Tumgik
#belajar aa gym
aagym1111 · 11 months
Video
youtube
#143 Pesan Aa Gym : Mengenang memori baik || Bahas NLP dikit
3 notes · View notes
akumengetik · 4 months
Text
Masjid Daarut Tauhid
Aa Gym
Allah sdh mengilhamkan kpd manusia keinginan berbuat buruk dan baik
Tdk smua mukhlisin ( berjuang utk ikhlas ) dia mukhlasin (org yg ditolong Allah bisa merasakan nikmatnya keikhlasan)
Tp setiap mukhlasin pasti mukhlisin
2 kelompok orang yg syetan tdk mempan menipunya :
1. Mukhlasin
QS. Shad 82-83
Demi kemuliaan-Mu pasti aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali org yg mukhlasin
Ikhlas itu dlm berbuat hanya utk Allah
Org ikhlas itu sakinah, adem hatinya, (hayyinin, hidupnya tenang) karna hatinya hanya ingat penilaian Allah
Org ikhlas sibuk merasa dilihat Allah, diperhatikan Allah, yg dicari jg keridoan Allah
Cenderung kuat melakuakan kebaikan dan istikomah
Dipuji tdk tmbah semangat, atau dicaci tdk patah semangat, sama saja baginya
Kalau dikoreksi, bahagia. Itu jwban doa, Ihdinash shirotol mustaqiim.
2. Tawakkal
QS. AN Nahl 99
Sesungguhnya syetan itu tdk ada kekuasaannya bagi orang yang beriman dan tawakkal pd Allah
Tawakkal itu tdk bersandar kpd apapun, hanya kpd Allah
5 latihan belajar ikhlas
1. Jgn sibuk ingin diketahui orang
Yg ibadah wajib, gpp org tahu
Misal, mau solat magrib berjamaah d mesjid. Dakwah, gpp. Tp solat sunah, g ush org tahu
Naik haji, gpp org tahu, umroh jgn memaksakan smua org hrs tahu
Zakat, zakat mal 200jt misalnya, gpp org tahu, utk menghindari suuzon orang, menginspirasi org
Sedekah , nampak boleh, lbh byklah yg smbunyi2
Jaga postingan! Ga usah segala diumbar. Ga usah ngarep like
Ga ngaruh followers byk klo Allah ga ridho.
Perbanyaklah amal rahasia
2. Jangan selalu ingin dilihat org.
Kalau ada org kita jd baik, tdk ada org kita ga baik. Maka berarti amal kita karena orang.
3. Jgn ingin dipuji, jgn takut dicaci
Rawat diri adl ibadah
Tubuh titipan Allah, ada hak utk olahraga, istrhat, makan sehat, dibersihkan. Jgn ingin dipuji atau kelihatan cantik, sexy
4. Jangan ingin dihargai, Jgn ingin diperlakukan spesial
Cuman 2 kenapa kita dihormati orang :
- Allah ngasih casing
- Allah menutupi aib, dosa, kejelekan, kekurangan kita
Orang ikhlas mah lempeng aja
5. Jangan ingin di balas budi i. LAKUKAN, LUPAKAN
Jgn mengingat2 kebaikan kita. Karna itu hanya hadza min fadli robbi
Misal kita ngasih donasi k anak yatim. Sejatinya adalah, Allah akan memberi rezeki utk anak yatim itu, Allah pilih kita sbg perantaranya.
0 notes
saudarimu · 3 years
Text
Hari ke 24: Bad mood
Tumblr media
Hal seperti ini mungkin saja sering terjadi. Hanya karena perilaku orang-orang yang menurut mereka sepele, tapi menurut sebagian kecil annoying banget, beberapa dari mereka, yang ingin tetap berusaha positif, agar suasana hati yang mendadak berubah mendung tidak terlalu nampak di raut wajah, juga tidak memengaruhi sikap terhadap orang lain, yang bisa saja mengubah keadaan menjadi lebih buruk.
Well, aku adalah salah satu dari sebagian kecil itu.
Jujur, mengendalikan perilaku sendiri agar tidak mudah dipengaruhi orang lain itu susah banget. Apa lagi untuk orang yang mudah baperan dan sensitif banget nalurinya. I'm talking about my self ya. Upaya paling maksimal yang bisa kulakukan adalah menahan dongkol dalam hati. Itupun rasanya kayak berdosa banget. Pengen belajar untuk mati rasa pada orang-orang yang perilakunya di luar kontrol. Atau mungkin aku harus belajar menurunkan ekspektasi berlebihan terjadap respon orang ketika mengira sikapku pada mereka sudah cukup baik untuk tidak dibalas dengan cara yang menjengkelkan. Personaku sudah terlalu tebal ternyata.
Peristiwa hari ini mengingatkanku pada video pendek berisi potongan ceramah Aa Gym. Tentang kisah penjual mangga yang menyebalkan dan dua orang ibu yang menganggapinya dengan cara yang berbeda. Setelah kucari ulang ternyata masih bisa ditonton dari youtube. Silakan cari sendiri.
Inti dari video itu sebenarnya memgajarkan tentang obat sederhana untuk penyembuhkan penyakit hati. Tidak lain dan tidak bukan adalah dengan cara tidak boleh diperdaya dan dipenjara oleh perilaku orang lain. Tidak boleh diatur oleh perilaku buruk orang lain. Hanya boleh diatur oleh apa yang Allah sukai dan memiliki standar perilaku sesuai dengan yang Allah sukai.
Cara mudahnya sih dengan sering-sering latihan afirmasi ke diri sendiri. Biarkan saja orang lain berperilaku buruk, aku harus tetap berperilaku baik. Biarkan saja orang lain berkata buruk, aku harus tetap berkata baik. Itu saja. Sesimpel itu. Namun ada beberapa hal yang jika dipikirkan mungkin terlihat sederhana, tapi ketika dihadapi dalam kenyataan sulit dilakukan.
Itulah yang namanya ujian.
Sebagai penutup kalimat aku ingin berterima kasih. Terima kasih untuk orang-orang yang berhasil membuat suasana hatiku setengah hari ini menjadi buruk. Tidak apa-apa. Toh aku membutuhkan emosi ini agar bisa memastikan kalau aku masih manusia normal yang berusaha untuk tetap waras.
@30haribercerita
0 notes
ummumukhbita · 2 years
Text
Dibalik Makna Doa Untuk Pengantin
بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِى خَيْرٍ
Baarakallahu laka wabaroka 'alaika wajama'a bainakumaa fii khoir
Artinya, “Semoga Allah karuniakan berkah kepadamu, dan semoga Allah limpahkan berkah atasmu dan semoga Allah himpun kalian berdua (sebagai suami istri) dalam kebaikan.”
Aku baru sadar, ternyata aku kurang 'perhatian' terhadap doa yang selalu kutuliskan pada setiap kado pernikahan untuk teman yang menikah. Atau doa yang kuucapkan tatkala bersalaman di walimah pernikahan. Ternyata makna doa ini indah sekali. Masya Allah..
Dalam buku "Barakallahu Laka, Bahagianya Merayakan Cinta" karya ustadz Salim A. Fillah dijabarkan dengan lengkap makna dari doa tersebut.
Perhatikan baik-baik, dalam doa tersebut ada kata-kata yang sengaja diketik italic dan ditebalkan. Terkadang, kita susah menghargai pentingnya arti sebuah preposisi. Nah, di sinilah tempat kita belajar. Sesungguhnya bentuk gabungan preposisi+nomina, la+ka (kepada+mu) memiliki arti suratan yang berbeda dengan 'alai+ka (atas+mu).
Yang pertama (la+ka) memberi suratan bahwa barakah kita harapkan ada pada hal-hal yang kita sukai, sedangkan yang kedua ('alai+ka) memberi pengertian bahwa barakah itu juga kita doakan senantiasa ada dalam hal yang tidak kita sukai.
Lho, beda toh? Masak 'kepada' dan 'atas' saja bedanya jauh banget? Iya. Gampangnya, coba lihat apa bedanya kata-kata la+haa maa kasabat dengan 'alai+haa maktasabat di akhir surah Al-Baqarah, yakni ayat 286. Jauh kan? Yang satu menunjuk pada amal kebaikan, yang lain pada amal kenistaan.
Kita kembali pada doa kita dan pembahasan tentang barakah. Secara garis besar, hidup ini isinya ya hanya dua yang tadi kita sebut: yang kita sukai dan yang tidak. Dan pasti, dua-duanya ada. Kadang seiring, ada kala bergantian, dan berselang-seling.
Dalam pernikahan pun demikian. Ada saat, ada waktu, ada kala, ada kondisi, ada hal, ada keadaan, semuanya bisa dalam konteks disukai dan tidak.
Tetapi dengan doa yang kita panjatkan tadi, semoga dalam hal apapun itu, disukai atau dibenci, menyenangkan maupun memprihatinkan, melahirkan tawa ataupun tangis, membuat gelak maupun Isak, pokoknya whatever lah, kita senantiasa berharap ada barakah.
Barakah. Ya, barakah. Dan kita semakin bertanya-tanya, apa itu barakah. Secara sederhana, barakah adalah bertambahnya kebaikan dalam setiap kejadian yang kita alami, waktu demi waktu.
Barakah, dalam bahasa Aa' Gym adalah kepekaan untuk bersikap benar menghadapi masalah. Barakah, dalam kekata Ibnul Qayyim adalah, semakin dekatnya kita pada Rabb, semakin akrbanya kita dengan Allah. Barakah, dalam umpama Umar bin Khathab adalah dua kendaraan yang ia tak peduli harus menunggang yang mana: sabar dan syukur. Barakah, dalam pujian sang Nabi adalah keajaiban. Keajaiban yang menakjubkan!
"Menakjubkan sungguh urusan orang beriman. Segala perkaranya adalah kebaikan. Dan itu tidak terjadi kecuali pada orang yang beriman. Jika mendapat nikmat ia bersyukur, dan syukur itu baik baginya. Jika ditimpa musibah dia bersabar, dan sabar itu baik baginya." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
(halaman 23-25)
Semoga Allah izinkan, merasakan betapa indahnya didoakan banyak manusia dengan doa yang sangat indah. Lalu kita bersama saling mengamini. Untuk kemudian berdua kita melangkah, menyusuri setiap berkah dalam perjalanan ibadah terpanjang dalam hidup kita.
Bersamamu, yang saat ini masih Allah jaga dalam rahasia. Semoga tetap dalam ketaatan hingga saatnya tiba untuk saling berhimpun dalam kebaikan.
Plg, 23 Mei 2022
109 notes · View notes
tehkuning · 3 years
Text
2. Hal apa yang paling sering dipikirkan akhi-akhir ini?
Sebagaimana kebanyakan mereka yg baru selesai amanah kulyeahnya, maka yang juga sedang memenuhi pikiran-ku akhir-akhir ini adalah--gimana dapet kerjaan:') biar dapet uang, biar bisa nabung, bisa beli kebutuhan skinker wkwk, bisa sedekah, bisa jajan jajan beli kwetiaw goreng ataupun bakso sewaktu waktu wkwkwkw
Sekalian cerita deh ya, mengenai perjalanan pencarian kerja-ku sampai saat ini,
Jadikan wisuda bulan Oktober 2020, Alhamdulillahh pemulihan luka-luka akibat accident sehari sebelum sidang--pernah kuceritakan pada postingan waktu itu--sudah semakin membaik yeay! Ndak lama setelah wisuda kebetulan sodara yang punya anak TK nawarin apakah aku mau mengajari anaknya baca tulis hitung, nanti ada bayarannya, katanya. Jujur awalnya aku ngerasa gak pede kalau harus ngajarin karena gaada basic ngajar, apalagi kalau sampai dibayar gitu, serasa beban amanahnya brtambah wkwkw, mending kalau semisal kayak ada PR terus minta diajarin mah gapapa. Yaudahya singkat cerita aku ngajarin anaknya secara rutin, ibuknya minta jadwal tetap seminggu tiga kali, Alhamdulillahh selama sebulan akhirnya sudah sampai bisa membaca kalimat hingga buku cerita yeayy, i am so proud of him, masyaaAllah anaknya emang cepet nangkep gitu. Terus juga dipertengahan bulan ibuknya minta sekalian diajarin ngaji Iqro, baiklaah kucobaa saja kan ya wkwkwk. Berjalan lancar sih kegiatan belajar mengajarnya, walaupaun dengan sedikit drama si anaknya beberapa kali ngambek gamau belajar katanya bosen dan capek wkwkw. Nahhh ternyata benar sudah sampai empat minggu, Ibuknya memberiku amplop yang isinya uang hahaha, walo memang tidak banyak banget, tapi rasanya seneng banget juga bangga pertama kali mendapatkan uang karena bekerja keras sendiri wkwkwk, cuman dua pekan setelah mendapat fee pertama akunya nyerah, soalnya anaknya kayak yang udah gamau belajar gitu, aku nyerah, gaberhasil ngebujuk wkwkwk, dengan beberapa alasan akhirnya berhenti sampai situ deh:') tapi semoga bisa jadi pembelajaran juga kedepannya, apalagi nanti kalau ngadepin anak sendiri kan wkwkwkwkw, kudu sabar yak:')
Sejak berhenti ngajar baca tulis, cukup lama sekali akunya dirumahaja gaada kerjaan huhu, sampai pada Ramadan tahun ini nyoba apply kerja part time di toko baju muslimah, mereka butuh tenaga kerja tambahan selama Ramadan jadi kerjanya cuman sebulan aja, diterima senang sekaliiii, mbak-mbak pegawai nya baik banget, ya walaupun tiap weekend ngerasa capek berlipat-lipat karena ramai pelanggan yang datang, apalagi mendekati hari-h lebaran yakan:") Dikasih bayaran pas malam takbiran tuh wkwkwk seneng banget langsung ceritanya mah self reward gitu, beli kwetiaw goreng makan sendirian wkwkwkwk
Nah beberapa pekan setelah lebaran, plan-nya pokonya mau ambil ijazah di Solo, sekalian minta legalisirnya. Alhamdulillahh done ✅
Bulan Juni ada lowongan kerja sesuai jurusan aku, di SMA yang juga sekalian ada pondok pesantren nya. Apply di keduanya, ternyata sama2 lolos administrasi dan bisa mengikuti seleksi selanjutnya, semacam interview dan beberapa tes gitu. Yang pertama lokasinya masih terjangkau kalau dilaju, cuman ya perjalanan 45menit harus melewati jalan alternatif yang banyak sekali lubangnya wkwkwkwk, dua kali kesana dianterin Bapak rasanya lelah padahal cuman duduk dibonceng wkwkwk. Dan yang kedua lokasinya ya jauh lah ya, di Bandung wkwk, pondok pesantren milik Aa Gym kalogasalah, iya Daarut Tauhid. Untuk pondok pesantren yg pertama, seleksi interview trmasuk tes keagamaan dilaksanakan secara langsung dilokasi, sedangkan yang Daarut Tauhid untuk seleksi wawancara dan tes tertulis-nya by Zoom wkwkwk selama dua hari. Lucunya, ponpes pertama pengumuman lolosnya tgl 24 Juni, ponpes kedua tgl , 25 Juni, sedangkan aku lebih berharap tentunya diterima di Daarut Tauhid kan:'), biar bisa merantau ke Bandung hahaha. Ternyata tgl 24 dapet info diterima kerja di Ponpes yang pertama, tapi dengan pertimbangan bersama ortu; karena waktu interviu sudah disinggung juga tentang gaji, yang menurut aku karena lumayan jauh kalaupun dilaju sepertinya aku ga sanggup kalo harus tiap hari motoran sendiri bolak-balik, sedangkan kalau ngekost pertimbangannya adalah takut tidak worth it untuk biaya kost dan kebutuhan sehari-hari, khawatirnya nanti malah jadi Bapak yang harus nombokin lagi kan gaenak:" ahirnya setelah meyakinkan diri aku menolak pekerjaan yang sudah ada didepan mata :"))))) dan ternyata yang ponpes di Bandung tidak lolos wkwkwkwkwk, padahal sedikit menaruh harapan lebih
Yaudalaya, mungkin sudah jalannya:') dan yeah sampai sekarang aku masih dirumahaja nyari-nyari info lowker, benar2 jadi sadar sedang hidup di realita tidak mudah mendapat pekerjaan :")
Semangat aku! Hahaha
Doanya, semoga Allah memberikan pekerjaan yang halal lagi baik, yang senantiasa Allah ridhoi, dan menjadi salah satu jalan untuk bisa taat dan taqwa :')
7 notes · View notes
callmehilmy · 4 years
Text
[Untuk Anakku Kelak #11]
Assalamu'alaikum, Nak.
Nak, di sekian tahun bapak hidup (baru seperempat abad plus) bapak belajar kalau meyakinkan tentang apapun itu, pun, perlu proses yang baik.
Baik itu meyakinkan orang tua mengenai hal-hal tentang pasangan hidup, meyakinkan pasangan mengenai hal-hal tentang anak, hingga meyakinkan anak mengenai keyakinannya sendiri. Semua butuh proses yang baik dan benar.
Dulu bapak sering berargumen dengan tidak baik. Seringkali marah, pakai ngambek, menangis segala, kadang salah pikir, reasoning yang dangkal, ya pokoknya tidak convincing. Entah ujungnya iya/tidak, ada rasa yang tidak enak selepas berargumen. Ya namanya juga masih anak-anak ketika itu, masih lugu, belum matur.
Perihal yakin/tidak yakin, itu bukan perihal berdebat meninggikan suara dalam berdiskusi. Tapi berargumen dengan cara yang baik, dengan hormat, dengan dasar yang baik dan jelas. Ada kalanya bersuara, ada kalanya diam dan mendengar. Semua harus diterima, diproses, lalu disampaikan. Bukan dianggap angin lalu lewat begitu saja.
Dalam prosesnya, tidak semua berlangsung cepat. Sebagian perlu waktu yang lebih. Macam kemerdekaan Indonesia pun, tidak ada begitu tanpa babibu si Belanda atau Jepang bilang, "oke, acc, kalian merdeka, have fun ya!" Oo tidak ada itu. Pun misal Ust. Adi Hidayat, perlu 8 tahun ketika itu untuk meyakinkan keluarga sebelum melangkah bersama pasangannya ketika itu. Prosesnya beda-beda, memang tidak bisa disamakan.
Pun dalam jalannya, sebagian berkata iya, ternyata nantinya goyah, lalu berganti tidak. Sebagian berkata tidak, seiring waktu teryakinkan, dapat berganti menjadi iya. Hati itu mudah berbolak-balik, maka dalam meyakinkan orang lain (pun diri sendiri), sertakan Allah dalam berdiskusi. Biar firm, biar dituntun sama Yang Maha Bijak.
Nanti legowo, Nak. InsyaaAllah.
Kalau bapak seringkali dalam urusan begini, paling mentok, doanya simpel. "Ya Rabb, back up hamba ya ...". Memang bapak belum bisa doa dalam bahasa yang lebih pas, tapi bapak tahu Allah paham; apalagi bahasa hati yang sangat mengharap. Iya, kan? Hehe
Pantasnya, kita tanya diri masing-masing, seberapa terlibat Allah dalam urusan kita? Sekadar di sepertiga malam? Sekadar di akhir sholat? Atau hingga di bermuamalah?
Poin yang mau bapak bagi adalah itu. Sertakan Allah. Poin tawakkal dalam "ikhtiar-tawakkal" itu bapak yakin bukan sekadar sholat istikharah saja, tapi juga dengan sangat berharap di hal-hal apa selepas itu.
Gelisah sama masa depan? Gelisah jika dalam meyakinkan gagal? Gelisah jika khawatir nantinya tidak siap menerima kenyataan? Tidak apa, itu wajar kok. Bapak sering gitu hehe. Tapi bapak suka pandangan Aa Gym soal kegelisahan. Gelisah itu, artinya Allah lagi manggil. "Sini sini hambaKu, gelisah kenapa to? Sini tak aturnya hidupmu," kira-kira begitu. Bapak pilih prasangka baik ke Allah.
Sing penting hari ini ikhtiarnya bagaimana, bukan memikirkan besok hasilnya bagaimana. Kalau kata Omamu pas bapak berkebun, "Sing penting hari ini nyiram tanamannya baik dan benar, bukan mikirin besok tumbuhnya gimana".
Jadi ya begitu; doa bukan sekadar di lisan, tapi juga di sikap dan tindakan. Bapak juga masih belajar dalam hal ini. Belajar bareng-bareng ya.
Nampaknya sekian. Bapak mau bersih-bersih rumah.
Jadi begitu, ya.
"Karena doa itu sepanjang hidup, dan hidup itu doa yang panjang,"
*P.S.
Salam buat Ibu.
89 notes · View notes
thepassermontanus · 4 years
Text
Tulisan : Bukti Menjadi Dewasa
Kematangan berpikir memanglah tidak bisa diukur dengan digit umur seseorang. Pengalaman hidup yang terukur waktu kebanyakan memang bisa membimbing kita pada pengertian asam manis kehidupan, bukan hanya soal berapa banyak kita mengerti soal pahitnya mencari uang, pedihnya menuntut ilmu, perjuangan menyelesaikan masalah dan menemukan solusi, indahnya jatuh cinta dan patah hati, ya, bukan hanya itu. Tapi pada akhirnya ia kembali ke penerimaan, dan perilaku (Sikap) kita saat menghadapi hal-hal tersebut di kehidupan kita.
Kedewasaan, atau Maturity.
Dan itu tidak bisa kita buktikan dengan kata-kata.
“Hakikat Hidup bukanlah apa yang kita ketahui, bukan buku-buku yang kita baca atau kalimat-kalimat yang kita pidatokan, melainkan apa yang kita kerjakan, apa yang mengakar di hati, jiwa dan inti kehidupan kita.
-Emha Ainun Najib
Ibu saya pernah mengatakan, hidup memang penuh dengan masalah. Hidup adalah sebuah persoalan yang perlu kita selesaikan. Kita lapar, itu sebuah masalah, solusinya mudah, kita harus makan. Atau Kita lapar, tapi di rumah tak ada makanan dan kita tak punya uang sama sekali, maka solusinya akan sedikit lebih rumit, kita perlu mencari pekerjaan / melakukan sesuatu untuk mendapatkan uang, membeli makanan, baru kemudian makan.
Kehidupan adalah persoalan yang harus kita pecahkan, ada yang mudah dan ada yang sulit. Juga berisi pilihan yang harus kita putuskan, ada yang mudah dan yang sulit pula. Meski bukan hanya itu, adapula perasaan-rasa-emosi dan apa-apa yang kita nikmati sekarang ini dengan hati, semuanya murni itu adalah anugerah dari Allah SWT.
Dengan kedewasaan, kita akan belajar,
Berartinya seseorang dalam kehidupannya adalah bukan karena apa yang berada dalam kepalanya, seberapa banyak yang ia tahu, seberapa lama ia menuntut ilmu, tapi dengan apa yang ia kerjakan. Bagaimana dari pengetahuan yang dimiliki tersebut membimbingnya untuk melakukan sesuatu, yang kemudiannya bermanfaat untuk orang sekitar, memberi kebahagiaan.
Berartinya seseorang dalam kehidupannya juga bukan tentang buku-buku yang telah dibaca, seberapa banyak buku itu, seberapa tersohor penulisnya, atau sesulit apa buku itu untuk dipahami, tapi bagaimana kita mengamalkan ilmu dari buku tersebut.
Izinkan aku menganalogikan dengan kata Maaf.
Kuyakini saat orang lain mengatakan maaf setelah berbuat kesalahan, ia sudah tahu apa arti dari kata maaf tersebut. Tapi bagaimana bila maaf hanya sekedar kata? dan pelaku hanya sekedar tahu arti kata maaf tanpa melakukan konsekuensi dari kata tersebut, yaitu ‘Penyesalan, dan usaha untuk jadi lebih baik’ . Tak enak bukan. Takkan baik. Bagiku, itu seperti, saat apa yang kita tahu tidak mengakar dalam hati kita. Kata maaf itu, tidak kita amalkan dengan baik.
Dari situ, akhirnya kita bisa intropeksi diri bahwa ‘apakah tujuan’ kita kajian-menuntut ilmu-belajar-menulis-membaca itu bukanlah karena Allah? Ataukah hanya sekedari mengisi kepala? Atau sekedar mencari perhatian manusia? sehingga kebaikan itu tidak teralir dari perbuatan-perbuatan kita?
Maka, kata K.H. Abdullah Gymnastiar atau yang sering disapa Aa Gym pernah mengatakan, “Cerminan muslim adalah apa yang dikerjakan. Kita harus peka. Kalau tidak peka, bagaimana kita mau peduli, jika kita tak peduli bagaimana mau berjuang.”
Mengamalkan (melakukan dengan anggota badan) apakah mudah? Tentu tidak. Setidaknya tak semudah mengatakanya. Bicara memang selalu lebih mudah ya. Akupun masih carut marut dalam pengaplikasiannnya. Saat meluruskan niat saja pun butuh usaha sekuat tenaga, saat mendengar nasihat hati kadang mendongkol rupanya.Tapi tak apa, belajar.
Iya, mari kita lakukan, agar kita menjalani hakikat hidup yang sebenarnya. Mengejar tujuan yang hakiki sehingga kita tidak rapuh saat orang lain menggoyahkannya. Kedewasaan pun dibuktikan melalui apa yang kita lakukan bukan?
Selamat Mendewasa, Aku, dan kita semua yaa :) 20/09/2020
19 notes · View notes
wedangrondehangat · 4 years
Text
✨ Catatan Bincang-Bincang Aa Gym bersama Deddy Corbuzier ✨
• Kita sering mendengarkan banyak kisah dan mengambil pelajaran dari kisah tersebut, tetapi bukan pelajarannya yang terpenting, melainkan perubahan dalam diri kitanya setelah mendapat pelajaran tersebut.
• Untuk melakukan perubahan, rumusnya adalah 3M :
1. Mulai dari diri sendiri
2. Mulai dari hal kecil
3. Mulai dari sekarang
• Dalam kehidupan, gunakanlah kacamata lebah, bukan lalat. Lalat, sekalipun di taman bunga akan tetap mencari sampah, sedangkan lebah, sekalipun di tempat sampah akan tetap mencari bunga.
• Gunakan pula kacamata orang beriman, yang hanya melihat hikmah dimana-mana, di setiap musibah.
Ada sebuah cerita, ada seorang ibu hamil yang diisolasi sendirian di suatu hotel karena PDP, ia sampai stres. Akan tetapi jika dipikir kembali, hikmah diisolasi itu sendiri dapat dibayangkan seperti kondisi Maryam Bunda Isa. Yang menjaga kesuciannya, menyendiri, siang malam bermunajat kepada Tuhannya. Jadi diberi ujian isolasi itu justru bisa menjadi kesempatan menambah rasa takwa dengan mengisinya dengan amalan yang baik. Ya anggap aja lagi i'tikaf.
• Rumus Hidup = PDLT = Perbaiki diri, lakukan yang terbaik.
• 2 Ciri Orang Cerdas bukan yang gelar atau jabatannya tinggi, tetapi :
1. Banyak mengingat mati
2. Mempersiapkan kehidupan setelah mati
Orang yang banyak mengingat mati akan bersikap hati-hati dalam hidup, menjadikan setiap waktu berkualitas. Yang mengancam diri kita bukan siapa-siapa, kecuali keburukan diri kita sendiri yang tidak ditaubati.
• Takdir populer akan banyak manfaatnya kalau untuk mengajak pada kebaikan. Gunakan takdir ini dengan sebaik-baiknya supaya lebih banyak lagi orang baik.
Berhati-hatilah, satu saja dosa kecil orang populer bisa menjadi besar karena ditiru oleh banyak orang lain, meskipun takdir populer ini enaknya adalah kita jadi sempit dunianya untuk berbuat dosa karena dimana-mana orang kenal dan memperhatikan kita. Jaga diri baik-baik dengan belajar ilmu agama. Memupuk iman dengan belajar karena biasanya kurang belajar jadi kurang beriman, kalau kurang iman efeknya kurang indah dalam hidup kita.
• Hidup cuma sementara, tapi apakah jadi target atau tidak, kita mengisi hidup kita dengan lebih baik?
___
Jadi kepikiran gimana kalau kita yang gabut ini juga bikin kurikulum belajar sendiri di rumah? Anak-anak pada sekolah daring, waktunya jadi cukup teratur. Sementara banyak orang dewasa yang gabut, nganggur di rumah, cuma main hp aja, banyak waktu yang terbuang percuma. Tiba-tiba sudah berganti hari lagi tanpa melakukan sesuatu yang bermakna.
Kurikulumnya bikin sendiri sesuai dengan kebutuhan yang urgent untuk dipelajari. Contoh :
Day1 : Menghafal bacaan shalat jenazah
Day2 : Tata cara memandikan jenazah
Day3 : Fiqih Wanita Bab Haid
Mana tahu di masa depan berguna, mana tahu jika mati besok insyaaAllah tetap dianggap amal baik karena niat menuntut ilmu lillahita'ala.
Materinya dapat darimana? Gampangnya nonton di youtube aja, pilih kajian Ustadz yang memang sudah terpercaya, misal Ustadz Adi Hidayat. Kita cuma perlu beberapa jam aja kok untuk melakukannya layaknya sedang sekolah daring, sehingga kuota atau wifi yang terpakai untuk hal-hal baik. Semoga Allah mudahkan dan diberkahi ❤️
Bdg, 31 Juli 2020 | 19.37 | @wedangrondehangat
11 notes · View notes
bungaazzahra · 4 years
Text
Mengelola Sampah Daur Ulang
Setiap dari kita akan melihat, memperhatikan, dan belajar sesuatu yang berbeda dari apa yang kita baca atau tonton. Seringkali apa yang kita pelajari adalah sesuatu yang ada kaitannya dengan diri kita sebelumnya, dengan pemikiran atau pengalaman yang sudah kita miliki. Bagi saya, ada salah satu pelajaran yang meski bukan pelajaran utama yang saya pelajari dari dua drama Korea yang saya tonton sebelumnya: Fight for My Way dan Because This is My First Life. Adalah tentang mengelola sampah daur ulang.
Pada dua drama tersebut digambarkan para tokoh utama yang mengelola sampah daur ulang dengan rajin. Di drama Fighr for My Way ada penggambaran saat Aera minta tolong Dongman untuk membawakan sampah daur ulang yang sudah dikumpulkan mungkin ke penampungan sementara untuk diangkut oleh petugas. Saya lihat sampah-sampah yang dikumpulkan adalah botol plastik bekas dan kardus. Dari segmen tersebut saya pikir (ditambah pengetahuan saya juga) ada jadwal tertentu dimana petugas akan mengangkut sampah daur ulang tersebut. Sedikit terlihat sepertinya sampah botol plastik sudah dalam keadaan bersih dan kering. Begitu pula kardus yang sudah rapi ditumpuk diikat menggunakan tali. Di drama Because This is My First Life, tokoh utama perempuan yang membayar sewa untuk tinggal satu apartemen dengan tokoh utama laki-laki adalah yang bertanggung jawab untuk mengelola sampah daur ulang. Mulai dari mengelompokkan sesuai jenis dan juga mengantarkan ke penampungan sementara di depan apartemen mereka sebelum diangkut oleh petugas. Ada juga segmen cerita yang menggambarkan bahwa tokoh utama perempuan mencuci plastik tempat makan mie/ramen dan meletakkan di atas wastafel tempat cuci piring. Wah, ketika melihat itu saya berujar dalam hati: SAMA! saya juga melakukan hal yang sama.
Di Korea sama seperti di Jepang sepertinya kesadaran untuk mengelola sampah daur ulang adalah hal yang biasa yang dilakukan di masing-masing rumah. Sudah ada petugas entah pemerintah atau swasta yang akan menjemputnya sesuai jadwal. Sudah biasa untuk memisahkan sampah berdasarkan kelompok, bahkan mungkin mencuci bersih dan keringkan sampah yang dapat didaur ulang. Kebiasaan mereka untuk minum Soju dalam botol kaca sebenarnya juga adalah aktivitas yang cukup bertanggung jawab karena kita tahu bahwa kaca adalah material yang dapat 100% didaur ulang dan tidak turun kualitasnya. Ah betapa menyenangkannya ketika mengelola daur ulang sudah dianggap seharusnya.
Di Indonesia sendiri kesadaran untuk mengelola sampah daur ulang sepertinya mulai meningkat sekarang-sekarang ini. Terima kasih kepada teman-teman influencer yang juga memberikan saya kesadaran mengenai hal ini. Kebiasaan mengelola sampah daur ulang juga bukan sudah sejak lama saya lakukan, bukan di awal pernikahan saya dan bang @muhammadakhyar. Mungkin baru sekitar 2-3 tahun ini kami melakukannya, karena kami sudah lebih tercerdaskan mengenai caranya dan menyalurkannya kemana. Sebenarnya sudah sejak lama di lingkungan sekitar kita ada bank sampah, namun saya akui saya kurang memberikan perhatian, sehingga justru mendonasikan sampah daur ulang kepada perusahaan dan organisasi lain.
Ingat beberapa tahun lalu, saya mengumpulkan sampah daur ulang memanfaatkan satu ruangan di rumah yang belum kami pakai. Saya dan bang A baru bisa menyerahkan sampah daur ulang pada kegiatan-kegiatan ketika @waste4change ikut berpartisipasi. Sering juga bang A naik kereta membawa sampah-sampah daur ulang untuk mengantarkannya ke gedung atau tempat tertentu. Saat itu masih cukup tidak mudah. Alhamdulillah berkat Instagram saya menemukan organisasi yang lebih dekat lokasinya dengan rumah saya, yaitu @thestreetstoreindonesia di Instagram dengan program @beberesindonesia nya. Setelah mempelajari mekanisme, saya semakin kuat semangatnya untuk membongkar gudang di rumah yang saya tinggali (rumah orang tua saya, rumah masa kecil saya) untuk mendonasikan berbagai hal yang saya kira akan lebih bermanfaat untuk orang lain dibandingkan diam di dalam gudang. Lucu sekali, kurang lebih sebelum Ramadan satu atau dua tahun yang lalu saya melakukan hal tersebut. Itu adalah salah satu hal yang saya niatkan untuk dilakukan. Percaya atau tidak, pada dua tahun awal pernikahan saya, lantai dua di rumah saya tidak pernah kami sentuh sama sekali, karena sibuk bekerja, dan kami belum memberdayakan ART. Keputusan memberdayakan ART pulang pergi membantu saya menyapu mengepel mencuci dan menyetrika baju adalah keputusan waras yang saya lakukan dan membuat saya memiliki kesempatan melatih kemampuan saya untuk percaya dengan orang lain. Alhamdulillah, saat ini, meski hanya berdua di rumah, kami cukup bisa memanfaatkan rumah dua lantai ini meski saya tahu dan sadar rumah ini pada dasarnya lebih dari kebutuhan tinggal dua orang.
Your waste is our treasure (@beberesindonesia)
Saya lihat beberapa organisasi/perusahaan sudah serius menggarap “pasar” waste management. Saya bersyukur kalau demikian, saya berharap mengelola sampah daur ulang memberikan keuntungan agar bisnis ini terus dapat berlangsung. Asal dijalankan secara bertanggung jawab oleh berbagai pihak yang terlibat, saya pastikan diri saya ambil bagian kecil di dalamnya.
Mari memulai kebiasaan mengelola sampah daur ulang. Saya sadar tidak semua tempat memiliki kemudahan seperti saya dalam menyalurkan sampah daur ulang. Semoga ke depan semakin baik, sudah ada pula bank sampah di sekitar lingkungan kita yang mungkin belum berjalan dengan optimal, dan bisa jadi salah satu ruang kontribusi kita untuk mengoptimalkannya bagi masyarakat sekitar (saya belum bergerak ke arah sana). Mudah sekali, mari mulai dengan membawa pulang kembali botol plastik yang kepepet harus kita beli dalam perjalanan, mencuci dan mengeringkannya, menyimpannya untuk kemudian dikirim/diserahkan. Mulai juga dari kardus bekas belanjaan kita di supermarket atau belanja online, kertas dari pekerjaan kita atau yang lainnya. Mulai memprioritaskan untuk memilih dan membeli produk dengan urutan: kaca, kertas, plastik. Tentu akan lebih baik lagi apabila selanjutnya kita bisa mengurangi konsumsi dari kemasan sekali pakai.
Semoga kelak Indonesia juga bisa semaju Korea atau Jepang (atau negara lainnya) dalam membiasakan mengelola sampah daur ulang. Untuk mendukung hal tersebut, teringat pesan Aa Gym, yuk mari mulai dari hal kecil, mulai dari diri sendiri, dan mulai dari sekarang.
Ps. Saya sudah pernah membuat podcast bersama bang A mengenai bagaimana kami mengelola sampah daur ulang. Kamu bisa mendengarkan bunggazzahra’s story mengenai ini.
Love,
Zahra.
7 notes · View notes
thonikholis · 4 years
Photo
Tumblr media
Pre Order 3 Hari Kerja !!! Note: UNTUK CUSTOM NAMA CANTUMKAN DI CATATAN (Maksimal 25 karakter dan setelah order akan dihubungi oleh pihak sales Evermos mengenai nama yang akan dicetak)QoriTernamaIndonesia&Internasional&Kajian/CeramahPilihan Madani Speaker Quran 30 Juz dan Lampu Tidur LED dapat digunakan untuk belajar Tahsin, Irama Al Quran, dan metode hafalan Quran Mode Speaker: -Bluetooth V.4 (Dapat disambunkan melalui smartphone/PC/Laptop) -USB/Flashdisk -SD Card 16 GB -AUX Fitur Spesial Murotal Quran: -Speaker Quran dengan isian Qori ternama Indonesia, internasional, kajian/ceramah, Al-Quran per juz, Al Quran terjamahan Indonesia, Qori Anak -Ceramah dari Abdul Somad, Adi Hidayat, Hanan Attaki, Luqmanul Hakim, Yusuf Mansur, Aa Gym, Habib Umar bin Hafidz, Habib Rizieq, Buya Yahya, Khalid Basalamah, Abdullah Hadrami, Fatih Karim, Arifin Ilham, Gus Qoyyum, Felix Siauw, Dasad Latif, Habib Novel,Muzammil Hasballah, Abu Rabbani, Ust. Kris, Dewa Eka Prayoga, Aisah Dahlan, Zaidul Akbar, Fatih Karim -Shalawat, Nasyid, Adzan Berbagai Negara, Asmaul Husna, Muhasabah, Ruqyah Syariyyah, Al-Matsurat, Takbiran, Doa Sehari-Hari. Lagu Anak Nussa Rara -Kisah Nabi & Rasul, Tata Cara Gerakan & Bacaan Shalat,Kajian Keluarga (Pasangan & Pola Asuh Anak),Kajian Kitab Al Hikam, Tanya Jawab Ulama Lampu Tidur: -Dapat berubah warna menjadi 5 varian warna hanya dengan menyentuh ujung bagian atas speaker -Dapat diatur tingkat kecerahannya (khusus warna warm light) dengan menyentuh ujung bagian atas Metode Pemutaran Murotal: -Menggunakan tombol Play/Stop untuk memutar -Menggunakan tombol Next/Previous untuk mengganti -Menggunakan tombol Next/Previous (ditekan lebih lama) untuk membesarkan dan mengecilkan volume suara Setiap pembelian mendapatkan: 1 buah Speaker+Lampu LED (Bahan Vinyl), SD Card 16 GB, Charger, Lembaran Panduan Ketahanan Baterai : s/d 10 Jam Masa Garansi : 30 Hari Batasan Kerusakan untuk Retur: 1.Speaker Rusak 2.Tombol Masuk atau Rusak 3.Tidak Bisa Di Charge Batasan Pengembalian Produk : 30 Hari Setelah Produk Diterima ( Produk Baru Akan Dikirimkan Maksimal 14 Hari Kerja ) Berat : 400 gr (di Jabu Mahardika Multishop) https://www.instagram.com/p/CJoOeENFraP/?igshid=bjw32ogc2skv
1 note · View note
akumengetik · 5 months
Text
Aa Gym
Masjid Daarut Tauhid
.
Ciri orang yg imannya kuat yaitu
Akhlaknya makin mulia.
Supaya iman kita kuat
1. Berdoa, minta sama Allah.
2. Minta sama Allah spy bertambah ilmu.
Ilmu itu didatangi. Ilmu adalah pupuknya iman.
Org yg berilmu dilihat dr amalnya. Org berilmu itu semangat belajar dg ikhlas, dan semangat dlm mengamalkannya.
Amalan yg cepat menambah iman, dzikrullah. Byk menyebut nama Allah, byk mengingat Allah.
Dzikrullah adalah amal yg lbh baik dr nafkah emas atau perak, menebas atau ditebas musuh di jalan Allah.
3. Tahajjud. Kenapa? Ini ciri keikhlasan iman kpd Allah
4. Jangan cinta dunia. Zuhudlah thd dunia. Dunia ini, bkn tdk boleh megang, tp tdk boleh lengket dihati.
Tdk cukup bagi kita sibuk beramal.
Dlm hadits, yg paling pertama diadili
1. Org yg mati syahid.
2. Org yg menuntut ilmu dan mengajarkannya,dan membaca al - quran
3. Orang yg dermawan
Hati mereka, Allah tahu, yg niatnya hanya ingin dipuji manusia, masuk neraka.
Niat iti penting, untuk Allah saja.
Rumus hadapi hidup :
Cepat kembalikan urusan pd Allah
Senantiasa sering ingat Allah
Yakin kpd Allah, berbaik sangka pd-Nya
0 notes
friskaardiani · 4 years
Text
Pandemi ini adalah perang bagi kita semua "seharusnya". Untuk saat ini sepertinya tidak lagi terlalu perlu membahas peran tenaga kesehatan pasca sekian bulan pertempuran.
Bicara mengenai pertempuran, dulu saat kita diajarkan tentang sejarah kemerdekaan di bangku sekolah dasar, akan ada cerita cerita epic dari para pejuang kemerdekaan sembari disisipkan peran rakyat yang membantu dalam setiap taktik perang di medan pertempuran. Bukankah seharusnya kondisinya mirip seperti saat ini?
Cerita sebagai masyarakat biasa memang tidak akan muncul satu persatu dalam sejarah media massa nantinya, tidak seperti mereka yang di sebut garda terdepan. Tapi sekali lagi, bukankah seyognyanya pandemi ini adalah perang bagi kita semua?
Kita hanya berbeda medan juang saja,kita tetap harus membantu dengan kapasitas masing masing, bisa dimulai dengan perang melawan keegoisan kita sendiri,semisal melawan keinginan kita untuk malas mengenakan masker dan cuci tangan, keinginan untuk keluar rumah untuk hal hal yang hanya menuruti kesenangan bukan kebutuhan. Seperti nasihat Aa gym dalam salah satu kajiannya, mulailah dari hal yang kecil, mulai dari diri sendiri, mulai dari hari ini.
Sedih rasanya, terkadang melihat sebagian dari kita dengan enteng saja melenggang kemana mana, bahkan beropini yang cenderung tanpa dasar dan memperkeruh suasana. Saudaraku, bukankah akan sangat lucu jika dibayangkan pahlawan kita di jaman dulu ketika hendak membidik dengan senapan kemudian di kelitikin oleh masyarakat sekitar? Tentu sejarah tidak akan epic, dan perjuanganpun akan sia sia. Sama seperti kita saat ini, mari berjuang
Pagi tadi timeline saya dihiasi dengan kabar duka meninggalnya seorang dokter dengan status residen di salah satu perguruan tinggi. Yang terbesit dalam benak saya pertama kali adalah doa semoga keluarganya diberi ketabahan.Sekali lagi tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada disiplin ilmu lain , karena layaknya pepatah jawa semua hal itu sawang sinawang. Apa yang tampak begitu mudah dalam perspektif kita tentang seseorang hanyalah perkara waktu, kapan kita bersedia memandangnya, saat tengah babak belur berproseskah atau saat telah hilang seluruh lebam dan ruamnya selepas memperjuangkan cita.
Dari perspektif saya sebagai seorang yang pernah duduk di bangku pendidikan dokter, saat seseorang memutuskan untuk memilih melanjutkan pendidikannya di kedokteran, selain sebuah konsep long life learning, maka akan ada masa pendidikan yang tidak sebentar, akan ada hari hari dimana harus belajar adab berkali kali,akan ada hari dimana beberapa diantara kita harus mengalahkan banyak keinginan untuk uang kuliah yang juga tidak sedikit. Apalagi untuk sampai di tahap residen ini, saya yakin ada keluarga yang berjuang dibalik tahapan pendidikan sekian tahun yang harus ditempuh, rindu dengan keluarga yang harus rajin rajin dipangkas dengan jadwal jaga, kebutuhan keluarga yang harus ditekan sedemikian rupa demi menopang keberlangsungan pendidikan, dan banyak hal lain lagi di dalamnya yang tidak bisa disebutkan, dan saya yakin itu semua pilihan yang dipilih dengan sadar dan menjadi sebuah komitmen. Tetapi apakah salah bagi kita untuk saling memahami dan memaklumi?
Saya kira bagi mereka yang saat ini di garda depan, daripada tribute di media sosial yang lebih dibutuhkan adalah ketersediaan untuk bekerja sama bahu membahu sesuai kapasitasnya masing masing. Tidak perlu muluk muluk menjangkau pemerintah dan sebagainya, lakukan saja apa yang bisa dilakukan. Perubahan kecil yang menggelombang akan berdampak besar nantinya.
Dan bagi teman teman di garda terdepan sana, segala kebaikan, ada tidaknya orang yang melihat, Tuhan tetap lihat. Bukankah ujian niat itu suka suka, bisa dimana saja dan kapan saja , jangan sampai hanya karena menggunakan media sosial yang kurang bijak malah membuat blunder dan mengikis sebagian tabungan amal yang telah terdeposit rapi.
Salam hangat, tetap kuat dan mari berjuang.
3 notes · View notes
nonasinarrembulann · 4 years
Text
*Menanamkan Mindset Finansial yang Benar Sejak Dini*
Bismillah.. Tulisan ini hasil diskusi santai saya dengan istri sebelum istirahat tadi malam.
Sebelumnya.. Ba'da magrib kemarin saya baru aja bagikan hak penjualan kripik yang dijual A Fatih dan Ka Haikal beberapa hari yang lalu. Dan seperti biasa.. Ba'da magrib selepas tajil, dan makan malam saya mengumpulkan anak-anak untuk evaluasi harian dan memberikan hak mereka.
Seperti biasa, mereka langsung bawa dompet dan mulai menghitung pendapatan upah mereka. Saya kasih uang pecahan besar, biar mereka bisa memutar otak untuk belajar matematika secara ga langsung. Terlihat mata berbinar mereka, beda dengan anak sekarang yang kadang jemu belajar hitungan, karena yang dihitung abstrak, ga nyata 😁
Oh ya.. Takut yang belum tau episode sebelumnya.. Saya dan istri sepakat menerapkan upah untuk aktivitas harian anak-anak.
Misalnya:
Ngepel : 2000
Nyapu : 2000
Cuci piring : 2000
Beres-beres tempat tidur : 1000
Jemur pakaian : 2000
Bantu adik ke toilet : 2000
Tamat shaum : 5000
Beberapa. Minggu yang lalu, kami juga menerapkan punishment:
Menzalimi adik atau kaka: -2000.
Namun, ada hal lucu tadi malam.. Saat mereka asyik menghitung uang saya tanya, "Mau sedekah berapa hari ini..?". Awalnya saya liat Ka Haikal mengambil uang 2000, diantara 10rb, 20rb, dan 100rb. Lalu saya coba sampaikan ke mereka fadilah sedekah. Allah akan gantikan minimal 10 kali lipat. Langsung aja Ka Haikal menggulung 100rb untuk disedekahkan.. Ibunya bilang, bertahap aja.. Saya juga tambahkan, amal yang baik itu yang istiqomah dilakukan walau sedikit. 😅
Lalu, kembali ke perbincangan hangat malam tadi, saya bilang sama istri, "Yang terpenting dari pendidikan finansial bukan masalah uangnya.. Tapi pemahaman akan uangnya. Ingat, jangan jadikan uang tujuan, tapi alat. Alat tukar, alat untuk sedekah, alat untuk investasi, alat untuk bahagiakan orang di sekitar kita."
Berapa banyak dewasa ini kita saksikan, orang yang kejarannya harta. Kata-katanya, "Kalau punya uang semua selesai. Ga ada uang sengsara".
Akhirnya:
Mau masuk kerja, nyogok.
Mau nikah, hutang.
Mau beli rumah, KPR.
Mau beli mobil, leasing
Bahkan sampai ada anekdot, "ada uang abang disayang, ga ada uang abang ditendang".
*Kenapa..?*
Karena Tuhannya uang. Sekali lagi, pemahaman tentang dasar finansial ini penting ditanamkan sejak dini.
Beberapa kali, saya ajak anak-anak memberikan bantuan, baik sembako atau nasi kotak, biar tertanam dalam jiwanya tentang indahnya tangan di atas. Sambil bilang, "Nak, di setiap harta kita ada hak orang-orang yang membutuhkan.. Kita harus banyak bersyukur, tuh lihat banyak orang sebesar kalian yang hari masih kedinginan dan kelaparan".
Pilih mana:
✔️ Anda bekerja untuk uang, atau uang bekerja untuk Anda?
✔️ Diberpudak uang, atau mengendalikan uang?
✔️ Menerima bantuan atau memberi bantuan?
✔️ Ditraktir temen atau mentraktir temen?
✔️ Diberikan rumah oleh ortu atau menghadiahkan rumah untuk mereka?
✔️ Mendapatkan pinjaman atau membantu kesusahan orang?
✔️ Pinjem buku temen atau beli buku sendiri? 😬
✔️ Nunggu gratisan atau beli karena masih punya kehormatan?
Hati-hati jika Anda selalu ada di pilihan pertama, mungkin bukan karena terdesak, tapi memang sudah jadi mental dan watak.
Saya jadi teringat kata-kata Aa Gym, walau dunia sedang krisis, ekonomi sedang sakit. Pantang meminta, karena itu merendahkan martabat kita di hadapan makhluk juga Allah.
Sebisa mungkin :
1. Makan gaji
Kalau udah habis?
2. Makan tabungan
Kalau udah habis?
3. Makan aset
Kalau udah habis?
4. Sebisa mungkin bersabar. Kalaupun ada yang memberi bantuan, ambil secukupnya. Jangan berlebihan. Berikan sisanya pada saudara kita yang lebih membutuhkan. MasyaAllah.
Inilah yang saya katakan di buku Muda Karya Raya *Mentalitas Kaya*.
Buat para akhwat/wanita/cewe singleillah yang sedang cari calon jodoh, jangan juga salah pilih ya pilih calon suami:
✔️ Keliatan tajir, ternyata disupport Mamih Papih
✔️ Motor keren atau mobil mewah ternyata pinjem sama temen
✔️ Katanya udah punya rumah, ternyata cicilannya masih belasan tahun lagi
✔️ Katanya kerja di temat berseragam, nyatanya hutang sana-sini.
Justru, jangan rendahkan seorang lelaki yang mungkin :
✔️ HPnya sederhana, tapi produktif dengan karya.
✔️ Motornya masih bersahaja, tapi dibeli dengan kerja kerasnya.
✔️ Usaha atau kerjanya masih merintis, tapi kreativitas dan semangat ikhtiarnya tiada tara
✔️ Jarang keluar rumah, bajunya kaosan, tapi omset milyaran 😂
✔️ Ga banyak bicara manis, tapi sekali bicara langsung ngajak berrumah tangga yang harmonis.
Do'akan ya.. Saya sedang rancang sama istri biar semua anak lelaki kami bisa nikah di usia 18 tahunan, tapi sebelum itu mereka sudah cetak omset milyaran. Aamiin. 😊 Ada yang mau nungguin jadi istrinya..? Hehe. Keburu tua 😁
Di sesi akhir tulisan ini, saya begitu terkagum dengan cerita yang dulu pernah saya dengar tentang dua sosok ayah yang juga seorang Khalifah di masa Umayyah yang punya treatment berbeda pada anak-anaknya.
Hisyam bin Abdul Malik dan Umar Bin Abdul Aziz sama-sama memiliki 11 anak, laki-laki dan perempuan. Hisyam bin Abdul Malik (Salah satu Khalifah di masa Umayyah) meninggalkan jatah warisan bagi anak-anak laki masing-masing mendapatkan 1 juta Dinar.
1 juta dinar (hari ini sekitar Rp 2.220.000.000.000,-) ternyata tak bisa sekadar untuk berkecukupan, bahkan menuju kefakiran. Dengan peninggalan harta melimpah itu ternyata tidak membawa kebaikan. Semua anak-anak Hisyam sepeninggalnya hidup dalam keadaan miskin.
Berbeda dengan Khalifah Umar Bin Abdul Aziz yang hanya mewariskan setengah dinar bagi anak-anak lelakinya (yang jika dirupiahkan hanya sekitar Rp.1.100.000) dan seperempat dinar untuk anak perempuan. Di masa sekarang ini di mana harga bahan-bahan pokok melambung tinggi, jumlah uang segitu dalam hitungan beberapa hari akan menguap tak berbekas. Nyatanya, anak-anak Umar bin Abdul Aziz tanpa terkecuali hidup dalam keadaan berkecukupan bahkan kaya. Salah seorang di antara mereka berinfaq fi sabilillah untuk menyiapkan kuda dan perbekalan bagi 100.000 pasukan penunggang kuda.
Orang-orang bertanya kepada Umar Bin Abdul Azis menjelang wafatnya, "Apa yang engkau tinggalkan untuk anak-anakmu?"
Beliau menjawab, "Aku tinggalkan untuk mereka takwa kepada Allah. Jika mereka menjadi orang-orang yang soleh maka Allah yang akan mengurus mereka, jika tidak menjadi orang-orang soleh maka aku tidak akan menolong mereka untuk bermaksiat pada Allah".
MasyaAllah... Semoga kita bisa jadi orang yang menjadikan harta di tangan, sedangkan Allah ada di hati kita. Aamiin.
*Setia Furqon Kholid*
*Buat Sahabat yang mau baca inspirasi tulisan saya. Mumpung ada diskon besar boleh klik https://shopee.co.id/setiastore2802
2 notes · View notes
dinayuuhuu · 4 years
Text
Tarawih di Rumah
Ramadan tahun ini akan dicatat oleh sejarah menjadi Ramadan istimewa, karena ada pandemi Corona. Pemerintah sudah memberikan aturan tegas, protokol kesehatan, untuk bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah saja. Akhirnya, yang terjadi di Ramadan tahun ini adalah menikmati Ramadan #dirumahaja.
Orang-orang ribut tentang apakah boleh tarawih di rumah? Rasanya tidak afdol, sedangkan meskipun di tengah wabah ini sebenarnya kita masih cukup sehat untuk bisa tetap salat dan ibadah di masjid. Saya tidak akan membahas perkara itu lebih lanjut, karena saya sudah cukup yakin dengan imbauan dari Aa Gym dan Tuanku Guru Bajang (TGB). Bahwa ibadah tarawih itu hakikatnya adalah salatnya. Sedangkan tempatnya, bisa dilakukan di mana saja.
Nah, ramai-ramai soal per-salat tarawih di rumah-an ini mengingatkan saya pad pengalaman Ramadan tahun 2017. Selama KKN, saya dan kawan-kawan salat tarawih selalu di rumah. Selalu! Itupun tidak pasti di jam setelah isya. Betul-betul fleksibel.
Karena di desa kami, Lelobatan, NTT, populasi muslim nol persen. Boro-boro tarawih berjamaah ke masjid, lha wong masjid terdekatnya saja adanya di kecamatan. Kalau mau ke sana pun rekoso, mahal, dan butuh waktu lama. 
Tapi kami berlima sangat menikmati tarawih di rumah. Kadang kami tarawih full team, lebih sering tidak. Karena kan yang perempuan gantian menstruasinya hehe. Selain itu memang ada aktivitas dan program individu yang membuat kami tidak bisa menjalankan tarawih berjamaah full team.
Yang lucu, dua kawan laki-laki serumah saya punya background ormas yang berbeda. Satu NU, satu Muhammadiyah. Mereka kalau jadi imam memang dari awal selalu ganti-gantian, baik salat wajib maupun tarawih. Jadi, kadang kami tarawih 11 rokaat, kadang 23. Kadang subuh pakai qunut, kadang tidak. Kadang wirid bareng selepas solat, kadang tidak.
Indah sekali. Jadi rindu.  
Tumblr media
2 notes · View notes
tharahmalia · 4 years
Text
Misi #3. NAVIGASI
Bismillahirrahmanirrahim
Arah angin mulai terasa, jangkar sudah diangkat, layar terbentang, laju kapal mengarah ke depan. Alhamdulillah saya masih bertahan berlayar di samudera ilmu dalam bahtera matrikulasi Institut Ibu Profesional. Setelah berhasil mendapatkan mutiara Ibu Profesional, kini saatnya menempatkan mutiara tersebut dalam bagian inti kompas.
Tumblr media
Mutiara Ibu Profesional akan selalu dipergunakan dalam berkomunitas di pelayaran ini. Ketika berlayar tentunya kita perlu memperhatikan keselamatan dan hal-hal yang mendukung tercapainya misi pelayaran. Agar arah perlayaran lebih terjaga, maka dibutuhkan sebuah pedoman, yaitu navigasi!
MISI KETIGA
Navigasi atau pedoman yang dibutuhkan dalam berkomunitas disebut dengan CoC (Code of Conduct) yaitu tata cara berperilaku bermartabat, atau berupa aturan-aturan yang dibuat dan telah disepakati bersama. Misi kali ini adalah bagaimana caranya agar CoC ini dapat diaplikasikan selama penjelajahan.
Menurut Aa Gym, jika kita ingin menerapkan sesuatu hal (misalnya suatu kebiasaan baik/perilaku bermartabat), maka perlu rumus 3M yaitu mulai dari hal yang kecil, mulai dari diri sendiri dan mulai saat ini!. Untuk itu, inilah beberapa aksi yang dapat saya lakukan dalam membumikan CoC:
Meluruskan niat penjelajahan samudera, minimal membaca basmallah sebelum mengerjakan misi dari IIP.
Aktif dan bertanggung jawab pada saat diskusi di forum belajar di facebook/wag dengan memberikan minimal 1 komentar.
Mencantumkan sumber/referensi setiap kali menulis/menyampaikan informasi.
Ketiga aksi tersebut benar karena aksi 1 sesuai dengan CoC poin memiliki adab yang baik, aksi 2 sesuai dengan CoC poin aktif dan bertanggung jawab, aksi 3 sesuai dengam CoC poin publikasi yang bermartabat dan bertanggung jawab.
Ketiga aksi tersebut baik karena akan memberikan konsekuensi positif bagi saya agar ilmu yang saya terima selama penjelajahan ini lebih berkah, tugas selesai tepat waktu dan terhindar dari plagiarisme.
Ketiga aksi tersebut juga bermanfaat karena akan menjadikan saya pribadi yang baik, disiplin, beradab, bermartabat dan bertanggungjawab.
Aksi-aksi ini perlu dicoba dan dilatihkan terus menerus hingga mencapai konsistensi maka barulah terasa perubahannya dan CoC dapat membumi. Kini kompas sudah mulai beroperasi, navigasi dan beraksi!
Wallahualam
Tumblr media
2 notes · View notes
tehkuning · 4 years
Text
Belajar dari scene sinetron-comedy tukang ojek pengkolan dimana singkat cerita ketika salah satu main-cast yaitu Ojak dapet rizki uang 100ribu after ngejual tanaman.
Episode sebelum-sebelumnya doi memang udah niat dan pengen banget membelikan mainan yang bukan sekadar mainan biasa tapi yang sekalian bisa melatih motorik anaknya yang masih bayik. Tapi belum kesampaian karena pendapatannya masih belum mencukupi buat beli, cuma cukup buat makan sehari-hari udah bersyukur pisan. Sebagai seseorang yang berprofesi menjadi tukang ojek pengkolan, diceritakan karena terdampak adanya covid jadinya cuma bisa mangkal di dalem lingkungan rawa bebek aja, yagitu jadinya sepi penumpang.
Begitupun hari dimana si Ojak dapet rizki 100ribu ya sama aja sepi penumpang kan, tapi mungkin karena dirinya adalah seorang Ayah sayang anak maka tanpa banyak pertimbangan dan dengan bersemangat akhirnya terbelilah mainan yang dimaksud dengan uang 100ribu tadi.
Dari scene-nya si Ojak aku jadi langsung keinget sama tulisannya seseorang yang waktu itu cerita tentang pengeluaran bulanan nya sedang melonjak karena harus service laptop yang sempat rusak kemudian beliau bilang, "yasudah nggapapa,emang lagi harus keluar duit segini, termasuk rizki buatku juga karena uang simpanan dimanfaatkan untuk kebutuhan mendesak kayagini"
Selain itu minggu siang(9/08) qadarullah di salah satu chanel tv swasta aku nyimak kajiannya Aa Gym yang juga sedikit ngebahas tentang ini, yups tentang rizki. Bahwa katanya rizki adalah segala yang dihalalkan oleh Allah yang sedang dan telah kita manfaatkan, berarti kalau kita merujuk ke definisi ini emang bener ya kalau rizki yang Allah kasih ke kita itu uncountable dan itupun bentuk rizki juga ga terbatas sama harta kekayaan ataupun uang dengan nominal tertentu. Terus Aa Gym bilang even semisal kita punya saldo tabungan melimpah ya itu belum tentu menjadi rizki kita. Dan sebaik-sebaik rizki adalah yang dimanfaatkan untuk kebaikan, untuk semakin memudahkan kita dalam ibadah dan ketaatan kepada Allah, serta yang dimanfaatkan untuk memudahkan orang lain, maka disitulah islam mengatur adaanya zakat, sedekah, infaq.
Aku dibuat merenung, jadi sadar bahwa setiap kesempatan baik yang Allah kasih untuk aku, mulai dari bisa baca tulisannya seseorang, terus bisa nyimak kajian sampai berbagi tulisan ini disini pun juga termasuk rizki dariNya, pun tentang kasih sayang Allah yang dilimpahkan buat aku :")
-tehkuning,
senin 10/08
5 notes · View notes