Tumgik
#booth ekshibisi konferensi ibu pembaharu
halidew · 3 years
Text
Belanja Ide di Booth Ekshibisi Konferensi Ibu Pembaharu
Zaman sekarang, berkarya tidak lagi harus dalam bentuk fisik. Dalam bentuk psikis pun boleh. Eh, salah. Maksudnya dalam bentuk digital. Hehe. Banyak, lo, karya digital yang bisa kita buat dan bermanfaat untuk orang lain. Hemat biaya produksi, tapi tetap berdaya guna tentunya.
Mampir yuk ke booth ekshibisi Konferensi Ibu Pembaharu. Ada banyak booth yang penuh inspirasi siap menyambut kedatangan teman-teman semua sampai 31 Desember 2021. Yuk, buruan meluncur sebelum terlambat!
Untuk sekilas informasi tentang Konferensi Ibu Pembaharu silakan baca di artikel berikut: https://halidew.tumblr.com/post/670921915309981696/siap-siap-menang-banyak-di-konferensi-ibu 
Untuk tutorial masuk Lobby-nya, bisa cek di sini: https://halidew.tumblr.com/post/671061834500046848/cara-masuk-lobby-konferensi-ibu-pembaharu 
Konferensinya sendiri berlangsung di situs https://konferensiibupembaharu.id 
Dua lokasi booth ekshibisi
Setelah masuk ke Lobby gelaran acara 1 dekade Ibu Profesional ini, kita akan disuguhkan tiga pintu. Ada pintu Exhibition Hall, Conference Hall, dan juga SKUI Hall. Conference Hall adalah tempat berlangsungnya materi webinar, workshop, dan talkshow. Sementara dua ruang lainnya adalah tempat booth-booth menarik berada.
Ngomong-ngomong, sedikit ralat ya, hehe. Sebelumnya kukira jumlah tenant yang bisa dikunjungi ada 48, ternyata 45. Lalu, aku lebih sering menyebutnya sebagai stand pameran, ternyata booth. Beda-beda dikit tapi bisa dimengerti lah, ya ….
Berikut adalah daftar booth yang ada di Exhibition Hall: 1. A Home Team, 2. Pandu 45, 3. Board Game Land, 4. Aha! Project, 5. Keluarga Kita, 6. Erau by Rumah Ulin, 7. IFI Dry Food, 8. Disaster Management Dompet Dhuafa, 9. UMKM Perempuan, 10. Lentera Ibu, 11. Permata Hati, 12. Manakana.id, 13. TAFKO, 14. Beautylogic.Academy, 15. Time Warriors, 16. seTjiwa, 17. Temani Indonesia, 18. Alunan Bunda, 19. Rumah Bijak Digital, 20. Sewaktu, 21. DNA Bermain, 22. Bengkel Bunda, serta 23. Daily Fun.
Tumblr media
Di SKUI Hall ada booth: 1. Sekretariat Nasional, 2. RCIP,  3. KIPMA,  4. Institut Ibu Profesional,  5. Sejuta Cinta,  6. Kampung Komunitas,  7. IPedia,  8. Saudagar Kipma, 9. Perempuan di Era Digital, 10. Aku Berdaya Aku Berkarya, 11. Saya Ibu Rumah Tangga dan Saya Bangga, 12. Lingkungan yang Berkelanjutan, 13. Ibu dan Anak Bahagia, 14. Narasumber KIP 1, 15. Narasumber KIP 2, 16. KIPMA (Jakarta), 17. KIPMA (Yogyakarta), 18. KIPMA (Pekanbaru), 19. Kampus Ibu Pembaharu, 20. Ibu Inklusif, 21. Bronze & Sister Hood, dan 22. Sisterhood.
Tumblr media
Nah, buat bocoran nih, kalau kita sudah login di situs Konferensi Ibu Pembaharu, kita bisa juga mengetikkan langsung di address bar browser untuk langsung masuk booth tersebut. Caranya adalah ketik konferensiibupembaharu.id/tenant/(lokasi)-(nomor booth)/. Untuk lokasi SKUI Hall ketik sh, untuk Exhibition Hall ketik eh untuk menggantikan (lokasi). Sementara nomor booth-nya sesuai dengan nomor yang kutuliskan di atas. Jangan lupa, tambahkan angka 0 untuk nomor booth satuan.
Contoh, ketik:
https://konferensiibupembaharu.id/tenant/sh-06/ untuk berkunjung ke booth Kampung Komunitas
https://konferensiibupembaharu.id/tenant/eh-14/ untuk mengintip booth dari Beautylogic.Academy.
Intip isi di dalam booth
Umumnya, di setiap booth akan ada 1 video perkenalan atau penjelasan mengenai pemilik booth, beberapa poster yang penjelasan, tautan kontak pemilik booth, tautan ke marketplace, dan juga keranjang oleh-oleh digital.
Coba perhatikan baik-baik gambar berikut, ya. Ini adalah salah satu contoh tangkapan layar suasana di booth ekshibisi. Di pojok kanan bawah ada lingkaran oranye yang jika kita klik akan tersambung ke marketplace. Di serong kiri atasnya ada ikon yang mirip dengan logo WhatsApp, ketika kita tekan akan terhubung ke contact person dari booth yang sedang kita kunjungi. Lalu, ada tanda panah untuk bergerak mendekat ke layar. Terakhir, keranjang rotan di sisi kiri, adalah tempat mengunduh oleh-oleh digital.
Tumblr media
Sudah berhasil intip? Sudah coba buka oleh-olehnya?
Beragam karya member Ibu Profesional beserta sponsor yang berpartisipasi dalam perayaan 1 dekade Ibu Profesional ini menghiasi booth ekshibisi Konferensi Ibu Pembaharu. Ada aneka ebook, video tutorial, templat printable, artikel-artikel tips, katalog jualan, dan belum tahu ada apa lagi karena aku belum sempat keliling ke semua booth juga, nih. Hahahaha.
Yuk selagi ada waktu kita berangkaaaat. Kumplit banget kan sarana belanja idenya? Mulai dari merancang program keren sampai bikin media kece, bisa lo dilakukan secara digital bahkan oleh ibu rumah tangga dari dalam rumahnya saja. Uh wow! Siap ikut berkarya juga? :)
0 notes
halidew · 3 years
Text
Kepoin Host dan Moderator Konferensi Ibu Pembaharu
Gegap gempita 1 dekade Ibu Profesional masih terasa gaungnya hingga penghujung tahun. Di panggung Konferensi Ibu Pembaharu sebagai konferensi virtual perdana para changemaker mom Indonesia, tak hanya pemateri-pematerinya saja yang kece. Pengisi acara lainnya juga memesona, dong!
Di liputan kali ini kita akan coba kepoin bareng beberapa host dan moderator yang bertugas mendampingi para narasumber. Mereka bukan sembarang MC. Para srikandi ini adalah anggota keluarga besar Ibu Profesional yang menempa dirinya di berbagai kesempatan hingga meraih percaya diri dan kepercayaan dari panitia untuk menggawangi acara.
Tumblr media
Karinta Utami
Wajah imut berkerudung syar’i dengan kacamata bingkai lebar rasanya tidaklah asing. Seingatku wajah inilah yang tampil sebagai thumbnail video yang tayang di Lobby Konferensi Ibu Pembaharu, yang bertebaran di WhatsApp Komunitas Ibu Profesional saat situs konferensi baru dibuka.
Karinta Utami menjadi host saat sesi Heni Sri Sundani tentang Anak Petani Cerdas dan moderator untuk sesi Farha Ciciek yang menceritakan kegiatannya di komunitas Tanoker, Ledokombo. Lulus dari salah satu institusi teknologi terbaik di Indonesia, desainer baju pengantin muslimah sekaligus penggemar read aloud ini kini justru melanjutkan studi di bidang pendidikan. Namun, dojo utamanya berlatih public speaking adalah di segmen This Is Me IpediaTV.
Di This Is Me, Karin berperan sebagai co-host gaul This Is Games dan baru saja naik kelas sebagai produser. Coba deh, berkunjung ke akun instagramnya di @karintautami. Sebagai salah satu KIPambassador, Karin juga kerap membuat reels kreatif untuk menginformasikan keseruan acara. Tak heran ya jika bicaranya sudah lancar tanpa gagap kamera!
Fajrina Addien
Jika Karin adalah co-host di segmen This Is Me, ibu satu putra ini adalah pemandu utamanya. Fajrina Addien, mantan produser yang juga naik kelas menjadi Presiden Direktur Ipedia saat ini. Jika biasanya wong Solo terkenal kalem dan gemulai, oh … tidak begitu dengan Addien. Setiap sesi yang ia bawakan selalu muncul “gila”nya. Ia begitu menjiwai slogan program yang sudah ia bawakan lebih dari setahun terakhir dengan menjadi dirinya sendiri.
Lihat saja ketika Addien mendampingi Maureen Hitipeuw yang bercerita mengenai Single Moms Indonesia. Bukannya sok keren, ia justru terang-terangan mengaku dari awal tentang kurang fasihnya ia berbahasa Inggris. Penonton pun otomatis merasa dekat dengan ia yang apa adanya. Begitu pula saat memimpin live show eskhibisi media yang ia pimpin. Ramai dan hidup!
Di samping streaming rutin di IpediaTV, Addien kerap membuat konten media sosial dan bahkan mendirikan platform belajar kecantikan multidimensi bertajuk Beautylogic Academy yang juga merupakan salah satu sponsor di booth Konferensi Ibu Pembaharu. Ikuti instagram pribadi perempuan seru ini di @fajrina.addien dan temukan aneka kegiatannya di sana.
Ummi Haajiroh Mustajab
Meski tidak (atau belum) bergabung ke IpediaTV maupun Radio, sosok yang memoderatori sesi Heni Sri Sundani ini juga sudah biasa tampil bicara untuk berbagai keperluan. Utamanya acara-acara pelatihan yang diadakan oleh Ibu Profesional sebab Ummi merupakan kepala divisi training RCIP alias Resource Center Ibu Profesional. Berbagai pelatihan kerap ia gawangi dengan apik.
Ummi juga telah menuntaskan perkuliahan di jenjang tertinggi di Institut Ibu Profesional, yaitu kelas Bunda Salihah yang wisudanya digelar sebagai salah satu agenda live show ekshibisi di Konferensi Ibu Pembaharu kemarin. Pengalaman yang didukung bakat Educator dan Communicator-nya membuat Sarjana Psikologi ini mampu menjadi teman bicara yang asyik. Intip profilnya di instagram @ummihaajiroh.
Enes dan Ara Kusuma
Tak afdhol rasanya jika sesi Konferensi Ibu Pembaharu tidak diwarnai oleh dua putri founder Ibu Profesional, Enes dan Ara. Enes dan Ara adalah panggilan kesayangan dari dua kakak-beradik Nurul Syahid Kusuma dan Kusuma Dyah Sekararum. Terpaut usia satu tahun, dua perempuan muda ini sama kerennya!
Nama Enes dan Ara sudah banyak bertebaran di mesin pencari. Sederet prestasi telah mereka torehkan sejak belia. Jika ingin mengintip akun media sosial pribadinya, silakan meluncur ke @eneskusuma dan @arakusuma. Jangan lupa siap-siap jatuh hati!
Wah, baru segelintir nama saja sudah bikin terpesona berkali-kali, ya! Kamu sudah nonton sesi Konferensi Ibu Pembaharu yang mana nih? Terkesan dengan MC atau moderatornya juga? Yuk gabung di Ibu Profesional agar bisa mengenal lebih dekat para perempuan yang saling giat menginspirasi :)
4 notes · View notes
halidew · 3 years
Text
Apakah Konferensi Ibu Pembaharu Terlalu Padat?
Tumblr media
Dari empat belas sesi webinar, talkshow, dan workshop yang diselenggarakan selama Konferensi Ibu Pembaharu, ada 9 yang belum kutonton. Hahaha. Aku memprioritaskan menonton sesi privat yang tidak semua orang bisa mengaksesnya. Ternyata, sudah lewat 9 hari dari puncak 1 dekade Ibu Profesional dirayakan, belum ada satu pun tayangan materi yang kutambah. Aku justru menonton siaran ekshibisi dan mengulang tayangan materi untuk memastikan informasi yang kutulis di blog ini tidak meleset, hehehe.
Walau baru resmi dibuka tanggal 18 Desember, sebetulnya Konferensi Ibu Pembaharu ini sudah dimulai tanggal tujuh belasnya. Ada satu sesi materi dari Ines Setiawan dengan audiens terbatas sore itu. Hari-hari berikutnya diisi dengan empat sesi siaran dengan durasi rata-rata 90 menit.
Jika kita hitung jumlah 14 materi plus 8 ekshibisi, totalnya 22 x 90 = 1980 menit siaran berlangsung. Ini setara dengan 33 jam! Tidak sampai sih, karena kebanyakan sesi ekshibisi hanya berkisar 40-50 menit. Akan tetapi, 45 booth yang bisa kita kunjungi juga menyajikan tayangan-tayangan menarik beserta oleh-olehnya. Belum lagi marketplace yang menarik untuk diintip-intip, fitur chat yang bisa jadi tempat rumpi baru, dan tentunya waktu memuat alias loading situsnya kalau lagi banyak pengunjung perlu kita pertimbangkan. Wah, butuh berhari-hari lamanya nih jika ingin melahap semua menunya.
Anggaplah jatah nonton dalam kehidupan kita normal 2 jam per hari, kira-kira kita butuh setidaknya 17-18 hari menamatkan petualangan di Konferensi Ibu Pembaharu. Kalau situs hanya dibuka sampai 31 Desember 2021, sudah pasti tidak cukup kan ya? :’)
Nah, kabar baiknya, akses situs https://konferensiibupembaharu.id diperpanjang nih! Katanya jadi sampai 15 Januari 2022. Yuk manfaatkan kesempatan ini, sebab tentunya menyimak sendiri sesi yang disampaikan bisa jauh lebih seru daripada sekadar mendapat cerita. Walau, barusan kucoba situsnya sedang tidak bisa diakses sih … mungkin sedang pembaruan sistem supaya bisa tayang rekamannya lebih lama. Mudah-mudahan saja lekas pulih dan bisa diakses kembali.
Jika sudah bisa login, langsung meluncur saja ya! Sesi yang dibuka untuk umum antara lain:
Sesi 4 “Perempuan Kepala Keluarga: Masalah, Tantangan, dan Solusinya” bersama Nani Zulminarni
Sesi 5 “Perempuan dan Lingkungan: Praktik Baik dan Kiat Produktif #SustainableLiving” bersama Deasi Srihandi
Sesi 9 “Permakultur: Cara Bertanam dengan Mengikuti Alam” bersama Listriana Suherman
Sesi 12 “Bermain yang Tidak Main-main” bersama Farha Ciciek
Sesi 13 “Disabilitas Unggul” bersama Nicky Clara
Sesi 14 “Saya Ibu Rumah Tangga dan Saya Bangga” bersama founder Ibu Profesional, Septi Peni Wulandani
InsyaAllah jika memungkinkan aku akan mencoba menuliskan ulasannya juga nanti. Doakan kuat, supaya lebih banyak yang merasakan manfaatnya ketika rekaman sudah tidak bisa diakses lagi nanti. Hanya, prioritasku untuk sesi yang terbatas dulu, ya. Hehe.
Sebetulnya aku kurang mengerti mengapa ada sesi yang dibuka untuk umum dan ada yang terbatas, padahal kalau sekilas mengintip sama-sama kerennya dengan cara masing-masing. Setiap pemateri berbagi sesuai kapasitasnya. Mereka menceritakan apa yang benar-benar mereka lakukan sehingga tanpa penampilan yang “wah” pun pesannya bisa sampai.
Jadi, apakah acara Konferensi Ibu Pembaharu yang diselenggarakan oleh Ibu Profesional kemarin terlalu padat?
Ya, ya, ya! Padat jadwal, padat isinya juga. Ini adalah konferensi virtual pertama yang kuikuti dalam bahasa Indonesia. Jika sebelumnya (di konferensi berbahasa asing) aku pasrah menyaksikan beberapa tayangan saja, di Konferensi Ibu Pembaharu ini rasanya aku ingin menonton semuanya :”)
Sekalipun ada tema-tema yang aku tidak terlalu tertarik, aku percaya para pengisi acara yang sudah dipilih oleh panitia dari Institut Ibu Profesional bersinar dengan pesonanya yang beraneka warna. Dan aku menyaksikannya, bukan untuk menjadi seperti mereka. Justru agar kutemukan warnaku sendiri yang semoga kelak membuat diriku tersenyum saat memandang lembaran yang sudah lalu.
0 notes