Tumgik
#30dayswrittingchallenge
mathmythic · 4 years
Text
Layaknya sebuah koin, pacaran juga memiliki dua sisi, ada enaknya ada paitnya.
Sebelum lanjut gw akan selalu bilang kalo ini murni berdasarkan pandangan subjektif gw, ada yang relevan dan ada juga yang bertolak belakang.
Sisi enak dan paitnya akan gw ceritakan secara random, jadi gak gw urutin enaknya dulu baru paitnya atau sebaliknya. Mungkin selang-seling.
Gak enaknya pacaran itu yg pertama adalah pertemanan semakin mengecil. Alasannya karena waktu banyak dihabiskan dengan pacar. Apalagi kalo masih baru jadian, beeeuuhhh itu dunia serasa milik bertiga (lu, pacar lu, dan cinta kalian).
Tetapi kabar baiknya adalah lu gak harus pusing kalo ada film bioskop baru, pengen beli sepatu, maen ke tempat wisata yang baru dibuka, lu udah tau orang yang bisa lu ajak.
Pait yang selanjutnya adalah lu gk bebas sebebas-bebasnya. Haahaha ini kejadian baru beberapa hari yang lalu. Gw upload tiktok duet dengan cewek lagu "papah muda". Di sana gw cosplay sebagai gagak. Cuman nyanyi, "Akhh, akhhh, Akhh" doang, dan doi ngambek 😂
Kabar baiknya adalah lu punya partner untuk bisa diajak berkembang. Tapi itu tergantung dari passion lu dan pasangan lu. Kalo sama atau setidaknya bisa saling melengkapi, thats good idea for growing up together.
Ada lagi kepaitan yang akan lu rasakan adalah rasa bosan. Ya itu semua akan terjadi ketika memang harus terjadi. Jangan dilawan jangan ditentang. Akui dan coba berdiskusi.
Kabar baiknya adalah rasa bosan bisa dihilangkan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang gw lakukan adalah mengajarkan doi maen game, lalu kita #ANJAYMABAR
Ya udahlah ya. Sekali lagi itu berdasarkan subjektif dari yang gw rasakan.
Pacaran pasti akan membuat lu berubah. Bisa berubah menjadi lebih baik ataupun lebih buruk, tergantung bagaimana diri lu menjalaninya. Ketika lu menyadari bagaimana perubahannya, lu bisa mengambil konklusi, "another agenda" atau "another one"
.
@henniarum @pcltelor @sekotenggg @fadhila-trifani @adhit21
11 notes · View notes
nearbystarz · 4 years
Text
Tumblr media
DAY 1 : DESCRIBED YOUR PERSONALITY
Dari dulu rasanya pertanyaan yang paling sulit dijawab adalah ketika ditanya tentang diri sendiri. Deskripsiin apapun bisa a-z tapi giliran deskripsiin diri sendiri langsung gagap. Sekarang mari kita coba.
Aku orangnya lumayan cuek, sering bodo-amatan sama banyak hal. Jadi kadang sukanya menghindari masalah. Aku mudah bergaul tapi tidak mudah membuka diri ke orang lain. Lebih suka terbuka sama orang² yang emang udah lama kenal aja gitu.
Orang bilang aku ga peka-an. Tapi sekalinya peduli bisa peduli banget. Bisa tegas kalo kepepet, tapi seringnya gaenakan buat nolak sesuatu. Aku tipe yang suka bikin plan tapi kadang kebanyakan mikir jadi ga action wkwk. Kata orang aku bisa mengayomi dan penyayang. Tapi sekalinya males sama orang, bisa bodo-amat sejadi jadinya haha
Udah deh kayanya, gatau lagi harus deskripsiin apalagi. Masi proses menemukan diri sendiri wkwkwk:)
3 notes · View notes
inihaphap · 4 years
Text
30 Days Writing Challenge
#Day1
Describe your personality
"HAI AKU HAFSAH!"
Namaku Hafsah. Banyak orang sekarang manggil aku "Hap". Alesannya karena enak aja dimulut. Gatau ah. Aku katanya orang tersemangat. Entah apa yang ada dipikiran teman-temanku, sampai bisa menganugerahkan gelar tersebut kepadaku. Maksudnya semangat... semangat gimana? Padahal kalo ngeluh mah, ya aku juga ngeluh. Wkwk.. tapi gapapa. Mungkin karena bawaan, ya.
Sifat semangat ini kebawa kemana-mana. Hampir di setiap kegiatan selalu ikut. Ya... karena semangat itu tadi, ga ada capenya. Aku kalo cape malah jadi hiperaktif emang. Entah karena bawaan sifat ekstrovert atau gimana. Gapaham aku juga. Konon, hasil personality test bilang bahwa aku tipe ENFP. Seorang campaigner.
Sebagai seorang ENFP, aku seneng cerita. Banyak yang mengira bahwa aku pandai berbicara. Padahal ngga juga. Mana ada. Aku hanya cerita kepada mereka yang aku percaya dan aku kenal. Tidak banyak yang tau bahwa aku kesulitan memulai pembicaraan dengan orang yang baru aku temui. Saking gugupnya, kadang tubuh tiba-tiba menjadi berkeringat dan panas. Untuk menjadi aku yang sekarang, butuh waktu hampir tiga tahun menempanya.
Aku awalnya tidak sadar perubahan sifat ini. Aku yang awalnya selalu gugup ketika diharuskan bertemu dengan orang baru, sekarang sudah bisa menanganinya dengan cukup baik. Meskipun masih suka degdegan sih ya dikit. Dulu jika tidak diberitahu, mungkin aku tidak akan pernah sadar.
Aku tidak sesempurna itu, teman. Aku tetap memiliki celah. Tapi tidak apa-apa. Karena memang itulah gunanya belajar. Salam dariku, yang katanya tersemangat.
-Hap, 2020
0 notes
yunitaputrimaharani · 7 years
Photo
Tumblr media
Nasihat Dari Ujung Pantai Kata ayah Keluarlah sesekali dari rumah Tengoklah sampai jauh laut lepas Biar dibawah terik panas Tak mengapa selagi bebas Pandangilah setiap jengkal Karena semua tak akan kekal Kalau terlewat akan menyesal Jangan takut hanya laut dangkal Lihat pula pasir putih mendesir Lembut membuat hanyut Menciptakan bait syair Lewat angin yang menyahut Bersantailah di pinggirnya Hingga hilang semua lara Tak perlu cemaskan sunyi Ia akan pergi tanpa permisi Kau khawatir apalagi Perihal air yang semakin surut Tenanglah pasang akan datang lagi Dengan janji yang tak seorangpun mampu merenggut Seperti pantai yang berujung Hidup ini pun tak ada yang abadi Jangan terus merenung Menyesali perginya kekasih Perhatikan jua ufuk diujung sana Kala senja menyapa mesra Dengan senyum ia beri janji Lalu pergi untuk kembali lagi Surabaya25072017 #30dayswrittingchallenge #30DWCjilid7 #squad4 #day20 #PU
2 notes · View notes
dentawynjana · 4 years
Text
Day 3: Barang Belanjaan Terakhir
Halo. . .
Sebelum bahas topik hari ketika aku mau sedikit cerita. Tahun 2019 aku memutuskan untuk mulai gaya hidup baru yaitu minimalis. Gaya hidup ini adalah lawan dari maksimalis. Gaya hidup ini berprinsip punya sedikit barang tapi benar-benar memiliki fungsi dan esensi bagi pemiliknya. Dengan kata lain adalah bagaimana kita dapat memaksimalkan sesuatu. Pada dasarnya, kebahagiaann tidak ditentukan dari berapa jumlah barang yang kita memiliki, tetapi bagaimana kita memanfaatkannya dengan baik. Itulah yang menjadi prinsip dari gaya hidup ini.
Aku sebagai penyuka hal yang simple tentu saja sangat tertarik dengan hal ini. Mulai belajar dari beberapa buku, akun sosmed dan sharing dengan teman yang sefrekuensi. Selanjutnya mulai sedikit demi sedikit menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu sol belanja. Ini merupakan aktititas penentu jumlah barang yang kita punya. Dalam minimalis ada dua prinsip soal belanja 1) jika memasukkan 1 barang dalam lemari, maka harus mengeluarkan 1 barang juga dari lemara, 2) belilah barang yang kamu butuh, jangan yang sedang diskon. Jujur, untuk prinsip pertama aku belum bisa menerapkannya karena masih sayang banget kalau mengeluarkan barang. Untuk prinsip kedua ini sudah aku lakukan.
Untuk barang belanjaan terakhir yaitu parfum. Pertama aku akan membahas soal parfumku. Pertengahan kuliah S1, aku mulai paham yang namanya parfum. Saat itu aku memilih salah satu parfum yang aku pakai sampai 2019 yaitu AIGNER STARLIGHT. Aku beli di counternya jadi jatuhnya memang mahal tapi benar-benar ori. Harganya kira-kira gaji sebulanku menjadi guru honorer. Aku sering ambil freelance jadi mampu beli beberapa kebutuhan dengan harga agak mahal. Parfum ini baunya aku suka dan awet. Itu yang paling penting. Aku hanya akan beli jika sudah habis.
Beberapa bulan terakhir parfumku sudah habis dan untuk sekarang rasanya sayang, sehingga aku mensiasati. Aku memutuskan membeli 2 parfum Zara untukku dan suamiku yang memang butuh parfum. Aku beli barang ori  tapi reject. Barang reject adalah barang  dari outlet yang memiliki kecacatan pada botol atau pengemasannya tapi isinya masih sama. Untuk itu aku memilih barang ini untuk lebih safety. Dengan membeli barang ini aku bisa menghemat hampir sepauh harga dan itu sangat lumayan. Uangnya bisa dialokasikan uuntuk kebutuhan rumah tangga yang lain. 
Dengan begitu tetap bisa menikmati parfum dengan kualitas bagus tapi dengan harga yang tidak mahal dan bukan barang KW. Untuk foto akan aku share di bawah. Semoga bisa lebih belajar untuk mengelola uang dengan baik :)
Terima kasih.
2 notes · View notes
ireeennna · 3 years
Text
Tumblr media
inspired by one of my following on twitter, im gonna write again. it might be not as honest as i did with my diary book but i dont care.
so for the starting point, this is will be #30dayswrittingchallenge because without it, hell no i couldnt think of what im gonna write in this.
feel free to read and judge (i assumed nobody’s gonna read this tho) haha.
1 note · View note
couchypotat-o · 3 years
Text
Ternyata gue gabisa menyelesaikan #30DaysWrittingChallenge cuma bertahan 10 hari. Sebenernya itu juga udah jadi pencapaian terbesar buat gue bisa nulis 10 hari berturut-turut dengan topik yang udah ditentuin. Ga gampang memang, makanya gue berenti wkwk soalnya udah stuck.
Setelah beberapa bulan ga buka tumblr, hari ini tergiur buat nulis (soalnya lagi gabut di kantor - ditinggal WFH). Kemaren mikirin sebenernya gue pengen apa sih? sebenernya gue hidup buat apa sih? banyak pertanyaan buat diri gue sendiri. Semenjak ikut internship gue banyak mikir, apa kerja kantoran gini yang gue mau? apa gue bikin bisnis aja ya? apa gue lanjut kuliah lagi aja ya? Kayak gue belum dapet pencerahan buat perjalanan karir gue kedepannya, bener-bener ngikutin arus aja gitu. Pengen banget kedepannya gue bahagia dengan apapun keputusan gue, soalnya sampe saat ini gue selalu mikir tentang keputusan yang gue pilih dulu, coba kalo gue dulu ga pindah sekolah gimana ya, coba kalo gue dulu ambil MAN 4 bakal kayak apa ya, coba kalo gue dulu daftar STAN atau jurusan yang prospeknya udah jelas, menurut gue agb tuh terlalu luas cakupannya - gue malah jadi bingung wkwk.
udahlah segini dulu pusingnya, mari lanjut kerja lagi.
kayaknya bakal sering mampir ke platform ini, soalnya gaada yang baca juga kan? jadi kayak diary aja dan tempat gue membuang keluh kesah. biar ga nyampah juga di twitter. See ya!
maret 31 2021
0 notes
artesj · 4 years
Text
Day 5 - Your Parents
Orang Tua.
Hari ke 5 di #30DaysWrittingChallenge, topiknya sensitif banget buat gw. Apa yang harus gw bahas tentang Papi Mami? yeap, gw manggil kedua orang tua gw dengan sebutan Papi Mami, entah kenapa dulu diajarinnya gitu.
Well, here we go, mungkin dimulai dari Papi, sejarah singkat. Lahir dari keluarga besar, anak ke-2 dari 10 bersaudara, berasal dari satu desa kecil di Kolongan, kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Perbatasan utara Indonesia dengan Filipina. Bapak gw sedari muda udah cari uang sendiri untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari. Mulai jadi baby sitter, tukang cuci, dan kerja serabutan lainnya. Sampai suatu hari akhirnya ketika udah cukup umur beliau daftar masuk militer (bagian ini yang bikin ni orang kerasnya kayak batu). Nyambung lagi nanti, gw cerita dulu tentang Mami.
Mami, the first woman i love. Sayangnya susah untuk menunjukkan itu dengan cara yang mungkin dia harapkan dari gw. haha okay, about her, dilahiran di keluarga yang besar juga kayak Papi, anak ke 8 dari 9 bersaudara. Dari ayah yang sangat keras didikannya tentang agama. Dulu ceritanya rumah Opa gw pernah kebakaran dan satu - satunya yang diselamatkan dari rumah itu hanyalah sebuah Alkitab. Mami nih religius banget orangnya, semua benar - benar dibicarakan dengan yang di atas. Dan sama seperti Papi, Mami punya kepribadian yang sangat keras.
Nah, itu tentang Mami dan Papi secara individual. Sekarang gw bakal cerita tentang mereka dari sisi mereka sebagai orang tua gw.
Mami dan Papi saling melengkapi sebagai orang tua, bukan hanya buat gw tapi buat banyak orang. Dulu semasa kecil, di rumah yang lama, rumah gw dijadikan semacam tempat singgah untuk orang - orang / sanak saudara yang mengadu nasib dari Manado / Talaud di Surabaya. Dulu kita cukup beruntung untuk punya rumah dengan 10 kamar. Mulai dari sepupu - sepupu gw sampai calon - calon pendeta banyak yang pernah numpang tinggal di rumah gw untuk waktu yang lama. Hitungan kasar kira - kira hampir 30 orang yang tinggal dalam rumah itu.
Didikan Mami Papi ke gw dan saudara - saudara gw bener - bener gaya militer banget. Gw pernah lihat sendiri dengan mata gw, sepupu pulang ke rumah dengan kondisi mabuk trus dia digebukin Mami sampe babak belur. Yes, Mami yang gebukin bukan Papi.
Beliau berdua punya karakter keras tapi sangat penyayang. Mereka selalu menginginkan yang terbaik untuk anak - anaknya. Papi suka main gitar ketika gw masih kecil, dan akhirnya itu nurun ke gw yang doyan nyanyi buat Loli ketika dia juga masih kecil.
Orang tua gw adalah orang tua yang bermusik. Orang tua yang selalu membawa anak - anaknya untuk dekat kepada yang Maha Kuasa. Orang tua gw adalah orang tua yang selfless menurut cara mereka. Tapi mereka juga ga lepas dari kekurangan - kekurangan yang akhirnya menempatkan kita diposisi sekarang ini. Apa posisinya? rahasiaa.. haha
The point is, gw hari ini kayak gini adalah buah tangan mereka. Not a great man for everyone, but a great man for certain ones, and i am with flaws. For whatever reason, gw berterima kasih buat Papi and Mami.
To future me, Cheers!
0 notes
psychocolates · 4 years
Text
#30dayswrittingchallenge
DAY 4: A Place I Want to Visit
Absolutely, this place.
Dear, God. May you give me the opportunity to study there.
Tumblr media
0 notes
fitriarumsari · 7 years
Text
8. Aku Pamit
“Aku pamit” Dengan gemetar laki-laki itu menulis satu persatu kata di handphonenya kemudian menghapusnya kembali dengan cepat. Seketika berubah dengan kalimat “Han, lagi apa?” Ah tidak. Pria itu menghapus lagi kalimat yang barusan diketiknya. Terlalu klasik. “Han, aku pinjam Cheek Retactor dan Bracket Holder punyamu ya? Untuk ujian orthodontic besok?” Aku memang sengaja meminjam, agar ada alasan untuk bertemu Hanum.
Sent.
Satu.. Dua jam. 10 jam berlalu. “Oke. Depan lab konservasi gigi ya, Ken” Hanum tak perlu berlama-lama “teeth chattering” padahal dia bisa saja bertanya “Memangnya alatmu kenapa? Rusak? Rusak kenapa? Dibagian mana? Udah coba dibenerin? Dibenerin kemana? Dibenerinnya berapa hari? Kenapa harus pinjam punyaku? dsb” Atau sejenis lain yang bisa memanjangkan conversation. Seperti dulu.
Di gedung serba putih berundak-undak itu, dari jauh aku melihat seorang wanita dengan sling bag khasnya berdiri didepan lab konservasi gigi. Aku suka melihatnya, dari jauh, karena dari dekat aku tak mampu. “Hai, Han” “Hai Ken, ini ya alat yang kamu pinjam” ucap Hanum tanpa melirikku sedikitpun sembari sibuk mengorek-ngorek sling bagnya mencari handphone, dan buru-buru pergi karena katanya ada urusan.
Rupanya Hanum masih kikuk. Seperti (masih) ingin menjauh. Hanum, sampai kapan kamu begini? gumamku. “Aku pamit ya Han, itu kan yang kamu mau?” Ah kepanjangan. “Aku pamit Han” Keannara kali ini siap mengirimkan dengan menekan tombol send. Ia menatap layar handphonenya “Are you sure to send this message?” Lagi. Ia malah menekan tombol cancel.
****
“Han, ini dari Ken” sahut Bidara. “Oh? Kenapa bisa?” “Iya, Ken titip pesan. Katanya terimakasih sudah berbaik hati meminjamkan alat untuk ujian ortho” ucap Dara sambil menyodorkan toolbox milik Hanum. “Bay de wei, kenapa dia nggak balikin sendiri sih? ” “Sibuk mungkin… ” Hanum menimpal dengan datar. Di papan whiteboard lantai dasar terpampang pengumuman hasil ujian ortho, prostho dan odontektomi. Mata Hanum spontan melirik pada secarik kertas ujian ortho dan mencari nama “Keannara Dirgantara”.
“Grade A. Dia memang super” gumam Hanum. Selamat ya Ken. Semoga jadi ambil sp.Orthonya. You’re super talented! Ucapan Hanum yang tertahan hanya di pikirannya dan tak akan pernah sampai pada Keannara. Sama seperti ucapan pamit Keannara pada Hanum. “Aku pamit” –nya Keannara tidak akan pernah sampai, tapi menjelma dengan tiba-tiba menghilang.
“Ya, aku mengerti Ken, caramu pamit” -Hanum
“Dari dulu, sampai sekarang aku tidak bisa menebak Hanum. Aku pamit, karena kamu yang ingin, bukan?” -Keannara
#30DWC #30DaysWrittingChallenge #Day8
0 notes
legallyexhausting · 4 years
Text
Day 1 : Five Problems with Social Media
Hai, jadi gue memutuskan untuk mengikuti #30dayswrittingchallenge karena menurut gue perlu untuk mengasah kemampuan menulis gue kembali dan melihat temanya hal ini bisa untuk memfasilitasi gue untuk lebih mengenal diri gue. Here we go Day1.
 5 Masalah dalam bermedia sosial. Semoga gue ngga salah dalam menanggapi hal tersebut, gue akan memetik lima poin untuk pengalam gue pribadi saja, jadi bisa berbeda dengan yang kamu alami.
 1. Tidak Bisa Berhenti
Akhir-akhir ini khususnya tidak bisa mengalihkan fokus dari sosial media karena untuk lari dari kenyataan, sosial media adalah tempatnya. Gue adalah orang yang menggunakan berbagai macam platform sosial media seperti twitter, instagram, dan tumblr ini. Hal yang membuat tidak bisa berhenti adalah konten yang tidak habis-habis, selalu ada ruang untuk diliat dan diselidiki lebih dalam, hahaha. Sampai lelah :(
 2. Banyak yang Toxic
Sudah menjadi rahasia umum, sosial media adalah sarang untuk hal-hal racun yang bisa menganggu kita secara personal. Itulah mengapa kita perlu bijak untuk menggunakan media sosial. Bagaimanapun hal seperti itu tidak akan terelakkan, banyak komentar, konten, atau hal semacamnya yang tidak bisa ditampung oleh nalar lurus dan hati yang baik hati. Kita harus bijak dan tentunya kuat agar bisa menampung racun yang tidak sengaja terlihat. Harus keep in mind, in this world selalu ada jalan jadi orang baik, selalu ada ruang untuk perbaikan.
 3. Harus Unggah di Mana ?
Sebenarnya agak ragu untuk menjadikan ini sebagai masalah, tapi anggap saja ini masalah receh. Di antara instagram & twitter sebenarnya banyak konten-konten yang memungkinkan untuk diunggah di keduanya. Karena audiensnya tidak jauh berbeda, terkadang sering jadi ragu untuk diunggah di mana. Sepele memang namun problem. Hahaha
 4. Eager to influence people
Lupa sejak kapan, rasa yang ditimbulkan ketika orang mau menuruti kata-kata kita merupakan rasa yang cukup empower, kita merasa punya kuasa akan kehidupan orang lain. Kita seharusnya hati-hati karena eager to influence bisa menghancurkan kita dan mungkin orang lain. Dunia ini berjalan seharusnya dengan SOP yang harus bisa dipatuhi oleh banyak pihak. Sering kali SOP tersebut dilanggar untuk memuaskan ego kita semata. Penting untuk selalu rendah hati, bahwa kita harus sadar tidak mengetahui semuanya dan penting untuk bisa merasa bahwa kita juga manusia, yang tidak bisa memaksakan pengaruh.
 5. Alter Account
Zaman sekarang bersosial media perlu dua akun, hahaha. Ada yang akunnya untuk belanja online, membuntuti mantan dan gebetan barunya, komentar kebencian atau sekedar ingin lebih bebas dan menjadi diri sendiri. Masalahnya di mana ? Masalahnya kalau kita jadi jahat. Kayaknya memang enak bisa bebas dari jati diri kita sendiri, tapi kita harus selalu ingat kita hidup berdampingan, siapa sih yang dijahatin ? Siapa sih yang ngga risih dibuntuti
 Gue rasa itu dulu, 5 poin ‘masalah’ bersosial media. Ciao
0 notes
mathmythic · 4 years
Text
Semua orang pasti pernah merasakan cinta sama seseorang. Sebagian ada yg terbalas, sebagian hanya membekas.
Ditemani kipas angin gw menulis cerita ini. Cinta monyet pertama kali gw rasakan saat SMP kelas 1. Masa dimana ciri-ciri pubertas manusia baru muncul sebagian.
Kapan tepatnya rasa itu muncul? Ketika pembagian nilai fisika. Doi nilai tertinggi fisika di kelas, gw tertinggi se anak cowok. Pada masa itu indikator gw suka sama seseorang itu simple, pinter dan pemalu, I mean pendiam.
Kala itu rasanya seperti mestakung, semesta mendukung. Anak kelas ada yg bilang,
"ciee kayaknya cocok nih sama-sama pinter"
"ceweknya pintar cowonya pinter, nanti anaknya keblinger" hahaha
Di luar gw terlihat malu. Dalem hati? Seneeeng bossss 😂
Ada waktu dimana nama gw dipanggil bersama nama dia, lewat pengeras suara. Artinya gw harus menuju tempat yang di sana gw akan menunggu atau ditunggu dia. Baru dengar namanya aja udah deg-degan wkwk.
Udahlah. Cinta juga sebuah emosi. Kadang bisa membantu kita termotivasi atau lebih seringnya bikin depresi. Itu semua tergantung bagaimana kita menyikapi ✌️
.
@henniarum @adhit21 @gugunm @fadhila-trifani @sekotenggg
6 notes · View notes
dentawynjana · 4 years
Text
Day 4: Tempat yang Ingin Dikunjungi
Halo.
Saya adalah orang ‘merdeka’. Sebelum saya menikah, saya bebas pergi kemanapun saya mau. Sekarang tidak, saya akan pergi jika berkepentingan dan tentu saja atas izin suami.
Banyak sekali tempat-tempat yang ingin saya kunjungi. Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba menjabarkannya, diantaranya:
1. Makkah al-Mukarramah
Tumblr media
Sebagai umat muslim tentu saja Ka’bah di Mekkah adalah destinasi utama yang sangat diinginkan. Semoga saja, jika sudah tiba waktunya Allah memanggilku, suami dan keluarga besar lainnya untuk bisa mengunjungi rumah Allah SWT, Aamiin ya Robbal’alamiin.
2. Tempat yang Belum Pernah Dikinjung
Pada opsi kedua ini memang tidak ada yang spesifik dimana. Yang jelas aku suka tempat baru, yang sebelumnya belum pernah kukunjungi. Mungkin jika ingin digambarkan lebih spesifik, aku ingin pergi ketempat yang dulu pernah terjadi peradaban hebat pada masanya. Misalnya saja seperti candi ataupun tempat bersejarah lainnya. Hal ini akan menambah pengetahuan dan kebanggaan tersendiri. Akan ada energi positif yang akan dirasakan.
Aku juga menyukai alam. Dimana disana aku bisa merasa berdamai dengan keadaan. Alam terbuka akan menjadi kesan tersendiri untuk healing. Semesta akan memahami apa yang tidak dikatakan. Aku menyukai pantai dan sunset. Pantai adalah sebuah kegigihan yang tak pernah menyerah. Sunset adalah sebuah simbol dimana seseorang yang sampai akhir hayatnya bisa menjadi ‘keindahan’.
Itulah tempat yang ingin dikunjungi. Semoga Allah memberikan kesehatan dan rejeki, supaya bisa kesana bersama orang tercinta. Bersama orang tersayang. Aamiin ya Allah. . . .
0 notes
mathmythic · 4 years
Text
KELUAR DARI PENJARA SUCI
"Bebas.....Lepas....
Kutinggalkan saja semua beban di hatiku"
Bebas - Iwa K
Seperti itulah kira-kira rasanya lulus dari pondok pesantren selama 6 tahun. Larangan gadget sudah tidak berlaku dong. Mau sejam, dua jam, bahkan seharian juga, ya bebas dong.
Melanjutkan studi, sebenernya bukan pilihan gue sedari awal. Gagal SNMPTN membuat gue patah semangat. Kalo bukan karena mencari Rido ortu, gue udah sah dipanggil ustadz, mengabdi menjadi pengajar di pondok.
"Mah abis lulus, mau ngabdi di pondok ya"
"Mendingan nanti dlu, kuliah dlu aja, sayang setahun juga"
Ok.
Gue gambarkan kondisi gue saat itu. Dari keluarga gue belum ada yang melanjutkan sekolah sampai sarjana. It means, gue yang pertama dong. Hal itu membuat gue miskin akan informasi.
"Mau kuliah dimana?"
"Ambil jurusan apa?"
"Lanjut ke Akademi gak?"
Dan pertanyaan lainnya yang gak gue pahami pada saat itu.
Dari SNMPTN gue sudah membulatkan tekad, Pendidikan Matematika UPI. Bukan gue so' jago matematika. Bersyukur gue, dari TK hingga SMA gak benci pelajaran ini. Malah condong ke suka.
SUKA ---> MINAT ---> INGIN TAHU LEBIH
Bukan hanya gue suka matematika. Salah satu faktor lainnya adalah gue menutup mata untuk kesempatan lain. Gak ada tuh kepikiran masuk kedinasan, akademi, sekolah tinggi. Kenapa? Ya karena informasi yang gue dapat minim sekali.
Ya udah lah. Target udah ada nih, pendidikan matematika UPI, lalu apa? Setelah lulus malah gue kagak ikutan bimbel samsek. Kegiatan gue adalah menjadi guru di madrasah ibtidaiyah, mengamalkan gelar S.Pd, -Santri Pondok darqo- hehe
.
@gugunm @henniarum @sekotenggg @adhit21 @fadhila-trifani
8 notes · View notes
mathmythic · 4 years
Text
Menjadi lulusan pondok pesantren ada enaknya ada gak enaknya. Ketika masuk dunia perkuliahan, santri tuh kayak beda gitu. Orang lain melihat kami dengan ekspektasi yang terlalu manis. Sering menjadi pembaca doa, imam shalat, dan kadang muadzin ketika ospek.
"Wih anak pondok ya? Pasti rajin shalat"
Rajin shalat? Setau gw shalat itu wajib bukan hanya untuk santri ._.
"Cie elah anak pondok, pasti bahasa arabnya faseehhh, masmuka, kaifaha lukum"
Oke. Itu gw setuju.
Bergaul dengan teman sambil menyandang gelar "lulusan ponpes" itu tidak seenak yang gw bayangkan. Orang lebih suka mengkritik gaya penampilan gw, sikap gw, atau apapun lah. Cuma karena "lulusan pondok pesantren"
Ayolah. Gw gak suka diistimewakan. Semua orang berhak melakukan apa yang ia suka.
Masuk ke BEM gw jadi Ketua Biro Divisi Kerohanian. Bagi gw gak masalah. Tapi bagi orang lain? Gw menjadi semakin ditekan ekspektasi manis mereka. Gak boleh minum berdiri lah, chat jam malah lah, celana harus bahan lah.
Gw berontak dong. Gw hancurkan ekspektasi mereka, sebagai bukti bahwa "gw menjalani hidup sesuai kemauan gw, bukan ekspektasi Lo"
Hasilnya?
"Oh gini lulusan pondok pesantren ini tuh..."
"Katanya anak pondok, koq bla bla bla"
"Santri koq bla bla bla"
Tai emang -_-
Malah ngejudge pondok gw
Enaknya? Gw adalah mahasiswa pendidikan. Kerja sampingan yang gw lakukan adalah mengajar les matematika. Setiap perkenalan kepada orang tua siswa les, gw memperkenalkan bahwa gw lulusan ponpes. Enaknya? Ada yang lanjut les mengaji dengan gw, tanpa perantara lembaga.
.
@adhit21 @henniarum @sekotenggg @fadhila-trifani @gugunm
7 notes · View notes
mathmythic · 4 years
Text
Tulisan kali ini gw ketik sambil rebahan di depan kipas angin dan karpet empuk. Gw lebih nyaman tidur di atas karpet dibanding kasur, mungkin lu beda, tapi gapapa, perbedaan bukan pembenaran untuk pertikaian.
Gw bingung mau menceritakan apa lagi di dalam kehidupan perbucinan gw, karena terlalu banyak hingga susah untuk memutuskan. Jadi gw memilih untuk menulis sebuah saran dari pandangan subjektif penulis dalam hal asmara.
Karena kata 'cinta' itu sangat luas, bisa cinta kepada-Nya, orang tua, sahabat, teman, hewan peliharaan dll, maka gw batasi kepada cinta terhadap lawan jenis.
Begini, kalo lu pernah mendengar atau menonton stand up comedy Pandji Pragiwaksono, pasti pernah tau. Beliau pernah bilang,
"Cewek itu butuh perhatian, cowoh butuh pengakuan (pujian). Kasih dia lebih dari yang biasa dia dapatkan, dia jadi milik lu"
Sedikit tambahan dari gw. Ketika lu berada di fase mulai tumbuh benih-benih cinta dengan seseorang, hal pertama yang harus lu sadari adalah 'kenapa'.
Hal selanjutnya adalah lu harus bisa membayangkan bagaimana jika lu menua bersamanya. Karena gw yakin kita semua ingin menikah sekali seumur hidup bukan?
Bagaimana setelah lu berhasil mendapatkannya cintanya?
Jaga hubungan kalian baik-baik. Rasa bosan PASTI ada dan bisa terjadi kapan saja. Sadari bahwa rasa bosan terjadi karena kita sudah biasa. Sudah biasa cinta lama-lama jadi bosan. Coba diubah. Hari ini cinta besok lebih cinta dan terus meningkat.
Gw pernah dengar quotes dari entah lupa dari siapa, tapi yang jelas beliau adalah asatidz pondok,
"jangan bilang I love u full. Tapi bilanglah I love u almost full. Biarkan rasa cinta bertumbuh terus seiring waktu"
.
@adhit21 @ceritacita @pcltelor @fadhila-trifani @sekotenggg
5 notes · View notes