Tumgik
#Istilah Takjil
westalayowes · 2 years
Text
5 Takjil Paling Enak Untuk Disantap Saat Buka Puasa
Takjil adalah istilah yang biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk menyebut hidangan atau makanan kecil yang dikonsumsi saat berbuka puasa. Hidangan ini biasanya terdiri dari makanan dan minuman ringan yang bertujuan untuk memulihkan energi tubuh setelah seharian berpuasa. 5 takjil paling enak untuk disantap saat buka puasa Asal-usul istilah takjil sendiri sebenarnya berasal dari bahasa…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
ranah-upaya · 1 year
Text
Buka Bersama, Bukan Untuk Acara Pamer Pencapaian    
Bulan Ramadhan, sudah berada di pertengahan rembulan yang semakin terang benderang. Hal-hal yang dirindukan di sebelas bulan terakhir, terbayarkan. Bulan, dimana banyak tradisi tidak ditemui di 11 bulan lainnya. Merindukan santapan khas ramadan, takjil saat berbuka, ngabuburit bersama kerabat dan rekan, lantunan shalawat tarhim dan imsak, gemuruh musik patrol yang membangunkan sahur setiap malam, tidak kita jumpai, jika kita tidak ditakdirkan menemui keindahan berkah bulan ramadhan. Maka, patut kita syukuri tiada tara atas pertemuan dan perkumpulan kita di bulan yang penuh dengan magfirah dan ampunan.
Tumblr media
Salah satu tradisi yang masih membudaya di setiap kalangan, salah satunya adalah tradisi buka bersama. Jangan salah, di setiap pojok kota, pinggir maupun tengah kerumunan jalan. Adzan Maghrib menjadi lantunan paling favorit, bagi setiap muslim yang menjalankan puasa. Ajakan BukBer (baca: buka bersama)  tidak pernah berhenti satu hari saja. Setiap hari, warung-warung baik resto bintang atau kaki lima full booked untuk acara buka bersama. Menyenangkan memang, acara buka bersama selalu menjadikan kenangan yang lama kembali tercipta. Tapi, ada salah satu budaya yang menjadikan tradisi buka bersama terasa muak dan menghilangkan nilai-nilai kebersamaan. Apa itu? Flexing!
Sedang terngiang-ngiang di telinga kita, istilah baru ini. Sebenarnya ini bukan hal baru, tapi orang-orang semakin memunculkan tren ini dengan mengikuti gaya hidup kebarat-baratan. Flexing, berasal dari bahasa Inggris, menurut urbandictiorary.com, bermakna “to show off, the act of bragging about money-related things, such as how much money do you have, or about expensive possesions.” Atau bisa juga diartikan dengan pamer, tindakan menyombongkan diri tentang hal yang berhubungan dengan uang, atau tentang harta dan benda mahal.
Akhir-akhir ini, marak juga tentang para pejabat yang terangkut karena urusan pamer dengan harta kekayaan, karena postingan sang anak, malah justru menggiring orang tua pada hal yang tidak diinginkan, membuka rahasia-rahasia yang seharusnya diketahui oleh publik, tapi disembunyikan dengan ayem-ayem saja. Jangankan pejabat, yang (barangkali) memang punya duit dan harta. Akhir-akhir ini, ramai pula jadi perbincangan. Status atau postingan anak-anak kita yang menanyakan “info sewa iphone atau vespa matic buat bukber kelas.” Saat itu, kami tak sengaja membaca tulisan yang lewat di cerita instagram. Spontan, kaget. Karena, hal seperti ini seyogyanya memang tidak wajar. Tanpa babibu, langsung kami tegur. Karena kami sadar, posisi kami adalah pendidik, peduli dengan keprihatinan anak-anak. Kemudian, si anak menjawab. Bahwa, untuk sekadar foto-foto, “biar bagus, keren”. Jawaban ini tidak terduga. Sejak kejadian itu, kami tidak dapat lagi melihat cerita instagramnya, entah disenyapkan, atau dengan tindakan apa. Mungkin, si anak jengkel karena teguran gurunya.
Sampai saat ini, kami merasa gumun. Bertanya-tanya. Memang alasannya apa? Kalau memakai handphone biasa? Apa salahnya. Kalau berangkat dengan kendaraan seadanya. Toh, acara bukber kan, untuk membatalkan puasa, paling tidak makan, atau minum. Lalu untuk apa? Harus memakai standar iphone? Apa keistimewaannya? Oh, setelah itu kami baru sadar. Bila gaya hidup para hedonis ini sudah meracuni anak-anak, bahkan kita sendiri tentunya. Standar yang ditetapkan saat mengunggah foto atau cerita instagram, keren dengan menggunakan aplikasi bawaan iphone. Jalan kemana-mana, menggunakan vespa matic lebih gaul, dibanding dengan kendaraanlainnya. Entah, siapa yang membuat batasan ini. Tentu salah kaprah, bila memiliki fasilitas itu semua jika tidak mempunyai tujuan yang tepat. Memiliki benda itu, tidak salah. Karena memang ada spesifikasi yang tidak dimiliki handphone lain. Menjadi salah nilainya, jika hanya untuk dibuat ikut tren atau gegayaan.
Bukber, menjadi hal yang mulai dihindari ajakannya. Karena, banyak pertanyaan, ujaran yang menyebutkan tentang pencapaian karir, nasib, jumlah minimum maksimum harta, menjadi topik perbincangan. Padahal, tujuan kita untuk berkumpul. Untuk bertemu, untuk berdiskusi, untuk mengobrol. Tapi, bisa kan? Jika bukan tentang pamer sana-sini. Untung, bila lawan bicara juga saling menghormati, bila berada di posisi yang sama. Bayangkan, bila kita menyebutkan di depan orang yang nasibnya tak selalu sama? Bukankah bagian dari kesombongan luar biasa?
Flexing akan sulit dihilangkan, bila gaya hidup hedonis menjadi sorotan, bila tontonan selebgram menjadi tuntunan, merasa ingin dihormati secara materi selalu menjadi tuntutan. Apalagi, bagi mereka yang punya gaya hidup elit, tapi ekonomi sulit. Pinjaman online berkeliaran, paylater menumpuk sampai tercekik jeratan, rentenir tertawa melihat gaya hidup dan pinjaman yang tidak bisa terbayar. Sebenarnya, apa yang membuat seseorang berniat untuk memamerkan harta kekayaan pada orang lain? Terlalu menyedihkan-kah hidupnya? Hingga kehidupannya harus diketahui banyak orang? Hingga kita harus menilai dengan pencapaian yang dimiliki? Hingga kita harus punya sesuatu yang bernilai di mata orang lain, hanya untuk mengemis penghormatan?
Baik buka bersama atau acara terdekat ketika bulan Ramadhan usai; Halal bi halal. Jadikan kegiatan ini menjadi ajang untuk berbagi, untuk menyambung silaturahim dengan saudara dan rekan-rekan kita. Menjadikannya sebagai acara untuk pamer sana-sini, tidak tepat, bahkan salah kaprah. Bagaimana bila kita memupuk rasa kasih sayang dengan saudara kita dengan amalan-amalan terbaik di hadapan-Nya? Kapan lagi, kita menjumpai waktu waktu istimewa, pahala double combo kalau bukan di bulan yang penuh berkah ini. Semoga ibadah puasa dan juga amalan terbaik kita diterima dengan cara yang baik di sisi-Nya.
6 notes · View notes
farisha07 · 6 months
Text
Satu Hari Satu Cerita #CeritaRamadhan3
TAKJIL. Khususnya di tanah air, menjelang berbuka puasa, berbagai macam kudapan atau takjil dijual di pinggir jalan atau warung, atau berkumpul di satu tempat menjadi “street food”, mulai dari jam 3 sore sampai menjelang berbuka. Menunya banyak, mulai dari makanan manis, hingga gorengan dan sebagainya. Banyak masyarakat yang berbondong-bondong membeli takjil untuk menu berbuka puasa, hingga terkadang jalanan macet dibuatnya. Ini menjadi salah satu ciri khas Ramadhan di Indonesia.
Dalam KBBI, takjil yaitu “mempercepat dalam berbuka puasa”, berasal dari kata ‘ajila dalam bahasa Arab yang artinya menyegerakan, berarti takjil adalah perintah untuk menyegerakan berbuka puasa. Takjil dalam makna sesungguhnya adalah “menyegerakan”, namun di Indonesia istilah ini lebih condong kepada kudapan atau makanan sebagai menu berbuka puasa.
Memori terbawa ke awal 2000-an, ketika sedang bermukim di Makkah. Tradisi orang Arab pada umumnya, ketika berbuka puasa, mereka menyajikan kurma dan air zamzam sebagai menu utama. Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi, setiap harinya selalu mengadakan buka puasa bersama, di dalam atau pelantaran masjid dibentangkan sufrah (semacam plastik berukuran lebar 50 cm dan panjang bermeter-meter, berfungsi untuk makan, biasanya juga dipakai untuk makan nasi kebuli, nasi samin, nasi mandi, dan seterusnya), lalu petugas masjid atau para dermawan membagikan kudapan buka puasa, berupa air zamzam dan kurma, juga satu kotak sedang, berisi kue, kacang-kacangan Arab, dan lain sebagainya.
Kalau dibandingkan takjil di Arab dan Indonesia, ini tak lepas dari tradisi tiap negeri. Orang Arab yang cenderung suka dengan makanan manis, sedikit berbeda dengan orang Indonesia yang menyukai banyak rasa, sehingga kudapan yang tersaji di atas meja maupun yang terjual berlimpah ruah rasanya, ada manis, asin, gurih, dan juga pedas.
Oleh karena itu, hal ini menjadi salah satu alasan mengapa Ramadhan menjadi momen yang sangat ditunggu-tunggu kehadirannya. Ketika Ramadhan tiba, maka seluruh umat muslim di dunia menyambutnya dengan penuh sukacita.
0 notes
Text
Melambat: Entri Dua
Tumblr media
Sabtu kemarin akhirnya mewujudkan apa yang selalu penasaran ingin dicoba, ikut kajian keagamaan.
Bisa dibilang saya bukan pribadi yang tumbuh di lingkungan religius. Keluarga menanamkan dan mengajarkan praktek agama, namun bukan yang mendalam. Secara akademis, pengalaman bersekolah di sekolah yang benar-benar Islam ada di saat jenjang pendidikan dasar. Selepasnya memang saya bersekolah di sekolah negeri. Namun di jenjang menengah atas, saya didekatkan dengan sekolah negeri dengan akar agama Islam yang kuat.
Semakin dewasa, saya jadi banyak terpapar dengan praktek keislaman di luar yang wajib dilakukan. Sebenarnya kajian ini bukan sebuah praktek keislaman ya, lebih ke fasilitas untuk menuntut ilmu agama lebih mendalam melalui forum-forum. Ya mungkin kalau di kalangan bermasyarakat, akrab dikenal dengan istilah pengajian.
Singkat cerita, awalnya memang saya menanyakan ke teman saya yang sering ikut kajian dan penasaran ingin ikut. Hingga akhirnya cocoklah jadwal kita di Sabtu lalu. Gas. Cus.
Tema kajian kemarin secara garis besar adalah bagaimana seorang hamba selalu dekat dengan kepiluan dan kesedihan. Mungkin kerap terdengar bahwa “Hidup ini adalah ujian”. Entah pikiran dari mana, solusi yang ditawarkan terasa mudah dijalani sebenarnya, namun namanya iman, ada saja naik turunnya. Dan betapa kegundahan itu lekat dengan tingkat keimanan seseorang.
Namun yang menarik perhatian saya adalah hal-hal lain di luar isi kajian. 
Tempat kajian petang kemarin sungguh nyaman, mudah dijangkau, dan yang datang ramai sekali. Kondusif untuk menuntut ilmu. Saya jadi teringat memori masa kecil ketika diajak almarhumah ibu ikut pengajian di musholla sekitar rumah. Panas, tidak kondusif, anak kecil dipaksa diam. Ada yang disogok mainan, kalau gagal ya menangis. Semakin dewasa, sering melewati musholla dekat rumah yang sedang ada pengajian, rasanya tidak pernah jauh dari potret ibu-ibu mengipas diri walaupun sudah ada kipas angin di sekitarnya.
Untuk sesi kajian kali ini, jemaah dihimbau untuk “mentraktir” rekan di sebelahnya dengan sajian takjil. Tidak dijelaskan sebenarnya ketentuannya apa, yang penting takjil dihidang agar mudah dikonsumsi, mengingat buka puasa dilakukan di masjid langsung. Yang saya tidak prediksi, saya pikir akan benar-benar tugas kita adalah menjamu teman di sebelah kita. Namun yang terjadi adalah banyak sekali makanan berdatangan dari arah-arah yang tidak disangka. Banyak jemaah membawa makanan yang tidak hanya untuk teman sebelahnya. Malah berlebih. Baik dan berkecukupan sekali ya jemaah di sini.
Oh ya, kembali ke topik kajian serta suasana buka puasa yang rekat, saya jadi berpikir. Beruntung sekali ya jemaah yang bisa hadir di sini? Bisa menjangkau tempat kajian, mendengar banyak ilmu, memberi banyak manfaat. Keren sekali penyelenggara kajian ini. Selain itu, saya perhatikan jemaah yang hadir ini rapih dan enak dipandang. Saya menilai mereka punya kapasitas untuk membeli pakaian yang terlihat pantas di mata saya untuk datang kajian. Tidak jarang yang mencatat isi kajian dengan tablet (termasuk saya), ketimbang buku catatan biasa. Parkiran menuju masjid penuh mobil. Inikah muslim kelas menengah Indonesia? 
Tentang busana, rasanya dulu banyak ketakutan atau stigma kalau sudah melihat seseorang menggunakan pakaian gamis atau memakai cadar. Di tempat itu, saya merasa biasa saja. Saya yang merasa salah kostum kemarin, berusaha cuek tapi sebenarnya kepikiran juga, haha. Tapi akhirnya, rasa yang muncul adalah tertegun, dikarenakan letak tempat kajian berada di pusat perbelanjaan juga. Terbayang kan jika dulu di pusat keramaian, bertemu orang-orang berpakaian hampir sejenis seperti itu? Sekarang rasanya sudah lumrah saja ya.
Terkait presentasi kajian, teringat saya tempo hari lalu mendengar di sekitar rumah ada yang mengisi ceramah selepas Tarawih dengan suara menggebu-gebu. Saya sendiri tidak menangkap sebenarnya apa yang dibahas. Namun mendengar nada bicaranya, saya sudah gemetar dan berujung berprasangka buruk “Ah pasti isinya ujar kebencian lagi”. Melihat yang sering berkeliaran di internet, sepertinya hal ini bukan sesuatu yang asing di masyarakat. Berbeda dengan ceramah selepas Tarawih tempo hari, ketika mendengar ceramah ustadz di sore itu rasanya menenangkan sekali. Pembawaannya, hal yang ditawarkan sebagai solusi, keruntutan konten. Semuanya rapih. Saya jadi berpikir, bisa tidak ya tipikal ceramah seperti ini sampai ke kalangan akar rumput?
Sebelum mengikuti kajian seperti ini, saya beberapa kali mendengar ceramah via daring. Ustadz yang saya dengarkan pun rasanya cara penyampaian dan tema yang dibawa seragam. Lebih moderat. Tidak menebar benci. Tentram sekali. Namun berapa banyak yang bisa mengakses ceramah ini via internet? Rasanya dengan luasnya negeri ini, corong suara surau masih menjadi andalan untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan. 
Yang menjadi pertanyaan bagi saya, apakah mungkin tema-tema ini relevan untuk masyarakat kelas menengah ke bawah yang tidak banyak memiliki jaring pelindung dan cenderung pragmatis dalam melihat hidup? Bagaimana kondisi da’i yang memiliki tugas dakwah ke daerah-daerah yang sulit terjangkau? Bukankah kondisi penyampai pesan akan mempengaruhi pesan yang disampaikan? Apakah masih relevan kalau mereka membahas kepiluan dan kesedihan, jika memang itu yang ditelan sehari-hari oleh masyarakat? Tidak bisa dipungkiri, jenis kepiluan yang dihadapi kelompok ekonomi tertentu pasti berbeda sehingga cara pandang terhadap solusinya pun berbeda.
Sebagai awam, saluran untuk mencapai kemoderatan Islam saya perhatikan mulai banyak diwujudkan. Saya senang melihatnya. Tapi untuk sampai pemahamannya kepada mereka, sepertinya masih butuh usaha lebih keras. Tidak apa, semoga segera ada jalannya untuk lebih bisa meratakan usaha besar ini.
Oh ya, saya jadi terpikir, kenyamanan ekonomi ada juga ya hubungannya dengan cara pandang seseorang dengan agama. Tidak bisa dipungkiri, sedikitnya pilihan yang dimiliki masyarakat ekonomi kelas bawah akhirnya membuat banyak yang mencari jalan pintas. Walaupun agama sudah memberi rambu, berapa banyak sih yang bisa bertahan dengan kondisi? Seberapa lama lagi mereka harus sabar? Bandingkan dengan kelas menengah dan beragam jaring pelindung yang dimiliki. Mungkin diperintahkan untuk sholat dan sabar masih lebih realistis bagi mereka dibanding yang sudah tiga hari tidak makan.
Selain itu, jadi berpikir kembali “Apa yang bisa saya lakukan ya dengan kenyamanan saya saat ini supaya saudara-saudaraku bisa merasakan kenyamanan berekonomi dan beragama yang sama dengan saya?” Dari kajian kemarin, selain banyak yang bisa jadi bahan renungan saya, saya jadi banyak terpikir ide-ide dan menemukan kembali motivasi untuk bersungguh-sungguh memperjuangkan yang saya percaya. 
Mungkin ada pemikiran saya yang terlalu loncat jauh, namun ini observasi sempit yang saya bisa tuangkan.
0 notes
mfaizs · 4 years
Text
Refleksi: Jika Ramadhan Masih Pandemi
Menghitung hari ramadhan yang kurang beberapa hari lagi. Di tengah suasana seperti ini, tentu saja akan ada banyak kehilangan yang akan dialami. Kehilangan kebersamaan, kehilangan momen berbagi kebaikan di jalan, kehilangan momen berbuka puasa bersama, dan banyak momen sosial yang sepertinya akan terlewatkan di tahun ini. 
Mencoba merenungi, apakah jangan-jangan ini caraNya menyadarkan kepada hamba-hambaNya tentang pemaknaan ramadhan yang sering dilupakan?
Barangkali selama ramadhan kita seringkali terfokus pada hal-hal yang bersifat sosial. Kita sibuk menghadiri acara buka puasa bersama yang tak ada hentinya, sibuk sahur on the road, sibuk dengan kepanitiaan kegiatan ramadhan, sibuk bagi-bagi takjil, hingga kita lupa akan hakikat lain dari ramadhan. Iya, kita sibuk dalam rangkaian kegiatan hablum minannas, bukan hablumminallah. 
Sekarang, coba kita refleksikan. Dari pagi buta saat sahur, beberapa anak muda di tahun 2010 ke atas mengenal dengan istilah SOTR atau Sahur on The Road. Konsepnya adalah bagi-bagi sahur kepada orang-orang di jalan, seperti pengemis, gelandangan, lantas kita juga menunaikan sahur di jalan. Barangkali hal inilah yang membuat sepertiga malam kita terakhir tak maksimal. Bahkan karena kelelahan, pasca subuh, kita tertidur pulas. Sesuatu yang Rasulullah pun tak menyukainya. 
Saat siang hari, kita sering tetap disibukkan oleh aktivitas duniawi, mobilitas tinggi yang kadang membuat kita tetap tak menyempatkan atau mungkin tidak sempat untuk sekedar singgah ke masjid, menunaikan panggilanNya. 
Sore hari, anak muda saat ini gandrung dengan istilah ngabuburit atau menunggu waktu berbuka puasa entah dengan nongkrong di jalan, konser musik, atau berburu takjil. Ada juga yang menghabiskan waktu dengan tilawah, mendengarkan pengajian, dan berbagai aktivitas keagamaan lainnya. Hal-hal ini yang bisa jadi tak akan kita temui di ramadhan kali ini, dan kita pasti akan merindukannya.
Waktu maghrib, kita sering menghadiri buka puasa bersama, hingga justru melupakan esensi dari berbuka itu sendiri. Terlalu lama bercengkrama, mengakhirkan waktu shalat maghrib, bahkan terkadang melewatkan kesempatan berjamaah isya di masjid serta tarawih. Pulang ke rumah pun sudah terlalu lelah dalam perjalanan, hingga kita shalat sekadarnya, melewatkan tadarrus, dan akhirnya tidur. 
Maka benarlah sabda baginda Nabi Muhammad SAW berabad silam, bahwa banyak sekali orang yang berpuasa, namun justru tak mendapat apa-apa kecuali lapar dan haus saja. Kita lupa bahwa esensi puasa itu selain meningkatkan hablumminnannas atau aspek hubungan kita dengan sesama manusia dengan berbagai aktivitas yang disebutkan di atas, juga sudah tentu hablumminallah, meningkatkan hubungan kita dengan Allah SWT. 
Ramadhan ini, mari kita tata kembali niat dalam diri. Barangkali Allah merindukan sujud kita dalam sepertiga malam terakhir yang sering biasanya kita lewatkan saat SOTR. Barangkali Allah ingin kita membersamai keluarga di rumah setelah tahun tahun sebelumnya terlalu sibuk dengan aneka macam kegiatan. Mungkin juga Allah ingin agar kita kembali memenuhi gema langit sore dengan lantunan tilawah Al-Quran, bukan musik ataupun aktivitas di pinggir jalan. Juga Allah ingin agar kita tak melupakan tarawih yang justru sering terabaikan dan tertunda saat buka puasa bersama. 
Demikian pula di 10 hari terakhir saat banyak diantara kita sudah mulai mengendur, padahal di situlah malam-malam terbaik untuk meneteskan air mata. Di situlah malam-malam penuh ampunan agar kita terbebas dari api neraka. Yang justru sering kita isi berbelanja, keluar ke supermarket hanya untuk mempersiapkan lebaran. Yang justru kita habiskan untuk mempersiapkan hari kemenangan, padahal barangkali kita tidak benar-benar meraih kemenangan itu sendiri. 
Tidak, tentu saja saya tidak anti dengan segala aktivitas sosial di atas. Namun barnagkali di tahun-tahun sebelumnya kita tak mampu menjaga keseimbangan antara sosial dan ibadah. Hingga Allah paksa agar tahuni ini kita bisa jauh lebih fokus membagun ibadah. Agar dekat kepadaNya, agar jauh lebih banyak menyendiri dalam dzikirnya. 
Mushonnifun Faiz Sugihartanto
Malang, 10 April 2020
14 hari menuju Ramadhan. 
283 notes · View notes
rahmatkurniawanme · 4 years
Text
“ Syukur kadang datangnya telat, terima kasih corona ! “
Tumblr media
Semenjak ditetapkannya corona menjadi pandemi pada awal tahun 2020 ini, dunia berubah. Indonesia dengan begitu pongahnya lewat menkes “itu namanya menghina...” menanggapi himbauan dari penelitian harvard.  Saya yakin banyak yang  tertawa jahat mendengar statemen berikut dan anda mungkin adalah salah satunya. Pada akhirnya, senin 2 maret 2020 parasit ini secara resmi dan langsung diumumkan lewat presiden telah masuk ke indonesia. Proses masuknya simpel, anda kontak langsung dan anda tertular.  Bagi yang  kuat tidak menimbulkan gejala namun berbeda bagi si lemah.
 Virus corona memiliki tingkat penyebaran yang mudah dan cepat. Penyebaran bisa terjadi lewat droplet yakni tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut yang merupakan jalur masuk si virus, maka orang itu dapat terinfeksi Covid-19. Bisa juga seseorang terinfeksi Covid-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita. Virus baru ini memiliki gejala awal seperti demam, batuk, pilek, gangguan pernapasan, sakit tenggorokan, letih, dan lesu. Bahkan bisa terjadi gejala berat seperti kesulitan bernapas.
Kebetulan, wabah ini hadir dalam suasana bulan ramadhan. Saya yakin tidak sedikit yang mengeluhkan soal itu. Pada bulan ini, setiap elemen masyarakat punya cara tersendiri dalam memaknainya. Mulai dari tua, muda, anak kecil dsb. Tentunya, aktivitas yang biasa kita lakukan menjadi berbeda. Misal,  ditempat saya tiap  awal ramadan menjadi momen terpenting untuk bisa berbuka bersama keluarga dirumah. Bagi anak2, selepas subuh biasanya banyak yg jalan2 untuk sekedar mencari udara segar dan olahraga ringan disepanjang rel kereta api menuju stasiun setempat. Tidak lupa, membawa mainan khas waktu itu, yakni petasan dengan ukuran yg variatif serta “ndembong”. mainan dari bambu yg dedesain seperti meriam. Bunyi ledakannya tidak kalah dgn petasan ukuran besar waktu itu.
 Semenjak saya disolo. Usia kuliah di salah satu universitas telah menginjak tahun ke empat. Tentu banyak perbedaan kultur dalam merayakan ramadhan. Bagi saya, setiap menjelang buka puasa bersama kawan2 mencari takjil. Barangkali bisa disebut dengan tradisi.  Beberapa masjid favorit yang biasa kami kunjungi adalah masjid Assegaf dekat alun2 kidul Surakarta. Kalau yg lebih dekat adalah Masjid Syukur. Tp, masjid yang paling sering dikunjungi adalah Masjid Kampus Nurul Huda. Kerap kali berkunjung ke Masjid Agung Surakarta jika menginginkan suasana baru.
 Nah, Kalau soal tarawih banyak teman yg memilih yang berdurasi pendek. Saya juga sepakat dengan mazhab tersebut karena waktu sisanya bisa digunakan untuk menyelesaikan target ramadhan lainnya. Tempat favorit saya adalah Masjid RSJ Solo. Selain cepat, fasilitas AC juga menambah kenyamanan dan kekyusuan dalam bab beribadah. Kalo soal sahur beda lagi, beberapa masjid disolo menfasilitasi jamaahnya untuk sahur gratis. Bagi mahasiswa kosan dengan pemasukan sedikit ini menjadi kesempatan berhemat. Salah satu masjid yang ramai soal sahur gratis adalah masjid kampus. Hampir setiap saya kesana antriannya selalu banyak. Tidak kurang 75 orang.
 Tahun 2019, kebetulan saya ikut bantu2 dalam menyajikan makanan bagi jamaah Nurul Huda. Bersama teman seangkatan. Kadang jadi tukang potong semangka,  distributor galon isi teh anget pake troli, Jaga pos atau sekedar duduk2 mengamati jamaah mengaji. Sederhana sih tp membahagiakan. Kenang saya.
 Salah satu daya tarik bulan ramadhan adalah wisata kuliner. Bagi para pencari takjil tentu tidak asing dengan deretan kaki lima disekitar gerbang depan UNS. Mulai dari gorengan hingga minuman dingin ada. Kesempatan ini banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mencari penghasilan tambahan. Danusan KKN termasuk didalamnya.
 Selain gerbang depan, gerbang belakang juga tidak luput dari keramaian. Sisi kanan kiri gerbang biasanya sudah ramai penjual minuman. Gorengan seperti bakso bakar juga ada. Kendaraan juga banyak yang berlalu lalang. Beberapa ada yg berhenti dan sebagian ada yang jalan terus. Tidak luput klakson bersautan. Itu terjadi tepat di bangjo ngoresan. Gerbang belakang belok kanan maju sedikit.
 Selain ketiga tempat diatas, episentrum keramaian adalah Jalan Surya. Tidak sedikit penjual makanan dan minuman dadakan. Tikar digelar sepanjang jalan bagi pembeli yang berniat berbuka puasa disitu. Salahs satu tempat favorit mahasiswa adalah Pak Dalang. Surya utama masuk 20 meter lalu belok kekiri arah turun Pasar Panggung Rejo. Angkringan kecil dengan latar luas. Cocok dipakai untuk tempat berkumpul untuk berdiskusi ataupun sekedar ngobrol santai jelang buka. Didekatnya ada mushala kecil, jadi sangat strategis. Saran saya, kalau kesana jangan dekat dgn waktu jelang buka, biasanya antriannya panjang. Jadi sekitar jam 5 agar makanan udah ready ketika waktunya.
 Soal harga, saya pernah sharing dengan kawan saya dari karawang waktu temu event organisasi wilayah di purwokerto.
“Coy, kalo biaya hidup disana berapa ?”, tanya saya pada Muchtar, pengurus organisasi yg sama dari universitas BP karawang.
“Disana lumayan sih mas”,
“kalau yg paling sederhana berapa bro ?
“Nasi sayur nih kalau disana tuh 5-8 ribu Mas Rahmat, itu kalo pakai telur apalagi ayam itu 20 ribuan”
“Weh, mahal ya” saut saya
“Kalo ditempat mas rahmat berapa mas ?” tanya Muchtar
“Kalo disolo itu, masih ada nasi sayur udah sama sambelnya 2ribu lima ratus, bukan nasi kucing ya” jawab saya
“Kalo sama es teh gorengan 1 lengkap 5 ribu udah kenyang “
 Raut wajah Muchtar agak tersengak mendengar jawaban saya, mungkin karena harga yang dianggap terlalu murah. Ya, konon katanya Solo merupakan daerah dengan harga makanan yang cukup murah.  Referensi saya dengan budget segitu adalah pak dalang dan angkringan jembatan biru, tp bukan nasi kucing.
 Itu baru tempat makan dengan budget termurah, tempat nongkrong,  tempat ibadah, beberapa tempat ramai yang sering dikunjungi mahasiswa atau sekedar lewat atau bahkan aktivitas remeh temen yang kadang  kalo ingat suasananya buat kita gemes.
 Nah, Kalo perkara perantau itu beda lagi.  Bagi para musafir ilmu tentu akan merasakan kerinduan yang luar biasa. Pun jika memaksakan untuk pulang tentunya punya potensi membawa mala petaka bagi keluarga dirumah karena mampu menjadi agent of virus. Istilah kerennya adalah isolasi diri dalam rangka mendukung program pemerintah Social distancing untuk mengurangi tingkat penyebaran si virus.
 Kalau coba dibandingkan dengan tenaga kesehatan lebih trenyuh lagi. Teman2 saya beberapa ada yang dari FK dan saat ini sedang koas di Muwardi, salah satu rumah sakit rujukan nasional pasien Covid-19. Selain memang lebih baik tidak pulang, mereka juga garda terdepan dalam penanganan virus ini.  Orang yang paling berpotensi terpapar virus. Apalagi, baru2 ini, di Solo ada satu berita menarik bahwa perawat Muwardi diusir pemilik kos karena tahu bahwa tempat kerja perawat tersebut adalah rumah sakit rujukan nasional.  Turut prihatin.
 Oke, kita masuk pada epilog essay ini ya..
 Bahwa ternyata pandemi ini telah merubah banyak hal. Aktivitas sosial, ekonomi, akademik dan lini yang lainnya dipaksa untuk berubah pola. Keinginan untuk pulang kerumah tentunya ditunda dulu sampai batas waktu yang masih bisa diperpanjang. Aktivitas semarak ramadhan yang dulu saat ini hanya bisa dikenang.  Takjil gratis, sahur bersama, tarawih terdekat dan tercepat, kuliner depan kampus, raainya kendaraan bersliweran jelang buka dan banyak lainnya. Yah, terkadang rasa syukur itu datang setelah adanya kesusahan.
 Mari perbanyak syukur kita dengan kondisiseperti ini dengan beberapa tips :
1.     Tetep patuhi aturan dari pemerintah. So, Bagaimanapun mereka semua adalah ulil amri kita. Patuhi imbauan Seperti jangan pergi kemana –mana kecuali benar2 urgent, pun kalau keluar rumah harus sesuai dengan SOP.
 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّـهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّـهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا ﴿٥٩﴾
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan kepada para pemimpin di antara kamu. Kemudian jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan RasulNya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa[4]: 59)
 2.     Tetap produktif walaupun dikos aja, dengan melakukan aktivitas positif dan karya terbaik. Menulis misalnya, membuat video tutorial, membaca buku, berkebun, membuat project sosial penanganan Covid-19 sesuai kapasitas dll.
3.     Terkhusus bulan ramadhan, dibuatlah target ramadhan agar kelak ada peningkatan keimanan.
4.     Ini yang terakhir, soal pandemi ini saya yakin akan menjadi catatan sejarah global seperti pandemi besar dunia black death 1346 , Marseille 1720, wabah kolera 1820, flu spanyol 1920 dan Covid-19 pada abad 21 ini. So,  mari lakukan hal baik yang bisa kita lakukan. Kelak, ketika 2050 kamu ditanya cucumu, “kek dulu pas ada pandemi ini kakek ngapain aja ?”
  Sumber :
https://www.radiorodja.com/47148-taatlah-kepada-allah-taatlah-kepada-rasul-dan-ulil-amri/
https://tirto.id/bahaya-virus-corona-covid-19-dan-cara-mencegahnya-eKdF
https://news.detik.com/berita/d-4967416/ini-daftar-37-pernyataan-blunder-pemerintah-soal-corona-versi-lp3es/2
https://www.suara.com/news/2020/02/29/091320/indonesia-klaim-bebas-virus-corona-pm-australia-enggak-yakin
https://www.kompas.tv/article/66130/presiden-jokowi-virus-corona-tidak-masuk-ke-indonesia
https://www.idntimes.com/science/discovery/cahaya/wabah-mematikan-100-tahun-c1c2/5
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/22/192900965/kilas-balik-8-pandemi-penyakit-dan-dampaknya-dalam-sejarah-?page=all
1 note · View note
khairinnas · 2 years
Text
Ngabuburit Yuk
Salah satu yang telah menjadi tradisi bagi sebagian besar wilayah di Indonesia yaitu "ngabuburit". Tradisi ini identik ada saat bulan Ramadhan tiba.
Istilah "ngabuburit" ini yaitu aktivitas atau kegiatan yang dilakukan saat menunggu berbuka puasa. Tentunya bagi kita yang sudah mengetahui banyak keutamaan Ramadhan bisa melakukan aktivitas yang kreatif dan bermanfaat ataupun yang mempunyai makna tersendiri, baik bagi diri pribadi ataupun bersama keluarga.
Beberapa contoh kegiatan yang bisa dilakukan saat "ngabuburit" antara lain membaca Al-Quran, murajaah, mendengarkan kajian, jalan-jalan sambil menikmati kekuasaan Allah dengan berdzikir, berkumpul bersama keluarga berbincang tentang hal-hal ringan untuk keakraban, kuliner Ramadhan, berburu dan berbagi takjil, berkumpul bersama teman-teman yang sholeh dan mengajak untuk melakukan projek kebaikan menjelang berbuka puasa.
Beberapa referensi menyebutkan bahwa "ngabuburit" ini berasal dari bahasa sunda. Namun salah satunya karena faktor media, istilah "ngabuburit" ini telah menjadi budaya nasional sehingga mayoritas warga muslim Indonesia menggunakan istilah ini saat bulan Ramadhan.
Pada zaman ini, dengan informasi dan teknologi yang makin canggih aktivitas "ngabuburit" sudah dimodifikasi dengan sangat baik sehingga setiap umat muslim diharapkan masih mampu menghayati akan makna Ramadhan yang sebenarnya walau dengan aktivitas yang dilakukan. "Ngabuburit" saat ini bukanlah hanya untuk anak-anak seperti yang dahulu biasa dilakukan, semua usia bisa melakukan aktivitas ini.
Harapan kita adalah jangan sampai "ngabuburit" dijalankan dengan agenda-agenda yang tidak bernilai ibadah dan merugikan diri sendiri, karena bulan Ramadhan adalah bulannya dilipatgandakan pahala dan dihapuskannya dosa, maka "ngabuburit" seharusnya bisa diisi dengan hal yang bermakna dan bernilai. Sejatinya kita berpuasa itu adalah agar menjadi hamba yang bertaqwa. Semoga dengan kita "ngabuburit" yang manfaat bisa menjadi tambahan amal ibadah puasa Ramadhan kita, kita tetap menjalankan kewajiban dan menjauhi larangan Allah SWT. Amin.
#30dwcjilid36
#day17
#pejuangramadhan
0 notes
izzahabdr · 6 years
Text
Shaum dan Ramadhan
Puasa/Shaum adalah hal yang tentu tak terpisah dari bulan ramadhan, sebenarnya apa hubungan puasa dan ramadhan?
coba kita lihat Al-qur’an ya, Allah menyebut kata puasa (dengan segala bentuknya bahasa) ada beberapa kali. Paling sering digunakan istilah shiyâm dan satu kata shaum. Meski begitu, kata shaum mengandung makna lebih dibanding shiyâm. Shiyâm hanya berarti berpuasa dengan mencegah makan, minum dan “bergaul” dengan dengan istri mulai fajar sampai maghrib, sedang shaum mencegah harus mencegah bicara, mencegah mendengar, mencegah melihat, dan bahkan mencegah pikiran.
oke, bisa cukup dipahami ya. Oiya ini berdasarkan yang pernah dibaca dan dengar aja yaa
sekarang kita masuk ke ramadhan, Ramadhan apa sih? Ramadhan itu bulan urutan ke-9 di kalender hijriyah. HEHE, jadi ada hubungan erat apa ramadhan dan puasa? kenapa di Indonesia sering disebut “bulan puasa”? se erat itukah hubungan Puasa dan ramadhan?
Lagi-lagi, coba kita buka qur’an cari kata Ramadhan. Ternyata Allah cuma satu kali menyebut Ramadhan, dan dan dan yang disandingkan dengan Ramadhan itu bukan “shaum” melain kan Al-qur’an. WAW
" Ramadhan adalah ( bulan) diturunkannya  Al Qur'an , sebagai panduan untuk umat manusia , juga tanda yang jelas  untuk bimbingan dan penilaian ( Antara benar dan salah ) . Selanjutnya ,jika  salah seorang dari kamu mencapai bulan itu,maka ia harus berpuasa . " ( Al Baqarah: 185 )
Jadi sebetulnya yang menjadi otentik bulan Ramadhan bukan puasanya, bukan kolaknya, bukan acara kuis menjelang shubuh nya, tapi Al-qur’an nya :( sementara kita yang merasa pintar ini cuma ingat sama buka bersama dan takjil manis aja kalau Ramadhan.
Sekarang, mari memeriahkan Ramadhan dengan mendekat pada Al-qur’an, membaca Al-qur’an, mengkaji Al-Qur’an, mengulang hafalan dan apapun yang membuat kita erat dengan Qur’an karena bulan inilah momen terbaik untuk memulainya, lagi pula siapa yang bisa memberi kepastian tentang romadhon berikutnya :)
SELAMAT MENDEKAT DENGAN BAIT-BAIT TERINDAH SEPANJANG MASA
Izzah Abidati Rahmani
02 Ramadhan 1439 H
1 note · View note
anilida · 4 years
Text
Annus Mirabilis
RECAP 2020
Akhirnya, kekumpul juga niat dan mood untuk menulis recap tahun 2020. Banyak orang yang bilang bahwa tahun 2020 adalah tahun yang cukup berat dan menantang. Ya, karena memang banyak hal yang sudah terjadi di tahun 2020 ini. Terutama karena ada pandemi covid-19 yang bikin heboh orang sedunia. Dari yang awalnya kelihatan sangat jauh dan nggak mungkin sampai kejadian di  Indonesia, sampai akhirnya ternyata ada juga teman sekantor yang positif. Pandemi ini juga bikin semua orang punya kebiasaan baru buat pakai makser kemana-mana dan nggak ngumpul-ngumpul yang nggak perlu. Aku sendiri sempat ngalami hampir satu sengah bulan bener-bener cuma dirumah aja waktu awal pendemi ini heboh di Indonesia.
Gimana dengan 2020ku secara personal?  Ini recap-nya seingatku.
Januari 2020
Januari tahun ini sempat pergi ke Jakarta karena ada verifikasi untuk proyek PTSL sama teman. Senang karena bisa sedikit escape dari rutinitas kantor. Dan juga akhirnya bisa naik pesawat –gratis – setelah sekian lama gak terbang. Oh, ya kayaknya ini pertama kalinya aku naik pesawat dari Bandara Halim Perdana Kusuma (HLP), karena biasanya kalau naik pesawat dari dan ke Jakarta selalu dari Soekarno Hatta (CGK). Pengalaman baru.
Bulan Januari ini aku bener-bener banyak ngabisin waktu buat belajar persiapan Tes CPNS. Iya, tahun ini aku nyoba lagi ikut Tes CPNS dan daftar formasi di LAPAN. Jadi bulan Januari ini memang paling sibuk buat latihan soal-soal. Beruntung ada banyak teman yang asyik buat belajar bareng. Jadi aku bisa belajar bareng-bareng mereka tiap selesai jam pulang kerja. Apalagi juga sering di support sama Bu Maria yang sering ngasih kita makanan atau jajanan setiap kita lagi pada belajar. Ini seru sih. Glad to have you here Fellas.
Februari 2020
Bulan Februari awal, ternyata aku baru inget kalau aku bisa beli LM lagi. Lumayan, nambah portofolio aset. Kalau kata orang Emas emang Safe Heaven. Jadi ya kurasa gak ada salahnya investasi di emas.
Februari akhir, akhirnya kembali ke Jakarta. Kali ini untuk tes CPNS – walaupun akhirnya nggak lolos - . Lumayan bisa escape dari kantor lagi. Kali ini aku booking hotel yang cukup comfortable dan affordable banget. Hotelnya di daerah deket Velodrome Jakarta. Sumpah nyaman banget viewnya juga bagus. Worth it banget lah. Jadi secara staycation. Sempat ketemuan sama Dita dan Mas Yanuar juga di Jakarta karena sejak lahhiran anaknya, aku belum pernah nengok, akhirnya bisa negeokin juga. Happy banget karena sempat jalan-jalan sama Dita dan Mas Yanuar di Jakarta. Ngerasain naik MRT buat pertama kali, main dan makan di di Blok M. Senenglah pokoknya. Ini perjalanan naik kerta api dan pesawatku yang terakhir di tahun ini, karena sehari setelah aku pulang dari sana, pemerintah mengumumkan kasus covid pertama di Indonesia dan sejak itu semuanya jadi berubah.
Tumblr media
Maret 2020
Tiba-tiba ada seorang cowo yang deketin aku. Dia mulai ngajakin chat karena ibunya dan bapakku bersekongkol mau ngenalin kami. Ya, sebenarnya kami udah saling kenal kok, kami teman dari kecil cuma udah lama banget gak pernah kontak-kontakan ataupun ketemuan. Dia tetanggaku yang rumahnya cuma beda satu gang doang dari rumahku. Aku sih sebenernya gak keberatan kok dijodihin sama dia –soalnya dari kecil dia emang udah cakep secara tampilan fisik-, tapi ya, kasihan aja kalau dia jadi ngerasa terpaksa harus kenal dan dekat sama aku cuma karena tuntutan orang tua. Akhirnya, kami cuma sempat chattingan selama kurang lebih 2-3 minggu. Selanjutnya, dia menghilang setelah sebelumnya aku mencoba mengonfirmasi dengan tanya apakah dia memang niat menghubungi aku karena mau kenal atau hanya karena mau menuruti orang tua saja dan dia menjawab bahwa dia menghubungiku karena dapat nomerku dari ibunya dan disuruh oleh ibunya untuk coba menghubungiku dan berkenalan. Yasudah, segala yang dipaksakan tidak akan baik hasilnya,kan. Mungkin memang lebih baik untuk melepaskan.
April 2020.
Pertama kali ngerasain Ramadhan di tengah kondisi Pandemi. Rasanya bener-bener beda dari Ramadhan sebelumnya. Gak  ada Shalat tarawih jamaah, Gak ada kumpul-kumpul buat bukber, Gak ada ikutan kajian sore menjelang buka juga berburu Takjil di masjid kayak Ramadhan sebelumnya. Semua kajian diganti via online baik live youtube, instagram, maupun zoom. Ada bagusnya juga, karena aku yang ada di sini jadi masih bisa juga ikutan kajian dari masjid yang ada di Jogja. Pokoknya Ramadan ini bener-berner beda. Aku sendiri jadi belajar makna Ramadhan yang sebenarnya. Bener-bener bisa fokus ibadah. Bukan sibuk ngumpul-ngumpul dan bukber sana-sini yang kadang malah bikin lupa buat ibadah karena keasyikan haha hihi sama teman.
Mei 2020
Ngerasain lebaran di tengah pandemi. Nggak balik ke rumah pas lebaran itu sesuatu yang baru banget sih buat aku. Sungkeman lewat video call, canggung. Hal baiknya sih punya teman-teman kantor yang cukup perhatian. Mereka tahu, aku nggak pulang pas lebaran, makanya mereka tanpa sepengetahuanku nyiapin hampers lebaran. Isinya macem-macem: opor ayam, rendang, kering kencang balado, sambel pecel, juga jajanan. Thanks fellas. You’re the best. Sekali lagi pelajaran yang aku dapatkan bahwa ternyata, keluarga bukan cuma masalah darah, ini masalah hati. Sometimes water thicker than blood. Aku merasa diperhatikan dan punya keluarga di sini walaupun bukan selalu karena ikatan darah.
Tumblr media
Juni 2020
Harus pisah sama seorang Team Mate di kantor. Dia aplly kerjaan lain di pusat. Ya, memang lebih banyak peluang buat berkembang kalau di pusat sih. Bener- bener ngerasa belum siap banget buat pisah sama dia, karena selama ini ngerjain apa-apa selalu bareng dia. Kalau bingung apa-apa selalu tanya ke dia. Ngerasa udah cocok dan deket banget sama dia. Tapi ya, this is life. People come and go, dan sering kali nggak pakai nanya dulu apa kita udah siap atau belum. It just happens. Sempat nangis juga di hari dia bilang mau pamit. Pada akhirnya memang aku harus belajar mandiri dan nggak bergantung sama orang lain.
Juli 2020
Nggak terlalu banyak hal yang terjadi, hanya di bulan ini, satu karyawan baru masuk menggantikan posisi teman yang baru keluar kemarin. Kembali aku harus melakukan adaptasi. Membangun chemsitry dan bonding lagi. Syukurnya, semua berjalan lancar. Dia orang yang cukup baik untuk diajak bekerja bersama. Yoroshiku onengaeshimasu.
Agustus 2020
My month. Akhirnya resmi berkepala tiga. Umur yang bagi sebagian orang adalah saat puncak galau-galaunya. Bersyukur masih diberi waktu hiduup sampai saat ini. Walau kadang sering bingung bagaimana cara menjalaninya. Bisa hidup dan bertahan sampai saat ini saja sudah sebuah berkah.
September 2020
Karena kelamaan rebahan di kamar selama WFH makanya jadi sering browsing dan buka- buka internet. Salah satu yang paling sering aku buka  adalah video youtube tentang financial planning. Iya, karena banyak waktu luang selama pandemi, aku jadi agak belajar soal financial planning. Kadang bisa sampai dua jam langsung kuhabiskan untuk menonton berbagai video tentang teori financial planning. Dan di bulan September ini mulai untuk mencoba praktik berinvestasi di reksadana. Awalnya memang agak susah karena banyak sekali istilah baru yang yang harus dipelajari. Juga harus membaca dan mempelajari  fund fact sheet dan Prospektus dari masing-masing Manager Investasi. Akhirnya dengan sedikit pengetahuan dan sambil masih terus belajar, aku mulai terjun ke dunia pasar bursa. Mulai dengan membeli RDPU sebagai latihan. Dilanjutkan ke RDO dan RDS di bulan berikutnya. Harapannya bisa konsisten untuk menabung.  Sampai di akhir tahun ini, ternyata keuntungannya cukup lumayan. Jadi berinvestasi adalah salah satu keputusan baik yang kuambil di tahun 2020.
Oktober 2020
Sebuah keputusan besar kuambil pada bulan ini. Akhirnya aku memutuskan untuk berkonsultasi dengan seorang psikolog. Deg-degan, nerveous, gak karuan rasanya pengalaman pertama konsultasi sama psikolog ini. Apalagi aku bukan tipe orang yang gampang cerita atau ngumbar derita ke sana-sini. Kebiasaan kalau ada masalah apa-apa selaluu dipendam sendiri. Paling-paling kalau udah mentok dilampiaskan lewat tulisan. Tapi ini bener-bener pengalaman yang sangat berkesan. Ternyata konseling dengan psikolog bisa menyenangkan juga. Buat aku sih, sebagai ajang latihan buat bisa lebih terbuka aja sama orang lain. Ya, syukurnya aku ketemu sama psikolog yang cukup  nyaman dan komunikatif. Jadi ya, pengalaman konsul pertamku dengan psikolog jadi menyenangkan. Perasaan ragu dan deg-degan masih tetap ada walaupun sudah sampai empat kali konsultasi di beberapa bulan selanjutnya. Tapi aku nggak menyesal sama seklai kok dengan keputusanku yang satu ini. Ya, konsul ke psikolog juga adalah salah satu keputusan baik lainnya yang kuambil tahun ini. Aku beneran banyak belajar dan diskusi sih, sama psikologku. Salah satunya belajar untuk lebih menghargai dan menyayangi diri sendiri. Karena ya memang selama ini aku sering nggak menghargai diri sendiri, padahal udah berjuang dan ngelakuin banyak hal, tapi aku nggak bersyukur dan menghargai itu. Makanya aku diingetin untuk lebih peduli sama diri sendiri juga, bukan cuma peduli sama orang lain. Masih berproses sampai sekarang, karena nggak ada yang instan dan semuanya butuh proses. Dan sekarang aku lebih menikmati proses itu. Intinya, aku benar-benar merasa terbantu dengan semua ini. No regrets.
November 2020
Pertama kalinya ngrasain tracking naik gunung. Sebenernya bukan guung sih, cuma bukit kok. Bukit Sikunir. Naik sampai puncaknya pun cuma butuh waktu sekitar setengah jam. Tapi Pemandangannya di atasitu bener-bener keren. Ini pengalaman pertamaku lihat sunrise dari atas bukit. Dan beneran keren banget. Ya, walaupun waktu perjalanan naiknya agak ngerepotin teman karena aku nggak kuat jalan di track yang nanjak. Tapi akhirnya,sampai juga di puncak dan bisa lihat sunrise. This is one of my great experience this year. Akhirnya, setelah lebih dari setahun tinggal di sini, baru kali ini bisa jalan-jalan ke Sikunir dan sekitarnya. Padahal sebenernya jaraknya dekat. Naik motor setengah jam juga samapai kok ke kawasan wisata ini. Cuma nggak pernah sempat dan nggak pernah nyemaptin diri aja. Thanks friends. Selanjutnya kalau pandemi udah beres, aku pengen jalan-jalan lagi ke tempat yang lain. Mungkin Bromo boleh juga.
Tumblr media
Desember 2020
Ah, akhirnya sampai juga di penghujung tahun ini. Banyak banget pengalaman dan pelajaran yang aku dapatkan selama tahun ini. Semuanya berharga. Aku nggak pernah nulis sedetil ini recap tahunan, biasnya sih Cuma bikin tulisan singkat sebagai catatan akhir tahun, tapi karena belakangan aku sering menulis catatan harian buat tracking pribadiku, jadi ya sekalian aja bikin recap tahunan yang agak lebih detil. 2020 benar-benar istimewa. Annus Mirabilis (The Year of Wonder) kalau kata John Dryden. Sangat bersyukur karena bisa melewati tahun ini dengan segala lika-likunya. Semoga tahun depan bisa lebih banyak hal baik lagi. Thank you 2020. Welcome 2021
0 notes
lutfiarifin · 7 years
Text
Narasi Deskriptif
Lo suka banget narasi deskriptif ya, Fi.
Maksudnya bagaimana? Begitu saya membalas serta menyelidik pernyataan -- atau pertanyaan -- teman saya ini. Bagi saya nikmat sekali jika karya kita diinterpretasi orang, meskipun dangkal, setidaknya tulisan-tulisan saya tidak tenggelam dan memahat secara independen di dinding maya, hanya untuk ditemukan ratusan tahun kemudian bersama serakan sampah tulisan yang beredar di sekeliling jaringan anak cucu kelak. Dan interpretasi kawan saya ini tidaklah terlalu memukau karena dia hanya membaca sekilas pada satu tulisan saya. Itu pun saya yang memintanya untuk membaca terjemahan tersebut, sebagai ganti teman yang akan menyertai dia menunggu saya yang datang telat dalam suatu pertemuan di malam hari di stasiun manggarai.
“Gua udah baca tautan yang lu kirim ke gua, cerita yang lu terjemahin kan kayak gitu: tangga di ujung sana berwarna putih di atasnya berhamburan bercak darah, di plafon ada laba-laba yang disantap serigala sebagai panganan di waktu malam sebelum memangsa belut di sungai ciliwung, tepat di tapal batas sebelah barat kecamatan pasar minggu.”
Saya menyimpan persangkaan teman saya ini sebagai bahan untuk diulas, karena sangat menarik buat saya, buat seseorang yang (juga) merasa bosan dan hampir tertidur ketika membaca novel Ahmad Tohari, pun Romo Mangun. Menurut perhitungan asal saya pada salah satu novel Tohari, dia baru memulai kemunculan tokoh setelah empat halaman narasi beres. Harus ada burung kuntul, sawah yang menguning, singkong, ikan di selokan, kutu di batu nisan, belalang kawin atau tetek bengek peristiwa alam lainnya, yang jujur saja sangat menjenuhkan. Bukan berarti saya menganggap Ronggeng Dukuh Paruk novel yang banal. Menurut saya buku itu adalah salah satu bentuk prasasti kanon susastra yang berhasil dengan indah dan dramatis merekam salah satu peristiwa kelam bangsa kita, G30S-PKI - nya Pemerintah Indonesia.
Di atas saya juga menyebutkan nama seorang manusia mulia yang pernah hidup di negara ini, guru bangsa (yang tidak masyhur) kita bersama, seorang arsitek merangkap pastor yang muncul sebagai piguran dalam film Ainun Habibie seri sekian, namun menjadi pemeran utama dalam memperkukuh martabat dan ruang tinggal warga tepian kali code, Yogyakarta. Namun, burung-Burung Manyar adalah novel paling membosankan yang pernah saya baca. Bahkan saya belum sempat tamat membacanya hingga sekarang, ukuran novel yang tebal, percakapan yang terlalu mengada-ada, sebut saja bergenre realisme formal kaku parah. Terlalu kosmis, ala-ala teolog dan pemikir ketuhanan. Deskripsi soal pemandangan di kampung kumuh pinggiran sungai, Bukit Olimpus dan Pantai Santorini di Yunani, dikombinasikan dengan percakapan kaku menelusuri jagat raya dan peristiwa kosmis yang disangkut pautkan dengan perasaan dan konsep hidup, duhai bo, sungguh telah membuat setan, iblis, genderuwo, dan dedemit betah berlama-lama main ayunan di bulu mata saya.
Kesimpulannya?
Sangat jelas posisi saya. Bukan seorang penggemar fanatik narasi deskriptif.
Beratap langit, beralas atap rumah, yang biasa dipakai sebagai tempat menjemur pakaian, dan tidak diplester, yang membuat pantat saya menikmati terapi semi-akupuntur kerikil tajam saat duduk di atasanya sambil memangku laptop dan menghirup semilir aroma jajanan takjil. Tidak dari kejauhan, bergema kumandang tadarus santriwan Pondok Pesantren Al-Masthuriyah yang mengganggu kegiatan saya menonton film. Untung ada teknologi bernama penyuara kuping yang lebih populer disebut earphone, membantu saya mengabaikan pahala demi sensasi menikmati film Walter Mitty.
Kala itu adalah saat di mana saya tumbuh sebagai pemuda karbitan pencinta alam, manusia, dan hidup penuh kebebasan mutlak. The Secret Life of Walter Mitty adalah tontonan yang pas bagi pengagum kebebasan. Membantu saya merangkai mimpi untuk berkeliling dunia, terutama pergi ke Islandia. Dulu, ketika pembuatan buku akhir tahun di masa MAN, oleh panitia pembuatan buku disediakan kolom khusus yang akan menampilkan destinasi negara yang ingin dituju setiap murid di masa depan. Dengan konyol saya memilih Islandia. Alasannya? Di negeri itu ada gunung berapi yang letusannya sanggup mengacaukan jadwal penerbangan di seluruh eropa, dan membuat kru dan pemain sepak bola asal negeri Katalan terpaksa naik bus untuk melakoni laga tandang melawan Inter Milan. Tahu apa akibatnya? Tim semagis dan sespektakuler Barcelona, pada saat itu mereka seolah tak tertandingi, terpaksa bertekuk lutut atas kekalahan 1-3 yang dialami. Sebagai penggemar karbit Real Madrid, juga penggemar garis keras AC Milan yang rela mendukung klub rekan sekotanya, saya tentu bersuka cita dalam bentuk memperkuat niat amalan tahajud setiap jam setengah tiga pagi di masjid Ulul Albab Bone Bolango. Namun sayang, saya malah bangun bersamaan dengan siraman air deterjen oleh ustaz bahasa arab sialan, yang insya allah selalu dirahmati Allah, pada pukul lima lima belas. Tidak apa, saya tetap girang bukan kepalang atas kekalahan Messi dkk. Dan membuat saya bertanya-tanya tentang gunung berapi penuh barokah tersebut, serta negara yang beruntung membesarkannya.
Dengan teknologi kamera sudut superlebar, Ben Stiller membuat saya makin terpaku pada kerikil pada alas atap rumah Hifdi dan tidak menyesal memilih Islandia sebagai negara destinasi di masa depan kelak. Bayangkan, jalanan di sana kosong melempong, sampai tokoh Walter Mitty pun tampak sangat menikmati main skate board di sana. Sebagai penggiat tur amatir, tempat seperti itu tentu saja surga dunia. Aspal yang mulus, angin yang kencang, langit gelap, hamparan padang rumput beserta batu karang tajam, oh Tuhan, saya rela menggadai gelar sarjana saya demi tinggal di Islandia, seandainya punya.
Kekuatan latar pada film tersebut didukung oleh penggunaan wide angle camera yang bijak dan anggun. Kisah Walter Mitty sudah terbit dalam bentuk tulisan sejak masa hidup dedengkot lost generation. Menceritakan tentang seorang pria yang tenggelam dalam angan-angan, seorang pelamun. Lalu dia terjebak dalam konflik yang memaksanya melakukan hal-hal gila. Hingga akhirnya dia sadar, kumpulan hal liar dan penuh gelora yang telah ia lakukan ternyata membuat segala lamunannya menjadi kenyataan. Begitulah alur cerita yang berevolusi berkali-kali ini, hingga bertransformasi menjadi film (meskipun bukan untuk pertama kali) asuhan Ben Stiller, yang berperan ganda sebagai sutradara sekaligus pemeran utama. Tentu, untuk menguatkan suasana serta hasrat penonton untuk menikmati seorang tokoh yang keliling dunia, dibutuhkan teknik yang paling baik untuk menampilkan lokasi syuting yang unik dan indah, namanya juga film melancong. Dan itulah yang dilakukan oleh wide angle camera (bodo amat, saya juga tidak tahu kamera yang dimaksud seperti apa, tapi entah kenapa saya senang mengulang-ulang istilah itu).
Sekarang, coba bayangkan film Walter Mitty ditransformasikan ke dalam buku! Sekilas pikir, saya langsung mengambil kesimpulan: narasi deskriptif yang baik, bijak serta anggun diperlukan agar pembacaan novel mengena dan menyentuh hati. Selain penataan konflik serta, ah sudahlah, makin sok tahu saya, capek bacot.
Sampai pada bulan juli, atau agustus, yang telah lewat, saya bertemu buku yang merangkum dua penggalan narasi di atas. Dulu saya pernah berpikir, apa bisa ya sebuah novel yang deskripsinya menumpuk dan berhamburan di mana-mana tetap asyik untuk dibaca. Ternyata pertanyaan saya telah terjawab sejak Indonesia merdeka, tapi dari negeri pemenang perang dunia, Amerika, oleh seorang penulis penuh gaya dan senang berdongeng tentang pertemanan. 
Jawaban itu berupa sebuah kisah yang menjabarkan kehidupan seorang cina pemilik toko kelontong, bajingan-bajingan tuna wisma yang mabuk-mabukan dengan meminum minuman sisa pengunjung bar yang sudah bercampur di tong pembuangan, mulai dari rum, brendi, mungkin juga vodka, entah. Seorang ahli biologi baik hati yang menarik hati masyarakat, sampai tokoh-tokoh yang berserakan di sana, di situ, di atas pohon, di dalam perahu yang tidak pernah berlayar, di bebatuan karang, pabrik pengalengan, belakang laboratorium, anak gila yang jatuh cinta kepada seorang laboran, rumah veteran perang. Dan latar waktu pukul empat pagi, orang tua misterius, juga para lonte serta satpam rumah bordil yang dimusuhi kawanan bajingan.
Eka Kurniawan memang penulis sialan. Dengan kedok tidak ingin bukunya berharga mahal di pasaran, dia rela mendapat persenan murah pada buku terjemahannya sendiri. Dan tebak harga buku itu berapa?
Empat puluh sembilan ribu.
Sesuai janji saya dulu, anda boleh membeli novel Cannery Row karya John Steinbeck punya saya dengan harga lima belas ribu. Dengan uang segitu anda akan mendapat jawaban atas kegelisahan saya yang ternyata sudah terjawab sejak tahun 45.
6 notes · View notes
malangtoday-blog · 5 years
Photo
Tumblr media
Jadi Raja Takjil di Malang, Kolak Ternyata Menyimpan Filosofi Mengejutkan
MALANGTODAY.NET - Siapa yang selalu merindukan kolak sebagai menu berbuka puasa? Yap, orang-orang dulu sering sekali menyajikan hidangan berkuah santan ini, baik kolak pisang maupun kolak-kolak lainnya. Namun tahukah kamu ZensTODAY apa makna dibalik sajian lezat ini? Ternyata, orang dulu dalam membuat kolak tidak sembarangan loh. Orang-orang dulu pandai dalam mengakulturasikan budaya Jawa dengan nuansa keislaman. Begitupun dengan kolak, Kyai sepuh dari Pondok Pinang Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan, almarhum KH Hasbullah mengatakan kolak berasal dari Bahasa Arab yaitu ‘kul laka’. Artinya yaitu makanlah untukmu. [irp] Menurut sejarawan Universitas Negeri Malang, Dwi Cahyono ada juga pendapat lain yang mengatakan kolak berasal dari katta ‘khala’ atau ‘kholaqo. Kedua kata tersebut jika diturunkan akan menjadi khaliq yang berarti sang pencipta yang merujuk pada Allah SWT. Dari filosofis nama yang demikian, kolak diumpamakan sebagai media untuk mendekatkan diri kepada pencipta. Tidak hanya dari nama, isiannya juga memiliki makna tertentu. Dilanjutkan oleh Dwi yang dituliskan dalam laman Patembayancitraleka.com (21/5/2018), isian seperti pisang kepok, ubi, dan santan membawa arti berbeda. Kata kepok dalam pisang kepok dimaknai berasal dari kata ‘kapok’. Maknanya yakni agar manusia kapok untuk berbuat dosa dan segera bertobat kepada Tuhan. Kemudian jika isian tersebut berupa ubi berarti memiliki makna mengubur kesalahan dalam-dalam. Pemaknaan ini berasal dari ubi yang merupakan tanaman umbi-umbian yang berada di bawah tanah. Selain dimaknai sebagai penguburan dosa, ubi juga dimaknai sebagai media pengingat kematian. Sebab, ketika manusia mati juga berujung dikubur dalam tanah. Ketika kita menyendok ubi tersebut dari mangkuk, Dwi membeberkan hal tersebut seperti halnya kematian yang bisa datang kapan saja semudah menyendok kolak. [irp] Komposisi penting dari kolak berikutnya adalah santan. Santan dirujuk bada pemendekan kata dalam bahasa Jawa yaitu pangapunten atau minta maaf. Maknanya adalah santan berperan sebagai media pengingat agar manusia meminta maaf akan kesalahannya. Meski demikian, pria yang tinggal di daerah Sengkaling, Malang ini menyatakan pemaknaan-pemaknaan tadi hanyalah etimologis. Etimologis berarti pemaknaan yang didasarkan pada keserupaan istilah. Tidak heran kemudian muncul klaim tempat asal kolak dari daerah Timur Tengah karena dipercaya berasal dari Bahasa Arab. Padahal bukan berarti nenek moyang bangsa ini dari dulu tidak mengenal kolak dan bahkan melahirkan kudapan lezat berupa kolak. (AL)    
Source : https://malangtoday.net/travel/kuliner/jadi-raja-takjil-di-malang-kolak-ternyata-menyimpan-filosofi-mengejutkan/
MalangTODAY
0 notes
nofikadwi · 5 years
Text
Peran (Ramadhan 7)
Ahad, 12 Mei 2019
Sedikit taujih pelecut semangat sore ini dari ustz. Sri kustati :
Banyak hal yang beliau sampaikan terkait fakta fakta pergaulan anak anak milenial sekarang. Tak hanya dilingkungan kampus, SMA bahkan di SMP sudah begitu memprihatinkan.
Moral anak anak bangsa yang mulai terkikis ternyata bukan hanya mitos belaka. Tapi sebuah fakta yang begitu mencengangkan.
Dan ini baru dilingkup magetan yang notabennya kabupaten kecil, coba bayangkan bagaimana di kota kota besar.
Video porno, budaya pacaran sudah bukan suatu hal yang tabu di kalangan mereka. Bahkan pergeseran istilah ayam kampus, memjadi ayam abu abu, dan bahkan sekarang sudah trend istilah ayam puti biru 😭😭 astagfirullahadzim.
Jadi apa peranmu sebagai pemuda milenial untuk masyarakat? Untuk umat?
Menuntut diri sendiri untuk hijrah ke arah yang lebih baik emang penting bangetzzzzzz.... tapiii jangan egois, hanya menginginkan diri sendiri yang baik hingga melupakan sekitar. Coba deh lebih mempekakan hati lebih empati dengan sekitar, hingga tumbuh perasaan dalam dirimu bahwa bukan hanya kamu saja yang butuh berubah baik tapi sekitar mu pun harus berubah kearah yang lebih baik.
Intinya jangan jadi pemuda yang hanya ingin baik sendirian tapi jadilah pemuda yang juga bisa mengajak baik lingkungan sekitar😊
Itu sedikit fakta tentang remaja saat ini.
Yang dikenal dengan jaman now atau jaman micin... 😂 pengaruh gadget itu sungguh luarbiasa ya di kehidupan sehari hari kita, bahkan bisa mengkikis moral remaja sedikit demi sedikit (jika tidak bijak menggunakan).
Lantas gimana nasib anak - anak ini kedepannya???
Nasib masa anak anak kita kedepannya?
Bisa jadi nasib remaja kedepan ada dalam genggaman kita, ada dalam langkah kita dan ada dalam benak kita.
Tinggal kita memutuskan. Membawa mereka ke arah yang lebih baik atau lebih buruk dari saat ini??
Kawedanan, 7 Ramadhan 1440 H. Takjil on the road dan buka bersama member Taslima.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Proyek catatan kata Ramadhan 1440 H
@nofikadwi
0 notes
Text
Fashion di Met Gala 2019 yang Mirip Makanan, Bikin Ngiler Pas Puasa
Tumblr media
The Met Gala atau secara resmi disebut Costume Institute Gala dan juga dikenal sebagai Met Ball atau bahkan dijuluki fashion's biggest night out dan Oscars of the East Coast, adalah acara penggalangan dana tahunan untuk kepentingan Metropolitan Museum of Art's Costume Institute di New York City. Acara ini menandai juga untuk pembukaan pameran busana tahunan di institut tersebut. Setiap tahun, Met Gala merayakan tema pameran Costume Institute pada tahun itu dan menetapkan nada untuk pakaian formal yang akan dipakai para tamu sehingga diharapkan dapat memilih busana yang sesuai dengan tema. Met Gala akan diramaikan oleh deretan aktor, aktris, model, musisi, dan desainer papan atas yang tampil sesuai dengan tema yang telah ditentukan.
Di tahun 2019, penyelenggaraan pertama acara Met Gala sudah dilangsungkan pada tanggal 6 Mei lalu dan mengusung tema 'Camp: Notes on Fashion'. Istilah camp memiliki sejarah yang cukup panjang, tepatnya dimulai dari abad ke-17 tetapi seiring berjalannya waktu, makna dari istilah ini telah beberapa kali berubah. Pada tahun 1909, penyair Inggris yang bernama Oscar Wilde menyatakan bahwa camp adalah ‘perbuatan dan sikap yang berlebihan’. Susan Sontag, penulis asal Amerika Serikat; merevisi pernyataan Oscar dan menambahkan penjelasan lebih melalui tulisannya, ‘Notes on Camp’. Ia mengusulkan beberapa definisi untuk camp yaitu ‘keseriusan yang gagal’, ‘kecintaan terhadap yang tidak wajar’, dan ‘sesuatu yang berambisi besar tapi justru menjadi berlebihan’. Oleh karena itu, tema Met Gala tahun ini terinspirasi dari essai yang dibuat oleh Susan.
Dalam fashion, tidak pernah ada kata salah atau benar namun lebih dikenal sebagai kreativitas. Apapun yang dikenakan di tubuh, dapat menjadi ciri khas dan menandakan identitas si pemakai atau desainer. Tidak hanya desainer dan artis yang berkontribusi dalam ajang tersebut, namun netizen pun ikut memeriahkan acara melalui media sosial. Tersorotlah beberapa pakaian tamu undangan yang disangka mirip dengan makanan, berikut cuplikan cuitan Twitter @semangkasegar :
1. Billy Porter
Tumblr media
Salah satu entertainer yang berasal dari Amerika ini ternyata cukup mencuri perhatian dengan acara Met Gala 2019. Billy Porter yang datang dengan memakai kostum bertema ‘Dewa Matahari’ yang bertabur berlian serta dilengkap dengan sayap setinggi 10 kaki dan headpiece terbuat dari emas 24 karat. Mungkin karena warna pakaiannya yang disangka mirip dengan hidangan takjil favorit ketika Ramadhan, jadi bikin salah fokus ya? Kolak Biji Salak yang umumnya dibuat dengan ubi kuning kukus ini bisa menjadi primadona di bulan Puasa.
2. Miley Cyrus
Tumblr media
Siapa yang tak kenal dengan Miley Cyrus? Seorang penyanyi cantik serta aktris yang telah terjun ke dunia entertainment sejak masa kecil ini turut menghadiri acara Met Gala 2019. Ia tampil dengan busana dress asimetric warna hijau-hitam dengan aksen metalic namun disangka mirip dengan kue lapis cincau hijau. Dibuat dengan cetakan lalu dituangkan dengan 2 adonan yang berbeda dan berlapis, cukup menggugah selera kita di waktu siang menunggu jam berbuka.
3. Serena Williams
Tumblr media
Serena Jameka Williams adalah seorang Afro-Amerika yang menjadi atlet tenis tunggal putri profesional dunia dan kakak kandungnya juga juara tenis putri dunia yang bernama Venus Williams. Dengan tampilan sporty yang memakai sepatu Nike berwarna kuning senada dengan pakaiannya membuat netizen gagal fokus yang dianggap mirip dengan omelet. Dengan telur yang dikocok lalu dituangkan diatas pan kemudian diberi potongan beef dapat menjadi santapan lezat untuk menu sahur.
4. Kim Kardashian West
Tumblr media
Selebriti yang cukup fenomenal ini datang ke Met Gala 2019. dengan  mengenakan gaun super ketat rancangan desainer Thierry Mugler yang membuat pakaiannya selama 8 bulan sambil membayangkan Kim Kardashian sebagai gadis California yang keluar dari air, basah, dan menetes-netes. Lain hal, netizen menyangka malah mirip dengan roti croissant. Dengan teksturnya yang berlapis dan mengembang, roti ini mungkin dapat menjadi sajian menu sahur yang diminati oleh masyarakat luar negeri.
Demikian beberapa artis yang membuat para netizen ngiler di bulan puasa 2019 bahkan Katy Perry pun hadir dalam acara Met Gala After-Party dengan secara jelas memakai kostum makanan yaitu burger. Wah, harus tahan godaan ya, Sahabat. Jika sudah waktunya berbuka puasa dan sahur, baru boleh makan dan jangan lupa untuk membeli peralatan masaknya di Duniamasak. SEMANGAT YA!
0 notes
hollllllhol · 5 years
Text
Recalling memories.
Ada sesuatu yang sempat menggetarkan hati, teringat semua yang telah Allah SWT berikan. Sadar, semua yang digenggam hanyalah sebatas titipan yang harus dijaga dan di pertanggung jawabkan.
Ya Rabb, ribuan debu terkumpul mengeras membentuk batu. Sebesar dan sekeras itukah hati manusia apabila tak dibersihkan?
Ada hal yang mampu merubahnya, dengan menyadari kesalahan yang tak terhitung. Melukai dan menggores hati seseorang tanpa sadar. Maafkan lidah yang sempat tanpa sadar mengucap kata dan perilaku yang pernah melukai.
Sore ini, terdengar kembali di bulan yang mulia ini dengan lantunan ayat suci oleh Ustadz untuk jemaahnya for reciting a holy Qur'an. Teringat kembali, masa dimana istilah "ngabuburit" ditemani dengan teman sebaya-ku. Menyusuri tanah berlumpur seperti coklat meleleh demi melihat padi di sore hari, menikmati kuasaMu yaRabb. Tak seberapa, tak perlu merogoh kocek, sederhana namun nikmatnya, MaasyaAllah luar biasa. Suatu momen yang langka untuk kembali. Melihat kerbau, mengamati kehidupan, bercengkerama sembari menunggu waktu berbuka tiba, masih terngiang di benakku. Selepas itu, masih ada sedikit waktu untuk membantu ayah ibu menyiapkan takjil atau menonton siaran televisi yang sampai saat ini masih ku ingat. Suara ajakan "witaa a a a... wita a a a a...." yang tak akan pernah ku lupa. Melangkah bersama meraih keberkahan, berburu amalan, menebar senyuman. YaAllah, tak terasa😭
0 notes
beraniputih · 7 years
Text
Takjil #12 : Buka Bersama
Salah satu dari sekian banyak keberkahan pada bulan ramadhan adalah kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang dari masa lalu. Entah itu sahabat lama, rekan kerja, rekan organisasi atau yang lainnya. Keberkahan ini tercermin dari adanya agenda rutin: buka bersama. Bagi saya, buka bersama adalah cara Gusti Allah menumpuk kenikmatan untuk hamba-Nya. Selain usai menuntaskan kewajiban di hari itu, juga kesempatan untuk berbagi, bertemu dan semacamnya. Gusti Allah tahu kalau kita ini gampang terenyuh lewat hal-hal sederhanana. Karenanya, Gusti Allah memberikan keberkahan bertumpuk kepada kita lewat gelaran buka bersama. Maka salah satu bentuk rasa syukur dari keberkahan ini adalah dengan memanfaatkannya secara maksimal. Bertemu kembali adalah cara untuk mengingat atas apa yang pernah terjadi, atas sesuatu yang pernah dijalani. Darinya, kita bisa mendapati hal-hal yang berguna untuk menghadapi apa-apa yang bakal terjadi kedepannya, atau juga saat ini. Mempererat tali silaturahmi adalah hal lain diantaranya. Istilah yang jauh biar dekat, yang dekat bisa semakin merapat, adalah benar adanya. Lewat silaturahmi ini kita bisa mendapati banyak keberkahan lain yang ada. Secara sederhana Gusti Allah menunjukkan kepada kita bahwa keberkahan muncul dan hadir bahkan dari hal-hal sederhana, yang mungkin biasanya kita acuh padanya. Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang kita dustakan?
2 notes · View notes
coretankenangan · 7 years
Text
TA'JIL
Takjil biasa di Takjil,namun sebenarnya lebih tepat kalau ditulis dengan TA'JIL karena koma diatas sebagai tanda dari huruf AIN (ع) Ta'jil yang sudah biasa ditulis takjil artinya adalah PENNYEGERAAN yang dimaksudkan penyegeraan untuk menyelesaikan puasa/membatalkan puasa dengan memakan sesuatu. (Sumber : https://id.linkedin.com/pulse/pengertian-takjilapa-itu-takjil-istilah-di-bulan-husnaeni-pane) Segelas air putih bagi saya sudah takjil yang sangat luar biasa setelah puasa kurang lebih 14 jam. Alhamdulillah. Kebiasaan di rumah sih, menu saat berpuasa sama pada hari biasanya. Tidak mewajibkan ada kolak, es buah atau minuman manis lain sebagai takjil. Mungkin ada segelas besar teh hangat atau jeruk hangat yg ibuk buat. Kurma? Alhamdulillah selalu disediakan ibu, cuman gak selalu dimakan juga. Baru saat kos SMA. Menu buka puasa ibuk kos yang masakin jadi gak perlu jajan atau beli makan di luar. Buk Tin selalu menyediakan menu lengkap termasuk takjil, ntah kolak atau es buah atau es cincau. Alhamdulillah, makasih buk Tin yaa ❤ yaa tapi balik lagi air putih masih istimewa. Karena menu makan dan takjil sudah disiapkan buk kos istilah ngabuburit dihabiskan di kos aja, sambi mengaji, mengerjakan tugas atau sekedar nonton tv. Pernah sekali nyoba jalan-jalan sore, pengen tau lah sekitar kos kalau lagi puasa seperti apa suasananya. Sengaja juga jalan-jalan gak bawa hp kan jalannya juga bareng anak kos. Nah pas pulang-pulang saudara ibu kos heboh soalnya ada es buah yang dicentelin di pager. Yaa semua bingung juga kiriman dari siapa. Pas kami keluar pintu lantai 2 di teras jg kotor banyak kerikil-kerikil (batu kecil). Jeng..jeng.. Baru usai maghrib ada sms dari Husein (Temen sekelasku) yang bilang tadi dia kirimin takjil buat kami sekos, mau kontak dia lupa gak bawa hp, teriak-teriak juga gak ada yang keluar, sampai dia lempar-lempar itu kerikil ke pintu dan jendela lantai 2 :"D btw, makasih loh, Sein yaa wkwk Buka puasa selanjutnya setelah masa SMA yaa biasa saja menunya, takjil bukan suatu hal yang wajib ada. Buber dimana pun juga seadanya. Alhamdulillah..
1 note · View note