Tumgik
kasyfan1 · 8 years
Text
Kita Selalu di Minta
Kau tahu bahwa perjalanan itu selalu dekat dengan rasa lelah. Setidaknya kita selalu mampu meninggalkan jejak dengan tetesan keringat yang jatuh di tanah datar. Kau pun tahu bahwa perjalanan ini tidaklah mudah. Seenggaknya kita paham berproses itu memakan waktu dan tidak membuat cukup sabar. Kita selalu di minta...
Aku mendengar suara serak basah kau di balik bayar, membicarakan kebaikan demi kebaikan yang tak kusangka. Dan itu tentangku, bahagiaku pun dimulai. Tersahut riuh suara yang aku sangat mengenalnya di samping tubuhku tak jauh jaraknya, membicarakan keburukan yang sudah terduga. Dan itu tentangku, bahagiaku pun semakin berkepanjangan. Terima kasih Tuhan. Kita selalu di minta...
Alam bergerak dan kita sejujurnya telah mengetahui maksud kejadian. Tetapi, keseganan dan kesungkanan menjadi-jadi. Aku menutup diriku dan kau menutup diri kau. Waktu terus berlalu dan kita sama sekali tidak merubahnya. Apakah kita membutuhkan peran alam untuk saling memberitahu kepada kita, tentang kejujuran yang menakutkan. Kepahitan itu memang tidak ada yang menginginkan, tetapi kepahitan seringkali mencerahkan, layaknya pelita di tengah taburan cahaya. Terima kasih Tuhan. Kita selalu di minta...
Biarkan segalanya berjalan secara natural. Yang pahit biarlah ia datang dengan hangatnya mendekap. Yang manis biarlah ia memeluk erat penuh makna. Kita tidak benar-benar tahu, bagaimana hari depan dan seterusnya. Kita hanya selalu di minta...
...BERSABAR
0 notes
kasyfan1 · 8 years
Text
Untuknya Tanah Kelahiran
Aku terlahir
Dan aku melihat ketakutan
Aku terbangun
Dan aku memandang kegelisahan
Manusia-manusia tak beruntung sedang bercerita masa depan
 Dia hidup
Dan dia berbagi senyuman
Dia berjalan
Dan dia tawarkan harapan
Tuhan berikan tanah kelahiran berisikan senyuman dan harapan
Lantas bagaimana bisa aku menampakkan kesedihan?
 Pencuri teriak mencuri
Pemerkosa tuduh memerkosa
Pembunuh tuduh membunuh
Menjadi sangat samar bahkan hewan tertawa geli
Lantas bagaimana bisa aku memastikan kebenaran yang saling benci?
 Pemuda angkat tangan tinggi-tinggi
Berbagi nyinyir harta gono-gini
Berbagi celotehan tak berguna
Berbagi cerca dan maki-maki
Berbagi rasa untuk tidak peduli
Manusia muda tanah kelahiran, kini kehilangan arah diri
Manusia berjuang kau tuduh manusia tak punya kerjaan
Manusia berjuang kau tunjuk manusia sok pahlawan
Kau bilang benahi saja dulu diri
Sedangkan tanah kelahiran terus dikuasai malah kau berdiam diri
 Jangan marah
Jangan berteriak
Jangan bersahut pula
Berpikirlah dan berkacalah
Bila tak ada biar ku pinjamkan otak dan cermin saja
- Pena Arial
0 notes
kasyfan1 · 8 years
Photo
Tumblr media
Anak Indonesia Emas? Pilihan
Kita ketahui bersama beberapa instansi pemerintah seringkali dalam acara penting, menyampaikan kabar gembira bahwa,” Indonesia Emas 2045 nanti, kita akan mendapatkan bonus demografi dimana saat itu lebih banyak diisi oleh usia produktif daripada mereka yang  berusia lanjut”. Tidak hanya itu, kita (red. Indonesia) memasuki usia ke-100 tahun kemerdekaan yang menurut banyak spekulator bahwa angka 100 adalah angka yang cukup untuk mewakili kematangan sebuah bangsa dalam menapaki masa yang berjaya. Ada kepercayaan khusus soal angka 100 ini. Banyak yang mengatakan akan ada tokoh pemimpin yang hebat muncul disetiap pengulangan satu abad ini, dan diyakini akan membawa kemaslahatan bagi penduduk suatu negeri. Mari kita aminkan kabar gembira ini.
Kabar gembira yang ditiupkan haruslah tetap berpijak pada realitas kekinian, artinya tantangan menuju tahun itu bagaimana? Apakah masalah yang hadir telah mampu dicarikan solusi tepatnya? Atau justru kebanyakan orang hari ini lebih mementingkan hidupnya sendiri. Padahal jika ditelisik dengan hari ini dengan hari dimana bangsa ini sedang diperjuangkan kemerdekaannya kita dapat menyimpulkan sementara bahwa kita sedang mengulang sejarah ,hanya penyajiannya saja yang kekinian. Contoh, entrepreneuer saat ini sedang di gencarkan yang diharapkan mampu menjadi solusi terhadap jumlah pengangguran dan ikut mendongkrak perekonomian negara. Sehingga saat ini muncul beragam komunitas entrepreneuer. Di masa lalu istilah ini (red. Entrepreneuer) lebih familiar dengan sebutan berdagang/berniaga dan muncul. Tidak ketinggalan muncul komunitas dagang, sarekat dagang islam sebagai contohnya. Tapi, kali ini saya tidak membahas tentang entrepreneuer melainkan fakta pada sisi kesehatan masyarakat sebagai bidang keilmuan saya.
Realitas kekinian begitu saya menyebutnya. Ada fakta yang memprihatinkan dan ini memiliki dampak tidak langsung atas ketersediaan kualitas sumber daya manusia masa depan, tahun 2045 mungkin saja. Ini soal gizi masyarakat. Hasil Riskesdas tahun 2007-2013 mengatakan bahwa angka underweight meningkat dari 18,4% menjadi 19,6%, kemudian stunting meningkat dari 36,8% menjadi 37,2%. Faktor yang melatarbelakangi munculnya data ini dikarenakan kekurangan gizi dan juga kelebihan gizi, artinya adanya gizi yang tidak seimbang. Contoh stunting, terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan kemiskinan dan pola asuh yang belum tepat. Keduanya mengakibatkan kemampuan kognitif seorang anak tidak berkembang maksimal. Kondisi ini juga mengakibatkan seorang anak menjadi mudah sakit dan berdaya saing rendah yang kemudian akan berakhir pada terjebaknya dalam kubangan kemiskinan. Jika keadaan ini diteruskan dan tidak dilihat sebagai persoalan yang serius maka tunggu saja Indonesia Emas 2045 hanya sekedar mitos.
Kebanyakan orang terjebak dalam dogma agama yang membabibuta, artinya persoalan agama dileburkan dengan persoalan nyata di kehidupan dengan seenaknya. Contoh orang akan bilang,” ah buktinya anak saya sampai sekarang sehat-sehat saja padahal waktu kecil hanya saya kasih makan tempe dan tahu tidak lebih”. Ada lagi yang bilang,” percaya saja sama gusti Allah semua itu ada yang mengatur toh burung aja dijamin hidupnya”. Luar biasa pemahaman ini telah mengakar bertahun-tahun dan sulit sekali merubahnya. Padahal Allah itu juga mengatakan bahwa DIA tidak akan merubah suatu kaum sebelum kaum itu sendiri merubahnya. Ya usaha itu adalah bukti bahwa kita sedang menjemput takdir yang lebih baik, itu seharusnya yang dipahami.
Kembali lagi soal kesehatan masyarakat. Indonesia mengalami masalah yang serius soal gizi. Maka kita perlu tahu satu hal ini agar kita mampu memberikan sumbangsih nyata mulai dari diri sendiri dan keluarga serta sanak saudara, yaitu berupa fakta bahwa 1000 hari pertama kehidupan seorang anak adalah masa kritis yang menentukan masa depannya dan periode ini  anak Indonesia menghadapi gangguan pertumbuhan yang serius. Masalahnya adalah sering orangtua (kebanyakan) tidak memerhatikan soal kandungan gizi pada makanan yang diberikan pada anak pada 1000 hari pertama kehidupan anak. Padahal lewat dari 1000 hari, dampak buruk kekurangan gizi sangat sulit untuk diobati. Mengatasi ini (red. stunting), masyarakat perlu dididik untuk dipahamkan pentingnya gizi ibu hamil dan anak balita. Semoga pemerintah dan masyarakat mampu bersinergi untuk bersama-sama mengatasi persoalan gizi ini yang telah tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Sudah saatnya Top-down featuring bottom-up karena persoalan di zaman kemajuan teknologi pesat ini dinamikanya sangat seru, menuntut berpikir keras dan bekerja ikhlas.
Dengan yang telah disebutkan tadi apakah kita masih bercita-cita hanya hidup dan sekedar hidup? Apakah kita masih ingin hidup untuk kebahagiaan pribadi yang 100%? Padahal banyak hak orang lain sejujurnya yang perlu kita bagi. Orang hebat dan kaya (tertentu) diluar sana sering mengatakan bahwa hidup yang panjang adalah kehidupan yang hidup bersama tanpa ketunggalan. Hidup yang berbagi kehidupan dan berbagi kebahagiaan. Kata mereka hari ini hidup egois membabibuta sudah tidak relevan. Mereka (red. orang hebat dan kaya) menyebut diri mereka sebagai socialpreneuer. Bahwa setiap yang dilakukan adalah orientasi hasil akhir berupa dampak sosial, artinya adanya pengaruh atau perubahan. Bukan hidup menumpuk kekayaan dan sibuk untuk pertunjukan aset dengan gaya parlente yang membusung.
Terlepas dari itu semua, apapun dari kesemuanya merupakan pilihan. Mendiamkan negeri ini untuk terus berada dalam kubangan masalah pun itu pilihan. Mengambil peran untuk melakukan perubahan sederhana untuk negeri ini pun juga pilihan. Tidak ada paksaan, tetapi bagi mereka yang sadar bahwa hidup ini tidak sendiri dan bukan hanya tentang dirinya sendiri pasti dia tahu keduanya bukan pilihan yang sempurna, tetapi mereka paham mana pilihan yang terbaik.
. . . dan juga untuk pilihan menjadikan Indonesia Emas dalam mitos atau dalam realitas yang nyata.
Yuk ambil peran!
 - Pena Arial
0 notes
kasyfan1 · 8 years
Photo
Tumblr media
Pergumulan dengan kalangan muda cerdas yang tidak korup nalar dan tindakannya selalu patut untuk dirayakan. Pergumulan yang dimaksud bukan seperti halnya gulat di atas ring yang di moderatori oleh manusia berseragam nyentrik.
Setidaknya saya belajar dan terus belajar. Apalagi yang lebih elegan daripada perpaduan kecerdasan, empati yang luhur pada sesama dan semangat muda yang terus menyala. Dan itu didapatkan ketika lintas generasi yang saling berbagi cerita. Sudah seharusnya kalangan muda tidak lagi menghabiskan waktunya hanya sekedar menggandrungi hedon-nya khas anak muda kekinian karena Indonesia punya banyak pekerjaan rumah dan kepada anak-anak muda tanah air menaruh harapan besar perubahan. 
Dengan begitu keyakinan saya semakin mantab bahwa negeri ini tidak akan pernah kehilangan anak-anak muda hebatnya. Dan cita-cita soal kemaslahatan dan kemakmuran tidak lagi menjadi mitos yang selalu diperdebatkan.
Muda dan kalian adalah pendobrak kemapanan
- Pena Arial‎
0 notes
kasyfan1 · 8 years
Photo
Tumblr media
Kenyataan Hari Ini, Ruang Pelajar
Ruang diskusi hari ini semakin di awasi. Mendiskusikan tentang ketidakadilan yang terjadi di belahan bumi yang lain selalu saja ada prasangka yang negatif. Kehadiran tamu yang tak di undang membuat jalannya diskusi menjadi ringkuh. Dasar manusia selalu saja suka begitu. Menyimpulkan begitu cepat tanpa klarifikasi lebih dahulu.
Diskusi hari ini mungkin tidak seramai beberapa dekade yang lalu. Entah apa yang menjadi ketakutan beberapa oknum tentang aktivitas kritis kalangan muda yang diwakili oleh mahasiswa. Mimbar akademik seharusnya mampu bebas dan terlepas akan barier-barier yang tidak jelas maksud dan tujuannya. Ternyata benar orba atau orde baru belum benar-benar hilang meski kita telah memasuki era reformasi. Kita telah melewati masa-masa reformasi hingga belasan tahun tapi belenggu itu semakin nyata di usia tuanya. Ini benar-benar gagal paham. 
Orientasi kehidupan sekolah atau kampus hari ini cukup mengherankan, kenapa ini terjadi? Apa ini adalah snow ball yang belakangan dimulai pemberitaan dimana para pendidik mulai ketakutan dalam mendidik karena ancaman penjara bak bom waktu. Opini baru telah terbangun. Orientasi kehidupan kampus menjadi banyak sekali syarat dengan dalih mencegah perploncoan. Sejujurnya ini hal sangat sederhana, jikalau memang terbukti sebuah orientasi menjadi ajang perploncoan maka yang perlu dipertanyakan adalah pihak sekolah tidak menjalankan pendampingan yang benar. Fungsi monitoring tidak berjalan disini. Sehingga sangat lucu ketika masa orientasi di serahkan sepenuhnya kepada pihak pendidik tidak lagi kepada kakak di angkatannya. 
Kita (baca : Indonesia) sering sekali membanding-bandingkan negeri kita sendiri dengan negeri yang lain. Contoh, soal sistem pendidikan. Kita selalu disandingkan dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, yaitu finlandia. Dan akhir-akhir ini soal masa orientasi sekolah yang dibandingkan dengan orientasi sekolah di Singapura, Australia, dan lain sebagainya. Kita telah berhasil di giring opininya. Kita lama-kelamaan akan kehilangan jati diri. Kitalah yang lebih tau persoalan bangsa ini lantas mengapa kita tidak mencari formulasi yang itu mewakili karakter luhur Indonesia dari masa nenek moyang hingga har ini.
Bukankah nusantara ini diwarisi oleh kerajaan-kerajaan besar dan berjaya, Majapahit dan Sriwijaya adalah salah dua dari sekian kerajaan besar di nusantara di masa lalu yanng sungguh fenomenal. 
Masih ragu bahwa manusia Indonesia adalah manusia unggul?
Masihkah silau dengan peradaban bangsa lain padahal peradaban kita, semua bangsa mengakuinya mempunyai sejarah peradaban yang besar. 
Oleh karenanya penjajah di masa lalu mencoba mendobrak kemapanan. Sehingga pemikiran tidak berkembang. Semua harus dikendalikan.
Hari ini kita harus terus mengingat dan kembali kepada jati diri bangsa ini. Kebebasan berpikir, berpendapat dan berekspresi harus terus di dorong dengan semangat perbaikan. Bukan lagi pelarangan yang tidak jelas, seperti pelarangan menyanyikan lagu perjuangan 'buruh tani' yang menghidupkan semangat kerakyatan dan telah mampu menumbangkan rezim yang sudah usang.
Orientasi kehidupan sekolah seharusnya tidak perlu meniadakan eksistensi para kakak kepada adiknya.
Peran pengawasan atau monitoring sudah bukan waktunya lagi sekedar formalitas.
Membandingkan bangsa ini dengan bangsa lain hanya akan memupuk kebencian dan pesimisme.
Mengingat sejarah peradaban bangsa ini akan mengulang kejayaan kembali di masa mendatang.
Manusia Indonesia adalah manusia unggul.
Cintailah Indonesia untuk membangun peradaban baru.
- Pena Arial‎
0 notes
kasyfan1 · 8 years
Photo
Tumblr media
Aktivis Semakin di Lihat Sipit
Entah siapa yang memulai dan terus membangun opini ini. Dan apa tujuan dan motif yang sesungguhnya tentang fenomena ini. Dimana istilah aktivis begitu dipersempit definisinya. Selalu dikaitkan untuk tampil impresif dan powerful. Konsisten dan komitmen belum lagi. Ada saja alasan beberapa kalangan menilai aktivis hari ini bukanlah aktivis sejati. Jika memang demikian yang di lontarkan beberapa kalangan tadi maka pertanyaan saya cukup sederhana. Yaitu sejak kapan ada indikator atau standar kompetensi untuk penamaan aktivis pada seseorang? Dan pertanyaan selanjutnya sejak kapan ada sertifikasi bagi para aktivis sebagaimana sertifikasi yang ada pada dunia profesionalisme?  
Jika pertanyaan itu diberikan kepada saya maka saya jawab tidak pernah ada. Aktivis ada karena terlibat atas hidupnya empati dalam individu seseorang atau kelompok melihat suatu persoalan yang tidak seharusnya terjadi. Dan mereka berupaya meluruskan sesuai kemampuan. Soal hasil hanyalah bonus, karena yang terpenting mereka konsisten untuk berbuat sesuatu yang memiliki dampak positif.
Hari ini seolah beberapa kalangan menilai aktivis hanyalah mencari eksistensi atau nampak ketika ada momentum. Satu hal yang harus kita pahami adalah orang siapa pun dia hanya akan mampu menilai sesuatu dari kulitnya sebab dia bukanlah pelaku utama yang tau betul detail proses yang dijalankan. Maka setiap penilaian kembali lagi menjadi hak cipta dari si penilai dan itu tidak serta merta merupakan kebenaran 100%. Jangan pernah menyimpulkan sesuatu begitu cepat.
Jalan aktivis menjadi begitu sunyi dari hiruk pikuk yang seharusnya. Dengan segenap persoalan negeri yang begitu kompleks dan belum lagi kemajuan teknologi menambah deretan persoalan baru yang kekinian. Orang yang berbuat sesuatu selalu dikaitkan untuk pencapaian kinerja yang 100% sempurna, ini tentu tidak adil. Jika bisa meraih persentase tertinggi dengan bersama-sama kenapa tidak berkolaborasi saja dibandingkan harus mencibir. Tetapi, memang benar tidak banyak orang yang menjadi pelaku utama selain lebih banyak orang yang menonton dan mengomentari. Semoga para aktivis tetap pada pendiriannya.
Belum lagi banyaknya iming-iming yang menjanjikan saat ini untuk menjadi seorang 'follower'. Belum lagi keadaan di masa-masa saat ini kaya akan tawaran kemapanan yang me-ninabobo-kan kepedulian dan meriangkan ke-egois-an. Dan banyak lagi situasi dan kondisi yang berdampak pada perubahan perilaku, sifat maupun mental sumber daya manusia Indonesia. Semoga para aktivis tetap menjadi barisan pendobrak kemapanan.
Beberapa aktivis sungkan dan malu ketika ada penyebutan itu diberikan. Yaitu, penyebutan aktivis. Padahal ini adalah penegasan jati diri. Sebutan aktivis saat ini telah menjadi negasi dari perjuangan para aktivis itu sendiri. Mulai dikatakan pencitraan dan mencari sensasi, padahal tidak demikian kenyataannya. 
Ketika ada kepentingan yang ingin mematikan peran aktivis artinya suatu negeri sudah tidak menginginkan perbaikan lagi.
Ketika ada pembangunan opini-opini yang sesat dan menyesatkan atas peran yang dijalankan aktivis artinya kebenaran mulai rancu dan layak dipertanyakan.
Ketika aktivis di lihat sipit maka tunggu saja pahlawan kesiangan berdatangan dengan sibuk mengklaim sana dan sini. Dan akan semakin banyak yang mengambil jalan untuk menonton.
Dari desa kembali ke desa
Dari kota kembali ke kota
Dari tanah kelahiran untuk tanah kelahiran
Indonesia menunggu karya terbaik kita tapi bukan untuk diperlombakan, melainkan menterjemahkan idealita karya pada realitas. 
Dan rakyat senantiasa menunggu dan siap menyambut tangan-tangan hebat untuk bersama-sama membangun Indonesia.
- Pena Arial‎
0 notes
kasyfan1 · 8 years
Photo
Tumblr media
Dalam hidup hanya ada 2 hal utama yang harus di genggam meskipun kamu harus berkeringat karenanya. Dan meskipun kamu harus menahan sakit yang hebat akibat genggaman yang berkepanjangan. Dan/atau kamu harus merelakan aliran darah segar keluar perlahan dari selah-selah jari akibat genggaman itu tadi.
2 hal itu adalah kepercayaan dan kejujuran. Ujian untuk inkonsisten pada keduanya begitu menguat apalagi ketika berada dalam satu kedudukan yang bergengsi dan berpengaruh. Semua seolah terlihat berada di atas telapak tangan yang terbuka. 2 hal ini bagaikan dua sisi mata uang yang berlaku dimana saja. Tapi, luar biasa sulit menjaganya. 
Kebanyakan orang mampu bertahan untuk kedua hal tadi dikarenakan telah inkonsisten terlebih dahulu pada awalnya. Kadang kita harus membandingkan untuk bisa melihat perbedaan yang seksama. Kadang juga kita harus merasakan untuk bisa menilai mana yang segera dan mana yang nanti.  
Amanah memanglah 'sulit'
Amanah memanglah 'derita'
Amanah memanglah 'rumit'
Amanah memanglah 'duka'
Adalah kepercayaan dan kejujuran yang menjaganya
 - Pena Arial‎
0 notes
kasyfan1 · 8 years
Photo
Tumblr media
Siklus dan Keseimbangan
Ada beberapa ikatan dalam setiap perkumpulan. Dua diantaranya adalah pertemanan dan persahabatan. Usia-usia yang masih ranum, intensitas keduanya masih begitu kuat di masanya. Saat di bangku sekolah, terutama. Penyebab untuk berkumpul biasa didasari kesamaan hobi, kesamaan cita-cita dan kesamaan nasib. Di luar itu masih banyak kesamaan lain yang melatarbelakangi, tetapi ketiga hal tadi yang lebih sering dijumpai. Tahun demi tahun dijalani dengan kebersamaan. Jiwa corsa pun rasanya tidak perlu dipertanyakan lagi. Satu gelas untuk beramai-ramai. Satu piring berdua dan bertiga. Saling menunggu dan ditunggu adalah kesetiaan yang sebenarnya tidak banyak orang yang menyukai aktivitas ini, pertemanan dan persahabatan yang membuat rela. Gelak tawa dan ledakan emosi menjadi dua kutub yang saling mengisi kekosongan. Permusuhan menjadi penyangga dalam satu kesempatan dan diselesaikan dengan mengingat kebaikan masing-masing. 
Atas segala kekurangan dan kelebihan masing-masingnya, menjadi kepastian untuk saling belajar. Memahami yang belum pernah diketahui. Menerima yang belum dipahami. Pertemanan dan persahabatan dalah kerelaan tanpa pamrih, meskipun rasa tidak suka sering menyulut namun mengingat kebaikan masing-masing adalah alasan untuk tidak memperpanjang permusuhan yang pernah tersulut, misalnya.
Individu dan individu tidak akan pernah sama seperti halnya pinang yang dibelah dua atau buah semangka yang dagingnya sama merahnya saat dibelah dua potongan yang sama besarnya. Karena manusia bukan buah, tapi dia bisa membuahkan hasil berupa karya dan segenap prestasi bermaknanya. Anak SD sering mendengar soal ini, terutama pribahasanya. 
Pertemanan dan persahabatan akan selalu menemukan titik jenuh. Artinya, dia akan berganti dengan kehadiran orang-orang baru seolah menggantikan orang-orang lama. Inilah siklus dimana kita akan memasuki titik nol kembali dan membuat momen-momen baru dengan suasana khasnya. Akan sangat sulit menghendaki pertemanan dan persahabatan di bangku sekolah kembali terulang, ini dikarenakan masing-masing telah bertransformasi menuju kehidupan yang lebih serius. Ada pertanyaan dan tanggungan yang harus segera dibuktikan. Dan jalan yang dilalui semakin jelas kian berbeda. Lingkungan telah membuat individu-individu menemukan titik '0 KM'-nya.
 Keinginan dan kebutuhan manusia soal sosialnya semakin beragam dan penuh variasi warna. Dengan itu membuat individu semakin matang dalam perhitungan. 
 Sebuah taman memang indah ketika di isi oleh satu jenis bunga. Tetapi, taman menjadi lebih menyenangkan ketika di isi oleh ragam jenis bunga. Ketika taman dengan satu jenis bunga maka saat rusaknya satu tangkai bunga kita masih punya tangkai bunga yang lain yang masih mantab berdiri. Ketika taman dengan ragam jenis bunga saat rusaknya satu tangkai bunga kita telah kehilangan dengan sebenar-benarnya kehilangan karena berbeda dan langka. Dan kita belum tentu menemuinya kembali.
Setiap pertemanan dan persahabatan memberikan pembelajaran yang berbeda. Antara satu masa dengan masa yang lain, antara satu lingkungan dengan lingkungan yang lain dan antara manusa satu dengan manusia lainnya memiliki rules-nya yang sama-sama penting. 
Pertemanan dan persahabatan
Kita semua berbeda, tapi fokus pada kesamaan
Itulah pertemanan dan persahabatan
 Pertemanan dan persahabatan
Mengingat kebaikan untuk menjaganya
Mengingat keburukan untuk saling belajar
 Adakalanya satu masa itu terlewati dengan kepala tegak
Adakalanya satu masa itu terlewati dengan kepala tunduk
Keduanya kutub yang berlawanan, tapi saling menyeimbangkan
 - Pena Arial‎
0 notes
kasyfan1 · 8 years
Photo
Tumblr media
Tidak pernah tertinggal. Di setiap pagi, ditemani secangkir teh hangat dengan manis khasnya sebatang tebu. Sepanjang pagi yang singkat yang diisi dengan lantunan lagu bersejarah dari bangsa ini. Indonesia Pusaka selalu mampu menghidupkan rasa cinta tanah airku pada negeri ini. Setidaknya ini yang selalu mengingatkan akan harapan dan tanggungjawab pada masa depan negeri yang indah dan istimewa. Orang menyebut ramai dengan istilah Indonesia. 
Saat program pengenalan di kampusku, lagu ini pun turut membersamai. Dengan harapan yang sama, bahwa mahasiswa baru pada saat itu agar semakin hidup kecintaan terhadap tanah airnya. Meskipun pemberitaan negatif bertubi-tubi datang untuk negeri ini. Empati dan optimisme harus kian hidup dan terjaga. Ku isi dan ku tutup lagu itu dengan orasi kebangsaan. Aku mendengar suara lirih yang cukup syahdu berasal dari tangisan mahasiswa yang hadir. Gemetar dan tetiba menggigilku di atas singgasana. Benar kata orang, tidak ada yang bisa mengelak ketika energi positif itu kian membesar dan bersatu. 
Keinginan sederhana, melihat mereka merasakan apa yang perlu mereka rasakan. Bahwa masa depan Indonesia benar-benar ada di tangan mereka. Bukan sebuah mitos apalagi cerita khayalan negeri dongeng. Bukan suatu cercaan pesimisme kalangan melainkan kebenaran yang sedang sama-sama kita jemput kedatangannya. 
Tahun 2014, menjadi tahun bersejarah.
Melihat anak muda yang menangis bukan karena seminar motivasi. Apalagi karena hiasan cerita bendera kuning dan sejenisnya.
Tapi, aku melihat butiran air mata yang keluar karena kecintaannya pada tanah air. Bergumam, suatu saat salah satu dari kalian adalah (pasti) penggantiku. Dan kita saling belajar tentang Indonesia demi memupuk perjuangan melihat bangsa ini digdaya.
Semoga kita berjumpa kembali dalam satu suasana yang sama dengan nuansa yang lebih menarik.
Untukmu...
Mahasiswa baru fakultas si penulis. 
Pada tahun itu, 2014
- Pena Arial‎
0 notes
kasyfan1 · 8 years
Photo
Tumblr media
Semua ingin bangsa ini dewasa dalam menyikapi persoalan hukum. Rakyat menghendaki setiap pelaporan penyimpangan yang melanggar hukum di rangkul sebagai mitra untuk penelusuran kasus yang tuntas. Kenyataan berbicara lain, yang ada justru pelaporan yang di sodorkan di 'kembalikan' dengan dalih membutuhkan pembuktian yang bisa dipertanggungjawabkan. Persoalan demi persoalan sejujurnya merupakan sesuatu yang sederhana untuk dipecahkan, tetapi gengsi dan menjaga nama baik kadang menjadi tembok besar. Sepakat dengan beberapa kalangan yang mengatakan," hal tersulit dalam kehidupan adalah mengakui kesalahan diri sendiri". 
Mewujudkan satu perubahan berarti sama artinya akan mengorbankan sesuatu. Dan tidak banyak orang yang ingin berkorban untuk itu. Resiko terlalu besar menantang dengan tegaknya. Ketika suara kebenaran mulai sayuh. Saat suara kebenaran selalu dipertanyakan dan diperdebatkan. Maka di situlah kita tidak akan pernah menemukan kebenaran yang hakiki. Sebab proses menutup pintu itu dilakukan secara terus-menerus dari satu pintu ke pintu lainnya. Bagaimana bisa berkolaborasi untuk menuntaskan satu kasus hukum yang ternyata saling memiliki keterkaitan antar satu instansi dengan instansi yang lain dan membentuk koloni yang amat tangguh. Sulit membongkarnya bahkan membayangkannya saja tidak sanggup. Bola salju tidak akan bisa di cairkan dengan sebatang korek api. 
Bangsa ini memerlukan perbaikan secara menyeluruh yang membenahi sumber daya manusia di dalamnya. Kekayaan sumber daya alam bangsa ini sudah tidak perlu di ragukan atas kelimpahan karunia oleh Tuhan. Begitu cintanya Tuhan pada bangsa ini, mungkin Dia sedang menguji ketangguhan para pembawa perubahan pada dinamika yang berjalan. Jika sesuatu bisa disederhanakan, mengapa harus kita membuatnya rumit? Bukankah sesuatu yang rumit berasal dari puzzle sederhana yang bervariasi.
Bangsa ini bisa keluar dari mimpi buruknya
Bangsa ini mampu berdiri di kaki sendiri
Bangsa ini ialah bangsa yang besar
Jangan pernah berhenti memikirkan Bangsa ini dimana Tuhan menganugerahinya dengan banyak keistimewaan pada alam dan manusianya
- Pena Arial‎
0 notes
kasyfan1 · 8 years
Photo
Tumblr media
Memang kehadiran bintang di malam hari selalu membuat yang melihatnya terkesan. Sudah lama aku tidak melihatnya sebanyak ini. Kerlip yang saling bersahutan di antara mereka semakin memuncak kekagumanku. Jakarta, di sana sudah jarang aku menemukan bintang sekompak ini dalam permunculannya. Kota metropolitan yang polutan mungkin penyebab belakangan dan seterusnya bahwa melihat bintang sebanyak ini tidaklah mudah kecuali harus mendaki gunung. Kota kelahiran yang menyedihkan sekaligus mengagumkan. Dua sisi yang saling bertolak-belakang, tapi tanpa keduanya tidak akan pernah ada keseimbangan. 
Ketika kecil terbiasa aku diajak oleh Ayah untuk memasuki suatu ruang yang orang sebut planetarium. Sejak saat itu aku mulai begitu menyukai manakala menatap kumpulan atau gugusan bintang. Selepas pulang sekolah selalu menyempatkan diri. Belum lagi pameran dan drama khas kesenian aku turut diperkenalkan. Sayang memang, itu tidak membuatku untuk mengambil bidang antariksa sebagai jalan hidupku. 
Tetapi, justru aku mengambilnya sebagai jalan untuk terus bersyukur
Dia sungguh Maha Indah atas segala penciptaan dan segala seni yang terhampar
 - Pena Arial‎
0 notes
kasyfan1 · 8 years
Photo
Tumblr media
Tolong Ajari Saya, Negeri Dongeng
. . .
Pagi-pagi saya datang ke beberapa tempat, yang biasa dikenal dengan istilah kampus. Dan saya temukan sekelompok wanita yang masing-masingnya sibuk mempercantik diri. Setelahnya (baca : mereka) bergegas mencari posisi paling cantik untuk mengabadikannya lewat alat canggih yang ada di genggaman. 
Siang-siang saya menepi ke sebuah tempat modern penuh dengan semilir angin buatan, cukup memberikan rasa nyaman dari teriknya matahari di luar sana. Lalu saya temukan sekelompok wanita yang masing-masing sibuk tertawa dan membicarakan kemapanan juga kemewahan. Setelahnya bergegas menghitung mundur untuk mendokumentasikan kebersamaan.
Sore-sore saya menyambangi sebuah tempat asri penuh warna hijau khas dedaunan. Memang indah sekali dan teduh rasanya. Kemudian saya temukan sekelompok wanita berada di tengah-tengah rerumputan yang sempat saya bilang indah itu, rasanya sayang sekali jika terinjak tetapi mereka melakukanya. Setelahnya mereka sibuk melompat mencari momen yang berhasil ditangkap oleh gadgetnya. 
Malam-malam saya mendatangi sebuah tempat dimana kalangan wanita muda hits berkumpul. Alunan musik begitu hebatnya membawa yang hadir ikut larut dibuatnya. Bibir yang merona dan pakaian yang matching menjadi santapan mata saya kala itu. Perpaduan warna yang menari-nari menambah semaraknya malam yang semakin meriah. Setelahnya mereka membentuk segala ekspresi unik di wajah mereka dengan sedikit posisi yang agak dibumbui sensasi. Dan selesai, tersimpan di file pribadi masing-masing.
Esok hari saya membuka beranda media sosial mulai dari yang sedang hits hingga media sosial yang hampir tutup buku. Akhirnya saya memahami soal kebebasan berekspresi dan soal pengakuan diri.
Dear wanita muda hari ini. Kumpulan jempol dalam media sosialmu, saya yakin itu membuatmu senang. saya percaya kalian adalah wanita kreatif.
Dear wanita muda hari ini. Kumpulan love dalam media sosialmu, saya percaya itu membuatmu bahagia. Saya yakin kalian adalah wanita inovatif.
Legitimasi dari lingkungan sosial, itu yang kalian cari. Itu kemungkinan saya berikut prediksi sementara. Dan saya mengakui atas segala kehebatan kalian yang sudah saya ketahui maupun yang belum sama sekali saya ketahui. Modal saya soal itu hanyalah mengakui eksistensi kalian.
Tapi, dengan segala kehebatanmu yang saya akui ini. Bolehkah saya meminta diajarkan? Tenang, saya tidak akan meminta dijarkan sebagaimana apa yang saya perhatikan sejak pagi hingga malam hari. 
Tapi, tolong ajarkan saya atas dunia yang telah berubah, menuju formulasi baru dimana solusi tidak lagi begitu relevan dengan cara-cara konvensional. Di daerah-daerah pedalaman masih banyak yang belum tersentuh teknologi sebagaimana kita di perkotaan. Adapun mereka yang telah memasuki dunia teknologi, tetapi belum memahami betul bagaimana penggunaan yang produktif. Kebanyakan hanya soal games dan media sosial yang umum. Soal program teknologi yang berkontribusi untuk pembangunan di daerah-daerah itu belum maksimal. Memudahkan dan mempercepat segala sesuatunya.
Tolong ajari saya membuat perangkat yang darinya saya bisa menghubungkan informasi harga bahan pokok kepada masyarakat di pedalaman. Setidaknya mereka tahu ternyata dinamika yang terjadi begitu kian cepat soal harga.
Tolong ajari saya membuat perangkat yang darinya saya bisa menghubungkan informasi layanan kesehatan kepada masyarakat di pedalaman, sehingga mereka tahu rumah sakit mana saja yang siap menampung rasa sakit mereka dan tidak ada lagi kejadian rumah sakit yang menelantarkan pasiennya dengan berbagai alasan.
Tolong ajari saya juga membuat perangkat yang darinya saya bisa menghubungkan informasi harga beras kepada para petani, sehingga mereka tidak lagi diombang-ambingkan dengan harga yang dikatrol para tengkulak. Setidaknya mereka merasa aman dari harga yang selalu naik-turun dan sering tidak jelas alasannya.
Tolong ajari saya juga membuat perangkat yang darinya saya bisa menghimpun data secara realtime penginformasiannya kepada pemerintah setempat tentang angka kesejahteraan masyarakat sehingga setiap santunan oleh para dermawan bisa disalurkan dengan tepat. Boleh jadi dalam bentuk modal usaha atau beasiswa pendidikan bagi anak-anak mereka yang kurang beruntung. 
Hidup harus kaya tapi sikapnya harus sederhana. Artinya, menempatkan sesuatunya pada tempat yang dibutuhkan dan diperlukan sehingga menjadi produktif tidak terbuang habis begitu saja tanpa impact. Nasehat dari mereka yang telah sukses sering berkata demikian.
Dan tolong ajari saya yang lain-lainnya pula. Sehingga masyarakat ini sedikit banyak telah terbantu dengan adanya perangkat-perangkat teknologi yang terbarukan. Berhentilah untuk selalu mengikuti rutinitas yang bukan rutinitas khas manusia Indonesia. Buang jauh-jauh untuk selalu beperilaku layaknya para artis asing dengan sikap hedonis dan materialis. Kembali, kita harus benar-benar kembali kepada semangat gotong-royong. Mengupayakan sesuatu untuk bersama-sama menjadi masyarakat yang hebat yang sejahtera. .
Saya bersyukur soal narasi yang ada ini ternyata hanya terjadi di negeri dongeng bukan negeri Indonesia. Indonesia ternyata 'lebih baik' dengan segenap prestasi perempuan-perempuan hebatnya saat ini dan juga di sejarahnya. Banggalah menjadi perempuan Indonesia.
Jadi, tolong ajari saya ya - smile emoticon 
- Pena Arial
0 notes
kasyfan1 · 8 years
Photo
Tumblr media
Berpikir Ke Depan Kata Orang Itu Visioner
Berpikir ke depan kata orang itu visioner. Banyak kalangan mengatakan jika ingin mencapai suatu hasil yang diinginkan maka berpikirlah jauh ke depan melampaui waktumu hari ini. Memang itu tidak mutlak, namun setidaknya bisa di jadikan salah satu pilihan. Berpikir menjadi salah satu aktifitas penting yang menentukan hidup seseorang akan seperti apa di masa depannya, dan itu bisa ditentukan mulai hari ini, artinya apa yang dipikirkan pada saat ini akan menentukan seseorang akan menjadi apa di masa depan. Tentu ada andil Tuhan soal hasil, kita tidak menafikan. 
Hari ini sedang melakukan apa? Ini pertanyaan sederhana tapi sarat maksud dan tujuan. Jangan-jangan kita masih melakukan sesuatu yang tidak ada manfaat atau yang tidak ada pengaruhnya sama sekali, jangka pendek maupun jangka panjang. Apa yang dilakukan seseorang hari ini akan menuai hasilnya di waktu mendatang, itu kepastian yang sampai saat ini belum ada yang berani menyanggahnya. Diperlukan kesabaran demi tercapainya sesuatu yang diinginkan, yaitu konsisten dalam berusaha karena sabar bukan sebuah kepasrahan melainkan kegigihan yang kuat untuk sebuah pencapaian. 
A : “ah kan soal direncanakan atau tidak itu relatif. ada kok yang berhasil mencapai targetnya tanpa direncanakan. Nah! Itu gimana tuh?”
B : “setiap orang di kasih Tuhan karunia berupa keajaiban hidup yang beragam. Apa iya, kita bakal harapin keajaiban yang sama datang ke kita? sedangkan kita punya nasib atau takdir yang mungkin saja berbeda. Ingat, merencanakan adalah cara agar kita mencapai keajaiban yang sama besarnya dari yang didapat oleh orang lain”
A : “tapi, banyak hlo buktinya”
B : “oke mungkin ada orang dapat satu keajaiban tanpa direncanakan sebelumnya dan tetiba datang gitu aja. Terus apa iya, kita bakal nunggu dapat keajaiban seperti orang yang kita lihat mendapatkan itu? Hidup itu misteri, kita gak bisa nunggu keajaiban yang sama datang ke kita tapi jemputlah dia. Kan setiap orang punya takdirnya masing-masing.
A : “terus gimana dong?”
B : “ya tadi itu, kita bisa menjemput keajaiban yang dibutuhkan dengan usaha yang konsisten, meskipun harus jatuh-bangun. Kadang Tuhan menciptakan keajaiban pada seseorang untuk memberikan inspirasi dan pembelajaran bahwa segala sesuatunya adalah mungkin. Agar kita tidak berputus asa pada rahmatNya. Bukankah dengan hadirnya keajaiban yang kita lihat justru membuat yang lainnya mempunyai harapan yang sama besarnya? Lalu apa yang harus dikhawatirkan lagi”
A : “oke. Jadi, rencana apa lagi yang bakal kita aktualisasi, nih ! I’m ready to plan 
Berpikir ke depan sama halnya membicarakan soal masa depan. Oleh karenanya orang yang seringkali memikirkan, membicarakan dan memvisualisasikan masa depan disebut orang yang visioner. Hidupnya penuh perencanaan yang matang. Maka tak heran sosok visioner salah satunya adalah Ir.Soekarno ketika keputusan beliau melebarkan jalan di depan balaikota dipertanyakan oleh pihak lain dan kemudian beliau menjawab dengan sangat visioner,” kalian tidak akan tahu bagaimana Jakarta di masa mendatang. Jalan ini akan banyak dipenuhi kendaraan yang lalu-lalang dan keadaannya akan jauh berbeda dengan hari ini”. Itu salah satu pemikiran yang jauh melampaui masanya, itulah salah satu keajaiban yang diberikan kepada negeri ini, yaitu menghadirkan pemimpin yang visioner untuk negeri ini. Hasil yang hebat buah dari perencanaan yang matang.
Hari ini setiap orang memasuki usia barunya, entah itu menginjak usia 17 tahun atau 26 tahun atau 35 tahun, misalnya. Tentu banyak sekali perencanaan yang gagal dan berhasil. Dari cerita yang didapat bahwa mereka yang berhasil dalam perencanaan disebabkan gigihnya untuk disiplin dalam aktualisasi. Sedangkan mereka yang gagal karena sebaliknya. Konsisten dan komitmen memang menjadi alasan kuat bagi mereka yang telah berhasil dalam mencapai target atau impiannya.
Lalu bagaimana saran untuk mereka yang sedang merencanakan sesuatu di usia produktif? Seorang visioner pasti berencana akan satu hal bahkan lebih. Dari berbagai sumber, ternyata ada hal-hal sederhana yang perlu kita jadikan pertimbangan atau sumbangan pemahaman dalam membangun kesadaran yang terkadang lupa akan kebutuhan yang seharusnya di utamakan, sebagai bagian dari berencana. 
Baik, mari bertamasya !!! 
(note : begitu biasa saya menyebutnya hal beginian yang dibawah) 
8 hal yang perlu dijadikan sumbangan pemahaman untuk kesadaran diri . . .
1. Mulai untuk berhemat. Tantangan hidup kedepan semakin sulit di prediksi, ibarat jalanan Jakarta udeh berangkat pagi tetep aja telat.
2. Tahu mana prioritas. Mempunyai pasangan halal itu perlu, cuman mbangun masa depan untuk kebahagiaan orangtua dulu juga perlu pake banget. Kan, katanya surga ada di dalam rumahmu. Oke, misal yang udah terlanjur pacaran tetep ilmu kudu, ya kudu tahu mane yang didahuluin mane yang ntaran. Mungkin juga kudu tau mana yang kudu di jaga. Nah!
3. Menabung yang serius. Urusan ini bukan cuman soal uang sebenernya, ngajarin kita buat komitmen plus konsisten. Bisa dibilang disiplin aktualisasi. Oiya jangan lupa tabungan khusus bersedekah supaya berkah kalo kata salah satu khotib mimbar sholat jumat.
4. Investasi yang dipahami. Kesannya berat, tapi bisa dimulai sama yang minimal/sederhana dan udah paham yang penting. Itung-itung belajar siapa tau jadi investor besar masa depan, siapa tau.
5. Silaturahim diperbaiki. Pertemuan yang sempat ada, dari PAUD misalnya sampai usia hari ini wajib dijaga semampunya. Jejaring itu utama. apalagi kalo mau buat bisnis selain perlu modal sama kemampuan juga perlu networking.
6. Menghilangkan gengsi. Kita udah gak berlindung dari nama besar orangtua. Yang orang mau tau itu, elu itu siapa sih? Dan bisa apa? Terus mau ngapain?
7. Romantisme masa lalu. Dulu ya dulu, sekarang kita kudu mikir dan jalanin secara mandiri mau gimana itu masa depan dibawa. Jangan kelamaan nostalgia.
8. Disiplin bangun pagi dan ibadah. Gimana mau bangun masa depan kalo bangun buat ibadah aja masih susah. Gimana mau bangun rumah tangga kalo bangun pagi aja susahnya setengah mati. Dan satu lagi ini, gimana mau promosi jabatan kalo kerja aja telatan.
Tamasya selesai !
Berpikir ke depan kata orang itu visioner. Menjadi visioner adalah aktifitas untuk melampaui waktu di masanya. Menjadi visioner juga merupakan aktifitas untuk melampaui kemampuan hari ini demi masa mendatang yang lebih hebat dan menghebatkan. Mempunyai visi itu penting dan perencanaan adalah jalan untuk mencapai itu. Meskipun ada yang tanpa perencanaan mampu mencapai visi, misalnya. Kembali lagi Itu adalah pilihan. Dalam segala hal selalu ada kewajiban memilih, namun bukan kewajiban untuk memaksa untuk memilih. 
Berpikir visioner akan mengantarkan pada keajaiban. Ini belum tentu. Berusaha keras akan melenggangkan diri pada keajaiban. Ini belum tentu. Ketentuan yang paling bisa diyakini adalah ketika sesuatu yang dibutuhkan itu datang menghampiri dan kemudian mengikhlaskan meskipun bukan yang diinginkan, itulah ketentuanNya.
Sampai pada waktu kapanpun tidak akan ada yang mampu melampaui ketentuanNya. Meski siapapun dia
Berpikir ke depan kata orang itu visioner. Tapi, menurutku tidak. Sebelum pikiran berbuah menjadi tindakan yang nyata dalam realitas. Dan bermanfaat untuk sesama.
- Pena Arial
0 notes
kasyfan1 · 8 years
Photo
Tumblr media
Ah Kan Belum Baik Nanti Aja, Nunggu
Pernah mendapatkan pesan dari sejawat atau kalangan tua ketika berbuat sesuatu, kemudian," Saya mah belum baik jadi belum pantes, nunggu aja lah."
Atau yang ini," Perbaiki diri dulu baru melangkah yang lain, diri sendiri aja belum tentu bener malah ngurusin orang lain." 
Bisa jadi yang ini," Halah nggak usah jadi pahlawan kesiangan, jauh-jauh banget mending ngaca aja dulu."
Dan beragam pesan-pesan yang dilemparkan dengan kecepatan kilat ada juga yang bak delman istimewa ku duduk di muka. Tak jarang respon yang diterima berbeda-beda namun kebanyakan menjadi self reminder yang kebablasan. Kebablasan gimana? Iya, bikin balik kanan majuuuu jalan! Akibat dipikir dan merasa malu dalam hitungan detik selepas mendapat pesan yang semacam tadi. Ada yang takut dikatakan 'sok', ada yang khawatir di cap 'superman kekinian', dan segenap cap atau label yang coba disematkan pada manusia-manusia yang berniat berbuat baik. Layaknya lampu kuning yang mulai meredup untuk berganti hijau..eh malah mati lampu, jadi bingung mau jalan apa tetep berhenti.
Jadi, untuk melihat persoalan yang sering dijumpai ini diperlukan kesabaran. Sabar bukan dalam arti mengelus dada hlo. Tapi, sabar dalam menyampaikan pesan balik dari yang didapatkan sebelumnya. Kadang kalau dalam posisi seperti ini emosional lagi muncak-muncaknya ini, langsung merasa bersalah atau justru marah. Mari kita piknik dengan contoh-contoh di kenyataan. Bahwa berbuat baik gak nunggu harus jadi baik dulu.
Piknik pertama ini kita ambil contoh, ketika melihat kebakaran yang terjadi di dekat perumahan kita. Mungkin lokasi kebakarannya berjarak selang 10 rumah, tapi apakah untuk membantu memadamkannya menunggu sampai rumah ke 5 terbakar baru kita berbuat baik untuk ikut memadamkan. "Ah kan selang air saya pendek sulit ngejangkaunya, bakal sia-sia." Ada yang berceloteh," ah sudah banyak yang membantu, adanya saya disana gak berarti apa-apa." Bahkan ada yang berucap," Wah kalo kebakaran begini saya belum ahli banget gimana cara madamin yang bener nanti malah salah-salah api nya nambah besar."
Piknik pertama ini, penuh dengan spekulasi. Belum mencoba sudah berkomentar. Belum melakukan apa-apa sudah berkesimpulan. Belum terjadi malah menjadi-jadi. Manusia memang unik. Orang-orang semacam ini berbakat menjadi peramal pengganti Ki Soko Ngendi yang beberapa tahun bertengger dalam top chart teratas peramal populer.
Kalau aja hidup harus selalu nunggu untuk bisa jadi baik maka kita gak akan pernah bisa belajar dari kebaikan itu sendiri
Piknik kedua ini kita ambil contoh, ketika kita masih kecil kemudian lambat laun mengalami pertumbuhan dan perkembangan hingga sampailah kita ingin menapaki pendidikan yang lebih tinggi. Sewaktu PAUD, kalau saja saat ambil keputusan masuk kedalamnya memilih menunggu sampai si anak mau maka mungkin sampai beberapa tahun ke depan anak ini tidak akan pernah sekolah. Sewaktu SD, kalau saja saat ambil keputusan masuk kedalamnya memilih menunggu sampai pintar membaca, menulis dan menghitung mungkin sampai beberapa tahun ke depan anak ini tidak akan pernah tau bagaimana dinamika sosial dalam lingkup sekolah. Atau saat kita mencoba belajar ritual keagamaan, Islam misalnya. Kalau saja menunggu sampai sholat yang sempurna menurut kita, mungkin sampai mati pun kita tidak pernah melakukan sholat. Khawatir salah dan tidak diterima.
Dalam berproses di kehidupan, kita hanya perlu memulai. Ya, melakukan sesuatu. Menjawab rasa penasaran yang pernah ada. Menguji korelasi antara yang di pikirkan dan yang di alami. Mencoba sesuatu untuk menemukan porsi yang ideal. Mencoba sesuatu untuk menemukan kekurangan yang menjadi kelebihan. Mencoba sesuatu untuk bisa mendekat pada kebenaran yang terdekat. Ini yang dinamakan belajar. Proses yang tidak kenal batas. Tanpa harus banyak mencari-cari alasan untuk tidak memulai. 
Kita gak bakal belajar kecuali karena mengamati juga mengalami, selebihnya hanya berujung retorika atau wacana ompong
Bukankah kita bisa karena kita mengamati dan mengalami? 
Oleh karenanya berhentilah terlalu memikirkan omongan orang lain. Dan mulailah hargai potensi diri sendiri sebelum menghargai orang selain kita. Disitulah diri kita menemukan aktualisasinya yang sejati.
Silahkan lanjutkan 'piknik' :)
- Pena Arial
0 notes
kasyfan1 · 8 years
Photo
Tumblr media
Jka Ini Ramadhan Terakhir Kita
Waktu ternyata telah bergerak begitu cepat sehingga mengantarkan Ramadhan di detik-detik terakhirnya pada tahun ini. Tentu kesan dan pesan yang di dapat begitu berlimpah. Perubahan nyatapun sudah menjadi barang tentu bagi setiap individu yang menjalankan ibadah Ramadhan dengan kesungguhan dan keikhlasan. Harapan dan doa yang terjawab di setelahnya selalu ditunggu-tunggu. Ya, segala sesuatu yang disemogakan kemudian lantas di-iya-kan. Tidak ada kabar baik yang sempurna kecuali dikabulkannya doa-doa penuh pengharapan. Tidak ada jawaban yang lebih ditunggu kecuali jawaban Tuhan atas permintaan hambaNya. 
Pertemuan demi pertemuan kian terselesaikan. Bertemu kawan lama yang sudah jarang bahkan tidak pernah terdengar kabarnya adalah satu kondisi yang merindukan bagi mereka yang menginginkan. Belum ada kenikmatan yang begitu kuat menyentuh sisi emosional sebagai manusia kecuali kembali tersambungnya silaturahim. Mengetahui bahwa kawan atau sejawat baik-baik saja dan semakin hebat menjadi kabar bahagia tersendiri. Belum lagi bertemu dengan rekan-rekan seperjuangan tidak lain untuk menguatkan semangat persaudaraan semakin mantap. Ya, Ramadhan selalu berhasil menciptakan momentum dan itu disambut dengan sigapnya oleh mereka yang membutuhkan.
Setiap perjumpaan selalu ada perpisahan. Hidup adalah kurun waktu atau siklus. Silih berganti namun tidak sepenuhnya 100% melainkan hanya masuk dalam tahapan baru dengan perlakuan yang berbeda. Menilai sesuatu memang tidak bisa mutlak 100% begitu juga terhadap Ramadhan. Di bulan ini pun ternyata masih ditemukan sosok da'i dadakan yang mencibir perubahan yang dilakukan kebanyakan orang karena menghargai bulan suci ini dengan belajar menutup aurat misalnya. Atau membawa kitab suci untuk dibaca di sela-sela waktu yang tersedia. Mengherankan tapi begitulah keadaan yang ada, dan memang benar penciptaan paling sulit adalah ketika menciptakan keadaan yang saling mendukung. Dikatakan sulit karena terlalu banyak topeng dan siluman, mendukung yang tidak sepenuh hati. Kaum munafik memang kaum yang paling berbahaya, negeri ini saja dalam sejarahnya selalu di uji dengan kaum munafik yang berusaha menggagalkan kemerdekaan.
Di detik terakhir Ramadhan ijinkan sesama umat muslim saling berucap,” aku mencintai kalian semua karena Allah. Ana uhibbukum fillah. Karena Islam ajarkan cinta dan kasih sayang.
Jika ini Ramadhan terakhir bagi kita. Tidak cukupkah kenikmatan yang sudah didapat sampai dengan hari ini?Lalu kemudian masih ada sifat-sifat iri, dengki atau ketidaksukaan terhadap nikmat-nikmat baru yang didapati oleh orang lain.
Jika ini Ramadhan terakhir bagi kita.Masih kurangkah kebahagiaan yang diberikan Tuhan dengan segala keragamannya? Atau boleh jadi justru gelap mata telah menyulitkan dalam membaca apa yang Tuhan berikan.
Jika ini Ramadhan terakhir bagi kita.Tidak kah disadari bahwa telah banyak sejak dalam buaian hingga usia hari ini, jutaan doa terkabulkan atas kesesuaian kebutuhan? Jangan-jangan lupa yang mulai berkarat dalam pikiran membuat pemahaman bahwa tidak merasa telah ada yang terkabul, berbahaya.
Dan jika ini Ramadhan terakhir bagi kita.
Cukuplah kemarin untuk tidak saling mendukung dan esok hari mulai bangunlah tindakan yang saling menguatkan.
Cukuplah kemarin untuk mencibir karena masih banyak aktifitas yang lebih membahagiakan selain itu. Lihatlah mereka yang disekitar atau disekeliling dengan mata kasih-sayang, meskipun berbeda. Doakan kelak bersama-sama menjadi manusia terbaik di mata Tuhan.
Dan jika ini Ramadhan terakhir bagi kita
Cukuplah Allah sebagai pelindung dan penolong
Sebab Allah mencintai hambaNya yang berbuat baik
Sebab Allah mencintai hambaNya yang berbuat sabar
Sebab Allah mencintai hambaNya yang berusaha lagi tidak berputus asa
- Pena Arial
0 notes
kasyfan1 · 8 years
Text
You Can Always Come Back Home, Begitu Kiranya
Seorang anak muda apalagi lelaki, merantau adalah kewajiban. Kenapa bisa dikatakan demikian? Ya di posisi merantaulah seorang anak muda akan menemukan beragam surprise tanggungjawab yang sebelumnya belum ia sadari. Perlahan tapi pasti kemandirian yang sebelumnya masih setengah matang kini menjelang matang sempurna, ibarat memasak telur mata sapi di atas wajan dan siap dihidangkan. Keberanian senantiasa terpupuk dengan baik dimana tantangan demi tantangan silih berganti berdatangan seolah ingin menguji sejauh mana pencapaian, sungguh menarik. Belum lagi rekayasa positif soal interaksi sosial yang dikemas sedemikian rupa agar keberhasilan adaptasi benar-benar terjadi. Tidak luput dinamika tawa-canda berganti pada duka-prihatin atas kondisi yang kadang tidak disangka-sangka, entah itu kehilangan barang atau kekecewaan terhadap satu lingkungan bahwa tidak semua bisa kita percaya. 
Kerja keras yang tidak pernah bisa lepas untuk bisa menghadiahkan kabar gembira di saat pelepasan wisuda dan setelahnya menjadi harapan yang diusahakan dengan giat. Agar tidak ada kekecewaan yang muncul atas sikap mengambil jalan untuk merantau. Semarang misalnya, memang bukan tempat yang sangat jauh tetapi juga bukan tempat yang paling dekat dari Jakarta. Tapi, yang pasti adalah sejauh kita bepergian untuk suatu cita-cita yang mulia, kembali ke rumah atau tanah kelahiran memang hal yang begitu ditunggu-tunggu. Kita sering mengartikan pulang ke rumah adalah perbaikan gizi atau recharge semangat yang sempat hilang. Memang begitu hebatnya keluarga dalam memberikan dorongan yang positif untuk kemajuan. Seperti goku dalam serial kartun dragon ball yang berubah menjadi super saiya, seperti itulah kira-kira imajinasi soal semangat yang diperoleh setelah pulang dari rumah. Belum lagi nasehat tetangga saat kita akan kembali ke perantauan menjadi sesuatu yang tidak bisa dilupakan, disana terselip doa yang tulus. Dan wajah senyum dari mereka (orangtua) yang menaruh harapan besar bahwa kita wajib membawa perubahan bagi diri sendiri terutama dan bagi tanah kelahiran. Jangan lupa kembali ke tanah kelahiran dan buat perubahan nyata.
Ada lagu dari seorang Jason Mraz berjudul 93 Million Miles yang cukup bisa mewakili semangat para perantau, berikut penggalan liriknya :
...
Oh my beautiful mother,
She told me
"Son in life you're gonna go far,If you do it right you'll love where you are.Just know that wherever you go,You can always come home"
240 thousand miles from the moon
You've come a long way to belong here, to share this view of the night, a glorious night, over the horizon is another bright sky
Oh, my my how beautiful, oh my irrefutable father,
He told me
"Son sometimes it may seem dark,But the absence of the light is a necessary part. Just know, no you're never alone,You can always come back home
...
Ya sejauh apapun kita merantau atau sedekat apapun tempat merantau, ingatlah bahwa kita selalu bisa pulang ke rumah untuk mendengarkan cerita-cerita baru, untuk mengamini setiap doa-doa yang dipanjatkan, dan untuk keabadian cinta di dalam keluarga kecil yang ketulusannya belum ada yang mengalahkan. Keluarga tempat bernaung. Dan tanah kelahiran tempat dimana sejarah itu dimulai.
Dalam keluarga ada sesuatu yang tidak didapatkan dari kemewahan yang diciptakan dunia luar. Kesederhanaan dan kebersamaan yang sejati itu ada dalam rumah. Karena itulah kita tidak pernah merasa sendiri.
- Pena Arial
0 notes
kasyfan1 · 8 years
Text
K3 Adalah Kemanusiaan, Tapi
Keberadaan K3 dalam negeri cukup memberikan angin positif bagi kemanusiaan. Betapa tidak angka kecelakaan kerja yang tinggi dan tidak jarang berujung hilangnya nyawa para pekerja, awalnya belum menjadi prioritas bagi korporasi yang ada waktu itu. Tapi, kali ini cukup mendapat perhatian pemerintah. Nyawa seolah dibayar cukup dengan uang santunan sekian juta atau pesangon yang jumlahnya jika dihitung tentu tidak akan bisa memastikan keberlangsungan hidup keluarga yang ditinggalkan. Kehilangan anggota tubuh akibat kecelakaan kerja berakhir pada keterbatasan aktifitas dan terdengar kabar karena korporasi merasa butuh percepatan akhirnya di putuslah hubungan kerja pada kalangan yang memiliki keterbatasan tadi. Belum lagi kasus mempekerjakan kaum wanita, beberapa waktu lalu tersiar kabar pekerja wanita tidak dipulangkan 2 hari oleh tempat dimana ia bekerja. Hanya karena perusahaan ingin mencapai target produksi sesuai permintaan buyers. 
K3 benar-benar menjaga nilai kemanusiaan untuk eksis tidak sekadar aturan tertulis atau ceramah apel pagi yang sering disampaikan para petinggi kepada para pekerjanya. K3 yang awalnya hanya disebut sebagai kebijakan pemborosan dan mahal. Jika dimengerti K3 merupakan bagian pencegahan yang menguntungkan perushaan. Bapak Dr. Ir. Waluyo selaku ketua DK3N mengibaratkan K3 layaknya gosok gigi pada pagi hari dan itu adalah upaya menjaga kesehatan yang tidak pernah dianggap sebagai beban dan berbiaya tinggi. Pelaksanaan K3 itu murah jika dibandingkan dengan akibat ketika K3 tidak dijalankan, seperti kebakaran atau aksi mogok pekerja akibat perusahaan yang terkesan tidak memikirkan kesejahteraan mereka.
Data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan, pada tahun 2015 lalu terjadi 105.182 kasus kecelakaan kerja. Dari jumlah kecelakaan kerja itu korban yang meninggal dunia ada 2.375 orang. Memang dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, angka kecelakaan kerja itu mengalami penurunan. Tapi, bagaimana pun ini masih terbilang tinggi. Harga nyawa tak ternilai maka angka zero accident harus benar-benar diupayakan secara serius. Meniadakan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja adalah prinsip utama daripada kehadiran K3 ditengah-tengah kebijakan perusahaan. Meskipun begitu adanya penurunan ini wajib di apresiasi, ini tanda kemanusiaan yang menjadi semangat K3 telah hidup. Jangan sampai demi uang, nyawa manusia menjadi korban. Kehidupan adalah soal keseimbangan (balance).
66% tingkat pendidikan di Indonesia masih terbatas pada tataran SD hingga SMA/SMK. Fakta ini mengantarkan kesimpulan bahwa mereka akan banyak mengisi sektor buruh pabrik, contoh buruh pabrik bidang manufaktur. Mereka akan banyak terserap di pabrik padat karya yang mempekerjakan banyak tenaga kerja. Meskipun, tidak mustahil dari persentase yang ada tadi ada yang mengambil jalan menjadi seorang pedagang atau wirausaha. 
Dengan tingkat pendidikan yang mayoritas seperti ini bukan tidak mungkin praktik 'penipuan' khas kerah putih kepada buruh terjadi. Hal ini disebabkan batasan pemahaman tentang beragam persoalan yang menyangkut pekerjaannya tidak dipahami dengan seksama, keterbatasan ilmu. Disinilah perusahaan wajib memberikan pencerdasan melalui K3 salah satunya. Tentang bagaimana potensi bahaya yang ada. Dan daerah mana saja yang harus hati-hati dalam aktifitas kerja. Indonesia seringkali mempunyai kebiasaan, perilaku hati-hati dan waspada akan berlaku ketika telah timbul korban setelah itu baru segalanya ditertibkan dengan pengawasan yang ditingkatkan. Kebiasaan ini sudah tidak lagi relevan dengan zaman yang semakin modern dan tentu dengan kemajuan ini akan memunculkan masalah-masalah baru. Kita perlu komitmen kuat untuk segala upaya preventif yang pastinya harus didukung penuh oleh seluruh stakeholder untuk kemanusiaan, namun juga tidak melupakan produktivitas yang harus ditingkatkan.
Kepedulian K3 akan kemanusiaan itulah yang banyak disebut mengapa K3 adalah salah satu pekerjaan mulia. Melihat para pekerja pulang selamat dan sehat setibanya di rumah bertemu keluarga tanpa kekurangan sesuatu apapun. Di ruang-ruang tengah keluarga mereka masih bisa berbagi senyum dan kebahagiaan. Membicarakan cita-cita besar keluarga kecilnya sembari mengucap amin bersama sebagai penutup menjelang istirahat malamnya dari aktifitas seharian. 
Lagi, karena ada hak-hak manusia yang harus dipenuhi. Dan setiap manusia butuh eksistensinya terutama dalam keluarga kecilnya.
- Pena Arial‎
0 notes