Tumgik
#mengenang bintang
afrianajeng · 8 months
Text
Tumblr media
Petualangan Sherina -> Petualangan Afriana ahahah
Menutup September dengan berpetualang bersama Sherina dan Sadam. Saat film mulai diputar, terharu rasanya sampai mata berkaca-kaca. Apalagi yang disampingku, sampai sesenggukan sepanjang film ditayangkan. Bersyukur banget, Sherina dan Sadam tumbuh dengan baik, aku juga.
Kalau di PetSher 1, Sadam yang ngerepotin Sherina, di PetSher 2 sebaliknya. Salah satu core memory di PetSher 1 adalah saat Sadam dan Sherina di culik. Berlatar di jendela, 'maafin aku dam'. Lalu Sadam dengan suara serak-serak basahnya menjawab 'aku yang banyak salah, maafin aku Sher'. Itu gemes banget!. Kemudian, di PetSher 2, aaah sudahlah, makin dibenci armuh kamu dam, wkwkwk.
Suka Sadam di PetSher 2 yang charming, care, wise, dan sabar menghadapi Sherina. Soundtrack-nya juga catchy dan nostalgic. Seneng banget bisa kembali berpetualang bersama.
Sebagai penutup, mari mengenang bintang~
youtube
6 notes · View notes
lucifermorningstark · 5 months
Text
Januari 03 2K24 Apakah Aku....
Akan sanggup bertahan hingga hari itu?
Hari dimana bendera - bendera kemenangan pada akhirnya dikibarkan
Hari dimana lagu - lagu perdamaian dapat terdengar dari segala sudut
Hari - hari dimana benteng ini telah berdiri dengan kokoh
Hari dimana segala dendam telah lunas terbayarkan
Hari dimana para Ksatria akan kembali dari Medan perang dengan penuh penghormatan
TAK PEDULI!
Jawabku dan memang demikian lah adanya....
Telah Kupersiapkan diriku ini untuk sekedar menjadi bagian pasukan pelopor
Berusaha mengoyak jaring - jaring itu
Demi menjadi pintu masuk para pahlawan.
Kelak mungkin mereka akan mengenang ku sebagai Kerlip bintang yang pernah ada
Atau bahkan tak dianggap sama sekali ada
Dan aku berjanji!
Meski di titik penghabisan sekalipun
Aku akan tetap menyerang!
Membidik wajah setan - setan itu
Hingga binasa dan musnah....
Tampaknya memang hanya setapak sunyi ini yang masih tersisa.
3 notes · View notes
bangsawantinta · 8 months
Text
Tumblr media
Reminisensi Histori
i.  Aku hendak mengenang Saat kau bersabda; “Kita ‘kan menembus Bima Sakti” Itu barulah seikat janji Aku terdampar di Andromeda; Namun tanpa cerah, tanpa bulan Hidup dibayang Ilusi.  ii. Aku hendak mengenang Saat kau berkata; “Kelak kita bertemu di Nebula Kepala Kuda” Nyatanya kau bertolak Meninggalkanku yang menjadi debu - debu angkasa.  iii. Kisah kita Bagai album yang terdampar di lautan Kenangan kita terlupakan Layaknya Zodiak Ophiuchus yang dihapuskan Takkan terkenang iv. Aku hanyalah bintang; Yang cahayanya akan redup di suatu malam.  Kau layaknya Venus; Yang direstui akan cinta dan kecantikan.  Hadirku seperti Meteor yang menerpa bumi Berakhirlah, kutahan rindu ini sendiri.
© Arsaka Bintang D.
Kalimantan, 3 Oktober 2023.
2 notes · View notes
valinakhiarinnisa · 9 months
Text
youtube
MENGENANG BINTANG
malam ini bintang bintang
bersinar lebih terang
berbinar lebih benderang
mengajak memandang
masa yang tak terulang
petualangan tak terbayang
malam ini bintang bintang
berkedip lebih riang
berkelip lebih gemilang
mengajak memandang
masa yang tak terulang
perasaan yang tak hilang
canopus, capella, vega
menyimpan sejuta cerita
malam demi malam silih berganti
namun bintang bintang terus menemani
hiasi, menanti dan menjadi saksi
perjalanan kita yang sempat terhenti
ku berjanji wahai gugusan misteri
kenangan indah ini akan abadi
s’lama ini bintang bintang
mencari yang tak hilang
malam ini bintang bintang / yang tak terbayang akan datang
menanti yang akan datang
bersama mengenang
walau hanya memandang
walau masa tak terulang
petualangan / perasaan 
selanjutnya datang.
:")
:')
:')
LAGUNYA BAGUS BANGET AAAH NANGIS DONG DENGERNYA :")
Sherina adalah masa lalu kita semua wkwkwkw :")
tapi sejujurnya aku tuh obsessed bgt sama Sherina (meskipun yang surat-menyurat sama Sherina adalah mbak Anin, bukan aku hahaha), tapi bener-bener tiap lomba nyanyi hampir selalu bawain lagunya Sherina :"(
Pertama kali ikut lomba nyanyi kelas 3 SD dan pertama kali juga dapat juara 1, jadi terkenang bangetlah lagu-lagunya Sherina :")
Aku pingin menyanyiii lagi, tapi sesuai prediksi dokter, pasca operasi SC, nafas saya jauh lebih pendek daripada sebelum SC (padahal sebelumnya udah bernafas pendek wjwjwjwjwjw)
3 notes · View notes
sshinss · 1 year
Text
Parasocial Thing
"Jarak terjauh adalah yang dekat, tetapi bukan sebagai realita" 
Saya memasuki dunia komunitas penggemar sejak 13 tahun lalu. Baru setelah beranjak dewasa, saya sadar bahwa idol dan penggemar digaris tengahi oleh jarak; kedekatan yang dibangun dari hubungan parasosial yang terasa amat erat. 
Penggemar dan idol sama dengan 'I love you'  yang dibalas oleh 'I appreciate that'. 
Ini membuktikan bahwa cinta yang saya hamburkan diterjemahkan hanya sebagai bentuk dukungan baginya. Ia tidak mengenal saya, tidak tahu siapa nama saya, tidak mengabadikan foto saya di ponselnya, tidak menghabiskan gajinya bertahun-tahun demi sebuah senyuman, jabat tangan maupun pelukan sekilas... dan yang terpenting, dia tidak mengingat dan menyimpan tentang diri saya di dalam hatinya. Dia tidak akan pernah mencoba. 
Dia hanya mengenang saya sebagai sebuah kesatuan yang mengapresiasi kerja kerasnya. 
Dia adalah bintang yang bisa saya lihat dari sini tanpa saya berkeinginan untuk meraih. Saya memahami bahwa segala bentuk perhatiannya adalah balasan terimakasih atas pengorbanan-pengorbanan yang saya berikan, atas jutaan kata cinta yang saya tumpahkan, atas dukungan-dukungan saya padanya yang mengalir teramat deras. 
Terkadang, ia terasa begitu dekat, begitu nyata. Afeksinya begitu jelas namun bias di saat yang sama. Kehadirannya menguatkan saya dalam pijakan, menjadi serotonin yang candu saya butuhkan, yang ilusinya menjadi tempat nyaman sebagai pelarian. 
Nyatanya, ikatan emosional yang terbentuk kokoh itu, hanyalah rumah yang dibangun dengan hubungan yang selamanya bukan realita. Dia hanyalah ketidaknyataan yang menjadi tempat pulang saya dari kenyataan. 
Begitu pula baginya, saya hanya satu dari jutaan pasang mata yang memandanginya penuh puja, yang tak pernah sampai bertemu mata dengannya. Pun dia sadar bahwa kehadiran orang-orang seperti saya tidak selamanya tinggal untuk menemani eksistensinya. Karena suatu saat, kami pun akan kembali pada kenyataan dan berhenti membiaskan jarak nyata yang telah membentang sejak awal.
.
Karyakarsa : sshinss
Judul : Parasocial Thing
📸ctto
#30hbc23Jarak #KarsaBercerita #30haribercerita #30hbc2314 @30haribercerita
instagram
7 notes · View notes
farzamani · 1 year
Text
Tepat beberapa menit sebelum matahari terbit, tokoh kita sudah terbangun dari lelapnya. Walaupun masih dibuai rasa kantuk, tokoh kita tetap bangun dan berjalan pelan-pelan menuju dapur kecil di sudut ruangan lantai bawah. Ia menyeduh secangkir kopi instan dan menyalakan microwave untuk menghangatkan makanan yang ia siapkan di malam sebelumnya. Langit di luar jendela terlihat masih gelap, tapi tokoh kita tahu bahwa hari sudah mulai. Ia bisa merasakan detik-detik waktu yang begitu berharga ketika menanti fajar menyingsing. Hari pertama puasa.
Tokoh kita hidup di negeri yang jauh dari rumahnya. Negara yang berbeda sama sekali agama dan budayanya. Ia mengenang hari-hari di kampung halamannya. Kali ini, ia tidak dibersamai teman, keluarga, atau siapa pun yang biasa menemaninya di bulan suci ini. Walaupun begitu, takdirnya untuk menjalani Ramadhan di luar memberi banyak pelajaran berharga. 
Tokoh kita menghabiskan hari pertamanya di kantor kerjanya, membuat program dan membaca artikel-artikel yang sudah lama dia abaikan. Selain bulan Ramadhan, tidak ada lagi hal yang istimewa. Hanya rutinitas yang terus dijalani, plus ibadah-ibadah yang biasa dilakukan selayaknya di bulan itu. Walaupun, sesekali tokoh kita merasa ada yang kurang dalam kehidupannya. Rasa itu selalu menggelayut di benaknya, walau dia tidak bisa sepenuhnya menjelaskan mengapa. 
Ketika matahari hampir terbenam, tokoh kita keluar, bergegas untuk pulang dan menyiapkan makan malam. Ia bersepeda tanpa tenaga menuju tempat tinggalnya. Jalanan sudah sepi, hanya lampu jalan dan suara putaran roda yang menemani tiap kayuhnya. Tokoh kita bersepeda dengan pikiran kosong, memercingkan mata, dan sesekali menelan ludah dari mulut kering yang tak terbasuh air seharian. Tokoh kita berusaha menikmati semilir angin malam yang menusuk dan menerpa wajahnya. Gerimis turun, membasahi sekujur tubuh tokoh kita. Ia sesekali meniup telapak tangannya, mencoba menghangatkan tubuh yang mulai merinding.
Setelah makan malam, tokoh kita duduk di sofa kamarnya, menghadap ke luar jendela, berharap bisa menyaksikan aurora yang selalu tertutup awan. Ia menatap langit yang mendung sambil merenung ala Ramadhan. Di balik awan malam, ada bintang-bintang bersinar terang, meskipun tokoh kita tidak bisa melihatnya. Di langit yang dingin itu, bintang tetap memancarkan kehangatan di tengah kegelapan, dan tokoh kita tahu bahwa kehangatan bisa diciptakan.
01:02 Aarhus, 30 Maret 2023
4 notes · View notes
bebek-kremes · 11 months
Text
aku namai bintang itu namamu
Bila nanti, nyatanya kita saling menghindari dan tidak lagi saling mencari, ingatlah dengan baik; bahwa setidakmenyenangkan apapun akhir kisah ini, aku pasti akan mengingatmu sebagai seseorang yang pernah mengasihiku dengan baik dan bijak.
Bila nanti, kamu mendadak meragu, kamu sangat boleh percaya hal ini; bahwa jauh sebelum aku mengenali senyummu, jauh sebelum cerita-ceritamu mencanduku, jauh sebelum aku meletakkan kekagumanku pada kalimat-kalimat cerdas nan manismu, aku bersyukur seseorang sepertimu bersedia singgah di sini.
Bila nanti, kamu mengenang masa di saat aku masih ingin bersamamu–meski seberantakan apapun kamu, ketahuilah, itu hanya upaya sederhanaku untuk memastikan; bahwa perasaanmu padaku masih cukup banyak untuk membuatmu menyayangiku hingga besok dan besoknya lagi.
Bila nanti, seseorang yang kamu pilih di kemudian hari untuk menjadi penyebab bahagiamu bukan lagi aku, maka aku hanya ingin menyampaikan terima kasih;
• Terima kasih karena telah mengajariku cara untuk membaik dan terus membaik.
• Terima kasih karena sudah mau memahami semua duka dan luka yang kurasakan, yang ternyata, lebih baik dari siapa pun.
• Terima kasih karena pernah menolongku dari semua ide-ide burukku dan pemikiran yang salah.
• Terima kasih untuk waktu, kisah, argumen, dan diskusi menyenangkan yang pernah mau kamu bagi denganku. . . . . . Aku pernah bahagia saat itu. Sangat. Dan jikalau tidak lagi saat ini, tidak apa-apa,
aku telah cukup bahagia karena pernah bahagia di saat itu, dengan kamu.
4 notes · View notes
hujanreda · 1 year
Text
[Do Your Part] Perankan Bagianmu, Nikmati Segala Episodenya
@edgarhamas
Tentang hidup kita yang barangkali sedang di masa-masa tanggung. Sedang di tengah antara impian dan realitas. Kamu merasakan juga nggak?
Ingin rasanya kembali menikmati masa-masa kenangan dan bernostalgia dengan masa lalu. Tak apa, tak masalah. Kita memang punya nature untuk mengenang dan mengabadikan memori. Coba kamu buat bentangan panjang semua riwayatmu sejak kecil, dan coba kamu beri tag, dimana peristiwa dan momen yang mengubah arah hidupmu.
Manusia seperti kita ditentukan dengan kesempatan dan kesempatan, bahkan seseorang bisa didefinisikan dengan kesempatan yang ia abaikan. Si A tuh, yang dulunya bukan apa-apa tapi sejak kejadian B dia berubah. Si C tuh, dia dulu bintang tapi semuanya berubah sejak dia mengalami D.
Kita yang sekarang —adalah hasil dari tempat, waktu, momen, ide-ide dan orang-orang yang kita temui. Semuanya mengakumulasi bersama usia, dan menciptakan pengalaman, kenangan, juga kebijaksanaan. Dan jadilah kamu yang sekarang.
Paradigma itulah yang membuat saya kali ini tak mau main-main dengan kesempatan yang datang, dan tak mau mengabaikan tempat-tempat baru untuk dikunjungi, dan tak mau lagi banyak diam di tempat. Usia kita masih dan sedang membara, lakukan bagian kita dan nikmati semua episodenya.
Kita memang tidak bisa mengubah suratan takdir, tapi kita bisa melakukan yang terbaik. Kesempatan yang kita abaikan tak akan berulang. Memang ada istilah "kesempatan kedua", tapi bukannya lebih indah jika kesempatan pertama dan kedua sama-sama kamu lakoni?
Semuanya yang kamu rasakan bukan tanpa alasan; Allah punya rencana untuk membentuk dirimu jadi manusia utuh. Senangmu, tawamu, lelahmu, sedihmu. "Do your part, but stop trying to steer your destiny. You're not in charge."
2 notes · View notes
bungajurang · 2 years
Text
Till we meet again.
Tulisan ini dibuat untuk mengenang teman baikku. Semoga kamu beristirahat dalam damai. 
Bagian Satu
Pada hari terakhir pendaftaran sekolah, ia duduk di depan loket penyerahan berkas. Ia mengenakan baju yang terlihat seperti seragam sekolah; atasan kemeja putih dengan corak batik berwarna hijau, celana kain pendek biru dongker, kaos kaki putih motif garis-garis, dan sepatu merk Nike yang lusuh. Rambutnya acak-acakan, ia terlihat bosan, raut wajahnya ketus, tapi seseorang akan tahu bahwa ia anak yang ramah dan brilian saat menatap matanya. Aku duduk beberapa meter darinya, menunggu antrean penyerahan berkas pendaftaran. Beberapa saat kemudian kami tidak sengaja bertatapan, dan kami bertukar senyum canggung a la dua anak remaja yang pertama kali ketemu. Saat itu aku membatin, “Dia terlihat seperti anak keren yang menjadi idola satu sekolah.” Prediksiku tepat.
Masa orientasi sekolah (MOS) mengisi satu minggu pertamaku di SMA.  Kegiatan-kegiatan selama MOS sungguh sangat membosankan dan membuatku ingin menyerah (ini sebelum aku berhadapan dengan kelas sesungguhnya yang ternyata jauh lebih berat dan menyusahkan). Dari enam hari MOS, aku paling menunggu hari keenam. Selain karena hari terakhir, di hari itu akan ada penampilan seni dari tiap kelas dan band kakak kelas. 
Sesi penampilan seni sungguh menyenangkan. Aku terhibur dengan apa-apa yang dibawakan oleh setiap kelas. Pada penampilan kelas terakhir, lima orang naik ke panggung. Tiga perempuan penyanyi, satu laki-laki penabuh cajon, dan satu laki-laki pemetik gitar. Aku tidak terkejut saat melihat si pemain gitar, tuh kan, pasti dia tipe anak keren yang bisa main musik dan jadi idola banyak orang. He was indeed the school heartthrob. Setelah penampilan grupnya selesai, orang-orang satu sekolah berteriak, “Lagi, lagi, lagi!” Namun karena grup ini hanya menyiapkan dua lagu, mereka bingung dengan permintaan itu. Si Anak Keren dengan penuh percaya diri, mengatakan ini, “Baik, kalau gitu saya akan bawakan satu lagu lagi. Little Things dari One Direction.” Dia mengatakan kalimat itu. Persis. Aku ingat dengan jelas. 
Sontak satu sekolah bersorak gembira. Si Anak Keren mulai memetik gitar, suaranya mengalun indah, seakan menghipnotis semua orang yang saat itu hadir di sekolah. Aku tidak mengada-ada atau melebih-lebihkan karena memang semua orang mengarahkan pandangan dan telinga padanya. Lama-lama kami semua ikut bernyanyi,
I won't let these little things slip out of my mouth
But if I do, it's you
Oh, it's you, they add up to
I'm in love with you
And all these little things
Aku percaya bahwa di dunia ini, cinta ada banyak bentuknya. Aku punya cinta dan kasih yang besar untukmu, dan untuk semua teman-temanku. Maaf aku tidak bisa menunjukkan itu padamu, maupun pada teman-temanku yang lain. Maaf karena aku bukan teman yang baik bagimu, dan bagi teman-temanku yang lain.
Bagian Dua
Aku tidak bisa menyebut namanya di sini, maka aku akan menggunakan “Did” sebagai gantinya. 
Dua titik satu
Did dan aku beberapa kali terlibat dalam satu circumstances yang sama. Kami tergabung ke dua organisasi yang sama, beberapa lomba, dan kesempatan lain di luar urusan-urusan itu. Ia orang yang punya banyak ide, namun terkadang menahan dirinya, entah mengapa. Ia cenderung lebih suka mendukung dari belakang, namun bisa berada di depan jika dibutuhkan. Aku belajar banyak tentang keorganisasian darinya; tentang menekan ego, menghargai pendapat orang lain, kapan harus diam dan mendengarkan, menyatakan ketidaksetujuan, dan kapan bisa bersikap diam tidak peduli saat masalah sudah terlalu rumit.
Dua titik dua
Suatu kali kolegaku mengadakan acara untuk memperingati Hari AIDS Sedunia. Ia membutuhkan bintang tamu, atau lebih tepatnya seseorang yang mau mengisi acara hiburan tanpa dibayar uang. Mereka adalah kelompok ODHA yang tergabung secara sukarela, sehingga untuk peringatan ini mereka tidak memiliki dana yang besar. Aku menceritakan hal ini ke Did, dan ia mengajukan diri untuk mengisi acara hiburan itu. Acaranya di Lapangan Denggung, Sleman. 
Ia datang membawa gitarnya. Lalu ia menyanyikan beberapa lagu, salah satunya adalah I’m Yours milik Jason Mraz. Setelah itu, kami ngobrol sambil menikmati acara-acara selanjutnya. Aku tidak ingat apa yang sebelumnya kami bicarakan, tapi saat itu ia memberiku salah satu koleksi pick gitarnya. “Nih, katanya mau belajar main gitar. Nanti kalau udah jago, bisa pakai ini.” Pick itu berwarna putih dengan gambar tengkorak hitam dan tanda tangan Did di bawahnya. Aku masih menyimpan pick itu, dan aku masih belum mahir bermain gitar. 
Dua titik tiga
Saat itu sekolahku akan ikut debat bahasa Inggris. Siswa yang tergabung dalam tim dikumpulkan di perpustakaan. Kami diberi jadwal latihan setiap hari, kadang memotong jam kelas, kadang sehabis kelas berakhir. Aku menikmati kesempatan ini, salah satunya, jelas, karena bisa skip kelas. Did ada di sana. Did dan aku beberapa kali berada di satu kelompok, entah itu pro atau kontra. Bahasa Inggrisnya bagus, meski kadang argumenku lebih bagus. Iya, kan, Did? Saat ia mulai lelah, ia akan berusaha melucu, mengusiliku, atau membuat suara dengan mulutnya, kadang ia menyanyi. Beberapa kali pula ia mengeluh ingin menyerah karena ia tidak menyukai kegiatan debat seperti ini. Aku juga ingin berhenti. Tapi demi kesempatan skip kelas dan belajar bahasa Inggris, aku membujuknya untuk terus lanjut. Setidaknya sampai kompetisi pertama.
Dan, ya, kami sampai pada hari kompetisi. Pihak sekolah tidak menyediakan transportasi menuju lokasi debat di Beran. Akhirnya ada Ibu guru yang menawarkan mobilnya untuk dipakai sebagai tumpangan ke sana. Mobilnya penuh, sementara aku dan tiga siswa lain belum masuk. (Hadeh, gimana, sih, pihak sekolah ini). Dua siswa diantara kami lantas boncengan naik sepeda motor. Tinggal aku, yang tidak bawa motor, dan satu siswa lagi yang tidak bisa mengendarai motor. Adegan selanjutnya akan terdengar seperti adegan drama roman picisan: Did keluar dari mobil Ibu guru, menghampiriku dan mengatakan, “Ayo, naik motor sama aku. Biar space di mobil dipakai dia (merujuk pada siswa satunya yang belum dapat tumpangan).”
Setelah lomba selesai, ia mengatakan ini, “Nanti pulang naik motor sama aku lagi ya. Ayo jalan-jalan sebentar sebelum kuantar pulang.” Did tahu aku sedih dan kecewa karena tim kami tereliminasi sehingga tidak bisa sampai ke tahap final. 
Pada kesempatan lomba yang berbeda, Did, aku, dan beberapa teman lain lolos di tingkat provinsi, lalu diundang ke Jakarta untuk mengikuti kompetisi tingkat nasional. Atas kecerobohanku, aku lupa membawa kaos putih polos yang seharusnya menjadi seragam untuk salah satu rangkaian lomba itu. Did kembali menawarkan kebaikannya. Ia memberiku satu dari empat kaos putih polosnya yang belum dipakai. Kaos itu masih terbungkus plastik kemasan yang di luarnya tertera harga Rp75.000,00 . Sebagai informasi sampingan, ia penggemar kaos putih polos. Jadi tidak heran bila ia punya cadangan kaos putih polos hingga satu lusin. Anak lucu. Sampai sekarang aku masih menyimpan kaos putih polos pemberiannya, dan rompi yang ia pinjamkan saat aku iseng bilang, “Rompinya bagus. Pengin pinjam.” Maaf, Did, aku tidak bisa lagi mengembalikan rompimu secara langsung.
Bagian Tiga
Did anak baik. Dan, demi semesta beserta isinya, aku tidak pernah baper, terbawa perasaan, atau apapun itu, karena perlakuannya padaku. Aku tidak memiliki ketertarikan secara romantis padanya, begitu juga dengannya. Aku pernah iseng bilang padanya, “Kamu mau jadi mas-ku nggak?” atas keinginanku untuk punya kakak laki-laki tapi tidak bisa, karena aku anak pertama. “Iya, dek.” katanya. Kami tertawa. Aku merasa perlu mengatakan bagian ini, karena aku risih tiap ditanya, “Kalian gak pacaran aja? Kamu yakin gak ada rasa dengannya? Yakin kamu gak baper?” Tidak. 
Did anak keren. Ia hobi main musik dan fotografi. Hal itu membawanya jadi fotografer untuk band ternama di Jogja, serta fotografer untuk berbagai gigs musik lainnya. Saat itu kami masih SMA, dan dia sudah punya pengalaman profesional seperti itu. 
Did suka olahraga. Ia pelari, atau runner. Ia gemar mengikuti kompetisi lari, terutama sejak masuk kuliah. Ia beberapa kali ikut kompetisi, dan beberapa kali pula mengalami cedera. Suatu kali Did membagikan cerita soal tanggapan ayahnya saat tahu ia sedang menyukai olahraga lari, “Kamu olahraga lari mau latihan nyolong mangga tetangga apa gimana.” canda ayahnya.
Did suka musik. Guns N’ Roses. Led Zeppelin. 
Did penggemar klub Manchester United.
Did anak pintar dan brilian. Did yang penyayang dan hangat. Darinya aku belajar soal empati.
Bagian Empat
Aku sedang mengerjakan skripsi di kafe saat kabar itu datang. Teman-temanku mengirimiku pesan dan menelponku. Grup-grup kelas dan angkatan SMA penuh dengan notifikasi. Did pergi. Aku tidak bisa menemuinya lagi. (Mungkin aku akan bisa menemuinya lagi. Hanya tidak di dunia yang ini). Obrolan terakhir kami sebelum kondisi Did memburuk ditutup dengan pesan darinya, “Jaga kesehatan, ya, Wid. Sehat-sehat terus.” Aku sehat, Did, dan akan terus berupaya untuk sehat. Bagaimana denganmu? Sehat-sehat terus, ya, di manapun kamu berada sekarang. Banyak orang yang mendoakanmu, dan mengharapkan yang terbaik untukmu. Anak baik. Selamat beristirahat, Did. Until we meet again.   
2 notes · View notes
wisecheesecakefury · 7 days
Text
Manusia Pertama Di Angkasa Luar
Beritakan kepada dunia
bahwa aku telah sampai pada tepi
dari mana aku tak mungkin lagi kembali.
Aku kini melayang di tengah ruang
di mana tak berpisah malam dengan siang.
Hanya lautan yang hampa di lingkung cemerlang bintang
bumi telah tenggelam dan langit makin jauh mengawang
jagat begitu tenang. Tidak lapar.
Hanya rindu kepada istri, kepada anak, kepada ibuku di rumah
makin jauh, makin kasih hati kepada mereka yang berpisah.
Apa yang kukenang? Masa kanak waktu tidur dekat ibu
dengan membawa dongeng dalam mimpi tentang Bota
dan raksasa, peri dan bidadari. Aku teringat
kepada buku cerita yang terlipat dalam lemari.
Aku teringat kepada bunga mawar dari Elisa
yang terselip dalam surat yang membisikkan cintanya kepadaku
yang mesra. Dia kini tentu berada di jendela
dengan Alex dan Leo---itu anak-anak berandal yang kucinta.
Memandangi langit dengan sia. Hendak menangkap
sekelumit dari pesawatku, seleret dari
perlawatanku di langit tak terberita.
Masihkah langit mendung di bumi seperti waktu
kutinggalkan kemarin dulu?
Apa yang kucita-cita? Tak ada lagi cita-cita
sebab semua telah terbang bersama kereta
ruang ke jagat tak berhuni. Berilah aku satu kata puisi
daripada seribu rumus ilmu yang penuh janji
yang menyebabkan aku terlontar kini jauh dari bumi
yang kukasih. Angkasa ini bisu. Angkasa ini sepi
tetapi aku telah sampai pada tepi
darimana aku tak mungkin lagi kembali.
Ciumku kepada istriku, kepada anak dan ibuku
dan salam kepada mereka yang kepada aku mengenang.
Jagat begitu dalam, jagat begitu diam.
Aku makin jauh, jauh sekali
dari bumi yang kukasih. Hati makin sepi
makin gemuruh.
Bunda,
Jangan biarkan aku sendiri.
Soebagio Sastrowardoyo
0 notes
ligapediaslot · 2 months
Text
Mengenang Sopyan Dado, Aktor Sinetron Tukang Ojek Pengkolan yang Meninggal Hari Ini
Tumblr media
Ligapedia.news - Bintang sinetron Tukang Ojek Pengkolan (TOP), Sopyan Dado meninggal dunia pada Kamis (28/3/2024) pagi.  Sopyan Dado mengembuskan napas terakhirnya akibat sakit di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan pada pukul 04.20 WIB. Kabar duka tersebut disampaikan oleh rekan artisnya Clara Kaizer melalui akun Instagram miliknya. Clara Kaize berperan sebagai anak Dado dalam sinetron tersebut. "Innalillahi wainnailaihi rojiun..Telah berpulang ke Rahmatullah..Saudara, Sahabat kita Pak Sofyan Dado. Wafat di : Rumah sakit Fatmawati. Jam : 04.20 WIB," tulis Clara Kaize diberitakan Ligapedia.news (28/3/2024). "Semoga ALLAH SWT menerima semua amal ibadahnya dan mengampuni segala kesalahan dan kekhilafan beliau. Mohon dimaafkan segala salah dan khilaf Almarhum. Amiin Yaa Robbalalamiin," lanjut dia. Sopyan Dado berperan sebagai tukang ojek bernama Sofyan dalam sinetron Tukang Ojek Pengkolan dan sekuelnya TOP: Masih Ngojek. Berikut profil dan sepak terjang aktor Sopyan Dado untuk mengenang bintang sinetron Indonesia tersebut.
Profil Sopyan Dado
Sopyan Dado lahir dengan nama asli Sopyan Handayani pada 15 September 1972. Pria yang juga akrab disapa Sopiyan, Piyan, atau Dado ini mengawali kemampuan aktingnya dalam dunia seni peran saat masih duduk di bangku kelas 3 SMP pada 1986. Dia lalu bergabung dengan Sanggar Teater SMA Negeri 35 Jakarta. Semasa menjadi anggota sanggar teater, dia pernah menjalani syuting untuk salah satu judul serial drama di TVRI. Karier akting Sopyan Dado semakin berkembang saat dia terjun ke layar lebar dengan berakting dalam film Tampan Tailor, Bajaj Bajuri the Movie, Modal Dengkul, Kembang Perawan, Kuntilanak, dan Anak Setan.
Penyebab Sopyan Dado meninggal dunia
Aktor Sopyan Dado meninggal dunia, sang putri ungkap kesedihan mendalam 😭💔 Baru nyadar ternyata mereka ayah dan anak betulan, baik di sinetron Tukang Ojek Pengkolan maupun di dunia nyata 🤧 🎥clarakaizer pic.twitter.com/0GFp97azPB — 𝙎𝙚𝙧𝙖𝙥𝙝𝙞𝙣𝙚 (@Little_secret9) March 28, 2024 Sopyan Dado meninggal dunia saat tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan. Sang istri Dianawati mengungkapkan suaminya memiliki riwayat diabetes pada 2014 diikuti sakit jantung sejak 2017. “Almarhum punya riwayat penyakit jantung. Terakhir dia ada gerd-nya juga, sempat puasa,” ujar Dianawati (28/3/2024). Menurut Dianawati, Sopyan Dado sudah tiga kali bolak-balik rumah sakit dalam waktu dekat ini akibat kondisi yang dialaminya. Terkahir pada Minggu (24/3/2024), Sopyan tidak bisa makan dan dilarikan ke Rumah Sakit Fatmawati. Saat itu, kondisi Sopyan masih segar dan masih bisa jalan sendiri. “Akhirnya dia minta dirawat, pas itu masih di IGD jam 10.00 WIB ditangani dokter, jam 02.00 WIB masuk kamar perawatan. Masih sehat biasa, enggak payah-payah gitu, masih bisa becanda, masih sempet komunikasi sama kita, sama anak-anak, masih ketemu sama anak-anak, sama saya,” lanjut Dianawati. Nahas, sebelum meninggal, Sopyan dua kali terkena serangan jantung pada Rabu (27/3/2024) sore dan Kamis (28/3/2024) dini hari. Setelah serangan jantung kedua, Sopyan tidak sadarkan diri dan meninggal dunia. Sopyan Dado kini dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Poncol, Ciputat, Tangerang Selatan pada Kamis (28/3/2024) pukul 09.00 WIB. Read the full article
0 notes
senjaselatan · 5 months
Text
Mengenang Kesan Pertama
Ketika mata kita bersatu di Stasiun Tanjung Barat, kesan pertama itu bukan hanya sekadar sentuhan pertama, tapi suatu pengalaman yang meresapi setiap serat hati. Dan dalam momen-momen awal itu, aku merasakan keajaiban dari sifat-sifatmu yang membuat kesan begitu dalam.
Tak butuh waktu lama untuk menyadari betapa rendah hatimu. Senyum ramahmu, sapaan hangat, semuanya membawa kedamaian. Kerendahan hatimu seperti embun pagi yang menyentuh hati, memberikan kehangatan. Dalam kesederhanaanmu, aku menemukan nilai yang membuat kita begitu berarti satu sama lain.
Tiap kata yang keluar dari bibirmu adalah pelukan pikiran yang hangat. Aku merasa didengar, dimengerti, dan diterima tanpa syarat. Pengertianmu menciptakan ruang di mana kita bisa menjadi diri sendiri tanpa takut dihakimi. Rasanya seperti menemukan pulau teduh di tengah lautan yang luas.
"sama aku jangan sampe kelaperan" Katamu kala itu.
Setiap gestur perhatianmu menjadi peta bintang yang membimbing kita melalui rasa dan emosi. Tidak hanya kata-kata, tetapi tindakan dan kepedulianmu yang tulus membuat setiap momen menjadi spesial. Kau mengajarkan bahwa cinta terasa di setiap sentuhan kecil dan perhatian tanpa pamrih.
Saat mata kita berpapasan, aku bisa merasakan ketulusan di balik setiap senyumanmu. Ketulusan itu menciptakan ikatan yang tidak bisa diukur dengan kata-kata, sebuah ikatan hati yang tumbuh dalam setiap momen bersama.
Mengenang kesan pertama, aku menyadari bahwa pertemuan di Stasiun Tanjung Barat adalah awal dari sebuah perjalanan indah yang dipenuhi dengan kerendahan hati, pengertian, perhatian, dan ketulusan. Bersamamu, aku belajar arti sejati dari cinta yang tidak hanya dilihat, tetapi juga dirasakan dalam setiap nuansa kebersamaan kita.
0 notes
baliportalnews · 5 months
Text
Kado di Penghujung Tahun, Pemkot Denpasar Kembali Raih Penghargaan DRPLA 2023
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR - Komitmen Pemerintah Kota Denpasar dalam meningkatkan kualitas hidup perempuan, pemberdayaan dan perlindungan hak perempuan serta perlindungan anak tidak perlu diragukan lagi. Hal ini dapat dilihat dari indikator pembangunan perempuan dan anak telah dipenuhi. Hal ini mengantarkan Pemerintah Kota Denpasar meraih penghargaan tingkat nasional yakni sebagai Daerah Ramah Perempuan dan Layak Anak (DRPLA) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak RI, Jumat (22/12/2023) di Jakarta. Penghargaan ini diserahkan Menteri PPPA RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati yang diterima Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Denpasar, I Gusti Agung Sri Wetrawati. "Pada peringatan Hari Ibu tahun ini yang diselenggarakan KemenPPPA RI, Kota Denpasar menerima penghargaan Daerah Ramah Perempuan dan Layak Anak, disamping itu juga dari inovasi yang telah dilaksanakan OPD serta desa/kelurahan juga diberikan penghargaan Gender Champion," ujar Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Denpasar, I Gusti Agung Sri Wetrawati. Pencapaian Kota Denpasar sebagai Daerah Ramah Perempuan dan Layak Anak merupakan hasil sinergitas dan komitmen Pemkot Denpasar dalam mewujudkan DRPLA. Dari Lima indikator penilaian, Kota Denpasar membuktikan komitmennya melalui Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Denpasar Tahun 2022 ini mencapai 84,37. Serta Capaian Indeks Pembangunan Gender (IPG) Tahun 2022  mencapai 96,92, Capaian Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) tahun 2022 Kota Denpasar mencapai 67,21 dan Capaian Indeks Perlindungan Anak (IPA)  yakni 70,16. Selain indikator di atas, Kota Denpasar juga berhasil meraih kategori Mentor dalam evaluasi Anugerah Parahita Ekapraya (APE) tahun 2023 dan Kategori Utama dalam capaian Kota Layak Anak tahun 2023. Wetrawati menyebutkan, penghargaan ini meskipun bukan tujuan utama, namun menjadi buah manis dari kerja kerasnya bersama jajaran Pemkot Denpasar dan mitra-mitranya. Melihat  indikator sangat luas dan melibatkan banyak sektor, sehingga pihaknya  bertindak sebagai koordinator. Hal itu dilakukan guna mendorong semua pihak bergerak karena multi sektor dan multi pihak. “Kami memang harus bekerja keras mendorong semua pihak untuk berperan di dalam pengaruh pembangunan, Pengarusutamaan Gender dan pembangunan yang melindungi anak. Semua pihak harus memastikan semua bekerja dengan baik, sesuai dengan porsinya masing-masing di dalam indikator-indikator tersebut,” kata Erlina. Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengatakan, penghargaan ini adalah pendorong semua daerah untuk peduli perempuan dan anak. Disampaikan pada saat PHI karena segala urusan perempuan berakar pada Ibu. Menurut PHI merupakan momentum untuk mengenang dan menghargai peran besar perempuan Indonesia. Tidak hanya membentuk kualitas generasi, namun turut menjadi tonggak merebut dan mengisi kemerdekaan bangsa. Hari Ibu juga menjadi penanda pergerakan perempuan Indonesia dari masa ke masa dalam menyuarakan hak-haknya guna mendapatkan perlindungan dan mencapai kesetaraan.(bpn) Read the full article
0 notes
anjaniplestari · 6 months
Text
movie date kala itu, nonton pertualangan sherina 2. happy banget bisa recall memories semasa kecil🥰. thank you daddy💛 yuk movie date lagi @anggasaputra__ 😆😁
with backsound ost pertualangan sherina 2 - Mengenang Bintang 🌟
“Malam demi malam silih berganti
Namun bintang bintang terus menemani
Hiasi, menanti dan menjadi saksi
Perjalanan kita yang sempat terhenti
Ku berjanji wahai gugusan misteri
Kenangan indah ini akan abadi”
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
l-edelweis · 7 months
Text
Sherbret-Derbret Nostalgic Moment
Aku bukan termasuk generasi yang 'terbius' demam Petualangan Sherina 1. Membaca cerita orang-orang di media sosial, setelah film itu rilis tahun 2000, banyak anak-anak yang kemudian 'cosplay' jadi Sherina: bawa bekal permen coklat warna-warni dan pakai plester meskipun nggak luka. Lucu ya, membayangkannya. Tapi waktu itu aku nggak ikut-ikutan hipenya karena tahun itu aku baru setahun hidup di dunia.
Aku kenal Sherina lupa darimana ya. Kayaknya dari majalah anak-anak yang pernah meliputnya. Aku mulai tau film Petualangan Sherina juga kayaknya pas udah SD, berarti sekitar 8 tahun setelah filmnya rilis. Sejaman sama diputernya film Joshua. Petsher memang memorable banget buat aku, karena aku suka petualangan kayak Sherina (fyi dulu Faiz kecil hampir daftar jadi Si Bolang yang disiarin Trans7 ituuhh). Cuma waktu itu belum terlalu 'terbius' banget, terutama sama lagu-lagunya. Karena lagu-lagu Sherina itu, meskipun penyanyi cilik, tapi buat Faiz kecil lagu-lagu itu vibesnya nggak kayak lagu anak-anak biasanya. Misal nih, dibandingin lagunya Tasya yang Paman Datang, Libut T'lah Tiba, Aku Anak Gembala, atau lagunya Diobok-Obok Joshua, atau Tina Toon, itu kan 'anak-anak' banget ya. Dan Faiz kecil belum bisa menangkap keseruan lagu-lagu Sherina.
Setahun lalu waktu rilis info tentang Petsher 2 yang akan tayang tahun 2023, woooaaa aku nggak sabar banget! Membayangkan Sherina dan Sadam akan berpetualang gimana nih kalo udah gedhe? Apakah mereka akan musuhan lagi?
Berkesan sekali. Waktu kemarin aku nonton filmnya itu rasanya kayak pengen nangis terharu. Gemes, seru, terharu, campur aduk deh pokoknya perasaan tuh. Di beberapa adegan musikalnya bahkan, walaupun lagu itu tonenya ceria dan menyenangkan, tapi justru diam-diam air mataku mengalir perlahan. Selain karena makna kata-katanya yang dalem banget, lagu-lagu Petsher 2 nyambung banget sama Petsher 1. Bener-bener nostalgic moment! Nyambung yang aku maksud tuh ngga cuma dari lirik atau nada, tapi dari isi lagunya dan maknanya juga saling berkaitan. Kalau diibaratkan kain, mereka tuh kayak dua kain yang terpisah selama 23 tahun, lalu dijahit dijadikan satu.
Aku mau coba nulis insight aku satu persatu
Mulai dari lagu Bintang-Bintang dan Mengenang Bintang. Moment scene lagu ini dinyanyikan di film itu mirip banget antara Petsher 1 dan 2. Sadam dan Sherina dewasa seakan sedang mengulang moment mereka di Bosscha. Menatap langit berdua, dan tak ketinggalan Canopus, Capella, Vega yang tetap dimasukkan di lirik Mengenang Bintang. Wah tiga bintang itu bener-bener menyimpan sejuta cerita. Karena di Petsher 1, Sadam cerita banyak tentang bintang ke 'musuh'nya, si Sherina, waktu mereka lagi diculik. Dan menyebut tiga nama bintang ini. Buat penggemar Petsher, pasti memorable banget nama 3 bintang ini. Teruusss, intronya Mengenang Bintang itu adalah ending musik dari Bintang-Bintang. Jadi kalau didengarkan berurutan nih, habis muter Bintang-Bintang terus dengerin Mengenang Bintang, mereka itu NYAMBUNG! Ngefansss pooll sama Sherina as music director!
Dua lagu lain yang berkaitan adalah Anak Mami dan Nostalgia Bersama. Scene waktu Anak Mami dinyanyikan itu nggemesin tapi sekaligus nyebelin banget sih. Moment waktu Sherina dan Sadam lagi jalan bareng nih di kebun, sebelum mereka diculik. Dan Sherina ngejekin si Sadam terus dengan panggilan 'Yayang' dan mojok-mojokin dia yang sok jagoan di sekolah, tapi ternyata anak mami bangeett di rumah! Liriknya juga, ngeselin tapi lucu. Nah di Nostalgia Bersama, Sadam kayak 'ngebales' Sherina yang suka ngolok-ngolokin dia. Tapi di lagu ini juga Sadam mengakui kalau kehadiran Sherina memiliki makna tersendiri buat hidupnya. Ia menemukan makna persahabatan dari orang yang dulu sering dikerjain waktu SD. Lucu sih, lagu ini kayak sahut-sahutan antara Sherina mendeskripsikan Sadam dan Sadam mendeskripsikan Sherina dalam persahabatan mereka. Yang bikin tambah memorable sebenarnya adalah ungkapan 'UH' yang ada di masing-masing lagu. Sadam di Nostalgia Bersama, dan Sherina di Anak Mami. Gemes bangeett.
Antara Persahabatan dan Hari Kita Berdua, ini menurutku kayak pemaknaan 'teman' dan 'sahabat' dari dua perspektif; masa anak-anak dan saat dewasa. Antara Betapa bahagianya punya banyak teman (petsher 1) dan Betapa bahagianya bersama berdua (petsher 2), menyiratkan arti yang saaanggaaatt dalam. Waktu kecil mungkin salah satu parameter kebahagiaan adalah saat punya banyak teman, yah. Nggak saling memusuhi, nggak pilih-pilih teman, bisa temenan sama siapa aja. Pokoknya dia yang paling disenangi dan dikelilingi orang banyak tuh kayaknya yang paling beruntung. Seperti yang dibicarakan banyak orang, semakin dewasa, circle pertemanan semakin mengecil, kayak terfilter secara alami. Begitulah, hingga pada akhirnya nanti orang yang benar-benar bisa menjadi teman dan sahabat adalah pasangan kita. Bersama berdua betapa senangnya. Kalau diresapi pelan-pelan lirik Hari Kita Berdua benar-benar nyeess. Di atas langit masih ada lagi langit lebih tinggi Tapi detik ini akan kuhargai bersamamu di sini
Sayu adalah lagu yang bisa bikin aku senyum dan nangis bersamaan (setelah Nostalgia Bersama). Scene waktu lagu ini dinyanyikan di film itu touching banget buat aku. Pelepasliaran orangutan. Orangutan yang banyak diberitakan kalau mereka diburu, sering juga denger kabar kebakaran hutan yang tentu berdampak buat orangutan karena kan itu rumah mereka! Di lagu ini aku tersentuh banget karena membawa-bawa kata 'ibu' dan 'menjaga hutan'. Apa yah, rasanya kayak terharu aja karena lewat lagu itu, Sherina seperti memberikan pesan ke Sayu (dan para orangutan); "Terima kasih banyak ya sudah menjaga hutan! Terus dijaga ya hutannya, rumah kalian ini". Dan terkhusus buat Sayu, Sherina seperti memberi pesan, "Jangan takut, Sayu! Ibu akan selalu disampingmu."
Sebagai pecinta orkestra, lagu Hadiah Istimewa juga aku suka bangeettt. Musiknya seru, liriknya berima dan Sherina sama Mba Mira bener-bener pinter banget menciptakan lagu! Kalau dibandingkan Kertarajasa di petsher 1, Hadiah Istimewa lebih menarik sih buat aku. Nuansa musik Spanyolnya terasa sekali dan sangat khas! Tapi aku suka scene dansa duo penjahat baik di Petsher 1 maupun 2. Seruuuu!
Di antara semua lagu, tetap yang punya arti paling dalam buat aku adalah Lihatlah Lebih Dekat. Menurutku ini adalah 'nyawa'nya Petualangan Sherina. Karena scene waktu lagu ini dinyanyikan, menjadi alasan segalanya terjadi. Menjadi alasan kisah Sadam dan Sherina tercipta. Lagu ini muncul saat Sherina galau dan sedih banget karena harus pindah ke Bandung dan meninggalkan teman-temannya di Jakarta. Dia bertanya-tanya ke dirinya sendiri, di tempat baru nanti aku akan ketemu kehidupan yang seru kayak di sini nggak ya? teman-temanku baik hati nggak ya? kenapa sih harus pindah rumah? Sebagai anak-anak, kalau nonton scene ini emang kerasa banget sih sedihnya.
Tapi dengan bijaknya, si Ibu menasehati Sherina; jangan sedih dan gundah, jangan terlalu cepat berprasangka. Karena semua selalu ada hikmahnya.
Dan benar, kan. Misalnya Sherina nggak mau pindah dan mereka tetap tinggal di Jakarta, Sherina dan Sadam nggak akan ketemu. Hidup mereka berdua nggak akan sama. Petualangan seru nggak akan pernah terjadi. Lihat segalanya lebih dekat, dan kau bisa menilai lebih bijaksana Lihat segalanya lebih dekat, dan kau akan mengerti
Segala hal di dunia ini terjadi bukan tanpa alasan. Sudah ada yang mengaturnya.
0 notes
tasyaa-na · 7 months
Text
0 notes