POST 3-5 SONGS THAT REMIND YOU OF YOUR MUSE. REPOST, DON’T REBLOG.
estate sale sign / the mountain goats
Stockshots, stupid stockshots from the Pamona mall
Set up like unloved icons gathering dust up on the wall
From films no one remembers they call down silently
But I remember when their names were dear to you and me
fishin’ (for compliments) / big fat meanies
Drop the pain into the bottom of the sea
I left my problems and my past behind me
I told myself that I won't fall
But I know I really haven't changed at all
the canopy (green) / the dear hunter
I was falling to the ground when I felt my body breaking
But I had fallen in your lap, with my head tilted back
So I could see the sun eclipsed by your hair that left a halo hanging
Waiting above so when you go you don't have to wait to get your wings
tagged by: @daedaluscried
tagging: @awaywardboy-andhisangel, @downwillow, @lcngdays (sass), @bevvitching, @isclcphobics (talia)
3 notes
·
View notes
My Trip My Adventure; Adventure with Style, Smile, and Safety
Ketika membuat program My Trip My Adventure (MTMA) dua tahun yang lalu, kami tak pernah menyangka kalau animo masyarakat bakal seperti sekarang ini. Para MTMA_regional (komunitas pecinta program MTMA di daerah) banyak terbentuk, bahkan sampai ke daerah-daerah terpencil. Di Instagram saja sudah sekitar 50 komunitas yang kami ketahui, melebihi jumlah propinsi yang ada di Indonesia J. Mereka terbentuk tanpa kami minta ataupun paksa. Alasan utama mereka, katanya adalah agar bisa brsama-sama mengeksplore Indonesia lebih dalam lagi. Haru kami mendengar alasan itu, karena memang itulah impian nomor satu yang kami gantungkan untuk diraih; membuat program traveling yang bisa menambah rasa cinta pemirsa pada Indonesia.
Waktu itu sekitar bulan Juni 2013, pilot program My Trip My Adventure kami buat di Kepulauan Seribu, dengan Host Vicky Nitinegoro dan Hamish Daud. Vicky bukan wajah asing di dunia pertelevisian kita, tapi Hamish adalah wajah baru yang benar-benar masih nol pengalaman hostingnya di tv. Perbedaan skill dan karakter dari kedua host ini yang coba kami asah menjadi kekuatan program MTMA. Kekuatan lain kami bentuk dari sisi content. MTMA harus menjadi program traveling show yang beda dari yang pernah ada. Mba Jes (Yessy Yani Agus), Executive Producer kami, saat itu bilang, “Jangan ambil tempat-tempat wisata yang common dikunjungi orang, dan harus banyak ‘action’nya karena judulnya aja udah ‘adventure’…”.
Lokasi-lokasi anti mainstream dan jarang dikunjungi orang (bahkan banyak yang belum pernah diliput media) akhirnya menjadi salah satu ‘trade mark’ MTMA. Ini pula yang membuat kami tertantang untuk menemukan lokasi-lokasi baru dan menunjukkannya ke pemirsa. Tentu saja bukan hal mudah ‘menemukan’ lokasi-lokasi baru, tidak mainstream, dan indah dilihat di layar kaca. Informasi lokasi dengan kategori seperti itu sangat sedikit di internet bahkan saat kami coba bertanya ke relasi yang ada di daerah. Tim kreatif harus melakukan riset dari banyak sisi dan survey langsung ke lokasi.
Saat survey, kadang hasil yang didapat tidak sesuai dengan informasi sebelumnya atau yang kami bayangkan. Misalnya, mau meliput air terjun di dalam hutan, sudah jauh-jauh trekking tapi ternyata akses kesana tertutup karena jalanan longsor atau ternyata debit air terjunnya kecil dan airnya sedang tidak jernih. Maka tim kreatif pun harus cepat memikirkan alternatif lokasi penggantinya.
“Aku pernah tuh, mau survey ke Goa tempat pemandian raja-raja yang katanya bagus banget di Derawan. Jalurnya susah, harus jalan diantara dua tebing, manjat tebing tanpa pengaman, bahkan harus manjat ke bahu si bapak lokal yang mengantar untuk meraih akar buat pegangan ke atas tebingnya….eh, sampe di sana goanya gak ada! Hahaha…. Itu entah emang Cuma mitos atau si bapak lokalnya salah nunjukin lokasi, yang jelas udah bikin gemeter aja perjalanannya. Bener-bener gak bisa dilupain! Pokoknya kita harus selalu chek re-check sama keterangan orang, meskipun itu warga lokal.” (Dhea – Creative)
“Saya belum lama bergabung di tim MTMA, tapi setiap trinya memang berkesan, salah satunya waktu saya ditugaskan untuk ke Riau dan membuat episode MTMA Melawan Asap. Karena bandara di Riau ditutup, kami harus terbang ke Padang dan lanjut perjalanan darat 8 jam ke Riau. Tiba di sana langsung disambut kabut asap tebal yang menyesakkan pernapasan. Sedih rasanya lihat anak-anak dan ibu-ibu yang sudah berbulan-bulan menghirup udara tidak segar. Kami dibantu anak-anak MTMA_Riau melakukan bakti sosial pembagian masker, ke posko pengobatan, ke taman bacaan anak, dan host kami pun ikut tim pemadam kebakaran melakukan pemadaman bara api di hutan secara langsung. Salah satu Cameraman bahkan sempat drop di lokasi karena mabuk asap. Kesehatan, tanggungawab pekerjaan, solidaritas sesama, dan nasionalisme benar-benar teruji. Untunglah, Allah selalu melindungi kami. Dan alhamdulillah, share episode tersebut ketika tayang 25 persen. Terbayar sudah semua kelelahan! Hehe…” (Lesi – Creative)
“Kalau aku, yang paling gak bisa dilupain itu, pas trip ke Manado. Kapal yang aku naikin terbalik! Semua barang masuk ke laut, termasuk drone! Untungnya kapal satu lagi yang ditumpangi host dan campers gak terbalik. Aku dan beberapa kru yang kecebur ke laut pun dievakuasi ke kapal host dan kapal nelayan lain yang kebetulan lewat. Panik, sih. Soalnya itu di tengah laut banget…gak kelihatan daratan sama sekali dan lumayan berombak. Alhamdulillah, semua selamat sampai ke darat lagi. Shooting gak bisa dilanjutkan untuk hari itu. Moral lessonnya, harus lebih teliti lagi dengan kapasitas dan kemampuan kapal. Safety first!” (Audi – Creative)
Tak jarang, kami memang harus sedikit bertaruh nyawa untuk melewati jalur-jalur sulit ke lokasi shooting. Kami pun belajar untuk ‘hafal’ dengan karakter alam dan masyarakat yang ditemui. Benar-benar belajar tentang kehidupan.
Tapi nggak cuma susahnya, senangnya juga lebih banyak lagi yang kami dapat, misalnya bisa ke daerah-daerah terpencil dan terkenal keindahannya, seperti Ora beach di Pulau Seram, kepulauan Riung di Flores, Lamalera yang terkenal dengan perburuan pausnya di Pulau Lembata, serta Raja Ampat. “Bekerja sambil berwisata, diberi uang saku pula sama kantor! Asik kaan?!” (Indri – Producer). Banyak lokasi indah yang sudah pernah dikunjungi MTMA, bahkan beberapa diantaranya baru pertama kali diliput oleh tv nasional, salah satunya adalah kabupaten Maluku Barat Daya yang cantik luar biasa.
MTMA juga dikenal dengan shot-shot drone-nya yang memanjakan mata dan mungkin menjadi trendsetter penggunaan helicam ini di program travelingshow di Indonesia dengan cara yang berbeda dari sebelumnya ada. Helicam tidak hanya digunakan untuk stockshot lokasi atau pemandangan, tapi kami kreasikan untuk banyak interaksi dengan host. Shot-shotnya pun lebih variatif dan inovatif. Banyak yang suka dengan hal ini.
Indonesia itu luas banget!! Ada banyak air terjun, sungai, gunung, kampung, dan lokasi-lokasi cantik lainnya. Kalau kami hanya meliput dan membahasnya begitu saja, memaparkan apa yang ada di lokasi, maka kami sama aja dengan trveling show lainnya. Untuk itu tim kreatif kami selalu memikirkan cara, bagaimana menikmati keindahan lokasi-lokasi tersebut. Aktivitas apa yang bisa dilakukan di sana, bukan hanya datang dan melihat saja. Keseruan itu harus diciptakan! Makanya, di MTMA kami kadang menikmati keindahan air terjun bisa sambil yoga, lomba tarik tambang, adu silat, cliff jump atau membersihkan lokasi dari sampah plastik, bahkan menempatkan beberapa tempat sampah di jalur trekkingnya agar pengunjung yang datang tidak malas untuk membuang sampah pada tempatnya.
Fyi, yaaa….tim kreatif MTMA itu cewek semua! Mereka ini tangguh dan pemberani, loh! Survey sendirian ke pelosok tanah air sudah jadi kaya hobi! Hehe.. Di lokasi tujuan, biasanya Kreatif hanya ditemani oleh driver lokal yang sekaligus sebagai guide. Kalau sekarang, alhamdulillah ada teman-teman dari MTMA regional yang siap membantu menunjukkan lokasi indah di daerahnya, bahkan ikut proses shootingnya. Informasi di media sosial, khususnya instagram yang sedang booming sekarang, juga banyak membantu. Ada cerita spesial soal instagram MTMA.
Awalnya, kami hanya menggunakan media sosial Twitter sebagai sarana mengenalkan dan promsi program ini ke masyarakat. Alhamdulillah lambat laun semakin banyak followernya. Setengah tahun berjalan, kami mulai membuat akun instagram untuk MTMA (mytrip_myadvntr). Ternyata, bahasa gambar di instagram lebih banyak disukai, apalagi kami banyak memposting keindahan alam yang kami datangi ataupun aktivitas host saat shooting. Agar selalu up to date, kami mewajibkan untuk siapapun tim yang sedang bertugas, memposting foto saat di lokasi shooting. Begitu pula ketika akan tayang. Kendalanya biasanya kalau anggota tim tersebut sedang shooting di daerah yang susah sinyal dan koneksi internet, maka anggoa tim yang sedang tidak bertugas wajib men-take over semua promo ini. Sudah harus disiapkan antispasinya, misalnya menitipkan materi foto-foto untuk diposing sebelum jalan tugas. Di setiap postingan tak lupa kami mencantumkan nama pemilik foto tersebut sebagai credits sekaligus tanggung jawab agar tidak asal-asalan memposting foto, harus yang enak dilihat J. Keuntungan lainnya, follower akun pribadi tim MTMA juga tambah banyak, hehe… Contohnya akun instagram @hutanijaya milik Christianus (Producer), saat ini sudah mencapai 59,4k. Ia pun sudah beberapa kali mendapatkan endorsement product untuk dipromokan di akun pribadinya, “Lumayaaan…haha”, kata Chris.
Follower di instagram ini lebih cepat berkembang. Alhamdulillah sekarang followers instagram MTMA sudah lebih dari 1 juta. Jumlah followers yang luar biasa, yang sepertinya belum pernah diraih oleh program tv nasional manapun di Indonesia. Kami bangga sekaligus haru. Apresiasi pemirsa terhadap program ini benar-benar luar biasa. Tidak hanya di dunia maya, di kenyataannya pun MTMA makin dikenal masyarakat. Kaos dan aksesoris dengan logo dan nama MTMA dijual di mana-mana. Sekarang kami sering bertemu dengan orang-orang yang memakai kaos berlogo MTMA. Senang rasanya melihat dampak positif dari apa yang kami buat di layar kaca, mewujud di kehidupan nyata. Banyak pula aksi positif dari teman-teman MTMA regional yang katanya terinspirasi dari tayangan kami, misalnya mereka mengadakan bersih-bersih lokasi cagar budaya, tanam pohon di tepian sungai, membagi masker untuk korban asap, dll. Lagi-lagi kami tak bisa berkata-kata untuk apresiasi sedemikian rupa yang mereka tunjukkan ini…
Saat ini, MTMA memiliki 6 Host tetap, yaitu Denny Sumargo, Nadine Chandrawinata, Dion Wiyoko, David John Schaap, Marshall Sastra, dan Rikas Harsa yang baru saja resmi bergabung. Mereka host-host yang punya skill dan talenta. Punya dedikasi dan semangat yang tinggi untuk mengeksplore keindahan – kekayaan budaya Indonesia. Punya nyali dan kemauan tinggi untuk terus belajar dan memberikan tayangan terbaik buat pemirsa MTMA. Pro dan kontra atas keberadaan mereka di program ini, pasti ada. Kami menjadikan semua kritikan dan saran dari pemirsa/ penggemar MTMA itu sebagai pemacu agar lebih baik lagi berkarya dalam kerendahan hati.
Dari yang awalnya tayang seminggu sekali dengan durasi 30 menit, sekarang MTMA tayang tiga kali seminggu dengan durasi satu jam setiap tayangan, yaitu di hari Jumat, pukul 12.30 WIB, serta Sabtu dan Minggu, pukul 8.30 WIB. Tentu saja kami senang, meskipun kesibukannya bertambah hehe.. MTMA saat ini digawangi oleh dua orang Producer (Indri Yuliani - @indriyuliani dan Christianus Hutanijaya - @hutanijaya), empat orang Creative (Claudia Nursantino - @bloodyaudi, Dhea Amanda Ashari - @nenkmanda, Yunia Tricahya - @yuniatricahya, dan Lesi Setiawati - @lessieci), serta lima orang Production Assistant (Erick Yulianda - @erickyulianda, Guntur Maulana - @maulanaguntur, Indra Prayudi - @indranezia, Fusna Failasufa - @fusna_faila, dan Nopi Sri Hartati - @nopi.s.h).
Hampir setiap minggu ada dua tim yang jalan shooting selama lima hari untuk memproduksi dua episode. Jadi bisa dibilang, waktu kami di kantor lebih sedikit dibanding waktu kami ‘kerja’ di alam hehehe…
Mungkin, bisa dibilang, MTMA saat ini sudah menjadi trendsetter di masyarakat khususnya anak muda. Program ini telah meng-influence cara mereka traveling, adventure, bersikap di alam, bahkan gaya mereka foto yang diposting di media sosial. Makin banyak juga jalur adventure yang dibuka dan lokasi baru yang terekspose. Mereka pun tak segan memberitahu ke kami, agar daerah mereka terekspose dan masyarakat Indonesia lainnya tahu. Mata kita pun semakin terbuka, bahwa Indonesia ini cantik dan kaya luar biasa alamnya!
Adventure with style, smile, and safety. Artinya, setiap adventure yang kita lakukan di alam harus tetap gaya, membuat senyum, dan aman! Itu juga yang ingin kami tekankan ke pemirsa, karena adventure di alam itu kadang tidak tertebak, jadi harus pintar membaca situasi.
Tahun ini, konsep adventure dan para host MTMA dipercaya menjadi talent untuk OBB HUT Transmedia yang ke-14. Semoga kami bisa mengadirkan sesuatu yang berbeda, menarik, dan membanggakan. Salam, My Trip….My Adventure!
(Penulis : Indri Yuliani – Producer)
NOTE : ditulis November 2015 untuk artikel di majalah internal Trans TV.
Nama-nama host, kru, dan jumlah followers instagram MTMA saat ini telah berubah.
2 notes
·
View notes