Tumgik
#tenun sumba
griyatenun09 · 1 year
Text
3 Fungsi Kain Tenun Ikat Dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia
Inilah 3 Fungsi Kain Tenun Dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia GriyaTenun.com – Kain tenun sebagai salah satu wastra nusantara mempunyai banyak fungsi dan manfaat dalam masyarakat. Kain tenun sejak dulu digunakan oleh masyarakat dalam berbagai kegiatan baik kegiatan sehari-hari maupun kegiatan yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika berbicara mengenai manfaat dan fungsi dari kain tenun…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
cheniaik · 1 year
Text
Selama delapan hari kemarin, saya ke NTT. 4 hari pertama saya habiskan di Sumba Barat dan Tengah karena ada pekerjaan kantor. Saya gak banyak mengeksplor tempat wisata karena ya saya cuma bekerja. Paling-paling saya hanya berkunjung ke desa-desa untuk melihat progress dari proyek tertentu. Tapi saya senang malah saya bisa tahu budaya teman-teman di Sumba. Saya baru tahu kalau ternyata laki-laki di Sumba setiap mau ke luar rumah pasti selalu bawa parang karena perang antar desa bisa saja terjadi kapanpun dimanapun. Saya juga baru tahu kalau adat istiadat di Sumba seperti upacara pernikahan dan kematian sangat dibenci oleh anak-anak muda karena menghabiskan banyak uang makanya orang-orang di Sumba pasti banyak sekali hutangnya untuk merayakan upacara-upacara tersebut.
Saya juga jadi tahu kalau masih ada pengkastaan di Sumba yang bahkan bisa membuat Hamba Sahaya mati hidup-hidup. Dan, bagaimana jenis bebatuan yang mereka pakai untuk memakamkan orang yang sudah meninggal serta panjangnya tanduk kerbau yang mereka pamerkan di depan rumah menggambarkan kelas-kelas sosial mereka. Saya sempat mengunjungi Pantai Roa yang wow airnya jernih sekali dan sepi pengunjung. Saya diberikan Kain Tenun Sumba oleh rekan mitra di sana yang kalau saya beli sendiri harganya bisa mencapai lima ratus ribu lebih! Dan di hari terakhir, saya diajak mengunjungi Prai Ijing, sebuah desa adat yang unik sekali bentuk rumahnya. Keesokan paginya, saya diantar ke bandara dan disuguhi matahari terbit di sepanjang jalan. Dulu saya pernah ke Sumba Timur, dan menurut saya, Sumba Barat tidak kalah cantiknya.
Bos saya memutuskan untuk lanjut meliburkan diri ke Bali sementara saya pergi sendirian ke Labuan Bajo. Iya, ini adalah pengalaman pertama saya untuk melakukan solo trip karena kapan lagi? Degdegan pasti, banyak sekali kemungkinan yang saya pikirkan di kepala tapi karena saya pikir saya senang sekali SKSD dengan orang baru jadi saya mantapkan diri kalau solo trip ini akan baik-baik saja dan menyenangkan untuk dilakukan. Saya sudah membuat beberapa rencana untuk dilakukan seperti menyewa motor, booking hotel, dan menuliskan tempat apa saja yang ingin saya datangi sendirian. Saya juga membawa pisau lipat punya Bapak untuk berjaga-jaga.
Setelah meninggalkan Sumba dan transit di Kupang, pesawat saya ke Labuan Bajo didelay karena kendala cuaca. Saya pikir, wow, harus berapa lama saya menunggu? Akhirnya saya memutuskan untuk merokok saja di kafe yang ada smoking roomnya. Sembari mengecas handphone, saya tegur sapa dengan 3 orang om-om yang nampaknya sedang menunggu juga. Kami mengobrol panjang dan ternyata mereka semua menunggu pesawat yang sama dengan saya. Om-om ini asli Ruteng, mereka sering bepergian karena pekerjaan. Mereka baik sekali, waktu mereka tahu saya ke Bajo sendirian, mereka memberikan nomor mereka kalau-kalau terjadi apa-apa dengan saya selama di Bajo. Kata mereka “teman kami banyak sekali di Bajo dan di Waerebo. Kalau ada apa-apa, hubungi kami ya. Teman kami pasti bantu nona” super terharu. Tapi kata om-om itu, orang timur semua baik. Kami berpisah ketika pesawat saya transit di Bajawa dan mereka turun sementara saya melanjutkan perjalanan ke Bajo.
Sampailah saya di Bajo dan saya segera menghubungi orang dari penyewaan motor karena ia akan mengantar motornya ke bandara. Setelah bertemu dan mengecek kendaraan motor yang agak bobrok (wkwkwkwk) akhirnya saya mengendarai motor itu sendirian menuju hostel. Tau apa yang bikin saya amazed? Selama di Bajo, di sepanjang perjalanan, pemandangan yang saya lihat hanya laut. Kanan kiri laut, dan lautnya indah betul bukan kayak laut ancol yang warnanya sudah kelihatan gelap. Setelah terkesima dengan pemandangan laut di sepanjang jalan, akhirnya sampailah saya ke hostel yang punya rooftop langsung menghadap laut! Hostelnya pun bersih, saya tidur di dormitory yang berisi 6 orang. Setelah merapikan barang, saya langsung saja naik ke rooftop untuk melihat pemandangan laut tadi yang tentu saja akan sulit saya temui kalau di Jakarta. Saya pesan makanan karena saya belum makan dari pagi sambil bengang bengong melihat dan mendengarkan suara kapal laut di kejauhan.
Setelah kenyang, karena sudah jam 5 sore, saya memutuskan untuk pergi ke Bukit Sylvia. Kata seorang teman, Bukit Sylvia adalah spot paling baik untuk melihat sunset di Bajo. Jaraknya hanya 10 menit dengan motor dari hostel saya. Pergilah saya sendirian, jalanannya menanjak, saya kuatir motor saya gak kuat tapi untungnya gak terjadi apa-apa. Setelah sampai, ternyata saya harus menaiki bukit yang lumayan tinggi. Dengan modal ngos-ngosan sampailah saya pada puncak bukit dan saya bisa melihat Bajo sangat kecil dari atas sana. Saya ambil gambar sebentar, duduk, dan minta tolong siapapun yang ada di sana untuk mengambil gambar saya dengan latar matahari terbenam yang sangat cantik itu. Setelah itu saya berkenalan dengan Yasmine dari Eropa, dia juga sendirian, dan sudah beberapa bulan di Indonesia untuk berjalan-jalan. Saya juga berkenalan dengan dua remaja Bernama Randy dan Dyno. Mereka orang asli Bajo dan sedang ke Bukit Sylvia untuk nongkrong saja. Lama mengobrol, ternyata mereka asik sekali sampai kami semua mengobrol hingga matahari terbenam. Gelap. Dan kami turun ditemani lampu senter dari handphone. Kata mereka, “kakak kenapa baik dan berani sekali kok mau mengobrol sama kita?” saya jawab aja, “feeling aku bagus kalau liat orang, dan kayanya kalian orang baik. Ya semoga sih” lalu kita tertawa.
Malam itu saya, Randy, Dyno, dan Yasmine makan malam bersama di rumah makan yang murah hahahahaha. Kami mengobrol sampai jam 10 lalu Yasmine nebeng saya pulang karena ternyata ia tinggal di hostel yang sama dengan saya. Saya tidur nyenyak sekali malam itu karena lelah dan berharap semoga hari esok akan lebih seru.
Keesokan harinya, saya dijemput oleh supir karena saya daftar private trip ke Waerebo. Tadinya saya mau open trip saja, tapi karena kuotanya tidak memenuhi yasudah akhirnya saya tambah biaya sedikit untuk private trip. Saya kira saya hanya bersama drivernya saja untuk sampai ke Waerebo, tapi ternyata saya ditemani anak magang mereka, perempuan, namanya Atik (yang kemudian saya panggil bocil) karena ia bawel dan bocil sekali wkwkwkwk. Drivernya bilang, saya akan ditemani oleh Atik selama di Waerebo nanti karena ia sudah sering menemani turis berwisata. Saya pikir, oh amaan, saya punya teman perempuan untuk menanjak. Perjalanan saya ke Desa Denge (tempat singgah terakhir ke Waerebo) memakan waktu kurang lebih 4 jam.
Mengobrollah kami bertiga di dalam mobil. Di tengah jalan, Atik sempat mabuk darat dan muntah 3x. lalu, kami bertemu dengan mobil lain dari agen trip yang sama. Kata drivernya, “oh itu kan rombongan dari kita juga, setau saya ada 6 turis di situ. Nanti kakak nanjaknya bareng mereka saja biar bisa ramean gimana? Mereka juga sewa guide local soalnya” saya pikir, ya boleh saja. Kan seru juga punya teman bule baru. Eh waktu mobil kita sama-sama berhenti untuk makan siang, ternyata yang di dalam mobil itu bukan turis. Ya betul ada 6 orang, tapi ternyata orang Indonesia. Di situ ada 6 laki-laki dari Bali. Setelah berkenalan, mereka ternyata memang lagi liburan saja, satu geng dari kampus, dan ternyata umurnya gak beda jauh sama saya. Ngobrol-ngobrol, dan mereka gak apa-apa kalau saya gabung sama mereka untuk ke Waerebo nanti.
Jadilah kita nanjak bareng, walau pas di tengah-tengah saya akhirnya nanjak duluan sama Atik karena ada salah satu dari mereka yang baru pertama kali hiking dan sepertinya sangat kelelahan. Akhirnya kita ketemu rombongan dari Jakarta yang dipimpin sama Om Hans dan barenglah kita sampai ke Waerebo. Waktu sudah sampai, saya harus menunggu 6 orang dari Bali itu untuk bisa melakukan upacara adat. Selama menunggu, saya gak habis-habis bilang alhamdulillah karena akhirnya saya bisa ke Waerebo karena Waerebo adalah wishlist saya dari dulu banget. Gak ada kata lain selain WOW untuk menggambarkan betapa bagusnya Waerebo.
Setelah 6 orang itu datang, kami melakukan upacara penyambutan yang dipimpin oleh kepala desa, lalu kami diberikan welcome drink, dan kami diantar ke salah satu rumah adat untuk bersih-bersih dan menaruh barang sebelum makan malam. Iya, tamu-tamu di sana tidur di tempat yang sama karena mereka hanya menyediakan 2 rumah adat untuk diinapi tamu. Setelah bersih-bersih, kami disuguhi makan malam dengan lauk yang sederhana tapi sungguhhhhh nikmat karena kami lapar dan lelah kali ya hahahahaha. Setelah makan, saya dan 6 orang itu kembali ke rumah adat, lalu saya merokok ditemani beberapa orang dari mereka untuk ngobrol-ngobrol saja. 2 orang dari mereka mewawancarai warlok Waerebo untuk menanyakan banyak hal sementara saya dan sisanya malah ngobrol-ngobrol gak jelas sampai jam 10 malam. Setelah itu, kita ke luar rumah untuk melihat bintang yang banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak sekali. Jujur. Bagus. Banget. Bintangnya benar-benar melimpah kayak saya lagi ada di planetarium. Lalu kita tidur karena besok pagi kita akan trekking lagi.
Paginya kami sarapan, foto-foto sebentar di spot mainstream, lalu trekking untuk turun ke bawah. Gak seperti waktu nanjak, turun dari Waerebo menghabiskan waktu satu jam saja karena ya memang full turunan. Di sepanjang jalan kami cuma ngobrol-ngobrol aja sambil lihat pemandangan. Sesampainya di Bajo, kita langsung ke hotel masing-masing dan istirahat. Saya beruntung banget ketemu 6 cowo ini karena ternyata kita sefrekuensi huahahaha rasanya saya kayak lagi pergi sama geng saya aja gitu. Dan karena ternyata kita udah cukup ikrib, akhirnya saya gabung mereka juga untuk island hopping sama mereka keesokan harinya.
Esoknya kita dijemput jam 5 pagi untuk ke Pelabuhan. Masih gelap banget dan kayanya kita rombongan pertama yang berangkat hari itu yang pakai slow boat. Destinasi pertama Pulau Padar yang menghabiskan waktu 3 jam dari Pelabuhan bajo. Sesampainya di sana kita naik 800 anak tangga untuk bisa foto-foto lagi di tempat menstrim. Terus kita ke Pink Beach selama 45 menit buat foto-foto lagi dan snorkling. Akhirnya berenang lagi di laut tanpa pelampung setelah sekian lama! Pantainya bersih, pas banget hari itu lagi sepi pengunjung, dan airnya juga jernih. Setelah puas snorkling, kita ke Pulau Komodo buat lihat Komodo tapi kita cuma bisa liat dari jauh aja. Gapapa, yang penting udah pernah wkwkwkwkwk. Kita selesai jam 3 sore dan langsung lanjut ke Pelabuhan bajo. Kita sampai di Bajo jam 7 malam dan oleng banget karena kapalnya mereng mereng menerjang ombak udah macem lagi naik wahana di Dufan.
Setelah pulang, kita bersih-bersih sebentar habis itu kita farewell di hotel 6 orang bli bli itu. Saya ajak juga Randy dan Dyno. Di situ kita ngobrol banyaaak sampai jam 2 pagi dan akhirnya saya diantar Randy dan Dyno ke hotel. Besok paginya, saya dijemput dan diantar Randy ke bandara. Dan saya sekarang sudah sampai lagi di Jakarta. Kemarin pagi saya bangun pagi langsung lihat laut, hari ini saya bangun pagi langsung lihat laptop hwehehe sungguh saya masih belum bisa move on dari perjalanan panjang kemarin.
Saya senang sekali karena di pengalaman pertama solo trip ini saya bisa dipertemukan sama orang-orang baik. Saya bisa berkenalan sama banyak orang, dan jadi punya teman baru yang bisa saya temui kalau saya ke Bali, Bajo, dan Ruteng. Sepertinya jiwa ekstrovert saya disuapi sampai kenyang saat solo trip kemarin. HAHAHAHAHAHA. Tuhan baik banget sama saya.
Dan, saya jadi merasa kalau saya cinta banget sama diri saya. Dulu mas mantan pernah bilang, tolong bedain Self Love sama Egois karena menurutnya 2 hal itu di diri saya batasnya sangat tipis. Setelah trip ini saya jadi sadar, ya emang siapa lagi yang bisa saya andalkan selain diri saya sendiri? Yang saya lakukan selama solo trip ini ya cuma percaya aja ke diri sendiri, mengandalkan diri sendiri, dan menyayangi diri sendiri. Dan, saya ternyata bahagia loh hanya dengan diri saya. Mungkin, saya mulai bisa ikhlas tentang sakit hati saya belakangan. Saya sudah bisa berdoa semoga mas mantan bisa bahagia dengan apapun yang dipilihnya karena saya juga akan begitu mulai saat ini hehehe.
Aduh tulisan saya panjang betul. Kalau gitu, mari kita sudahi saja. Cheers to many more solo trip ahead! Saya pastikan saya akan solo trip lagi ke tempat-tempat yang ingin saya kunjungi!
4 notes · View notes
Text
Ministry collecting data on woven textile ecosystem of East Sumba
via Antara News, 25 May 2023: The Ministry of Education, Culture, Research, and Technology is collecting data on tenun (woven cloth) communities in East Sumba, East Nusa Tenggara, to assess the sustainability of the ecosystem and maximize the cultural pot
via Antara News, 25 May 2023: The Ministry of Education, Culture, Research, and Technology is collecting data on tenun (woven cloth) communities in East Sumba, East Nusa Tenggara, to assess the sustainability of the ecosystem and maximize the cultural potential of the community. The Education, Culture, Research, and Technology Ministry is collecting data on communities that produce tenun (woven…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
PROMO EKSKLUSIF, CALL/WA 0813-3345-9009, Baju Tenun Ikat Lombok Cynthia Gallery
Tumblr media
KLIK https://wa.me/6281333459009, Dress Tenun Ikat NTT Cynthia Gallery, Dress Tenun Kombinasi Cynthia Gallery, Dress Tenun Couple Cynthia Gallery, Dress Tenun Sumba Cynthia Gallery, Dress Tenun Ikat Cynthia Gallery
Galeri KCBI Plaza Semanggi, Jakarta Selatan
HUBUNGI : 0813-3345-9009 atau 0896-5739-5197
KUNJUNGI JUGA : INSTAGRAM : https://www.instagram.com/larasncynthiagallery/ atau https://www.instagram.com/cynthiadamiyanti9009/ E-MAIL : [email protected]
Pengupload : Ali Roja
0 notes
lizdafathia · 5 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Racheli Indonesia Lookbook 2019 Campaign
Photographed by Andre Arismunandar
Model Gabriella Cecilia
Fashion Stylist Lizda Fathia
5 notes · View notes
nonaabuabu · 2 years
Text
Perempuan yang Menangis Kepada Bulan Hitam, Dian Purnomo
Tumblr media
Saya sudah lama mengincar buku ini, tidak lain dan tidak bukan karena temanya yang mengangkat isu kawin tangkap yang terjadi di Sumba. Beberapa tahun belakangan setelah kembali ke kampung halaman, saya memang cukup tertarik dengan isu yang berkaitan dengan perempuan. Terlepas apakah saya pro, kontra atau hanya sekedar ingin tahu. Alasannya sesederhana, mencari kewarasan di antara adat saya yang masih patriarki.
Setelah persaingan panjang di antara sekian buku yang ingin saya baca, minggu lalu saya membelinya dan baru sampai ke tangan saya sabtu kemarin. Saya membukanya dengan perasaan membuncah. Begitu saya buka sampulnya langsung menyita perhatian, tapi seberapa lama pun saya memperhatikan saya sulit memahami makna dari sampul itu. Kecuali seulas kain tenun Sumba yang tersirat dalam satu ornamennya.
Bagian yang akhirnya paling dominan tertinggal dalam benak saya adalah, 'Warning Trigger' yang tertera dalam sampul. Buku ini benar-benar memancing emosi saya membuatnya campur aduk, yang paling terasa adalah kemarahan, kecewa dan kesedihan.
Saya baru menyelesaikan membacanya di hari Minggu setelah mengalami gejolak panjang terbawa emosi dalam cerita. Meski jauh dengan apa yang dialami karakter dalam novel ini, saya bisa merasakan kelekatan itu dalam diri saya karena terlahir dalam masyarakat adat yang masih melenggangkan kawin lari untuk mempermudah tetek-bengek mahar perkawinan dan restu orang tua, mengikuti banyak hal yang cukup relate dengan saya yang masih datang dari keluarga beradat. Belum lagi dengan masih adanya kita temui, korban pemerkosaan yang justru dinikahkan dengan si pelaku.
Novel ini sendiri berkisah tentang Mugi Diela, yang harus menelan pahitnya kehidupan sebagai perempuan setelah suatu hari ia diculik untuk dinikahkan secara paksa yang sedihnya merupakan bagian adat yang dipercaya leluhur mereka, di Sumba. Tak hanya diculik, ia juga dilecehkan, diperkosa dan mengalami kekerasan lain yang akhirnya merusak fisik dan mentalnya sebagai korban.
Sebagai orang berpendidikan Mugi Diela saja harus melalui rintangan panjang penuh luka, hancur lebur tanpa daya, dan memutuskan bertindak gila demi menjaga martabatnya sebagai perempuan. Saya tak ingin membayangkan bagaimana yang lainnya. Bahkan dalam satu dialog ada seorang ibu yang berpikir bahwa kekerasan suaminya adalah hal yang wajar terjadi untuk mendidik istri, karena ia tidak pernah tahu itu salah. Bisa bayangkan sekarang seberapa banyak orang di luar sana, yang masih diam menelan kekerasan yang mereka alami karena minimnya edukasi.
Di kota-kota besar, mungkin hak perempuan tidak lagi membicarakan ranah ruang dalam rumah, tapi sudah ranah publik seperti perempuan dalam bekerja, perempuan dalam memimpin dan lainnya. Tapi bagi kami, yang masih tersingkir dari hirarki peradaban maju dan minim edukasi, kami masih harus melawan adat bahkan orang tua jika ingin menjadi perempuan bebas yang memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Dan itulah yang dialami Mugi Diela, bertikai dengan hatinya antara membangun Sumba dan menyelamatkan jiwanya.
Melawan adat dan melawan orang tua akan selalu menjadi judul yang jelek bagi setiap anak apalagi perempuan, tapi apa itu lebih penting saat hak-hak kita sebagai manusia direnggut? Dan orang yang paling kita percaya untuk melindungi kita justru menjadi yang paling jelas menjebloskan kita dalam luka.
Mugi Diela adalah sosok yang nyata yang dituliskan kak Dian Purnomo setelah bertemu dengan Dangu yang merupakan sahabat Mugi Diela. Kisah ini benar-benar terjadi, dan mungkin hanya satu dari sekian yang sama.
Satu hal yang saya tidak temukan hingga akhir adalah, kapan tepatnya setting dalam kisah ini. Meski saya bisa menduga dari segi ceritanya ini terjadi antara 2010 hingga 2018.
Secara khusus novel ini akan meninggalkan tempat di hati saya karena dari sekian novel yang saya baca perihal perempuan, novel ini terasa begitu dekat hingga seolah saya mengenal baik siapa itu Mugi Diela. Perempuan yang dalam membuat keputusannya benar-benar gilak, membuat saya tercengang saking beraninya. Ia terasa nyata ada dalam diri saya, meski dalam kisah yang tidak begitu kompleks.
Terakhir saya rekomendasikan buku ini kepada siapapun yang ingin melihat lebih luas luka kehidupan. Terlebih kepada mereka yang masih berkata bahwa 'ah itu kan cuma kejadian satu di negara kita'. Ya mungkin akan menjadi satu, hingga suatu hari kisah itu mengetuk pintu rumahmu.
Medan, 12 September 2022.
16 notes · View notes
clheiyaartshop20 · 2 years
Text
Kain Tenun ikat dari pewarna Alam Asli Sumba Timur
Minat? Wa 👇
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
082 359 155 939
Fast Respon😊
2 notes · View notes
karyaimag · 4 years
Text
Review Architectour #1: Han Awal & Partners
Tumblr media
Senin, 27 Juli 2020, melalui aplikasi Google Meet
Pembicara: Yori Antar || Catatan Oleh : Astari Shadrina (G-19)
SESI PEMAPARAN
Han Awal & Partners
Han Awal & Partners didirikan oleh Han Awal (Han Hoo Tjwan), ayahanda dari Yori Antar, yang diresmikan pada tahun 1970. Han Awal merupakan generasi pertama arsitek pasca kemerdekaan yang bersekolah di luar negeri kemudian pulang untuk berkarya di Indonesia. Menurut beliau, arsitektur Indonesia adalah sebuah karya arsitek yang berguna bagi masyarakatnya.
The Enterprise
Kantor HAP “The Enterprise” mengombinasikan suasana rumah yang nyaman dan hijau dengan suasana kantor yang produktif dan profesional. Harapan kantor HAP ini adalah menjadi tempat berkumpul para arsitek-arsitek muda, teman-teman, seniman, dan dapat mengundang klien untuk melihat-lihat. Kantor HAP memiliki banyak fasilitas rekreasi seperti kolam renang dan tempat karaoke, hal ini bertujuan agar saat sedang bekerja di HAP dapat diciptakan suasana yang nyaman.
Perjalanan HAP
Pada awalnya Bapak Yori Antar ingin mencari tau kenapa arsitektur Indonesia tidak dibicarakan, yaitu arsitektur nusantara. Maka dari itu beliau melakukan perjalanan keliling nusantara dan membentuk rumah asuh. Kedua hal tersebut sangat memberi root atau akar pada spirit dari kantor Han Awal & Partners.
HAP telah banyak bekerja sama dengan pemerintah maupun masyarakat dan hal tersebut sangat mewarnai proyek-proyek HAP belakangan ini. Menurut Pak Yori, semua proyek memiliki plus dan minusnya namun beliau senang dengan tantangan, karena jika tidak ada tantangan maka tidak dapat menemukan hal yang baru. Prinsip beliau adalah ingin menjadi penemu dan memberikan dampak yang besar.
Hal yang menjadi perjuangan bagi Pak Yori dan teman-temannya adalah memperkenalkan arsitektur Indonesia kepada mahasiswa Indonesia itu sendiri, dikarenakan arsitek Indonesia selama ini dirasa lebih banyak yang berada di balik nama besar bironya sedangkan arsitek asing lebih dikenal namanya. Tujuannya adalah agar arsitek Indonesia berani tampil menjadi dirinya sendiri terlepas dari karyanya bagus atau tidak, yang penting bisa mendapat respon dari masyarakat.
Perjuangan lain yang dialami Pak Yori adalah mengenai rumah asuh yang dimulai pada tahun 2008 yaitu memperkenalkan arsitektur Indonesia kepada perguruan tinggi terutama jurusan arsitektur agar dapat dipelajari dan membuka mindset baru. Salah satu misi Pak Yori adalah agar arsitek Indonesia tidak menjadi arsitek follower karena menurut beliau kita adalah bangsa penemu dan arsitek yang menginspirasi. Berkaitan dengan hal ini, HAP memutuskan untuk mengirim mahasiswa dan professor ke berbagai pelosok untuk mempelajari arsitektur tradisional.
Para Akademisi Pemburu Harta Karun
Mahasiswa yang dikirim ke berbagai pelosok di Indonesia diminta untuk menceritakan perjalanan mereka yang kemudian akan dibukukan dan diterbitkan agar dapat menjadi bahan pembelajaran bagi masyarakat luas. Mahasiswa dipersilahkan untuk membawa dan menggunakan semua peralatan modern namun tugas utama mereka adalah membawa arsitektur masa lalu atau tradisional dan menuliskan semua kebudayaan lisan dan tulisannya agar dapat merubah mindset perguruan tinggi kita yang dirasa belum terlalu mengenal arsitektur nusantara.
Wae Rebo
Mahasiswa menghabiskan waktu selama sebulan di Wae Rebo dan awalnya datang untuk melihat rumah tinggal, namun ternyata mereka menemukan hal yang lebih berharga atau ‘harta karun’ yakni kebudayaan masyarakat Wae Rebo. Salah satu dari mahasiswa tersebut bercerita bahwa dulunya ia sangat sulit lulus ujian struktur, namun setelah pulang dari Wae Rebo ia telah mengenal dan mempelajari 45 jenis sambungan kayu beserta jenis-jenis kayunya dan juga menghafal berbagai jenis struktur kayu.
 “Kami belajar bahwa arsitektur disini bukan hanya sebuah mesin yang mati, bukan hanya mesin untuk hidup tapi arsitektur yang ada di Wae Rebo ini adalah arsitektur yang dibangun oleh manusia dan juga membangun manusianya itu sendiri.”
Sumba
Mahasiswa yang pergi ke Sumba selama satu setengah bulan telah ‘menjadi’ orang Sumba saat akan dijemput pulang. Mereka mengenakan pakaian adat dan melakukan berbagai kegiatan budaya setempat sebagai bukti hasil pembelajaran kebudayaan masyarakat.
Serang
Perjalanan mahasiswa ke Serang bertujuan untuk membangun rumah di pedalaman Serang, mereka belajar kebudayaan setempat yang masih sangat kental diantara masyarakatnya. Diceritakan bahwa masyarakat Serang terlihat garang namun sangat menerima tamu yang datang untuk mempelajari kebudayaan mereka.
=
HAP Trip
Setiap setahun sekali HAP melakukan perjalanan untuk melihat arsitektur. Tema yang dibawa bisa beragam seperti melihat arsitektur heritage, arsitektur resort, arsitektur muslim, dan sebagainya dengan tujuan memperkaya dan membuka wawasan. Beberapa perjalanan yang telah dilakukan adalah HAP Trip Santorini (2012), Praha (2014), Shangrila (2015), Uzbekistan (2017), Portugal (2018), dan trip terakhir yaitu HAP Trip Morocco (2020). Sedangkan untuk trip dalam negeri minimal adalah tiga kali dalam setahun, khususnya untuk mengunjungi proyek-proyek rumah asuh.
 Trip Nusantara Rumah Asuh
“Preserving Indonesian Architecture Heritage”
Perjalanan yang dilakukan HAP di dalam negeri adalah perjalanan ke pedalaman setiap 17 agustus untuk meresmikan rumah adat dan merayakan hari kemerdekaan bersama masyarakat setempat. Pada tahun 2008 HAP pergi ke Wae Rebo dan mengajak para donatur untuk ikut berpartisipasi dalam perjalanan melihat bangunan adat yang asli dibangun oleh masyarakat. Pak Yori menekankan pentingnya berkumpul bersama masyarakat dan mendefinisikan arsitektur tradisional sebagai arsitektur lokal yaitu menggunakan material lokal dan membangun dengan prinsip gotong royong.
Tujuan membangun rumah dari dana donatur adalah agar seseorang dapat menjadi bagian dari masyarakat. Acara bersama para donatur ini dilakukan setiap tahun dan banyak sekali yang antusias karena awalnya tidak mengenal budaya Indonesia namun setelah ikut berpartisipasi menjadi ‘ketagihan’ dengan kebudayaan Indonesia. Pada saat peresmian rumah adat, donatur disambut dengan tari-tarian, diberi gelar, dan nama donatur diabadikan menjadi nama rumah.
Jika melihat rumah adat, masyarakat Indonesia cenderung berkegiatan di luar ruangan dan bukan di dalam ruangan. Masyarakat Indonesia lebih cocok di ruang terbuka dibandingan di dalam mall dengan tujuan menjadikan ruang luar sebagai ruang interaksi sosial, menghilangkan rasa curiga antara satu sama lain dan menjadikannya tempat berkumpul bersama. Menurut Pak Yori, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat sosial dan suka bergotong royong, maka kedua budaya ini harus dilestarikan.
Sumpu Memanggil, Padang
Mengadakan proyek rumah gadang
Solok Selatan
Proyek yang dikerjakan adalah membangun hampir 40 rumah gadang bersama donatur dan pemerintah. Pak Yori berkata bahwa menjadi arsitek di Indonesia bukan hanya pintar tapi juga tau bagaimana cara berkomunikasi dengan masyarakat. Jika tidak bisa menceritakan atau bernarasi, masyarakat akan sulit memahaminya. Di Solok Selatan, HAP ingin me-rebranding desa tersebut untuk melestarikan rumah adat dan menjadikannya desa wisata. Jika rebranding ini sukses maka desa-desa lain akan bisa ikut dilestarikan.
Jangga Dolok Memanggil
“Arsitektur tradisional datang dalam bentuk gambar, lukisan, dongeng, cerita, dan lagu. Disitulah tersimpan rahasia-rahasia bagaimana cara membangun rumah adat.”
Sumba Memanggil (2008-2019)
HAP membangun rumah budaya dan juga membangun suatu proyek yang berjudul “Jalur Tenun Sumba” yaitu membangun 10 rumah tenun sebagai program pemberdayaan masyarakat dan untuk menarik banyak pendatang agar berkunjung melihat langsung tenun Sumba ke pelosok daerah.
Gereja Dayak Iban, Sungai Utik
Membuat gereja di pedalaman Dayak dengan mencari bagaimana cara membangun rumah ibadah dengan arsitektur setempat.
=
Proyek HAP
RTH Kalijodo
Proyek membuat ruang terbuka hijau dimana hampir semua bupati dan semua gubernur ingin ada proyek ruang terbuka hijau karena ruang tersebut dapat langsung dinikmati oleh masyarakat . Adanya ruang terbuka dapat mengurangi tindakan kriminal dan berbagai karya seni dapat dihadirkan di ruang publik. HAP juga memiliki proyek yang sedang berlangsung yaitu pembangunan masjid di Kalijodo.
Koridor GBK, Jakarta (Cipta Karya PU)
HAP mendapat proyek dari PU untuk menata koridor, namun Pak Yori berkata bahwa beliau tidak ingin membuat koridor, melainkan membuat ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai ruang publik sehingga semua aktivitas publik dapat dilakukan disana.
Pusat Belanja Bukit Waringin, Labuan Bajo, Flores
HAP mencari cara bagaimana dengan arsitektur kita bisa menjadikan sebuah kawasan menjadi kawasan pariwisata dengan harapan bisa menjadi tujuan wisata baru.
Dermaga Nusantara, Labuan Bajo, Flores
Membangun waterfront yang besar dan luas sebagai pelabuhan kelas dunia adalah salah satu cita-cita HAP akan bagaimana kota-kota di Indonesia yang berhadapan dengan laut tidak berwajah ruko atau peti kemas tetapi berwajah ruang publik agar masyarakat bisa menikmati laut. Hal tersebut juga bisa menjadi generator pariwisata.
Wisata Jurasic Pulau Rinca
HAP membuat narasi akan adanya hewan peninggalan zaman jurasic yaitu Komodo agar turis tertarik untuk datang. Desain dermaga terinspirasi dari bentuk lidah Komodo yang bercabang, dari dermaga turis akan disambut dengan patung Komodo. Semua bangunan akan dihilangkan agar nuansa menikmati wisata jurasic tersebut lebih terasa. Desain dari pusat penelitian dan informasi Komodo ini mengupayakan interaksi antara manusia dengan Komodo di alam bebas namun tidak saling menggangu.
Rebranding Toba (2019-2020)
Tujuan dari proyek ini adalah membuat Toba menjadi kawasan pariwisata dengan memperkuat arsitektur lokalnya. Rumah-rumah Bolon Batak (rumah adat) dijadikan karakter dari arsitekturnya. Berdasarkan sejarah daerah Toba, masyarakat senang membuat monumen, maka HAP ingin menjadikan Toba sebagai wisata monumen asalkan dibuat dengan gaya arsitektur lokal. Beberapa bangunan yang akan dibangun adalah Pantai Bebas Parapat, Pasar Baru Tomok, dan Gerbang Toba.
“Arsitektur bukan hanya yang baik saja, tetapi juga yang benar. Maksudnya benar adalah jika membangun di Indonesia maka menunjukkan budaya Indonesia dan bukan budaya asing.”
Waecicu Resort
Sebuah proyek komersial di Bajo yang terinspirasi dari arsitektur Wae Rebo. Narasi atau konsepnya adalah arsitektur Manggarai dari Wae Rebo.
Wakatobi
Proyek waterfront yang terinspirasi dari bentuk kuda laut. Terdapat ruang publik yang besar dan luas agar bisa menjadi tempat masyarakat menikmati udara terbuka, bersosialisasi, dan melihat berbagai atraksi budaya. Bentuk konfigurasi kuda laut bisa dilihat dari atas.
Adapun Dive Center Wakatobi yang sekaligus menjadi pusat informasi wisata. Desain mengambil kearifan lokal dari arsitektur Melayu dan Bajo, salah satunya adalah bentuk atap pelana. Bangunan bernuansa kelokalan dan budaya. Budaya kita sangat banyak dan beragam, jika digabungkan dengan arsitektur modern akan menghasilkan inspirasi-inspirasi yang tidak ada batasnya dan kita tidak akan kehabisan ide. Namun jika kita mendapat idenya dari meniru budaya lain, kita tidak bisa menjadi arsitek penemu dan hanya menjadi arsitek follower.
RTH Pulau Balang dan Jembatan Balang, Kalimantan Timur
Proyek PU untuk ibukota baru yang mengambil inspirasi dari Suku Dayak.
=
Sayembara
Kopiah Nusantara, Masjid Agung Singkawang
HAP memenangkan juara satu dan sedang dalam tahap gambar kerja. Narasi HAP adalah tidak ingin membuat masjid dengan kubah atau dome tetapi dengan konsep kopiah nusantara. Para juri menerima narasi tersebut dan menurut HAP masjid itu adalah sebagai sumbangan terhadap arsitektur bangunan ibadah yang akan di bangun di Singkawang. Di Singkawang banyak pengrajin bata dan keramik yang kemudian dijadikan material utama bangunan masjid sehingga semuanya terbuat dari terracotta. Bentuk bangunannya kontemporer namun terinspirasi dari kopiah.
“Sebagai arsitek harus pintar mencari narasi agar dengan narasi yang sederhana dan simple dapat membuat orang lain mudah mengerti.”
Masjid Apung Ancol
Bangunan ibadah lain yang juga menggunakan narasi kopiah.
===
SESI TANYA JAWAB
1.     Muhammad Barkah DE - G18 - siang pak yori, ingin bertanya. bagaimana cara kami mendesain bangunan bernilai dan berbasis lokal arsitektur indonesia ketika demand dari konsumen kebanyakan bangunan modernist yang meng-simplifikasi elemen-elemen dalam bangunan? terima kasih
Jawab: Kalian dari dunia pendidikan modern, ilmunya ilmu-ilmu arsitektur modern yang datangnya dari budaya tulisan, ilmu dari buku, publikasi, dan sebagainya. Kita bisa tau sedikit bahwa yang kami lakukan adalah menggali ilmu arsitektur tradisional melalui kebudayaan lokal dan gotong royong. Nanti proyek kalian adalah bangunan modern, silahkan menjadi arsitek modern tetapi berbasis pengetahuan kelokalan. HAP juga telah membuat sayembara arsitektur nusantara bersama kementrian pariwisata. Salah satu pengalaman sayembaranya adalah membuat bandara yang modern namun juga lokal menggunakan material kayu dan batu. Arsitektur tradisi dan budaya kita adalah masa depan kita, buat yang lokal namun juga kekinian dan mempunyai nilai budaya.
 2. Claresta Dhyhan Ediganiputri - G19 - Selamat siang Pak Yori, mau bertanya. Bagaimana bapak bisa terus berpegang teguh dalam prinsip berarsitektur bapak, terutama dalam membangun pemberdayaan masyarakat adat? Penjelasan Bapak menggugah sekali, membangkitkan semangat agar bisa melihat budaya dan alam Indonesia lebih dalam lagi.
Jawab: Arsitektur kita adalah arsitektur yang berguna bagi masyarakat kita. Arsitektur Nusantara menjembatani antara arsitek atau dunia akademis dengan masyarakat. Misalkan ketemu orang Minang bilang mau bikin rumah gadang dengan model kekinian pasti mereka langsung mengerti. Arsitektur Indonesia itu sarat dengan arsitektur outdoor dan bukan indoor karena rumah adat kita jika dilihat dalamnya hanya ada ruang multispace, tidak banyak sekatnya. Sekarang ini tidak ada ruang publiknya karena tidak pernah dirancang ruang-ruang publik untuk masyarakat kita, kalau ke mall baru ada banyak orang. Masyarakat Indonesia sebenarnya sangat sosial dan adanya ruang sosial membuat masyarakat yang saling bergotong royong. Arsitektur akan menentukan kualitas manusianya.
 3.  Darien Ilham - G18 - Selamat siang Pak Yori, saya ingin bertanya bagaimana metode bapak dalam menurunkan nilai-nilai budaya kedalam konteks modern yang sudah jauh berbeda? dan saya ingin bertanya alasan personal bapak untuk berkecimpung dalam aspek budaya dalam arsitektrur. Terima kasih
Jawab: Awalnya saya melihat arsitektur lalu saya mengirim mahasiswa yang ilmu strukturnya sulit lulus sampai setelah perjalanan itu mereka menjadi paham. Arsitektur itu secara keilmuan sangat hidup dan sangat berkaitan dengan ilmu yang lain seperti ilmu sosial, budaya, antroplogi, seni rupa, dan sebagainya. Bagaimana kita bisa membuat arsitektur kita menjadi satu kesatuan dengan masyarakat. Budaya tidak pernah mati, justru akan beradaptasi dan berkembang. Sebuah kota bisa mati atau hidup karena arsitekturnya. Banyak lakukan perjalanan melihat arsitektur modern kemudian lakukan perjalanan melihat arsitektur yang dibangun oleh masyarakat. Kita harus mengerti dan memahami sejarah kita, saya tetap mengaku sebagai arsitek modern tapi inspirasi saya dari kelokalan. Silahkan saat sekolah punya idola sebanyak mungkin tapi anda harus sadar kita punya arsitektur kita sendiri yang penuh dengan kearifan lokal dan bisa menjawab segala macam permasalahan di masa depan. Bukan hanya bangga namun juga membaca dan mempelajari lebih dalam lagi.
 4.     Muhammad Arya Wicaksono - G17 - Selamat siang Pak Yori. Saya pernah ke Harau jadi sudah melihat Kampung Eropa yang dijadikan masyarakat lokal daya tarik utama, alih-alih pesona alam geopark itu sendiri. Apakah masyarakat Indonesia memang cenderung terlalu mengagungkan dan meniru budaya asing ya? Bagaimana cara Pak Yori menggeser pola pikir masyarakat agar lebih bangga dengan budaya sendiri? Terima kasih banyak
Jawab: Gara-gara ngurusin rumah gadang, sekarang saya suka diminta membicarakan soal masyarakat Sumatera Barat. Lalu ada yang bilang saya ahli rumah gadang, banyak orang Minang minta saya untuk bangun rumah gadang di kampung halamannya, padahal saya bukan orang Minang. Artinya, banyak orang yang baru terbuka bahwa selama ini mereka terbuai dan terlena dengan arsitektur asing. Pengalaman saat membangun Wae Rebo, di buku yang kami terbitkan dikatakan bahwa Wae Rebo adalah kelahiran kembali arsitektur nusantara. Arsitektur nusantara itu juga bisa menjadi arsitektur modern. Kita harus memiliki mindset bahwa arsitektur Indonesia akan menjadi inspirasi dunia.
 5.     Fadhilah Hidayat -G19 - Selamat Siang Pak, terimakasih sudah menginspirasi. Saya mau bertanya apakah budaya, style, prinsip Arsitektur Tradisional Indonesia ini sudah memiliki potensi pasar yang besar dalam pengembangan design arsitektur di Indonesia? Terimakasih
Jawab: Saat saya kirim mahasiswa ke pedalaman, mereka pulang membawa data dan saya terkagum karena untuk pertama kalinya Wae Rebo bisa muncul di sketchup sehingga sekarang semua orang mengetahui tentang Wae Rebo. Lalu kita bisa menemukan bahwa arsitektur Batak Toba sebenarnya tidak punya kuda-kuda dan yang mengajarkan kuda-kuda adalah Belanda. Kalau di daerah, kuda-kuda diganti dengan rotan atau kabel tarik yang sama fungsinya dengan kuda-kuda. Artinya kita harus mempelajari kembali konstruksi-konstruksi arsitektur nusantara dan bagaimana itu bisa dibawa ke arsitektur kekinian. Orang Jepang datang untuk mempelajari ilmu gempa dari arsitektur Rumah Nias karena konon rumah tersebut tahan akan gempa vertikal maupun horizontal. Setelah diteliti, Rumah Adat Nias dapat bertahan terhadap gempa berskala 1:11 skala ritchter.` Hal itu menunjukkan bahwa arsitektur tradisional kita punya keunggulan, terutama dari sisi konstruksi dan struktur. Anda datang dari budaya tulisan, kita punya aset budaya lisan, bisakah kalian menjadi jembatan antara kedua itu. Kalian datang untuk mensinergikan budaya lisan dan tulisan yang pasti akan menghasilkan ledakan inspirasi yang sangat luar biasa. Potensi pasar sangat besar namun kalau kita jadi arsitek followers kita tidak akan punya potensi pasar.
===
CLOSING STATEMENT
Untuk teman-teman mahasiswa saat ini, silahkan mempunyai idola (arsitek) sebanyak mungkin seperti Frank Gehry, Zaha Hadid, Le Corbusier, tetapi jangan melupakan bahwa Indonesia juga punya arsitektur-arsitektur kita sendiri, yaitu arsitektur Toraja, Bali, Minang, Batak, dan kedua ilmu itu dapat disinergikan.
“Arsitektur Nusantara penting bagi Indonesia, Arsitektur Nusantara penting bagi Dunia, Kini saatnya Arsitektur Nusantara Menginspirasi Dunia”
3 notes · View notes
blacksandalstrip · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
20190502,
Bukit wairinding its a must to go when you go to Sumba. This place its so great to see by eyes. One reason why we bought Kain tenun was to take picture here. 
1 note · View note
redaksikastra-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Bazar Batik dan Tenun Sumba di Jakarta Ramai Didatangi Pengunjung Jakarta, Kabarnusantara.net - Bazar Batik dan Tenun Nusantara khusus untuk daerah  Sumba yang digelar selama 2 hari (9- 10 Desember 2017) di Liberte Galery Lafayette, Pacific Palace, Jalan Jenderal Sudirman didatangi banyak pengunjung.
0 notes
mayestik · 8 years
Photo
Tumblr media
New Post has been published on http://pasarmayestik.com/index.php/2017/01/16/zona-kain-tenun-nusantara-di-pasar-mayestik/
Zona Kain Tenun Nusantara di Pasar Mayestik
Peduli Dengan Pasar Tradisional? Yuk, Promosikan dengan berbagi ke :
Tenun ikat atau kain ikat adalah kriya tenun Indonesia berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan atau benang lungsin yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam zat pewarna alami. Alat tenun yang dipakai adalah alat tenun bukan mesin. Kain ikat dapat dijahit untuk dijadikan pakaian dan perlengkapan busana, kain pelapis mebel, atau penghias interior rumah.
Doc foto : Kain Tenun Ikat di Pasar Mayestik
Sebelum ditenun, helai-helai benang dibungkus (diikat) dengan tali plastik sesuai dengan corak atau pola hias yang diingini. Ketika dicelup, bagian benang yang diikat dengan tali plastik tidak akan terwarnai. Tenun ikat ganda dibuat dari menenun benang pakan dan benang lungsin yang keduanya sudah diberi motif melalui teknik pengikatan sebelum dicelup ke dalam pewarna.
Teknik tenun ikat terdapat di berbagai daerah di Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia yang terkenal dengan kain ikat di antaranya: Toraja, Sintang, Jepara, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, dan Timor. Kain gringsing dari Tenganan, Karangasem, Bali adalah satu-satunya kain di Indonesia yang dibuat dari teknik tenun ikat ganda (dobel ikat). Sumber wikipedia
Doc foto : Kain Tenun Ikat di Pasar Mayestik
Kain ikat dapat dibedakan dari kain songket berdasarkan jenis benang. Songket umumnya memakai benang emas atau perak. Motif kain songket hanya terlihat pada salah satu sisi kain, sedangkan motif kain ikat terlihat pada kedua sisi kain.
Zona Kain Tenun Nusantara berada di Lantai 2 PasarMayetik dan saat ini ada beberapa pedagang yang menjual kain tenun dan songket dari Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, Palembang, Aceh dan Lampung.
Doc foto : Kain Tenun Ikat di Pasar Mayestik
. . .
  Foto kiriman Pasar Mayestik (@pasar_mayestik) pada Jan 15, 2017 pada 7:37 PST
Peduli Dengan Pasar Tradisional? Yuk, Promosikan dengan berbagi ke :
0 notes
infojawabarat · 2 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Ikatan Istri Partai Golkar Jawa Barat Deklarasikan Agar Kebaya Diakui Menjadi Warisan Tak Benda UNESCO
Ikatan Istri Partai Golkar (IIPG) Jawa Barat dan Perempuan Golkar Jawa Barat Bersatu mendeklarasikan dukungan agar kebaya diakui sebagai warisan tak benda (Intangibel Cultural Heritage) oleh UNESCO.
Ketua IIPG Jabar, Rita Ace Hasan Syadzily, didampingi Ridha Daniel Muttaqien, mengatakan,
deklarasi tersebut merupakan bentuk tanggung jawab sebagai anak bangsa untuk terus menjaga dan melestarikan warisan leluhur Nusantara.
“Pengajuan agar kebaya diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO tidaklah mudah, butuh proses panjang serta dukungan dari semua eleman bangsa, baik pemerintah, akademisi, politisi, budayawan, desainer dan tentu peran seluruh perempuan Indonesia,” kata Rita saat memeberikan sambutan pada kegiatan Deklarasi 'ngadukung' Kebaya Goes to UNESCO di Taman Kiara Artha Bandung, Minggu (28/8/2022) lalu.
Acara yang berlangsung semarak itu diinisiasi oleh IIPG Provinsi Jawa Barat dan diikuti oleh ormas sayap perempuan Golkar Jawa Barat, di antaranya AMPG, KPPG, Perempuan Kosgoro, Ampi, MKGR, Pengajian Alhidayah dan Himpunan Wanita Karya (HWK).
Rita yang pada saat itu memakai kebaya kartini warna moca dipadu padan dengan Pahikung Sumba Timur mengaku optimis, gerakan masif Kebaya Goes to UNESCO akan membuahkan hasil sesuai yang diharapkannya.
“Kami melihat kesadaran masyarakat dalam berkebaya sudah semakin baik. Kebaya yang dulu dianggap formal dan hanya dipakai di acara-acara resmi sekarang banyak dipakai dalam bebagai kegiatan keseharian,” sambung Rita.
“Kita bisa menyaksikan kebaya dengan corak dan model yang beragam dan dipadu padan dengan aneka wastra, baik batik, tenun, lurik, jarik dan bahkan jeans. Seperti yang bisa kita lihat pada pagi hari ini memperteguh keyakinan bahwa usaha untuk melestarikan warisan budaya bangsa ini dapat terwujud,” papar Rita yang juga istri dari Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Tubagus Ace Hasan Syadzily ini.
Kegiatan deklarasi nampak berjalan cukup meriah. Acara dimulai dengan pembagian bunga mawar kepada pengunjung taman dan dilanjutkan dengan pemberian door prize.
Salah satu pemenang door prize bahkan mengaku sangat senang dengan kegiatan yang diselenggarakan para pejuang kebaya tersebut.
“Ibu-ibunya meni kelihatan 'gareulis'. Kebaya memang harus dilestarikan supaya tidak hilang. Asal ulah unggal poe we meureun dipakena (asal jangan tiap hari saja mungkin dipakainya, red)” katanya sambil bercanda.
Terik matahari pagi bahkan tidak menyurutkan semangat Perempuan Golkar Jawa Barat untuk berlenggak lenggok mengkampanyekan kebaya melalui biasanya yang mereka pakai.
“Saya menyampaikan terima kasih kepada kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini, namun tentu saja agar tidak berhenti sampai mendeklarasikan dukungan, tapi kita semua mempunyai tanggung jawab untuk terus mengkampanyekan, membudayakan dan semakin sering menggunakan kebaya dalam berbagai kesempatan,” tutupnya.***
0 notes
qbigbsdcity · 2 years
Photo
Tumblr media
Dalam rangka memeriahkan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia, ACE menawarkan program hadiah spesial untuk periode 15-21 Agustus 2022. Kamu bisa mendapatkan hadiah gratis 1 mug cantik bertema tenun Sumba dari Pendopo saat belanja minimal Rp 1,5 juta di toko ACE. Promo ini berlaku untuk member ACE Rewards dan ACE Access di toko ACE tertentu yang berada di area Jabodetabek. ACE, The Helpful Place. Untuk pilihan berbelanja dan informasi promo, silahkan cek link bio di profile kami.⁣⁣ #ACEHidupkanSemarakKemerdekaan #AdadiACE #ACEIndonesia #ACEAccess #ACERewards #ACEMember view all comments (at QBig BSD City) https://www.instagram.com/p/ChZaW1jhGvT/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
tasberkatsingosari · 2 years
Text
Sejarah Pertenunan
Tas Keranjang Wisata, Tas Laundry, Tas Pasar, Tas Plastik, Tas Ramah Lingkungan, Tas Selamatan, Tas Sembako, Tas Souvenir, Tas Syukuran, Tas Tahlilan, Tas Tasyakuran, Tas Tenteng, Tas UMKM, Tas Walimahan, Tas Webbing, Tas Wisata, Tempat Tas Anyam, Tempat Tas Anyaman, Tempat Tas Aqiqah, Tempat Tas Asul Asul
Peninggalan-peneinggalan sejarah membuktikan bahwa: Sejarah pertenunan mulai dikenal sejak zaman prasejarah bersamaan timbulnya peradaban manusia. Mula-mula kain dibuat dengan kulit-kulit alam, baik dari binatang maupun tumbuh-tumbuhan. Cara pembuatannya sangat primitif yaitu dengan memukul-mukul kulit kayu agar menjadi lemas sehingga dengan cara ini kulit kayu tersebut dapat menjadi selembar kain” Yayasan Tekstil IKATSI, Gani Hasan, dkk, 1977:147. Sejarah pertenunan di Indonesia mulai dikenal sejak zamam prasejarah, ini dibuktikan dari beberapa penemuan-penemuan ahli purbakala.
Tumblr media
Menurut beberapa ahli purbakala: “hasil temuan situs prasejarah, antara lain situs Gilimanuk di Bali, gunung Wingko di Yogyakarta, Melolo di Sumba, membuktikan bahwa pertenunan sudah lama di kenal di Indonesia sejak jaman prasejarah” Djoemena Nian S., 2000:4-5. Ahli sejarah berpendapat lagi tentang sejarah pertenunan di Indonesia, yang menyatakan bahwa: Sejak zaman neolithikum di Indonesia telah dikenal cara membuat pakaian. Dari alat-alat peninggalan zaman itu dapat diketahui bahwa kulit kayu merupakan pakaian manusia pada zaman prasejarah di Indonesia. Alat terbuat berupa alat pemukul kulit kayu yang dibuat dari batu, seperti yang terdapat pada koleksi prasejarah di musium pusat jakarta. Yayasan Tekstil IKATSI, Gani Hasan, dkk, 1977:147. “Pembuatan kain dengan bahan alam yang dipukul-pukul tersebut ternyata tidak cukup kekuatannya, kemudian timbul pemikiran manusia untuk mengannyam bahan-bahan yang mempunyai cukup kekuatannya, dengan tangan, seperti akar-akaran, rumput-rumputan dan sebagainya” Yayasan Tekstil IKATSI, Gani Hasan, dkk, 1977:147.
Tumblr media
Perkembangan berikutnya muncullah benang sebagai bahan untuk pembuatan kain. “Benang tersusun dari serat-serat stapel dan filamen baik yang berasal dari alam maupun sintetis” Yayasan Tekstil IKATSI, Gani Hasan, dkk, 1977:77. Benang tersebut ditenun pertama kali dengan alat yang sederhana, Kemudian muncullah mesin penenun yang lebih cepat dan mudah yang disebut Alat Tenun Mesin ATM. Perkembangan alat tenun sekarang ini begitu pesat dan beragam, “namun pada prinsipnya tidak berubah sejak pertama kali orang mengenal alat tenun” Yayasan Tekstil IKATSI, Gani Hasan, dkk, 1977:147. Demikian pula dengan kain tenun, sekarang ini banyak sekali keanekaragamman desain struktur yang diciptakan, namun pada dasarnya menurut Yayasan Tekstil IKATSI “anyaman yang dikenal orang untuk pertama kali masih mendasari anyaman-anyaman kain yang banyak dijumpai masa kini” Yayasan Tekstil IKATSI, Gani Hasan, dkk, 1977:147.
Sejarah pembuatan kain dengan Alat Tenun Mesin ATM pada masa sekitar revolusi industri dikatakan bahwa : taraf perkembangan teknik pembuatan kain masih sangat dibatasi, hal ini dikarenakan pembuatannya belum dapat dilakukan dengan efisien dan dalam jumlah yang besar massal, sehingga kain tersebut masih merupakan hasil kerajinan. Pembuatan desain struktur pada kain yang komplek hanya diterapkan pada tekstil-tekstil yang ekslusif, seperti kain yang dipakai dalam upacara-upacara agama adat, kain untuk kaum bangsawan dan sebagainya. Sedangkan kain yang dipakai untuk kaum kebayakan masyarakat biasa adalah kain-kain dengan struktur sederhana Adji Isworo Yosef, 1991:1. Perkembangan pertenunan selanjutnya menghasilkan mesin-mesin yang lebih efisien.
Tumblr media
Menurut Adji Isworo Yosef 1991 dalam buku desain Struktur menjelaskan bahwa: “.... Sejak revolusi melanda Eropa mulai ditemukannya berbagai macam mesin mekanis baru yang lebih efisien disegala bidang termasuk tekstil sehingga pembuatan tekstil pertenuanan dapat lebih berkembang dan memasyarakat” Adji Isworo Yosef, 1991:1. Kain pertama kali diciptakan untuk menutupi dan melindungi anggota badan manusia dari segala cuaca. Perkembangan pemikiran manusia yang berusaha untuk menutupi tubuhnya, berkembang untuk membuat suatu lembaran yang kini disebut dengan kain. Proses pembuatan kain tersebut tidak langsung melalui proses pertenunan melainkan melalui beberapa tahab perkembangan cara berfikir manusia. Tahab pembuatan kain pertama kali dengan cara memukul- mukul bahan alam supaya menjadi suatu lembaran, kemudian muncul cara berfikir manusia yang ingin membuat kain yang lebih kuat dan fleksibel, yaitu dengan cara mengannyam serat-serat alam.
Tumblr media
Pengannyaman serat-serat alam tersebut tidak langsung menggunakan alat melainkan dengan menggunakan tangan. Setelah timbul pemikiran untuk membuat anyaman yang lebih cepat dan bagus maka muncullah alat-alat tenun sederhana yang sekarang ini disebut dengan Alat Tenun bukan mesin ATBM. Perkembangan kain tenun tidak berhenti begitu saja, kemudian muncullah proses pertenunan yang menggunakan Alat Tenun Mesin ATM. Proses pertenunan dengan ATM tersebut lebih cepat dan menghasilkan kain yang kualitasnya lebih bagus dan fariatif baik bahan maupun ragam motifnya. Penemuan-penemuan baru alat pertenuanan yang menghasilkan kain tenun lebih efisien dan banyak ragamnya tersebut, prinsipnya masih menggunakan cara pembuatan kain yang telah dikenal
Tumblr media
 sebelumnya, hanya saja alat dan hasilnya berbeda. Sekarang pembuatan Alat Tenun Mesian ATM lebih mengutamakan kecepatan untuk menghasilkan produk yang lebih banyak dan keanekaragaman motifnya, sedangkan alat tenun sederhana atau bisa disebut juga dengan ATBM lebih mengutamakan nilai-nilai emosional yang erat hubungannya dengan falsafah dan pandangan hidup manusia.
0 notes
BARU DIMINGGU INI, CALL/WA 0813-3345-9009, Cardigan Tenun Panjang Cynthia Gallery
Tumblr media
KLIK https://wa.me/6281333459009, Jual Kain Tenun Bali Di Bali Cynthia Gallery, Jual Kain Tenun Lombok Cynthia Gallery, Jual Kain Tenun Sumba Cynthia Gallery, Jual Kain Tenun Di Banjarmasin Cynthia Gallery, Jual Kain Tenun Toraja Cynthia Gallery
Galeri KCBI Plaza Semanggi, Jakarta Selatan
HUBUNGI : 0813-3345-9009 atau 0896-5739-5197
KUNJUNGI JUGA : INSTAGRAM : https://www.instagram.com/larasncynthiagallery/ atau https://www.instagram.com/cynthiadamiyanti9009/ E-MAIL : [email protected]
Pengupload : Ali Roja
0 notes
Photo
Tumblr media
penasaran dengan BUNDA TARINA CRAFT
Asesoris tenun adalah produk yang di hasilkan OLEH BUNDA TARINA CRAFT macam macam produk yang di hasilkan adalah, ANTING,GANTUNGAN KUNCI, DAN KALUNG
MANFAAT PRODUK : AKSESORIS TENUN BISA DI PAKAI DI BERBAGAI ACARA ATAU TEMPAT DI KANTOR DAN RUMAH BISAH DI JADIKAN SOUVENIR ATAU OLEH OLEH KHAS DAERAH
SIAPKAN EMAIL : [email protected] PASSWORD : Untung10Milyar: 49 Tahun
bagi teman teman yang berminat dengan produk kami
hub : 0852-3002-3134
Jln Cendana,Desa Rada Mata,kecamatan Kota Tamboalaka,Kab Sumba Barat Daya
1 note · View note