Tumgik
#melapangkandada
Text
Pada akhirnya,
Hati hati yang pasrah pada Allah lah yang akan tetap merasakan lapang dari kesempitan hiruk pikuk dunia ini..
Karena, sejak awal.. Senantiasa dimulai dengan menyebut namaNya.. Ikhtiar karena ingin menjemput ridhoNya.. Karena semata-mata lillah..
Maka, Allahlah yang melapangkan hati hati ini.. Dengan dihadirkannya kerelaan serta ketenangan atas takdir yang tengah bergulir.. Sekali lagi.
---
Cianjur, 11 Sha'ban 1440 H
Bersama lantunan ayat-ayat Marhaban~~ alhamdulillah.
6 notes · View notes
fatimahkurniawan · 8 years
Text
Melapangkan Dada.
20.15
Ada hal yang perlu kita yakini bahwa segala hal yang akan terjadi pada kita saat ini hingga nanti adalah rencana Tuhan yang telah digariskan jauh hari sebelum kita mengenal-Nya. Adalah ia tentang takdir, yang berulang kali kita salah pahami.
Tentang hal-hal yang selalu ingin kita capai, bila Tuhan tak izinkan tapi kita sudah berusaha, itulah takdir. Tentang seseorang yang selalu kita doakan menjadi jodoh kita lalu Tuhan tak menjadikannya, itulah takdir. Tentang segala hal yang Tuhan ambil dari kita sedang kita telah menjaga dengan baik, itulah takdir. Ketetapan yang Tuhan gariskan pada kita, tak ada yang sama takkan pernah tertukar. 
Maka, apakah doa yang paling ikhlas selain memohon kepada Tuhan tentang diberi kelapangan dada untuk menerima takdir Tuhan? 
Semoga dengan diberi kelapangan artinya kita menerima hal yang Tuhan berikan dan meyakini bahwa itu adalah yang paling kita butuhkan. Bahwa dengan kelapangan itu artinya, bahwa kita telah selalu bergantung pada Tuhan. Dan dengan kelapangan menerima takdir, semoga kita termasuk ke dalam orang-orang yang selalu bersyukur.
Maka mulailah berdoa pada Tuhan, agar selalu dilapangkan dada menerima apapun garis hidup yang Tuhan berikan pada kita. Yakinilah, apa yang Tuhan gariskan untukmu tak akan menjadi milik yang lain, itu akan tetap milikmu.
325 notes · View notes
Text
Jalani Hidupmu,
Dalam ketaatan padaNya..
Biarlah riak-riak dunia menjadi penghiasnya, tapi tak akan mempengaruhi kuatnya keyakinan serta kuatnya ikhtiarmu..
Abaikan segala tolak ukur dunia yang seringnya memusingkan itu.. Gunakan tolak ukurNya untuk mengukur peningkatanmu dari waktu ke waktu.. Sehingga, kau hanya akan disibukkan dengan bagaimana meraih ridhoNya, alih-alih meraih dunia semata.
Melajulah.. Melajulah menjadi pribadi yang shalih dan shalihah. Raihlah ridhoNya.. Raihlah kemenangan serta kebahagiaan yang hakiki. Jangan biarkan dunia yang hanya sebesar kerikil itu menghambat atau menghentikan lajumu.
---
Bandung, 10 Sha'ban 1440 H
@sarahcstn
3 notes · View notes
Text
Kesadaran,
Barangkali kesadaran yang kita miliki saat ini, baru sampai pada persoalan hidup yang sudah biasa kita hadapi, atau pada hal-hal yang sudah bisa kita tebak bagaimana proses dan bagaimana akhirnya. Sehingga, mudah untuk membangkitkan kesadaran diri, bahkan kesadaran itu bisa muncul dengan spontan tanpa perlu dipaksa keluar. Dan karenanya, kita merasa aman.
Namun, akan berbeda cerita ketika terjadi hal-hal di luar kebiasaan dan di luar yang sudah kita rencanakan. Terjadi secara tiba-tiba, spontan. Pada saat diri belum benar-benar siap. Pada saat itulah, kesadaran kita diuji. Menjaga hati dari merasa sedih, kecewa, terpuruk, putus asa. Mampukah diri tetap sabar menjalani, tetap ikhlas menerima, dan tetap bersyukur merasa cukup.
Dan, yang paling penting dari semua itu adalah, mampukah kita tetap teguh mempertahankan dan menyandarkan harapan hanya padaNya.
---
Cianjur, 14 Sha'ban 1440 H
@ceritatanpasebuahnama
2 notes · View notes
Text
Malu?
Rasanya malu ketika harus mengakui semua kesalahan, ketika hidupmu melaju begitu lambat dibanding yang lain, ketika dirimu seolah tak belajar dari kesalahan, ketika dirimu dianggap bodoh dan lemah, ketika dirimu merasakan jatuh dan sulit untuk bangkit kembali.. Ketika harapanmu seolah-olah buram bahkan tak lagi mampu kau lihat..
Tapi, aku mohon pada dirimu.. Harapan padaNya jangan sampai hilang, tetap harus kau jaga..
Cobalah.. Tengadahkan kepalamu ke langit yang luas, bebaskan pikiranmu dengan melihat begitu banyak kehidupan di luar sana, amparkan sajadah yang jarang kau cuci itu, perpanjang sujudmu.. Perkuat lengan untuk menengadah dan melangitkan doa-doamu..
---
Cianjur, 12 Sha'ban 1440 H
@ceritatanpasebuahnama
2 notes · View notes
Text
Malu..
Jika saat ini, kamu merasa begitu malu mengungkapkan kegundahanmu pada seseorang, yang amat "sulit" untuk kau ceritakan pada siapapun, atau kau merasa sulit untuk mempercayai siapapun.
Sedang sesuatu di dalam dirimu berkecamuk, merasa perlu mencurahkan semua rasa sesak di dadamu itu,
Jangan sungkan, temuilah Ia..
Malam ini..
Temui Allah malam ini di dalam sujud dan tengadah tanganmu..
---
Cianjur, 15 Sha'ban 1440 H
@ceritatanpasebuahnama
1 note · View note
Text
Tentang "Value"
Ini untukku dan juga untukmu yang sedang berada di tengah perjalanan kehidupan ini, marilah sejenak saja kita berhenti, melemaskan otot-otot kaki yang selama ini telah bekerja keras.
Marilah kita beristirahat sejenak, mengambil nafas panjang dan mengeluarkannya secara perlahan hingga habis.. Lakukan hingga merasa tenang.
Marilah kita merenung sejenak, mengevaluasi diri, menyelami ke dalam value-value kehidupan yang selama ini telah kita pegang sekuat tenaga, yang banyak membuat otot-otot rahang dan otak menegang. Bahkan tak jarang tangan dan kaki ikut bergerak seirama akannya.
Cobalah tanyakan pertanyaan ini, kemudian renungkanlah.. Selami kata demi katanya :
Apakah value yang kamu pegang saat ini sudah menuntunmu dalam membuat pilihan-pilihan dalam hidup?
Apakah value-value yang kamu pegang saat ini bisa membuatmu meraih kebahagiaan yang hakiki?
Apakah value-value yang kamu pegang saat ini bisa mendekatkanmu padaNya?
---
Cianjur, 14 Sha'ban 1440 H
@ceritatanpasebuahnama
1 note · View note
Text
Melapangkan Hati,
Barangkali, apa yang aku rasakan, sama dengan yang kamu rasakan saat ini.
Selama ini, kamu berusaha sekuat tenaga.. Melatih diri untuk memiliki hati yang lapang.. Dan kamu mengira tenangnya dirimu menandakan bahwa kamu cukup untuk menerima segala hal yang tengah bergulir di hadapanmu.
Akan tetapi, kamu menyadari.. Bahwa masih ada dinding hati yang tersentuh, kala letupan sederhana menerjang hatimu.. Kamu tersadar, bahwa rasa kecewa masih memiliki tempat dalam hatimu.
Tetapi, barangkali demikianlah Allah melatih diri seorang hamba.. Melalui ujian-ujian, perlahan, sedikit demi sedikit.. Disadarkan ketika bercelah, sehingga hati menjadi begitu peka.. Sehingga suatu hari bisa terlatih terjaga, atau setidaknya lebih banyak terjaga dibanding tidaknya.. Tanpa sadar, hatimu terasa begitu lapang.. Pun ketika nafasmu hanya tinggal satu hembusan lagi.. Kamu siap untuk menghadap Allah.
Yang terpenting adalah.. Tidak berhenti melatih diri untuk melapangkan hati.. Sehingga kesadaran dalam menyikapi hanya tinggal menanti waktu kemenangan.
---
Cianjur, 12 Sha'ban 1440 H
@sarahctsn
1 note · View note
Text
Tarik nafas.. Hembuskan..
Lalu ucapkan pelan,
"Untuk siapa aku berjuang?"
---
Renungan malam minggu di Cianjur, 15 Sha'ban 1440 H
@ceritatanpasebuahnama
0 notes