#Whiteboxtesting | Explore Tumblr Posts and Blogs

frentmeister · 11 months

Text

Sind Blackbox-Automatisierungstests in variablen Anwendungskonfigurationen sinnvoll?

Die Frage, ob Black-Box-Automatisierungstests in variablen Anwendungskonfigurationen sinnvoll sind, ist komplex, und die Antwort hängt von einer Reihe von Faktoren ab. Zunächst ist es wichtig, den Unterschied zwischen Black-Box- und White-Box-Tests zu verstehen. Black-Box-Tests sind eine Testmethode, bei der der Tester keine Kenntnisse über die interne Funktionsweise der getesteten Anwendung hat. Der Tester konzentriert sich ausschließlich auf die Eingaben und Ausgaben der Anwendung. Beim White-Box-Testing hingegen wird das Innenleben der Anwendung getestet, z. B. der Code und die Datenbank. https://www.youtube.com/watch?v=nQQwBsK7YII Bei einem variablen Anwendungsaufbau können Black-Box-Tests ein nützlicher Ansatz sein. Da jede Anwendung über einen anderen Technologie-Stack verfügt, ist es für QAs möglicherweise nicht machbar oder effizient, mehrere Technologien zu erlernen, um anwendungsnahe Unit-/Integrationstests zu schreiben. In diesem Fall kann die Verwendung von Tools wie Postman für API-Tests und UI-Frameworks wie Playwright oder Cypress für UI-Tests eine gute Option sein. Diese Tools sind eher für externe Tests konzipiert und können mit einer Vielzahl von Technologie-Stacks arbeiten. https://www.youtube.com/watch?v=4BRHQ-yXFZ8 Es ist jedoch wichtig zu beachten, dass Blackbox-Tests ihre Grenzen haben. Da der Tester keine Kenntnisse über die interne Funktionsweise der Anwendung hat, kann es schwieriger sein, bestimmte Probleme oder Fehler zu erkennen. An dieser Stelle können White-Box-Tests nützlich sein. Durch das Testen der internen Funktionsweise der Anwendung können QAs Probleme auf einer detaillierteren Ebene identifizieren. Letztendlich hängt der beste Ansatz von den spezifischen Bedürfnissen und Anforderungen Ihres Unternehmens und Ihrer Anwendungen ab. Je nach Situation kann es sinnvoll sein, eine Kombination aus Black-Box- und White-Box-Tests zu verwenden. Das Wichtigste ist, dass ihr einen Testansatz wählt, der effektiv und effizient ist und der es Ihnen ermöglicht, Probleme so schnell und effektiv wie möglich zu erkennen und zu beheben. Black-Box-Computerisierungstests können in Abhängigkeit von der jeweiligen Einstellung und den Zielen des Testsystems bei der Gestaltung von Anwendungen hilfreich sein. Black-Box-Tests beziehen sich auf eine Strategie, bei der die inneren Funktionen der zu testenden Anwendung dem Analysator nicht bekannt sind. Alles in allem konzentriert sich der Analysator auf die Datenquellen und Ergebnisse des Frameworks, um dessen Verhalten zu bestätigen. Bei faktoriellen Anwendungsarrangements, bei denen sich die Designs, Bedingungen oder Informationsdatenquellen ändern können, können Black-Box-Tests dabei helfen, zu garantieren, dass die Anwendung unter verschiedenen Umständen formgetreu arbeitet. Im Folgenden werden einige Überlegungen angestellt: Funktionales Testen: Black-Box-Tests können bei der Überprüfung der praktischen Voraussetzungen der Anwendung unter verschiedenen Bedingungen sehr hilfreich sein. Durch die Angabe von Datenquellen und die Betrachtung der Ergebnisse können die Analysatoren bestätigen, dass die Anwendung unabhängig von der grundlegenden Anordnung korrekt funktioniert. https://www.youtube.com/watch?v=d4gZ89r1_YU Regressionstests: Wenn Änderungen an der Anwendung oder ihren aktuellen Gegebenheiten vorgenommen werden, sind Rückfalltests unerlässlich, um zu gewährleisten, dass die aktuelle Nützlichkeit nicht beeinträchtigt wird. Black-Box-Computerisierungstests können bei der schnellen Durchführung einer Reihe von Tests helfen, die bestätigen, dass die Anwendung tatsächlich formgetreu funktioniert. https://www.youtube.com/watch?v=AWX6WvYktwk&t=2s Kompatibilitätstests: Variable Anwendungsarrangements können verschiedene Arbeitsrahmen, Programme oder Gadgets umfassen. Black-Box-Tests können dabei helfen, die Ähnlichkeit der Anwendung mit diesen unterschiedlichen Bedingungen zu untersuchen, indem sie das Verhalten der Anwendung in zahlreichen Designs überprüfen. https://www.youtube.com/watch?v=ST4qubEcqyI&t=1s Testen der Benutzerfreundlichkeit: Blackbox-Tests können bei der Bewertung der Kundenerfahrung mit der Anwendung in verschiedenen Arrangements hilfreich sein. Analysatoren können sich auf Aspekte wie Bequemlichkeit, Reaktionsfähigkeit und Offenheit konzentrieren, ohne Punkt für Punkt Informationen über die innere Ausführung zu benötigen. https://www.youtube.com/watch?v=q8IPHOlUbV0 Dennoch ist es wichtig zu beachten, dass Blackbox-Tests Einschränkungen haben. Sie sind möglicherweise nicht geeignet, um Defekte auf niedriger Ebene oder Ausführungsfehler aufzudecken, die Informationen über die inneren Abläufe erfordern. In solchen Fällen kann eine Mischung aus Black-Box- und White-Box-Tests (bei denen der innere Aufbau bekannt ist) besser geeignet sein. Letztendlich hängt die Entscheidung über den Testansatz von den jeweiligen Zielen, Anforderungen und verfügbaren Ressourcen ab. Häufig ist es sinnvoll, ein ausgewogenes Testsystem zu haben, das eine Mischung aus verschiedenen Methoden enthält, um eine vollständige Einbeziehung zu gewährleisten. Read the full article

#Blackbox #Blackboxtesting #Whitebox #Whiteboxtesting

0 notes

titormdhn · 10 years

Text

UAS - Review Materi Konsep Teknologi

Pengantar Konsep Teknologi

Sebelum kita membahas tentang pengantar konsep teknologi, kita akan mengartikan kata perkata terlebih dahulu. Konsep adalah rancangan atau ide, sedangkan teknologi adalah suatu hal yang mempermudah pekerjaan manusia. Jadi, konsep teknologi adalah rancangan atau ide yang dapat mempermudah pekerjaan manusia.

Seorang penemu biasa disebut dengan engineer, mereka bisa menciptakan teknologi karena mereka mengetahui masalah apa yang sedang terjadi, jadi jika kita tidak tahu masalah yang terjadi atau tidak ada masalah maka kita tidak akan bisa menciptakan suatu teknologi.

Dampak Positif :

Mempermudah pekerjaan manusia.

Mempermudah mencari informasi.

Sarana komunikasi, sarana usaha, dll.

Dampak Negatif :

Ketergantungan, lupa waktu.

Menuhankan teknologi, seperti mengutamakan teknologi dibandingan kepentingan pribadi.

Penyalahgunaan teknologi.

Pasar dan Strategi Pemasaran Mobile OS

Pasar Mobile OS di Dunia didominasi oleh Android dengan presentasi sekitar 78%, diikuti oleh iOS 16%, Windows Phone 3% dan Blackberry 2%. Mari kita bahas strategi dari masing-masing mobile OS.

1. Android

Android memiliki fitur lengkap dan gadgetnya juga dibandrol dengan harga yang sangat terjangkau, tidak aneh jika Android menguasai pasar mobile global. Kelebihan android diantaranya, open source, dukungan aplikasi yang tidak terbatas, dan penggunaannya yang mudah. Dengan kelebihannya tersebut banyak vendor ingin menyokong OS android untuk gadget produknya, karena memiliki fungsibilitas yang sama, gratis serta dapat dikembangkan. Para pengembang aplikasi pun banyak tertarik akan mengembangkan aplikasinya di Android dibandingkan di iOS dan Blackberry karena Android membebaskan para pengembang aplikasi untuk berkreasi.

2. iOS

Berbeda dengan Android, iOS termasuk middle-high class dalam pasar mobile, iOS menyediakan fitur ekslusif pada produknya. Kelebihan iOS diantaranya, close source, kualitas premium, penggunaan yang mudah. Karena iOS merupakan close source, ada fitur eklusif tersendiri yang berbeda dan tidak dimiliki dalam mobile OS lainnya. Dengan begitu konsumen merasa istimewa dengan menggunakan iOS, namun sangat disayangkan iOS disini dibandrol dengan harga yang tinggi, tidak semua kalangan dapat menikmatinya.

3. Blackberry

Pada tahun 2009-2011 Blackberry berada di puncak pasar mobile, tetapi sekarang Blackberry mengalami kemerosotan di pasar mobile. Penyebab kemerosotan blackberry bisa jadi karena konsumen mulai beralih ke perangkat android, karena dari kelengkapan fitur, kecepatan internet, dll sudah bisa diperoleh di perangkat android, dan tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar. Ditambah lagi dengan ada nya fitur BBM yang bisa dibilang menjadi fitur pamungkas dan eksklusif di Blackberry, sekarang sudah support diperangkat Android, Windows Phone dan iOS. Selain itu, dengan penjualannya yang berada di pasar middle-high class menjadikan blackberry hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu saja, tak ayal banyak bermunculan blackberry blackmarket yang membuat Blackberry merugi.

4. Windows Phone

Windows Phone terus berkembang walaupun sedikit demi sedikit, pertumbuhan Windows Phone semakin berkembang lagi setelah Microsoft mengakusisi Nokia. Windows phone mengelompokan tipe-tipe smartphone sesuai dengan fungsi dan kelas konsumen sehingga konsumen akan lebih memudah memilih smartphone seperti apa yang diinginkannya. Di pasar mobile, Windows Phone termasuk low-mid class, sehingga mayoritas kalangan bawah-menengah saja yang menikmatinya.

White Box Testing dan Black Box Testing

White box testing adalah pengujian produk dengan mengetahui cara kerja dari produk itu sendiri secara mendetail, membagi pengujian kedalam beberapa kasus pengujian, seperti test input, test proses dan test output.

Kelebihan White Box Testing :

Dapat mengoptimalisasi produk.

Mendapatkan hasil test yang spesifik.

Kerugian White Box Testing :

Untuk produk yang besar, White Box Testing dianggap cara yang tergolong boros, karena akan melibatkan sumber daya yang besar dan waktu yang lama untuk melakukannya.

Berbeda dengan white box testing, black box testing adalah pengujian produk yang hanya melihat dari hasil outputnya saja tanpa mengetahui cara/proses produk.

Keuntungan Black Box Testing :

Untuk produk yang besar, black box testing adalah cara yang paling efisien

Hemat sumber daya dan waktu.

Kerugian Black Box Testing :

Hasil test tidak spesifik.

Maturity of Product

Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli lainnya.

Pada umumnya tahap-tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) terbagi ke dalam empat tahap, yaitu :

1. Tahap Pengenalan – Introduction

Ciri-ciri umum tahap ini adalah penjualan yang masih rendah, volume pasar berkembang lambat (karena tingginya market resistance), persaingan yang masih relatif kecil, tingkat kegagalan relatif tinggi, masih banyak dilakukan modifikasi produk dalam pengujian dan pengembangannya (karena problem yang timbul tidak seperti yang diramalkan dan mungkin pula disebabkan pemahaman yang keliru tentang pasar), biaya produksi dan pemasaran sangat tinggi, serta distribusi yang masih terbatas.

2. Tahap Petumbuhan – Growth

Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya.

3. Tahap Kedewasaan – Maturity

Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik tertinggi dalam penjualan perusahaan. Normalnya tahap ini merupakan tahap terlama dalam PLC. Hal ini disebabkan pada tahap ini pemenuhan inti kebutuhan oleh produk yang bersangkutan tetap ada. Sebagian besar produk yang ada saat ini berada dalam tahap ini, karena itu sebagian besar strategi pemasaran ditujukan untuk produk-produk dalam tahap ini. Strategi pemasaran kreatif yang digunakan untuk memperpanjang daur hidup suatu produk disebut innovative maturity. Penjualan dalam tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin tersegmentasi, sehingga untuk masing masing segmen diperlukan promosi yang berbeda dengan lainnya. Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan. Tingkat pertama disebut growth maturity, yaitu pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh dewasanya distribusi. Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah. Dalam tingkat kedua, stable maturity, penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh jenuhnya pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru yang ditawarkan perusahaan. Pada tingkat ketiga, decaying maturity, penjualan mulai menurun dan konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk substitusi.

4. Tahap Penurunan – Decline

Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap decline dalam PLC. Penurunan penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera pasar, produk substitusi diterima konsumen (baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri), dan perubahan teknologi. Sejumlah alternatif dapat dilakukan pada tahap akhir PLC ini. Namun perlu diperhatikan bahwa pilihan alternatif haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan serta daya tarik industri bagi perusahaan.

Dimensi Ruang dan Waktu

Hampir semua paham bahwa ruang tempat kita hidup ini berdimensi tiga. Arah dimensi, atau sumbu, itu dapat dibedakan sebagai depan-belakang, kiri-kanan, dan atas-bawah. Dalam ilmu ukur ruang, dimensi atau sumbu juga disebut kordinat. Biasanya diberi notasi x untuk sumbu kiri-kanan, y untuk sumbu depan-belakang, dan z untuk sumbu atas-bawah. Banyak pula yang sudah menyadari bahwa dimensi yang kita alami bukan cuma tiga, tetapi empat. Sumbu yang satu lagi itu adalah waktu (t).

Sebelum Einstein mengemukakan teori relativitas khusus mengenai kecepatan cahaya (c), Hendrik Lorentz mengemukakan teorinya mengenai panjang dan waktu yang berubah dengan kecepatan. Kalau kita melintas di depan saya dengan mobil kecepatan penuh, menurut pengukuran saya panjang mobil kita sedikit lebih pendek dari yang tertera dalam spesifikasinya. Selain itu jam kita juga berdetik lebih lambat dari jam saya. Ini yang disebut kontraksi ruang dan dilasi waktu. Ukuran panjang dan waktu (diukur oleh pihak yang diam) dipengaruhi oleh (tergantung kepada) kecepatan geraknya. Makin cepat gerakan kita, makin lambat waktu kita.

Jadi ruang dan waktu saling terkait. Makin cepat kita bergerak, makin lambat waktu kita. Kalau kita bergerak secepat c, waktu kita berhenti. Kalau kita bergerak lebih cepat dari c, waktu kita mundur, dan kita kembali ke masa lalu. Tapi yang ini kan katanya tidak boleh. Lagi pula, kalau kita bergerak dengan kecepatan yang cukup bermakna dibandingkan dengan c, maka transformasi Lorentz juga jadi bermakna, dan masa kita membesar. Kalau kita bergerak secepat c, masa kita menjadi tak berhingga. Kesimpulannya, kecepatan sama dengan c tidak mungkin dicapai oleh materi. Hanya photon yang bisa bergerak secepat c, itupun dalam vakum. Dalam medium seperti udara, air, atau kaca, kecepatan photon kurang dari c.

Matriks waktu ruang mengelompokkan sistem kerja sama menjadi:

Tempat sama waktu sama -> tatap muka

Contoh : Ruang kelas

Tempat sama waktu berbeda -> interaksi asinkron

Contoh : Penjadwalan proyek/pertemuan

Tempat berbeda waktu sama -> sinkron tersebar

Contoh : Telepon

Tempat berbeda waktu berbeda -> asinkron tersebar

Contoh : Email

Referensi :

Perkuliahan Konsep Teknologi Budi Laksono Putro

http://fpmipa.upi.edu

http://budi.staf.upi.edu

Sumber :

https://www.google.co.id/

http://www.iqbalardimansyah.com/2012/12/perbedaan-metode-whitebox-vs-metode.html

http://nayaakyasazilvi.wordpress.com/2014/07/09/siklus-kehidupan-produk/

http://www.kaskus.co.id/thread/534659dffbca170f638b4614/ruang-waktu-dan-4-dimensi-bukan-imajinasi/

#konsepteknologi #whiteboxtesting #blackboxtesting #lifeproductcycle #dimensiruangdanwaktu

0 notes