Tumgik
#cinta tanah air
maestromediacoid · 2 years
Text
Bahasa Cinta
Harimau, memangsa seekor rusa untuk diberikan kepada anaknya Koruptor, merampas hak orang lain, untuk membuat orang terkasihnya selalu bahagia Wanita itu menjual diri, untuk berobat orang tuanya dan menyekolahkan adik-adiknya Dimanakah Cinta? Ruang dan waktu yang tak kekal Persepsi hidup yang bermanifestasi, sepertinya itu Cinta … baginya Prajurit bertempur demi apa yang dipercaya sebagai Cinta…
Tumblr media
View On WordPress
6 notes · View notes
Text
Upacara Peringatan Hari Bela Negara Ke 74 Tahun 2022
Upacara Peringatan Hari Bela Negara Ke 74 Tahun 2022
BELANEGARANEWS.ID, KARANGANYAR || Perwira Seksi Personil Kapten Inf Agus Dwiyono mewakili Komandan Kodim 0727/Karanganyar Letkol Inf Andri Army Yudha Ardhitama, S.I.P., menghadiri Upacara Peringatan Hari Bela Negara ke 74 Tahun 2022 di halaman Kantor Bupati Karanganyar, Senin 19 Desember 2022. Sambutan Presiden Republik Indonesia yang dibacakan oleh Inspektur Upacara Drs. H. Juliyatmono…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
dearydede · 10 months
Text
Semesta = Panjara
Dari sekian luasnya bumi yang telah tuhan ciptakan, aku masih saja jatuh cinta kepadamu. Barangkali jika cinta serupa puisi, aku akan menjelma menjadi kata-kata yang tak pernah kehilangan makna untukmu, dan mana kala cinta serupa tanah, aku akan berubah wujud menjadi air agar ia tumbuh subur untukmu.
Kita lebih dari hanya sekedar bercumbu di alam bawah sadar, Sebab kamu adalah cinta.....
Kita lebih dari hanya sekedar jalan berdua, bertukar kabar setiap waktu, mengucap kata sayang setiap harinya, kita lebih dari hanya itu. Denganmu semua aku di rayakan, pulang kantor dengan tas kresek berisi jajan untukku, gajimu yang mana yang tak aku nikmati, mauku yang mana yang tak pernah kau iya kan, atau bahkan keras kepalaku yang mana yang tak kau luluhkan?. Mungkin memang benar adanya, aku masih terlalu labil untuk setara dengan dirimu. Aku terlalu gengsi hanya untuk mengucapkan aku teramat mencintai dirimu dan seluruh mu. Caramu merakanku itu yang paling aku kagumi, sekelas pujian untuk hidangan makanan yang aku siapkan setiap pulang kantor jadi hal yang paling aku gemari setiap saatnya. "Ehmm enak sekali, memang tidak pernah ada lawan". Aku terbang karenanya.
Mungkin memang benar, validasi media sosial akan sebuah pengakuan mungkin tak terlalu penting, post mempost kita tak sampai situ. Mungkin memang benar, bahwa pengakuan dari seribu lebih pengikut Instragram yang kita punya tak perlu tau bahwa aku kepunyaan mu pun sebaliknya. Mungkin benar mereka hanya tau namamu tapi yang lebih tau dengan kehidupan mu adalah aku. Seribu pengikut Instragram yang kita punya, tak perlu tau sudah jauh apa dan sudah berapa lama kita menghabiskan waktu bersama. Tapi yang aku syukuri, di acara mana yang kamu tak membawaku, di konser yang mana aku tak ikut turut denganmu, di keramaian mana yang kamu tak menggandeng ku, pengakuan akan kepemilikan dirimu dan atas keberadaan ku di sisimu itu tercipta di ranah publik realita. Mungkin sesekali aku pun turut ingin merasa sama atas perempuan lain, di post dengan lagu cinta atau bahkan sekedar kalimat singkat bertulis sayang di susul dengan emoticon berbentuk love berwarna merah, tapi lagi-lagi apa yang terjalin sampai dengan ini, jauh lebih dari hanya sekedar pengakuan publik sosial media. Tapi jangan salah, semua kisah dan cerita hingga foto-foto lucu yang kita punya tersimpan rapih di feed acc my ig, no face no name hanya berlaku di first accoun, but not in my acc accoun.
Lalu seterusnya, aku ingin menjadi seseorang yang mampu menyelami matamu lebih dalam, menyamakan apa yang berbeda dari kita untuk menghindari badai dalam hubungan. Singkatnya, aku akan selalu belajar untuk memahami bahwa tidak akan ada cinta yang terjalin sempurna, selain kita yang mampu menyempurnakannya. Sungguh, aku tak menginginkan ada yang patah dalam kisah ini, sebab kamu pun tahu, bahwa seseorang yang mencintaimu dengan tulus, akan selalu menolak untuk pergi. Aku pun demikian, tidak ingin kehilangan apapun darimu, sebab aku tidak yakin bisa sembuh dari luka yang kamu ciptakan.
Aku sengaja menulis panjang di sini.....
12 notes · View notes
kata-renjana · 1 month
Text
Sepertinya aku pernah mencampakan diriku sendiri; itu dihari kemarin.
Saat aku biarkan cinta dan harapanku menggerogoti tubuhku sendiri.
Sepertinya aku pernah membuang diriku sendiri; itu disaat bersamamu.
Saat itu aku biarkan diriku seperti mayat hidup, yang berlaku, berjalan, tersenyum berdasarkan apa yang kau mau.
Sepertinya aku seperti diguyur air hujan pertama setelah kemarau panjang; aku terbangun dibuatnya. Aku menyadari tubuhku yang penuh dengan luka setelah tidur panjang dimusim kemarau yang panas.
Ku biarkan tubuhku di cabik-cabik rumput kering, diterpa badai, terpapar panas matahari.
Hujan itu membangunkanku dengan sedikit rasa perih di luka-luka basahku.
Aku terbangun sendiri, benar-benar sendiri.
Aku berterimakasih pada hujan pertama ini, dengan aroma tanah yang lembut. Aku membasuh luka-lukaku sendiri. Meringis menangis aku membersihkannya sendiri.
Hingga berganti hari dan kulihat matahari menyembuhkan luka ku disetiap pagi, dengan penuh kesabaran. Aku sembuh sendirian.
2 notes · View notes
herijaya · 2 months
Text
Merah Putih di Langit Nusantara
Di bawah langit biru Nusantara, Tertanam cinta di setiap jengkal tanah air, Merah putih berkibar, penuh wibawa, Menggambarkan semangat juang yang tak pernah pudar.
Dari Sabang sampai Merauke, kita bersatu, Dalam satu nusa, satu bangsa, satu bahasa, Kita kenang pahlawan yang gugur dalam perjuangan, Demi Indonesia, tanah air tercinta.
Dengan darah dan air mata mereka menorehkan sejarah, Merdeka atau mati, mereka tegakkan kepala, Kini tugas kita untuk menjaga, Kemerdekaan ini agar tak sia-sia.
Mari kita isi kemerdekaan dengan karya, Dengan cinta dan damai yang selalu ada, Untuk anak cucu kita, generasi penerus bangsa, Agar mereka bangga, Indonesia merdeka.
Di bawah kibaran sang saka merah putih, Kita bersumpah setia, untuk negara tercinta, Bersama kita hadapi tantangan masa depan, Dengan semangat juang, untuk Indonesia jaya
2 notes · View notes
kanodisk · 4 months
Text
Roda Putar
Tumblr media
[𝟷𝟷 𝙼𝚊𝚛𝚎𝚝 𝟸𝟶𝟸𝟺, 𝚑𝚊𝚝𝚒 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚊𝚛𝚞.]
Giri Sebasta dan sekelebat harapnya. Pikirnya, ia sudah tidak mau berharap akan hati baru setelah hatinya ia letakkan begitu saja, pada sudut-sudut kenangan usang yang pemiliknya hilang. Tadinya, ia sudah mengikuti mau semesta, tentang penghakiman atas kesalahannya di masa lampau. Arah gelap dan dosanya begitu pelik, Tuhan saja rasanya sudah jengah atas peratapan dosa tanpa arah yang tempo hari ia ratapkan. Bahkan, tembok ratapan yang sudah ia penuhi air mata itu seakan membeku atas harapnya. Suram, gelap, hilang arah.
Giri Sebasta sudah abai pada dunia dan rotasinya, berputar pada satu sudut, namun sudut yang ia singgahi tumpul—membuat ujungnya samar.
Giri sudah putus asa pada cinta, tentang logika dan hati yang tidak pernah satu. Logika menyuruhnya berlari, sementara hatinya berhenti pada sudut tumpul dengan ujung samar. Berada pada batas antara luka dan duka, senang dan tenang, hingga gelap dan temaram.
Cinta, baginya hanyalah asa dan pengharapan ketika raga yang dipeluk utuh oleh damainya angin utara. Membawa hiruk pikuk isi kepalanya ke Selatan, dan berakhir hilang. Hingar bingar Utara-Selatan yang selalu ia harapkan, dulu. Atau, tentang nyaman yang tinggal. Dengan seseorang sebagai alas hatinya bertumbuh, dengan seseorang yang rela ia riuhkan namanya pada bingar kepalanya.
Dan satu-satunya tempat terbaik untuk melepas penat, Roma. Tempat terbaik untuk membawa diri ketika asanya samar. Kota abadi, menawarkan kedamaian dan candu untuk Giri. Pesona klasik Roma selalu berhasi membawa Giri untuk ingat akan hal-hal kecil, tentangnya dan garis horizontal dengan Tuhan.
•••••
Malam hari, selepas opera dan musikal favoritnya, Giri berhenti sejenak—menikmati angin Roma dengan sinar temaram lampunya. Teatro dell'Opera, tidak pernah gagal untuk membuat lautan persona jatuh cinta.
Ketika asap rokok itu ia hembuskan dan mengepung udara di sekitarnya, Giri menangkap langkah asing yang berhenti lalu duduk bersamanya. Sejenak, Giri hanya mematung dan membiarkan abu rokoknya semakin panjang.
" Kenapa? ", Giri memulai. " Tersesat atau lupa arah hotelmu? "
Pemuda itu bingung, ia menoleh untuk memastikan apakah Giri berbicara dengannya atau sosok lain yang ntah siapa ia tidak tau.
" Aku? "
" Menurutmu? "
Giri mematikan rokoknya; menginjaknya dan menyeretnya agar tidak membekas pada tanah kota cantik itu.
" Oh. Begini, aku hanya tidak paham dengan temanku. Ia tidak bisa dihubungi dan... "
Pemuda itu menjeda, sambil mengutak-ngatik ponselnya.
" Hanya begini, aku harus apa? "
Giri melihat ponsel pemuda itu, menatap keduanya bergantian.
" Telfon atau tunggu sampai ia balas. "
Tidak habis pikir, masih ada manusia aneh yang menunggu pesan temannya, bahkan mungkin temannya tidak menyalakan data sehingga pesan itu tidak sampai.
Giri hampir lupa, hanya ia yang hatinya tumpul, pemuda itu tidak.
" Kabari aku kalau temanmu sudah membalas, nomorku sudah aku simpan. "
" Tidak baik menunggu pesan itu di sini, kembalilah ke tempatmu. Walaupun ini kota Tuhan, tetapi penjahat di sini semuanya atheis. Tidak kenal Tuhannya, bahkan keluarganya pun mereka tidak tau. "
Batinnya, dialog ini sungguh kaku. Namun tidak ada istimewa yang tinggal, Giri bangkit dan meninggalkan pemuda itu di sana. Sebenernya tidak benar-benar meninggalkan, ia mengamati pemuda itu di balik kemudinya. Hingga punggung itu menjauh dan hilang dari sudut mata Giri.
Situasi yang sungguh sulit ia abaikan, pasalnya ini adalah kali pertama ia peduli pada orang tak dikenal. Pelan tapi pasti, Giri melajukan mobilnya dan membelah indahnya Roma, tidak lupa dengan binar indah pada dua mata pemuda yang tinggal dan memenuhi ruang kepalanya.
Aneh.
•••••
Lagi-lagi tentang Roma dan cintanya.
Jatuh cinta terbaik yang ditawarkan semesta, ditemani opera yang mengalun indah, belum lagi lampu-lampu cantik yang visualisasinya tidak bisa ia tukarkan dengan apapun. Tidak bisa dijelaskan, hanya bisa dirasa.
Penat yang Giri lepaskan di bangku-bangku sudut kota, kala hatinya runtuh, menangis, berteriak tak terdengar, hingga meraung tanpa satu pun air mata yang keluar. Tragis, tubuhnya bahkan tidak selaras dengan hati. Langit Romalah yang memeluk semua resah tak bertuan pada hati Giri, menyambutnya hangat dengan menawarkan banyak gemintang agar arahnya tidak hilang. Roma mampu memeluk pelik Giri yang sulit ia ucapkan. Nyaman. Hangat. Damai. Begitulah kiranya, sudut pandang Giri tentang Roma dan pesonanya.
Magis kota itu mampu membuat tapak kakinya ringan, seluas apapun langkahnya. Pelarian paling indah ketika nikmat tidak lagi berada pada jemarinya. Pelarian paling damai, ketika ekspektasi tentang semesta melesat jauh, dan meninggalkan Giri sendiri. Aspal Roma, akan selalu menjadi alas paling indah untuk ia jejaki.
;— Roma, 11 Maret 2024
Tentang Giri dan pemuda tak dikenal.
Tumblr media
4 notes · View notes
yasmijn · 3 months
Text
Terjun bebas (2)
Isla sudah mempersiapkan hati. Mungkin tawaran konyolnya ini akan ditolak. Lagipula, apa sih yang ingin dia minta? Dan apa yang bisa ia beri? Bahkan Isla bingung kata-kata yang akan ia gunakan untuk berbicara dengan Johan. Ia ingin.... mencoba?
Tapi ternyata Johan menyambut uluran tangannya. Karena mereka sama-sama manusia tak berikatan yang juga sedang saling mencari. Mencari sesuatu di dalam seseorang yang mereka juga tak jelas paham apa.
Dan ternyata damai sekali.
Johan tidak banyak tanya. Isla menyampaikan dan Johan bilang iya. Mereka menghabiskan banyak waktu bersama. Memasak - aktivitas utama mahasiswa rantau dengan uang bulanan tak seberapa, menonton film dan series sambil saling melemparkan komentar, dan berbicara. Berdiskusi. Tentang banyak sekali. Tesis dan antitesis. Isla menyukai pandangan-pandangan Johan yang aneh, tak sama dengannya. Tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Tentang lingkungannya yang berbeda 180 derajat dengan Isla. Isla mengenggam erat jemari Johan ketika ia menceritakan mengenai bekas luka di alis kirinya.
Isla tersadar, bahwa ketika ia tak lagi menilai seseorang berdasarkan sebuah standar yang ia tetapkan, perasaannya mengalir dengan lebih tulus. Tidak lagi ia mengamati apakah orang ini masih ingat untuk solat atau tidak, apakah ia tidak latah ikut minum alkohol di acara sosial bersama para bule ini, dan mengecek apa yang ia lakukan selama bulan Ramadan.
Semuanya ia terima. Isla terima bahwa mereka berbeda, dan ia bisa fokus 100% kepada manusia itu. Ia bisa fokus 100% kepada Johan. Untuk merasakan apa yang dia rasa, tanpa tapi.
Jadi ini rasanya terjun bebas, tentunya tetap dengan satu tangan siap menarik parasut agar ia tak terhantam tanah ketika jarak semakin dekat. Sore itu, masing-masing dengan sepiring pasta di tangan, mereka duduk di balkon sambil saling tatap. Lagi-lagi, cahaya matahari keemasan menyinari wajah Johan, membuatnya meringis menahan silau.
Isla tertegun sejenak melihat pemandangan di depan matanya. Ia baru tersadar, bahwa sepertinya ini adalah cinta.
Gawat, gawat. Isla si paling anti memulai hal yang tak perlu, tanpa sadar sudah terperosok. Hal ini baru berjalan berapa lama - bahkan dua bulan pun belum! Lagipula, apa.. cinta? Lepas umur 18, sudah tiga kali Isla berpacaran dengan durasi minimal 1 tahun, tapi rasanya tak pernah ia merasakan apa yang ia rasakan ketika ia menatap mata Johan saat ini.
Kalau kata Alain de Botton, manusia itu memang suka terlalu meromantisasi hal-hal yang sulit dan mustahil. Hubungan yang ditentang kedua pihak keluarga. Hubungan jarak jauh. Hubungan dengan orang yang tidak baik untuk kita. Masokis. Dulu Isla manggut-manggut saja saat nonton episode School of Life yang itu, tapi sore ini ia terpekur.
Apalagi ketika Johan bilang ia.... sayang padanya?
Isla juga sayang. Cinta, bahkan. Cinta paling tulus yang pernah hatinya ciptakan. Tapi lalu apa? Johan sebentar lagi lulus dan kemungkinan akan lanjut kerja disini. Sedangkan ia masih punya setahun lagi di sini. Mungkin durasi hal ini bisa diperpanjang, tapi lalu apa?
Apa yang Isla punya dengan Johan rasanya ingin ia sembunyikan dari dunia. Hal yang terlalu berharga untuk dibagi dengan orang lain - Isla sudah bisa membayangkan komentar-komentar mengesalkan para netizen yang suka ikut campur. Di sisi lain, Johan ingin bisa menggenggam tangan Isla di jalanan, tanpa perlu cek apakah ada kenalan mereka dalam radius 20 meter. Johan ingin dunia tahu.
Melihat air muka Isla yang seperti menahan tangis, Johan perlahan melepaskan genggamannya.
5 notes · View notes
spidermtio · 10 months
Text
Laksamana
Tumblr media
Ini bukan sebuah kisah romansa yang hadir seperti biasanya. Hanya sebuah cerita bagaimana cara memperkenalkan seorang yang dipuja kepada alam semesta.
Ia, Sang Laksamana.
Insan yang memiliki senyuman sehangat matahari, dan menciptakan samudranya sendiri. Ia yang mempunyai segalanya di balik matanya.
Aroma cengkeh yang mengebul dalam cangkir tehku tak menyulut temu pada penciumanku. Seakan semuanya sirna berkat siluet tubuh tegapnya bermandikan piagam atas pengabdiannya.
Namun coba lihat baik-baik, hidung bangirnya yang mungil serta warna ranum yang menempel pada indra pengecapnya. Seakan mengundang untuk dijamah sekian kalinya. Ia tarik kedua sudutnya sembari menebarkan jaring pikatnya.
Gila
Ia dan senyumnya.
Tumblr media
Malam itu, kulihat Sang Laksamana berdiri di bibir pantai ditemani indurasmi sebagai pelindungnya. Maniknya menangkap gugus bintang yang menyebar dalam bumantara. Sebegitu indahnyakah seorang yang terguyur cahaya rembulan? Entah apa yang dibisikkan alam olehnya, senyumnya tak pernah mangkir dari paras menawannya.
Begitu renyah gelak tawanya beriringan dengan deburan ombak yang menggelitiki telapak kakinya. Tampak ia sangat bersahabat dengan genangan air terbesar di jagat raya ini. Ya, tentu. Dia Sang Laksamana, pemilik sejuta pesona bagi seluruh umat manusia.
Tumblr media
Pekan demi pekan, Laksamana menjamu tugasnya kembali. Pilaunya ia bawa berkelana pada samudra yang menunggunya. Sirat matanya menghantarkan komando pada penjuru negeri bahwasannya ia akan kembali. Seolah semua jadi mudah berkat campur tangannya. Membuatnya tampak sempurna.
Di ujung jemarinya tergumpal payoda yang siap ia gulingkan kapan saja. Sudah kubilang, ia mempunyai dunia dalam genggamannya.
Kepergiannya membuat sarang resah yang tiada sudahnya. Membuatku seperti seonggok tak punya warna. Kelam, mengabu, hilang. Bibirku senantiasa merapalkan doa untuk Sang Laksamana, berharap mala itu menjadi debu di atas cakrawala.
Aku merindukannya
Selepas senja, di saat dedaunan mulai menutupi kemungkinan dinginnya hembusan angin, pilaunya menyapa mata. Ia berdiri di sana dengan sumringah.
Sorak-sorai mereka menyambutnya kembali ke atas tanah. Suara mereka menyatu sampai ke langit. Memancarkan koloni burung camar yang mengepakkan sayapnya, mengelilingi sosoknya seakan pertanda alam semesta jua menerimanya.
Aku tak tahu apakah ini benar atau memang sudah salah kaprah. Tungkaiku bergerak dengan sendirinya, tak peduli dengan sepasang-sepasang bahu yang kuhantam sendiri. Tujuanku hanya Sang Laksamana, memberanikan wujudku terpampang nyata di depannya. Kerlingan matanya membuat napasku tercekat. Tak sadar bibirku menyebut seluruh bentuk keindahan dari kosakata yang kumiliki.
"Laksamana! Perkenalkan aku, serdadu dari pulau yang sedang kau naungi. Seorang pemuda yang terpikat atas keelokan yang kau miliki. Bawa aku pergi menjelajahi samudra rasa yang ada engkau di dalamnya. Mengarungi tiap benua dengan segala cinta yang tak kalah hebat dari gulungan ombak di bumi jagat samesta."
Tumblr media
9 notes · View notes
arsalrmdhann23 · 3 months
Text
Langit senja di atas tanah wakaf.
Tumblr media
Langit senja membawa pesan pada tenangnya sebuah malam.. Dan tenangnya malam membawa keserasian dengan hiasan-hiasan bintangnya..
Termenung menatap turunnya air mata yang membasahi setiap lapis kulit para pejuang pendidikan.. Pada hembusan angin yang berbisik sebuah untaian, bahwa Nahkoda hanya memiliki satu kemungkinan pada dua pilihan; Entah tenggelam pada dasarnya lautan ataukah bertahan dan mencoba melewati derasnya ombak lautan..
Mungkin kita tak begitu baik di awal pertemuan, Namun setidaknya kita bisa berindah-indah di perpisahan. Sebab nilai segala sesuatu itu ada pada akhirnya.
Perpisahan hanya untuk seseorang yang mencintai dengan mata, namun ketika rasa cinta itu bersemayam di dalam dada, ia akan selalu menyapa lewat do'a do'a.
Pertemuan dan perpisahan adalah dua hal yang tidak mungkin bisa dipisahkan, semuanya bisa terjadi. Dan yang bisa mengungkap hanyalah berjalannya waktu atas seizin-Nya
Di manapun berada, ambilah peran, karena karya akan diingat ketika kita mau bergerak. Bukan per pangku pada tangan yang terus membawa angan.
Langit senja di tanah wakaf kota kembang, cikadut, Bandung. 14 Dzulhijjah 1445 H
2 notes · View notes
menjadikuat · 2 years
Text
Jangan Pergi
34. Lagi-lagi pinggiran jalan Braga menjadi saksinya. Aku tidak tahu dan tidak bisa memastikan apakah tahun ini adalah tahun yang lebih baik ataupun mungkin bisa menjadi tahun yang lebih buruk untukku. Baru seperempat waktu berjalan, sudah sangat banyak rasa sakit dan sesak yang setiap harinya terus menghampiri. Sepi dan air mata sudah menjadi teman setia. Namun setidaknya aku juga sangat bersyukur, dengan rasa sakit dan sesak yang tak kunjung pergi ini, aku banyak belajar. Belajar sabar dan dewasa dari tahun-tahun sebelumnya.
Tidak ada lagi keras kepala itu, hanya ada hati yang sabar dan lembut. Untuk diriku yang sekarang, terima kasih kamu sudah memilh bertahan atas segala rasa sakit yang datang. Tahun ini juga aku bertemu dengan dia. Obat lamaku setelah sekian lama kesendirianku. Satu-satunya manusia yang bisa meluluhkan hati si taurus ini. Sejujurnya, sejak kehilangan itu aku tidak pernah tahu bagaimana caranya untuk menyembuhkan rasa sakit dan duka setelahnya. Aku berantakan dan kacau; sebab sebagian hatiku ikut terkubur bersamaan dengan tanah yang sangat dingin itu. Sampai pada akhirnya aku sangat takut dan benci dengan apa-apa yang melibatkan perasaan. Banyak tamu yang berlalu lalang, tapi aku tak pernah membuka pintu itu. Aku merasa rumahku ini tidak layak dikunjungi oleh siapapun, sebab di dalamnya masih berserakan rasa sedih dan sesak. Debu-debu rindu masih selalu bertebaran setiap harinya. Melangitkan doa yang entah didengar ataupun tidak. Lalu ditengah terpaan badai itu, kamu datang (kembali) setelah sekian lama menghilangmu. Katamu, kamu punya sepenggal cinta yang sudah kamu kubur untukku 6 tahun lamanya. Untuk laki-laki yang menjad pemilik hatiku sekarang, aku hanya punya cinta dan itu aku coba berikan untuk kamu. Berubah ataupun tidak kamu hari ini, besok dan seterusnya aku akan tetap selalu di sini. Di sisi kamu, sedihmu, lelahmu, tawamu, dan bahkan cerita lainnya yang sudi kamu bagi denganku, aku selalu di sini. Jangan pergi lagi ya. Duniaku sebelumnya sudah sangat berantakan. Kali ini dengan adanya kamu, aku mulai kembali berani untuk menata dunia itu. Jadi, jangan pergi. Bdg, 7 Maret 2023.
23 notes · View notes
uuoia · 11 months
Text
Dialog antara mata dan hati.
Ketika mata menyelidiki sedangkan hati bangkit dan mencari-cari, di situlah memandang menjadi suatu kenikmatan. Bagi mata, ini merupakan kenikmatan mengalahkannya. Keduanya adalah rekan di dalam hawa nafsu. Ketika berada dalam kondisi terdesak dan dimintai pertanggungjawaban, keduanya akan berhadapan kemudian saling menyalahkan dan mencela.
Hati berkata kepada mata,
Engkaulah yang menjerumuskanku ke dalam jurang kebinasaan serta menjerumuskanku ke dalam kerugian dengan sebab engkau mengumbar pandangan. Engkau telah membawa matamu menjelajah ke taman itu. Sekarang engkau mengharapkan kesembuhan dari sakit, padahal engkau menyelisihi perintah Allah subḥānahu wataʿālā.
"Katakanlah kepada orang-orang laki-laki beriman agar mereka menundukkan pandangan mereka serta menjaga kemaluan mereka. Hal itu lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dengan apa yang mereka kerjakan." (an-Nûr: 30)
Engkau juga menyelisihi sabda Nabi ﷺ, "Memandang perempuan merupakan anak panah beracun dari anak panah-anak panah iblis. Barangsiapa yang meninggalkan sikap mengumbar pandangan karena takut kepada Allah, maka Allah akan memberikan balasan baginya berupa kenikmatan mendapatkan kemanisan iman di dalam hati." (HR. Ahmad)
Sementara sebagian cendekiawan berkata, "Barangsiapa yang mengumbar pandangannya, maka dia akan menjerumuskan dirinya ke dalam mara bahaya. Barangsiapa yang memperbanyak memandang, maka dia akan terus menerus menyesal, waktunya akan hilang darinya serta air mata pasti akan bercucuran darinya."
Salah seorang penyair mengatakan,
Pandangan dari mata ke mata itulah
Yang menyebabkan menjadi jalan kebinasaan ke dalam hati
Mata selalu melawan hatinya
Hingga di antara mereka ada yang berlumuran darah dan kalah
Kemudian mata berkata,
Engkaulah yang pertama dan yang terakhir kali menzalimiku. Aku mengakui dosaku yang terang-terangan maupun yang tersembunyi. Aku hanyalah utusan yang selalu mematuhimu karena engkaulah raja yang harus ditaati, sedangkan kami adalah tentara dan pengikutmu. Jika engkau menyuruhku untuk menutup pintuku serta menutupi dengan hijabku, sungguh aku akan mendengar perintahmu dan menaatinya.
Ketika engkau menggembala di tanah larangan, aku telah memasukinya. Dan ketika engkau mengutusku untuk berburu sungguh aku sudah memancangkan jerat-jerat dan jala-jalanya hingga engkau terjerat. Kemudian aku menjadi tawanan padahal sebelumnya aku menjadi pemimpin. Aku menjadi budak, setelah aku menjadi pemilik. Dengarlah sabda hakim yang paling bijak.
Rasulullah  ﷺ, "Sesungguhnya di dalam hati itu terdapat segumpal darah, apabila dia baik, maka baik pulalah seluruh jasadnya, apabila dia rusak, maka rusaklah semua jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal darah itu adalah hati." (HR. Bukhari dan Muslim)
Sedangkan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, "Hati adalah raja sedangkan semua anggota tubuh yang lain adalah tentaranya. Jika rajanya jelek, maka jeleklah tentaranya. Jika engkau terus mengamati, sungguh engkau akan tahu bahwa kerusakan rakyatmu adalah karena sebab kerusakanmu, dan akan kembali menjadi baik jika engkau baik. Namun, engkau telah membinasakan dirimu dan rakyatmu, kemudian engkau menyalahkan matamu yang lemah ini. Padahal, pokok utama penyebab kerusakan adalah karena engkau (hati) tidak mencintai Allah, tidak mencintai firman-Nya, tidak mencintai zikir, dan tidak menyebut nama serta sifat-sifat-Nya. Engkau mencintai yang lain dan berpaling dari Allah, kemudian engkau ganti dengan cinta selain Allah dan engkau lebih mencintai hal itu daripada Allah."
(Dikutip dari kitab Raudhatul Muhibbin wa Nuzhatul Musytaqin karya Ibnul Qayyim oleh Manshur Abdul Aziz bin al-'Ijyân dalam bukunya 'Mutiara Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah')
6 notes · View notes
Text
Upacara Peringatan Hari Bela Negara Ke 74 Tahun 2022
Upacara Peringatan Hari Bela Negara Ke 74 Tahun 2022
BELANEGARANEWS.ID, KARANGANYAR || Perwira Seksi Personil Kapten Inf Agus Dwiyono mewakili Komandan Kodim 0727/Karanganyar Letkol Inf Andri Army Yudha Ardhitama, S.I.P., menghadiri Upacara Peringatan Hari Bela Negara ke 74 Tahun 2022 di halaman Kantor Bupati Karanganyar, Senin 19 Desember 2022. Sambutan Presiden Republik Indonesia yang dibacakan oleh Inspektur Upacara Drs. H. Juliyatmono…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
abidahsy · 1 year
Text
Perasaan yang Cepat Sekali Berubah
Sebenarnya kami sudah saling tahu apa bahasa cinta masing-masing. Aku menghindari berkata-kata yang berlebihan dengan maksud menjaga agar perasaan -yang belum pada waktunya- tidak tumbuh lebih cepat. Tapi, saat kejadian berlaku sebaliknya, aku lebih merasa tersinggung alih-alih tidak merasakan apa-apa.
Jadi ceritanya, 'pengorbanan' yang selalu kulakukan setiap mengobrol melalui telepon dengan Si Beruntung adalah aku memberikan telingaku untuk mendengarnya bercerita berjam-jam. Tanpa sering menyela atau bertanya sesuka hati, khasku saat berdiskusi dengan orang lain. Entah mengapa aku kesulitan untuk melakukan dua hal tersebut pada orang ini. Dugaanku, karena aku tidak terlalu penasaran dengan hal-hal yang dia ceritakan, biasa-biasa saja.
Bagiku, waktu adalah bahasa cinta. Memberikan waktu pada seseorang artinya aku menghormati dan menghargainya. Tidak melulu karena aku jatuh hati.
Tapi ternyata, perasaan yang tenang bagai air yang dalam itu seketika beriak.
Hari ini, di saat aku minta waktunya 'hanya' untuk membalas pesan, ternyata dia tidak memberikannya sedermawan aku memberikan waktuku. Transaksional memang, tapi begitulah aku memperlakukannya sejauh ini. Alih-alih merasa tenang karena (kupikir dengan begitu) aku bisa menjaga perasaan, aku malah lebih merasa terganggu, tersinggung, dan anehnya, penasaran.
Si Beruntung ini memang berbeda dan tidak mudah ditebak.
Sejak awal, di saat yang lain lebih banyak minder dan mundur teratur karena merasa aku sulit untuk diraih dan berat untuk diimbangi. Orang ini malah bilang bahwa aku masih punya banyak potensi. Kapasitas yang kugunakan selama ini baru 15-20% saja, masih banyak kesempatan untuk dibentuk.
Sebenarnya aku cukup kaget mendengarnya. Jadi, selama 28 tahun aku hidup -banting tulang, jatuh bangun, ambisius- untuk menjadi diriku yang sekarang, ternyata itu belum ada apa-apanya?
Di sisi lain, aku merasa tertantang. Perasaan yang cukup unik seperti layaknya adonan tanah liat yang masih punya banyak peluang untuk melakukan transformasi, menjadi apapun itu.
Parahnya lagi, dia hari ini bilang padaku bahwa aku orangnya lugu.
Makin (kesal) penasaran aku dibuatnya.
"Kalau dek abidah yang saya lihat masih lugu dalam beberapa hal, jadi mungkin harus ada komunikasi intens" begitu katanya saat aku bertanya apa ada kekurangan diri ini yang mungkin akan sulit dia toleransi.
"Lugu dalam artian fleksibilitas komunikasi dan juga pemahaman-pemahaman yang sifatnya belum dikuasai," begitu tambahnya. Bukannya membuat aku paham, jawabannya malah menambah rasa penasaranku.
Tapi, dengan menyebalkannya, saat aku tanya beberapa pertanyaan yang lebih rinci terkait hal tersebut, dia malah menghilang dan bilang kalau sedang menyambi pekerjaan lain. Tidak seperti dia biasanya yang selalu cepat tanggap membalas setiap pesan.
Tidak hanya itu, aku yang tadi siang mencoba mencari tahu tentang dirinya melalui sebuah akun sosial media dengan mengirimkan permintaan pertemanan, ternyata tidak serta-merta dia terima, sampai detik ini.
Aku pikir karena dia tidak aktif menggunakan sosial media itu, jadi aku tidak begitu ambil pusing. Nyatanya, malam hari saat aku menulis tulisan ini, aku malah menemukan namanya dari ratusan viewer story-ku. Dalam arti kata lain, dia 'memata-matai'-ku tapi menolak untuk aku 'mata-matai'.
Sebenarnya apa yang dia pikirkan? Apa sih yang dia mau? Apa alasannya tidak menerima permintaan pertemananku?
Karena tumpukkan rasa penasaran (kesal) itu, hari ini aku bertransformasi menjadi sosok yang berbeda dari sebelumnya. Semoga besok aku sudah kembali lagi seperti sediakala.
8 notes · View notes
makherat · 1 year
Text
Tumblr media
Kita hampir singgah di sini.
Dalam petak-petak tanah ini, ada angan yang telah berpulang, ada mimpi yang telah terenggut, dan asa yang telah terpenggal.
Dalam petak-petak tanah ini, dahulunya hampir menjadi lembaran baru. Hampir ia hidup berkat kasih yang telah kita tautkan dalam janji—cinta kita, bersemi selamanya.
Hari ini, aku sengaja datang kemari untuk merayakan rindu yang gelabah dalam fuad.
Kita hampir singgah di sini.
Taman yang hendak kita tanam kesuma nan indah kini berubah menjadi ladang gersang. Rerumputan liar telah tumbuh dan menguasai taman kita, seluruhnya merunduk-runduk. Kupu-kupu biru yang kita idamkan menemani taman nampaknya tak sudi bertandang kemari, namun capung-capung terlihat bahagia mengepakkan sayapnya kesana kemari menyusuri taman ini.
Lalu, bangunan yang tepat berada di tengah petak-petak tanah ini..
Ia nampak terlihat kukuh berdiri, walaupun di antara bata-bata itu telah ditumbuhi tanaman liar. Serdadu semut terlihat jelas tengah berarak-arakan entah pergi kemana. Dan setiap kamarnya, telah dipenuhi oleh debu dan kelam.
Di antara perkamen-perkamen usang yang telah kita ramu dahulu, inilah yang berhasil membuat hatiku kembali melebur-hancur. Ada sesak yang kembali merayap, menjegal leherku, hingga napasku terasa di ujung tanduk. Ada air mata yang siap bermuara pada bucu mataku. Ada rindu yang memuakkan.. tidak, mencumbu tiap-tiap mindaku, mengoyak pilu fuadku. Namun di akhir hari, yang keluar dari bibirku adalah kekehan kecil disertai sebuah lengkungan sabit.
Mustahil, aku menarik semuanya, bukan?
Mustahil, aku melihat bahagia bersamamu, bukan?
Mustahil, bila janji-janji kita hidup kembali, bukan?
Mustahil.. untuk kita singgah di sini, bukan?
Melihatmu yang kini telah menemui bahagia, menemukan senyummu, dan bertemu damaimu. Melihatmu yang kini hidup dalam dunia tanpa aku di sana. Aku semakin yakin, ini memang keputusan yang paling baik.
Sementara, aku sibuk berlomba-lomba dengan sendu. Aku sibuk menjegal pilu yang meraung-raung. Aku sibuk berperang dengan rindu. Setiap malam, kidung tidurku ialah sebuah sumpah: aku ingin hidup dengan hati baru, mengusaikan perang-perang yang telah berlangsung lama, dan menemukan damaiku sendiri.
Sumpahku laiknya angan-angan kita yang menyatu dengan debu waktu. Tidak akan terwujud maupun terkabul. Maka, kutelan bulat-bulat dan mentah-mentah sumpah dan anganku. Kutelan seluruhnya; seluruh rasa, asa dan frasa rinduku kepadamu. Membiarkan aku hidup sendirian dengannya.
Dahulu, kita hampir singgah di sini, bukan?
Aku harap kelak kamu singgah di rumah penuh kasih dan bahagia, ditemani senyuman manis milik ia—pemilik hatimu.
8 notes · View notes
rahamnita · 2 years
Text
Tentang Kehilangan
"Aku kehilangan nyaris semuanya," ujarku kepada kawan di seberang telepon tepat dua minggu lalu, merangkum segala kejadian dua bulan lalu yang bertubi-tubi terjadi selama bulan Juni. Kalimat paling menyerah yang akhirnya aku ucapkan setelah melewati malam-malam panjang penuh peluh air mata.
"Mimpiku luluh lantak, rata dengan tanah. Semuanya diambil. Aku tak punyai apa-apa lagi."
Sejak malam itu, sejak aku menyerahkan kalimat paling menyerah, pipiku tak pernah kering. Aku terus mencari cara bagaimana menghadapi kehilangan yang utuh.
Lalu, tepat seminggu kemudian, seminggu yang lalu, aku berujar pada diri,
Tumblr media
Tadi malam, cicilan air mataku lunas dibayar tunai dengan sudut pandang baru tentang kehilangan:
Aku telah kehilangan nyaris semuanya. Hanya diri yang tidak hilang. Diri yang telah lama kupegang teguh dan jadi tumpuan. Sedang yang lain diambil.
Jika diri adalah rumah, maka anggap saja segala mimpi, kawan, pekerjaan, dan cinta adalah perabotan pengisi. Ketika rumahmu dijarah, diambil segala apa yang kau punya, lalu tinggallah kau seorang yang kosong melompong.
Maka tangisilah. Menangislah tiap malam. Tangisilah dengan cukup segala yang telah pergi, hilang, dan diambil. Tak ada yang pernah siap dengan kehilangan meski pagar-pagar telah berdiri kokoh dan tinggi dan segala keamanan telah direncanakan sempurna.
Kita semua amatir menghadapi kehilangan.
Namun tak perlu ada dendam. Dendam itu laksana debu yang mudah berkerak. Jika dendam tumbuh dengan ganas dan liar, ia akan memenuhi rumahmu dengan kerak kotor. Ia juga akan menjauhkanmu dari tamu-tamu baik yang akan bertandang.
Setelah tangismu cukup, berbalik badan lah. Kau memang kehilangan semuanya. Namun lihat, ada ruang kosong yang sangat besar yang dapat kau isi dengan kesempatan-kesempatan baru yang semula tak pernah terpikir sebelumnya.
Inilah mengapa tak perlu ada dendam. Sebab jika dendam itu tumbuh dengan ganas, ruangan ini akan penuh sesak lagi. Namun jika bibit dendam itu telah tertanam di sana, cabutlah dan bersihkan.
Ingat, kau punya ruangan kosong. Kau bisa isi dengan kesempatan, mimpi, kawan, cita-cita, dan cinta baru sebagai perabotan baru yang akan menghiasi hidup barumu.
Tumblr media
42 notes · View notes
mtvied · 11 months
Text
Perihal Gerimis dan Rindu yang Mengiris.
Tumblr media
Tersihir aku oleh mantra-mantra sederhana yang dibawa oleh rintik gerimis nan syahdu. Kala netra tak luput ’tuk memandang tiap tetesannya dari balik jendela hunian yang kutinggali, aku yakin pasti ada kamu yang senantiasa menunggu ’tuk bertemu kembali. Kubilang apa, semua hal pasti akan terjadi. Begitupun kamu dan aku yang senantiasa menanti, bak tandusnya tanah yang kerontang kala menunggu sang hujan datang.
Tumpahkan saja seluruh tangis pilu dan haru biru, biar gemericik air yang tutupi semua itu. Siapa yang dapat mengadu jika sang mahadahsyat sedang tertawa menggelegar tanpa ragu? Teriakkan saja semua rindu dan keinginan ’tuk bertemu. Siapa tahu angin yang menderu dapat membawa jawaban baik untukku?
Perihal gerimis dan tentang semua rindu yang mengiris, aku rasa rindu sedang berdansa dengan romansa di dalam pikiran kita berdua, bicara semua bait-bait cinta dengan sentuhan yang sederhana.
2 notes · View notes