Tumgik
#melapangkanhati
Text
Hari itu,
Seorang lelaki duduk bersila di pojok serambi mushola. Mentari sore hari masuk melalui jendela yang terbuka lebar, membentuk semburat cahaya pada meja kecil yang ada di hadapannya, tetapi tak menyilaukan pandangannya. Dengan khusyuk ia melantunkan bait-bait Imrithi. Nyaring, suara khas dan nada tingginya memenuhi seluruh ruangan, bergema.
Dari balik hijab tinggi berwarna hijau tua. Aku menatapnya terpesona, terkagum-kagum. Mulutku tak henti mengucap: alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah..
---
Suatu hari bada ashar, Cibiru.
1 note · View note
amaliacharla · 9 years
Quote
Aku menulis bukan untuk mengenangmu, bukan untuk menarik perhatianmu... Aku menulis untuk mendeklarasikan bahwa hatiku sudah baik-baik saja
1 note · View note
Text
Hari ini,
Aku menyadari.. Seberapa pun tegarnya diri dalam menegakkan kebaikan, seberapapun dalamnya sebuah nasihat yang tersampaikan, seberapa kuatpun dirimu berdiri di jalan ikhtiar..
Hakikatnya, hidayah tetaplah kuasa Allah.
Maka, tak usah bersedih, tak usah marah, apalagi putus asa. Pasrahkan pada Allah yang Maha Kuasa.
Niat baikmu, tetaplah akan berbuah kebaikan. Pun juga lelahnya ikhtiar-ikhtiarmu. Akan Allah balas dengan pahala kebaikan.
Semoga, semoga engkau senantiasa berada dalam naungan kebaikan dan kesabaran. Kesabaran dalam mengajak pada kebaikan dan kesabaran untuk senantiasa mendoakan.
---
Bandung, 15 Juli 2019
3 notes · View notes
Text
Bersabar dalam Mengambil Hikmah,
Yakinilah, segala hal yang Allah ciptakan, segala kejadian yang Allah kehendaki, pastilah mengandung hikmah yang besar.
Tetapi, seringkali hambaNya kurang “bersabar” dalam menjemput hikmah. Terutama ketika suatu kejadian itu begitu mengguncang perasaan, yang terasa menghimpit atau menyedihkan. Sehingga, pada akhirnya, ia hikmah tak membekas sedikitpun, selain hanya meninggalkan kekufuran dalam hati. 
Padahal, ketahuilah, ketika Allah menutup satu pintu, Allah akan membukakan pintu-pintu yang lain.
Bersabarlah, sebentar saja.. yakinilah takdir yang baik menantimu di ujung jalan sana. Ia, Allah, yang mengetahui segala tentang dirimu, tentang apa-apa yang terbaik untukmu. Yakinilah, bahwa Allah senantiasa menghendaki kebaikan untuk hamba-hambaNya.
Mari bersabar menjemput setiap hikmah-hikmah yang telah menanti di ujung setiap kejadian.
---
Bandung, 9 Agustus 2019 
1 note · View note
Text
untuk Diriku di Detik Berikutnya,
Tumblr media
Izinkan, izinkan aku untuk menjadi seseorang yang lebih baik dari saat ini.. Izinkan aku untuk menyembuhkan luka-luka serta meniti kembali jalanku..
Izinkan aku, untuk hanya melihat ke arahMu.
---
Sebuah momentum,
Bandung, 7 Ramadhan 1440 H
2 notes · View notes
Text
Setiap Hari, adalah Hari Kasih Sayang!
Tumblr media
Untaian kata yang hendak tertuang.. Memanglah bukanlah hal besar.. Tetapi percayalah, bahwa hatimu akan terasa menghangat setelah membacanya hingga bait terakhir. InsyaAllah.
Setiap hari adalah hari kasih sayang, barangkali demikianlah judul yang mampu menggambarkan hari-harinya. Senyum hangat senantiasa menghiasi wajah paruh bayanya. Seragam orange mencolok yang dikenakannya adalah atribut yang amat cocok sebagai seorang agen senyuman, terlihat segar dan ceria! Setiap kali orang berjalan melewati dirinya, ia bagi senyum hangatnya serta doa kasih sayangnya, "sing salamet yaa teh.." demikian kalimat yang senantiasa keluar dari mulutnya. Lalu, orang yang mendapatinya akan tersenyum bahagia. Ialah bapak tukang parkir warung bubur di salah satu jalan di daerah Dago.
Masih tentang tukang parkir, yang perhatiannya melebihi diri sendiri. Yang khawatirnya melebihi pengemban jasad. Di saat banyak orang melenggang menyebrangi jalanan yang luas dan ramai dengan perasaan santai, bapaknya mengingatkan dengan sigap dan ramah untuk tetap waspada. Dan dengan rinci ia selalu berkata meskipun dalam liuk sibuk dirinya, "hati-hati yaa nyebrangnya, sini biar saya bantu nyebrangin!" selalu demikian, dengan ekspresi bahagia dan antusias! Orang yang merasa dimudahkan olehnya, tentu saja mereka tersenyum setiap kali menyebrang hingga sampai ke tepian! Ini tentang kisah tukang parkir di salah satu jalan di daerah Dago juga!
Kali ini, tentang seorang gadis yang tengah menyandang status marbot di masjid Salman! Setiap usai adzan maghrib di kumandangkan, ia dengan ringan melangkah menuju tangga tempat sang bapak pemulung biasa duduk terdiam, barangkali ia memang tengah menunggu kedatangan sang gadis. Gadis ini, dengan penuh kerelaan menyerahkan nasi berbukanya untuk diberikannya pada sang bapak! Makna Ramadhan sebagai salah satu momentum melatih diri untuk peduli dan berbagi nyata adanya!
Begitu banyak kasih sayang! Jika selama ini langit terlihat muram dan cuaca senantiasa terasa dingin atau justru terasa bergejolak.. Maka, menyaksikan dan merasakan untaian kasih sayang ini terasa seperti pelangi selepas hujan saat terang di siang hari dan cuaca terasa hangat dengan semilir angin lembut.. Ah.. Bahagia menjadi salah satu saksi dari adanya rasa kasih sayang yang mengudara di semesta ini..
Jikalau manusia.. Yang diberikan sedikit tiupan dari sifatNya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang bisa seindah ini melukis kebaikan di kanvas dunia.. Maka tentu, Ia Allah kasih sayangNya amat banyaaaakkkk melebihi apa yang bisa kita bayangkan..
---
Bandung, 21 Ramadhan 1440 H
@ceritatanpasebuahnama
1 note · View note
Text
Mencoba untuk 'aktif' menulis kembali..
Mengamati dan menikmati setiap kejadian, dan mengikat hikmah yang menyertainya menjadi sebuah tulisan. Semoga tidak menguap atau berlalu begitu saja seolah tidaklah penting.
Bismillah!
---
01 Januari 2021
0 notes
Text
Arti Sesendok Garam
Ujian terkadang sama, yang berbeda adalah bagaimana hati kita menyikapinya, sehingga berat dan ringannya terasa berbeda.
-
Sesendok garam tetaplah sesendok garam, kata Aa Gym. Tetapi sesendok garam yang masuk ke segelas air menjadikan air itu getir rasanya. Beda dengan saat masuk ke telaga, sedikit pun ia tak mengubah rasa. Kalau garam itu perlambang ujian dan musibah yang Allah timpakan, maka yang mana hati kita?
Air yang di dalam gelas ataukah air dalam telaga?
Kita semua berharap pada Allah agar dikaruniai hati seorang mukmin. Hati yang bukan hanya berwujud telaga, tetapi berupa tujuh samudera yang tawar rasanya.
---
Ust. Salim A. Fillah - Bahagianya Merayakan Cinta
0 notes
Text
Sesak Dadaku,
Dan saat itu, aku hanya bisa memeluknya erat. Dalam hening, air mataku mengalir, batinku berbisik: Allah tahu yang terbaik untukku, Allah senantiasa menghendaki kebaikan untukku, Allah pemilik diriku.
---
Di atas sepeda motor
0 notes
Text
Jika kamu masih merasakan kesempitan di dalam hatimu,
Saat ini juga, katakan dengan dengan penuh kesadaran:
"Ya Allah, hamba ridho atas segala takdir yang Engkau tetapkan untukku."
---
Bandung, 10 Agustus 2019
0 notes
Text
Memasrahkan Segala..
Tumblr media
Bismillahirrahmanirahim..
Membuka lembaran baru, setiap harinya.. berharap menemukan diri, yang lebih baik dari lembaran-lembaran sebelumnya. Meski lembaran yang ada saat ini di depan mata justru membuat diri bergidik. Namun, harapan semoga senantiasa terjaga hingga lembaran terakhir. Sehingga yang ada, adalah hati yang senantiasa berharap padaNya.. dan diri yang tidak pernah berhenti berjuang.
Adakah hati yang tak bahagia dengan hadirnya Ramadhan? bulan dengan banyaknya kemuliaan.. Kemuliaan-kemuliaan yang Allah buka dengan lebar-lebar.. yang semua orang dapat meraihnya. Sungguh, hati lagi-lagi merasa terselamatkan.. Allah masih melimpahkan karuniaNya pada diriku yang sejatinya berlumuran dosa.
---
Sholat tarawih hari ketiga di bulan Ramadhan telah usai.. Orang-orang yang tadi berada di sekelilingku sebagian besar telah pergi.. Sebagian lagi tengah bercengkrama, dan sebagian lagi masih tenggelam dalam dzikir dan doa..
Di sinilah aku.. Duduk di bawah temaram lampu koridor timur masjid Salman yang kini beralaskan karpet hijau.. Yang dulu sering kali aku pijaki sambil menghabiskan waktu menuju jam malam asrama putri.
Aku masih saja merasa sulit untuk menghentikan laju perasaan yang memuncak di dalam hatiku. Yang meluap-luap sejak pertengahan sholat tarawih. Sehingga, aku hanya bisa menangis tanpa mampu menahannya.
Di dalam diriku, di balik tenangnya diriku.. Dibalik senyum yang senantiasa menghiasi wajahku.. Dibalik cerianya guyonan-guyonanku.. Ada perasaan khawatir, takut, gelisah, sedih.. Yang adanya menjadikan dadaku terasa sakit.. Menjadikan pikiranku penuh.. Ingin sekali rasanya mengakhiri segalanya.. Ingin sekali menghempaskan segala perasaan itu jauh-jauh.. Melenyapkannya secara utuh dari pikiranku.. Lelah sekali rasanya.. Lelah sekali hati ini..
Ingin semuanya berhenti seketika..
Air mata terasa begulir semakin deras.. Membasahi mukena biru serta tengadah tanganku..
Sungguh, sungguh.. Bersama perasaan ini.. Hal yang ingin aku lakukan saat ini adalah.. Aku ingin memasrahkan segalanya padaMu.. Segalanya.. Segala rasa khawatir ini.. Segala rasa takut ini.. Segala rasa gundah ini.. Segala rasa sedih ini..
Aku memasrahkannya padaMu.. Pada Engkau yang menggenggam hidup dan matiku.. Aku memasrahkan segalanya..
Ya Allah.. Bantulah aku, bantulah aku untuk taat padaMu.. Bantulah aku untuk merasakan kedamaian dalam hidup.. Bantulah aku untuk menjadi seorang hamba yang Engkau cintai..
Ya Allah.. Tak aku punyai impian, tak aku punyai impian yang lebih besar.. Selain mengharapkan cinta dariMu serta melihat wajahMu..
Ya Allah aku pasrahkan segalanya padaMu.. Segalanya..
---
Seketika, hatiku merasa tenang dan lapang.. (tersenyum)
Masjid Salman ITB, 3 Ramadhan 1440 H
0 notes
Text
Kemelekatan Hati,
Akan tiba masa, ketika sesuatu yang amat engkau sukai, sesuatu yang senantiasa mengisi hati dan pikiran, sesuatu yang senantiasa membersamai ketika bangun dan tidur, sesuatu yang engkau cintai, sesuatu yang selain Allah. Akan hilang, akan pergi, dan akan Allah ambil dari hidupmu.
Tersebab, Allah hendak melepaskan kemelekatan hati akan sesuatu selain padaNya.
Ketika engkau telah mampu melepaskan kemelekatan itu, akan hilang rasa sedih, rasa khawatir, rasa takut, dan akan Allah berikan kemuliaan dan kedudukan yang sempurna.
Sehingga, hati hanya senantiasa bersandar dan bergantung padaNya.
---
Bandung, 9 September 2019
0 notes
amaliacharla · 9 years
Quote
Kau itu... pedih yang menyembuhkan... kecewa yang menguatkan... dan patah hati yang membaikkan...
Kita memulai dan mengakhiri karna Allah. Itu berarti kita saling meninggalkan juga karna Allah. Apalagi yang lebih hebat selain mampu meninggalkan sesuatu karna Allah? Apalagi yang lebih indah selain mampu saling mengikhlaskan karna Allah?
0 notes