#Dongeng
Explore tagged Tumblr posts
ceritadear · 2 months ago
Text
Kita mulai dari awal lagi
Nyawa puisiku telah kutemukan.
Ia hampir saja gantung diri di langit-langit Istana yang telah lama tak kupijaki.
Biru lebam kaki tangannya, goresan tinta darah dimana-mana.
"Kemari, Sayang. Kau tidak perlu takut lagi untuk bersuara." Bujukku berusaha lembut.
"Kau darimana saja? Aku hampir gila!" Suaranya sedikit meninggi.
"Maaf sekali telah membuatmu lama menunggu, aku tengah berkelana menyusuri badai isi kepala dan hutan hujan penuh pemangsa. Aku harus berperang sendiri sampai bunga-bunga kecilku banyak yang mati dan.... aku harus menumbuhkan yang baru lagi." Jawabku sambil memeluknya.
"Sibuk sekali rupanya. Lantas obat apa yang kau bawa?" Tanyanya sambil meringis kesakitan.
"Aku membawa mawar merah, Sayang. Keanggunan berduri yang akan jadi sistem pertahanan diri. Agar kalau-kalau kita kacau balau lagi, kita tak perlu bersusah payah menata dari awal, sebab mawar merah ini adalah nyala tangguh yang tak mudah dibuat semena-mena." Aku menjawab dengan penuh semangat.
Ia tersenyum tipis.
Nyatanya aku hampir saja terlambat mendatanginya.
Aksara dan diksi kesayanganku itu sekarat nyaris pergi selamanya.
Kubalut jemarinya lagi. Kuseka tinta darah yang mengucur di tubuhnya.
"Kita aman sekarang, Sayang. Kita akan memulai semuanya dari awal lagi. Sebab Tuan Putrimu yang satu ini telah handal dalam menjinakkan ironi." Aku tersenyum dingin sambil mengencangkan genggaman di gaunku.
-@ceritadear
Tumblr media
25 notes · View notes
fjellatelie · 1 year ago
Text
En Beroligende Bjelle
“Ini adalah sebuah dongeng kecil di negeri utara Eropa. Dewa itu serba gelap. Memiliki tanduk bercabang layaknya Sang Rusa. Ia telah menghabiskan masa hidupnya untuk bersembunyi di balik kegelapan kahaf tepi pantai…. … dengan sebagian jiwanya yang hilang, dan tiada ketenangan.”
***
Bagi Sang Penjelajah, mengikuti haluan udara adalah bagian dari hidupnya.
Penjelajah itu bernama Lukas. Jika diperkirakan berdasarkan pergantian sang mentari, sudah hampir tiga tahun ia menghabiskan waktu untuk menjelajah setiap sudut Kepulauan Lofoten.
Pulau yang indah, baginya.
Ia pandangi setiap sisi pegunungan dan ladang nan begitu luas dan hijau, dengan udara yang begitu sejuk. Dan yang paling menarik dari tempat ini baginya adalah: tiada kata malam bagi sang cakrawala negeri ini. Sang surya terus menerus memancarkan cahayanya dan tetap abadi hingga pertengahan malam pun tiba. Dan tak lupa pula dengan para aurora yang menari di sekelilingnya.
Rasa kagum dalam dirinya perlahan bergejolak. Hingga air muka kebahagiaannya itu tercampur begitu sempurna dengan teriknya mentari dan tarian para aurora di bawah langit malam.
Hanya saja, di saat yang sama; entah mengapa ia merasa begitu lelah setelah perjalanan panjangnya ini dan membutuhkan tempat untuk istirahat.
“Wahai Sang Anemo… tuntunlah aku dengan anginmu,” gumam sang pengembara sembari menenteng sebuah lonceng bulat berwarna emas, lalu dengan perlahan ia mendentingkannya. “Kemanakah aku harus bersinggah untuk mengistirahatkan ragaku ini?”
***
Langkah kakinya terhenti di sebuah desa bernama Værøy. Desa itu tampak begitu sepi. Hampir tiada rumah di sekelilingnya.
Tidak ada rumah. Tiada tempat untuk bersinggah, pikir Lukas.
Ia pun mencoba memutar otak. Sembari berjalan dengan mengikuti haluan udara, ia tak sengaja menemukan sebuah pantai nan begitu luas.
Puinn Sand. Pantai yang tampak begitu indah menurut Lukas. Dikelilingi perbukitan nan diselimuti salju tipis, meski saat ini bukanlah musim dingin. Di saat itu juga, ia menemukan sebuah lubang besar—yang kemungkinan adalah kahaf—tepat di kaki bukit.
“Aku menemukannya,” gumam penjelajah itu dengan hati yang cukup tenang. “Mungkin, aku bisa melepaskan rasa penatku di gua ini untuk sementara waktu.”
Lukas—sebagai sang penjelajah, yang notabene tidak masalah jika ia tidur atau bersinggah di mana saja—memutuskan untuk bersinggah di kahaf itu. Setidaknya untuk satu malam saja.
Hanya saja, ketika ia mencoba memasuki kahaf itu….
“… sepasang cabang pohon?”
Melihatnya saja sudah membuat Lukas tersentak.
“… bukan,” gumamnya dengan rasa tak menyangka. “Manusia…? Bertanduk rusa…?”
Sosok manusia dengan tanduk layaknya rusa—yang sejak tadi duduk meringkuk di dalam kegelapan kahaf itu—menoleh ke arah pemuda berambut cokelat di hadapannya.
“… manusia tersesat lagi,” gumam manusia bertanduk rusa itu. Hal itu menimbulkan sebuah asumsi di benak seorang Lukas Hagen.
“Er du ikke et menneske?”
“Apakah di matamu aku terlihat seperti seorang manusia?”
Sungguh tak disangka. Lukas benar-benar tak menyangka dengan hal ini. Untuk pertama kalinya, ia bertemu dengan makhluk mitologi—yang sejauh ini, ia pikir itu hanyalah dongeng belaka. Meskipun ia percaya: tiada yang mustahil ada dan terjadi di dunia ini.
“Hai, manusia tersesat. Kalau kau tahu legenda Dewa Rusa atau Cervus sang Dewa Pelindung Jiwa, akulah wujudnya.”
Mendengarnya saja sudah membuat Lukas tersentak. Di sisi lain, ia merasa dirinya masih sedang bermimpi, sebab ia telah bertemu dengan Sang Dewa Rusa. Tetapi, entah mengapa ia teringat sesuatu.
Sebuah dongeng kecil dari sang Ibu. Ia masih ingat, ibunya pernah menceritakan sebuah dongeng tragis—yang mungkin—ada hubungannya dengan Sang Dewa yang tinggal di kahaf ini.
“… Sang Dewa adalah Cervus. Sang Pelindung Jiwa.” Lebih dari enam ribu tahun Sang Dewa hidup di tepi pantai negeri utara. Meski Sang Dewa tampak gelap, ia bagaikan payung teduh. Cervus, Sang Dewa Pelindung Jiwa yang sungguh tenang. Sang Dewa selalu menyelamatkan jiwa para manusia yang tersesat. Tetapi saat itu, Sang Dewa dipertemukan dengan seorang manusia. Manusia yang sungguh tersesat. Tanpa arah. Tanpa harapan hidup. Sang Dewa berpikir bahwa ia bisa menyelamatkanmanusia berparas indah dan berjiwa suci itu. Hanya saja, Sang Dewa gagal menyelamatkannya. Jiwa manusia itu telah tenggelam dalam genggaman samudra,lalu tak pernah kembali lagi di mata Sang Dewa. Sang Dewa terpuruk. Ia kehilangan separuh jiwanya. Ia gagal menjadi Sang Dewa Pelindung Jiwa. Hingga akhirnya, Sang Dewa menutup diri dan bersembunyi di balik kegelapan kahaf selama lebih dari dua ribu tahun….… lalu tak pernah menunjukkan dirinya lagi di hadapan dunia nan fana.”
Mengingat hal itu, Lukas sungguh penasaran. Ia ingin memastikan bahwa dongeng itu ada hubungannya dengan keberadaan dewa di hadapannya saat ini dengan sebongkah pertanyaan kritis.
“Apakah kahaf ini memang singgasana Engkau, Wahai Sang Dewa—”
“—panggil saja aku Cervus,” jawabnya dengan nada begitu datar.
“Baiklah, Cervus,” ucap Lukas dengan nada santai, meski terdengar tidak etis. “Apa kahaf ini merupakan singgasana Engkau?”
“Seperti yang kau lihat,” jawab Cervus dan mengangguk pelan. “Tetapi, maaf jika aku tak bisa menerima lagi manusia tersesat yang ingin berteduh di kahaf ini.”
Mendengar itu, Lukas tersentak.
“Engkau tahu betul tujuanku di kahaf ini,” ucapnya sembari tertawa kecil, lalu meneruskan pertanyaannya. “Tetapi, mengapa Engkau tak bisa menerimaku untuk berteduh di kahaf ini … setidaknya sejenak saja?”
Jika Cervus mengikuti instingnya, ia ingin menerima pemuda berambut cokelat di hadapannya itu untuk berteduh di singgasananya. Hanya saja,
“Karena aku … gagal menjadi Sang Dewa Pelindung Jiwa.”
Oh. Jawaban itu. Sama seperti di dalam dongeng itu, batin Lukas.
Jawaban Cervus tak hanya sampai di situ. Ia lanjut menjelaskannya lagi mengapa ia tak bisa menerima manusia tersesat di hadapannya itu.
“Aku tak ingin jiwamu hanyut lagi dalam dekapan samudra sebab kegagalanku untuk kedua kalinya….”
Entah mengapa, tiada angin tiada hujan, gelak tawa terlontarkan dari mulut Lukas. Membuat Cervus merasa tidak nyaman—tidak, Sang Dewa Rusa justru merasa kesal.
“Tidak etis. Kau hanya manusia, tetapi kau tertawa di hadapanku—Sang Dewa.”
“Habisnya, ini pertama kalinya aku menemukan sosok dewa yang berbeda dari filosofi dewa yang kuketahui selama hidupku,” ujar Lukas masih tertawa. “Dewa yang unik.”
“Oh, maafkan aku. Aku lupa memperkenalkan diri kepada Engkau,” ucap pemuda berambut cokelat itu sembari tersenyum lembut. “Namaku Lukas. Lukas Hagen, dari Oslo. Hanya seorang penjelajah biasa yang hendak menikmati indahnya ciptaan Tuhan.”
Cervus tersentak mendengar ucapan itu. Jarang-jarang ia menemukan sosok manusia yang tak jauh dari definisi mentari. Ia begitu bercahaya. Sudah begitu, terik pula. Manusia yang sungguh ceria.
Cervus sudah begitu pasrah menghadapi pemuda berambut cokelat di hadapannya itu. Ia tak tahan dengan air muka keceriaan itu, lalu membiarkan pemuda itu bertindak sesuka hati. Dan secara tidak langsung, Sang Dewa Rusa membiarkan pemuda itu untuk bersinggah sementara di kahafnya.
***
Selama Sang Dewa Rusa bersemayam di kahaf ini, yang ia rasakan adalah keheningan, kegelapan, atau mungkin hampa. Tetapi, sejak Lukas berada di kahaf ini, rasanya sungguh berbeda.
Pemuda itu … berbeda dari manusia-manusia tersesat yang pernah ia temui sebelumnya. Bukan tersesat, bukan pula tiada tujuan. Pemuda itu rela mengorbankan waktu, jiwa, dan raganya untuk menjelajah wilayah ini—hanya untuk menikmati indahnya ciptaan Tuhan. Bukan untuk mengakhiri hidupnya.
Sementara, Cervus masih merasakan ketakutan yang tak terbendung sejak kegagalannya saat itu. Ia kehilangan separuh jiwanya dan tidak menjadi payung teduh lagi. Bagi Sang Dewa Rusa, ia berbanding terbalik dengan manusia bernama Lukas itu. Ibarat siang dan malam. Bak cahaya dan bayangan di antara pepohonan. Sang Dewa begitu gelap, sementara Lukas sungguh bersinar—
“Omong-omong, aku akan melanjutkan perjalananku lagi.”
Seketika, ucapan dari sang penjelajah itu menghentikan pikiran-pikirannya. Hal itu membuatnya kaget bukan kepalang.
“Sekarang…?” tanya Cervus terkejut.
Lukas menghela napas. “Iya. Masih ada lagi keindahan dunia yang ingin kujelajahi. Maafkan aku jika ini terkesan mendadak….”
***
Masa terus berjalan, lalu berputar. Padahal, baru saja jiwanya merasa sedikit terisi berkat kehadiran Lukas sang penjelajah.
Jika Cervus boleh berkata jujur, ia merasa tidak tenang. Pemuda itu akan segera meninggalkan kahaf ini. Hampa? Mungkin saja. Cervus berpikir, tak semudah itu ia akan menemukan manusia secerah Lukas lagi. Menyakitkan.
Entah mengapa, Cervus tak ingin berpisah dengan pemuda berambut cokelat itu. Ia takut untuk merasakan hal yang sama seperti dulu lagi. Tetapi, Lukas menyodorkan sebuah lonceng bulat berwarna emas secara tiba-tiba di hadapan Sang Dewa Rusa.
“Untuk Cervus,” ucap Lukas sembari tersenyum lembut.
“Omong-omong, Cervus. Bagiku, Engkau tidaklah gagal menjadi Sang Dewa Pelindung Jiwa. Kau memberiku tempat untuk berteduh sejenak saja, itu sudah berarti bagiku,” lanjut Lukas dengan nada yang menenangkan. “Ini lonceng untuk Engkau. Sebagai rasa terima kasih Ibuku pernah bilang, jika kita mendentingkan lonceng ini, jiwa kita akan merasakan ketenangan. Jika Engkau merasa cemas karena kita harus berpisah, Engkau bisa mendentingkannya dengan khidmat. Terimalah ini.”
Lukas bergegas menenteng ransel miliknya, lalu berpamitan dengan Sang Dewa. Tepat di depan kahaf itu.
“Tusen takk, Cervus.”
***
“Sejak malam itu, tepat di bawah cakrawala negeri utara, dengan cahaya sang surya yang abadi,beserta tarian para aurora di sekelilingnya,Cervus, Sang Dewa Pelindung Jiwabangkit dari kegelapan, dengan “Lonceng Penenang Jiwa”.
Glosarium
☆ Lofoten adalah satu kepulauan kecil yang ada di Norwegia ☆ (Dalam bahasa Norwegia) Er du ikke et menneske=Apakah kau bukan manusia? ☆ (Dalam bahasa Norwegia) Tusen takk=Terima kasih banyak
6 notes · View notes
sundadigi · 1 year ago
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Hayu urang diajar dongéng-dongéng Sunda!
.
.
𝘚𝘶𝘯𝘥𝘢𝘋𝘪𝘨𝘪, 𝘰𝘯𝘦-𝘴𝘵𝘰𝘱 𝘥𝘪𝘨𝘪𝘵𝘢𝘭 𝘴𝘦𝘳𝘷𝘪𝘤𝘦 𝘧𝘰𝘳 𝘚𝘶𝘯𝘥𝘢𝘯𝘦𝘴𝘦 𝘭𝘪𝘵𝘦𝘳𝘢𝘵𝘶𝘳𝘦.
SundaDigi, layanan panyungsian digital literatur Sunda.
.
#sundadigi #sunda #kebudayaansunda #unpad #pdpbs #pustakajaya #aplikasikesundaan #kamusbahasasunda #bahasasunda
2 notes · View notes
droid103 · 2 months ago
Text
Tora, Harimau yang Hampir Lupa Dirinya - Dongeng
1 note · View note
priangancom · 2 months ago
Text
Dongeng Klasik Hidup Kembali di Garut, Pelajar Adu Bakat Cerita Rakyat di Ajang Pasanggiri
GARUT | Priangan.com – Aroma kearifan lokal begitu kental terasa di Gedung R.A. Lasminingrat, Jalan Ahmad Yani, Garut Kota, Kamis (24/4/2025), saat puluhan pelajar dari tingkat SMP hingga SMA menampilkan kisah-kisah Sunda dalam gelaran Pasanggiri Nga-Dongeng. Acara ini menjadi bagian dari peringatan 77 tahun wafatnya tokoh perempuan pelopor literasi Sunda, Raden Ayu Lasminingrat. Kegiatan ini…
0 notes
dur-elan · 5 months ago
Text
Refleksi Melalui Dongeng: Bagaimana Kisah Pribadi Membantu Kita Bertumbuh
🌟 Temukan kekuatan kisah pribadi Anda! Dengan menuliskannya sebagai dongeng, Anda bisa menemukan makna dan pelajaran berharga. Mari eksplorasi perjalanan hidup kita melalui cerita! #KisahPribadi #PertumbuhanDiri
Setiap dari kita memiliki kisah unik yang membentuk siapa kita. Dalam perjalanan hidup ini, saya sering merenungkan bagaimana pengalaman-pengalaman yang saya alami, baik yang manis maupun yang pahit, dapat diubah menjadi sebuah dongeng. Melalui tulisan ini, saya ingin berbagi bagaimana kisah pribadi kita bisa menjadi alat untuk pertumbuhan dan refleksi, serta mengajak Anda untuk menuliskan…
1 note · View note
ordinarymanjournal · 5 months ago
Text
Kisah Di Rawa Buni
Rawa Buni, demikian ia dinamai. Merupakan tanah rawa yang dipenuhi nyamuk, binatang melata nan berbisa, serta beberapa ekor makhluk halus yang suka menggaduh dan menyesatkan manusia. Segala binatang yang hidup disina ialah binatang menjijikkan, berbisa, dan dalam beberapa kejadian menjadi penyebab kematian manusia. Disini juga tinggal makhluk halus, makhluk-makhluk tak bertuhan yang tujuan…
0 notes
riannadjabheemsofia · 7 months ago
Photo
Tumblr media
Fairy Tale Princess Story Season 1 - CHAPTER 6 Pesta Dansa Kerinduan (on Wattpad) https://www.wattpad.com/1500584589-fairy-tale-princess-story-season-1-chapter-6-pesta?utm_source=web&utm_medium=tumblr&utm_content=share_reading&wp_uname=rianto16widodo Cerita ini terinspirasi dari film Barbie, Disney Princess, dan film favorit lainnya. Seri ini menceritakan tentang tiga gadis masing-masing berusia lima belas tahun yang bernama Rani Aslimah Salsabila (Rani), Rialina Inggrid Purnama (Alina), dan Mila Athalia Niranthy (Mila). Rani tiba-tiba menemukan sebuah buku misterius yang masih tersegel tumbuhan merambat saat mereka berkunjung ke perpustakaan kuno. Ketika setetes darah Rani meluncur tepat di tengah buku misterius, buku tersebut tiba-tiba terbuka dan menyedot mereka ke dalam buku misterius. Mereka harus menyelesaikan sebuah misi besar, yaitu membuat cerita yang penuh bahagia bagi karakter tokoh protagonis (seperti karakter tokoh Disney Princesses). Cerita ini menampilkan para karakter yang saya ambil di Webtoon.
0 notes
ecokahyo · 9 months ago
Text
Tumblr media
Boki Dehegila
Visualisasi Folklore yang berasal dari Maluku
1 note · View note
yoorlep · 10 months ago
Text
Today's story: [dongeng]
Aku tak pernah menganggap monster itu ada.
Ketika umurku 7 tahun, ibuku kerap membacakan dongeng pengantar tidur. Kadang bercerita tentang nenek sihir yang memberikan apel pada seorang putri hingga putri itu tertidur dan tak pernah bangun lagi hingga seorang pangeran datang dan mematahkan sihir itu. Aku bertepuk tangan mendengar cerita ibuku yang menurutku sangat menarik, pangeran yang baik hati, putri yang cantik dan nenek sihir yang sangat jahat.
"aku ingin menjadi seorang putri yang cantik dan baik hati" kataku kala itu. Ibuku tersenyum. "Kamu telah menjadi putri kecil ibu yang sangat cantik dan baik hati"
Di lain waktu ibuku bercerita tentang monster yang tinggal di bawah kolong tempat tidur untuk mencari mangsa. Aku yg masih kecil itu meraung takut mendengar cerita ibuku. "Ibu, apakah ada monster di kolong tempat tidurku?" Tanyaku takut. Tapi ibuku tertawa sambil menggelitikku, "monster itu hanya mencari anak rewel dan jahat"
Kami berdua tertawa. Ibu menutup buku dongeng itu, meletakkannya di meja kecil kemudian kami berdua tertidur.
Aku tak pernah menganggap monster itu ada.
Aku berusia 28 sekarang. Ibuku sudah tak ada. Tapi kenapa ada monster di kolong tempat tidurku sekarang?
6/9/24
1 note · View note
ceritadear · 2 months ago
Text
Ada monster di dalam hutan hujan kepalanya. Kerap kali monster itu datang untuk melahap habis bunga-bunga mekarnya, melahap habis rekah senyum manisnya, melahap sehabis-habisnya kelembutan hatinya. Monster itu berkeliaran di dalam hutan hujan kepalanya, bersembunyi di balik pohon, membisikkan mantra-mantra yang menghipnotisnya untuk menjadi keras dan kasar. Jauh di dalam sana ia tau, itu bukan dirinya, itu adalah monster yang sejak 10 tahun lalu selalu datang mengganggu, mencoba mendominasi jejaknya agar dia selalu terkukung dalam kegelapan. Namun.. sejauh ini belum ditemukan pengusir monster yang handal. Sebab semenjak penjaga hutan hujannya pergi dari dunia, sejak saat itu monster ini berani keluar masuk tanpa aba-aba.
The monster hasn't gone yet, my daddy isn't here
-@ceritadear
7 notes · View notes
dongengjani · 1 year ago
Text
NARENDRA
Tumblr media
Ia pun menuangkan darah seorang Alpha ke tanah, lalu tanah di sekitar bergatar dan rantai – rantai sihir yang mengikat Akuma satu persatu mulai lenyap.
Luka – luka di tubuh Akuma perlahan mulai sembuh. Akuma yang tadinya lemah, perlahan mulai bangkit dan tegak berdiri. Gerbang gaib yang mengurung Akuma, kini sudah tidak ada lagi. Keres tersenyum ketika melihat sosok Akuma yang berhasil dia bebaskan. Lalu, Akuma berkata “Semoga keserakahanmu untuk menguasai dunia tidak membuatmu menyesal, Keres. Karena kebebasanku merupakan pertanda akan terjadi kehancuran di penjuru bumi”
Keres dengan penuh ambisi menjawab, “Kehancuran itulah yang aku mau. Tanpa adanya kehancuran, mereka tidak akan mau tunduk padaku” Akuma tersenyum, lalu kembali berkata “Sepertinya, kau memang terlahir untuk menjadi pengacau keseimbangan dunia”
Keres dan Akuma pun pergi menuju negara Air. Para penduduk negara Air yang melihat kedatangan Keres dengan Akuma, dibuat ketakutan. Mereka menyembunyikan anak – anak mereka di tempat yang aman. Lalu, seorang prajurit menghampiri Keres. “Apakah kau sudah gila, Keres?” Tanya prajurit tersebut dengan berani. “Apakah salah jika aku hanya ingin menjadi pemimpin atas ke empat negara elemen?” Jawab Keres. “Sebesar itukah keinginanmu untuk menjadi seorang pemimpin atas empat negara elemen? Sehingga kau dengan tega membunuh Ocean, dan menggunakan darahnya untuk membebaskan makhluk ini?”
Lalu seorang pemuda maju dengan berani dan berkata “Kau sungguh hina, Keres! Kau tidak layak untuk menjadi seorang pemimpin atas empat negara elemen” Keres menatap pemuda itu dengan tatapan tajam. Keres tersenyum, kemudian berkata “Akuma tidak akan membuat kehancuran jika kalian mau tunduk kepadaku!” “Tidak! Kami tidak akan pernah sudi menjadikanmu sebagai pemimpin Kami. Walau taruhannya nyawa Kami.” Ucap seorang prajurit.
Lalu, para wanita dan anak perempuan bersembunyi di tempat yang aman. Menghindari daerah tersebut, karena sepertinya sebentar lagi akan terjadi pertarungan disana. Para prajurit dan penduduk laki – laki membentuk barisan untuk menyerang Keres dan Akuma. Serangan pertama mereka, berhasil di tangkis oleh Akuma hanya cukup dengan menghembuskan nafasnya, Akuma mampu menangkis serangan dari negara Air.
Tidak menyerah, mereka pun kembali menyerang namun, anehnya mereka tidak bisa menggunakan kekuatan mereka untuk mengendalikan air. Mereka kebingungan, lalu Keres berkata “Jika kalian terkena hembusan nafas Akuma, maka kalian akan kehilangan kekuatan yang kalian miliki”
Mendengar itu, mereka memutuskan untuk maju dan menyerang Akuma tanpa kekuatan pengendali. Akuma mengedipkan matanya dan siapapun yang melihat mata Akuma, dan mereka melihat Akuma mengedipkan matanya, maka mereka akan kehilangan kendali atas kaki mereka. Beberapa orang tiba – tiba jadi tidak mampu bergerak, karena mereka melihat kedipan mata Akuma.
Sebagian yang masih bertahan mulai berhati – hati dalam menyerang. Karena mereka tahu, yang mereka lawan, merupakan makhluk yang kuat. Akhirnya, mereka pun menyerang tanpa menatap mata Akuma. Namun, Akuma merupakan makhluk istimewa, ia cukup menggerakkan telunjuknya, untuk membuat orang – orang itu kehilang kendali atas diri mereka. Lantas, Akuma membuat mereka bergerak untuk saling membunuh.
Mereka yang tersisa saling menusukkan pedangnya kepada satu sama lain, membuat tubuh mereka jatuh ke tanah dengan darah yang terus mengalir. Salah seorang prajurit, dengan nafas tersengal – sengal, berkata “Kau memang hina, Keres! Kau tidak akan pernah mendapatkan kekuatan seorang Alpha.” Keres yang kesal mendengar ucapan dari prajurit tersebut, lalu meluapkan emosinya dengan membakar hidup – hidup orang – orang yang berada di tempat tersebut. Jeritan kesakitan terdengar begitu jelas dari orang – orang tersebut. Dan Keres, hanya tertawa puas menyaksikan hal tersebut.
Tibalah Keres dan Akuma di kuil negara Air. Disana, mereka bertemu dengan seorang pria tua penjaga kuil tersebut. Pria tersebut sudah tahu apa yang di inginkan oleh Keres. Lalu ia berkata “Kau tidak akan pernah mendapatkan apa yang kau mau” ucap pria tua itu dengan lantang. Lalu ia berlari kearah laut dan ia tancapkan belati suci ke jatungnya, dan ia membaca sebuah mantra, kemudian tubuhnya jatuh ke laut, lalu laut pun berhenti bergerak, dan mulai muncul tulisan – tulisan hitam yang menyebar ke seluruh lautan di dunia.
Ketika tulisan tersebut sudah menutupi laut, maka seluruh laut di dunia berhenti begerak, karena telah tersegel oleh segel istimewa. “Apa yang dia lakukan?!” Tanya Keres panik. “Dia menyegel laut dengan segel suci dari Tuhan.” Jawab Akuma. Lalu, Keres kembali bertanya “Apa yang terjadi jika laut tersegel oleh segel suci itu?” Akuma menjawab “Kau tidak akan bisa bertemu roh laut, karena portal penghubung antara dunia roh laut dengan manusia, sudah tersegel”
Keres yang mendengar penjelasan dari Akuma, menjadi jauh lebih panik. “Apakah tidak ada cara lain? Pasti ada kan?” Tanya Keres gelisah. “Tidak ada. Bahkan aku pun tidak berani untuk melakukan penyegelan ini. Kerena, siapa pun yang berani menggunakan segel ini, maka ia sudah siap untuk di masukkan ke neraka.” Ucap Akuma dengan tegas.
Keres memukul meja persembahan, membuat meja tersebut terbelah dua. Ia berada di puncak emosi. Ia marah. Tarikan nafasnya tidak beraturan. Lalu, tiba – tiba tatapan matanya berubah menjadi sangat tajam. “Aku tidak perlu kekuatan Alpha untuk menjadi pemimpin atas empat negara elemen. Aku hanya perlu mengalahkan para pemimpin mereka, sehingga mereka akan tunduk padaku. HAHAHAHA” ucap Keres dengan penuh ambisi.
Di suatu tempat yang di penuhi oleh pohon pinus, terlihat ada seorang elf berlari kencang untuk bertemu seseorang. Dari ekspresi wajahnya, ia seperti baru saja mendapatkan kabar buruk. “Hei, kau!” teriak elf itu kepada seorang laki – laki “Kau harus segera pergi dari tempat pengasinganmu, Narendra. Dunia membutuhkanmu. Tolong pergilah! Dan tolong, kembalikan keseimbangan dunia.”
Bersambung…
0 notes
sundadigi · 1 year ago
Text
Tumblr media Tumblr media
Saatos terang dongéng-dongéng Sunda anu kamari, hayu ayeuna mah urang diajar unsur intrinsikna!
.
.
𝘚𝘶𝘯𝘥𝘢𝘋𝘪𝘨𝘪, 𝘰𝘯𝘦-𝘴𝘵𝘰𝘱 𝘥𝘪𝘨𝘪𝘵𝘢𝘭 𝘴𝘦𝘳𝘷𝘪𝘤𝘦 𝘧𝘰𝘳 𝘚𝘶𝘯𝘥𝘢𝘯𝘦𝘴𝘦 𝘭𝘪𝘵𝘦𝘳𝘢𝘵𝘶𝘳𝘦.
SundaDigi, layanan panyungsian digital literatur Sunda.
.
#sundadigi #sunda #kebudayaansunda #unpad #pdpbs #pustakajaya #aplikasikesundaan #kamusbahasasunda #bahasasunda
0 notes
meitybootz · 1 year ago
Text
Cerita Rakyat Purbasari & Purbararang
Tumblr media
Cerita Rakyat Purbasari & Purbararang |
0 notes
fitriawulanvisa · 1 year ago
Text
KISAH IBU PERI DAN PANGERAN
by: Fitria Wulan Visa
Di dunia ibu peri ada satu peraturan bahwa setiap peri dan pangeran yang sudah berjanji untuk sehidup semati tidak boleh mengingkarinya dengan perpisahan.
Tetapi ibu peri selalu merasa sendirian padahal sang pangeran selalu ada disisinya.
Sang pangeran tidak pernah ingin tahu perasaan ibu peri.
Sang pangeran hanya berpikir ibu peri cukup bahagia dengan segala yang ia berikan.
Dalam hati ibu peri selalu bertanya-tanya apakah sang pangeran tidak pernah merasa ingin bertanya apa yang sedang dirasakan ibu peri? Atau sesekali pangeran tidak ingin berbagi cerita tentang kesehariannya kepada ibu peri?
Ibu peri selalu merasa kesepian, merasa tidak pernah didengarkan dan dimengerti oleh sang pangeran. Ibu peri sedih.
Dibalik kebahagiaan dan kebebasan ibu peri selalu merasa sedih hatinya.
Ketika sedang bersedih, ibu peri bertemu katak yang baik hati di tepi sungai.
Mereka saling menyapa, dan katak bertanya "Mengapa ibu peri tampak bersedih?"
Ibu peri menceritakan semua keluh kesahnya kepada katak yang baik hati.
Mereka pun berteman baik.
Katak selalu ada ketika ibu peri butuhkan.
Katak selalu menemani ibu peri kemanapun ibu peri pergi.
Katak selalu setia mengingatkan apa yang ibu peri lupa kerjakan.
Katak selalu tau semua jadwal ibu peri.
Katak adalah teman baik dan setia ibu peri, sampai ibu peri suka menangis sendiri takut kehilangan katak.
(Bersambung)
0 notes
riannadjabheemsofia · 7 months ago
Photo
Tumblr media
Fairy Tale Princess Story Season 1 - CHAPTER 5 Pertemuan Rani, Alina, dan Mila (on Wattpad) https://www.wattpad.com/1499481689-fairy-tale-princess-story-season-1-chapter-5?utm_source=web&utm_medium=tumblr&utm_content=share_reading&wp_uname=rianto16widodo Cerita ini terinspirasi dari film Barbie, Disney Princess, dan film favorit lainnya. Seri ini menceritakan tentang tiga gadis masing-masing berusia lima belas tahun yang bernama Rani Aslimah Salsabila (Rani), Rialina Inggrid Purnama (Alina), dan Mila Athalia Niranthy (Mila). Rani tiba-tiba menemukan sebuah buku misterius yang masih tersegel tumbuhan merambat saat mereka berkunjung ke perpustakaan kuno. Ketika setetes darah Rani meluncur tepat di tengah buku misterius, buku tersebut tiba-tiba terbuka dan menyedot mereka ke dalam buku misterius. Mereka harus menyelesaikan sebuah misi besar, yaitu membuat cerita yang penuh bahagia bagi karakter tokoh protagonis (seperti karakter tokoh Disney Princesses). Cerita ini menampilkan para karakter yang saya ambil di Webtoon.
0 notes