Tumgik
#kalimat indah
sabaryangindah · 10 months
Text
Kulihat status teman- teman dan kerabatku,
Ada yang bangga pada anaknya
Ada yang memuja suaminya
Sebagian lagi mengagumi dirinya sendiri
Sebagian memperlihatkan mobil atau rumah beserta isi
Yang lainnya, sedang jalan-jalan keluar negri
Tak sedikit juga yang memposting nasihat
Atau sekedar kalimat yang menggugah nurani
Ada pula yang menawarkan dagangan yang memberi manfaat
Lain waktu, mereka pun memaki dan mencaci
Sesekali mereka berkeluh kesah
Kali lain, menguntai doa-doa nan indah
Tak jarang jua yang mengunggah semua kegiatannya
Termasuk ibadah yang harusnya, hanya antara dia dengan Rabb-nya
Ya Rabb, betapa lemahnya hati kami
Senantiasa ingin dilihat, dipuji dan dikagumi
Terkadang dipoles dengan alasan itu dan ini
Dan hari ini, semua itu difasilitasi
Kami hanya tinggal menggerakkan jari
Ya Rabb,
Lindungi hati ini,
Luruskan niat kami,
Cukupkan, hanya Engkau yang menjadi saksi
30 November 2019
77 notes · View notes
by-u · 6 months
Text
Sepertinya sudah lama aku tidak menuliskan tentangmu, menjabarkan rindu-rindu yang tersusun malu-malu di beranda lelapku.
Sepertinya sekian bulan aku tak mempuisikanmu, meromantisi diksi-diksi dengan kalimat indah perihalmu.
Sepertinya juga masih tentangmu yang masih menjadi tokoh favorit di dalam setiap tulisanku.
40 notes · View notes
delimacanda · 3 months
Text
Kepada yang kelak datang lalu menetap #2
Sebelum benar-benar yakın untuk memulai hidup bersamaku nanti, mari bersepakat untuk memahami beberapa hal sederhana namun krusial, bahwa : setiap kita memiliki kelebihan maupun kekurangan, masa lalu yang tidak selamanya indah, luka yang mungkin belum sembuh sempurna, dan mungkin beberapa episode hidup tak seindah dalam bayangan satu sama lain.
Ketika kamu memutuskan untuk memilihku nanti, jangan terlalu tinggi menaruh ekspektasi. Karena kamu sedang memilih manusia sebagai teman hidupmu, bukan malaikat :)
Bukan, bukan hanya untukmu semua disclaimer di atas. Tentu untukku juga. Aku hanya ingin kita sama-sama sepakat tentang beberapa hal diatas atau mungkin kamu memiliki usulan lain, apa yang harus disepakati bersama ? Boleh kok. Nanti kita sepakati dan kita bahas sama-sama yah. Agar beberapa hal di atas selesai di awal. Agar kita saling paham dan bisa saling menyikapi ketika ada kerikil-kerikil sandungan terkait hal tersebut.
Kamu juga pasti sudah banyak mendengar cerita tentang kehidupan rumah tangga yang tak selamanya indah bukan? Katanya, terkadang masalah-masalah yang muncul adalah masalah sepele yang tidak selesai. Yang mana muara dari semua itu adalah buruknya pola komunikasi. Aku jadi sering berdoa, agar tidak banyak miss komunikasi ketika berumah tangga nanti. Karena, kata seorang konselor keluarga yang pernah ku temui,
"Komunikasi adalah penghubung hati. Jadi, ketika komunikasi antara pemberi pesan dan penerima pesan itu tersambung, maka hatinya pun akan tersambung. Pun begitu sebaliknya"
Kamu juga pasti sudah familiar dengan kalimat,
"segala yang hari hati, akan sampai ke hati" bukan?
Aku juga pernah membaca, Syaikh ‘Abdul Muhsin Al-Abbad hafizhahullah berkata,
فكون الإنسان يُحدَّث بشيء لا يعقله ولا يطيقه فهمه قد يترتب عليه مضرة
“Ketika seseorang berbicara kepada orang lain tentang hal yang tidak digapai oleh akalnya, dan tidak mampu ia cerna, terkadang akan menimbulkan bahaya baginya” (Syarah Sunan Abi Daud, 3: 12).
(Sumber: https://muslim.or.id/61504-berbicara-dengan-orang-lain-sesuai-dengan-tingkat-pemahamannya.html)
Aku izin menyimpulkan yah, sepertinya komunikasi yang baik, komunikasi yang menyertakan hati adalah salah satu kunci keharmonisan di dalam rumah. Semoga dengan demikian bisa menjadi awal terciptanya baiti jannati. :)
Bagaimana menurutmu? Nanti kita diskusi yah :)
- Rumah | Senin, 1 Juli 2024
17 notes · View notes
lacikata · 1 year
Text
Takwa.
Seorang teman pernah menanyakan, “Kamu mau ndak dipoligami?”
Lalu beberapa hari kemudian ketika sedang acak memindah channel TV, biidznillah ada tayangan bincang-bincang yang narasumbernya adalah seorang publik figur yang juga sedang membahas topik tersebut. Beliau mengizinkan suaminya untuk poligami.
Ada hal yang menarik dari penyampaian beliau, “Gw sayang sama suami gw, gw selalu berdoa supaya Allah jaga dan juga jaga keluarga gw supaya sakinah, dsb tapi suami gw bukan milik gw. Dia punya pencipta-Nya. Jadi ya terserah pencipta-Nya.”
Sebagaimana yang dikatakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Jangan pernah berharap bertemu dengan musuh, mintalah keselamatan namun apabila Allah Subhanahu Wata’ala takdirkan, tidak ada yang bisa mengelak maka bersabarlah.”
Ibarat mau keluar rumah, baca doa keluar rumah, baca doa naik kendaraan, pakai perlengkapan safety riding, namun jika Allah Subhanahu Wata’ala takdirkan hal-hal yang di luar perkiraan seperti terjatuh, dsb terjadi maka akan terjadi.
Sebuah pengingat dari Ust. Nuzul Dzikri حَفِظَهُ اللهُ yang disampaikan dalam sebuah sesi tanya jawab di kajian beliau.
“Perbaiki hubungan dengan Allah Subhanahu Wata’ala sebab hati manusia berada di tangan Allah Subhanahu Wata’ala. Betapa banyak tips-tips teknis untuk menyolidkan rumah tangga membuat rasa cinta di antara suami istri itu gagal. Ada yang menyarankan liburan, menambah quality time, makan malam bersama namun tidak pernah berhasil. Untuk masalah sayang, cinta itu sesungguhnya hati-hati manusia berada di antara jari-jemari Allah Subhanahu Wata’ala. Cinta itu Allah Subhanahu Wata’ala yang berikan. Jadi mendekatlah kepada yang memberikan rasa cinta itu. Dan ini sebuah pelajaran bahwa pasangan yang bisa tersenyum, tertawa di hari pernikahannya seakan-akan pangeran atau putri sehari. Itu apabila Allah Subhanahu Wata’ala mau ubah kondisinya mudah, akhirnya diam-diaman, pisah rumah padahal beberapa waktu yang lalu mungkin si lelakinya yang ngejar-ngejar si wanitanya: di WA, ditelpon, diberi perhatian beberapa tahun kemudian datar saja. Padahal sosoknya masih sama bahkan sekarang sudah halal dan juga disyariatkan. Namun itulah, rasa cinta, rasa sayang memang pemberian dari Allah Subhanahu Wata’ala. Betul bisa diupayakan tetapi akan ada satu titik itu adalah pemberian dari Allah Subhanahu Wata’ala. Sebagaimana kisah Mughits dan Barirah sebelumnya. Jadi perlunya menjaga rasa sayang, rasa cinta dalam rumah tangga dengan bertakwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Itu saja dulu, jangan berpikir sebatas menghabiskan liburan bersama, pergi ke tempat-tempat indah, romantis itu bisa memberikan solusi pasti. Tidak. Perbaiki hubungan dengan Allah Subhanahu Wata’ala, seperti kisah Barirah, ada yang berusaha jungkir balik namun tidak ada rasa cinta itu. Dalam hal seperti ini, seringkali itu kalimat akhirnya bahwa kita adalah hamba dan Allah Subhanahu Wata’ala adalah Rabb-nya, hamba itu nurut dan menyerah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Dia tidak akan menzalimi. Allah Subhanahu Wata’ala akan berikan yang terbaik. Namun, tersebab kebodohan seorang hamba, seringkali tidak menyadari dan berpikir hal-hal lain yang sebenarnya bukan yang terbaik.”
Sebagaimana ucapan Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, “Hatiku tenang sebab mengetahui bahwa apa yang melewatkanku tidak akan pernah menjadi takdirku dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkanku.”
113 notes · View notes
gizantara · 7 months
Text
Compassionate Servant
Habis sholat melamun di depan aquarium, langsung mikirin berbagai aktivitas yang mau dilakuin. Tiba-tiba "tasks in my head" ke-close lagi dengan satu kalimat:
"Allah punya hak surat-Nya dibaca oleh kita. Gak usah buru-buru menunaikan tanggung jawab ke makhluk lain dulu, kalau belum jadi penerima surat yang bertanggung jawab."
Di tengah dunia yang serba cepat, baca Qur'an ngasih dampak untuk menormalkan kembali kecepatan default dalam hidupku dan menahan diriku dari ketergesaan. Istilah Sundanya mah, "rek kamana atuh, sakirana rurusuhan mah mangkat we ti kamari" hahaha.
Tapi sebenarnya mah emang dodol juga, numpuk banyak tasks buat dikerjain tapi eksekusinya cuma satset saat mendekati deadline (sanes ti kamari).
Ya udah lah, itu mah hal lain. Tapi mau review perkara baca Qur'an dulu deh, yang kayanya selama kuliah tuh aku ngerasa rurusuhan mulu, pasti karena baca Qur'annya masih nggak konsisten. Minggu kemarin pisan, ditanya sama temen:
"Za, testimoni tentang baca Qur'an dong!"
"Pokoknya jangan lepas interaksi seharipun. Even cuma dengerin murroral. Tapi jangan merasa cukup. Coba baca dikit aja asal konsisten. Aku juga lagi terus biasain ngaji biarpun cuma satu ain sehari."
"Kenapa ain? Nggak halaman?"
"Kaya ngajinya nenek-nenek ya? Hahaha. Tapi sebagai orang yang gak suka teratur, ngaji pakai sistem ain tuh seru. Kadang sekali ngaji bisa cuma setengah halaman, kadang bisa sehalaman lebih, hampir dua halaman. Terus jadi ga kepikiran ngitung-ngitung halaman untuk nyari tau kapan ganti juz."
"Terus rasanya gimana?"
"Hmm.. mungkin kaya, pulang. Dari semua hiruk pikuk dunia, ketika hati dan pikiran udah kesana kemari ngurusin banyak hal, rasanya kaya balik ke home base buat nutup semua tasks dan recharge dulu. Stabil dan menenangkan. Aku mulai percaya Qur'an itu obat. Tadinya kukira cuma istilah klise doang."
Sampai di sana, aku juga merasa sayang banget euy udah bertahun-tahun kenal Allah tapi keliatan gak banyak effort untuk memahami Allah dan nyari tau lebih dalam tentang maunya Allah gimana. Gak ada empatinya pisan sebagai hamba (kenapa empati, pokoknya nanti mau bahas tentang empati di tulisan lain kalo mood). Celakanya lagi, oke nih seringkali tau mau-Nya apa tapi ngga melakukannya. Nggak compassionate gitu.
Padahal compassionate-nya seorang hamba, bisa jadi standar untuk menilai seberapa cinta dia ke Allah. Sama kaya apa yang Allah jelasin juga:
"Katakanlah (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
QS Ali Imran (3) : 31
So, be compassionate! Kata Pak Anies juga, cinta itu kata kerja, bukan kata benda. But before becoming compassionate person, we must improve our understanding skills.
How do we understand God? Baca suratnya. Gini deh simpelnya. Aku sebagai penulis, akan merasakan effort seseorang memahamiku kalau orang tersebut mau baca tulisanku. Mungkin awalnya orang itu gak paham. Tapi dengan usaha dia atas ketidakpahamannya saja, aku bisa tersentuh loh.
Nah, mungkin berlaku juga ke Allah sebagai penulis Al-Qur'an. Allah senang sama hamba yang baca pesannya. Udah gitu, gak cuma baca, tapi di-review. Allah akan sangat menghargai usaha kita, sesedikit apapun, sesusah apapun kita belajar Al-Qur'an. Oh iya, btw, perlu diingat kalo Al-Qur'an susah masuk kalo kondisi hati lagi ada yang dicintai selain Allah. Berdasarkan pengalaman pribadi sih sebenarnya mah, hahaha.
Jadi, untuk menyambut Ramadhan kali ini, aku mau kasih ruang untuk Al-Qur'an masuk ke hatiku dengan leluasa. Mengizinkannya membersihkan setiap sudut yang bernoda, memulihkan setiap fitur yang terluka, menutup celah bocor yang terbuka, dan menghilangkan karat yang ada sebab air mata dari menangisi manusia.
Di dalam hati, aku juga udah taruh memori-memori nostalgia aku sama Al-Qur'an yang indah dan seru. Contohnya kaya, momen excited waktu dengerin kajian guru di sekolah, momen ramadhan tahun-tahun sebelumnya, maupun momen murojaah. Pokoknya semacam mempersonifikasi Al-Qur'an supaya kerasa interaksinya.
Btw, ini sebuah temuan baru juga (full-nya nanti deh pas bahas empati). Di bahasan tentang empati, compassionate itu nunjukin kebijaksanaan seseorang karena ngebahas tentang how human act, apakah dia ngikutin pengetahuan dia tentang itu, atau sengaja nggak ngikutin (mengingkari) pengetahuannya. Dan dari sana aku sadar, banyak orang berbuat hal yang nggak ngenakin hati itu bukan karena kurangnya empati, tapi kurangnya compassion. Menolak peka.
Makanya Allah pakai istilah "fasik" di dalam Al-Qur'an buat ngedeskripsiin tindakan uncompassionate.
"Dan sungguh, Kami telah menurunkan ayat-ayat yang jelas kepadamu (Muhammad) dan tidaklah ada yang mengingkarinya selain orang-orang fasik." (Al-Baqarah : 99)
Idenya, orang fasik itu bukan orang bodoh yang gak tau apa-apa. Banyak ayat tentang orang fasik yang melanggar perjanjian dengan Allah. Artinya apa? Mereka udah dikasih petunjuk, mereka berangkat dari orang yang berpengetahuan mengenai benar dan salah, mereka memahami dan telah melakukan perjanjian tertentu.
Mereka berempati secara kognitif untuk mengetahui "how" dan "why" Allah berbuat sesuatu. Tapi, mereka nggak compassionate. Sebel kan? (Ya maksudnya mah sebel ke diri sendiri juga kadang, yang secara sadar ga sadar menanam bibit kefasikan)
Tapi serius deh, kita sering kan sebel ke manusia yang "ngahajakeun"? Udah tau kita pengen A, eh malah ngelakuin B. Udah tau kita gak suka C, eh malah dikasih C. Mau dibilang bodoh, kayanya mereka tau kok. Tapi berarti lebih dari bodoh dong? Apa dong? Nggak becus? Atau apa ya? Gak ada umpatan yang tepat untuk orang fasik sih kayanya. (Eh eh kenapa jadi ngumpat ya? Wkwk) Oh ada, mungkin ini, kata Bung Rocky Gerung mah, "dungu" wkwkwk.
Soalnya, kita sebagai manusia, akan lebih mudah mewajarkan dan memaafkan kesalahan yang diperbuat karena ketidaktahuan kan, daripada kesalahan yang disengaja karena pengingkaran. Makanya di Qur'an, orang fasik tuh levelnya lebih parah daripada orang bodoh. Dan kalau mereka meneruskan kefasikannya akan berganti level jadi orang dzalim.
Bahkan ya, kaum-kaum rebel yang bikin Nabi Musa banyak ngebatin ke Allah tuh bukan orang bodoh, melainkan kumpulan orang-orang fasik. Aku kalo jadi Nabi Musa mah mungkin udah greget banget, bakal aku teriakin tuh di depan muka mereka, "dasar dungu!" gitu, hahaha, enggak lah bercanda. Aku gak punya nyali besar untuk itu.
Dan emang, kata Allah juga kebanyakan manusia adalah orang-orang fasik. Ya emang sih, keliatan kok. Manusia sekarang mah nggak bodoh, justru pinter, tapi sayang, uncompassionate.
Bagian paling ngena tentang pembahasan fasik, adalah di surat Al-Hadid ayat 16:
Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka) dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima Kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik.
Kebayang gak, ditanya "belum tibakah waktunya?" di posisi sebenarnya kita justru sudah melewatkan waktunya (terlambat) tapi masih dikasih kesempatan. Kerasa banget dungunya. Semacam ditanya, "mau sampai kapan menyesatkan diri terus?"
Relate-nya lagi, surat Al-Hadid itu turun di masa-masa kaum muslimin sudah melewati perang Badar, Uhud, Khandaq, dan sebelum fase Fathu Makkah. Asbabun nuzulnya adalah karena posisi kaum muslimin saat itu persis banget kaya sekarang, lagi loyo-loyonya cuy! Males berdakwah dan ngerasa gak akan ada perang dalam waktu dekat. Sebagian besar surat Al-Hadid sebenarnya ngejelasin "bagaimana bisa seorang muslim menjadi munafik?"
Ringkasnya:
Muslim → malas → tidak disiplin → fasik → zalim → munafik.
Nah aku kan jadi penasaran mau nyari tau apa penyebab-penyebab orang jadi uncompassionate? Nanti deh coba dicari. Kemungkinan relevan dengan alur di atas. Makanya setelah tau ini, harusnya sih aku makin hati-hati. Katakan "hayu" pada keinginan Allah. Dan katakan "sorry ye!" pada murka Allah.
Seru! Jadi punya kesadaran baru dan program baru untuk terus menerus memperbarui pemahaman aku terhadap Allah serta menindaklanjutinya sebagai bentuk compassionate sebagai hamba. Feel deeply (hayati kasih sayang-Nya), think accurately (jangan salah paham ke Allah), dan act wisely (lakuin yang seharusnya).
Hi, Allah. I'm ready to welcome Your great guest; Ramadhan 🫡
— Giza, lagi suka-sukanya belajar konsep empati
(anw, tulisan ini temuan spontan yang diperoleh tiba-tiba bahkan saat lagi ngetik, gokil ternyata nemu persamaan fasik = uncompassionate, hahaha maaf katrok sama ilmu baru jadi langsung nyerocos dan connecting dot by dot langsung di sini tanpa ngotret mentahan dulu di notes. Akan disunting kalau ada yang keliru)
37 notes · View notes
faramuthiaa · 1 year
Text
[My Second Book is Out!]
Tumblr media
“Meski rencana yang ada tak sesuai harapan awal, aku yakin kamu pasti bisa melewatinya. Percayalah, pada saatnya nanti kamu akan mendapatkan hikmah terbaik seorang pejuang.”
- Kumpulan judul bab di buku ‘Bukan Dunia yang Keras, Mungkin Kita yang Terlalu Lunak’ -
—————————
Seneng banget akhirnya buku keduaku ini bisa terbit!
Dari dulu pengen banget bisa menghadirkan buku yang nggak bosen dibaca berkali-kali sama orang-orang di luar sana.
Buku yang setelah dibeli akan tetap terpakai, tidak hanya teronggok di perpustakaan rumah setelah selesai dibaca, namun bisa dibaca lagi berulang-ulang sebagai penyemangat pembaca yang lagi berjuang di fase-fase hidup tertentu.
Melalui buku ini, aku ingin menjadi teman berjuang untuk banyak orang di luar sana. Menemani banyak orang menerima kegagalannya, memaksa dirinya untuk kembali bangkit, dan mencapai mimpi-mimpinya.
Aku ingin menjadi teman melalui kalimat-kalimat indah yang terukir di sebuah buku kecil, yang selalu bisa membersamai saat kalian menuju tempat kerja, universitas, juga saat menuju target selanjutnya dalam hidup.
Buku ini full colour & full original illustrations. Semoga suka ya! Selamat membaca. :)🤍
*Pemesanan akan selalu dibuka, silakan check out melalui chat ke 081210041594 - akan dapat free pouch!
Tumblr media Tumblr media
44 notes · View notes
fogsofthoughts · 3 months
Text
Man jaa'a sahla, dzahaba sahla
Satu cuplikan kalimat yang bikin mikir dari banyaknya kalimat2 indah lain.
"Sesuatu yang datangnya/dapatnya mudah, hilangnya juga mudah."
Context kajiannya saat itu terkait ilmu. Ilmu itu kalau di dapatkannya gampang, maka nilai atau value ilmu tersebut di hati manusia biasanya akan rendah. Kita akan cenderung tidak menghargai ilmu tersebut maka hilang begitu aja alias lupa. Sebaliknya, kalau sulit banget nih dapet ilmunya, prosesnya lama, ujiannya banyak, perlu sabar, maka value ilmu tersebut akan naik dan akan lebih susah hilangnya karena sangat kita hargai dan jaga.
Contextnya tentang ilmu, tapi entah kenapa, aku merasa kalimat tersebut tidak hanya berlaku untuk ilmu aja tapi juga hal-hal lain. Contoh, manusia.
Siapa yang umurnya udah mendekati umur "matang" untuk menikah tapi belum pernah pacaran seumur hidup? Siapa yang hampir semua teman2nya sudah bergandengan tangan memiliki pasangan sedangkan dirinya masih aja sendiri? That's me wkwkwk.
Ya namanya juga perempuan, pasti punya "fantasi" tentang jodohnya. "Kok ga datang2 juga ya?"
Ya namanya juga orang jomblo yang dikelilingi oleh teman2nya yang udah punya pacar, pasti ngerasa, "Aduh, apa aku ga menarik ya orangnya?"
Pernah sih sesekali terbesit pikiran2 sedih itu di kepala, tapi di saat ngerasa insecure dan down banget, tiba2 diingetin lagi sama Allah.
Balik ke context tadi, kalau ilmu aja ketika didapetinnya susah, valuenya tinggi, maka sama hal nya dengan manusia dong?
Manusia-manusia yang jomblo itu bukan ga laku, tapi saking tingginya value orang tersebut, ga sembarang orang bisa deketin (lagi ngomong ke diri sendiri).
Ada yang pernah bilang ke aku, "orang-orang value tinggi mah diajak komitmennya bukan dengan cara yang ga pasti dan kurang baik seperti pacaran. Tapi dengan cara yang benar, menikah."
Jodoh itu pasti ada, udah tertulis. Ketemunya kapan aja yang kita gatau. Kalo pasti udah ada, berarti kenapa perlu khawatir sih, fa? Lebih baik gunakan masa jomblomu untuk mengejar cita-cita, memperbaiki diri, explore! Nanti kalau udah menikah, belum tentu ada kesempatannya, kan?
Yaudah sekian, jangan sedih ya para jomblo, kalian semua valuenya tinggi ;)
19 notes · View notes
tempat-bercerita · 2 years
Text
Dear, My Future Husband
Aku menuliskan ini dalam keadaan tidak memikirkan siapa pun. Teruntuk seseorang yang bahkan belum aku ketahui sosoknya seperti apa. Hai, perkenalkan, aku anak pertama dari dua orang bersaudara. Aku tumbuh dan besar dari keluarga yang utuh dan sepertinya normal layaknya keluarga lainnya. Saat menuliskan ini, usiaku 26 tahun 4 bulan 4 hari. Orang-orang mengenalku sebagai sesosok yang ceria, hangat, dan pendengar yang baik. Tapi mungkin nantinya, semakin kau mengenalku, justru kau menemukan aku berbeda dari apa yang orang-orang sampaikan.
Impian terbesarku dalam pernikahan hanya satu. Kita bisa “saling”. Aku selalu memimpikan pernikahan yang di dalamnya terdapat kerja sama. Kita adalah dua orang yang sedang berjuang untuk mendapatkan tujuan yang sama, bukan dua orang yang sedang bersaing untuk mendapatkan pemenang.
Aku adalah orang yang memiliki banyak trauma. Salah satu trauma yang aku punya adalah soal rasa percaya. Mungkin toxic yang aku punya adalah; aku tau bagaimana caranya mencintai, tapi aku gak tau gimana bisa percaya kalau orang lain mencintaiku. Aku tau, trauma ini adalah tanggung jawabku untuk mnyembuhkannya. Tapi kalau boleh aku minta bantuan, tolong yakinkan aku setiap harinya bahwa kau mencintaiku. Aku butuh kalimat yang tersampaikan.
Aku bukan wanita yang senang mengekang. Kau boleh bertemu dengan teman-temanmu. Bahkan mungkin aku juga bukan wanita yang pencemburu. Kau boleh memiliki rekan kerja perempuan. Aku menghargai apa pun yang kau lakukan, selama kau tidak menutupi apa pun yang memang seharusnya aku ketahui dan kau tau batasan.
Aku senang mempelajari hal baru, aku senang bertanya tentang banyak hal. Aku harap kau adalah orang yang bisa aku ajak berdiskusi tentang banyak hal di dunia ini. Tidak perlu berdebat, cukup sampaikan apa yang ingin kau sampaikan atau hal yang kau ketahui, dan aku akan melakukan hal yang sama. Di akhir diskusi, mari kita tutup dengan pelukan yang hangat dan tertawa bersama.
Aku menyukai hal-hal sederhana, sesederhana menikmati teh hangat di kala hujan, menertawakan hal-hal konyol, atau bahkan bernyanyi di atas motor. Kau boleh untuk ikut serta, akan aku kenalkan kau pada hal-hal indah nan sederhana yang ada di dunia ini.
Terakhir, aku ingin mengucapkan banyak terima kasih. Dari banyaknya wanita di dunia ini, terima kasih sudah memilih aku dan membuat aku yakin untuk memilihmu. Mari sama-sama kita wujudkan hubungan sehat dan terus bertumbuh menjadi manusia yang lebih baik lagi kedepannya. Mari kita saling berbahagia hingga ke syugra, suamiku..
 - Pekanbaru, 17 Desember 2022
210 notes · View notes
by-u · 5 months
Text
Sebab yang ku punya hanyalah prosa, sekumpulan kalimat-kalimat indah yang memenuhi ponsel saja, tersekat bimbang mau kukirim kemana, bertahun-tahun hanya berdesekan dibalik layar kaca, tak punyai surel pastinya; dan tidak pernah sampai pada layar handphone perempuan kelahiran bulan Agustus itu.
30 notes · View notes
duniapetualangkata · 2 months
Text
Sedang disiasati malam
Pagi tiba dengan segera
Kicauan burung hembusan angin beriak
agar tak runduk di hadapan sunyi.
puisi puisi cinta bermekaran
Menyapamu di pagi yang indah
Kata kata seperti bertamasya
Di atas pembaringan, segala rindu merupa
Mengusir dingin dengan kalimat hangat
8 notes · View notes
amelyaseptiana · 7 months
Text
Ruangaksara #186
Memilih yang berkah
Aku selalu ingat kata-kata dari Boy Candra, :
"Pilihlah dirimu, kemudian pilihlah ia yang memilihmu. Jika menurut orang lain kau tak layak di samping mereka. Tegak dan kuatlah di samping dirimu sendiri."
Kutipan itu menjadi salah satu kalimat yang selalu kupegang dalam menghadapi situasi yang menantang sebelum menikah.
Mengalami langsung intisari dari tulisan itu, membuat aku belajar banyak hal.
1. Belajar menghargai orang lain yang berbeda pandangan, berbeda suku, berbeda nasab, dan berbeda dalam banyak hal dengan kita.
2. Tidak membiasakan diri memandang 'rendah' orang lain hanya karena dia bukan seseorang yang memiliki privillege yang sama dengan kita (bukan anak pesantren, misalnya).
3. Belajar menjadi orang yang tegas untuk diri sendiri dan orang lain. Karena banyak sekali mudarat yang bisa dicegah dengan membiasakan komunikask asertif, tegas dengan posisi kita ada di pihak mana. Tidak memilih sikap abu-abu.
4. Diam tidak selalu menyelesaikan masalah. Hanya karena kita diam, masalah tidak otomatis selesai jika tidak benar-benar diselesaikan. Ia hanya membuat tumpukan bom waktu yang bisa meledak di saat-saat yang tidak terduga.
5. Menjaga keberkahan = Tidak bermain dua kaki. Kadang sebagai manusia kita menyukai dua orang/hal pada saat yang sama, tidak ingin melepaskan salah satu agar jika satunya pergi, kita masih punya cadangan yang satu lagi. Guruku pernah menasehati bahwa tidak akan ada keberkahan pada orang yang bermain dua kaki, karena pasti ada hati yang akan sangat tersakiti. Jika kita tak mampu melepaskan salah satu, bukankah itu juga sebagai bukti bahwa kita seragu itu pada kuasa Ilahi(?)
6. Tidak ada persahabatan antara laki-laki dan wanita yang paling indah dan berkah kecuali persahabatan antara suami dan istri. Aku selalu memegang prinsip selama belum halal, tidak ada yang namanya sahabat laki-laki, yang gaya pertemanannya sudah menyamai suami istri, karena itu rentan sekali bermain di ranah perasaan, padahal statusnya belum halal.
________
Semoga Allah senantiasa menjagaku dan kita semua dari sikap-sikap yang menghilangkan keberkahan prosesnya. Niat baik harus dimulai dengan cara-cara yang baik, berharap Allah menghadirkan banyak kebaikan di setiap proses apapun yang sedang kita perjuangkan. Aamiin.
13 notes · View notes
narashit · 1 year
Text
Tulus
Barangkali kamu udah ngabisin berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus gigabyte buat nonton TED-Ed tentang gimana sebaiknya cinta, atau hubungan (romantis), diperlakukan di Youtube.
Bagus sekali. Meski masalah di muka bumi ini nggak melulu tentang cinta dan cinta dan cinta-cintaan, tapi upayamu mempelajari salah satu misteri terbesar umat manusia layak diganjar ketenangan paripurna dalam hidup. Seenggaknya, kamu nggak perlu ketemu manusia brengsek yang memperlakukan pasangannya dengan buruk. Atau ketemu manusia brengsek yang memperlakukan pasangannya dengan buruk sampai ia pantes ditenggelemin kepalanya ke rawa-rawa. Aku akan mendoakanmu.
Meski keinginan belajarmu tinggi, aku yakin kamu tetap pernah merasa bosen. Menghadapi sesuatu yang sama secara terus menerus bikin pikiranmu capek. Matamu perih. Tanganmu keringetan karena megang ponsel sambil diisi ulang baterainya. Selain itu, kamu kan juga butuh makan.
Istirahat dulu. Kamu bisa nyeduh teh, kopi, susu, sereal, atau apa lah terserah, aku belum tau seleramu. Buka bungkus biskuit. Duduk dengan nyaman, selonjoran juga boleh. Kemudian pasang penyuara telingamu buat dengerin musik.
Sambil nunggu minumanmu hangat, kamu bisa coba puter Jangan Cintai Aku Apa Adanya. Aku suka banget lagu itu. "Cintai dirimu sendiri sebelum mencintai orang lain," barangkali jadi salah satu kalimat yang paling sering kamu denger tapi tanpa sadar juga paling sering kamu abaikan. Ngaku aja. Gapapa.
Tak sulit mendapatkanmu
Karena sejak lama
Kau pun mengincarku
Siapa yang punya kepercayaan diri seperti itu selain mereka yang udah atau sedang mencintai dirinya sendiri dengan baik? Cuma orang tolol.
Kau selalu memuji
Apa pun hasil tanganku
Yang tidak jarang payah
Ah, aku suka banget bagian ini. Cuma dengan menghargai orang lain, kamu udah bisa menyenangkan mereka, apalagi pasanganmu. Kupikir nggak ada lagi cara bikin senang orang lain segampang itu. Effortlessly happy!
Tuntutlah sesuatu
Biar kita jalan ke depan
Tumbuh bersama itu keren. Asik. Seksi. Menggairahkan. Dan nggak ada yang lebih indah daripada pasangan yang saling menghargai karena saling tau seberapa besar upaya yang sama-sama mereka usahakan.
Meski begitu, meskipun kamu udah belajar begitu giat cuma karena pengen menjalani hubungan yang sehat, kekecewaan dan perpisahan adalah dua dari banyak hal yang nggak bisa hilang dari dunia yang brengsek banget ini.
Aku nggak pengen banyak hal, melihatmu bertemu orang yang tepat, nggak perlu banyak ketakutan buat menghadapinya, dan nggak perlu banyak tenaga buat jalan bareng. Itu cukup. Karena itu, aku berharap kamu bisa lebih mencintai dirimu yang kamu anggep nggak seberapa itu. Karena buat ke sana, kamu perlu ke sini dulu. Selamat beristirahat!
47 notes · View notes
senantiyasa · 3 months
Text
laki-laki itu bernama Purnama
saban hari, yang Purnama lakukan adalah menulis puisi cinta. lembaran kertas pada buku tulis usangnya penuh dengan bait-bait memuja. entah pada siapa, tidak ada yang tahu selain penciptanya.
laki-laki itu bernama Purnama. sudah habis sebagian besar waktunya ia pakai menggoreskan ungkapan rasa. terkadang sajaknya ia beri judul, lebih sering langsung isi dengan seribu kalimat mesra. salah satu halaman Purnama beri tulisan kapital "SAJAK MUARA". ada empat belas baris di sana, merangkum apa saja yang mampir di pikirannya.
buku tulis Purnama sudah hampir tidak menyisakan bagian kosong. di beberapa lembar terakhir, Purnama selalu menyebutkan nama Niskala, si gadis cantik yang kata orang-orang, berkulit gosong. pada halaman dengan Niskala sebagai tokoh utamanya, tulisan Purnama tidak lagi dominan kalimat puitis seperti biasa. tulisan Purnama lebih jujur bercerita tentang Niskala. mengenai indah rupanya, lebih banyak perihal cantik hatinya.
laki-laki itu bernama Purnama. Purnama senang menulis puisi cinta. kepada siapa, hanya dia yang tahu jawabannya. namun, akhir-akhir ini, pena Purnama konsisten melukis nama Niskala. Purnama terus mencatat bait-bait sajak selain kepada Niskala, tetapi nama gadis itu tetap selalu mampir di sukmanya.
Niskala, ini Purnama.
satu-dua kali, Purnama tidak hanya menulis puisi. disusunnya pula surat dengan huruf-huruf rapi. walau tulisan Purnama jarang sekali bisa ditahu siapa yang dituju, belakangan ini, semua pembaca paham siapa yang sedang menari di hati si penulis.
10 notes · View notes
alizetia · 1 year
Text
Malik dan Allah
Air mataku menggenang saat ba’da subuh ini kulantunkan dzikir sambil menimang malik. Meresapi kalimat kalimat yang kurapal, sambil memandangnya. Jauh dalam lubuk hatiku sejak ia masih di perut, aku ingin membimbingnya agar kata pertama yang diucapnya bukanlah bapak atau ibunya, melainkan Allah. Meski tentu aku hanya bisa berikhtiar, apapun kata pertamanya nanti tetaplah baik dan semua atas izinNya. Aku hambaNya hanya bisa berharap dan berupaya yang terbaik.
Bagaimana aku tidak menangis, disaat yang sama aku menerima kabar pagi ini 5 anak laki laki kembar ditinggal ibundanya berpulang. Sungguh, hanya Allah yang malik punya ketika bapak dan ibunya hanyalah manusia fana yang kapanpun bisa meninggalkannya sendirian. Hanya Allah yang mampu menjadi sahabatnya dalam lapang maupun sempit, senang maupun sulit.
Kuucapkan sambil memandang matanya dan ia memandangku, subhanallah (maha suci Allah). Maha suci diriNya yang mampu menjaga fitrah malik dari buruknya sifat dan sikap ibundanya yang masih penuh kurang. Maha suci Allah satu satuNya dzat yang mampu menjaganya di tengah rusaknya zaman,di masa dimana ia dilahirkan. 
Wa Alhamdulillah (dan segala puji bagi Allah), puja dan puji kuharapkan sepanjang hidupnya hanyalah tertuju pada Allah. Agar kedua bola mata besar nan mungil itu hanya menatap kagum dan lisannya bersyukur pada apa yang dilihatnya karena senantiasa melihat Allah yang berada di balik segala hal di muka bumi. 
Wa laa ilaaha illallahu (dan tiada tuhan selain Allah), semoga hatinya senantiasa dipenuhi dengan Allah. Agar ibundanya diberi kemampuan mendidiknya untuk tak mengenal kegelisahan kecuali karena Allah. Agar hidupnya senantiasa bahagia dan tenang disebabkan pemahamannya bahwa hidupnya tercukupi dengan Allah, dan diperuntukkan hanya pada Allah..tiada yang lain kecuali Allah..
Wa Allahu Akbar (dan Allah Maha Besar), semoga langkah kakinya senantiasa tegap nan gagah dalam mengajak manusia pada Allah, menyajikan pada mereka keindahan dari yang Maha Indah. Moga hatinya senantiasa dipenuhi dengan rasa percaya diri disebabkan keyakinannya pada Allah. Tiada ia merasa rendah diri karena senantiasa bersama Dzat yang Maha Besar, tak pula ia merasa berbangga hati sebab ia hanya makhluk kecil di Alam Semesta yang diciptakan oleh Yang Maha Besar.
Wa La haula wala quwwata illa billahil aliyil adzim dan tiada kemampuan menghindari maksiat kecuali dengan pertolongan Allah dan tidak ada kekuatan melakukan ketaatan kecuali dengan pertolonganNya.. Nak..semoga dalam hidupmu engkau senantiasa bersahabat dengan Allah, mencintaiNya melebihi rasa cintamu pada ibu dan bapakmu. Sebab hanya Ia yang mampu membersamaimu sejak mula hingga akhir , Ia pula satu satunya yang akan bersamamu saat dunia meninggalkanmu..
82 notes · View notes
glyhndzkr · 6 months
Text
Berbunga
...bukanlah nikmat yang dapat dirasakan tiap hari karena tidak semua tempat, kondisi, juga situasi, dan tentu saja, orang, bisa menjadi perantara kedatangannya, mungkin beberapa, tapi mungkin pula hanya seorang, sehingga kehadirannya berpotensi menumbuhkan rasa harap dan kepercayaan diri yang cukup tinggi terhadap sesuatu yang masih sangat mungkin tidak terwujud di kemudian hari,
karena tetap saja, alangkah indah jika terwujud, ya kan?
Oleh karenanya, sekalinya ia hadir, pun adalah tanda akan pentingnya untuk tetap menjaga kewarasan hati dan pikiran agar tetap dalam jalur dan tetap bersiap terhadap segala kemungkinan buruk yang mungkin terjadi,
Dibuka dengan kalimat sederhana,
Tapi kedepan tidak ada yang tahu kan, seperti apa? maka berharap secukupnya,
Bukan dalam rangka menyangkal nikmat yang Allah berikan berbentuk rasa dan indahnya hati penuh bunga, namun sebagai upaya menjaga rasa kecewa yang dikhawatirkan bermuara pada hal yang tidak diinginkan
padahal seolah semesta telah merestui segalanya, namun kenapa akhirnya seperti ini ya Allah, ngwoopo!!! *meninju meja yang masih baru, kasian mejanya
Dan tentu, hal ini perlu diiringi dengan penanaman rasa dan prasangka baik kepada Yang Maha Kuasa, bahwa Ia lah Sang Maha Mengetahui Segala, dan hanya dengan berusaha, berdoa, lantas berserah kepadaNya, insyaa allah ketenangan datang dengan sendirinya, wallaahu a'lam bishowwaab, terima kasih sudah meramaikan
Tapi kedepan tidak ada yang tahu kan, seperti apa? maka berharap secukupnya, dan sungguh Allah itu Maha Baik
Tumblr media
9 notes · View notes
palupiyuliyani · 6 months
Text
Sering kudengar kalimat ini, entah siapa yang pertama menuliskannya..
"Kamu akan diuji pada apa yang paling kamu cintai"
Dan benar..
Saat ini, dia (suamiku) dan rumah tangga ini adalah tempat dimana cinta milikku berada.
Maka sudah bisa dipastikan Allah akan meletakkan ujian itu disana.
Hampir tidak ada masalah jika kami sedang bersama. Bersamanya makan sepiring berdua dan membeli satu gelas minuman untuk berdua pula, menjadi hal indah.
Lalu, Allah hadirkan jarak-keterpisahan sementara. Kamu disana, aku disini.
Kurasa beginilah cara Allah, kembali meluruskan pandanganku tentang pernikahan.
Kupikir menikah artinya kami akan bersama-sama sepanjang waktu, mengurai sepi dan sendiri. Aku lupa, bahwa ada kemungkinan lain yang mungkin bisa terjadi, apalagi kalau bukan LDR. Aku kembali merasakan sepi, maka benar mengurai sepi bukanlah tujuan asli dari pernikahan.
Menikah adalah ibadah, menikah adalah komitmen, menikah adalah mitsaqan ghaliza (perjanjian yang kuat).
Selebar apapun jarak, setia adalah wajib.
Seberat apapun jalan, sabar adalah konsekuensi.
Seling memahami, menyayangi, menemani, melindungi dan segala pekerjaan mencintai adalah bagian dari ibadah pada-Nya.
Dan lagi-lagi memaksaku untuk kembali sadar, untuk tidak bergantung pada manusia, sekalipun dia suamiku.
Untuk melewati beratnya fase ini, aku tidak punya pilihan lain, selain mengadu dan menangis pada Tuhanku, Allah. Tak ada pilihan lain, selain meminta kekuatan dan kesabaran pada-Nya.
Kurasa pada akhirnya, Allah ingin : aku menyadarkan cinta hanya pada-Nya, bukan pada keluarga, bahkan bukan pada suamiku. Rasa kasih sayang antara kami, Allah yang menumbuhkan.
Maka sudah seharusnya letak cinta tertinggi itu pada Allah Yang Memberi dan Menumbuhkan Cinta.
Mari kembali meluruskan pandangan.
8 notes · View notes