Tumgik
#Terjual
agenrumahdijual · 2 years
Text
DI JAMIN NYAMAN, Hubungi, 0812-1244-2489, Properti Tanah Dijual
Tumblr media
KLIK https://wa.me/6281212442489, Properti Tanah Harmoni, Properti Tanah Harmoni Adalah, Properti Tanah Harmoni Air, Properti Tanah Harmoni Airku, Properti Tanah Harmoni Bogor
Agen Independent
Ruko Boston, BLOK RK2 NO.38, Kota Wisata, Cibubur
Dekat Pecel Pincuk Bu Ida
youtube
#propertitanahbagus, #propertitanahcanggu, #propertitanah, #propertitanahkavling, #propertitanah, #properti, #propertitanahbogor, #propertitanahbadung, #propertitanahbarudepok, #propertitanahcariun
0 notes
thebleedingwoodland · 9 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
------ Happy New Year 2024 Gift -----
Converted from TS3 version
Indomie®  Goreng, Kuah & Packaging - TS4
*not endorsed by actual company of this brand. 
Mesh by me. Noodles textures by me. Majority of Indomie packaging flavours photos for texture by me. 
Merk mi instan nomor 1 di Indonesia, sudah terjual dan terkenal di seluruh dunia. 
No. 1 instant noodles brand in Indonesia, has been sold and known worldwide. 
GIF from above to bottom:
Indomie Kuah & Kuah Polos (both 4 swatches) >> Boiled instant noodles with water
Indomie Packaging in regular flavours (7 swatches) >> Mi Goreng (Fried Noodles), Ayam Bawang (Chicken & Onions), Kaldu Ayam (Chicken Broth), Ayam Special (Special Chicken), Mi Goreng Rendang (Fried Noodles with Rendang Beef), Mi Goreng Sambal Rica-Rica (Fried Noodles with Rica-Rica, type of Indonesian Chili Sauce from North Sulawesi), Mi Goreng Cabe Ijo (Fried Noodles with Green Chilies)  
Indomie Packaging in special Indonesian culinary flavours (2 swatches)  >> Mi Rasa Cakalang (Noodles with Indonesian Shredded Skipjack Tuna Flavour, culinary from North Sulawesi), Mi Rasa Soto Lamongan (Noodles with Indonesian Chicken Soup from Lamongan Province, culinary from East Java)
Indomie Goreng (4 swatches) & Goreng Polos (2 swatches) >> Boiled instant noodles with sweet soy sauce and without water
Polos = Plain, without additional of meat, eggs, and vegetables toppings.
------------------------------------------------------------
Can be found on Decorations> Miscellaneous
Tumblr media
[ Download ]
51 notes · View notes
deehwang · 3 months
Text
Beberapa waktu lalu, anak asisten rumah tangga kami yang dulu pernah kerja di rumah kami, bertamu. Setelah tukar-tukar kabar, mengenang ibunya yang kabur dengan lelaki lain, kutanyakan juga kabar orok dalam perutnya--dia sedang hamil. Kudengarkan keluh kesah sampai pencapaiannya selama ini. Termasuk tentang adik-adiknya yang disekolahkannya tapi kabur semua, lalu pernikahannya; katanya, ia sudah bercerai dan menikah lagi. Kemudian, ia mulai memamerkan segala sesuatu yang menurutnya--mungkin--tidak kami punyai. Ia bilang di pernikahan sebelumnya ia punya mobil dan banyak motor. Pemasukkannya sekali berdagang sehari dua jutaan. Adiknya juga sudah punya satu mobil pickup. Bahwa ia sangat bergaya dan hebat saat menyetir mobil itu. Ia bilang bahwa foto-foto saat ia menggunakan mobil ada di Facebook semua. Ia menceritakan itu semua seakan nasib sudah ditukar balik dan ia sudah di atas semua orang. Ketika pulang, ia tak dijemput atau naik kendaraan yang disebutkannya tadi; dalam keadaan hujan jam sepuluh malam--ia bertamu sangat lama--aku yang mencarikan tukang ojek buatnya.
Keluarga jauh kami memamerkan kabar baik bahwa mereka baru saja membeli mobil. Katanya, selama ini warnanya selalu tukar-tukar. Dari hijau jadi merah. Dari merah jadi putih. Dst. Ketika kubilang, mainlah sesekali ke rumah, kan, sudah ada transportasi sendiri, tidak seperti dulu--fyi mereka tergolong orang kurang mampu dibanding keluarga kami yang lain, dan itu yang membuat kami maklum mengapa mereka amat jarang pulang ke tanah kelahiran--di telepon, mereka menjadikan kesehatan yang buruk sebagai alasan.
Waktu aku sakit panjang enam bulan, sampai-sampai setelah sakit itu ibuku membuat nasi kotak untuk menyelesaikan nazar kesembuhanku, seorang kerabat datang. Mereka tidak datang untuk menjenguk. Aku lupa alasan mereka datang. Tapi jelas mereka tidak tahu aku sakit. Namun ketika tahu, mereka bilang begini : 'ayo, kami antarkan ke kota x untuk berobat. Mereka bisa melakukan kolonoskopi untuk bagian perutmu. Tapi ... cuma nganterin aja ya. Biayanya ya bayar sendiri. Kami kan sudah bersedia nganterin'. Kami bahkan tidak meminta tolong apalagi menyinggung masalah bea berobat. Apalagi, lah wong ibuku 'orang' rumah sakit. Beliau tahu apa yang pantas dilakukan. Kondisiku juga saat itu sudah mulai bisa jalan. Tapi mendengarkan itu, aku sangat terluka; mereka berpikir hanya mereka yang punya mobil dan hanya merekalah sesatu yang kami bisa mintai tolong. Aku penasaran, sudahkah mereka lupa saat istri keluarga itu hamil, ayahku sampai rela melompati pagar rumah sakit untuk membantunya melahirkan dulu?
Ada keluarga dekat yang masih mengingat, dengan kesal, ketika aku dulu menolak ikut mereka jalan-jalan ke Mall dengan mobil mereka. Mereka terus mengungkitnya kemana-mana, seakan ada yang salah dengan personality-ku. Padahal ibuku tetap ikut. Masalahnya, mereka mungkin sudah menyiapkan sesuatu untuk dipamerkan lagi seperti jalan-jalan kami yang terakhir dulu; mereka menceritakan serunya bikin pizza, dan ketika di Mall terus membeo tentang keju mozzarella, paprika, sosis, seakan aku gak pernah tahu benda-benda itu eksis di dunia ini. Aku sejujurnya jadi tidak lagi nyaman di dekat mereka, sampai hari ini.
Dari semua kejadian di atas aku mengerti beberapa hal : satu, sebenernya gak semua orang 'mampu' wajib punya kendaraan pribadi tapi kadang beberapa orang menilai 'mampu'-nya kamu dari berapa kendaraan yang kamu punya dan bleng ... jadilah semua orang tergoda untuk punya satu. Semua orang. Bahkan yang tak berpunya berandai-andai punya. Dua, hidup sederhana itu gampang tapi jadi gak gampang kalau hidupnya dikelilingi orang-orang di atas. Godaannya gila-gilaan.
Dulu, kami punya mobil Jimny. Ayahku bilang 'kendaraan pasaran kadang tidak bisa memberikan nilai tinggi dalam penjualan kembali', seperti halnya membeli gawai mahal yang tidak pada fungsinya hari ini. Ayah benar. Aku pernah punya motor sendiri, jarang memakainya di kota ini, dan terjual setengah harga. Adikku pernah beli tab lumayan mahal, pada akhirnya hanya dipakai ibuku untuk main game. Kudengar-dengar harga jual mobil bekas Jimny naik karena nilai klasik dan produksinya yang terbatas (karenanya, dibandingkan mobil pasaran, aku hanya tertarik pada mobil-mobil jip).
Fungsi juga penting. Ini kota kecil, cuma lima menit ke pasar. Apalagi rumah sakit. Tinggal jalan saja sebentar, lalu sampai. Belakangan aku pun jarang bepergian ke luar kota dan cenderung suka berkebun ketimbang jalan-jalan. Masalah preferensi, aku jauh lebih suka menaiki kendaraan umum. Mereka selalu menawarkan pemandangan luas dan ruang lega. 'Membeli artinya berinvestasi' pada akhirnya bukan untuk pertimbangan nilai jual kembali tapi berguna atau tidaknya.
Dan aku gak suka nebeng. Beberapa orang akan merasa superior darimu setelah kamu nebeng sama mereka. Jadilah, aku lebih suka memanfaatkan kendaraan umum bahkan punya langganan ojek / becak sendiri. Kendaraan umum secara mengejutkan bisa menjaga harga diriku jauh lebih baik ... sementara untuk urusan emisi gas buang kendaraan dan seterusnya, aku gak perlu ungkit panjang lagi. Hidup berkesadaran tentu menuntut banyak perubahan dari gaya hidup.
Yang kupelajari adalah, bahwa setiap orang pencapaiannya beda-beda. Yang punya mobil, silahkan dipakai. Yang tidak punya, ya gak apa-apa--pasti ada pertimbangan sendiri. Yang salah itu kalau pencapaian material dijadikan penggaris buat ukur-ukur value diri orang. Ternyata ungkapan 'uang tidak bisa membeli kelas' ada bukan tanpa sebab. Sebab salah-salah bertingkah, bisa dinilai udik.
9 notes · View notes
ruang-bising · 1 year
Text
Sepenggal Tulisan Bising Diri Sendiri [ Bag. 2]
***
Bising, bising sekali omongan orang lain tentang keluargaku. Aku sudah bias, mana peduli mana yang hanya gosip. Ayah yang menafkahi kami dengan harta yang haram, ibu yang jarang dirumah, kami yang tercabik-cabik nama baiknya. Aku malu sekali. Aku hanya bisa berdo'a semoga suatu saat nanti mereka diberi hidayah oleh Tuhan.
Saat aku Kelas 3 SMA, Ayah jatuh sakit, parah sekali. Habis fasilitas yang kami punya, mulai dari rumah, transportasi, alat komunikasi. Mobilitas hidup kami benar benar hancur. Mungkin ini cara Tuhan membersihkan dosa masa lampau keluarga ini. Kakakku mengungsi di rumah kerabat, dekat dengan kampusnya. Aku terpaksa diasuh oleh yayasan tempatku bersekolah, aku yang setiap hari mencicipi masakan yang entah seperti apa rasanya. Tapi bagiku itu lebih enak kebanding memakan harta haram ayah.
Hampir setahun ayah sakit, akhirnya menemukan titik terang. Apa ayah bertaubat dari pekerjaannya? Tidak. Dan aku terpaksa masih betah diasuh yayasan lagi.
Satu bulan kemudian, pandemi menyerang. Itu tidak berpengaruh terhadap pekerjaan ayah. Aku berjanji tidak ingin lagi memakan harta haram. Aku kembali bertahan di asrama yang berukuran 3x5 m ini. Aku menghidupi mimpi-mimpiku sendiri sejak tahun itu. Masa kejayaan orang tua yang telah habis, kata orang. Aku menarik diri dari keramaian satu tahun itu, lebih dari puasa sosmed yang anak muda sekarang katakan. Aku harus segera menuntaskan perjuangan ini, hingga lulus bersekolah. Aku mengajar di surau seberang sekolah dan berdagang untuk sampingan.
"Nanti kalau udah lulus SMA, langsung kerja!!! Bales budi orang tua!!!" Ujar salah satu bibi dari ayah saat lebaran. Berat sekali bertemu keluarga besar ayah yang berpikiran kolot, dan setolol itu. seolah anak lahir, diasuh kedua orang tua berarti sama dengan berhutang. Bukankah itu kewajiban orang tua membesarkan anak? siapa pula yang menginginkan dilahirkan? "nasib tersial adalah dilahirkan" celoteh filsuf yunani seolah memenuhi kepalaku.
Aku ingin pulang, tapi entah kemana.
Aku bisa saja mengambil beasiswa prestasi di perkuliahan, berkat sertifikat lomba yang sering kujuarai. tapi reguler, yang berarti akan hidup dengan harta haram keluargaku lagi. Dan itu juga berarti aku harus hidup berdesakkan di kontrakkan petak, karena rumah ludes terjual. Akhirnya aku memilih jalan dengan mencoba berbagai beasiswa keagamaan, dan berakhir di asuh oleh salah satu yayasan pesantren terkemuka di kota ini. Seratus persen!!! Tentunya setelah mengikuti panjangnya seleksi. Persetan! Aku hanya ingin keluar dari lingkaran iblis ini.
Sesekali ibu menelponku dan ingin mengirimiku uang, tapi aku tak pernah mau lagi.
Berat sekali rasanya, kamu bisa membayangkan?
Memasuki tahun ke dua menjadi santri yayasan, Ayah mendapat hidayah, berhenti dari pekerjaannya, do'aku terkabul, terimakasih Tuhan. Ia berdagang, Ibu masih bergelut menjadi ART semenjak badai melanda keluarga kami. Pembersihan dosa, ujarku dalam hati.
Tahun kedua merupakan tahun terberatku di tempat ini, tuntutan dari yayasan semakin banyak, maklum, beasiswa seratus persen. "Kalian harus bener belajar di sini, setoran 2 lembar perhari, hadist juga, kitab pun jangan terlewat. Makanan yang hari ini kalian makan ga gratis, donatur, UMMAT yang membiayai kalian! Malu kalian kalau makan tapi gasampe target!!!" Bentak salah seorang ustadz kami. Semenjak itulah lidahku mati rasa memakan makanan yang di sungguhkan di sana.
Ajaib, aku berhasil lulus lebih cepat dari kalender pendidikan. Berbagai target di sana telah kucapai. Alhamdulillah. Aku bisa pulang ke rumah. Aku berjanji tidak ingin pulang sebelum pendidikan selesai di sana. Sisanya hanya persiapan mengabdi.
Liburan semester 4 dari total 6 semester, aku kembali ke rumah. Aku tersenyum melihat kontrakkan petakan. Tak apa, ujarku, Aku ikhlas, Tuhan. Kebanding menempati harta haram yang mendarah daging di setiap sudut tembok. Satu hal yang baru kusadari, ibu jarang di rumah, Terlibat hutang selepas badai keluarga kami.
Ayah? yang ayah lakukan hanyalah duduk di teras, tatkala di rumah, lebih sering makan dan tidur di rumah saudaranya yang kolot dan bodoh itu. aku dan kakakku (yang satu tahun kedepan akan menikah) terpaksa berkecimpung melunasi hutang mereka. kami menyisihkan uang dari keringat kami sendiri. Adikku? Adik kecilku bahkan masih kelas 2 SMP, ia masih terlalu lugu untuk memahami kondisi keluarga kami, yang ada dipikirannya mungkin masih bermain dan mencari jati diri.
Akhir semester 6, hutang mereka habis dan lunas, begitu pula tabunganku dan tabungan menikah kakak. Kakakku terpaksa menikah sederhana. habis sudah dream wedding dia, "gapapa, yang penting halal dulu." Ujarnya. Ya Tuhan, aku melihat wajah paling ikhlas di wajah kakakku. Bahkan aku menangis saat menuliskan ini.
Aku ingin pulang, tapi entah kemana.
Saat ini aku sudah bisa menabung diam-diam, aku ingin melanjutkan sekolah, aku juga ingin mempersiapkan masa depan. Tidak banyak, tapi aku ingin memulai rumah tangga lebih siap nantinya.
Aku ingin pulang, tapi entah kemana. Aku ingin sekali saja tidur, nyenyak, tenang, tanpa memikirkan apa yang akan datang, hari esok, tuntutan. Tanpa memikirkan keluargaku yang begitu berkecamuk. Aku ingin sekali beranjak. Meninggalkan semua ini. Keluarga... yang membuat hidupku segetir seperti ini.
Kamu bisa bayangkan? Kontrakkan ini, tepatnya keluarga ini, bising sekali, sehingga aku tidak bisa mendengar diriku sendiri.
Aku hanya perlu terus berlayar, mengembara, jika besok pun kalian tidak lagi mendengar kabarku, mungkin aku tersesat di samudera atau di suatu pulau, atau bisa juga kapalku karam, sebab perjalanan ini kususuri sendiri.
*****
Satu jam aku menceritakan detail kejadian menyakitkan itu kepada seseorang yang kupanggil "umi". Pandanganku kosong, aku ingin menangis tapi tak memiliki tenaga. Sudah terkuras, aku tak memiliki kalimat sedih untuk menggambarkan itu semua.
Tiba tiba pelukan menghantamku. Umi memelukku sembari terharu.
"De, kamu sekarang udah umi anggap anak umi. Jangan pernah ngerasa sendiri ya de. Umi bangga sama kamu, kamu hebat."
Tangisku baru pecah. Saat aku menyadari bahwa ada orang lain, bukan dari keluargaku, yang memiliki sebongkah hati sehangat itu. Aku tak lagi mampu menahan hebatnya kesedihanku. Aku tak mampu lagi membohongi perasaan sedihku. Aku menangis. Aku benar-benar merasa ditemani. Kebisingan ini sedikit mereda. Penerimaan. Kepercayaan diri yang lama hilang seolah hadir kembali. Kekhawatiranku, mereda. Aku menangis. Aku merasa lemah ketika menangis, tapi bolehkah aku menangis kali ini saja? Karena besok aku harus kembali berjuang untuk mimpi-mimpi, aku harus kembali berlayar, aku tak boleh berhenti sekarang.
44 notes · View notes
kurniawangunadi · 11 months
Text
Tumblr media Tumblr media
Akhirnya bisa bercerita tentang sebuah proses ini. Di tahun 2022 lalu, ditantang sama @careerclass buat bikin Workshop kepenulisan tapi dengan benchmarking yang sangat berbeda. Kebetulan pernah rajin ikut workshop di beberapa tempat sebelumnya dan belajar kalau proses bikin workshop ini nggak mungkin kulakukan sendiri.
Gayung bersambut sama Bentang Pustaka, rumah yang menjadi tempat terbitnya 4 bukuku di lima tahun terakhir. Ngobrol soal tujuannya, breakdown tujuan menjadi small goals, dst sampai akhirnya tersusun kurikulum workshop yang sampai saat ini aku bisa katakan, belum ada yang sejauh ini workshopnya. Terharu.
Dari mulai materi hingga bukunya bisa diterbitkan, langsung di bawah label Bentang Pustaka. Dan setotalitas itu para stakeholders di workshop ini mau mewujudkannya jadi nyata. Workshop ini memakan waktu 10 bulan, sebuah waktu yang wajar mengingat proses sebenarnya untuk bisa sampai di tahap tsb bisa bertahun-tahun. Peringkasan waktu menjadi beberapa bulan aja ini sudah luar biasa menurutku.
Semacam simulasi menjadi penulis sesungguhnya itu seperti apa. Dinamika, kendala, bahkan sampai ke bagaimana penulis bisa memarketingkan bukunya. Karena mau gak mau, kita akan belajar dari sudut pandang industri, buku ini harus bisa terjual dan memberi untung. Ada banyak sekali orang yang terlibat dalam buku ini tidak hanya penulis, editor, tapi ada orang percetakan, kurir, bagian gudang, karyawan-karyawan lain yang rezekinya melewati buku ini.
Menjadi penulis profesional dan menulis sebagai sebuah aktivitas itu beda banget. Ada risiko tulisanmu tidak disukai, di rate bintang 1 di goodreads, dan lain-lain. Ada proses yang akan membangun mentalitas dan sudut pandang yang baru.
Alhamdulillah akhirnya workshop ini selesai. Dan besok buku ini akan diluncurkan di Perpustakaan Nasional di Jakarta. Aku mengucapkan terima kasih kepada Career Class yang memberi tantangan, Bentang Pustaka dan timnya yang luar biasa berdedikasi, dan juga kepada para penulis yang bisa bertahan hingga titik ini. Nggak mudah bukan berarti nggak mungkin :) Tahun depan, ada stakeholders baru yang akan masuk insyaAllah dalam workshop kepenulisan itu. Dan bakal makin "seru". Buat yang bertanya-tanya mungkin ada di mana workshopnya, ada di dalam programnya Career Class ya :)
25 notes · View notes
andromedanisa · 2 years
Text
Jalan yang begitu panjang dan melelahkan..
Seorang anak laki-laki yang kini berusia 10 tahun. Ibunya memberikanku sebuah nasihat yang mungkin menjadi penguat setelah keguguran kandunganku yang kedua.
"aku dan suami menjalani kehidupan rumah tangga 11 tahun lamanya. Dalam masa yang panjang itu telah banyak ikhtiar yang kami lakukan untuk memiliki anak. Berbagai macam program bahkan inseminasi sudah kami jalani kala itu. Dan solusi terkakhirnya adalah *bayi tabung*. Waktu itu suami bilang, "kalau bayi tabung bisa-bisa terjual 10/11 rumah dek." Sambil bercanda. Suamiku memang orang yang sangat humoris, segala upaya ia lakukan agar aku tetap bahagia bersamanya.
Lalu kami berdua bersepakat untuk pasrah atas ketetapan takdir Allaah. Kalau dikasih Alhamdulillaah, kalau enggak Insya Allaah jadi ladang pahala untuk kami berdua.
Dan setelah dititik pasrah tahun ke 11 itu, aku hamil. Tanpa menjalani promil apapun. Bener-bener menjalaninya dengan alami saja. Aku masih ingat raut kebahagiaan suamiku, ketika tahu aku hamil. Dia jaga aku untuk tidak melakukan aktivitas apapun yang memberatkanku termasuk bersih-bersih rumah dan memasak. Dia sibuk bertanya kesana kemari tentang bagaimana agar ibu dan bayi tetap sehat selama kehamilan hingga persalinan nanti.
Sampailah hari persalinan itu tiba, seperti yang kau tahu. Aku meminta tolong ibumu untuk menemaniku diruang bersalin. Sebab suamiku memiliki trauma tentang proses persalinan. Saudara kandungnya pernah meninggal ketika melahirkan. Itu yang membuat suamiku takut untuk menemaniku.
Saat tahu anak pertama kali lahir seorang laki-laki bahagia sekali dia. Anak pertamaku tumbuh dengan paras yang tampan dan kulit yang bersih. Tidak seperti bapaknya. Banyak orang mengatakan kalau anaknya ini lebih cocok sebagai majikannya dibandingkan dengan anaknya. Sebab kontras sekali dengan bapaknya.
Umur tiga bulan, saat sedang difase senang-senangnya menjadi orangtua, merawat bayi pada umumnya. Allaah uji suamiku dengan sakit. Tidak sampai sebulan penyakit itu menggerogotinya. Dua hari sebelum meninggal, aku mengatakan bahwa ia harus bertahan dan bertekad untuk sembuh. Karena anaknya sedang lucu-lucunya saat itu seperti yang ia inginkan dulu. Namun dia sudah tidak meresponku, bahkan tak berselera untuk sekadar melihat anaknya. Dua hari setelah itu Allaah memanggilnya. Suamiku meninggal.
11 tahun lamanya ia menunggu waktu untuk memiliki anak. Setelah waktu itu tiba, ia pergi meninggalkanku dan anak yang sudah lama ia tunggu. Anakku tak pernah tahu seperti apa bapaknya. Yang membuatku miris, dia selalu dikatakan yatim, yatim, dan yatim. Yang membuatnya seringkali dijauhi oleh teman-temannya. Kalau sudah begitu, dia selalu pulang dengan menangis. Minta agar mempunyai bapak untuknya.
Sampai saat ini usianya sudah 10 tahun, ketika sedih dan sakit dia selalu melihat foto bapaknya. Meminta kepada Allaah agar kelak ia dipertemukan dengan bapaknya.
Aku tidak pernah bertanya mengapa ujian yang datang silih berganti kepadaku begitu menyakitkan. Aku menikah sebulan setelah kehilangan bapakku. Aku memiliki anak dua bulan kemudian aku kehilangan suamiku. Aku hanya minta kepada Allaah untuk selalu Ridha dan diberi kekuatan atas apapun ujian nantinya.
Allaah tahu kapan waktu terbaik untuk kita. Mungkin menyakitkan kala menjalaninya, tapi akan ada banyak hikmah yang bisa kita petik sekalipun pahit. Ketika sudah dititik pasrah, Allaah akan hadirkan sesuatu yang mungkin sudah lama kita butuhkan dan minta dengan sungguh-sungguh. Maka jaga selagi ada, nikmati setiap prosesnya dan tetap baik sangka kepada Allaah atas apapun itu."
Untukmu, wahai diriku utamanya..
Jangan merasa paling menderita dan sengsara, ia yang tampak selalu kuat dan tanpa beban sebenarnya sama denganmu. Bukan ia tak pernah di beri ujian oleh Allah, bisa saja ujian yang ia sembunyikan lebih berat dari punyamu, hanya saja ia ridho dan tetap berusaha untuk bersabar dengan apa yang menimpanya. ia pandai dalam mengimani takdirNya secara penuh, dan mungkin kita hanya pandai mengeluh saja, kita sama menghadapi ujian yg masing-masing Allah beri. Jadi, jangan merasa bahwa kamu yang paling susah, paling menderita yaa, tetap berdoa dan semangaat menjalani kehidupan ini. Ketika semua orang meninggalkanmu bahkan orang yang paling kau cintai sekalipun. Allaah selalu ada untukmu. Allaah ada lebih dari apapun.
111 notes · View notes
Text
Pelajaran Berharga.
Semakin hari seperti memahami konsep rezeki. Mulai dari yang sekarang diri sedang menjalani usaha reseller pakaian, hingga dari yang lainnya. Salah satu contoh hikmah yang diraup selama saya belajar adalah saya selalu teringat janji Allah dalam hadis Qudsi. Allah mengatakan kepada kita untuk tidak takut akan sempitnya rezeki sebab perbendaharaan Allah itu banyak dan perbendaharaan Allah itu tidak akan habis selamanya. Allah juga menyebut bahwa Allah telah menjamin rezeki kita, maka tidak perlu kita capek, artinya di sini kita ikhtiar dan tawakal. Maksudnya tidak usah khawatir/terlalu jor-joran terhadapnya.
Benar, ya. Waktu itu pernah sekali diri sangat membutuhkan biaya akan suatu hal. Memang ada keinginan yang sepertinya harus diperjuangkan tanpa meminta kepada orang tua. Tapi waktu itu jika diri pergi menjual barang, kewajiban diri sepertinya akan cukup terlalaikan(kalau tdk salah wktu itu diri hrs kajian, hrs memuroja'ah, hrs nugas) . Akhirnya diri memilih kewajiban, menyandarkan segala keinginan kepada Allah dan bersabar atas keinginan tersebut, dengan berniat mencari waktu setelah semuanya selesai, tiba-tiba tanpa menawarkan barang lagi, tidak disangka-sangka barang jualan diri ini laku atas izin Allah, yang tak sengaja ke rumah pulangnya membeli, yang tak mencari akhirnya membutuhkan. MaasyaaAllah. Betapa maha kuasa Allah.
Di lain sisi ketika diri menawarkan barang dagangan, tak jua ada yang membeli, diri sadar bukan rezeki, tapi tanpa di sangka-sangka suatu hari barang itu dibeli juga. Betapa tidak perlunya diri khawatir. Kita hanya perlu menyandangkan usaha disetiap selesai berdoa. Dan setiap usaha kita tak lain pertolongan atas adanya pertolongan Allah. Saat barang kita terjual, itu adalah pertolongan Allah. Semoga pembaca bisa mengerti apa maksud seorang penulis ini.
Satu lagi, pagi tadi, diri ingin menjawab pertanyaan dari syeikh waktu kajian. Lidah ini begitu kelu, begitu tak ada keberanian mengacungkan tangan, bahwa satu faidah yang bisa diambil kita sebagai Muslimah harus menuntut ilmu yang shahihah. Berdasarkan dalil Qs. Al Mulk ayat 2. Makna ahsanu amala, adalah amalan yang ikhlas karena Allah dan mencocoki Nabi. Hanya itu saja faidah yg tidak disebut para penjawab, diri begitu ingin menjawabnya. Sebab benefitnya selain reminder, penjawab diberi doorprize sejumlah uang lima puluh ribu rupiah. Waktu aku melihat, ada penjawab membawa 3 anak.
Diri saat itu meratap, mengapa diri tidak menjawab. Kemudian teman duduk sebelah berkata, neng kalo bisa ayo jawab. Mungkin sodaraku di sebelah itu melihat raut wajahku yang mulai murung. Sebetulnya aku tdk terlalu menginginkan hadiah/uang sebab insyaAllah perbekalanku di hari itu cukup. Namun kenapa diri tidak berani menyuarakan al-haqq yang sudah diri tahu jawabnya dituliskan dicatatan milik pribadi. Tetapi satu hal, sodara disebelahku dapat uang senilai seratus ribu rupiah atas kajiannya pekan lalu dipengumpulan catatan, kemudian beliau mengeluarkan uang untuk diri senilai duapuluh ribu katanya untuk bensin karena ikut di atas motor. Satu hal yang bisa diri raup, bukan, bukan karena apapun. Selain belum rezeki. Uang yang lima puluh ribu, barangkali untuk susu anak-anak tadi, bukan untuk diri yang sekedar membeli jajanan. Sejatinya rezeki diri siang tadi, hanya uang dua puluh ribu, yang benar dibutuhkan untuk persedian bensin beberapa hari ke depan. MaasyaaAllah.
Konsep rezeki. Memang jika rezeki kita, kita tidak akan bisa menolaknya. Bahkan ketika kita ingin, kita berusaha, kalo bukan rezeki yang bisa menjawab persoalan pun, lidah menjadi kelu. Maka wahai diri dan kita, bersabarlah, percayalah.
6 notes · View notes
carirumahindo · 7 months
Text
Info Hub Tlp / Wa : 0816 579 115
www.propertysentulcity.com
----------------------------------
Follow akun social media kami untuk mendapatkan info seputar property sentul city :
◥ Instagram & Twitter :
* https://www.instagram.com/carirumahindonesia/
* https://twitter.com/CariRumahIndo
------------------------------------------
RUMAH SUBSIDI PEMERINTAH WISMA MADANI 2 CITEUREUP BOGOR JAWA BARAT
------------------------------------------------------
DAPATKAN RUMAH SUBSIDI KPR FLPP, rumah bagus berkualitas dengan angsuran murah seperti bayar kost. ANGSURAN TETAP, 1 Juta-an perbulan
lokasi SUPER STRATEGIS, dekat pasar Citeureup, fasilitas pemerintahan, kesehatan, rekreasi, dan pendidikan.
Akses dekat stasiun Nambo dan gerbang Tol Citeureup.
Rumah rakyat PROGRAM PEMERINTAH, 
di perumahan Gunungsari, Citeureup Bogor, Jawa Barat
~ Dekat ke Cibinong Bogor
~ GRATIS asuransi jiwa + kebakaran 
~ Bunga KPR 5% 
~ Jalan lingkungan cor beton 
~ Desain rumah dan gerbang yang modern.
~ Dilalui kendaraan umum
~ View pegunungan dan sungai yang alami dan sejuk, selangkah ke kebun wisata.
Surat SHGB,
hadap selatan dan utara,
kamar tidur 2 
kamar mandi 1 
listrik : 900 watt 
rumah indent, serah terima mulai maret 2024
air tanah jernih 
bebas banjir
Type : 28/60 
Total DP 25,4 juta (bisa diangsur, stok terbatas) 
harga Rp. 185 juta dengan maksimal plafond KPR Rp. 181 juta.
*ANGSURAN TETAP / FLAT*
~ 10 tahun, Rp. 1.792.000/bulan
~ 15 tahun, Rp. 1.396.000/bulan 
~ 20 tahun, Rp. 1.153.000/bulan
Segera booking fee Rp. 1 juta! Sebelum kehabisan.
sudah terjual lebih dari 50 unit hanya dalam waktu satu bulan.
5 notes · View notes
ramengir · 6 months
Text
15&16 Ramadhan
Sempat 5 hari tanpa kuota, anak2 pun ga rewel nonton yutub. Baru nyadar berasa tenang sedikit saat tergantung kuota sama orang lain.
Hari ini lisanku berkata kejam pada seseorang yang makan di depanku di saat orang lain berpuasa. Aku geram dengan kemungkaran tapi aku tidak hanif dalam mengingatkan.
Puasaku pasti tak berpahala, oh Tuhan ujianku disini rupanya.
Kekurangan ku adalah bertindak tanPa berfikir jadi setelah berkata kurang baik aku menyesal.
Puasa sebenarnya juga untuk menahan lisan buruk kan ya ? Dan aku telah gagal. Sayang sekali
Orang itu pun si tetangga satu atap yang sudah aki2 itu ga puasa tetap saja yang di hisab adalah perlakuanku padanya. Hemmm ya Allahurabbi
Sungguh, aku ingin pindah dari sini dengan catatan rumah ini terjual jadi bisa beli rumah yang lebih nyaman, lebih aman dan lingkungan baik.
Aku khawatir terus berbuat dosa dan mendzolimi penumpang di rumah ini.
Kiranya Engkau Tuhan lebih tahu, jika belum pindah artinya belum rezeki ku dan engkau menyelamatkanku.
Semoga ya Allah engkau jaga kami dari kemarahan orang yang kubenci tadi.
3 notes · View notes
farisha07 · 6 months
Text
Satu Hari Satu Cerita #CeritaRamadhan14
BERBAGI. Bulan Ramadhan adalah bulan berbagi. Saling berbagi satu sama lain. Berbuka puasa bersama di masjid-masjid atau musholla-musholla, banyak orang yang berbagi makanan dan minuman. Saat malam tarawih, banyak yang mengulurkan tangannya untuk bersedekah, membagikan sebagian kecil dari hartanya di jalan Allah. Membagikan ilmu yang bermanfaat, misal mengajarkan Al-Qur`an di lingkungan sekitar rumah. Dan sebagainya.
Berbagi merupakan amal hablumminannas, artinya amalan untuk meningkatkan rasa empati kita kepada sesama. Dengan berbagi, kita akan belajar untuk menghadirkan kesetaraan, karena kita sebagai umat muslim adalah sama, sama-sama menjalankan ibadah puasa, sama-sama beramal kebaikan, tanpa memandang siapapun dan apapun. Belajar untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang yang kurang mampu. Berbagi memberi banyak manfaat. Bagi pemberi, berbagi menjadi saran untuk memperbanyak amal kebaikan dan mendapatkan pahala di bulan suci ini. Bagi penerima, menjadi sumber kebahagiaan dan kenyamanan.
Ada satu kisah di antara seribu kisah tentang berbagi ini. Singkat cerita, ada seorang bapak yang sedang menjajakan makanan untuk berbuka puasa. Sudah berbagai tempat dia kelilingi, namun belum satupun makanannya yang laku terjual. Lalu, dia mampir di salah satu masjid. Di ujung ikhtiarnya, dia niatkan membagikan makanan itu untuk para jamaah. Setelah semua makanannya habis dibagikan, bapak tersebut pulang ke rumah. Tiba di rumah, istrinya menanyakan apakah makanannya habis terjual. Bapak itu menceritakan semua yang dia alami hari itu. Istrinya hanya bisa pasrah dan berharap semoga rezeki mereka dilapangkan. Tiba-tiba, ada telepon berdering. Bapak itu mengangkat telepon, di ujung sana ada seorang pemuda yang mau memesan makanan yang dijual oleh si bapak, jumlahnya sekitar 1000 bungkus. Ternyata si pemuda itu adalah salah satu jamaah masjid yang mendapatkan makanan yang dibagikan oleh si bapak, dan dia merasa makanan itu sangatlah lezat. Betapa terkejutnya si bapak dan istrinya, mereka sujud syukur atas apa yang mereka dapatkan, berkah dari berbagi oleh si bapak.
Dengan berbagi, timbul rasa lapang. Ada rasa lega bahwa kita masih dianugerahi sikap peduli, tidak hanya untuk diri sendiri, melainkan lebih untuk sesama. Membiasakan diri untuk berbagi, kita belajar untuk selalu bersyukur atas apa yang Allah karuniakan untuk kita. Berbagi, tidak akan mengurangi apa yang kita punya, melainkan akan Allah tambahkan rezekinya berkali-kali lipat. Bila sedang sempit, dengan berbagi akan melapangkan segala kondisi kita. Berbagi menjadi pintu kebaikan, pintu rahmat, pintu anugerah, pintu rezeki, dan pintu keberkahan.
3 notes · View notes
rilisakista · 9 months
Text
Berkendara
Sepercik asam dalam kagummu
Membawa lebih banyak daripada pundak bisa bersandar
Kamu dan bangku panjang itu datang dalam bentuk asahan
Aku dengan ransel merah itu menjamu
Bersemu tanah merah nada tepi
Kamu dan jalur pabrik dalam kehadirannya membelah
Sudah sempat rekam dengan lain sangka
Aku menumpang pada kendaraan roda sejuta
Melingkar berenang berputar untuk sampai
Dan kita akan ulang rasa asam itu hingga laku terjual
Kamu lantas beralih utara
Kita lalu pisah kompas
| Serang, 20 Desember 2023
2 notes · View notes
agenrumahdijual · 2 years
Text
DI JAMIN NYAMAN, Hubungi, 0812-1244-2489, Properti Tanah Dijual
Tumblr media
KLIK https://wa.me/6281212442489, Properti Tanah Harmoni, Properti Tanah Harmoni Adalah, Properti Tanah Harmoni Air, Properti Tanah Harmoni Airku, Properti Tanah Harmoni Bogor
Agen Independent
Ruko Boston, BLOK RK2 NO.38, Kota Wisata, Cibubur
Dekat Pecel Pincuk Bu Ida
youtube
#propertitanahbagus, #propertitanahcanggu, #propertitanah, #propertitanahkavling, #propertitanah, #properti, #propertitanahbogor, #propertitanahbadung, #propertitanahbarudepok, #propertitanahcariun
0 notes
incognitiumx · 1 year
Text
The Lost Plane
Ada suatu pemukiman yang katanya akan dibangun menjadi bandara. Pemimpin di pemukiman tersebut membeli sebuah pesawat dan mendatangkan pilotnya, dengan asumsi bandara akan terbangun selama 6 bulan. Kenyataannya, si pemimpin tetap mempertahankan kendaraan-kendaraan darat yang sebenarnya sudah tidak layak pakai, atas dasar kecintaannya terhadap kendaraan-kendaraan butut tersebut. Beberapa bulan berlalu, bandara yang rencananya akan dibangun malah molor. Penduduk di pemukiman tersebut merasa risih, karena pesawat memakan tempat dan mengganggu arus jalan yang selama ini mereka nyaman gunakan. Kabar-kabar soal pesawat yang mengganggu aktivitas lama mereka sampai ke telinga si pemimpin pemukiman. 6 bulan berlalu, si pemimpin mendatangi si pilot dan pesawat dengan tujuan mengutarakan apa yang telah diaspirasikan penduduk. Tetapi yang diutarakan si pemimpin adalah situasi pemukiman yang minim dana untuk membangun bandara agar pesawat bisa dengan leluasa terbang, sehingga si pemimpin harus menjual pesawatnya. Pesawat pun terjual, masyarakat pemukiman sangat senang karena mereka bisa kembali berkendara dengan leluasa dan melakukan aktivitas lama nya yang selama ini mereka sudah lama tidak lakukan. Si pemimpin tersenyum melihat rakyatnya tersenyum. Bandara yang sudah terbangun sedikit, digunakan sebagai jalan kendaraan yang ada. Angan-angan si pemimpin yang ingin terbang jauh melihat dunia yang sudah diisi dengan kendaraan-kendaraan cepat, canggih dan air-based dikubur atas dasar kecintaannya terhadap kendaraan-kendaraan tua yang memang dia lihai kendarai. Si pilot dan pesawatnya sudah berada di tempat yang tepat, di bandara yang sudah terbangun. Dia melihat dari jauh, baru akan memulai take-off. Dia merasa lega karena akhirnya bisa terbang kembali dan diberi tempat yang layak dan luas untuk lepas landas bersama pesawat-pesawat lain.
12 notes · View notes
ameliazahara · 1 year
Text
Ternyata, membangun personal branding itu sulit!
Akan mudah jika berada di ekosistem yang serupa, setara, dan setingkat. Namun, akan berat dan sangat menguji ketika keluar dari ekosistem dan menjalani kehidupan layaknya amfibi.
Penolak pasti terjadi dan tidak terelakkan. Tidak terjual secara branding adalah pasti. Beruntungnya, pasar selalu terbuka asal diri siap—konsisten dan kontinu membangun personal branding tersebut apapun bentuknya.
Sebagai akademis, walau belum menjadi sepertinya yang diharapkan. Diproses ini berusaha semaksimal mungkin untuk tetap berada di ranah branding yang dibangun. Keluar dari ekosistem mahasiswa dan terjun ke dunia kerja, ujiannya makin sulit. Sebab ego-ego yang dihadapi beragam.
Berungnya selalu diingatkan bahwa, hanya perlu membangun dari dalam dan memberi pancaran-pancarannya, selebihnya semua akan memantul, memancar, dan tidak perlu repot-repot mengais validasi.
Semangat, semoga aku berhasil.
4 notes · View notes
anilapermata · 2 years
Text
Tumblr media
Aku mulai mengetik bab terakhir novel onlineku, ini adalah novel ke-5 yang berhasil aku selesaikan, menulis ternyata melelahkan juga ya. Aku kira tidak akan semelelahkan ini, tapi nyatanya kadang pinggangku juga sakit karen terlalu lama mengetik dan juga terlalu asyik menanggapi komentar pembaca setiaku. Ah, iya kadang aku juga lupa makan, kalau sudah seharian aku tidak keluar kamar mamah pasti akan teriak, “Uti, kamu tidur apa pingsan sudah jam berapa ini?” begitulah mamah.
Sudah 5 tahun aku keluar masuk, aplikasi menulis online dan dari kegiatanku itu 2 tahun terakhir aku memutuskan untuk menulis, tentu saja ini juga atas dorongan Jeana-penulis favoritku yang kini jadi temanku juga. Jeana lebih dulu terjun ke dunia kepenulisan bahkan sekarang dia akan menerbitkan novel ke-8, produktif sekali kan dia. Jangan tanya judulnya sudah pasti novel Jeana belum ada di toko buku. Jeana menerbitkan bukunya secara Selfpublish.
Iya, selfpublish dimana kamu mengerus sendiri proses penerbitanya, mulai dari mengedit naskahmu, mengatur tata letak buku, membuat cover, dan juga mencari penerbitan atau percetakan yang bisa menjadikan naskamu nyata dalam bentuk buku. Jeana melakukan itu sendiri, hanya cover yang belum bisa dia bikin sendiri. Kata Jeana, seru cetak secara selfpublish, tidak terikat deatline, dan juga bisa mantau berapa buku yang terjual dan yang pasti uangnya bisa langsung dinikmati.
Kata Jeana yang paling susah nyari percetakannya, apa lagi dia kan di luar jawa ya, yang mana sejauh ini percetakan yang berkuwalitas ada di jawa, dan lagi ini yang menjadi tantangan sendiri saat mencetak buku secara selfpublish, adalah pengiriman buku ke pembaca. Kebanyakan percetakan hanya bisa mencetak buku dan tidak bisa melakukan pengiriman satu-satu ke pembaca. Saat memilih percetakan yang selalu jadi pertimbangan Jeana adalah bisa tidak sekalian dikirim ke pembaca.
Sekarang Jeana sudah menemukan tempat yang tepat untuk anak kedelapannya, anak-anak sebelumnya juga lahir di sana. Tidak heran, Jeana memilih tempat itu, karena kuwalitas cetaknya bisa diadu, kertasnya sama dengan buku-buku yang ada di toko buku, tintanya juga hitam pekat, warna covernya juga tajam. Kalau kamu pegang buku Jeana pasti kamu tidak menyangka kalau itu buku selfpublish.
Drttt ... Drttt ...
Sepertinya ponselku bunyi...
“Halo, Je?”
“Eh, Sa gimana udah hubungin Mbak Niar belum?”
“Belum, Je. Takut tau.”
“Takut, apa sih?”
“Kan, Cuma nanya doang apa, Sa. Lo tanya bisa ngga sekiranya naskah lo diterbitkan.”
“Iya, gu takut gak direspons.”
“Dih, alasan macam apa itu, udah deh lo chat dia, orangnya fastrespons ko.”
“Oke. Gue pake nama lo ya.”
“Anjir... punya pengaruh apa gue.”
“Ya, kan lo yang ngrekomendasiin naskah gue diterbitin, ya lo kudu gue bawa-bawa.”
“Iya, deh iyaa. Good lucky ya, gue mau ke cafe dulu. Bay.”
“jangan lupa minum air putih lo, jangan kopi mulu.”
“Iya, iya gue minum susu gak pake kopi.”
Ah, iya aku hampir lupa mau menghubungi editor penerbit Jeana. Sebntar aku kan belum nentuin naskah mana yang mau diajuin, aduh yang mana ya, bingung. Apa tanya pembaca aja ya? Ah, tapi kan belum tentu bisa terbit nanti malah balik ditagih pembaca gimana?
Tanya mamah. Iya, tanya mamah aja.
7 notes · View notes
Text
Daftar 25 Demon Terkuat Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba, Urutan Terbaru Tahun 2023
Berita Anime Jepang – Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba adalah serial manga Jepang yang ditulis dan diilustrasikan oleh Koyoharu Gotouge dan dikategorikan sebagai salah satu seri shonen jump paling populer. Terjual lebih dari 150 juta eksemplar pada tahun 2023 dan juga memecahkan rekor di box office Jepang dengan menjadi film yang paling laris sepanjang sejarah. Simak Juga : Top 30 Karakter Anime…
Tumblr media
View On WordPress
12 notes · View notes