Tumgik
#@Rahwana
philoursmars · 2 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Retour à mon projet de présenter la plupart de mes 53880 photos (nouveau compte approximatif !)
2014. Marseille au printemps. A la Maison de l’Artisanat et des Métiers d’Art (la MAMA, désormais disparue hélas) il y eut une expo “Marionnettes et Théâtres d’Ombres d’Asie”.
- les 2 premières : Indramayu, Nord  de Java
- Hanuman - Bogor, Java
- Rahwana, roi-démon de Lanka - Bandung, Java
- Antareja, un des  Pandawas, entre Sita Kentek Kelir et Rahwana - Bandung, Java
- Buta Cakil et autres personnages du Ramayana - Java
- couple royal du Jenggala ; Vijaya et son épouse - Cirebon, Java
11 notes · View notes
bangkitba · 5 months
Text
Sudahkah kau mencintaiku hari ini?
0 notes
gizantara · 9 months
Text
Akselerasi
"Menurut kamu kenapa?"
"Kenapa? Apanya yang kenapa?"
"Pertanyaan yang sering berulang di kepalamu. Sama seperti pertanyaan Rahwana kepada Tuhan tentang Sinta."
"Tuhan, kalau dia tidak pernah untukku, kenapa Engkau bangun megah perasaan ini?"
"Iya. Menurut kamu kenapa?"
"Aku gak akan sebingung ini kalau tahu jawabannya."
"Sebagian orang datang ke hidup kamu untuk belajar. Entah dia yang belajar, entah kamu yang belajar. Barangkali menurut Tuhan, ada jenis-jenis pembelajaran tertentu yang harus pakai cinta untuk dapat dipahami. Jadi proses belajar tersebut bisa terakselerasi. Aku setuju dengan apa yang Cania bilang soal Sabda, bahwa love is super useful as learning booster."
"Kalau gitu, bisakah proses akselerasi ini berlangsung selamanya?"
"Jawaban mutlaknya, Tuhan yang tahu. Jawaban oportunisnya, ada kemungkinan kita nggak bertakdir. Jawaban agamisnya, sekarang bukan kondisi yang pantas bagi satu sama lain untuk belajar dengan cinta. Jawaban teknisnya, seperti kata Zarry Hendrik, bahwa ada beberapa hubungan yang selesai karena salah satunya kurang sabar menunggu yang lainnya belajar."
"Karena sifat mencintai itu tidak memaksa, aku akan menghargai keputusanmu. Pada akhirnya ini bukan lagi tentang kamu yang mungkin gak sabar atau aku yang mungkin lamban belajar. Ini bukan salah siapapun."
"Jadi tolong jangan salahkan dirimu. Dan terima kasih, pengalaman belajarnya yang seru dan berkesan. Aku paling suka bagaimana denganmu aku berhasil mengenali jenis-jenis emosi baru dan meletakkannya pada tempatnya dengan porsi yang sesuai. Itu bekal berharga buatku. Bagian mana yang jadi favoritmu?"
"Tidak ada hal lain selain kamu mengajariku melakukan perjalanan mengenal diri sendiri. Itu langkah awal untuk menyayangi diriku sendiri, kan?"
"Yup. Selamat melanjutkan pembelajaran masing-masing! Tugasku menemanimu sudah selesai, semoga kita bisa mencapai versi terbaik diri kita di hadapan Tuhan kita."
Dan mereka pun berlalu bersama ketetapan Allah atas mereka. Kiranya sampai di sini, mudah-mudahan Allah ampuni yang lalu dan berkahi langkah mereka di kemudian hari oleh sebab patuh dan sabar.
— Giza dan sebuah usaha menjawab pertanyaan seseorang dalam story-nya
92 notes · View notes
kiai-cosmos · 4 months
Text
Kekalahan Rahwana dalam epos Ramayana dan kekalahan Ekalaya dalam epos Mahabarata memiliki kesamaan yang hampir mirip.
Rahwana yang terkenal sakti, seluruh dunia tidak bisa menandingi itu, akhirnya kalah karena ia di panah oleh SriRama dari arah belakang.
Ekalaya yang terkenal terbaik dalam hal memanah, bahkan Arjuna pun tak bisa menandinginya dan pernah dikalahkannya dengan satu jurus, akhirnya kalah dan wafat karena bertarung dengan Arjuna yang mana sebelumnya telah di sabotase oleh Krisna yang menyamar menjadi patungnya Drona, yang menyuruh si Ekalaya untuk bersedia memotong ibu jari Ekalaya, sehingga pertarungan mereka berdua di Baratayudha tidak lagi seimbang.
Disinilah letak, sisi gelap orang atau tokoh yang dikenal baik dan suci itu. 🌻
18 notes · View notes
by-u · 1 year
Text
"Tuhan, bila cintaku pada Sinta terlarang, mengapa kau bangun megah perasaan ini dalam sukmaku?." — Rahwana.
17 notes · View notes
tutututula · 2 years
Text
Curhat cukup panjang
Agak ingin merayakan kalau akhirnya berhasil menamatkan buku ke tiga tahun ini. Hore! Soalnya sejak pertengahan kuliah, saya sudah tidak bisa baca buku se-leluasa itu. Fokus saya teralihkan ke serial-serial tv yang juga tidak kalah bagus ceritanya dan tentu saja kewajiban untuk belajar cari nafkah.
Kali ini saya tergelitik sesuatu. Bukan tergelitik karena hal ini fenomenal, tapi karena ini merupakan akumulasi dari hal-hal kecil lainnya yang menggelitik sejak jauh hari, kebetulan benang merahnya sama.
Dimulai dari fakta ringan kalau dulu ketika kecil saya selalu menulis cita-cita saya sebagai penulis novel. tepatnya, penulis fiksi. atau penulis cerita. Sebenarnya bisa saya ceritakan juga kenapa saya kecil bercita-cita seperti itu, tapi nanti kepanjangan. Singkatnya saya yang tumbuh dewasa menyadari kalau menulis itu butuh bakat dan latihan, sama seperti kemampuan-kemampuan lainnya, juga ilmu menulis tidak bisa pukul rata atau palu gada.
Misalnya kamu jago menulis puisi, belum tentu bisa menulis cerita. Kamu bisa menulis cerita, belum tentu bisa menulis essai. Kamu pandai menulis essai, belum tentu bisa menulis copy. Tapi kalau memang tidak bisa menulis semuanya, bukankah memang itu artinya tidak berbakat? Pikirku dulu ketika awal bekerja. Singkatnya, saya merasa tulisan saya biasa saja. Cenderung banyak yang perlu diperbaiki. Ketika ikut workshop, ada nasihat yang saya ingat: "editor akan malas membaca tulisan yang tidak rapi, jadi percuma bila menarik tapi tidak baik kaidah penulisannya”, saya jadi semakin ragu dengan kemampuan saya.
Walaupun berada di posisi belum ingin menyerah tapi juga tidak lanjut berjuang, saya masih suka membaca. Kali ini mencoba bentuk yang lebih modern, agar (saran dari teman) saya bisa melihat bahwa banyak juga teman-teman satu level yang juga sedang belajar menulis. Banyak tulisan yang tidak enak dibaca atau bahkan menarik bisa masuk ke artikel daring. Tapi mereka memang punya isi. Ibaratnya seperti belajar makan gado-gado gerobak ketika kamu terbiasa makan salad restoran yang mengikuti kurs dolar. Sama-sama sayur.
Isi dari tulisan jadi penting karena saya terganggu dengan beberapa kisah dari 'budayawan' Indonesia yang membuat fanfiction dari kisah perwayangan. Memang sepertinya sedang trend, membuat kisah alternatif dari kisah-kisah masa lalu. Terutama bila kisah saklek masa lalu diubah sudut pandangnya dari kacamata perempuan. Misal Medusa yang dikisahkan sebagai monster jahat, setelah ditelaah oleh pakar adalah penyintas yang sempat diperkosa salah satu tuhan dari Olympus sana. Sementara di Indonesia, muncul kisah 'alternatif' dimana Shinta dari kisah Ramayana dikisahkan menyukai Rahwana karena sesungguhnya ia hanya pria jatuh cinta dengan tulus dan tidak pernah menyakiti Shinta.
Kisah ini tidak populer tentunya, tapi bagaimanapun saya bisa melihat kalau ada beberapa orang yang aktif di ranah 'budaya' menyukai ide ini. Mereka lupa meskipun Rahwana tidak pernah menyentuh Shinta, menculik orang bukanlah bentuk kasih sayang. Setidaknya bukan saya. Mengurung paksa satu hari pun, bisa membuat saya dendam, meskipun dikurung dalam istana. Hingga kini saya bingung, apa tidak ada wanita di sekitar mereka yang menjelaskan betapa perempuan tidak butuh cinta hanya dari aksi melayani, tapi juga memberikan kebebasan.
Kisah alternatif diatas adalah salah satu alasan saya menulis ini, tapi ini cerita lama yang akhirnya saya pendam sendiri. Terlalu buang tenaga untuk menyuarakan ketidaksetujuan saya pada karya fiksi di sosial media. Namun alasan saya mengeluarkan uneg-uneg di tumblr setelah sekian lama tidak saya buka, sebenarnya karena saya sedang bekerja dengan teman-teman yang lebih pandai menulis. Satu lebih tua, lulusan sekolah di Amerika yang jelas lebih piawai dalam berbahasa seni. Satu lagi lebih muda dan pintar. Tentunya bukannya saya rendah diri, tapi teman saya yang muda ini seakan-akan menjadi contoh bagaimana jika saya yang muda tidak terhambat oleh gangguan mental yang saya abaikan saat itu: jalanmu di karir akan lebih mulus.
Tentu berkat teman dekat saya, saya mengerti bahwa ini bukan masalah besar. Hingga kemarin, ketika suatu hari teman saya dikirimi oleh seorang seniman senior sebuah tulisan panggung yang berisi cerita (lagi-lagi) tentang kisah alternatif wayang Ramayana. Dimana kali ini kisahnya Rama adalah seorang penyuka lelaki dan Shinta hendak membalas dendam karena merasa dimanfaatkan. Ceritanya menarik untuk diperdebatkan, karena memang unik, seperti kisah-kisah fanfiction pada umumnya (misalnya fanfiction Sherlock Holmes yang punya hubungan dengan Irene Adler, padahal di tulisan aslinya tidak).
Hanya saja, ketika saya membaca tulisan dari si seniman senior ini, ego saya protes. Tulisannya jelek dan terburu-buru, seperti tulisan kawan-kawan amatir yang tidak punya nama. Saya jadi berpikir, sepertinya dia ingin meminta bantuan teman saya yang pintar menulis ini menjadi editornya secara cuma-cuma. Tapi mungkin juga, saya lagi sirik saja dengan orang-orang yang sudah memiliki prestasi dan pengikut budaya tapi tata cara berpikirnya berbeda dengan saya.
9 notes · View notes
ridwanltd25 · 2 years
Text
Mencintai Adalah Takdir
Pada dasarnya, setiap manusia diciptakan sebagai mahluk sosial. Menurut Aristoteles, manusia  dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi satu sama lain. Alhasil, manusia membutuhkan lingkungan sosial untuk kelangsungan kehidupannya. 
selain itu,  manusia tercipta sebagai mahluk yang memiliki perasaaan. hal tersebut dapat berupa sedih, senang, gelisah, takut, bahagia, dan lain sebagainya.Kemudian perasaan tersebut terwujud melalui tindakan yang dinamakan empati. perwujudan tersebut yang kemudian dapat menjadi bukti bahwa manusia adalah mahluk sosial. 
Berbicara terkait perasaan, ada hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Itulah yang menurut banyak orang dinamakan cinta. Cinta adalah sebuah perasaan yang bersifat general yang artinya dapat dimiliki oleh semua orang tanpa terkecuali. Cinta dapat bersifat abstrak, karena tidak bisa digambarkan dengan kata-kata, ataupun gerakan. Meskipun sebenarnya cinta itu dapat terdefinisikan, namun dengan gerakan atau kata-kata belum tentu dinamakan cinta. 
Namun ada satu yang menarik tentang persoalan cinta. Yups, ada referensi kisah persoalan cinta yang menarik, yaitu Sinta dan Rahwana. kisah ini dinilai menarik karena berkaitan dengan perasaan cinta yang diakhiri dengan rasa keikhlasan. Cerita itu bermula dari kisah Rahwana yang menculik Sinta di tengah hutan ketika Sinta dalam melakukan perjalanan dari Kerajaan Ayodya setelah melakukan pernikahan dengan Ramawijaya. Dalam pernikahan tersebut, Rama dan Sinta diharuskan untuk mengungsi ke daerah hutan karena permintaan dari Dewi Kekayi (Ibu Tiri Ramawijaya), untuk menuntut janji Raja Dasarata menjadikan putranya sebagai raja kerajaan Ayodya. 
Permintaan tersebut akhirnya dikabulkan dan kedua pasangan dengan ditemani adiknya (Leksmana) melaksanakan perjalanan ke daerah hutan yang jauh dari Kerajaan Ayodya. Dalam perjalanan, Sinta tertarik pada seekor kijang. Sinta pun meminta Rama untuk mendapatkan Kijang tersebut dan akhirnya Rama menuruti. Setelah Rama pergi untuk menangkap kijang tersebut, ditinggalah Dewi Sinta bersama adik dari Rama yaitu Leksmana.
Namun dengan kelicikan Rahwana, akhirnya berhasil menculik Dewi Sinta. Ditambah dengan lepasnya pengawasan Dewi Sinta dari Leksmana yang sudah diberikan amanah oleh Rama untuk menjaga pasangan hidupnya tersebut, maka dengan mudah Rahwana melakukan penculikan.
Dewi Sinta kemudian dibawa oleh Rahwana di Taman Argasoka. Disitu Rahwana memiliki perasaan cinta kepada Dewi Sinta karena memiliki kecantikan yang tiada tara bagi Rahwana. Namun dengan kepercayaan hati dari Dewi Sinta untuk memilih Rama,maka ia menolak permintaan dari Rahwana untuk menjadikannya sebagai kekasih. Dari situ muncul adanya perlakuan yang mengakibatkan merenggutnya kesucian Dewi Sinta dari Rahwana, namun ternyata tidak ditemukan perlakuan itu dari Rahwana.
Akhirnya Rahwana berhasil ditumpas oleh pasukan Ramawijaya untuk menjemput Dewi Sinta. Akhirnya kedua insan manusia itu kembali dipersatukan. Dari kisah itu, ada suatu nilai yang tidak bisa dihilangkan yaitu keikhlasan Rahwana. Pernyataan rasa cinta dari Rahwana yang ternyata belum mampu untuk memikat hati Dewi Sinta dapat terbalaskan dengan rasa ksatria nya kepada Sinta bahwasanya apabila ia kalah perang melawan Rama maka ia bersedia mengembalikan Sinta kepada Rama. Cintanya terlalu tulus kepada istri penguasa negeri Ayodya tersebut telah merubah kesan bahwa sang raksasa juga memiliki perasaan cinta kepada mahluk indah yang diciptakan Tuhan meskipun banyak penggambaran bahwa raksasa hanyalah penuh dengan antagonis.
Dari situ, muncul sebuah pelajaran baru bahwa Menikah itu Nasib, Mencintai itu Takdir.
Kenapa?
Kau bisa berencana menikahi siapa saja , namun kau tak bisa berencana cintamu untuk siapa.
18 notes · View notes
sirkusrasa · 2 years
Text
Seisi semesta berevolusi, berotasi. Itu kenapa kita harus mengganti kalender sesekali. Itu kenapa waktu seringkali lebih bijak daripada manusia. Itu kenapa waktu seringkali menjadi remeh di mata manusia.
Setahu saya, seisi semesta berevolusi dan berotasi, bergerak mencapai ini dan itu.
Hanya saja, Tuan. Hanya saja, setahu saya, perasaan ini tak pernah lagi bekerja dengan cara yang sama seperti yang semesta lakukan.
Saya pernah mencintai Tuan lain. Bertahun-tahun. Seakan kalender itu bukan apa-apa.
Tuan, tapi bagaimana mungkin saya lupa? Bagaimana mungkin perasaan yang dahulu mati-matian membuat saya tiba-tiba tersenyum di tengah rotan berduri besi itu tiba-tiba lenyap cuma karena kamu? Revolusi dan rotasi yang tiga tahun berhenti itu … tiba-tiba mulai bergerak. Tiba-tiba saja saya mengenal hari. Tiba-tiba saja saya mengenal tanggal. Tiba-tiba kalender di rumah saya menjadi berarti.
Tuanku manis, tapi sayang seribu sayang, kalender punya saya tidak sama dengan punyamu. Revolusi saya melawan pada arah yang semesta perkenalkan. Saya berjalan pada arah yang berlawanan, memberi sebuah kesimpulan bahwa perasaan ini tidak seharusnya saya biarkan tumbuh. Saya tidak seharusnya memelihara serangkaian perasaan ini, karena buat apa? Nanti kalau semesta saya kiamat, nanti kalau planet saya runtuh, nanti kalau bintang-bintang di dalam semesta saya bertubrukan satu sama lain, kamu tidak akan mampu memperbaikinya.
Perasaan ini tidak seharusnya dibiarkan memenuhi permukaan hati saya seperti ilalang, atau bahkan fungi yang tak mengenali tubuhnya sendiri.
Revolusi saya amburadul karena kamu. Rotasi saya dipercepat, tapi justru ingin saya perlambat.
Kamu harus tahu Tuanku manis, kamu harus tahu senyummu yang menggemaskan sedunia itu mampu mempercepat dan meringankan langkah saya.
Kita memang tidak menyandang kata 'kita' sebagaimana saya mengharapkannya. Saya tahu kamu menyayangi kekasihmu sebagaimana bulan kepada bumi. Sempurna setiamu, tapi bagaimana jika setiaku seperti ikatan bima sakti? Setia yang saya bawa kepadamu ini lebih erat dari gravitasi antara matahari dan planet-planet yang mengitarinya.
Saya mengagumi Rahwana selama ini, tapi kali ini tak ingin jadi Rahwana. Kalau memang Tuanku senang dengan Shinta yang bahkan belum sempat saya kenal, biarlah begitu. Biarlah Rahwana berbahagia untukmu.
Tuanku yang menggemaskan, izinkan saya memeliharanya. Perasaan ini … yang bahkan tidak tahu harus saya bawa kemana.
Tuanku sayang, mari tertawa lagi besok, mari bercerita.
Mari tidak pernah menyelesaikan cerita ini. Sebab kalaupun semesta saya runtuh, sebab kalaupun suatu saat semesta saya kiamat karena kamu, saya tahu gemasmu tidak akan membuat saya menyesal.
Kalau nanti semesta yang saya bawa di dalam diri saya mati, tidak apa-apa. Asalkan gemas dan manismu yang cuma ada satu di dunia itu, setidaknya pernah satu kali saya membelainya dalam kasih sayang. Setidaknya nanti jika semesta saya mati, ada yang bisa saya pamerkan pada bumi.
Sebab bumi, pangeranmu yang satu itu pernah saya belai dalam kasih sayang yang tidak akan pernah bisa kamu berikan.
-Desember 2022
2 notes · View notes
ao3feed-jjk · 16 days
Text
Renegade (Sequel of 1944)
by vorfreudante Toji Fushiguro x Aristocrat Fem! Reader NSFW 21+ Sequel of 1944 — "Jangan jatuh cinta padaku." Titah sang Rahwana. Tapi si putri meneer malah ingin akhir bahagia bersamanya. Bisakah kau menentukan takdir? Atau justru kehancuran yang akan kalian hadapi? Words: 16519, Chapters: 3/3, Language: Bahasa Indonesia Fandoms: 呪術廻戦 | Jujutsu Kaisen (Manga), 呪術廻戦 | Jujutsu Kaisen (Anime) Rating: Explicit Warnings: Creator Chose Not To Use Archive Warnings Categories: F/M Characters: Fushiguro Toji Relationships: Fushiguro Toji & Reader, Fushiguro Toji & You Additional Tags: Historical, Angst, Smut via https://ift.tt/n8ze0Aq
0 notes
philoursmars · 2 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Retour à mon projet de présenter la plupart de mes 53880 photos (nouveau compte approximatif !)
2014. Marseille au printemps. A la Maison de l’Artisanat et des Métiers d’Art (la MAMA, désormais disparue hélas) il y eut une expo “Marionnettes et Théâtres d’Ombres d’Asie”.
- les 3 premières : Solo, Java
-  Grands Cuirs - Cambodge et Thaïlande
- les 3 suivantes : Shaanxi, Chine
- Rahwana, roi-démon de Lanka - Tamil Nadu, Inde
- personnages du Ramayana - Andhra Pradesh, Inde
9 notes · View notes
hbelric · 2 months
Text
"Sinta berubah. Namanya jadi Janaki. Janaki pun berubah. Namanya jadi Waidehi. Tapi, Rahwana tetap mencintainya. Rahwana tetap menjunjungnya, menyembahnya. Terhadap titisan Dewi Widowati itu ia tak menyembah nama. Rahwana menyembah Zat melalui caranya sendiri. Persembahannya secara agama cinta ...."
Sejauh ini mungkin ungkapan itu tepat. Yang ku cintai bukanlah nama, ataupun rupanya. Semula bernama Vika. Berubah menjadi Cheina. Cheina pun berubah menjadi Lasmi. Lasmi berubah menjadi Fafa. Lalu menjadi Bella. Dan Bella berubah menjadi Ayu. Aku tetap menjunjungnya, mencintainya, karena yang kusembah bukanlah nama.
Aku bisa berkelana menempuh ribuan nama dan perjalanannya, tetapi sesuatu Zat yang ku cintai tersimpan begitu suci dan rahasia. Dan ketika Zat itu mewujudkan pada satu rupa secara utuh dan penuh, tidak perduli sebanyak apapun kepala dan kesibukanku, semuanya terisi penuh oleh wujudnya, yang seolah-olah dimana aku berada dia berada disana juga.
Seperti pohon yang tumbang dan mati. Ia menjadi suatu kehidupan baru yang tumbuh.
"Tuhan, jika cintaku pada Sinta terlarang, mengapa kau bangun megah perasaan ini dalam sukmaku," Rahwana.
Dan dengan ungkapan tersebut, Paman Rahwana memaksaku untuk terus berjalan. Di jalan yang penuh darah dan air mata. Karena, "Dari penderitaan akan muncul jiwa-jiwa yang kuat.” Begitu kata Paman Kahlil Gibran.
Ini sudah jauh berlalu dari Surabaya. Tetapi, semoga cukup untuk melanjutkan apa yang dulu telah aku tulis.
Bogor, Agustus 2024.
0 notes
vidzul · 4 months
Video
youtube
Rahwana Gugur: Kisah Epik dalam Wayang Golek oleh Opik Sunandar Sunarya
0 notes
dendzu · 5 months
Video
WayangGolek Opik Sunandar Sunarya - Rahwana Gugur (Bagian 3) | Full Perf...
0 notes
perkarakuda · 5 months
Text
Ksatria Doa
Ketika aku duduk termenung di beranda
Mengingat nama, mendengar kata
Meramu mimpi pada galaksi
Memberi doa untuk setiap cahaya
Melihat Dunia, bertanya tanya
Kelak seperti apa saat kau ada
Layak kah aku menjadi sempurna
Pada perayaan penuh sukacita
Nafas pertama, berlinang air mata
Sirami suara, haru mendera
Menaruh cita bertemu nyawa
Menuju harap tinggi di cakrawala
Seperti janji sang Rahwana kepada Sinta
Aku selalu akan menemani di setiap usia
Cinta bertegangan tinggi
Akan selalu abadi menemani
Tenang saja untukmu yg ku miliki
Sampai nafas terakhir menepi
0 notes
andhikarama · 6 months
Text
Kapitalisme = kemunduran peradaban
Sorban dan jubah
Ferari dan lamborgini
Habib dan kyai haji
Raden dan patih, doktor dan mandor
Setiap orang berlomba menggapai ini agar supaya dapat memenuhi ambisi birahi pribadi.
Ketulusan harus dibarengi keelokan.
Wahai tuhanku ampuni aku
Duhai nabiku maafkan aku
Oh semesta alam maafkan aku.
Dan aku maafkanlah aku.
Rahwana menjadi Rama.
Setiap individu ingin puji bukan caci, kejahatan dibalut kebaikan, elok namun berkelok.
Wah permainan kasta mengalahkan indahnya arti kata.
Alam takambang jadikan guru, pantas saja petuah lama masih bernyawa.
0 notes
by-u · 1 year
Text
Duhai mayapada, kubagi keluh kesah ku padamu.
Daksaku terjatuh pada peluk seorang insan yang tak pernah ditakdirkan sang hyang Widhi untukku.
Seperti kisah Rahwana yang mengorbankan megahnya Alengka dan harga dirinya demi mendapatkan sang Dewi sinta. Namun apa yang didapat hanyalah kesia-siaan belaka.
Tuhan hanya satu pintaku, bahagiakan dan berkahi semua jalan insan yang kucinta.
Biarkan aku tetap disini, menganguminya dari sudut tergelap semesta ini; selamanya.
14 notes · View notes