Tumgik
#amalan bertemu rasulullah
punteuet · 2 years
Text
Doa Mimpi Rasulullah Guru Sekumpul
Doa Mimpi Rasulullah Guru Sekumpul
Ahmadalfajri.com – Doa Mimpi Rasulullah Guru Sekumpul Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah menerangkan bahwa barangsiapa yang bermimpi berjumpa dengan Rasulullah maka sama dengan dia bertemu dengan Rasulullah. Alasannya karena setan tidak dapat menyerupakan dirinya dalam bentuk wajah Rasulullah. Tentunya kita semua sangat merindukan untuk dapat bermimpi berjumpa dengan Rasulullah. Pada…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
sabaryangindah · 11 months
Text
Semakin Kurang Kadar Sujud, Maka Semakin Berkurang Juga Ketenangan Hidup
"Bersujudlah, adukan semua keluhanmu agar mendapat ketenangan"
Memperbanyak sujud dalam shalat atau maksudnya adalah memperbanyak shalat itu sendiri (yaitu khususnya shalat sunnah), memiliki banyak keutamaan. Di antaranya dapat meninggikan derajat seseorang dan juga menghapuskan dosa-dosanya.
Ma’dan bin Abi Tholhah Alya’mariy, ia berkata, “Aku pernah bertemu Tsauban –bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam-, lalu aku berkata padanya, ‘Beritahukanlah padaku suatu amalan yang karenanya Allaah memasukkanku ke dalam surga’.” Atau Ma’dan berkata, “Aku berkata pada Tsauban, ‘Beritahukan padaku suatu amalan yang dicintai Allah’.” Ketika ditanya, Tsauban malah diam.
Kemudian ditanya kedua kalinya, ia pun masih diam. Sampai ketiga kalinya, Tsauban berkata, ‘Aku pernah menanyakan hal yang ditanyakan tadi pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda,
عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ فَإِنَّكَ لاَ تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلاَّ رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً
‘Hendaklah engkau memperbanyak sujud (perbanyak shalat) kepada Allaah. Karena tidaklah engkau memperbanyak sujud karena Allaah melainkan Allaah akan meninggikan derajatmu dan menghapuskan dosamu’.” Lalu Ma’dan berkata, “Aku pun pernah bertemu Abu Darda’ dan bertanya hal yang sama. Lalu sahabat Abu Darda’ menjawab sebagaimana yang dijawab oleh Tsauban padaku.” (HR. Muslim no. 488)
19 notes · View notes
blablapret · 5 months
Text
Produktif versi "saya yang dulu" VS "saya yang sekarang"
Dulu saya sering ikut training motivasi2, baca buku self development, dan artikel2 produktifitas. Setelah menikah dan punya anak, kadang saya merasa tersiksa karena tidak se-produktif dulu. Ga bisa baca buku dengan tenang tanpa iklan, ga bisa melakukan hobi dgn leluasa, bahkan ga bs merawat diri dengan baik. Bisa mandi aja udah alhamdulillah. Dan itu membuat saya merasa inferior, insecure, dan sering cranky.
Tapi setelah menjalani kehidupan, mengkaji kembali arah dan tujuan hidup, saya merasa jadi ibu itu produktif banget kalau dilihat dari perspektif amal sholih. Ibu hamil yg kesakitan aja setiap detiknya dapat limpahan pahala walaupun sedang bedrest kan :')
Sampai pada suatu hari, saya bertemu dengan guru tahsin, kita sebut ustadzah. Umurnya baru 24 thn (jauh lebih muda dari hamba wkwk). Tapi anaknya sudah mau 3. Dan walau beliau ini masih muda, tapi kharismatik gitu lho dan saya sangat respect. Beliau cerita bahwa beliau ini anak bungsu dari 12 bersaudara. WOW!
Kebayang ga sih, saya yg baru punya 2 anak aja kadang merasa pengen tutup pabrik liat babang yg hiperaktif. Ini 12 bersaudara, wich is kurang 10 lagi nih, Gita! :))
Dan yang Masyaa Allah, dari 12 anak itu saya melihat keberhasilan didikan orang tuanya, karena anak2nya ga jauh dari interaksi dengan Al Quran. Contohnya ustadzah yg ngajar saya, beliau ini hafidzah. Hapal Al Quran, bacaannya jg bersanad, dan bisa terjemahin al quran dgn lancar. Dan ternyata kakak2nya bahkan kakak iparnya pun aktivitasnya mirip2. Jadi Guru pengajar Al Quran.
Ga lama dari pertemuan pertama, saya mendapat kabar bahwa ibundanya ustadzah meninggal dunia krn pecah pembuluh darah di otak. Wah kebayang ya sedihnya. Aktivitas tahsin hanya libur beberapa hari dan kembali masuk. Tapi saya melihat ustadzah so stroong. Beliau bilang, "ucapkan Alhamdulillah saat kita ditinggal dengan orang yang kita sayang, agar itu memudahkan perjalanan mereka di alam barzah." Beliau bercerita tentang ibunda dgn tenang, tapi saya yg nangis. Langsung teringat saudara2 di palestina yg mengucapkan Alhamdulillah manakala melihat setiap anggota keluarganya yg syahid T_T
Beberapa bulan berlalu. Suatu hari ustadzah bercerita bermimpi bertemu dgn ibunda. Di mimpi itu, beliau melihat ibundanya sangat bahagia. Penampilannya cantik, bersih, dan kembali muda, memakai gaun indah serba putih. Dan uniknya, ayah dan juga kakak2 ustadzah pun bermimpi hal yg sama!
Ustadzah bilang, kalau kita memimpikan bertemu dengan orang yg sudah meninggal bisa jadi itu hal yg nyata. Maksudnya? Saat kita tidur, Allah menggenggam ruh kita. Dan Allah pun menggenggam ruh orang yg telah meninggal. Bisa jadi ruh kita saling berjumpa di dalam genggamanNya. Allahu Akbar T_T
Dan amalan apa yg bisa mengantarkan ibunda beliau? Saya pikir, apalagi kalau bukan kesabaran dan keikhlasan beliau dalam membesarkan, merawat, dan menjaga ke-12 anaknya. 12x menahan sakit saat hamil dan melahirkan setahun sekali, dan jangan ditanya sabarnya kayak apaa menghadapi anak 12 anak :')
------
Produktif itu dilihat dari sejauh mana tujuan kita tercapai bukan?
Balik lagi ke tujuan hidup.
Rasulullah selalu berdoa setiap bada subuh. Ada 3 hal yg selalu beliau minta: Ilmu bermanfaat, Rizki yg halal, dan kemampuan utk beramal shalih.
Jadi sebenernya utk dikatakan produktif itu ga banyak ngadi2. Ga harus sama persis sama buku the 5 am club. wkwk. Sekarang yg saya kejar adalah "waktu yg barakah".
Sering ngerasa waktu yg Allah kasih ini jadi lebih barakah kalau saya pegang 3 kunci di pagi hari:
Jaga Shalat 5 waktu = tepat waktu, ga ngaret (Terutama yg paling krusial adalah shalat subuh. JANGAN TELAT SHALAT SUBUH. Lebih baik lagi bisa sempat tahajjud dan qabla subuh),
sempatkan dzikir pagi,
baca quran sebelum menjalani aktivitas.
Dampak dari waktu yg barakah: Allah mudahkan saya mencapai target2 pekerjaan, deadline, pekerjaan rumah, memasak, dll sehinggal dalam 1 hari saya rasanya bisa menyelesaikan banyak hal. bahkan beresin deadline2 di luar target utama. Kayak dapet bonus tambahan waktu gitu lho, biasanya sering ngerasa 24 jam ituu kurang. Tapi kalau dapat waktu yg barakah, bisa lho ngerjain hal2 yg rasanya mustahil krn kerjaan harian ibu itu udah banyaak. Misal bisa workout, journalling, ngedesain flyer utk komunitas, ngerjain side project dll. Percayalah, bisaa!
Mari kejar barakah di setiap aktifitas kita.
2 notes · View notes
suratkecil · 7 months
Text
Dua puluh lima di bulan Februari-24
Salam rindu untukmu sahabatku..
Semoga kamu ditempatkan di tempat paling terbaik disisi-Nya. Semoga Allaah mengampuni dosa-dosamu dan menerima semua amalan-amalanmu. Karena yang kutahu kamu adalah orang yang sangat baik dan senang membantu teman-temanmu yang lagi susah.
Maaf belum bisa memenuhi permintaan terakhir kamu. Tapi ketahuilah satu hal yang sangat pasti, Allaah sudah mencatat niat baikmu walaupun kamu belum sempat mengamalkan apa yang kamu niatkan itu.
Sahabatku, sungguh aku sangat merindukanmu.
Aku menuliskan ini karena dalam sholat tiba-tiba saja aku mengingatmu. Setelahnya, dan langsung mencari namamu disearching Instagram. Ternyata di dunia Instagram kami belum berteman yah. (Karena kamu duluan punya android, dan aku terlambat punya, apalagi sosmed Ig). Tak apa, karena dunia nyata lebih merekat dan itu lebih baik.
Dariku yang menuliskan kalimat ini dengan air mata yang jatuh.
Sampai bertemu di telaga Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam. Sampai bertemu di Surganya Allaah subhanahu wata'ala. Aamiin allaahummaa aamiin 🤲
Sahabatku, Sarmini||28.09.18
2 notes · View notes
poe-tic-a · 2 years
Text
The truth is, memilih berhijab dan menutup aurat itu gak selalu semudah itu.
"Kenapa gak mudah? Bukannya itu pilihan mereka sendiri sebagai muslimah?"
Yes, of course, it's an honour to be able to choose to cover ourselves for the sake of obeying our Creator.
But the thing is, muslimah yang memilih berhijab dan menutup auratnya itu juga manusia, bukan malaikat.
And objectively speaking, our human nature —yang memang punya hawa nafsu— seringkali punya keinginan juga untuk menampakkan rambut, kecantikkan, atau perhiasan lainnya. It's so human that most women want to look beautiful and even being validated that they're beautiful, especially on this social media when everything is about looks.
Kalau ada yang bilang, "Tapi kan hijab bisa bikin makin cantik"
Maaf, tapi gak gitu konsepnya. Esensi hijab itu untuk menutupi kecantikan, jadi kalau memilih berhijab sesuai esensinya, konsekuensinya pasti akan terlihat "gak secantik itu"
That's why celetukan-celetukan sejenis "Gak mau ah, kepanjangan hijabnya jadi kayak ibu-ibu" "Gak mau ah, pakaiannya longgar banget, aku jadi keliatan gemuk" "Bajunya lucu deh, gapapa lah ya hijabnya pendekin dikit, auratnya tampakin dikit, biar keliatan lebih stylish dan cantik" bukan hal yang jarang didengar dan seringkali masih terbesit dalam hati
And other than the struggle to cover our beauty, masih ada banyak struggle(s) lainnya, mulai dari gerahnya pakai hijab, malesnya nyari dan ngambil hijab + cardigan kalau harus keluar rumah, ambil paket, oncam zoom, having to deal with social pressure or even social discrimination kalau memang lingkungannya gak ramah hijab, etc.
The struggles of choosing to use hijab are rarely acknowledged by our society, seakan-akan semua muslimah yang bertahan dengan pilihan berhijabnya tuh emang dari sananya "udah baik" jadi gak usah merasakan "struggle" apapun. Padahal ada banyak perjuangan dibalik bertahannya "sehelai" hijab yang menutupi aurat pada setiap muslimah.
Buat kamu, yang masih memilih berhijab dan menutup aurat sampai saat ini, aku tau bertahan untuk berhijab secara sempurna gak semudah itu, tapi dibalik semua perjuangan dan sulit-sulitnya, Allah Maha Melihat dan Maha Bersyukur, Allah tahu dan melihat seberapa banyak hal yang kamu perjuangkan demi menjaga hak-Nya untuk ditaati, Allah pasti akan berikan balasan terbaik dan gak akan membiarkan semua itu jadi sia sia —selama niat kamu selalu tulus untuk menaati perintah-Nya—
Aku harap rasa syukur  —karena masih Allah pilih dari sekian banyak hamba-Nya untuk terus mempertahankan hijab dan menaati-Nya— menjadi rasa yang tak pernah luput
Dan untuk yang masih ragu berhijab, semoga Allah mudahkan untuk melawan semua keraguan dan menghadapi semua struggle(s)-nya!
Semoga Allah mudahkan kita semua untuk taat kepada perintah-Nya dan bertemu kembali di surga-Nya ♡
— Salam sayang, saudarimu
“Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.”
(HR. Muslim)
Yang dimaksud dengan al-makarih (perkara-perkara yang dibenci jiwa) adalah perkara-perkara yang dibebankan kepada seorang hamba baik berupa perintah ataupun larangan dimana ia dituntut bersungguh-sungguh mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan tersebut. Penggunaan kata al-makarih di sini disebabkan karena kesulitan dan kesukaran yang ditemui seorang hamba dalam menjalankan perintah dan meninggalkan larangan. Seakan Rasulullah  ﷺ mengatakan seseorang tidaklah sampai ke surga kecuali setelah melakukan amalan yang dirasa begitu sulit dan berat. Dan sebaliknya seseorang tidak akan sampai ke neraka kecuali setelah menuruti keinginan nafsunya. Surga dan nereka dihijabi oleh dua perkara tersebut, barangsiapa membukanya maka ia sampai kedalamnya.
(Fathul Baari 18/317, Asy-Syamilah)
1 note · View note
nirfasha · 2 months
Text
Mimpi Bertemu Rasulullah saw.
youtube
Aku masih ingat betul. Pada saat kecil dulu, aku begitu terkagum dengan kisah orang yang bertemu Nabi dalam mimpi. Katanya, bila bersalaman dengan Nabi dalam mimpi, tanganmu akan mewangi saat terbangun. Harum yang bertahan hingga berhari-hari kemudian.
Nampaknya selain tertarik bertemu Nabi, aku ingin juga merasakan keajaiban semacam itu. Akhirnya, aku sungguh-sungguh mengamalkan "amalan" dalam rangka bertemu dengan Nabi: shalawat 1000 kali per hari. Aku tidak ingat berapa lama aku bertahan melakukan shalawat, karena yang jelas aku tidak bermimpi bertemu Nabi.
Lucu juga mengingat cerita lama itu. Pasalnya, saat itu pengetahuanku tentang Nabi hanya sebatas beberapa lembar kisah Nabi dari buku 25 Nabi dan Rasul dan dari beberapa lembar catatan milik Ibu tentang kisah menjelang kematian Rasul.
Baru pada perjalanan dewasa, aku menyadari, bertemu dengan Nabi di dunia tidak harus dengan menjumpai wajahnya secara nyata dalam mimpi. Tetapi, kita bisa bertemu dengan Nabi melalui sirahnya, mengenali karakter dan teladan hidupnya. Mempelajari sirahnya, sampai kita mampu menghayati bagaimana sosok Baginda Rasulullah saw. ini. Mempelajari, sampai kita mencintai dan merindu padanya.
Itulah barangkali salah satu tujuan Yaqeen Institute membuat serial meeting Muhammad ini.
Dalam rangka membantu jiwa yang sedang berjuang meraih cinta pada Nabi dengan menghadirkan kepingan-kepingan sirah Nabi seolah-olah kita sungguh sungguh bertemu dengannya.
Dalam rangka membantu jiwa jiwa yang sedang menumbuhkan dan merawat cinta dan rindu pada Rasulullah saw.
. . .
0 notes
kaasmiatii · 3 months
Text
Al Ikhlas
Salah satu amalan yang paling dikejar di Yaumul Arafah kemarin adl perbanyak baca Surah Al Ikhlas (1000x). Jadi penasaran, kenapa?
Dikisahkan dari Aisyah RA, saat Rasulullah SAW mengutus seorang laki-laki yang biasa mengimami jamaah untuk memimpin pasukan. Diketahui bahwa laki-laki itu selalu menutup shalat dengan 'Qulhuwallahu ahad'.
Ketika ditanyakan kenapa beliau melakukannya, dijawablah,
"Karena surat ini merupakan sifat Ar-Rahmaan (Allâh Yang Maha Pemurah), dan aku suka membacanya"
Apa jawaban Rasul?
"Beritahukan kepadanya bahwa Allâh mencintainya"
Jawaban yg sungguh mashaAllah sekalii. Aku yg baca kisahnya di masa ini ajaa merindingg paraaah, gimana ya rasanya dibilang gtu langsung sama Rasulullaah SAW. Ya Habiballah Ya Rasulullah, semoga kelak dapat bertemu denganmu di surga-Nya aamiin 🥺
Anw, happy eid Al adha 💛✨
0 notes
isfasyams · 5 months
Text
Mari kita belajar dari para salaf:
Diriwayatkan dari Abu Qalabah, bahwa Abu Darda pernah bertemu dengan seorang laki-laki yang melakukan suatu dosa, dimana mereka (orang-orang) telah mencacinya. Maka Abu Darda berkata, “Bagaimana menurut kalian jika kalian menemukan dosa itu pada hati kalian, apakah kalian akan mengeluarkannya?’
Mereka menjawab, ‘Ya benar’
Abu Darda berkata, ‘Maka janganlah kalian mencaci saudara kalian. Sebaiknya pujilah Allah karena Dia-lah yang telah menyelamatkan kalian dari dosa’.
Mereka bertanya, ‘Apakah sebaiknya kita membencinya?’
Abu Darda menjawab, ‘Innama ubghidhu amalahu, fa idza tarokahu fa huwa akhi -sesungguhnya yang aku benci adalah perbuatannya. Jika ia sudah meninggalkan perbuatannya, maka ia tetap saudaraku’. (HR. Thabrani)
Begitulah sikap mulia Abu Darda dalam menyikapi pelaku dosa. Padahal kalau dilihat dari persfektif kesucian hati beliau, tentu saja beliau lebih pantas untuk mencaci para pelaku dosa.
Sebagaimana kita ketahui, Abu Darda radhiyallahu ‘anhu adalah sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam yang terkenal dengan figur taat beribadah dan terkenal karena zuhudnya.
Begitu pula dengan Abu Dujanah.
Abu Dujanah berkata, “Tidak ada sebuah amalan yang paling aku yakini bisa memberi manfaat bagiku di akhirat selain dua perkara. Yang pertama, aku tidak pernah berbuat sesuatu yang tidak bermanfaat bagiku. Dan yang kedua, selamatnya hatiku terhadap kaum muslimin (tidak berburuk sangka dan tidak menyakiti kaum muslimin.” (Siyar A ‘lam an-Nubala’ I/243).
Dapat pesannya? Posisikan ketika diri kita berbuat dosa/maksiat, apakah kita mau dibenci orang lain sedemikian? Tentu inginnya adalah mereka cukup membenci dosa/maksiat yang kita lakukan, bukan semua yang ada di diri kita bukan? Seperti yang saya posting beberapa hari lalu,
“Jangan pernah membenci orangnya, benci lah hanya kepada hal tidak baik yang sudah dilakukannya, karena manusia itu BISA BERUBAH.“
Barangkali kalimat tersebut akan lebih mudah di install kedalam hati, dengan menempatkan diri kita sebagai orang yang PERNAH BERBUAT SALAH, dan menginginkan diberikan kesempatan kedua, ketiga, ke empat, atau kesempatan kesekian kalinya, yang sudah tidak terhitung lagi jumlahnya.
Karena bisa jadi kita sendiripun adalah manusia yang tidak mampu berubah dengan cepat, tetapi tidak ingin menerima penghakiman sebagai manusia yang dibenci oleh orang lain, wal ‘iyadzu billah.
Wallahu a’lam.
0 notes
eurasianskylark · 6 months
Text
Akan Kembali
Hari ini kita memasuki 1 Syawal, setelah kita berjuang selama sebulan di Ramadan untuk menahan makan dan minum dan hal-hal lain yang biasa kita lakukan di luar Ramadan. Sebagian melakukannya terpaksa, sebagian melakukannya karena keimanan. Maka ketahuilah,
كل عمل بني آدم له إلا صيام فإنه لي وأنا أجزي به
"Semua amal anak Adam itu untuknya, kecuali shiyam, sesungguhnya shiyam itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya."
Balasan dari Allah atas amal anak Adam bisa sampai 700x lipat. How generous Allah is!
Konsekuensi kita sebagai seorang muslim (aslama-yuslimu-islaman yaitu berserah diri kepada Allah), adalah ketika ada seruan untuk kembali kepada Allah, maka kita patuh dan taat kepada-Nya. Sami'naa wa atho'naa.
Salah satu bukti iman adalah ketaatan. Berilah perhatian kepada orang terdekat kita. Selama ada iman di dada mereka maka mereka adalah saudara kita. Jangan lupa doakan saudara-saudara kita di Palestina 🇵🇸. Betapa mereka masih begitu menderita di sana, meskipun ini hari lebaran di mana seharusnya kita bisa bersukacita. Simaklah hadits berikut:
لا يؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه
"Tidak beriman seseorang hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri."
Ada shohabiyyah yang pakaiannya tersingkap lalu diganggu orang Yahudi (yang berasal dari Bani Qainuqa'), maka Bani Qainuqa' seluruhnya diusir dari Madinah oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Begitulah kehormatan seorang muslim; dijaga oleh muslim-muslim lainnya.
Amalan yang dilakukan sebagai beban maka akan memberatkan; namun kalau dikerjakan dengan keimanan maka Allah akan ringankan. Seperti shaum ini. Allah karuniakan dua kebahagiaan untuk orang yang berpuasa dengan imannya:
للصائم فرحتان: فرحة عند فطره وفرحة عند لقاء ربه.
"Orang yang berpuasa mendapatkan dua kebahagiaan: kebahagiaan saat berbuka; dan kebahagiaan saat bertemu dengan Rabbnya."
وما تدري نفس ماذا تكسب غدا وما تدري نفس بأي أرض تموت
Tidak ada yang tahu kapan ajalnya akan datang... namun ia adalah keniscayaan. Maka berdoalah supaya Allah karuniakan husnul khotimah.
Allah sandingkan kata "kebahagiaan" dengan orang yang berpuasa, tapi itu bukan berarti orang yang sekadar menahan makan dan minum saja; melainkan orang yang berpuasa dalam keadaan beriman. Sebagaimana dalam surat Al-Baqarah:
يآيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas ummat-ummat sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Lihatlah saat Ramadan, betapa banyak orang berpuasa, lalu berinfak, lalu tilawah, memaksimalkan malamnya, mengerjakan sholat tarawih... bukankah itu semua digerakkan dengan keimanan? Ghiiroh yang muncul itu asalnya dari keimanan.
Kalau kita dapati perbedaan besar ketika Ramadan dan setelahnya, berarti ada problem dalam diri kita... Mintalah pertolongan kepada Allah untuk memperbaikinya...
Semoga Allah tanamkan keimanan kuat dalam hati kita. Perbaiki amalan kita. Beri kita taufiq untuk melakukannya... Aamiin Yaa Rabb.
Kita ini sejatinya akan kembali kepada Allah...
إن إلينا إيابهم ثم إن علينا حسابهم
Setiap manusia akan kembali kepada Allah.. yang adil maupun zholim, yang sholih maupun tholih... namun yang PERLU DIPERHATIKAN adalah,
apakah kita akan kembali kepada Allah dengan disertai rahmat-Nya atau murka-Nya...?
Sudahkah kita siapkan bekal untuk akhirat kita?
Apakah harta kita sudah digunakan untuk ketaatan kepada Allah?
Sudahkah anak-anak kita, keluarga kita, dididik dengan dasar agama?
Sudahkah muncul di hati kita rasa rindu untuk beribadah kepada Allah?
إنما المؤمنون الذين إذا ذكر الله وجلت قلوبهم
Bukankah tanda orang beriman adalah hatinya bergetar ketika disebut nama Allah? Dan apabila disebutkan ayat-ayat Allah maka bertambah keimanannya? Maka semoga Allah kokohkan keimanan dalam hati kita...
Semoga kita termasuk orang-orang yang berbahagia di sisi Allah... semoga Allah pertemukan kita dengan-Nya dalam keadaan berbahagia, farihiin, su'adaa, mabsuuthiin*, sebagaimana dalam hadits di atas,
فرحة عند لقاء ربه
Kita pasti akan kembali kepada Allah, namun belum tentu kita akan kembali kepada Ramadan... Apabila Ramadan datang lagi tahun depan, kita belum tentu bisa menjumpainya lagi...
Ajal kita pasti akan datang, entah besok, entah lusa, entah tahun depan...
وما أدراك ما يوم الدين
ثم ما أدراك ما يوم الدين
يوم لا تملك نفس لنفس شيئا والأمر يومئذ لله
Hari kiamat kelak akan datang... hari pembalasan itu akan datang. Hari di mana tidak ada seorang pun yang bisa menolong saudaranya yang lain, orang tuanya yang ia cintai, atau siapapun... dan semua urusan pada hari itu ada di tangan Allah.
Maka, berdoalah...
اللهم سلّم سلّم..
Ya Allah, selamatkan kami...
--
Rabu, 10 April 2024.
1 Syawal ✨
06.56 WIB
Lapangan Tenis Perumahan
--
🌳 DID YOU KNOW?
*mabsuuthiin: orang-orang yang senang, bergembira, berbahagia.
Kosa kata baru yang kudapat dari temanku asal Madinah, hafizhahallah. Menurutnya kata ini termasuk kata 'ammiyah atau bahasa harian (tidak baku), namun ia menjelaskan bahwa banyak kata tidak baku ternyata berasal atau berakar dari kata baku, oleh karena itu kita tetap bisa dapatkan makna kata ini jika kita cari di kamus bahasa Arab.
Tumblr media Tumblr media
0 notes
womaninblog · 7 months
Text
30 Kisah Mempesona (Day 2-Dia Telah Mencuri Hatiku)
By: Ustad Oemar Mita
Kisah tentang Imam Malik Bin Dinar dan Ibrahim An Nakha’I yang akhlaknya memesona sehingga bisa mencuri hati orang.
Imam Malik Bin Dinar
Imam Malik -> imam besar, pernah mencandu khamr gara-gara putrinya meninggal dunia, lalu ia bermimpi bertemu anaknya dia dikejar ular tapi anaknya tidak membantunya. Lalu dia bertanya kepada anaknya mengapa anaknya tidak menolongnya? Anaknya menjawab bahwa alcohol itulah yg mengejar dia. Sejak itu dia bertobat dan menjadi imam besar.
Suatu malam ada maling masuk ke rumahnya, saat itu sang imam sedang tahajjud. Si maling berusaha mengambil harta imam Malik. Namun tidak terdapat benda berharga kecuali kitab, kulit, dl yg digunakan untuk menulis kitab. Maka sang maling memutuskan untuk meninggalkan rumah sang imam.
Saat maling hendak keluar, sang imam menangkap sang maling. Kemudian dia berkata dengan lembut kepada maling, dia bertanya apa yg ingin dia ambil dari rumah sang imam. Maka maling menjawab ia ingin mengambil barang berharga. Malik Bin Dinas menawarkan apakah sang maling mau mendapatkan sesuatu yg lebih berharga daripada yg diinginkannya. Maka sang maling menjawab tentu dia mau.
Maka berkatalah sang imam, “Berwudu dan sholat 2 rakaat lebih baik daripada harta yg ingin kamu ambil”. Lalu maling itu mengikuti sarang sang imam. Setelah sholat, dia mendapati sang imam sedang sahur, maka sang maling dengan tulus ingin sahur bersama sang imam.
Setelah sahur sang imam Bersiap akan sholat subuh di masjid. Lalu maling itu juga mengikuti sang imam secara sukarela. Sepulang dari masjid, sang maling merasakan kedamaian yg belum dia rasakan sebelumnya, lalu minta izin untuk bisa tidur di rumah sang imam selama 3 hari. Akhirnya sang maling hidup 3 hari di rumah sang imam. Semenjak saat itulah sang maling bertobat.
Di jalan saat pulang, ia bertemu sesama maling. Temannya itu bertanya sebanyak apa yg ia dapatkan dari rumah sang imam. Namun sang maling yg sudah tobat tadi berkata bahwa ada yg lebih berharga yg ia dapatkan di rumah itu yaitu hidayah yg menenteramkan hatinya.
Ibrahim An Nakha’i
Ibarahim An Nakha’i-> ulama besar di Kufah (Iraq). Memiliki cacat di matanya. Memiliki seorang murid Bernama Sulaiman yg juga memiliki kecacatan mata.
Muridnya menawarkan untuk membersamai gurunya untuk menuntunnya ke masjid. Setelah dekat dengan masjid, sang guru meminta muridnya berjalan agak jauh dan tidak menuntun sang guru. Sang murid bingung. Ternyata alasannya bahwa karena guru itu tidak mau menjadi pembicaraan orang bahwa kedua orang yg matanya cacat saling menuntun untuk ke masjid. Lalu sang murid berkata, “Biar saja guru. Jika mereka membicarakan kita, maka pahala mereka akan kita dapatkan dan mereka menanggung dosanya sendiri”
Lalu gurunya langsung menepis pernyataan sang murid dengan suara tinggi. Ia tidak ingin mendapat keuntungan keuntungan sepihak yg menambahkan pahala kepadanya sedangkan menjadi penyebab dosa bagi orang lain.
“Kita selamat dan mereka selamat itu lebih kusenangi daripada kita mendapat padahal sementara mereka mendapat dosa gara-gara kita.”
Mulianya akhlak kedua ulama besar ini, sehingga dapat menyentuh hati-hati orang yg bersamanya.
Kemuliaan kita terlihat bukan hanya saat kita beribadah, namun manfaatnya terasa bagi orang lain. Itulah sebaik-baik akhlak dari amalan ibadah dan ilmu.
“Ilmu tanpa akhlak, rusak. Akhlak tanpa ilmu, bathil.”
Ramadahan itu bukan hanya ibadah menahan makan minum, namun juga Latihan memperbaiki akhlak.
Mempelajari akhlak itu lebih sulit daripada mempelajari ilmu.
Abdullah Bin Mubarak “Saya mempelajari ilmu selama 20 tahun, sedangkan saya mempelajari akhlak selama 30 tahun”
"Sesungguhnya sesuatu yg paling berat ditimbang di hari perhitungan adalah kemuliaan akhlak" (Rasulullah SAW)
"Kalau kamu dibenci karena kebenaran, maka itu anugerah. Kalua kamu dibenci karena akhlak, maka itu musibah." (Ustad OM)
13/3/2024
1 note · View note
punteuet · 2 years
Text
Sholawat Rifa'iyah Agar Bermimpi Bertemu Rasulullah
Sholawat Rifa’iyah Agar Bermimpi Bertemu Rasulullah
Ahmadalfajri.com – Sholawat Rifa’iyah Agar Bermimpi Bertemu Rasulullah Pada artikel kali ini, kami akan membagikan sebuah lirik Sholawat yang keutamaannya jika dibaca maka akan dapat bermimpi berjumpa dengan Rasulullah. Sholawat tersebut disusun oleh Sayyid Ahmad Ar-Rifai dan dinamakan dengan sholawat Fakhriyyah Ar-Rifaiyyah. Tulisan dalam bahasa Arab yaitu: الفخرية الرفاعية Sayyid Ahmad…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
sabaryangindah · 11 months
Text
AMALAN
Al-Imam Ibnul Mubarak Rahimahullah berkata:
رُبَّ عَمَلٍ صَغِيرٍ تُعَظِّمُهُ النِّيَّةُ ، وَرُبَّ عَمَلٍ كَبِيرٍ تُصَغِّرُهُ النِّيَّةُ
“Berapa banyak amalan kecil, akan tetapi menjadi besar karena niat pelakunya".
"Dan berapa banyak amalan besar, menjadi kecil karena niat pelakunya”
"Jangan pernah meremehkan kebaikan sekecil apapun, bisa jadi kebaikan kecil itu yang menjadikan hidupmu mendapat perubahan besar."
Rasulullah bersabda:
لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
“Jangan sekali-kali kamu meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun (hanya) bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum".
(HR. Muslim)
6 notes · View notes
ifahnotes · 7 months
Text
Kajian Wanita (83)
Drama Ibu Rumah Tangga Setelah Lebaran
Dalam hadists riwayat bukhari, Fatimah pernah mengeluh tentang apa yang beliau rasakan. Fatimah mendapat kabar bahwa Rasulullah mendapatkan tawanan, lalu Fatimah berinisiatif mendatangi Rasulullah. Tapi beliau tidak bertemu dengan Nabi SAW. Fatimah bertemu dengan Aisyah, dan menceritakan pekerjaannya yang banyak. Ketika Rasulullah pulang, Aisyah menyampaikan pada Nabi SAW kedatangan Fatimah. Kemudian Nabi mendatangi Fatimah. Nabi megatakan pada Fatimah dan Ali, "Maukah kalian aku beri tahu pilihan yang lebih baik dari kalian minta? Kalau kalian ingin istirahat atau hendak tidur, maka bertakbirlah 34 kali, bertasbilah 33 kali, dan bertahmidlah 33 kali. Karena resep ini lebih baik daripada yang kalian minta."
Dalam riwayat fatimah mengatakan, "Aku tidak pernah merasa lelah setelah menerapkan resep dari ayahku ini".
Hadist ini memberi pelajaran bahwa dzikir bukan hanya menguatkan jiwa tapi juga menguatkan fisik. Jika hati tidak diisi dengan dzikir, maka akan rusak.
Apakah kita tidak boleh mempekerjakan pembantu? dalam kitab fikih diperbolehkan. Tapi Rasulullah tidak memberiikan asisten rumah tangga yang seperti diminta putrinya, dengan tujuan maslahat yang lebih besar.
Libatkan hati kita saat berdzikir kepada Allah.
Resume tanya jawab:
Ibadah diterima jika dilakukan dengan ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah. Amal yang berkualitas akan berdampak bagi hati seseorang. (QS Al Anfal:24). Jika belum ikhlas dengan kedzaliman suami, maka perbaiki kualitas amalan dan sambutlah seruan Allah dan Rasul-Nya lebih maksimal lagi.
0 notes
akhwatbercadar · 10 months
Link
0 notes
sketchartzz · 1 year
Text
Akhlakul Karimah
https://www.radiorodja.com/52826-akhlakul-karimah/
Akhlakul Karimah merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Anas Burhanuddin, M.A. dalam pembahasan Wasiat Sughra Ibnu Taimiyah. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 22 Sya’ban 1444 H / 14 Maret 2023 M.
Pada kajian sebelumnya telah kita kaji bersama bahwasanya salah satu kebaikan yang bisa menghapuskan keburukan-keburukan adalah musibah-musibah yang menimpa kita, kalau kita bisa menghadapinya dengan sabar dan ihtisab (mengharap pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala) dari musibah yang menimpa itu.
Kemudian juga telah kita kaji bersama pentingnya menggabungkan antara keshalihan pribadi dengan keshalihan sosial sebagai pengamalan dari sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits Mu’ad bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu:
وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Dan perlakukanlah manusia dengan perlakuan yang baik.” (HR. Tirmidzi)
Juga bahwasannya intisari dari akhlakul karimah adalah berlaku baik kepada sesama, tidak hanya kepada orang-orang yang sudah baik kepada kita kemudian kita membalasnya dengan kebaikan. Tapi juga membalas orang-orang yang berlaku buruk dan dzalim dengan kebaikan-kebaikan. Menyambung kerabat yang memutuskan tali silaturahim, memaafkan orang yang mendzalimi, ini adalah akhlakul karimah terbaik.Dan juga bahwasanya intisari dari akhlakul karimah adalah bersegera melakukan hal-hal yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan jiwa yang menerima dan lapang dada.
Akhlakul karimah termasuk takwa dan termasuk dalam wasiat Allah ‘Azza wa Jalla yang diberikan kepada seluruh hamba-hambaNya. Penjelasannya adalah bahwasanya takwa kepada Allah itu mencakup segala apa yang Allah perintahkan, baik yang hukumnya wajib maupun yang sunnah. Juga menghindari apa yang Allah larang, baik yang hukumnya haram maupun makruh saja.Jadi, takwa adalah menjalankan perintah-perintah Allah, baik yang hukumnya wajib seperti menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu, ini adalah ketakwaan (menjalankan perintah) yang sifatnya wajib. Atau yang berupa amalan-amalan seperti mengerjakan shalat sunnah rawatib, qiyamul lail, puasa sunnah, ini diperintahkan dan hukumnya sunnah.
Takwa juga mencakup meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik yang hukumnya haram, seperti syirik, bid’ah, kedzaliman, zina, riba, khamr.Juga meninggalkan yang sifatnya makruh, misalnya minum dengan berdiri, membungkukkan badan sebagai penghormatan. Membungkukkan badan sebagai penghormatan (tidak sampai pada derajat rukuk atau sujud) dilarang oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dimana sebagian besar ulama membawanya kepada makna makruh, karena ini larangan dalam bab adab. Adapun rukuk dan sujud hukumnya lebih tegas lagi pelarangannya. Inilah yang dimaksud dalam hadits Anas bin Malik.قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، الرَّجُلُ مِنَّا يَلْقَى أَخَاهُ أَوْ صَدِيقَهُ أَيَنْحَنِي لَهُ ؟ قَالَ : لا .Sesorang bertanya: “Wahai Rasulullah, seseorang di antara kita bertemu saudaranya apakah dia boleh membungkuk (sebagai penghormatan)?” Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, “Tidak.” (HR. Tirmidzi)
Hadits ini dibawa oleh para ulama kepada membungkuk yang tidak sampai derajat rukuk. Yang seperti ini hukumnya adalah makruh menurut jumhur ulama.Dan akhlakul karimah juga ada yang wajib dan ada yang sunnah. Yang wajib misalnya adalah jujur dalam memberikan penilaian kepada saudara kita, tidak memutuskan silaturahim, menjawab salam.
Ada juga yang sifatnya sunnah, seperti mengucapkan salam ketika berjumpa dengan orang lain, memasang wajah yang cerah saat berjumpa dengan mereka, membantu orang lain.Maka jelaslah bahwasanya akhlakul karimah ini termasuk dalam takwa. Maka akhlakul karimah termasuk dalam wasiat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada seluruh hambaNya, baik yang hidup di zaman sekarang maupun orang-orang terdahulu
.…وَلَقَدْ وَصَّيْنَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ وَإِيَّاكُمْ أَنِ اتَّقُوا اللَّهَ…
“Dan telah Kami wasiatkan kepada orang-orang sebelum kalian juga kepada kalian, hendaklah kalian bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla.” (QS. An-Nisa'[4]: 131)
0 notes
blogalloh · 2 years
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Kaya Petunjuk Ilmu Saling Mengajak Mengenal Kebaikan Alloh. #Dakwah #Islam
Tumblr media
Berikut kita pelajari dari sirah nabi, bagaimana tahapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berdakwah. Sejak Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diangkat menjadi seorang Nabi hingga wafat, dakwah beliau menempuh empat tahapan: Alhamdulillah Alloh Maha Kaya Petunjuk Ilmu Saling Mengajak Mengenal Kebaikan Alloh. Pertama: Dakwah secara rahasia selama tiga tahun. Kedua: Dakwah secara terang-terangan dengan menggunakan lisan saja tanpa perang, berlangsung sampai hijrah. Ketiga: Dakwah secara terang-terangan dengan berperang melawan orang-orang yang menyerang dan memulai peperangan atau kejahatan. Tahapan ini berlangsung sampai tahun perdamaian Hudaibiyah. Keempat: Dakwah secara terang-terangan dengan memerangi setiap orang yang menghalangai jalannya dakwah atau menghalangi orang yang masuk Islam—setelah masa dakwah dan pemberitahuan—dari kaum musyrik, antiagama, atau penyembah berhala. Pada tahapan inilah syariat Islam dan hukum jihad dalam Islam mencapai kemapanannya. Syarat dan Kaedah Penting dalam Berdakwah Dakwah harus ikhlas mencari ridha Allah. Dakwah dengan ilmu. Dakwah dengan hikmah. Dakwah dengan sabar. Dakwah dengan mengetahui keadaan yang didakwahi. Dakwah harus Ikhlas Mencari Ridha Allah Allah Ta’ala berfirman, “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushshilat: 33) Dakwah dengan Ilmu ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz rahimahullah mengatakan, مَنْ عَبَدَ اللهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلُحُ “Barangsiapa yang beribadah pada Allah tanpa ilmu, maka ia akan membuat banyak kerusakan dibanding mendatangkan banyak kebaikan.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 28: 136) Begitu pula Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan, العِلْمُ إِمَامُ العَمَلِ وَالعَمَلُ تَابِعُهُ “Ilmu adalah pemimpin amalan. Sedangkan amalan itu berada di belakang ilmu.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 28: 137) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang membekali dirinya dengan ilmu, maka itu akan membuat lebih cepat mengantarkan pada tujuan.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 28:137) Dakwah dengan Hikmah Hikmah adalah tepat dalam perkataan, perbuatan dan keyakinan, serta meletakkan sesuatu pada tempatnya yang sesuai. Allah Ta’ala berfirman, ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ “Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125) Dua contoh hadits yang menunjukkan hikmah dalam berdakwah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari Mu’awiyah bin Hakam As-Sulamiy radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku ketika itu shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu ada seseorang yang bersin dan ketika itu aku menjawab ‘yarhamukallah’ (semoga Allah merahmatimu). Lantas orang-orang memalingkan pandangan kepadaku. Aku berkata ketika itu, “Aduh, celakalah ibuku! Mengapa Anda semua memandangku seperti itu?” Mereka bahkan menepukkan tangan mereka pada paha mereka. Setelah itu barulah aku tahu bahwa mereka menyuruhku diam. Lalu aku diam. Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai shalat, ayah dan ibuku sebagai tebusanmu (ungkapan sumpah Arab), aku belum pernah bertemu seorang pendidik sebelum dan sesudahnya yang lebih baik pengajarannya daripada beliau. Demi Allah! Beliau tidak menghardikku, tidak memukul, dan tidak memakiku. Beliau bersabda saat itu, ‘Sesungguhnya shalat ini, tidak pantas di dalamnya ada percakapan manusia, karena shalat itu hanyalah tasbih, takbir dan membaca Al-Qur’an.’” (HR. Muslim, no. 537) Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, “Ada seorang Arab Badui pernah memasuki masjid, lantas dia kencing di salah satu sisi masjid. Lalu para sahabat menghardiknya. Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammel
arang tindakan para sahabat tersebut. Tatkala orang tadi telah menyelesaikan hajatnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamlantas memerintah para sahabat untuk mengambil air, kemudian bekas kencing itu pun disirami.” (HR. Bukhari, no. 221 dan Muslim, no. 284) Contoh hikmah dalam berdakwah: Meninggalkan perkara yang tidak membawa mudarat ketika ditinggalkan, seperti mengimami shalat dengan mengeraskan basmalah. Mengambil pendapat yang sesuai dengan masyarakat selama tidak bertentangan dengan dalil. Mengingatkan yang lain, tidak perlu menyebut nama langsung. Menghindari penampilan eksklusif. Pandai bersosialisasi dan menarik hati (ta’liful qulub). Kenek iwake, aja nganti buthek banyune. Dakwah dengan Sabar Syaikhul Islam mengatakan, “Setiap orang yang ingin melakukan amar ma’ruf nahi mungkar pastilah mendapat rintangan. Oleh karena itu, jika seseorang tidak bersabar, maka hanya akan membawa dampak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 28:136) Luqman pernah mengatakan kepada anaknya, وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ “Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman: 17) Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Suatu penjelasan dan dakwah pada suatu masalah bisa saja diakhirkan hingga waktu yang memungkinkan sebagaimana Allah subhanahu wa ta’alamengakhirkan turunnya ayat dan penjelasan hukum hingga waktu yang memungkinkan saat Rasul bisa menerima dan bisa menjelaskannya” (Majmu’ah Al-Fatawa, 20:59). Dakwah dengan Mengetahui Keadaan yang Didakwahi ‘Ali bin Abi Thalib radliyallaahu ‘anhuberkata, حَدِّثُوا النَّاسَ بِمَا يَعْرِفُوْنَ ، أَتُرِيْدُوْنَ أَنْ يُكَذََّبَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ “Sampaikanlah kepada manusia menurut apa yang mereka ketahui. Apakah engkau menginginkan Allah dan Rasul-Nya didustakan?”  (HR. Bukhari, no. 127) Dari Abu Wa’il yang berkata bahwa Abdullah memberi pelajaran kepada orang – orang setiap hari Kamis, kemudian seseorang berkata, “Wahai Abu Abdurrahman (Ibnu Mas’ud), aku ingin engkau memberi pelajaran kepada kami setiap hari.” Dia menjawab, “Sungguh, aku tidak mau melakukan nya karena takut membuat kalian bosan. Aku ingin memperhatikan kalian saat memberi pelajaran sebagaimana Nabi shallallahu’alaihi wa sallammemperhatikan kami karena khawatir kami jenuh dan bosan.” (HR. Bukhari, no. 70) Semoga bermanfaat, hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah. Referensi: (1) Fikih Sirah Nabawiyah. Cetakan kelima, Tahun 2016. Prof. Dr. Zaid bin Abdul Karim Zaid. Penerbit Darus Sunnah; (2) Fiqh As-Sirah An-Nabawiyyah. Cetekan kesebelas, Tahun 1436 H. Dr. Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthi. Penerbit Darus Salam; (3) Syarh Tsalatsatil Ushul wa Adillatihaa wa Al-Qawa’id Al-Arba’.Haytsam bin Muhammad Jamil Sarhan. Penerbit At-Taseel Al-Ilmi. Sumber https://rumaysho.com/17985-faedah-sirah-nabi-tahapan-nabi-dalam-berdakwah-dan-kiatnya.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Kaya Petunjuk Ilmu Saling Mengajak Mengenal Kebaikan Alloh.
0 notes