Tumgik
merengkuhbiru · 3 years
Text
Tumblr media Tumblr media
Sekarang, aku benar-benar sendirian, tanpa membawa peta jalan.
Aku hanya ingin pulang. Namun, aku tidak tahu jalan dan tidak punya persinggahan.
Aku hanya ingin menemukan tempat aman. Bukan hanya untuk meneduhkan kemarau di kepala, menghalau awan mendung di jiwa, dan menutupi genangan di pelupuk mata, namun juga mendapatkan pelukan—untuk tahu bahwa aku masih layak mendapatkannya.
Tapi, aku harus ke mana?
Adakah yang bisa menuntunku ke sana?
Adakah yang mengenal pemilik rumahnya?
—merengkuhbiru
instagram
30 notes · View notes
merengkuhbiru · 3 years
Text
Tumblr media Tumblr media
Percuma saja jika ia menggandeng tanganmu dan berjalan searah denganmu, namun sebagian hatinya masih tertinggal di masa lalu, ruang ingatannya masih terkunci pada kilasan kenangan bersama orang lain di hari itu, kakinya mungkin masih berat untuk melangkah lebih jauh denganmu, dan tangannya meragu untuk menulis kisah baru. Jadi, aku hanya ingin mengingatkan, pastikan sekali lagi sebelum langkahmu lebih jauh dari saat ini.
Karena percuma saja jika kau hanya bisa merengkuh raga, namun hatinya tertinggal di rumah lama.
—merengkuhbiru
11 notes · View notes
merengkuhbiru · 3 years
Text
Tumblr media Tumblr media
Selamat atas umur yang berimbuh.
Percayalah, penat-penat akan segera luruh, jiwamu akan kembali teduh, isi kepalamu tak lagi penuh, satu per satu lukamu akan terbunuh, dan hatimu akan berangsur utuh.
—merengkuhbiru
12 notes · View notes
merengkuhbiru · 3 years
Text
Tumblr media Tumblr media
Ketika segalanya benar-benar selesai, baru kusadari bahwa dunia ini tengah berlari, dan waktu yang sudah kubiarkan sia-sia tak lagi bisa kugenggam kembali.
—merengkuhbiru
14 notes · View notes
merengkuhbiru · 3 years
Text
Tumblr media Tumblr media
Kelak, jika kita benar-benar nyata, aku tahu mungkin saja kisahnya akan fana. Jadi, biarkan aku melahirkan puisi-puisi untuk mengabadikan kisah kita yang tidak selamanya.
—merengkuhbiru
6 notes · View notes
merengkuhbiru · 3 years
Text
Tumblr media Tumblr media
Aku tak pandai berenang, namun jika aku harus mengarungi belantara samudera untuk tetap berada di sampingmu, aku rela tenggelam hingga ke dasarnya. Asal bisa bersamamu selamanya.
Sebab tanpamu, pagiku menjelma gulita
Sebab tanpamu, soreku begitu hampa
Sebab tanpamu, puisiku tak bernyawa
—merengkuhbiru
6 notes · View notes
merengkuhbiru · 3 years
Text
Tumblr media Tumblr media
Kali ini, yang menyapa soreku gerimis. Seketika terputar kembali kisah yang terbilang manis, namun sayangnya berakhir miris. Sesekali aku hanya meringis, menahan isak tangis.
—merengkuhbiru
9 notes · View notes
merengkuhbiru · 3 years
Text
Tumblr media Tumblr media
Memperjuangkanmu itu seperti tengah berjalan di halaman luas penuh ranjau—maksudku, tidak akan mudah memilih jalan untuk terhindar dari banyak hal yang bisa melukaiku.
—merengkuhbiru
9 notes · View notes
merengkuhbiru · 3 years
Text
Tumblr media Tumblr media
Ketika kau jatuh cinta, itu artinya kau sudah membuka salah satu pintu di antara dua. Pintu-pintu penuh rahasia dan kau tak pernah bisa menebak di pintu mana ada patah atau bahagia, tetapi saat sudah memilih, kau harus menerima dan menjalaninya di sana.
—merengkuhbiru
4 notes · View notes
merengkuhbiru · 3 years
Text
Tumblr media Tumblr media
Seseorang pernah mengajariku untuk jangan mudah percaya dan aku selalu mengamalkannya. Nahasnya, aku baru paham sekarang pesan metaforisnya waktu itu, yang coba ia sampaikan itu ialah pertanda ; bahwa ia juga yang akan meluluhlantakkan benteng kepercayaan yang sudah kubangun tanpa ragu untuknya.
—merengkuhbiru
8 notes · View notes
merengkuhbiru · 3 years
Text
Tumblr media Tumblr media
Rembulan yang sedang bersemayam di singgahsananya, bak ikut bahagia saat meneropong sanggar hati milikku yang lebih bernuansa selagi bercengkrama dengan raganya.
Namun, rasanya belum lama. Tapi denting waktu menegur tiba-tiba, bahwa sudah waktunya putar arah dan kembali ke masing-masing graha.
—merengkuhbiru
6 notes · View notes