliki lebih banyak harapan dan keberanian untuk bertahan di tengah cobaan hidup. “Selama ibu baik-baik saja, percaya dan yakin anak pun akan baik-baik saja,” pesan Maureen.
Usia yang masih bergulir mengandung makna bahwa kita masih punya suatu misi yang perlu dituntaskan dalam hidup ini. Maka, raih kembali semangat kita, tetapkan visi yang ingin kita tuju. Lalu tentukan langkah-langkah apa saja yang perlu kita tempuh dalam kurun waktu yang lebih pendek, setahap demi setahap.
Fokuslah pada prioritas dan jangan terkecoh pada kerikil-kerikil kecil yang mengganggu. Kita perlu pahami bahwa ada hal yang bisa kita kontrol, tetapi ada juga yang berada di luar kendali kita. Kesampingkan ketakutan dan kekhawatiran. Jangan jadikan stigma sebagai batasan, apalagi persoalan yang belum tentu terjadi. Majulah bersama apa yang ingin kita lakukan dan pusatkan energi pada bagaimana kita menggapainya.
Pada akhirnya perceraian tidak lagi menjadi soal yang Maureen sesali dalam hidup, bahkan justru membuatnya bersyukur. Jika tidak mengalami hal tersebut, tentu ia tidak bisa menjadi dirinya saat ini: mendirikan SMI, mendapat sertifikasi dari Facebook, juga mengenal para perempuan dan tokoh-tokoh hebat sepanjang hidupnya.
Agar dapat bangkit dan berdaya, kita perlu belajar melepaskan masa lalu dan membuka diri terhadap berbagai kemampuan baru yang bisa kita capai. Kembangkan diri sesuai arah yang ingin kita tuju dan berani katakan, “Tidak,” pada persoalan yang tidak membahagiakan serta membuat tidak nyaman.
Sejujurnya, sebagai penonton aku merasa tips yang disampaikan mbak Oyen sungguh menancap ke hati. Tak perlu mengalami jadi ibu tunggal terlebih dahulu untuk bisa menduplikasi kiat yang berhasil membawa mbak Oyen menjadi dirinya saat ini. Kita semua perlu saling menyemangati agar bangkit, berdaya, dan kemudian mantap melangkahkan kaki untuk berkarya di tengah bagaimanapun cobaan yang kita lalui.
Aku juga suka sekali setiap mbak Oyen merespon pertanyaan-pertanyaan yang masuk dengan, “Wah pertanyaannya bagus sekali,” atau, “Ini pertanyaannya keren banget.” Dilanjutkan dengan nada bicaranya yang tenang dan tertata, tak heran lebih dari 6500 member telah bergabung dengan komunitas yang didirikannya sejak 8 September 2014 itu. Tak sekadar menyediakan ruang yang aman untuk saling dukung dan menguatkan, Maureen Hitipeuw juga memesona dengan keteladanannya.
Banyak yang penasaran dengan kegiatan di SMI maupun cerita pengalaman pribadi Maureen. Namun, aku tidak bermaksud untuk menjabarkannya di sini, hehe. Untuk tahu lebih lanjut, cek akun SMI di Facebook dan Instagram Single Moms Indonesia serta akun pribadi mbak Oyen @maureen.hitipeuw. Terakhir jangan lupa pesan pamungkas ini, “Kita semua memiliki kemampuan untuk bangkit dan berdaya. Tolong jangan pernah melupakan itu, seberat apapun beban hidup kita.” Go, girls, kita semua berharga!
2 notes · View notes
halidew · 3 years
Text
Hore, Aku Dapat Doorprize di KIP!
Sebelum lanjut menceritakan materi-materi bernas dan memperkenalkan figur-figur hebat yang kutemui di Konferensi Ibu Pembaharu, aku ingin menyampaikan cerita selingan nih. Hehe. Alhamdulillah kemarin aku berhasil memenangkan dua hadiah dari sesi acara ibu pembaharu. Walau sempat sekali-dua mengikuti sesi siaran langsung, pertanyaan yang kusampaikan di kolom komentar tidak terpilih untuk dibacakan saat itu. Tentunya, hilang pula kesempatan terpilih menjadi penanya terbaik yang akan mendapatkan doorprize. Rupanya Allah memberiku rezeki dari jalur yang lain.
Rezeki pertama adalah hadiah dari menjawab tebak gambar saat live show ekshibisi Institut Ibu Profesional. Sebetulnya saat sesi berlangsung, di tempatku masih waktunya tahajud. Namun, entah mengapa aku terjaga sehingga aku iseng-iseng saja meluncur ke situs konferensi walau tidak hafal mata acaranya.
Ternyata, seharusnya jadwal tersebut adalah jadwal materi mengenai Perempuan di Era Digital. Akan tetapi, di ruang Conference Hall tidak ada tanda-tanda akan ada pertunjukan. Aku pun berjalan-jalan ke hall lain dan menemukan komponen institut baru memulai live show-nya.
Saat tiba sesi games interaktif, aku bersemangat sekali. Hahaha. Walau tidak tahu akan mendapat hadiah apa jika menang, aku senang mengikuti permainan-permainan yang disajikan. Kebetulan saat itu kuis yang diberikan adalah permainan tebak gambar yang aku sudah cukup terlatih memecahkannya.
Aku menjawab benar sejak pertanyaan pertama. Di pertanyaan-pertanyaan berikutnya aku masih asyik ikut menjawab, padahal hadiahnya hanya akan dibagikan satu untuk setiap orang. Alias, aku tidak akan mendapat hadiah lagi. Tak mengapa, aku suka keseruannya dan siapa tahu jadi membantu teman lain menemukan jawaban dengan lebih cepat, hehe.
Rezeki kedua adalah saat sesi acara puncak 1 dekade Ibu Profesional sekaligus penutupan. Seperti ribuan pasang mata lainnya, aku juga berusaha hadir saat siaran berlangsung, dong. Meski, alih-alih mendapat kursi di Conference Hall, aku malah menyimak dari tautan YouTube yang diberikan panitia lantaran situs terlampau penuh.
Sebetulnya rezeki kedua ini tidak persis saat acara berlangsung, tetapi satu hari setelahnya. Panitia memutuskan untuk membuat sayembara yang tenggat waktunya sampai pukul 23.59 keesokan harinya. Hmmm, cukup wajar sih. Mengingat dengan banjirnya peserta, tentu akan repot sekali memilih jawaban dari chat yang sudah bisa diprediksi akan “brudulan”.
Sesi materi terakhir dari founder Ibu Profesional, bunda Septi Peni Wulandani, itu dibuka dengan istimewa. Bukan oleh MC/host seperte acara biasanya, melainkan sambutan berangkai dari para pimpinan dan wakil komponen yang ada di Ibu Profesional. Di akhir materi juga ada beberapa pengumuman dari Sekretaris Jendral Ibu Profesional, mbak Utami Sadikin, serta pengumuman-pengumuman lain dari panitia.
Nah, sayembara kuis yang kumenangkan itu diumumkan di akhir acara. Ada tiga pertanyaan yang jawabannya mudah sekali apabila menyimak rangkaian acara tersebut dari awal hingga selesai. Peserta dipersilakan menjawab di akun media sosial masing-masing dengan cara sekreatif mungkin. Entah mengapa, aku amat tergerak untuk membuatnya dalam format reels, padahal aku belum pernah memposting format tersebut sama sekali di instagramku.
Singkat cerita, ternyata reels-ku hanya bisa menayangkan video sepanjang 30 detik, padahal aku sudah telanjur membuat video hampir satu menit. Akhirnya setelah mengutak-atik dan memikirkan strategi, aku posting saja dari akun instagramku yang lain.
Alhamdulillah saat pengumuman ternyata aku terpilih sebagai juara ketiga. Hore! Biar enggak penasaran, videonya sudah kupindahkan ke YouTube agar bisa ditayangkan di sini :)
https://youtu.be/LAl8zZ1UCnc
Walau hadiahnya kuhadiahkan lagi untuk kerabat, alhamdulillah aku senang! Terima kasih Konferensi Ibu Pembaharu :)
3 notes · View notes
halidew · 3 years
Text
Kepoin Host dan Moderator Konferensi Ibu Pembaharu
Gegap gempita 1 dekade Ibu Profesional masih terasa gaungnya hingga penghujung tahun. Di panggung Konferensi Ibu Pembaharu sebagai konferensi virtual perdana para changemaker mom Indonesia, tak hanya pemateri-pematerinya saja yang kece. Pengisi acara lainnya juga memesona, dong!
Di liputan kali ini kita akan coba kepoin bareng beberapa host dan moderator yang bertugas mendampingi para narasumber. Mereka bukan sembarang MC. Para srikandi ini adalah anggota keluarga besar Ibu Profesional yang menempa dirinya di berbagai kesempatan hingga meraih percaya diri dan kepercayaan dari panitia untuk menggawangi acara.
Tumblr media
Karinta Utami
Wajah imut berkerudung syar’i dengan kacamata bingkai lebar rasanya tidaklah asing. Seingatku wajah inilah yang tampil sebagai thumbnail video yang tayang di Lobby Konferensi Ibu Pembaharu, yang bertebaran di WhatsApp Komunitas Ibu Profesional saat situs konferensi baru dibuka.
Karinta Utami menjadi host saat sesi Heni Sri Sundani tentang Anak Petani Cerdas dan moderator untuk sesi Farha Ciciek yang menceritakan kegiatannya di komunitas Tanoker, Ledokombo. Lulus dari salah satu institusi teknologi terbaik di Indonesia, desainer baju pengantin muslimah sekaligus penggemar read aloud ini kini justru melanjutkan studi di bidang pendidikan. Namun, dojo utamanya berlatih public speaking adalah di segmen This Is Me IpediaTV.
Di This Is Me, Karin berperan sebagai co-host gaul This Is Games dan baru saja naik kelas sebagai produser. Coba deh, berkunjung ke akun instagramnya di @karintautami. Sebagai salah satu KIPambassador, Karin juga kerap membuat reels kreatif untuk menginformasikan keseruan acara. Tak heran ya jika bicaranya sudah lancar tanpa gagap kamera!
Fajrina Addien
Jika Karin adalah co-host di segmen This Is Me, ibu satu putra ini adalah pemandu utamanya. Fajrina Addien, mantan produser yang juga naik kelas menjadi Presiden Direktur Ipedia saat ini. Jika biasanya wong Solo terkenal kalem dan gemulai, oh … tidak begitu dengan Addien. Setiap sesi yang ia bawakan selalu muncul “gila”nya. Ia begitu menjiwai slogan program yang sudah ia bawakan lebih dari setahun terakhir dengan menjadi dirinya sendiri.
Lihat saja ketika Addien mendampingi Maureen Hitipeuw yang bercerita mengenai Single Moms Indonesia. Bukannya sok keren, ia justru terang-terangan mengaku dari awal tentang kurang fasihnya ia berbahasa Inggris. Penonton pun otomatis merasa dekat dengan ia yang apa adanya. Begitu pula saat memimpin live show eskhibisi media yang ia pimpin. Ramai dan hidup!
Di samping streaming rutin di IpediaTV, Addien kerap membuat konten media sosial dan bahkan mendirikan platform belajar kecantikan multidimensi bertajuk Beautylogic Academy yang juga merupakan salah satu sponsor di booth Konferensi Ibu Pembaharu. Ikuti instagram pribadi perempuan seru ini di @fajrina.addien dan temukan aneka kegiatannya di sana.
Ummi Haajiroh Mustajab
Meski tidak (atau belum) bergabung ke IpediaTV maupun Radio, sosok yang memoderatori sesi Heni Sri Sundani ini juga sudah biasa tampil bicara untuk berbagai keperluan. Utamanya acara-acara pelatihan yang diadakan oleh Ibu Profesional sebab Ummi merupakan kepala divisi training RCIP alias Resource Center Ibu Profesional. Berbagai pelatihan kerap ia gawangi dengan apik.
Ummi juga telah menuntaskan perkuliahan di jenjang tertinggi di Institut Ibu Profesional, yaitu kelas Bunda Salihah yang wisudanya digelar sebagai salah satu agenda live show ekshibisi di Konferensi Ibu Pembaharu kemarin. Pengalaman yang didukung bakat Educator dan Communicator-nya membuat Sarjana Psikologi ini mampu menjadi teman bicara yang asyik. Intip profilnya di instagram @ummihaajiroh.
Enes dan Ara Kusuma
Tak afdhol rasanya jika sesi Konferensi Ibu Pembaharu tidak diwarnai oleh dua putri founder Ibu Profesional, Enes dan Ara. Enes dan Ara adalah panggilan kesayangan dari dua kakak-beradik Nurul Syahid Kusuma dan Kusuma Dyah Sekararum. Terpaut usia satu tahun, dua perempuan muda ini sama kerennya!
Nama Enes dan Ara sudah banyak bertebaran di mesin pencari. Sederet prestasi telah mereka torehkan sejak belia. Jika ingin mengintip akun media sosial pribadinya, silakan meluncur ke @eneskusuma dan @arakusuma. Jangan lupa siap-siap jatuh hati!
Wah, baru segelintir nama saja sudah bikin terpesona berkali-kali, ya! Kamu sudah nonton sesi Konferensi Ibu Pembaharu yang mana nih? Terkesan dengan MC atau moderatornya juga? Yuk gabung di Ibu Profesional agar bisa mengenal lebih dekat para perempuan yang saling giat menginspirasi :)
4 notes · View notes
halidew · 3 years
Text
Pendidikan untuk Semua Kalangan
Menurutmu, apa pentingnya pendidikan?
Aku pernah bertekad menempuh pendidikan setinggi mungkin lantaran kesal saat tidak nyambung bicara pada orang lain. Padahal, saat itu aku merasa sudah menggunakan bahasa sesederhana mungkin. Aku tidak ingin menjadi penyebab seorang profesor kesal saat bicara padaku lantaran aku yang tak kunjung mengerti. Namun, apakah itu tujuan dari pendidikan? 
Konferensi Ibu Pembaharu sebagai gelaran acara peringatan 1 dekade Ibu Profesional membawaku berkenalan dengan sosok Heni Sri Sundani. Perempuan ini mencitrakan dirinya sederhana. Akan tetapi, pesonanya begitu melekat dalam jiwa. Tak heran, beberapa tahun silam ia berhasil meraih penghargaan Forbes 30 under 30 Asia dan disusul Women Empowerment Awards dua tahun setelahnya.
Tumblr media
Melihat gambar dirinya di flyer Konferensi Ibu Pembaharu, aku langsung menduga ada “sesuatu” dengan ibu dua balita ini. Namun, aku tidak menyangka bahwa ia akan mengawali sesi malam itu dengan membagikan cerita kelam dalam pengalaman hidupnya. Menyaksikan ketenangannya berbicara, tampak bahwa sosok ibu pembaharu ini telah berdamai dengan getirnya kepahitan masa lampau dan dengan tegar menggenggamnya sebagai pengobar semangat perubahan.
Perempuan asal Ciamis ini lahir di tengah kondisi keluarga yang memberi banyak alasan untuk ia gagal. Kedua orang tuanya bercerai sejak ia bayi sehingga Heni tumbuh dalam asuhan sang nenek. Selain tidak mampu baca-tulis, sosok yang ia panggil emak itu juga difabel; tak punya jari tangan dan jari kaki. Kondisi yang ia alami sangat-sangat terbatas, tapi mimpinya menjadi guru terus mendorongnya pantang lelah berjuang.
Untuk bersekolah, Heni perlu menempuh jarak 2 jam pulang-pergi saat SD dan dua kali lipatnya saat SMP. Sudah begitu, terkadang gurunya tidak masuk. Itulah sebabnya ia bertekad kelak akan menjadi guru yang tidak menyia-nyiakan semangat muridnya untuk belajar.
Selepas lulus SMK Heni berangkat ke Hongkong sebagai TKI. Namun, diam-diam ia telah menargetkan agar pulang sebagai sarjana. Benar saja, ia pun kembali sebagai sarjana pertama di kampung halamannya. Membaca kutipan dari Bung Hatta, Heni tergerak untuk memperbaiki sesuatu. Ia tidak mempermasalahkan nikah-muda-banyak-anak yang masih saja terjadi di kampungnya, tetapi ia tidak bisa diam menyaksikan rantai kemiskinan kian memanjang dan berulang.
Tumblr media
Heni memulai gerakan #anakpetanicerdas di 2011. Langkahnya yang bermodal 3.000 buku yang ia bawa dari Hongkong, membawanya bertemu dengan sosok-sosok kecil dengan kondisi tak jauh berbeda dari masa lalunya, bahkan lebih berat. Ia bertemu dengan sosok Ayu yang saat itu masih kelas 3 SD, tapi sudah harus pontang-panting mengumpulkan biaya. Pernah tujuh hari lamanya Ayu dan adiknya memulung sampah bekas agar dapat membayar biaya LKS. Satu karung penuh dihargai seribu rupiah. Sementara Ayu baru sanggup memenuhi karungnya setelah bekerja seharian sehingga terpaksa bolos sekolah.
Ayu hanyalah satu di antara lebih dari sembilan ribu anak yang memiliki kisah dan mimpinya sendiri yang kemudian tergabung dalam program yang Heni besarkan. Tentunya Heni tidak melakukan semuanya sendiri. Dengan dukungan suami dan juga para relawan dan donatur, kelas yang mulanya diselenggarakan dengan spidol dan kardus bekas sebagai pengganti papan tulis lantaran keterbatasan biaya, bisa diduplikasi di berbagai pelosok Indonesia.
“Kami punya gerakan #sarjanapulangkampung dan #bangunIndonesiadarikampung,” tutur Heni. Para penerima beasiswa yang sudah lulus sarjanalah yang kemudian menjadi penggerak kelas-kelas anak petani cerdas diadakan di kabupaten Bogor, Banjar, Ciamis, Jawa Tengah, Pulau Lombok, dan juga Sumbawa.
Heni percaya dan telah membuktikan sendiri bahwa pendidikan dapat membantu seseorang menjadi mandiri dan mampu meraih impiannya. Bantuan beasiswa yang disalurkan pada para anak didik membantu mereka mengakses pendidikan dengan meringankan ongkos transportasi ke sekolah, misalnya, sehingga mereka bisa belajar dengan sungguh-sungguh. Namun demikian, sekolah tetap perlu disokong dengan keluarga dan masyarakat yang saling bersinergi menciptakan ekosistem yang mendukung.
Anak-anak butuh teladan. Mereka butuh pendampingan belajar, mereka perlu penanaman karakter, serta pengasahan keterampilan sesuai potensi dan minat yang mereka miliki. Di sanalah kemudian #anakpetanicerdas mengambil peran sebagai komunitas, karena sadar tidak semua keluarga memiliki privilege untuk menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Mau tidak mau Heni dan tim harus mengakui, untuk memutus rantai kemiskinan, pendidikan anak saja tidak cukup. Gerakan anak petani cerdas pun merambah pada pemberdayaan masyarakat, didukung dengan program bantuan kesehatan dan social emergency. Contoh kegiatannya adalah mengadakan kelas-kelas juga untuk para orang tua, baik dalam rangka memberantas buta huruf maupun menyelaraskan frekuensi pembelajaran.
Salah satu tantangan yang berat adalah ketika ada orang tua yang skeptis terhadap proses pendidikan. Tak jarang orang tua lebih menginginkan anaknya ikut membantu bekerja cari uang daripada menghabiskan waktu belajar. Untuk ini, pendidik memang membutuhkan kesabaran. “Pendidikan itu kan seperti menanam, kita tidak bisa memanen di hari yang sama,” ungkap Heni.
Heni dan tim memetik buah manisnya setelah orang tua percaya melihat perubahan perilaku putra-putrinya yang ikut belajar di kelas-kelas anak petani cerdas. Sekalipun tidak selalu memiliki bangunan khusus untuk proses belajar, kakak-kakak relawan tidak lupa menyelipkan PR yang membuat anak-anak tergerak membantu orang tua di rumah dan bercerita mengenai apa yang mereka peroleh hari itu. Alhasil, para orang tua yang anaknya belum bergabung di kelas pun ikut tertarik dengan gerakan tersebut.
Lagi-lagi terbukti, kebaikan akan menarik kebaikan-kebaikan lainnya. Kini Heni melangkah bersama lembaga-lembaga lain yang sevisi, ribuan donatur, juga relawan dan tenaga profesional dari dalam dan luar negeri. Memang menjadi tantangan tersendiri menyalurkan bantuan agar tepat sasaran. Namun, ketika hal itu terwujud, bukan mustahil tidak hanya satu orang saja yang terbantu, tetapi satu keluarga, atau malah satu generasi.
Tumblr media
Jika Heni memiliki moto, “Memberi bukan karena kelebihan, tapi karena tahu rasanya tidak punya apa-apa,” menurutku kita tidak perlu menunggu keduanya untuk mulai berbagi dan melakukan kebaikan. Tak perlu menunggu berlebih, ataupun menunggu tahu rasanya tidak punya. Ialah wujud dari rasa syukur kita akan segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita. Seperti frasa “terima kasih”, kata terima selalu beriringan dengan kasih. Atas limpahan ilmu yang kita kenyam, atas lingkungan yang menjadikan kita hari ini, atas izin merasai segala nikmat yang dikaruniakan oleh Sang Maha.
Mulailah mendidik. Sekalipun dengan gerakan kecil. Sekalipun dari diri kita sendiri.
Terima kasih suguhannya, ibu profesional!
4 notes · View notes
halidew · 3 years
Text
Apakah Konferensi Ibu Pembaharu Terlalu Padat?
Tumblr media
Dari empat belas sesi webinar, talkshow, dan workshop yang diselenggarakan selama Konferensi Ibu Pembaharu, ada 9 yang belum kutonton. Hahaha. Aku memprioritaskan menonton sesi privat yang tidak semua orang bisa mengaksesnya. Ternyata, sudah lewat 9 hari dari puncak 1 dekade Ibu Profesional dirayakan, belum ada satu pun tayangan materi yang kutambah. Aku justru menonton siaran ekshibisi dan mengulang tayangan materi untuk memastikan informasi yang kutulis di blog ini tidak meleset, hehehe.
Walau baru resmi dibuka tanggal 18 Desember, sebetulnya Konferensi Ibu Pembaharu ini sudah dimulai tanggal tujuh belasnya. Ada satu sesi materi dari Ines Setiawan dengan audiens terbatas sore itu. Hari-hari berikutnya diisi dengan empat sesi siaran dengan durasi rata-rata 90 menit.
Jika kita hitung jumlah 14 materi plus 8 ekshibisi, totalnya 22 x 90 = 1980 menit siaran berlangsung. Ini setara dengan 33 jam! Tidak sampai sih, karena kebanyakan sesi ekshibisi hanya berkisar 40-50 menit. Akan tetapi, 45 booth yang bisa kita kunjungi juga menyajikan tayangan-tayangan menarik beserta oleh-olehnya. Belum lagi marketplace yang menarik untuk diintip-intip, fitur chat yang bisa jadi tempat rumpi baru, dan tentunya waktu memuat alias loading situsnya kalau lagi banyak pengunjung perlu kita pertimbangkan. Wah, butuh berhari-hari lamanya nih jika ingin melahap semua menunya.
Anggaplah jatah nonton dalam kehidupan kita normal 2 jam per hari, kira-kira kita butuh setidaknya 17-18 hari menamatkan petualangan di Konferensi Ibu Pembaharu. Kalau situs hanya dibuka sampai 31 Desember 2021, sudah pasti tidak cukup kan ya? :’)
Nah, kabar baiknya, akses situs https://konferensiibupembaharu.id diperpanjang nih! Katanya jadi sampai 15 Januari 2022. Yuk manfaatkan kesempatan ini, sebab tentunya menyimak sendiri sesi yang disampaikan bisa jauh lebih seru daripada sekadar mendapat cerita. Walau, barusan kucoba situsnya sedang tidak bisa diakses sih … mungkin sedang pembaruan sistem supaya bisa tayang rekamannya lebih lama. Mudah-mudahan saja lekas pulih dan bisa diakses kembali.
Jika sudah bisa login, langsung meluncur saja ya! Sesi yang dibuka untuk umum antara lain:
Sesi 4 “Perempuan Kepala Keluarga: Masalah, Tantangan, dan Solusinya” bersama Nani Zulminarni
Sesi 5 “Perempuan dan Lingkungan: Praktik Baik dan Kiat Produktif #SustainableLiving” bersama Deasi Srihandi
Sesi 9 “Permakultur: Cara Bertanam dengan Mengikuti Alam” bersama Listriana Suherman
Sesi 12 “Bermain yang Tidak Main-main” bersama Farha Ciciek
Sesi 13 “Disabilitas Unggul” bersama Nicky Clara
Sesi 14 “Saya Ibu Rumah Tangga dan Saya Bangga” bersama founder Ibu Profesional, Septi Peni Wulandani
InsyaAllah jika memungkinkan aku akan mencoba menuliskan ulasannya juga nanti. Doakan kuat, supaya lebih banyak yang merasakan manfaatnya ketika rekaman sudah tidak bisa diakses lagi nanti. Hanya, prioritasku untuk sesi yang terbatas dulu, ya. Hehe.
Sebetulnya aku kurang mengerti mengapa ada sesi yang dibuka untuk umum dan ada yang terbatas, padahal kalau sekilas mengintip sama-sama kerennya dengan cara masing-masing. Setiap pemateri berbagi sesuai kapasitasnya. Mereka menceritakan apa yang benar-benar mereka lakukan sehingga tanpa penampilan yang “wah” pun pesannya bisa sampai.
Jadi, apakah acara Konferensi Ibu Pembaharu yang diselenggarakan oleh Ibu Profesional kemarin terlalu padat?
Ya, ya, ya! Padat jadwal, padat isinya juga. Ini adalah konferensi virtual pertama yang kuikuti dalam bahasa Indonesia. Jika sebelumnya (di konferensi berbahasa asing) aku pasrah menyaksikan beberapa tayangan saja, di Konferensi Ibu Pembaharu ini rasanya aku ingin menonton semuanya :”)
Sekalipun ada tema-tema yang aku tidak terlalu tertarik, aku percaya para pengisi acara yang sudah dipilih oleh panitia dari Institut Ibu Profesional bersinar dengan pesonanya yang beraneka warna. Dan aku menyaksikannya, bukan untuk menjadi seperti mereka. Justru agar kutemukan warnaku sendiri yang semoga kelak membuat diriku tersenyum saat memandang lembaran yang sudah lalu.
0 notes
halidew · 3 years
Text
Kepoin Xendit, Cara Bayar Belanja di Marketplace KIP
Masih tentang Konferensi Ibu Pembaharu nih. Ada yang bikin daku kepo berat, yaitu tentang marketplace alias tempat belanjanya acara 1 dekade Ibu Profesional. Buat member Ibu Profesional, belanja di KIPMA alias Koperasi Ibu Profesional Mandiri mungkin sudah enggak asing, ya. Sebab sejauh ini masih dilakukan secara manual. Kita tinggal menghubungi PIC alias person in charge atau mengisi borang pemesanan di Google Form.
Tumblr media
Kudengar, mbak Laksemi Bania Siregar alias mbak Ami, direktur KIPMA saat ini, ingin berjuang mewujudkan mimpinya membawa KIPMA menjadi pusat perbelanjaan yang tak kalah dari e-commerce tanah air. Tentunya untuk bisa memberikan pelayanan dan pengalaman belanja yang optimal kepada ribuan pelanggan, KIPMA akan butuh bantuan teknologi yang lebih canggih dong, ya. Aku jadi penasaran, apakah Xendit yang akan digandeng sebagai teknologi pembayarannya?
Apa sih Xendit?
Tak disangka tak dinyana, ternyata Xendit sangatlah populer. Bahkan payment gateway alias gerbang pembayaran yang fokus operasinya di Indonesia dan Filipina ini digunakan oleh banyak perusahaan besar. Enggak usah disebutin ya, haha. Di antaranya ada e-commerce dan penyedia tiket transportasi yang populer kita gunakan.
Secara sederhana, Xendit akan membantu lalu lintas transaksi keuangan antara penjual dan pembeli. Sebagai pemilik akun, kita bisa mengirimkan serta menerima pembayaran dengan mudah dari dan ke berbagai bentuk saldo digital.
Misalnya nih, kita hanya punya akun bank X. Sementara calon pembeli kita punyanya bank Y. Ada sih calon pembeli lain yang punya bank X juga, tapi saldonya sedikit. Lebih banyak uang siap transfer dari dompet digital Z. Calon pembeli lain hanya punya uang tunai. Tak masalah, kita bisa menerima pembayaran dari ketiganya tanpa harus ribet. Pemilik uang tunai pun bisa melakukan pembayaran melalui gerai minimarket terdekat yang terhubung dengan sistem Xendit.
Xendit punya izin resmi dari Bank Indonesia sejak 14 November 2019. Dengan izin ini, segala transaksi dapat diproses menggunakan QRIS alias Quick Response Code Indonesian Standard. Dibandingkan transfer langsung dari bank atau dompet digital lain, pembayaran dengan QRIS ini berpotensi lebih menguntungkan terutama untuk penjual.
Bisa dibayar pakai apa saja?
Beberapa partner sistem pembayaran yang dipilih oleh panitia Konferensi Ibu Pembaharu ini tercantum di situsnya, antara lain:
Virtual Accounts / transfer bank: BCA, BNI, BRI, Mandiri, Permata Bank, BSI, Bank Sampoerna, CIMB Niaga
Kartu: Visa, Mastercard, JCB, American Express
Retail / over-the-counter: Alfamart, Alfamidi, Alfaexpress, Indomaret, Dandan, Lawson
Dompet digital: OVO, Dana, LinkAja, ShopeePay
QRIS
Debit langsung: BRI, BCAklikpay, Oneklik
Paylater / kredit: Akulaku, Kredivo
Tumblr media
Beda metode pembayaran, beda juga biaya transaksinya. Untuk QRIS biayanya sebesar 0,7% dari total transaksi. Kalau nominal transaksi Rp100.000,00, artinya biaya yang harus dibayarkan ke Xendit adalah 700 rupiah. Terjangkau banget kan?
Di luar biaya untuk transaksi yang berhasil diproses, pengguna tidak akan dikenakan biaya apa-apa lagi.
Canggih dan kekinian!
Wah, canggih dan kekinian banget kan teknologi yang dipakai oleh member Ibu Profesional ini? Enggak heran setelah melampaui 1 dekade Ibu Profesional, komunitas ini punya mimpi untuk berkontribusi lebih banyak untuk Indonesia.
Sayangnya aku tidak benar-benar men-check out belanjaanku di marketplace Konferensi Ibu Pembaharu. Jadinya, aku tidak tahu persisnya seperti apa opsi-opsi yang tersedia saat akan membayar. Akan tetapi, jangan kecewa dulu. Aku sudah menemukan tulisan temanku yang berbagi soal pengalamannya berbelanja di marketplace Konferensi Ibu Pembaharu. Benar-benar semudah itu lo, cara membayarnya. Status pesanannya langsung ter-update pula!
Penasaran banget sih, akankah Koperasi Ibu Profesional Mandiri segera menyusul jadi e-commerce favorit kita semua? Produk udah tambah banyak yang berkualitas nih, cara pembayaran juga udah up-to-date. Kita nantikan saja :D
Tumblr media
0 notes
halidew · 3 years
Text
Inspirasi Games Live Streaming dari Konferensi Ibu Pembaharu
Tumblr media
Live streaming alias siaran langsung menjadi semakin populer sebab interaksi antara pengisi acara dengan penonton bisa lebih terasa “hidup” dibandingkan video rekaman. Selain materi utama, tak jarang kita butuh momen selingan nih supaya penonton bisa tetap melek dan fokus menyimak.
Kali ini ada lima inspirasi games yang kuintip dari perayaan 1 dekade Ibu Profesional dalam rangkaian Konferensi Ibu Pembaharu 18-22 Desember silam. Tentunya ide ini bisa dimodifikasi sesuai keperluan teman-teman:
#1 Kahoot!
Sudah pernah main di situs kahoot.it? Ini adalah salah satu platform kuis populer yang sering digunakan saat Zoom Meeting ataupun sekolah daring. Main pakai Kahoot tentu saja bisa dilakukan saat siaran langsung. Contohnya seperti kuis yang dibawakan oleh tim Sekretariat Nasional Ibu Profesional di panggung Konferensi Ibu Pembaharu kemarin.
Ada 15 pertanyaan yang disiapkan dan bisa dijawab dengan memilih salah satu pilihan; benar atau salah serta pilihan ganda. Peserta akan menjawab kuis dari gawai masing-masing. Di akhir rangkaian kuis, akan ditampilkan 3 peserta dengan skor tertinggi sebagai pemenang.
#2 Tebak Kata
Yang ini adalah permainan saat live show ekshibisi Sejuta Cinta. Ada empat gambar yang mewakili satu kata. Peserta juga diberikan klu berupa jumlah huruf dari kata tersebut dan bahasa yang digunakan. Misalnya, 6 huruf, in English.
Gambar yang ditampilkan saat games live streaming berlangsung di sesi Konferensi Ibu Pembaharu tersebut antara lain: - gambar laki-laki dewasa yang memberikan kado pada anak perempuan, - gambar ibu dan anak yang sama-sama memegang sebuah rangkaian bunga, - gambar laki-laki yang sedang berdiri memegang baju di samping tumpukan kardus, dan - gambar dua orang perempuan yang sama-sama memegang sebuah kaos, dengan salah seorang yang lebih besar membawa kardus dengan logo 3 panah yang saling melingkar.
Tumblr media
Jika terlalu susah, kita bisa memberikan klu tambahan, misalnya huruf depannya: G. Ya, jawabannya adalah … GIVING!
#3 Tebak Gambar
Games live streaming berikutnya dari Kampung Komunitas. Mirip dengan tebak gambar saat sesi Institut Ibu Profesional di live show ekshibisi Konferensi Ibu Pembaharu, kita bisa merangkai gambar-gambar yang merupakan klu dari suatu rangkaian kata. Namun, kita bisa membuatnya berkaitan dengan materi utama yang baru disampaikan.
Contohnya, di Kampung Komunitas Ibu Profesional ada Rumah Belajar Literasi. Gambar yang ditampilkan adalah gambar rumah, meja belajar, gelas ukur dengan kapasitas 1 liter, dan juga kumpulan (rasi) bintang.
#4 Game Filosofis
Tempo hari aku sudah sempat menceritakan permainan yang dibawakan oleh RCIP mengenai menghitung jumlah kotak. Di sana, tim Resource Center Ibu Profesional membawakan hikmah mengenai persepsi terhadap suatu fenomena, serta pentingnya data agar tidak asal memproses dan tidak asal bicara.
Ternyata, Sejuta Cinta juga menyuguhkan menu permainan yang mirip. Ada dua soal tebak angka. Yang pertama, berapa 10 dibagi setengah? Kedua, soal cerita. Kakak dapat uang dari eyang Rp100.000,00. Lalu adik minta dibagi setengah. Jadi berapa yang didapatkan adik dan kakak?
Pesan dari salah satu playground Ibu Profesional ini adalah matematika rasional dan matematika sedekah beda. Sesuatu yang kita bagikan akan kembali ke kita walau mungkin tidak dalam bentuk uang, bisa jadi kesehatan atau rezeki lainnya. 
#5 Kuis Klasik
Sekretariat Nasional, Institut, Komunitas, RCIP, SCIP sudah disebut. Di KIPMA ada games live streaming apa, ya?
Aha! Ada juga dong kuis klasik berupa pertanyaan dan tantangan untuk para penonton. Misalnya, sebutkan dua dari lima yang sudah dipaparkan dalam materi. Atau, di manakah lokasi yang menyediakan suatu produk? Pertanyaan terbuka tanpa pilihan jawaban juga bisa jadi permainan yang seru sekaligus menguji ingatan dan pemahaman audiens kita.
Itu dia lima inspirasi games live streaming dari Konferensi Ibu Pembaharu. Kreatif-kreatif, ya! Tentunya bisa bikin siaran kita juga semakin seru. Apalagi kalau ada sponsor hadiahnya. Hehehe. Untuk hadiah, bisa juga nih kita adaptasi sistem dari toko-toko dan supermarket, yaitu mengumpulkan poin. Dengan demikian, penonton akan lebih termotivasi untuk mengikuti siaran berikutnya sebelum menukarkan poin dengan hadiah yang kita sediakan.
Tumblr media
0 notes
halidew · 3 years
Text
Belanja Ide di Booth Ekshibisi Konferensi Ibu Pembaharu
Zaman sekarang, berkarya tidak lagi harus dalam bentuk fisik. Dalam bentuk psikis pun boleh. Eh, salah. Maksudnya dalam bentuk digital. Hehe. Banyak, lo, karya digital yang bisa kita buat dan bermanfaat untuk orang lain. Hemat biaya produksi, tapi tetap berdaya guna tentunya.
Mampir yuk ke booth ekshibisi Konferensi Ibu Pembaharu. Ada banyak booth yang penuh inspirasi siap menyambut kedatangan teman-teman semua sampai 31 Desember 2021. Yuk, buruan meluncur sebelum terlambat!
Untuk sekilas informasi tentang Konferensi Ibu Pembaharu silakan baca di artikel berikut: https://halidew.tumblr.com/post/670921915309981696/siap-siap-menang-banyak-di-konferensi-ibu 
Untuk tutorial masuk Lobby-nya, bisa cek di sini: https://halidew.tumblr.com/post/671061834500046848/cara-masuk-lobby-konferensi-ibu-pembaharu 
Konferensinya sendiri berlangsung di situs https://konferensiibupembaharu.id 
Dua lokasi booth ekshibisi
Setelah masuk ke Lobby gelaran acara 1 dekade Ibu Profesional ini, kita akan disuguhkan tiga pintu. Ada pintu Exhibition Hall, Conference Hall, dan juga SKUI Hall. Conference Hall adalah tempat berlangsungnya materi webinar, workshop, dan talkshow. Sementara dua ruang lainnya adalah tempat booth-booth menarik berada.
Ngomong-ngomong, sedikit ralat ya, hehe. Sebelumnya kukira jumlah tenant yang bisa dikunjungi ada 48, ternyata 45. Lalu, aku lebih sering menyebutnya sebagai stand pameran, ternyata booth. Beda-beda dikit tapi bisa dimengerti lah, ya ….
Berikut adalah daftar booth yang ada di Exhibition Hall: 1. A Home Team, 2. Pandu 45, 3. Board Game Land, 4. Aha! Project, 5. Keluarga Kita, 6. Erau by Rumah Ulin, 7. IFI Dry Food, 8. Disaster Management Dompet Dhuafa, 9. UMKM Perempuan, 10. Lentera Ibu, 11. Permata Hati, 12. Manakana.id, 13. TAFKO, 14. Beautylogic.Academy, 15. Time Warriors, 16. seTjiwa, 17. Temani Indonesia, 18. Alunan Bunda, 19. Rumah Bijak Digital, 20. Sewaktu, 21. DNA Bermain, 22. Bengkel Bunda, serta 23. Daily Fun.
Tumblr media
Di SKUI Hall ada booth: 1. Sekretariat Nasional, 2. RCIP,  3. KIPMA,  4. Institut Ibu Profesional,  5. Sejuta Cinta,  6. Kampung Komunitas,  7. IPedia,  8. Saudagar Kipma, 9. Perempuan di Era Digital, 10. Aku Berdaya Aku Berkarya, 11. Saya Ibu Rumah Tangga dan Saya Bangga, 12. Lingkungan yang Berkelanjutan, 13. Ibu dan Anak Bahagia, 14. Narasumber KIP 1, 15. Narasumber KIP 2, 16. KIPMA (Jakarta), 17. KIPMA (Yogyakarta), 18. KIPMA (Pekanbaru), 19. Kampus Ibu Pembaharu, 20. Ibu Inklusif, 21. Bronze & Sister Hood, dan 22. Sisterhood.
Tumblr media
Nah, buat bocoran nih, kalau kita sudah login di situs Konferensi Ibu Pembaharu, kita bisa juga mengetikkan langsung di address bar browser untuk langsung masuk booth tersebut. Caranya adalah ketik konferensiibupembaharu.id/tenant/(lokasi)-(nomor booth)/. Untuk lokasi SKUI Hall ketik sh, untuk Exhibition Hall ketik eh untuk menggantikan (lokasi). Sementara nomor booth-nya sesuai dengan nomor yang kutuliskan di atas. Jangan lupa, tambahkan angka 0 untuk nomor booth satuan.
Contoh, ketik:
https://konferensiibupembaharu.id/tenant/sh-06/ untuk berkunjung ke booth Kampung Komunitas
https://konferensiibupembaharu.id/tenant/eh-14/ untuk mengintip booth dari Beautylogic.Academy.
Intip isi di dalam booth
Umumnya, di setiap booth akan ada 1 video perkenalan atau penjelasan mengenai pemilik booth, beberapa poster yang penjelasan, tautan kontak pemilik booth, tautan ke marketplace, dan juga keranjang oleh-oleh digital.
Coba perhatikan baik-baik gambar berikut, ya. Ini adalah salah satu contoh tangkapan layar suasana di booth ekshibisi. Di pojok kanan bawah ada lingkaran oranye yang jika kita klik akan tersambung ke marketplace. Di serong kiri atasnya ada ikon yang mirip dengan logo WhatsApp, ketika kita tekan akan terhubung ke contact person dari booth yang sedang kita kunjungi. Lalu, ada tanda panah untuk bergerak mendekat ke layar. Terakhir, keranjang rotan di sisi kiri, adalah tempat mengunduh oleh-oleh digital.
Tumblr media
Sudah berhasil intip? Sudah coba buka oleh-olehnya?
Beragam karya member Ibu Profesional beserta sponsor yang berpartisipasi dalam perayaan 1 dekade Ibu Profesional ini menghiasi booth ekshibisi Konferensi Ibu Pembaharu. Ada aneka ebook, video tutorial, templat printable, artikel-artikel tips, katalog jualan, dan belum tahu ada apa lagi karena aku belum sempat keliling ke semua booth juga, nih. Hahahaha.
Yuk selagi ada waktu kita berangkaaaat. Kumplit banget kan sarana belanja idenya? Mulai dari merancang program keren sampai bikin media kece, bisa lo dilakukan secara digital bahkan oleh ibu rumah tangga dari dalam rumahnya saja. Uh wow! Siap ikut berkarya juga? :)
0 notes
halidew · 3 years
Text
Siap-siap Menang Banyak di Konferensi Ibu Pembaharu!
Pernah nggak sih ngerasa hidup kita kok kayaknya begitu-begitu aja? Dari bangun tidur sampai mau tidur lagi, rasanya seperti terjebak dalam rutinitas yang sama. Atau lebih parahnya, keseharian kita sekadar dipakai buat menggugurkan kewajiban. Ya, kewajiban memanfaatkan napas yang masih bisa berembus di kala mentari masih terbit dari Timur. Alamak 😂
Mungkin kamu sepertiku, butuh inspirasi baru. Nah, kabar baiknya, ada acara seruuu niihh mulai 18-22 Desember 2021 yaitu Konferensi Ibu Pembaharu.
Hah? Apaan tuhh konferensi ibu-ibu? Bukannya konferensi kudu saintifik?
Itulah menariknya semangat yang dibawa oleh komunitas perempuan nan istimewa ini. Walaupun namanya Ibu Profesional, untuk gabung ke komunitas ini nggak harus tunggu resmi jadi ibu. Semua perempuan boleh ikut belajar, berkembang, berkarya, berbagi, dan berdampak bersama Ibu Profesional. Walau, paling "ngena" sih kayaknya buat ibu rumah tangga, ya. Yang sering ngerasa useless karena jobless padahal yang dihasilkan dari dalam rumah tuh udah banyak sekali.
Konferensi Ibu Pembaharu diselenggarakan sebagai persembahan 1 dekade Ibu Profesional. Sepuluh tahun mewarnai dunia para ibu dan calon ibu, Ibu Profesional hendak menyuguhkan semesta karya untuk Indonesia, sebagaimana semangat yang di usung mulai awal 2021 ini.
Konferensi Ibu Pembaharu juga merupakan tindak lanjut dari Konferensi Ibu Profesional yang berlangsung di Yogyakarta pada 16-18 Agustus 2019 silam. Di konferensi perempuan pertama se-Indonesia itu, para changemaker mom membuat deklarasi yang salah satunya berkomitmen menyelenggarakan pertemuan akbar setiap dua tahun sekali.
Ya, konferensi ini dari perempuan, oleh perempuan, dan untuk perempuan. Jika kita berkunjung ke situs konferensi ibu pembaharu di https://konferensiibupembaharu.id, bisa kita saksikan ruang pertemuan virtual yang megah siap menyambut para ibu dan calon ibu profesional menimba ilmu bersama. Itu semua, dibuat oleh para ibu, lo! Rancangan acaranya, media gambar dan video yang digunakan, se-mu-a-nya!
Tumblr media Tumblr media
Gambar atas: laman awal situs Konferensi Ibu Pembaharu, bawah: lobi konferensi setelah mendaftarkan akun
Mereka yang berkontribusi dalam acara ini, sama seperti perempuan pada umumnya. Ada masanya oleng ketika mengalami transisi menjadi istri dan ibu, sama banyaknya tantangan di ranah publik maupun domestik. Yang membedakan adalah para perempuan di Konferensi Ibu Pembaharu tidak berlama-lama membiarkan dirinya terombang-ambing. Tempaan lingkungan Ibu Profesional meniadakan rasa ketar-ketir dan efek dari kena mental yang mungkin sempat mampir, wkwkwk.
Dalam beberapa hari ke depan insyaAllah aku akan coba bercerita lebih banyak mengenai Konferensi Ibu Pembaharu dan 1 dekade Ibu Profesional. Pasalnya, walau acara hanya berlangsung 5 hari, situs Konferensi Ibu Pembaharu masih akan bisa diakses hingga akhir tahun. Siapa tahu di antara kita atau orang-orang terdekat kita ada yang membutuhkan, lebih baik lekas diinformasikan kan selagi masih ada kesempatan 😁
Walau sebagian acara konferensi hanya bisa diikuti oleh pemilik tiket VIP, ada banyak juga kegiatan yang bisa dinikmati umum, lo! Yuk kita intip dulu jadwalnya di sini:
Tumblr media Tumblr media
Nah, enggak kalah ilmiah kan dari konferensi akademis? Ada 14 pembicara dengan 6 isu utama yang diangkat, bahkan ada ekshibisinya dan booth atau stand pameran yang bisa kita kunjungi juga … lengkap dengan suvenirnya!
Wah, siap menang banyak deh di perayaan 1 dekade Ibu Profesional. Dapat inspirasi pasti, dapat ilmu iya, dapat oleh-oleh juga mungkin banget. Nantikan kelanjutan ceritaku, ya, atau langsung saja berkunjung ke situs Konferensi Ibu Pembaharu di tautan yang kusampaikan tadi jika tak sabar menyaksikannya sendiri.
Setelah ini, semoga harimu jadi enggak terasa biasa lagi dan jadi tambah luar biasa! Kalau tertarik gabung ke Ibu Profesional, bisa banget juga "curi start" daftar di Konferensi Ibu Pembaharu ini. Jika biasanya pembukaan foundation sebagai gerbang awal keanggotaan Ibu Profesional diumumkan di website dan media sosial Ibu Profesional, di konferensi ini ada menu pendaftaran foundation yang lebih awal di menu marketplace-nya.
Eh, ada marketplace jugaa? Iyaaa!
Pokoknya konferensi virtual rasa nonvirtual, deh. Bisa ketemu orang, dengar materi, belanja, jalan-jalan, semua serba lengkap disajikan oleh para perempuan ini. Jangan ragu menceburkan diri di kolam inspirasinya dan sampai jumpa di liputan berikutnya!
0 notes
alamakuki · 3 years
Text
CANTIK
Apa kriteria cantik menurut kalian ?
Saat masih kecil saya senang sekali dengan serial Candy Candy, gadis kecil yang selalu ceria, Ketika memasuki usia belasan saya ingin seperti Sarah dalam serial Si Doel Anak Sekolahan, cantik sedikit tomboy, mandiri dan terlihat keren sekali.
Saat SMA saya pernah tertarik pada teman lawan jenis, dan tentu saja saya ingin terlihat cantik di depan dia. Dan saya pun bertanya pada adik laki-laki saya yang beda usianya hanya setahun, cewek cantik itu seperti apa sih. Dia bilang, yang rambutnya panjang, kulitnya bersih dan wangi. Sejak itu saya berusaha memanjangkan rambut, ke sekolah memakai parfum dan bedak tipis. Sayangnya dengan usaha tersebut saya tidak disapa oleh teman yang saya kagumi tadi. Hahaha sungguh usaha yang sia-sia.
Lalu apa sebenarnya cantik itu ?
Ternyata beberapa negara atau daerah mempunyai kriteria cantik yang berbeda. Di Jepang wanita dengan gingsul dianggap lebih cantik. Standar kecantikan wanita di Korea Selatan, negara dengan klinik kecantikan terbanyak, ditentukan oleh kulit yang mulus, hidung mancung, wajah kecil, dan mata besar.
Di Iran hidung mancung adalah standar kecantikan. Bahkan Iran memiliki persentase operasi hidung tertinggi di dunia. Di China, wanita dengan kulit putih dan mulus lebih disukai. Mereka beranggapan kulit putih mempunyai strata sosial yang lebih tinggi. Berbeda dengan negara Arab, wanita dengan mata yang indah lebih disukai. Untuk menunjukkan keindahan matanya, wanita disana senang sekali menggunakan riasan di mata.
Dengan beragam standar kecantikan di setiap daerah, maka tidak ada patokan pasti apa itu cantik. Secara umum wanita cantik adalah wanita dengan pembawaan yang tidak berlebihan, sederhana tapi bersahaja. Dalam lingkungannya, dia bisa memancarkan kepercayaan diri dan bisa memberikan suasana yang positif untuk orang di sekitarnya.
Bagaimana kita bisa tampil cantik ? tentu saja dengan melakukan perawatan diri, tidak hanya untuk kebutuhan wajah dan tubuh tapi juga meningkatkan kualitas diri dengan terus belajar mengenali potensi diri sehingga mempunyai rasa percaya diri, berdaya dengan usaha dan karya kita.
#1dekadeibuprofesional
#KelasLiterasiIbuProfesional
#ibuprofesional2021
#ibuprofesionalforindonesia
#semestakaryauntukindonesia
#womenincooLABoration
#IP4ID2022
#klip2022mengantarcahaya
1 note · View note
alamakuki · 3 years
Text
Sinking Fund
Postingan tentang Sinking Fund beberapa kali terlihat di beranda IG saya. Saya klik dan baca caption, saya sedikit memahami apa itu Sinking Fund. Sinking artinya tenggelam, jadi apakah sinking fund adalah dana tenggelam?. Ternyata agak berbeda dengan pengertian harfiahnya. Sinking Fund yang dimaksud adalah dana yang sengaja dipersiapkan untuk keperluan di masa mendatang. Misalnya untuk renovasi rumah, untuk lIburan, untuk lebaran dan sebagainya.
Sebenarnya pendahulu kita sudah melakukan ini, Ibu saya contohnya. Meski beliau tidak belajar apa itu budgeting apalagi sinking fund, tapi beliau the best family financial planner yang saya kenal. Bapak seorang tukang becak, Ibu penjual sayur di pasar kecil dekat rumah. Penghasilan tiap bulan tidak menentu, tapi kebutuhan wajib tiap bulan selalu terpenuhi. Setahu saya, beliau tidak pernah berhutang dalam jumlah besar. Dan itu salah satu nasihat pernikahan dari beliau untuk saya, jangan mudah berhutang. Apa yang ada itu yang diolah. Kalau kami punya keinginan tapi dana tidak ada, artinya kami harus menahan keinginan itu.
Dengan keterbatasan pemasukan keluarga kami waktu itu, Ibu membuat sinking fund. Untuk biaya lebaran misalnya, Ibu menabung selama 10 bulan sebelum Ramadhan. Untuk biaya sekolah kami di jenjang selanjutnya, Ibu sudah menabung dua tahun sebelum kami lulus. Bahkan untuk pernikahan saya waktu itu, Ibu sudah menabung saat saya baru saja wisuda S1 meski ternyata pernikahan baru terlaksana 4 tahun setelah saya wisuda. Hehehe.
Apa yang dilakukan Ibu inilah yang menjadi panutan saya untuk mengatur keuangan keluarga saat ini. Meski tirakat saya tidak sehebat Ibu, tapi saya berusaha meneladani apa yang dilakukan Ibu, dengan aneka godaan seperti sale tanggal cantik yang hampir sering meruntuhkan tirakat itu.
Alhamdulillah, kami punya sinking fund untuk bisa membeli hewan kurban setiap tahun. Sedikit rejeki setiap bulan disisihkan. Kalau sekarang kami belum punya kendaraan, semoga nanti di sana kami punya kendaraan masing-masing. Aamiin.
Sampai saat ini kami tidak memiliki cicilan dan hutang. Begitu juga dengan tabungan, belum bisa dikatakan banyak. Cukuplah untuk dana kesehatan dan keadaan darurat. Tapi kalau untuk liburan ke Cappadocia sekeluarga ya gak cukup, apalagi keliling turki. Lah wong selisih harga detergent sedikit saja, kami putuskan ganti merk. Hahaha.
Sejak awal pernikahan saya dan suami bersepakat tidak mudah berhutang, apalagi untuk gaya hidup yang tidak ada akhirnya. Ada ungkapan jawa: akeh durung mesthi cukup, sithik durung kurang.
#1dekadeibuprofesional
#KelasLiterasiIbuProfesional
#ibuprofesional2021
#ibuprofesionalforindonesia
#semestakaryauntukindonesia
#womenincooLABoration
#IP4ID2022
#klip2022mengantarcahaya
0 notes
alamakuki · 3 years
Text
Circle Pertemanan Remaja
T : Han, kamu udah punya circle belum ? Kalau belum gabung yuk !
H : Mmm belum sih. Tapi aku belum mau. Maaf ya...
Salah satu percakapan di aplikasi wa anak perempuan saya Sudah menjadi kesepakatan kami dua tahun lalu (sejak pandemi), dia boleh punya HP sendiri dan punya akun media sosial dengan pantauan kami. Kapanpun kami berhak cek dan sidak HP dia, sampai nanti dia usia 15 tahun.
Dan semalam saat sidak, saya menemukan chat tersebut. Agak kaget dengan jawaban Si Kakak, berbeda dengan teman seumurannya yang bangga dengan circle ala mereka. Si Kakak justru percaya diri saja dengan ‘kesendirian’ dia. Nyaman tanpa circle seperti teman-temannya.
Tadi pagi saya konfirmasi ke Kakak, kenapa tidak mau diajak menjadi circle temannya itu.
“Gakpapa, belum nemu alasan buat gabung saja”, jawabnya.
“Kira-kira alasan apa yang bisa buat kamu untuk gabung ke suatu circle, kak?”, tanya saya
“Mmm..., ya harus satu frekuensi lah buk. Dan dia harus punya pengaruh baik ke aku sebaliknya juga gitu. Ya gitu deh”, jawabnya sambil lalu.
-Ya gitu deh-, salah satu kode dari dia kalau dia tidak nyaman dengan pertanyaan saya. Baiklah pembicaraan kami pun berhenti sampai situ.
Apa Itu Circle?
Circle, merujuk pada bentuk lingkaran. Bisa diartikan sebagai lingkaran pertemanan terdekat kita. Robin Dunbar, ahli antropologi dan psikologi asal Inggris, menciptakan konsep menarik terkait circle pertemanan. Ia menjelaskan bahwa setiap orang hanya bisa menjaga hubungan dengan maksimal 150 orang.
Akhir-akhir ini kata circle sering diucapkan anak usia remaja awal (SMP). Terlebih dengan penggunaan media sosial, seperti Instagram dan Tiktok. Mereka sering mengunggah foto ataupun video bersama circlenya. Adalah hal yang wajar, karena di usia mereka kebutuhan akan eksistensi masih cukup tinggi. Ingin dikenal, ingin disukai dan ingin diakui.
Yang perlu kita pahami sebagai orangtua dari fenomena ini adalah, seberapa besar pengaruh circle anak remaja kita. KENALI teman-teman terdekatnya, bagaimana dampaknya ke aktivitas anak kita. Dan tentu saja TEMANI anak kita agar bisa mendapatkan circle pertemanan yang positif dan suportif.
you are what your friends are
#1dekadeibuprofesional
#KelasLiterasiIbuProfesional
#ibuprofesional2021
#ibuprofesionalforindonesia
#semestakaryauntukindonesia
#womenincooLABoration
#IP4ID2022
#klip2022mengantarcahaya
0 notes