Tumgik
#hasanalbanna
hafizhmatin · 7 years
Text
Belaian Hati Al Banna
Aku mencintai Hasan Al-Banna bukan karena dia imam atau pemimpin pergerakan Ikhwan Al-Muslimin. Tapi karena dia membelai hatiku yang belia. Beliau hadir dalam hausku yang besar. Bagiku Hasan Al Banna tidak bicara dengan nafsunya. Hatinya bersih.
Al Banna ada dalam daftar manusia yang memberi warna pada hidupku. Setelah manusia istimewa para anbiya pilihan Allah SWT; para Ulul Azmi, Musa AS, Isa AS (Yesus menurut saudara nasrani-ku), Muhammad SAW, dan para pemimpin dunia modern, Sukarno, Hatta, Natsir..
Suatu hari 20-an tahun lalu, aku membaca memoarnya di atas kereta dalam perjalanan kuliah Jakarta - Depok... tapi aku terlewat dan terlena sampai perhentian yang jauh... aku membaca kalimatnya sendiri yang mengayun dan membuaiku hingga melupakan waktu..
Ada banyak yang kubaca tapi ada sedikit saja yang aku hafal di luar kepala... nasehatnya membekas.. itu karena hidupnya bergolak... Al Banna menurutku pemuda lurus yang hidupnya tumpah untuk perjuangan... mencari kebenaran dan menegakkannya... sampai ajal menjemputnya..
Ia menulis, “waktu adalah bagian dari obat, kewajiban jauh lebih banyak dari waktu yang ada, bantulah saudaramu dalam mengelola waktu”... ia bukan ahli manajemen tapi ini adalah nasehat ahli manajemen yang paling aku dengar sampai sekarang...
#AlBanna bukan milik orang Mesir, orang Mesir mungkin tidak lebih paham dia.. seperti kita melihat kenapa Indonesia lebih damai dari timur tengah... tapi aku menulis kesanku ini agar kau tahu bahwa hidupku memiliki banyak warna... aku banyak guru.. aku belajar dari banyak orang..
Tapi #Albanna membuka pintu yang tidak dibuka orang lain...beliau mengajarkan kepadaku cara berbisik kepada diri sendiri...setiap hari dan setiap saat.. ini kekuatan yang aku temukan padanya...amalan hatinya yang luar biasa dan pendiriannya yang kuat kuasa..
Dalam memoarnya, ia pernah menulis lebih kurang, dan ini ditulis dalam perjalanan dari Kairo - Alexandria, “aku melihat sesuatu yang besar akan terjadi setelah ini”, itu potongan singkatnya. Dan terjadilah banyak kejadian. Kita hanya tahu kemudian..
Maksudku, Al Banna seperti mengerti apa yang akan terjadi pada dirinya dan hanya menjadi pengetahuan bagi dirinya. Itu yang aku lihat menjadi sumber kekuatannya. Ia berjalan dan seperti mengukur jarak dalam hidup apa yang bisa diselesaikan dan apa yang tidak.
Maka hidupnya yang luas; sejak menjadi guru dan mengajar serta menemani obrolan di warung kelas bawah sampai menjadi politisi dan elit negara dilakoni dengan padat dan cepat. Al Banna bergerak di semua ruang termasuk Medan perang dan diplomasi internasional.
Setelah 17 Agustus 1945 dwitunggal Bung Karno dan Bung Hatta memimpin proklamasi kemerdekaan maka Al Banna mendengar dan menyambut kemerdekaan itu dengan gembira. Ia menggalan dukungan negara Mesir untuk Indonesia.
Sempat-sempatnya menggalang demonstrasi di terusan Suez, sehingga setiap kapal Belanda yang lewat para pendukung Ikhwan dan Al Banna Meneriaki kapal itu untuk memberikan dukungan kepada Indonesia yang telah memproklamasikan kemerdekaaanya.
Berkenaan dengan Indonesia, sebagaimana yang ditulis oleh M. Zein Hasan dalam bukunya Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, terbitan Bulan Bintang, (1980), Al Banna dan Ikhwan termasuk yang sangat antusias dan memberi dukungan kuat bagi kemerdekaan Indonesia.
Ikhwan sejak awal telah ikut terlibat dalam pembentukan ‘Panitia Pembela Indonesia, 16 Oktober 1945. Panitia yang dipimpin oleh Jenderal Saleh Harb Pasya dan melibatkan banyak tokoh Mesir dan Arab itu menyusun resolusi dan usaha untuk mendukung kemerdekaan RI (63-64).
Pada bulan April 1947, delegasi pemerintah RI yang dipimpin oleh H. Agus Salim tiba di Mesir untuk meresmikan hubungan antar dua negara. Rombongan bertemu dengan Raja Faruk, Sekjen Liga Arab, dan beberapa tokoh lainnya. H. Agus Salim menyampaikan rasa terima kasih pemerintah RI.
Pada kesempatan itu, H. Agus Salim juga menyempatkan diri bertemu dengan Hasan al-Banna. Hal yang sama juga dilakukan oleh Sutan Syahrir saat datang ke Kairo beberapa waktu kemudian. (Sebagian gambar) https://t.co/ynxdcZwVXi
Ketika Belanda melakukan Agresi Militer yang pertama pada bulan Juli 1947, masyarakat Mesir berdemonstrasi menentang tindakan Belanda tersebut. Termasuk ‘buruh-buruh militant, terutama dari IM, membawa bendera merah-putih, (Hasan, 1980: 220, 234, 275-8).
Demikianlah sebuah sejarah, semoga menginspirasi kita semua.
Twitter @Fahrihamzah 6/12/2017
Sedikit suntingan oleh hafizhmatin di bagian judul.
2 notes · View notes
althclothbdg-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
"Tidak seperti halnya Jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh, Al-Banna bukanlah seorang aktivis/teoritisi politik maupun pemikir agama. Alih-alih, dia seorang aktivis komunitas yang terlibat secara langsung dengan masyarakat untuk menciptakan perubahan--baik individual maupun kolektif--melalui dakwah, nasihat, dan pelatihan. Karena pemahaman dan pendekatannya terhadap Islam sangat luas dan komprehensif, organisasi yang dia dirikan pun bersifat inklusif dan pragmatis." --Muhammad Mojlum Khan . . . #hasanalbanna#islamichistory#serialmuslimberpengaruh#islamcinta#tokohislam#islamdamai#cendekiawanmuslim#althclothbdgquotes#althclothbdg#kaostokohalthclothbdg#kaosbukualthclothbdg#kaostokohdanbuku#althalogue#buku#bibliophile#bookworm#booklovers#bookaddict#pecintabuku#kaosfilsafat#kaostasawuf#kaossains#kaossastra#kaosmusik#kaosseni#kaosbudaya#kaosquotes#kaoskomunitas#kaostokoh#kaosbuku
0 notes
abuwildanasrul · 7 years
Photo
Tumblr media
#GAMBAR_FAWAID# Diantara Tujuan Ikhwanul Muslimin #im #hasanalbanna #haroki
0 notes
fifinng · 7 years
Link
Ini tentang rumah dakwah sang pendiri Ikhwanul Muslimin. Syekh Hasan Al-Banna. Menelusuri kepribadiannya sebagai seorang ayah dan juga suami, kita akan melihat betapa istimewanya keluarga dakwah ini.
0 notes
bababookstore · 7 years
Photo
Tumblr media
Rumah Cinta Hasan Al-Banna >> Rp. 57.000 ... RUMAH CINTA HASAN AL-BANNA mengupas peranan sekaligus kebersamaan seorang dai dan tokoh Islam bersama keluarganya di rumah. Dialah Imam Hasan Al-Banna. Di buku ini pembaca akan disuguhkan kisah inspiratif bagaimana Hasan Al-Banna dididik oleh kedua orang tua dan lingkungan yang lekat dengan syariat Islam. Bagaimana ia membangun rumah tangga bersama istri serta mendidik anak dengan cinta dan pemahaman Islam yang baik. Muhammad Lili Nur Aulia menuliskannya dengan apik dan begitu mengalir. Dikemas pula dengan desain sampul dan desain isi yang begitu menarik. RUMAH CINTA HASAN AL-BANNA bisa menjadi bacaan praktis dan ringan. Pembaca akan mudah meneladani sosok Imam Hasan Al-Banna yang berkarakter dan dekat dengan syariat secara khusus dalam perannya sebagai ayah dalam keluarga. …… WA / LINE : 085640654073 . #hasanalbanna #rumahcinta
0 notes
itsmrridho · 7 years
Photo
Tumblr media
Memperbanyak amal shalih dzikir di bulan Dzulhijjah. Salah satunya dzikir. Bisa membaca kumpulan dzikir pagi sore al-ma'tsurat. Ohya, setiap belanja buku di @tokobukuhamdalah , selama persediaan ada biasanya dapat bonus kumpulan dzikir ini. #dzikir #almatsurat #hasanalbanna #dzulhijjah #amalshalih (di Toko Buku Hamdalah)
0 notes
truthaholics · 6 years
Text
#Egypt #Liberation: 70 years since the assassination of #HasanAlBanna!
#Egypt #Liberation: 70 years since the assassination of #HasanAlBanna!
Tumblr media
70 years since the assassination of Hasan al-Banna | Ibn Khaldun | ISLAM21C | 12 Oct 2019
Today marks 70 years since one of the most influential Islamic figures of the 20th century, Hasan al-Banna (rahimahu Allāh), was assassinated by Egyptian secret police. [1]
Hasan al-Banna was born in October 1906, in the Egyptian town of Mahmudiyah. He was a school teacher, Imām and well-known for…
View On WordPress
0 notes
biblitursi · 9 years
Quote
Ketahuilah, bahwa kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang terluang
Hasan Al Banna
2 notes · View notes
muamarsalim · 9 years
Photo
Tumblr media
Salimul aqidah, shahihul ibadah, matinul khuluq, mutsaqaful fikri, nafi'un lighairihi, qawiyyul jismi, haritsun alal waqtihi, qadirun alal kasbi, munazhzhamun fi syu'unihi, mujahadatun linafsihi
12 notes · View notes
ikurniawan-blog · 10 years
Photo
Tumblr media
Cara mengenali kawan #quotes #PelajarIslam #HasanAlBanna #Islam
0 notes
itsmrridho · 7 years
Photo
Tumblr media
Memperbanyak amal shalih dzikir di bulan Dzulhijjah. Salah satunya dzikir. Bisa membaca kumpulan dzikir pagi sore al-ma'tsurat. Ohya, setiap belanja buku di Toko Buku Hamdalah, selama persediaan ada biasanya dapat bonus kumpulan dzikir ini. #dzikir #almatsurat #hasanalbanna #dzulhijjah #amalshalih
0 notes
rofiahdarajat · 11 years
Text
Imam Syahid Hasan Al-Banna (Resume)
Imam Syahid Hasan bin Ahmad bin Abdurahman Al-Banna lahir pada tahun 1906 di kota Mahmudiyah, sebuah kawasan dekat iskandariyah. Hasan Al-Banna setelah menyelesaikan studi nya di darul ulum merupakan seorang guru, namun profesi sebenarnya ialah sebagai penyeru umat agar mengamalkan Al-Qur’an dan berpegang teguh pada Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Hasan Al-Banna berpindah-pindah tempat sebelum dalam jangka waktu yang lama tinggal di Ismailiyah, kota dimana kantor Ikhwanul Muslimin pertama kali di dirikan bersama beberapa pengikutnya. Dalam dakwahnya, beliau menyebarluaskan melalui serangkaian ceramah dan penerbitan. Tuntutan dakwah selanjutnya mengharuskan beliau untuk menyampaikan dakwahnya dengan mendatangi semua kota dan desa. Karena kerja kerasnya, dengan waktu singkat gerakan dakwah beliau telah memiliki cabang di hampir seluruh penjuru mesir. Dakwah beliau tidak di khususkan untuk kaum pria saja, namun juga pada kaum wanita juga.
Hingga beberapa waktu kemudian, dakwah beliau di pindahkan ke kota Kairo, sebuah letak yang sangat strategis untuk membentangkan sayap dakwahnya kepada para penduduk. Dalam tempo yang relatif singkat, anggota Ikhwanul Muslimin telah mencapai angka satu juta orang. Di kota Kairo ini pula, beliau mendirikan harian Ikhwanul Muslimin sebagai “mimbar” dari tulisan-tulisan beliau.
Dengan perkembangan yang semakin pesat, membuat para penguasa kala itu yang nota bene boneka-boneka Inggris merasa terancam posisinya. Mereka berusaha menjauhkan Imam Syahid Hasan Al-Banna dari kancah politik. Namun, upaya-upaya yang mereka lakukan tidak menyurutkan sedikit-pun tekad dan langkau beliau.
Cerita belum selesai, pada tahun 1949 kaum imperialis beserta  boneka-bonekanya menyusun sebuah konspirasi besar untuk membunuh Hasan Al-Banna. Kala itu, ketika Hasan Al-Banna tengah berada di depan kantor pusat organisasi “Asy-Syubbanul Muslimun” tiba-tiba datang sekelompok orang tak dikenal memuntahkan peluru-peluru mereka dan setelah itu mereka langsung lari menghilang. Hasan Al-Banna dengan sisa-sisa tenaganya membopong tubuhnya ke rumah sakit, namun tak seorang dokter pun yang bersedia menolong beliau. Mereka membiarkan Imam Syahid Hasan Al-Banna tersungkur di tengah lumuran darah di lantai rumah sakit hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya
tepat 2 jam setelah proses penembakan berlangsung. Beliau gugur sebagai syahid di jalan Allah. Tak setetes-pun air mata yang keluar di rumah sakit, para pengikut beliau pun dilarang untuk sekedar menjenguk beliau.
Ada banyak sekali karya-karya cemerlang yang beliau wariskan, dua di antaranya : Catatan Harian Dakwah dan Sang Da’i dan Kumpulan Surat-surat.
(Resume dari buku Risalah Pergerakan Hasan Al-Banna terbitan Intermedia)
8 notes · View notes
niketriendah · 11 years
Quote
Saudaraku, Janganlah engkau putus asa, kerana putus asa bukanlah akhlak seorang muslim. Ketahuilah bahwa ke-nyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan impian hari ini adalah kenyataan di hari esok. Waktu masih panjang dan hasrat akan terwujudnya kedamaian masih tertanam dalam jiwa masyarakat kita, meski fenomena-fenomena kerusakan dan kemaksiatan menghantui mereka. Yang lemah tidak akan lemah sepanjang hidup-nya dan yang kuat tidak akan selamanya kuat.
wasiat Hasan Al-Banna
0 notes
tbrizky · 11 years
Quote
Sesungguhnya medan berbicara itu tidak semudah medan berkhayal.. Medan berbuat tidak semudah medan berbicara… Terkadang sebagian besar orang mudah berangan-angan, namun tidak semua angan-angan yang ada dalam benak mampu diucapkan dengan lisan. Betapa banyak orang yang dapat berbicara, namun sedikit sekali yang sanggup bekerja dengan sungguh-sungguh. Dan dari yang sedikit itu banyak yang sanggup berbuat namun jarang yang mampu menghadapi rintangan-rintangan yang berat…(Imam Hasan Al-Banna)
28 notes · View notes